IMPLEMENTASI PROGRAM BERAS MISKIN DI KELURAHAN

Download Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti Kecamatan Bukit Bestari Kota. Tanjungpinang. Adapun tujuan dari penelitian ini ...

0 downloads 513 Views 371KB Size
IMPLEMENTASI PROGRAM BERAS MISKIN DI KELURAHAN TANJUNG AYUN SAKTI KECAMATAN BUKIT BESTARI

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

FITRIANA PURBA NIM. 100563201212

PEMBIMBING 1 : SURADJI PEMBIMBING 2 : WAYU EKO YUDIATMAJA

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017

ABSTRAK

Skripsi ini membahas tentang “Implementasi Program Beras Miskin/ Raskin di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang”. Program Raskin merupakan program yang bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran (RTS) melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan. Program Raskin memiliki manfaat yaitu, meningkatkan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga sasaran sekaligus mekanisme perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan, meningkatkan akses pangan baik secara fisik maupun ekonomi kepada RTS, sebagai pasar bagi hasil usaha tani, stabilisasi harga beras dipasaran, membantu pertumbuhan ekonomi pangan. Program Raskin ini disalurkan sebanyak empat kali dalam setahun dalam jangka pertiga bulan dengan jumlah beras 45kg. adapun sasaran dari program Raskin yaitu untuk membantu mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran dalam pemenuhan kebutuhan pangan beras. Keberhasilan program Raskin dapat diukur melalui pencapaian 6T yaitu Tepat Sasaran, Tepat Harga, Tepat Jumlah, Tepat Mutu, Tepat Waktu, dan Tepat Administrasi. Namun dalam pelaksanaan program Raskin masih ditemukan masalah seperti tidak Tepat Sasaran, tidak Tepat Waktu dan tidak Tepat Mutu. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana Implementasi Program Raskin di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti serta untuk melihat faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam Implementasi Program Raskin di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif yang menghasilkan data yang bersifat deskriptif dari informan dengan teknik Purposive sampling melalui proses wawancara dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program Beras Raskin di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti sudah terlaksana meskipun dalam pelaksanaannya masih ditemukan masalah-masalah seperti yang telah dibahas dalam penelitian ini.

Kata Kunci : Implementasi, Program Beras Miskin

ABSTRACT This thesis discusses "Implementation Program Beras Miskin / Raskin in Tanjung Ayun Sakti subdistrict Bukit Bestari Tanjungpinang". Raskin is a program that aims to reduce the burden of spending Target Households (RTS) through the partial fulfillment of food needs. Raskin has benefits, namely, increasing food security at the household level targets at once the mechanism of social protection and poverty reduction, improving food access both physically and economically to the RTS, as a market for results of farming, rice price stabilization in the market, helping the growth of the food economy. Raskin is distributed four times a year in the run-thirds of the month by the number of 45kg of rice. As for the target of Raskin program is to help reduce the burden of spending Target Households in rice food needs. Raskin program's success can be measured through the achievement of 6T ie Target, Right Price, Right Quantity, Right Quality, Right Time, Right and Administration. However, in the implementation of Raskin program still found problems such as Target, not Right Time and Right Quality. This research was conducted in the village of Tanjung Ayun Sakti subdistrict Bukit Bestari Tanjungpinang. The purpose of this study is to find out how the implementation of Raskin in Tanjung Ayun Sakti and to see what factors are a barrier to implementation of Raskin in Tanjung Ayun Sakti. The method used in this research is qualitative research that produced the data that is descriptive of the informant with purposive sampling techniques through interviews and observations. The results of this study indicate that the program Raskin rice in Tanjung Ayun Sakti been implemented although in practice still found problems such as those discussed in this study.

Keywords: Implementation, Rice for the Poor Program

A. PENDAHULUAN Pada tahun 1998 pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan untuk menangani kemiskinan terhadap pangan akibat krisis moneter dengan membuat program yaitu, Program Operasi Pasar Khusus (OPK). Program Operasi Pasar Khusus ini merupakan usaha pemerintah untuk mengurangi beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup khususnya masalah pangan. Seiring berjalannya waktu pada tahun 2002 pemerintah mengganti nama program Operasi Pasar Khusus menjadi Program Beras Miskin atau Raskin. Beras Miskin atau Raskin merupakan beras yang diperuntukkan kepada masyarakat miskin. Program Beras Miskin ini diberikan kepada RTM atau Rumah Tangga Miskin. Namun pada tahun 2015 melalui Kementerian Sosial mengganti Raskin (Beras Miskin) menjadi Rastra (Beras Sejahtera). Adapun tujuan pemerintah mengganti Raskin menjadi Rastra adalah untuk menghilangkan persepsi masyarakat bahwa Raskin untuk masyarakat miskin. Program ini dilaksanakan di bawah tanggung jawab Departemen Dalam Negeri dan Perum Bulog sesuai dengan SKB (Surat Keputusan Bersama) Menteri Dalam Negeri dengan Direktur Utama Perum Bulog Nomor : 25 Tahun 2003 dan Nomor : PKK-12/07/2003, yang dalam pelaksanaannya dibutuhkan kerjasama antar seluruh instansi yang terkait, mulai dari pemerintah Pusat, Daerah, Kecamatan dan Kelurahan mulai dari perencanaan, pendristribusian sampai implementasinya dengan melibatkan masyarakat dan pihak terkait.

Adapun tujuan dari program Raskin/Rastra ini adalah untuk mengurangi beban masyarakat khususya masyarakat RTS dalam memenuhi kebutuhan akan pangan. Menurut Food Insecurity and Vulnerability Information and Mapping System (FIVIM) ketahanan pangan adalah kondisi ketika “semua orang pada segala waktu secara fisik, social dan ekonomi memiliki akses atas pangan yang cukup, aman, dan bergizi untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi (dietary needs) dan pilihan pangan (food preferences) dalam kehidupan yang aktif dan sehat ( Winarno, 2011:301). Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang, masih adanya Rumah Tangga Miskin (RTM) yang terdata didalam daftar penerimaan Raskin, namun RTM tersebut tidak menerima raskin dari kelurahan. Namun ada pula RTM yang tidak terdata didalam daftar penerima Raskin tetapi mendapatkan Raskin dari kelurahan. Kualitas beras terkadang tidak baik seperti warna beras menguning, berkutu dan berpasir/berbatu, sehingga terdapat beberapa warga yang menjual kembali beras yang diterima untuk makanan hewan ternak. Dengan melihat banyaknya permasalahan dalam penyaluran Beras Miskin kepada Rumah Tangga Miskin maka dengan itu penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai “Implementasi Program Beras Miskin di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang”. B. KONSEP TEORI 1.

Kebijakan

Menurut James Anderson (Wahab:2012:8) kebijakan adalah suatu “purposive course of action or inaction undertaken by an actor or set of actors in dealing with a problemor matter of concern” artinya, kebijakan itu adalah langkah tindakan yang secara sengaja dilakukan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor berkenaan dengan adanya masalah atau persoalan tertentu yang dihadapi. 2.

Implementasi Secara sederhana implementasi dapat diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan. Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier (Wahab2004:81), menjelaskan makna implementasi dengan mengatakan bahwa : “memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian implementasikebijaksanaan, yakni kejadian-kejadian dan kegiatankegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman –pedoman kebijaksanaan Negara yang mencakup baik usaha-usaha untuk mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat/dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian”. Menurut

Mazmanian

dan

Sabatier

ada

tiga

variable

yang

mempengaruhi keberhasilan implementasi yaitu, 1.

Mudah tidaknya masalah dikendalikan

2. Kemampuan

kebijakan

untuk

menstrukturisasikan

proses

implementasi 3. Variable di luar kebijakan atau variable lingkungan. 3.

Program Hasibuan (2001:100) menyatakan bahwa “Program adalah suatu rencana konkrit, disebut rencana konkrit karena dalam program sudah tercantum baik itu sasaran, kebijakan, prosudur, waktu maupun anggarannya,

jadi program juag merupakan usaha-usaha untuk mengefektifkan rrangkain tindakan yang harus dilaksanakan menurut bidang masing-masing”. Pendekatan terhadap program dapat dilakukan, yaitu : Program anggaran (budgeting), Anggaran Dasar Nol (Zero Based Budgeting), Manajemen Berdasarkan Tujuan (Manejemen by Objectives), Kriteria yang ditetapkan (incrementalism). 4.

Kemiskinan Menurut Piven dan Cloward dan Swanso

(Suharto 2010)

menunjukkan bahwa kemiskinan berhubungan dengan kekurangan materi, rendahnya penghasilan, dan adanya kebutuhan sosial. 1. Kekurangan Materi Kemiskinan menggambarkan adanya kelangkaan materi atau barang-barang yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti makanan, pakaian, dan perumahan. 2. Kekurangan penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna “memadai” disini sering dikaitkan dengan standar atau garis kemiskinan(poverty line) yang berbeda-beda dari satu negara ke negara lainnya, bahkan dari satu komonitas ke komunitas lainnya dalam satu negara. Badan Pusat Statistik di Indonesia menetapkan garis kemiskinan berdasarkan “pengeluaran” yang merupakan perkiraan untuk menggambarkan pendapatan seseorang untuk memenuhi sejumlah kebutuhan minimum yang diukur berdasarkan asupan kalori (2.100 kalori)

yang diperlukan manusia untuk mampu bertahan hidup ( Suharto, 2009:15). 3. Kesulitan memenuhi kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial(social exclusion), ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Menurut

Suharto (2009) Tipologi kemiskinan dapat dikategorikan pada

empat kategori yaitu, kemiskinan absolut, kemiskinan relatif, kemiskinan kultural, dan kemiskinan struktual. 5.

Beras Miskin Salah satu program pemerintah yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan kemiskinan adalah dengan mengeluarkan program bantuan pangan berupa beras yang disebut beras miskin atau Raskin. Beras Miskin adalah beras yang diberikan kepada Rumah Tangga Sasaran atau RTM yang telah dipilih oleh pihak yang berwenang seperti Badan Pusat Statistik (BPS) sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan. Beras Miskin ini diberikan kepada Rumah Tangga Sasaran dengan jumlah 15 kg perbulan per Kartu Keluarga dengan membayar biaya sebesar Rp. 1600 per kg.

C. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah bersifat deskriptif kualitatif, yaitu berupaya menggambarkan suatu fenomena yang diteliti secara apa adanya di lapangan. Menurut Sugiyono (2013:11), Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel lain. 2. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian adalah di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti, penulis memandang bahwa masalah tersebut sangat menarik mengingat bahwa Program Beras Miskin merupakan program yang sangat berdampak terhadap permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti. 3. Informan Penentuan responden dalam penelitian ini yaitu secara sengaja atau purposive sampling. Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun responden dalam penelitian ini terdiri dari Kepala Lurah sebagai key informan, Kepala Bidang Pelayanan Badan Jaminan Sosial, Divisi Regional Perum Bulog, Perwakilan Ketua RT (2orang), dan Perwakilan Masyarakat Penerima Manfaat (5orang). 4. Jenis dan Sumber Data a. Data primer yaitu data yang

langsung diperoleh peneliti

dari

responden, berkaitan dengan realitas yang ada di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti, yaitu menyangkut Implementasi Program Beras Miskin. b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui perantara berfungsi sebagai pelengkap, yang bisa diperoleh dari berbagai sumber, seperti data Monografi Kelurahan Tanjung Ayun

Sakti, informasi dari masyarakat setempat serta bahan-bahan laporan atau arsip-arsip surat dan dokumen-dokumen yang tersedia pada instansi terkait. 5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data a. Observasi Observasi merupakan pengumpulan data dengan pengamatan dan pencatatan secara langsung kegiatan-kegiatan yang berhubungan langsung permasalahan yang di teliti. Adapun alat yang digunakan dalam proses observasi yaitu kamera atau alat rekam, alat tulis dan lain-lain. b. Wawancara Yaitu penulis menyusun suatu daftar pertanyaan secara sistematis mengenai Implementasi Program Beras Miskin Dalam Mensejahterakan Masyarakat Miskin Di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti. c. Dokumentasi Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis baik berupa pengumuman, memo, instruksi, majalah, buletin, pernyataan, aturan suatu lembaga masyarakat atau peraturan Desa tentang Disiplin, dan berita yang disiarkan media massa. Maka metode dokumentasi adalah pengumpulan data dengan meneliti catatan-catatan penting yang sangat erat hubungannya dengan obyek penelitian.

6. Teknik Analisa Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui analisis kualitatif. Metode analisis kualitatif yang digunakan dalam suatu penelitian bertujuan untuk memperoleh suatu gambaran atau pendeskripsikan data secara kualitatif dan akan menghasilkan data secara deskriptif melalui uraian. Maka dari itu dapat digunakan langkah-langkah sebagai berikut : a. Mencatat data yang berkaitan dengan Implementasi Program Beras Miskin. b. Menguraikan data-data tersebut dengan menggunakan kalimat. c. Mengumpulkan, mengklasifikasikan, membuat ikhtisar dan membuat indeksnya. D. PEMBAHASAN Program Beras Miskin/Beras Sejahtera merupakan program jangka panjang yang diberikan kepada masyarakat miskin/berpendapat rendah untuk memenuhi kebutuhan pangan beras. Program Raskin/Rastra ini disalurkan kepada masyarakat sebanyak empat kali dalam setahun per tiga bulan. Setiap per tiga bulan masyarakat yang menjadi Rumah Tangga Sasaran berhak menerima beras sebanyak 45 kg. Harga yang ditetapkan oleh Pemerintah yaitu Rp. 1.600 per kg. Keberhasilan program Raskin/Rastra diukur melalui pencapaian indikator 6 T yaitu, Tepat Sasaran, Tepat Harga, Tepat Jumlah, Tepat Mutu, Tepat Waktu dan Tepat Administrasi. Untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan Program Raskin/Rastra di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti berdasarkan data dan informasi dari hasil

wawancara dan observasi yang peneliti lakukan menggunakan teori menurut Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier (Wahab, 2004:81) , beberapa faktor yang mempengaruhi Implementasi kebijakan adalah sebagai berikut : 1.

Kemudahan dari Masalah Program Raskin Kemudahan dari masalah program Raskin di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti dapat dilihat dari : Tingkat kesulitan teknis dari masalah program Raskin; Tingkat persamaan sifat dan karakteristik kelompok sasaran; Proporsi kelompok sasaran terhadap total populasi; Cakupan perubahan perilaku yang diterapkan. a. Tingkat Kesulitan Teknis dari Implementasi Program Raskin/Rastra Salah satu indikator dari kemudahan masalah dari implementasi program Raskin/Rastra

adalah mengenai tingkat kesulitan teknis dari

implemetasi Program Raskin. Dari hasil jawaban wawancara peneliti kepada R1, R2, R3 dan R4 serta hasil observasi peneliti mengenai masalah teknis yang terjadi dalam implementasi program Raskin dapat disimpulkan sementara bahwa dalam melaksanakan program Raskin masih ditemukannnya masalah yang terjadi. Masalah tersebut dilihat dari telatnya masyarakat dalam mengambil atau menebus beras Raskin. Faktor yang menjadi penyebabnya menurut SU adalah kualitas beras yang disediakan

berkualitas

rendah,

sehingga

masyarakat

menunda

pengambilan beras Raskin sambil menunggu pihak pelaksana program

Raskin di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti mengembalikannya kepada Perum Bulog. Selain itu data penerima Raskin masih menggunakan data PPLS Tahun 2011 yang dilaksanakan oleh TNP2K. Jika dilihat dari sudut pandang Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier, hal yang utama dalam Kemudahan dari masalah program Raskin adalah mengenai tingkat kesulitan teknis yang terjadi dalam hal ini dilihat bagaimana permasalahan yang terjadi apakah sulit untuk diatasi atau mudah untuk diatasi. Maka, berdasarkan hal ini

dapat dianalisis bahwa

dalam pelaksanaan

implementasi program Raskin di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti Tidak Tepat Waktu dan tidak Tepat Mutu. Hal ini disebabkan oleh kualitas beras yang disediakan berkualitas rendah maksudnya berkutu, berabuk, berpadi serta beras patah-patah. b. Tingkat Persamaan Sifat dan Karakteristik Kelompok Sasaran Pada indikator ini peneliti membahas mengenai kriteria dan cara menentukan penerima Raskin di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti. Selain itu peneliti juga membahas mengenai kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya masyarakat penerima Raskin di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti. Berdasarkan hasil wawancara speneliti kepada R1, R2, R3, R4 dan R5 dan observasi peneliti dilapangan dapat disimpulkan sementara bahwa pada indikator Tingkat Persamaan Sifat dan Karakteristik kelompok sasaran dalam implementasi program Raskin di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti

sudah sesuai dengan kriteria Penerima Raskin yang tercantum dalam Pedoman Umum Raskin bahwa kriteria penerima Raskin ialah masyarakat yang tercantum dalam data PPLS Tahun 2011yang dikeluarkan oleh BPS Kota Tanjungpinang. Walaupun berdasarkan wawancara peneliti kepada R6 masih ada RTS yang mampu mendapat bantuan program Raskin. Sedangkan mengenai cara menentukan penerima raskin dapat disimpulkan dari hasil wawancara yang peneliti lakukan serta observasi dilapangan pada indikator

tingkat persamaan sifat dan karakteristik

kelompok sasaran dalam menentukan masyarakat penerima Raskin adalah berdasarkan kepada 14 indikator kemiskinan yang di tetapkan olehBPS. c. Proporsi Kelompok Sasaran terhadap Total Populasi Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada R1 mengenai persentasi

penerima

Raskin terhadap total

Populasi keseluruhan

masyarakat di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti adalah sebanyak 240 KK yang didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sedangkan 159 KK didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dari total jumlah masyarakat di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti sebanyak 13.680 KK. Sehingga pada indikator proporsi kelompok sasaran terhadap total keseluruhan jumlah masyarakat di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti dapat dianalisis bahwa jumlah RTS yang menerima bantuan program Raskin masih belum cukup untuk memenuhi seluruh jumlah penerima bantuan

Raskin hal ini dilihat dari jumlah 159 RTS yang perencanaan dan penganggarannya menggunakan dana APBD. 2.

Kemampuan Kebijakan untuk Menstrukturisasikan Proses Implementasi a. Kejelasan Isi Kebijakan Berdasarkan hasil wawancara peneliti dilapangan kepada R1 dasar hukum Program Raskin di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti adalah Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 54 Tahun 2014 dan Surat Keputusan Walikota. Keputusan ini membahas mengenai Pedoman Umum Raskin 2015. Sehingga

dapat

disimpulkan

bahwa

dasar

hukum

dari

implementasi Program Rakin di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti sudah jelas

diatur

di

dalam

Keputusan

Menteri

Koordinator

Bidang

Kesejahteraan Rakyat Nomor 54 Tahun 2014. b. Besarnya Sumber Daya Finansial Dana merupakan salah satu faktor penentu dalam program pelayanan masyarakat apapun. Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada RI dana yang dianggarkan pemerintah untuk Raskin adalah 1600 per kg. Hal yang sama juga dikatakan oleh R6,R7,R8,R9 dan R10 bahwa harga tebus Raskin adalah Rp.1.600/kg sehingga harga tebus beras 45kg/3bulan adalah Rp. 72.000.

Berdasarkan observasi dilapangan ternyata masih ditemukan RTS menebus beras Raskin 45 kg dengan harga Rp. 75.000, hal ini dikarenakan tidak adanya kembalian uang dari pihak kelurahan dan keikhlasan masyarakat sendiri. Sehingga dapat disimpulkan sementara dari hasil wawancara dan observasi peneliti mengenai sumber dana Program Raskin yaitu sudah sesuai dengan harga yang ada menurut pedoman umum walaupun masih ditemukannya beberapa warga yang menebus dengan harga yang berbeda. c. Seberapa Besar Keterpautan dan Dukungan antara Instansi Pelaksana Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada R1, R2 dan R3 dapat disimpulkan bahwa struktur birokrasi implementasi program Raskin sudah diatur di dalam Pedoman Umum Raskin. Berdasarkan Pedoman Umum Raskin struktur birokrasi implementasi program raskin terdiri dari Tim Koordinasi Raskin Pusat, Tim Koordinasi Raskin Provinsi, Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota, Tim Koordinasi Raskin Kecamatan dan Tim Pelaksana Distribusi Raskin di Desa/Kelurahan yang sudah memiliki tugas dan fungsinya masing-masing. . d. Kejelasan dan Konsistensi yang ada pada Badan Pelaksana Adapun SOP penyaluran beras Raskin di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti berdasarkan hasil wawancara kepada R1 SOP penyaluran Raskin dimulai dari Menkokesra – Walikota – Bulog – Kelurahan - Masyarakat. bahwa setelah Raskin diterima Kelurahan, Pihak Kelurahan langsung

menyerahkan Kupon beras kepada RT untuk dibagikan kepada masyarakat. Hasil wawancara peneliti dengan informan R6, R7, R8,R9,R10 dapat disimpulkan sebagai berikut bahwa setelah menerima Kupon dari Ketua RT masyarakat lalu ke Kelurahan untuk menebus beras kemudian mengisi form pengambilan raskin dan menandatangani lalu membayar harga tebus Raskin setelah langsung mengambil beras di gudang kantor. e. Tingkat Komitmen Aparat Terhadap Tujuan Kebijakan Menurut Hood (Wahab:2004:77) dalam hubungan komunikasi dan koordinasi yang sempurna di antara berbagai unsur atau badan yang terlibat dalam pelaksanaan suatu program menyatakan bahwa guna mencapai implementasi yang sempurna barangkali diperlukan suatu sistem satuan administrasi tunggal seperti halnya satuan tentara yang besar yang hanya memiliki satu komando tanpa konflik didalamnya. Berdasarkan hal ini dapat dianalisis bahwa indikator tingkat komitmen aparat pelaksana program Raskin di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti sudah melaksanakan tugasnya dengan sungguh-sungguh hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti kepada R1. 3.

Dimensi Lingkungan a. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Perbedaan-perbedaan waktu dan perbedaan-perbedaan di wilayah hukum pemerintahan dalam hal kondisi-kondisi sosial-ekonomi dan teknologi berpengaruh terhadap upaya pencapaian tujuan yang digariskan

dalam suatu undang-undang. Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada informan R1 ” kondisi sosial, ekonomi dan budaya penerima Raskin di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti ialah masyarakat ekonomi rendah. Dimana hal ini diperkuat dengan hasil wawancara peneliti kepada informan R3 yang mengatakan rata-rata mereka (masyarakat penerima raskin) berpendapatan kecii atau pendapatannya kurang pasti seperti kebanyakan buruh lepas. b. Perhatian Media Terhadap Program Raskin Media adalah alat atau sarana komunikasi . Media juga terdiri atas media Cetak dan medis Elektronik. Media Cetak adalah sarana media masa yang dicetak dan diterbitkan secara berkala seperti surat kabar, majalah, dan lain-lain. Sedangkan media elektronik adalah sarana media masa yang mempergunakan alat alat elektronik modern misalnya radio, televisi dan film. Dalam hal perhatian media terhadap masalah Raskin R1 memberi jawaban” bahwa media turut serta dalam memberikan informasi tentang Raskin kepada masyarakat melalui berita di koran maupun elektronik berkaitan tentang penyaluran Raskin dan Kualitas beras Raskin”. Sementara menurut R2 ”media cetak juga memberi perhatian terhadap

masalah

implementasi

Program

Raskin

apabila

terjadi

permasalahan kualitas beras maupun sistem penyaluran. Media langsung menanyakan baik ke petugas Kelurahan sampai ke Bulog dan

Dinsosnaker”. Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada R1 dan R2 dapat disimpulkan bahwa sampai saat ini respon media dianggap berperan besar dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan masalah Raskin sehingga ada aksi dan tanggapan dari pemerintah untuk menyikapi permasalahan tersebut. E. KESIMPULAN 1. Kemudahan dari Masalah Program Raskin/ Rastra a. Tingkat Kesulitan dari Program Raskin/Rastra Implementasi Program Raskin/Rastra di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti Kecamatan Bukit Bestari belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dikarenakan adanya masalah teknis dalam pendistribusian beras kemasyarakat yaitu untuk pendistribusian beras ke masyarakat dilakukan seharusnya 14 hari kerja namun terhitung sejak masuknya beras digudang kantor masih ditemukan keterlambatan pengambilan beras oleh masyarakat bahkan sampai lewat batas waktu yang ditentukan hal ini juga dikarenakan kualitas beras yang tidak baik. b. Tingkat Persamaan Sifat dan Karakteristik Kelompok Sasaran .Kesimpulan dari indikator ini adalah bahwa kriteria masyarakat penerima Raskin adalah masyarakat yang berpendapat rendah. Cara menentukannya menggunakan 14 indikator kriteria yang di keluarkan oleh BBS

c. Proporsi Kelompok Sasaran terhadap Total Populasi masyarakat di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti Pada indikator ini dapat disimpulkan bahwa jumlah masyarakat penerima manfaat di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti adalah sebanyak 499 KK dari total populasi sebanyak 13.680 KK. Namun dari 499 KK, 159 KK merupakan penerima Program Raskin melalui anggaran daerah, yang tidak tentu menerima beras Raskin setiap bulannya. Kadang hanya 6 bulan saja. d. Cakupan Perubahan perilaku yang harapkan Kesimpulan dari indikator ini adalah sasaran dari program Raskin yaitu untuk membantu dan mengurangi beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan akan beras. Perubahan yang terjadi adalah berkurangnya beban masyarakat penerima beras Raskin dalam membeli beras. 2. Kemampuan Kebijakan untuk Menstrukturisasikan Proses Implementasi a. Kejelasan Isi Kebijakan Kesimpulan mengenai kebijakan program Raskin adalah mengacu

kepada

Keputusan

Menteri

Koordinator

Bidang

Kesejahteraan Rakyat Nomor 54Tahun 2014 dan Surat Keputusan Walikota b. Besarnya Alokasi Sumber Daya Finansial Terhadap Kebijakan

Kesimpulan mengenai sumber daya finansial di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti adalah Harga tebus Raskin adalah 1.600/kg. Untuk menebus Raskin sebanyak 45kg/3bulan adalah sebesar Rp. 72.000. namun masih ditemukan masyarakat yang membayar Rp.75 000 dengan ikhlas. c. Kejelasan dan Konsistensi Aturan yang berlaku pada Badan Pelaksana Program Raskin Dalam pelaksanaan program Raskin di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti dapat disimpulkan bahwa tidak semua masyarakat mengetahui SOP tentang penyaluran Raskin dari awal hingga ke masyarakat penerima manfaat Raskin. Masyarakat hanya mengetahui apabila kupon sudah dibagi mereka langsung menebus beras di Kelurahan dan menandatanganinya. d. Tingkat Komitmen Aparat terhadap Tujuan Kebijakan Dalam melaksanakan suatu program perlu adanya pelaksanapelaksana yang bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pelaksana implementasi program Raskin di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti sudah bekerja sesuai dengan SOP yang ditentukan. 3. Dimensi Lingkungan a. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kesimpulan dari indikator ini adalah masyarakat penerima Program Raskin adalah mereka yang kondisi Soial ekonominya

rendah. Sebagian masyarakat penerima Raskin berprofesi sebagai buruh lepas dengan pendapatan yang rendah. b. Perhatian Media terhadap Program Raskin Media merupakan alat atau sarana kommunikasi. Dalam implementasi program Raskin di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti media dianggap berperan dalam memberikan informasi kepada masyarakat melalui berita yang dimuat di Koran ataupun di Media elektronik. Dengan adanya berita seluruh pihak yang menjadi pelaksana Program Raskin dapat melihat perkembangan mengenai Raskin. c. Komitmen dan Keterampilan Aparat Pelaksana Program Raskin Berdasarkan komitmen dan keterampilan aparat pelaksana program Raskin di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti sudah dianggap cukup mampu walaupun masih ada masalah yang dihadapi aparat dalam menyalurkan Raskin kepada masyarakat serta keterlambatan dalam menyampaikan realisasi Program Raskin. F. SARAN 1. Dalam pelaksanaan program Raskin/Rastra masyarakat yang menjadi sasaran utama, untuk itu perlu adanya data yang akurat. Adapun langkah yang perlu dilakukan adalah melakukan pendataan ulang dalam jangka waktu yang pendek. Seperti yang diketahui bahwa data yang digunakan masih

menggunakan data PPLS Tahun 2011. Tidak dipungkiri bahwa dalam jangka 5 tahun data sebelumnya mengalami perubahan. 2. Dalam Implementasi Program Raskin/Rastra di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti perlu adanya di lakukan pembaruan data masyarakat penerima Raskin mengingat masih ada ditemukan beberapa Rumah Tangga Sasaran yang tidak berdomisili ditempat tersebut khususnya di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti. 3. Diharapkan beras yang disalurkan kepada masyarakat sebagai Rumah Tangga Sasaran beras berkualitas baik agar tidak adanya komplain dari masyarakat penerima Raskin mengenai kualitas beras yang akan diterima. 4. Perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat mengenai hal yang berhubungan dengan Program Raskin misalnya mengenai pendistribusiannya, dasar hukumnya, pihak-pihak yang terkait sehingga masyarakat tidak hanya datang untuk menebus beras Raskin saja.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta Dunn, William N, 2003, Pengantar Analisis Kebijakan, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press Hasibuan, SP Malayu, 2001, Manejemen Dasar, Pengertian dan Masalah, Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono, 2010, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabeta Suharto, Edi, 2009, Kemiskinan dan Masalah Sosial, Bandung: CV.Alfabeta Suharto, Edi, 2010, Analisis Kebijakan Publik (Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial, Bandung: CV.Alfabeta Wahab, Solichin Abdul, 2012, Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara, Jakarta : Bumi Aksara Wahab, Solichin Abdul, 2012, Analisis Kebijakan Dari Formulasi ke Penyusunan Model-Model Implementasi Kebijakan Publik, Jakarta: Bumi Aksara Winarno, Budi., .Kebijakan Publik: Teori, Proses dan Studi Kasus, Yogyakarta: CAPS.

Jurnal Risal, Posumah dan Burhanuddin.2013.Hubungan Pengelolaan Program Raskin Dengan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.Acta Diurna Mananoma, Cristian, “Implementasi Program Beras untuk Keluarga Miskin di Desa Tola Kecamatan Tabukan Utara Kabupaten Kepulauan Sangihe”, Skripsi Puji Astuti, Rina “Studi Tentang Pelaksanaan Program Raskin bagi Keluarga Miskin di Desa Gunung Makmur Kecamatan Babulu Kabupaten Penajam Paser Utara”, Skripsi Sari, Yanita “Analisis Efektifitas dan Efisiensi mengenai Distribusi Raskin”, Skripsi Dokumen – Dokumen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji. 2011. Pedoman Teknik Penulisan Usulan Penelitian Dan Skrips Serta Ujian Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 54 Tahun 2014. Pedoman Umum Raskin 2015

Website http://dpr.go.id/berita/komisi8/2013/apr/04/5578/program-raskin-timbulkan-banyakmasalah www.digilib.itb.ac.id www.pnpm-mandiri.org/elibrary/download.php?id=15