JURNAL CJ

Download Kenakalan Remaja ditinjau dari Kecerdasan Emosi dan Penyesuaian Diri pada Siswa. SMAN Se- ... transisi dari anak-anak menuju dewasa. Monks,...

0 downloads 558 Views 104KB Size
RINI,et.al. /KenakalanRemaja ditinjau dari Kecerdasan

Kenakalan Remaja ditinjau dari Kecerdasan Emosi dan Penyesuaian Diri pada Siswa SMAN Se-Surakarta Juvenile Deliquency Observed From Emotional Intellegence And Self Adjustment on The Students Of All SMAN Surakarta Ihdiati Kuswidyas Rini, Tuti Hardjajani, Arista Adi Nugroho Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebalas Maret ABSTRAK Kenakalan remaja merupakan penyimpangan tingkah laku atau pelanggaran terhadap norma- norma yang ada. Kecerdasan emosi mampu membantu remaja mengontrol sikap dan tingkah lakunya agar terhindar dari kenakalan remaja. Sedangkan keberhasilan remaja menyesuaikan diri dengan lingkungan akan mengarahkan remaja untuk berperilaku adaptif dan tidak terjerumus dalam kenakalan remaja. Remaja yang mampu mengontrol emosi dan tingkah lakunya serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Hubungan kecerdasan emosi dan penyesuaian diri dengan kenakalan remaja pada siswa SMAN Se-Surakarta; 2) Hubungan kecerdasan emosi dengan kenakalan remaja pada siswa SMAN Se-Surakarta; 3) Hubungan penyesuaian diri dengan kenakalan remaja pada siswa SMAN Se-Surakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMAN Se-Surakarta di 8 Sekolah. Penelitian ini menggunakan sampel yang berjumlah 7 sekolah yaitu 625 siswa. Teknik Sampling menggunakan Multi Stage Cluster Random Sampling. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Kenakalan Remaja dengan validitas sebesar 0,311-0,540 dan Reliabilitas Alpha 0,729; Skala Kecerdasan Emosi dengan validitas 0,305-0,538 dan Reliabilitas Alpha 0,723; Skala Penyesuaian Diri dengan validitas 0,313-0,584 dan Reliabilitas Alpha 0,731. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil analisis regresi dua prediktor diperoleh nilai koefisien korelasi ganda (R) sebesar 0,566 (p=0,000; p<0,05) dan F hitung 146,338>F Tabel 3,010207. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi dan penyesuaian diri dengan kenakalan remaja. Secara parsial menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan kenakalan remaja dengan koefisien korelasi (r) sebesar -0,259 dengan (p=0,870; p>0,05); dan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara penyesuaian diri dengan kenakalan remaja yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi (r) sebesar -0.280 dengan (p=0,000; p<0,05). Kata Kunci: kecerdasan emosi, penyesuaian diri, kenakalan remaja

PENDAHULUAN Masa

yang

paling

tahun), (3) masa remaja pertengahan (15-18 rentan

bagi

kehidupan individu adalah pada masa remaja, karena pada masa ini individu mengalami krisis identitas. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Monks, dkk (2004) membagi masa remaja menjadi empat bagian, yaitu : (1) masa praremaja atau prapubertas (10-12 tahun), (2)

tahun) dan (4) masa remaja akhir (18-21 tahun). Pada masa remaja, terjadi perubahan baik fisik, psikis, maupun sosial yang pesat dan berbeda dari masa sebelumnya sehingga dimungkinkan remaja mengalami masa krisis yang

ditandai

dengan

kecenderungan

munculnya perilaku menyimpang (Delphie, 2009).

masa remaja awal atau pubertas (12-15 1

RINI,et.al. /KenakalanRemaja ditinjau dari Kecerdasan

Pada tahapan ini individu memiliki energi

kelompok, sehingga remaja sering dikatakan

yang berlebihan, hal ini didukung dengan rasa

sebagai kelompok umur bermasalah (the

ingin tahu yang sangat besar sehingga

trouble teens). Salah satu kelompok yang

mendorong mereka bertingkah laku diluar

rentan untuk ikut terbawa arus pada era

kontrol mereka. Pada

globalisasi dan modernisasi ini adalah para

masa peralihan ini,

remaja akan kehilangan identitas masa kanak-

remaja,

kanaknya

satu-satunya

tersendiri yang unik dan labil, sedang pada

identitas yang dimiliki sejak lahir. Perubahan

taraf mencari identitas, mengalami masa

ini tidak bisa dihindari. Berdasarkan Gardner

transisi dari remaja menuju status dewasa,

2002,

dan sebagainya (Kargenti & Purwadi. 2005).

yang

remaja

merupakan

biasanya

tidak

mau

mereka

memiliki

karakteristik

meninggalkan masa kanak-kanaknya yang

Senada dengan pendapat Lynn (2000)

penuh kedamaian, ada rasa benci karena

yang menjelaskan bahwa kecerdasan emosi

mereka harus keluar dari wilayah yang aman

dipengaruhi oleh kesadaran dan pengendalian

damai tersebut (Kargenti & Purwadi 2005).

diri, komponen kesadaran diri menuntut

Kartono

(1981)

mendefinisikan

pengetahuan tentang emosi diri sendiri dan

perkembangan sebagai “perubahan-perubahan

seseorang, serta memahami dan memprediksi

psikofisis

proses

reaksi emosional seseorang terhadap berbagai

pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisis

situasi. Secara emosional pada kesadaran diri

pada diri anak, yang ditunjang oleh faktor

juga

lingkungan dan proses belajar dalam pasage

seseorang

waktu tertentu, menuju kedewasaan”. Masa

mengetahui dampak dan pengaruh segala

remaja adalah masa peralihan atau masa

tindakannya.

sebagai

hasil

dari

transisi dari anak menuju dewasa selain itu

menyadari dan

Kondisi

sepenuhnya keyakinan

kecerdasan

nilai-nilai diri

emosi

serta

yang

Hurlock (1997) juga menjelaskan dalam fase

kurang baik mengakibatkan remaja kurang

praremaja 11-17 tahun sebagai fase negatif,

memahami orang lain, sehingga remaja

terlihat tingkah laku yang cenderung negatif.

cenderung berorientasi pada diri sendiri, dan

Fase yang sukar untuk anak dan orang tua,

cenderung menunjukkan perilaku yang tidak

Perkembangan fungsi-fungsi tubuh, terutama

sesuai dengan norma yang ada, Goleman

seks juga mengganggu.

(1995)

menjelaskan

bahwa

kecerdasan

Remaja adalah sosok individu yang

emosional yang rendah ditandai dengan

sedang dalam proses perubahan dari masa

ketidak mampuan remaja dalam menjalin

anak ke dewasa (Hill/Monks 2004). Secara

relasi antar pribadi.Senada dengan peneliian

umum dan dalam kondisi normal sekalipun,

yang

masa ini merupakan periode yang sulit

menunjukan

ditempuh, baik secara individual ataupun

berpengaruh pada kecenderungan kenakalan

dilakukan

(Yustika,

bahwa

2005)

kecerdasan

yang emosi

2

RINI,et.al. /KenakalanRemaja ditinjau dari Kecerdasan

remaja 38,8% dan 61,2 dipengaruhi oleh

suatu keharmonisan atas tuntutan dalam

variabel lain.

dirinya dan dunia di sekitarnya.

Erikson (1968) mengemukakan bahwa remaja

mulai

mengabaikan

Berdasarkan

hasil

penelitian

dan

keluarganya

beberapa data diatas, responden yang dipilih

beralih pada kehidupan sosial bersama teman

adalah Siswa SMA Negeri Se-Surakarta.

sebaya serta penyalahgunaan seksualitas dan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan

barang-barang

peneliti, dalam beberapa tahun terakhir

seperti

narkotika,

rokok,

alkohol dll mulai muncul serta menimbulkan

terdapat

masalah. Perubahan-perubahan fisik terjadi

remaja yang banyak terjadi di Surakarta dan

sangat

berbagai daerah, untuk itu peneliti tertarik

pesat

dan

mencapai

ketidakseimbangan

puncaknya,

emosional

dan

meneliti

indikasi

di

peningkatan

wilayah

kenakalan

Surakarta

yang

ketidakstabilan dalam banyak hal terdapat

merupakan kota yang berkembang secara

pada masa remaja, statusnya tidak jelas dan

pesat belakangan ini dan memiliki remaja

pola-pola hubungan sosial mulai berubah

yang banyak.

(Sobur, 2003)

Berdasarkan uraian diatas peneliti

Dalam menjalin relasi antar pribadi

tertarik untuk melakukan penelitian dengan

maupun masyarakat akan dipengaruhi oleh

judul

kemampuan

Kecerdasan Emosi dan Penyesuaian Diri pada

penyesuaian

diri.

Perilaku

penyesuaian diri pada dasarnya terbagi atas

“Kenakalan

dari

DASAR TEORI

laku agar sesuai dengan lingkungannya dan

agar sesuai dengan tingkah laku (Sarwono,

ditinjau

Siswa SMA Negeri Se-Surakarta”.

dua yaitu pertama adalah mengubah tingkah

yang kedua adalah mengubah lingkungan

Remaja

A. Kenakalan Remaja

Kenakalan

remaja

adalah

perbuatan antisosial yang dilakukan

2002).

oleh anak remaja yang bila dilakukan Penyesuaian diri didefinisikan sebagai suatu kemampuan untuk mengharmonisasikan kepuasan

pada

satu

kebutuhan

dan

permintaan yang berhubungan dengan fisik dan sosial. Sedangkan Schneiders (1964) mendefinisikan

penyesuaian

diri

sosial

sebagai proses belajar memahami, mengerti dan berusaha melakukan apa yang diinginkan oleh individu maupun lingkungannya yang melibatkan proses mental, respon tingkah

oleh orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindak kejahatan Hasan (dalam Sobur, 2003). Kenakalan remaja ialah anak-anak muda yang selalu melakukan kejahatan,

dimotivasi

untuk

mendapatkan perhatian, status sosial dan penghargaan dari lingkungannya (Kartono, 2010). Dari uraian diatas maka dapat ditekankan bahwa kenakalan remaja

laku, frustasi dan konflik untuk mencapai 3

RINI,et.al. /KenakalanRemaja ditinjau dari Kecerdasan

adalah suatu predisposisi remaja untuk

mudah berubah/ labil, tidak toleran suka

melakukan suatu tindakan pelanggaran

melanggar

aturan

norma hukum dan norma yang berlaku

otoritas),

sombong

di masyarakat yang dilakukan anak

(penilaian lebih) terhadap diri sendiri, tidak

dibawah usia 20 tahun.

tahu malu dan tidak tahu harga diri, tidak bisa

(disiplin, dan

norma

dan

over-estimasi

Menurut Simandjuntak (1975)

belajar dari pengalaman-pengalaman,terutama

anak-anak yang cenderung berperilaku

kebaikan, tidak tahu belas kasih, tanpa

nakal memiliki karakteristik ciri tingkah

mengenal afeksi tidak mersa bersalah atau

laku sebagai berikut;

berdosa, dan mau menang sendiri Serta

1). Anak yang tidak disukai oleh teman-

Sangat egosentris serta tidak memperdulikan

temannya sehingga anak tersebut selalu

orang

menyendiri, dan anak yang demikian

bertanggung jawab secara asusila.

dapat menyebabkan gangguan emosi.

lain,

tidak

punya

Jensen ( dalam Sarwono, 2002) membagi

2). Anak yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di rumah atau sekolah. 3). Anak yang sering mengeluh, dalam arti

kenakalan remaja menjadi empat yaitu: a. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik

pada

orang

bahwa mengalami masalah yang tidak

perkelahian,perkosaan,

sanggup untuk memecahkannya.

pembunuhan, dan lain- lain.

4). Anak yang mengalami pbobia, dan gelisah dalam

bentuk

melewati

batas

yang

berbeda dengan ketakutan-ketakutan anak normal.

lain:

perampokan,

b. Kenakalan yang meninbulkan korban materi: perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan dan lain- lain. c. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan

5). Anak yang suka berbohong. 6). Anak

kesadaran

yang

mengganggu

sering

korban di pihak orang lain:

menyakiti

teman-temannya

dan

penyalahgunaan obat, hubungan seks

baik

bebas.

disekolah maupun dirumah. 7). Anak-anak

mengingkari status anak sebagai pelajar

semua guru mereka bersikap tidak baik

dengan cara membolos, minggat dari

dan sengaja menghambat murid.

rumah, membantah perintah.

yang

menyangka

d. Kenakalan yang melawan status, misalnya bahwa

8). Anak-anak

yang

pelacuran,

tidak

sanggup

memusatkan perhatian dan pemikiran.

Santrock (2003) menjelaskan kenakalan remaja berdasarkan tingkah laku, yaitu;

Berdasarkan uraian diatas maka dapat

a. Tindakan yang tidak dapat diterima oleh

diketahui bahwa karakteristik anak atau

lingkungan sosial karena bertentangan

remaja yang nakal adalah: keras kepala

dengan nilai-nilai norma-norma dalam

banyak tingkah dan tidak bisa diperhitungkan 4

RINI,et.al. /KenakalanRemaja ditinjau dari Kecerdasan

masyarakat. Contoh: berkata kasar pada guru, orang tua

B. Kecerdasan Emosi Menurut Goleman (1995) kecerdasan

b. Tindakan pelanggaran ringan seperti ;

emosi adalah kemampuan untuk mengenali

membolos sekolah, kabur pada jam mata

perasaan kita sendiri dan perasaan orang

pelajaran tertentu dll.

lain, kemampuan memotivasi diri sendiri

c. Tindakan pelanggaran berat yang merujuk

dan kemampuan mengelola emosi dengan

pada semua tindakan kriminal yang

baik pada diri sendiri dan hubungan

dilakukan oleh remaja, seperti; mencuri,

dengan orang lain.

seks pranikah, menggunakan obat-obatan terlarang.

Kecerdasan emosi merupakan kualitas untuk mengenali emosi pada diri sendiri

Dari beberapa perilaku kenakalan

kemudian emosi tersebut dikelola dan

pada remaja dapat diketahui bahwa semuanya

digunakan untuk memotivasi diri sendiri

menimbulkan dampak negatif yang tidak baik

dan memberi manfaat dalam hubungannya

bagi dirinya sendiri dan orang lain, serta

dengan orang lain sehingga individu dapat

lingkungan sekitarnya. Adapun aspek-aspek

berinteraksi

yang digunakan dalam pengukuran kenakalan

2005).Seiring dengan pendapat

dengan

baik

(Yustika,

remaja dimodifikasi peneliti melalui aspek-

Dari uraian di atas dapat ditekankan

aspek yang dikemukakan oleh Santrock

pada pemaknaan bahwa kecerdasan emosi

(2003) dan Jansen (dalam Sarwono, 2002)

adalah kemampuan untuk membedakan

yaitu; tindakan yang tidak dapat diterima oleh

dan menanggapi dengan tepat suasana hati,

lingkungan sosial karena bertentangan dengan

motivasi dan hasrat orang lain, yang

nilai-nilai norma-norma dalam masyarakat

merupakan kunci pengetahuan diri dan

dan kenakalan sosial yang tidak menimbulkan

akan menuntun pada tingkah laku yang

korban

tindakan

tepat, menerapkan dengan efektif energi

pelanggaran ringan dan Kenakalan yang

emosi dalam kehidupan dan pekerjaan

melawan status, misalnya mengingkari status

sehari-hari. Tiga unsur penting kecerdasan

anak sebagai pelajar dengan cara membolos,

emosional terdiri dari : kecakapan pribadi

tindakan pelanggaran berat yang merujuk

(mengelola diri sendiri), kecakapan sosial

pada semua tindakan kriminal yang dilakukan

(menangani

oleh

keterampilan

di

pihak

remaja

orang

dan

lain,

Kenakalan

yang

suatu sosial

hubungan)

dan

(kepandaian

menimbulkan korban fisik maupun materi

menggugah tanggapan yang dikehendaki

pada orang lain.

pada orang lain). Bradberrry

dan

Graves

(2009)

mengemukakan bahwa terdapat empat komponen yang secara bersama-sama 5

RINI,et.al. /KenakalanRemaja ditinjau dari Kecerdasan

membentuk

kecerdasan

emosi,

yaitu

Kemampuan untuk mengatur emosi

kesedaran diri, manajemen diri, kesadaran

sebagai alat untuk mencapai tujuan,

sosial, dan manajemen hubungan sosial.

menunda

Kesadaran diri dan manajemen diri lebih mengenai diri seseorang, dua skill ini membentuk kompetensi seseorang dalam menyadari

keberadaan

emosi

merenggangkan

dan

dorongan

hati,

mampu berada dalam tahap flow, d. Mengenali emosi orang lain Kemampuan

mengetahui

perasaan

mengelola perilaku kecenderungan dirinya.

orang

(kesadaran

empatik),

Sedangkan

menyesuaikan diri terhadap apa yang

kesadaran

serta

kepuasan

sosial

dan

manajemen hubungan sosial adalah lebih mengenai

bagaimana

seseorang

lain

diinginkan orang lain, e. Membina hubungan

berinteraksi dengan orang lain dalam

Kemampuan mengelola emosi orang

memahami perilaku dan alasan orang lain,

lain dan berinteraksi secara mulus

keduanya akan membentuk kompetensi

dengan orang lain.

seseorang dalam memahami perilaku dan alasan orang lain serta kemampuanya dalam mengelola konflik antarpersonal. Goleman

(2003)

mengemukakan

aspek-aspek kecerdasan emosi

sebagai

berikut:

individu

untuk

mengenali perasaan sesuai dengan apa yang

terjadi,

mampu

memantau

perasaan dari waktu ke waktu dan merasa selaras terhadap apa yang di b. Mengelola emosi Kemampuan

untuk

menangani

perasaan sehingga perasaan dapat diungkap dengan tepat, kemampuan untuk menenangkan diri, melepaskan diri dari kemarahan yang menjadijadi. c. Memotivasi diri sendiri

Perilaku

penyesuaian

diri

pada

dasarnya terbagi atas dua yaitu pertama adalah mengubah tingkah laku agar sesuai dengan lingkungannya dan yang kedua adalah mengubah lingkungan agar sesuai

a. Mengenali emosi sendiri Kemampuan

C. Penyesuaian Diri

dengan tingkah laku (Sarwono, 1992). Penyesuaian Diri definisikan sebagai suatu kemampuan untuk mengharmonisasikan kepuasan

pada

satu

kebutuhan

dan

permintaan yang berhubungan dengan fisik dan sosial Penyesuaian diri merupakan proses yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku yang menyebabkan individu berusaha

menanggulangi

kebutuhan-

kebutuhan, tegangan-tegangan, frustasifrustasi, dan konflik-konflik batin serta menyelaraskan tuntutan-tuntutan batin ini dengan

tuntutan

yang

dikenakan

kepadanya di dunia dimana ia hidup, 6

RINI,et.al. /KenakalanRemaja ditinjau dari Kecerdasan

(Semiun, 2006). Tidak ada individu yang

kelamin, harapan-harapan yang rendah

dapat melakukan penyesuaian diri secara

pada pendidikan, dan komitmen yang

sempurna. Penyesuaian diri merupakan

rendah terhadap pendidikan.

faktor yang penting dalam kehidupan manusia.

Hidup

manusia

sejak

Kecerdasan

emosi

mencakup

lahir

memantau perasaan diri sendiri atau orang

sampai mati tidak lain adalah penyesuaian

lain, pengendalian diri, mampu membaca

diri (Sobur, 2003).

dan menghadapi perasaan orang lain dengan

efektif,

dan Penyesuaian Diri Dengan

pikiran

yang

Kenakalan Remaja

produktifitas dan mampu mengelola emosi

D. Hubungan antara Kecerdasan Emosi

menguasai dapat

kebiasaan mendorong

Remaja merupakan masa transisi dari

yang dapat digunakan untuk membimbing

anak-anak menuju dewasa. Perkembangan

pikiran dan tindakan yang terarah Goleman

yang terjadi pada masa remaja membuat

(2004).

perubahan baik fisik, psikis, maupun sosial

Seorang

remaja

yang

memiliki

yang akan berpengaruh pada berbagai

kecerdasan emosi yang baik akan memiliki

aspek

kehidupan

di

periode

keterampilan hubungan intrapersonal dan

fisik,

psikis,

interpersonal yang baik. Remaja yang

maupun sosial ini terjadi dengan pesat dan

memiliki kecerdasan serta kematangan

berbeda dari masa sebelumnya sehingga

emosi yang baik mampu mengontrol

dimungkinkan remaja mengalami masa

tingkah lakunya dan mampu menimbang

krisis yang ditandai dengan kecenderungan

apa yang harus dilakukannya. Remaja yang

munculnya

menyimpang

memiliki kondisi emosi yang kurang baik

satu

bentuk

atau rendah ini mengakibatkan remaja

perilaku menyimpang yang dilakukan oleh

kurang dapat berusaha memahami orang

remaja adalah kenakalan remaja. Jadi,

lain

sangatlah mungkin pada remaja terjadi

berorientasi pada dirinya sendiri dan

kenakalan remaja.

cenderung menunjukan perilaku asosial

selanjutnya.

(Delphie,

remaja

Perubahan

perilaku 2009).

Kenakalan

Salah

remaja

mengacu

pada

sehingga

remaja

cenderung

(Yustika, 2005).

suatu rentang perilaku yang luas, dari

Remaja yang memiliki kecerdasan serta

perilaku yang tidak dapat diterima secara

kematangan emosi yang baik mampu

sosial

mengontrol tingkah lakunya dan mampu

ke

pelanggaran

status

hingga

tidakan-tindakan kriminal. Faktor yang

menimbang

mendorong terjadinya kenakalan remaja

dilakukannya.Tingkah laku terbentuk dari

meliputi

hasil

identitas

negatif,

derajat

pengendalian diri yang rendah, jenis

apa

penyesuaian

lingkungannya.

yang

harus

diri

dengan

Kemampuan

individu 7

RINI,et.al. /KenakalanRemaja ditinjau dari Kecerdasan

untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri

yang tinggi dapat mengurangi kenakalan

dengan lingkungannya yang bertujuan

remaja.

untuk

mengubah

kelakuan

guna

mendapatkan hubungan yang lebih serasi

METODE PENELITIAN

antara diri dengan lingkungan (Sarwono,

Populasi dalam penelitian ini adalah

1992).

terhadap

seluruh siswa-siswi SMA Negeri Se-

lingkungan sosial merupakan penyesuaian

Surakarta yang terdiri dari 8 Seklah ;

diri terhadap tanggung jawab sosial yang

SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, SMAN

diberikan lingkungan.

4, SMAN 5 , SMAN 6, SMAN 7, dan

Penyesuaian

diri

Remaja mengalami ketidak mampuan

SMAN 8. Sampel dalam penelitian ini

penyesuaian (sosial competence) karena

adalah diambil 8 Sekolah. Sampel yang

ketidak seimbangan antara tuntutan ( task )

diambil untuk penelitian dari 7 Sekolah.

dan kemampuan untuk mendapatkan (skill)

Masing-masing 3 kelas yaitu Kelas X,

.

XI, XII (untuk mewakili populasi setiap

Remaja

yang

pemenuhan

kebutuhan

lingkungannya remaja

kurang

dapat

tumbuh

dalam

mendapat

psikis

dari

sekolah). Teknik pengambilan sampel yang

mengakibatkan kesepian

dan

digunakan dalam penelitian ini adalah

depresi, lebih mudah marah, susah tidur,

multi

stage

cluster

random

gugup dan cenderung cemas serta lebih

sampling.Menurut Kounter 2009 yaitu

impulsif dan agresif. Senada dengan

jumlah populasi (N-1), maka ( 8-1) =7

penelitian yang dilakukan (Yustika, 2005)

Sekolah sudah memenuhi syarat untuk

yang menyatakan bahwa penyesuaian diri

penelitian. Satu sekolah untuk try-out

remaja delinkuen terhadap tugas dan

dan 7 sekolah untuk penelitian. Alat ukur yang digunakan dalam

harapan sosial kurang baik. uraian

diatas

maka

pengumpulan data untuk penelitian ini

diperlukan

kecerdasan

emosi

dan

terdiri atas tiga skala, yaitu skala

penyesuaian

diri

baik

dalam

kenakalan remaja, skala kecerdasan

hubungan

interpersonal

maupun

emosi, dan skala penyesuaian diri,

Berdasarkan

yang

interaksional dengan masyarakat untuk

dengan

menangatasi masalah kenakalan remaja.

Likert yang telah dimodifikasi. Skala

Semakin tinggi kecerdasan emosi dan

dibuat sebagai pernyataan favorable dan

penyesuaian

pernyataan unfavorable dengan empat

diri

mempengaruhi

pada

remaja

kenakalan

akan remaja.

alternatif

menggunakan

jawaban,

model

dimana

skala

untuk

meningkatkan

pernyataan favorable yang jawabannya

kecerdasan emosi dan penyesuaian diri

sangat tidak sesuai, akan diberi nilai

Kemampuan

8

RINI,et.al. /KenakalanRemaja ditinjau dari Kecerdasan

terendah yaitu 1 dan jawaban sangat

reliabilitas skala kontrol diri menunjukkan

sesuai diberi nilai tertinggi, yaitu 4.

koefisien reliabilitas sebesar 0,731. Adapun hasil

Sedangkan

untuk

pernyataan

uji analisis statistik adalah sebagai berikut:

unfavorable

sistem

pembentukan

Tabel 1. Hasil Uji Analisis Statistik NO

nilainya adalah sebaliknya. Analisis

reliabilitas

skala

menunjukkan bahwa skala perilaku konsumtif mempunyai nilai reliabilitas

UJI

VARIABEL

NILAI

Normalitas 1 (KolmogorovSmirnova)

Kenakalan Kecerdasan Emosi Penyesuaian Diri

P=0,521

2 Linearitas

Kenakalan terhadap Kecerdasan Emosi Kenakalan terhadap Penyesuaian Diri

sebesar 0,729. Dengan demikian, skala kenakalan remaja dianggap baik sebagai alat ukur penelitian. skala kecerdasan emosi

mempunyai

nilai

reliabilitas

sebesar 0,723. Dengan demikian, skala kecerdasan

emosi

dianggap

Diri

mempunyai

Heteroskedastisitas Kecerdasan Emosi (Spearman rho) Penyesuaian diri 5 Autokorelasi 4

6 Simultan F

nilai Kecerdasan Emosi*kenakalan Remaja Penyesuaian diri * Kenakalan Remaja Kecerdasan Emosi*kenakalan Remaja Penyesuaian diri * Kenakalan Remaja Kecerdasan Emosi*kenakalan Remaja Penyesuaian diri * Kenakalan Remaja

HASIL- HASIL Hasil uji validitas skala kenakalan

8

Sumbangan Relatif

remaja menunjukkan aitem valid sebanyak 32 aitem dengan indeks daya beda berkisar 9

antara 0,311 sampai dengan 0,540. Hasil uji

Sumbangan Efektif

reliabilitas skala kenakalan remaja menunjukkan koefisien reliabilitas sebesar 0,729. Adapun hasil skala

kecerdasan

VIF= 1,799 VIF= 1,799 Sig.= 0,315 Sig.= 0,342 D-W= 1,821 Sig.= 0,000 Fhit = 146,338 R= 0,566 R2= 0,320

Penyesuaian diri

7 Korelasi Parsial

validitas

Sig.= 0,000

Kecerdasan Emosi

Multikolinearita 3 s

reliabilitas sebesar 0,731.

uji

Sig.= 0,000

andal

sebagai alat ukur penelitian dan skala Penyesuaian

P >0,05 Normal*

Corr.= -0,259 Corr.= -0,280 47 % 53 % 15.04 % 16,96 %

PEMBAHASAN

emosi

menunjukkan aitem valid sebanyak 44 aitem

Analisis

data

yang

telah

dilakukan

dengan indeks daya beda berkisar antara 0,305

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

sampai dengan 0,538. Sedangkan hasil uji

signifikan

reliabilitas skala dukungan kecerdasan emosi

penyesuaian diri dengan kenakalan remaja

menunjukkan koefisien reliabilitas sebesar 0,723.

pada

Adapun

hasil

uji

validitas

antara

siswa

kecerdasan

SMAN

emosi

Se-Surakarta

dan

yang

skala

ditunjukkan dengan nilai korelasi (R) sebesar

penyesuaian diri dapat diketahui 39 aitem valid

0,566, p-value 0,000 < 0,05 dan F hitung =

dengan indeks daya beda berkisar antara 0,313

146, 338 lebih besar dari F tabel = 3,010207.

sampai dengan 0,584. Sedangkan hasil uji

Pola

hubungan

antara

variabel-variabel 9

RINI,et.al. /KenakalanRemaja ditinjau dari Kecerdasan

tersebut dinyatakan oleh persamaan regresi Y

kesulitan

= 106,9661 - 0,20875X1 - 0,2418764X2.

permasalahnnya dengan segala potensi yang

Variabel

kecerdasan

penyesuaian

diri

secara

emosi

dan

bersama-sama

analisis

tersebut

menunjukkan

berusaha

menyelesaikan

dimilikinya dan mengembangkan kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi peluang.

memiliki hubungan dengan kenakalan remaja. Hasil

akan

Hal tersebut didukung oleh kecerdasan emosi

yang

berada

di

kategori

tinggi.

bahwa kecerdasan emosi dan penyesuaian diri

Kecerdasan emosional yang tinggi dengan skor

secara bersama-sama memiliki hubungan yang

mean 134,68 ditandai dengan kemampuan

signifikan

remaja.

remaja dalam menjalin relasi antar pribadi. Hal

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi

ini sejalan dengan Bradberrry dan Graves

tersebut maka hipotesis pertama yang diajukan

(2009)

dalam penelitian ini dapat diterima yaitu ada

kesadaran diri dan manajemen diri lebih

hubungan yang signifikan antara kecerdasan

mengenai

emosi dan penyesuaian diri dengan kenakalan

(kemampuan)

remaja pada siswa SMAN Se-Surakarta.

seseorang dalam menyadari keberadaan emosi

dengan

Siswa

kenakalan

SMAN

Se-Surakarta

yang

memiliki penyesuaian diri dalam kategori

serta

yang

diri ini

mengelola

mengungkapkan

seseorang,

dua

bahwa

skill

membentuk kompetensi

perilaku

kecenderungan

dirinya.

tinggi dapat terlihat dari skor mean 120,67

Kecerdasan Emosi mempunyai pengaruh

kemampuan menyesuaikan diri sebagai proses

yang sama penting atau lebih penting terhadap

belajar memahami, mengerti dan berusaha

kejiwaan individu dalam kehidupan jika

melakukan apa yang diinginkan oleh individu

dibandingkan dengan kecerdasan intelektual.

maupun

melibatkan

Beliau percaya bahawa kecerdasan emosi

proses mental, respon tingkah laku, frustasi

mempunyai berbagai aspek kehidupan seperti

dan

suatu

peningkatan pembelajaran, penurunan tingkah

keharmonisan atas tuntutan dalam dirinya dan

laku agresi, pembuatan keputusan yang lebih

dunia di sekitarnya.

baik dan lain-lain. Kecerdasan emosi adalah

lingkungannya

konflik

untuk

yang

mencapai

Selaras dengan Semiun (2006) yang berpendapat

yang

berhubungan

dengan kemampuan memahami, mengelola

merupakan proses yang melibatkan respon-

dan mengendalikan emosi serta kemampuan

respon

dalam

dan

menyebabkan menanggulangi tegangan-tegangan,

penyesuaian

individu

diri

mental

bahwa

kemampuan

tingkah

individu

laku

yang

berusaha

kebutuhan-kebutuhan, frustasi-frustasi,

merubah

dorongan

emosi

negatif

menjadi positif. Emosi yang dimiliki individu juga akan

dan

menentukan perilaku individu. Individu yang

konflik-konflik batin serta menyelaraskan

mempuyai emosi negatif cenderung tidak

tuntutan-tuntutan batin ini dengan tuntutan

dapat mengendalikan emosinya sendiri dan

yang dikenakan kepadanya di dunia dimana

berbuat sesuatu tidak dipikirkan secara jernih,

individu hidup. Siswa yang memiliki strategi

akibatnya akan menimbulkan perilaku yang

untuk mencapai tujuan dalam menghadapi

salah. Individu yang mempunyai kecerdasan 10

RINI,et.al. /KenakalanRemaja ditinjau dari Kecerdasan

emosi tinggi akan dapat mengendalikan dan

Se-Surakarta. Hasil ini berdasarkan nilai

mengelola emosinya sendiri sehingga dapat

korelasi (R) sebesar 0,566 , p-value 0,000 <

mengendalkan terjadinya perilaku yang salah,

0,05 dan F hitung = 146, 338 lebih besar

salah satunya kenakalan remaja.

dari

Remaja emosinya

yang kerena

F

tabel

=.

3,010207

Hal

ini

mampu

mengontrol

menunjukkan adanya korelasi positif yang

memiliki

kemampuan

signifikan

kecerdasan

emosi

dan

kecerdasan emosi yang baik maka mampu

penyesuaian diri dengan kenakalan remaja.

menyesuaikan diri dengan lingkungan dan

Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan

bertindak secara baik serta terarah. Kenakalan

emosi dan penyesuaian diri dapat menjadi

remaja akan mempengaruhi penyesuaian diri

prediktor bagi kenakalan remaja.

dan kecerdasan emosinya, karena kemampuan

2.Terdapat hubungan negatif yang signifikan

penyesuian diri yang baik dan kecerdasan

antara kecerdasan emosi dengan kenakalan

emosi yang tinggi dapat mengurangi terjadinya

remaja pada siswa SMAN Se-Surakarta yang

kenakalan remaja. Hal ini sesuai dengan

ditunjukkan dengan hasil (ry.x1x2) sebesar -

korelasi

dan

0,259 . Tingkat signifikansi atau probabilitas

kenakalan remaja yang ditunjukkan dengan

sebesar p - value = 0,000 < 0,05. Semakin

hasil (ry.x1x2) sebesar sebesar

tinggi

antara

kecerdasan

emosi

-0,259 dan

tingkat

makin

emosi

korelasi parsial antara penyesuaian diri dengan

individu,

kenakalan remaja sebesar

kenakalan remaja individu tersebut.

-0.280. Remaja

maka

kecerdasan

rendah

pada tingkat

yang mempunyai pandangan yang positif serta

3.Terdapat hubungan negatif yang signifikan

dapat menerima kenyataan yang ada serta

antara penyesuaian diri dengan kenakalan

dapat mengendalikan dan mengelola emosinya

remaja pada siswa SMAN Se-Surakarta

akan dapat melakukan tingkah laku yang benar

berdasarkan analisis korelasi parsial (ry.x1x2)

dan

dengan

diperoleh korelasi antara penyesuaian diri

lingkungannya dengan baik. Hal ini karena

dengan kenakalan remaja adalah -0.280.

mampu

menyesuaikan

diri

bisa

Tingkat signifikansi atau probabilitas sebesar

mengendalikan emosinya, kemudian bisa

p-value = 0,000 < 0,05. Semakin tinggi

menerima kenyataan dan berpikir jernih,

tingkat penyesuaian

sehingga kenakalan remaja akan dapat

individu, maka akan semakin rendah tingkat

sebelum

bertindak,

remaja

diri yang dimiliki

kenakalan remaja pada individu tersebut.

dihindari.

DAFTAR PUSTAKA PENUTUP Kesimpulan 1.Terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi dan penyesuaian diri dengan kenakalan remaja pada siswa SMAN

Dhelphie, D. 2009. Hubungan antara Kemampuan Mengontrol Diri dan Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja. Skripsi, tidak diterbitkan. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM. 11

RINI,et.al. /KenakalanRemaja ditinjau dari Kecerdasan

Erikson, EH .(1968). Identity: Youth and Crisis. New York: Norton. Goleman, D. 1995. Emotional Intelligence: Why it can Matter more than IQ. New York: Bantam Books. __________. 2003. Kecerdasan Emosional Mengapa EI lebih Penting daripada IQ. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Ilmu. Hurlock, E,B. 1973. Adolescent Development. Tokyo: McGraw-Hilk Kogakusha, Ltd. ___________. 1997.Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga Kargenti, Anggia dan Purwadi. 2005. Hubungan Antara Penerimaan Perkembangan Fisik Dengan Kematangan Emosi Remaja. Jurnal Tabularasa Psikologi. Universitas Ahmad Dahlan. Kartono, Kartini. 1981. Gangguan-Gangguan

Simandjuntak. 1975. Latar Belakang Kenakalan Anak Etiologi Juvenile Delinquency. Bandung: PT.Alumni. Yustika, May. 2005. Kecerdasan Emosional dan Kecenderungan Psikopatik Pada Remaja Delinkuen Di lembaga Pemasyarakatan. Anima, Indonesian Psychology Journal.Vol.20. No.2,139-148. Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya. Yustika, May. 2005. Kecerdasan Emosional dan Kecenderungan Psikopatik Pada Remaja Delinkuen Di lembaga Pemasyarakatan. Anima, Indonesian Psychology Journal.Vol.20. No.2,139-148. Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya.

Psikis. Bandung; PT.Sinar Baru. ______________.2010. Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Lynn,

Adele. 2000. 50 Activities for Developing Emotional Intelligence. U.S. and Canada: HRD Press

Monks, F.J., Knoers, A.M.P., dkk. 2004. Psikologi Perkembangan. Gajah Mada Yogyakarta: University Press. Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia. Sarwono, S.W. 1992. Psikologi Lingkungan. Jakarta : PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia. _________. 2002. Psikologi Remaja. Edisi Enam. Jakarta: Raja Grafindo Persada. _________. 2000. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

12