JURNAL MEYKE R. DOMILI

Download hubungan sarapan dengan konsentrasi belajar siswa di SDN 76 Kota Tengah Kota .... Konsentrasi Anak Usia Sekolah Di SD Negeri 3 Canggu. Jurn...

0 downloads 349 Views 623KB Size
HUBUNGAN SARAPAN DENGAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA DI SD NEGERI 76 KOTA TENGAH KOTA GORONTALO

JURNAL

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti ujian Sarjana Keperawatan

Oleh

MEYKE R. DOMILI NIM : 841 411 023

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN 2015

PERSETUJUAN PEMBIMBING

JURNAL HUBUNGAN SARAPAN DENGAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA DI SD NEGERI 76 KOTA TENGAH KOTA GORONTALO

Oleh

MEYKE R. DOMILI NIM : 841411023

Telah diperiksa dan disetujui

LEMBAR PENGESAHAN

JURNAL

ABSTRAK

MEYKE R. DOMILI. 2015. Hubungan Sarapan dengan Konsentrasi Belajar Siswa Di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo. Skripsi, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I, dr Vivien Novarina A. Kasim, M.Kes dan Pembimbing II, Andi Mursyidah S.Kep, Ns, M.Kes. Sarapan adalah waktu makan yang sangat penting karena asupan makanan di pagi hari sangat dibutuhkan oleh tubuh dengan sarapan yang rutin dan nutrisi yang tepat akan dapat berkonsentrasi belajar dengan baik. Konsentrasi belajar adalah proses terfokusnya perhatian seseorang dalam suatu objek, dalam hal ini peristiwa proses belajar mengajar dikelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sarapan dengan konsentrasi belajar siswa di SDN 76 Kota Tengah Kota Gorontalo. Desain penelitian yang digunakan adalah Survey Analitik dengan menggunakan pendekatan studi Cross Sectional. Populasi adalah siswa kelas II-V SDN 76 Kota Tengah Kota Gorontalo berjumlah 143. Teknik pengambilan sampel stratified random sampling, sampel penelitian berjumlah 106. Analisa data menggunakan Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa siswa dengan sarapan baik 58,5% dan sarapan kurang 41,5% dengan siswa konsentrasi belajar baik 50,9% dan konsentrasi belajar kurang 49,1%. Terdapat hubungan sarapan dengan konsentrasi belajar siswa di SDN 76 Kota Tengah Kota Gorontalo dengan nilai Pvalue=0,000. Hasil penelitian ini diharapkan agar orang tua dapat memberikan sarapan setiap hari sebelum berangkat sekolah dengan gizi yang seimbang sehingga anak dapat berkonsentrasi dengan baik saat belajar. Kata Kunci Daftar Pustaka

: Sarapan, Konsentrasi Belajar, Siswa : 42 (2000-2015)

ABSTRACT

HUBUNGAN SARAPAN DENGAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA DI SD NEGERI 76 KOTA TENGAH KOTA GORONTALO

Meyke R. Domili¹, dr. Vivien Novarina A. Kasim, M.Kes², Andi Mursyidah, S.Kep. Ns. M.Kes³ Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo 1. Mahasiswa Jurusan Ilmu Keperawatan UNG 2. Dosen Jurusan Ilmu Keperawatan UNG 3. Dosen Jurusan Ilmu Keperawatan UNG ABSTRAK MEYKE R. DOMILI. 2015. Hubungan Sarapan dengan Konsentrasi Belajar Siswa Di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo. Skripsi, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I, dr Vivien Novarina A. Kasim, M.Kes dan Pembimbing II, Andi Mursyidah S.Kep, Ns, M.Kes. Sarapan adalah waktu makan yang sangat penting karena asupan makanan di pagi hari sangat dibutuhkan oleh tubuh dengan sarapan yang rutin dan nutrisi yang tepat akan dapat berkonsentrasi belajar dengan baik. Konsentrasi belajar adalah proses terfokusnya perhatian seseorang dalam suatu objek, dalam hal ini peristiwa proses belajar mengajar dikelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sarapan dengan konsentrasi belajar siswa di SDN 76 Kota Tengah Kota Gorontalo. Desain penelitian yang digunakan adalah Survey Analitik dengan menggunakan pendekatan studi Cross Sectional. Populasi adalah siswa kelas II-V SDN 76 Kota Tengah Kota Gorontalo berjumlah 143. Teknik pengambilan sampel stratified random sampling, sampel penelitian berjumlah 106. Analisa data menggunakan Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa siswa dengan sarapan baik 58,5% dan sarapan kurang 41,5% dengan siswa konsentrasi belajar baik 50,9% dan konsentrasi belajar kurang 49,1%. Terdapat hubungan sarapan dengan konsentrasi belajar siswa di SDN 76 Kota Tengah Kota Gorontalo dengan nilai Pvalue=0,000. Hasil penelitian ini diharapkan agar orang tua dapat memberikan sarapan setiap hari sebelum berangkat sekolah dengan gizi yang seimbang sehingga anak dapat berkonsentrasi dengan baik saat belajar. Kata Kunci : Sarapan, Konsentrasi Belajar, Siswa Daftar Pustaka : 42 (2000-2015)

1

Meyke R. Domili, 841411023. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo dr. Vivien Novarina A. Kasim, M.Kes, Andi Mursyidah, S.Kep Ns. M.Kes

PENDAHULUAN Pertumbuhan anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang benar. Dalam masa pertumbuhan tersebut pemberian nutrisi pada anak tidak selalu dapat dilaksanakan dengan sempurna (Fanu, 2009)1. Gizi anak sekolah merupakan hal penting yang harus perhatikan, karena pada dasarnya anak sekolah berada pada masa pertumbuhan yang cepat dan aktif. Pada umumnya, anak sekolah tidak hanya sibuk dengan aktifitas sekolahnya tetapi juga dengan kegiatan ektrakurikuler. Oleh karena itu anak sekolah perlu ditunjang dengan pangan dan gizi yang cukup berkualitas untuk menjaga staminanya (Kautsari, 2008)2. Keadaan kesehatan dan gizi anak sekolah sangat erat kaitannya dengan konsumsi makanan dan zat gizi yang terkandung didalamnya (Aryanti, 2005 )3. Konsumsi makanan salah satunya didapat dari sarapan. Sarapan merupakan salah satu pesan dari 13 Pesan Umum Gizi Seimbang (Depkes, 2001)4. Melewatkan sarapan pagi akan menyebabkan tubuh kekurangan glukosa dan hal ini menyebabkan tubuh lemah dan kurang konsentrasi karena tidak adanya suplai energi (Khomsan, 2002)5. Anak yang tidak terbiasa sarapan akan mempunyai kadar glukosa yang rendah. Glukosa darah adalah satu-satunya penyalur energi bagi otak untuk bekerja optimal. Glukosa yang rendah hingga mencapai <70mg/dl akan menyebabkan penurunan konsentrasi belajar atau daya ingat (Saidin, 2002)6. Menurut Petersen, konsentrasi adalah kemampuan seseorang untuk dapat mencurahkan perhatian dalam waktu yang relatif lama. Anak dikatakan konsentrasi pada pelajaran jika anak dapat memusatkan perhatian pada apa yang dipelajari. Anak yang sulit berkonsentrasi memiliki ciri-ciri: anak sering bosan terhadap suatu pekerjaan atau kegiatan, anak tampak tidak bisa duduk lama di kursi, tidak dapat tenang menerima pelajaran, tidak mendengarkan ketika diajak berbicara, sering melamun, mudah mengalihkan perhatian, gagal menyelesaikan tugas, memainkan jari-jari tangan dan kaki ketika duduk, sering mengobrol dan mengganggu teman (Dalam Suntari, Widianah, 2012)7.

1

Fanu, J. L. 2009. Deteksi Dini Masalah-Masalah Psikologi Anak ; Think ; Yogyakarta Kautsari, I, 2008. Hubungan Kebiasaan Jajan dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar Negeri kelas IV dan V Tanjung Priok. Karya Tulis Ilmiah. Jurusan Gizi, Jakarata, 3 Aryanti, 2005. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kebiasaan Sarapan Pagi pada Siswa Sekolah Dasar di SDN Limus Nunggal III Cileungsi-Bogor. Skripsi FKM UI Depok. 4 Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2001, 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang,Direktorat Jenderal Binkesmas. 5 Khomsan Ali, 2002. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan : PT.Raja Grafindo Persada : Jakarta 6 Saidin, S. 2002 . Hubungan Kebiasaan Makan Pagi dengan Konsentrasi Belajar. Bogor : Pusat Penelitian Gizi dan Pengembangan Gizi Badan Litbangkes Depkes RI Jakarta. 7 Suntari, N. Y, dan L, Widianah, 2012. Hubungan Kalori Sarapan Dengan Kemampuan Konsentrasi Anak Usia Sekolah Di SD Negeri 3 Canggu. Jurnal. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dian (2011) yang membuktikan adanya hubungan antara makan pagi dengan kemampuan konsentrasi belajar anak usia sekolah dasar. Telah terbukti adanya korelasi yang signiftkan antara makan pagi dengan kemampuan konsentrasi belajar (p=0,011). Penelitian lain dilakukan oleh Istianah (2008)8 bahwa ada 71,4% responden yang menyatakan sarapan membuat selalu lebih berkonsentrasi saat belajar dikelas. Dan 28,6% menyatakan kadang-kadang membuat lebih berkonsentrasi. Dan tidak ada responden yang menyatakan mengkonsumsi sarapan tidak membuat berkonsentrasi. Ini berarti bahwa mayoritas siswa dapat lebih berkonsentrasi setelah mengkonsumsi sarapan di pagi hari. Studi awal yang dilakukan peneliti pada 20 orang siswa di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo, pada tanggal 23 Februari 2015 di dapatkan bahwa siswa yang sarapan sebanyak 7 orang. Dan didapatkan sebanyak 13 orang siswa tidak melakukan sarapan pagi, seluruhnya tidak konsentrasi dalam menerima pelajaran seperti tidak memperhatikan saat proses pembelajaran hanya mengobrol dengan teman, tidak dapat menjelaskan kembali materi yang diajarkan oleh guru. Dan dari hasil wawancara mereka mengatakan bahwa mereka merasa lapar sehingga mereka tidak konsentrasi saat menerima pelajaran. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis tertarik untuk meneliti “Hubungan Sarapan Dengan Konsentrasi Belajar Siswa Di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo”. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain Survey Analitik dengan menggunakan pendekatan studi Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas II-V SDN 76 Kota Tengah Kota Gorontalo berjumlah 143 pada tanggal 27 Mei sampai 3 Juni 2015. Sampel dari penelitian ini adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek penelitian berjumlah 106 dengan menggunakan tehnik Ramdom Sampling yaitu pengambilan sampel secara acak. Analisa data menggunakan Chi-Square. Analisa Univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran karakteristik responden seperti; usia dan jenis kelamin dan mengidentifikasi sarapan pada siswa SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo. Sedangkan analisis Bivariat digunakan untuk menganalisis hubungan sarapan dengan konsentrasi belajar siswa di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo. Analisis bivariate dilakukan dengan ujiChi-Square.

8

Istianah, 2008. Pengaruh Sarapan Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Di Kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Tabel 1 Karakteristik Responden No. Karakteristik Responden 1 Umur :  8 tahun  9 tahun  10 tahun  11 tahun  12 tahun 2 Jenis kelamin :  Perempuan  Laki-Laki Total

n

%

14 29 43 17 3

46,2 53,8 40,6 16,0 2,8

46 60

43,4 56,6

106

100

Sumber: Data Primer 2015

Hasil karakteristik responden berdasarkan umur pada tabel 1 menunjukkan bahwa responden yang berusia 10 tahun berjumlah 43 orang (40,6%), rensponden yang berusia 9 tahun berjumlah 29 orang (27,4%), responden yang berusia 11 tahun berjumlah 17 orang (16,0%), responden berusia 8 tahun berjumlah 14 orang (13,2%) dan responden yang berusia 12 tahun berjumlah 3 orang (2,8%). Menurut Wong (2009) usia 6 sampai 12 tahun sering disebut usia sekolah. Pada tahap ini terjadi perkembangan fisik, mental dan sosial, disertai dengan perkembangan kompetensi keterampilan. Periode ini merupakan konsep diri dan intelektual. Sedangkan teori menurut Suyatno (2009) bahwa pada masa ini dibutuhkan asupan nutrisi yang adekuat untuk menghindari masalah-masalah yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan mereka sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, dan perkembangan otak menjadi optimal. Hasil karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa dari 106 responden laki-laki berjumlah 60 (56,6%) dan responden perempuan berjumlah 46 (43,4%). Hal ini dikarenakan siswa yang sekolah di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo lebih banyak laki-laki dibanding perempuan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2011)9 bahwa anak laki-laki dan perempuan sama-sama membutuhkan makanan yang bergizi seimbang melalui sarapan agar membatu konsentrasi belajar anak dalam proses belajar di sekolah.

9

Lestari, Y. S, 2013. Hubungan Antara Makan Pagi Dengan Kemampuan Konsentrasi Belajar Anak Usia Sekolah Dasar SDN Mangaliawan. Jurnal. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

Distribusi Responden Berdasarkan Sarapan Tabel 2 Distribusi Responden berdasarkan sarapan di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo Sarapan n % Baik 82 57,3 Kurang 61 42,7 Total 106 100 Sumber : Data Primer, 2015 Berdasarkan Tabel 2 menunjukan bahwa dari 106 sampel yang ada di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo yaitu 62 siswa (58,5%) sarapan dengan kategori baik dan 44 siswa (41,5%) dengan sarapan dalam kategori kurang Hasil analisa menunjukkan bahwa di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo sebagian besar responden sarapan dengan kategorik baik lebih banyak dari pada yang sarapan dengan kategori kurang. Hal ini dilihat dari hasil penelitian bahwa responden mengatakan mereka sebelum berangkat ke sekolah selalu sarapan, respoden sepakat bahwa sarapan harus dengan makanan yang begizi, responden juga mengatakan pada saat sarapan mereka sarapan dengan nasi, laukpauk, buah-buahan dan responden juga sepakat bahwa sarapan dapat memberi tenaga sehingga tidak lemas saat di sekolah. Menurut peneliti bahwa sarapan di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo berada pada kategori baik dikarenakan dari hasil penelitian mereka selalu sarapan dengan makanan yang bergizi seperti makanan empat sehat lima sempurna. Sarapan sangatlah penting bagi anak sekolah karena dapat memberikan energi atau tenaga yang dibutuhkan oleh tubuh. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tandirerung, Mayulu, dan Kawengin (2013) bahwa siswa yang sarapan kategori baik berjumlah 58 responden (69,9%) dan siswa sarapan dengan kategori kurang berjumlah 25 responden (30,1%). Hal ini dikarenakan tingkat pengetahuan tentang sarapan serta kesadaran responden terhadap kebiasaan sarapan sudah cukup baik. Distribusi Responden Berdasarkan Konsentrasi Belajar Tabel 3 Distribusi Responden berdasarkan konsentrasi belajar di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo Konsentrasi Belajar n % Baik 54 50,9 Kurang 52 49,1 Total 106 100 Sumber : Data Primer, 2015 Berdasarkan Tabel 3 menunjukan bahwa dari 106 sampel yang ada di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo yaitu 54 siswa (50,9%) konsentrasi

belajar dengan kategori baik dan 52 siswa (49,1%) dengan konsentrasi belajar dalam kategori kurang. Hasil analisa menunjukkan bahwa di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo sebagian besar responden konsentrasi belajar dengan baik. Hal ini dilihat dari hasil observasi dan wawancara di dapatkan bahwa responden dapat menjelaskan kembali tentang materi pelajaran yang diberikan oleh guru, dapat memahami materi yang telah diberikan guru dan anak dapat mengerjakan tugas sekolah dengan baik. Untuk melihat konsentrasi belajar siswa peneliti terlebih dahulu mengurutkan tempat duduk responden agar peneliti lebih mudah untuk mengobservasi responden. Menurut peneliti bahwa konsentrasi belajar di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo berada pada kategori baik. Hal ini dikarenakan anak dapat menjelaskan kembali materi yang di ajarkan oleh guru, memahami materi yang di berikan guru dan dapat mengerjakan tugas dengan baik. Konsentrasi belajar juga memegang peranan penting untuk anak sekolah dalam proses belajar karena dengan konsentrasi belajar baik maka anak tersebut dapat memahami materi yang dijelaskan oleh guru dan anak juga dapat mengerjakan tugas dengan baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2014)10 bahwa konsentrasi belajar siswa pada kategori baik berjumlah 82 responden dan konsentrasi belajar siswa pada kategori kurang berjumlah 80 responden. Hal ini berdasarkan analisis data bahwa anak yang konsentrasi baik akan mampu melakukan tugas dengan baik dan teliti saat mengerjakan tugas. Hubungan Sarapan dengan Konsentrasi Belajar Tabel 4 Hubungan Sarapan dengan Konsentrasi Belajar SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo Konsentrasi Belajar Total Sarapan Baik Kurang n % n % n % Baik 54 50,3 8 5,6 80 55,9 Kurang 0 7,0 53 37,1 63 44,1 Total 82 57,3 61 42,7 143 100 P=0,000 Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa dari 106 responden di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo, distribusi responden yang sarapan dalam kategorik baik dengan konsentrasi belajar dalam kategori baik sebanyak 53

10

Rahmawati, A. R, 2014. Perbandingan Tingkat Konsentrasi Belajar Anak Sekolah Dasar Dilihat Dari Kebiasaan Sarapan. Jurnal. Universitas Negeri Semarang

(50,0%) responden, lebih besar presentasinya dibandingkan responden yang sarapan dalam kategori baik dengan konsentrasi belajar dalam kategori kurang sebanyak 8 (7,5%) responden. Adapun responden yang sarapan dalam kategori kurang dengan konsentrasi belajar dalam kategori baik sebanyak 0 (0%) responden sedangkan responden yang sarapan dalam kategori kurang dengan konsentrasi dalam kategori kurang sebanyak 44 (45,5%) responden. Hasil uji stastistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai P=0.000 atau < 0.05. maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan sarapan dengan konsentrasi belajar siswa di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo. Hal ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Suntari (2012)11 tentang hubungan kalori sarapan dengan kemampuan konsentrasi anak usia sekolah di SD Negeri 3 Canggu bahwa terdapat hubungan kalori sarapan dengan kemampuan konsentrasi dengan nilai P=0,000. Hasil penelitian menyatakan bahwa anak yang memiliki kebiasaan sarapan yang baik cenderung memiliki konsentrasi belajar yang lebih baik dari pada anak yang tidak memiliki kebiasaan sarapan yang baik. Berdasarkan hasil penelitian responden yang memiliki sarapan yang baik dengan konsentrasi belajar baik berjumlah 53 (50,0%) hal ini dikarenakan bahwa responden selalu sarapan setiap hari dan sarapan dengan makanan yang bergizi seimbang seperti nasi, lauk-pauk dan buah-buahan sehingga berpengaruh terhadap konsentrasi belajar. Menurut peneliti bahwa makanan yang dimakan saat sarapan sangat dibutuhkan untuk mengganti kadar gula yang kurang pada malam hari. Sarapan juga dapat meningkatkan kemampuan otak dalam mengerjakan sesuatu, berpikir dan meningkatkan konsentrasi. Pada hakikatnya otak manusia akan mendapatkan nutrisi yang penuh dari sarapan. Menurut Devi (2012)12 sarapan merupakan pasokan energi untuk otak yang paling baik agar dapat berkonsentrasi di sekolah. Ketika bangun pagi, gula darah dalam tubuh kita rendah, tanpa sarapan yang baik otak akan sulit berkonsentrasi disekolah. Bahkan menurut Mahmud (2010)13 menyatakan bahwa pelajar yang sarapan dari rumahnya lebih dapat menangkap pelajaran dibanding pelajar yang pergi ke sekolah dalam keadaan perut tanpa isi makanan. Adapun reponden yang sarapan baik namun konsentrasi belajar kurang berjumlah 8 (7,5%). Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan guru. Guru mengatakan tidak memiliki alat peraga yang memadai untuk membangkitkan perhatian siswa terhadap pelajaran yang di ajarkan pada saat itu sehingganya anak tersebut tidak fokus dalam menerima pelajaran meskipun mereka sarapan dengan 11

Suntari, N. Y, dan L, Widianah, 2012. Hubungan Kalori Sarapan Dengan Kemampuan Konsentrasi Anak Usia Sekolah Di SD Negeri 3 Canggu. Jurnal. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 12 Devi, N. 2012. Gizi Anak Sekolah : Kompas : Jakarta 13

Mahmud. 2010. Psikologi Pendidikan : Pustaka Setia : Bandung

baik dan dilihat dari hasil pengamatan peneliti bahwa selama proses pembelajaran berlangsung anak sering menguap dan melalui wawancara dengan anak tersebut bahwa kualitas tidur anak tidak baik sehingga mereka tidak fokus dalam menerima pelajaran tersebut. Menurut Hakim (2003)14 bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar salah satunya adalah faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa seperti lingkungan sekitar harus cukup tenang, bebas dari suara-suara yang terlalu keras yang mengganggu pendengaran dan ketenangan. Sebagai contoh, suara bising. Selain itu udara sekitar harus cukup nyaman, bebas dari polusi dan bau-bauan yang mengganggu rasa nyaman. Disamping itu penerangan di sekitar lingkungan juga harus cukup, tidak lebih dan tidak kurang sehingga tidak menimbulkan kesukaran bagi pandangan mata. Lingkungan belajar akan lebih nyaman jika suhu disekitar lingkungan tidak terlalu ekstrim karena suhu harus menunjang kenyamanan dalam melakukan kegiatan yang memerlukan konsentrasi. Untuk itu, perlu diperhatikan sirkulasi udara, pendingin ruangan, atau setidaknya kipas angin. Selain itu juga harus tersedia fasilitas yang cukup menunjang kegiatan belajar, seperti ruangan yang bersih, kursi, meja, dan perlatan untuk keperluan belajar. Meskipun untuk sarapan kurang namun konsentrasi belajarnya baik tidak ada responden tetapi menurut peneliti bahwa anak yang sarapan kurang namun konsentrasi belajarnya baik didukung oleh faktor internal yaitu ada motivasi untuk belajar, anak berprestasi di kelas sehingga meskipun anak dengan sarapan kurang tetapi konsentrasi belajarnya baik. Menurut teori Hakim (2002)15 faktor-faktor yang mendukung terjadinya konsentrasi belajar yaitu salah satunya faktor internal seperti motivasi untuk belajar, dimana motivasi untuk belajar adalah fase pertama dalam proses belajar. Menurut Hakim (2003) bahwa konsentrasi pada hakekatnya kemampuan seseorang dalam mengendalikan kemauan, pikiran dan perasaannya. Dengan kemauan tersebut, seseorang akan mampu memfokuskan sebagian besar perhatiannya pada pelajaran. Salah satu penunjang pertama dan utama untuk dapat melakukan konsentrasi efektif adalah adanya kemauan yang kuat dan konsisten. Selain itu responden yang sarapan kurang dengan konsentrasi belajarnya kurang berjumlah 44 (41,5%). Hal ini dikarenakan siswa tidak sarapan di rumah, mereka lebih memiliih makanan jajanan yang dijual di kantin sekolah sehingganya konsentrasi belajar mereka pun kurang. Menurut peneliti bahwa sarapan dengan makanan nutrisi yang baik atau dengan makanan yang bergizi

14 15

Hakim. 2003. Belajar Secara Efektif : Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara : Jakarta Hakim, T, 2002. Mengatasi Gangguan Konsentrasi Plus Teknik-Teknik Latihan Konsentrasi; Puspa Swara; Jakarta

seimbang seperti nasi, lauk-pauk dan buah-buahan akan menyebabkan otak dapat berpikir lebih baik serta penuh konsentrasi. Banyak studi yang telah dilakukan, membuktikkan pentingnya sarapan dan pengaruhnya terhadap kondisi tubuh dan aktivitas seseorang, terutama anak-anak. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yussen dan Santrock menunjukkan bahwa anak tidak selalu sarapan akibatnya anak tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Hal ini sejalan dengan Suyatno (2009)16 yang menyatakan bahwa kebiasaan sarapan yang baik akan meningkatkan status gizi anak sehingga berdampak pada kemampuan anak untuk menangkap materi pelajaran. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan sarapan pagi dengan konsentrasi belajar, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Siswa di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo sarapan dengan kategori baik lebih banyak yaitu berjumlah 62 siswa (58,5%) 2. Siswa di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo konsentrasi belajar dengan kategori baik lebih banyak yaitu berjumlah 54 siswa (50,9%) 3. Terdapat hubungan yang bermakna antara sarapan dengan konsentrasi belajar siswa di SD Negeri 76 Kota Tengah Kota Gorontalo Hasil uji stastistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai P=0.000 atau < 0.05. SARAN 1. Bagi Pihak Sekolah Diharapkan penelitian ini menjadi bahan masukan kepada pihak sekolah bahwa sarapan dapat mempengaruhi konsentrasi belajar siswa 2. Bagi Orang Tua/Masyarakat Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada orang tua/masyarakat agar dapat memberikan sarapan setiap hari sebelum berangkat sekolah dengan gizi yang seimbang sehingga anaknya dapat tumbuh dengan baik, pertumbuhan optimal dan dapat berkonsentrasi dengan baik saat belajar. 3. Bagi Profesi Keperawatan Diharapkan penelitian ini dapat menambah ilmu bagi profesi keperawatan dan dapat dijadikan untuk memberikan penyuluhan tentang manfaatnya sarapan bagi anak Sekolah Dasar 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan dapat meneliti hubungan gizi sarapan dengan konsentrasi belajar siswa. 16

Suyatno. 2009. Gizi Daur Hidup : Gizi Anak Sekolah.

DAFTAR PUSTAKA Devi, N. 2012. Gizi Anak Sekolah : Kompas : Jakarta Fanu, J. L. 2009. Deteksi Dini Masalah-Masalah Psikologi Anak ; Think ; Yogyakarta Hakim, T, 2002. Mengatasi Gangguan Konsentrasi Plus Teknik-Teknik Latihan Konsentrasi; Puspa Swara; Jakarta Istianah, 2008. Pengaruh Sarapan Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Di Kelas VIII SMP Negeri 20 Bekasi. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Kautsari, I, 2008. Hubungan Kebiasaan Jajan dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar Negeri kelas IV dan V Tanjung Priok. Karya Tulis Ilmiah. Jurusan Gizi, Jakarata, Khomsan Ali, 2002. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan : PT.Raja Grafindo Persada : Jakarta Lestari, Y. S, 2013. Hubungan Antara Makan Pagi Dengan Kemampuan Konsentrasi Belajar Anak Usia Sekolah Dasar SDN Mangaliawan. Jurnal. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Rahmawati, A. R, 2014. Perbandingan Tingkat Konsentrasi Belajar Anak Sekolah Dasar Dilihat Dari Kebiasaan Sarapan. Jurnal. Universitas Negeri Semarang. Saidin, S. 2002 . Hubungan Kebiasaan Makan Pagi dengan Konsentrasi Belajar. Bogor : Pusat Penelitian Gizi dan Pengembangan Gizi Badan Litbangkes Depkes RI Jakarta. Suntari, N. Y, dan L, Widianah, 2012. Hubungan Kalori Sarapan Dengan Kemampuan Konsentrasi Anak Usia Sekolah Di SD Negeri 3 Canggu. Jurnal. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Suyatno. 2009. Gizi Daur Hidup : Gizi Anak Sekolah. Tandirerung, U, E, N, Mayulu dan S, Kawengian, 2013. Hubungan Kebiasaan Makan Pagi Dengan Kejadian Anemia Pada Murid SD Negeri 3 Manado. Jurnal. Fakultas Kedokteran Unsrat Manado. Wong, D, L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik : EGC : Jakarta