IDENTIFIKASI FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMILIH JASA PERBANKAN: BANK SYARIAH VS BANK KONVENSIONAL∗ Ketua: Dr. Harif Amali Rivai, SE., M.Si. Anggota: Dr. Niki Lukviarman, MBA, Akt, Syafrizal, SE., ME., Drs. Syukri Lukman, M. Si., Fery Andrianus, SE., M.Si., Drs. Masrizal, M.Soc.Sc
Abstrak Research on underlying behavior of both current and prospective consumer within banking industry is an important issue. The choice of consumer in selecting banking institution not only determined by economical factors but also may influence noneconomic factors, such as their attitude and beliefs. This article was based on the research conducted to identify factors that could differentiate consumers’ choice on selecting banking services; between conventional and syaria banks. The sample of this study was divided into four groups; syaria customer, conventional bank’s customer, customer of both syaria and conventional banks, and non-consumer neither syaria nor conventional banks. The sample was selected by using convenience sampling technique located in municipalities and regencies where there exist both syaria and conventional banks offices. The respondent of the study varies based on their demography characteristics which consist of 310 repondents. The data was analysed by utilizing descriptive approach and crosstab analysis. Further, in order to determine the dimension of factors underlying the buying decision of customer in selecting the banks, this study employs factor analysis. The result of factor anlysis indicates that there exist differences in the dimension underlying their decision in selecting banks. In case of syaria bank, there are several dimensions, namely; perception, personnal selling, family, cost and benefit, religion and beliefs. Meanwhile for conventional bank such underlying dimension influenced by; rational motivation, cost and benefit, family, promotional activities, and life style. Further analysis through crosstab analysis, there exist several relationships between several dimensions utilized in the study. Such relationship has been found between the age, income, educational level, occupation and the banking type that the respondent selects. The research also found that there is no relationship between repondent’s perception on interest and the type of bank that they choose. In other word, the majority of respondent of this study did not agree with the interest principle but they still choose to deal with banking institution based on their economic rationale.
Keywords: syaria bank, conventional bank, consumer behavior, economic rationale
∗
Penelitian ini merupakan kerjasama antara Bank Indonesia dan Center for Banking Research (CBR)-Andalas University dan dibiayai sepenuhnya oleh Bank Indonesia.
Pendahuluan
nasiional (the Point, 2006). Meskipun
Perkembangan peran perbankan syariah
mayoritas penduduk Indonesia adalah
di Indonesia tidak terlepas dari sistem
kaum
perbankan di Indonesia secara umum.
produk syariah berjalan lambat dan belum
Sistem perbankan syariah juga diatur
berkembang sebagaimana halnya bank
dalam Undang-undang No. 10 tahun 1998
konvensional.
dimana Bank Umum adalah bank yang
bank
melaksanakan
secara
berlandaskan kepada aspek-aspek legal
konvensional atau berdasarkan prinsip
dan peraturan perundang-undangan tetapi
syariah yang kegiatannya memberikan
juga harus berorientasi kepada pasar atau
jasa dalam lalu lintas pembayaran. Peran
masyarakat
bank
memacu
(konsumen)
daerah
Keberadaan
rangka
syariah) secara umum memiliki fungsi
mewujudkan struktur perekonomian yang
strategis sebagai lembaga intermediasi
semakin berimbang. Dukungan terhadap
dan memberikan jasa dalam lalu lintas
pengembangan perbankan syariah juga
pembayaran, namun karakteristik dari
diperlihatkan
kegiatan
syariah
pertumbuhan semakin
banking
dalam perekonomian
strategis
dalam
dengan
tetapi
pengembangan
Upaya
syariah
pengembangan
tidak
sebagai
cukup
pengguna
lembaga bank
hanya
jasa
perbankan.
(konvesional
dan
adanya
“dual
kedua tipe
dimana
bank
syariah) dapat mempengaruhi perilaku
diperkenankan
untuk
system”,
konvensional
usaha
muslim,
membuka unit usaha syariah.
calon
bank (konvensional
nasabah
dalam
dan
menentukan
preferensi mereka terhadap pemilihan antara kedua tipe bank tersebut. Lebih
Pemahaman
dan
sosialisasi
terhadap
lanjut, perilaku nasabah terhadap produk
masyarakat tentang produk dan sistem
perbankan (bank konvensional dan bank
perbankan syariah di Indonesia masih
syariah) dapat dipengaruhi oleh sikap dan
sangat terbatas. Hal ini di dukung oleh
persepsi
data yang dipublikasikan oleh Bank
karakteristik perbankan itu sendiri.
masyarakat
terhadap
Indonesia, bahwa hingga Oktober 2006, perbankan syariah hanya memiliki 1,5%
Sumatera
dari total pangsa pasar perbankan secara
propinsi di Indonesia, yang didiminasi
Kerjasama Bank Indonesia dan Center for Banking Research Universitas Andalas
Barat
sebagai
salah
satu
2
oleh
suku
Minangkabau,
memiliki
DPK
tersebut
cenderung
mengalami
keunikan tersendiri terhadap perilaku
penurunan.
mengkonsumsi suatu produk. Struktur
perhatian institusi, baik Bank Indonesia
dan persepsi masyarakat Sumatera Barat
maupun bank syariah itu sendiri, karena
yang sudah terbangun dengan mayoritas
jika fenomena ini tidak diantisipasi, maka
masyarakatnya
kemungkinan share bank syariah di
yang
memungkinkan
religius
terdapatnya
sangat berbagai
Hal
ini
perlu
menjadi
Sumatera Barat akan semakin kecil.
persepsi yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memilih bank. Namun
Artikel ini membahas tentang perilaku
demikian, faktor keagamaan atau persepsi
keputusan
yang
alasan
terhadap perbankan di dalam menentukan
tentu
pilihannya atas jasa perbankan. Bahagian
masyarakat
berikut ini membahas tinjauan literatur
terhadap keputusan dalam menggunakan
yang berhubungan dengan konsep dan
suatu jenis jasa perbankan. Selain itu
teori tentang perilaku konsumer terhadap
aspek-aspek non-ekonomis diduga juga
pemasaran jasa perbankan. Pada bahagian
dapat mempengaruhi interaksi masyarakat
ini juga akan dibahas tinjauan penelitian
terhadap
Dengan
terdahulu yang telah dilakukan, baik
masyarakat
dalam konteks lokal, nasional maupun
hanya
keagamaan
didasari saja
mempengaruhi
belum
perilaku
dunia
memahami
oleh
perbankan.
preferensi
pembelian
konsumnen
terhadap bank-bank tersebut, maka bank
internasional,
(syariah atau konvensional) memiliki
konsumen perbankan. Selanjutnya, akan
judgement yang kuat untuk mendisain
dibahas metodologi penelitian di dalam
strategi dan kebijakan agar lebih bersifat
mencapai tujuan penelitian, dilanjutkan
market driven. Jika kita bandingkan
dengan pembahasan tentang hasil dan
antara bank konvensional dan bank
implikasi penelitian di Sumatera Barat.
syariah, maka share atau pangsa pasar
Pada bahagian akhir akan diuraikan
DPK tahun 2004 yang telah digarap oleh
kesimpulan dan rekomendasi kebijakan
bank syariah di Sumatera Barat relatif
atas hasil penelitian yang dilakukan.
kecil
(3,36%)
dibanding
terhadap
perilaku
bank
konvensional. Jika diperhatikan lebih lanjut, hingga Mei 2006 persentase share
Kerjasama Bank Indonesia dan Center for Banking Research Universitas Andalas
2
Tinjauan Literatur
didorong oleh faktor keagamaan melalui
Hasil penelitian terdahulu mendukung
dukungan
pendapat
perbankan terhadap prinsip-prinsip Islam.
bahwa
sebagai
perilaku
nasabah
dipengaruhi
dilakukan
pada
ketaatan
perbankan
sangat
Di samping itu masyarakat di negara
sikap
dan
tersebut mereka juga dipengaruhi oleh
survey
yang
dorongan keluarga, dan teman serta lokasi
Penelitian
dan
oleh
persepsimereka.
konsumen
masyarakat
Hasil
Tim
keberadaan bank.
Pengembangan Bank Syariah (Utomo 2001),
menunjukkan
persepsi
Penelitian yang dilakukan oleh Irbid dan
bunga dari sudut pandang agama dapat
Zarka (2001) memberikan kesimpulan
dibedakan menjadi tiga pendapat; (1)
yang
bertentangan dengan ajaran agama, (2)
mendorong
tidak bertentangan dengan ajaran agama,
konvensional atau bank syariah. Hasil
(3) tidak tahu/ragu-ragu. Survey di Jawa
penelitian tersebut mendukung bahwa
Barat
(2001)
indikasi
motivasi nasabah dalam memilih bank
bahwa
62%
menyatakan
syariah cenderung didasarkan kepada
dengan 22%
menyatakan sisanya
menunjukkan responden
bertentangan sementara
bahwa
diantara
tidak
(16%)
tahu/ragu-ragu.
ajaran
berbeda
tentang
nasabah
faktor
yang
memilih
bank
agama,
motif keuntungan, bukan kepada motif
responden
keagamaan. Dengan kata lain, nasabah
bertentangan
dan
lebih mengutamakan economic rationale
menyatakan
tidak
dalam keputusan memilih bank syariah
Sedangkan
hasil
dibandingkan dengan lembaga perbankan
penelitian Bank Indonesia tahun 2001 di
non-syariah
Sumatera Barat menunjukkan bahwa 20%
McKechnie (1992) berargumen bahwa
masyarakat menyatakan bunga itu haram,
meskipun banyak upaya, namun untuk
39% menyatakan tidak tahu/ ragu-ragu,
generalisasi konsep tentang dinamika
dan sisanya 41% menyatakan bahwa
pengambilan
bunga itu tidak haram. Untuk tingkatan
terhadap bank atau lembaga keuangan,
internasional, penelitian tentang perilaku
masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
nasabah
Selanjutnya,
Islamic
Bank
di
Bahrain
atau
bank
konvensional.
keputusan
penelitian
konsumen
Pusat
Studi
menemukan bahwa keputusan nasabah
Ekonomi Islam Dan Bisnis Brawijaya
dalam
Malang
memilih
bank
syariah
lebih
Kerjasama Bank Indonesia dan Center for Banking Research Universitas Andalas
(2000)
di
Jawa
Timur
3
mendukung bahwa perbedaan penting
ketersediaan
dalam memilih bank terletak pada faktor
memadai.
kelompok
acuan,
peran
dan
tempat
parkir
yang
status,
kepraktisan dalam menyimpan kekayaan,
Survey yang dilakukan Institut Pertanian
ukuran produk, jaminan, dan periode
Bogor (2004) di Kalimantan Selatan
pembayaran.
tentang
persepsi
bank
konvensional,
menunjukkan bahwa 94.5% responden Penelitian tentang persepsi konsumen di
setuju dengan peranan perbankan dalam
Malaysia menemukan bahwa persepsi
kehidupan sehari-hari, dengan alasan
konsumen terhadap bank syariah terdiri
utama menguntungkan masyarakat dan
terdiri
permodalan.
dari
beberapa
pemanfaatan
Berdasarkan
kelompok
perbankan,
responden, sebesar 79.3% responden
pengetahuan terhadap perbankan Islam,
bank konvensional menyatakan bunga
peranan konsumen dalam memilih produk
bank bertentangan dengan ajaran agama,
perbankan telah dilakukan (Nurafifah dan
cenderung menyatakan penolakan pada
Haron 2001). Pada sebuah studi tentang
sistem perbankan konvensional. Namun
sikap konsumen Amerika terhadap bank
di sisi lain, mereka adalah nasabah bank
komersial, Kaynak (2004) menemukan
konvensional, sehingga hal ini dapat
tiga
mengidikasikan
atribut
fasilitas
dimensi;
penting
yang
menjadi
tidak
konsistennya
pertimbangan konsumen dalam memilih
perilaku
bank; ketersediaan ATM, pelayanan yang
penelitian di atas memperlihatkan bahwa
cepat dan efisien, serta respon petugas
pemahaman tentang perilaku konsumen,
yang
dalam hal ini nasabah perbankan, menjadi
cepat.
Almossawi
Selanjutnya, (1991)
di
penelitian Bahrain
konsumen.
Implikasi
hasil
semakin krusial dan perlu untuk diteliti.
mengidentifikasi lima atribut penting yang dipertimbangkan konsumen dalam
Metode Penelitian
memilih bank; (a) lokasi ATM yang
Daerah
mudah dijangkau, (b) ketersediaan ATM
kabupaten/kota
di
dibeberapa lokasi, (c) reputasi bank, (d)
Barat,
kriteria
layanan
masing-masing daerah tersebut beroperasi
ATM
24
jam,
dan
(e)
penelitian
dengan
ini
meliputi
wilayah
4
Sumatera
bahwa
pada
kedua tipe bank (bank konvensional dan
Kerjasama Bank Indonesia dan Center for Banking Research Universitas Andalas
4
bank syariah), yaitu:
Kota Padang,
Bukittinggi, Kab. Pasaman, dan Kab 50
berarti
Netral/Ragu-ragu;
4,
berarti
Setuju; dan 5, berarti Sangat Setuju).
Kota. Sampel penelitian ini terdiri dari empat
cluster;
bank
Analisis terhadap sikap dan perilaku
syariah,
masyarakat dalam memilih bank syariah,
nasabah bank konvensional dan syariah,
digunakan analisis statistik deskriptif
dan non-nasabah. Jumlah kuesioner yang
berupa tabulasi silang, grafik, rata-rata
didistribusikan berjumlah 310 set yang
dan frekuensi. Untuk mengetahui faktor-
disebarkan langsung oleh surveyor pada
faktor apa saja yang mempengaruhi
lokasi penelitian terpilih. Disain pokok-
perilaku masyarakat dalam memilih bank
pokok isi kuesioner penelitian meliputi
syariah dan bank konvensional digunakan
aspek demografi, aktifitas penggunaan
analisis
jasa perbankan, dan perilaku konsumen.
mengidentifikasi
Aspek demografi terdiri dari: (1) tipe
berbagai faktor perilaku konsumen di
bank (syariah atau konvensional), (2)
dalam memilih jasa perbankan, digunakan
nasabah perorangan atau non-perorangan,
crosstab analysis.
konvensional,
yaitu
nasabah
nasabah
bank
faktor.
Selanjutnya,
untuk
hubungan
antara
(3) Kabupaten/Kota asal, (4) usia, (5) jenis kelamin, (6) status perkawinan, (7)
Hasil dan Pembahasan
jenis pekerjaan, (8) penghasilan perbulan. Aktifitas penggunaan jasa perbankan
Karakteristik Responden
meliputi: (1) persepsi tentang bunga, (2) pertimbangan memilih bank, (3) lama menjadi nasabah, (4) informasi tentang bank.
Sedangkan
konsumen
terdiri
aspek dari
perilaku (1)
unsur
marketing-mix, (2) sikap dan, (3) persepsi konsumen.
Indikator
aspek
perilaku
konsumen diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin (1, berarti Sangat Tidak Setuju; 2, berarti Tidak Setuju; 3,
Hasil penelitian lapangan menunjukkan bahwa responden yang berada dalam usia produktif berjumlah 95 % dari total responden atau sebanyak 295 orang (dari 310 orang responden
yang diteliti).
Sisanya (15 orang) atau 5% dari total jumlah responden berada dalam kategori usia tidak produktif. Responden dalam penelitian ini didominasi oleh jenis kelamin laki-laki (57% atau 178 orang), sisanya
Kerjasama Bank Indonesia dan Center for Banking Research Universitas Andalas
merupakan
perempuan
(132
5
orang atau 33%). Dilihat dari tingkat
responden dengan penghasilan di atas Rp
pendidikan terakhir responden, responden
3 juta per bulan, berjumlah 14% (42
dalam penelitian ini didominasi oleh
orang) dari total responden.
mereka
yang
berpendidikan
sarjana
sebesar 39% atau 121 orang, sedangkan
Pembahasan
jumlah yang paling kecil merupakan
Hasil penelitian ini menemukan bahwa
responden dengan tingkat pendidikan SD
terdapat perbedaan persepsi terhadap
atau lainnya (1,3% atau 4 orang). Urutan
keberadaan
kedua
dengan
dengan bank konvensional. Dari 124
pendidikan SLTA atau sederajat (32 %),
responden nasabah bank konvensional,
diikuti oleh mereka yang berpendidikan
sebanyak
diploma (D3) sebesar 17 %, dan pasca
konsep bunga bertentangan dengan ajaran
sarjana 5,8%.
Berdasarkan distribusi
agama. Namun demikian mereka tetap
responden menurut jenis pekerjaan, maka
memilih untuk tetap berhubungan dengan
mayoritas responden peneitian adalah
berbagai produk yang ditawarkan bank
mereka yang bekerja sebagai wiraswasta
konvensional. Hanya 29,8% dari jumlah
(97 orang atau 31%), diikuti oleh mereka
responden yang menyatakan dengan tegas
yang berprofesi sebagai karyawan swasta
bahwa konsep bunga tidak bertentangan
(84 orang atau 27%), sedangkan yang
dengan ajaran agama, sehingga dapat
terkecil
menjadikan ligitimasi bagi mereka untuk
adalah
adalah
responden
responden
berupa
bank
51,4%
syariah
dibanding
menyatakan
bahwa
pensiunan sebanyak 5 orang (1,6%).
tetap
Lebih lanjut, jika dilihat dari jumlah
produk bank konvensional. Sementara
penghasilan per bulan, maka responden
sisanya
(18,5%)
yang diteliti didominasi oleh mereka yang
mereka
tidak
berpenghasilan Rp 1 hingga 2 juta
bertentangan dengan agama.
berhubungan
dengan
berpendapat tahu;
apakah
berbagai
bahwa bunga
perbulan adalah sebesar 42% (129 orang). yang
Lebih lanjut, jika dihubungkan dengan
berpenghasilan kecil dari satu juta per
frekuensi responden yang telah mengenal
bulan adalah sebesar 29% (92 orang).
beroperasinya bank Syariah di Sumatera
Sedangkan responden yang paling sedikit
Barat, mayoritas (94,4%) menyatakan
porsinya dalam penelitian ini adalah
mengenal keberadaan bank dan produk
Selanjutnya,
responden
Kerjasama Bank Indonesia dan Center for Banking Research Universitas Andalas
6
bank syariah tetapi jumlah responden
”tertarik”
bank
untuk
konvensional
yang
memahami
serta
”mempertimbangkan”
pindah
ke
bank
syariah.
tentang prinsip bank syariah relatif kecil
Sebaliknya, reponden yang menyatakan
dari jumlah tersebut (34,7%). Hasil ini
”tidak tertarik” untuk pindah dari bank
memberikan indikasi bahwa responden
konvensional
yang memilih bank konvensional telah
memberikan alasan utama disebabkan
mengetahui keberadaan bank Syariah,
oleh; (a) informasi bank syariah tidak
tetapi
untuk
jelas, (b) tidak tahu tentang produk bank
berhubungan dengan bank konvensional.
syariah, (c) terbatasnya jaringan kantor
Dalam kaitan ini juga dapat diduga bahwa
bank syariah, serta (d) saat ini belum
faktor lamanya berhubungan dengan bank
membutuhkan layanan perbankan syariah.
konvensional (misaknya aspek loyalitas
Namun
pelanggan) ikut memberikan kontribusi
memberikan
kecenderungan
yang
menyangkut pilihan mereka bahwa ”saat
bank
ini mereka belum memerlukan layanan
tetap
memahami
memutuskan
responden bahwa
bunga
bertentangan dengan agama namun tetap
ke
demikian,
bank
syariah
responden
klarifikasi
lebih
tidak lanjut
perbankan syariah”.
memilih untuk memakai jasa atau produk bank
konvensional.
Hasil
pengujian
dengan cross-tab analysis mendukung bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara persepsi tentang bunga dengan keinginan untuk menjadi nasabah bank syariah.
Dengan
disimpulkan perbedaan
bahwa persepsi
berdasarkan
niat
demikian tidak yang
dapat terdapat
signifikan
nasabah
bank
konvensional untuk menjadi nasabah
Penelitian ini juga memberikan informasi tentang pertimbangan responden di dalam memilih jasa bank konvensional. Hasil jawaban responden di atas memberikan gambaran bahwa pertimbangan paling dominan
dalam
konvensional
adalah
pemilihan faktor
bank prosedur
(cepat dan mudah), berhubungan dengan bank, serta kedekatan lokasi (rumah dan/atau tempat kerja) responden dengan kantor bank. Pertimbangan di atas lebih
bank syariah.
dipilih
dibandingkan
dengan
faktor
Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa
reputasi dan image bank, jumlah kantor
sejumlah
bank/cabang
konvensional
besar (61%)
reponden saat
ini
bank masih
yang
tersedia
untuk
melayani kebutuhan mereka, jaminan atas
Kerjasama Bank Indonesia dan Center for Banking Research Universitas Andalas
7
uang yang ditempatkan, persyaratan yang
Implikasi Penelitian
diminta oleh bank serta ketersediaan teknologi
perbankan.
Preferensi
konsumen dalam memilih jasa perbankan konvensional lebih ditentukan oleh faktor yang tidak berhubungan dengan produk (non product), seperti; prosedur yang lebih cepat dan mudah, kedekatan lokasi bank,
reputasi
bank
serta
jumlah
Hasil
informasi
responden
nasabah
Sumatera Barat, (81,5%)
survei
terhadap
bank syariah
di
mayoritas responden
menyatakan
tentang
memberikan pertimbangan
responden di dalam memilih jasa bank syariah, pertimbangan paling dominan yaitu: faktor keyakinan bahwa bunga bank bertentangan dengan agama, diikuti oleh keramahan petugas serta persepsi
lebih hasil
ini
bahwa berurusan dengan bank syariah
kantor/cabang sebuah bank. Berdasasarkan
penelitian
bahwa
cepat
dan
mudah.
Ketiga
pertimbangan di atas lebih diminati konsumen
dibandingkan
dengan
pertimbangan terhadap faktor reputasi dan
konsep
image bank, persyaratan yang lebih
bunga bertentangan dengan ajaran agama.
ringan dibanding bank konvensional,
Hasil ini dapat dianggap merupakan
serta kedekatan lokasi (rumah dan/atau
alasan paling mendasar bagi reponden
tempat kerja) responden dengan kantor
tersebut di dalam memilih bank syariah.
bank.
Hanya 12,9% dari jumlah responden yang menyatakan dengan tegas bahwa konsep bunga tidak bertentangan dengan ajaran agama,
namun
mempengaruhi
persepsi mereka
ini
tidak
untuk
tetap
berhubungan dengan berbagai produk bank syariah, sementara sisanya (5,6%) menyatakan pendapat bahwa mereka tidak tahu.
Varian produk yang ditawarkan serta berbagai hal yang berhubungan dengan produk
(seperti;
variasi,
biaya
administrasi serta harapan keuntungan) bukan merupakan pertimbangan utama di dalam memilih bank syariah. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa nasabah bank syariah cenderung melihat produk bank bukanlah sesuatu yang ”unik”, tetapi menyerupai produk komoditas lainnya seperti
yang
ditawarkan
oleh
bank
konvensional. Hal ini ditunjukkan oleh
Kerjasama Bank Indonesia dan Center for Banking Research Universitas Andalas
8
hasil penelitian di atas, bahwa responden
didasarkan atas persepsi bahwa faktor
cenderung memilih faktor lain yang tidak
bunga bertentangan dengan agama serta
berhubungan langsung dengan produk
bentuk keyakinan responden.
yang ditawarkan bank sebagai dasar pertimbangan mereka di dalam memilih
Lebih lanjut, penelitian ini berhasil
jasa perbankan.
mengungkapkan
informasi
tentang
persepsi responden yang belum pernah Berdasarkan pada nasabah pengguna produk
tabungan,
sebagian
besar
responden (69%) berpendapat bahwa biaya pemeliharaan tabungan di bank syariah
lebih
rendah
dibandingkan
dengan bank konvensional. Dalam porsi yang hampir sama, sebahagian responden (53%)
berpendapat
bahwa
jika
dibandingkan dengan bank konvensional, bank syariah memberi nilai lebih, yaitu memberikan porsi bagi hasil yang relatif tinggi untuk nasabah, serta bank syariah menenetapkan nilai saldo awal relatif rendah untuk nasabah penabung.
berhubungan dengan bank konvensional maupun syariah (non-nasabah). Sejumlah 31
responden
(42%)
memberikan
jawaban bahwa bunga bank bertentangan dengan agama dan dalam jumlah yang sama (42%) menyatakan bahwa bunga bank tidak bertentangan dengan agama. Sisanya (16%) menjawab tidak tahu untuk jawaban atas pertanyaan yang sama.
Hasil
pengujian
statistik
mengindikasikan bahwa tidak terdapat hubungan
yang
signifikan
antara
keyakinan responden terhadap bunga bank dengan pilihan bank mereka. Hal ini menunjukkan bahwa pilihan konsumen
Penelitian ini juga menemukan bahwa pilihan responden terhadap bank syariah, baik
untuk
produk
tabungan
dan
pinjaman, lebih didasarkan pada berbagai hal berikut; alasan ekonomis, kesesuaian dengan
kebutuhan
dan
terhadap jenis bank (konvensional versus syariah) untuk responden yang belum menjadi nasabah bank tidak sepenuhnya dipengaruhi
oleh
keyakinan
mereka
terdapat pandangan terhadap bunga bank.
persepsi
kemudahan persyaratan yang ditetapkan. Hal ini mendukung hasil analisis bahwa pemilihan konsumen antara perbankan
Hasil
pengujian
memperlihatkan
crosstab
analysis
bahwa
terdapat
hubungan signifikan
antara tingkat
syariah dan konvensional tidak selalu Kerjasama Bank Indonesia dan Center for Banking Research Universitas Andalas
9
pendidikan, usia, dan jenis pekerjaan
3 juta cenderung untuk memilih bank
dengan tipe bank yang dipilih oleh
konvensional dibanding bank syariah
responden (asymp.Sig = 0.032). Dengan
(70%).
dasar bahwa kelompok pendidikan tinggi
konvensional
lebih didominasi oleh responden bank
nasabah dengan tipe pekerjaan wiraswasta
syariah,
bahwa
atau pengusaha (63%) dan angka ini
responden yang memilih bank syariah
relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
memiliki tingkat pendidikan relatif lebih
responden
tinggi dibandingkan dengan responden
Sedangkan kelompok responden bank
yang memilih bank konvensional. Secara
syariah
umum kelompok usia responden pada
PNS/TNI/Polri.
dapat
dinyatakan
Kelompok lebih
bank
lebih
responden
bank
didominasi
oleh
syariah
(37%).
didominasi
oleh
bank syariah relatif lebih muda dibanding kelompok responden pada bank syariah,
Berdasarkan hasil pengolahan analisis
dimana frekuensi kelompok usia yang
faktor ditemukan lima dimensi penentu
mendominasi berada pada kisaran umur
perilaku nasabah dalam memilih bank
20 hingga 30 tahun
syariah dan bank konvensional, seperti
responden).
Dari
sisi
(sebanyak 72 pendapatan,
terlihat pada tabel 1 berikut.
responden yang berpendapatan di atas Rp Tabel 1. Dimensi Faktor Penentu Perilaku Konsumen Bank Syariah Faktor Bank Konvensional Persepsi Internal Motivasi (Rasional) (belief/attitudes) Personal Selling Eksternal Biaya dan Manfaat Keluarga Eksternal Keluarga Biaya dan Manfaat Internal Promosi Agama/keyakinan Internal Gaya Hidup
Faktor Internal Internal Eksternal Eksternal Internal
Sumber: output spss
Hasil di atas memberikan indikasi bahwa,
faktor-faktor tersebut mengindikasikan
faktor internal lebih dominan dibanding
bahwa
faktor eksternal bagi konsumen di dalam
memutuskan untuk menggunakan suatu
memilih jenis bank (konvensional versus
produk perbankan lebih didominasi oleh
syariah). Hal ini dapat diartikan bahwa
internal locus of control (pengendalian
Kerjasama Bank Indonesia dan Center for Banking Research Universitas Andalas
perilaku
konsumen
dalam
10
dari dalam). Internal faktor tersebut
Dari kelima faktor di atas, tidak terdapat
muncul
satupun
dari
konsumen
kesadaran
terhadap
(awareness)
atau
variabel
yang
yang
berhubungan dengan produk perbankan.
dikomunikasikan dan pada tingkat yang
Hal ini memberikan implikasi bahwa
lebih tinggi, dan selanjutnya awareness
konsumen cenderung untuk mempunyai
tersebut akan memperkuat keyakinan
persepsi bahwa produk perbankan yang
(belief) konsumen. Namun demikian,
ditawarkan oleh kedua jenis bank relatif
faktor
sama.
internal
produk
faktor
yang
mempengaruhi
Keunikan
produk
perbankan
konsumen untuk memilih bank syariah
syariah yang selama ini dipromosikan
versus bank konvensional relatif berbeda.
kepada masyarakat tidak cukup untuk
Pada konsumen yang memilih bank
mempengaruhi persepsi mereka terhadap
syariah, faktor internal yang sangat
keunikan
mempengaruhi
konsumen
dibandingkan dengan bank konvensional.
untuk memilih bank tersebut adalah; (1)
Dengan kata lain, bank syariah seharusya
persepsi, (2) biaya dan manfaat, dan (3)
mampu membangun image di mata
agama. Sementara itu, faktor internal
konsumen
yang mempengaruhi keputusan memilih
dimilikinya,
bank
menciptakan
keputusan
konvensional
terdiri
dari;
(1)
produk
dengan yang
perbankan
syariah
keunikan pada
loyalitas
yang
akhirnya konsumen,
motivasi rasional, (2) biaya dan manfaat,
sebagaimana dapat dilihat pada gambar
dan (3) gaya hidup.
berikut.
Kerjasama Bank Indonesia dan Center for Banking Research Universitas Andalas
2
Gambar 1. Hubungan Logis antara Image Terhadap Bank Syariah dan Loyalitas Konsumen
Uniqueness
Image Building
Credibility
Yes
No
Trust
Distrust
Loyalty
Switching
Loyalist segment Floating Mass
Studi
yang
dilakukan
menunjukkan
interaksi
bahwa walaupun terdapat persepsi bahwa
perbankan,
bunga
memilih
bank
bertentangan
dengan
masyarakat namun jasa
terhadap dalam
perbankan
dunia
keputusan dengan
keyakinan/agama, namun hal tersebut
pertimbangan rasional (rational choice)
bukan merupakan alasan utama bagi
tetap sangat menentukan. Dalam kaitan
responden di dalam memilih jenis bank.
ini dapat diberikan argumentasi bahwa
Konsumen
responden cenderung menilai produk
dan
calon
konsumen
perbankan relatif mempunyai argumentasi
perbankan
rasional, termasuk motif ekonomis di
“produk komoditas”, dimana konsumen
dalam
Hasil
memilih produk perbankan berdasarkan
penelitian memberikan implikasi bahwa
fungsi produk, atau konsumen memiliki
sekalipun terdapat berbagai aspek non-
persepsi bahwa karakteristik bank syariah
ekonomis yang sangat mempengaruhi
dan konvensional tidak relative berbeda.
menentukan
pilihannya.
Kerjasama Bank Indonesia dan Center for Banking Research Universitas Andalas
yang
ditawarkan
sebagai
2
Akibatnya switching cost untuk pindah
diadopsi dan diterapkan oleh perbankan
dari lembaga
ke
selayaknya mendapat fokus perhatian
relatif
yang lebih besar. Namun, Bank Indonesia
konvensional
perbankan dan
syariah
sebaliknya
rendah (lihat gambar 1).
selaku otoritas moneter disarankan untuk mengeluarkan kebijakan yang berimbang dalam hal ini, agar tidak menganggu
Rekomendasi Kebijakan
keseimbangan Secara
ringkas,
hasil
penelitian
ini
Bank
ini.
kebijakan
produk
mempertegas
antara
konvensional,
bank
diferensiasi syariah
perbankan
konvensional yang ada. Dalam kaitan ini,
merekomendasikan berbagai hal berikut Untuk
pasar
Indonesia
dapat
mengeluarkan
yang berhubungan
dengan
dan
karakteristik produk bank syariah dalam
perlu sosialisasi dan
kerangka etika yang jelas; berupaya untuk
komunikasi below the line, sehingga
menumbuhkembangkan
masyarakat yakin terdapat keunikan pada
sejalan
produk bank syariah. Komunikasi dengan
pengembangan untuk bank konvensional.
(align)
bank
dengan
syariah kebijakan
cara konvensional (misal above the line) hanya mampu menciptakan awareness
Prospek perbankan syariah di Sumatera
masyarakat terhadap keberadaan bank
Barat ke depannnya masih relatif besar
syariah, tetapi belum mampu untuk
untuk dikembangkan (61% responden
merubah keyakinan (beliefs) masyarakat
bank konvensional berminat menjadi
terhadap bunga bank.
nasabah bank syariah). Ketidakjelasan informasi tentang bank syariah, jaringan
Pendekatan
personal-selling
dengan
kantor yang terbatas, dan tidak tahu
mengandalkan personel yang memiliki
tentang produk bank syariah merupakan
penguasaan memadai terhadap product-
alasan utama kenapa mereka belum
knowledge bank syariah. Untuk itu Bank
berhubungan dengan bank syariah.
Indonesia sebagai regulator diharapkan dapat
menetapkan
standardisasi
Tidak semua nasabah bank syariah di
kompetensi terhadap product-knowledge
Sumatera
bagi petugas bank syariah. Di samping
segmen loyalist (nasabah yang memilih
itu, konsep service excellence yang telah
bank syariah semata-mata karena alasan
Kerjasama Bank Indonesia dan Center for Banking Research Universitas Andalas
Barat
termasuk
katagori
2
agama), yaitu hanya 55% dari jumlah
rasional, dengan tetap mengutamakan
responden
Berkaitan
kualitas pelayanan serta benefit lainnya
dengan tipe segmen tersebut, maka upaya
yang ditawarkan daripada hanya dengan
untuk meningkatkan pertumbuhan bank
melakukan pendekatan emosional. Untuk
syariah
melalui
mengantisipasi kecenderungan tersebut
peningkatan pemahaman dan membangun
perlu adanya kesiapan infrastruktur dan
image konsumen perbankan syariah agar
sumberdaya yang dimiliki oleh bank
mereka tidak ragu untuk berpartisipasi
syariah saat ini agar mampu berkembang
menjadi
seperti layaknya bank konvensional.
bank
syariah.
dapat
dilakukan
nasabah
dan
menjamin
keberadaan ”dual banking” yang sesuai dengan
prinsip
masyarakat
syariah.
Sumatera
Mayoritas
Barat
yang
Keterbatasan Penelitian dan Penelitian Lanjutan
beragama Islam memberikan peluang
Cakupan
yang cukup besar untuk pertumbuhan
kepada aspek kelembagaan perbankan
bank syariah untuk menggarap segmen
(syariah atau konvensional) sehingga
loyalist,
belum
awareness
aktif
dalam
nasabah
meningkatkan
potensial
dengan
studi ini
meneliti
konsumen
lebih
ditekankan
perilaku
terhadap
pembelian
produk
(jasa)
pendekatan promosi yang lebih informatif
perbankan yang ditawarkan oleh kedua
(bukan imaginer), misalnya; seminar,
jenis
brosur dan phamflet.
diperlukan
bank
tersebut. untuk
Studi
lanjutan
mengindentifikasi;
apakah
perilaku
Perbankan syariah sudah tidak saatnya
memilih
jenis
lagi mengandalkan ”spiritual market”
dipengaruhi oleh tipe dan varian produk
yang hanya diisi oleh segmen syariah
yang ditawarkan oleh setiap jenis bank?
loyalist, yaitu mereka yang memilih bank
Studi yang telah dilakukan juga belum
semata-mata hanya karena alasan agama.
memberikan penekanan terhadap jenis
Kecenderungan dimasa yang akan datang
nasabah (individu versus institusional) di
diperkirakan bahwa segmen yang digarap
dalam
oleh bank syariah mulai bergeser dari
terhadap keberadaan ke dua jenis bank
syariah loyalist ke floating market. Hal
sehingga
ini disebabkan karena konsumen semakin
mengidentifikasi
Kerjasama Bank Indonesia dan Center for Banking Research Universitas Andalas
konsumen bank
memahami
studi
dalam
tersebut
persepsi
lanjutan
juga
mereka
diperlukan
berdasarkan
sampel
3
dengan karakteristik tertentu (misalnya:
melalui
penelitian
lanjutan
dengan
nasabah institusi).
pendekatan kualitatif. Penelitian tersebut diperlukan untuk mengetahui persepsi
Lebih lanjut, sesuai dengan budaya
mereka (tiga pihak) tersebut terhadap
collectivism
keberadaan
yang
hidup
ditengah
lembaga
dan
produk
msyarakat Sumatera Barat dan besarnya
perbankan syariah sehingga diperoleh
peranan “tiga tungku sejarangan, tiga tali
gambaran apakah mereka memahami
sepilin” antara; ninik mamak (pemuka
serta merekomendasi perlunya perbankan
adat), alim ulama, dan cerdik pandai
syariah untuk dikembangkan di Sumatera
(kaum berpendidikan) sebagai kelompok
Barat.
acuan (role model), perlu diakomodasi
Daftar Pustaka Ahmad, N dan Haron, S. 2001. Perception of Malaysian Corporate Customers Toward Islamic Banking Products & Services, International Journal of Islamic Financial Service, Vol. 3 No. 4. Almossawi, M. 2001. Bank selection criteria employed by college students in Bahrain: an emperical analysis, The International Journal of Bank Marketing, Vol.19 No. 3, pp 115. Bank Indonesia. 2001. Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah di Jawa Barat. Jakarta. Bank Indonesia. 2001. Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah di Sumatera Barat. Jakarta.
Boyd, W., Leonard, M., & White, C. 1994. Customer preferences for financial services: an analysis, International Journal of Bank Marketing, Vol. 12 , No.1, pp 9-15.
Coyle, T. 1999. The bank of tomorrow, American Community Banker, Vol 8, No.7, pp. 16-18 Ho, P. F., Ong, P.Y and Thia, B. H. 1995. Bank selection criteria and multiple banking phenomena in Singapore. Unphublished MBA dissertation, School of Accountacy and Business, Nanyang Technological University Haron, S., Ahmed, N., & Planisek, S. 1994. Bank patronage factors of Muslim and non-Muslim customers, International Journal of Marketing, Vol. 12, No.1, pp 32-40. Institut Pertanian Bogor. 2004. Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah di Wilayah Kalimantan Selatan. Kerjasama Direktorat Perbankan Syariah – Bank Indonesia dengan Institut Pertanian Bogor.
Kerjasama Bank Indonesia dan Center for Banking Research Universitas Andalas
4
Kompas. 2005. Pangsa Perbankan Syariah 2011 diprediksi 20 persen. Senin 7 Maret 2005. Kompas. 2004. Tahun 2005 sebanyak 19 bank akan buka unit syariah. Kamis 2 Desember 2004. Kaufman, G.G. 1967. A survey of business firms and households view of a commercial bank, Report to the Federal Reserve Bank of Chicago, Appleton, University of Wisconsin, Madison, WI. Kaynak, E. 2005. American consumers’ attitudes towards commercial banks, The International Journal of Bank Marketing, Vol.23, No. 1, pp 73-89 Laroche, M., Rosenblatt, J.A., & Manaing, T. 1986. Service used and factors considered important in selecting a bank: an investigation across diverse demographic segments, International Journal of Bank Marketing, Vol.4, No.1, pp 35-55.
Lewis, B. R. 1982a. Student account-A porofitable segment?, European Journal of Bank Marketing, Vol. 16 No. 3, pp 6372 Lewis, B. R. 1982b. “Weekly cash-paid workers: Attitudeand behaviour with regrad to babnk and other financial institutions. European Journal of Bank Marketing, Vol. 16 No. 3, pp 92-101 Utomo, Budi. S. 2001. Makalah: Menuju Era Ekonomi Berkeadilan dan Bebas Bunga, Jakarta. Metawa, S. A., & Almossawi, M. 1998. Banking behavior of Islamic bank customers: Perspectives and implications, International of Bank Marketing, Vol. 16, No. 7, pp. 299-313. Nicholls, J.A.F., Roslow,S.and Tsalikis, J. 1993. “Time is central”, International Journal of Bank Marketing, Vol. 11 No. 5, pp.12-18 Redaksi Info Bank. 1990. Info Bank April No. 241, Jakarta The Point (Newspaper), Syariah Banking in Indonesia, Tuesday 12 December 2006.
Kerjasama Bank Indonesia dan Center for Banking Research Universitas Andalas
2