TUGAS AKHIR ANALISA POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) (Studi kasus: Home Industry Pembuatan Tahu di Kartasura)
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun oleh : MARDIYANTO D 600 020 048 02.6.106.03064.5.048
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008
HALAMAN PENGESAHAN
TUGAS AKHIR ANALISA POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)
Tugas Akhir Ini Telah Diterima dan Disetujui Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Studi S-1 Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Hari/Tanggal :
Disusun Oleh :
Nama
: MARDIYANTO
NIM
: D. 600 020 048
NIRM
: 026.106.03064.5.048
Jurusan/Fakultas
: Teknik Industri/Teknik
Mengetahui, Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Indah Pratiwi, ST.MT
Etika Muslimah, ST.MM.MT
HALAMAN PERSETUJUAN TUGAS AKHIR ANALISA POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)
Telah Dipertahankan Pada Sidang Pendadaran Tingkat Sarjana Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada Hari/Tanggal
:
Jam
:
Dosen Penguji :
Indah Pratiwi, ST.MT Ketua Etika Muslimah, ST.MM.MT Anggota Much. Djunaidi, ST.MT Anggota Eko Setiawan, ST.MT Anggota Mengetahui, Dekan Fakultas Teknik
Ketua Jurusan Teknik Industri
Ir. H. Sri Widodo, MT
Munajat Tri Nugroho, ST. MT
MOTTO
Kata yang paling cantik di bibir manusia adalah ibu, ibu adalah segalanya. Ia menjadi sumber segala cinta, berkah, rasa simpati dan maaf. (Kahlil Gibran)
Sambut semua dengan senyum danpenuh ikhlas, meski kadang semua tak pernah kita harap, meski kadang itu luka. Tapi itu sulit bagi orang dengan jiwa yang gelap akan surga.
Tak usah kita sengaja mencipta dosa, tanpa kita sengajapun, suatu saat dosapun kan menghampiri dengan sendirinya, karena kita sebagai manusia tak sempurna.
PERSEMBAHAN
Laporan Tugas Akhir Ini Penulis Persembahkan Untuk : 1. Bapak, Ibu dan kakakku tercinta. 2. Teman-teman X-treem Cost 3. Teman – teman Teknik Industri ’02.
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘alaikum Wr.Wb Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat, taufik,dan hidayah-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini yang berjudul “ ANALISA POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)”. Penyusunan laporan tugas akhir ini diajukan sebagai suatu kelengkapan dan persyaratan guna menempuh dan mencapai gelar sarjana Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Ir. H. Sri Widodo, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2. Bapak Munajat Tri Nugroho, ST. MT selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta. 3. Ibu Indah Pratiwi, ST. MT selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dari awal penulisan sampai terselesainya laporan ini.
4. Ibu Etika Muslimah, ST. MM.MT selaku pembimbing II yang telah sabar dan ikhlas memberikan bimbingan sampai tersusunnya laporan tugas akhir ini. 5. Bapak Kasno selaku pemilik pabrik tahu, yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian pabriknya. 6. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberi doa dan bantuan baik berupa moril maupum spirituil, terima kasih buat kasih sayangnya yang tak hentihentinya mengalir. 7. Kakakku tercinta Panji Atmoko, mbakku Maya Puspita Sari terima kasih buat supportnya. 8. Adekku ”Verry Desta Widyatama” ampun nakal nggih!!!. 9. Sahabat-sahabatku : YuDha Plo, FauZaN PiPpo, TAuFik Cepi, Arief
J_mbat,
Agung
M_blenk,
Andy
C_kung,
AGus
K_cing, MaKin Q_yiep, Rahmawan P_Thok, Ahmad C_mEd, CerRy,
Kurnia
T_gal,
Syefiq
Timbul,
Ahmad
Yani
ChArlez,farid UcUp,Ardian ChaMpret,SiGit Pa’dHe,KokO pElo,
IwAn
Do2’,MbaK
G_mbel,
Wiexz.
mBak
Sigit ElGa,
BF,
Fredo,
SonNy,
ARief
RaCun,
AndHika
SOto, KhoMsin BlaCk, bEteT, BOy, Si NYoNg, XriYiep Bombay, MasYAnto BoMbay terima kasih atas dukungannya. Thank’z to all. 10. Semua teman-teman Tehnik Industri ’02
yang telah mendukung dalam
menyelesaikan laporan tugas akhir ini Thank’z To All.
11. Temen-teman X-treem Cost yang datang dan pergi, thank’z To All. Penulis hanya bisa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas semua bantuan yang telah diberikan, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Akhir kata, penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Amiin. Wassalamu ‘alaikum Wr.Wb Surakarta, Februari 2008
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii ABSTRAKSI .................................................................................................. iv HALAMAN MOTTO ................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi KATA PENGANTAR ................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................. x DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 1.2. Perumusan Masalah .................................................................... 3 1.3. Batasan Masalah ......................................................................... 3 1.4. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3 1.5. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4 1.6. Sistematika Penulisan .................................... ............................ 4
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Ergonomi ....................................................................6
2.2. Postur dan Pergerakan Kerja...................................................... 10 2.3. Sistem Kerangka Otot ................................................................13 2.4. Cumulative Trauma Disordes (CTD) ........................................ 13 2.5. Rapid Upper Limb Assessment (RULA) ....................................15 2.5.1
Definisi RULA................................................................15
2.5.2
Perkembangan RULA.....................................................16
2.6. Tinjauan Pustaka....................................................................... 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian ....................................................................... 34 3.2. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 34 3.3. Identifikasi Data .........................................................................35 3.4. Metode Pemecahan Masalah dan Analisa Data ....................... 35 3.5. Kerangka Pemecahan Masalah .................................................. 37 BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1. Pengumpulan Data..................................................................... 38 4.1.1
Pengumpulan Data pada Stasiun Perendaman..............40
4.1.2
Pengumpulan Data pada Stasiun Pemasakan dan penyaringan.....................................................................41
4.2. Pengolahan Data dengan Menggunakan Metode RULA............43 4.2.1. Pengolahan data pada stasiun perendaman.....................43 4.2.1.1
Kegiatan 1 Pengambilan air untuk perendaman ...... 43
4.2.1.2
Kegiatan 2 Penuangan hasil pembilasan ke ember..........................................................................49
4.2.1.3 Kegiatan 3 Membawa hasil rendaman ke stasiun penggilingan...........................................................55
4.2.2. Data rekapitulasi Grand score pada stasiun perendaman tangan kanan................................................................... 62 4.2.3. Data rekapitulasi Grand score pada stasiun perendaman tangan kiri....................................................................... 63 4.2.4. Pengolahan data pada stasiun pemasakan dan penyaringan......................................................................64 4.2.4.1 Kegiatan 1 Mengambil kedelai setelah digiling...64 4.2.4.2 Kegiatan 2 Pemberian air pada pemasakan ........71 4.2.4.3 Kegiatan 3 Pengambilan alat penyaringan ..........77 4.2.4.4 Kegiatan 4 Penuangan hasil dari pemsakan ........82 4.2.4.5 Kegiatan 5 Penyaringan hasil pemasakan ...........89 4.2.4.6 Kegiatan 6 Pembuangan ampas...........................95 4.2.4.7 Kegiatan 7 Pemberian cuka pada penyaringan ...103 4.2.4.8 Kegiatan 8 Pembuangan sisa air penyaringan ....110 4.2.4.9 Kegiatan 9 Penuangan hasil penyaringan ke pencetakan........................................................... 117 4.2.5. Rekapitulasi grand score pada stasiun pemasakan dan penyaringan tangan kanan ........................................124 4.2.6. Rekapitulasi grand score pada stasiun pemasakan dan penyaringan tangan kiri ...........................................126 4.3. Anlisa Data ..................................................................................128
4.3.1
Analisa Postur Kerja pada Stasiun Perendaman ..................... 128 4.3.1.1
Kegiatan 1 Pengambilan air untuk perendaman .......128
4.3.1.2
Kegiatan 2 Penuangan hasil pembilasan ke ember ...129
4.3.1.3
Kegiatan 3 Membawa hasil rendaman ke stasiun penggilingan...............................................................129
4.3.2
Analisa Postur Kerja pada pemasakan dan penyaringan ..........130 4.3.2.1
Kegiatan 1 Mengambil kedelai setelah digiling ........130
4.3.2.2
Kegiatan 2 Pemberian air pada pemasakan................131
4.3.2.3
Kegiatan 3 Pengambilan alat penyaringan ................132
4.3.2.4
Kegiatan 4 Penuangan hasil dari pemsakan ..............132
4.3.2.5
Kegiatan 5 Penyaringan hasil pemasakan..................133
4.3.2.6
Kegiatan 6 Pembuangan ampas................................ 134
4.3.2.7
Kegiatan 7 Pemberian cuka pada penyaringan .........135
4.3.2.8
Kegiatan 8 Pembuangan sisa air penyaringan ...........136
4.3.2.9
Kegiatan 9 Penuangan hasil penyaringan ke pencetakan..................................................................137
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan .................................................................................140 5.2. Saran ........................................................................................... 141 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Skor Postur Kelompok A....................................................................27 Tabel 2.2 Skor Postur Kelompok B....................................................................28 Tabel 2.3 Grand Score....................................................................................... 30 Tabel 4.1 Data postur kerja stasiun perndaman .................................................40 Tabel 4.2 Data berat beban pada stasiun perendaman .......................................40 Tabel 4.3 Data sudut-sudut postur kerja pada stasiun pemasakan dan penyaringan..................................................................................41 Tabel 4.4
Data berat beban pada stasiun pemasakan dan penyaringan.............42
Tabel 4.5
Postur pengambilan air untuk perendaman..................................... 44
Tabel 4.18 Postur penuangan hasil pembilasan ke ember.................................50 Tabel 4.30 Postur membawa hasil rendaman ke stasiun penggilingan .............56 Tabel 4.42 Rekapitulasi Grand score pada stasiun perendaman tangan kanan................................................................................................62 Tabel 4.43 Rekapitulasi grand score pada stasiun perendaman tangan kiri.......63 Tabel 4.44 Postur Mengambil kedelai setelah digiling.......................................65 Tabel 4.56 Postur pemberian air pada pemasakan..............................................72 Tabel 4.68 Postur pengambilan alat penyaringan...............................................78 Tabel 4.80 Postur penuangan hasil dari pemasakan...........................................83 Tabel 4.93 Postur penyaringan hasil pemasakan................................................90 Tabel 4.105 Postur Pembuangan ampas...............................................................97 Tabel 4.117 Postur Pemberian cuka pada penyaringan.......................................104
Tabel 4.129 Postur Pembuangan sisa air penyaringan.........................................111 Tabel 4.141 Postur penuangan hasil penyaringan ke pencetakan........................118 Tabel 4.153 Rekapitulasi grand score pada stasiun pemasakan dan penyaringan tangan kanan....................................................................................124 Tabel 4.154 Rekapitulasi grand score pada stasiun pemasakan dan penyaringan tangan kiri........................................................................................126
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Flexion dan extension........................................................................11 Gambar 2.2 Abduction dan adduction...................................................................12 Gambar 2.3 Posisi rotation...................................................................................12 Gambar 2.4 Posisi pada lengan supination dan Spronation ................................13 Gambar 2.5 Range pergerakan lengan atas ......................................................... 20 Gambar 2.6 Range pergerakan lengan bawah ..................................................... 21 Gambar 2.7 Range pergerakan pergelangan tangan............................................ 22 Gambar 2.8 Range pergerakan putaran pergelagan tangan..................................22 Gambar 2.9 Range pergerakan leher ..................................................................23 Gambar 2.10 Range pergerakan leher yang diputar atau dibengkokkan .................................................................................24 Gambar 2.11 Range pergerakan...........................................................................25 Gambar 2.12 Range pergerakan punggung yang diputar atau dibengkokkan ...............................................................................26 Gambar 2.13 Range pergerakan kaki .................................................................27 Gambar.2.14 Perhitungan RULA......................................................................... 30
ABSTRAKSI Penggunaan tenaga manusia dalam dunia industri di Indonesia, khususnya industri kecil, masih sangat dominan. Fleksibilitas gerakan merupakan alasan kuat penggunaan tenaga manusia, terutama untuk kegiatan penaganan material secara manual (Manual Material Handling). Akan tetappi aktivitas MMH diidentifikasi beresiko besar sebagai penyebab penyakit tulang balakang (Law Back Pain). Akibat dari penanganan material yang cukup berat, posisi dan postur kerja yang tidak baik serta pengulangan pekerjaan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan mengevaluasi postur kerja yang tidak aman bagi tubuh manusia dan mengetahui bagaimana pengaruh antara sikap atau postur kerja pekerja dengan tempat kerja bagi pekerja pembuatan tahu di Kartasura, Sukoharjo. Pengumpulan data dengan melakukan studi lapangan dan wawancara terhadap pekerja untuk mendapatkan data yang diinginkan. Data tersebut adalah data postur pekerja yang meliputi lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan, leher, punggung dan kaki untuk dilakukan pengolahan data dengan menggunakan metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA). Output yang didapat berupa kategori action level yang menunjukkan apakah postur kerja yang dilakukan sudah aman. Pengolahan data yang telah dilakukan, maka dapat diketahui nilai action level yang dapat memberikan rekomendasi perbaikan pada masing-masing postur kerja. Tiga stasiun kerja yang diamati yaitu stasiun perendaman terdapat 62,5% postur berbahaya, dan stasiun pemasakan dan penyaringan terdapat 86,96% postur bebahaya. Hal ini menunjukkan perlu adanya perubahan sesegera mungkin atau saat itu juga. Kata kunci: Postur kerja, muskuloskeletal, RULA, tempat kerja.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penggunaan tenaga manusia dalam dunia industri masih dominan, terutama kegiatan penanganan material secara manual (Manual Material Handling/MMH). Kelebihan MMH bila dibandingkan dengan penggunaan material menggunkan alat bantu adalah fleksibilitas gerakan yang dapat dilakukan untuk beban-beban ringan. Akan tetapi aktivitas MMH diidentifikasi berisiko besar sebagai penyebab utama penyakit tulang belakang (Low Back Pain). Beban kerja yang berat, postur kerja yang salah dan perulangan gerakan yang tinggi, serta adanya getaran terhadap keseluruhan tubuh merupakan keadaan yang memperburuk penyakit tersebut (Luopajarvi, 1990). Kinerja dan hasil kerja yang baik sangat dipengaruhi oleh tingkat kenyamanan operator. Kenyamanan tersebut akan memacu performans kerja operator sehingga aktivitas kerja operator akan tercapai. Hal tersebut dapat dipengaruhi kondisi lingkungan dan alat kerja. jika landasan kerja terlalu tinggi maka pekerja akan mengangkat bahu untuk menyesuaikan dengan ketinggian landasan kerja, sehingga menyebabkan sakit pada bahu dan leher. Sebaliknya bila landasan terlalu rendah maka tulang belakang akan membungkuk sehingga menyebabkan kenyerian pada bagian belakang (backache) (Tarwaka, Sudiajeng dan Bakri, 2004). Seperti yang kita ketahui bahwa melakukan aktivitas produksi terdapat interaksi antara tenaga kerja (manusia/operator) dengan fasilitas produksi (mesin) yang digunakan. Interaksi ini dapat berupa kesesuaian antara dimensi tubuh
operator (tenaga kerja) dengan dimensi mesin. Dilihat dari sudut pandang ergonomi suatu produk (fasilitas produksi) dikatakan ergonomis apabila secara anthropometris, faal, biomekanika dan fisiologis kompatibel dengan manusia sebagai pemakainya (Sutalaksana, 1999). Salah satunya adalah di Kartasura milik bapak Kasno, adalah salah satu home industry yang bergerak di bidang pembuatan tahu. Dimana
pekerja
melakukan aktivitas dari perendaman bahan baku, penggilingan, pemasakan, penyaringan, pencetakan dan pemotongan hasil. Aktivitas tersebut dilakukan secara manual dan membutuhkan waktu yang lama, bahkan pekerja didominasi oleh sikap kerja berdiri. Posisi kerja berdiri yang cukup lama akan memberikan tekanan pada saraf, pembuluh darah dana otot pada kaki sehingga dapat menimbulkan gangguan pada tubuh. Apabila posisi statis ini dipertahankan maka akan menimbulkan keluhan pada sistem muskuloskeletal, seperti sakit pinggang, sakit leher, bahu, punggung, lengan dan pergelangan tangan. Berdasarkan hasil penelitian, keluhan pada sistem muskuloskeletal diakibatkan penggunaan postur kerja yang tidak baik. Oleh karena itu studi untuk menganalisa dan mengevaluasi postur kerja untuk meminimalkan cidera otot pada tulang belakang pekerja perlu dilakukan. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah postur kerja yang aman pada pekerjaan pembuatan tahu berdasarkan metode RULA 2. Bagaimanakah rekomendasi postur kerja yang aman berdasarkan metode RULA. 1.3 Batasan Masalah Dalam pembahasan masalah agar lebih terarah pada sasaran, penulis memberikan batasan-batasan antara lain: a. Variabel pengamatan adalah postur kerja yang meliputi sikap leher, punggung, lengan atas, lengan bawah dan pergelangan tangan, berat beban kerja berdasarkan klasifikasi postur kerja RULA. b. Pengamatan dilakukan di industri pembuatan tahu pada home industry di Kartasura. c. Kondisi lingkungan kerja, yaitu pencahayaan, kebisingan, suhu, dan kelembaban udara diasumsikan normal, dalam arti tidak menimbulkan gangguan yang berarti. d. Postur kerja yang diamati adalah sikap kerja berdiri, karena aktivitas kerja yang dilakukan dalam kondisi tersebut. e. Dalam pembahasan tidak melakukan perancangan, hanya berupa rekomendasi atau usulan perbaikan 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi dan mengevaluasi postur kerja yang tidak aman bagi tubuh manusia.
b. Mengetahui bagaimana pengaruh antara sikap
atau postur kerja pekerja
dengan tempat kerja. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Hasil penelitian yang dilakukan dapat dijadikan sebagi input atau masukan pekerja untuk menentukan postur kerja pada aktivitas manual material handling. b. Bagi perusahaan, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan untuk menentukan kriteria tempat kerja berdasarkan prinsip-prinsip ergonomi. c. Bagi pekerja, penelitian ini diharapkan dapat meminimalkan cidera otot pada tulang belakang akibat aktivitas dinamis penggunaan material secara manual. 1.6 Sistematika Penulisan Laporan BAB I
PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan laporan.
BAB II
LANDASAN TEORI Bab ini berisi konsep dan teori yang relevan tentang konsep dan prinsip dasar yang diperlukan untuk memecahkan masalah penelitian dan merumuskan masalah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang objek penelitian, gambaran objek, teknik pengumpulan dan pengolahan data dan kerangka pemecahan masalah
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Berisi tentang hasil penelitian dan pengolahan data dengan metode yang ditentukan, analisis hasil pengolahan data dan rekomendasi dari metode tersebut.
BAB V
PENUTUP Bab ini merupakan akhir dari laporan yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang ditujukan untuk perbaikan dari permasalahan yang dihadapi.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Ergonomi Istilah ergonomi atau biasa pula dikenal dengan human factors mulai dicetuskan pada tahun 1949, akan tetapi aktivitas yang berkenaan dengannya telah bermunculan puluhan tahun sebelumnya. Ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu Ergos (kerja) dan Nomos (hukum alam) dan dapat didefisinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja. (Nurmianto, 2003). Menurut Sutalaksana (1979), untuk menciptakan hasil yang optimal dalam penerapan ergonomi diperlukan informasi yang lengkap mengenai kemampuan manusia dengan segala keterbatasanya. Salah satu usaha untuk mendapatkan
informasi-informasi
ini,
telah
dilakukan
penyelidikan.
Penyelidikan tersebut dilakukan menurut empat kelompok besar, yaitu : a. Penyelidikan tentang display. Yang
dimaksud
penyelidikan
tentang
display
adalah
bagian
lingkungan yang mengkomunikasikan keadaanya kepada manusia. Sebagai
contoh, jika ingin mengetahui berapa kecepatan sepeda motor yang sedang dikemudikan, maka dengan melihat jarum speedometer tersebut kita akan mengetahui kecepatan sepeda motor. b. Penyelidikan mengenai hasil kerja manusia dan proses pengendalianya. Dalam hal ini diselidiki tentang aktivitas-aktivitas manusia ketika bekerja dan kemudian mempelajari cara mengukur dari setiap aktivitas tersebut.
Dimana
penyelidikan
ini
banyak
berhubungan
dengan
Biomekanika. c. Penyelidikan mengenai tempat kerja. Agar didapat tempat kerja yang baik, yaitu sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan manusia, maka ukuran tempat kerja tersebut harus sesuai dengan dimensi tubuh manusia. Hal ini berkaitan dengan ergonomi anthropometri d. Penyelidikan mengenai lingkungan fisik Yang dimaksud dengan lingkungan fisik adalah meliputi ruangan dan fasilitas-fasilitas yang biasa digunakan oleh manusia, serta kondisi lingkungan kerja, yang keduanya banyak mempengaruhi tingkah laku manusia. Berdasarkan dengan bidang-bidang penyelidikan tersebut, maka melibatkan sejumlah disiplin dalam ilmu ergonomi yaitu : a.
Anatomi dan fisiologi : struktur dan fungsi pada manusia.
b.
Anthropometri
: ukuran-ukuran tubuh manusia.
c.
Fisiologi psikologi
: sistem saraf otak.
d.
Psikologi eksperimen : perilaku manusia. Perancangan stasiun kerja merupakan salah satu output studi ergonomi
di bidang industri. Inputnya dapat berupa manusia yang tidak aman dalam bekerja, kondisi fisik lingkungan kerja yang tidak nyaman dan ada hubungan manusia mesin yang tidak ergonomi. Kondisi manusia dikatakan tidak aman bila kesehatan dan keselamatan pekerja mulai terganggu. Kelelahan dan keluhan pekerja pada muskuloskeletal merupakan salah satu indikasi adanya gangguan kesehatan dan keselamatan pekerja. Keluham muskuloskeletal merupakan keluhan-keluhan pada otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan waktu yang cukup lama, maka akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusaka pada sendi ligamen dan tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan dengan keluhan muskuloskeletal disordiers (MSDs) atau cidera pada sistem muskuloskeletal (Grandjean, 1993). Studi MSDs pada berbagai jenis industri telah banyak dilakukan dan hasil studi menunjukkan bahwa bagian otot yang sering dikeluhkan adalah otot rangka (skeletal) yangg meliputi otot leher, bahu, lengan, jari, punggung, pinggang dan otot-otot bagian bawah. Diantar keluhan otot skeletal tesebut, yang banyak dialami pekerja adalah otot bagian pinggang (Low Back Pain = LBP). Laporan dari The Bureauof Labour Statistic (LBS) Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat yang dipublikasikan pada tahun 1982 menunjukan
bahwa hampir 20% dari semua kasus sakit akibat kerja dan 25% biaya kmperensi yang dikeluarkan sehubungan adanya keluhan/sakit pninggang. Sementara itu National Safety Council melaporkan bahwa sakit akibat kerja yang frekuensi kejadiannya paling tinggi adalah sakit punggung yaitu 22% dari 1.700.000 kasus (Waters,et al, 1996). Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya keluhan otot skeletal yaitu (Peter, 2000): a. Peregangan otot yang berlebihan Peregangan otot yang berlebihan ini terjadi karena pengerahan tenaga yang diperlukan melampui kekuatan otot optimum. Apabila hal serupa sering dilakukan, maka akan mempertinggi resiko terjadinya keluhan otot, bahkan dapat mnyebabkan terjadinya cidera otot skeletal. b. Aktivitas berulang Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus sperti pekerjaan mencangkul, membelah kayu besar, angkut-angkut dan sebagainya. Keluhan ini terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus menerus tanpa memperoleh kesempatan relasasi. c. Sikap kerja yang tidak alamiah Sikap kerja yang tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi bagian-bagian tubuh bergerak menjauhi possisi alaamiah, misalnya pergerakan tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk, kepala terangkat dan sebagainya. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat
gravitasi tubuh, maka semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot skeletal. Sikap kerja tidak alamiah ini pada umumnya karena karakteristik tuntutan tugas, alat kerja dan stasiun kerja tidak sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja (Grandjean, 1993; Anis and McCanville, 1996; Waters and Andeson, 1996 dan Manuaba, 2000).
2.2. Postur dan Pergerakan Kerja Postur kerja merupakan pengaturan sikap tubuh saat bekerja. Sikap kerja yang berbeda akan menghsilkan kekuatan yang berbeda pula. Pada saat bekerja sebaiknya postur dilakuakan
secara alamiah
sehingga
dapat
meminimalisasi timbulnya cidera muskuloskeletal. Kenyamanan tercipta bila pekerja telah melakukan postur kerja yang baik dan aman. Postur kerja yang baik sangat ditentukan oleh pergerakan organ tubuh saat bekerja. Pergerakan yang dilakukan saat bekerja meliputi flexion, exension, abduction, adducton, rotation, pronation dan supination. Flexion adalah gerakan dimana sudut antara dua tulang terjadi pengurangan. Extension adalah gerakan merentangkan (stretching) dimana terjadi peningkatan sudut antara dua tulang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1. Abduction adalah pergerakan menyamping menjauhi dari sumbu tengah (the median plane) tubuh. Adduction adalah pergerakan kearah sumbu tengah (the median palne) tubuh.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.2. Rotation adalah pergerakan dimana terjadi perputaran pada tulang. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gmabar 2.3. Pronation adalah perputaran bagian tengah (menuju kedalam) dari anggota tubuh. Supination adalah perputaran kerarah samping (menuju keluar) dari anggota tubuh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.4 (Tayyari, 1997).
(c)
Gambar 2.1 Flexion dan extension pada (a) bahu, (b) telapak tangan dan (c) lengan
Gambar 2.2 Abduction dan adduction pada (a) telapak tangan,(b) bahu dan (c) abduction vertical
Gambar 2.3 Posisi rotation
Gambar 2.4 Posisi pada lengan (a) supination dan (b) pronation
2.3. Sistem Kerangka Otot Sistem kerangka otot tubuh manusia melibatkan bagian-bagian tubuh yang berkolaborasi untuk menghasilkan gerak yang akan dilakukan oleh organ tubuh yaitu tulang, jaringan penghubung (sambungan cartilagnus, ligament dan tendon) dan otot. Dalam system gerakan rangka otot, otot beraksi terhadap tulang untuk mengendalikan gerak rotasi disekitar sambungan tulang (Nurmianto, 1996). Yang perlu diperhatikan saat melakukan analisa biomekanika adalah rentang postur atau posisi aktivitas kerja, ukuran beban dan ukuran manusia yang dievaluasi. Sedangkan kriteria keselamatan adalah berdasarkan pada beban tekan (compression load) antara lumbar nomor lima dan scrum nomor satu (L5/S1).
2.4. Cumulative Trauma Disorders (CTD) Cumulative Trauma Disorders (dapat juga disebut sebagai Repetitive Motion Injuries atau Musculoskeletal Disorders) adalah cidera pada sistem kerangka otot yang semakin bertambah secara bertahap sebagai akibat dari trauma kecil yang terus menerus yang disebabkan oleh desain yang buruk yaitu desain alat sistem kerja yang membutuhkan gerakan tubuh dalam posisi yang tidak normal serta penggunaan perkakas handtools atau alat lainnya yang terlalu sering. Empat faktor penyebab timbulnya CTD adalah : a. Penggunaan gaya yang berlebihan. b. Gerakan sendi yang kaku yaitu tidak berada dalam posisi normal. Misalnya, bahu yang terlalu terangkat ke atas, lutu yang terlalu naik, punggung terlalu membungkuk dan lain-lain. c. Perulangan gerakan yang sama terus menerus. d. Kurangnya istirahat yang cukup untuk memulihkan trauma sendi. Gejala yang berhubungan dengan CTD antara lain adalah terasa sakit atau nyeri pada otot, gerakan sendi yang terbatas, dan terjadi pembengkakan. Jika gejala ini dibiarkan maka akan menimbulkan kerusakan permanen (Niebel dan Frevaldi, 1999). CTD merusak sistem saraf Musculoskeletal yaitu urat saraf (nervers), otot, tendon, ligamen, tulang dan tulang sendi (joint) pada pergerakan extrem dari tubuh bagian atas (bahu, tangan, siku, pergelangan tangan), tubuh bagian bawah (pinggul, lutut, kaki) dan bagian belakang (leher dan punggung/badan).
Punggung, leher dan bahu merupakan bagian yang rentan terkena CTD, penyakit yang diakibatkan adalah nyeri pada tengkuk/bahu (cervical synddrome), nyeri pada tulang belakang yang disebut Chronic Low back Pain. Pada tanga dan pergelangan tangan terjadi penyakit trigger finger (tanga bergetar), Raynaud’s syndrome (vibrasion white finger dan carpal tunnel syndrome (Tayyari, 1997). 2.5. Rapid Upper Limb Assesment (RULA) 2.5.1
Definisi RULA (Rapid Upper Limb Assesment) RULA atau Rapid Upper Limb Assesment dikembangkan oleh Dr. Lynn Mc Attamney dan Dr. Nigel Corlett yang merupakan ergononom dari universitas di Nottingham (University’s NottinghamInstitute of Occupational ergonomics). Pertama kali dijelaskan dalam bentuk jurnal aplikasi ergonomi pada tahun 1993 (Lueder, 1996). Rapid Upper Limb Assesment adalah metode yang dikembangkan alam bidang ergonomi yang menginvestigasikan dan menilai posisi kerja yang dialakukan oleh tubuh bagian atas. Peralatan ini tidak melakukan piranti khusus dalam memberikan pengukuran postur leher, punggung, dan tubuh bagian atas sejalan dengan fungsi otot dan beban eksternal yang ditopang oleh tubuh. Penilaian dengan menggunakan metode RULA membutuhkkan waktu sedikit untuk melengkapi dan melakukan scoring general pada daftar aktivitas yang mengindikasikan perlu adanya pengurangan resiko yang diakibatkan pengangkatan fisik yang dilakukan operator. RULA diperuntukkan dan
dipakai pada bidang ergonomi dengan bidang cakupan yang luas (McAtamney, 1993). Teknologi ergonomi tersebut mengevaluasi pastur atau sikap, kekuatan dan aktivitas otot yang menimbulkan cidera akibat aktivitas berulang (repetitive starain injuries). Ergonomi diterapkan untuk mengevaluasi hasil pendekatan yang berupa skor resiko antara satu sampai tujuh, yang mana skor tertinggi menandakan level yang mengakibatkan resiko yang besar (berbahaya) untuk dilakukan dalam bekerja. Hal ini bukan berarti bahwa skor terendah akan menjamin pekerjaan yang diteliti bebas dari ergonomic hazard. Oleh sebab itu metode RULA dikembangkan untuk mendeteksi postur kerja yang berisiko dan dilakukan perbaikan sesegera mungkin (Lueder, 1996) . RULA disediakan untuk menangani kasus yang menimbulkan resiko pada muskuloskeletal saat pekerja melakukan aktivitas. Alat tersebut memberikan penilaian resiko yang objektif pada sikap, kekuatan dan aktivitas yang dilakukan pekerja. RULA telah digunakan di dunia internasional beberapa tahun ini untuk menilai resiko yang dihubungkan dengan Work Related Upper Linb Disorders (WRULD). 2.5.2
Perkembangan RULA Metode ini sudah dikembangkan dalam industri garmen, dimana pengukuran dilakukan pada operator yang melakukan tugas-tugasnya, termasuk memotong pada saat berdiri pada meja pemotong, menjalankan
mesin dengan menggunakan salah satu mesin jahit, kliping, operasi pengawasan dan pengepakan. Metode ini menggunakan gambar postur tubuh dan tiga tabel untuk memberikan evaluasi paparan terhadap faktor-faktor resiko. Faktor tersebut menurut McPhee dosebut sebagai faktor beban eksternal (external load factor). Hal ini mencakup (McPhee, 1987): a. Jumlah gerakan b. Kerja otot statis c. Kekuatan atau tenaga d. Postur-postur kerja yang digunakan e. Waktu yang digunakan tanpa adanya istirahat Selain faktor-faktor ini, McPhee juga mengajukan beberapa faktor penting lainnya yang mempengaruhi beban, namun akan sangat bervariasi antara individu yang satu dengan yang lainnya. Faktor ini meliputi postur kerja yang dilakukan, penggunaan otot yang statis yang perlu atau yang tidak perlu tenaga, kecepatan dan keakuratan gerakan, frekuensi dan durasi istirahat yang duilakukan oleh operator. Disamping itu ada faktor yang akan merubah respon individu terhadap beban tertentu yaitu faktor individual (seperti usia dan pengalaman), faktor lingkungan tempat kerja dan variabel-variabel psikososial. RULA dikembangkan untuk memenuhi tujuan sebagai berikut:
a. Memberikan suatu metode pemeriksaan populasi pekerja secara cepat, terutama pemeriksaan paparan (exposure) terhadap resiko gangguan tubuh bagian atas yang disebabkan karena bekerja. b. Menentukan penilaian gerakan-gerakan otot yang dikaitkan dengan postur kerja, mengeluarkan tenaga, dan melakukan kerja statis dan repetitve yang mengakibatkan kelelahan otot. c. Memberikan hasil yang dapat digunakan pada pemeriksaan atau pengukuran ergononmi yang mencakup faktor-faktor fisik, epidomiologis, mental, lingkungan dan faktor organisional dan khususnya mencegah terjadinya gangguan pada tubuh atas akibat kerja. RULA dikembangkan tanpa membutuhkan piranti khusus. Ini memudahkan peneliti untuk dapat dilatih dalam melakukan pemrikasaan dan pengukuran tanpa biaya peralatan tambahan. Pemriksaan RULA dapat dilakukan di tempat yang terbatas tanpa mengganggu pekerja. Pengembangan RULA terjadi dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah pengembangan untuk perekaman atau pencatatn postur kerja, tahap kedua adalah pengembangan sistem penskoran (scoring) dan ketiga adalah pengembangan sakla level tindakan yang memberikan suatu panduan terhadap level resiko dam kebutuhan akan tindakan untuk melakukan pengukuran yang lebih terperinci. Penilaian menggunakan RULA merupakan metode yang telah dilakukan oleh Mcatamney dan Corlett (1993). Tahap-tahap menggunakan metode RULA adalah sebagai berikut :
Tahap 1 : Pengembangan metode untuk pencatatan postur kerja Untuk menGhasilkan suatu metode yang cepat digunakan, tubuh dibagi menjadi dua bagian, yaitu grup Adan grup B. Grup A meliputi lengan atas da lengan bawah serta pergelangan tangan. Sementara grup B meliputi leher, badan dan kaki. Hal ini memastikan bahwa seluruh postur tubuh dicatat sehingga postur kaki, badan dan leher yang terbatas yang mungkin mempengaruhi postur tubuh bagian atas dapat masuk dalam pmeriksaan. Kisaran gerakan untuk setiap bagian tubuh dibagi menjadi bagianbagian menurut kriteria yang berasal dari interpretasi literatur yang relevan. Bagian-bagian ini diberi angka sehingga angka 1 berada pada kisaran gerakan atau postur kerja dimana resiko faktor merupakan terkecil atau minimal. Sementara angka-angka yang lebih tinggi diberikan pada bagian-bagian kisaran gerakan dengan postur yang lebih ekstrim yang menunjukkan adanya faktor resiko yang meningkat yang menghasilkan beban pada struktur bagian tubuh. Sistem penskoran (scoring) pada setiap postur bagian tubuh ini menghasilkan urutan angka yang logis dan mudah untuk diingat. Agar memudahakan identifikasi kisaran postur dari gambar setiap bagian tubuh disajikan dalam bidang sagital. Pemeriksaan atau pengukuran dimulai dengan mengamati operator selama beberapa siklus kerja untuk menentukan tugas dan postur pengukuran. Pemilihan mungkin dilakukan pada postur dengan siklus kerja terlama dimana
beban terbesar terjadi. Karena RULA dapat dilakukan dengan cepat, maka pengukuran dapat dilakukan pada setiap postur pada siklus kerja. Kelompok A memperlihatkan postur tubuh bagian lengan atas, lengan bawah pergelangan tangan. Kisaran lengan atas diukur dan diskor dengan dasar penemuan dari studi yang dilakukan oleh Tichauer, Caffin, Herbert et al, Hagbeg, Schuld dan Harms-Ringdahl dan Shuldt. Skor-skor tersebut adalah: 1 Untuk 20° extension hingga 20° flexion 2 Untuk extension lebih dari 20° atau 20° - 45° flexion 3 Untuk 45° - 90° flexion 4 Untuk 90° flexion atau lebih Keterangan: + 1 jika pundak/bahu ditinggikan + 1 jika lengan atas abdusted -1 jika operator bersndar atau bobot lengan ditopang
Gambar 2. 5 Range pergerakan lengan atas (a) postur alamiah,(b) postur extension dan flexion,(c) postur lengan atas flexion Rentang untuk lengan bawah dikembangkan dari penelitin Granjean dan Tichauer. Skor tersebut adalah: 1 untuk 60° - 100° flexion 2 untuk kurang dari 60° atau lebih dari 100° flexion Keterangan: + 1 jika lengan bekerja melintasi garis tengah badan atau keluar dari sisi
Gambar 2.6 Range pergerakan lengan bawah (a) postur flexion 60° - 100°, (b) postur alamiah dan (c) postur 100° + Panduan untuk pergelangan tangan dikembangkan dari penelitian Health and Safety Executive, digunakan untuk menghasilkan skor postur sebagai berikut: 1 untuk berada pada posisi netral 2 untuk 0 - 15° flexion maupun extension 3 untuk 15° atau lebih flexionmaupun extension Keterangan: +1 jika pergelangan tangan berada pada deviasi radial maupun ulnar
Gambar 2.7 Range pergerakan pergelangan tangan (a), (b) postur flexion 15° +, (c) postur 0 - 15° flexion maupun extension, (d) postur extension 15° + Putaran pergerakan tangan (pronation dan supination) yang dikeluarkan oleh Health and Safety Executive pada postur netral berdasar pada Tichauer. Skor tersebut adalah: +1 jika pergelangan tangan berada pda rentang menengah putaran +2 jika pergelangan tangan pada atau hampir berada pada akhir rentang putaran 0°
Gambar 2.8 Range pergerakan putaran pergelagan tangan, (a) postur alamiah dan (b) postur putaran pergelangan tangan
Kelompok B, rentang postur untuk leher didasarkan pada studi yang dilakukan oleh Chaffin dan Kilbom et al. Skor dan kisaran tersebut adalah: 1 untuk 0 - 10° flexion 2 untuk 10 - 20° flexion 3 untuk 20° atau lebih flexion 4 jika dalam extention
Gambar 2.9 Range pergerakan leher (a) postur alamiah, (b) postur 10 - 20° flexion, (c) postur 20° atau lebih flexion (d) postur extention Apabila leher diputar atau dibengkokkan Keterangan : +1 jika leher diputar atau posisi miring, dibengkokkan ke kanan atau kiri.
Gambar 2.10 Range pergerakan leher yang diputar atau dibengkokkan (a) postur alamiah, (b) postur leher diputar, (c) postur leher dibengkokkan. Kisaran untuk punggung dikembangkan oleh Druy, Grandjean dan Grandjean et al: 1 ketika duduk dan ditopang dengan baik dengan sudut paha tubuh 90° atau lebih 2 untuk 0 - 20° flexion 3 untuk 20° - 60° flexion 4 untuk 60° atau lebih flexion
Gambar 2.11 Range pergerakan punggung (a) postur 20° - 60° flexion, (b) postur
alamiah, (c) postur 0° - 20° flexion, (d) postur 60° atau lebih flexion
Punggung diputar atau dibengkokkan Keterangan: +1 jika tubuh diputar +1 jika tubuh miring kesamping
Gambar 2.12 Range pergerakan punggung yang diputar atau dibengkokkan (a) postur alamiah, (b) postur punggung diputar, (c) postur punggung dibengkokkan. Kisaran untuk kaki dengan skor postur kaki ditetapkan sebagai berikut: +1 jika kaki tertopang ketika duduk dengan bobot seimbang rata. +1 jika berdiri dimana bobot tubuh tersebar merata pada kaki dimana terdapat ruang untuk berubah posisi. +2 jika kaki tidak tertopang atau bobot tubuh tidak tersebar merata.
Gambar 2.13 Range pergerakan kaki (a) kaki tertopang, bobot tersebar merata, (b) kaki tidak tertopang, bobot tidak tersebar merata. Tahap 2 : Perkembnagan sistem untuk pengelompokan skor postur bagian tubuh Gambar sikap kerja yang dihasilkan dari postur kelompok A yang meliputi lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan putaran pergelangan tangan diamati dan ditentukan skor unutk masing-masing postur. Kemudian skor tersebut dimasukkan dalam tabel A untuk memperoleh skor A. Tabel 2.1 Skor Postur Kelompok A
Lengan Atas 1 2
Lengan Bawah 1 2 3 1
1 PP 1 1 2 2 2
2 2 2 3 3
Pergelangan tangan 2 3 PP PP 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
4 PP 1 3 3 4 4
2 3 3 4 4
2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
3
4
5
6
3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 6 7 8 9
3 4 3 4 4 4 4 4 5 6 6 7 8 9
3 4 4 4 4 4 4 4 5 6 6 7 8 9
3 4 4 4 4 4 4 5 5 6 7 7 8 9
3 4 4 4 4 4 4 4 5 6 7 7 8 9
4 4 4 4 5 5 5 5 6 6 7 8 9 9
4 5 5 5 5 5 5 6 6 7 7 8 9 9
4 5 5 5 5 5 5 6 7 7 8 9 9 9
Gambar sikap kerja yang dihasilkan dari postur kelompok B yaitu leher, punggung (badan) dan kaki diamati dan ditentukan skor untuk masingmasing postur. Kemudian skor tersebut dimasukkan ke dalam tabel B untuk memperoleh skor B. Tabel 2.2 Skor Postur Kelompok B Leher 1 2 3 4 5 6
2 kaki
1 kaki 1 1 2 3 5 7 8
2 3 3 3 5 7 8
1 2 2 3 5 7 8
2 3 3 4 6 7 8
1 3 3 4 6 7 8
Punggung 3 kaki 2 4 4 5 7 8 8
4 kaki 1 5 5 5 7 8 8
5 kaki 2 5 5 6 7 8 9
1 6 6 6 7 8 9
6 kaki 2 6 7 7 7 8 9
1 7 7 7 8 8 9
2 7 7 7 8 8 9
Kemudian sistem pemberian skor dilanjutkan dengan melibatkan otot dan tenaga yang digunakan. Penggunaan yang melibatkan otot dikembangkan berdasarkan penelitian Durry, yaitu sebagai berikut :
Skor untuk penggunaan otot : + 1 jika postur statis (dipertahankan dalam waktu 1 menit) atau penggunaan postur tersebut berulang lebih dati 4 kali dalam 1 menit. Penggunaan tenaga (beban) dikembangkan berdasarkan penelitian PutzAnderson dan Stevenson dan Baaida, yaitu sebagai berikut : o 0 jika pembebanan sesekali atau tenaga kurang dari 2 kg dan ditahan. o 1 jika beban sesekali 2-10 kg o 2 jika beban 2-10 kg bersifat statis atau berulang. o 2 jika beban sesekali namun lebih dari 10 kg. o 3 jika beban atau tenaga lebih dari 10 kg dialami secara statis atau berulang. o 4 jika pembebanan seberapapun besarnya dialami dengan sentakan cepat. Skor penggunaan otot dan skor tenaga pada kelompok tubuh bagian A dan B diukur da dicatat dalam kotak-kotak yang tersedia kemudian ditambahkan dengan skor yang berasal dari tabel A dan B, yaitu sebagai berikut: Skor A + skor penggunaan otot + skor tenaga (beban) untuk kelompok A = skor C Skor B + skor pengguanaan otot + skor tenaga (beban) untuk kelompok B = skor D.
Lenga atas
Tabel A
Otot
+
+
Tenaga
=
Skor C
Lengan bawah Pergelangan Putuaran
Grand Score
Leher Punggung
Tabel B
Otot
+
+
Tenaga
=
Skor D
Kaki Gambar.2.14 Perhitungan RULA Tahap 3 : Pengembangan Grand Score dan Daftar Tindakan Setiap kombinasi skor C dan skor D diberikan rating yang disebut grand score, yang nilainya 1 sampai 7. Nilai grand score diperoleh dari tabel berikut ini: Tabel 2.3 Grand Score
Grand Score Skor D = Skor B + Otot + Tenaga Skor C* 1 2 3 4 5 6 7 8+
1 1 2 3 3 4 4 5 5
2 2 2 3 3 4 4 5 5
3 3 3 3 3 4 5 6 6
4 3 4 4 4 5 6 6 7
C* = Skor A + Otot + Tenaga
5 4 4 4 5 6 6 7 7
6 5 5 5 6 7 7 7 7
7+ 5 5 6 6 7 7 7 7
Setelah diperoleh grand score, yang bernilai 1 sampai 7 menunjukkan level tindakan (action level) sebagai berikut: Action level 1 Suatu skor 1 atau 2 menunjukkan bahwa postur ini biasa diterima jika tidak dipertahankan atau tidak berulang dalam periode yang lama. Action level 2 Skor 3 atau 4 menunjukkan bahwa diperlukan pemeriksaan lanjutan dan juga diperlukan perubahan-perubahan. Action level 3 Skor 5 atau 6 menunjukkan bahwa pemeriksaaan dan perubahan perlu segera dilakukan. Action level 4 Skor 7 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka pemeriksaan dan perubahan diperlukan dengan segera (saat itu juga).
2.6. Tinjauan Pusataka Dalam penulisan laporan tugas akhir ini penulis mengacu pada laporan tugas akhir dari : 1. Ratih Setyaningrum NIM 00.522.263 Universitas Islam Indonesia (UII ) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Jogjakarta dengan judul :
Analisa Postur Kerja dan Perancangan Dimensi
Tempat Kerja Berdasarkan Prinsip-Prinsip Ergonomi Dengan
Menggunakan Metode RULA, membahas tentang kondisi dan sikap tenaga kerja dalam melakukan aktivitas kerja terutama dalam penggunaan material secara manual (Manual Material Handling) pada industri pembuatan patung. Postur kerja dianalisa dengan menggunakan metode RULA yang meliputi lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan, leher, punggung dan kaki dengan cara merekam postur kerja tenaga kerja.dalam melakukan aktivitas. Pengamatan dilakukan di 6 stasiun, dari 6 stasiun kerja yaitu stasiun kerja pembuatan pola terdapat 10% postur kerja yang berbahaya, stasiun pembentukan pola terdapat 20% postur yang berbahay, stasiun perakitan komponen pola tedapat 60% postur berbahaya, stasiun kerja perendaman terdapat 80% postur berbahaya sedangkan pada stasiun kerja finishing tidak terdapat postur yang berbahaya, hanya diperlukan pemeriksaaan dan dilkakukan perubahan segera. 2. Indah Pratiwi Jurusan Teknik Industri UMS dengan judul Evaluasi Fasilitas Kerja Bagian Finishing Perusahaan Mebel Dengan Metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA). Membahas mengenai postur kerja dengan melakukan pengamatan pada 2 elemen pekerjaan yaitu pengamplasan dan penyemprotan. Hasil penelitian dengan grand score bagian pengamplasan 4 dan bagian penyemprotan 4, merupakan action level 2 yang menunjukkan bahwa membutuhkan penyelidikan lebih lanjut dan perubahan postur kerja mungkin diperlukan.
3. Indah Pratiwi, R. Kusbimantoro Setyojati dengan judul Analisis Postur Kerja Pada Drafter Interior Menggunakan Metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA). Mengidentifikasi dan mengevaluasi postur kerja yang tidak baik bagi drafter interior. Pengamatan dilakukan pada 1 elemen pekerjaan yaitu menggambar. Hasil penelitian dengan grand score bagian menggambar dengan meja manual dan mesin gambar terdapat 4 kondisi yang diamati, nilai grand skor terkecil yaitu pada kondisi 1, yaitu kondisi meja gambar dengan sudut kemiringan 45° dan tinggi tempat duduk 50 cm. Nilai action level adalah 2 artinya postur tersebut masih memerlukan investigasi lebih lanjut tetapi tidak membutuhkan perubahan secepatnya. Hasil analisis ini sebaiknya dilengkapi dengan rekomendasi postur rkerja yang ergonomis yang sesuai dengan ergonomi pekerja.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian Penelitian dilakukan pada Home Industri pembuatan tahu di daerah , yang beralamat di Kp. Purwogondo RT. 03 RW. I, Kartasura.
3.2 Metode Pengumpulan Data Adapun metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam melakukan penelitian, yaitu: a. Studi Lapangan (observasi) Metode pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung pada obyek yang diteliti. Observasi dilakukan guna mendapatkan data postur tubuh tenaga kerja dengan merekam ataupun pengambilan foto dari pekerja. b. Wawancara (interview) Pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab dengan nara sumber yang terkait dengan penelitian yang dilakukan, wawancara dilakukan pada sejumlah karyawan di bagian produksi. c. Studi Kepustakaan Metode pengumpulan data yang bersumber pada buku atau literatur-literatur yang mendukung jalannya penelitian.
3.3 Identifikasi Data a. Data Primer Data yang diperoleh langsung dari sumber-sumber yang diamati dan dicatat pertama kali atau diperoleh langsung dari pimpinan ataupun karyawan perusahaan yang bersangkutan. Data yang diambil diantaranya: 1. Postur pekerja yang meliputi lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan, leher, punggung dan kaki. 2. Data dari keluhan pekerja (Nordic Body Map). b. Data Sekunder Adalah data yang diperoleh dari luar perusahaan yang ada hubungannya dengan materi penelitian yang meliputi studi pustaka dan disiplin keilmuan yang mendukung serta mempunyai hubungan dengan kasus yang diteliti.
3.4 Metode Pemecahan Masalah Dan Analisa Data 3.4.1 Pengolahan Data Dengan Metode RULA Pengolahan data yang pertama adalah pengolahan data postur kerja dengan metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment) dengan melalui 3 tahap yaitu Tahap 1 : Pengembangan metode untuk pencatatan postur kerja Untuk menghasilkan suatu metode yang cepat digunakan, tubuh dibagi menjadi dua bagian, yaitu grup Adan grup B. Grup A meliputi
lengan atas da lengan bawah serta pergelangan tangan. Sementara grup B meliputi leher, badan dan kaki. Tahap 2 : Perkembangan sistem untuk pengelompokan skor postur bagian tubuh Dengan cara menentukan skor untuk masing-masing postur A dan B. Kemudian skor tersebut dimasukkan dalam tabel A untuk memperoleh skor A dan tabel B untuk memperoleh skor B. Tahap 3 : Pengembangan Grand Score dan Daftar Tindakan Penentuan Grand Score untuk memperoleh nilai action level dan tindakan yang harus dilakukan.
3.5. Kerangka Pemecahan Masalah Mulai
Identifikasi Masalah
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Pengumpulan Data dan Pengolahan data Data postur kerja
Menentukan range pergerakan leher, lengan, pergelangan, punggung dan kaki
Aplikasi Metode RULA
Mendata berat beban dan penggunaan otot dalam aktivitas bekerja
Pengolahan data dengan metode RULA
Penentuan kategori action level
Action level 3 dan 4
Ya
Rekomendasi/usulan perbaikan
Tidak Analisa
Kesimpulan dan Saran Selesai
Gambar 3.1 Kerangka Pemecahan Masalah
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
4.1. Pengumpulan Data Subjek penelitian ini adalah pekerja yang melakukan aktivitas secara manual di lantai produksi pembuatan tahu pada home industry pembuatan tahu di Purwogondo, Kartasura, Sukoharjo. Jumlah sampel yang digunakan postur/sikap kerja adalah stasiun perendaman, stasiun pemasakan dan penyaringan. Penelitian diawali dengan memberi penjelasan kepada pekerja mengenai maksud , tujuan dan cara melakukan pengambilan data, dimana pekerja yang diamati dalam penelitian ini ditugaskan untuk melakukan pekerjaan secara normal (berdasarkan pekerjaan yang biasa dilakukan). Ketika pekerja melakukan aktivitas penanganan material secara manual pada pekerjaannya, peneliti merekam aktivitas kerja dari 3 stasiun kerja menggunakan kamera digital. Bila terjadi perulangan gerakan maka proses merekam bisa dihentikan dan dapat dilanjutkan ke aktivitas kerja selanjutnya. Aktivitas dinamis pekerja diamati untuk mengetahui berbagai macam postur kerja menurut perubahannya dari awal akhir pekerjaannya. Pengukuran sudut yang dibentuk oleh leher, punggung, lengan atas, lengan bawah, dan pergelangan tangan dilakukan dengan bantuan software auotcad hasil foto dari kamera digital dieksport kedalam autocad untuk dicari
sudutnya. Kemudian dipindahkan ke microsoft word., untuk dilakukan pengeditan selanjutnya disimpan untuk setiap jenis file. Adapun data postur kerja yang diperoleh dari 3 stasiun yaitu stasiun perendaman, stasiun pemasakan dan penyaringan. Pertama adalah data berupa gambar atau foto hasil rekaman dari 3 satsiun tersebut. Kemudian dari gambar dicari sudut-sudutnya untuk pengolahan data selanjutnya.
4.1.1 Pengumpulan data pada stasiun perendaman a. Data postur kerja pada stasiun perendaman Tabel 4.1 Data postur kerja stasiun perndaman
No
1
2
3
Kegiatan Pengambilan air untuk perendaman Penuangan hasil pembilasan ke ember Membawa hasil rendaman ke stasiun penggilinagan
Postur Kerja
Lengan Lengan Lengan Atas Atas bawah Kanan kiri kanan (o) (o) (o)
Lengan bawah kiri (o)
Leher (o)
Punggung (o)
1 2 1 2 3 1 2
28 56 131 26 46 88 21
10 0 111 6 11 84 15
24 21 0 0 47 8 71
40 81 0 0 103 0 47
15 miring ke kiri 36 17 14 17 30
42 0 89 14 45 93 14
16 0 0 0 12 43 36
0 22 0 12 0 43 36
3
0
0
60
72
0
16
14
36
b. Data berat beban pada stasiun perendaman
No 1 2 3 4
Pergelangan Pergelangan tangan tangan kiri kanan (o) (o)
Tabel 4.2 Berat beban pada stasiun perendaman Jumlah Berat Keterangan 1 ember 6 kg Kedelai kering 1 ember 7 kg Kedelai basah(setelah direndam) 1 ember 7 kg Kedelai setelah digiling 1 ember 3 kg Air
4.1.2 Pengumpulan data pada stasiun pemasakan dan penyaringan a. Data postur kerja pada stasiun pemasakan dan penyaringan Tabel 4.3 Data sudut-sudut postur kerja pada stasiun pemasakan dan penyaringan No
Kegiatan
1
Mengambil kedelai setelah digiling
2
Pemberian air pada pemasakan
3
Pengambilan alat penyaringan
4
Penuangan hasil dari pemasakan
5
Penyaringan hasil pemasakan
6
Pembuangan ampas stelah penyaringan
7
Pemberian cuka setelah penyaringan
8
Pembuangan sisa air pada penyaringan
9
pengambilan hasil saringan untuk pencetakan
Postur Kerja 1 2 3 1 2 1 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 1 2 3
Lengan Atas Kanan ( 0) 74 84 31 22 64 98 79 16 56 40 49 62 7 0 62 76 51 18 10 31 63 86 48
Lengan Atas kiri ( 0)
Lengan kanan bawah ( 0)
Lengan bawah kiri ( 0)
Leher (0)
Punggung ( 0)
85 84 21 22 0 0 72 39 63 65 53 58 13 0 58 53 0 16 23 14 33 0 25
0 84 54 20 81 0 72 94 60 50 21 38 87 90 38 45 75 12 25 125 48 87 33
0 93 24 75 0 8 59 61 72 61 65 66 84 90 66 57 29 0 23 90 34 59 0
0 0 kekiri 0 7 22 37 23 kekiri 0 0 19 kekiri 9 19 0 19 17 46 31 44 kekiri 0
74 0 20 0 10 9 47 0 13 21 14 48 21 14 48 38 0 20 0 15 26 0 12
Pergelanga n tangan kanan ( 0) 37 28 0 12 34 57 0 26 26 42 15 56 0 13 56 24 9 23 17 47 31 0 43
Pergelngan tangan kiri (0) 40 28 0 0 0 0 75 0 0 50 26 52 0 13 52 42 0 0 0 0 57 0 42
b. Data berat beban pada stasiun pemasakan dan penyaringan Tabel 4.4 Berat beban pada stasiun pemasakan dan penyaringan No 1 2 3 4
Jumlah 1 erok 1 erok 1 erok 1 erok
Berat 2 kg 2 kg 7 kg 1 kg
Keterangan Air Kedelai hasil masakan Ampas penyaringan Erok tanpa isi
4.2 Pengolahan data dengan menggunakan metode RULA 4.2.1 Pengolahan data pada stasiun perendaman 4.2.1.1 Kegiatan 1 Pengambilan air untuk perendaman
Postur 1
Postur 2 Gambar 4.1 Pengambilan air untuk perendaman
A. Kegiatan 1 Pengambilan air untuk perendaman tangan kanan 1. Penentuan skor A Tabel 4.5 Postur pengambilan air untuk perendaman Kegiatan
Postur
Pengambilan air untuk perendaman
1 2
Lengan atas (o) 20-45
Lengan bawah (o) 0-60
Pergelangan tangan ( o) 15+
Putaran pergelangan tangan (o) normal
45-90 abducted
0-60
0
normal
Tabel 4.6 Skor Postur Kelompok A
Lengan Atas 1
2
3
4
5
6
Lengan Bawah 1 2 3
1 1 2 2
2 2 2 3
Pergelangan tangan 2 3 PP PP 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3
1
2
3
3
3
3
4
4
4
2 3 1 2 3 1 2 3
3 3 3 3 4 4 4 4
3 4 3 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4 4 5
3 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 5 5 5 5
4 5 5 5 5 5 5 6
4 5 5 5 5 5 5 6
5 6 6 7 8 9
5 6 6 7 8 9
5 6 7 7 8 9
5 6 7 7 8 9
6 6 7 8 9 9
6 7 7 8 9 9
7 7 8 9 9 9
1 2 3 1 2 3
1 PP
5 5 6 7 8 9
4 PP 1 3 3 4
2 3 3 4
2. Penentuan Skor B Tabel 4.7 Postur pengambilan air untuk perendaman Kegiatan
Postur
Pengambilan air untuk perendaman
1 2
Leher (o) 10-20
Punggung (o) 20-60
Kaki (o) Tidak tertopang
10-20 Miring kekri
0-20
Tertopang
Tabel 4.8 Skor Postur Kelompok B Punggung 2 kaki
1 kaki
Leher
3 kaki
1
1 1
2 3
1 2
2 3
1 3
2
2
3
2
3
3 4 5 6
3 5 7 8
3 5 7 8
4 6 7 8
3 5 7 8
4 kaki
5 kaki
6 kaki
1 5
2 5
1 6
2 6
1 7
2 7
3
2 4 4
5
5
6
7
7
7
4 6 7 8
5 7 8 8
5 7 8 8
6 7 8 9
6 7 8 9
7 7 8 9
7 8 8 9
7 8 8 9
3. Penentuan Grand Score dan action level Tabel 4.9 Perhitungan Grand Score Kegiatan
Postur
Skor A
Skor B
Pengambilan air untuk perendaman
1
3 5
2
4
Otot yang digunakan Repeated (+1)
Tenaga yang digunakan 2-10 kg (1)
3
Repeated (+1)
2-10 kg (1)
Tabel 4.10 Grand Score Grand Score Skor D = Skor B + Otot + Tenaga Skor C* 1 2 3 4
1 1 2 3 3
2 2 2 3 3
3 3 3 3 3
4 3 4 4 4
5 4 4 4 5
6 5 5 5 6
7+ 5 5 6 6
5 6
4 4
4 4
4 5
5 6
6 6
7
7 7
7
7 8+
5 5
5 5
6 6
6 7
7 7
7 7
7 7
C* = Skor A + Otot + Tenaga
Postur 1 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga)
Postur 2 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga)
B. Kegiatan 1 Pengambilan air untuk perendaman tangan kiri 1. Penentuan skor A Tabel 4.11 Postur pengambilan air untuk perendaman Kegiatan
Postur
Pengambilan air untuk perendaman
1 2
Lengan atas (o) 20-20
Lengan bawah (o) 0-60
Pergelangan tangan (o) 0
Putaran pergelangan tangan (o) normal
20-20
60-100
15+
normal
Tabel 4.12 Skor Postur Kelompok A
Lengan Atas 1
2
3
Lengan Bawah 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 1
2 2
Pergelangan tangan 2 3 PP PP 1 2 1 2 2 2 2 3
2 2 2 3 3 3
2 3 3 3 4
2 3 3 3 4
2 3 3 3 4
3 4 4
4 4 4
4 4 4
1 PP
3 4
3
4 PP 1 3
2 3
3 3 3 4
3 3 4 4 4
3 4 4 4 5
3 4 4 4 5
4 4 4
4 4 5
5 5 5
5 5 5
1 2 3 1 2 3 1 2 3
4
5
6
4 4 4 5 5 6 7 8 9
4 4 4 5 6 6 7 8 9
4 4 4 5 6 6 7 8 9
4 4 5 5 6 7 7 8 9
4 4 4 5 6 7 7 8 9
5 5 5 6 6 7 8 9 9
5 5 6 6 7 7 8 9 9
5 5 6 7 7 8 9 9 9
2. Penentuan Skor B Tabel 4.13 Postur pengambilan air untuk perendaman Kegiatan
Postur
Pengambilan air untuk perendaman
1 2
Leher (o) 10-20
Punggung (o) 20-60
Kaki (o) Tidak tertopang
10-20 Miring kekri
0-20
Tertopang
Tabel 4.14Skor Postur Kelompok B Punggung Leher
3.
2 kaki
1 kaki
3 kaki
4 kaki
5 kaki
6 kaki
1
1 1
2 3
1 2
2 3
1 3
2 4
1 5
2 5
1 6
2 6
1 7
2 7
2
2
3
2
3
3
4
5
5
6
7
7
7
3 4 5 6
3 5 7 8
3 5 7 8
4 6 7 8
4 6 7 8
5 7 8 8
5 7 8 8
6 7 8 9
6 7 8 9
7 7 8 9
7 8 8 9
7 8 8 9
3 5 7 8
Penentuan Grand Score dan action level Tabel 4.15 Perhitungan Grand Score Kegiatan
Postur
Skor A
Skor B
Pengambilan air untuk perendaman
1
3 3
2
4
Otot yang digunakan Repeated (+1)
Tenaga yang digunakan 2-10 kg (1)
3
Repeated (+1)
2-10 kg (1)
Tabel 4.17 Grand Score Grand Score Skor D = Skor B + Otot + Tenaga Skor C* 1 2 3 4
1 1 2 3 3
2 2 2 3 3
3 3 3 3 3
4 3 4 4 4
5 6 7 8+
4 4 5 5
4 4 5 5
4 5 6 6
5 6 6 7
5 4 4 4 5
6 5 5 5 6
7+ 5 5 6 6
6
7
6 7 7
7 7 7
7 7 7 7
C* = Skor A + Otot + Tenaga
Postur 1 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga)
Postur 2 nilai grand score 6, action level 3 menunjukkan perlu adanya pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan
4.2.1.2 Kegiatan 2 Penuangan hasil pembilasan ke ember
Postur 1
Postur 2
Postur 3 Gambar 4.2 Penuangan hasil pembilasan ke ember
A. Kegiatan 2 Penuangan hasil pembilasan ke ember tangan kanan 1. Penentuan skor A Tabel 4.18 Postur penuangan hasil pembilasan ke ember Kegiatan
Postur
penuangan hasil pembilasan ke ember
1 2 3
Lengan atas (o) 20-45
Lengan bawah (o) 0-60
Pergelangan tangan (o) 0
Putaran pergelangan tangan (o) normal
20-45
0-60
0
normal
45-90
0-60
15-15
normal
Tabel 4.19 Skor Postur Kelompok A
Lengan Atas 1
2
3
4
5
6
Lengan Bawah 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
2 2 2 3
Pergelangan tangan 2 3 PP PP 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3
1 3 3 4
2 3 3 4
3 3 4 3 4 4 4 4 4 5 6 6 7 8 9
3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 6 6 7 8 9
4 4 5 5 5 5 5 5 6 6 7 7 8 9 9
4 4 5 5 5 5 5 5 6 7 7 8 9 9 9
1 PP 1 1 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 6 7 8 9
3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 6 7 7 8 9
3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 6 7 7 8 9
4 4 4 4 4 5 5 5 5 6 6 7 8 9 9
4 PP
2. Penentuan Skor B Tabel 4.20 Postur penuangan hasil pembilasan ke ember Kegiatan
Postur
Penuangan hasil pembilasan ke ember
1
Leher (o) In extension
Punggung (o) 60+
Kaki (o) tertopang
10-20
0-20
tertopang
10-20
20-60
tertopang
2 3
Tabel 4.21 Skor Postur Kelompok B Punggung 2 kaki
1 kaki
Leher
3 kaki
1
1 1
2 3
1 2
2 3
2 3
2 3
3 3
2 3
3 4
4 5 6
5 7 8
5 7 8
5 7 8
6 7 8
1 3
4 kaki
5 kaki
6 kaki
2 4
1 5
2 5
1 6
2 6
1 7
2 7
4
4 5
5 6
6 6
7 7
7 7
7 7
6 7 8
7 8 8
5 5 7
7 8 9
7 8 9
7 8 9
8 8 9
8 8 9
3
8 8
3. Penentuan Grand Score dan action level Tabel 4.22 Perhitungan Grand Score Kegiatan
Postur
Skor A
Skor B
penuangan hasil pembilasan ke ember
1
2
2 3
7
Otot yang digunakan Repeated (+1)
Tenaga yang digunakan <2 kg (0)
2
3
Repeated (+1)
2-10 kg (1)
4
3
Repeated (+1)
2-10 kg (1)
Tabel 4.23 Grand Score Grand Score Skor D = Skor B + Otot + Tenaga Skor C* 1 2
1 1 2
2 2 2
3 3 3
4 3 4
5 4 4
6 5 5
7+ 5 5
3
3
3
3
4
4
5
6
4
3
3
3
4
6
6
5
5 6 7 8+
4 4 5 5
4 4 5 5
4 5 6 6
5 6 6 7
6 6 7 7
7 7 7 7
7 7 7 7
C* = Skor A + Otot + Tenaga
Postur 1 nilai grand score 6, action level 3 menunjukkan perlu adanya pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan
Postur 2 nilai grand score 5, action level 3 menunjukkan perlu adanya pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan
Postur 3 nilai grand score 6, action level 3 menunjukkan perlu adanya pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan
B. Kegiatan 2 Penuangan hasil pembilasan ke ember tangan kiri 1. Penentuan skor A Tabel 4.24 Postur penuangan hasil pembilasan ke ember Kegiatan
Postur
penuangan hasil pembilasan ke ember
1 2 3
Lengan atas (o) 90+
Lengan bawah (o) 0-60
Pergelangan tangan (o) 0
Putaran pergelangan tangan (o) normal
20-45
0-60
0
normal
20-20 abducted
100+
15-15
normal
Tabel 4.25 Skor Postur Kelompok A
Lengan Atas 1
2
Lengan Bawah 1 2 3 1 2 3
2 2 2 3
Pergelangan tangan 2 3 PP PP 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3
1 3 3 4
2 3 3 4
3 3 4
3 3 4
4 4 5
4 4 5
1 PP 1 1 2 2 2 3 3
3 3 4
3 3 4
4 4 4
4 PP
3
1 2 3
3 3 4
3 4 4
4 4 4
4 4 4
4 4 4
4 4 5
5 5 5
5 5 5
4
4
1 2
4
4 4
4 4
4 4
5 5
5 5
5 5
3 1 2 3 1 2 3
4 5 5 6 7 8 9
4 5 6 6 7 8 9
4 4 4 5 6 6 7 8 9
5 5 6 7 7 8 9
4 5 6 7 7 8 9
5 6 6 7 8 9 9
6 6 7 7 8 9 9
6 7 7 8 9 9 9
5
6
2. Penentuan Skor B Tabel 4. 26 Postur penuangan hasil pembilasan ke ember Kegiatan
Postur
Penuangan hasil pembilasan ke ember
1 2 3
Leher (o) 20+
Punggung (o) 60+
Kaki ( o) tertopang
10-20
0-20
tertopang
10-20
20-60
tertopang
Tabel 4.27 Skor Postur Kelompok B Punggung 2 kaki
1 kaki
Leher
3 kaki
1
1 1
2 3
1 2
2 3
2 3
2 3
3 3
2 3
3 4
4 5 6
5 7 8
5 7 8
5 7 8
6 7 8
1 3
4 kaki
5 kaki
6 kaki
2 4
1 5
2 5
1 6
2 6
1 7
2 7
4
4 5
5 5
5 6
6 6
7 7
7 7
7 7
6 7 8
7 8 8
7
7 8 9
7 8 9
7 8 9
8 8 9
8 8 9
3
8 8
3. Penentuan Grand Score dan action level Tabel 4.28 Perhitungan Grand Score Kegiatan
Postur
Skor A
Skor B
penuangan hasil pembilasan ke ember
1
4
2 3
7
Otot yang digunakan Repeated (+1)
Tenaga yang digunakan <2 kg (0)
2
3
Repeated (+1)
2-10 kg (1)
4
2
Repeated (+1)
2-10 kg (1)
Tabel 4.29 Grand Score Grand Score Skor D = Skor B + Otot + Tenaga Skor C* 1 2 3
1 1 2 3
2 2 2 3
3 3 3 3
4 3 4 4
4
3
3
3
4
5
4
4
4
5
6
4
4
5
7 8+
5 5
5 5
6 6
5 4 4 4
6 5 5 5
7+ 5 5 6
6
6
6
7
7
6
6
7
7
6 7
7 7
7 7
7 7
5
C* = Skor A + Otot + Tenaga
Postur 1 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
Postur 2 nilai grand score 5, action level 3 menunjukkan perlu adanya pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan
Postur 3 nilai grand score 6, action level 3 menunjukkan perlu adanya pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan
4.2.1.3 Kegiatan 3 Membawa hasil rendaman ke stasiun penggilingan
Postur 1
Postur 2
Postur 3 Gambar
4.3
Membawa
hasil
rendaman
ke
stasiun
penggilingan
A. Kegiatan kanan
3 Membawa hasil rendaman ke stasiun giling tangan
1. Penentuan skor A Tabel 4.30 Postur membawa hasil rendaman ke stasiun penggilingan Kegiatan
Postur
membawa hasil rendaman ke stasiun penggilingan
1 2 3
Lengan atas (o) 90+
Lengan bawah (o) 0-60
Pergelangan tangan ( o) 15+
Putaran pergelangan tangan (o) normal
20-45
0-60
15+
normal
20-20 abducted
60-100
15-15
normal
Tabel 4.31 Skor Postur Kelompok A
Lengan Atas 1
2
3
4
5
6
Lengan Bawah 1 2 3 1 2
1 1 2 2 2 3
2 2 2 3 3 3
Pergelangan tangan 2 3 PP PP 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4
3 1 2 3
3 3 3 4
4 3 4 4
4 4 4 4
4 4 4 4
1 2 3 1 2 3 1 2 3
4 4 4 5 5 6 7 8 9
4 4 4 5 6 6 7 8 9
4 4 4 5 6 6 7 8 9
4 4 5 5 6 7 7 8 9
1 PP
4 4 4 4 4 4 4 5 6 7 7 8 9
4 PP 1 3 3 4 4 4
2 3 3 4 4 4
4 4 4 5
5 5 5 5
5 5 5 5
5 5 5 6 6 7 8 9 9
5 5 6 6 7 7 8 9 9
5 5 6 7 7 8 9 9 9
2. Penentuan Skor B Tabel 4.32 Postur membawa hasil rendaman ke stasiun penggilingan Kegiatan
Postur
Penuangan hasil pembilasan ke ember
1
Leher (o) in extension
Punggung (o) 60+
Kaki (o) tertopang
20+
0-20
tertopang
0-10
0-20
tertopang
2 3
Tabel 433 Skor Postur Kelompok B Punggung 2 kaki
1 kaki
Leher
1
1 1
2 3
2 3
2 3
3 3
4 5 6
5 7 8
5 7 8
1 2
3 kaki
4 kaki
5 kaki
6 kaki
2 3
1 3
2 4
1 5
2 5
1 6
2 6
1 7
2 7
3
3 4
3 4
4 5
5 6
6 6
7 7
7 7
7 7
5 7 8
6 7 8
6 7 8
7 8 8
5 5 7
7 8 9
7 8 9
7 8 9
8 8 9
8 8 9
2
8 8
3. Penentuan Grand Score dan action level Tabel 4.34 Perhitungan Grand Score Kegiatan
Postur
Skor A
Skor B
Mengambil kedelai setelah digiling
1
4
2 3
5
Otot yang digunakan Repeated (+1)
Tenaga yang digunakan <2 kg (0)
4
3
Repeated (+1)
2-10 kg (1)
4
9
Repeated (+1)
2-10 kg (1)
Tabel 4.35 Grand Score Grand Score Skor D = Skor B + Otot + Tenaga Skor C* 1 2 3 4
1 1 2 3 3
2 2 2 3 3
3 3 3 3 3
5
4
4
4
6 7 8+
4 5 5
4 5 5
5 6 6
4 3 4 4 4 5 6 6 7
5 4 4 4 5
6 5 5 5 6
7+ 5 5 6 6
6
7
6 7 7
7 7 7
7 7 7 7
C* = Skor A + Otot + Tenaga
Postur 1 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
Postur 2 nilai grand score 5, action level 3 menunjukkan perlu adanya pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan
Postur 3 nilai grand score7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
B. Kegiatan 3 Membawa hasil rendaman ke stasiun penggilingan tangan kiri 1. Penentuan skor A Tabel 4.36 Postur membawa hasil rendaman ke stasiun penggilingan Kegiatan
Postur
membawa hasil rendaman ke stasiun penggilingan
1 2 3
Lengan atas (o) 90+
Lengan bawah (o) 0-60
Pergelangan tangan ( o) 15+
Putaran pergelangan tangan (o) normal
20-20
0-60
15+
normal
20-20 abducted
0-60
15+
normal
Tabel 4.37 Skor Postur Kelompok A
Lengan Atas 1
2
3
4
5
6
1 PP
Lengan Bawah 1 2 3 1 2 3
1 1 2 2 2 3 3
2 2 2 3 3 3 4
1 2 3
3 3 4
3 4 4
1
4
2 3 1 2 3 1 2 3
4 4 5 5 6 7 8 9
Pergelangan tangan 2 3 PP PP 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 PP 1 3 3 4 4 4 5
2 3 3 4 4 4 5
4 4
4 4
4 4
4 5
5 5 5
5 5 5
4
4
4
4
5
5
5
4 4 5 6 6 7 8 9
4 4 5 6 6 7 8 9
4 5 5 6 7 7 8 9
4 4 5 6 7 7 8 9
5 5 6 6 7 8 9 9
5 6 6 7 7 8 9 9
5 6 7 7 8 9 9 9
2. Penentuan Skor B Tabel 4.38 Postur membawa hasil rendaman ke stasiun penggilingan Kegiatan
Postur
membawa hasil rendaman ke stasiun penggilingan
1
Leher (o) In extension
Punggung (o) 60+
Kaki (o) tertopang
20+
0-20
tertopang
0-10
0-20
tertopang
2 3
Tabel 4.39 Skor Postur Kelompok B Punggung 2 kaki
1 kaki
Leher
1
1 1
2 3
2 3
2 3
3 3
4 5 6
5 7 8
5 7 8
1 2
3 kaki
4 kaki
5 kaki
6 kaki
2 3
1 3
2 4
1 5
2 5
1 6
2 6
1 7
2 7
3
3 4
3 4
4 5
5 6
6 6
7 7
7 7
7 7
5 7 8
6 7 8
6 7 8
7 8 8
5 5 7
7 8 9
7 8 9
7 8 9
8 8 9
8 8 9
2
8 8
3. Penentuan Grand Score dan action level Tabel 4.40 Perhitungan Grand Score Kegiatan
Postur
Skor A
Skor B
membawa hasil rendaman ke stasiun penggilingan
1
4
2 3
7
Otot yang digunakan Repeated (+1)
Tenaga yang digunakan <2 kg (0)
4
2
Repeated (+1)
2-10 kg (1)
4
9
Repeated (+1)
2-10 kg (1)
Tabel 4.41 Grand Score Grand Score Skor D = Skor B + Otot + Tenaga Skor C* 1 2 3 4
1 1 2 3 3
2 2 2 3 3
3 3 3 3 3
4 3 4 4 4
5 4 4 4 5
6 5 5 5 6
7+ 5 5 6 6
5
4
4
4
5
6
7
7
6
4
4
5
6
7
7
7 8+
5 5
5 5
6 6
7 7
7 7
7 7
6 6 7
C* = Skor A + Otot + Tenaga
Postur 1 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
Postur 2 nilai grand score 6, action level 3 menunjukkan perlu adanya pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan
Postur 3 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
4.2.1.4 Data rekapitulasi Grand score pada stasiun perendaman tangan kanan Tabel 4.42 Rekapitulasi Grand score pada stasiun perendaman tangan kanan
No
Kegiatan
1
Pengambilan air untuk perendaman
Postur Kerja
Grand score
Action level
1
7
4
2
7
4
1
7
4
2
5
3
3
6
3
1
7
4
Keterangan Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga). Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga). Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
2
Penuangan hasil pembilasan ke ember
Pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan Pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
3
Membawa hasil rendaman ke stasiun penggilinagan
Pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan 2
6
3
3
7
4
Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
4.2.1.5 Rekapitulasi grand score pada stasiun perendaman tangan kiri Tabel 4.43 Rekapitulasi grand score pada stasiun perendaman tangan kiri
No
Kegiatan
1
Pengambilan air untuk perendaman
Postur Kerja
Grand score
Action level
1
7
4
2
6
3
1
6
3
2
5
3
3
6
3
1
7
4
Keterangan Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga). Pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan Pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan
2
Penuangan hasil pembilasan ke ember
Pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan Pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
3
Membawa hasil rendaman ke stasiun penggilinagan
Pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan 2
5
3
3
7
4
Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
4.2.2 Pengolahan data pada stasiun pemasakan dan penyaringan 4.2.2.1 Mengambil kedelai setelah digiling
Postur 1
Postur 2
Postur 3 Gambar 4.4 Mengambil kedelai setelah digiling
A. Kegiatan 1 Mengambil kedelai setelah digiling tangan kanan 1. Penentuan skor A Tabel 4.44 Postur Mengambil kedelai setelah digiling Kegiatan
Postur
Mengambil kedelai setelah digiling
1
Lengan atas (o) 45-90
Lengan bawah (o)
Pergelangan tangan (o)
0-60
15+
Putaran pergelangan tangan (o) normal
45-90
60-100
0
normal
20-45 abducted
0-60
0
normal
2 3
Tabel 4.45 Skor Postur Kelompok A
Lengan Atas 1
2
3
4
5
6
Lengan Bawah 1 2 3 1 2 3
1 1 2 2 2 3 3
2 2 2 3 3 3 4
Pergelangan tangan 2 3 PP PP 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4
1
3
3
4
4
4
4 4 4 4 4 5 6 6 7 8 9
4 4 4 4 4 5 6 6 7 8 9
4 4 4 4 5 5 6 7 7 8 9
4 4 4 4 4 5 6 7 7 8 9
2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 PP
3 4 4 4 4 5 5 6 7 8 9
4 PP 1 3 3 4 4 4 5
2 3 3 4 4 4 5
4
5
5
4 5 5 5 5 6 6 7 8 9 9
5 5 5 5 6 6 7 7 8 9 9
5 5 5 5 6 7 7 8 9 9 9
2. Penentuan Skor B Tabel 4.46 Postur Mengambil kedelai setelah digiling Kegiatan
Postur
Mengambil kedelai setelah digiling
1 2 3
Kaki (o)
Leher (o) 0-10
Punggung (o) 60 +
tertopang
0-10
0-20
tertopang
0-10
0-20
tertopang
Tabel 4.47 Skor Postur Kelompok B Punggung 1 kaki
Leher
1 2 3 4 5 6
2 kaki
1
2
1 2 3 5 7 8
3 3 3 5 7 8
1 2 2 3 5 7 8
3 kaki
4 kaki
5 kaki
6 kaki
2
1
2
1
2
1
2
1
2
3 3 4 6 7 8
3 3 4 6 7 8
4 4 5 7 8 8
5
5 5 6 7 8 9
6 6 6 7 8 9
6 7 7 7 8 9
7 7 7 8 8 9
7 7 7 8 8 9
5 5 7 8 8
3. Penentuan Grand Score dan action level Tabel 4.48 Perhitungan grand score Kegiatan
Postur
Skor A
Skor B
Mengambil kedelai setelah digiling
1
4
2 3
5
Otot yang digunakan Repeated (+1)
Tenaga yang digunakan < 2 kg ( 0)
3
2
Repeated (+1)
2-10 kg (1)
4
7
Repeated (+1)
2-10 kg (1)
Tabel 4.49 Grand Score Grand Score Skor D = Skor B + Otot + Tenaga Skor C* 1 2 3 4
1 1 2 3 3
2 2 2 3 3
3 3 3 3 3
5
4
4
4
6 7 8+
4 5 5
4 5 5
5 6 6
4 3 4 4 4 5 6 6 7
5 4 4 4 5
6 5 5 5 6
7+ 5 5 6 6
6
7
6 7 7
7 7 7
7 7 7 7
C* = Skor A + Otot + Tenaga
Postur 1 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga)
Postur 2 nilai grand score 5, action level 3 menunjukkan perlu adanya pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan
Postur 3 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga)
B.
Kegiatan 1 Mengambil kedelai setelah digiling tangan kiri
1. Penentuan skor A: Tabel 4.50 Postur Mengambil kedelai setelah digiling Kegiatan
Postur
Mengambil kedelai setelah digiling
1
Lengan atas (o) 45-90
Lengan bawah (o)
Pergelangan tangan (o)
0-60
15+
Putaran pergelangan tangan (o) normal
20-20
60-100
0
normal
20-45
0-60
0
normal
2 3
Tabel 4.51 Skor Postur Kelompok A
Lengan Atas 1
2
3
4
5
6
Lengan Bawah 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
2 2
Pergelangan tangan 2 3 PP PP 1 2 1 2 2 2 2 3
1 3
2 3
2 2 3 3 3
2 3 3 3 4 3
2 3 3 3 4 4
2 3 3 3 4 4
3 3 4 4 4 4
3 4 4 4 5 5
3 4 4 4 5 5
3 4 4 4 4 5 5 6 7 8 9
4 4 4 4 4 5 6 6 7 8 9
4 4 4 4 4 5 6 6 7 8 9
4 4 4 4 5 5 6 7 7 8 9
4 5 5 5 5 6 6 7 8 9 9
5 5 5 5 6 6 7 7 8 9 9
5 5 5 5 6 7 7 8 9 9 9
1 PP 1 1 2
3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 6 7 7 8 9
4 PP
2. Penentuan Skor B: Tabel 4.52 Postur Mengambil kedelai setelah digiling Kegiatan
Postur
Mengambil kedelai setelah digiling
1 2 3
Leher (o) 0-10
Punggung (o)
Kaki (o)
60 +
Tidak tertopang
0-10
0-20
Tidak tertopang
0-10-10
0-20
Tidak tertopang
Tabel 4.53 Skor Postur Kelompok B Punggung 1 kaki
Leher
1 2 3 4 5 6
2 kaki
1
2
1 2 3 5 7 8
3 3 3 5 7 8
1 2 2 3 5 7 8
3 kaki
4 kaki
5 kaki
6 kaki
2
1
2
1
2
1
2
1
2
3 3 4 6 7 8
3 3 4 6 7 8
4 4 5 7 8 8
5
5 5 6 7 8 9
6 6 6 7 8 9
6 7 7 7 8 9
7 7 7 8 8 9
7 7 7 8 8 9
5 5 7 8 8
3. Penentuan Grand Score dan action level Tabel 4.54 Perhitungan grand score Kegiatan
Postur
Skor A
Skor B
Otot yang digunakan
Mengambil kedelai setelah digiling
1
4
5
Repeated (+1)
Tenaga yang digunakan < 2 kg ( 0)
2
2
Repeated (+1)
2-10 kg (1)
3
7
Repeated (+1)
2-10 kg (1)
2 3
Tabel.4.55 Grand Score Grand Score Skor D = Skor B + Otot + Tenaga Skor C* 1 2 3
1 1 2 3
2 2 2 3
3 3 3 3
4
3
3
3
5 6 7 8+
4 4 5 5
4 4 5 5
4 5 6 6
4 3 4 4 4 5 6 6 7
5 4 4 4
6 5 5 5
7+ 5 5 6
5
6
6 6 7 7
7 7 7 7
6 7 7 7 7
C* = Skor A + Otot + Tenaga
Postur 1 nilai grand score 6, action level 3 menunjukkan perlu adanya pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan
Postur 2 nilai grand score 4, action level 2 menunjukkan bahwa diperlukan pemeriksaan lanjutan dan juga diperlukan perubahanperubahan
Postur 3 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
4.2.2.2 Kegiatan 2 Pemberian air pada pemasakan
Postur 1
Postur 2 Gambar 4.5 Pemberian air pada pemasakan
A. Kegiatan 2 Pemberian air pada pemasakan tangan kanan 1.
Penentuan skor A Tabel 4.56 Postur pemberian air pada pemasakan Kegiatan
Postur
Pemberian air pada pemasakan
1 2
Lengan atas (o) 20-45
Lengan bawah (o) 0-60
Pergelangan tangan (o) 0-15
Putaran pergelangan tangan (o) normal
45-90 abducted
60-100
0
normal
Tabel 4.57 Skor Postur Kelompok A
Lengan Atas 1
2
3
4
5
6
1 PP
Lengan Bawah 1 2 3
1 1 2 2
2 2 2 3
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2
2 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5
3 3 4 3 4 4 4 4 4 5 6
3 1 2 3
6 7 8 9
6 7 8 9
Pergelangan tangan 2 3 PP PP 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
4 PP 1 3 3 4
2 3 3 4
3 4 4 4 4 4 4 4 5 6
3 4 4 4 4 4 4 5 5 6
3 4 4 4 4 4 4 4 5 6
4 4 4 4 5 5 5 5 6 6
4 4 5 5 5 5 5 5 6 6 7
4 4 5 5 5 5 5 5 6 7 7
6 7 8 9
7 7 8 9
7 7 8 9
7 8 9 9
7 8 9 9
8 9 9 9
2.
Penentuan Skor B Tabal 4.58 Postur pemberian air pada pemasakan Kegiatan
Postur
Pemberian air pada pemasakan
1 2
Kaki (o)
Leher (o) 0-10
Punggung (o) 0-20
tertopang
0-10
0-20
Tidak tertopang
Tabel 4.59 Skor Postur Kelompok B Punggung
1 2 3 4 5 6
3.
2 kaki
1 kaki
Leher
3 kaki
1
2
1
2
1 2 3 5 7 8
3 3 3 5 7 8
2
3
2 3 5 7 8
3 4 6 7 8
4 kaki
5 kaki
6 kaki
1
2
1
2
1
2
1
2
3 3 4 6 7 8
4 4 5 7 8 8
5 5 5 7 8 8
5 5 6 7 8 9
6 6 6 7 8 9
6 7 7 7 8 9
7 7 7 8 8 9
7 7 7 8 8 9
Penentuan Grand Score dan action level Tabel 4.60 Perhitungan grand score Kegiatan
Postur
Skor A
Skor B
Pemberian air pada pemasakan
1
3
2
6
3
2
Otot yang digunakan Repeated (+1) Repeated (+1)
Tenaga yang digunakan 2-10 kg ( 2) 2-10 kg (2)
Tabel 4.61 Grand Score
Grand Score Skor D = Skor B + Otot + Tenaga Skor C* 1 2 3 4 5
1 1 2 3 3 4
2 2 2 3 3 4
3 3 3 3 3 4
4 3 4 4 4 5
6 7
4 5
4 5
5 6
6 6
8+
5
5
6
7
5 4 4 4 5 6 6
6 5 5 5 6 7
7+ 5 5 6 6 7
7
7 7
7 7
7
7
7
C* = Skor A + Otot + Tenaga
Postur 1 nilai grand score 6, action level 3 menunjukkan perlu adanya pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan
Postur 2 nilai grand score 7, action leve l 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga)
A. Kegiatan 2 Pemberian air pada pemasakan tangan kiri 1. Penentuan skor A Tabel 4.62 Postur pemberian air pada pemasakan Kegiatan
Postur
Pemberian air pada pemasakan
1 2
Lengan atas (o) 20-45
Lengan bawah (o) 60-100
Pergelangan tangan (o) 0
Putaran pergelangan tangan (o) normal
20-20
0-60
0
Normal
Tabel 4.63 Skor Postur Kelompok A
Lengan Atas
Lengan Bawah 1
1
1 1 2
2 3 1
2
2 2 3
2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
3
4
5
6
2 2
Pergelangan tangan 2 3 PP PP 1 2 1 2 2 2 2 3
1 3
2 3
2 3 3
2 3 3
2 3 3
3 3 3
3 3 4
3 4 4
3 4 4
3 4 3 4 4 4 4 4 5 6 6 7 8 9
3 4 4 4 4 4 4 4 5 6 6 7 8 9
3 4 4 4 4 4 4 5 5 6 7 7 8 9
3 4 4 4 4 4 4 4 5 6 7 7 8 9
4 4 4 4 5 5 5 5 6 6 7 8 9 9
4 5 5 5 5 5 5 6 6 7 7 8 9 9
4 5 5 5 5 5 5 6 7 7 8 9 9 9
1 PP
3 3 3 4 4 4 4 5 5 6 7 8 9
4 PP
2. Penentuan Skor B Tabel 4.64 Postur pemberian air pada pemasakan Kegiatan
Postur
Pemberian air pada pemasakan
1 2
Kaki (o)
Leher (o) 0-10
Punggung (o) 0-20
tertopang
0-10
0-20
Tidak tertopang
Tabel 4.65 Skor Postur Kelompok B Punggung Leher
1 2 3 4 5
2 kaki
1 kaki
3 kaki
1
2
1
2
1 2 3 5 7
3 3 3 5 7
2
3
2 3 5 7
3 4 6 7
4 kaki
5 kaki
6 kaki
1
2
1
2
1
2
1
2
3 3 4 6 7
4 4 5 7 8
5 5 5 7 8
5 5 6 7 8
6 6 6 7 8
6 7 7 7 8
7 7 7 8 8
7 7 7 8 8
6
8
8
8
8
8
8
8
9
9
9
9
9
3. Penentuan Grand Score dan action level Tabel 4.66 Tabel pehitingan grand score Kegiatan
Postur
Skor A
Skor B
Pemberian air pada pemasakan
1
3 2
2
2
Otot yang digunakan Repeated (+1)
Tenaga yang digunakan <2 kg (0)
3
Repeated (+1)
<2 kg (0)
Tabel 2.67 Grand Score Grand Score Skor D = Skor B + Otot + Tenaga Skor C* 1 2
1 1 2
2 2 2
3 3 3
4 3 4
5 4 4
6 5 5
7+ 5 5
3
3
3
3
4
4
5
6
4
3
3
3
4
5
6
6
5 6 7 8+
4 4 5 5
4 4 5 5
4 5 6 6
5 6 6 7
6 6 7 7
7 7 7 7
7 7 7 7
C* = Skor A + Otot + Tenaga
Postur 1 nilai grand score 3, action level 2 menunjukkan bahwa diperlukan pemeriksaan lanjutan dan juga diperlukan perubahanperubahan
Postur 2 nilai grand score 4, action leve l 2 menunjukkan bahwa diperlukan pemeriksaan lanjutan dan juga diperlukan perubahanperubahan
4.2.2.3 Kegiatan 3 Pengambilan alat penyaringan
Postur 1 Gambar 4.6 Pengambilan alat penyaringan
A.
Kegiatan 3 Pengambilan alat penyaringan tangan kanan
1.
Penentuan skor A Tabel 4.68 Postur pengambilan alat penyaringan Kegiatan
Postur
Pengambilan alat penyaringan
1
Lengan atas (o) 90+
Lengan bawah (o)
Pergelangan tangan (o) 15+
0-60
Putaran pergelangan tangan (o) normal
Tabel 4.69 Skor Postur Kelompok A
Lengan Atas 1
2
3
Lengan Bawah 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 1 2 2 2 3 3 3 3 4
2 2 2 3 3 3 4 3 4 4
Pergelangan tangan 2 3 PP PP 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
1 2 3 1 2 3 1 2 3
4 4 4 5 5 6 7 8 9
4 4 4 5 6 6 7 8 9
4 4 4 5 6 6 7 8 9
4
5
6
2.
1 PP
4
4 4 5 5 6 7 7 8 9
4 4 5 6 7 7 8 9
5 5 5 6 6 7 8 9 9
4 PP 1 3 3 4 4 4 5 5 5 5
2 3 3 4 4 4 5 5 5 5
5 5 6 6 7 7 8 9 9
5 5 6 7 7 8 9 9 9
Penentuan Skor B Tabel 4.70 Postur pengambilan alat penyaringan Kegiatan
Postur
Pengambilan alat penyaringan
1
Leher (o) 20+
Punggung (o) 0-20
Kaki (o) Tidak tertopang
Tabel 4.71 Skor Postur Kelompok B Punggung Leher
3.
2 kaki
1 kaki
1 2
1 1 2
2 3 3
1 2 2
3 4 5 6
3 5 7 8
3 5 7 8
3 5 7 8
3 kaki 2 3 3 4 6 7 8
4 kaki
5 kaki
6 kaki
1 3 3
2 4 4
1 5 5
2 5 5
1 6 6
2 6 7
1 7 7
2 7 7
4 6 7 8
5 7 8 8
5 7 8 8
6 7 8 9
6 7 8 9
7 7 8 9
7 8 8 9
7 8 8 9
Penentuan Grand Score dan action level Tabel 4.72 Perhitungan Grand Score Kegiatan
Postur
Skor A
Skor B
Pemberian air pada pemasakan
1
4
4
Otot yang digunakan Repeated (+1)
Tenaga yang digunakan 2-10 kg ( 1)
Tabel 4.73 Grand Score Grand Score Skor D = Skor B + Otot + Tenaga Skor C* 1 2 3 4 5
1 1 2 3 3 4
2 2 2 3 3 4
3 3 3 3 3 4
4 3 4 4 4 5
5 4 4 4 5 6
6 5 5 5 6 7
7+ 5 5 6 6 7
6 7 8+
4 5 5
4 5 5
5 6 6
6 6 7
6 7 7
7
7 7 7
7 7
C* = Skor A + Otot + Tenaga
Postur 1 nilai grand score 7, action leve l 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
B.
Kegiatan 3 Pengambilan alat penyaringan tangan kiri
1.
Penentuan skor A Tabel 4.74 Postur pengambilan alat penyaringan Kegiatan
Postur
Lengan atas (o)
Lengan bawah (o)
Pergelangan tangan (o)
Pengambilan alat penyaringan
1
20-20
0-60
0
Tabel 4.75 Skor Postur Kelompok A
Lengan Atas
Lengan Bawah 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
4
5
6
1
2
Pergelangan tangan 2 3 PP PP 1 2 1 2
1
2 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 5 6 6 7 8 9
2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 6 6 7 8 9
1 PP
2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 6 7 8 9
2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 6 7 7 8 9
2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 6 7 7 8 9
3 3 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 6 6 7 8 9 9
4 PP 1
2
3 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 6 6 7 7 8 9 9
3 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 6 7 7 8 9 9 9
2. Penentuan Skor B Tabel 4.76 Postur pengambilan alat penyaringan Kegiatan
Postur
Pengambilan alat penyaringan
1
Leher (o) 20+
Punggung (o) 0-20
Kaki (o) Tidak tertopang
Putaran pergelangan tangan (o) normal
Tabel 4.77 Skor Postur Kelompok B Punggung 2 kaki
1 kaki
Leher
1 2
1 1 2
2 3 3
1 2 2
3 4 5 6
3 5 7 8
3 5 7 8
3 5 7 8
3 kaki 2 3 3 4 6 7 8
4 kaki
5 kaki
6 kaki
1 3 3
2 4 4
1 5 5
2 5 5
1 6 6
2 6 7
1 7 7
2 7 7
4 6 7 8
5 7 8 8
5 7 8 8
6 7 8 9
6 7 8 9
7 7 8 9
7 8 8 9
7 8 8 9
3. Penentuan Grand Score dan action level Tabel 4.78 Perhitungan Grand Score Kegiatan
Postur
Skor A
Skor B
Pengambilan alat penyaringan
1
1
4
Otot yang digunakan Repeated (+1)
Tenaga yang digunakan < 2kg ( 0)
Tabel 4.79 Grand Score Grand Score Skor D = Skor B + Otot + Tenaga Skor C* 1
1 1
2 2
3 3
4 3
5 4
6 5
7+ 5
2 3 4 5 6 7 8+
2 3 3 4 4 5 5
2 3 3 4 4 5 5
3 3 3 4 5 6 6
4 4 4 5 6 6 7
4
5 5 6 7 7 7 7
5 6 6 7 7 7 7
4 5 6 6 7 7
C* = Skor A + Otot + Tenaga
Postur 1 nilai grand score 4, action level 2 menunjukkan perlu adanya pemeriksaan lanjutan dan juga diperlukan.
4.2.2.4 Kegiatan 4 Penuangan hasil dari pemasakan
Postur 1
Postur 2
Postur 3 Gambar 4.7 Penuangan hasil dari pemasakan
A.
Kegiatan 4 Penuangan hasil dari pemasakan tangan kanan
1. Penentuan skor A Tabel 4.80 Postur penuangan hasil dari pemasakan Kegiatan
Postur
Lengan atas (o) 45-90
Lengan bawah (o) 60-100
Pergelangan tangan (o) 0
Putaran pergelangan tangan (o) normal
Penuangan hasil dari pemasakan
1
20-20
60-100
0
normal
45-90 abducted
60-100
15+
berputar
2 3
Tabel 4.81 Skor Postur Kelompok A
Lengan Atas 1
2
3
4
5
6
Lengan Bawah 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
2 2
Pergelangan tangan 2 3 PP PP 1 2 1 2 2 2 2 3
1 3
2 3
2 3 3 3 4 3
2 3 3 3 4 4
2 3 3 3 4 4
3 3 3 3 4 4
3 3 4 4 4 4
3 4 4 4 5 5
3 4 4 4 5 5
4 4 4 4 4 5 6 6 7 8 9
4 4 4 4 4 5 6 6 7 8 9
4 4 4 4 5 5 6 7 7 8 9
4 4 4 4 4 5 6 7 7 8 9
4 5 5 5 5 6 6 7 8 9 9
5 5 5 5 6 6 7 7 8 9 9
5 5 5 5 6 7 7 8 9 9 9
1 PP 1 1 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 6 7 8 9
4 PP
2. Penentuan Skor B Tabel 4.82 Postur penuangan hasil dari pemasakan Kegiatan
Postur
Mengambil kedelai setelah digiling
1
Punggung (o) 20-60
Tidak tertopang
20+
0-20
tertopang
Miring kekiri
0-20
tertopang
2 3
Kaki (o)
Leher (o) 20+
Tabel 4.83 Skor Postur Kelompok B Punggung 2 kaki
1 kaki
Leher
1 2
1 1 2
2 3 3
3
3
3
4 5 6
5 7 8
5 7 8
1 2 2 3 5 7 8
3 kaki
4 kaki
5 kaki
6 kaki
2 3 3
1 3 3
2 4 4
1 5 5
2 5 5
1 6 6
2 6 7
1 7 7
2 7 7
4
4
5
5
6
6
7
7
7
6 7 8
6 7 8
7 8 8
7 8 8
7 8 9
7 8 9
7 8 9
8 8 9
8 8 9
3. Penentuan Grand Score dan action level Tabel 4.84 Pehitungan Grand Score Kegiatan
Postur
Skor A
Skor B
Otot yang digunakan
Mengambil kedelai setelah digiling
1
3
6
Repeated (+1)
Tenaga yang digunakan < 2 kg ( 1)
2
3
Repeated (+1)
2-10 kg (2)
7
5
Repeated (+1)
2-10 kg (2)
2 3
Tabel 4.85 Grand Score Grand Score Skor D = Skor B + Otot + Tenaga Skor C* 1 2 3 4
1 1 2 3 3
2 2 2 3 3
3 3 3 3 3
4 3 4 4 4
5 4 4 4 5
5 6
4 4
4 4
4 5
5 6
6 6
7 8+
5 5
5 5
6 6
6 7
7 7
6 5 5 5 6
7+ 5 5 6 6
7
7
7
7 7
7 7
7
C* = Skor A + Otot + Tenaga
Postur 1 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga)
Postur 2 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga)
Postur 3 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
B. Kegiatan 4 Penuangan hasil dari pemasakan tangan kiri 1. Penentuan skor A Tabel 4.86 Postur penuangan hasil dari pemasakan Kegiatan
Postur
Penuangan hasil dari pemasakan
1 2 3
Lengan atas (o) 45-90 bersandar 20-45
Lengan bawah (o) 60-100
Pergelangan tangan (o) 15+
Putaran pergelangan tangan (o) normal
60-100
15+
normal
45-90
60-100
0
berputar
Tabel 4.87 Skor Postur Kelompok A
Lengan Atas 1
2
3
4
5
6
Lengan Bawah 1 2 3 1 2
1 1 2 2 2 3
2 2 2 3 3 3
Pergelangan tangan 2 3 PP PP 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4
3 1
3 3
4 3
4 4
4 4
2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
3 4 4 4 4 5 5 6 7 8 9
4 4 4 4 4 5 6 6 7 8 9
4 4 4 4 4 5 6 6 7 8 9
4 4 4 4 5 5 6 7 7 8 9
1 PP
4 4 4 4 4 4 4 5 6 7 7 8 9
4 PP 1 3 3 4 4 4
2 3 3 4 4 4
4 4
5 5
5 5
4 5 5 5 5 6 6 7 8 9 9
5 5 5 5 6 6 7 7 8 9 9
5 5 5 5 6 7 7 8 9 9 9
2. Penentuan Skor B Tabel 4.89 Postur penuangan hasil dari pemasakan Kegiatan
Postur
Mengambil kedelai setelah digiling
1
Leher (o) 20+
Punggung (o) 20-60
Kaki (o) Tidak tertopang
20+
0-20
tertopang
Miring kekiri 20+
0-20
tertopang
2 3
Tabel 4.90 Skor Postur Kelompok B Punggung 2 kaki
1 kaki
Leher
1 2
1 1 2
2 3 3
3
3
3
4 5 6
5 7 8
1 2 2 3 5
5 7 8
7 8
3 kaki
4 kaki
5 kaki
6 kaki
2 3 3
1 3 3
2 4 4
1 5 5
2 5 5
1 6 6
2 6 7
1 7 7
2 7 7
4
4
5
5
6
6
7
7
7
6 7 8
6 7 8
7 8 8
7 8 8
7 8 9
7 8 9
7 8 9
8 8 9
8 8 9
3. Penentuan Grand Score dan action level Tabel 4.91 Perhitungan Grand Score Kegiatan
Postur
Skor A
Skor B
Mengambil kedelai setelah digiling
1
4
2 3
6
Otot yang digunakan Repeated (+1)
Tenaga yang digunakan < 2 kg ( 0)
4
3
Repeated (+1)
< 2 kg ( 0)
4
5
Repeated (+1)
< 2 kg ( 0)
Tabel 4.92 Grand Score Grand Score Skor D = Skor B + Otot + Tenaga Skor C* 1 2 3 4
1 1 2 3 3
2 2 2 3 3
3 3 3 3 3
5 6 7 8+
4 4 5 5
4 4 5 5
4 5 6 6
4 3 4 4 4 5 6 6 7
5 4 4 4 5
6 5 5 5 6
7+ 5 5 6 6
6 6 7 7
7
7
7 7 7
7 7 7
C* = Skor A + Otot + Tenaga
Postur 1 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga)
Postur 2 nilai grand score 5, action level 3 menunjukkan perlu adanya pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan
Postur 3 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga)
4.2.2.5 Kegiatan 5 Penyaringan hasil pemasakan
Postur 1
Postur 2
Postur 1 Gambar 4.8 Penyaringan hasil pemasakan
A. Kegiatan 5 Penyaringan hasil pemasakan tangan kanan 1. Penentuan skor A Tabel 4.93 Postur penyaringan hasil pemasakan Kegiatan
Postur
Penyaringan hasil pemasakan
1
Lengan atas (o) 45-90
Lengan bawah (o) 60-100
Pergelangan tangan ( o) 15+
Putaran pergelangan tangan (o) normal
45-90
0-60
15+
normal
45-90
0-60
15+
normal
2 3
Tabel 4.94 Skor Postur Kelompok A
Lengan Atas 1
2
3
4
5
6
Lengan Bawah 1 2 3 1 2 3 1
1 1 2 2 2 3 3 3
2 2 2 3 3 3 4 3
Pergelangan tangan 2 3 PP PP 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2
3
4
4
4
3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
4 4 4 4 5 5 6 7 8 9
4 4 4 4 5 6 6 7 8 9
4 4 4 4 5 6 6 7 8 9
4 4 4 5 5 6 7 7 8 9
1 PP
4 4 4 4 4 5 6 7 7 8 9
4 PP 1 3 3 4 4 4 5 5
2 3 3 4 4 4 5 5
4
5
5
5 5 5 5 6 6 7 8 9 9
5 5 5 6 6 7 7 8 9 9
5 5 5 6 7 7 8 9 9 9
2. Penentuan Skor B Tabel 4.95 Postur penyaringan hasil pemasakan Kegiatan
Postur
Penyaringan hasil pemasakan
1 2 3
Leher (o) In extension
Punggung ( o) 20-60
Kaki (o) tertopang
0-10
0-20
tertopang
10-20
20-60
Tidak tertopang
Tabel 4.96 Skor Postur Kelompok B Punggung 2 kaki
1 kaki
Leher 1
2
1
1
3
2 3
2 3
3 3
4 5 6
5 7 8
5 7 8
1
3 kaki
4 kaki
5 kaki
6 kaki
2
1
2
1
2
1
2
1
2
3
3
5
5
6
6
7
7
2 3
3 4
5 5
5 6
6 6
7 7
7 7
7 7
5 7 8
6 7 8
3 4 6
4 4 5 7 8 8
7 8 8
7 8 9
7 8 9
7 8 9
8 8 9
8 8 9
2
7 8
3. Penentuan Grand Score dan action level Tabel 4.97 Pehitungan Grand Score Kegiatan
Postur
Skor A
Skor B
Penyaringan hasil pemasakan
1
4
2 3
Tenaga yang digunakan
6
Otot yang digunakan Repeated (+1)
4
2
Repeated (+1)
2-10 kg (2)
4
4
Repeated (+1)
Dengan sentakan (4)
2-10 kg (2)
Tabel 4.98 Grand Score Grand Score Skor D = Skor B + Otot + Tenaga Skor C* 1 2 3 4 5 6
1 1 2 3 3 4 4
2 2 2 3 3 4 4
3 3 3 3 3 4 5
4 3 4 4 4 5 6
7
5
5
6
6
8+
5
5
6
7
5 4 4 4 5 6 6 7 7
6 5 5 5 6 7 7
7+ 5 5 6 6 7 7
7
7
7
7
C* = Skor A + Otot + Tenaga
Postur 1 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga)
Postur 2 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga)
Postur 3 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
A. Kegiatan 5 Penyaringan hasil pemasakan tangan kiri 1. Penentuan skor A Tabel 4.99 Postur penyaringan hasil pemasakan Kegiatan
Postur
Lengan atas (o)
Lengan bawah (o)
Penyaringan hasil pemasakan
1
45-90 45-90 abducted 45-90
2 3
60-100
Pergelangan tangan (o) 15+
Putaran pergelangan tangan (o) normal
60-100
15+
normal
60-100
15+
normal
Tabel 4.100 Skor Postur Kelompok A
4
Lengan Bawah 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2
1 1 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4
2 2 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4
Pergelangan tangan 2 3 PP PP 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5
5
3 1 2
4 5 5
4 5 6
4 5 6
5 5 6
3 1 2 3
6 7 8 9
6 7 8 9
6 7 8 9
7 7 8 9
Lengan Atas 1
2
3
6
1 PP
5 5 6 7 7 8 9
4 PP 1 3 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5
2 3 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5
5 6 6
6 6 7
6 7 7
7 8 9 9
7 8 9 9
8 9 9 9
2. Penentuan Skor B Tabel 4.101 Penyaringan hasil pemasakan Kegiatan
Postur
Penyaringan hasil pemasakan
1 2 3
Leher (o) 0-10
Punggung (o) 20-60
Kaki (o) tertopang
0-10
0-20
tertopang
10-20
20-60
Tidak tertopang
Tabel 4.102 Skor Postur Kelompok B Punggung 2 kaki
1 kaki
Leher 1
2
1
1
3
2 3
2 3
3 3
4 5 6
5 7 8
5 7 8
1
3 kaki
4 kaki
5 kaki
6 kaki
2
1
2
1
2
1
2
1
2
3
3
5
5
6
6
7
7
2 3
3 4
5 5
5 6
6 6
7 7
7 7
7 7
5 7 8
6 7 8
3 4 6
4 4 5 7 8 8
7 8 8
7 8 9
7 8 9
7 8 9
8 8 9
8 8 9
2
7 8
3. Penentuan Grand Score dan action level Tabel 4.103 Perhitungan Grand Score Kegiatan
Postur
Skor A
Skor B
Penyaringan hasil pemasakan
1
5
2 3
6
Otot yang digunakan Repeated (+1)
Tenaga yang digunakan 2-10 kg (2)
7
2
Repeated (+1)
2-10 kg (2)
5
4
Repeated (+1)
Dengan sentakan (4)
Tabel 4.104 Grand Score Grand Score Skor D = Skor B + Otot + Tenaga Skor C* 1 2 3 4 5 6 7
1 1 2 3 3 4 4 5
2 2 2 3 3 4 4 5
3 3 3 3 3 4 5 6
4 3 4 4 4 5 6 6
8+
5
5
6
7
5 4 4 4 5 6 6 7
7
6 5 5 5 6 7 7 7
7+ 5 5 6 6 7 7 7
7
7
C* = Skor A + Otot + Tenaga
Postur 1 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga)
Postur 2 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga)
Postur 3 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
4.2.2.6 Kegiatan 6 Pembuangan ampas
Postur 1
Postur 2
Postur 3 Gambar 4.9 Pembuangan ampas
A.
Kegiatan 6 Pembuangan ampas tangan kanan
1.
Penentuan skor A Tabel 4.105 Postur Pembuangan ampas Kegiatan
Postur
Pembuangan ampas
1 2 3
Lengan atas (o) 20-20 abducted 20-20
Lengan bawah (o) 60-100
Pergelangan tangan (o) 0
Putaran pergelangan tangan (o) normal
60-100
15-15
normal
20-20 abducted
60-100
15+
normal
Tabel 4.106 Skor Postur Kelompok A
Lengan Atas 1
2
3
4
5
6
Lengan Bawah 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 PP 1 1
2 2
2 2 2 3
2 3 3
3 3 3 4 4 4 4 5 5 6 7 8 9
3 4 3 4 4 4 4 4 5 6 6 7 8 9
Pergelangan tangan 2 3 PP PP 1 2 1 2 2 2 2 3 2
4 PP 1 3
2 3
3 3
2 3 3
3 3 3
3 3 4
3 4 4
3 4 4
3 4 4 4 4 4 4 4 5 6 6 7 8 9
3 4 4 4 4 4 4 5 5 6 7 7 8 9
3 4 4 4 4 4 4 4 5 6 7 7 8 9
4 4 4 4 5 5 5 5 6 6 7 8 9 9
4 5 5 5 5 5 5 6 6 7 7 8 9 9
4 5 5 5 5 5 5 6 7 7 8 9 9 9
2. Penentuan Skor B Tabel 4.107 Postur Pembuangan ampas Kegiatan
Postur
Pembuangan ampas
1 2 3
Kaki (o)
Leher (o) Miring ke kiri 10-20 0-10
Punggung (o) 20-60
Tidak tertopang
0-20
tertopang
20+ miring ke kiri
20-60
Tidak tertopang
Tabel 4.108 Skor Postur Kelompok B
2
Punggung 3 4 kaki kaki 1 2 1 2
1
2
1
2
2
3 3
3 3
2 kaki
1 kaki
Leher 1
2
1
1 2
1 2
3 3
3
3
3
3
4
4 5 6
5 7 8
5 7 8
5 7 8
6 7 8
2
5 kaki
6 kaki
5 5
5 5
6 6
6 7
7 7
7 7
4
4 4 5
5
6
6
7
7
7
6 7 8
7 8 8
7 8 8
7 8 9
7 8 9
7 8 9
8 8 9
8 8 9
3. Penentuan Grand Score dan action level Tabel 4.109 Perhitungan Grand Score Kegiatan
Postur
Skor A
Skor B
Pembuangan ampas
1
3
2 3
5
Otot yang digunakan Repeated (+1)
Tenaga yang digunakan 2-10 kg (1)
2
2
Repeated (+1)
2-10 kg (1)
3
7
Repeated (+1)
2-10 kg (1)
Tabel 4.110 Grand Score Grand Score Skor D = Skor B + Otot + Tenaga Skor C* 1 2 3 4
1 1 2 3 3
2 2 2 3 3
3 3 3 3 3
4 3 4 4 4
5 4 4 4 5
6 5 5 5 6
7+ 5 5 6 6
5 6 7 8+
4 4 5 5
4 4 5 5
4 5 6 6
5 6 6 7
6 6 7 7
7
7
7 7 7
7 7 7
C* = Skor A + Otot + Tenaga
Postur 1 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga)
Postur 2 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga)
Postur 3 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga)
B. Kegiatan 6 Pembuangan ampas tangan kiri 1. Penentuan skor A Tabel 4.111 Postur Pembuangan ampas Kegiatan
Postur
Pembuangan ampas
1 2
Lengan atas (o) 0-20 abducted 20-20
Lengan bawah (o) 60-100
Pergelangan tangan (o) 0
Putaran pergelangan tangan (o) normal
0
15-15
normal
0-20
60-100
15+
normal
3
Tabel 4.112 Skor Postur Kelompok A Pergelangan tangan 2 3 PP PP 1 2 1 2
1
2
2
2 2
2 2
1 PP
Lengan Atas
Lengan Bawah
1
1
1 2
1 2
3 1 2 3 1 2
2 2 3 3 3 3
3 3 3 4 3 4
3 3 3 4 4 4
3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
4
4 4 4 4 5 6 6 7 8 9
4 4 4 4 5 6 6 7 8 9
2
3
4
5
6
4 4 4 5 5 6 7 8 9
2 2
4 PP
3 3
3 3
3 3
3 3 3 4 4 4
2 3 3 3 3 4 4 4
3 4 4 4 4 4
4 4 4 5 5 5
4 4 4 5 5 5
4 4 4 5 5 6 7 7 8 9
4 4 4 4 5 6 7 7 8 9
5 5 5 5 6 6 7 8 9 9
5 5 5 6 6 7 7 8 9 9
5 5 5 6 7 7 8 9 9 9
2. Penentuan Skor B Tabel 4.113 Postur Pembuangan ampas Kegiatan
Postur
Pembuangan ampas
1 2
Leher (o) Miring ke kiri 10-20 0-10
Punggung (o) 20-60
Kaki (o) Tidak tertopang
0-20
tertopang
Miring 20+
20-60
Tidak tertopang
3
Tabel 4.114 Skor Postur Kelompok B Punggung 2 kaki
1 kaki
Leher 1
2
1 2
1 2
3 3
3
3
3
4 5 6
5 7 8
1
4 kaki
5 kaki
6 kaki
2
1
2
1
2
1
2
1
2
2
3 3
3 3
4 4
5 5
5 5
6 6
6 7
7 7
7 7
3
4
4
5
5
6
6
7
7
7
6 7 8
7 8 8
7 8 8
7 8 9
7 8 9
7 8 9
8 8 9
8 8 9
2
5 7 8
3 kaki
5 7 8
6 7 8
3. Penentuan Grand Score dan action level Tabel 4.115 Perhitungan Grand Score Kegiatan
Postur
Skor A
Skor B
Pembuanga n ampas
1
4
2 3
5
Otot yang digunakan Repeated (+1)
Tenaga yang digunakan 2-10 kg (1)
2
2
Repeated (+1)
2-10 kg (1)
3
7
Repeated (+1)
2-10 kg (1)
Tabel 4.116 Grand Score Grand Score Skor D = Skor B + Otot + Tenaga Skor C* 1 2 3
1 1 2 3
2 2 2 3
3 3 3 3
4
3
3
3
5
4
4
4
6 7 8+
4 5 5
4 5 5
5 6 6
4 3 4 4
5 4 4 4
6 5 5 5
7+ 5 5 6
5
6
5
6
7
6 7
6 6 7
6 7 7
7 7 7
4
7 7 7
C* = Skor A + Otot + Tenaga
Postur 1 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
Postur 2 nilai grand score 4, action level 2 menunjukkan perlu adanya pemeriksaan lanjutan dan juga diperlukan.
Postur 3 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
4.2.2.7 Kegiatan 7 Pemberian cuka pada penyaringan
Postur 1
Postur 2
Postur 3 Gambar 4.10 Pemberian cuka pada penyaringan
A. Kegiatan 7 Pemberian cuka pada penyaringan tangan kanan 1. Penentuan skor A Tabel 4.117 Postur Pemberian cuka pada penyaringan Kegiatan
Postur
Lengan atas (o)
Pemberian cuka pada penyaringan
1
45-90 abducted 45-90 abducted 0-20
2 3
Lengan bawah (o) 0-60
Pergelangan tangan (o) 15+
Putaran pergelangan tangan (o) berputar
60-100
15-15
normal
0-60
15+
normal
Tabel 4.118 Skor Postur Kelompok A
Lengan Atas 1
2
3
4
5
6
1 PP
Lengan Bawah 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1
1 1 2 2 2 3 3 3 3 4 4
2 2 2 3 3 3 4 3 4 4 4
2 3 1 2
4 4 5 5
4 4 5 6
3 1 2 3
6 7 8 9
6 7 8 9
Pergelangan tangan 2 3 PP PP 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 6 6 7 8 9
4 PP 1 3 3 4 4 4 5 5 5 5 5
2 3 3 4 4 4 5 5 5 5 5
5 5 6
4 5 6
5 6 6
5 6 6 7
5 6 7 7
7 7 8 9
7 7 8 9
7 8 9 9
7 8 9 9
8 9 9 9
2. Penentuan Skor B Tabel 4.119 Pemberian cuka pada penyaringan Kegiatan
Postur
Mengambil kedelai setelah digiling
1 2 3
Kaki (o)
Leher (o) 0-10
Punggung (o) 20-60
Tidak tertopang
10-20 miring ke kiri 10-20
0-20
tertopang
0-20
Tidak tertopang
Tabel 4.120 Skor Postur Kelompok B Punggung 2 kaki
1 kaki
Leher
3 kaki
1
2
1
2
1
1
1
3
2
2
2
3
2
3 3
3 4 5 6
3 5 7 8
3 5 7 8
4 6 7 8
3 5 7 8
4 kaki
5 kaki
6 kaki
1
2
1
2
1
2
3
2 4
5
5
6
6
7
7
3
4
5
5
6
7
7
7
4 6 7 8
5 7 8 8
5 7 8 8
6 7 8 9
6 7 8 9
7 7 8 9
7 8 8 9
7 8 8 9
3. Penentuan Grand Score dan action level Tabel 4.121 Perhitungan Grand Score Kegiatan
Postur
Skor A
Skor B
Mengambil kedelai setelah digiling
1
5
2 3
4
Otot yang digunakan Repeated (+1)
Tenaga yang digunakan 2-10 kg (1)
6
3
Repeated (+1)
2-10 kg (1)
3
3
Repeated (+1)
2-10 kg (1)
Tabel 4.122 Grand Score Grand Score Skor D = Skor B + Otot + Tenaga Skor C* 1 2 3 4
1 1 2 3 3
2 2 2 3 3
3 3 3 3 3
5 6
4 4
4 4
4 5
7
5
5
8+
5
5
4 3 4 4 4 5
5 4 4 4 5
6 5 5 5 6
7+ 5 5 6 6
6
6 6
7 7
7 7
6
6
7
7
7
6
7
7
7
7
C* = Skor A + Otot + Tenaga
Postur 1 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
Postur 2 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
Postur 3 nilai grand score 5, action level 3 menunjukkan perlu adanya pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan
B. Kegiatan 7 Pemberian cuka pada penyaringan tangan kiri 1. Penentuan skor A Tabel 4.123 Postur Pemberian cuka pada penyaringan Kegiatan
Postur
Pemberian cuka pada penyaringan
1 2 3
Lengan atas (o) 45-90 bersandar 0-20
Lengan bawah ( o) 60-100
Pergelangan tangan (o) 15+
Putaran pergelangan tangan (o) normal
0-60
0
normal
0-20
0
0
normal
Tabel 4.124 Skor Postur Kelompok A
Lengan Atas 1
2
3
4
5
6
Lengan Bawah 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
2
Pergelangan tangan 2 3 PP PP 1 2 1 2
1
2
2 2 2 3
2 2 3 3 3
2 2 3 3 3
2 2 3 3 3
2 3 3 3 3
3 3 3 4 4
3 3 4 4 4
3 3 4 4 4
3 3 3 4 4 4 4 5 5 6 7 8 9
4 3 4 4 4 4 4 5 6 6 7 8 9
4 4 4 4 4 4 4 5 6 6 7 8 9
4 4 4 4 4 4 5 5 6 7 7 8 9
4
4 4 4 5 5 5 5 6 6 7 8 9 9
5 5 5 5 5 5 6 6 7 7 8 9 9
5 5 5 5 5 5 6 7 7 8 9 9 9
1 PP 1 1
4 4 4 4 4 4 5 6 7 7 8 9
4 PP
2. Penentuan Skor B Tabel 4.125 Postur Pemberian cuka pada penyaringan Kegiatan
Postur
Mengambil kedelai setelah digiling
1 2 3
Kaki (o)
Leher (o) 0-10
Punggung (o) 20-60
Tidak tertopang
10-20
0-20
tertopang
10-20
0-20
Tidak tertopang
Tabel 4.126 Skor Postur Kelompok B Punggung 2 kaki
1 kaki
Leher
3 kaki
1
2
1
2
1
1
1
3
2
2
2
3
2
3 3
3 4 5 6
3 5 7 8
3 5 7 8
4 6 7 8
3 5 7 8
4 kaki
5 kaki
6 kaki
1
2
1
2
1
2
3
2 4
5
5
6
6
7
7
3
4
5
5
6
7
7
7
4 6 7 8
5 7 8 8
5 7 8 8
6 7 8 9
6 7 8 9
7 7 8 9
7 8 8 9
7 8 8 9
3. Penentuan Grand Score dan action level Tabe l4.127 Perhitungan Grand Score Kegiatan
Postur
Skor A
Skor B
Mengambil kedelai setelah digiling
1
4
2 3
4
Otot yang digunakan Repeated (+1)
Tenaga yang digunakan < 2 kg (0)
1
3
Repeated (+1)
< 2 kg (0)
2
3
Repeated (+1)
< 2 kg (0)
Tabel 4.128 Grand Score Grand Score Skor D = Skor B + Otot + Tenaga Skor C* 1
1 1
2 2
3 3
2
2
2
3
3 4
3 3
3 3
3 3
4
5 6 7 8+
4 4 5 5
4 4 5 5
4 5 6 6
5 6 6 7
4 3 4
4
5 4
6 5
7+ 5
4
5
5
4 5
5 6
6 6
6
7 7 7 7
7 7 7 7
6 7 7
C* = Skor A + Otot + Tenaga
Postur 1 nilai grand score 6, action level 3 menunjukkan perlu adanya pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan.
Postur 2 nilai grand score 4, action level 2 menunjukkan bahwa diperlukan pemeriksaan lanjutan dan juga diperlukan perubahanperubahan.
Postur 3 nilai grand score 4, action level 2 menunjukkan bahwa diperlukan pemeriksaan lanjutan dan juga diperlukan perubahanperubahan.
4.2.2.8 Kegiatan 8 Pembuangan sisa air penyaringan
Postur 1
Postur 2 Gambar 4.11 Pembuangan sisa air penyaringan
A. Kegiatan 8 Pembuangan sisa air penyaringan tangan kanan 1. Penentuan skor A Tabel 4.129 Postur Pembuangan sisa air penyarinagn Kegiatan
Postur
Pemberian cuka pada penyaringan
1
Lengan atas (o) 0-20 abducted 20-45
2
Lengan bawah (o) 0-60
Pergelangan tangan (o) 15+
Putaran pergelangan tangan (o) normal
100+
0
normal
Tabel 4.130 Skor Postur Kelompok A
Lengan Atas 1
2
3
4
5
6
1 PP
Lengan Bawah 1 2 3 1
1 1 2 2 2
2 2 2 3 3
2 3 1 2 3 1 2
3 3 3 3 4 4 4
3 4 3 4 4 4 4
3 1 2 3 1 2 3
4 5 5 6 7 8 9
4 5 6 6 7 8 9
Pergelangan tangan 2 3 PP PP 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4
4 PP 1 3 3 4 4
2 3 3 4 4
4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
4 4 4 5 5 5
4 5 5 5 5 5 5
4 5 5 5 5 5 5
4 5 6 6 7 8 9
5 5 6 7 7 8 9
4 5 6 7 7 8 9
5 6 6 7 8 9 9
6 6 7 7 8 9 9
6 7 7 8 9 9 9
2. Penentuan Skor B Tabel 4.131 Postur Pembuangan sisa air penyarinagan Kegiatan
Postur
Pembuangan sisa air penyarinagan
1 2
Kaki (o)
Leher (o) 20+
Punggung (o) 0-20
Tidak tertopang
Miring kekiri 20+
0-20 diputar
Tidak tertopang
Tabel 4.132 Skor Postur Kelompok B Punggung 2 kaki
1 kaki
Leher
1 2
1 1 2
2 3 3
1 2 2
3
3
3
4 5 6
5 7 8
5 7 8
3 kaki
4 kaki
5 kaki
6 kaki
1 3 3
2 4 4
1 5 5
2 5 5
1 6 6
2 6 7
1 7 7
2 7 7
3
2 3 3 4
4
5
5
6
6
7
7
7
5 7 8
6 7 8
6 7 8
7 8 8
7 8 9
7 8 9
7 8 9
8 8 9
8 8 9
7 8 8
3. Penentuan Grand Score dan action level Tabel 4.133 Perhitungan Grand Score Kegiatan
Postur
Skor A
Skor B
Pembuangan sisa air penyarinagan
1
3 4
2
4
Otot yang digunakan Repeated (+1)
Tenaga yang digunakan 2-10 kg (2)
7
Repeated (+1)
2-10 kg (2)
Tabel 4.134 Grand Score Grand Score Skor D = Skor B + Otot + Tenaga Skor C* 1 2 3 4 5
1 1 2 3 3 4
2 2 2 3 3 4
3 3 3 3 3 4
4 3 4 4 4 5
5 4 4 4 5 6
6 5 5 5 6 7
7+ 5 5 6 6 7
6
4
4
5
6
6
7
7
7 8+
5 5
5 5
6 6
6 7
7 7
7 7
7 7
C* = Skor A + Otot + Tenaga
Postur 1 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga)
Postur 2 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
B. Kegiatan 8 Postur pembuangan sisa air penyaringan tangan kiri 1. Penentuan skor A Tabel 4.135 Postur Pembuangan sisa air penyarinagan Kegiatan
Postur
Lengan bawah (o)
1
Lengan atas (o) 20-45
Pembuangan sisa air penyarinagan
0-60
Pergelangan tangan (o) 0
Putaran pergelangan tangan (o) normal
2
20-20
60-100
0
normal
Tabel 4.136 Skor Postur Kelompok A
Lengan Atas 1
2
3
4
5
6
Lengan Bawah 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
2 2
Pergelangan tangan 2 3 PP PP 1 2 1 2 2 2 2 3
1 3
2 3
2 3 3 3 4 3
2 3 3 3 4 4
2 3 3 3 4 4
3 3 3 3 4 4
3 3 4 4 4 4
3 4 4 4 5 5
3 4 4 4 5 5
4 4 4 4 4 5 6 6 7 8 9
4 4 4 4 4 5 6 6 7 8 9
4 4 4 4 5 5 6 7 7 8 9
4 4 4 4 4 5 6 7 7 8 9
4 5 5 5 5 6 6 7 8 9 9
5 5 5 5 6 6 7 7 8 9 9
5 5 5 5 6 7 7 8 9 9 9
1 PP 1 1 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 6 7 8 9
4 PP
2. Penentuan Skor B Tabel4.137 Postur Pembuangan sisa air penyarinagan Kegiatan
Postur
Pembuangan sisa air penyarinagan
1 2
Leher (o) 20+
Punggung (o) 0-20
Miring kekiri 20+
0-20 diputar
Kaki (o) Tidak tertopang Tidak tertopang
Tabel 4.138 Skor Postur Kelompok B Punggung 2 kaki
1 kaki
Leher
1 2
1 1 2
1 2 2
3
2 3 3 3
3 4 5 6
5 7 8
5 7 8
3 kaki
4 kaki
5 kaki
6 kaki
1 3 3
2 4 4
1 5 5
2 5 5
1 6 6
2 6 7
1 7 7
2 7 7
3
2 3 3 4
4
5
5
6
6
7
7
7
5 7 8
6 7 8
6 7 8
7 8 8
7 8 9
7 8 9
7 8 9
8 8 9
8 8 9
7 8 8
3. Penentuan Grand Score dan action level Tabel 4.139 Perhitungan Grand Score Kegiatan
Postur
Skor A
Skor B
Pembuangan sisa air penyarinagan
1
3 2
2
4
Otot yang digunakan Repeated (+1)
Tenaga yang digunakan < 2 kg (0)
7
Repeated (+1)
< 2 kg (0)
Tabel 4.40 Grand Score Grand Score Skor D = Skor B + Otot + Tenaga Skor C* 1 2 3 4
1 1 2 3 3
2 2 2 3 3
3 3 3 3 3
4 3 4 4 4
5 4 4 4 5
6 5 5 5 6
5
4
4
4
5
6
7
6 7 8+
4 5 5
4 5 5
5 6 6
6 6 7
6 7 7
7 7 7
7+ 5 5 6 6 7 7 7 7
C* = Skor A + Otot + Tenaga
Postur 1 nilai grand score 5, action level 3 menunjukkan perlu adanya pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan.
Postur 2 nilai grand score 6, action level 3 menunjukkan perlu adanya pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan.
4.2.2.9 Kegiatan 9 Penuangan hasil penyaringan ke pencetakan
Postur 1
Postur 2
Postur 3 Gambar 4.12 Penuangan hasil penyaringan ke pencetakan
A. Kegiatan 9 Penuangan hasil penyaringan ke pencetakan tangan kanan 1. Penentuan skor A Tabel 4.141 Postur penuangan hasil penyaringan ke pencetakan Kegiatan
Postur
Penuangan hasil penyaringan ke pencetakan
1
Lengan atas (o) 45-90 abducted 45-90 abducted 45-90 abducted
2 3
Lengan bawah (o) 0-60
Pergelangan tangan (o) 15+
Putaran pergelangan tangan (o) normal
60-100
0
berputar
0-60
15+
berputar
Tabel 4.142 Skor Postur Kelompok A
Lengan Atas 1
2
3
4
5
6
1 PP
Lengan Bawah 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1
1 1 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 5
2 2 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 5
2
5
6
3 1 2 3
6 7 8 9
6 7 8 9
Pergelangan tangan 2 3 PP PP 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 7 8 9
7 7 8 9
7 7 8 9
7 8 9 9
4 PP 1 3 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 6 6
2 3 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 6 7
7
7
7 8 9 9
8 9 9 9
2. Penentuan Skor Tabel 4.143 Postur penuangan hasil penyaringan ke pencetakan Kegiatan
Postur
Penuangan hasil penyaringan ke pencetakan
1 2 3
Leher (o) 20+
Punggung (o) 20-60
Miring kekri 10-20 0-10
0-20 diputar 0-20 diputar
Kaki (o) Tidak tertopang tertopang Tidak tertopang
Tabel 4.144 Skor Postur Kelompok B Punggung 2 kaki
1 kaki
Leher
3 kaki
1
2
1
2
1
1 2
1 2
3 3
2 2
3 3
3 3
3 4 5 6
3 5 7 8
3 5 7 8
3 5 7 8
4 6 7 8
4 6 7 8
4 kaki 2 4 4 5 7 8 8
5 kaki
6 kaki
1
2
1
2
1
2
5 5
5 5
6 6
6 7
7 7
7 7
5 7 8 8
6 7 8 9
6 7 8 9
7 7 8 9
7 8 8 9
7 8 8 9
3. Penentuan Grand Score dan action level Tabel 4.145 Perhitungan Grand Score Kegiatan
Postur
Skor A
Skor B
Otot yang digunakan
Penuangan hasil penyaringan ke pencetakan
1
6
5
Repeated (+1)
Tenaga yang digunakan 2-10 kg (2)
6
5
Repeated (+1)
2-10 kg (2)
7
4
Repeated (+1)
2-10 kg (2)
2 3
Tabel 4.146 Grand Score Grand Score Skor D = Skor B + Otot + Tenaga Skor C* 1 2 3 4 5 6 7
1 1 2 3 3 4 4 5
2 2 2 3 3 4 4 5
3 3 3 3 3 4 5 6
4 3 4 4 4 5 6 6
5 4 4 4 5 6 6 7
6 5 5 5 6 7 7 7
7+ 5 5 6 6 7 7 7
8+
5
5
6
7
7
7
7
C* = Skor A + Otot + Tenaga
Postur 1 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga)
Postur 2 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga)
Postur 3 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
A. Kegiatan 9 Penuangan hasil penyaringan ke pencetakan tangan kiri 1. Penentuan skor A Tabel 4.147 Postur penuangan hasil penyaringan ke pencetakan Kegiatan
Postur
Penuangan hasil penyaringan ke pencetakan
1 2 3
Lengan atas (o) 20-45
Lengan bawah (o) 0-60
Pergelangan tangan (o) 15+
Putaran pergelangan tangan (o) normal
20-20
0-60
0
normal
20-45 bersandar
0-60
15+
normal
Tabel 4.148 Skor Postur Kelompok A
2 2
Pergelangan tangan 2 3 PP PP 1 2 1 2 2 2 2 3
1 3
2 3
2
2
2
3
3
3
3 4 4 4 4
4 4 4 5 5
4 4 4 5 5
4 5 5 5 5 6 6 7 8 9 9
5 5 5 5 6 6 7 7 8 9 9
5 5 5 5 6 7 7 8 9 9 9
1 PP
Lengan Atas
Lengan Bawah 1
1
2
2
3 1 2 3 1
2 2 3 3 3
3 3 3 4 3
3 3 3 4 4
3 3 3 4 4
2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
3 4 4 4 4 5 5 6 7 8 9
4 4 4 4 4 5 6 6 7 8 9
4 4 4 4 4 5 6 6 7 8 9
4 4 4 4 5 5 6 7 7 8 9
3
4
5
6
1 1 2
3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 6 7 7 8 9
4 PP
2. Penentuan Skor B Tabel 4.149 Postur penuangan hasil penyaringan ke pencetakan Kegiatan
Postur
Mengambil kedelai setelah digiling
1 2 3
1 2
1 1 2
2 3 3
3 4 5 6
3 5 7 8
3 5 7 8
Punggung (o) 20-60
Kaki (o) Tidak tertopang
Miring kekri 10-20 0
0-20 diputar 0-20 diputar
tertopang Tidak tertopang
Tabel 4.150 Skor Postur Kelompok B Punggung 2 3 4 5 kaki kaki kaki kaki 1 2 1 2 1 2 1 2 4 2 3 3 5 5 6 6 2 3 3 4 5 5 6 7 5 3 4 4 5 6 6 7 5 6 6 7 7 7 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9
1 kaki
Leher
Leher (o) 20+
3. Penentuan Grand Score dan action level Tabel 4.151 Perhitungan Grand Score Kegiatan
Postur
Skor A
Skor B
Penuangan hasil penyaringan ke pencetakan
1
4
2 3
5
Otot yang digunakan Reapeted (+1)
Tenaga yang digunakan <2 kg (0)
2
5
Repeated (+1)
<2 kg (0)
3
4
Repeated (+1)
<2 kg (0)
6 kaki 1 7 7
2 7 7
7 8 8 9
7 8 8 9
Tabel 4.152 Grand Score Grand Score Skor D = Skor B + Otot + Tenaga Skor C* 1 2
1 1 2
2 2 2
3 3 3
4 3 4
5 4 4
3
3
3
3
4
4
3
3
3
4
4 5
5 6 7 8+
4 4 5 5
4 4 5 5
4 5 6 6
5 6 6 7
6 6 7 7
6 5 5 5
7+ 5 5 6
6
6
7
7 7 7 7
7 7 7
C* = Skor A + Otot + Tenaga
Postur 1 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga)
Postur 2 nilai grand score 5, action level 3 menunjukkan perlu adanya pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan
Postur 3 nilai grand score 5, action level 3 menunjukkan perlu adanya pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan
4.2.2.10 Rekapitulasi grand score pada stasiun pemasakan dan penyaringan tangan kanan Tabel 4.153 Rekapitulasi grand score pada stasiun pemasakan dan penyaringan tangan kanan No
Kegiatan
Postur jaker
Grand score
1
7
4
2
5
3
3
7
4
1
3
2
2
7
4
1
7
4
1
7
4
2
7
4
3
7
4
1
7
4
2
7
4
3
7
4
1
7
4
Action level
nKeteranga Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
1
Mengambil kedelai setelah digiling
Pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga). Pemeriksaan lanjutan dan diperlukan perubahan-perubahan.
2
3
Pemberian air pada pemasakan Pengambilan alat penyaringan
Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga). Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga). Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
4
Penuangan hasil dari pemasakan
Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga). Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga). Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
5
Penyaringan hasil pemasakan
Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga). Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
6
Pembuangan ampas stelah penyaringan
Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga). 2
7
4
3
7
4
1
7
4
2
7
4
3
5
3
1
7
4
2
7
4
1
7
4
2
7
4
3
7
4
Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga). Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga). 7
Pemberian cuka setelah penyaringan
Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga). Pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
8
Pembuangan sisa air pada penyaringan
Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga). Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
9
Pengambilan hasil saringan untuk pencetakan
Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga). Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
4.2.2.11 Rekapitulasi grand score pada stasiun pemasakan dan penyaringan tangan kiri Tabel 4.154 Rekapitulasi grand score pada stasiun pemasakan dan penyaringan tangan kiri No
Kegiatan
Postur kerja
Grand score
1
6
3
2
4
2
3
7
4
1
3
2
2
4
2
1
4
2
1
7
4
2
5
3
3
7
4
1
7
4
2
7
4
3
7
4
1
7
4
2
4
2
Action level
Keterangan Pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan
1
Mengambil kedelai setelah digiling
Pemeriksaan lanjutan dan diperlukan perubahan-perubahan Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga). Pemeriksaan lanjutan dan diperlukan perubahan-perubahan
2
3
Pemberian air pada pemasakan Pengambilan alat penyaringan
Pemeriksaan lanjutan dan diperlukan perubahan-perubahan Pemeriksaan lanjutan dan diperlukan perubahan-perubahan Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
4
Penuangan hasil dari pemasakan
Pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga). Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
5
Penyaringan hasil pemasakan
Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga). Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
6
Pembuangan ampas stelah penyaringan
Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga). Pemeriksaan lanjutan dan diperlukan perubahan-perubahan
Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga). 3
7
4
1
6
3
2
4
2
3
4
2
1
5
3
2
6
3
1
7
4
2
5
3
3
5
4
Pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan 7
Pemberian cuka setelah penyaringan
Pemeriksaan lanjutan dan diperlukan perubahan-perubahan Pemeriksaan lanjutan dan diperlukan perubahan-perubahan Pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan
8
Pembuangan sisa air pada penyaringan
Pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
9
Pengambilan hasil saringan untuk pencetakan
Pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
4.2. Anlisa Data Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data dengan menggunakan metode
RULA,
dapat
diketahui
adanya
beberapa
action
level
yang
merekomendasikan adanya perubahan-perubahan dan perbaikan. Dalam hal ini yang dimaksud ada dua macam perabikan yaitu perbaikan pada postru tubuh saat bekerja
dan
perbaikan
aktivitas
kerja
dengan
merancang
serta
mengimplementasikan alat bantu. Perbaikan dengan alat Bantu tersebut akan mempengaruhi perbaikan postur kerja. 4.2.1.
Analisa Postur Kerja pada Stasiun Perendaman
4.2.1.1.Kegiatan 1 Pengambilan air untuk perendaman No 1
Tabel 4 .155 Perbaikan metode kerja pengambilan air untuk perendaman Metode awal Metode perbaikan Pengambilan air dengan posisi bak penampungan air dengan ember kedelai berada pada tempat yang agak jauh dan tidak tepat pada sisi bak air.
Postur
Kegiatan
1
Pengambilan air untuk perendaman
2
Menyiramkan air ke ember kedelai
Letak kedelai yang akan disiram sebaiknya didekatkan dengan sisi bak penampungan air
Tabel 156 Analisis perbaikan postur kerja pengambilan air untuk perendaman Action Kondisi awal Keterangan Rekomendasi level 4 Membungkuk Punggung yang membunguk Tidak dengan kaki tidak menyebabjkan nyeri otot pada Membungkuk tertopang leher, bahu punggung dan dan kaki dapat pinggaang Kaki tidak tertopang tertopang menyebabkan beban pada kaki tidak merata sehingga otot kaki dapat sakit 4 Tangan Semakin jauh posisi bagian Jarak tangan melakukan tubuh dari pusat gravitasi tubuh , lebih dekat jangkauan yang maka semakin tinggi pula dengan sumbu agak jauh, lengan ressiko terjadinya keluhan otot tubuh jauh dari posisi skeletal alamiah
Keterangan Perancangan alat bantu pengambilan air seperti gayung
Dengan cara mendekatkan ember dengan bak
4.2.1.2.Kegiatan 2 Penuangan hasil pembilasan ke ember No 1
Postur 1
2
3
Tabel 4.157 Perbaikan metode kerja penuangan hasil pembilasan ke ember Metode awal Metode perbaikan Pengambialan kedelai dilakukan dengan cara punggung membungkuk , dikarenakan letak kedelai dilantai tanpa adanya landasan
Menggunakan landasaan sperti mejaatau yang lainnya yang diharapkan punggung atau badan pekerja tidak terlalu membungkuk (ember kedelai dletakkan diatas meja)
Tabel 4.158 Analisis perbaikan postur kerja penuangan hasil pembilasan ke ember Kegiatan Action Kondisi awal Keterangan Rekomendasi level Pengambilan 4 Punggung Punggung Punggung tidak kedelai hasil membungkuk lebih membungkuk terlalu rendaman dari 60 derajat, menyebabkan nyeri membungkuk dan pergerkan lengan otot pada leher, bahu lengan bisa lebih menjauhi posisi punggung dan dekat dengan alamiah pinggaang sumbu tubuh Membawa 3 Punggung Beban yang Punggung dapat kedelai membungkuk, dengan berlebihan tidak adanya pembebanan. menyebabkan nyeri membungkuk /sakit otot pada punggung dan leher Penuangan 3 Punggnug Punggung Punggung tidak kedelai ke membungkuk membungkuk terlalu ember menyebabjkan nyeri membungkuk dan otot pada leher, bahu lengan bisa lebih punggung dan dekat dengan pinggaang sumbu tubuh
4.2.1.3.Membawa hasil rendaman ke stasiun penggilingan Tabel 4.159 Perbaikan metode kerja Membawa hasil rendaman ke stasiun penggilingan No Metode awal Metode perbaikan 1
Pengambialn kedelai hasil rendaman dengan cara punggung membungkuk , diakrenakan letak kedelai dilantai tanpa adanya landasan
Menggunakan landasaan sperti mejaatau yang lainnyayang diharapkan punggung atau badan pekerja tidak terlalu membungkuk (ember kedelai dletakkan diatas meja)
Keterangan Perancangan alat bantu berupa landasan seperti meja. Dengan cara mengurangi beban
Perancangan alat bantu berupa landasan seperti meja.
Tabel 4.160 Analisis perbaikan postur kerja membawa hasil rendaman ke stasiun penggilingan Kegiatan Action Kondisi awal Keterangan Rekomendasi Keterangan level Pengambilan 4 Punggung Semakin jauh posisi Punggung tidak Perancangan alat kedelai hasil membungkuk bagian tubuh dari terlalu bantu berupa rendaman lebih dari 60 pusat gravitasi tubuh membungkuk dan landasan sepeti derajat, , maka semakin lengan bisa lebih meja. pergerakan tinggi pula ressiko dekat dengan lengan menjauhi terjadinya keluhan sumbu tubuh posisi alamiah otot skeletal Membawa 3 Punggung Punggung Punggung dapat Dengan cara kedelai ke membungkuk, membungkuk tidak membungkuk mengurangi stasiun giling dengan adanya menyebabjkan nyeri beban pembebanan. otot pada leher, bahu punggung dan pinggaang Penuangan 4 Punggnug Punggung Punggung tidak Perancangan alat kedelai ke membungkuk membungkuk terlalu bantu berupa ember menyebabjkan nyeri membungkuk landasan seperti otot pada leher, bahu meja. punggung dan pinggaang
Postur 1
2
3
4.2.2. Analisa Postur Kerja pada pemasakan dan penyaringan 4.2.2.1.Kegiatan 1 Mengambil kedelai setelah digiling No 1
Tabel 4.161 Perbaikan metode kerja mengambil kedelai setelah digiling Metode awal Metode perbaikan Kedelai berada di lantai sehingga badan atau punggung membungkuk,
Menggunakan landasan seperti meja atau yang lainnya yang diharapkan punggung atau badan pekerja tidak terlalu membungkuk (ember kedelai dletakkan diatas meja)
Tabel 4.162 Analisis perbaikan postur kerja mengambil kedelai setelah digiling Kegiatan Action Kondisi awal Keterangan Rekomendasi level Pengambilan 4 Punggung Punggung Punggung kedelai hasil membungkuk lebih dari membungkuk tidak terlalu penggilingan 60 derajat, pergerakan menyebabjkan nyeri membungkuk lengan menjauhi posisi otot pada leher, bahu dan lengan alamiah punggung dan bisa lebih pinggaang dekat dengan sumbu tubuh Membawa 3 Kondisi lengan bawah Semakin jauh posisi Lengan bawah kedelai ke menjauhi posisi bagian tubuh dari seharusnya stasiun alaimiah pusat gravitasi tubuh, dapat lebih pemasakan maka semakin tinggi lurus pula resiko terjadinya keluhan otot skeletal Penuangan 4 Bahu terangkat keatas Menyebabkan sakit Seharusnya ke stasiun otot pada lengan dan bahu lebih pemasakan punggung diturunkan
Postur 1
2
3
Keterangan Perancangan alat bantu berupa landasan seperti meja.
Penggantian ember yang ada tempat penjinjingnya
Hanya pada postur kerja
4.2.2.2.Kegiatan 2 Pemberian air pada pemasakan Tabel 4 .163 Perbaikan metode kerja pengambilan air untuk perendaman Metode awal Metode perbaikan
No 1
Dalam pemberian air ke pemasakan letak bak penampung air berada terlalu jauh dengan stasiun pemasakan sehingga kaki menjadi terangkat keatas
Pada saat ekan memberijan air, sebaiknya bak air diletakkan lebih dekat dengan stasiun pemasakan
Tabel 164 Analisis perbaikan postur kerja pengambilan air untuk perendaman Postur
Kegiatan
1
Pengambilan air di bak penampungan air
2
Penuangan air ke stasiun pemasakan
Action level 3
4
Kondisi awal
Keterangan
Rekomendasi
Keterangan
Kondisi lengan bawah menjauhi posisi alaimiah
Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot skeletal Menyebabkan sakit otot pada lengan dan punggung
Lengan bawah seharusnya dapat lebih lurus
Hanya pada postur kerja
Seharusnya bahu tidak terangkat keatas
Hanya pada postur kerja
Bahu terangkat keatas dengan kaki tidak tertopang
4.2.2.3.Kegiatan 3 Pengambilan alat penyaringan Tabel 4 .165 Perbaikan metode kerja pengambilan alat penyaringan Metode awal Metode perbaikan
No 1
Postur 1
Dalam aktivitas ini pekerja harus mengangkat salah satu kaki (kaki tidak tertopang) karena letak dari alat saring didepan pekerja sehingga pekerja harus melakukan jangkauan
Sebaiknya alat saring diletakkan disamping pekerja, agar alat saring lebih mudah dijangkau
Tabel 166 Analisis perbaikan postur kerja pengambilan alat penyaringan Action Kondisi awal Keterangan Rekomendasi level Pengambilan alat 4 Leher menunduk Postur punggung Leher tidak menunduk penyaringan dengan lengan terlalu dan kaki tidak menjauhi posisi membungkuk tertopang alamiah dan kaki dan leher terlalu tidak tertopang menunduk menyebabkan nyeri otot pada leher, bahu punggung dan pinggaang Kegiatan
4.2.2.4.Kegiatan 4 Penuangan hasil dari pemasakan No 1
Tabel 4.167 Perbaikan metode kerja penuangan hasil dari pemasakan Metode awal Metode perbaikan Pekerja harus membungkuk saat pengambilan hasil masakan karena kedalaman dari bak pemaakan
Untuk mencegah agar tubuh tidak membungkuk sebaiknya perlu diperhitungkan dalam perancangan tempat pemasakan terutama kedalaman bak.
Keterangan Dengan cara meletakkan alat saring ditempat yang lebih mudah dijangkau yaitu sebelah kanan dari stasiun penyaringan
Tabel 4.168 Analisis perbaikan postur kerja penuangan hasil dari pemasakan Kegiatan Action Kondisi awal Keterangan Rekomendasi level Pengambilan 4 Punggung Postur punggung terlalu Punggung hasil masakan membungkuk membungkuk dan leher tidak terlalu 20-60 derajat, terlalu menunduk membungkuk dan leher menyebabjkan nyeri otot dan kaki menunduk pada leher, bahu tertopang lebih dari 20 punggung dan pinggaang, derajat, posisi Kaki tidak tertopang kaki tidak menyebabkan beban pada tertopang kaki tidak merata sehingga otot kaki dapat sakit Pengangkatan 4 Leher Semakin jauh posisi Leher tidak sebelum menunduk bagian tubuh dari pusat menunduk dan dituangkan ke dengan gravitasi tubuh, maka posisi tangan saringan pergerakan semakin tinggi pula lebih dekat tangan berulang resiko terjadinya keluhan dengan sumbu dan posisi otot skeletal. Postur tubuh tangan punggung terlalu menjauhi posisi membungkuk dan leher alamiah terlalu menunduk menyebabjkan nyeri otot pada leher, bahu punggung dan pinggaang Penuangan ke 4 Bahu terangkat Menyebabkan sakit otot Seharusnya saringan keatas pada lengan dan bahu lebih punggung diturunkan
Postur 1
2
3
4.2.2.5.Kegiatan 5 Penyaringan hasil pemasakan No 1
Tabel 4.169 Perbaikan metode kerja penyaringan hasil pemasakan Metode awal Metode perbaikan Saat melakukan penyaringan posisi punggung pekerja, dengan melakukan gerakan berluang
Untuk mencegah agar tubuh tidak membungkuk sebaiknya perlu diperhitungkan antara pekerja alat saring dan tempat penyaringan
Keterangan Perancangan tempat kerja dengan mempertihitun gkan anthropometri pekreja terutama kedalaman dari stasiun tersebut Alat penyaringan lebih didekatkan agar mudah dijangkau.
Hanya pada postur kerja
Postur
Kegiatan
1
Penyaringan hasil pemasakan
2
Penyaringan hasil pemasakan
3
Pemerasan terhadap sari kedelai yang telah dimasak
Tabel 4.170 Analisis perbaikan postur kerja penyaringan hasil pemasakan Action Kondisi awal Keterangan Rekomendasi level 4 Punggung Postur punggung terlalu Punggung tidak membungkuk, membungkuk dan leher membungkuk dengan gerakan terlalu menunduk tangan atau menyebabjkan nyeri otot lengan berulang pada leher, bahu punggung dan pinggaang 4 Punggung Postur punggung terlalu Punggung tidak membungkuk, membungkuk dan leher membungkuk dengan gerakan terlalu menunduk tangan atau menyebabjkan nyeri otot lengan berulang pada leher, bahu punggung dan pinggaang 4 Bahu terangkat Menyebabkan sakit otot Seharusnya bahu keatas, leher pada lengan dan punggung, lebih diturunkan, merunduk dan Postur punggung terlalu leher tidak merunduk punggung membungkuk dan leher dan kaki dapat membungkuk terlalu menunduk tertopang serta kaki tidak menyebabjkan nyeri otot tertopang pada leher, bahu punggung dan pinggaang. Kaki tidak tertopang menyebabkan beban pada kaki tidak merata sehingga otot kaki dapat sakit
4.2.2.6.Kegiatan 6 Pembuangan ampas No 1 2
Tabel 4.171 Perbaikan metode kerja pembuangan ampas Metode awal Metode perbaikan Dalam pengambilan ampas dari alat saring pekerja harus melakukan jangkauan menyebabkan kaki harus ada yang terangkat Erok atau tempat ampas yang dibawa tidak terdapat tempat genggaman kedua tangan
Letak antara alat saring dan pekerja harus dipertimbangkan Sebaikanya menggunakan tempat atau alat yang teradapat tempat genggaman sehingga dalam membawa ampas dapat dijinjing.
Keterangan Hanya pada postur kerja
Hanya pada postur kerja
Alat saring diletakkan pada posisi yang lebih mudah dijangkau dengan dilakukan perancangan tempat kerja
Tabel 4.172 Analisis perbaikan postur kerja pembuangan ampas Postur
Kegiatan
Action level 4
Kondisi awal
Keterangan
Rekomendasi
Keterangan
1
Pengangkatan ampas
Punggung membungkuk, dengan leher miring kekiri
Postur punggung terlalu membungkuk dan leher terlalu menunduk menyebabjkan nyeri otot pada leher, bahu punggung dan pinggaang. Leher mirirng baik ke kanan maupun ke kiri dapat menyebabkan leher sakit karena jauh dari postur alamiah Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot skeletal.
Punggung tidak membungkuk dan leher tidak miring kekiri
Hanya pada postur kerja
2
Membawa ampas
4
Lengan bawah berada pada posisi tidak alamiah
Lengan bisa lebih kebawah mendekati posisi normal
Menyebabkan sakit otot pada lengan dan punggung,. Leher mirirng baik ke kanan maupun ke kiri dapat menyebabkan leher sakit karena jauh dari postur alamiah
Seharusnya bahu lebih diturunkan, leher tidak miring
Hanya pada postur kerja, dengan mengganti alat pembawa ampas berupa ember penjinjing Hanya pada postur kerja
3
Penuangan ampas ke tempat bak.
4
Bahu terangkat keatas, leher miring kekanan, membungkuk serta kaki tidak tertopang
4.2.2.7.Kegiatan 7 Pemberian cuka pada penyaringan No 1
Tabel 4.173 Perbaikan metode kerja pemberian cuka pada penyaringan Metode awal Metode perbaikan Dalam pengambilan cuka pekerja harus melakukan jangkauan yang jauh sehingga menyebabkan punggung membungkuk dan kaki tidak tertopang
Sebaiknya letak dari bak cuka diletakkan lebih dekat dengan pekerja agar lebih mudah dijangkau
Tabel 4.174Analisis perbaikan postur kerja pemberian cuka pada penyaringan Postur
Kegiatan
1
Mengambil cuka dari bak
2
Membawa cuka ke tempat penyaringan Penuangan cuka ke penyaringan
3
4.2.2.8.
No 1
Action level 4
4
3
Kondisi awal
Keterangan
Rekomendasi
Keterangan
Punggung membungkuk, kaki tidak tertopang dengan lengan kanan menjauhi posisi alamiah dan berputar serta lengan kiri bersandar Lengan bawah berada menjauhi posisi alamiah
Postur punggung terlalu membungkuk dan leher terlalu menunduk menyebabjkan nyeri otot pada leher, bahu punggung dan pinggaang. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot skeletal. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot skeletal. Kaki tidak tertopang menyebabkan beban pada kaki tidak merata sehingga otot kaki dapat sakit
Punggung tidak membungkuk dan lengan tidak perlu memutar
Perancagan atau mengganti alat pengambil cuka dengan gayung atau sejenisnya
Lengan bisa lebih kebawah mendekati posisi alamiah Seharusnya kaki tertopang
Hanya pada postur kerja
kaki tertopang lengan menajuhi alamiah
tidak dengan bawah posisi
Kegiatan 8 Pembuangan sisa air penyaringan Tabel 4.175 Perbaikan metode kerja pemberian cuka pada penyaringan Metode awal Metode perbaikan
Dalam pembuangan sisa air penyaringan dilakukan dengan tubuh pekerja harus memutar dan melakukan jankauan
Sebaiknya posisi bak penampung air diletakkan lebih dekat dengan penyaringan agar mudah dijangkau
Hanya pada postur kerja
Tabel 4.176 Analisis perbaikan postur kerja pemberian cuka pada penyaringan Kegiatan Action Kondisi awal Keterangan Rekomendasi level Mengambil sisa 4 Posisi leher Postur punggung terlalu Sebaiknya air penyaringan menunduk lebih membungkuk dan leher leher tidak dari 20 deajat terlalu menunduk menunduk dengan kaki tidak menyebabjkan nyeri otot tertopang pada leher, bahu punggung dan pinggaang. Kaki tidak tertopang menyebabkan beban pada kaki tidak merata sehingga otot kaki dapat sakit Penuangan 4 Leher miring Kaki tidak tertopang Bahu tidak kebak dengan kaki tidak menyebabkan beban pada terangkat penampungan tertopang dan bahu kaki tidak merata sehingga keatas dan terangkat ke atas otot kaki dapat sakit kaki tertopang disertai dengan pembebanan
Postur 1
2
4.2.2.9.Kegiatan 9 Penuangan hasil saringan ke pencetakan No 1
Tabel 4.177 Perbaikan metode kerja penuangan hasil saringan ke pencetakan Metode awal Metode perbaikan Dalam pengambilan cuka pekerja harus melakukan jangkauan yang jauh sehingga menyebabkan punggung membungkuk dan kaki tidak tertopang
Sebaiknya letak dari bak cuka diletakkan lebih dekat dengan pekerja agar lebih mudah dijangkau
Keterangan Hanya pada postur kerja
Hanya pada postur kerja
Postur 1
2
3
Tabel 4.178 Analisis perbaikan postur kerja penuangan hasil saringan ke pencetakan Kegiatan Action Kondisi awal Keterangan Rekomen level dasi Menagambil 4 Punggung Postur punggung terlalu Punggung hasil membungkuk, membungkuk dan leher terlalu tidak penyaringan kaki tidak menunduk menyebabjkan membung tertopang nyeri otot pada leher, bahu kuk dan dengan lengan punggung dan pinggaang. lengan kanan menjauhi Kaki tidak tertopang tidak perlu posisi alamiah menyebabkan beban pada kaki memutar dan berputar tidak merata sehingga otot kaki dapat sakit Membwa ke 4 Lengan bawah Semakin jauh posisi bagian Lengan pencetakan berada menjauhi tubuh dari pusat gravitasi bisa lebih posisi alamiah tubuh, maka semakin tinggi kebawah dan berputar pula resiko terjadinya keluhan mendekati otot skeletal. posisi alamiah Penuangan ke pencetakan
4
Punggung membungkuk, kaki tidak tertopang dengan lengan kanan menjauhi posisi alamiah dan berputar
Postur punggung terlalu membungkuk dan leher terlalu menunduk menyebabjkan nyeri otot pada leher, bahu punggung dan pinggaang. Kaki tidak tertopang menyebabkan beban pada kaki tidak merata sehingga otot kaki dapat sakit Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot skeletal.
Punggung ug tidak membung kuk, kaki tertopang dan lengan tidak memutar
Keterangan Perancangan atau mengganti alat pengambil cuka dengan gayung
Perancangan atau mengganti alat pengambil cuka berupa gayung atau tempat genggaman dibuat posisinya agak horisontal Perancangan atau mengganti alat pengambil cuka berupa gayung atau tempat genggaman dibuat posisinya agak horisontal
Dari analisis diatas dapat diketahui banyak postur –postur kerja yang memungkinkan pekerja tidak nyaman dengan adanya postur kerja yang tidak alamiah. Maka dari itu perlu adanya perubahan dari postur kerja dan alat bantunya. Rekomendasi yang dusulkan dari analisa di atas bahwa ada beberapa kegiatan atau postur yang memerlukan perancangan alat baik berupa meja atau landasan, alat bantu dan juga tata letak dari fasilitas yang
terdapat distasiun kerja Kegiatan yang memerlukan perancangan alat bantu antara lain . Tujuan rekomendasi yang dilakukan dari usulan –usulan mengenai rancangan alat bantu dan metode kerja yang baru, diharapkan pekerja dapat mengetahui alat bantu yang lebih baik dan nyaman ketika digunakan. Selain itu pekerja dapat mengetahui postur kerja yang benar dalam melakukan aktivitasnya.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pengolahan data dengan menggunakan metode RULA adalah sebagai berikut 1. Pada stasiun perendaman sebagian besar mempunyai nilai action level 4 ini menunjukkan bahwa pada postur ini berbahaya dan harus dilakukan perbaikan saat itu juga yaitu pada kegiatan pengambilan air teletak pada postur 1 dan postur 2. Pada kegiatan penuangan hasil pembilasan ke ember action level 4 dimiliki oleh postur 1 dan lainnya memilki nilai action level 3, ini menunjukkan perlu adanya pemeriksaan dan perubahan harus dibuat dal jangka pendek. Sedangkan kegiatan membawa hasil rendaman kestasiun penggilingan postur 2 mempunyai action level 4 da postur 1dan 3 mempunyai nilai action level 3. Dimana 62,5% mempunyai kategori action level 4 yang menunjukkan bahwa postur ini berbahaya berarti postur ini berbahaya dan harus dilakukan perbaikan segera mungkin 2. Pada stasiun pemasakan dan penyaringan hampir setiap postur dari masingmasing
kegiatan mempunyai nilai action level 4, dengan 86,96% postur
berbahaya berarti postur ini berbahaya dan harus dilakukan perbaikan segera mungkin 3. Dari pengolahan data ternyata banyak terdapat postur kerja yang tidak aman dan ini perlu adanya perbaikan baik postur kerja maupun tempat kerjanya.
4. Rekomendasi atau usulan perbaikan meliputi perbaikan atau perubahan postur, perancangan alat bantu, desain dari tempat kerja dan perancangan tata letak pabrik (lay out).
5.2 Saran 1. Masalah dari penyebab ketidanyamanan pekerja hendaknya perlu diperhatikan sehingga pekerja dapat bekerja dengan performan yang tinggi. 2. Dalam perancangan tempat kerja, alat bantu dan lay out pabrik. pada masingmasing stasiun perlu diperhatikan, agar cidera otot dapat diminimalisasi dengan menggunakan data-data anthrpometri pekerja. 3. Untuk penelitian selanjutnya penulis menyarankan dalam rekomendasi dari metode ini disertai dengan perancangan tempat kerja.
Daftar Pustaka Grandjean, E. 1993. Fitting the Task to the Man, 4th ed, Taylor & Francis Inc, London. Pratiwi, Indah. 2005. “Evaluasi fasilitas kerja bagian finishing perusahaan mebel dengan metode rapid upper limb assessment“. Jurnal Ilmiah Teknik Industri. 04 (01), PP. 28-33. Pratiwi, Indah dan Kusbimantoro, R. “Analisis postur kerja pada drafter interior menggunakan metode rapid upper limb assessment (RULA)“. Jurnal Ilmiah Teknik Industri. 04 (01), PP. 97-101. Lueder, R. 1996. A Proposed RULA for Computer Users, Procceding of the Ergonomic Summer Workshop, San Francisco. Luopajarvi, T. 1990. Ergonomic, Analysis of Workplace and Postural Load, Taylor & Francis Ltd, London. McAtamney, L. and Corlett, E.N., 1993. “RULA : A Survey Based Method for the Investigation of Work Related Upper Limb Disorders“, Applied Ergonomics, 24(2).91-99. Niebel, B.W and Freivald, A. 1999. Methods Standards & Work Design, 10th edition, International Edition. Nurmianto, Eko. 1996. Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya. Guna Widya. Surabaya Pheasant, S. 1991. Ergonomic, Work and Health, McMillan Press & Medical, London. Pheasant, S. 1988. Body Space, Anthropometri, Ergonomics and Design, Taylor & Francis, London. Setyaningrum, Ratih. 2004. Analisa Postur Kerja dan Perancangan Dimensi Tempat Kerja Berdasarkan Prinsip-Prinsip Ergonomi Menggunakan Metode Rapid Upper Limb Assessment (Rula). Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (UII) Jogjakarta. Sutalaksana, Iftikar Z, Anggawisastra, R, Tjakraatmja, John H. 1979. Tata Cara Kerja. Lab Ergonomi Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Tarwaka, Sudiajeng, L. dan Bakri, S.H.A. 2004. Ergonomi Untuk Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Produktivitas. UNIBA Press. Surakarta. Wigjosoebroto, Sritomo. 1995. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. PT. Guna Widya. Jakarta.
PETA ALIRAN PROSES RINGKASAN KEGIATAN
Jumlah
Waktu
Operasi
8
180'.22"
Pemeriksaan Transportasi Menunggu
2 3
9' 3'.20"
Penyimpanan Jarak total
1
.
URAIAN KEGIATAN Proses perendaman Pemberian air Dibawa ke stasiun giling Proses penggilingan Pemeriksaan tingkat kehalusan Dibawa ke stasiun pemasakan Proses pemasakan Proses penyaringan Pemberian cuka Pencetakan Di bawa ke stasiun pemotongan Hasil cetakan dilakukan pemotongan Penmeriksaan Penyimpanan
Pekerjaan : Pembuatan Tahu Dipetakan : Mardiyanto Tanggal
: 16-11-2007
9 Lambang
Jarak (m)
1
3
5
Jumlah
Waktu 120' 5" 3' 13'.10'' 8' 9'' 27'.5'' 4' 6" 12'.15'' 11" 2'.35'' 1'
Peta Proses Operasi No peta : 01 Jenis produk : Tahu Dipetakan oleh : Mardiyanto Tanggal dipetakan : 16 November 2007 Pemberian Air
Kedelai
5” O-6
2 jam O-1
13’10”
Penggilingan I-1 O-2
27’50” 6” O-5
Perendaman
Inspeksi
O-3
Pemasakan
O-4
Penyaringan
Pemberian Cuka 4’
12’15” O-6
2’35”
Pemotongan I-2 O-7
Simbol
Arti Operasi Operasi dan inspeksi Penyimpanan
Total
Jumlah 6 2
8
Waktu 2 jam 44menit 16 detik 15menit 45 detik
2jam 59menit 61detik
Pencetakan
HASIL KUESIONER NORDIC BODY MAP (NBM) PEKERJA PADA HOME INDUSTRY PEMBUATAN TAHU DI KARTASURA (27 Desember 2007) 1. Stasiun Perendaman No
Umur (Th)
Nama
BB (Kg)
1 Y
Kasno Ngadiman Ngadimin Triyanto Partiman
41 42 50 30 55
60 57 52 55 48 Ya Tdk
T 1
1 1 1 1 1 4
11 Y 1 1 1 1 1 5
6
pekerja
1 2 3 4 5
Gangguan/keluhan (sakit,nyeri,pegal) pada tubuh selama 3 bulan terakhir 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 3 1 4 5 5 5 5 2 4 1
5 4 ya
3
T I DA K , 18%
t idak
2
YA T I DA K
1 0 1
2
3
4
5
6
7
gangguan
8
9
10
11
12
Y A , 82%
12 T
Y 1 1 1 1 1 5
T
Total Y T 9 3 11 1 8 4 11 1 10 2 49 11
No
Nama
Umur (Th)
BB (Kg)
1 Y
1 2 3 4 5
Kasno Nagdiman Ngadimin Triyanto Partiman
41 42 50 30 55
60 57 52 55 48 0
2 T 1 1 1 1 1 5
Y
0
3 T 1 1 1 1 1 5
Y
0
T 1 1 1 1 1 5
Pencegahan yang dilakukan selama 3 bulan terakhir 4 5 6 7 8 9 Y T Y T Y T Y T Y T Y T 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5
14
Ya, 0%
12 10 Ya
8 6
Tidak
4 2 0 1
2
3 Pekerja
4
5
Tidak, 100%
10 Y
0
11 T 1 1 1 1 1 5
Y
0
12 T 1 1 1 1 1 5
Y
0
T 1 1 1 1 1 5
Y
Total T 12 12 12 12 12 60
No
Nama
Umur (Th)
BB (Kg)
41 42 50 30 55
60 57 52 55 48 Ya Tdk
1 Y
Kasno Ngadiman Ngadimin Triyanto Partiman
T 1 1 1 1
1 1
Y 1 1 1 3
4
Gangguan/keluhan (sakit,nyeri,pegal) pada tubuh selama 7 hari terakhir 3 4 5 6 7 8 9 10 11 T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 2 4 3 3 5 5 5 2 4 3 1 2 2
6
pekerja
1 2 3 4 5
2
5 4 ya
3
ti dak
2
Tidak, 55%
1 0 1
2
3
4
5
6
7
8
gangguan
9
10
11
12
Ya, 45%
Total
12 Y 1 1 1 1 1 5
T
Y 6 9 8 8 11 42
T 6 3 4 4 1 18
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gangguan/Keluhan Tubuh Yang dirasakan Selama3 Bulan Terakhir Leher/Tengkuk Bahu Punggung Pangkal Lengan Siku Satu atau Keduanya dari Lengan Satu atau Keduanya dari Pergelangan Tangan Satu atau Keduanya dari Pinggang Lutut Satu atau Keduanya dari Paha Satu atau Keduanya dari Lutut Satu atau Keduanya dari Betis dan Pergelangan Kaki
Ya 1 5 5 3 1 4 5 5 5 5 5 5 49
Tidak
% Ya 0.020408 0.102041 0.102041 0.061224 0.020408 0.081633 0.102041 0.102041 0.102041 0.102041 0.102041 0.102041
% Tidak
2. Stasiun Penggilingan No
Nama
Umur (Th)
BB (Kg)
41 42 50 30 55
60 57 52 55 48 Ya
1 Y
1 2 3 4 5
Kasno Nagdiman Ngadimin Triyanto Partiman
Gangguan/keluhan (sakit,nyeri,pegal) pada tubuh selama 3 bulan terakhir 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 T 1 1 1
Y 1 1 1 1 1 5
1 1 2
Tdk
T
Y 1
T 1 1 1
1 2
3
Y 1 1 1 1 1 5
T
Y 1 1
T
1 1 1 3
3
2
Y 1 1 1 1 1 5
T
Y 1 1 1 1 1 5
T
Y
T 1 1 1
1 1 1
Y 1 1
T
1 1 1 4
4
Y 1 1 1
T
T 1 1
Y
T 1 1
Y 8 7 6 8 8 37
1 1
1
1 4 1
Y
Total
12
1 1
1 1
1 1 1
4
4
23
pekerja
6 5 4 ya
3
ti dak
2
ti dak, 38% Y
1
T ya, 62%
0 1
2
3
4
5
6
7
gangguan
8
9
10
11
12
T 4 5 6 4 4
No
Nama
Umur (Th)
BB (Kg)
41 42 50 30 55
60 57 52 55 48
1 Y
Kasno Nagdiman Ngadimin Triyanto Partiman
T 1 1 1 1 1 12
0
Pencegahan
1 2 3 4 5
2 Y
0
3 T 1 1 1 1 1 12
Y
0
Pencegahan yang dilakukan selama 3 bulan terakhir 4 5 6 7 8 9 10 T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 0 12 0 12 0 12 0 12 0 12 0 12 0 12
15
Ya, 0%
10
Ya Tidak
5 0 1
2
3 Pekerja
4
5
Tidak, 100%
11 Y
0
T 1 1 1 1 1 12
12 Y
0
T 1 1 1 1 1 12
Total Y T 12 12 12 12 12 60
No
Nama
Umur (Th)
BB (Kg)
41 42 50 30 55
60 57 52 55 48 Ya Tdk
1 Y
Kasno Ngadiman Ngadimin Triyanto Partiman
T 1
1 1
Y 1
1 1 2
1 3
Gangguan/keluhan (sakit,nyeri,pegal) pada tubuh selama 7 hari terakhir 3 4 5 6 7 8 9 10 11 T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 4 2 3 4 1 2 1 1 4 3 1 3 2 1 4 3 4 4
4.5
pekerja
1 2 3 4 5
2
4 3.5 3 2.5
Ya, 33%
ya
2
t idak
1.5 1
Tidak, 67%
0.5 0 1
2
3
4
5
6
7
8
gangguan
9
10
11
12
12 Y
T 1
1 1 1 1 1 4
Total Y T 4 8 9 3 2 10 4 8 5 7 24 36
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gangguan/Keluhan Tubuh Yang dirasakan Selama 3 Bulan Terakhir Leher/Tengkuk Bahu Punggung Pangkal Lengan Siku Satu atau Keduanya dari Lengan Satu atau Keduanya dari Pergelangan Tangan Satu atau Keduanya dari Pinggang Lutut Satu atau Keduanya dari Paha Satu atau Keduanya dari Lutut Satu atau Keduanya dari Betis dan Pergelangan Kaki
Ya 2 5 2 5 3 5 5 1 4 4 1 1 37
Tidak
% Ya 0.054054 0.135135 0.054054 0.135135 0.081081 0.135135 0.135135 0.027027 0.108108 0.108108 0.027027 0.027027
% Tidak
3. Stasiun Pemasakan dan Penyaringan No
Kasno Nagdiman Ngadimin Triyanto Partiman
Umur (Th)
BB (Kg)
41 42 50 30 55
60 57 52 55 48 Ya Tdk
1 Y 1 1 1
2 T
1 1 4
Y 1 1 1 1 4
1
Gangguan/keluhan (sakit,nyeri,pegal) pada tubuh selama 3 bulan terakhir 3 4 5 6 7 8 9 10 11 T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 3 5 5 5 4 3 4 1 2 1 2 1
6
pekerja
1 2 3 4 5
Nama
Total
12 Y 1 1 1
T
1 1 4 1
TIDAK, 15%
5 4 ya
3
Y
t idak
T
2 1 0 1
2
3
4
5
6
7
8
gangguan
9
10
11
12
YA, 85%
Y 12 10 10 10 9 51
T 0 2 2 2 3 9
No
Umur (Th)
Nama
BB (Kg)
1 Y
1 2 3 4 5
Kasno Nagdiman Ngadimin Triyanto Partiman
41 42 50 30 55
60 57 52 55 48 0
2 T 1 1 1 1 1 12
Y
0
3 T 1 1 1 1 1 12
14 12 10 8 6 4 2 0
Y
0
Pencegahan yang dilakukan selama 3 bulan terakhir 4 5 6 7 8 9 10 T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 0 12 0 12 0 12 0 12 0 12 0 12 0 12
Ya
Tidak, 0%
Tidak
1
2
3
4
5
Ya, 100%
11 Y
0
T 1 1 1 1 1 12
12 Y
0
T 1 1 1 1 1 12
Y
Total T 12 12 12 12 12 60
Nama 1 2 3 4 5
Kasno Nagdiman Ngadimin Triyanto Partiman
Umur (Th)
BB (Kg)
41 42 50 30 55
60 57 52 55 48 Ya Tdk
1 Y 1
2 T
Y
1
1 1
1 1 1 3
1 3 2
Gangguan/keluhan (sakit,nyeri,pegal) pada tubuh selama 7 hari terakhir 3 4 5 6 7 8 9 10 11 T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 4 2 4 4 3 4 1 3 2 1 1 3 1 1 1 1 4 2
pekerja
4.5 4 3.5 3 2.5
ya
2
t idak
Ya, 42%
1.5 1
Tidak, 58%
0.5 0 1
2
3
4
5
6
7
8
gangguan
9
10
11
12
Total
12 Y
T 1
1 1 1 1 2 3
Y 5 10 9 6 6 36
T 7 2 3 6 6 24
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gangguan/Keluhan Tubuh Yang dirasakan Selama 3 Bulan Terakhir Leher/Tengkuk Bahu Punggung Pangkal Lengan Siku Satu atau Keduanya dari Lengan Satu atau Keduanya dari Pergelangan Tangan Satu atau Keduanya dari Pinggang Lutut Satu atau Keduanya dari Paha Satu atau Keduanya dari Lutut Satu atau Keduanya dari Betis dan Pergelangan Kaki
Ya 4 4 5 5 3 5 4 4 5 5 3 5 51
Tidak
% Ya 0.078431 0.078431 0.098039 0.098039 0.058824 0.098039 0.078431 0.078431 0.098039 0.098039 0.058824 0.098039
% Tidak
4 Stasiun Pencetakan No
Nama
Umur (Th)
BB (Kg)
41 42 50 30 55
60 57 52 55 48 Ya Tdk
1 Y
1 2 3 4 5
Kasno Nagdiman Ngadimin Triyanto Partiman
2 T 1
Y 1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 4 1
Gangguan/keluhan (sakit,nyeri,pegal) pada tubuh selama 3 bulan terakhir 3 4 5 6 7 8 9 10 11 T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 3 5 5 1 1 2 2 4 5 4 3
Total
12 Y
T 1
1 1 1 1 3
Y 6 9 8 10 6 39
2
21
pekerja
6 5 4 ya
3
Tidak, 35%
t idak
Y
2
T
1
Ya, 65%
0 1
2
3
4
5
6
7
8
gangguan
9
10
11
12
T 6 3 4 2 6
No
Umur (Th)
Nama
BB (Kg)
1 Y
Kasno Nagdiman Ngadimin Triyanto Partiman
41 42 50 30 55
T 1 1 1 1 1 12
60 57 52 55 48 0
Pencegahan
1 2 3 4 5
2 Y
0
3 T 1 1 1 1 1 12
Y
0
Pencegahan yang dilakukan selama 3 bulan terakhir 4 5 6 7 8 9 10 T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 0 12 0 12 0 12 0 12 0 12 0 12 0 12
15 10
Ya
Ya, 0%
Tidak
5 0 1
2
3 Pekerja
4
5
Tidak, 100%
11 Y
0
T 1 1 1 1 1 12
12 Y
0
T 1 1 1 1 1 12
Y
Total T 12 12 12 12 12 60
No 1 2 3 4 5
Nama Kasno Nagdiman Ngadimin Triyanto Partiman
Umur (Th)
BB (Kg)
41 42 50 30 55
60 57 52 55 48 Ya Tdk
1 Y 1 1 1 1 1 5
2 T
Y 1 1 1 3
Gangguan/keluhan (sakit,nyeri,pegal) pada tubuh selama 7 hari terakhir 3 4 5 6 7 8 9 10 11 T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 1 3 2 1 2 1 1 5 1 1 2 1 3 4
pekerja
6 5 4 ya
3
t idak
2 1 0 1
2
3
4
5
6
7
8
gangguan
9
10
11
12
Tidak 50%
Ya, 50%
12 Y
T 1
1 1 1 1 1 4
Total Y T 6 6 9 3 5 7 7 5 6 6 33 27
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gangguan/Keluhan Tubuh Yang dirasakan Selama 3 Bulan Terakhir Leher/Tengkuk Bahu Punggung Pangkal Lengan Siku Satu atau Keduanya dari Lengan Satu atau Keduanya dari Pergelangan Tangan Satu atau Keduanya dari Pinggang Lutut Satu atau Keduanya dari Paha Satu atau Keduanya dari Lutut Satu atau Keduanya dari Betis dan Pergelangan Kaki
Ya 4 5 5 5 3 5 5 1 1 0 2 3 39
Tidak
% Ya 0.102564 0.128205 0.128205 0.128205 0.076923 0.128205 0.128205 0.025641 0.025641 0 0.076923 0.076923
% Tidak
5. Stasiun Pemotongan No 1 2 3 4 5
Nama
Umur (Th)
BB (Kg)
41 42 50 30 55
60 57 52 55 48 Ya Tdk
Kasno Nagdiman Ngadimin Triyanto Partiman
1 Y 1 1 1 1 1 5
2 T
Y 1 1 1 3
Gangguan/keluhan (sakit,nyeri,pegal) pada tubuh selama 3 bulan terakhir 3 4 5 6 7 8 9 10 11 T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 3 4 3 4 4 5 4 2 2 1 2 1 1 1
pekerja
6
Total
12 Y 1 1 1 1 1 5
T
Y 11 12 10 9 7 49
11
Tidak, 18%
5 4 ya
3
Y
t idak
2
T
1 0 1
2
3
4
5
6
7
8
gangguan
9
10
11
12
Ya, 82%
T 1 0 2 3 5
No
Umur (Th)
Nama
BB (Kg)
1 Y
Kasno Nagdiman Ngadimin Triyanto Partiman
41 42 50 30 55
60 57 52 55 48 0
Pencegahan
1 2 3 4 5
2 T 1 1 1 1 1 12
Y
0
3 T 1 1 1 1 1 12
Y
0
Pencegahan yang dilakukan selama 3 bulan terakhir 4 5 6 7 8 9 10 T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 0 12 0 12 0 12 0 12 0 12 0 12 0 12
15 10
Ya
Ya, 0%
Tidak
5 0 1
2
3 Pekerja
4
5
Tidak, 100%
11 Y
0
T 1 1 1 1 1 12
12 Y
0
T 1 1 1 1 1 12
Y
Total T 12 12 12 12 12 60
No
Kasno Nagdiman Ngadimin Triyanto Partiman
BB (Kg)
41 42 50 30 55
60 57 52 55 48 Ya Tdk
1 Y 1 1 1 1 1 5
2 T
Y
T 1
1 1 1 1 3 2
Gangguan/keluhan (sakit,nyeri,pegal) pada tubuh selama 7 hari terakhir 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 4 4 2 3 3 3 3 3 4 1 1 3 2 2 2
6
pekerja
1 2 3 4 5
Nama
Umur (Th)
5 4 ya
3
t idak
2
Tidak, 42% Ya, 58%
1 0 1
2
3
4
5
6
7
8
gangguan
9
10
11
12
Total
12 Y
T 1
1 1 1 1 2 3
Y 7 10 5 5 6 33
T 5 2 7 7 6 27
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gangguan/Keluhan Tubuh Yang dirasakan Selama 3 Bulan Terakhir Leher/Tengkuk Bahu Punggung Pangkal Lengan Siku Satu atau Keduanya dari Lengan Satu atau Keduanya dari Pergelangan Tangan Satu atau Keduanya dari Pinggang Lutut Satu atau Keduanya dari Paha Satu atau Keduanya dari Lutut Satu atau Keduanya dari Betis dan Pergelangan Kaki
Ya 5 3 5 5 3 4 3 4 4 5 4 5 49
Tidak
% Ya 0.102041 0.061224 0.102041 0.102041 0.061224 0.081633 0.061224 0.081633 0.081633 0.102041 0.081633 0.102041
% Tidak
Pertanyaan: 1. Gangguan yang terjadi selama 3 bulan terakhir (mulai 27 Oktober 2007 – 27 Desember 2007). 2. Pencegahan yang dilakukan terhadap gangguan selama 3 bulan terakhir 3. Gangguan atau keluhan yang dialami selama 7 hari terakhir(mulai 28 Desember 2007-3 Januari 2007) Rekapitulasi Kuesioner Nordic Body Map keluhan selama 3 bulan terakhir No Stasiun Ya Tidak 1 Perendaman 49 11 2 Penggilingan 37 23 3 Pemasakan dan Penyaringan 51 9 4 Pencetakan 39 21 5 Pemotongan 49 11
Dari rekapitulasi diatas dapat diketahui bahwa keluhan atau gangguan yang paling banyak dirasakan oleh pekerja adalah pada satsiun pemasakan dan penyaringan sebanyak 51, dan diikuti oleh stasiun perendaman dan pemotongan sebanyak 49.