KEBUTUHAN AFILIASI DAN KETERBUKAAN DIRI PADA REMAJA PENGGUNA

Download remaja. Teknik analisis yang digunakan adalah korelasi produk moment Pearson dan statisitik deskriptif. Hasil yang diperoleh antara lain ad...

0 downloads 337 Views 141KB Size
Kebutuhan Afiliasi dan Keterbukaan Diri pada Remaja Pengguna Facebook Yoseptian Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No 100, Depok [email protected] Abstrak Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa lepas dari kehadiran orang lain. Ketika seseorang berada pada masa remaja, memiliki kebutuhan akan relasi interpersonal yang cukup besar. Hal ini dapat disebut juga dengan kebutuhan berafiliasi. Kebutuhan afiliasi merupakan kebutuhan individu untuk membangun, menjalin, dan menjaga suatu hubungan dengan orang lain. Saat ini, untuk menjalin hubungan interpersonal, remaja dipermudah dengan situs jejaring sosial seperti facebook. Ketika menggunakan facebook, remaja cenderung melakukan perilaku keterbukaan diri. Keterbukaan diri adalah perilaku dimana seseorang mengungkapkan informasi pribadi tentang dirinya berupa pemikiran, perasaan, dan pengalaman kepada orang lain. Keterbukaan diri yang dilakukan remaja ketika menggunakan facebook mungkin dikarenakan kebutuhan afiliasi remaja, oleh sebab itu melalui penelitian ini ingin dibuktikan apakah terdapat hubungan antara kebutuhan afiliasi dengan keterbukaan diri pada remaja pengguna facebook. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan responden sebanyak 148 remaja. Teknik analisis yang digunakan adalah korelasi produk moment Pearson dan statisitik deskriptif. Hasil yang diperoleh antara lain ada hubungan positif yang antara kebutuhan afiliasi dengan keterbukaan diri pada remaja pengguna facebook (r = 0.514, p < 0.01). Kemudian, aspek social comparison dari kebutuhan afiliasi memiliki korelasi yang paling besar dengan perilaku keterbukaan diri pada remaja. Selain itu ditemukan pula remaja wanita memiliki kebutuhan afiliasi dan perilaku keterbukaan diri yang lebih tinggi dibanding remaja pria. Perilaku keterbukaan diri juga tampak lebih besar pada remaja yang paling suka mengganti profile picture. Kata Kunci: Kebutuhan afiliasi, Keterbukaan diri, Remaja, Facebook

mengalami dinamika dalam proses mencari

PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk sosial yang kehidupannya

tidak

bisa

terlepas

dari

jati diri menuju dewasa, membutuhkan kehadiran orang lain sebagai elemen yang

kehadiran orang lain. Sebagai makhluk

penting

sosial,

kebutuhan-

(Christofides, Muise & Desmarais, 2009).

kebutuhan yang harus dipenuhinya. Maslow

Pada masa remaja, seseorang memang

(dalam Schultz, 1991) dalam teorinya yang

merasa lebih senang untuk menghabiskan

terkenal

kebutuhan

waktu dengan teman-teman sepermainan dan

kebutuhan

meningkatnya minat remaja terhadap relasi

manusia

memiliki

mengenai

manusia,

hierarki

menggolongkan

manusia dalam lima hierarki atau tingkatan

kebutuhan

memiliki

mereka

Agar mampu mengadakan hubungan

cinta,

dengan orang lain, saat ini manusia telah

kebutuhan akan penghargaan (prestise), dan

sangat dimudahkan dalam hal komunikasi.

kebutuhan

Kemudian,

Berbagai peranti canggih komunikasi telah

McClelland (1987) juga mengemukakan tiga

dikembangkan mulai dari perkembangan

kebutuhan utama dalam diri manusia yaitu

telepon genggam atau handphone yang

kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan

semakin canggih dengan tujuan untuk

kekuatan atau kekuasaan (power), dan

semakin

kebutuhan afiliasi atau kebutuhan untuk

berkomunikasi hingga internet yang telah

menjalin hubungan dengan orang lain.

bertambah

Kebutuhan afiliasi dapat diartikan sebagai

komunikasi yang sangat efektif. Proses

kebutuhan

membangun,

komunikasi yang menggunakan perangkat

mempertahankan, atau memulihkan secara

komputer berjaringan internet sebagai media

positif hubungan afektif dengan orang lain

komunikasi

atau kelompok (McClelland, 1987).

Computer Mediated Communication (CMC).

aktualisasi

diri.

untuk

dan

perkembangan

interpersonal (Santrock, 2007).

yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman,

bagi

mempermudah

fungsinya

ini

biasa

manusia dalam

sebagai

disebut

jaringan

dengan

Keinginan untuk memiliki hubungan

Salah satu contoh CMC yang saat ini sedang

dengan orang lain ini pada umumnya sangat

trend di kalangan remaja adalah komunikasi

besar ketika manusia berada pada tahap

dengan

perkembangan

2007).

seperti Facebook. Facebook adalah situs

sedang

jaringan sosial dimana para pengguna dapat

Remaja

remaja

sebagai

(Papalia,

pribadi

yang

menggunakan

situs

pertemanan

bergabung dalam komunitas seperti kota,

dan keterbukaan diri pada remaja pengguna

kerja, sekolah, dan daerah untuk melakukan

facebook.

koneksi dan berinteraksi dengan orang lain. Tingginya penggunaan facebook di

METODE PENELITIAN

kalangan remaja menunjukan bahwa remaja

Penelitian ini merupakan penelitian

begitu antusias menggunakan facebook

kuantitatif dengan teknik korelasi dan

untuk

deskriptif sebagai teknik analisisnya. Skala

berkomunikasi.

Punyanunt-Carter

(2006) menemukan salah satu perilaku

kebutuhan

remaja

aspek-aspek kebutuhan afiliasi dari Hill

ketika

internet

mereka

yaitu

menggunakan

keterbukaan

diri.

afiliasi

disusun

berdasarkan

(1978) dan skala keterbukaan diri disusun

Keterbukaan diri diartikan sebagai sebuah

berdasarkan

perilaku dimana seseorang mengungkapkan

menurut Billeter (2002). Pilihan jawaban

informasi pribadi tentang dirinya baik

skala terentang dari sangat sesuai (SS),

berupa

sesuai (S), ragu-ragu (R), tidak sesuai (TS),

pemikiran,

perasaan,

dan

pengalaman kepada orang lain (Derlega dkk, 1993). Karena

dimensi

diri

dan sangat tidak sesuai (STS). Responden

dilatarbelakangi

keterbukaan

dalam

penelitian

ini

oleh

berjumlah 150 responden remaja pria dan

besarnya ketertarikan remaja akan hubungan

wanita yang berusia antara 18 - 21 tahun dan

interpersonal,

menggunakan

maka

hal

tersebut

di

facebook.

Penelitian

lingkungan

di

menyebabkan remaja membuka dirinya di

lakukan

Universitas

facebook. Roternberg (1995) mengatakan

Gunadarma kampus Depok dan Kalimalang.

bahwa salah satu fungsi dari keterbukaan

Dari 150 kuisioner yang disebar,

diri adalah meningkatkan kedekatan atau

hanya 148 kuisioner yang dapat digunakan

keintiman suatu hubungan.

untuk analisis.

Mengacu dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui penyebab

HASIL DAN PEMBAHASAN

perilaku keterbukaan diri remaja di facebook

Untuk skala kebutuhan afiliasi, dari

memang dilatar belakangi oleh kebutuhan

27 item sebanyak 6 item gugur dan tersisa

afiliasi. Oleh karena itu melalui penelitian

21 item sahih dengan kisaran validitas antara

ini ingin dibuktikan secara empirik apakah

0.300-0.645 dan reliabilitas sebesar 0.876.

terdapat hubungan antara kebutuhan afiliasi

kemudian untuk skala keterbukaan diri, dari

20 item tidak ada item yang gugur dengan

subjek online facebook sebanyak 11-15 kali

kisaran

0.324-0.691.

(11.5%), 8 subjek online facebook sebanyak

Koefisien reliabilitas alat ukur sebesar

16-20 kali (5.4%), dan 25 subjek online

0.884.

facebook lebih dari 20 kali perminggu

validitas

Subjek

antara

dalam

penelitian

ini

(16.9%).

Sebanyak

62

subjek

online

berjumlah 148 subjek yang terdiri dari 90

facebook selama 0-1 jam per hari (41.9%),

wanita (60.8%) dan 58 pria (39.2%).

65 subjek online facebook selama 1-3 jam

Rentang Usia subjek dalam penelitian ini

per hari (43.9%), 12 subjek online facebook

adalah antara 18-21 tahun, meliputi 25

selama 3-5 jam per hari (8.1%), dan sisanya

subjek berusia 18 tahun (16.9%), 50 subjek

9 subjek online facebook lebih dari 5 jam

berusia 19 tahun (33.8%), 44 subjek berusia

per hari (6.1%).

20 tahun (29.7%), dan 29 subjek berusia 21 tahun

(19.6%).

Pengelompokan

Dalam penelitian ini, sebanyak 19

subjek

subjek paling suka menggunakan fitur

penelitian berdasarkan usia dapat dilihat

games (12.8%). 31 subjek paling suka

pada tabel 8. Kemudian, rerata usia subjek

menggunakan fitur wall atau comment

penelitian ini adalah 19.52 tahun (sd = 0.99).

(20.9%). 31 subjek lainnya paling suka

Subjek penelitian terdiri dari 31

menggunakan

fitur

chatting

(20.9%).

mahasiswa jurusan psikologi (20.9%), 75

Kemudian sebanyak 57 subjek paling suka

mahasiswa jurusan manajemen ekonomi

menggunakan fitur update status (38.5%). 6

(50.7%),

33 mahasiswa jurusan teknik

subjek paling menyukai fitur message

informatika (22.3%), 5 mahasiswa jurusan

(4.1%), dan 4 subjek sisanya menyukai fitur

akuntansi ekonomi (3.4%), dan 4 mahasiswa

mengganti profile picture (2.7%).

jurusan D3 manajemen informatika (2.7%).

Sebanyak 93 subjek lebih menyukai

sebanyak 126 subjek memiliki 1 akun

menuliskan

facebook (85.1%), 20 subjek memiliki 2

perasaan yang dirasaakan saat itu (62.8%).

akun facebook (13.5%), dan sisanya 2

Kemudian sebanyak 41 subjek lainnya lebih

subjek memiliki 3 akun (1.4%).

menyukai menuliskan kegiatan atau aktifitas

Kemudian,

55

subjek

online

gambaran

atau

ungkapan

yang dilakukan pada saat itu (27.7%), dan

facebook sebanyak 0-5 kali perminggu

sisanya

(37.2%),

menuliskan hal lainnya seperti lirik lagu,

43

subjek

online

facebook

sebanyak 6-10 kali perminggu (29.1%), 17

sebanyak

14

subjek

memilih

kata-kata bijak, informasi penting, dan lain-

sejumlah 10 subjek mengaku menggunakan

lain (9.5%).

facebook untuk sarana pemasaran usaha atau

Sebanyak 60 subjek dalam penelitian

bisnis pribadi mereka, dan 10 subjek

ini mengganti status facebooknya seminggu

memilih motif lainnya seperti sarana berbagi

sekali

informasi komunitas atau iseng-iseng saja

(40.5%),

52

subjek

mengganti

statusnya sekitar 3-5 hari sekali (35.1%), 13 subjek

lainnya

mengganti

(6.8%).

status

Dalam penelitian ini, sebanyak 9

facebooknya setiap hari (8.8%), dan 23

subjek menggunakan facebook masih kurang

subjek lainnya mengganti statusnya setiap

dari 1 tahun (6.1%), kemudian 49 subjek

kali membuka akun facebooknya (15.5%).

telah menggunakan facebook selama 1-2

Ketika seseorang menuliskan sebuah

tahun (33.1%), 58 subjek lainnya telah

status di akun facebooknya, maka status

menggunakan facebook selama 2-3 tahun

tersebut dapat saja dikomentari oleh orang

(39.2%), dan sisanya sebanyak 32 subjek

lain. Dalam penelitian ini, sebanyak 94

telah menggunakan facebook lebih dari 3

subjek mengaku mendapat komentar balasan

tahun (21.6%).

dari orang lain (63.5%), kemudian 52 subjek

Berdasarkan

analisis

data

yang

mengaku kadang-kadang saja mendapat

dilakukan menggunakan teknik korelasi

komentar dari orang lain (35.1%), dan

bivariate one tailed dengan bantuan SPSS

sisanya sebanyak 2 subjek mengaku tidak

versi 17.0, ditemukan bahwa koefisien

pernah mendapat komentar dari orang lain

korelasi antara kebutuhan afiliasi dengan

(1.4%).

keterbukaan diri sebesar 0.514 dengan taraf

Sebanyak

mengaku

signifikansi sebesar 0.000 (p < 0.01). dari

tertarik memberi atau menanggapi komentar

hasil tersebut, terlihat adanya hubungan

dari orang lain dengan memberi komentar

positif yang signifikan antara kebutuhan

balasan

afiliasi dengan keterbukaan diri pada remaja

(83.1%),

123

subjek

sedangkan

sisanya

sebanyak 25 subjek mengaku tidak tertarik

pengguna facebook.

dan mengabaikan saja komentar dari orang

Remaja yang memiliki kebutuhan

lain terhadap statusnya (16.9%). Sebanyak

afiliasi yang tinggi akan semakin cenderung

128 subjek mengaku menggunakan facebook

melakukan perilaku keterbukaan diri ketika

untuk mencari dan menjalin pertemanan

menggunakan facebook melalui berbagai

seluas

fiturnya.

mungkin

(86.5%),

dan

sisanya

Untuk analisis lebih lanjut, peneliti mencoba mengkorelasikan setiap aspek dari

cenderung membuka dirinya kepada orang lain.

kebutuhan afiliasi dengan keterbukaan diri.

Dari analisis data ditemukan pula

Hasil analisa menemukan bahwa setiap

rerata empirik dari skala kebutuhan afiliasi

aspek dari kebutuhan afiliasi memiliki

sebesar 80.80 dan standar deviasi sebesar

korelasi positif yang sangat signifikan

8.33. perhitungan rerata hipotetik dilakukan

dengan keterbukaan diri. Hasil menunjukan

berdasarkan perhitungan jumlah item valid x

bahwa aspek ketiga atau aspek social

nilai tengah skala (21 x 3) sehingga

comparison memiliki korelasi paling kuat

didapatkan rerata hipotetik sebesar 63.00.

dengan

nilai

Standar deviasi hipotetik sebesar 14.00.

korelasi sebesar 0.506 dan taraf signifikansi

Kemudian dilakukan kategorisasi dimulai

sebesar 0.00 (p < 0.01). Hal ini menunjukan

dari sangat rendah, rendah, sedang, tinggi,

bahwa remaja menggunakan facebook selain

dan sangat tinggi. Berdasarkan perhitungan,

untuk sarana berkomunikasi, juga memiliki

ditemukan bahwa kebutuhan afiliasi pada

tujuan

subjek penelitian ini masuk dalam kategori

keterbukaan

untuk

diri

dengan

memperoleh

penilaian,

pembanding, atau informasi lainnya dari orang

tinggi.

lain yang dapat dijadikan bahan

evaluasi terhadap diri mereka sendiri.

Kemudian, rerata empirik dari skala keterbukaan diri sebesar 72.51 dan standar

Kemudian, aspek kebutuhan afiliasi

deviasi sebesar 8.67. perhitungan rerata

lainnya yang memiliki korelasi cukup kuat

hipotetik dilakukan berdasarkan perhitungan

dengan keterbukaan diri adalah aspek

jumlah item valid x nilai tengah skala (20 x

pertama atau aspek positive stimulation yang

3) sehingga didapatkan rerata hipotetik

memiliki nilai korelasi sebesar 0.383 dan

sebesar 60.00. Standar deviasi hipotetik

taraf signifikansi sebesar 0.00 (P < 0.01).

sebesar

Hal ini

memperlihatkan bahwa ketika

ditemukan bahwa keterbukaan diri sampel

menggunakan facebook, remaja merasakan

pada penelitian ini masuk dalam kategori

afeksi emosional yang menyenangkan saat

sedang.

13.3.

Berdasarkan perhitungan,

berinteraksi dengan orang lain sehingga

Kebutuhan afiliasi subjek dalam

semakin menyenangkan perasaan atau afeksi

penelitian ini tinggi. Hal ini mengingat

yang diperoleh, maka remaja akan semakin

kebutuhan afiliasi seorang individu paling tinggi ketika di masa remaja (Santrock,

2007). Tidak dipungkiri bahwa facebook

etis. Masyarakat kita cenderung diajarkan

telah menfasilitasi remaja untuk menjalin

untuk membatasi diri ketika berinteraksi

relasi dan komunikasi dengan orang lain

dengan orang yang belum terlalu dikenal

tanpa batasan jarak dan waktu, sehingga

atau

mereka

dalam

keluarga. Ini membuat remaja mampu

mereka.

mengontrol informasi apa saja yang boleh

Hasilnya adalah semakin besarnya intensitas

diungkapkan kepada orang lain dan apa saja

mereka

yang sifatnya rahasia.

dapat

memenuhi

lebih

ekspresif

kebutuhan

menggunakan

afiliasi

facebook

untuk

yang

mencari dan menjalin pertemanan. Hal ini

tidak

Jika melihat

memiliki

hubungan

kebutuhan afiliasi

didukung Lee dan Andriani (2010) yang

berdasarkan deskripsi subjek, kebutuhan

menemukan bahwa remaja akan semakin

afiliasi pada remaja wanita ternyata lebih

senang mengakses facebook dan semakin

tinggi dibanding remaja pria. Hal ini sejalan

lama durasinya jika mereka semakin sering

dengan penemuan Rohs, Anderson, dan

mendapatkan balasan comment dari orang

Iverson (2001) bahwa kebutuhan afiliasi

lain. Hasil analisis deskriptif juga semakin

lebih tinggi pada pelajar wanita. Turner

mendukung hal ini dengan menemukan

(1996) menyatakan hal ini disebabkan

bahwa sebanyak 86.5% subjek memiliki

wanita lebih peduli dan lebih dipengaruhi

kebutuhan afiliasi yang tinggi memang

oleh hubungan relasi dibanding pria. Wanita

menggunakan facebook dengan motivasi

cenderung lebih menyukai memiliki atau

mencari dan menjalin pertemanan seluas

menjalin relasi yang tinggi dibanding pria,

mungkin.

hal ini mungkin disebabkan bahwa wanita

Kebutuhan

afiliasi

kelompok

subjek penelitian berada pada kategori tinggi

lebih mengedepankan perasaan dan emosi dibanding pria.

dan keterbukaan diri mereka berada pada

Kemudian, keterbukaan diri tampak

batas sedang. Mungkin ini dikarenakan di

lebih besar pada remaja yang paling suka

Indonesia dibeberapa daerahnya memiliki

mengganti profile picture. Hal ini sesuai

budaya untuk membatasi dan mengatur

dengan pernyataan Christofides, Muise, dan

keterbukaan

ketika

Desmarais (2009) yang menemukan bahwa

kepada

remaja paling suka memunggah foto-foto

menyampaikan

diri suatu

seseorang informasi

orang lain, karena jika terlalu terbuka pada

mereka

ketika

menggunakan

facebook.

orang lain dirasa kurang pantas atau tidak

Mereka lebih suka memunggah foto-foto

kegiatan mereka, foto dengan teman-teman,

Hal ini sejalan dengan pendapat

atau mengganti profile picture. Hal ini

Christofides, Muise dan Desmarais (2009)

mungkin disebabkan bahwa foto memiliki

yang mengatakan remaja sebagai pribadi

banyak

yang

yang sedang dalam proses mencari jati diri

melihatnya dan foto dapat berbicara banyak.

menuju dewasa, membutuhkan kehadiran

Selain itu, mungkin remaja merasa bahwa

orang lain sebagai salah satu faktor yang

foto

penting bagi perkembangan mereka. Remaja

arti

lebih

bagi

setiap

merupakan

orang

bukti

otentik

dibanding hanya sekedar kata-kata.

menggunakan facebook selain untuk sarana

Keempat aspek kebutuhan afiliasi

komunikasi dan mencari relasi, mereka

memiliki hubungan yang sangat signifikan

mungkin bertujuan memperoleh informasi-

dengan perilaku keterbukaan diri pada

informasi

remaja pengguna facebook, akan tetapi

perbandingan

terdapat dua aspek yang memiliki korelasi

dengan demikian mereka mampu memiliki

paling kuat dengan keterbukaan diri yaitu

penilaian sendiri terhadap dirinya.

aspek social comparison dan aspek positif stimulation.

Aspek

social

comparison

yang dengan

dapat

dijadikan

dirinya

sehingga

Remaja dapat mengevaluasi dirinya sendiri dengan kehadiran orang lain dan

adalah aspek yang memiliki hubungan

mencoba

paling besar dengan perilaku keterbukaan

dengan berbagai cara salah satunya dengan

diri pada remaja pengguna facebook.

membuka dirinya. Hal ini diperkuat dengan

Remaja

menggunakan

mempertahankan

hal

tersebut

facebook

pendapat dari Derlega dan Grzelak (dalam

selain untuk sarana berkomunikasi, juga

Roternberg, 1995) yang menyatakan bahwa

bertujuan untuk

satu

memperoleh penilaian,

alasan

seseorang

melakukan

pembanding, atau informasi lainnya dari

keterbukaan diri adalah untuk memperoleh

orang

lain yang dapat dijadikan bahan

refleksi dari orang lain. Refleksi tersebut

evaluasi terhadap diri mereka sendiri.

membantu remaja untuk mengetahui apakah

Semakin banyak penilaian, pembanding,

sikap,

atau informasi lainnya yang mereka peroleh

dimilikinya dapat diterima secara sosial

dari

(Berg & Archer dalam Roternberg, 1995).

orang

facebook,

lain

ketika

maka remaja

membuka dirinya.

menggunakan akan semakin

Refleksi

kepercayaan,

dari

dan

lingkungan

nilai

sosial

yang

dapat

menetapkan pemikiran bahwa remaja tidak sendiri dalam hal pemikiran, perasaan, dan

pengalaman yang dialami (Elkind dalam

meningkatkan kesempatan perkembangan

Roternberg, 1995).

hubungan

Aspek

positif

stimulation

juga

interpersonal

tersebut

untuk

menjadi lebih intim lagi.

berkorelasi cukup besar dengan perilaku

Fakta mengenai kebutuhan afiliasi

keterbukaan diri pada remaja pengguna

dan kaitannya dengan keterbukaan diri

facebook.

Remaja

afeksi

semakin diperjelas dengan hasil riset

emosional

yang

saat

Lurding (2005) yang menemukan bahwa

berinteraksi dengan orang lain sehingga

keterbukaan diri memainkan peran penting

semakin menyenangkan perasaan atau afeksi

bagi kepuasan sebuah hubungan. Menurut

yang diperoleh, maka remaja akan semakin

Lurding, jumlah dan tingkat kedalaman

cenderung tidak ragu membuka dirinya

bentuk keterbukaan diri yang dilakukan

kepada orang lain.

akan

merasakan menyenangkan

mempengaruhi

tingkat

kepuasan

Kebutuhan afiliasi remaja dalam

individu dalam menjalin sebuah hubungan

penelitian ini mempengaruhi keterbukaan

interpersonal. Ketika seseorang memiliki

diri mereka ketika menggunakan facebook.

hubungan dengan orang lain dan meningkat

Hal ini diperkuat dengan riset Christofides,

ke tahap yang lebih intim lagi, keterbukaan

Muise,

diri yang dilakukan pun baiknya juga

dan

Desmarais

(2009)

yang

menemukan bahwa remaja memang suka

semakin

mengungkapkan informasi pribadi mereka

perasaan

didalam facebook. Keterbukaan diri remaja

dipercayai, merasa dihargai, merasa spesial,

ketika

dan

menggunakan

facebook

dilatar

meningkat saling

lainnya.

sehingga mempercayai

Hal

tersebut

timbul dan

akan

belakangi oleh kebutuhan remaja untuk

meningkatkan kepuasan individu dalam

populer atau dikenal oleh orang lain.

menjalin sebuah hubungan dengan orang

Sejalan dengan itu, Falk dan Wagner

lain.

(2001) menemukan dalam risetnya bahwa keterbukaan diri

yang progresif akan

meningkatkan kesempatan perkembangan sebuah hubungan untuk menjadi lebih intim

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Sebagian

besar

facebook

lagi. Keterbukaan diri remaja yang semakin

menggunakan

intens dan dalam ketika mengungkapkan

mencari dan menjalin pertemanan seluas

informasi pribadi kepada orang lain akan

mungkin.

Kelompok

dengan

remaja

remaja

motif

yang

dilatarbelakangi

motif

afiliasi

ketika

terhadap

keterbukaan

seperti

menggunakan facebook akan melakukan

penerimaan

perilaku keterbukaan diri yang

cukup

kontrol diri, narsistik, tipe kepribadian

tinggi dibanding remaja yang menggunakan

seperti big five, ekstrovert dan introvert,

facebook dengan motif lain seperti untuk

serta

sekedar

diperoleh

pemasaran

bisnis

atau

usaha

diri,

diri

variabel

ketertarikan

lainnya

gambaran

seksual,

sehingga

dapat

yang

lebih

pribadi. Perilaku keterbukaan diri yang

komprehensif

mengenai

perilaku

dilakukan remaja di facebook menjadi salah

keterbukaan diri di kalangan remaja serta

satu strategi yang cukup tepat untuk dapat

kaitannya dengan penggunaan teknologi

menjalin dan menjaga hubungan atau

informasi dan komunikasi seperti situs

komunikasi yang telah terbentuk dengan

jejaring sosial.

orang lain sesama pengguna facebook. DAFTAR PUSTAKA Saran Bagi

remaja

menggunakan

facebook

hendaknya sebagai

media

interaksi interpersonal dengan cara yang bijaksana sehingga membawa hal positif bagi perkembangan pribadi. Batasan sejauh mana mengungkapkan informasi pribadi ketika

menggunakan

facebook

harus

menjadi perhatian para remaja sehingga terhindar dari hal-hal negatif. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mempertimbangkan

hal-hal

seperti

Christofides. E., Muise. A., & Desmarais. S. (2009). Information disclosure and control on facebook: are they two sides of the same coin or two different processes? Journal of Cyberpsychology & Behavior, 12 (3), 341-345. Derlega,

V.J. (1993). Self disclosure. London: SAGE Publications

Falk, D.R., & Wagner, P.N. (2001). Intimacy of self disclosure and response processes as factors affecting the development of interpersonal relationships. The Journal of Social Psychology, 5, 557570.

menghindari jumlah sampel yang terbatas dan proporsi sampel yang tidak seimbang sehingga

dapat

menyebabkan

hasil

penelitian kurang dapat di generalisir secara luas, serta mencoba menemukan variabelvariabel

lain

yang

memiliki pengaruh

Lee, F.X.Y., & Andriani, I. (2010). Privasi dan keterbukaan diri pada remaja pengguna facebook. Jurnal Ilmiah Psikologi, 4, 60-69.

Lurding, L. (2005). The effect of self disclosure on romantic relationship satisfaction. Research reports. University of Kentucky McClelland, D.C. (1987). Human motivation. New York : Cambridge University Press. Papalia D. E., Olds, S.W., & Feldman, R.D. (2007). Human development (9th edition). New York: Mc Graw Hill. Punyanunt-Carter, N.M. (2006). An analysis of college student’s: Selfdisclosure behaviors on the internet. College Student Journal, 5, 329-331. Rohs, F.R., Anderson, K., & Iverson, M.J. (2001). Achievement, affiliation, and power needs of georgias middle grade agricultural education students. Journal of Personality and Social Psychology, 4, 24-39. Roternberg, K.J. (1995). Disclosure process in children and adolescents. Cambridge: Cambridge University Press. Santrock, J.W. (2007). Remaja, edisi kesebelas. Alih Bahasa: Shinto. B & Saragih. Jakarta: Erlangga. Schultz, D. (1991). Psikologi pertumbuhan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Turner, J.P. (1996). The motivational needs of students enrolled in agricultural education programs in Georgia. Unpublished Dissertation. University Of Georgia.