KEMITRAAN SEBAGAI FAKTOR PENDORONG PERUBAHAN MANAJEMEN USAHA

Download Kelompok Tani Katata merupakan salah satu kelompok tani yang melaksanakan sistem kemitraan dengan perusahaan mitra di Kecamatan. Pangalenga...

0 downloads 435 Views 283KB Size
KEMITRAAN SEBAGAI FAKTOR PENDORONG PERUBAHAN MANAJEMEN USAHA TANI PETANI KECIL BERORIENTASI PASAR MODERN (STUDI KASUS PETANI ANGGOTA DAN MITRA KELOMPOK TANI KATATA KECAMATAN PANGALENGAN, KABUPATEN BANDUNG) PARTNERSHIP AS AN INCENTIVES FOR FARMING MANAGEMENT CHANGES OF MARKET-ORIENTED SMALL FARMERS (CASE STUDY MEMBERS AND PARTNER OF KATATA FARMER GROUPS, KECAMATAN PANGALENGAN, KABUPATEN BANDUNG) Muhammad Rheza Rizqiaputra Saefullah* dan Gema Wibawa Mukti Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran e-mail : [email protected] Abstrak Kelompok Tani Katata merupakan salah satu kelompok tani yang melaksanakan sistem kemitraan dengan perusahaan mitra di Kecamatan Pangalengan. Salah satu perusahaan mitranya adalah PT Hero Supermarket Tbk yang merupakan salah satu pelaku ritel modern di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan manajemen usaha tani yang terjadi pada petani anggota dan mitra kelompok tani Katata. Penelitian dilakukan di Kelompok Tani Katata, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung pada bulan Februari 2016. Data dianalisis dengan menggunakan tabel perubahan untuk mengetahui perubahan manajemen usaha tani petani dan analisis deskriptif untuk mengetahui faktor yang menyebabkan petani merubah manajemen usaha tani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan manajemen usaha tani terjadi pada kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan penilaian/evaluasi, dengan indikasi/kemungkinan dipengaruhi oleh faktor kontak dengan sumber informasi di luar masyarakatnya, keaktifan mencari sumber informasi, tersedianya media komunikasi, adanya sumber informasi secara rinci, dan faktor-faktor alam. Kata kunci: Kemitraan, manajemen usaha tani, petani kecil, pasar modern

M.R. Rizqiaputra Saefullah dan G.W. Mukti

Abstract Katata is the one of farmers group that implementing a system of partnerships with partner companies in Pangalengan. One of the partner companies is PT Hero Supermarket Tb. which is one of the modern retailers in Indonesia. The purpose of this study was to determine the factors that cause farmers to change the farm management. The study was conducted in Katata Farmers Group, Pangalengan, Kabupaten Bandung in February 2016. Data were analyzed with tables of changes to determine the changes in farmers farm management and use descriptive analysis to determine the factors that cause farmers to change their farm management. The results showed that the change management of farming occurs on the activities of planning, organizing, actuating, controling, and assessment/evaluation, with indications influenced by contact with a source of information outside the community, activeness looking for the source of the information, the availability of media communication, and natural factors. Keywords: Partnership, farm management, small farmer, modern market yang kecil dan teknologi budidaya

PENDAHULUAN

yang sederhana, serta permodalan yang Pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi yang menjadi penyumbang lapangan tenaga kerja serta PDB terbesar kepada Indonesia. Sektor pertanian mampu menyerap sebanyak 26,135,469 tenaga kerja sebagai petani (BPS, 2013) dari 118,053,110 angkatan kerja di Indonesia (BPS, 2010) atau sebesar 22.14% dari seluruh penduduk Indonesia pada tahun 2013. Sektor pertanian sendiri mampu berkontribusi sebesar 8.53% dari PDB pada

tahun

2014

atau

nasional sebesar

Rp.861,259,200,000 (BPS, 2014). Namun, sektor pertanian Indonesia masih dihadapkan pada sebuah masalah klasik, yaitu pengusahaan skala eko-

terbatas (Zaelani, 2008). Pertanian skala kecil sangatlah rapuh karena sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor alam, faktor risiko dan biaya transaksi yang

tinggi,

ke-tidakpastian

dan

sulitnya akses dan informasi pasar, serta peran middle man yang sering kali menurunkan posisi tawar. Permasalahan pokok dan menonjol adalah masalah pemasaran khususnya dalam hal fluktuasi harga yang sangat besar yaitu 60% – 80% sehingga banyak merugikan petani (Syukur (1995) dan Sudaryanto (1992) dalam Hastuti dan Bambang (2004). Dalam upaya untuk tetap dapat bersaing dalam pasar dan mengakali

nomi kecil dengan penguasaan lahan

Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol 1. No. 2 Desember 2016 │ 32

M.R. Rizqiaputra Saefullah dan G.W. Mukti

fluktuasi harga komoditas pertanian

dengan

ketentuan

atau

Standard

yang ekstrem, tidak sedikit petani skala

Operational Procedure (SOP).

kecil yang memilih untuk bermitra (contract farming/partnership) antar petani, lembaga pertanian, perusahaan/ industri, dan ritel, sebagai sebuah jalan menuju pola agribisnis dan agroindustri. Sistem kemitraan yang dilakukan oleh petani skala kecil mampu meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan produksi (Bolwig et al., 2009) maupun melalui akses pasar dan harga yang lebih baik (Barham dan

jamin pasar bagi hasil panen para petani, intensif harga yang lebih tinggi, menekan biaya pasca panen (Susanti, 2013), kepastian harga, meningkatkan pendapatan usaha tani, meningkatkan pengetahuan mengenai budidaya melalui pembinaan (Aryani, 2009), meningkatkan produktivitas, dan harga produk yang lebih baik serta mudah diterima pasar (Zaelani, 2008).

Clarence, 2009). Dengan penerapan sistem kemitraan, diharapkan petani skala kecil yang hanya memiliki lahan dengan luasan terbatas serta sumber daya manusia, dapat disokong oleh pihak mitra, baik itu perusahaan maupun lembaga pertanian seperti kelompok tani dan gabungan kelompok tani, dengan modal finansial, teknologi, informasi dan kepastian pasar, manajemen, dan informasi usaha tani. Sokongan tersebut akan mendapatkan timbal balik berupa tersedianya produk yang diinginkan oleh pihak mitra dengan segala ketentuannya, baik itu kualitas, kuantitas, varietas tanaman, dengan dilaksanakannya

Pelaksanaan kemitraan mampu men-

proses

produksi

Pelaksanaan sistem kemitraan yang menyeluruh secara ideal, akan meningkatkan kesejahteraan dan daya saing petani skala kecil. Akan tetapi pada praktik di lapangan, sering kali kemitraan belum dapat dilaksanakan dengan total sehingga belum mampu memenuhi harapan. Kendala kemitraan yang sering terjadi disebabkan oleh masih rendahnya kualitas sumber daya manusia dan kurangnya komitmen dalam pelaksanaan

mekanisme

kemitraan

usaha, baik oleh petani maupun oleh perusahaan mitra (Hafsah, 2000). Kendala kemitraan juga disebabkan oleh ketidakmampuan petani dalam melaksanakan manajemen usaha tani dalam praktik kemitraan serta belum baiknya

33 │ Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol 1. No. 2 Desember 2016

M.R. Rizqiaputra Saefullah dan G.W. Mukti

pencatatan

secara

detail

mengenai

tani mitra bagi beberapa perusahaan

setiap perkembangan kemitraan oleh

dan eksportir sejak tahun 2009, seperti

petani mitra (Yeri, 2001).

PT Rama Putra, PT Alamanda Sejati Utama, PT Momenta Agrikultura, PT

Kewajiban yang diemban petani mitra dalam upaya memenuhi permintaan perusahaan mitra akan produk

Sewu

Segar

Nusantara,

dan

kini

mereka menjadi kelompok tani mitra bagi PT Hero Supermarket Tbk.

yang dibudidayakan, dapat dipenuhi dengan perubahan manajemen usaha

Kelompok tani Katata memiliki

tani petani mitra dalam proses usaha

jumlah permintaan yang tinggi dari

tani. Perubahan tersebut akan terjadi

para perusahaan mitranya. Rata-rata

pada setiap lini produksi, sehingga

permintaan produk yang berasal dari

akan turut menyebabkan terjadinya

PT. Hero Supermarket Tbk setiap

perubahan pada manajemen usaha tani

bulannya yang mampu dipenuhi yaitu

yang dilakukan oleh petani mitra, meli-

872 kg untuk 19 komoditas yang

puti fungsi manajemen secara umum,

mereka produksi sejak Januari 2015

yaitu pada perencanaan, pengorganisa-

hingga Juli 2015. Pemenuhan permin-

sian, pelaksanaan, pengawasan, dan

taan perusahaan mitra oleh kelompok

evaluasi pada setiap aspek produksi.

tani Katata juga terhitung tinggi dengan

Perubahan-perubahan pada manajemen

tingkat Service Level Specification

usaha tani tersebut harus mampu dila-

(SLS) yang mencapai 80%.

kukan secara sesuai dan tepat oleh petani mitra dalam upayanya memenuhi tuntutan perusahaan mitra.

Sebagai supplier salah satu ritel besar di Indonesia, petani anggota dan mitra kelompok tani Katata terus

Salah satu praktik kemitraan yang

mengembangkan usaha mereka dengan

dilaksanakan oleh dalam bentuk kelom-

melakukan perubahan dalam mana-

pok tani adalah kelompok tani Katata.

jemen usaha tani, dari manajemen

Kelompok tani didirikan sejak tahun

usaha tani tradisional menjadi mana-

2009 di Desa Cinangsih, Kecamatan

jemen usaha tani yang terstruktur

Pangalengan,

Bandung,

(agribisnis) untuk memenuhi permin-

Jawa Barat, dengan beranggotakan 13

taan perusahaan mitra, baik kuantitas,

orang. Mereka merupakan kelompok

kontinyuitas, maupun kualitas produk.

Kabupaten

Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol 1. No. 2 Desember 2016 │ 34

M.R. Rizqiaputra Saefullah dan G.W. Mukti

Perubahan

manajemen

tani

ini adalah faktor-faktor yang menye-

seperti dengan adanya penerapan SOP,

babkan petani anggota dan mitra

pemilihan

kelompok tani Katata melakukan peru-

komoditas

usaha

dan

varietas

tertentu, pengaturan pola tanam dan

bahan manajemen usaha tani.

panen, menjadi cara mereka untuk memenuhi

permintaan

perusahaan

BAHAN DAN METODE

mitra mereka. Akan tetapi, hal tersebut

Desain penelitian yang digunakan

tidak membuat kelompok tani Katata

adalah penelitian kualitatif dengan

mampu memenuhi permintaan setiap

pendekatan deskriptif. Metode pene-

saat, ada kalanya mereka mengalami

litian kualitatif adalah metode pene-

kekurangan atau kekosongan produk

litian yang berlandaskan pada filsafat

yang diakibatkan pelaksanaan mana-

positivisme, digunakan untuk meneliti

jemen perencanaan dan produksi yang

pada kondisi obyek yang alamiah,

tidak tepat ataupun dikarenakan faktor

dimana peneliti adalah sebagai instru-

alam seperti cuaca, dan ketersediaan

men kunci, teknik pengumpulan data

air, sehingga mereka perlu melakukan

dilakukan secara triangulasi, analisis

trading atau membeli komoditas yang

data bersifat induktif/kualitatif, dan

kekurangan stok di petani, pengepul,

hasil penelitian kualitatif lebih mene-

atau pasar, untuk di suplai ke perusa-

kankan makna daripada generalisasi

haan mitra. Petani anggota yang masih

(Sugiyono, 2013).

memiliki ego untuk melaksanakan usaha tani sesuai kebiasaan lama (tradi-

Teknik penelitian yang digunakan

sional) seperti penggunaan input, pena-

dalam penelitian ini adalah studi kasus

naman pada luasan lahan, dan hasil

(case study) yang mengambil kasus

panen yang tidak sesuai kriteria kua-

Kelompok Tani Katata. Teknik studi

litas, menjadi hambatan bagi peme-

kasus merupakan salah satu penelitian

nuhan permintaan perusahaan mitra

deskriptif yang bertujuan untuk mela-

kelompok tani Katata yang berimbas

tarbelakangi keadaan sekarang dan

pada hasil ekonomi petani anggota

interaksi lingkungan dari suatu unit

tersebut.

sosial secara lebih mendalam (Rusidi dkk., 2006).

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dari penelitian 35 │ Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol 1. No. 2 Desember 2016

M.R. Rizqiaputra Saefullah dan G.W. Mukti

Sumber informasi yang digunakan

Struktur organisasi kelompok tani

dalam penelitian ini adalah 6 orang

Katata

petani anggota kelompok tani Katata

struktur kelompok tani lainnya, yaitu

dan masing-masing 2 orang petani

keberadaan petani mitra dalam struktur

mitra dari setiap petani anggota dan

keanggotaannya. Dari 13 orang petani

mitra kelompok tani Katata yang

anggota kelompok tani Katata, masing-

dipilih secara

berdasarkan

masing memiliki kluster yang mereka

keaktifan dalam melakukan produksi

ketuai dengan jumlah anggota (petani

bagi kelompok tani Katata, sehingga

mitra)

secara total akan dipilih 18 orang

rentang 9 hingga 12 orang petani mitra,

petani anggota dan mitra kelompok tani

sehingga secara keseluruhan kelompok

Katata sebagai informan.

tani Katata terdiri atas 125 orang

sengaja

memiliki

yang

perbedaan

beragam

yaitu

dari

pada

petani. Untuk

mengetahui

faktor-faktor

yang menyebabkan mereka merubah

Masing-masing

kluster

tersebut

manajemen usaha taninya, maka digu-

memiliki spesialisasi komoditas yang

nakan analisis deksriptif dengan meng-

dibudidayakan, menyesuaikan dengan

gunakan tabel hubungan faktor dan

kebiasaan dan kemampuan/pemahaman

karakteristik petani.

petani dalam usaha tani komoditas tersebut. Petani mitra hanya berhubu-

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Kelompok Tani Katata

ngan dengan sesama anggota dan ketua klusternya dalam segala hal yang berkaitan

dengan

pembagian

matriks

Kelompok tani Katata merupakan

tanam, pemberian benih, dan pemba-

kelompok tani yang menggunakan

yaran, karena hal tersebut merupakan

sistem kluster dalam keanggotaannya.

tanggung jawab dan tugas dari ketua

Kelompok tani Katata diketuai oleh

kluster yang memiliki wewenang untuk

Bapak Sofyan dengan 13 orang petani

berhubungan langsung dengan petani

anggota dan seorang bendahara. Setiap

anggota dan dalam pengambilan kepu-

anggota mereka memiliki tugas dan

tusan kelompok tani Katata.

perannya masing-masing dalam kegiatan usaha tani/produksi Kelompok Tani Katata.

Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol 1. No. 2 Desember 2016 │ 36

M.R. Rizqiaputra Saefullah dan G.W. Mukti

diantara berbagai tugas yang berbeda-

B. Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Manajemen Usaha

beda (Mosher, 1997).

tani Pengambilan keputusan merupakan Kehidupan manusia atau organisasi

salah satu peran petani sebagai manajer

diliputi oleh perubahan secara ber-

suatu rumah tangga petani dalam

kelanjutan sebagai reaksi dari lingku-

sistem usaha tani tentang tujuan dan

ngan yang dinamis dan berubah. Ling-

cara mencapainya dengan sumber daya

kungan eksternal organisasi cenderung

yang ada, yaitu jenis dan kuantitas

merupakan kekuatan yang mendorong

tanaman

untuk terjadinya perubahan, di lain sisi

teknik serta strategi yang diterapkan.

perubahan justru dirasakan sebagai

Cara yang ditempuh suatu rumah

suatu kebutuhan internal. Oleh karena

tangga

itu,

keputusan pengelolaan usaha tani ter-

setiap

organisasi

menghadapi

yang

petani

dibudidayakan

dalam

dan

pengambilan

pilihan

antara

berubah

atau

mati

gantung pada ciri-ciri rumah tangga

tertekan

oleh

kekuatan

perubahan

yang bersangkutan, misalnya jumlah

(Wibowo, 2012).

laki-laki, perempuan, dan anak-anak, usia, kondisi kesehatan, kemampuan,

Peranan

yang

dilakukan

petani

dalam usaha taninya adalah sebagai manajer. Keterampilan petani sebagai manajer mencakup kegiatan-kegiatan

keinginan, kebutuhan, pengalaman bertani, pengetahuan, dan keterampilan serta hubungan antar anggota rumah tangga (Reijntjes, dkk. 1999).

otak yang didorong oleh kemampuan yang tercakup di dalamnya, terutama

Faktor-faktor yang mempengaruhi

pengambilan keputusan atau penetapan

pengambilan keputusan adalah faktor

pilihan-pilihan dari alternatif yang ada.

pribadi yang terdiri atas (1) kontak

Keputusan yang diambil oleh setiap

dengan sumber-sumber informasi di

petani selaku manajer mencakup me-

luar masyarakatnya, (2) keaktifan men-

nentukan pilihan dari berbagai tanaman

cari sumber informasi, (3) pengetahuan

yang mungkin ditanam pada setiap

tentang keuntungan relatif dari praktek

bidang tanah, menentukan ternak apa

yang diberikan, dan (4) kepuasan pada

yang sebaiknya dipelihara, dan menen-

cara-cara lama, serta faktor lingkungan

tukan bagaimana membagi waktu kerja

yang terdiri atas (1) tersedianya media

37 │ Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol 1. No. 2 Desember 2016

M.R. Rizqiaputra Saefullah dan G.W. Mukti

komunikasi, (2) adanya sumber infor-

usaha

masi secara rinci, (3) pengalaman dari

perubahan-perubahan yang terjadi di

petani lain, (4) faktor-faktor alam, dan

lingkungan. Sedangkan faktor lingku-

(5)

ngan dalam perubahan manajemen

tujuan

dan

minat

keluarga

(Nasution, 1989).

dan

merupakan

respon

sebuah

internal

dorongan

atas

dari

eksternal organisasi, usaha, atau diri Dalam terjadinya perubahan pada usaha tani, cepat tidaknya perubahan atau inovasi diadopsi oleh petani

yang cenderung merupakan kekuatan yang mendorong untuk terjadinya perubahan.

dipengaruhi oleh berbagai faktor. Cepat tidaknya

mengadopsi

inovasi

bagi

1. Faktor Pribadi

petani sangat tergantung kepada faktor ekstern dan intern. Faktor intern terdiri atas faktor sosial dan ekonomi petani. Faktor sosial diantaranya adalah usia, tingkat pendidikan, dan lamanya berusaha tani. Sedangkan faktor ekonomi diantaranya adalah jumlah tanggungan keluarga dan luas lahan yang digunakan dalam usaha tani. Faktor sosial ekonomi ini mempunyai peranan yang cukup

penting

dalam

pengelolaan

usaha tani (Soekartawi, 1999).

Faktor pribadi seperti kontak dengan sumber-sumber

informasi

di

luar

masyarakatnya,

keaktifan

mencari

sumber informasi, pengetahuan tentang keuntungan relatif dari praktik yang dilakukan, dan kepuasan pada cara-cara lama, dapat menyebabkan petani mau merubah manajemen usaha taninya. Faktor-faktor

tersebut

dapat

dipe-

ngaruhi oleh faktor sosial (usia, tingkat pendidikan, dan pengalaman usaha tani) dan ekonomi (luas lahan dan

Petani anggota dan mitra kelompok

jumlah tanggungan) petani.

tani Katata dalam melakukan perubahan manajemen usaha tani, dipengaruhi oleh faktor pribadi dan faktor lingkungan. Faktor pribadi dalam peru-

a. Kontak dengan Sumber-sumber Informasi di Luar Masyarakatnya

bahan manajemen merupakan sebuah

Kontak dengan sumber informasi di

dorongan yang muncul dari dalam diri

luar masyarakatnya dilakukan oleh

sebagai respon ketidakpuasan atas apa

setiap petani. Hal yang membedakan

yang mereka dapatkan sebagai hasil

dari setiap karakteristik petani dalam

Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol 1. No. 2 Desember 2016 │ 38

M.R. Rizqiaputra Saefullah dan G.W. Mukti

melakukan kontak

dengan

sumber

informasi masyarakatnya tersebut ter-

dan sumber informasi yang digunakannya.

dapat pada cara melaksanakan, frekuensi melakukan, media yang digunakan, dan sumber informasi yang

Terdapat kemungkinan/indikasi bahwa faktor keaktifan dalam mencari sumber informasi memiliki hubungan

digunakannya.

dan dipengaruhi oleh usia dan tingkat Terdapat kemungkinan/indikasi bah-

pendidikan sebagai penyebab petani

wa faktor kontak dengan sumber

mengambil keputusan untuk merubah

informasi di luar masyarakatnya memi-

manajemen usaha taninya. Kemung-

liki hubungan dan dipengaruhi oleh

kinan tersebut adalah semakin muda

usia, tingkat pendidikan, dan penga-

usia petani dan semakin tinggi tingkat

laman usaha tani sebagai penyebab

pendidikan petani, maka cenderung

petani mengambil keputusan untuk

semakin aktif dalam mencari sumber

merubah manajemen usaha taninya.

informasi dengan memanfaatkan media

Kemungkinan tersebut adalah semakin

komunikasi yang lebih modern seperti

muda usia petani, semakin tinggi ting-

internet dan mencari sumber informasi

kat pendidikan petani, dan semakin

yang lebih banyak.

singkat pengalaman usaha tani mereka, maka cenderung semakin aktif dalam melakukan kontak

dengan

sumber

informasi di luar masyarakatnya dan semakin luas pula jangkauan sumber informasi yang mereka gunakan. b. Keaktifan Mencari Sumber Informasi

c. Pengetahuan tentang Keuntungan Relatif dari Praktik yang Dilakukan Petani telah terlebih dahulu mencari informasi

mengenai

keuntungan-

keuntungan yang mungkin didapatkan oleh mereka dari praktik kemitraan dengan perusahaan dan perubahan

Kegiatan mencari sumber informasi

manajemen usaha tani mereka, sebelum

dilakukan secara aktif oleh setiap

melakukan kemitraan. Informasi yang

petani. Hal yang membedakan dari

dicari oleh petani adalah mengenai

setiap karakteristik petani dalam men-

keuntungan ekonomi yang bisa mereka

cari sumber informasi secara aktif

dapatkan,

terdapat pada media yang digunakan

dibutuhkan, dan pola pembayaran dari

biaya

39 │ Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol 1. No. 2 Desember 2016

usaha

tani

yang

M.R. Rizqiaputra Saefullah dan G.W. Mukti

melakukan

perubahan

manajemen

cara tersebut untuk memberikan petani

usaha tani dan kemitraan dengan

pendapatan yang stabil dan memenuhi

perusahaan mitra.

kebutuhan

ekonomi

mereka.

Hal

tersebut dapat terjadi karena peran Rasa membutuhkan informasi mengenai keuntungan relatif dari praktik yang dilakukan yang dirasakan oleh setiap petani, menyebabkan tidak adanya

kecenderungan

tertentu

pada

pengetahuan tentang keuntungan relatif dari praktik yang dilakukan terhadap semua kategori karakteristik sosial ekonomi petani. Tidak adanya kecenderungan tertentu tersebut dikarenakan

mereka hanya sebagai penerima harga, sehingga

ketika

mekanisme

pasar

(tingkat permintaan dan penawaran) membuat harga komoditas fluktuatif dengan kecenderungan ekstrem yang menyebabkan harga jual lebih rendah dari harga pokok produksi (HPP) mereka, penghasilan mereka dari usaha tani tersebut dalam satu musim menjadi rendah dan rentan mengalami kerugian.

tidak terdapat perbedaan dari rasa membutuhkan

tentang

Rasa tidak puas yang dirasakan

keuntungan relatif dari praktik yang

setiap petani, menyebabkan tidak terda-

dilakukan mereka. Hal tersebut memi-

patnya kecenderungan tertentu pada

liki

terdapat

kepuasan pada cara-cara lama terhadap

kemungkinan bahwa faktor pengeta-

semua kategori karakteristik sosial

huan tentang keuntungan relatif dari

ekonomi petani. Tidak adanya kecen-

parktik yang dilakukan dipengaruhi

derungan tertentu tersebut dikarenakan

oleh karakteristik petani untuk mengu-

tidak terdapat perbedaan sikap petani

bah manajemen usaha tani mereka.

terhadap kepuasan terhadap cara-cara

makna

pengetahuan

bawa

tidak

lama dari usaha tani mereka. Hal tersed. Kepuasan pada Cara-cara Lama

but memiliki makna bawa tidak terda-

Pada dasarnya, petani merasa tidak

pat kemungkinan bahwa faktor kepua-

puas terhadap cara-cara lama dalam

san pada cara-cara lama dipengaruhi

usaha tani yang mereka lakukan. Rasa

oleh karakteristik petani untuk mengu-

tidak puas tersebut, meliputi pola usaha

bah manajemen usaha tani mereka.

tani atau budidaya dan pola pemasaran atau penjualan. Rasa tidak puas tersebut dikarenakan ketidakmampuan cara-

Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol 1. No. 2 Desember 2016 │ 40

M.R. Rizqiaputra Saefullah dan G.W. Mukti

beberapa petani saja yang memiliki dan

2. Faktor Lingkungan

menggunakan jaringan internet. Faktor lingkungan seperti tersedianya

media

komunikasi,

adanya

Terdapat kemungkinan (indikasi)

sumber informasi secara rinci, penga-

bahwa faktor tersedianya media komu-

laman dari petani lain, faktor-faktor

nikasi memiliki hubungan dan dipenga-

alam, dan minat dan tujuan keluarga,

ruhi oleh usia dan tingkat pendidikan

dapat menyebabkan petani mau mengu-

sebagai penyebab petani mengambil

bah manajemen usaha taninya. Faktor-

keputusan untuk merubah manajemen

faktor tersebut dapat dipengaruhi oleh

usaha taninya.

faktor sosial (usia, tingkat pendidikan, dan pengalaman usaha tani) dan ekonomi (luas lahan dan jumlah tanggungan)

Kemungkinan tersebut adalah semakin muda usia petani dan semakin tinggi tingkat pendidikan petani, maka

petani.

cenderung semakin memanfaatkan bera. Tersedianya Media Komunikasi

bagai media komunikasi yang telah tersedia seperti media internet.

Jaringan media komunikasi berupa jaringan telepon dan jaringan internet telah tersedia di Desa Margamekar.

b. Adanya Sumber Informasi Secara Rinci

Ketersediaan jaringan media komunikasi tidak memiliki hubungan dengan karakteristik petani itu sendiri, karena jaringan tersebut tersedia dan memfasilitasi setiap penduduk Desa Margamekar yang ingin memiliki dan meng-

Faktor adanya sumber informasi secara rinci dirasakan sebagai salah satu faktor yang mendorong petani untuk membuat keputusan merubah manajemen usaha taninya. Adanya sumber informasi secara rinci mampu

gunakannya.

menunjang

pengaplikasian

inovasi

Hal yang berbeda adalah pada

usaha tani petani yang akan diikuti oleh

kepemilikan dan penggunaan media

perubahan manajemen usaha tani. Hal

komunikasi tersebut oleh petani. Para

yang membedakan dari setiap karak-

petani telah memiliki dan menggu-

teristik petani dengan kebutuhannya

nakan layanan telepon sebagai media

akan adanya sumber informasi secara

komunikasi mereka,

namun hanya

41 │ Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol 1. No. 2 Desember 2016

M.R. Rizqiaputra Saefullah dan G.W. Mukti

rinci terdapat pada sumber (media

budidaya dan kemudahan untuk meng-

informasi) yang digunakannya.

adopsinya, tingkat permintaan hasil budidaya, harga produk per satuan

Terdapat kemungkinan/indikasi bahwa faktor adanya sumber informasi

berat, keuntungan usaha tani per satuan luas, dan kemudahan pemasaran.

secara rinci memiliki hubungan dan dipengaruhi oleh usia dan tingkat

Keinginan

untuk

mengetahui

pendidikan sebagai penyebab petani

pengalaman petani lain dalam mela-

mengambil keputusan untuk merubah

kukan perubahan manajemen usaha

manajemen usaha taninya. Kemung-

tani yang dirasakan oleh setiap petani,

kinan tersebut adalah semakin muda

menyebabkan tidak terdapatnya kecen-

usia petani dan semakin tinggi tingkat

derungan tertentu pada faktor penga-

pendidikan petani, maka cenderung

laman petani lain terhadap semua

menggunakan lebih banyak sumber

kategori karaktersitik sosial ekonomi

informasi dari berbagai media, baik

petani. Tidak adanya kecenderungan

cetak ataupun elektronik, dan dari

tertentu tersebut dikarenakan tidak

pihak-pihak lainnya seperti penyuluh,

terdapat perbedaan sikap petani terha-

petani lain, konsumen, kelompok tani,

dap faktor tersebut. Hal tersebut memi-

dan akademisi.

liki

makna

bahwa

tidak

terdapat

kemungkinan bahwa faktor pengac. Pengalaman Petani Lain Petani mempertimbangkan pengalaman petani lain dari praktik kemitraan dengan perusahaan dan perubahan

laman petani lain dipengaruhi oleh karakteristik petani untuk mengubah manajemen usaha tani mereka. d. Faktor-Faktor Alam

manajemen usaha tani yang petani lain lakukan. Pengalaman petani lain dijadi-

Petani

menganggap

faktor-faktor

kan acuan bagi para petani untuk

alam merupakan hal mendasar bagi

mengetahui keuntungan relatif yang

kegiatan usaha tani, karena berhubu-

bisa didapatkan dengan melakukan

ngan dengan kesesuaian dan kemam-

perubahan manajemen usaha tani dan

puan

kemitraan dengan perusahaan mitra.

dengan optimal. Dalam praktiknya,

Hal-hal yang menjadi perhatian para

kegiatan

petani adalah perubahan pada pola

mengikuti apa yang alam sediakan,

tanaman

usaha

untuk

tani

berproduksi

tidak

hanya

Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol 1. No. 2 Desember 2016 │ 42

M.R. Rizqiaputra Saefullah dan G.W. Mukti

namun dilakukan dengan rekayasa

setiap petani telah terlebih dahulu

menggunakan

sehingga

mempertimbangkan minat dan tujuan

faktor alam tersebut dapat sesuai

keluarga. Minat keluarga, khususnya

dengan

yang

anak sebagai penerus (regenerasi),

terdapat

untuk berusaha tani, dipertimbangkan

pada cara petani menyikapi, upaya

dalam hal pemilihan komoditas yang

yang

dibudidayakan.

teknologi

kebutuhan

dibudidayakan.

tanaman

Perbedaan

dilakukan,

teknologi

yang

menyelaraskan

dan

jenis-jenis

Selain

itu,

tujuan

digunakan

untuk

keluarga dalam hal ekonomi dan sosial,

faktor-faktor

alam

juga menjadi penyebab mereka mengu-

dengan kebutuhan budidaya.

bah

manajemennya.

Tujuan-tujuan

keluarga, seperti memberikan pendiPerbedaan tersebut memiliki arti bahwa terdapat indikasi/kemungkinan bahwa faktor-faktor alam memiliki hubungan dan dipengaruhi oleh usia, tingkat pendidikan, dan luas lahan sebagai penyebab petani mengambil keputusan untuk merubah manajemen usaha taninya. Kemungkinan tersebut

dikan pada anak, keinginan memiliki aset tertentu, atau tujuan sosial lainnya, merupakan faktor yang memberikan dorongan yang menyebabkan petani berkeinginan untuk meningkatkan pendapatannya dengan cara melakukan kemitraan

dengan

perusahaan

dan

untuk mau merubah manajemennya.

adalah semakin muda usia petani, semakin tinggi tingkat pendidikan, dan

Pertimbangan

mengenai

tujuan

semakin sempit lahan yang diusahakan

keluarga dan minat keluarga dalam

oleh petani, maka cenderung lebih

berusaha tani yang dilakukan oleh

terbuka pada penggunaan berbagai

setiap petani, menyebabkan tidak terda-

jenis

untuk

patnya kecenderungan tertentu pada

alam dengan

faktor tujuan dan minat keluarga terha-

yang

dap semua kategori karakteristik sosial

teknologi

menyesuaikan kebutuhan

pertanian

faktor

tanaman

dibudi-

dayakan.

ekonomi petani. Tidak adanya kecenderungan tertentu tersebut dikarenakan

e. Minat dan Tujuan Keluarga

tidak terdapat perbedaan sikap petani

kemitraan

terhadap faktor tersebut. Hal tersebut

dengan perusahaan yang membutuhkan

memiliki makna bawa tidak terdapat

perubahan

kemungkinan bahwa faktor tujuan dan

Sebelum

melakukan

manajemen

usaha

tani,

43 │ Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol 1. No. 2 Desember 2016

M.R. Rizqiaputra Saefullah dan G.W. Mukti

minat keluarga dipengaruhi oleh karak-

B. SARAN

teristik petani untuk mengubah mana1. Kelompok tani Katata perlu lebih

jemen usaha tani mereka.

melibatkan KESIMPULAN DAN SARAN

anggotanya

dalam

setiap perencanaan dan pengorganisasian usaha tani untuk memper-

A. SIMPULAN

mudah dan mengefisienkan alur

Berdasarkan hasil penelitian dapat

informasi mengenai hal tersebut

disimpulkan bahwa Terdapat indikasi/

kepada

kemungkinan bahwa keputusan petani

sehingga bias informasi dapat dimi-

untuk

nimalisir.

merubah

manajemen

usaha

taninya dipengaruhi oleh faktor-faktor:

petani

berstatus

Pelaksanaan

mitra

kegiatan

evaluasi bersama yang dikemas dalam bentuk sharing antar anggota

1. Kontak dengan sumber informasi di

dapat dilakukan untuk mencari

luar masyarakatnya yang dipenga-

solusi permasalahan usaha tani

ruhi oleh usia, tingkat pendidikan,

bersama-sama sekaligus memper-

dan pengalaman usaha tani petani.

kuat ikatan sesama anggota kelom-

2. Keaktifan mencari sumber informasi yang dipengaruhi oleh usia dan tingkat pendidikan petani. 3. Tersedianya

media

komunikasi

yang dipengaruhi oleh usia dan tingkat pendidikan petani.

pok tani Katata. 2. Penyuluh pertanian dapat lebih banyak menyampaikan dan menekankan

pentingnya

pelaksanaan

manajemen usaha tani, khususnya pencatatan dalam usaha tani, serta mengenai praktik kemitraan yang

4. Adanya sumber informasi secara

dapat dilakukan oleh petani.

rinci yang dipengaruhi oleh usia dan tingkat pendidikan petani.

3. PT. Hero Supermarket dapat memberikan petani mitra pendampingan

5. Faktor-faktor alam yang di-penga-

dan pencerdasan dalam kemitraan

ruhi oleh usia, tingkat pendidikan,

ini, khususnya dalam manajemen

dan luas lahan.

dan pencatatan.

Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol 1. No. 2 Desember 2016 │ 44

M.R. Rizqiaputra Saefullah dan G.W. Mukti

Bolwig S, Peter Gibbon, and Sam

UCAPAN TERIMA KASIH

Jones. 2009. The Economics of Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh petani anggota dan mitra Kelompok Tani Katata, yang telah

Smallholder

Organic

Contract

Farming in Tropical Africa. Journal of World Development, Vol. 37, No. 6, pp. 1094-1098.

memberikan izin pengambilan data dan kemudahan dalam penelitian ini.

Hafsah,

Mohammad

Jafar.

1999.

Kemitraan Usaha Konsepsi dan DAFTAR PUSTAKA

Strategi. Pustaka Sinar Harapan.

Aryani, Lita. 2009. Analisis Pengaruh Kemitraan

Terhadap

Pendapatan

Usaha tani Kacang Tanah (Kasus Kemitraan PT. Garudafood dengan Petani Kacang Tanah di Desa Palangan,

Kecamatan

Jangkar,

Kabupaten Situbondo, Jawa Timur).

Jakarta. Hastuti, E, L dan Bambang, I. Peranan Kelembagaan Lokal pada Kegiatan Agribisnis di Pedesaan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi

Pertanian

Departemen

Pertanian. Bogor.

Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Mosher, AT. 1997. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Yasaguna.

Badan Pusat Statistik (BPS) Republik

Jakarta

Indonesia. 2013. Statistik Indonesia 2013.

Nasution, Zulkarimen. 1989. PrinsipPrinsip Komunikasi untuk Penyu-

_______. 2013a. Laporan Hasil Sensus Pertanian 2013.

Ekonomi

Barham J and Clarence Chitemi. 2009. Collective

Action

Initiatives

to

Improve Marketing Performance: Lessons From Farmer Groups in Tanzania. Journal of Food Policy, 34 (53-59), 2009.

luhan. Lembaga Penerbit Fakultas Universitas

Indonesia.

Jakarta. Reijntjes, C., Bertus Haverkort, Ann Waters-Baye. 1999. Pertanian Masa Depan: Pengantar untuk Pertanian Berkelanjutan dengan Input Rendah. Kanisius. Yogyakarta.

45 │ Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol 1. No. 2 Desember 2016

M.R. Rizqiaputra Saefullah dan G.W. Mukti

Rusidi. 2006. Teknik Analisis Kuan-

Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja

titatif. Lembaga Penelitian Unpad.

(Edisi

Bandung.

Jakarta.

Ketiga).

Rajawali

Pers.

Soekartawi, dkk. 1985. Ilmu Usaha

Yeri, Taufan. 2001. Kajian Pola Ke-

Tani dan Penelitian untuk Pengem-

mitraan PT. Saung Mirwan dengan

bangan Petani Kecil. Universitas

Petani Paprika (Studi Kasus Mitra

Indonesia. Jakarta.

Kota).

Tesis.

Institut

Pertanian

Bogor. Bogor. Susanti. 2013. Pengaruh Kemitraan Terhadap Peningkatan Pendapatan

Zaelani,

Achmad.

2008.

Manfaat

Usaha Tani Sayuran (Studi Kasus:

Kemitraan Agribisnis bagi Petani

Gapoktan Rukun Tani Desa Citapen,

Mitra (Kasus: Kemitraan PT Pupuk

Kecamatan

Kujang dengan Kelompok Tani Sri

Bogor.

Ciawi,

Skripsi.

Kabupaten

Bogor:

Institut

Pertanian Bogor.

Mandiri Desa Majalaya Kecamatan Majalaya Provinsi

Terry, George R. 2006. Prinsip-prinsip

Kabupaten Jawa

Karawang,

Barat).

Skripsi.

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Manajemen. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.

Jurnal Agrosains dan Teknologi, Vol 1. No. 2 Desember 2016 │ 46