KETERAMPILAN SOSIAL REMAJA DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DI DUSUN

Download Menurut Leman (2009: 16) urutan kelahiran sesorang dalam keluarga memberikan pengaruh dalam kepribadian, hubungan dengan teman sebaya, re...

0 downloads 373 Views 294KB Size
Keterampilan Sosial Ditinjau........(Kindi Mukhlis Zakaria) 666

KETERAMPILAN SOSIAL REMAJA DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DI DUSUN KRAPYAK TRIHARJO SLEMAN ADOLESCENT SOCIAL SKILLS REVIEWED FROM BIRTH ORDER IN KRAPYAK DISTRICT TRIHARJO SLEMAN Oleh: kindi mukhlis zakaria, program studi bimbingan dan konseling universitas negeri yogyakarta [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya keterampilan sosial remaja antara anak tunggal dengan anak sulung, anak tunggal dengan anak tengah, anak tunggal dengan anak bungsu, anak sulung dengan anak tengah, anak sulung dengan anak bungsu, dan anak tengah dengan anak bungsu di Dusun Krapyak, Triharjo, Sleman. Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif menggunakan pendekatan kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja di Dusun Krapyak, Triharjo, Sleman dengan rincian 10 remaja anak tunggal, 30 anak sulung, 13 anak tengah, dan 21 anak bungsu. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Alat pengumpulan data menggunakan skala keterampilan sosial, analisis data menggunakan analisis statistik ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan nilai F sebesar 2,384 dengan taraf signifikansi sebesar 0,077. Taraf signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 atau p>0,05 yang dapat diartikan bahwa tidak terdapat perbedaan keterampilan sosial ditinjau dari urutan kelahiran di Dusun Krapyak, Triharjo, Sleman. Kata kunci: keterampilan sosial, urutan kelahiran Abstract The aim of the study is to determine whether there is any social skill of teenagers between the only child and the firtsborn, the only child with middle child, the only child with the lastborn, the firstborn with the middle child, the firstborn with the lastborn , and the middle child with the lastborn chid in Krapyak District, Triharjo, Sleman. The type of this research is comparative research with quantitative approach. The subjects in this study were teenagers in Krapyak district, Triharjo, Sleman with details of 10 only child, 30 firstborn, 13 middle children, and 21 lastborn. The sampling technique used is purposive sampling. The data collection technique use social skills scale, data analysis using ANOVA statistical analysis. The results showed that the F value of 2.384 with a significance level of 0.077. This significance level is greater than 0.05 or p> 0.05 which can be interpreted that there is no difference in social skills in terms of birth order in Krapyak disrict, Triharjo, Sleman. Keywords: social skills, birth order

kognitif dan sosio emosional. Hurlock (1980:

PENDAHULUAN Remaja adalah masa transisi bagi seorang individu.

Pada

mulai

remaja rentang 11 hingga 14 tahun, masa remaja

meninggalkan masa kanak-kanak menuju masa

awal 14-17 tahun dan fase remaja akhir 17-21

dewasa. Masa remaja ini ditandai dengan

tahun. Sedangkan menurut Santrock (Singgih

perubahan fisik yang signifikan seperti tinggi

Gunarsa, 2004: 196) yang dimaksud remaja

badan, pertambahan berat badan, perubahan

adalah mereka yang mengalami masa peralihan

bentuk tubuh, suara yang membesar dan

dari masa kanak-kanak menuju dewasa, usia 12

perkembangan

hingga 20an tahun.

reproduksinya.

masa

ini

individu

206) membagi remaja dalam 3 fase yaitu pra

karakteristik Menurut

pendapat

bagian Santrock

Selain tampak dari sisi fisik, remaja juga

(2003: 206) remaja sebagai masa perkemba-ngan

mengalami perubahan-perubahan dari aspek

transisi antara masa kanak-kanak dan masa

psikososialnya. Chaplin (2006: 178) dalam

dewasa yang mencakup perubahan biologis,

kamus

lengkap

psikologi

mendefinisikan

667 Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Volume 3, Nomer 10, Oktober 2017

psikososial

sebagai

suatu

aspek

yang

adalah kemampuan atau kecakapan yang dimiliki

menyinggung relasi sosial yang mencakup

seseorang

faktor-faktor psikologis. Piaget (Hurlock 1980:

berinteraksi dengan lingkunganya yang meliputi

206) menyatakan, secara psikologis masa remaja

kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan

adalah usia dimana individu berintegrasi dengan

dengan orang lain, menghargai diri sendiri dan

masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi

orang lain,memberi dan menerima kritik yang

merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih

diberikan orang lain.

tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama.

untuk

menyesuaikan

diri

dan

Keterampilan sosial juga memberikan banyak manfaat pada diri individu khususnya

Usia remaja adalah usia yang menuntut

remaja. Remaja dengan keterampilan sosial yang

kemandirian dan tanggung jawab. Baik itu

baik juga akan mampu mengungkapkan perasaan

kemandirian secara fisik maupun psikologis,

baik positif maupun negatif dalam hubungan

begitu juga dengan dengan tanggung jawab.

interpersonal, tanpa harus melukai orang lain

Seorang remaja harus dapat bertanggung jawab

(Hargie, Saunders, & Dickson dalam Gimpel &

secara pribadi maupun sosial (Havighust dalam

Merrel, 1998: 4). Keterampilan sosial membawa

Syamsu Yusuf, 2015: 74). Tanggung jawab

remaja untuk lebih berani berbicara mengungkap

secara sosial ini dapat berupa partisipasi remaja

setiap perasaan atau permasalahan yang dihadapi

dalam kegiatan-kegiatan masyarakat, rasa empati

dan sekaligus menemukan penyelesaian yang

kepada orang lain, dan dapat berperilaku sesuai

adaptif sehungga mereka tidak mencari pelarian

dengan

dan

ke hal-hal lain yang justru dapat merugikan

tingkah

dirinya sendiri dan orang lain. Keterampilan

norma

sosial

mempertanggung

yang

jawabkan

dianut

segala

lakunya.

sosial baik secara langsung maupun tidak

Ketika

seorang

remaja

memiliki

langsung

membantu

remaja

untuk

dapat

tanggung jawab secara sosial maka remaja

menyesuaikan diri dengan standar harapan

membutuhkan komunikasi dan interaksi untuk

masyarakat dalam nrma-norma yang berlaku di

menjalin hubungan dengan lingkungan sosialnya

sekelilingnya. (Matson dalam Gimpel & Merrel,

baik itu lingkungan sekolah, lingkungan tempat

1998: 5).

bergaul

maupun

masyarakat.

Dari keterangan para ahli pada paragraf

Komunikasi dan interaksi seorang remaja akan

sebelumnya dapat kita ambil poin bahwa

berjalan dengan baik apabila remaja memiliki

keterampilan sosial sangat diperlukan bagi

keterampilan

remaja

menurut

lingkungan

sosial.

Budiman

untuk

menyelesaikan

tugas-tugas

perkembangannya secara optimal khususnya

berkomunikasi,

pada aspek sosial. Namun, pengamatan yang

penyesuaian diri, dan kemampuan menjalin

dilakukan peneliti di dusun Krapyak, Triharjo,

hubungan baik dengan orang lain. Menurut

Sleman

Zainun Mu’tadin (2006: 2) keterampilan sosial

Remaja dusun Krapyak cenderung kurang

kemampuan

(2006:

sosial 21)

merupakan

Nandang

Keterampilan

menunjukkan

kecenderungan

lain.

Keterampilan Sosial Ditinjau........(Kindi Mukhlis Zakaria) 668

memiliki kesadaran dan tanggung jawab secara

remaja di RW 19 lebih baik dengan jumlah

sosial.

anggota mencapai 40 remaja, namun ketika Kegiatan kerja bakti misalnya, kegiatan

kerja bakti ini memang diselenggarakan secara

kegiatan dilaksanakan hanya sekitar 15 sampai 20 remaja yang berpartisipasi.

insidental oleh perangkat RT atau pun RW

Pengamatan peneliti juga merambah pada

setempat. Pengamatan peneliti di RW 20 dari 55

kegiatan atau acara yang diselenggarakan oleh

anggota AMKA, organisasi Karang Taruna di

remaja itu sendiri. Partisipasi remaja dalam

dusun Krapyak, hanya 15 anggota AMKA yang

kegiatan yang mereka selenggarakan mendapat

berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Dari 15

antusias yang lebih tinggi daripada kegiatan yang

anggota yang hadir 11 di antaranya merupakan

melibatkan masyarakat umum. Acara rapat

anak tengah dan anak bungsu dan hanya 4 yang

remaja rata-rata dihadiri hingga 50% anggota di

berposisi sebagai anak sulung. Kegiatan lain

tiap organisasi karang taruna di RW 19, 20 dan

seperti pengajian rutin yang diselenggarakan

21. Dari pengamatan ini terdapat fakta unik

setiap malam rabu pon di wilayah RW 21 bahkan

bahwa kecenderungan remaja yang aktif di

hanya dihadiri oleh 4-5 remaja Cakadatu

kegiatan adalah anak yang memiliki urutan

(organisasi kepemudaan RW 21) yang semuanya

kelahiran sebagai anak tengah dan anak bungsu.

menempati posisi sebagai anak tengah dan

Dari 28 remaja yang ikut rapat karang taruna

bungsu, padahal dalam susunan organisasi

AMKA terdapat 12 anak merupakan anak tengah

terdapat

Menurut

10 anak merupakan anak bungsu, 5 anak sulung

wawancara dengan Takmir masjid, memang

dan 1 anak tunggal. Peneliti sempat melakukan

fungsi remaja dalam kegiatan pengajian ini

wawancara dengan ketua karang taruna di Dusun

adalah untuk membantu pelaksanaan kegiatan

Krapyak bahwa partisipasi untuk acara seperti

terutama penyajian minuman dan makanan.

rapat

40an

jumlah

anggota.

kurang

mendapatkan

atensi

karena

Fakta lain yang cukup memprihatinkan

berbagai alasan dari anggota, selain itu juga

adalah bahwa di wilayah RW 18 bahkan tidak

dorongan orang tua terhadap anak remajanya

terdapat organisasi khusus untuk remaja. Ketika

untuk berperan aktif dirasa masih kurang.

peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Dukuh

memang

RW

memiliki

pengamatan peneliti di tempat berkumpul para

organisasi yang resmi. Selama ini otoritas

remaja atau yang disebut dengan tongkrongan.

kepemudaan diarahkan oleh salah satu tokoh

Kegiatan di tempat ini bersifat non formal seperti

masyarakat di RW 18. Ketiadaan karang taruna

mengobrol, bermain game hingga bermain kartu

di RW 18 ini berdampak pada sulitnya warga

memang lebih diminati oleh remaja daripada

untuk

kegiatan-kegiatan

mendapatkan

18

tidak

Keadaan tidak jauh berbeda dengan

bantuan

ketika

resmi

remaja.

Intensitas

menyelenggarakan hajatan, karena memang

remaja yang berada ditempat tersebut cukup

fungsi karang taruna salah satnya adalah turut

banyak dalam setiap hari bisa mencapai 15-20

mensukseskan acara warga masyarakat. Keadaan

orang dan didominasi oleh anak yang memiliki

669 Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Volume 3, Nomer 10, Oktober 2017

urutan kelahiran sebagai anak tengah maupun

mengungkapkan

anak bungsu hingga mencapai 70%.

individu

Hal

mengenai

keterampilan

sosial

diperkuat oleh pendapat Desmita (2016:45) yang

bahwa

memberikan

beberapa

aspek

urutan

kelahiran

pengaruh

terhadap

kepribadian

termasuk

keterampilan sosialnya.

menyatakan bahwa keterampilan sosial tidak

Fenomena yang terjadi di Dusun Krapyak

secara tiba-tiba muncul dalam kehidupan remaja,

menjadi sangat pentingnya peran Bimbingan dan

namun terbentuk melalui proses belajar yang

Konseling (BK) di kehidupan sosial masyarakat.

dialami individu sejak lahir. Sebagai figur yang

Peran BK khususnya bidang BK sosial yaitu

paling banyak memiliki hubungan dengan anak

untuk membantu remaja dalam permasalahan

orang

dalam

tugas-tugas perkembangannya sebagai makhluk

mengajarkan keterampian sosial langsung pada

individu dan makhluk sosial. Juntika Nurihsan

anak, tetapi juga berperan dalam pembentukan

(2015:11) merumuskan bimbingan pribadi sosial

hubungan dengan lingkungan terutama dengan

sebagai suatu upaya membantu individu dalam

teman sebaya. Dalam sebuah keluarga, anak

memecahkan masalah yang berhubungan dengan

menduduki posisi tertentu berdasarkan

urutan

keadaan psikologis dan sosial, sehingga individu

kelahiranya yang mana mempunyai pengaruh

memantapkan kepribadian dan mengembangkan

mendasar dalam perkembangan anak selanjutnya

kemampuan dalam menangani masalah pada

(Hurlock, 1980:338).

dirinnya.

tua

tidak

hanya

berperan

Walaupun berada dalam satu keluarga

BK dapat membantu tidak hanya siswa

sifat dari anak satu dengan yang lain akan

disekolah akan tetapi juga remaja di lingkungan

berbeda, bahkan anak kembar pun tidak akan

tempat

memiliki

tersebut

bersikap, berperilaku dan mengambil peran

terbentuk dari pengalaman psikologis mereka

dalam kehidupan dirinya dengan masyarakat.

sebagai

Terlebih

sifat

yang

penafsiran

sama.

anak

Sifat

terhadap

anak

tinggalnya

kemajuan

bagaimana

era

seharusnya

ditandai

membiasakan dirinya berperilaku dalam peran

meningkatnya

tersebut (Iwan Hadibroto 2002: 12). Urutan

informasi dapat memberikan kemudahan dalam

kelahiran sebagai salah satu faktor dalam

berkomunikasi dengan orang lain tanpa harus

keluarga

intelegensi,

bertatap muka dan berinteraksi secara langsung.

penyesuaian diri, kemandirian, kreativitas dan

Di sisi lain hubungan antara individu terutama

perkembangan

anak.

remaja dengan lingkungan tempat tinggalnya

Menurut Leman (2009: 16) urutan kelahiran

harus tetap berjalan beriringan sehingga dapat

sesorang dalam keluarga memberikan pengaruh

menimbulkan feedback atau timbal balik yang

dalam kepribadian, hubungan dengan teman

positif.

yang

mempengaruhi

kepribadian

seorang

sebaya, rekan kerja, masyarakat lingkungan

perkembangan

dengan

Berdasarkan

tempat tinggal dan orang yang dicintai. Begitu

dideskripsikan

juga dengan (Feist & Feist, 2010: 100)

sebelumnya,

pada terdapat

apa

yang

serangkaian kesenjangan

teknologi

telah paragraf antara

Keterampilan Sosial Ditinjau........(Kindi Mukhlis Zakaria) 670

seharusnya remaja bersikap dan berperilaku di

Tempat dan Waktu Penelitian

lingkungan sosialnya. Oleh karena itu peneliti

Penelitian

ini

dilakukan

di

dusun

berkeinginan untuk melakukan penelitian lebih

Krapyak, Triharjo, Sleman. Waktu penelitian ini

lanjut dari hasil observasi tersebut mengenai

dilakukan pada bulan Agustus 2017.

perbedaan keterampilan sosial remaja ditinjau dari urutan kelahiran di Dusun Krapyak,

Populasi dan Sampel Penelitian

Triharjo, Sleman.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja di dusun, Krapyak, Triharjo,

METODE PENELITIAN

Sleman. Pemilihan sampel dalam penelitian ini

Jenis Penelitian

menggunakan teknik purposive sampling yaitu

Pendekatan menggunakan

dalam

jenis

penelitian

penelitian

ini

peneliti menentukan karakteristik atau ciri khas

kuantitatif.

subyek yang akan diteliti.Penelitian ini bertujuan

Menurut Saifuddin Azwar (2013:5), penelitian

memperoleh data

yang obyektif mengenai

kuantitatif adalah data atau informasi yang

keterampilan sosial anak unggal, anak sulung,

dikumpulkan dalam bentuk angka sehingga

anak tengah, dan anak bungsu.

analisisnya berdasarkan numerikal (angka) yang diolah

dengan

metode

statistika.

Peneliti

Teknik Pengumpulan Data

menggunakan pendekatan kuantitatif karena data

Pada penelitian kuantitatif komparatif ini

yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa

menggunakan kuesioner dengan menggunakan

angka-angka yang berguna sebagai alat yang

jenis skala yaitu model skala yang dapat

digunakan

keterangan

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

mengenai sesuatu yang akan diteliti. Data hasil

persepsi terhadap suatu fenomena atau gejala

pengukuran

sosial.

untuk

menemukan

tersebut

kemudian

diolah

menggunakan proses statistik. Metode yang digunakan dalam penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

kali ini adalah penelitian komparatif. Penelitian

Hasil Penelitian

komparatif

a. Keterampilan Sosial Anak Tunggal

yaitu

metode

penelitian

yang

membandingkan keberadaan satu variabel atau

Penelitian

ini

keterampilan

atau pada waktu yang berbeda. Dalam penelitian

sebanyak 33 soal. Skor tertinggi dari item yang

ini,

mengkomparasikan

disebarkan adalah 4 dan skor jawaban terendah

keterampilan sosial remaja ditinjau dari urutan

adalah 1, sehingga nilai skor tertinggi dapat

kelahiran dalam keluarga. Urutan kelahiran anak

ditentukan dari 33 x 4 = 132, dan skor nilai

dalam keluarga meliputi, anak tunggal, anak

terendah adalah 33 x 1 = 33. Dari hasil

sulung, anak tengah, dan anak bungsu.

pengumpulan data diperoleh skor tertinggi

akan

dengan

jumlah

skala

lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda,

peneliti

sosial

menggunakan

item

sebesar 112 dan skor terendah 82. Hasil analisis

671 Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Volume 3, Nomer 10, Oktober 2017

deskriptif hitung diperoleh nilai mean sebesar

Distribusi frekuensi relatif keterampilan

98 median sebesar 99 modus sebesar 99 dan

Sosial Anak Sulung tercantum pada tabel

standar deviasi sebesar 98,89.

dibawah ini :

Distribusi frekuensi relatif keterampilan

No

Kategori

Sosial Anak Tunggal tercantum pada tabel dibawah ini : No

Kategori

Rentang Skor

Banyak Siswa

%

0% 60 % 40 %

1. 2.

Rendah Sedang

33-66 67-99

0 6

3.

Tinggi

100-132

4

bahwa terdapat 4 anak tunggal yang memiliki keterampilan sosial dengan kategori tinggi atau setara dengan 40% remaja dengan keterampilan sosial sedang sebanyak 6 orang atau setara dengan 60% dan tidak terdapat remaja dalam kategori rendah atau setara dengan 0%. Dengan demikian disimpulkan bahwa anak tunggal memiliki keterampilan sosial dalam kategori sedang.

keterampilan

Siswa

Rendah

33-66

0

0%

2.

Sedang

67-99

11

36,7%

3.

Tinggi

100-132

19

63,3%

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa terdapat 19 anak sulung yang memiliki keterampilan sosial dengan kategori tinggi atau dengan

63,3%

remaja

dengan

keterampilan sosial sedang sebanyak 11 orang atau setara dengan 36,7% dan tidak terdapat remaja dalam kategori rendah atau setara dengan 0%. Dengan demikian disimpulkan bahwa anak sulung memiliki keterampilan sosial dalam kategori tinggi. c. Keterampilan Sosial Anak Tengah Penelitian keterampilan

ini sosial

menggunakan dengan

jumlah

skala item

sebanyak 33 soal. Skor tertinggi dari item yang

b. Keterampilan Sosial Anak Sulung Penelitian

Skor

Persentase

1.

setara Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui

Rentang Banyak

ini sosial

disebarkan adalah 4 dan skor jawaban terendah

menggunakan

skala

dengan

item

jumlah

sebanyak 33 soal. Skor tertinggi dari item yang disebarkan adalah 4 dan skor jawaban terendah adalah 1, sehingga nilai skor tertinggi dapat ditentukan dari 33 x 4 = 132, dan skor nilai terendah adalah 33 x 1 = 33. Dari hasil pengumpulan data diperoleh skor tertinggi sebesar 122 dan skor terendah 90. Hasil analisis deskriptif hitung diperoleh nilai mean sebesar 102,83 median sebesar 103, modus sebesar 93 dan standar deviasi sebesar 8,85.

adalah 1, sehingga nilai skor tertinggi dapat ditentukan dari 33 x 4 = 132, dan skor nilai terendah adalah 33 x 1 = 33. Dari hasil pengumpulan data diperoleh skor tertinggi sebesar 126 dan skor terendah 85. Hasil analisis deskriptif hitung diperoleh nilai mean sebesar 108,46, median sebesar 107, modus sebesar 126 dan standar deviasi sebesar 13,2. Distribusi frekuensi relatif keterampilan Sosial Anak Tengah tercantum pada tabel dibawah ini :

Keterampilan Sosial Ditinjau........(Kindi Mukhlis Zakaria) 672

No

Kategori

Rentang

/Banyak

Skor

Siswa

Persentase

No

Kategori

Rentang

Banyak

Skor

Siswa

%

1.

Rendah

33-66

0

0%

1.

Rendah

33-66

0

0%

2.

Sedang

67-99

3

23,1%

2.

Sedang

67-99

10

47,6%

3.

Tinggi

100-132

10

76,9%

3.

Tinggi

100-132

11

52,4%

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui

bahwa terdapat 10 anak tengah yang memiliki

bahwa terdapat 11 anak bungsu yang memiliki

keterampilan sosial dengan kategori tinggi atau

keterampilan sosial dengan kategori tinggi atau

setara

setara

dengan

76,9%

remaja

dengan

dengan

52,3%

.remaja

dengan

keterampilan sosial sedang sebanyak 3 orang

keterampilan sosial sedang sebanyak 10 orang

atau setara dengan 23,1% dan tidak terdapat

atau setara dengan 47,6% dan tidak terdapat

remaja dalam kategori rendah atau setara dengan

remaja dalam kategori rendah atau setara dengan

0%. Dengan demikian disimpulkan bahwa anak

0%. Dengan demikian disimpulkan bahwa anak

tengah memiliki keterampilan sosial dalam

bungsu memiliki keterampilan sosial dalam

kategori tinggi.

kategori tinggi.

d. Keterampilan Sosial Anak Bungsu Penelitian keterampilan

ini sosial

menggunakan dengan

jumlah

skala

Pembahasan

item

Berdasarkan pengujian yang dilakukan

sebanyak 33 soal. Skor tertinggi dari item yang

dalam penelitian yang berjudul “ Keterampilan

disebarkan adalah 4 dan skor jawaban terendah

Sosial Remaja Ditinjau dari Urutan Kelahiran di

adalah 1, sehingga nilai skor tertinggi dapat

Dusun Krapyak Triharjo Sleman”, diketahui

ditentukan dari 33 x 4 = 132, dan skor nilai

bahwa tidak terdapat perbedaan keterampilan

terendah adalah 33 x 1 = 33. Dari hasil

sosial ditinjau dari urutan kelahiran pada remaja

pengumpulan data diperoleh skor tertinggi

di wilayah dusun Krapyak Triharjo Sleman.

sebesar 118 dan skor terendah 91. Hasil analisis

Berdasarkan data sejumlah 74 responden yaitu

deskriptif hitung diperoleh nilai mean sebesar

remaja berusia 13-22 dengan spesifikasi remaja

101,9, median sebesar 103, modus sebesar 95

yang berposisi sebagai anak tunggal sebanyak 10

dan standar deviasi sebesar 7,84.

orang, remaja yang berposisisi sebagai anak

Distribusi frekuensi relatif keterampilan

sulung sebanyak 30 orang, remaja yang berposisi

Sosial Anak Bungsu tercantum pada tabel

sebagai anak tengah sebanyak 13 orang, dan

dibawah ini :

remaja yang berposisi sebagai anak bungsu sebanyak

21

orang

menunjukkan

bahwa

hipotesis ditolak. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil statistik dengan program SPSS 18.0 dengan uji ANOVA bahwa pengujian hipotesis

673 Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Volume 3, Nomer 10, Oktober 2017

menunjukkan nilai F sebesar 2,384 dengan taraf

yang memiliki keterampilan sosial sedang atau

signifikansi sebesar 0,077. Taraf signifikansi

setara dengan 23, 1% sedangkan 10 remaja

tersebut lebih besar dari 0,05 atau p>0,05 yang

memiliki

dapat diartikan bahwa tidak terdapat perbedaan

sebanyak 76,9%, sedangkan remaja dengan

keterampilan

keterampilan sosial rendah sebanyak 0% atau

sosial

ditinjau

dari

urutan

kelahiran.

keterampilan

sosial

tinggi

atau

tidak ada remaja yang dikategorikan memiliki

Pengamatan

keterampilan

keterampilan sosial rendah. Pada anak bungsu

sosial menurut urutan kelahiran secara rinci di

sebanyak 10 remaja memiliki kategori sedang

temukan

perbedaan

atau setara dengan 47,6%, 11 remaja dalam

tunggal

kategori tinggi atau 52,4% serta tidak ada remaja

bahwa

perbedaan

tidak

keterampilan

sosial

dibandingan

anak

signifikansi

0,174

terdapat

antara sulung untuk

anak dengan

taraf

perbedaan

antara

yang berada pada kategori rendah atau 0%. Hasil

penelitian

tersebut

diperkuat

keterampilan sosial anak tunggal dengan anak

dengan pendapat Schneiders dalam (M Nur

sulung,

0,295 untuk perbedaan antara anak

Ghufron, 2014: 55) yang menyatakan bahwa

tunggal dengan anak bungsu, 0,083 untuk

penyesuaian dan interaksi dipengaruhi oleh

perbedaan anak sulung dengan anak tengah,

beberapa 2 faktor yaitu faktor internal yang

0,736 perbedaan anak sulung dengan anak

meliputi

bungsu, 0,058 perbedaan anak tengah dan anak

kematangan intelektual, emosi dan motivasi.

bungsu, namun terdapat perbedaan keterampilan

Kedua, faktor eksternal yang berasal dari

sosial antara anak tunggal dengan anak tengah

lingkungan yang meliputi lingkungan rumah,

terlihat dari taraf signifikansi sebesar 0,012. Ini

keluarga, sekolah, dan masyarakat. Selain itu

menunjukkan bahwa adanya hasil yang tidak

menurut Collins & Steinberg (King,2010: 194)

konsisten yang didapat antar variabel-variabel.

bahwa faktor terbesar pada perkembangan sosial

Lebih rinci dipaparkan bahwa penelitian

kondisi

jasmani,

psikologis,

remaja adalah orang tua dan teman sebaya. Peran

terhadap keterampilan sosial anak tunggal

orang tua

menjadi

terdapat 6 remaja yang memiliki keterampilan

perkembangan seorang individu karena orang tua

sosial sedang setara dengan 60% dan 4 remaja

sebagai figur yang pertama kali melakukan

memiliki keterampilan sosial tinggi atau setara

kontak, mengenalkan informasi dari luar kepada

dengan 60%, dan tidak terdapat remaja dalam

anak-anaknya. Selain itu orang tua juga memiliki

kategori rendah. Pada anak sulung di ketahui

peran pegawasan terhadap remaja yang meliputi

sebanyak 11 remaja memiiki keterampilan sosial

pengawasan

sedang atau setara dengan 37% dan 19 remaja

aktivitas, persahabatan dan nilai-nilai akademik.

terhadap

sangat

penting dalam

lingkungan

sosialnya

dengan keterampilan sosial tinggi atau sebanyak

Penelitian yang dilakukan oleh Riggio &

63% dan tidak ada remaja dalam kategori

Sotoodeh (1989) terhadap 205 subjek remaja

keterampilan sosial yang rendah atau setara

yang berposisi sebagai anak tunggal sebanyak 18

dengan 0%. Pada anak tengah terdapat 3 remaja

anak, 90 remaja yang berposisi sebagai anak

Keterampilan Sosial Ditinjau........(Kindi Mukhlis Zakaria) 674

sulung, 39 remaja berposisi sebagai anak tengah

SIMPULAN DAN SARAN

dan 58 remaja yang berposisi sebagai anak

Simpulan

sulung. Pada penelitian tersebut disimpulkan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai

bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan

perbedaan keterampilan sosial remaja ditinjau

antara anak tunggal, anak sulung, anak tengah

dari urutan kelahiran di Dusun Krapyak,

dan anak bungsu terhadap keterampilan sosial.

Triharjo, Sleman dapat ditarik kesimpulan bahwa

Hasil yang serupa juga ditemukan pada beberapa

:

penelitian mengenai urutan kelahiran dengan

1. Tidak terdapat perbedaan keterampilan sosial

variabel lain seperti empati, asertif ataupun

antara anak tunggal dengan anak sulung di

kemampuan secara sosial yang dilakukan oleh

Dusun Krapyak, Triharjo, Sleman.

beberapa peneliti yaitu Basket, 1984, Deutsch,

2. Terdapat

perbedaan

keterampilan

sosial

1981, Falbo, 1977, Hall & Beil-Warner, 1977,

antara anak tunggal dengan anak tengah di

Kalliopuska, 1984, dan Miller, 1976 (Riggio &

Dusun Krapyak, Triharjo, Sleman.

Sotoodeh, 1989). Penyebab ketidak signifikansi

3. Tidak terdapat perbedaan keterampilan sosial

pada hasil tersebut dapat disebabkan pada

antara anak tunggal dengan anak bungsu di

variabel-variabel lain seperti jenis kelamin dan

Dusun Krapyak, Triharjo, Sleman.

pola asuh orang tua. Berdasarkan

4. Tidak terdapat perbedaan keterampilan sosial beberapa

uraian

pada

paragraf sebelumnya maka dapat disimpulkan

antara anak sulung dengan anak tengah di Dusun Krapyak, Triharjo, Sleman.

bahwa urutan kelahiran dalam sebuah keluarga

5. Tidak terdapat perbedaan keterampilan sosial

tidak dapat dijadikan tolok ukur atau faktor

antara anak sulung dengan anak bungsu di

penentu dari keterampilan sosial yang dimiliki

Dusun Krapyak, Triharjo, Sleman.

oleh seorang remaja. Implementasi dengan BK,

6. Tidak terdapat perbedaan keterampilan sosial

penelitian ini berkaitan dengan BK Sosial. Setiap

antara anak tengah dengan anak bungsu di

remaja

Dusun Krapyak, Triharjo, Sleman.

memiliki

pemikiran,

pengalaman,

lingkungan dan pola asuh yang berbeda sehingga

7. Dari

data

hasil

pengujian

perbedaan

akan berbeda pula karakteristik pada setiap

keterampilan sosial ditinjau dari urutan

individu.

kelahiran

Peran

BK

disini

adalah

untuk

yang

telah

dipaparkan,

memberikan bantuan kepada remaja untuk

menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Dari

mengembangkan keterampilan sosial remaja

6 poin diatas 5 poin menyatakan tidak adanya

sesuai dengan karakter agar dapat berkembang

perbedaan keterampilan sosial menurut urutan

secara optimal. Selain itu Bk juga berfungsi

kelahiran

untuk memberikan bantuan kepada masyarakat

keterampilan sosial anak tunggal dan anak

khususnya remaja yang memiliki permasalahan

tengah

mengenai aspek sosialnya.

menunjukkan adanya perbedaan.

namun

terdapat

pada

hasil

poin

2,

signifikan

yaitu

yang

675 Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Volume 3, Nomer 10, Oktober 2017

Iwan Hadibroto. (2002). Misteri perilaku anak

Saran Berdasarkan kesimpulan dari penelitian

sulung, tengah bungsu, dan tunggal.

ini, maka peneliti mengemukakan saran sebagai berikut :

Jakarta: Gramedia. King, Laura A. (2010). Psikologi Umum, Sebuah

1. Bagi Remaja

Pandangan Apresiatif. Jakarta: Salemba

Remaja diharapkan dapat menggunakan hasil dari penelitian ini agar lebih mampu

Humanika. M. Nur Ghufron. (2014). Teori-Teori Psikologi.

mengenali karakteristik dirinya sendiri pada aspek keterampilan sosial.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Nandang

2. Bagi Orang tua Orang memahami

tua

Budiman.

(2006).

Perkemabangan diharapkan

karakteristik

dapat

masing,

lebih

Anak

Memahami Usia

Sekolah

Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan

masing

Nasional.

anaknya baik itu anak tunggal, anak sulung,

Riggio, E. Ronald & Sotoodeh Y. (1989). Social

anak tengah maupun anak bungsu sehingga

Skills and Birth Order. Psychological

dapat

Report, 64, 211-217.

memberikan

bimbingan

mengenai

perilaku-perilaku sosial sehingga anak dapat mengembangkan

keterampilan

Saifuddin Azwar. (2013). Metode Penelitian.

sosialnya

dengan optimal.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Santrock,

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

John

W.

(2003).

Adolescence:

Perkembangan Remaja. Remaja, Jakarta:

Peneliti selanjutnya diharapkan mampu

Erlangga.

mengembangkan teori tentang keterampilan

Singgih D. Gunarsa. (2004). Dari anak sampai

sosial maupun mengenai urutan kelahiran lebih

lanjut Usia. Jakarta: BPK Jakarta

luas lagi.

Syamsu Yusuf. (2015). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

DAFTAR PUSTAKA Chaplin, J. P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Desmita.

(2016).

Psikologi

Zainun

Mu’tadin Ketrampilan

Perkembangan.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(2006). Sosial

Mengembangkan Pada

Remaja.

Diakses dari http://www.p2tp2aaceh.com. Pada Rabu 12 April 2017 pukul 00.12

Gimpel, G. A., & Merrel, K. W. (1998) .Social

Zainun Mu’tadin. (2002). Kemandirian Sebagai

Skills of Children and Adolescents:

kebutuhan

Conceptualization,

Diakses dari http://www.e-psikologi.com.

Assessment,

Treatment. Mahwah, NJ: Erlbaum. Hurlock,

Elizabeth

Perkembangan, Aksara Pratama.

B.

(1980).

Jakarta:

Pt.

psikologis

pada

remaja.

Pada Selasa 11 April 2017 pukul 21.47

Psikologi Gelora