LAPORAN PENELITIAN TUGAS AKHIR PENGARUH PERBEDAAN KETINGGIAN

Download 1 Feb 2018 ... berlangsung pada Mei 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan ketinggian tempat di daerah elevasi ...

0 downloads 538 Views 665KB Size
LAPORAN PENELITIAN TUGAS AKHIR

PENGARUH PERBEDAAN KETINGGIAN TEMPAT PADA DAERAH ELEVASI RENDAH DAN TINGGI TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT DI KEBUN ADOLINA DAN KEBUN BAH BIRUNG ULU PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV

FELIK PERNANDO SINAGA 1301060 PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERKEBUNAN

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN AGROBISNIS PERKEBUNAN MEDAN 2017

LAPORAN PENELITIAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Diploma IV pada Program Studi Budidaya Perkebunan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan

PENGARUH PERBEDAAN KETINGGIAN TEMPAT PADA DAERAH ELEVASI RENDAH DAN TINGGI TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT DI KEBUN ADOLINA DAN KEBUN BAH BIRUNG ULU PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV

FELIK PERNANDO SINAGA 1301060 PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERKEBUNAN

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN AGROBISNIS PERKEBUNAN MEDAN 2017

HALAMAN PERSETUJUAN PENELITIAN TUGAS AKHIR MAHASISWA STIPAP Nama Program Studi NIM

: : :

FELIK PERNANDO SINAGA BUDIDAYA PERKEBUNAN 1301060

Judul Tugas Akhir

: PENGARUH PERBEDAAN KETINGGIAN TEMPAT PADA DAERAH ELEVASI RENDAH DAN TINGGI TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT DI KEBUN ADOLINA DAN KEBUN BAH BIRUNG ULU PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV

Menyetujui,

Pembimbing I

Pembimbing II

Aulia Juanda Djs, S.Si., M.Si

Sri Murti Tarigan, S.P., M.P

Mengetahui,

Ketua

Ka. PS BDP

Wagino, S.P., M.P

Guntoro, S.P., M.P

Pembimbing Tugas Akhir

: 1. Aulia Juanda, Djs, S.Si., M.Si : 2. Sri Murti Tarigan, S.P., M.P

Tim Penguji

: 1. Ir. W.A. Tambunan, M.P : 2. Tuty Ningsih, S.P., M.P

Telah diuji tanggal 25 bulan Agustus tahun 2017

RINGKASAN FELIK PERNANDO SINAGA, PENGARUH PERBEDAAN KETINGGIAN TEMPAT PADA DAERAH ELEVASI RENDAH DAN TINGGI TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT DI KEBUN ADOLINA DAN KEBUN BAH BIRUNG ULU PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV. Tugas Akhir Mahasiswa STIPAP Program Studi Budidaya Perkebunan dibimbing oleh Aulia Juanda, Djs, S.Si., M.Si., dan Sri Murti Tarigan, S.P., M.P. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) sangat penting artinya bagi Indonesia sebagai komoditi yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan harkat petani perkebunan kelapa sawit serta transmigran Indonesia. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas tanaman kelapa sawit, yaitu iklim, bentuk wilayah, kondisi tanah, bahan tanam, dan teknik budidaya. Ketinggian tempat (altitude) merupakan salah satu faktor dari luar yang berpengaruh terhadap produksi. Perbedaan ketinggian tempat menyebabkan perbedaan produktivitas sehingga data produksi perlu dianalisa dan dilakukan perbandingan. Penelitian dilaksanakan di Kebun Adolina PTP. Nusantara IV yang terletak di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara dan Kebun Bah Birung Ulu PTP.Nusantara IV yang terletak di Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini berlangsung pada Mei 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan ketinggian tempat di daerah elevasi rendah dan daerah elevasi tinggi terhadap produktivitas kelapa sawit. Metodologi yang digunakan adalah metode deskriptif analistis dengan cara mengolah data sekunder (LM 76) dan membuat perbandingan masing-masing data kebun. Berat Tandan di daerah elevasi tinggi (kebun Bah Birung Ulu) memiliki Berat Rata-rata Tandan yang lebih berat daripada Berat Rata-rata Tandan di daerah elevasi rendah (kebun Adolina). Dari hasil penelitian yang dilakukan, kebun Adolina memiliki Rata-rata Jumlah Tandan per pokok terbanyak disusul dengan produksi tertinggi dibandingkan dengan kebun Bah Birung Ulu

Kata Kunci : Pengaruh, Ketinggian tempat, Produksi

i

DAFTAR ISI Hal RINGKASAN .............................................................................................

i

DAFTAR ISI ...............................................................................................

ii

KATA PENGANTAR ................................................................................

iv

RIWAYAT HIDUP ....................................................................................

vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

vii

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1.2 Urgensi Penelitian ...................................................................... 1.3 Tujuan Khusus............................................................................ 1.4 Kontribusi Penelitian ..................................................................

1 1 2 3 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 2.1 Klasifikasi Botani Kelapa Sawit ................................................ 2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit ..................................... 2.3 Kelas Kesesuaian Lahan............................................................. 2.4 Potensi Produksi .........................................................................

4 4 4 8 11

BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................... 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 3.2 Alat dan Bahan ........................................................................... 3.3 Metode Penelitian....................................................................... 3.4 Pengamatan/ Analisa .................................................................. 3.5 Bagan Alur Penelitian ................................................................

16 12 12 12 12 13

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 4.1 Informasi Umum Kebun Adolina............................................... 4.1.1 Sejarah Kebun ................................................................... 4.1.2 Letak Geografis ................................................................ 4.1.3 Luas Areal Kebun ............................................................. 4.2 Informasi Umum Kebun Bah Birung Ulu .................................. 4.2.1 Sejarah Kebun ................................................................... 4.2.2 Letak Geografis ................................................................ 4.2.3 Luas Areal Kebun ............................................................. 4.3 Curah Hujan ............................................................................... 4.4 Penilaian Kelas Kesesuaian Lahan ............................................. 4.4.1 Kebun Adolina .................................................................. 4.4.2 Kebun Bah Birung Ulu...................................................... 4.5 Produksi......................................................................................

14 14 14 14 15 16 16 17 17 18 21 21 21 22

ii

4.5.1 Produksi Kebun Adolina................................................... 4.5.2 Produksi Kebun Bah Birung Ulu ...................................... 4.5.3 Rekapitulasi Produksi Adolina & Bah Birung Ulu...........

22 23 24

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 5.1 Kesimpulan................................................................................. 5.2 Saran ..........................................................................................

27 27 27

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

28

LAMPIRAN

.......................................................................................... 29

iii

KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang mana atas berkat dan kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini sesuai dengan waktu yang direncanakan. Penyusunan Tugas Akhir yang berjudul “Pengaruh Perbedaan Ketinggian Tempat Pada Elevasi Rendan Dan Tinggi Terhadap Produksi Kelapa Sawit Di Kebun Adolina Dan Kebun Bah Birung Ulu PT. Nusantara IV” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan (STIPAP). Dalam Penulisan Tugas Akhir ini, banyak pihak telah memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Wagino, S.P.,M.P selaku Ketua STIPAP Kampus Medan beserta staff dan jajarannya. 2. Bapak Guntoro S.P.,M.P selaku Ketua Program Studi Budidaya Perkebunan STIPAP Kampus Medan. 3. Bapak Aulia Juanda Djs S.Si.,M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Sri Murti Tarigan S.P.,M.P selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan, saran serta motivasi dalam penulisan Tugas Akhir ini. 4. Bapak Ir.W.A.Tambunan, M.P dan Ibu Tuty Ningsih, S.P.,M.P selaku Dosen Penguji I dan II yang telah menguji, memberikan kritik dan saran kepada penulis. 5. Kedua orang tua penulis yang sangat penulis banggakan serta sangat penulis sayangi Ayahanda Arab Sinaga dan Ibunda Rosdiana Manik yang telah memberikan banyak sekali hal-hal luar biasa dalam hidup penulis. 6. Seluruh staff dan pegawai PT. Perkebunan Nusantara IV khususnya Kebun Adolina dan Kebun Bah Birung Ulu yang telah mendukung dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. iv

7. Sahabat

ANKOS

(Anak

Kost)

khususnya

Dani

Bokampi

SihombingHirandi Gumanda Sihite, Leo Fernando Sihombing, Y.Ray Veranda Simbolon, Oerip Abdul Azis yang selalu memberikan support dan dukungan moral. 8. Teman-teman STIPAP khususnya BDP B 2013 yang merupakan temanteman seperjuangan yang telah memberikan inspirasi dan kebersamaan Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini belum sempurna, semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan. Akhir Kata Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Tugas Akhir ini bermanfaat.

Medan, Oktober 2017

Penulis

v

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 15 Maret 1995 di Desa Silakkidir, Kecamatan Huta Bayu Raja, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Penulis merupakan anak ke-4 (empat) dari 6 (enam) bersaudara dari Bapak Arab Sinaga dan Ibu Rosdiana Manik. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) pada tahun 2006 di SD Negeri 091544 Pardomuan Kecamatan Huta Bayu Raja, kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 2 Huta Bayu Raja dan selesai pada tahun 2009. Pada tahun 2012 penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Methodist Pematang Siantar, jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Pada tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan tinggi ke Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agobisnis Perkebunan (STIPAP) Medan dan mengambil jurusan Budidaya Perkebunan (BDP). Selama melaksanakan perkuliahan penulis, telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) sebanyak 2 (dua) kali dan Program Pengabdian Masyarakat (PPM) 1 (satu) kali. Pada tahun 2015 penulis melaksanakan PKL I selama 2 (dua) bulan di PT. Nusantara III Kebun Tanah Raja (KTARA). Pada tahun 2016 penulis melaksanakan PKL II di PT. Inkud Agritama Kebun Kapundung Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat selama 2 (dua) bulan. Pada tahun 2017 penulis melaksanakan Program Pengabdian Masyarakat (PPM) di Desa Sibunga-bunga Hilir, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hulu (STM Hulu) Kabupaten Deli Serdang selama 3 minggu.

vi

DAFTAR TABEL No 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7

Judul Persyaratan Iklim Untuk Tanaman Kelapa Sawit ........................... Keadaan Iklim Untuk Tanaman Kelapa Sawit................................ Klasifikasi Defisit Air Tahunan pada Tanaman Kelapa Sawit ....... Kriteria Keadaan Tanah Untuk Pengusahaan Kelapa Sawit ........... Kriteria Kesesuaian Lahan Kelapa Sawit pada Tanah Mineral ...... Potensi Produksi Kelapa Sawit ....................................................... Luas Areal Afdeling III Kebun Adolina ......................................... Luas Areal Afdeling III Kebun Bah Birung Ulu ............................ Data Curah Hujan Kebun Adolina .................................................. Data Curah Hujan Kebun Bah Birung Ulu ..................................... Perbandingan Rata – Rata Produksi Kebun Adolina ...................... Perbandingan Rata – Rata Produksi Kebun Bah Birung Ulu ......... Rekapitulasi Perbandingan Rata – Rata Produksi ..........................

vii

Hal 5 6 7 8 10 11 15 17 18 19 22 23 24

DAFTAR GAMBAR No 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5

Judul Rata – Rata Hari Hujan Kebun Adolina Dan Bah Birung Ulu ....... Rata – Rata Curah Hujan Kebun Adolina Dan Bah Birung Ulu..... Perbandingan Rata – Rata Jumlah Tandan ..................................... Perbandingan Rata- Rata Berat Tandan .......................................... Perbandingan Rata – Rata TBS.......................................................

viii

Hal 20 20 25 25 26

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) sangat penting artinya bagi Indonesia dalam kurun waktu 35 tahun terakhir ini sebagai komoditi yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan harkat petani perkebunan kelapa sawit serta transmigran Indonesia (Lubis, 1992). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas tanaman kelapa sawit, yaitu iklim, bentuk wilayah, kondisi tanah, bahan tanam, dan teknik budidaya (Lubis, 1992). Selanjutnya Risza (2008) menambahkan bahwa umur tanaman, jumlah populasi tanaman per hektar, sistem penyerbukan, sistem koordinasi panen-angkut-olah, dan sebagainya juga berpengaruh terhadap produktivitas kelapa sawit. Kondisi iklim sangat memegang peranan penting karena mempengaruhi potensi produksi. Hujan berpengaruh besar terhadap produksi kelapa sawit. Pertumbuhan kelapa sawit memerlukan curah hujan > 1250 mm/tahun dengan penyebaran hujan sepanjang tahun merata (Siregar et al. 2006). Tinggi rendahnya curah hujan dapat dilakukan sebagai evaluasi produksi untuk tahun-tahun ke depan. Menurut Sunarko (2007) penyebaran produksi setiap bulan dalam setahun sangat dipengaruhi oleh curah hujan pada tahuntahun sebelumnya. Menurut Risza (2008) produktivitas tanaman kelapa sawit juga bergantung pada komposisi umur tanaman. Semakin luas komposisi umur tanaman remaja dan tanaman tua, semakin rendah produktivitas per hektarnya. Komposisi umur tanaman ini berubah setiap tahunnya sehingga berpengaruh terhadap pencapaian produktivitas per hektar per tahunnya. Pemahaman terhadap pengaruh unsur cuaca dan umur tanaman terhadap pertumbuhan dan produksi tandan kelapa sawit sangat diperlukan sebagai dasar untuk memprediksi dan evaluasi terhadap produktivitas TBS kelapa sawit.

1

Syarat pertumbuhan tanaman kelapa sawit salah satunya adalah ketinggian tempat (altitude) dan perkembangan tanaman kelapa sawit banyak dikaji dari sisi penyebaran geografi. Salah satu faktor pertumbuhan yang berkaitan dengan ketinggian tempat adalah suhu udara. Suhu udara optimum antara 17°C - 20°C dan suhu udara minimum antara 4°C - 5°C dengan suhu udara minimum 4°C - 5°C dengan kelembapan udara 80% - 90%. Tanaman kelapa sawit bisa tumbuh dan berbuah hingga ketinggian 0 – 400 m dpl. Di Indonesia umumnya dan di Sumatera Utara khususnya sampai dengan tahun 1990, daerah dengan ketinggian tempat lebih dari 600 m dpl tidak dianjurkan untuk budidaya tanaman kelapa sawit. Peningkatan temperatur suhu minimum tahunan menjadi ≥18ºC setelah tahun 1990 pada altitude 850 m dpl di Sumatera Utara berimplikasi terhadap prospek perluasan kelapa sawit di dataran tinggi dengan ketinggian 600-850 m dpl. Akhir-akhir ini sesuai hasil studi kelayakan yang dilakukan oleh Listia (2015) dikemukakan bahwa berdasarkan survei kesesuaian lahan khusus tersebut ditunjukkan bahwa secara teknis berdasarkan syarat tumbuh, areal dengan ketinggian tersebut termasuk kelas lahan S3 (agak sesuai). Pada kondisi ketinggian tempat seperti ini disarankan agar peranan faktor kultur teknis harus lebih diperhatikan seperti mempertimbangkan kerapatan tanam dan tindakan konversi air. 1.2 Urgensi Penelitian Pertumbuhan, perkembangan dan produksi kelapa sawit dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari luar maupun dari dalam tanaman itu sendiri. Ketinggian tempat (altitude) merupakan salah satu faktor dari luar yang berpengaruh terhadap produksi. Perbedaan ketinggian tempat menyebabkan perbedaan produktivitas sehingga data produksi perlu dianalisa dan dilakukan perbandingan.

2

1.3 Tujuan Khusus Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan ketinggian tempat di daerah elevasi rendah dan daerah elevasi tinggi terhadap produktivitas kelapa sawit. 1.4 Kontribusi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan pengetahuan bagi pelaku bisnis perkebunan kelapa sawit terkait pengaruh perbedaan ketinggian tempat di daerah elevasi rendah dan daerah elevasi tinggi.

3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Botani Kelapa Sawit Elaeis berasal dari Elaion berarti minyak dalam bahasa Yunani. Guineensis berasal dari Guinea (pantai barat Afrika), Jacq berasal dari nama Botanist Amerika Jacquin. Klasifikasi botani kelapa sawit adalah sebagai berikut: Divisio

: Tracheophyta

Subdivisio

: Pteropsida

Kelas

: Angiospermae

Subkelas

: Monocotiledonae

Ordo

: Cocoideae

Familia

: Palmae

Genus

: Elaeis

Spesies

: Elaeis guineensis Jacq

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit Salah satu faktor penting dalam pertumbuhan, perkembangan maupun produksi tanaman kelapa sawit adalah iklim dan cuaca. Faktor iklim mempunyai peranan penting dalam setiap tahap kegiatan pengelolaan pertanaman kelapa sawit, mulai pembukaan lahan, pembibitan, pertumbuhan hingga pemanenan. Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah kawasan khatulistiwa di sekitar 12 derajat lintang Utara– Selatan dengan kelas iklim Af dan Am menurut sistem klasifikasi Koppen, maupun kelas iklim A, B dan C menurut sistem klasifikasi Schmidth & Ferguson pada ketinggian (elevasi) 0 – 500 m dari atas permukaan laut (dpl). Persyaratan iklim (tabel 2.1) yang berhubungan dengan elevasi sebenarnya berhubungan erat dengan suhu udara terutama suhu udara minimum (Tmin). Hasil survei dan evaluasi Simanjuntak (2015), sampai dengan elevasi 850 m dpl pada kasus di kebun Bah Butong, Marjandi, dan Bah Birung Ulu (PT. 4

Perkebunan Nusantara IV) kabupaten Simalungun, Sumatera Utara dalam dekade terakhir (periode tahun 1991-2000) menunjukkan peningkatan parameter Tmin menjadi lebih dari 18°C dari tahun-tahun sebelumnya, hal ini berkaitan dengan pemanasan global (global warming) maupun perubahan iklim (climate change). Oleh karena itu, berdasarkan survei dan evaluasi kondisi lahan maka PPKS sudah dapat menyarankan penanaman kelapa sawit sampai elevasi 850 m dpl. Tabel 2.1. Persyaratan Iklim Untuk Tanaman Kelapa Sawit (Berbagai Sumber Pustaka) Unsur iklim

Curah hujan (mm/tahun

Optimum

±2000 1500-1600

Batas atas

˃3000

1500-2000 2000-2500 1700-3000

Bulan kering (˂60

˂3

4

mm, bulan/tahun)

0-1

3

0-1

Penyinaran Matahari (jam/hari)

5-6

7

±5 5-7 ˃5 25-28

Lokasi Observasi

Heartly, 1988

Afrika, Malaysia,

Ferwerda, 1977

Indonesia

Abraham, 1991

Zaire-Afrika

Lubis, A.U., 1991

India

Siregar, et al., 1997

Indonesia

Adiwiganda, 1999

Indonesia

Heartly, 1988

Afrika, Malaysia,

Abraham, 1991

Indonesia

Siregar al., 1997

India

Adiwiganda, 1999

Indonesia

Heartly, 1988

Afrika, Malaysia,

Abraham, 1991

Indonesia

Lubis, A.U., 1991

India

Siregar, et al., 1997

Indonesia

Adiwiganda, 1999

Indonesia

Heartly, 1988

Afrika,

Suhu udara rata rata

25-27

Ferwerda, 1977

Malaysia,

tahunan (C)

24–28

Lubis, A.U., 1991

Indonesia

Suhu udara

29 - 33

Heartly, 1988

India

maksimum (C)

29 – 32

Suhu udara minimum (C)

28

Sumber Pustaka

33

Abraham, 1991

18 - 24 22 – 24

Abraham, 1991

India

Heartly, 1988

Indonesia

Lubis, A.U., 1991

Kelembapan udara

≥ 75

Ferwerda, 1977

(%)

80

Lubis, A.U., 1991

Kecepatan angin

˂ 10

Abraham, 1991

India

(km/jam)

5-6

Lubis, A.U., 1991

Indonesia

Sumber : Lubis.A.U (1992): Kelapa Sawit di Indonesia

5

Indonesia

Sementara itu keadaan iklim untuk tanaman kelapa sawit berdasarkan masing-masing kelas kesesuaian lahan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 2.2. Keadaan Iklim Untuk Tanaman Kelapa Sawit Persyaratan

Kelas Kesesuaian Lahan S1

S2

S3

N

25-28

28-32

32-35

< 20 atau > 35

1700-2500

2500-3500

3500-4000

0-150

150-200

250-400

> 400

Kemarau

< 10

< 10

< 10

> 10

Lereng (%)

<8

8 - 16

16 – 30

> 30

pH

4,0 - 6,0

3,2 - 4,0

< 3,2

-

Penyinaran (jam)

=6

6

<6

<6

Kelembapan (%)

= 80

80

< 80

< 80

Temperatur (°C)

Curah hujan (mm) Defisit air (mm/thn)

<1250 atau > 4000

Sumber : Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Medan

Jumlah curah hujan yang baik (optimum) untuk tanaman kelapa sawit adalah 2.000-2.500 mm/tahun, tidak memiliki defisit air, hujan agak merata sepanjang tahun. Hal ini bukan berarti kurang dari 2.000 mm/tahun tidak baik, karena kebutuhan efektif hanya 1.300 – 1.500 mm/tahun. Hal terpenting adalah tidak terdapat defisit air 250 mm. Sebaliknya, lebih dari 2.500 mm/tahun juga bukan tidak baik asal saja jumlah hari hujan setahun tidak terlalu banyak misalnya tidak lebih dari 180 hari. Pada daerah dengan curah hujan tinggi dapat menyebabkan masalah terhadap jalan di lapangan (transportasi), pemeliharaan parit dan jalan, pemanen, ramalan produksi, dan lain-lain (Lubis, 1992). Di Indonesia pada umumnya daerah seperti ini kebanyakan sudah berada lebih dari 500 m dpl kecuali di beberapa lokasi pantai Barat Sumatera Barat dan Kalimantan Barat. Data iklim terutama curah hujan ini perlu sekali diketahui dan dipelajari sebaik-baiknya, karena keberhasilan beberapa jenis pekerjaan tergantung dari iklim. Pekerjaan tersebut misalnya pembakaran 6

pada saat pembukaan lahan hutan, penggunaan herbisida, pemeliharaan parit dan jalan, pemanenan, ramalan produksi dan lain-lain. Defisit air yang tinggi menyebabkan produksi turun drastis dan baru normal pada tahun ketiga dan keempat karena merusaknya perkembangan bunga sebelum anthesis dan pada bunga yang telah anthesis kegagalan matang tandan. Hal seperti ini sering terjadi di daerah Lampung, Jawa Barat, Kalimantan Timur, dan beberapa lokasi lainnya dimana hampir setiap 5-6 tahun sekali timbul musim kering panjang. Hujan yang tidak turun selama 3 bulan menyebabkan pertumbuhan kuncup daun terhambat sampai hujan turun, yaitu anak daun atau jamur tidak dapat memecah (Anonim, 2007). Tabel 2.3. Klasifikasi Defisit Air Tahunan pada Tanaman Kelapa Sawit Defisit Air per Tahun (mm)

Status Klasifikasi

0-150

Optimal

150-250

Masih sesuai

250-350

Intermedier

350-400

Batas, Limit

400-500

Kritis

> 500

Tidak sesuai

Sumber: IRHO (CIRAD) dalam Adlin U. Lubis 1992

Temperatur yang optimal bagi tanaman kelapa sawit 24-28°C, terendah 18°C dan tertinggi 32°C. Kelembapan 80% dan penyinaran matahari 5-7 jam/hari. Penyinaran matahari kurang dari 5 jam dapat menyebabkan berkurangnya asimilasi, timbulnya gangguan penyakit, gagalnya pembukaan lahan, rusaknya jalan karena lambat kering dan lain-lain. Ketinggian (elevasi) dari permukaan yang optimal adalah 0-500 m dpl. Pada elevasi yang lebih tinggi pertumbuhan akan terhambat dan produksi cenderung rendah, namun berkaitan dengan konteks perubahan iklim seperti telah dikemukakan di atas maka sampai dengan elevasi 850 m dpl tanaman kelapa sawit pada kondisi tertentu sudah sesuai dan layak dibudidayakan. Kecepatan angin 5-6 km/jam, sangat baik 7

untuk membantu proses penyerbukan. Angin yang terlalu kencang akan menyebabkan tanaman baru doyong atau miring. 2.3 Kelas Kesesuaian Lahan Kondisi wilayah yang sesuai untuk tanaman kelapa sawit adalah datar berombak, kemiringan 0-8°, dan wilayah bergelombang kemiringan lereng 830°. Pada wilayah berbukit dengan kemiringan > 30° tidak dianjurkan untuk tanaman kelapa sawit karena besarnya biaya pengelolaan sedangkan produksi rendah (Santoso, 2006). Klasifikasi wilayah untuk pengusahaan kelapa sawit mengacu pada tabel 2.4 sebagai berikut. Tabel 2.4. Kriteria Keadaan Tanah Untuk Pengusahaan Kelapa Sawit. No

1 2

3

Keadaan Tanah

Lereng Kedalaman solum Tanah Ketinggian muka air tanah

4 Tekstur 5

6

Struktur

Kriteria Baik

Kriteria Kurang

Kriteria Tidak

Baik

Baik

< 12°

12° - 23°

> 23°

> 75 cm

37,5 - 75 cm

< 37,7 cm

< 75 cm

75 - 37,5 cm

< 37,5 cm

Lempung atau

Lempung

liat

berpasir

Perkembangan

Perkembangan

Perkembangan

kuat

sedang

lemah/masih

Teguh

Sangat teguh

Gembur sampai Konsistensi

7

agak teguh

Sedang Permeabilitas

Cepat atau lambat

Pasir berlempung atau pasir

Sangat cepat atau sangat lambat

8

Keasaman (pH)

4,0 - 6,0

3,2 - 4,0

< 3,2

9

Tebal gambut

0 - 60 cm

60 - 150 cm

> 150

Sumber : Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) 8

Kelas lahan diperoleh dari hasil penelitian berdasarkan karakteristik sifat fisik lahan dan sifat kimia tanah atau kesuburan tanah. 1. Lahan Kelas I/S1 (Sangat Sesuai) Unit lahan yang memiliki tidak lebih dari satu pembatas ringan (optimal). 2. Lahan Kelas II/S2 (Sesuai) Unit lahan yang memiliki lebih dari satu pembatas ringan dan/ atau tidak memiliki lebih dari satu pembatas sedang. 3. Lahan Kelas III/S3 (Agak Sesuai) Unit lahan yang memiliki lebih dari satu pembatas sedang dan/ atau tidak memiliki lebih dari satu pembatas berat. 4. Lahan Kelas N1 (Tidak Sesuai Bersyarat) Unit lahan yang memiliki pembatas berat yang dapat diperbaiki. 5. Lahan Kelas N2 (Tidak Sesuai Permanen) Unit lahan yang memiliki pembatas berat yang tidak dapat diperbaiki. Dalam perkembangan penilaian kesesuaian lahan yang terakhir untuk mengekspresikan potensi lahan, Pusat Penelitian Kelapa Sawit telah mengembangkan

penilaian

kelas

kesesuaian

lahan

yang

ditetapkan

berdasarkan jumlah dan intensitas faktor pembatasnya. Pada lahan mineral kriteria karakteristik lahan mineral untuk tanaman kelapa sawit dapat dilihat pada tabel 2.5

9

Tabel 2.5. Kriteria Kesesuaian Lahan Kelapa Sawit pada Tanah Mineral No

Karakteristik Lahan

Intensitas Faktor Pembatas

Simbol

Tanpa (0)

H

1.750-3.000

K

<1

L

0 – 200

Curah Hujan (mm) 1 2

Bulan Kering (bulan)

Ringan (1) 1.750-3.000 >3.000

Sedang (2)

Berat (3)

1.500-1.250

< 1.250 >3

Ketinggian di atas 3

permukaan laut (m) Bentuk

4

wilayah/kemiringan

W

lereng (%)

Datar - berombak <8

200 - 300

300-400

>400

Berombak-

Bergelombang

Berbukit -

bergelombang

- berbukit

bergunung

8-15

15-30

>30

15 - 40

>40

75 - 50

< 50

Batuan di permukaan 5

dan di dalam tanah

B

<3

S

> 100

(%-volume) Kedalaman Efektif 6

Tanah (cm) Tekstur Tanah

7

100 – 75

Lempung

T

berdebu;

Liat; liat

lempung liat

berpasir;

Pasir

berpasir;

lempung

berlempung ;

lempung liat

berpasir;

debu

berdebu;

lempung

Liat berat; pasir

lempung berliat Kelas Drainase 8

D

Baik; sedang

Kemasaman Tanah 9

(pH)

A

5,0-6,0

Agak terhambat, cepat

Sangat cepat; Cepat;

sangat

terhambat

terhambat; tergenang

4,0 - 5,0

3,5 - 4,0

< 3,5

6,0 - 6,5

6,5 - 7,0

>7,0

Sumber : Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Medan

Faktor-faktor pembatas memang cukup banyak. Jenisnya tergantung pada lokasi setempat. Musim kemarau ataupun kekeringan panjang, solum tanah yang dangkal, kemiringan lahan (topografi), drainase dan lain-lain, dapat menjadi faktor dominan. Sebaliknya hujan yang terlalu banyak juga dapat menjadi pembatas karena tingginya tingkat erosi, hari hujan setahun tinggi, kerusakan jalan dan lain-lain (Lubis, 1985; Purba dan Lubis, 1991).

10

2.4 Potensi Produksi Setiap kesesuaian lahan dapat secara langsung dikaitkan dengan potensi produksi kelapa sawit yang dapat dicapai. Produksi kelapa sawit marjinal berupa tandan buah segar (TBS) ditetapkan berdasarkan pendapatan marjinal. Tingkat produksi potensial yang dapat dicapai untuk bahan tanaman secara umum pada setiap kelas lahan S1, S2, S3, dapat dilihat pada tabel 2.6. Tabel 2.6. Potensi produksi kelapa sawit umur 3-25 tahun Umur

KKL S1

KKL S2

KKL S3

RJT

RBT

TBS

RJT

RBT

TBS

RJT

RBT

TBS

3

35,0

3,5

17,5

31,0

3,5

15,7

29,0

3,5

14,7

4

33,0

5,2

24,1

29,0

5,2

21,6

27,0

5,3

20,1

5

28,0

6,9

27,0

26,0

6,7

24,2

24,0

6,7

22,6

6

23,0

9,0

28,9

20,0

9,4

25,9

19,0

9,2

24,1

7

19,0

11,5

30,1

17,0

11,5

27,0

16,0

11,4

25,1

8

17,0

13,4

30,9

16,0

12,8

27,7

15,0

12,7

25,8

9

17,0

13,8

31,6

15,0

14,0

28,3

14,0

14,0

26,3

10

16,0

15,1

32,1

15,0

14,4

28,8

14,0

14,4

26,8

11

17,0

14,5

32,5

15,0

14,7

29,1

14,0

14,6

27,1

12

17,0

14,8

32,8

15,0

15,0

29,4

14,0

15,0

27,4

13

17,0

15,1

33,1

15,0

15,3

29,6

14,0

15,2

27,6

14

17,0

15,2

33,2

15,0

15,5

29,7

14,0

15,4

27,7

15

17,0

15,4

33,2

15,0

15,7

29,7

14,0

15,6

27,7

16

17,0

15,5

33,1

15,0

15,7

29,7

14,0

15,7

27,6

17

16,0

16,6

32,9

15,0

15,8

29,5

14,0

15,8

27,5

18

16,0

16,6

32,6

14,0

17,0

29,2

13,0

17,0

27,2

19

15,0

17,7

32,3

14,0

17,0

29,0

13,0

17,1

27,0

20

15,0

17,7

32,0

13,0

18,3

28,7

12,0

18,5

26,8

21

14,0

19,0

31,8

13,0

18,4

28,5

12,0

18,5

26,5

22

13,0

20,5

31,5

12,0

19,9

28,3

11,0

20,3

26,3

23

13,0

20,5

31,2

11,0

21,7

28,0

11,0

20,3

26,1

24

12,0

22,2

30,8

11,0

21,6

27,6

10,0

22,2

25,7

25

11,0

23,6

29,8

10,0

23,3

26,7

9,0

24,1

24,9

14,9 Rerata 18,0 Sumber : Socfindo

30,7

16,2

14,9

27,5

15,1

14,9

25,6

Keterangan: TBS

= Tandan Buah Segar (ton/ha/th)

RBT

= Rerata Berat Tandan (kg/tandan)

RJT

= Rerata Jumlah Tandan (tandan/pohon) 11

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan di daerah elevasi rendah Kebun Adolina PT Perkebunan Nusantara IV Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara dan di daerah elevasi tinggi Kebun Bah Birung Ulu PT Perkebunan Nusantara IV Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara dan Pengambilan data ini dilakukan pada bulan Mei 2017. 3.2 Alat dan Bahan Alat: Laptop Bahan: Data Sekunder (LM 76) 3.3 Metode Penelitian Penelitian ini mempergunakan metode Deskriptif Analistis, yaitu mengkaji pengaruh antara faktor perbedaan ketinggian tempat dengan produksi di elevasi rendah Kebun Adolina dan elevasi tinggi Kebun Bah Birung Ulu PT Perkebunan Nusantara IV. 3.4 Pengamatan / Analisa Pengamatan yang akan saya dapatkan di kebun, yaitu: 1. Informasi profil masing-masing kebun 2. Luas tanaman kelapa sawit tahun tanam 2008 3. Data curah hujan masing-masing kebun mulai dari tahun 2014 s/d 2016 4. Produktivitas masing-masing kebun dari tahun 2014 s/d 2016 5. Data pendukung lainnya

12

3.5 Bagan alur penelitian Mulai

Pengumpulan Data Sekunder

Analisa/Pengolahan Data

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

13

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Informasi Umum Kebun Adolina 4.1.1 Sejarah Kebun Kebun Adolina didirikan oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1926 dengan nama NV Cultuur Maatschappy Onderneming (NV CMO), bergerak dalam pembudidayaan tembakau. Tahun 1938 tembakau dikonversi menjadi budidaya kelapa sawit dan karet dengan nama NV Serdang Cultuur Maatschappy (SCM). Tahun 1942 diambil alih oleh Pemerintah Jepang. Tahun 1946 diambil kembali oleh Pemerintah Belanda dengan nama tetap NV SCM. Tahun 1958 diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan nama Perusahaan Perkebunan Negara (PPN). Tahun 1960 PPN diganti nama menjadi PPN baru Sumut V dan selang 3 tahun kemudian PPN Baru Sumut V dipisah menjadi dua kesatuan, PPN Karet III Kebun Adolina Hulu berkantor di Tj.Morawa, PPN Aneka Tanaman II Kebun Adolina Hilir kantor kesatuan Pabatu. Tahun 1968 PPN Antan II & PPN Karet III digabung kembali diganti menjadi PPN VI. Tahun 1978 PNP VI dirubah menjadi bentuk Persero dengan nama PT. Perkebunan VI (Persero), kantor pusat di Pabatu. Tahun 1994 PTP VI, PTP VII dan PTP VIII diberi nama PTP Nusantara IV (Persero). Sejak tanggal 7 Oktober 2014, tentang perubahan anggaran dasar perseroan terbatas ini menjadi nama perusahaan PTP Nusantara IV atau disingkat PTPN IV. 4.1.2 Letak Geografis Lokasi PTP Nusantara IV Kebun Adolina berada di daerah Kelurahan Batang Terap, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara dengan Koordinat LU 0478633° dan LS

14

0370526°. Berjarak ± 38 km dari kota Medan, sedangkan daerah kerjanya tersebar di 2 kabupaten, 8 kecamatan dikelilingi oleh 27 desa. 4.1.3 Luas Areal Kebun Luas Afdeling III tahun tanam 2008 kebun Adolina, yaitu: 727 Ha, yang terdiri atas 40 blok dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut : Tabel 4.1 Luas Areal Afdeling III Tahun Tanam 2008 Kebun Adolina Blok

Luas (Ha)

A

26

B

25

K

25

L

14

M

15

N

9

O

19

P

15

Q

14

R

15

S

19

T

15

U

14

V

21

W

20

X

17

Y

17

Z

24

AA

22

AB

18

AC

19

AD

19

AE

15

AF

15

AG

14

AH

11

AI

21

AJ

13

AK

20

AL

14

AM

23

AN

19

AO

19

AP

18

AQ

25

AR

17

AS

24

AT

22

AU

14

AV

21

Total

727

15

4.2 Informasi Umum Kebun Bah Birung Ulu 4.2.1 Sejarah Kebun Unit Usaha Bah Birung Ulu bergerak dibidang komoditi teh sejak tahun 1916, dengan pemilik Nederland Handle Matshappy (NHM), dinasionalisasikan berdasarkan Undang-Undang No 86 Tahun 1958 Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 1959 berubah menjadi Perusahaan Perkebunan Negara Sumut-III. Pada tahun 1963 berubah nama menjadi PPN Antan VI dan pada tahun 1969 perkebunan ini berubah nama menjadi PNP VIII sampai tahun 1974. Pada tanggal 1 Agustus 1974 berubah nama menjadi PTP VIII sampai 10 Maret 1996, perubahan nama PTP Nusantara IV (Persero) pada tanggal 11 Maret 1996, berdasarkan Peraturan Pemerintah No 9 Tahun 1996. Pada tahun 2004 sesuai KPTS Dirut tanggal 21 Mei 2009, Bah Birung Ulu seluas 1.244,84 Ha di konversikan dari komoditi teh menjadi kelapa sawit, sedangkan komoditi teh di afdeling E seluas 187,16 Ha pada

tanggal

24

Januari

2006

sesuai

SK

Direksi

No

04

Dirut/KPTS/01A/I/2006, areal Unit Usaha Bah Birung Ulu seluas 187,16 Ha komoditi teh dimutasikan ke Unit Usaha Bah Butong (BUT), dari Unit Usaha Bah Butong seluas 344 Ha komoditi kelapa sawit dimutasikan ke Unit Usaha Bah Birung Ulu dan dari Unit Usaha Marihat seluas 443 Ha tanaman menghasilkan (TM) kelapa sawit dimutasikan ke Unit Usaha Bah Birung Ulu hingga tahun 2009 luas areal Unit Usaha Bah Birung Ulu seluas 2,356,41 Ha, pada tanggal 01 Januari 2011 sesuai KPTS Direksi No: 04.Dirut/KPTS/17/XII/2010 tanggal 29 Desember 2010, pada tanggal 01 Januari 2015 sesuai surat Dirprod No:04.Dirprod/04.Dirut/M/872/XII/2015, areal kelapa sawit Bah Butong mutasi ke Bah Birung Ulu seluas 14 Ha, sehingga total luas menjadi 2.780,19 Ha.

16

4.2.2 Letak Geografis Unit Usaha Bah Birung Ulu terletak di 2 (dua) wilayah kecamatan antara lain Emplasmen dan Afdeling-I Kecamatan Sidamanik dan Afdeling-II & Afdeling III Kecamatan Jorlang Hataran. Jarak dari kota Pematang Siantar ke Bah Birung Ulu ±15 Km, jarak dari ibukota Kabupaten (Pematang Raya) ±43 km sementara jarak dari kantor Pusat PTP Nusantara IV Medan ±143 km. Ketinggian areal kebun Bah Birung Ulu ± 600 – 1100 m dpl, topografi datar dan bergelombang dengan jenis tanah Podzolik berpasir, bertekstur liat dengan PH 5-6. Unit Usaha Bah Birung Ulu bertipe iklim Schmidt dan Ferguson, curah hujan berkisar 2.300 – 3.000 mm/tahun dan jumlah hari hujan 168 hari per tahun, suhu rata-rata 25-26 °C. 4.2.3 Luas Areal Kebun Luas Afdeling III tahun tanam 2008 kebun Bah Birung Ulu, yaitu: 220 Ha, yang terdiri atas 17 blok dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut : Tabel 4.2 Luas Areal Afdeling III Tahun Tanam 2008 Kebun Bah Birung Ulu Blok

Luas (Ha)

A

18

B

20

C

12

D

17

E

15

F

7

G

15

H

15

I

11

J

9

K

9

L

13

M

14

N

14

O

13

P

12

Q

6

Jumlah

220

17

4.3 Curah Hujan Tanaman kelapa sawit menghendaki curah hujan 1500 – 4000 mm per tahun, tetapi curah hujan optimal adalah 2000 – 2500 mm per tahun, dengan jumlah hari hujan tidak lebih dari 180 hari per tahun. Pembagian hujan yang merata dalam satu tahunnya berpengaruh kurang baik karena pertumbuhan vegetatif lebih dominan daripada pertumbuhan generatif, sehingga bunga atau buah yang terbentuk pun relatif lebih sedikit. Curah hujan di Afdeling III Kebun Adolina dan Kebun Bah Birung Ulu PTP Nusantara IV selama tiga tahun terakhir yakni tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 4.3 dan tabel 4.4 berikut: Tabel 4.3 Data Curah Hujan Kebun Adolina 2014-2016 2014

2015

2016

Rata-rata

Bulan

HH (hari)

CH (mm)

HH (hari)

CH (mm)

HH (hari)

CH (mm)

HH (hari)

CH (mm)

Januari

6

55

5

36

3

46

5

45,67

Februari

1

2

1

6

10

242

4

83,33

Maret

6

61

3

12

2

3

4

25,33

April

7

102

3

23

3

26

4

50,33

Mei

6

64

8

130

6

67

7

87

Juni

4

51

7

54

7

124

6

76,33

Juli

4

75

7

79

11

156

7

103,33

Agustus

12

188

8

87

12

199

11

158

September

9

212

7

125

14

253

10

196,67

Oktober

12

285

11

165

11

160

11

203,33

November

12

240

13

163

10

53

12

152

Desember

12

291

4

63

9

132

8

162

Jumlah

91

1.626

77

943

98

1.461

89

1.343,33

Rata-rata

8

135,50

6

78,58

8

121,75

7

111,94

Sumber: Kantor Sentral Kebun Adolina Keterangan : HH = Hari Hujan CH = Curah Hujan

18

mm = Milimeter

Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa curah hujan yang terdapat di kebun Adolina PTP Nusantara IV terhitung mulai dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 adalah 1.343,33 mm per tahun dengan rata-rata 111,94 mm per bulannya. Tabel 4.4 Data Curah Hujan Kebun Bah Birung Ulu 2014-2016 2014 HH (hari)

CH (mm)

9

101

17

315

7

97

11

171,00

5

34

5

44

14

362

8

146,67

7

102

8

67

6

68

7

79,00

19

263

10

164

16

207

15

211,33

17

252

14

300

12

262

14

271,33

7

109

7

165

10

162

8

145,33

4

99

3

135

9

142

5

125,33

15

425

13

225

5

102

11

250,67

17

226

10

205

4

121

10

184,00

15

315

14

332

3

30

11

225,67

18

265

19

483

13

221

17

323,00

17

195

10

188

6

83

11

155,33

150

2.386

130

2.623

105

1.857

128

2.288,67

13 198,83 11 218,58 9 Sumber: Kantor Sentral Kebun Bah Birung Ulu Keterangan : HH = Hari Hujan CH = Curah Hujan

154,75

11

190,72

Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total

2015 HH CH (hari) (mm)

Rata-rata

2016 HH CH (hari) (mm)

Rata-rata HH CH (hari) (mm)

mm = Milimeter

Sementara pada tabel 4.4 curah hujan di kebun Bah Birung Ulu PTP Nusantara IV mulai tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 adalah 2.288,67 mm per tahun dengan rata-rata 190,72 mm per bulannya. Berikut ini disajikan grafik 19

perbandingan hari hujan dan curah hujan masing-masing kebun selama 3 tahun terakhir dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 dibawah ini.

Gambar 4.1 Rata-rata Hari Hujan Kebun Adolina dan Bah Birung Ulu Pada grafik diatas menjelaskan bahwa hari hujan yang terjadi pada kebun Adolina dan kebun Bah Birung Ulu PT. Nusantara IV terdapat hari hujan yang ada sepanjang tahun dan hari hujan paling sering terjadi dikebun Adolina dan Kebun Bah Birung Ulu pada bulan November dan paling jarang terjadi pada bulan Februari, Maret, April di kebun Adolina, sementara pada kebun Bah Birung Ulu hari hujan jarang terjadi pada bulan Juli.

Gambar 4.2 Rata-rata Curah Hujan Kebun Adolina dan Bah Birung Ulu 20

Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa rata-rata curah hujan dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 di Kebun Adolina dan Kebun Bah Birung Ulu PTP Nusantara IV menunjukkan fluktuasi setiap bulannya dengan rata-rata tertinggi terjadi pada bulan Oktober dan terendah terjadi pada bulan Maret di Kebun Adolina, sementara pada kebun Bah Birung Ulu rata-rata tertinggi terjadi pada bulan November dan terendah terjadi pada bulan Maret. 4.4 Penilaian Kelas Kesesuaian Lahan 4.4.1 Kebun Adolina Kebun Adolina memiliki curah hujan rata- rata sebesar 1 537 mm per tahun dan hari hujan rata-rata sebesar 90 hari per tahun. Berdasarkan sistem klasifikasi iklim Schmidth-Ferguson, Kebun Adolina memiliki rata-rata 2 bulan kering dan 8 bulan basah setiap tahun. Tipe iklim Kebun Adolina adalah tipe B (basah) dengan nilai Q = 30%. Terletak pada ketinggian 15-130 meter di atas permukaan laut. Kebun Adolina memiliki topografi datar, berombak hingga bergelombang pada sebagian besar areal dan berbukit pada sebagian kecil areal. Jenis tanah adalah typic hapludults (ultisol), aquatic tropopsamments, typic tropopsamments dan aeric endoaquents (entisol). Kemasaman tanah (pH) Kebun Adolina tergolong agak masam yaitu sekitar 5-6. Kesesuaian lahan Kebun Adolina terhadap tanaman kelapa sawit adalah kelas S3 (agak sesuai) (Wagino, 2010). 4.4.2 Kebun Bah Birung Ulu Curah hujan kebun Bah Birung Ulu rata-rata sebesar 2228 mm per tahun dan hari hujan sebesar 128 hari per tahun. Berdasarkan sistem klasifikasi iklim Schmidth-Ferguson, Kebun Bah Birung Ulu memiliki rata-rata 0,4 bulan kering dan 10 bulan basah setiap tahunnya. Terletak pada ketinggian >700 meter diatas permukaan laut dengan topografi berbukit, dengan kemasaman tanah (pH) sekitar 5,2 dan tekstur tanah lempung berpasir. Kebun Bah Birung Ulu termasuk kelas N2 (tidak 21

sesuai permanen) dengan faktor pembatas ketinggian diatas permukaan laut, kelas drainase, tekstur tanah, dan kedalaman efektif. Namun sesuai hasil studi kelayakan yang dilakukan oleh Darlan (2009) dikemukakan bahwa berdasarkan survei kesesuaian lahan Sumatera

Utara,

evaluasi

klimatologi

dan

analisis

khusus di

finansial

telah

dimungkinkan areal dengan ketinggian antara 600-850 meter diatas permukaan laut untuk ditanam kelapa sawit. Berdasarkan hasil survei kesesuaian lahan khusus tersebut ditunjukkan bahwa secara teknis berdasarkan syarat tumbuh, areal dengan ketinggian tersebut termasuk kelas lahan S3 (Wagino, 2010). 4.5 Produksi Hasil produksi tanaman diambil dari olah data rata-rata data sekunder produksi kebun (LM 76) tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 pada tahun tanam yang sama di dua kebun yaitu tahun tanam 2008. Pengamatan meliputi dari Rata-rata Berat Tandan (Kg/tandan), Rata-rata Jumlah Tandan (RJT/Pohon), dan Produksi ton per hektar per tahun dan dibandingkan dengan potensi produksi (Socfindo) Kelas Kesesuaian Lahan S3 (agak sesuai). 4.5.1 Produksi Kebun Adolina Hasil pengolahan data Kebun Adolina dalam penelitian jika dibandingkan dengan potensi produksi (PPKS) dapat dilihat pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Perbandingan Rata-rata Produksi Kebun Adolina Tahun

Umur (Thn)

RJT/Pohon

RBT/Kg

TBS

Potensi Produksi

Produksi Adolina

%

Potensi Produksi

Produksi Adolina

%

Potensi Produksi

Produksi Adolina

%

2014

6

19,0

16,1

85%

9,2

7,4

80%

24,1

16,2

67%

2015

7

16,0

15,6

98%

11,4

9,8

86%

25,1

21,9

87%

2016 8 15,0 12,9 86% 12,7 12,3 Keterangan : RJT = Rata-rata Jumlah Tandan (tandan/pohon/tahun) RBT = Rata-rata Berat Tandan (Kg) TBS = Tandan Buah Segar (Ton/Ha/Tahun) Potensi Produksi (Socfindo)

97%

25,8

22,5

87%

22

Dari hasil perbandingan Rata-rata potensi produksi standart (Socfindo) terhadap produksi kebun Adolina pada tabel 4.5 dapat dilihat persentase tertinggi pada rata-rata jumlah tandan yaitu pada umur 7 tahun mencapai 98%, dan pada rata-rata berat tandan yaitu pada umur 8 tahun mencapai 98% sementara pada tandan buah segar yaitu pada umur 7 dan 8 tahun masing-masing mencapai 87%. 4.5.2 Produksi Kebun Bah Birung Ulu Hasil pengolahan data Kebun Bah Birung Ulu dalam penelitian jika dibandingkan dengan potensi produksi (PPKS) dapat dilihat pada tabel 4.6 Tabel 4.6 Perbandingan Rata-rata Produksi Kebun Bah Birung Ulu Tahun 2014 2015 2016

Umur (Thn) 6 7 8

RJT/Pohon

RBT/Kg

Potensi Produksi

Produksi BBU

%

Potensi Produksi

19,0 16,0 15,0

13,52 11,31 10,8

71% 71% 72%

9,2 11,4 12,7

Produksi BBU 11,84 14,97 16,62

Ton TBS %

Potensi Produksi

129% 131% 131%

24,1 25,1 25,8

Keterangan : RJT = Rata-rata Jumlah Tandan (tandan/pohon/tahun) RBT = Rata-rata Berat Tandan (Kg) TBS = Tandan Buah Segar (Ton/Ha/Tahun) BBU = Bah Birung Ulu Potensi Produksi (Socfindo)

Dari hasil perbandingan rata-rata potensi produksi standart (Socfindo) terhadap produksi kebun Bah Birung Ulu pada tabel 4.6 dapat dilihat persentase tertinggi pada rata-rata jumlah tandan yaitu pada umur 8 tahun mencapai 72%, dan pada rata-rata berat tandan yaitu pada umur 7 dan 8 tahun masing-masing mencapai 131% sementara pada tandan buah segar yaitu pada umur 8 tahun mencapai 87%.

23

Produksi BBU 16,07 17,36 18,73

% 67% 69% 73%

4.5.3 Rekapitulasi Produksi Adolina & Bah Birung Ulu Tabel 4.7 Perbandingan Rata-rata Produksi Kebun Bah Birung Ulu (Potensi Produksi Dari Socfindo) Tahun

Umur (Tahun)

RJT

RBT

TBS

2014

6

Adolina 16,06

B.B.U 13,52

Adolina 7,35

B.B.U 11,84

Adolina 16,17

B.B.U 16,07

2015

7

15,63

11,31

9,80

14,97

21,85

17,36

2016

8

12,94

10,8

12,28

16,62

22,45

18,73

Keterangan : RJT = Rata-rata Jumlah Tandan (tandan/pohon/tahun) RBT = Rata-rata Berat Tandan (Kg) TBS = Tandan Buah Segar (Ton/Ha/Tahun) BBU = Bah Birung Ulu

Dari hasil perbandingan rekapitulasi produksi pada tabel 4.7 terlihat bahwa rata-rata jumlah tandan per pokok dan produksi 3 (tiga) tahun kebun Adolina menjadi yang tertinggi dibandingkan kebun Bah Birung Ulu hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor pembatas terhadap kelas kesesuaian lahan pada kebun Bah Birung Ulu dan paling berpengaruh akibat dari cekaman lingkungan yaitu suhu rendah. Suhu yang rendah biasanya diikuti dengan kelembapan yang tinggi. Kondisi seperti ini menyebabkan banyak bakal buah busuk dan gagal menjadi tandan karena akan layu sebelum masak, sehingga apabila bakal buah banyak yang busuk maka tandan buah akan sedikit dan hal ini juga berpengaruh terhadap tonase produksi. Sementara bobot per tandan pada tabel menunjukkan bobot tandan kebun Bah Birung Ulu lebih berat dari kebun Adolina. Ini menunjukkan bahwa di dataran tinggi tanaman mempunyai bobot per tandan yang lebih berat dibandingkan dengan dataran rendah. Stoskopf (1981) menyatakan bahwa hasil dibatasi oleh ukuran dari faktor fotosintesis yang disebut sebagai source (sumber) atau ukuran organ reproduktif yang disebut sink (lubuk). Grafik perbandingan antara produksi kebun Adolina dengan kebun Bah Birung Ulu dapat dilihat pada gambar 4.3 24

Gambar 4.3 Perbandingan Rata-rata Jumlah Tandan Kebun Adolina dan Bah Birung Ulu Dari grafik diatas dapat kita lihat secara jelas perbedaan rata-rata jumlah tandan (RJT) per pokok antara kebun Adolina dan kebun Bah Birung Ulu. Rata-rata jumlah tandan per pokok terbanyak terdapat pada tahun 2014 dan dalam kurun 2 (dua) tahun berikutnya terjadi penurunan jumlah tandan.

Gambar 4.4 Perbandingan Rata-rata Berat Tandan Kebun Adolina dan Bah Birung Ulu

25

Dari gambar 4.4 terlihat bahwa perbandingan rata-rata berat tandan, kebun Bah Birung Ulu (elevasi tinggi) lebih berat dalam kurun 3 (tiga tahun) dari kebun Adolina (elevasi rendah). Terjadi kenaikan berat tandan setiap tahunnya pada masing-masing kebun.

Gambar 4.5 Perbandingan Rata-rata Produksi Kebun Adolina dan Bah Birung Ulu Dari gambar 4.5 terjadi kenaikan tonase disetiap tahun sementara perbandingan Rata-rata produksi kebun Adolina dan kebun Bah Birung Ulu, setiap tahunnya antara tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 kebun Adolina menjadi kebun dengan produksi tertinggi dibandingkan dengan kebun Bah Birung Ulu. Pada tahun 2014 rata-rata produksi kebun Adolina mencapai 16,17 ton per hektar per tahun sementara kebun Bah Birung Ulu mencapai 16,07 ton per hektar per tahun, di tahun berikutnya produksi kebun Adolina mencapai 21,85 ton per hektar per tahun, kebun Bah Birung Ulu 17,36 ton per hektar per tahun dan pada tahun 2016 produksi kebun Adolina mencapai 22,45 ton per hektar per tahun sementara kebun Bah Birung Ulu mencapai 18,73 ton per hektar/tahun.

26

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 2.5 Kesimpulan 1. Jumlah tandan persentase tertinggi di kebun Adolina yaitu pada TM 4 mencapai 98% dan Persentase tertinggi di kebun Bah Birung Ulu yaitu pada TM 5 mencapai 72%. 2. Pada berat tandan persentase tertinggi di kebun Adolina yaitu pada TM 5 mencapai 98% sementara di kebun Bah Birung Ulu pada TM 4 dan 5 masing-masing mencapai 131%. 3. Persentase produksi TBS tertinggi di kebun Adolina pada TM 4 dan 5 mencapai 87% dan di kebun Bah Birung Ulu pada TM 5 mencapai 87%. . 2.6 Saran Mengingat dalam beberapa tahun terakhir terjadi perubahan iklim disarankan penelitian lebih lanjut untuk menguji kembali kategori kelas kesesuaian lahan.

27

DAFTAR PUSTAKA Darlan, N. Hijri. 2009. Evaluasi Terkini Kenaikan Suhu Dan Perluasan Tanaman Kelapa Sawit Ke Dataran Tinggi Di Sumatera Utara. Jurnal Agromet 23(2): 112-122. IOPRI. Medan. Listia, Eka. Didik Indradewa. Eka Tarwaca. 2015. Pertumbuhan Produktivitas Dan Rendemen Minyak Kelapa Sawit Di Beberapa Ketinggian Tempat. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit 23(1): 9 - 15. IOPRI. Medan. Lubis, A.U. 1992. Kelapa Sawit Di Indonesia. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Lubis, R. Elvandari. 2015. “Manajemen Panen Kelapa Sawit Di Kebun Adolina PT. Perkebunan Nusantara IV”. Skripsi. IPB, Departemen Agronomi Dan Hortikultura. Bogor. Risza, S. 2008. Kelapa Sawit dan Upaya Peningkatan Produktivitas. Penerbit Kanisius. Jakarta. Santoso. H. Edi Sigit Sutarta. Hasril H Siregar. 2006. Potensi Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit Di Dataran Tinggi Kasus Konversi Tanaman Teh Menjadi Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara IV di Kabupaten Simalungun Sumatera Utara Vol. 14, No 2. Simanjuntak, N.L. Rosita Sipayung. Irsal Irsal. 2015. Pengaruh Curah Hujan Dan Hari Hujan Terhadap Produksi Kelapa Sawit Berumur 5, 10 Dan 15 Tahun Di Kebun Begerpang Estate PT.PP London Sumatra Indonesia, Tbk. Vol. 2, No 3. Sunarko, 2007. Petunjuk Praktiks Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta. Wagino. Didik Indradewa. Hendro Sunarminto. 2010. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kelapa Sawit Pada Beberapa Lingkungan Di Sumatera Utara. Jurnal Penelitian STIPAP 4(1): 43 – 52. Medan.

28

LAMPIRAN Lampiran 1. Data Produksi Kebun Adolina 2014 Tahun Tanam

2008

Total Ratarata

Blok

DPL (M)

Luas (Ha)

Pokok Produktif

SPH (Pkk/Ha)

TBS (Kg)

Jlh Tandan

RJT/phn

RBT (Kg)

Produksi (Ton/Ha/Thn)

A

15

26

3.421

132

403.618

53.485

15,63

7,55

15,52

B

15

25

4.091

164

437.511

57.891

14,15

7,56

17,50

K

15

25

3.679

147

396.148

54.980

14,94

7,21

15,85

L

15

14

1.881

134

246.635

33.238

17,67

7,42

17,62

M

15

15

2.479

165

261.964

35.018

14,13

7,48

17,46

N

15

9

1.661

185

172.352

23.434

14,11

7,35

19,15

O

15

19

2.757

145

325.147

44.970

16,31

7,23

17,11

P

15

15

1.841

123

251.314

33.937

18,43

7,41

16,75

Q

15

14

2.319

166

230.245

31.430

13,55

7,33

16,45

R

15

15

2.093

140

241.193

32.468

15,51

7,43

16,08

S

15

19

2.760

145

312.152

41.645

15,09

7,50

16,43

T

15

15

1.904

127

222.911

30.232

15,88

7,37

14,86

U

15

14

2.231

159

220.869

30.900

13,85

7,15

15,78

V

15

21

2.895

138

357.890

48.165

16,64

7,43

17,04

W

15

20

2.952

148

338.880

46.299

15,68

7,32

16,94

X

15

17

2.365

139

281.431

38.623

16,33

7,29

16,55

Y

15

17

2.584

152

269.127

37.715

14,60

7,14

15,83

Z

15

24

3.454

144

349.716

47.930

13,88

7,30

14,57

AA

15

22

3.002

136

353.222

47.601

15,86

7,42

16,06

AB

15

18

2.348

130

296.933

39.138

16,67

7,59

16,50

AC

15

19

2.731

144

329.805

42.795

15,67

7,71

17,36

AD

15

19

2.334

123

310.104

41.832

17,92

7,41

16,32

AE

15

15

2.187

146

256.118

34.514

15,78

7,42

17,07

AF

15

15

2.022

135

230.843

31.388

15,52

7,35

15,39

AG

15

14

2.095

150

224.300

30.821

14,71

7,28

16,02

AH

15

11

1.631

148

167.517

22.584

13,85

7,42

15,23

AI

15

21

1.736

83

283.730

37.710

21,72

7,52

13,51

AJ

15

13

1.472

113

192.922

26.706

18,14

7,22

14,84

AK

15

20

2.141

107

279.670

38.129

17,81

7,33

13,98

AL

15

14

1.306

93

201.581

27.266

20,88

7,39

14,40

AM

15

23

3.799

165

359.981

49.328

12,98

7,30

15,65

AN

15

19

2.383

125

295.214

40.345

16,93

7,32

15,54

AO

15

19

1.768

93

277.545

37.260

21,07

7,45

14,61

AP

15

18

3.155

175

296.012

41.854

13,27

7,07

16,45

AQ

15

25

3.022

121

389.261

52.638

17,42

7,40

15,57

AR

15

17

2.039

120

259.428

36.377

17,84

7,33

15,26

AS

15

24

3.606

150

401.801

55.989

15,53

7,18

16,74

AT

15

22

2.794

127

351.559

49.276

17,64

7,13

15,98

AU

15

14

2.562

183

265.527

36.613

14,29

7,25

18,97

AV

15

40 15

21

3.676

175

377.974

53.043

14,43

7,13

18,00

727

101.176

5.595

11.720.150

1.595.567

642,32

294,09

646,94

18,18

2.529,40

272,92

293.003,75

39.889,18

16,06

7,35

16,17

Sumber: Kantor Sentral Kebun Adolina Keterangan : DPL = Diatas Permukaan Laut SPH = Standar Per Hektar

TBS = Tandan Buah Segar BRT = Berat Rata-rata Tandan

29

Lampiran 2. Data Produksi Kebun Adolina 2015 Tahun Tanam

Blok

DPL (M)

Luas (Ha)

Pokok Produktif

SPH (Pkk/Ha)

TBS (Kg)

Jlh Tandan

RJT/ phn

RBT (Kg)

Ton/Ha/Thn

A

15

26

3.421

132

475.043

44.108

12,89

10,77

18,27

B

15

25

4.091

164

480.227

46.087

11,27

10,42

19,21

K

15

25

3.679

147

572.679

59.592

16,20

9,61

22,91

L

15

14

1.881

134

360.606

35.633

18,94

10,12

25,76

M

15

15

2.479

165

373.494

36.653

14,79

10,19

24,90

N

15

9

1.661

185

263.941

26.004

15,66

10,15

29,33

O

15

19

2.757

145

502.310

52.324

18,98

9,60

26,44

P

15

15

1.841

123

385.832

38.315

20,81

10,07

25,72

Q

15

14

2.319

168

344.882

34.592

14,92

9,97

24,63

R

15

15

2.093

140

278.375

27.644

13,21

10,07

18,56

S

15

19

2.760

145

413.903

43.070

15,61

9,61

21,78

T

15

15

1.904

127

206.270

20.443

10,74

10,09

13,75

U

15

14

2.231

159

412.792

44.291

19,85

9,32

29,49

V

15

21

2.895

138

591.695

63.967

22,10

9,25

28,18

W

15

20

2.952

148

437.521

44.645

15,12

9,80

21,88

X

15

17

2.365

139

279.745

28.810

12,18

9,71

16,46

Y

15

17

2.584

152

489.314

52.333

20,25

9,35

28,78

Z

15

24

3.454

144

379.435

37.830

10,95

10,03

15,81

AA

15

22

3.058

139

318.061

31.460

10,29

10,11

14,46

AB

15

18

2.403

134

316.342

31.290

13,02

10,11

17,57

AC

15

19

2.903

153

363.226

36.214

12,47

10,03

19,12

AD

15

19

2.663

140

442.694

46.162

17,33

9,59

23,30

AE

15

15

2.289

153

327.234

32.593

14,24

10,04

21,82

AF

15

15

2.258

151

319.028

35.058

15,53

9,10

21,27

AG

15

14

2.232

159

423.183

42.531

19,06

9,95

30,23

AH

15

11

1.766

161

216.860

22.242

12,59

9,75

19,71

AI

15

21

1.767

84

308.171

31.223

17,67

9,87

14,67

AJ

15

13

1.491

115

178.216

17.438

11,70

10,22

13,71

AK

15

20

2.257

113

287.130

30.742

13,62

9,34

14,36

AL

15

14

1.334

95

209.541

20.443

15,32

10,25

14,97

AM

15

23

3.823

166

296.003

29.779

7,79

9,94

12,87

AN

15

19

2.521

133

319.570

34.623

13,73

9,23

16,82

AO

15

19

1.825

96

215.341

22.269

12,20

9,67

11,33

AP

15

18

3.276

182

363.894

38.184

11,66

9,53

20,22

AQ

15

25

3.176

127

469.920

47.039

14,81

9,99

18,80

AR

15

17

2.091

123

415.303

43.994

21,04

9,44

24,43

AS

15

24

3.606

150

799.068

83.410

23,13

9,58

33,29

AT

15

22

2.794

127

500.306

53.566

19,17

9,34

22,74

AU

15

14

2.644

189

553.523

58.327

22,06

9,49

39,54

AV

15

21

3.742

178

776.634

83.689

22,36

9,28

36,98

727

103.286

5.723

15.667.311,24

1.608.617

625,26

391,98

874,05

18,18

2.582,15

143,08

391.682,78

40.215,43

15,63

9,80

21,85

2008

Total Ratarata

40 15

Sumber: Kantor Sentral Kebun Adolina Keterangan : DPL = Diatas Permukaan Laut SPH = Standar Per Hektar

TBS = Tandan Buah Segar BRT = Berat Rata-rata Tandan

30

Lampiran 3. Data Produksi Kebun Adolina 2016 Tahun Tanam

2008

Total Ratarata

Blok

DPL (M)

Luas (Ha)

Pokok Produktif

SPH (Pkk/Ha)

TBS (Kg)

Jlh Tandan

RJT/phn

RBT (Kg)

Produksi (Kg/Ha/Thn)

A

15

26

3.421

B

15

25

4.024

132

477.811

37.351

10,92

12,79

18,38

161

550.577

45.172

11,23

12,19

K

15

25

22,02

3.679

147

571.412

48.907

13,29

11,68

L

15

14

22,86

1.881

134

301.809

24.903

13,24

12,12

M

15

21,56

15

2.479

165

314.810

23.822

9,61

13,22

N

20,99

15

9

1.661

185

233.216

17.769

10,70

13,12

25,91

O

15

19

2.757

145

465.095

39.019

14,15

11,92

24,48

P

15

15

1.798

120

277.226

22.693

12,62

12,22

18,48

Q

15

14

2.307

165

309.520

23.821

10,33

12,99

22,11

R

15

15

2.079

139

271.170

20.276

9,75

13,37

18,08

S

15

19

2.760

145

434.334

36.053

13,06

12,05

22,86

T

15

15

1.904

127

294.274

24.020

12,62

12,25

19,62

U

15

14

2.231

159

317.316

24.359

10,92

13,03

22,67

V

15

21

2.797

133

599.637

48.093

17,19

12,47

28,55

W

15

20

2.952

148

502.267

41.708

14,13

12,04

25,11

X

15

17

2.359

139

374.384

29.935

12,69

12,51

22,02

Y

15

17

2.582

152

542.393

41.546

16,09

13,06

31,91

Z

15

24

3.454

144

479.842

39.007

11,29

12,30

19,99

AA

15

22

3.058

139

467.228

38.424

12,57

12,16

21,24

AB

15

18

2.403

134

372.110

30.022

12,49

12,39

20,67

AC

15

19

2.903

153

435.542

35.835

12,34

12,15

22,92

AD

15

19

2.663

140

478.837

37.009

13,90

12,94

25,20

AE

15

15

2.289

153

355.611

28.805

12,58

12,35

23,71

AF

15

15

2.258

151

363.443

29.858

13,22

12,17

24,23

AG

15

14

2.232

159

299.492

24.452

10,96

12,25

21,39

AH

15

11

1.766

161

286.333

23.814

13,48

12,02

26,03

AI

15

21

1.767

84

230.541

19.102

10,81

12,07

10,98

AJ

15

13

1.491

115

287.022

23.860

16,00

12,03

22,08

AK

15

20

2.257

113

385.314

32.352

14,33

11,91

19,27

AL

15

14

1.309

94

167.527

13.774

10,52

12,16

11,97

AM

15

23

3.730

162

466.972

38.881

10,42

12,01

20,30

AN

15

19

2.506

132

417.704

34.636

13,82

12,06

21,98

AO

15

19

1.737

91

261.641

21.591

12,43

12,12

13,77

AP

15

18

3.276

182

470.989

39.593

12,09

11,90

26,17

AQ

15

25

3.176

127

584.536

47.978

15,11

12,18

23,38

AR

15

17

2.043

120

366.689

32.101

15,71

12,05

21,57

AS

15

24

3.606

150

705.427

61.480

17,05

11,47

29,39

AT

15

22

2.794

127

478.660

40.282

14,42

11,88

21,76

AU

15

14

2.598

186

464.694

39.326

15,14

11,82

33,19

AV

15

21

177

613.430

52.634

14,19

11,65

40

600

727

3.708 102.695

5.687

16.276.835

1.334.263

517,43

491,07

29,21 898,01

15

18,18

2.567,38

142,17

406.920,88

33.356,58

12,94

12,28

22,45

Sumber: Kantor Sentral Kebun Adolina Keterangan : DPL = Diatas Permukaan Laut SPH = Standar Per Hektar

TBS = Tandan Buah Segar BRT = Berat Rata-rata Tandan 31

Lampiran 4. Data Produksi Kebun Bah Birung Ulu 2014 Tahun Tanam

2008

Total Ratarata

Blok

DPL (M)

Luas (Ha)

A

902

18

B

906

20

C

997

D

Jlh Pkk Produktif

SPH (Pkk/Ha)

TBS (Kg)

Jlh Tandan

RJT/Phn

RBT (Kg)

Produksi (Ton/Ha/Thn)

2.397

133,17

318.280

26.923

11,23

11,82

17,68

2.355

117,75

342.010

28.458

12,08

12,02

17,10

12

1.240

103,33

195.320

17.341

13,98

11,26

16,28

1.009

17

1.281

75,35

269.920

23.063

18,00

11,7

15,88

E

1.025

15

1.618

107,87

237.190

19.811

12,24

11,97

15,81

F

973

7

752

107,43

112.290

9.396

12,49

11,95

16,04

G

1.008

15

1.896

126,40

241.380

20.232

10,67

11,93

16,09

H

1.041

15

1.438

95,87

237.420

19.815

13,78

11,98

15,83

I

1.038

11

1.166

106,00

176.090

14.864

12,75

11,85

16,01

J

1.013

9

697

77,44

144.290

12.354

17,72

11,68

16,03

K

1.055

9

1.066

118,44

146.160

12.208

11,45

11,97

16,24

L

1.061

13

1.043

80,23

209.430

17.563

16,84

11,92

16,11

M

1.052

14

1.241

88,64

223.440

18.640

15,02

11,99

15,96

N

1.087

14

1.560

111,43

223.450

18.877

12,10

11,84

15,96

O

1.071

13

1.518

116,77

208.260

17.415

11,47

11,96

16,02

P

1.065

12

1.178

98,17

192.050

16.140

13,70

11,9

16,00

Q

1.061

6

127,00

85.120

7.338

9,63

11,6

17

17364

220

762 23208

1791,29

3562100

300438

225,18

201,34

14,19 273,23

1021,41

12,94

105,37

209535,29

17672,82

13,25

11,84

16,07

1365,18

Sumber: Kantor Sentral Kebun Bah Birung Ulu Keterangan : DPL = Diatas Permukaan Laut SPH = Standar Per Hektar

TBS = Tandan Buah Segar BRT = Berat Rata-rata Tandan

32

Lampiran 5. Data Produksi Kebun Bah Birung Ulu 2015 Tahun Tanam

2008

Total Ratarata

Blok

DPL (M)

Luas (Ha)

Jlh Pkk Produktif

SPH (Pkk/Ha)

TBS (Kg)

Jlh Tandan

RJT/ Phn

RBT (Kg)

Produksi (Kg/Ha/Thn)

A

902

18

2396

133

308.580

21.043

8,78

14,66

B

906

20

2355

118

343.000

23.268

9,88

14,74

C

997

12

1240

103

208.870

13.943

11,24

14,98

D

1.009

17

1279

75

289.490

19.589

15,32

14,78

E

1.025

15

1618

108

257.440

17.316

10,70

14,87

F

973

7

752

107

124.760

8.212

10,92

15,19

G

1.008

15

1896

126

256.520

17.093

9,02

15,01

H

1.041

15

1438

96

257.330

17.356

12,07

14,83

I

1.038

11

1166

106

192.170

12.726

10,91

15,1

J

1.013

9

697

77

158.950

10.402

14,92

15,28

K

1.055

9

1066

118

157.360

10.416

9,77

15,11

L

1.061

13

1043

80

218.160

14.613

14,01

14,93

M

1.052

14

1241

89

240.480

16.131

13,00

14,91

N

1.087

14

1560

111

240.810

16.029

10,28

15,02

O

1.071

13

1518

117

225.620

15.169

9,99

14,87

P

1.065

12

1178

98

208.080

13.837

11,75

15,04

Q

1.061

6

762

127

111.680

7.366

9,67

15,16

17

17364

220

23205

1791,12

3799300

254509

192,23

254,48

1021,41

12,94

1365

105,36

223488,24

14971,12

11,31

14,97

17,14 17,15 17,41 17,03 17,16 17,82 17,10 17,16 17,47 17,66 17,48 16,78 17,18 17,20 17,36 17,34 18,61 295,05 17,36

Sumber: Kantor Sentral Kebun Bah Birung Ulu Keterangan : DPL = Diatas Permukaan Laut SPH = Standar Per Hektar

TBS = Tandan Buah Segar BRT = Berat Rata-rata Tandan

33

Lampiran 6. Data Produksi Kebun Bah Birung Ulu 2016 Tahun Tanam

2008

Total Ratarata

Blok

DPL

Luas (Ha)

Jlh Pkk Produktif

SPH (Pkk/Ha)

TBS (Kg)

Jlh Tandan

RJT/ Phn

RBT (Kg)

Produksi (Kg/Ha/Thn)

A

902

18

2.396

133

393.400

23.784

9,93

16,54

21,86

B

906

20

2.355

118

450.280

26.803

11,38

16,8

22,51

C

997

12

1.240

103

227.470

13.633

10,99

16,68

18,96

D

1.009

17

1.279

75

239.170

14.418

11,27

16,59

14,07

E

1.025

15

1.618

108

303.520

18.225

11,26

16,65

20,23

F

973

7

752

107

131.010

7.883

10,48

16,62

18,72

G

1.008

15

1.896

126

315.360

18.903

9,97

16,68

21,02

H

1.041

15

1.438

96

237.990

14.413

10,02

16,51

15,87

I

1.038

11

1.166

106

214.450

12.945

11,10

16,57

19,50

J

1.013

9

697

77

138.610

8.340

11,97

16,62

15,40

K

1.055

9

1.066

118

177.840

10.756

10,09

16,53

19,76

L

1.061

13

1.043

80

210.780

12.749

12,22

16,53

16,21

M

1.052

14

1.241

89

264.160

15.921

12,83

16,59

18,87

N

1.087

14

1.560

111

288.270

17.396

11,15

16,57

20,59

O

1.071

13

1.518

117

264.830

15.983

10,53

16,57

20,37

P

1.065

12

1.178

98

192.610

11.515

9,78

16,73

16,05

Q

1.061

6

762

127

110.400

6.588

8,65

16,76

18,40

17

17364

220

23205

1791,12

4160150

250255

184

282,54

318,39

1021,41

12,94

1365

105,36

244714,71

14720,88

10,80

16,62

18,73

Sumber: Kantor Sentral Kebun Bah Birung Ulu Keterangan : DPL = Diatas Permukaan Laut SPH = Standar Per Hektar

TBS = Tandan Buah Segar BRT = Berat Rata-rata Tandan

34

Lampiran 7. Peta Afdeling 3 Kebun Adolina PTPN IV

35

Lampiran 8. Peta Afdeling 3 Kebun Bah Birung Ulu PTPN IV

36