Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasian
LAPORAN POSISI KEUANGAN BCA membukukan posisi keuangan yang solid, didukung oleh posisi permodalan dan likuiditas yang sehat serta portofolio aset yang berkualitas.
ASET BCA mempertahankan posisinya sebagai salah satu bank terkemuka di Indonesia dengan total aset mencapai Rp 750,3 triliun pada akhir tahun 2017, tumbuh 10,9% dari Rp 676,7 triliun pada tahun sebelumnya. Total Aset 2017
Aset Produktif Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank-bank Lain Efek-efek Efek-efek untuk Tujuan Investasi* Efek-efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali Kredit yang Diberikan Piutang Pembiayaan Konsumen dan Investasi Sewa Pembiayaan Lainnya
2016
Naik / (turun)
miliar Rupiah
% terhadap Total Aset
miliar Rupiah
% terhadap Total Aset
miliar Rupiah
672.235
89,6%
604.049
89,3%
68.186
11,3%
18.969
2,5%
35.364
5,2%
(16.395)
-46,4%
140.578
18,8%
111.948
16,5%
28.630
25,6%
131.316
17,5%
109.398
16,1%
21.918
20,0%
9.262
1,3%
2.550
0,4%
6.712
263,2%
467.509
62,3%
415.896
61,5%
51.613
12,4%
9.068
1,2%
8.670
1,3%
398
4,6%
Persentase
36.111
4,8%
32.171
4,8%
3.940
12,2%
78.085
10,4%
72.690
10,7%
5.395
7,4%
Kas dan Giro pada Bank Indonesia
60.227
8,0%
56.541
8,4%
3.686
6,5%
Aset Tetap - bersih
16.869
2,3%
16.991
2,5%
(122)
-0,7%
(14.634)
-2,0%
(13.915)
-2,1%
(719)
5,2%
Aset Non Produktif
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) atas Aset Keuangan Lainnya
15.623
2,1%
13.073
1,9%
2.550
19,5%
Total Aset
750.320
100,0%
676.739
100,0%
73.581
10,9%
* Nilai Efek-efek untuk Tujuan Investasi (bruto) yang tercantum dalam Laporan Keuangan Konsolidasian yang diaudit sebesar Rp 131.611 miliar pada tahun 2017 dan Rp 109.585 miliar pada tahun 2016 termasuk investasi dalam bentuk saham sebesar Rp 295 miliar pada tahun 2017 dan Rp 187 miliar pada tahun 2016.
Pada akhir tahun 2017 aset produktif meningkat 11,3% atau
Posisi kas BCA senantiasa dijaga pada level yang memadai
Rp 68,2 triliun menjadi Rp 672,2 triliun dari tahun sebelumnya
untuk memenuhi kebutuhan transaksi uang tunai nasabah.
yang sebesar Rp 604,0 triliun. Porsi aset produktif mencapai
Sementara itu, posisi Giro pada Bank Indonesia juga telah
89,6% dari total aset BCA. Portofolio kredit merupakan
memenuhi ketentuan terkait Giro Wajib Minimum (GWM). Pada
komponen aset terbesar yaitu 62,3% terhadap total aset. Pada
akhir tahun 2017 GWM Primer BCA tercatat sebesar 7,0% untuk
akhir tahun 2017 portofolio kredit BCA mencapai Rp 467,5
mata uang Rupiah dan 8,5% untuk valuta asing.
triliun, meningkat 12,4% dibandingkan tahun sebelumnya.
KAS DAN GIRO PADA BANK INDONESIA
PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK-BANK LAIN
Posisi Kas dan Giro pada Bank Indonesia pada akhir tahun 2017
Pada akhir tahun 2017 Penempatan pada Bank Indonesia
tercatat sebesar Rp 60,2 triliun, tumbuh 6,5% dibandingkan
dan bank-bank Lain turun 46,4% menjadi Rp 19,0 triliun
tahun sebelumnya. Pada pos tersebut, saldo kas mencapai
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 35,4
Rp 16,7 triliun sedangkan giro pada bank indonesia mencapai
triliun. Penurunan tersebut sejalan dengan realokasi dana ke
Rp 43,5 triliun pada akhir tahun 2017.
instrumen-instrumen yang memiliki imbal hasil lebih tinggi seperti Sertifikat Bank Indonesia (terdiri dari Sertifikat Deposito Bank Indonesia – SDBI dalam Rupiah dan Surat Berharga Bank Indonesia – SBBI dalam valuta asing) serta obligasi pemerintah yang tercatat pada pos efek-efek. Strategi ini mendukung optimalisasi imbal hasil dengan risiko yang tetap terjaga dalam batasan risk appetite BCA.
PT Bank Central Asia Tbk - Laporan Tahunan 2017
241
Ikhtisar Data Keuangan
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Analisis dan Pembahasan Manajemen
EFEK-EFEK Portofolio efek-efek mencapai Rp 140,6 triliun pada akhir tahun 2017, meningkat 25,6% dari Rp 111,9 triliun pada tahun sebelumnya. Sebagian besar portofolio tersebut merupakan instrumen untuk tujuan investasi yang tercatat sebesar Rp 131,3 triliun, meningkat 20,0%. Efek-efek untuk Tujuan Investasi* (dalam miliar Rupiah) Naik / (turun) 2017
Komposisi
2016 Nominal
Persentase
2017
2016
Obligasi Pemerintah (di luar kategori Diperdagangkan)
70.261
66.416
3.845
5,8%
53,5%
60,7%
Sertifikat Bank Indonesia
35.587
20.163
15.424
76,5%
27,1%
18,4%
Efek-efek Lainnya
25.468
22.819
2.649
11,6%
19,4%
20,9%
131.316
109.398
21.918
20,0%
100,0%
100,0%
Total
* Nilai Efek-efek untuk Tujuan Investasi (bruto) yang tercantum dalam Laporan Keuangan Konsolidasian yang diaudit sebesar Rp 131.611 miliar pada tahun 2017 dan Rp 109.585 miliar pada tahun 2016 termasuk investasi dalam bentuk saham sebesar Rp 295 miliar pada tahun 2017 dan Rp 187 miliar pada tahun 2016.
Sejalan dengan posisi likuiditas yang solid dan permintaan
Obligasi Pemerintah
kredit
berupaya
Portofolio obligasi pemerintah di pos efek-efek untuk tujuan
menempatkan dana pada instrumen-instrumen yang memiliki
investasi (diluar kategori diperdagangkan) mencapai Rp 70,3
imbal hasil tinggi, termasuk pada instrumen untuk tujuan
triliun, naik 5,8% dari Rp 66,4 triliun pada tahun sebelumnya.
yang
belum
sepenuhnya
pulih,
BCA
investasi. Kenaikan penempatan dana pada instrumen untuk tujuan investasi terutama pada sertifikat bank indonesia yang
Mayoritas investasi obligasi pemerintah berasal dari kategori
tumbuh 76,5% menjadi Rp 35,6 triliun pada akhir tahun 2017.
‘tersedia untuk dijual’ yaitu sebesar Rp 47,3 triliun atau 66,9%
Sementara itu, obligasi pemerintah tetap merupakan komponen
dari total portofolio. Sementara itu, obligasi pemerintah
terbesar pada instrumen untuk tujuan investasi, yaitu sebesar
kategori ‘dimiliki hingga jatuh tempo’ tercatat sebesar
Rp 70,3 triliun, meningkat 5,8%. Adapun efek-efek lainnya
Rp 23,0 triliun atau 32,6% dari total portofolio. Selain portofolio
meningkat 11,6% menjadi Rp 25,4 triliun terutama berasal dari
obligasi pemerintah untuk tujuan investasi, BCA memiliki
kenaikan pada obligasi korporasi pihak ketiga dan reksa dana.
obligasi pemerintah dengan kategori ‘diperdagangkan’ sebesar Rp 0,3 triliun atau 0,5% dari total portofolio pada tahun 2017.
Pos efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali meningkat 263,2% dan tercatat sebesar Rp 9,3 triliun. Sejalan dengan
Hampir seluruh obligasi pemerintah yang dimiliki BCA bersuku
penurunan suku bunga acuan, BCA melakukan penempatan
bunga tetap yang mencapai Rp 70,5 triliun atau 99,9% dari
dana pada instrumen dengan imbal hasil lebih tinggi.
total portofolio. Sementara itu, obligasi pemerintah dengan suku bunga mengambang tercatat sebesar Rp 0,1 triliun atau 0,1% dari total portofolio.
Obligasi Pemerintah (dalam miliar Rupiah) Naik / (turun) Jenis Obligasi Berdasarkan Tujuan Kepemilikan Diperdagangkan Tersedia untuk Dijual Dimiliki hingga Jatuh Tempo Berdasarkan Suku Bunga Bunga Tetap Bunga Variabel
242
PT Bank Central Asia Tbk - Laporan Tahunan 2017
2017
Komposisi
2016 Nominal
Persentase
2017
2016 100,0%
70.621
66.585
4.036
6,1%
100,0%
360
169
191
113,0%
0,5%
0,2%
47.255
41.527
5.728
13,8%
66,9%
62,4%
23.006
24.889
(1.883)
-7,6%
32,6%
37,4%
70.621
66.585
4.036
6,1%
100,0%
100,0%
70.522
66.486
4.036
6,1%
99,9%
99,9%
99
99
-
0,0%
0,1%
0,1%
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasian
Obligasi Pemerintah berdasarkan Jatuh Tempo (dalam miliar rupiah) Jenis Obligasi Diperdagangkan
Nilai Tercatat
Besarnya Obligasi Pemerintah yang Jatuh Tempo pada 2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2031
2032
2033
2034
2036
2038
2047
2048
360
157
16
43
-
9
40
11
2
-
1
8
-
4
49
-
-
6
4
10
Tersedia untuk Dijual
47.255
15.606
13.073
8.693
7.763
178
1.794
-
-
-
31
-
41
21
-
-
45
-
-
10
Dimiliki hingga Jatuh Tempo
23.006
9.202
1.391
8.693
3.348
9
128
40
42
28
-
-
10
-
-
49
41
10
-
15
Total
70.621
24.965
14.480
17.429
11.111
196
1.962
51
44
28
32
8
51
25
49
49
86
16
4
35
Sebagian besar obligasi pemerintah yang dimiliki BCA adalah
Kredit korporasi meningkat 14,5% menjadi Rp 177,3 triliun dan
dalam bentuk mata uang Rupiah yaitu sebesar Rp 66,4 triliun
kredit konsumer tumbuh 12,1% menjadi Rp 122,8 triliun. Kredit
atau 94,0% dari total portofolio. Sementara itu, obligasi
korporasi diberikan bagi sektor-sektor usaha yang potensial
pemerintah dalam mata uang asing tercatat sebesar Rp 4,2
seperti sektor perkebunan dan pertanian, jasa keuangan,
triliun atau 6,0% dari total portofolio. Imbal hasil portofolio
serta pembangkit energi dan tenaga listrik. Di segmen kredit
obligasi pemerintah tercatat lebih tinggi yaitu 6,8% pada tahun
konsumer BCA berupaya menstimulasi permintaan melalui
2017 dibandingkan 6,6% pada tahun 2016. Obligasi pemerintah
berbagai event, yang diikuti oleh penawaran kredit pemilikan
yang dimiliki BCA sebagian besar memiliki tenor di bawah
rumah dan mobil maupun kartu kredit dengan tingkat bunga
6 tahun.
dan program promosi yang menarik. Kredit komersial dan UKM tumbuh sebesar 10,3% menjadi sebesar Rp 164,7 triliun.
KREDIT
Peningkatan tersebut tidak terlepas dari reklasifikasi produk
Pada tahun 2017 portofolio kredit BCA meningkat 12,4%
kredit tempat usaha, sebesar Rp 5,4 triliun yang sebelumnya
menjadi Rp 467,5 triliun, didukung oleh pertumbuhan di
dikategorikan sebagai kredit konsumer.
seluruh segment. Peningkatan kredit tersebut relatif lebih tinggi dari rata-rata sektor perbankan yang sebesar 8,2%.
Sejalan
Dengan demikian BCA mampu mempertahankan posisinya
meningkatnya kompetisi penyaluran kredit di sektor perbankan,
sebagai Bank penyedia kredit terbesar ketiga di Indonesia
yield portofolio kredit BCA mengalami penurunan menjadi
dengan pangsa pasar sebesar 9,9% pada akhir 2017 meningkat
sebesar 9,4% pada tahun 2017 dibandingkan 10,2% pada
dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 9,5%. Sepanjang
tahun 2016.
dengan
penurunan
suku
bunga
acuan
dan
tahun 2017 BCA memanfaatkan peluang di setiap siklus kegiatan promosi dan program menarik, serta menawarkan
Komposisi Kredit dalam Denominasi Rupiah dan Valuta Asing
suku bunga kredit yang kompetitif.
Sebagian besar penyaluran kredit BCA adalah dalam mata uang
peningkatan permintaan kredit, menyelenggarakan berbagai
Rupiah yaitu 93,9% terhadap total kredit, sedangkan portofolio
Pertumbuhan Kredit
kredit dalam valuta asing tercatat sebesar 6,1% pada akhir tahun 2017. Komposisi penyaluran kredit yang didominasi
(dalam miliar Rupiah)
467.509 387.643 312.290
415.896
dengan mata uang Rupiah ini sejalan dengan profil pendanaan BCA yang mayoritas merupakan mata uang Rupiah.
346.563
Pada akhir 2017 kredit dalam denominasi Rupiah naik 12,8% menjadi Rp 439,1 triliun dan kredit dalam denominasi valuta asing meningkat 7,1% menjadi Rp 28,4 triliun (USD 2,1 miliar). Untuk meminimalisasi risiko nilai tukar, BCA menerapkan pembatasan total penyaluran kredit dalam mata uang asing
2013
2014
2015
2016
2017
yang ketat dan lebih ditujukan pada debitur yang memiliki bisnis dengan pendapatan utamanya dalam valuta asing.
PT Bank Central Asia Tbk - Laporan Tahunan 2017
243
Ikhtisar Data Keuangan
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Komposisi Penyaluran Kredit berdasarkan Mata Uang
6,1%
6,4%
2017
2016
93,9%
93,6%
Rp 467.509 miliar
Rp 415.896 miliar Rupiah
Valuta Asing
Komposisi Penyaluran Kredit berdasarkan Sektor Industri BCA menyalurkan kredit secara terdiversifikasi ke berbagai sektor industri yang potensial guna meminimalisasi risiko konsentrasi. Pada tahun 2017, penyaluran kredit BCA pada 10 sektor industri terbesar mencapai 56,1% dari total keseluruhan kredit untuk keperluan usaha. Berdasarkan sektor industri, portofolio kredit BCA terbesar adalah pada sektor distributor, toserba dan retailer yang sebesar 9,0% terhadap total kredit. Sementara itu, kredit pada sektor perkebunan dan pertanian tercatat sebesar 7,1% dan sektor bahan bangunan dan konstruksi lainnya mencapai 6,4%. Top 10 Sektor Industri Segmen Korporasi, Komersial dan UKM (berdasarkan klasifikasi internal BCA)* 2017 Distributor, Toserba dan Retailer
9,0%
7,3%
Perkebunan dan Pertanian
7,1%
6,9%
Bahan Bangunan dan Konstruksi Lainnya
6,4%
7,3%
Otomotif dan Alat Transportasi
5,7%
5,6%
Jasa Keuangan
5,5%
4,0%
Properti dan Konstruksi
5,2%
4,9%
Makanan dan Minuman
4,7%
5,2%
Tekstil dan Produk Tekstil
4,4%
4,6%
Bahan Kimia dan Plastik
4,1%
5,4%
Transportasi dan Logistik Total
*
244
2016
4,0%
4,9%
56,1%
56,1%
Tanpa kredit konsumer dan kredit pegawai Catatan: Untuk keperluan analisa, pengelompokkan kredit diatas berdasarkan sektor industri yang digunakan internel BCA. Sedangkan dalam catatan Laporan Keuangan Audit, pengelompokkan kredit dilakukan dengan mengacu kepada kategori Laporan Bank Umum sesuai ketentuan regulator.
PT Bank Central Asia Tbk - Laporan Tahunan 2017
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasian
Komposisi Kredit berdasarkan Jenis Kredit Berdasarkan
merupakan
Pada akhir tahun 2017 kredit modal kerja tumbuh 13,3%
kontributor terbesar terhadap total kredit yaitu sebesar 47,2%
jenisnya,
kredit
menjadi Rp 220,6 triliun sedangkan kredit investasi meningkat
pada akhir 2017. Sementara itu, kredit konsumsi dan investasi
11,1% menjadi Rp 121,2 triliun. Selanjutnya, kredit konsumsi
masing-masing
dan pinjaman karyawan masing-masing meningkat sebesar
memberikan
modal
kontribusi
kerja
sebesar
26,3%,
dan 25,9%.
12,2% dan 10,4% menjadi Rp 122,8 triliun dan Rp 2,8 triliun.
Komposisi Kredit berdasarkan Jenis Kredit 2017 miliar Rupiah
2016 Komposisi
miliar Rupiah
Naik / (turun) Komposisi
miliar Rupiah
Persentase
Modal Kerja
220.604
47,2%
194.697
46,8%
25.907
13,3%
Investasi
121.223
25,9%
109.136
26,3%
12.087
11,1%
Konsumsi (termasuk Kartu Kredit)
122.855
26,3%
109.503
26,3%
13.352
12,2%
2.827
0,6%
2.560
0,6%
267
10,4%
467.509
100,0%
415.896
100,0%
51.613
12,4%
Pinjaman Karyawan Total
Tingkat Kolektibilitas Kredit (Piutang)
Pada akhir tahun 2017 rasio kredit bermasalah (Non-Performing
Pertumbuhan portofolio kredit pada tahun 2017 dapat
Loans – NPL) BCA berada pada level 1,5%, sedikit meningkat
diimbangi dengan kualitas kredit yang tetap terjaga pada level
dibandingkan
yang sehat. BCA senantiasa menerapkan prinsip kehati-hatian
demikian, rasio NPL tersebut jauh lebih rendah dibandingkan
dalam penyaluran kredit, dan memantau kondisi bisnis dan
rata-rata rasio NPL sektor perbankan nasional yang berada
ekonomi serta faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi
pada level 2,6%. Selama tahun 2017 kualitas kredit tetap
kualitas kredit serta kemampuan pembayaran hutang debitur.
terjaga pada level yang sehat dan dalam batasan risk appetite
Penyaluran kredit di tahun 2017 diprioritaskan pada nasabah
yang telah ditetapkan. Adapun rasio NPL – bersih relatif stabil
yang memiliki hubungan dengan Bank dan memiliki rekam
pada level 0,4%.
1,3%
pada
tahun
sebelumnya. Meskipun
jejak dan prospek usaha yang baik.
Kredit berdasarkan Kolektibilitas* (tidak konsolidasi) 2017
Performing Loan Lancar Dalam Perhatian Khusus NPL Kurang Lancar Diragukan Macet Total Kredit
2016
miliar Rupiah
% terhadap Kredit
miliar Rupiah
% terhadap Kredit
460.675
98,5%
410.827
98,7%
453.953
97,1%
404.385
97,1%
6.722
1,4%
6.442
1,6%
6.945
1,5%
5.452
1,3%
1.987
0,4%
535
0,1%
686
0,2%
523
0,1%
4.272
0,9%
4.394
1,1%
467.620
100,0%
416.279
100,0%
Rasio NPL – bruto
1,5%
na
1,3%
na
Rasio NPL – bersih
0,4%
na
0,3%
na
190,7%
na
229,4%
na
Cadangan / NPL
*
Meskipun pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai tidak menggunakan perhitungan kolektabilitas, namun perhitungan tersebut masih diperlukan untuk menghitung rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio - CAR) mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia.
Pada tahun 2017 BCA memiliki posisi cadangan kredit yang
Kredit Dalam Perhatian Khusus. Kredit ‘dalam perhatian khusus’
memadai sebesar Rp 13,2 triliun meningkat 5,9%. Posisi
tercatat sebesar Rp 6,7 triliun pada akhir tahun 2017, meningkat
cadangan mencukupi untuk memenuhi keseluruhan NPL
4,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Sebagian besar porsi
dengan rasio cadangan kredit terhadap NPL mencapai 190,7%.
kredit dalam kategori ini berasal dari segmen konsumer yang berkontribusi sebesar 59,2% dari total kredit dalam perhatian khusus. Mengingat portofolio kredit konsumer yang semakin besar dan pembayaran yang bersifat angsuran, setiap bulannya
PT Bank Central Asia Tbk - Laporan Tahunan 2017
245
Ikhtisar Data Keuangan
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Analisis dan Pembahasan Manajemen
terdapat nasabah yang mengalami keterlambatan bayar.
kualitas kredit BCA tetap terjaga pada level yang sehat dalam
Pembayaran kredit dengan tunggakan satu hari secara otomatis
menghadapi berbagai potensi risiko yang dihadapi berdasarkan
diperhitungkan sebagai kategori ‘dalam perhatian khusus’.
skenario yang disusun.
Sebagian besar tunggakan yang memiliki sifat berulang ini
Non-Performing Loans (NPL)
tidak menyebabkan pemburukan kualitas kredit ataupun migrasi ke kategori kredit bermasalah.
(tidak konsolidasi)
Kredit Bermasalah (Non-Performing Loans – NPL). Jumlah
NPL - bruto (dalam miliar Rupiah)
kredit bermasalah BCA pada akhir tahun 2017 mencapai
NPL - bruto
NPL - bersih
Rp 6,9 triliun, meningkat 27,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini terutama berasal dari segmen korporasi yang
1,5%
1,3%
sebagian besar berasal dari sektor transportasi & logistik serta properti dan konstruksi. Sebagai informasi, dalam beberapa
0,4%
0,3%
tahun terakhir, BCA belum pernah melakukan hapus buku (write
6.945
off) untuk kredit segmen korporasi. Sementara itu, kualitas kredit komersial dan UKM membaik dengan NPL sebesar 1,8% pada
5.452
tahun 2017 dibandingkan 2,2% pada tahun 2016, didukung dengan adanya beberapa pelunasan kredit bermasalah dan hapus buku pada segmen tersebut. Sepanjang tahun 2017 BCA terus memantau kualitas portofolio kredit dengan cermat serta melakukan stress testing dengan berbagai skenario. Hasil stress test tersebut menunjukkan bahwa 2016
Rasio NPL berdasarkan Segmen
Rasio NPL Kredit Konsumer
(tidak konsolidasi)
(tidak konsolidasi)
2017
2017
2016
2016
2017
3,8%
2,2%
3,0%
1,8% 1,4%
1,9%
1,0% 0,8%
0,8%
0,7%
Komersial dan UKM
Korporasi
Konsumer
Selama
tahun
2017
0,6%
KKB - Motor
0,6%
KKB- Mobil
Kartu Kredit
Aktivitas restrukturisasi kredit pada tahun 2017 relatif lebih memperhatikan
rendah dibandingkan pada tahun 2016 sejalan dengan
perkembangan usaha dan terus membangun komunikasi
terkendalinya tekanan terhadap sektor angkutan laut, properti
dengan para nasabah. BCA telah melakukan beberapa
dan sarana transportasi. Hal tersebut tercermin dari stabilnya
restrukturisasi kredit pada nasabah-nasabah yang berkualitas
outstanding kredit yang direstrukturisasi, yang tercatat sebesar
yang sedang mengalami kesulitan keuangan sementara.
Rp 6,6 triliun pada akhir tahun 2017, hanya meningkat 0,6%
Pendekatan restrukturisasi di BCA tetap memperhatikan
dari Rp 6,5 triliun pada tahun 2016. Perlu diketahui bahwa
aspek-aspek
dilakukan
peningkatan yang terjadi pada tahun 2016 adalah sebesar
dengan memperpanjang tenor pinjaman untuk meringankan
112,8%. Porsi terbesar kredit yang direstrukturisasi tersebut
pembayaran kredit nasabah.
merupakan kolektibilitas 1 dan 2 (‘lancar’ dan ‘dalam perhatian
komersial
BCA
1,0%
KPR
Kredit yang Direstrukturisasi
1,9%
dan
senantiasa
sebagian
besar
khusus’) yang sebagian besar berada pada segmen korporasi dan komersial. 246
PT Bank Central Asia Tbk - Laporan Tahunan 2017
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasian
Kredit yang Direstrukturisasi (tidak konsolidasi, dalam miliar Rupiah) 2017
2016
Naik / (turun) Nominal
Persentase
4.371
5.200
(829)
-15,9%
Lancar
3.141
3.946
(805)
-20,4%
Dalam Perhatian Khusus
1.230
1.254
(24)
-1,9%
2.197
1.331
866
65,1%
Kurang Lancar
726
255
471
184,7%
Diragukan
274
166
108
65,1%
1.197
910
287
31,5%
Performing Loan
NPL
Macet Total Kredit yang Direstrukturisasi Total Portofolio Kredit % Kredit yang Direstrukturisasi terhadap Total Portofolio Kredit
6.568
6.531
37
0,6%
467.620
416.279
51.341
12,3%
1,4%
1,6%
na
na
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit Pada tahun 2017 BCA membentuk biaya Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit (CKPN) sebesar Rp 1,8 triliun, turun 59,2% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 4,5 triliun dengan berkurangnya tekanan penurunan kualitas kredit di tahun 2017 dibandingkan tahun 2016. Saldo CKPN kredit pada akhir tahun 2017 tercatat sebesar Rp 13,2 triliun atau mencapai 190,7% dari total kredit bermasalah dan 2,8% dari total portofolio kredit Bank. Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit (dalam miliar Rupiah) Naik / (turun)
2017
2016
12.505
9.027
3.478
38,5%
Penambahan cadangan selama tahun berjalan
1.832
4.494
(2.662)
-59,2%
Penghapusbukuan kredit selama tahun berjalan (-/-)
1.334
1.154
180
15,6%
235
146
89
61,0%
Nominal Saldo awal tahun
Penerimaan kembali kredit yang telah dihapusbukukan Selisih kurs Saldo akhir tahun
Persentase
6
(8)
14
175,0%
13.244
12.505
739
5,9%
Kredit yang Dihapusbukukan Pada tahun 2017 BCA melakukan penghapusbukuan kredit (written-off) sebesar Rp 1,3 triliun, relatif stabil dibandingkan dengan Rp 1,2 triliun pada tahun sebelumnya. Kenaikan penghapusbukuan kredit terutama berasal dari segmen komersial dan pinjaman kartu kredit. Adapun rasio kredit yang dihapusbukukan terhadap outstanding kredit BCA tercatat sebesar 0,29% pada akhir tahun 2017, relatif sama dibandingkan posisi akhir tahun 2016. Rincian Penghapusbukuan Kredit (dalam miliar Rupiah) 2017
2016
Naik / (turun) Nominal
Persentase
Korporasi
-
-
-
-
Komersial
378
148
230
155,4% -60,2%
UKM
72
181
(109)
Konsumer
884
825
59
7,2%
KPR
21
3
18
600,0%
KKB Mobil
157
177
(20)
-11,3%
KKB Motor
255
293
(38)
-13,0%
Kartu Kredit Total
451
352
99
28,1%
1.334
1.154
180
15,6%
PT Bank Central Asia Tbk - Laporan Tahunan 2017
247
Ikhtisar Data Keuangan
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Analisis dan Pembahasan Manajemen
LIABILITAS Liabilitas BCA tercatat sebesar Rp 618,9 triliun pada tahun 2017, meningkat 9,7% atau Rp 54,9 triliun dibandingkan tahun 2016 yang sebesar Rp 564,0 triliun. Dalam komposisi liabilitas BCA, dana pihak ketiga berkontribusi sebesar 93,9% terhadap total liabilitas.
Dana Pihak Ketiga Dana Pihak Ketiga 2017
2016
Naik / (turun)
Suku Bunga Rata-rata
miliar Rupiah
Komposisi
miliar Rupiah
Komposisi
miliar Rupiah
151.250
26,0%
137.853
26,0%
13.397
9,7%
132.751
22,8%
113.237
21,4%
19.514
18.499
3,2%
24.616
4,6%
Tabungan
292.416
50,3%
270.352
Rupiah
278.716
48,0%
13.700
2,3%
Jumlah Dana Rekening Transaksi (CASA)
443.666
Deposito Rupiah
Giro Rupiah Valuta Asing
Valuta Asing
Valuta Asing Jumlah Dana Pihak Ketiga Rupiah Valuta Asing
2017
2016
Naik / (turun)
17,2%
1,0%
1,0%
0,0%
(6.117)
-24,8%
0,1%
0,1%
0,0%
51,0%
22.064
8,2%
255.942
48,3%
22.774
8,9%
1,0%
1,0%
0,0%
14.410
2,7%
-4,9%
0,2%
0,1%
0,1%
76,3%
408.205
77,0%
35.461
8,7%
137.449
23,7%
121.929
23,0%
15.520
12,7%
125.223
21,6%
111.511
21,0%
13.712
12,3%
5,2%
5,0%
0,2%
12.226
2,1%
10.418
2,0%
1.808
17,4%
0,6%
0,3%
0,3%
581.115
100,0%
530.134
100,0%
50.981
9,6%
536.690
92,4%
480.690
90,7%
56.000
11,6%
2,0%
1,9%
0,1%
44.425
7,6%
49.444
9,3%
-10,2%
0,3%
0,2%
0,1%
Persentase
(710)
(5.019)
Pada tahun 2017 dana pihak ketiga BCA tumbuh 9,6% menjadi Rp 581,1 triliun dibandingkan tahun 2016 yang sebesar Rp 530,1 triliun. Pertumbuhan dana pihak ketiga pada tahun 2017 didukung oleh pertumbuhan dana rekening transaksi giro dan tabungan maupun dana dari deposito. Perputaran dana tax amnesty juga turut mendukung pertumbuhan dana pihak ketiga BCA. Dana rekening transaksi atau CASA (giro dan tabungan) tetap menjadi porsi utama dari dana pihak ketiga yaitu sebesar 76,3%, sementara itu dana deposito berkontribusi sebesar 23,7%. Komposisi Dana Pihak Ketiga
23,7%
26,0%
2017
2016
50,3%
51,0%
Rp 581.115 miliar
Rp 530.134 miliar Giro
248
23,0%
26,0%
PT Bank Central Asia Tbk - Laporan Tahunan 2017
Tabungan
Deposito
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasian
Giro dan Tabungan (CASA)
dengan bank yang penghimpunan dananya hanya fokus
Keunggulan BCA dalam perbankan transaksi dan upaya
pada deposito, yang tidak membutuhkan dukungan layanan
pengembangan layanan payment settlement secara konsisten
transaksi. Dalam beberapa tahun terakhir, BCA berupaya
merupakan pendukung soliditas pendanaan CASA. BCA terus
meningkatkan otomasi dan digitalisasi dengan memanfaatkan
melakukan investasi yang terukur dalam pengembangan
teknologi terkini sebagai bagian dari efisiensi proses internal,
infrastruktur jaringan dan mengembangkan produk serta
disamping penyederhanaan sistem dan prosedur. Hal tersebut
layanan sesuai kebutuhan nasabah. Basis nasabah BCA yang
dapat terlihat dari pertumbuhan beban operasional yang lebih
luas dan terhubung satu sama lain melalui sistem pembayaran
rendah dalam kurun waktu dua tahun terakhir yang berada
BCA, telah mendukung pertumbuhan dana CASA, bahkan di
pada level dibawah 10%.
tengah fase pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung.
Deposito Pada akhir tahun 2017 dana CASA tumbuh 8,7% menjadi
Pada akhir tahun 2017, dana deposito BCA tumbuh 12,7%
Rp 443,7 triliun. Adapun pangsa pasar CASA BCA pada tahun
menjadi Rp 137,4 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang
2017 adalah sebesar 15,1% dibandingkan 15,3% pada tahun
sebesar Rp 121,9 triliun. Peningkatan dana deposito terjadi
sebelumnya. Dana giro meningkat 9,7% menjadi Rp 151,3
terutama pada semester I 2017 sejalan dengan peningkatan
triliun pada tahun 2017 dibandingkan Rp 137,9 triliun pada
suku bunga deposito di akhir Desember 2016.
tahun 2016. Dari total dana giro, sebesar 87,8% merupakan dana dalam mata uang Rupiah dan 12,2% merupakan dana
Dana deposito berperan sebagai penyeimbang posisi pendanaan
dalam mata uang asing. Produk giro ditujukan untuk memenuhi
BCA. Mengingat posisi likuiditas yang lebih longgar dan sejalan
kebutuhan transaksi para pelaku bisnis yang dilengkapi dengan
dengan penurunan suku bunga, BCA melakukan penurunan
fasilitas pembayaran menggunakan cek dan bilyet giro serta
suku bunga deposito secara bertahap pada semester II 2017.
fasilitas perbankan elektronik seperti internet banking dan
Suku bunga maksimum deposito 1 bulan turun 275 basis
mobile banking.
point dari 6,75%, titik tertinggi pada tahun 2017, menjadi 4,0% pada akhir tahun. Dengan strategi pengelolaan suku bunga
Pada akhir tahun 2017 dana tabungan meningkat 8,2% menjadi
pendanaan tersebut, BCA dapat menekan biaya dana (cost of
Rp 292,4 triliun. Adapun komposisi tabungan dalam denominasi
funds), terutama di semester II 2017.
Rupiah berkontribusi 95,3% dari total dana tabungan, sedangkan 4,7% adalah dalam denominasi valuta asing. BCA terus mengembangkan produk dan layanan sejalan dengan
Deposito Berdasarkan Jangka Waktu
kebutuhan segmen nasabah dan perkembangan teknologi.
(dalam miliar Rupiah)
Rp 137.449 miliar
Produk
CASA
penghimpunan
memberikan dana
BCA
masyarakat
keunggulan dengan
tingkat
dalam suku
bunga yang rendah. Untuk menjaga dana CASA tersebut, BCA
Rp 121.929 miliar
2,8% 3,6%
3,0% 2,4% 18,5%
29,6%
76,1%
64,0%
memiliki struktur beban operasional cukup tinggi karena BCA harus memfasilitasi layanan nasabah sehari-hari dan terus melakukan pengembangan infrastruktur perbankan seperti investasi teknologi informasi, pembukaan cabang, penambahan EDC dan ATM baru. Selama tahun 2012 – 2015, beban operasional BCA meningkat sekitar 15% - 25%. Hal ini sebagai 2016
konsekuensi dari bisnis model inti BCA sebagai penyedia jasa layanan transaksi perbankan. Model bisnis tersebut berbeda
1 Bulan
2017 3 Bulan
6 Bulan
12 Bulan
PT Bank Central Asia Tbk - Laporan Tahunan 2017
249
Ikhtisar Data Keuangan
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Secara keseluruhan dana deposito pada tahun 2017 tetap tumbuh, berkat kepercayaan nasabah terhadap layanan BCA. Berikut adalah deposito yang dikelompokkan berdasarkan mata uang dan periode jatuh tempo. Deposito berdasarkan Mata Uang
8,9%
8,5%
2017
2016
91,1%
91,5%
Rp 137.449 miliar
Rp 121.929 miliar Rupiah
Valuta Asing
Kemampuan Membayar Hutang
Total kewajiban atau liabilitas BCA mencapai Rp 618,9 triliun,
Sepanjang tahun 2017, BCA dan anak-anak usahanya mampu
naik 9,7% atau Rp 54,9 triliun dari Rp 564,0 triliun pada tahun
memenuhi kewajibannya yang sebagian besar berasal dari
sebelumnya. Dana pihak ketiga berkontribusi sebesar 93,9%
dana pihak ketiga, berupa giro, tabungan dan deposito. BCA
terhadap total liabilitas. Sementara itu simpanan dari bank-
secara perusahaan induk, tidak memiliki outstanding obligasi
bank lain, utang akseptasi, efek-efek utang yang diterbitkan dan
ataupun surat berharga yang diterbitkan lainnya. Sebagian
pinjaman yang diterima tercatat sebesar Rp 15,2 triliun di tahun
besar pembayaran atas kewajiban finansial BCA merupakan
2017 meningkat 7,0% dari tahun sebelumnya yang sebesar
pembayaran bunga atas penghimpunan dana pihak ketiga.
Rp 14,2 triliun. Rasio liabilitas terhadap aset – konsolidasi
Adapun untuk mengantisipasi kebutuhan penarikan dana
tercatat sebesar 82,5% pada akhir tahun 2017 dibandingkan
nasabah, BCA telah melakukan pengelolaan likuiditas yang
83,3% pada tahun
memadai.
terhadap ekuitas – konsolidasi tercatat sebesar 471,0% dari 500,4%.
250
PT Bank Central Asia Tbk - Laporan Tahunan 2017
sebelumnya sedangkan rasio liabilitas
Tata Kelola Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasian
Rincian Liabilitas (dalam miliar Rupiah) Total Aset
2017
2016
750.320
676.739
581.115
530.134
Liabilitas Dana Pihak Ketiga Giro
151.250
137.853
Tabungan
292.416
270.352
Deposito
137.449
121.929
Simpanan dari Bank-Bank Lain
5.758
4.901
Utang Akseptasi
5.800
4.187
610
2.332
Efek-efek Utang yang Diterbitkan Pinjaman Yang Diterima
3.041
2.789
22.594
19.681
Total Liabilitas
618.918
564.024
Total Ekuitas
131.402
112.715
471,0%
500,4%
82,5%
83,3%
479,3%
507,5%
82,7%
83,5%
Kewajiban Lainnya
Konsolidasi Rasio Liabilitas Terhadap Ekuitas Rasio Liabilitas Terhadap Aset Tidak Konsolidasi Rasio Liabilitas Terhadap Ekuitas Rasio Liabilitas Terhadap Aset
Secara konsolidasi, efek-efek utang yang diterbitkan tercatat sebesar Rp 0,6 triliun pada tahun 2017, lebih rendah dibandingkan Rp 2,3 triliun pada tahun 2016. Efek-efek tersebut seluruhnya merupakan utang obligasi yang diterbitkan oleh BCA Finance, entitas anak BCA yang bergerak di bidang pembiayaan kendaraan bermotor roda empat. Penurunan efek-efek utang yang diterbitkan pada tahun 2017 disebabkan oleh adanya obligasi BCA Finance yang telah jatuh tempo. BCA Finance memiliki posisi keuangan yang kokoh dan kemampuan pembayaran hutang yang memadai, tercermin dari rasio liabilitas terhadap aset sebesar 53,9% dan rasio liabilitas terhadap ekuitas sebesar 116,8%. Obligasi BCA Finance mendapat rating idAAA dari Pefindo dan AAA(idn) dari Fitch Ratings Indonesia di akhir tahun 2017. Coupon rate atas sisa outstanding obligasi BCA Finance pada tahun 2017 berkisar antara 8,15% - 9,0% dengan tenor antara 3 - 4 tahun.
Rasio Liabilitas terhadap Ekuitas
Rasio Liabilitas terhadap Aset
(konsolidasi - dalam miliar Rupiah)
(konsolidasi - dalam miliar Rupiah)
Total Liabilitas
Total Liabilitas
Total Ekuitas
Total Aset
Rasio Liabilitas terhadap Ekuitas
Rasio Liabilitas terhadap Aset
500,4% 471,0%
83,3% 82,5%
618.918
750.320
564.024
676.739 618.918
564.024
112.715
2016
131.402
2017
2016
2017
PT Bank Central Asia Tbk - Laporan Tahunan 2017
251
Ikhtisar Data Keuangan
Laporan Manajemen
Profil Perusahaan
Analisis dan Pembahasan Manajemen
EKUITAS
Ekuitas
Pada tahun 2017 total ekuitas BCA tumbuh 16,6% atau
(dalam miliar Rupiah)
Rp 18,7 triliun menjadi Rp 131,4 triliun. Kenaikan ekuitas 131.402
ini sejalan dengan peningkatan profitabilitas dan kebijakan 112.715
pembagian dividen secara terukur. Kenaikan ekuitas semakin memperkokoh posisi permodalan BCA berada pada level yang
89.625 75.726
sehat dengan rasio kecukupan modal/kewajiban penyediaan
62.332
modal minimum (Capital Adequacy Ratio – CAR) sebesar 23,1%, lebih tinggi 120 basis point dari tahun 2016 yang berada pada level 21,9%.
2013
Guna memperkuat posisi permodalan, dalam 6 tahun
2014
2015
2016
2017
terakhir BCA telah menyesuaikan dividend payout ratio pada kisaran 20% - 25%, dimana sebelumnya berada pada kisaran 30% - 50%. Pada akhir tahun 2017 tingkat pengembalian atas ekuitas (Return on Equity – ROE) berada pada kisaran yang memadai sebesar 19,2%.
LAPORAN LABA RUGI Pertumbuhan profitabilitas pada tahun 2017 sejalan dengan peningkatan bisnis baik dari sisi penyaluran kredit maupun penghimpunan dana terutama giro dan tabungan. Selain itu, profitabilitas BCA juga ditopang oleh berbagai program efisiensi operasional serta pembentukan beban cadangan yang lebih rendah sejalan dengan terjaganya kualitas kredit. Pendapatan Bunga Bersih (dalam miliar Rupiah) 2017 Pendapatan Bunga
2016
Naik / (turun) Nominal
Persentase
53.768
50.426
3.342
6,6%
40.014
38.882
1.132
2,9%
874
815
59
7,2%
8.603
6.815
1.788
26,2%
Pembiayaan Konsumen dan Investasi Sewa Pembiayaan
3.077
2.903
174
6,0%
Lainnya (termasuk bagi hasil Syariah)
1.200
1.011
189
18,7%
Kredit Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank-bank Lain Efek-efek
Beban Bunga
11.941
10.347
1.594
15,4%
Giro
1.274
1.157
117
10,1%
Tabungan
2.632
2.462
170
6,9%
Deposito
6.346
5.123
1.223
23,9%
Lainnya (termasuk beban Syariah) Pendapatan Bunga Bersih
1.689
1.605
84
5,2%
41.827
40.079
1.748
4,4%
2017
2016
Pendapatan Bunga dari Efek-efek (dalam miliar Rupiah) Naik / (turun) Nominal Efek-efek untuk Tujuan Investasi
252
Persentase
7.084
5.963
1.121
18,8%
Sertifikat Bank Indonesia
1.478
1.965
(487)
-24,8%
Obligasi Pemerintah
4.479
3.258
1.221
37,5%
Surat Berharga Lainnya
1.127
740
387
52,3%
Efek-efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali
1.519
852
667
78,3%
Total Pendapatan Bunga dari Efek-efek
8.603
6.815
1.788
26,2%
PT Bank Central Asia Tbk - Laporan Tahunan 2017