LAPORAN PRODUKSI FILM PENDEK

Download LAPORAN PRODUKSI FILM PENDEK. “TERNYATA...” Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penyuntingan Digital II. Dosen Pengampu : Ranang Agung S, S. P...

1 downloads 788 Views 747KB Size
LAPORAN PRODUKSI FILM PENDEK “TERNYATA...” Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S, S. Pd. M, Sn

Disusun Oleh : TIM KONSEP CERITA : Diqna Pauziah

13148153

Rosita Julia E.

13148126

TIM KONSEP PENYUNTINGAN : Tetty Ikawati

13148136

Dhesy Lutfisari R.

13148103

Program Studi Televisi dan Film Jurusan Seni Media Rekam Fakultas Seni Rupa Dan Desain Institus Seni Indonesia Surakarta 2014

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI A. KONSEP CERITA 1. Tema 2. Ide Gagasan 3. Sinopsis Cerita 4. Alur Cerita 5. Naskah 6. Pesan Moral 7. Storyboard B. KONSEP PRODUKSI 1. Peralatan Produksi 2. Property 3. Job Description 4. Cast 5. Jadwal Produksi C. KONSEP DAN TEKNIK PENYUNTINGAN GAMBAR 1. Aspek Editing 2. Teknik Editing 3. Aspek Rasio 4. Format Video 5. Durasi 6. Cutting/Transisi 7. Software Editing 8. Caption Title 9. Audio 10. Alur Cerita Dalam Penyuntingan D. HASIL KARYA 1. Printscreen Karya 2. Spesifikasi Karya E. LAMPIRAN 1. Behind The Scene

FILM PENDEK “TERNYATA...”

A.

KONSEP CERITA 1. Tema Dalam film ini kami mengambil sebuah tema yaitu “Kehidupan”. Tema ini menjadi acuan dalam penyusunan serta pengadeganan cerita. Setiap orang memiliki kehidupan yang berbeda – beda serta memiliki cara masing – masing untuk menjalaninya. Kami mengambil cerita mengenai kehidupan seorang gadis yang berprofesi sebagai pengamen jalanan. Ia memiliki sebuah mimpi dalam hidupnya yaitu dapat melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi dan memperbaiki araf hidupnya. Sehingga tema ini cukup tepat dan menarik untuk dijadikan acuan dalam cerita ini.

2. Ide Gagasan Ide/gagasan dalam cerita ini muncul setelah kami mengadakan forum diskusi bersama anggota kelompok. Setiap anggota memberikan opini masing – masing sehingga terbentuklah suatu konsep cerita ini. Konsep ini didasari akan ketertarikan kami mengenai kehidupan para pengamen jalanan yang juga memiliki kebebasan untuk bermimpi. Umumnya para pengamen ini hanya memiliki teman dari kalangan atau kelas yang sama. Selain itu para pengamen jalanan sudah pasti menginginkan kehidupan yang jauh lebih baik. Sehingga kami membuat film ini dengan harapan dapat memberikan gambaran bahwa setiap orang memiliki hak untuk bermimpi setinggi – tingginya dan harus memiliki sikap pantang menyerah. Selain itu kami juga ingin memberikan gambaran bahwa setiap manusia seharusnya tidak mencari teman berdasar kelas sosial atau membeda – bedakan teman.

3. Sinopsis Cerita Seorang gadis yang berprofesi sebagai pengamen sedang mengamen dilampu merah sebuah jalan raya perkotaan. Setelah lampu merah selesai ia beristirahat dibawah pohon dipinggiran jalan raya karena saat itu sangat terik. Tak lama kemudian ia tertidur dan sempat bermimpi bisa kuliah. Didalam mimpinya ia terburu – buru mengumpulkan tugas salah satu mata kuliah. Waktunya sudah mepet, ketika ia sampai didepan ruang dosen dan berusaha masuk ternyata pintu tersebut telah dikunci dan para dosen sudah pulang. Ia sangat sedih kemudian duduk lemas

didepan ruang dosen sambil memangku tumpukan tugasnya. Kemudian ia terbangun ketika seorang temannya membangunkan dan memberikan sebuah buku. Dibukalah matanya dan kebingungan melihat tumpukan tugasnya telah berubah menjadi buku yang diberikan temannya. Ia menatapnya lesu kemudian menemukan semangat baru untuk berusaha lebih keras agar dapat melanjutkan pendidikannya.

4. Alur Cerita Dalam cerita ini kami menggunakan jenis alur cerita mundur. Dengan alur mundur ini kami menampilkan bagian konflik dibagian awal dan pengenalan cerita di bagian akhir. Sehingga urutan alur cerita atau plotnya akan diawali dengan konflik, klimaks, penurunan aksi dan eksposisi. Konflik yang berupa adegan mimpi tokoh utama diletakkan dibagian awal, kemudian dilanjutkan ke bagian klimaks, yaitu ketika tokoh utama terbangun dari mimpinya dan kebingunan. Bagian penurunan aksi yaitu ketika ia membuka – buka buku dan mencoba mengingat kejadian sebelum ia tertidur dan diakhiri dengan bagian eksposisi atau pengenalan cerita yang digambarkan dengan adegan flashback tokoh utama yang sedang mengamen dan beristirahat hingga tertidur. Dengan alur ini kami memberikan kesempatan bagi penonton agar memberkan kesimpulan sendiri. Selain itu kami juga membalikkan logika atau membentuk persepsi penonton yang salah penonton melalui setiap adegan awal hingga akhir.

5. Naskah “TERNYATA...” SC. 01 EXT – DEPAN LOBY KAMPUS – DAY CAST : ROSITA Rosita

terburu



buru

memasuki

ruang

dosen

untuk

mengumpulkan tugas. Ia membawa beberapa tumpukan tugas kuliah. Ia melihat jam sejenak kemudian ia menyadari bahwa telah terlambat. ECU : Jam tangan CUT TO

SC. 02 INT – DEPAN RUANG DOSEN – DAY CAST : ROSITA Rosita

berlari

menuju

ruang

dosen.

Ketika

sampai

didepan pintu, ia mencoba membuka pintu dan ternyata pintu

telah

terkunci.

Ia

merasa

kecewa

dan

duduk

bersandar di tembok. CU : Pintu terkunci SC. 03 EXT – PINGGIR JALAN RAYA – DAY CAST : ROSITA, GREIS Rosita

tertidur

terbangun Rosita dan

dipinggir

ketika

Greis

kebingungan

berubah

menyadari

bahwa

ia

raya.

memberikannya

melihat

menjadi

jalan

buku hanya

tumpukan

sebuah

ia

buku.

tugasnya

hilang

Greis.

Rosita

pemberian bermimpi

Kemudian

kemudian

mencoba

membuka buku dan membaca sebuah bagian yang berjudul “HIDUP BERAWAL DARI MIMPI”. GREIS Heh bangun...tidur mulu! Mending baca nih buku! Greis berjalan meninggalkan Rosita. Rosita kebingungan dan mengingat apa yang baru terjadi. DISSOLVE SC. 04 EXT – JALAN RAYA – DAY CAST : ROSITA Rosita

mengamen

ditengah

merah.

Kemudian

setelah

jalan lampu

raya

ketika

berganti

lampu

hijau

ia

berjalan kmenuju pinggir jalan dan beristirahat hingga tertidur. FADE TO

6. Pesan Moral Pesan moral yang ingin kami sampaikan melalui film pendek ini adalah bahwa sebagai manusia yang hidup secara sosial atau tidak bisa hidup tanpa orang lain, maka seharusnya manusia tidak memilih – milih dengan siapa ia akan berteman. Selain itu manusia bebas bermimpi tanpa ada batasan sebab hidup berawal dari mimpi.

7. Storyboard *Terlampir

B.

KONSEP PRODUKSI 1. Peralatan Produksi Dalam proses produksi kami menggunakan beberapa peralatan produksi berupa : -

1 Unit kamera Canon 550D

-

1 Unit kamera Nikon D3100

-

1 Memory card 8GB kelas 4

-

1 Memory card 16GB kelas 10

-

1 Memory card 4GB

2. Property Untuk mendukung kuatnya unsur naratif, kami menggunakan beberapa property tambahan sebagai berikut : - Buku Tugas - Topi pengamen -

Tas pengamen

- Buku Novel - Alat pengamen - Koin Receh - Jam tangan - Tas Kuliah -

Motor

3. Job Description Produser

: Diqna Pauziah

Sutradara

: Tetty Ikawati

Penulis Naskah

: Dhesy Lutvisari R.

Camera Person

: Dhesy Lutvisari R.

Artistik

: Rosita Julia E.

Editor

: Tetty Ikawati Dhesy Lutvisari R.

Penata Suara

: Diqna Pauziah

4. Cast ROSITA (Tokoh Utama)

: Rosita Julia E.

GREIS (Tokoh Pendukung)

: Tetty Ikawati

Pengendara Motor

: Diqna Pauziah

Ekstras

: Pengendara Motor Jalan Raya

5. Jadwal Produksi Proses produksi dilakukan dengan jadwal sebagai berikut : No. Jenis Kegiatan

Waktu Pelaksanaan (Oktober) Minggu ke 2

1.

Penentuan konsep cerita dan konsep editing

2.

Casting pemain

3.

Reherseal

4.

Breafing kelompok

5.

Produksi scene 1 dan 2

6.

Produksi scene 3 dan 4

7.

Editing

8.

Penyusunan laporan produksi

Minggu ke 3

Minggu ke 4

C.

KONSEP DAN TEKNIK PENYUNTINGAN GAMBAR 1. Aspek Editing Tahapan penyuntingan merupakan sebuah tahapan yang dilakukan setelah proses pengambilan gambar selesai. Sesuai dengan sinopsis cerita pendek diatas, kami akan menggunakan konsep editing yang mengacu pada 4 aspek utama yaitu aspek kontinutas grafik, aspek ritmik, asek spasial dan aspek temporal. Untuk aspek kontinuitas grafik digunakan untuk perubahan shot dengan kesesuaian gambar atau disebut juga graphic match. Graphic match juga sering digunakan dalam teknik editing diskontinu seperti yang akan kami gunakan. Aspek ritmik digunakan untuk menyeimbangkan adegan aksi dengan durasi, semakin sedikit durasi maka tempo adegan aksi akan menghasilkan tempo yang cepat. Aspek spasial digunakan untuk menunjukkan atau memanipulasi ruang dan waktu yang sangat mendukung editing diskontinu. Serta aspek temporal yang sangat berkaitan sebab mampu mempengaruhi unsur naratif dan memanipulasi waktu.

2. Teknik Editing Sesuai dengan acuan 4 aspek tersebut kami menggunakan teknik editing diskontinu, yaitu teknik editing yang digunakan pada saat adanya lompatan waktu seperti flashback dan perbedaan ruang. Teknik ini cukup sesuai dengan konsep cerita.

3. Aspek Rasio Kami menggunakan aspect ratio sebesar 16:9 yang terkesan landscape dan cukup mengcover background yang luas. Sehingga mampu merekam suasana jalanan yang luas dengan jelas.

4. Format Video Hasil akhir karya ini akan berformat PAL 25fps sesuai dengan sinyal format yang dapat diterima di Indonesia. Ekstensi atau format akhir hasil karya ini akan dibuat menjadi .avi dengan durasi 2 menit, sebab ekstensi ini berkualitas baik dengan kapasitas file yang minim.

5. Durasi Hasil akhir karya ini nantinya akan berdurasi 2 menit termasuk didalamnya opening video, opening title dan credit title. Opening Video, Opening Title serta Credit Title akan berdurasi total 30 detik dan sisanya 1 menit 30 detik merupakan hasil visual alur cerita.

6. Software Editing Untuk software editing kami akan menggunakan software Adobe Premiere CS6, sebab kebanyakan dari kami telah memahami dan mampu mengoperasikan software ini dengan cukup baik. Selain itu software ini menyediakan fitur – fitur yang dibutuhkan dalam proses editing, seperti Stabilize untuk menstabilkan gambar hasil produksi yang kurang sempurna. Software ini juga menyediakan efek video yang sesuai dengan konsep cerita berupa efek Fast Blur in, Fast Blur out, Control Image, Colour Grading dan sebagainya.

7. Cutting/Transisi Teknik editing yang digunakan akan diimbangi dengan penggunaan bentuk transisi yang sederhana seperti: - cut to cut yang digunakan untuk perpindahan gambar dengan lokasi dan waktu yang sama -

jump cut yang digunakan untuk memberikan kesan ironi. Jump cut

digunakan untuk menjembatani atau penggabung adegan yang berbanding terbalik atau berbeda, yaitu pada adegan tokoh sedang kuliah dan tokoh sedang beristirahat setelah mengamen - dip to black dan dip to white digunakan untuk perpotongan gambar yang secara tidak langsung memberikan kesan pada penonton agar memikirkan ulang kejadian yang terjadi, selain itu transisi ini juga digunakan pada pergantian caption title -

fast blur in dan fast blur out digunakan untuk menjembatani atau

menggabungkan antara adegan bermimpi tokoh utama dan adegan kenyataan tokoh. Transisi diatas sangat sesuai digunakan karena durasi karya yang tidak begitu panjang dan dari cerita tidak banyak membutuhkan transisi yang beragam.

8. Caption Title Dalam pembuatan caption title yang berupa opening title dan credit title kami menggunakan sofware yang sama yaitu Adobe Premiere CS6. Pembuatan dilakukan langsung dalam satu project editing sehingga lebih praktis sebab tidak terbagi dalam beberapa project. Dengan demikian proses editing dirasa lebih efektif dan efisien.

9. Audio Audio yang digunakan hanya berupa ilustrasi musik yang berbentuk seperti instrumen musik untuk memperkuat mood dan suasana tanpa mengganggu fokus cerita. Selain itu akan ada audio lain berupa audio atmosphere untuk mewakili audio sebenarnya sehingga dapat membangun suasana film dan penonton dapat merasakan apa yang terjadi. Audio berupa instrumen dibuat langsung oleh penata sura dengan menggunakan alat musik berupa piano dan direkam menggunakan kamera Nikon D3100. Walaupun menggunakan kamera, hasil audio cukup bagus. Selain itu audio yang berupa audio atmosphere diambil langsung ketika produksi.

10. Alur Cerita Dalam Penyuntingan Untuk penyususan gambar, kami menggunakan alur cerita konflik, klimaks, penurunan aksi dan eksposisi. Konflik yang berupa mimpi akan kami letakkan diawal agar ceritanya tidak tertebak, kemudian disambung dengan klimaks yaitu ketika tokoh terbangun dan bingung karena mendengar klakson bersautan. Dilanjutkan dengan falling action dimana klimaks sedikit mereda yaitu ketika ia menyadari itu hanya sebatas mimpi dan diakhiri dengan eksposisi berupa flashback yang menjelaskan bagaimana tokoh tersebut bisa bermimpi. Bagian flashback ini akan digambarkan dengan efek video Colour Grading untuk memberikan kesan lompatan waktu.

D. HASIL KARYA 1. Printscreen Karya

Opening video berupa logo institut.

Adegan tokoh melihat jam dan hendak mengumpulkan tugas.

Insert gambar extreme close up jam tangan

Adegan tokoh sedang membuka pintu

tokoh utama yang menunjukkan waktu.

ruang dosen yang sudah terkunci.

Insert gambar extreme close up pintu ruang

Adegan tokoh yang sedih dan kecewa.

dosen yang terkunci.

Adegan tokoh menyesal dan transisi fast

Adegan tokoh tertidur dengan transisi

blur out yang menjembatani dengan gambar

fast blur out dari gambar sebelumnya

berikutnya.

ketika ia sedang kecewa di kampus.

Adegan ketika tokoh utama terbangun dan

Adegan flashback berupa tokoh utama

temannya memberikan sebuah buku.

yang sedang mengamen dijalan raya dan diberikan warna black and white (hitam putih).

Adegan penutup film ketika tokoh

Credit title dan Behind The Scene.

menyadari bahwa ia bermimpi dan menemukan semangat baru.

Nama rumah produksi dan Copyrights yang menunjukkan tahun produksi.

2. Spesifikasi Karya Karya film pendek ini memiliki durasi total sesuai dengan konsep awal yaitu 2 menit (120 detik). Termasuk didalamnya opening video, credit title dan behind the scene. Kami menghilangkan bagian opening title dan menggantikannya dengan credit title dibagian akhir film. Selain itu kami menambahkan beberapa gambar behind the scene yang dimunculkan bersamaan dengan credit title. Gambar behind the scene ini memberikan gambaran mengenai kegiatan kami selama melakukan kegiatan produksi.

Kami juga menambahkan caption title berupa nama talent dan judul film dan memberikan transisi fast blur in dalam setiap pergantian caption title. Transisi yang digunakan cukup sesuai dengan perencanaan awal, yaitu penggunaan transisi cut to cut yang dipergunakan untuk menyambung gambar dengan lokasi dan adegan yang sama. Transisi dissolve digunaknan dibagian akhir film atau ending.

E. KENDALA DAN SOLUSI 1. Kendala Dalam proses produksi film endek in kami mengalami beberapa kendala, baik mulai praproduksi, produksi, hingga pascaproduksi. Beberapa kendala tersebut diantaranya adalah ; -

Molornya waktu produksi dikarenakan kurangnya kesadaran talent.

-

Kurangnya property yang digunakan oleh talent ketika take kedua dengan adegan tokoh utama sebagai pengamen.

-

Tata artistik yang kurang.

2. Solusi Dari beberapa kendala yang terjadi kami menyelesaikannya

solusi – solusi

berikut : -

Kami melakukan produksi setelah semua anggota kelompok berkumpul dan menyesuaikan waktu produksi.

-

Kami menggunakan satu property khas pengamen yaitu kecrekan yang dibuat dari botol bekas dan disi batu kerikil.

-

Tata artistik ketika adegan mengamen sama dengan adegan di kampus namun tetap dibedakan oleh wardrobe.

F.

LAMPIRAN

Behind The Scene No.

Gambar

Keterangan

1.

Pengambilan gambar pertama didepan ruang dosen.

2.

Pengambilan gambar pertama di loby Gedung 3 dan mengambil insert ECU jam tangan tokoh utama.

3.

Take kedua di jalan raya. Mengambil gambar adegan tokoh sedang mengamen.

4.

Take pertama di loby Gedung 3. Melakukan rehearseal talent/reading naskah.

5.

Take kedua di pinggir jalan raya. Mengambil adegan tokoh utama yang terbangun dan diberi buku oleh temannya.

6.

Take kedua dipinggir jalan raya. Mengecek ulang hasil take gambar sebelumnya (evaluasi)

7.

Take gambar kedua adegan tokoh utama beristirahat dan tertidur.