MANAJEMEN PENGELOLAAN FASILITAS OUTBOUND OBJEK WISATA LINGGO ASRI SEBAGAI WAHANA PENDIDIKAN REKREASI DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2013
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 Untuk mencapai gelar sarjana pendidikan
oleh IVA ALFINA 6101409006
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
ABSTRAK Iva Alfina. 2013.Manajemen Pengelolaan Fasilitas Outbound Objek Wisata Linggo Asri Sebagai Wahana Pendidikan Rekreasi di Kabupaten Pekalongan Tahun 2013. Skripsi Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Rumini S.Pd, M.Pd. Pembimbing II Mohamad Annas, S.Pd, M.Pd. (kata kunci: manajemen, fasilitas, outbound, dan pendidikan rekreasi) Latar belakang dari penelitian ini adalah pentingnya manajemen pengelolaan fasilitas di suatu objek wisata outbound, karena dalam permainan outbound diperlukan sarana dan prasarana khusus dalam permainannya yang berkaitan dengan keamanan dan kenyamanan pengunjung. Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi di Kabupaten Pekalongan tahun 2013? Manajemen pengelolaan fasilitas ini meliputi aspek pemeliharaan, keamanan, pendanaan, ketenagakerjaan, dan pendidikan rekreasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi di Kabupaten Pekalongan tahun 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, dimana peneliti ingin mengetahui pelaksanaan manajemen pengelolaan fasilitas outbound objek wisata linggo asri sebagai wahana pendidikan rekreasi di kabupaten Pekalongan tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Objek Wisata Outbound Linggo Asri di Kabupaten Pekalongan mempunyai manajemen pengelolaan fasilitas yang baik. Hasil penelitian 1) Proses perencanaan yang dilakukan oleh pihak manajemen Objek Wisata Outbound Linggo Asri sudah berjalan sesuai dengan fungsi manajemen 2) Manajemen pengorganisasiannya mkurang baik karena masih belum tertata dengan rapi. 3) Proses pengarahan yang dilakukan oleh seorangketua 4) Pengawasan yang dilakukan oleh pihak manajemen Outbound Linggo Asri sudah berjalan sesuai dengan fungsinya. Kesimpulan bahwa proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan manajemen wahana outbound di Pancasan Dream Land Park kabupaten Banyumas tahun 2013 baik, dan manajemen telah melaksanakan fungsi dan proses sebagaimana mestinya. Saran yang diajukan untuk General manager 1) Perencanaan sudah berjalan dengan baik dan harus menyusun program-program yang telah direncanakan. 2) pengorganisasian hendaknya dalam struktur organisasi memiliki koordinator bidang wahana, agar lebih fokus dalam pengelolaan wahana. 3) Pengarahan seorang General manager harus lebih intensif lagi dan meningkatkan pengarahan secara langsung kepada stafnya. 4) hendaknya tetap menjaga pelayanan dan pengawasan kepada pengunjung sehingga memberi kenyamanan terhadap pengunjung.
ii
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya: Nama :Iva Alfina NIM
: 6101409006
Jurusan :Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Judul
:Manajemen Pengelolaan Fasilitas Outbound Objek Wisata Linggo Asri Sebagai Wahana Pendidikan Rekreasi di Kabupaten Pekalongan Tahun 2013.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini hasil karya saya sendiri dan tidak menjiplak (plagiat) karya ilmiah orang lain, baik seluruhnya maupun sebagian. Bagian di dalam tulisan ini yang merupakan kutipan dari karya ahli atau orang lain, telah diberi penjelasan sumbernya sesuai dengan tata cara pengutipan. Apabila pernyataan saya ini tidak benar saya bersedia menerima sangsi akademik dari Universitas Negeri Semarang dan sangsi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republi Indonesia.
Semarang, 23 Agustus 2013 Yang menyatakan,
Iva Alfina
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada: Hari
:
Tanggal :
Menyetujui
Pembimbing I
Pembimbing II
Rumini, S.Pd, M.Pd
Mohamad Annas, S.Pd, M.Pd
NIP. 197002231995122001
NIP. 197511052005011002
Mengetahui Ketua Jurusan PJKR
Drs. Mugiyo Hartono, M.Pd. NIP. 19610903 198803 1 002
iv
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi atas nama Iva Alfina NIM 6101409006 Program studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi judul manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi di Kabupaten Pekalongan tahun 2013 telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada hari selasa tanggal 27 Agustus 2013
Panitia Ujian Ketua
Sekretaris
Dr. H. Harry Pramono, M.Si. NIP. 195910191985031001
Agus Pujianto, S.Pd., M.Pd NIP. 197302022006041003
Dewan Penguji
1. Supriyono, S.Pd., M.Or(Ketua) _________________ NIP. 197201271998021001
2. Rumini, S.Pd., M.Pd(Anggota) ________________ 197002231995122001
NIP.
3. Mohamad Annas, S.Pd, M.Pd (Anggota) ________________ NIP197511052005011002
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, Maka apabila engkau telah selesai dari suatu urusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain(Q.S Al-Insyirah:6-7). Apa yang telah kita tabur dengan, sengaja atau tidak, didingat atau dilupakan dan kapanpun juga, hukum alam mengajarkan apa yang kita tanam pasti akan menuai hasilnya (Andrie Wongso).
PERSEMBAHAN Karya tulis ini saya persembahkan untuk:
Orang tua saya tercinta Ibu Supartidan Bapak Asmuniyang selalu memberikan kasih sayang, perhatian, dukungan, serta doa untuk saya.
Kakak dan Adik saya tersayang, Ratih Sofiahdan Risqi Sugeng Riyadi.
Dosen-Dosen
PJKR
(FIK)
yang
membimbing saya.
Teman-teman PJKR angkatan 2009.
Dunia Olahraga dan Dunia Pendidikan.
vi
selalu
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul“Manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi di Kabupaten Pekalongan tahun 2013”. Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan studi strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan
Pendidikan
Jasmani
Kesehatan
dan
Rekreasi
Fakultas
Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa tidak akan berhasil tanpa bimbingan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat: 1.
Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk memperoleh pendidikan di Universitas Negeri Semarang.
2.
Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan yang telah membantu menyelesaikan urusan administrasi.
3.
Ketua Jurusan PJKR yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
4.
Dosen Pembimbing I, Rumini S.Pd, M.Pd. atas bimbingan, arahan dan motivasinya dalam penyusunan skripsi ini.
5.
Dosen Pembimbing II, Mohamad Annas S.Pd, M.Pd. atas bimbingan, arahan dan motivasinya dalam penyusunan skripsi ini.
vii
6.
Dosen beserta Staff Tata Usaha Jurusan PJKR FIK UNNES yang telah memberikan bantuan dan bimbingannya.
7.
Ketua dan Trainer outbound di outbound Linggo Asri atas ijin dan bantuannya dalam wawancara dan pengambilan data saat penelitian.
8.
Bapak dan Ibu tercinta, serta seluruh keluarga besarku atas kasih sayang, doa dan motivasinnya sehingga terselesainya penulisan skripsi ini.
9.
Teman-teman kos Fiesta atas doa, kebersamaan dan keceriaanya.
10. Semua pihak yang ikut membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapatpenulis sebutkan satu persatu. Semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amalan baik serta mendapat pahala yang setimpal dari Allah SWT. Pada akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Penulis
Iva Alfina 6101409006
viii
DAFTAR ISI
JUDUL .............................................................................................................
i
ABSTRAK ......................................................................................................... ii PERNYATAAN ................................................................................................ iii HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iv PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vi KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 5 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 5 1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 6 1.5 Penegasan Istilah........................................................................... 6 BAB IILANDASAN TEORI 2.1 Pengertian manajemen .................................................................. 7 2.2 Fungsi Manajemen......................................................................... 9 2.3 Manajemen olahraga ..................................................................... 10 2.4 Manajemen Fasilitas Olahraga ...................................................... 12 2.5 Pengertian Outbound ..................................................................... 19
ix
2.6 Pendidikan Rekreasi ...................................................................... 23 2.7 Kaitan Outbound dengan Pendidikan Rekreasi ............................. 28 2.8 Objek Wisata Outbound Linggo Asri .............................................. 29 BABIIIMETODE PENELITIAN 3.1
Pendekatan Penelitian ................................................................ 32
3.2
Lokasi dan Sasaran Penelitian ................................................... 32
3.3
Variabel Penelitian ....................................................................... 33
3.4
Data dan Sumber Data ................................................................ 33
3.5
Instrumen dan Metode Pengumpulan Data ................................ 37
3.6
Metode Analisis Data ................................................................... 41
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 41 4.2 Pembahasan .................................................................................. 68 BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ........................................................................................ 76 5.2 Saran ............................................................................................. 76 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 77 LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 78
x
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.
Kriteria Analisis Deskriptif Persentase ....................................................... 44
2.
Analisis Deskriptif Persentase Indikator Keseluruhan Manajemen ............ 56
3.
Analisis Deskriptif Persentase Indikator Pemeliharaan Fasilitas .............. 57
4.
Analisis Deskriptif Persentase Indikator Keamanan Fasilitas .................... 59
5.
Analisis Deskriptif Persentase Indikator Pendanaan Manajemen ............. 60
6.
Analisis Deskriptif Persentase Indikator Ketenagakerjaan Manajemen ..... 62
7.
Analisis Deskriptif Persentase Indikator Pendidikan Rekreasi.............. ..... 63
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Gambar Peta Wisata Kabupaten Pekalongan ............................................. 45 2. Gambar Peta ObjekWisata Linggo Asri ....................................................... 48 3. Gambar Grafik Hasil Indikator Keseluruhan Manajemen ............................. 56 4. Gambar Grafik Hasil Indikator Pemeliharaan Fasilitas ................................ 57 5. Gambar Grafik Hasil Indikator Keamanan Fasilitas ..................................... 59 6. Gambar Grafik Hasil Indikator Pendanaan Manajemen ............................... 60 7. Gambar Grafik Hasil Indikator Ketenagakerjaan Manajemen ...................... 62 8. Gambar Grafik Hasil Indikator Pendidikan Rekreasi .................................... 63
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing .............................. 80
2.
Surat Permohonan Ijin Penelitian ........................................................ 81
3.
Surat Keterangan dari Outbound Linggo Asri ...................................... 82
4.
Pertanyaan Wawancara ..................................................................... 83
5.
Jawaban Wawancara .......................................................................... 88
6.
Kuesioner dan Jawaban Kuesioner ..................................................... 93
7. Struktur Organisasi UPT Linggo Asri……………………………………103 8. Struktur Organisasi Outbound Linggo Asri........................................104 9. Daftar Harga Tiket Masuk Outbound………………………………….... 105 10. Daftar Paket Outbound Linggo Asri……………………………………..106 11. Protap Pemakaian Outbound Linggo Asri..........................................107 12. 10 Budaya Malu Aparatur..................................................................108 13. Daftar Pengunjung Outbound Linggo Asri Tahun 2013.......................109 14. Peta Objek Wisata Linggo Asri..........................................................110 15. Peta Wisata Kabupaten Pekalongan..................................................111 16. Dokumentasi Foto Penelitian.............................................................112
xiii
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Ilmu pengetahuan sekarang ini telah berkembang sangat pesat,
khususnya pada bidang olahraga, sehingga mendorong kesadaran masyarakat akan arti pentingnya olahraga bagi kesehatan. Pada kenyataanya ada empat dasar tujuan manusia melakukan aktivitas olahraga. Pertama, mereka yang melakukan kegiatan olahraga untuk tujuan rekreasi. Kedua, mereka yang melakukan kegiatan olahraga untuk pendidikan. Ketiga, mereka yang melakukan kegiatan olahraga dengan tujuan untuk mencapai tingkat kesegaran jasmani tertentu. Keempat, mereka yang melakukan kegiatan olahraga tertentu untuk mencapai prestasi yang optimal. Kegiatan olahraga pada hakikatnya dapat dibedakan menjadi dua aktifitas utama jika ditinjau dari sasarannya, yaitu kegiatan prestasi dan non prestasi. Berdasarkan
hasil
pengamatan
penulis
salah
satu
penunjang
keberhasilan peningkatan kebugaran jasmani adalah sarana dan prasaran olahraga. Prasarana olahraga adalah segala sesuatu yang mempermudah atau memperlancar tugas dan memiliki sifat yang relatif permanen. Sedangkan pengertian sarana olahraga adalah sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani (Soepartono, 2000:5-6). Dari pengertian sarana dan prasarana olahraga yang sudah dijelaskan diatas, kedua pengertian tersebut sudah tercakup dalam satu istilah, yaitu fasilitas olahraga. Fasilitas olahraga adalah semua prasarana olahraga yang
2
meliputi semua lapangan, bangunan olahraga serta perlengkapanya untuk melaksanakan program kegiatan olahraga (Soepartono, 2000:5-6). Peran fasilitas olahraga sangatlah penting dalam suatu kegiatan olahraga. karena jika ketersediaan fasilitas sangat kurang maka kegiatan olahraga tidak akan berjalan dengan baik. Olahraga diyakini sebagai upaya peningkatan kebugaran jasmani dan meningkatkan derajat kesehatan sehingga pengembangan olahraga tidak saja pada pencapaian secara prestasi tetapi olahraga juga harus dikembangkan dan ditingkatkan sebagai suatu gaya hidup seluruh lapisan masyarakat salah satunya melalui bidang olahraga rekreasi. Olahraga dikatakan mempunyai sebuah karakter permainan. Tidak dapat dikatakan bahwa olahraga itu sama dengan permainan. Karena permainan lebih luas dari olahraga. Olahraga lebih dapat dikatakan sebagai bentuk tersendiri dari permainan. Sedangkan rekreasi mempunyai peran untuk memberikan koreksi kehidupan bersama yang bisa membangkitkan kekakuan atau membangkitkan agresi. Menurut Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional Nomor 3 Tahun 2005 Pasal 1 Ayat 12. Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan masyarakat dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran, dan kegembiraan. Olahraga rekreasi juga dapat di jadikan suatu wahana pendidikan rekreasi yang dapat memberikan pengalaman bagi anak dan dapat membentuk kepribadian anak agar membangun kepercayaan diri serta meningkatkan kemampuan mengenal diri dan orang lain.
3
Salah satu olahraga rekreasi yang saat ini sedang digemari masyarakat adalah olahraga rekreasi outbound.Pada jaman sekarang outbound sudah menjadi olahraga rekreasi sekaligus sebagai wahana pendidikan rekreasi yang sangat digemari di kalangan pelajar maupun dikalangan masyarakat umum. Pendidikan rekreasi merupakan suatu proses pendidikan dimana tujuan dari pendidikan rekreasi bersifat mendidik. Ada 2 macam ruang lingkup pendidikan rekreasi yaitu ruang lingkup aktif dan ruang lingkup pasif. Salah satu bentuk ruang lingkup aktif dalam pendidikan rekreasi adalah wahana permainan outbound. Wahana permainan outbound sangatlah menyenangkan, mulai dari wahana dalam bentuk permainan ringan sampai dengan wahana yang memerlukan ketahanan dan tantangan fisik besar untuk menjalani petualangan yang mendebarkan dan penuh tantangan. Dalam bidang pendidikan rekreasi outbound, peran fasilitas sangat penting. Fasilitas harus di rancang sedemikian rupa dan harus dipelihara dengan baik demi keamanan dan kenyamanan pengunjung. Jika fasilitas wahana outbound tidak terpelihara dengan baik, maka wahana tersebut dapat membahayakan pengunjung yang sedang menggunakanya. Sehingga dalam suatu objek wisata outbound perlu adanya manajemen pengelolaan fasilitas yang baik. Saat ini sudah banyak Kota maupun Kabupaten yang ada di Indonesia yang sudah menyediakan objek wisata outboundsebagai tempat rekreasi. Salah satunya
di
Kabupaten
Pekalongan.Wahana
outbound
di
Kabupaten
Pekalonganpertama kali dibuka di Objek Wisata Linggo Asri pada tahun 2006 yang dikelola dan digagas oleh Pemerintah Daerah (PEMDA), Perhutani
4
(PERHUT), Kwartir Cabang (KWARCAB), dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di Kabupaten Pekalongan. Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah, keempat lembaga ini bekerja sama untuk memajukan Objek Wisata Linggo Asri ini. Lingo Asri adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan. Desa ini memiliki keindahan alam dan udara yang sejuk. Potensi alam desa ini juga sangat melimpah dengan pemandangan yang indah. Pada awalnya keindahan alam Linggo Asri hanya dimanfaatkan sebagai wisata alam saja seperti taman dan kebunbinatang mini.Melihatpotensialam yang sangatmendukungsertabelumadanyawisataoutbound di Kabupaten Pekalongan, makapihak manajemenLinggoAsri pada tahun 2006membukawahanaoutbound tersebut. Wahana outbound ini banyak dimanfaatkan sebagai suatu wahana rekreasi oleh sekolah-sekolah, perguruan tinggi, dinas-dinas pemerintah, dan pengunjung biasa, baik dari dalam maupun luar Kabupaten Pekalongan. Outbound Linggo Asri menawarkan berbagai macam wahana permainan, mulai dari permainan ringan sampai dengan permainan individual yang sangat menantang. Linggo Asri juga menyediakan fasilitas bumi perkemahan dan junggle tracking dengan rute menyusuri hutan yang ada disekitar Linggo Asri. Outbound Linggo Asri memiliki berbagai macam fasilitas, seperti aula yang dapat menampunghingga 100 orang, mess, arena outbound dengan berbagai macam permainan, jungle cafe, tenda, sekretariat,danlain-lain. Dengan adanya potensi-potensi alam Objek Wisata Linggo Asri yang begitu melimpah dengan fasilitas-fasilitas yang sudah tersedia dan karena Objek Wisata Linggo Asri ini merupakan satu-satunya objek wisata outbound di
5
Kabupaten
Pekalongan,
melaksanakan
penelitian
Penulis
merasa
tentang
tertarik
bagaimana
dan
berminat
pelaksanaan
untuk
manajemen
pengelolaan fasilitas outbound di Objek Wisata Linggo Asri ini.Karena manajemen merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari aktifitas suatu organisasi yang menyeluruh, termasuk juga dalam sebuah pengelolaan fasilitas objek wisata outbound. sedangkan peran fasilitas itu sendiri sangat berpengaruh terhadap keamanan dan kenyamanan pengunjung yang datang.Oleh karena itu manajemen pengelolaan fasilitas disuatu objek wisata outboundsangatlah penting,karena dalam permainan outbound diperlukan sarana dan prasarana khusus dalam permainanya yang berkaitan dengan keamanan dan kenyamanan pengunjung Berdasarkan uraian tersebut, Peneliti merasa tertarik dan berminat untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Manajemen Pengelolaan Fasilitas Outbound Objek Wisata Linggo Asri sebagai Wahana Pendidikan Rekreasi di Kabupaten Pekalongan Tahun 2013’’ 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat
dirumuskan permasalahannya adalah : “Bagaimanakah manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri
sebagai wahana pendidikan rekreasi di Kabupaten
Pekalongan Tahun 2013? 1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri Sebagai wahana pendidikan rekreasi di Kabupaten Pekalongan tahun 2013.
6
1.4
Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini dirumuskan beberapa manfaat, antara lain sebagai
berikut : 1.4.1 (1)
Manfaat Teoritis Sebagai sumbangsih pemikiran bagi lembaga pendidikan tinggi Universitas Negeri Semarang, khususnya mahasiswa program studi pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi untuk memperkaya pengetahuan dan wawasan mengenai manajemen pengelolaan fasilitas olahraga.
(2)
Sebagai pengembangan teori mengenai manajemen pengelolaan fasilitas dan pendidikan rekreasi outbound.
(3)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi penelitian
berikutnya,
khususnya
penelitian
tentang
manajemen
pengelolaan fasilitas outbound sebagai wahana pendidikan rekreasi. 1.4.2 (1)
Manfaat Praktis Sebagai masukan bagi pengelola Objek Wisata Outbound Linggo Asri di Kabupaten Pekalongan untuk lebih meningkatkan mutu manajemen agar menjadi lebih baik.
(2)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran dalam mengelola manajemen pengelolaan fasilitas.
1.5
Penegasan Istilah Penegasan istilah dimaksudkan untuk menghindari agar permasalahan
yang diberikan
dalam penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan dan tidak
terjadi salah penafsiran istilah yang digunakan. Penegasan judul istilah diatas meliputi:
7
1.5.1
Manajemen Menurut Ricky W. Griffin dalam Mugiyo Hartono (2010:9) mendefinisikan
manajemen
sebagai
suatu
proses
perencanaan,
pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien. 1.5.2
Fasilitas Fasilitas olahraga adalah semua prasarana olahraga yang meliputi
semua lapangan, bangunan olahraga serta perlengkapanya untuk melaksanakan program kegiatan olahraga (Soepartono, 2000:5-6). 1.5.3
Outbound Outbound
berasal
dari
kata
Out
of
Boundaries
yang
artinya
pembelajaran dengan menggunakan metode yang berbeda dari biasanya. Outbound adalah kegiatan di alam terbuka. Outbound juga dapat memacu semangat
belajar.
Outbound
merupakan
sarana
penambah
wawasan
pengetahuan yang didapat dari serangkaian pengalaman berpetualang sehingga dapat
memacu
semangat
dan
kreativitas
seseorang.
(http://www.kimpraswil.go.id/itjen/news/2003Accesed 27/8/2013). 1.5.4
Pendidikan Rekreasi Pendidikan rekreasi adalah proses ajar melalui kegiatan rekreasi dan
sekaligus pula sebagai proses ajar untuk menguasai aspek kognitif, afektif, dan psikomotor (Muhammad Murni dan Yudha M. Saputra, 2000:25).
8
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Manajemen Mary Parker Folletdalam Mugiyo Hartono (2010:8) menyatakan bahwa
manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, atau dapat diartikan bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen
dapat
pula
diartikan
sebagai
kegiatan
mengurus,
membimbing serta mengarahkan agar suatu tujuan dapat tercapai. Untuk mencapai suatu tujuan dari organisasi, banyak aspek yang menjadi penentu yang terikat satu sama lainnya, diantaranya adalah pemimpin yang profesional, sarana yang memadai, waktu yang tersedia, dana yang mencukupi, dan dilaksanakan melalui tata pelaksanaan manajemen yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat dari George R Terry yang menyatakan bahwa unsur dasar (basic element)
yang merupakan sumber yang dapat digunakan (available
resources) untuk mencapai tujuan dalam manajemen adalah Men (manusia), Materials (material), Machins (mesin-mesin), dan Money (uang)
(Sukino,
2008:8). Melihat pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan suatu metode atau cara untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi melalui fungsi manajemen yaitu, perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan sumber daya organisasi tersebut.
9
2.2
Fungsi Manajemen Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada
dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan (Mugiyo Hartono, 2010:10). Dalam pembahasan ini akan diperinci empat fungsi manajemen menurut T. Hani Handoko (2003: 23-26) : 2.2.1
Perencanaan (planning) Perencanaan adalah pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi
dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini. 2.2.2
Pengorganisasian (organizing) Pengorganisasian adalah penentuan sumber daya dan kegiatan-
kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat membawa hal-hal tersebut kearah tujuan, penugasan tanggung jawab tertentu dan kemudian, pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individuindividu untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Fungsi ini menciptakan struktur formal dimana pekerjaan ditetapkan, dibagi, dan dikoordinasikan. 2.2.3
Pengarahan (actuating) Fungsi pengarahan (Actuating) secara sederhana adalah untuk
membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan. Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya, dan kekuasaan
10
pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi dan disiplin. 2.2.4
Pengawasan (controlling) Pengawasan ( Controling ) adalah Penemuan dan penerapan cara dan
peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Fungsi Pengawasan pada dasarnya yaitu : (1)
Penetapan standar pelaksanaan
(2)
Penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan
(3)
Pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan
(4)
Pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan menyimpang dari standar. Dari beberapa pendapat ahli tersebut penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti suatu tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaanya. Dalam esensinya tetap sama, bahwa manajemen terdiri dari berbagai proses yang terdiri dari berbagai tahapan-tahapan tertentu yang berfungsi untuk mencapai tujuan organisasi dan juga setiap tahapan memiliki keterkaitan satu sama lain dalam mencapai tujuan organisasi. 2.3
Manajemen Olahraga Manajemen olahraga telah ada kira-kira sejak zaman Yunani Kuno, yaitu
kurang lebih pada 12 Abad sebelum Masehi. Hal ini menunjukan betapa pentingnya olahraga bagi kehidupan manusia. Manajemen pada zaman modern dewasa ini kiranya belum dapat dikatakan berkembang secepat perkembangan
11
manajemen dibidang industri. Hal tersebut bisa disebabkan oleh pendapat umum yang menghubungkan olahraga dengan “bermain” dan manajemen dengan “bekerja”. Dengan telah berkembangnya olahraga (olahraga pendidikan, rekreasi, prestasi, kebudayaan tubuh, gimnologi, kinesiologi, sport, dan lain-lain), maka olahraga telah menjadi disiplin ilmu tersendiri, sebagaimana manajemen juga telah menjadi disiplin yang juga dipelajari di perguruan tinggi. Oleh karena itu, disiplin ilmu manajemen telah bertautan dengan disiplin ilmu olahraga membentuk indisiplin baru yang disebut manajemen olahraga. Dengan demikian, maka manajemen olahraga juga telah menjadi salah satu bidang ilmu yang banyak digeluti oleh para pakar maupun praktisi olahraga. Pada dasarnya manajemen olahraga adalah perpaduan antara ilmu manajemen dan ilmu olahraga. Seorang yang telah lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi atau dari Lembaga Ilmu Manajemen Bisnis tidak otomatis mengerti atau dapat menerapkan manajemen olahraga (Harsuki, 2003:117). Pada dasarnya manajemen olahraga dapat dibagikan dalam dua bagian besar, yaitu manajemen olahraga pemerintah dan manajemen olahraga swasta. Manajemen olahraga pemerintah adalah kegiatan manajemen yang dewasa ini dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Olahraga Departemen Pendidikan Nasional dengan seluruh jajarannya baik dipusat maupun di daerah. Sedang manajemen olahraga swasta adalah manajemen yang dilakukan dalam Institusi olahraga non pemerintah seperti KONI dengan seluruh anggotanya, yaitu induk organisasi cabang olahraga dan induk organisasi badan fungtional serta perkumpulan-perkumpulan olahraga yang menjadi anggota induk organisasi olahraga tersebut (Harzuki, 2003:119).
12
2.4
Manajemen Fasilitas Olahraga Fasilitas olahraga ialah semua prasarana olahraga yang meliputi semua
lapangan dan bangunan olahraga beserta perlengkapannya untuk melaksanakan program kegiatan olahraga. Berdasarkan batasan diatas, istilah fasilitas olahraga sudah mencakup pengertian prasarana dan sarana perlengkapan (Soepartono, 2000:5-6). Yang dimaksud dengan manajemen fasilitas dapat diberikan contoh seperti komplek olahraga, sebuah stadion, gedung olahraga, kolam renang, dan lain-lain. Manajemen
fasilitas
olahraga
ialah
suatu
proses
perencanaan,
pengadministrasian, koordinasi, dan penilaian pelaksanaan harian dari fasilitas olahraga (Harzuki, 2003:160). Tugas-tugas ini meliputi suatu aturan pertanggung jawaban yang luas, termasuk memasarkan fasilitas, mempromosikan event yang menggunakan fasilitas tersebut, pemeliharaan fasilitas dan mempekerjakan serta memecat karyawannya. Fasilitas olahraga tidak hanya sangat mahal harganya, entah itu fasilitas terbuka (outdoors) maupun fasilitas tertutup (indoors). Pembangunan fasilitas tersebut juga tidak murah harganya, demikian juga pemeliharaannya. Di Indonesia, fasilitas terbuka milik publik (pemerintah) tidak banyak, lebih-lebih fasilitas olahraga tertutup. Dalam bidang olahraga rekreasi outbound, peran fasilitas sangat penting. Fasilitas harus dirancang sedemikian rupa dan harus dipelihara dengan baik demi keamanan serta kenyamanan pengunjung. Jika fasilitas wahana outbound tidak terpelihara dengan baik, maka wahana tersebut dapat membahayakan pengunjung yang sedang menggunakanya. Sehingga dalam
13
suatu objek wisata outbound perlu adanya manajemen pengelolaan fasilitas yang baik. 2.4.1
Macam-Macam Fasilitas Olahraga
2.4.1.1 Fasilitas Tunggal Artinya fasilitas itu umumnya hanya digunakan untuk satu cabang olahraga saja, misalnya stadion baseball, bowling valley, kolam renang, lapangan golf, sirkuit motor dan mobil, trek lapangan balap kuda, dan lain-lain. 2.4.1.2 Fasilitas Serba Guna Dapat dalam kategori indoors maupun outdoors. Yang termasuk indoors, misalnya istana olahraga di kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, dapat dikategorikan serba guna, karena dapat untuk bermain dan bertanding bola basket, futsal, bola volly, bulutangkis, sepak takraw, olahraga bela diri, dan lain-lain. Untuk lapangan terbuka, misalkan dapat digunakan untuk motor cross, show untuk kendaraan, dan konser. Sedangkan lapangan terbuka yang ada di alam dapat digunakan sebagai tempat untuk berekreasi, seperti tempat wisata outbound dan jelajah alam. Fasilitas lain yang termasuk dalam fasilitas serbaguna yaitu gedung fitness centre. 2.4.1.3 Fasilitas Pada Rumah Kelab (Club House) Seperti yang banyak kita dapati di negara-negara Eropa, diperlengkapi dengan barang (locker), toilet, shower, restoran, dan toko peralatan olahraga fasilitas terbuka maupun, dan diperlengkapi dengan kotak penyimpanan. 2.4.1.4 Fasilitas Olahraga yang Besar Tidak hanya menyediakan ruangan untuk berpraktik olahraga saja, tetapi juga menyediakan ruangan untuk para penonton.
14
2.4.2
Mengurus Fasilitas Olahraga Fasilitas olahraga tidak hanya sangat mahal biaya pembangunannya,
biaya pemeliharaannyapun tidak kurang mahalnya. Penggunaan fasilitas yang ada harus sangat dijaga sehingga dapat digunakan pada kurun waktu yang lama. Dengan demikian, anggaran yang ada dapat dicurahkan juga untuk program pengembangan olahraga. Isu yang dihadapi oleh administrator saat ini ialah manajemen aset yang baik dan prosedur pemeliharaan dan analisis biaya pemeliharaan dan peyusunan aturan penggunaan fasilitas. 2.4.3
Faktor yang Terkait Fasilitas Olahraga Tuntutan atau keinginan pengguna adalah faktor kritis pada tahap
pertama, yang dipakai sebagai dasar keputusan penyediaan fasilitas. Terlalu sedikit fasilitas membuat frustasi masyarakat pengguna, sehingga mereka meninggalkannya. Terlalu banyak fasilitas mengakibatkan beratnya biaya operasional. 2.4.3.1 Indikasi Adanya Perencanaan dan Pemeliharaan Fasilitas yang Baik (1)
Terbukti adanya penggunaan fasilitas oleh para stakeholder.
(2)
Terbukti bahwa fasilitas dimanfaatkan penuh, memenuhi kebutuhan fungsional, dan berada pada kondisi yang optimal.
(3)
Telihat bahwa fasilitas dipelihara dengan baik, peralatan dalam keadaan baik, dan memiliki strategi untuk mengganti peralatan saat masanya tiba.
15
(4)
Terdapat catatan operasional yang terdokumentasi, seperti catatan anggaran,
dan
penggunaannya,
catatan
peralatan
serta
jadwal
pemeliharaan yang dipatuhi, dan dilaksanakan. (5)
Terdapat upaya menejemen resiko, dan ada prosedur untuk keadaan darurat.
(6)
Terdapat pembanding (benchmarking) dengan fasilitas sejenis di tempat lain dan telah ada target yang ditetapkan bagi masing-masing bagian pada organisasi fasilitas.
(7)
Disisihkan sebagian anggaran secara teratur untuk biaya penggantian peralatan.
2.4.4 (1)
Manajemen Risiko Risiko ialah kemungkinan terjadinya sesuatu yang berpengaruh terhadap tujuan yang ditetapkan. Hal ini diukur dengan kemungkinan dan akibatnya.
(2)
Pengurangan risiko ialah tindakan tertentu dengan tehnik yang tepat serta penggunaan prinsip manajemen untuk mengurangi kemungkinan timbulnya risiko ataupun akibatnya.
(3)
Pemindahan risiko ialah pemindahan tanggung jawab atau beban atas kerugian dari satu pihak melalui ketentuan (misalnya Undang-Undang, peraturan, dan lain-lain), komunikasi, asuransi, atau wahana yang lain.
(4)
Penerimaan risiko ialah suatu keputusan untuk tidak terlibat dalam suatu risiko. Kuncinya adalah manajemen risiko berprinsip bahwa suatu fasilitas
olahraga memiliki strategi untuk menghadapi timbulnya semua kegagalan yang dapat terjadi.
16
2.4.5
Pertimbangan Lingkungan Dengan naiknya biaya operasional, terutama ditengah tingginya harga
bahan bakar minyak dan berkurangnya sumber daya alam, fasilitas harus dapat dioperasikan dengan biaya yang ekonomis. Berikut ini terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan : (1)
Memilih tanaman dan rumput yang mudah tumbuh dengan biaya pemeliharaan rendah.
(2)
Memilih waktu yang tepat untuk memberikan perlakuan kimiawi, sehingga tidak terbuang melalui penguapan.
(3)
Menggunakan penerangan alami sebanyak mungkin dan menggunakan lampu yang tepat jika penerangan alami tidak memungkinkan.
2.4.5.1 (1)
Ciri-Ciri Fasilitas Yang Dikelola Dengan Baik Beroperasi
pada
jam
yang
ditentukan
setiap
harinya,
dengan
memberikan pelayanan yang ramah. (2)
Pelanggan baru diterima secara baik, dan mereka mendapat petunjuk sehingga dapat menggunakan fasilitas sebaik-baiknya.
(3)
Karyawan yang terlatih dengan baik, peran, dan tanggung jawabnya dapat dikenali oleh setiap pengguna.
(4)
Prosedur keselamatan, PPPK, pertolongan darurat, dan lain-lain telah di dokumentasikan dan siap untuk beroperasi.
(5)
Melalui pengoperasiannya, fasilitas dapat menghasilkan manfaat ekonomi.
2.4.5.2 (1)
Tantangan Bagi Administrator Olahraga Administrator olahraga bukanlah spesialis manajer fasilitas. Namun demikian, seseorang administrator olahraga yang baik harus memahami
17
seluruh aspek terkait dalam pengoperasian suatu fasilitas olahraga, karena hal-hal tersebut merupakan bagian integral dari sistem olahraga. (2)
Administrator olahraga harus dapat memastikan bahwa fasilitas olahraga tersedia dengan cukup dan fasilitas tersebut beroperasi dengan optimal.
(3)
Yang paling utama, administrator olahraga harus dapat memastikan bahwa
pengoperasian fasilitas berstandar tinggi dapat dilakukan
dengan biaya seminimal mungkin. 2.4.6
Fasilitas Olahraga Membutuhkan Evaluasi
2.4.6.1 Sifat Dasar Fasilitas Olahraga (1)
Tanpa fasilitas memadai, olahraga massal dan prestasi tidak dapat berlangsung dengan baik dan sulit untuk berkembang dengan baik.
(2)
Pembangunan fasilitas sangat mahal dan perlu diingat, makin besar fasilitas makin tinggi biaya pemeliharaanya.
(3)
Kita harus pandai-pandai membuat pertimbangan fasilitas besar dan kecil, outdoor dan indoor, kering dan basah, dan lain-lainnya.
(4)
Guna menentukan fasilitas yang tepat, dibutuhkan suatu perangkat yang disebut dengan evaluasi kebutuhan.
2.4.6.2 Apa Itu Evaluasi? Secara ringkas dijelaskan bahwa evaluasi kebutuhan ialah perangkat yang digunakan untuk “menentukan apakah fasilitas baru sudah diperlukan”. Jika sudah diperlukan “bagaimana tipe dan spesifikasi fasilitas tersebut”? 2.4.7
Manajemen Fasilitas Jumlah manajer dalam suatu fasilitas olahraga, seperti halnya tugas
maupun jabatannya, akan beragam tergantung pada besar dan maksud dari
18
fasilitas. Sebagai akibatnya, jika anda tertarik untuk bekerja pada manajemen fasilitas, maka perlu untuk membaca deskripsi tugas secara teliti guna menentukan tugas yang tepat terkait dengan gelar jabatan yang khusus. Berikut dapat diuraikan beberapa posisi manajemen yang di iringi dengan tanggung jawab dan peringatan bahwa situasi khusus mungkin berbeda. Secara umum, tiga posisi yang terdapat dalam manajemen fasilitas umumnya, terdiri dari: 2.4.7.1 Direktur Fasilitas Direktur fasilitas, sering kali disebut sebagai manajer fasilitas, mempunyai tanggung jawab yang menyeluruh atas semua fasilitas. Pejabat ini terutama bertanggung jawab atas pengadministrasian yang tepat dan pembuatan prosedur operasi yang baku akan fasilitas. 2.4.7.2 Manajer Operasi Manajer
operasi
melapor
langsung
pada
direktur
fasilitas
dan
bertanggung jawab akan semua karyawan, prosedur, dan kegiatan yang terkait dengan fasilitas. Manajer ini mempunyai tugas yang bermacam-macam, seperti merumuskan peranan, tanggung jawab, dan wewenang dari staf fasilitas, merekrut
karyawan
guna
mengkoordinasikan
berbagai
bidang
fasilitas,
mengkoordinasikan karyawan, kebijakan prosedur dan kegiatan pada fasilitas, memberi penilaian pada pengoperasian fasilitas, dan memberikan rekomendasi kepada direktur fasilitas. 2.4.7.3 Koordinator Event Koordinator event, yang juga melapor kepada direktur fasilitas, bertanggung jawab pada pengelolaan event individual yang dilaksanakan didalam fasilitas. Event ini dapat beragam dari konser sampai ke pameran-
19
pameran lain, rapat partai politik, maupun event olahraga yang lain. Sebagai tambahan dari tanggung jawab pengelolaan secara tradisional, para manager fasilitas ini banyak terlibat dalam Paket Manajemen Fasilitas Terpadu (Total Facility Management Package). Yang termasuk dalam penyusunan paket ini adalah:
(1)
Perencanaan,
(2)
Pengadministrasian,
(3)
Pengoprasian,
(4) Pemasaran, (5) Keuangan, (6) Percabangan legal dari manajemen fasilitas. 2.4.8
Merencanakan Fasilitas Olahraga Pada permulaannya, terutama jika fasilitas itu digunakan untuk
pembelajaran
pendidikan jasmani dan olahraga, maka dua prinsip yang
berhubungan dengan manajemen fasilitas, haruslah mendapat perhatian yang utama dari para pembina, adalah: (1)
Fasilitas
dibangun
sebagai
hasil
dari
kebutuhan
dan
program
masyarakat. (2)
Perencanaan bersama adalah sangat esensial untuk merancang dan membangun fasilitas yang bermutu.
2.5
Pengertian Outbound Pada awalnya metode outbound merupakan metode yang dilakukan
untuk mengembangkan kemampuan belajar manusia dengan berinteraksi dengan alam. Oleh karena itu muncul pengertian outbound sebagai suatu kegiatan belajar yang dilakukan di alam terbuka. Pengertian yang muncul dari berbagai tokoh kemudian menambahkan bahwa tujuan outbound tidak hanya mengefektifkan pencapaian materi belajar namun juga mengembangkan berbagai karakter yang diharapkan muncul dalam proses outbound itu sendiri. Berikut merupakan uraian berbagai tokoh dan kemudian akan disimpulkan dalam pengertian yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
20
Outbound
berasal
dari
kata
Out
of
Boundaries
yang
artinya
pembelajaran dengan menggunakan metode yang berbeda dari biasanya. Outbound adalah kegiatan di alam terbuka. Outbound juga dapat memacu semangat
belajar.
Outbound
merupakan
sarana
penambah
wawasan
pengetahuan yang didapat dari serangkaian pengalaman berpetualang sehingga dapat
memacu
semangat
dan
kreativitas
seseorang.
(http://www.kimpraswil.go.id/itjen/news/2003Accesed 27/8/2013). Menurut Ancok Djamaludin (2000:3) “outbound adalah kegiatan di alam terbuka (outdoor), outbound juga dapat memacu semangat belajar”. Outbound merupakan sarana penambah wawasan pengetahuan yang di dapat dari serangkaian pengalaman berpetualang sehingga dapat memacu semangat dan kreativitas seseorang. Bentuk kegiatan outbound berupa stimulasi kehidupan melalui permainan-permainan (games) yang kreatif, rekreatif, dan edukatif, baik secara individual maupun kelompok, dengan tujuan untuk pengembangan diri maupun kelompok. 2.5.1
Sejarah Outbound Outbound
mulai
di
kenal
sebagai
metode
pelatihan
untuk
pengembangan diri (personal development) dan tim (team development). Proses pencarian pengalaman melalui kegiatan terbuka sudah sejak jaman Yunani Kuno, kemudian pada tahun 1821, pendidikan melalui kegiatan di alam terbuka ini mulai dilakukan dengan berdirinya Round Hill School. Pada tahun 1941, di Inggris metode outbound mulai dijadikan sebagai metode yang secara sistematis dirancang sebagai metode pendidikan. Lembaga pendidikan outbound pertama di dunia ini dibangun oleh seorang tokoh pendidik berkebangsaan Jerman bernama Dr. Kurt Hahn.
21
Tahun 1933, Dr. Kurt Hahn melarikan diri ke Inggris karena berbeda pandangan politik dengan Hitler, dengan bantuan Lawrence Holt, seorang pengusaha kapal niaga, ia mendirikan lembaga pendidikan outbound tersebut. Hahn memakai nama Outward Bound saat mendirikan sekolah yang terletak di Aberdovey, Wales, pada tahun 1941, yang bertujuan untuk melatih fisik dan mental para pelaut muda, terutama guna menghadapi ganasnya pelayaran di lautan Atlantik pada saat berkecambuknya Perang Dunia II. Mengingat media, metode dan pendekatan yang dipergunakan di Outward bound, banyak ahli pendidikan yang mengklasifikasikan bentuk pelatihan ini sebagai experiential learning (belajar dari pengalaman). Metode ini akan lebih efektif apabila peserta langsung praktik. Pasalnya, retensi (masa daya ingat) akan lebih panjang dibandingkan ketika peserta hanya belajar teori di dalam kelas. Sempitnya ruang kelas juga membatasi aktivitas (Agustinus Susanta, 2010:7). 2.5.2
Metode Kegiatan Outbound Banyak pakar pendidikan dan pelatihan yang mengajukan konsep
tentang bagaimana sebuah proses belajar akan efektif. Salah satu pendapat dikemukakan oleh Boyett dan Boyett (1998), bahwa setiap proses belajar yang efektif
memerlukan
tahapan
berikut
ini:
(1)
Pembentukan
pengalaman
(Experience), (2) Perenungan pengalaman (Reflect), (3) Pembentukan konsep (Form Concept), (4) Pengujian konsep (Test Concept). 2.5.3
Karakteristik Permainan Outbound
2.5.3.1 Permainan Outbound Menurut Agustunis Susanta (2010), outbound dapat dikatakan antara petualangan dan permainan. Secara teori, kegiatan yang disebut sebagai
22
“outbound” adalah kegiatan luar ruangan yang tujuannya untuk relaks dan santai, dengan rangkaian petualangan dan permainan yang relatif ringan. Sedangkan istilah outbound yang sering digunakan merupakan kegiatan luar ruangan yang ekstrem. Dalam outbound, petualangan yang disodorkan adalah petualangan yang memiliki tingkat kesulitan tertentu sehingga mampu memacu andrenalin. 2.5.3.2 Jenis Kegiatan Outbound Menurut Agustinus Susanta (2010), Pembagian outbound ada 2, yaitu: (1)
Real Outbound Yaitu peserta memerlukan ketahanan dan tantangan fisik besar untuk menjalani petualangan yang mendebarkan dan penuh tantangan.
(2)
Fun Outbound/semi outbound Yaitu kegiatan di alam terbuka yang hanya melibatkan permainan ringan,
menyenangkan,
dan
berisiko
pengembangan
peserta,
khususnya dari sosial atau interaksi dengan sesama. 2.5.3.3 Manfaat Outbound Manfaat kegiatan outbound antara lain: (1) Melatih ketahanan mental dan pengendalian diri, (2) Melahirkan semangat kompetisi yang sehat, (3) Meningkatkan jiwa kepemimpinan, (4) Melihat kelemahan orang lain bukan sebagai kendala, (5) Meningkatkan kemampuan mengambil keputusan dalam situasi sulit secara cepat dan akurat, (6) Membangun rasa percaya diri, (7) Meningkatkan kemampuan mengenal diri dan orang lain. 2.5.3.4 Materi dalam Outbound Materi dalam outbound antara lain: (1) Pengenalan dan pengembangan diri, (2) Membangun tim yang tangguh, (3) Komunikasi efektif, (4) Motivasi, (5) Peningkatan kreativitas, (6) Pemecahan masalah, (7) Kepemimpinan.
23
Sedangkan Aspek Peningkatan Sumber Daya Manusia terdiri dari: (1) Kognitif (pengetahuan), (2) Afektif (sikap), aspek ini paling banyak porsinya, (3) Psikomotorik (keterampilan). Adapun beberapa peralatan outbound yang digunakan dalam pelaksanaan outbound Game antara lain: 2.6
Pendidikan Rekreasi Menurut Muhamad Murni dan Yudha. M (2000), pendidikan dan rekreasi
merupakan dua istilah yang memiliki makna berbeda. Namun, banyak orang yang mengklaim bahwa apabila definisi pendidikan dalam arti luas maka pendidikan itu dapat mencakup rekreasi. Dengan interpretasi semacam ini, perbedaan antara rekreasi dan pendidikan menjadi tidak jelas. Suatu pandangan kontemporer, seperti yang diekspresikan oleh Hutchinson menjelaskan bahwa rekreasi merupakan bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan. Pandangan semacam ini di dasarkan pada asumsi bahwa proses belajar terdiri dari komponen-komponen yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi rekreasi. Sementara situasi belajar tidak tergantung pada situasi rekreasi. Hutchinson memaparkan bahwa prinsip-prinsip pendidikan aktual dapat diterapkan dalam berbagai situasi rekreasi. Elemen-elemen ini mencakup hubungan individu dengan motivasi, pemahaman, prestasi, dan transfer belajar pada situasi lainnya. Oleh karena rekreasi memiliki karakter informal, maka rekreasi dianggap sebagai sebuah metode untuk mencapai tujuan pendidikan. 2.6.1
Pengertian Pendidikan Rekreasi Dengan melihat potensi yang ada pada kegiatan rekreasi, maka rekreasi
melalui kegiatan-kegiatanya memberi kemungkinan untuk dijadikan mediasi untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan rekreasi merupakan salah satu
24
perwujudan dari kegiatan rekreasi yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan rekreasi merupakan proses pendidikan. Karena tujuanya bersifat mendidik. Dalam pelaksanaanya, kegiatan rekreasi digunakan sebagai wahana atau pengalaman belajar. Melalui pengalaman belajar inilah, maka siswa sebagai peserta didik akan tumbuh dan berkembang guna mencapai tujuan pendidikan. Dengan kata lain, pendidikan rekreasi adalah proses ajar melalui kegiatan rekreasi dan sekaligus pula sebagai proses ajar untuk menguasai aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Istilah lain dari pendidikan rekreasi adalah pendidikan waktu luang. Tujuannya adalah dalam upaya membimbing dan mengarahkan peserta didik supaya dapat memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang bersifat rekreatif dan positif. Cakupan dan arahan ini tertuju pada pemenuhan potensi rekreasi seperti aspek fisik, psikis, emosional, sosial, intelektual, dan spiritual. 2.6.2
Fungsi Pendidikan Rekreasi Karena pendidikan rekreasi telah menjadi bagian integral dari proses
pendidikan secara keseluruhan, maka dalam pelaksanaanya pendidikan rekreasi memiliki fungsi yang mengacu pada tujuan pendidikan. Adapun fungsi pendidikan rekreasi adalah: 2.6.2.1 Memperkaya Wawasan dan Pengetahuan. Dengan mengikuti kegiatan pendidikan rekreasi peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan wawasan yang akan melengkapi pengayaan terhadap mata pelajaran lainnya di sekolah. Beberapa kegiatan rekreasi yang dapat memperkaya wawasan dan pengetahuan seperti mengunjungi peninggalan
25
sejarah, pengamatan flora dan fauna, kunjungan ke musium, mendaki gunung, pergi ke pantai, dan sebagainya. 2.6.2.2 Meningkatkan Skill Banyak sekali kegiatan rekreasi yang dapat meningkatkan skill seperti permainan tradisional, melukis, pekerjaan tangan, dan sebagainya. Apabila kegiatan ini dilakukan secara teratur melalui pendidikan rekreasi, peserta didik tidak akan merasa terpaksa. Mereka cenderung suka rela mencari kegiatan yang sesuai dengan keinginan dan bakatnya. 2.6.2.3 Menambah Gairah Belajar Agar peserta didik gairah belajarnya meningkat, maka harus diberi waktu luang. Waktu luang dapat dimanfaatkan mereka untuk memulihkan kondisi yang sudah jenuh. Alangkah baiknya pemanfaatan waktu luang ini sifatnya mendidik seperti bermain. 2.6.2.4 Menumbuhkan Sikap Hidup Yang Kreatif Dan Sosial Untuk menumbuhkan sikap hidup yang kreatif dan sosial, peserta didik dapat diajak keluar kelas. Dengan disediakan peralatan seadanya, mereka diminta untuk membuat sesuatu yang mereka sukai. 2.6.2.5 Membentuk Personaliti Membentuk kepribadian yang tangguh menjadi tujuan yang bisa dikembangkan dalam pendidikan rekreasi. Peserta didik dapat dibina untuk biasa hidup mandiri seperti kegiatan survival. 2.6.2.6 Mensyukuri Kebesaran Tuhan Agar peserta didik lebih mensyukuri kebesaran tuhan, maka kegiatan pendidikan rekreasi yang dapat dikembangkan adalah mendaki gunung, pergi ke kebun binatang, melihat gerhana bulan atau matahari.
26
2.6.2.7 Menumbuhkan Rasa Cinta Tanah Air Dalam upaya menumbuhkan rasa cinta tanah air, pendidikan rekreasi dapat menfasilitasinya. Peserta didik dapat diajak dengan mendatangi taman mini Indonesia indah. 2.6.3
Ruang Lingkup Pendidikan rekreasi Karena tujuan pendidikan rekreasi bersifat mendidik, maka dalam
pelaksanaannya kegiatan rekreasi digunakan sebagai wahana untuk mencapai tujuan pendidikan. Agar tujuan ini dapat dipenuhi, maka disusun ruang lingkup pembelajaran yang serasi dengan karakteristik pendidikan rekreasi. Ruang lingkup pendidikan rekreasi yaitu yang bersifat aktif dan bersifat pasif. 2.6.3.1 Ruang lingkup bersifat aktif Artinya yaitu kegiatan yang memberikan kesenangan dan kepuasan pada peserta didik melalui aktifitas yang mereka lakukan sendiri atau kelompok. Beberapa bentuk pendidikan rekreasi yang bersifat aktif sebagai berikut: (1)
Rekreasi melalui Olahraga Kegiatan ini cenderung menggunakan aktifitas fisik, tujuannya adalah untuk memberikan pembinaan pada unsur fisik bagi peserta didik.
(2)
Rekreasi melalui Seni dan Budaya Pendidikan rekreasi dapat dijadikan wahana bagi peserta didik dalam membina bakat seninya. Akhirnya peserta didik diharapkan terbentuk apresiasi budayanya melalui seni.
(3)
Rekreasi di Alam Terbuka Kegiatan di alam terbuka telah menjadi salah satu ciri dari pendidikan rekreasi. Peserta didik dapat menjadikan alam sebagai wahana untuk memperkaya wawasannya. Tanpa harus dikomando oleh guru biasanya
27
mereka dapat memposisikan dirinya dalam pencarian sesuatu yang dianggapnya baru dan disukainya. Karena alam menyimpan jutaan misteri, maka peserta didik akan dapat menemukan berbagai macam keunikan yang baru dilihatnya. Dalam pelaksanaannya kegiatan yang termasuk rekreasi di alam terbuka adalah kegiatan outbound, napak tilas, survivel, petualangan di darat atau di air, berkemah, dan pengamatan flora dan fauna. (4)
Rekreasi melalui Kegiatan Sosial Disaat krisis multi dimensi sekarang ini menumbuhkan sikap sosial menjadi sesuatu hal yang sulit. Orang lebih cenderung mementingkan dirinya dan keluarganya. Kepentingan orang lain menjadi terabaikan. Pendidikan rekreasi dapat dipakai untuk menjembatani kesulitan itu. Contohnya dengan melalui kegiatan bakti sosial di lingkungan sekolah.
(5)
Rekreasi melalui Kegiatan Keterampilan Pendidikan rekreasi merupakan proses pendidikan yang dilakukan pada waktu luang tanpa ada paksaan. Jadi pelakunya akan secara sukarela melakukan kegiatan apapun termasuk keterampilan.
2.6.3.2 Ruang Lingkup Pasif Ruang lingkup pasif ini dapat pula diartikan sebagai kegiatan yang tidak terlalu melibatkan aktifitas fisik dan peserta didik tidak melakukan kegiatannya di lapangan. Bentuk pendidikan rekreasi pasif sebagai berikut: (1)
Rekreasi melalui Bacaan Membaca termasuk kegiatan pasif, bisa dalam bentuk mendengarkan cerita yang dibacakan orang lain atau membaca sendiri. pengalaman
28
yang didapati dalam pendidikan rekreasi ini peserta didik mulai tumbuh dan berkembang kesenangan akan bacaan. (2)
Rekreasi melalui Pertunjukkan Peserta didik dapat diarahkan melalui pendidikan rekreasi berupa pertunjukkan atau tontonan yang positif. Apabila guru dapat memilih tontonan yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya, maka dampaknya akan bersifat positif. Sebaliknya tontonan yang kurang mendidik akan berdampak negatif.
(3)
Rekreasi melalui Musik Mendengarkan musik melalui radio atau televisi menjadi salah satu kegiatan rekreasi. Karena pendidikan rekreasi merupakan proses pendidikan di sekolah pada waktu luang, maka peserta didik dapat mengembangkan apresiasi terhadap seni musik.
2.7
Kaitan Outbound dengan Pendidikan Rekreasi Pendidikan dan rekreasi merupakan dua istilah yang memiliki makna
berbeda. Namun, banyak orang yang mengklaim makna pendidikan dalam arti luas makna pendidikan itu dapat mencakup rekreasi. Dengan interprestasi semacam ini, perbedaan antara rekreasi dan pendidikan menjadi tidak jelas. Suatu pandangan kontemporer, seperti yang diekspresikan oleh Hutchinson menjelaskan bahwa rekreasi merupakan bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan. Pandangan semacam ini didasarkan pada asumsi bahwa proses belajar terdiri dari komponen-komponen yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi rekreasi. Sementara situasi belajar tidak tergantung pada situasi rekreasi.
29
Salah satu pendidikan rekreasi yang saat ini sedang digemari adalah pendidikan rekreasi outbound. Outbound dapat di kategorikan sebagai salah satu pendidikan rekreasi karena didalam outbound terkandung nilai-nilai permainan yang kreatif, rekreatif, dan edukatif, baik secara individual maupun kelompok dengan tujuan untuk pengembangan diri maupun kelompok. Outbound juga merupakan
sarana penambah wawasan pengetahuan yang di dapat dari
serangkaian pengalaman berpetualang sehingga dapat memacu semangat dan kreativitas seseorang. Sedangkan pendidikan rekreasi itu sendiri merupakan proses pendidikan yang Dalam pelaksanaannya kegiatan rekreasi digunakan sebagai wahana atau pengalaman belajar. Pengalaman belajar melalui kegiatan outbound inilah, maka siswa sebagai peserta didik akan tumbuh dan berkembang guna mencapai tujuan pendidikan. Maka nilai-nilai yang terkandung didalam outbound pada hakikatnya identik dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan rekreasi yang pada intinya kegiatan itu bertujuan untuk mencari pengalaman belajar berupa permainan yang kreatif, rekreatif dan edukatif, baik secara individual maupun kelompok. 2.8
Objek Wisata Outbound Linggo Asri
2.8.1
Sejarah Objek Wisata Outbound Linggo Asri Panorama alami dan udara yang sejuk menjadi ciri khas Objek Wisata
Linggo Asri ini, Linggo Asri terletak disebelah selatan Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan. Perpaduan potensi alam, pegunungan dan hutan wisata serta kondisi masyarakat yang masih pedesaan menjadi faktor yang menarik untuk dinikmati. Disamping itu, letak yang cukup menguntungkan di tepi jalan
30
Provinsi antara Kabupaten Pekalongan dan Banjarnegara sangat memudahkan bagi wisatawan untuk berkunjung. Pada awalnya keindahan alam Linggo Asri hanya dimanfaatkan sebagai objek wisata alam saja, seperti taman dan kebun binatang mini. Melihat potensi alam yang sangat mendukung serta belum adanya wisata outbound di Kabupaten Pekalongan, maka pihak manajemen Linggo Asri pada tahun 2006 resmi membuka wahana outbound Linggo Asri yang dikelola dan digagas oleh Pemerintah
Daerah
(PEMDA),
Perhutani
(PERHUT),
Kwartir
Cabang
(KWARCAB), dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di Kabupaten Pekalongan. Wahana outbound Linggo Asri ini buka setiap hari mulai pukul 07.3016.00 WIB. Jadwal tersebut tidak berlaku jika ada kegiatan atau event dari instansi atau sekolah-sekolah dilokasi outbound tersebut. 2.8.2
Jenis Wahana Permainan Outbound Linggo Asri ini menyediakan berbagai macam wahana-
wahana permainan yang diklasifikasikan sebagai berikut : (1)
Young Tree Top Game: Double Flaying Fox, Jembatan Burma, Jembatan Goyang, Rock n Roll.
(2)
Children Tree Top Game: Double Flaying Fox, Real Way Bridge, Flying Tunel, Lock Cross.
(3)
Ground Game: Pipa Bocor, Ufo, Running Ball, Water Fall, Tusuk Balon, Kapal Pecah, Water Estafet, Dancing Ball, Spider Web, Hunter My Name, dll.
(4)
Ice Breaking Game: Berhitung, Mengenal Binatang, Tupai, Kata Simon, Samson, Kelinci dan Kura-kura, Samurai, Berburu Babi, Infantri, dll.
31
2.8.3
Fasilitas Bumi Perkemahan Fasilitas yang ada di bumi perkemahan ini adalah : Aula, meja, kursi, 1
unit Mess, 2 Unit Junggle House, Kantor kesekretariatan, tersedia lebih dari 100 tapak tenda, MCK (26 Outdoor dan 9 indoor), 1 UnitCafe, Mushola, Lapangan/ wahana outbound. 2.8.4
Protap Pemakaian Outbound
2.8.4.1 Petugas atau Pemandu Outbound (1)
Minimal 1 minggu sekali cheking alat dan arena outbound.
(2)
Setiap akan ada pemakaian, 1 hari sebelumnya di cheking alat dan arena.
(3)
Mengkoordinasi seluruh tenaga instruktur setiap akan ada pemakaiaan outbound.
(4)
Melakukan evaluasi setelah selesai kegiatan
(5)
Pemandu wajib menjelaskan safety procedure kepada pemakai outbound.
(6)
Membersihkan dan merawat alat setiap habis dipakai.
2.8.4.2 Pengunjung atau Pemakai Outbound (1)
Pemakai wajib mematuhi aturan yang disampaikan pemandu.
(2)
Menjaga keamanan, kenyamanan, dan kebersihan.
(3)
Dilarang berbuat kegaduhan atau kerusuhan.
(4)
Alat dan arena tidak boleh dipakai tanpa seijin pengelola.
32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian merupakan cara untuk memilih atau menentukan jenis pendekatan yang akan diambil oleh peneliti. Jenis pendekatan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan non-eksperimen (kualitatif). Pendekatan non-eksperimen merupakan pendekatan penelitian yang hanya meneliti apa yang sudah ada (Suharsimi Arikunto, 2006:82). Penelitian ini berkaitan dengan manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi di Kabupaten Pekalongan tahun 2013. 3.2
Lokasi dan Sasaran Penelitian
3.2.1
Lokasi Lokasi penelitian manajemen pengelolaan fasilitas outbound ini adalah
di Objek Wisata outbound Linggo Asri Kabupaten Pekalongan. 3.2.2
Sasaran Penelitian Sasaran
dalam
penelitian
ini
adalah
pelaksanaan
Manajemen
pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi di Kabupaten Pekalongan tahun 2013. 3.2.2.1 Subyek Penelitian Subyek penelitian merupakan sumber data yang akan digali oleh peneliti berupa manusia atau responden/informan. Informasi yang digali tidak hanya informasi yang berupa verbal tetapi juga berupa tindakan dan aktivitas subyek penelitian. Subyek penelitian ini adalah Koordinator outbound Linggo Asri dan
33
Trainer outbound Linggo Asri, serta
Informan tambahan, yaitu mereka yang
dapat memberikan informasi yaitu pengunjung. 3.2.2.2Objek Penelitian Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah pelaksanaan manajemen pengelolaan fasilitas outbound Linggo Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi di Kabupaten Pekalongan tahun 2013. 3.3
Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari orang maupun
objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2009:38). Berdasarkan metode penyusunan yang digunakan serta pengertian penelitian di atas, maka variabel yang akan dibahas yaitu: manajemen pengelolaan fasilitas outbound Linggo Asri sebagai wahana pendidika rekreasi di Kabupaten Pekalongan tahun 2013. 3.4
Data dan Sumber Data
3.4.1
Data Penelitian Data adalah kumpulan keterangan yang benar dan nyata (Kamus
Bahasa Indonesia). Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer dan sekunder. Pengertian data primer menurut Zaenal Mustafa TQ (2009:92) dalam bukunya “Mengurai Variabel hingga Instrumentasi” bahwa: “Data primer ialah data yang diperoleh berdasarkan pengukuran secara langsung oleh peneliti sari sumbernya (subyek penelitian)”. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain, dan telah terdokumentasikan, sehingga peneliti tinggal menyalin data tersebut untuk kepentingan penelitiannya. (Mustafa, 2009:92). Data sekunder ini merupakan data yang sifatnya mendukung
34
keperluan data primer seperti buku-buku, literatur dan bacaan yang berkaitan dengan pelaksanaan manajemen pada suatu klub atau organisasi. Sesuai dengan tujuan dan perumusan masalah penelitian, maka data yang diperlukan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan sistem manajemen pengelolaan fasilitas outbound Linggo Asri Kabupaten Pekalongan tahun 2013 adalah:
(1)
Data mengenai sistem manajemen pengelolaan fasilitas outbound Linggo Asri Kabupaten Pekalongan tahun 2013.
(2)
Data mengenai pelaksanaan manajemen pengelolaan fasilitas outbound Linggo Asri Kabupaten Pekalongan tahun 2013.
3.4.2
Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh (Suharsimi Arikunto, 2006:129). Jenis sumber data terutama dalam penelitian kualitatif dapat diklasifikasi sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2006:132). 3.4.2.1 Narasumber (Informan) Narasumber atau informan adalah orang yang memberikan informasi. (Suharsimi Arikunto, 2006:145). Narasumber dalam hal ini yaitu orang yang bisa memberikan informasi lisan tentang sesuatu yang ingin kita ketahui. Narasumber dalam penelitian ini adalah pelaku atau pelaksana manajemen pengelolaan fasilitas outbound Linggo Asri di Kabupaten Pekalongan tahun 2013 (ketua dan traineroutbound),
Dinas
Pemuda
Olahraga
dan
Pariwisata
Kabupaten
Pekalongan, serta pengunjung yang datang ke outbound Linggo Asri di Kabupaten Pekalongan.
35
3.4.2.2 Peristiwa atau Aktifitas Data atau informasi juga dapat diperoleh melalui pengamatan terhadap peristiwa atau aktifitas yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Dari peristiwa atau aktivitas ini, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung (Suharsimi Arikunto, 2006:157). Peristiwa atau aktifitas dalam penelitian ini adalah segala aktifitas yang dilakukan oleh pihak manajemen di dalam objek wisata outbound Linggo Asri ini. 3.4.2.3 Tempat atau lokasi Informasi kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas bisa digali lewat sumber lokasinya, baik berupa tempat maupun lingkungannya. Dari pemahaman lokasi dan lingkungan, peneliti bisa secara cermat mengkaji dan secara kritis menarik kemungkinan kesimpulan (Suharsimi Arikunto, 2006:87). Lokasi dalam penelitian ini adalah Objek Wisata Outbound Linggo Asri di Kabupaten Pekalongan. dimana peneliti mengkaji bagaimana manajemen pengelolaan fasilitas outbound di tempat tersebut, mulai dari aspek pemeliharaan fasilitas, keamanan fasilitas, pendanaan, ketenagakerjaan, dan pendidikan rekreasi. 3.4.2.4 Dokumen Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2009:240). Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data dalam penelitian ini, maka diklasifikasikan menjadi tiga bagian yang disingkat dengan 3P yaitu: person, place, dan paper.Person adalah sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket. Place adalah sumber data yang menyajikan tampilan berupa
36
keadaan diam dan gerak. Place yang diam dalam penelitian ini adalah ruangan, kelengkapan alat, wujud benda, warna dan lain-lain di dalam Objek Wisata Outbound Linggo Asri, sedangkan
place yangbergerak dalam penelitian ini
adalah aktifitas, kinerja, serta kegiatan outbound itu sendiri. Paper adalah data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol lain. Paper dalam penelitian ini adalah data-data tertulis dan dokumen-dokumen fisik yang berkaitan dengan pelaksanaan manajemen pengelolaan fasilitas Objek Wisata Outbound Linggo Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi di Kabupaten Pekalongan tahun 2013. 3.4.3
Prosedur Penelitian Untuk melaksanakan penelitian ini, diperlukan prosedur penelitian yang
menyebutkan bagaimana langkah-langkah penelitian itu dilaksanakan. Adapun prosedur penelitian itu adalah: (1)
Tahap awal penelitian Membuat proposal penelitian yang kemudian diajukan kepada jurusan untuk persetujuan penelitian. Setelah proposal disetujui, kemudian melakukan bimbingan kepada dosen pembimbing.
(2)
Setelah disetujui oleh dosen pembimbing kemudian membuat surat tembusan kepada pihak objek wisata. Sebagai pemberitahuan bahwa pengurus manajemen outbound Linggo Asri akan dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu pelaku atau pelaksana sistem manajemen pengelolaan fasilitas outbound Linggo Asri di Kabupaten Pekalongan tahun 2013.
37
(3)
Tahap pelaksanaan penelitian Setelah perlengkapan penelitian sudah lengkap yaitu berupa pedoman pertanyaan wawancara, maka langkah selanjutnya yaitu melakukan wawancara dengan sejumlah informan atau responden. Setelah merangkum wawancara dengan informan, peneliti menyusun angket dengan alternatif jawaban. Langkah selanjutnya menyebarkan angket pada informan, dan pada saat yang bersamaan, penulis memberikan keterangan yang berhubungan dengan pengumpulan data. Setelah informan selesai mengisi angket tersebut, maka angket tersebut dikumpulkan untuk dianalisis.
(4)
Tahap akhir penelitian Setelah
data
dikumpulkan,
kemudian
dilakukan
analisis
data.
Selanjutnya data tersebut didiskusikan dengan dosen pembimbing. 3.5
Instrumen dan Metode Pengumpulan Data
3.5.1
Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu
metode (Suharsimi Arikunto, 2006:149). Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri sehingga peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap peneliti, meliputi: pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian baik secara akademik maupun logiknya (Sugiyono, 2009:222). Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat
38
kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2009:222). Adapun instrumen dalam penelitian ini meliputi observasi dengan mendata sarana dan prasarana serta pengelolaanya yang ada di outbound Linggo Asri Kabupaten Pekalongan, wawancara dengan berpedoman pada kisi-kisi dan pedoman wawancara yang telah peneliti buat, dokumen dengan mencari tahu tentang administrasi dan pengelolaan fasilitas, serta mengambil gambar-gambar yang berhubungan dengan proses manajemen yang ada di outbound Linggo Asri dan angket yang akan diberikan kepada responden. 3.5.2
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan langkah paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui metode pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2009:224). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode triangulasi atau penggabungan, yaitu observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Berikut ini akan diuraikan beberapa metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 3.5.2.1 Observasi Observasi merupakan salah satu metode pengumpualan data dan pendukung untuk mengumpulkan data yang diharapkan. Observasi dapat dilakukan di tempat yang berhubungan dengan aspek pelaksanaan sistem manajerial di outbound Linggo Asri Kabupaten Pekalongan. Data tersebut berupa tempat objek wisata tersebut berada, kantor sekretariat, lokasi wahana outbound, serta sarana dan prasarana.
39
3.5.2.2 Wawancara Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu dan dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi yang tidak mungkin bisa ditemukan melalui observasi (Sugiyono, 2009:233).
Penelitian
kualitatif
sering
menggabungkan
teknik
observasi
partisipatif dengan wawancara mendalam (Sugiyono, 2009:333). 3.5.2.3 Kuisoner/Angket Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden atau informan untuk dijawab (Sugiyono, 2009:142). Kuisoner ini digunakan untuk penyelidikan mengenai suatu masalah yang banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak), dengan cara mengedarkaan formulir daftar pertanyaan, diajukan secara tertulis kepada subjek untuk mendapatkan jawaban (tanggapan, respons) tertulis seperlunya. Penelitian
ini
menggunakan
tipe
angket
tertutup,
yaitu
angket
yang
pertanyaannya mengharapkan responden menjawab dengan cepat, dan juga bentuk pertanyaannya berupa kalimat positif dan negatif agar responden dalam memberikan jawaban setiap pertanyaan lebih serius, dan tidak mekanistis (Sugiyono, 2009:143). Angket ini bertujuan untuk penelitian formal guna menambah data informative yang belum lengkap. Angket yang diberikan digunakan untuk menggetahui presentase kemampuan manajemen dalam menjalankan roda organisasi pada Objek Wisata Outbound Linggo Asri di Kabupaten Pekalongan Tahun 2013
40
3.5.2.4
Dokumentasi Dokumentasi merupakan metode yang mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, trankrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2006:230). Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono, 2009:240). Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih kredibel atau dapat dipercaya (Sugiyono, 2009:240). Bentuk dokumen yang dibutuhkan peneliti dalam penelitian ini adalah laporan, sejarah, organisasi, Arsip dari pengurus objek wisata, foto-foto fasilitas yang ada, dan juga foto-foto kegiatan di objek wisata outbound tersebut. Penelitian
menggunakan
triangulasi
dalam
teknik
pengumpulan
datanya. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada
(Sugiono, 2009:241). Teknik yang digunakan peneliti adalah
observasi, wawancara, angket/kuesioner, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak (disebut: triangulasi teknik) atau triangulasi sumber yaitu mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. 3.5.3
Penyusunan Alat Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, angket
sebagai alat pengumpul data, dan dokumentasi sebagai data pelengkap. Adapun penyusunan alat pengumpul yang peneliti lakukan sebagai berikut: (1) Menyusun
41
kisi-kisi, (2) Menyusun rancangan wawancara, (3) Menyusun rancangan angket dan membuat pilihan jawaban, (4) Memperbanyak angket sesuai dengan jumlah narasumber yang telah ditetapkan oleh peneliti. 3.6
Metode Analisis Data Analisis data (Bogdan & Biklen, 1982) merupakan upaya yang dilakukan
dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi
satuan
yang
dapat
dikelola,
mensintesiskannya,
mencari
dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2007:248). Berkaitan dengan analisis data, adapun teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 3.6.1
Teknik Analisis Kualitatif Analisisi data secara kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang
diperoleh dari wawancara dan dokumentasi. Tahap-tahap yang dilakukan dalam analisis kualitatif ini adalah sebagai berikut: 3.6.1.1 Reduksi Data Reduksi data secara sempit diartikan sebagai proses pengurangan data, namun dalam arti yang lebih luas adalah proses penyempurnaan data, baik pengurangan terhadap data yang kurang perlu dan tidak relevan, maupun penambahan terhadap data yang dirasa masih kurang atau merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya (Sugiyono, 2009:247). 3.6.1.2 Penyajian Data Merupakan proses pengumpulan informasi yang disusun berdasar kategori
atau
pengelompokan-pengelompokan
yang
diperlukan.
Menurut
42
Moleong (2007:288) penyajian data atau kategorisasi merupakan upaya memilah-milah setiap satuan ke dalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan. 3.6.1.3 Penarikan Kesimpulan/verifikasi Merupakan proses perumusan makna dari hasil penelitian yang diungkapkan dengan kalimat yang singkat padat dan mudah dipahami, serta dilakukan dengan cara berulangkali melakukan peninjauan mengenai kebenaran dari penyimpulan itu, khususnya berkaitan dengan relevansi dan konsistensinya terhadap judul, tujuan, dan perumusan masalah yang ada. Kesimpulan awal masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel (Sugiyono, 2009:252). Reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi sebagai suatu yang berhubungan pada sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data. 3.6.2
Teknik Analisis Kuantitatif (Kuesioner) Analisis data sangat penting artinya dalam suatu penelitian, karena
dengan analisis data nantinya bisa ditarik suatu kesimpulan dari penelitian yang sudah dilakukan. Dalam menganalisa data perlu diadakan suatu cara atau metode yang digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian. Analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik deskriptif persentase. Metode ini digunakan untuk membahas hasil penelitian yang masih
43
berupa data mentah sehingga akan diperoleh gambaran yang jelas mengenai hasil penelitian, penemuan indeks persentase dihitung dengan rumus deskriptif persentase (DP) sebagai berikut: n %=
X 100 N
Dimana : % = Persentase n = Nilai yang diperoleh N = Jumlah seluruh nilai (Muhammad Ali, 1993:186) Untuk menentukan kategori/jenis deskriptif persentase yang diperoleh masing-masing
indikator
dalam
variabel,
dari
persentasekemudian ditafsirkan kedalam kalimat. Cara menentukan tingkat kriteria adalah sebagai berikut: (1) Menentukan angka persentase tertinggi Skormaksimal
4 X 100%
=
Skormaksimal
X 100% 4
(2) Menentukan angka persentase terendah Skorminimal
1 X 100%
Skormaksimal
=
X 100% 4
(3)
Rentang persentase 100% - 25% = 75%
(4)
Interval kelas persentase : 75% : 5 = 15 %
perhitungan
deskriptif
44
Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor yang diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif persentasedikonsultasikan dengan tabel kriteria. Tabel 3.1 Kriteria Analisis Deskriptif Persentase NO
Interval
Kriteria
1.
86 % - 100%
Sangat baik
2.
71 % - 85%
Baik
3.
56 % - 70%
Cukup baik
4.
41 % - 55%
Kurang
5.
> 25 % - 40%
(Sumber: Muhammad Ali, 1993:186)
Sangat Kurang
45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Penelitian Penelitian ini tentang manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek
Wisata Linggo Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi di Kabupaten Pekalongan tahun 2013 yang berlokasi di Desa Linggo Asri, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan.
Gambar 4.1 Peta Wisata Kabupaten Pekalongan Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Outbound Linggo Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi di Kabupaten Pekalongan tahun 2013
46
Berdasarkan hasil penelitian terkumpul sejumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 54 responden dengan perincian pengunjung berjumlah 50 responden dan pengurus berjumlah 4 responden. Analisis data penelitian ini dengan cara memasukan skor tiap item instrumen, menjumlah skor setiap item, menjumlah skor sesuai variabel manajemen pengelolaan fasilitas outbound Linggo Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi di Kabupaten Pekalongan tahun 2013. Penghitungan besar presentase jawaban setiap variabel, kemudian menganalisis data berdasarkan tabulasi data yang ada dengan menjumlahkan skor yang diperoleh dibagi jumlah skor maksimal dikalikan 100%. Data tersebut kemudian dianalisis dan dimasukan kedalam kriteria tingkatan manajemen pengelolaan fasilitas outbound Linggo Asri sesuai dengan lima tingkatan yang ada, yaitu sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan sangat kurang. Dalam pengelolaan suatu objek wisata, manajemen adalah suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan, sebab keberhasilan pengelolaan suatu objek wisata tergantung dari bagaimana suatu manajemen pengelolaan fasilitas objek wisata itu berjalan. Sehingga dengan manajemen pengelolaan fasilitas yang baik maka objek wisata tersebut akan dapat lebih berkembang dan lebih diminati masyarakat untuk berkunjung dan berekreasi di objek wisata tersebut. Manajemen dalam objek wisata ini difokuskan pada manajemen pengelolaan fasilitas outbound berkaitan dengan Objek Wisata Outbound Linggo Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi di Kabupaten Pekalongan. Setelah mengadakan penelitian pada tanggal 2 Juni 2013 pada Objek Wisata Outbound Linggo Asri, didapatkan data-data mengenai bagaimana
47
proses manajemen pengelolaaan fasilitas yang berlangsung di Objek Wisata Outbound Linggo Asri di Kabupaten Pekalongan tersebut. 4.1.1Deskripsi Objek Penelitian Panorama alami dan udara yang sejuk menjadi ciri khas obyek wisata ini, Linggo Asri terletak di Desa Linggo Asri di sebelah selatan Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan. Perpaduan potensi alam, pegunungan, dan hutan wisata serta kondisi masyarakat yang masih pedesaan menjadi faktor yang menarik untuk dinikmati. Awal mula di bukanya outbound di Linggo Asri ini adalah untuk menambah daya tarik wisatawan yang berkunjung, serta untuk menambah ragam objek wisata yang ada di Kabupaten Pekalongan. Dengan di bukanya outbound di Linggo Asri ini, maka masyarakat akan memiliki lebih banyak pilihan untuk berekreasi, tidak hanya dapat menikmati wisata alam saja, masyarakat juga dapat berekreasi melalui kegiatan outbound. Pada awalnya keindahan alam Linggo Asri hanya dimanfaatkan sebagai objek wisata alam saja, seperti taman, kolam renang, dan kebun binatang. Melihat potensi alam yang sangat mendukung serta belum adanya wisata outbound di Kabupaten Pekalongan, maka pihak manajemen Linggo Asri pada tahun 2006 resmi membuka wahana outbound Linggo Asri yang dikelola dan digagas oleh Pemerintah Daerah (PEMDA), Perhutani (PERHUT), Kwartir Cabang (KWARCAB), dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di Kabupaten Pekalongan.
48
PETA OBJEK WISATA LINGGO ASRI
Peta Obyek Wisata Linggo Asri KABUPATEN PEKALONGAN Kab. Pekalongan
2 1
Utara 3
4 13
5 6
14
15
a d e r A oun tb u O 21
10
7 8 16
20
9 11
17
12 22
19
18
Arah Banjar Negara
Keterangan : 1. SD Linggo Asri 2. Balai Desa Linggo Asri 3. Pura 4. Villa 5. Kandang Gajah 6. Panggung Hiburan 7. Kandang Burung 8. Kolam Renang, Kantor, dan Mushola
9. Vila 10. Vila 11. Lapangan Parkir 12. MCK 13 . Lapangan Upacara 14. Kios 15. Sekretariat Buper 16. Sekretariat Lemdikacab
17. 18. 19. 20. 21. 22.
Gedung Pertemuan Mess dan Jungle House Mushola MCK Cafe MCK
Gambar 4.2 Peta Objek Wisata Linggo Asri Kabupaten Pekalongan
49
Sampai saat ini Objek Wisata Outbound Linggo Asri ini merupakan satusatunya objek wisata outbound yang ada di Kabupaten Pekalongan. Objek wisata outbound ini memiliki fasilitas bumi perkemahan dan fasilitas wahana permainan outbound. Fasilitas yang ada di bumi perkemahan ini adalah : Aula, meja, kursi, 1 unit Mess, 2 Unit Junggle House, Kantor kesekretariatan, tersedia lebih dari 100 tapak tenda, MCK (26 Outdoor dan 9 indoor), 1 Unit Cafe, Mushola, Lapangan, wahana outbound. Sedangkan wahana-wahana permainan outbound yang tersedia dapat di klasifikasikan sebagai berikut : (1)
Young Tree Top Game: Double Flaying Fox, Jembatan Burma, Jembatan Goyang, Rock n Roll.
(2)
Children Tree Top Game: Double Flaying Fox, Real Way Bridge, Flying Tunnel, Lock Cross.
(3)
Ground Game: Pipa Bocor, Ufo, Running Ball, Water Fall, Tusuk Balon, Kapal Pecah, Water Estafet, Dancing Ball, Spider Web, Hunter My Name, dll.
(4)
Ice Breaking Game: Berhitung, Mengenal Binatang, Tupai, Kata Simon, Samson, Kelinci dan Kura-kura, Samurai, Asoko, Berburu Babi, Infantri, dll. Harga tiket masuk dan biaya penyewaan fasilitas outbound di Linggo
Asri ini juga tergolong lebih murah di bandingkan dengan objek wisata outbound di tempat lain dan lebih dapat dijangkau masyarakat umum, karena outbound di Linggo Asri ini tidak berorientasikan untuk mencari keuntungan besar akan tetapi lebih untuk melayani masyarakat.
50
Objek wisata outbound ini memiliki 3 trainer tetap dan 10 lebih trainerfreelance yang selalu siap diundang jika sewaktu-waktu ada even yang membutuhkan lebih banyak trainer. Semua trainer yang ada di outbound Linggo Asri ini juga sudah memiliki sertifikat resmi untuk menjadi trainer outbound. jadi seluruh trainer sudah berpengalaman dan sudah profesional. 4.1.2
Manajemen Manajemen merupakan rangkaian berbagai kegiatan wajar mulai dari
perencanaan,
pengorganisasian,
kepemimpinan,
pengawasaan,
terhadap
bagian-bagian yang telah ditetapkan dan bagian-bagian tersebut memiliki hubungan serta saling ketergantungan antara satu dengan yang lainnya yang dilaksanakan oleh orang-orang organisasi atau bagian-bagianya untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam pengelolaan wahana outbound Linggo Asri menerapkan fungsi manajemen sebagai berikut: 1) Perencanaan (Planning), 2) Pengorganisasian (Organizing), 3) Pengarahan (actuating), 4) Pengawasan (Controlling). 4.1.2.1 Perencanaan (Planning) Didalam manajemen ada tahap perencanaan yang cukup menentukan dalam pencapaian keberhasilan. Perencanaan yang baik akan memudahkan proses berlangsungnya tahapan-tahapan selanjutnya. Outbound Linggo asri mempunyai perencanaan yang matang untuk menjaga eksistensi dalam wahana outbound. . Kekuatan atau kelebihan yang dimiliki outbound Linggo Asri ialah pesona alam yang indah, udara yang sejuk bebas dari polusi udara, adanya wahana survivel menyusuri hutan di sekitar Linggo Asri, dan ketersediaannya bumi perkemahan beserta fasilitasnya yang memang kondisi dari fasilitas
51
tersebut baik, karena perawatan dan pemeliharaannya yang rutin. Setiap akan digunakan, peralatan dan arena outbound selalu di cek terlebih dahulu untuk mengetahui apakah peralatan dan arena outbound dalam kondisi baik dan layak digunakan dan begitu pula setelah selesai digunakan peralatan langsung dibersihkan dan dirawat sesuai dengan prosedurnya. Setelah selesai melakukan kegiatan outbound, pihak pengelola selalu melakukan evaluasi untuk mengetahui apa saja kekurangan dari kegiatan outbound tersebut dan apakah fasilitasfasilitas yang tersedia masih dalam kondisi baik dan dapat berfungsi secara optimal. Setelah dilakukan evaluasi, pengelola dapat melakukan tindakan perbaikan untuk kedepannya. Evaluasi juga selalu dilakukan setiap akhir tahunnya. Evaluasi yang
dilakukan menyangkut keseluruhan kegiatan pada
tahun tersebut, sehingga dapat mengetahui kekurangan-kekurangan dan hal apa yang perlu diperbaiki. Setelah evaluasi dilakukan selanjutnya pengelola membuat perencanaan untuk tahun kedepannya. Evaluasi ini dibutuhkan karena dalam suatu manajemen pengelolaan fasilitas outbound, peran fasilitas sangatlah penting, karena keadaan fasilitas berkaitan dengan kenyamanan dan keamanan suatu wahana outbound. Jika fasilitas tidak terpelihara dengan baik akibatnya akan sangat fatal. Selain mengganggu kenyamanan pengunjung juga dapat membahayakan pengunjung yang memakai wahana permainan outbound tersebut. Dalam pemeliharaan fasilitas, suatu organisasi harus membuat strategi untuk mengganti peralatan pada saat masanya tiba. Perlu juga di buat catatan peralatan serta jadwal pemeliharaan yang dipatuhi dan dilaksanakan. Sebelum digunakan, peralatan juga harus di cek terlebih dahulu agar memastikan bahwa fasilitas dalam kondisi baik dan masih layak digunakan.
52
Wahana permainan outbound di Linggo Asri ini dari segi keamanan sudah terjamin. Selain sudah dibuat peraturan penggunaan, juga sudah ada jaminan asuransi dari Jasa Raharja jika sewaktu-waktu dalam kegiatan outbound terjadi kecelakaan. Peralatan yang digunakan dalam permainan outbound di Linggo Asri ini sudah memenuhi standar keamanan dan trainer yang memandu jalannya kegiatan outbound sudah profesional dan sudah memiliki sertifikat resmi untuk
menjadi
trainer
outbound.
Berikut
peraturan
penggunaan
untuk
pengunjung dan trainer outbound: 4.1.2.1.1 Petugas atau Pemandu Outbound (1)
Minimal 1 minggu sekali cheking alat dan arena outbound.
(2)
Setiap akan ada pemakaian, 1 hari sebelumnya di cheking alat dan arena.
(3)
Mengkoordinasi seluruh tenaga instruktur setiap akan ada pemakaiaan outbound.
(4)
Melakukan evaluasi setelah selesai kegiatan
(5)
Pemandu wajib menjelaskan safety procedure kepada pemakai outbound.
(6)
Membersihkan dan merawat alat setiap habis dipakai.
4.1.2.1.2 Pengunjung atau Pemakai Outbound (1)
Pemakai wajib mematuhi aturan yang disampaikan pemandu.
(2)
Menjaga keamanan, kenyamanan, dan kebersihan.
(3)
Dilarang berbuat kegaduhan atau kerusuhan.
(4)
Alat dan arena tidak boleh dipakai tanpa seijin pengelola.
53
Selain melakukan pemeliharaan fasilitas pihak pengelola Linggo Asri juga melakukan usaha pemeliharaan lingkungan yang ada di sekitar Linggo Asri agar tetap terjaga kelestarian alamnya, karena kegiatan outbound ini sangat berkaitan dengan alam. Salah satu usaha yang dilakukan untuk pelestarian alam yaitu dengan melakukan reboisasi. Rencana kedepannya,
pengelola
outbound Linggo Asri sedang
berencana menambah wahana permainan baru yaitu painball. Pengelola ingin menambah wahana permainan ini karena permainan ini sedang diminati oleh masyarakat. Pengelola juga sedang merencanakan untuk membuat member untuk pengunjung. Outbound Linggo Asri ini sendiri sangat cocok untuk kegiatan olahraga maupun rekreasi. Selain menyenangkan, kegiatan outbound ini juga memiliki banyak manfaat. Manfaat kegiatan outbound iniantara lain: (1) Melatih ketahanan mental dan pengendalian diri, (2) Menumbuhkan empati, (3) Melahirkan semangat kompetisi yang sehat, (4) Meningkatkan jiwa kepemimpinan, (5) Melihat kelemahan orang lain bukan sebagai kendala, (6) Meningkatkan kemampuan mengambil keputusan dalam situasi sulit secara cepat dan akurat, (7) Membangun rasa percaya diri, (8) Meningkatkan kemampuan mengenal diri dan orang lain. Jadi kegiatan outbound ini sendiri sangat cocok sebagai salah satu wahana pendidikan rekreasi. Outbound Linggo Asri sendiri telah memiliki fasilitas yang cukup lengkap,
diantaranya
wahana
permainan
outbound,
bumi
perkemahan,
menyediakan wahana survivel, mess, cafe, junggle house, tenda, dll. Sedangkan kelemahan yang dimiliki oleh outbound Linggo Asri diantaranya mengenai wahana outbound yaitu ada beberapa arena permainan
54
outbound yang kurang terlihat menarik, karena ada beberapa arena outbound yang tidak diberi warna dan cenderung terlihat kusam sehingga kurang terlihat menarik. Kelemahan lain dari manajemen outbound Linggo Asri dari segi fasilitas yaitu keadaan ruang sekretariat yang kurang rapi dan papan keterangan yang terlihat kurang jelas. Dari segi pemasaranya, pengelola outbound linggo Asri sendiri mengemukakan bahwa salah satu kesulitan dalam mengelola objek wisata ini yaitu dari segi pemasarannya. Dari pengelola memang sudah melakukan usahausaha pemasaran, diantaranya yaitu dengan menyebar brosur, melakuan promosi ke sekolah-sekolah dan mengadakan roadshow ke sekolah-sekolah. Akan tetapi intensitasnya masih kurang dan tidak adanya staf sendiri untuk memasarkan. Untuk mengatasinya, pengelola biasanya melakukan pemasaran dengan merangkul pengunjung yang datang untuk mempromosikannya. Untuk mempromosikan
wahana
outbound
kepada
masyarakat
umum,
pihak
manajemen outbound Linggo Asri juga sudah membuat daftar paket outbound yang dapat digunakan baik untuk kelompok maupun individu. Paket outbound ini dimaksudkan untuk memudahkan masyarakat untuk memilih fasilitas dan mengetahui harga pemakaian outbound. Dari pengelola juga sudah pernah mengajak masyarakat sekitar untuk membuat souvenir-souvenir dan oleh-oleh khas Linggo Asri, karena biasanya dengan adanya toko-toko souvenir dan oleholeh, pengunjung akan lebih senang dan lebih berminat untuk berkunjung ke Linggo Asri. Akan tetapi masyarakat sekitar kurang merespon dan sampai saat ini belum terealisasikan. Dilihat dari segi usaha sebenarnya cukup menjanjikan untuk pendapatan masyarakat sekitar, hanya saja mereka kurang berani dan
55
cenderung malas untuk menciptakan inovasi-inovasi baru untuk membuat kerajinan-kerajinan yang dapat dijadikan souvenir tersebut.
Dalam
masalah
pendanaan,
manajemen
outbound
Linggo Asri
menargetkan pemasukan yang di peroleh per tahunnya. Pemasukan diperoleh dari dana APBD Kabupaten Pekalongan dan pemasukan dari tiket masuk pengunjung, Serta dana dari penyewaan fasilitas yang ada di outbound Linggo Asri ini. Harga tiket masuk dan biaya penyewaan fasilitas outbound di Linggo Asri ini memang tergolong lebih murah di bandingkan dengan objek wisata outbound di tempat lain, hal ini dimaksudkan agar biaya tiket masuk dan biaya penyewaan fasilitas outbound di Linggo Asri ini lebih dapat dijangkau masyarakat umum, karena outbound di Linggo Asri ini tidak berorientasikan untuk mencari keuntungan besar akan tetapi lebih untuk melayani masyarakat. Sistem pengelolaan pemasukan dana dari pengunjung di outbound Linggo Asri ada 2 macam, sebagian dana di serahkan ke PEMDA dan sebagian di olah sendiri untuk menggaji trainer sebagai fasilitator, untuk keperluan perawatan peralatan dan penggantian peralatan yang rusak serta untuk kebutuhan-kebutuhan lain. Dana pemasukan yang ada pertaunnya sudah dapat mencukupi keperluankeperluan pengelolaan fasilitas di outbound Linggo Asri ini. Pada keterangan di atas ditunjukan mengenai analisis deskriptif manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri. Sebagai pendukung hasil dari analisis deskriptif diatas. Berikut data analisis deskriptif persentase berdasarkkan hasil angket pengunjung Objek Wisata Outbound Linggo Asri di Kabupaten Pekalongan dari semua aspek manajemen pengelolaan fasilitas.
56
4.1.2.1.3
Analisis
Deskriptif
Persentase
Semua
Aspek
Manajemen
Pengelolaan Fasilitas Outbound Objek Wisata Linggo Asri Tabel 4.1 Analisis Deskriptif Persentase Semua Aspek Manajemen Pengelolaan Fasilitas Outbound Objek Wisata Linggo Asri Sebagai Wahana Pendidikan Rekreasi di Kabupaten Pekalongan Tahun 2013 No
Interval
1.
86 % - 100%
2.
Kriteria
Frekuensi
Persentase
Sangat baik
8
16 %
71 % - 85%
Baik
39
78 %
3.
56 % - 70%
Cukup baik
3
6%
4.
41 % - 55%
Kurang
0
0%
5.
> 25 % - 40%
Sangat Kurang
0
0%
50
100 %
JUMLAH
Sumber : Penelitian tahun 2013 Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar grafik sebagai berikut:
80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Sangat Baik 78% Cukup 6% Kurang baik 16% 0%
Sangat kurang 0%
Rata-rata 79,62%
Gambar 4.4 Grafik analisis deskriptif persentase semua aspek manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri Berdasarkan tabel dan gambar grafik diatas menunjukkan bahwa manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri tahun 2013 menunjukkan 8 responden (16%) manajemen termasuk kategori sangat baik, 39 responden (78%) manajemen termasuk dalam kategori baik, 3 responden
57
(6,00%) manajemen termasuk dalam kategori cukup, 0 responden (0,00%) manajemen termasuk dalam kategori kurang dan sangat kurang. Secara
rata-rata
pelaksanaan
manajemen
pengelolaan
fasilitas
outbound Objek Wisata Linggo Asri tahun 2013 diperoleh skor 79,62%. Dengan hasil tersebut menunjukkan bahwa sistem manajemen pengelolaan fasilitas outbound secara keseluruhan berada dalam kategori baik. Untuk memperoleh gambaran secara lebih mendalam dan lebih rinci Berikut ini dijelaskan tentang hasil analisis deskriptif persentase dari tiap-tiap aspek manajemen pengelolaan fasilitas berdasarkan hasil angket pengunjung di outbound Linggo Asri. 4.1.2.1.4
Analisis Deskriptif Persentase Manajemen Pengelolaan Fasilitas Outbound Objek Wisata Linggo Asri AspekPemeliharaan
Berdasarkan hasil angket penelitian tentang manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri dari aspek pemeliharaan fasilitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.2
Deskriptif Persentase Manajemen Pengelolaan Fasilitas Outbound Objek Wisata Linggo Asri Aspek Pemeliharaan Fasilitas
No
Interval
1.
86 % - 100%
2.
Kriteria
Frekuensi
Persentase
Sangat baik
6
12 %
71 % - 85%
Baik
39
78 %
3.
56 % - 70%
Cukup baik
5
10 %
4.
41 % - 55%
Kurang
0
0%
5.
> 25 % - 40%
Sangat Kurang
0
0%
50
100 %
JUMLAH Sumber : hasil penelitian tahun 2013
Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar grafik sebagai berikut:
58
80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Sangat Baik 78% Baik 12%
Cukup 10%
Kurang 0%
Sangat kurang 0%
Rata-rata 77,66%
Gambar 4.5 Grafik analisis deskriptif persentase manajemen pengelolaan fasilitas outbound aspek pemeliharaan fasilitas Berdasarkan tabel dan grafik diatas menunjukkan bahwa sistem pemeliharaan fasilitas dalam manajemen pengelolaan fasilitas outbound di Objek Wisata Outbound Linggo Asri ini menunjukkan 6 responden (12,00%) manajemen termasuk kategori sangat baik, 39 responden (78,00%) manajemen termasuk dalam kategori baik, 5 responden
(10,00%) manajemen termasuk
dalam kategori cukup dan 0 (0%) manajemen termasuk dalam kategori kurang dan sangat kurang. Secara rata-rata sistem pemeliharaan fasilitas outbound Linggo Asri diperoleh skor 77,66 %. Dengan hasil tersebut menunjukkan bahwa manajemen pemeliharaan fasilitas outbound di Linggo Asri termasuk dalam kategori baik. 4.1.2.1.5
Analisis Deskriptif Persentase Manajemen Pengelolaan Fasilitas Outbound Objek Wisata Linggo Asri Aspek Keamanan Fasilitas
Berdasarkan hasil angket penelitian tentang manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi di Kabupaten Pekalongan tahun 2013 dari aspek keamanan fasilitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
59
Tabel 4.3
Deskriptif Persentase Manajemen Pengelolaan Fasilitas Outbound Objek Wisata Linggo Asri Aspek Keamanan Fasilitas
No
Interval
Kriteria
Frekuensi
Persentase
1.
86 % - 100%
Sangat baik
8
16 %
2.
71 % - 85%
Baik
39
78 %
3.
56 % - 70%
Cukup baik
3
6%
4.
41 % - 55%
Kurang
0
0%
5.
> 25 % - 40%
Sangat Kurang
0
0%
50
100 %
JUMLAH Sumber : hasil penelitian tahun 2013
Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar grafik sebagai berikut:
90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Sangat Baik 78% cukup 6% baik 16%
Kurang 0%
Sangat kurang 0%
Rata-rata 80,66%
Gambar 4.6 Grafik analisis deskriptif persentase manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri aspek keamanan fasilitas Berdasarkan tabel dan gambar grafik diatas dapat diketahui bahwa keamanan fasilitas
outbound Objek Wisata Linggo Asri di Kabupaten
Pekalongan ini menunjukkan bahwa 8 responden (16,00 %) manajemen termasuk dalam kategori sangat baik, 39 responden (78,00%) manajemen termasuk dalam kategori baik, 3 responden (6,00%) manajemen termasuk dalam
60
kategori cukup, dan 0 responden (0,00%) manajemen termasuk dalam kategori kurang dan sangat kurang. Secara rata-rata keamanan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri di Kabupaten Pekalongan diperoleh skor 80,66%. Dengan hasil tersebut menunjukkan bahwa keamanan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri di Kabupaten Pekalongan ini berada dalam kategori baik. 4.1.2.1.6
Analisis Deskriptif Persentase Sistem Pendanaan
Berdasarkan hasil angket penelitian yang di sebar ke pengunjung, manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi di Kabupaten Pekalongan tahun 2013 dari aspek pendanaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel.4.4 Deskriptif Persentase Manajemen Pengelolaan Fasilitas Outbound Objek Wisata Linggo Asri AspekPendanaan No
Interval
1.
86 % - 100%
2.
Kriteria
Frekuensi
Persentase
Sangat baik
9
18 %
71 % - 85%
Baik
37
74 %
3.
56 % - 70%
Cukup baik
4
8%
4.
41 % - 55%
Kurang
0
0%
5.
> 25 % - 40%
Sangat Kurang
0
0%
50
100 %
JUMLAH Sumber : hasil penelitian tahun 2013
Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar grafik sebagai berikut:
61
90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% sangat baik 74% cukup 8% Kurang baik 18% 0%
Sangat kurang 0%
rata-rata 81,66%
Gambar 4.7 Grafik analisis deskriptif persentase manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri aspek pendanaan Berdasarkan tabel dan gambar grafik diatas dapat diketahui bahwa manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri aspek pendanaan menunjukkan bahwa 9 responden (18,00%) manajemen termasuk kategori sangat baik, 37 responden (74,00%) manajemen termasuk dalam kategori baik, 4 (8,00%) manajemen termasuk dalam kategori cukup, 0 responden (0,00%) manajemen termasuk dalam kategori kurang, dan sangat kurang. Secara rata-rata sistem pendanaan
dalam manajemen pengelolaan
fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri ini diperoleh skor 81,66 %. Dengan hasil tersebut menunjukkan bahwa sistem pendanaan dalam manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri ini berada dalam kategori baik. Hasil rata-rata persentase ini berasal dari data pendukung yaitu angket untuk pengunjung Objek Wisata Outbound Linggo Asri di Kabupaten Pekalongan.
62
4.1.2.1.7
Analisis Deskriptif Persentase Manajemen Pengelolaan Fasilitas Outbound Objek Wisata Linggo Asri Aspek Ketenagakerjaan
Berdasarkan hasil angket penelitian tentang manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi di Kabupaten Pekalongan tahun 2013 dari aspek ketenagakerjaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.5 Deskriptif Persentase Manajemen Pengelolaan Fasilitas Outbound Objek Wisata Linggo Asri Aspek Ketenagakerjaan No
Interval
Kriteria
Frekuensi
Persentase
1.
86 % - 100%
Sangat baik
3
6%
2.
71 % - 85%
Baik
44
88 %
3.
56 % - 70%
Cukup baik
3
6%
4.
41 % - 55%
Kurang
0
0%
5.
> 25 % - 40%
Sangat Kurang
0
0%
50
100 %
JUMLAH Sumber : hasil penelitian tahun 2013
Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar grafik sebagai berikut:
90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% sangat baik 6%
baik 88% cukup 6%
Kurang 0%
Sangat kurang 0%
rata-rata 76,99%
Gambar 4.8 Grafik analisis deskriptif persentase manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri aspekketenagakerjaan
63
Berdasarkan tabel dan gambar grafik diatas dapat diketahui bahwa sistem ketenagakerjaan dalam manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi di Kabupaten Pekalongan tahun 2013 menunjukkan bahwa 3 responden (6,00%) manajemen termasuk kategori sangat baik, 44 responden (88,00%) manajemen termasuk dalam kategori baik, 3 responden (6,00%) manajemen termasuk dalam kategori cukup, dan 0 responden (0,00%) manajemen termasuk dalam kategori kurang dan sangat kurang. Secara rata-rata diperoleh skor 76,99%. Dengan hasil tersebut menunjukan bahwa sistem ketenagakerjaan dalam manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri di Kabupaten Pekalongan tahun 2013 berada dalam kategori baik. Hasil rata-rata persentase ini berasal dari data pendukung yaitu angket untuk pengunjung Objek Wisata Outbound Linggo Asri di Kabupaten Pekalongan. 4.1.2.1.8
Analisis Deskriptif Persentase Manajemen Pengelolaan Fasilitas Outbound Objek Wisata Linggo Asri Aspek Pendidikan Rekreasi Berdasarkan hasil angket penelitian tentang manajemen pengelolaan
fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi di Kabupaten Pekalongan
tahun 2013 dari aspek pendidikan rekreasi dapat
dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.6 Deskriptif Persentase Manajemen Pengelolaan Fasilitas Outbound Objek Wisata Linggo Asri Aspek Pendidikan Rekreasi No
Interval
Kriteria
Frekuensi
Persentase
1.
86 % - 100%
Sangat baik
11
22 %
2.
71 % - 85%
Baik
36
72 %
64
3.
56 % - 70%
Cukup baik
3
6%
4.
41 % - 55%
Kurang
0
0%
5.
> 25 % - 40%
Sangat Kurang
0
0%
50
100 %
JUMLAH Sumber : hasil penelitian tahun 2013
. Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar grafik sebagai berikut:
80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% sangat baik 72% cukup 6% Kurang baik 22% 0%
Sangat kurang 0%
rata-rata 82,66%
Gambar 4.9 Grafik analisis deskriptif persentase manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri aspekpendidikan rekreasi Berdasarkan tabel dan gambar grafik diatas dapat diketahui bahwa unsur pendidikan rekreasi dalam kegiatan outbound di Objek Wisata Linggo Asri menunjukkan bahwa 11 responden (22,00%) manajemen termasuk kategori sangat baik, 36 responden (72,00%) manajemen termasuk dalam kategori baik, 3 responden (6,00%) manajemen termasuk dalam kategori cukup dan 0 responden (0,00%) manajemen termasuk dalam kategori kurang dan sangat kurang. Secara rata-rata diperoleh skor 82,66%. Dengan hasil tersebut menunjukkan bahwa pendidikan rekreasi dalam kegiatan outbound di Objek Wisata Linggo Asri berada dalam kategori baik. Dapat di simpulkan juga bahwa didalam kegiatan outbound terkandung nilai-nilai pendidikan rekreasi. Hasil rata-
65
rata persentase ini berasal dari data pendukung yaitu angket pengunjung Objek Wisata Linggo Asri. 4.1.2.2 Pengorganisasian (Organizing) Dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah organisasi maka seorang pimpinan perusahaan harus dapat mengatur organisasi dengan baik. pengorganisasian dimaksudkan sebagai fungsi yang menyusun kerangka pembagian kerja dan masing-masing bagian maupun karyawan. Dengan kerjasama yang harmonis ini akan membuat tugas dan pekerjaan berjalan lancar dan teratur serta mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam pengorganisasiannya dalam bidang wahana outbound, struktur organisasi manajemen outbound Linggo Asri masih belum tertata dengan rapi. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan bapak Harry Pramono selaku ketua outbound di Linggo Asri, beliau mengemukakan bahwa outbound di Linggo Asri ini belum memiliki struktur organisasi sendiri. Jadi outbound Linggo Asri masih berada di bawah naungan UPT objek wisata alam Linggo Asri yang berlokasi di depan lokasi outbound tersebut. Akan tetapi dari pihak outbound Linggo Asri itu sendiri sedang merencanakan pembentukan struktur organisasi outbound sendiri agar pengorganisasian dapat berjalan dengan lancar dan setiap bidang ada staf sendiri yang mengelolanya serta dapat menfokuskan pekerjaanya sendiri. Untuk sementara ini pengurus outbound di Linggo Asri ini hanya ada ketua/koordinator, penjaga, dan 3 orang trainer tetap yang setiap harinya berada di lokasi. Namun walaupun demikian, pengorganisasian secara keseluruhan dapat berjalan dengan baik dan lebih mengutamakan sistem kekeluargaan antara ketua, trainer dan pengelola Linggo Asri lainnya. Dengan
66
kerjasama yang harmonis ini akan membuat tugas dan pekerjaan berjalan lancar dan teratur serta mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam pengelolaanya ketua bekerjasama dengan UPT Linggo Asri dan ke empat lembaga pengelola untuk memajukan dan mengembangkan outbound Linggo Asri agar lebih diminati masyarakat. Namun
walaupun
demikian
pengorganisasian
tetap
berjalan
sebagaimana mestinya. Di Objek Wisata Linggo Asri juga terdapat peraturan tata tertib bagi pengelolanya yaitu 10 budaya malu aparatur yang diantaranya: (1) Terlambat masuk kantor, (2) Tidak ikut apel, (3) Sering tidak masuk kerja tanpa alasan,
(4) Sering minta ijin tidak masuk kerja, (5) Bekerja tanpa program, (6)
Pulang sebelum watunya, (7) Sering meninggalkan kerja tanpa alasan penting, (8) Bekerja tanpa pertanggung jawaban, (9)
Pekerjaan terbengkalai,
(10) Berpakaian seragam tidak rapi dan tanpa atribut lengkap. Peraturan ini berlaku bagi semua pengelola UPT Linggo Asri. Peraturan ini dibuat agar petugas pengelola Linggo Asri lebih disiplin dan merasa enggan untuk melakukan pelanggaran-pelanggaran. Struktur Kepengurusan Outbound Linggo Asri Pengelola
: 1. Pemeritah Daerah (PEMDA) 2. Perhutani (PERHUT) 3. Kwartir Cabang (KWARCAB) 4. Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH)
Koordinator Trainer :
: Hary Pramono 1. Prapto 2. Tresno 3. Sigit
67
Freelance
: 1. Bahtiar
6. Kendi
2. Supriyanto
7. Mufid
3. Suratman
8. Lilik
4. Puput
9. Andre
5. Rina
10. Boim
ORGANISASI UPT STRUKTURSTRUKTUR ORGANISASI UPT OBJEK WISATA LINGGO ASRI OBJEK WISATA LINGGO ASRIPEKALONGAN KABUPATEN PEKALONGAN KABUPATEN KEPALA DINAS
KEPALA UPT LINGGO M. ZAHID KASUBAG TU
PENGELOLABUPER
AGUS SUYANTO
HARI PURNOMO
KOORDINATOR PENGELOLA HEWAN SUDARYO
PETUGAS PINTUGERBANG
BENDAHARA PEMBANTU
PENGELOLAPENGINAPAN
PETUGAS KOLAM RENANG
WARTOYO
KUSTONO
TRIYANTO
SLAMET RIYANTO
PAWANG GAJAH
PETUGAS PINTUGERBANG
PETUGAS PERTAMANAN
PETUGAS KOLAM RENANG
ZAENAL ABIDIN
KASRIN
SUGIYANTO
EDY SURATNO
PAWANG GAJAH BAGONG PRIHANTO
Gambar 4.3 Struktur Organisasi UPT Linggo Asri 4.1.2.3 Pengarahan (Actuating) Fungsi manajemen yang ketiga yaitu pengarahan. Proses pengarahan dalam
manajemen
pengelolaan
fasilitas
outbound
Linggo
Asri
sudah
dilaksanakan dengan baik dan pengarahan dalam manajemen outbound Linggo Asri dilakukan sesuai dengan prosedur pengarahan yang ada. Semua prosedur pengarahan dilakukan oleh seorang ketuadalam outbound Linggo Asri. Proses pengarahan berupa motivasi yang dilakukan setiap hari, mengontrol trainer ,
68
seorang ketuasetiap saat mendatangi trainernya untuk menanyakan kendala dan solusi yang baik bagi kinerja trainernya. 4.1.2.4 Pengawasan (Controlling) Kaitannya dengan pengawasan atau controlling seorang ketua harus mengetahui keadaan yang ada dilapangan, proses pengawasan dalam manajemen Objek Wisata Outbound Linggo Asri dilakukan langsung oleh seorang ketua. Hal ini dikarenakan salah satu tugas dari seorang ketuaadalah mengontrol semua kegiatan di dalam. Dalam manajemen Objek Wisata Outbound Linggo Asri proses pengawasan dilakukan secara langsung dengan terjun ke lapangan atau di arena outbound itu sendiri. bahkan kadang ketua outbound Linggo Asri bapak harry pramono juga ikut menjadi trainer outbound, karena beliau awal mulanya adalah seorang kegiatannya Ketua dapat
trainer outbound. Dalam
mengamati kegiatan di lapangan berkaitan dengan
tugas dan tanggungjawab dari trainer-trainer outbound. 4.2
Pembahasan
4.2.1
Perencanaan (Planning) Fungsi manajemen yang pertama sebagai penentu arah pembangunan
manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri adalah perencanaan. Perencanaan adalah sebuah dasar dari pelaksanaan yang akan dikerjakan dalam suatu organisasi atau perusahaan.. Perencanaan yang baik akan memudahkan proses berlangsungnya tahapan-tahapan selanjutnya. Outbound Linggo asri mempunyai perencanaan yang matang untuk menjaga eksistensi dalam wahana outbound. Didalam manajemen ada tahap perencanaan yang cukup menentukan dalam pencapaian keberhasilan. Perencanaan yang baik akan memudahkan
69
proses berlangsungnya tahapan-tahapan selanjutnya. Outbound Linggo asri mempunyai perencanaan yang matang untuk menjaga eksistensi dalam wahana outbound. . Kekuatan atau kelebihan yang dimiliki outbound Linggo Asri ialah pesona alam yang indah, udara yang sejuk bebas dari polusi udara, adanya wahana survivel menyusuri hutan di sekitar Linggo Asri, dan ketersediaannya bumi perkemahan beserta fasilitasnya yang memang kondisi dari fasilitas tersebut baik, karena perawatan dan pemeliharaannya yang rutin. Setiap akan digunakan, peralatan dan arena outbound selalu di cek terlebih dahulu untuk mengetahui apakah peralatan dan arena outbound dalam kondisi baik dan layak digunakan dan begitu pula setelah selesai digunakan peralatan langsung dibersihkan dan dirawat sesuai dengan prosedurnya. Setelah selesai melakukan kegiatan outbound, pihak pengelola selalu melakukan evaluasi untuk mengetahui apa saja kekurangan dari kegiatan outbound tersebut dan apakah fasilitasfasilitas yang tersedia masih dalam kondisi baik dan dapat berfungsi secara optimal. Setelah dilakukan evaluasi, pengelola dapat melakukan tindakan perbaikan untuk kedepannya. Evaluasi juga selalu dilakukan setiap akhir tahunnya. Evaluasi yang
dilakukan menyangkut keseluruhan kegiatan pada
tahun tersebut, sehingga dapat mengetahui kekurangan-kekurangan dan hal apa yang perlu diperbaiki. Setelah evaluasi dilakukan selanjutnya pengelola membuat perencanaan untuk tahun kedepannya. Evaluasi ini dibutuhkan karena dalam suatu manajemen pengelolaan fasilitas outbound, peran fasilitas sangatlah penting, karena keadaan fasilitas berkaitan dengan kenyamanan dan keamanan suatu wahana outbound. Jika fasilitas tidak terpelihara dengan baik akibatnya akan sangat fatal. Selain
70
mengganggu kenyamanan pengunjung juga dapat membahayakan pengunjung yang memakai wahana permainan outbound tersebut. Dalam pemeliharaan fasilitas, suatu organisasi harus membuat strategi untuk mengganti peralatan pada saat masanya tiba. Perlu juga di buat catatan peralatan serta jadwal pemeliharaan yang dipatuhi dan dilaksanakan. Sebelum digunakan, peralatan juga harus di cek terlebih dahulu agar memastikan bahwa fasilitas dalam kondisi baik dan masih layak digunakan. Wahana permainan outbound di Linggo Asri ini dari segi keamanan sudah terjamin. Selain sudah dibuat peraturan penggunaan, juga sudah ada jaminan asuransi dari Jasa Raharja jika sewaktu-waktu dalam kegiatan outbound terjadi kecelakaan. Peralatan yang digunakan dalam permainan outbound di Linggo Asri ini sudah memenuhi standar keamanan dan trainer yang memandu jalannya kegiatan outbound sudah profesional dan sudah memiliki sertifikat resmi untuk menjadi trainer outbound. Selain melakukan pemeliharaan fasilitas pihak pengelola Linggo Asri juga melakukan usaha pemeliharaan lingkungan yang ada di sekitar Linggo Asri agar tetap terjaga kelestarian alamnya, karena kegiatan outbound ini sangat berkaitan dengan alam. Salah satu usaha yang dilakukan untuk pelestarian alam yaitu dengan melakukan reboisasi. Rencana kedepannya,
pengelola
outbound Linggo Asri sedang
berencana menambah wahana permainan baru yaitu painball. Pengelola ingin menambah wahana permainan ini karena permainan ini sedang diminati oleh masyarakat. Pengelola juga sedang merencanakan untuk membuat member untuk pengunjung.
71
Outbound Linggo Asri ini sendiri sangat cocok untuk kegiatan olahraga maupun rekreasi. Selain menyenangkan, kegiatan outbound ini juga memiliki banyak manfaat. Manfaat kegiatan outbound iniantara lain: (1) Melatih ketahanan mental dan pengendalian diri, (2) Menumbuhkan empati, (3) Melahirkan semangat kompetisi yang sehat, (4) Meningkatkan jiwa kepemimpinan, (5) Melihat kelemahan orang lain bukan sebagai kendala, (6) Meningkatkan kemampuan mengambil keputusan dalam situasi sulit secara cepat dan akurat, (7) Membangun rasa percaya diri, (8) Meningkatkan kemampuan mengenal diri dan orang lain. Jadi kegiatan outbound ini sendiri sangat cocok sebagai salah satu wahana pendidikan rekreasi. Outbound Linggo Asri sendiri telah memiliki fasilitas yang cukup lengkap,
diantaranya
wahana
permainan
outbound,
bumi
perkemahan,
menyediakan wahana survivel, mess, cafe, junggle house, tenda, dll. Sedangkan kelemahan yang dimiliki oleh outbound Linggo Asri diantaranya mengenai wahana outbound yaitu ada beberapa arena permainan outbound yang kurang terlihat menarik, karena ada beberapa arena outbound yang tidak diberi warna dan cenderung terlihat kusam sehingga kurang terlihat menarik. Kelemahan lain dari manajemen outbound Linggo Asri dari segi fasilitas yaitu keadaan ruang sekretariat yang kurang rapi dan papan keterangan yang terlihat kurang jelas. Dari segi pemasaranya, pengelola outbound linggo Asri sendiri mengemukakan bahwa salah satu kesulitan dalam mengelola objek wisata ini yaitu dari segi pemasarannya. Dari pengelola memang sudah melakukan usahausaha pemasaran, diantaranya yaitu dengan menyebar brosur, melakuan promosi ke sekolah-sekolah dan mengadakan roadshow ke sekolah-sekolah.
72
Akan tetapi intensitasnya masih kurang dan tidak adanya staf sendiri untuk memasarkan. Untuk mengatasinya, pengelola biasanya melakukan pemasaran dengan merangkul pengunjung yang datang untuk mempromosikannya. Untuk mempromosikan
wahana
outbound
kepada
masyarakat
umum,
pihak
manajemen outbound Linggo Asri juga sudah membuat daftar paket outbound yang dapat digunakan baik untuk kelompok maupun individu. Paket outbound ini dimaksudkan untuk memudahkan masyarakat untuk memilih fasilitas dan mengetahui harga pemakaian outbound. Dari pengelola juga sudah pernah mengajak masyarakat sekitar untuk membuat souvenir-souvenir dan oleh-oleh khas Linggo Asri, karena biasanya dengan adanya toko-toko souvenir dan oleholeh, pengunjung akan lebih senang dan lebih berminat untuk berkunjung ke Linggo Asri. Akan tetapi masyarakat sekitar kurang merespon dan sampai saat ini belum terealisasikan. Dilihat dari segi usaha sebenarnya cukup menjanjikan untuk pendapatan masyarakat sekitar, hanya saja mereka kurang berani dan cenderung malas untuk menciptakan inovasi-inovasi baru untuk membuat kerajinan-kerajinan yang dapat dijadikan souvenir tersebut.
Dalam
masalah
pendanaan,
manajemen
outbound
Linggo Asri
menargetkan pemasukan yang di peroleh per tahunnya. Pemasukan diperoleh dari dana APBD Kabupaten Pekalongan dan pemasukan dari tiket masuk pengunjung, Serta dana dari penyewaan fasilitas yang ada di outbound Linggo Asri ini. Harga tiket masuk dan biaya penyewaan fasilitas outbound di Linggo Asri ini memang tergolong lebih murah di bandingkan dengan objek wisata outbound di tempat lain, hal ini dimaksudkan agar biaya tiket masuk dan biaya penyewaan fasilitas outbound di Linggo Asri ini lebih dapat dijangkau masyarakat umum, karena
73
outbound di Linggo Asri ini tidak berorientasikan untuk mencari keuntungan besar akan tetapi lebih untuk melayani masyarakat. Sistem pengelolaan pemasukan dana dari pengunjung di outbound Linggo Asri ada 2 macam, sebagian dana di serahkan ke PEMDA dan sebagian di olah sendiri untuk menggaji trainer sebagai fasilitator, untuk keperluan perawatan peralatan dan penggantian peralatan yang rusak serta untuk kebutuhan-kebutuhan lain. Dana pemasukan yang ada pertaunnya sudah dapat mencukupi keperluankeperluan pengelolaan fasilitas di outbound Linggo Asri ini. 4.2.2
Pengorganisasian (Organizing) Dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah organisasi
maka seorang pimpinan perusahaan harus dapat mengatur organisasi dengan baik. pengorganisasian dimaksudkan sebagai fungsi yang menyusun kerangka pembagian kerja dan masing-masing bagian maupun karyawan. Dengan kerjasama yang harmonis ini akan membuat tugas dan pekerjaan berjalan lancar dan teratur serta mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam pengorganisasiannya dalam bidang wahana outbound, struktur organisasi manajemen outbound Linggo Asri masih belum tertata dengan rapi. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan bapak Harry Pramono selaku ketua outbound di Linggo Asri, beliau mengemukakan bahwa outbound di Linggo Asri ini belum memiliki struktur organisasi sendiri. Jadi outbound Linggo Asri masih berada di bawah naungan UPT objek wisata alam Linggo Asri yang berlokasi di depan lokasi outbound tersebut. Akan tetapi dari pihak outbound Linggo Asri itu sendiri sedang merencanakan pembentukan struktur organisasi outbound sendiri agar pengorganisasian dapat berjalan dengan lancar dan setiap bidang ada staf sendiri yang mengelolanya serta dapat menfokuskan
74
pekerjaanya sendiri. Untuk sementara ini pengurus outbound di Linggo Asri ini hanya ada ketua/koordinator, penjaga, dan 3 orang trainer tetap yang setiap harinya berada di lokasi. Namun walaupun demikian, pengorganisasian secara keseluruhan dapat berjalan dengan baik dan lebih mengutamakan sistem kekeluargaan antara ketua, trainer dan pengelola Linggo Asri lainnya. Dengan kerjasama yang harmonis ini akan membuat tugas dan pekerjaan berjalan lancar dan teratur serta mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam pengelolaanya ketua bekerjasama dengan UPT Linggo Asri dan ke empat lembaga pengelola untuk memajukan dan mengembangkan outbound Linggo Asri agar lebih diminati masyarakat. Namun
walaupun
demikian
pengorganisasian
tetap
berjalan
sebagaimana mestinya. Di Objek Wisata Linggo Asri juga terdapat peraturan tata tertib bagi pengelolanya yaitu 10 budaya malu aparatur yang diantaranya: (1) Terlambat masuk kantor, (2) Tidak ikut apel, (3) Sering tidak masuk kerja tanpa alasan,
(4) Sering minta ijin tidak masuk kerja, (5) Bekerja tanpa program, (6)
Pulang sebelum watunya, (7) Sering meninggalkan kerja tanpa alasan penting, (8)
Bekerja
tanpa
pertanggung
jawaban,
(9)
Pekerjaan
terbengkalai,
(10) Berpakaian seragam tidak rapi dan tanpa atribut lengkap. Peraturan ini berlaku bagi semua pengelola UPT Linggo Asri. Peraturan ini dibuat agar petugas pengelola Linggo Asri lebih disiplin dan merasa enggan untuk melakukan pelanggaran-pelanggaran. 4.2.3
Pengarahan (Actuating) Fungsi manajemen yang ketiga yaitu pengarahan. Proses pengarahan
dalam
manajemen
pengelolaan
fasilitas
outbound
Linggo
Asri
sudah
dilaksanakan dengan baik dan pengarahan dalam manajemen outbound Linggo
75
Asri dilakukan sesuai dengan prosedur pengarahan yang ada. Semua prosedur pengarahan dilakukan oleh seorang ketuadalam outbound Linggo Asri. Proses pengarahan berupa motivasi yang dilakukan setiap hari, mengontrol trainer , seorang ketuasetiap saat mendatangi trainernya untuk menanyakan kendala dan solusi yang baik bagi kinerja trainernya. 4.2.4
Pengawasan (Controlling) Kaitannya dengan pengawasan atau controlling seorang ketua harus
mengetahui keadaan yang ada dilapangan, proses pengawasan dalam manajemen Objek Wisata Outbound Linggo Asri dilakukan langsung oleh seorang ketua. Hal ini dikarenakan salah satu tugas dari seorang ketuaadalah mengontrol semua kegiatan di dalam. Dalam manajemen Objek Wisata Outbound Linggo Asri proses pengawasan dilakukan secara langsung dengan terjun ke lapangan atau di arena outbound itu sendiri. bahkan kadang ketua outbound Linggo Asri bapak harry pramono juga ikut menjadi trainer outbound, karena beliau awal mulanya adalah seorang kegiatannya Ketua dapat
trainer outbound. Dalam
mengamati kegiatan di lapangan berkaitan dengan
tugas dan tanggungjawab dari trainer-trainer outbound.
76
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta di dukung dari hasil
kuesioner pengunjung Objek Wisata Outbound Linggo Asri pada tahun 2013 dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut: Dari pembahasan di atas dapat di ambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1)
Proses perencanaan yang dilakukan oleh pihak manajemen outbound Linggo Asri sudah berjalan sesuai dengan fungsi manajemen.
2)
Pengorganisasian manajemen outbound Linggo Asrimasih belum tertata dengan rapi karena belum memiliki struktur organisasi sendiri.
3)
Proses pengarahan yang dilakukan manajemen outbound Linggo Asri dilakukan oleh seorang ketuadan sudah berjalan sesuai dengan fungsinya.
4)
Pengawasan yang dilakukan oleh pihak manajemen outbound Linggo Asri sudah berjalan sesuai dengan fungsinya.
5.2
Saran Berorientasi pada hasil analisis dan simpulan hasil penelitian yang telah
dilakukan, maka perlu penulis ajukan beberapa saran kepada pengelola Objek Wisata Linggo Asri sebagai berikut : (1)
Perencanaan, menyusun program-program yang lebih menarik dalam rencana pengembangan wahana outbound
(2)
Pengorganisasian, hendaknya dalam struktur organisasi memiliki staf tenaga kerja pada setiap bidang organisasinya, agar lebih fokus dalam
77
pengelolaan
Objek
Wisata
Outbound
Linggo
Asri
pada
setiap
bidangnya. (3)
Pengarahan, dalam pengarahan seorang ketuaharus lebih intensif lagi dan meningkatkan pengarahan secara langsung kepada trainernya.
(4)
Pengawasan, Hendaknya tetap menjaga mutu dan pelayanannya terhadap pengunjung sehingga pengunjung akan datang kembali dan senang berkunjung di Objek Wisata Outbound Linggo Asri.
78
Daftar Pustaka Agung Dharmawan. 2009. Manajemen Persatuan Sepakbola Indonesia Kota Pekalongan.Skripsi.UNNES Agustinus Susanta. 2010. Outbound Management Training. Yogjakarta: ANDI Yogjakarta Ancok Djamaluddin. 2007. Outbound Management Training. Yogjakarta: UII Press Yogjakarta Fakultas Ilmu Keolahragaan. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi. Semarang: UNNES Press Hani Handoko. 1997. Manajemen. Yogyakarta: BPFE Harsuki. 2003. Perkembangan Olahraga Terkini. Jakarta: Rajagrafindo Persada ______ 2012. Pengantar Manajemen Olahraga. Jakarta: Raja Grafindo Persada http://www.kirana.com/outbound/pengertianoutbound(Accesed 27/8/13) Lexy J. Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Mugiyo Hartono. 2010. Manajemen Keolahragaan. FIK UNNES Muhamad Ali. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa Muhamad Murni dan Yudha M. 2000. Pendidikan Rekreasi. Depdiknas Soepartono. 2000. Sarana dan prasarana Olahraga. Depdiknas Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: ALFABETA Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Sukirno. 2008. Manajemen Kepelatihan Olahraga. Semarang: UNNES Press. Williams, Chuck. 2001. Manajemen Buku I. Terjemahan M. Sabarudin Napitupulu. 2001. Jakarta: Salemba Empat Zainal Mustafa EQ. 2009. Mengurai Variabel hingga Instrumentasi Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu
79
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
80
Surat Penetapan Dosen Pembimbing
Lampiran 2
81
Surat Izin Penelitian
Lampiran 3
82
Surat Telah Melaksanakan Penelitian
Lampiran 4
83
DAFTAR WAWANCARA UNTUK KETUA OUTBOUND LINGGO ASRI Lokasi
: .................................
Nama Pewawancara
: .................................
Waktu Wawancara
: .................................
1.
Bagaimanakah awal mula/sejarah di bukanya outbound Linggo Asri ini?
2.
Wahana apa saja yang ada di outbound Linggo Asri ini?
3.
Bagaimana cara merawat wahana outbound yang ada?
4.
Bagaimanakah prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana outbound danFaktor-faktor apa saja yang perlu di perhatikan dalam memelihara fasilitas outbound di Linggo Asri?
5.
Bagaimana prosedur penggantian peralatan outbound ?
6.
Outbound Linggo Asri ini merupakan salah satu wisata alam, apakah ada usaha pemeliharaan dan pelestarian alam di Linggo Asri ini?
7.
Apakah dilakukan pengawasan saat kegiatan outbound berlangsung?
8.
Adakah jaminan keselamatan pengunjung dalam menggunakan fasilitas outbound Linggo Asri ini?
9.
Kendala apa saja yang selama ini bapak hadapi dalam mengelola fasilitas outbound di Linggo Asri?
10.
Bagaimanakah cara bapak mengatasi kendala-kendala tersebut?
Lanjutan Lampiran 4
11.
84
Bagaimanakah sistem pengelolaan dana yang ada di outbound Linggo Asri ini?
12.
Dari mana saja sumber dana outbound di Linggo Asri ini?
13.
Untuk keperluan apa saja dana-dana yang diperoleh di outbound Linggo Asri ini?
14.
Adakah kerjasama dengan pihak lain yang terjalin terkait dengan perolehan dana di outbound Linggo Asri ini?
15.
Apakah ada target pemasukan per tahunnya?
16.
Apakah target pemasukan pada tahun 2012 dapat tercapai?
17.
Menurut anda apakah tiket masuk dan tarif penggunaan dan penyewaan fasilitas outbound di Linggo Asri ini dapat terjangkau masyarakat?
18.
Kendala apa saja yang bapak hadapi dalam mengelola dana yang ada di outbound Linggo Asri ini? kalo ada bagaimana cara bapak mengatasi kendala-kendala tersebut?
19.
Usaha apa saja yang dilakukan dalam mempromosikan
fasilitas dan
wahana-wahana outbound yang ada di Linggo Asri ini agar lebih dikenal oleh masyarakat dan lebih di minati? 20.
Adakah rencana mengembangkan outbound di Linggo Asri ini, misalnya dengan penambahan fasilitas dan wahana permainan outbound?
21.
Apakah ada target untuk jumlah pengunjung yang datang ke outbound Linggo Asri per tahunnya? Jika ada berapa targetnya?
Lanjutan Lampiran 4
85
Lanjutan Lampiran 4 22.
Menurut bapak nilai-nilai apa saja yang dapat di petik pengunjung dalam kegiatan outbound ini?
23.
Apakah setiap akhir tahun selalu dilakukan evaluasi dan membuat perencanaan baru untuk tahun kedepanya?
Lanjutan Lampiran 4
86
DAFTAR WAWANCARA UNTUK TRAINER OUTBOUND LINGGO ASRI Lokasi
: .................................
Nama Pewawancara
: .................................
Waktu Wawancara
: .................................
1.
Bagaimanakah sistem kontrak kerja anda?
2.
Apa saja syarat untuk menjadi trainer outbound?
3.
Apakah anda memiliki lisensi resmi untuk menjadi Trainer outbound, dan dari manakah lisensi traineroutbound itu di dapat?
4.
Kendala apa saja yang anda hadapi selama menjadi trainer outbound di Linggo Asri ini?
5.
Bagaimana cara anda mengatasi kendala-kendala tersebut?
6.
Apa saja peralatan yang digunakan dalam kegiatan outbound di Linggo Asri ini?
7.
Bagaimana cara merawat peralatan yang digunakan dalam kegiatan outbound di Linggo Asri ini?
8.
Adakah kesulitan dalam merawat peralatan outbound?
9.
Menurut anda apakah peralatan yang tersedia di Linggo Asri ini sudah memadai?
10.
Apakah peralatan yang di gunakan dalam kegiatan outbound sudah sesuai dengan standar keamanan?
Lanjutan Lampiran 4
11.
87
Apakah ada pengecekan alat dan arena Outbound sebelum di gunakan dan biasanya apa saja yang perlu di lakukan pengecekan?
12.
Bagaimanakah safety procedure dalam pemakaian outbound?
13.
Apakah ada pertolongan darurat jika suwaktu-waktu terjadi kecelakaan saat kegiatan outbound dilaksanakan?
14.
Apakah ada syarat-syarat tertentu untuk menggunakan wahana outbound di Linggo Asri ini dan apakah ada batasan umur untuk menggunakan wahana outbound?
15.
Faktor apa saja yang dapat menghambat jalannya kegiatan outbound?
16.
Selama anda menjadi trainer outbound di Linggo Asri ini, apakah pernah ada pengunjung yang komplain?
Lampiran 5
88
HASIL WAWANCARA DENGAN KETUA OUTBOUND LINGGO ASRI DI KABUPATEN PEKALONGAN 1.
Awal mula di bukanya outbound Linggo Asri ini untuk menambah daya tarik wisatawan, dan untuk menambah ragam, maksudnya dengan di bukanya outbound, maka msayarakat nanti banyak pilihan,mau menikmati wisata alam atau menikmati kegiata berupa outbound.
2.
Kita highropnya ada 7 permainan, 1 flying fox, jembatan burma, jembatan goyang, sama rock n roll, Itu yang dewasa. Untuk anak-anak kita siapkan flying fox,realway brigde, flaying tunnel,sama lock crossing.
3.
Setiap bulan kita perawatan rutin,itu yang pasti,kalo perawatan sebelum kegiatan kita cek peralatanya.
4.
Kita kan memang mendapat dana perawatan dari APBD, kalo ada yang rusak kita perbaiki, untuk kebersihanya ada tenaga kebersihan 5 orang.
5.
Kita liat dari kondisi, walaupun baru misalnya kok jatuh dari ketinggian trs kena batu misalnya, kita anggapnya sudah tida kita pakai. takutnya kan bukan retak di luar, tapi retak di dalam, atau sudah tidak layak digunakan ya kita ganti.
6.
Iya, kalo di wisata alam,nanti kok ada pohon yang mati kita reboisasi lagi.
7.
Saya disamping sebagai pengelola saya juga ikut terjun langsung. kadang sebagai trainer, kadang sebagai operator, ya sesuai dengan kebutuhan.
8.
Ya ada,kita ikut asuransi jasa raharja
Lanjutan Lampiran 5
9.
89
Kendalanya cuma marketingnya yang kurang, pemasarannya. Cuaca juga iya, cuaca sini kan tidak dapat di pastikan,kadang pagi hari cerah siang jam 12 keatas sudah hujan.
10.
Kita kan memang kendalanya di marketing, semua tamu yang maen disini, biasanya kita rangkul sekalian, jadi artinya sebagai marketing freelance lah istilahnya, kita belum ada membernya, arahnya kita kesana, tapi belum.
11.
Jadi untuk pendapatan disini kan arahnya ada 2 macam, ada yang di setorkan ke PEMDA ada yang untuk pemandu outbound
sebagai
fasilitator, yang itu kita kelola sendiri,kalo memang hrus kita setorkan kita setorkan ke kasda. 12.
Dari APBD Kabupaten Pekalongan,sama pemasukan dari pengunjung.
13.
Yang jelas untuk perawatan,trus untuk refitalisasi. perawatan itu untuk sekian taun perlu refitalisasi yang rusak-rusak. Kalo trainer, freelance, kalo mereka ada job,mereka dapat vee.
14.
Ada, kita kan disini ada 4 elemen yang terkait, 1) PEMDA, 2) PERHUT,3) LMDH, 4) KWARCAB.
15.
Ya, Ada target pertahunya.
16.
Tahun 2012 target dapat tercapai.
17.
Ya, disini kan memang mungkin paling murah di daerah atau di tempat lain, karena kita orientasinya kan bukan hanya mencari keuntungan tapi memang melayani masyarakat.
18.
Nggak ada kendala dalam mengelola keuangan.
Lanjutan Lampiran 5
19.
90
Sudah, yang jlas kita sudah menyebar brosur. Kita dulu ada program mempresentasikan ke sekolah-sekolah bahwa outbound itu sebenarnya apa, kegunaanya seperti apa. Artinya seperti roadshow, kita roadshow ke sekolah-sekolah.
20.
Ya,kita kemarin sudah usulkan untuk penambahan painball, sekarang painball kan lagi diminatikan, kita sudah usulkan tapi belum direalisasi sampai sekarang.
21.
Kita targetnya di pendapatan.
22.
Sebenarnya untuk kegiatan outbound itu kan intinya belajar, jadi banyak sekali yang bisa di ambil dari kegiatan itu. Kalo dari pelajar biasanya lebih menitikberatkan pada leadershipnya. Mereka belajar kepemimpinan, kebersamaan,
kemandirian,
banyak
lah.
Untuk
perkantoran
atau
perusahaan biasanya kan mereka lebih ke teamwork yang ditonjolkan. 23.
Ya, sebenarnya untuk evaluasi ini kita tidak tiap taun. kadang sebulan sekali, 2 bulan sekali kita evaluasi, bahkan setiap selesai kegiatan kita evaluasi. Apa saja kekurangan kita sebagai pengelola, sebagai pemandu, sebagai fasilitator hal2 apa yang perlu diperbaiki. la nanti akan kita perbaiki pada kegiatan berikutnya. kalo untuk taunan jelas kita evaluasi semuanya, trus kedepanya kita rencanakan pada tahun berikutnya biasanya kita berupa penambahan wahana-wahana, biasanya seperti itu.
Lanjutan Lampiran 5
91
HASIL WAWANCARA DENGAN TRAINER OUTBOUND LINGGO ASRI DI KABUPATEN PEKALONGAN 1.
Sistem kontrak kerja kita freelance, maksudnya kalo ada kegiatan kita pakai,kalau tidak ada kita bantu-bantu.
2.
Syarat yang utama biasanya kita kepelatihanya ada,dasar-dasar untuk melaksanakan kegiatan outbound, kepelatihan, ada juga nanti kan sambil pelajaran tersebut di lapangan kita dapat mengetahui alat-alat outbound.
3.
Ada, kita yang kemaren dari adwes semarang.
4.
Biasanya itu pesertanya, kalo susah di atur itu pesertanya sebagai kendalanya, apalagi takut mencoba.
5.
Biasanya beberapa
kita untuk mengatasi peserta, kita bagi peserta menjadi kelompok
biar
tidak
menumpuk,jika
menumpuk
kecenderunganya akan lebih kacau, jadi kita bagi, kita arahkan. Kalau takut kita momotivasi dia biar tidak takut. 6.
Diantaranya tali kernmentel, pulley, carabiner, harness, helm, webbing.
pulley,ini fungsinya untuk sebagai pejalan tol, roda berjalanya. Carabiner scruw untuk keamanan, pengunci, jadi untuk pengait. Snap fungsinya sama untuk pengait, cuma ini tidak ada kuncinya, otomatis ini aja. Kernmentel, ini untuk pengaman rem. Harness,yang dipake peserta outboundnya. Helm untuk dipakai biar nggak ketilang.hehe sebagai pelindung kepala. 7.
Biasanya kita setiap satu minggu sekali kita bersihkan biaasanya kan kotor,biar nggak macet,untuk arenanya kita sebulan sekali.
8.
Kesulitanya kalo hujan.
9.
Untuk peralatan ountboundnya sudah lengkap.
10.
Peralatan sudah sesuai dengan standar keamanan.
Lanjutan Lampiran 5
92
11.
Sebelum kita gunakan kita cek alat dan arena.
12.
Safety prosedure nya sebelum kegiatan kita kontrol semua arena,alat kita bersihkan,kita kasih paselin agar lancar.
13.
Kita siap,kita jadi dalam permainan kita di tiap-tiap pos kita jaga, mengantisipasi jika suwaktu-waktu ada yang jatuh di tengah, kalo macet biasanya kita tarik dengan tali, aman.
14.
Kalo usia kita kan ada 2 arena,yang satu khusus untuk dewasa berarti SMA keatas, yang satunya dari anak TK sampai SMP.
15.
Faktor yg utama disini cuaca yang kadang menghambat lancarnya outbound.
16.
Kalo alhamdulilah sampai saat ini kita belum ada komplain,mungkin hanya sedikit saran untuk perbaikan.
Lampiran 6
93
KUESIONER PENELITIAN Data Responden Nama
: ................................
Jenis kelamin
: .................................
Umur
: ................................
Petunjuk pengisian angket Semua pertanyaan dalam angket berikut ini akan digunakan oleh peneliti untuk menegetahui Manajemen pengelolaan fasilitas outbound objek wisata Linggo Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi tahun 2013. Semua jawaban yang diberikan akan dijamin kerahasiaannya dan tidak mempengaruhi semua aktivitas yang dilakukan. Mohon saudara mengisis pernyataan berikut ini yang sesuai dengan apa adanya dengan memberikan tanda “X” pada kolom yang sesuai telah disediakan untuk masing-masing pernyataan berikut ini: Jawaban: a.
: Skor 4
b.
: Skor 3
c.
: Skor 2
d.
: Skor 1
Lanjutan Lampiran 6
94
I.
Fasilitas
1.
Menurut anda apakah fasilitas yang tersedia di objek wisata outbound Linggo Asri sudah memadai?
2.
a.
Sangat memadai
b.
Memadai
c.
Cukup memadai
d.
Tidak memadai
Apakah fasilitas yang tersedia dalam objek wisata outbound Linggo Asri terpelihara dengan baik?
3.
a.
Sangat baik
b.
Baik
c.
Kurang baik
d.
Tidak baik
Menurut anda apakah lingkungan yang berada di outbound Linggo asri dapat terpelihara dengan baik? a.
Sangat baik
b.
Baik
c.
Cukup baik
d.
Tidak baik
Lanjutan Lampiran 6
95
II.
Keamanan
1.
Apakah safety procedure/prosedur keamanan outbound yang di jelaskan oleh pemandu dapat anda mengerti?
2.
a.
Sangat mengerti
b.
mengerti
c.
Kurang mengerti
d.
Tidak mengerti
Menurut anda apakah wahana outbound yang tersedia sudah tejamin keamananya?
3.
a.
Sangat terjamin
b.
Terjamin
c.
Kurang terjamin
d.
Tidak terjamin
Apakah peralatan outbound yang di gunakan dalam permainan outbound dalam kondisi baik dan aman? a.
Sangat aman
b.
aman
c.
Kurang aman
d.
Tidak aman
Lanjutan Lampiran 6
96
III.
Pendanaan
1.
Menurut anda apakah biaya tiket masuk objek wisata outbound Linggo Asri ini dapat terjangkau?
2.
a.
Sangat terjangkau
b.
Terjangkau
c.
Cukup terjangkau
d.
Tidak terjangkau
Menurut anda apakah biaya penggunakan wahana outbound dan penyewaan fasilitas outbound Linggo Asri ini dapat terjangkau?
3.
a.
Sangat terjangkau
b.
Terjangkau
c.
Cukup terjangkau
d.
Tidak terjangkau
Menurut anda apakah tiket masuk dan biaya penyewaan sudah sesuai dengan pelayanan dan fasilitas yang ada di outbound linggo asri? a.
Sangat sesuai
b.
Sesuai
c.
Kurang sesuai
d.
Tidak sesuai
Lanjutan Lampiran 6
97
IV.
Ketenagakerjaan
1.
Apakah pelayanan di objek wisata outbound Linggo Asri memuaskan?
2.
3.
a.
Sangat memuaskan
b.
Memuaskan
c.
Kurang memuaskan
d.
Tidak memuaskan
Apakah pemandu yang ada di outbound Linggo Asri ini sudah profesional? a.
Sangat profesional
b.
Profesional
c.
Kurang profesional
d.
Tidak profesional
Apakah
pemandu
outbound
Linggo
Asri
menjelaskan
safety
procedure/prosedur keselamatan dengan jelas? a.
Sangat jelas
b.
Jelas
c.
Kurang jelas
d.
Tidak jelas
V.
Pendidikan Rekreasi
1.
Menurut anda apakah objek wisata outbound di Linggo Asri ini dapat di kategorikan sebagai salah satu wahana pendidikan rekreasi? a.
Sangat dapat di kategorikan
b.
Dapat di kategorikan
c.
Kurang dapat di kategorikan
d.
Tidak dapat di kategorikan
Lanjutan Lampiran 6
2.
98
Menurut anda apakah kegiatan outbound di Linggo Asri ini efektif sebagai sarana penambah wawasan pengetahuan dan pengembangan diri?
3.
a.
Sangat efektif
b.
Efektif
c.
Kurang efektif
d.
Tidak efektif
Menurut
anda
apakah
kegiatan
menyenangkan? a.
Sangat menyenangkan
b.
Menyenangkan
c.
Kurang menyenangkan
d.
Tidak menyenangkan
outbound
di
Linggo
Asri
ini
Lanjutan Lampiran 6
99
JAWABAN KUESIONER PENGUNJUNG OBJEK WISATA OUTBOUND LINGGO ASRI DI KABUPATEN PEKALONGAN BUTIR SOAL NO
NAMA SISWA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Anista Novianto Erlina Fitriati M. Nur Mulyadi Nur Imamah. S Abdul Rohman Ulfa Pandu. D Eka Syaifatul. H M. Hidayah Kiki Rukiana Zidni Mubarok Amalia Riski Nur Khasan.B Ikhsanudin Nur Khasanah Minkhati Zulfa Anis Inayah Miladina. K Risqi Sugeng. R Vera Ayu Aji. O Maya Indriyanti Kewim Lukman Hakim Ayu listiya Gita tri. W Wim Darmoyo Nurul Fasilah Suci Roudiyah Aniyatus. S Sitha May. C Yeni Hidayah Vita Aristina. L Fauzal Mutaqin Syaiful amri Abdul ghofar Habibah Anna Warda uli. A Eva. E Syaeful Bahri Haryono Nur Seprida. D Atika. K
1
2
3
4
5
6
7
B A C B B B A C B A A B B A A B B B B B B A C B B A B B A B A A C B B B B B B C A B
B B B B B B B B B A B B B B A B B B B C B B B A C B B B B B A B B B B B B B B B B B
A B B B B B A A B A B B B B B B B B B B B B B A B C B B A B B B B B A B B B B B B B
A B B B A B B B B B A B C B A B B A C B B B B B B B C B B B B B B B B A A B B B A B
B A B A B B B A B B B B B B B B B A B B B A B B B B B B B B B A B A B A B B B B B A
B B B A A B A B A B B A B B B B A B B B B A B B B B B B B B A B B B B B B A A B B B
A B A A B B B B A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B A B B A B B B B B B B B A B
8
9
B B A B B B B B B B B B A B B B A B B B B A B A A C B A B C B A B B A B B B B D A B
B B B A B B A B A A A B A B B B B A B B B B B B B B C B B B B A B B B B B B B B A B
1 0 B B B B B B B B B A B B A B B B B B B B B A B B B B B A B B B B B B B B B B B B B B
1 1 B B A B B B B B B A B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B A B
1 2 B A B B A B B B B A B B A B B B B B B C B B B B B C B B B B B B B B B A B B B C B B
1 3 A B B B B A B B B B A B A B B A B B B B B A B B C B B B B B B B B B B B B B B B B B
1 4 A B B B B B B B B B A B A B A A A B B B B B B B B B B B B B B B A B B B B B C B A B
15 A A A B A A A A B A A B A A A A A A B B B B B A C A B B A B A A B C B A A B C B A A
Lanjutan Lampiran 6
43 44 45 46 47 48 49 50
Kotim Hijayanti Ikha Sulis. S Fadhli dzil. I Umi Kulsum. A Ratih Sofiyah Agung Trio. P Laila Nisyfa Ade Irma. S
100
B B B B B B B B
B B B B B B B B
B A A B A B B B
B B B A B A A B
B B A B B B A B
B C A B A B B B
B B B A A B A B
B A A B A B A B
B B B B B B B B
B B B B B A A B
B B B B B B A B
B B B A B B B B
A A A B A B B B
A B A B B B A B
A A A A A A B B
Lanjutan Lampiran 6
101
lampiran xx TABEL ANALISIS DATA ANGKET PENGUNJUNG OBJEK WISATA OUTBOUND LINGGO ASRI TAHUN 2013 NOMOR BUTIR S OAL UC
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
∑
% skor
Kriteria
1 K-01
3
3
4
4
3
3
4
3
3
3
3
3
4
4
4
51
85%
SB
2 K-02
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
49
81.67%
B
3 K-03
2
3
3
3
3
3
4
4
3
3
4
3
3
3
4
48
80%
B
4 K-04
3
3
3
3
4
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
49
81.67%
B
5 K-05
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
4
49
81.67%
B
6 K-06
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
47
78.30%
B
7 K-07
4
3
4
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
4
50
83.30%
B
8 K-08
2
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
47
78.30%
B
9 K-09
3
3
3
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
48
80%
B
10 K-10
4
4
4
3
3
3
4
3
4
4
4
4
3
3
4
54
90%
SB
11 K-11
4
3
3
4
3
3
4
3
4
3
3
3
4
4
4
52
86.67%
SB
12 K-12
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
47
78.30%
B
13 K-13
3
3
3
2
4
3
3
4
4
4
3
4
4
4
4
52
86.67%
SB
14 K-14
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
48
80%
B
15 K-15
4
4
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
51
85%
B
16 K-16
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
48
80%
B
17 K-17
3
3
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
4
4
50
83.30%
B
18 K-18
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
48
80%
B
19 K-19
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
44
73.33%
B
20 K-20
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
41
68.33%
CB
21 K-21
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
45
75%
B
22 K-22
4
3
3
3
3
4
3
4
3
4
3
3
4
3
3
50
83.30%
B
23 K-23
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
44
73.33%
B
24 K-24
3
4
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
49
81.67%
B
25 K-25
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
42
70.00%
CB
26 K-26
4
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
4
44
73.33%
B
27 K-27
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
43
71.67%
B
28 K-28
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
47
78.33%
B
29 K-29
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
48
81.67%
B
30 K-30
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
44
73.33%
B
31 K-31
4
4
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
50
83.30%
B
32 K-32
4
3
3
4
4
3
4
4
4
3
3
3
3
3
4
52
86.67%
SB
33 K-33
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
45
75%
B
34 K-34
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
45
75%
B
35 K-35
2
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
46
76.67%
B
36 K-36
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
50
83.30%
B
37 K-37
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
46
76.67%
B
38 K-38
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
46
76.67%
B
39 K-39
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
2
2
43
71.67%
B
40 K-40
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
2
3
3
3
42
70%
CB
41 K-41
3
3
3
4
3
3
4
4
4
3
4
3
3
4
4
52
86.67%
SB
42 K-42
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
47
78.33%
B
43 K-43
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
48
81.67%
B
44 K-44
3
3
4
3
3
2
3
4
3
3
3
3
4
3
4
49
81.67%
B
45 K-45
3
3
4
3
4
4
3
4
3
3
3
3
4
4
4
52
86.67%
SB
46 K-46
3
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
4
49
81.67%
B
47 K-47
3
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
3
4
50
83.30%
B
48 K-48
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
48
81.67%
B
49 K-49
3
3
3
4
4
3
4
4
3
4
4
3
3
4
3
52
86.67%
SB
50 K-50
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
45
75%
B
79.62%
B
NO
TOTAL
Lanjutan Lampiran 6
102
lampiran xx TABEL ANALISIS DATA ANGKET NGKET OBJEK PUTRI KLUB WISATA BOLA OUTBOUND BASKET SAHABAT LINGGO ASRI SEMARANG DI KABUPATEN TAHUN PEKALONGAN 2012/2013 TAHUN 2013 Butir Soal
Butir Soal
No
UC
1
K-01
3
3
4
10 83.30%
B
4
3
3
10 83.30%
B
4
3
3
2
K-02
4
3
3
10 83.30%
B
3
4
3
10 83.30%
B
3
3
3
3
K-03
2
3
3
8 66.67%
C
3
3
3
B
4
4
3
4
K-04
3
3
3
9
75%
B
3
4
4
11 91.70%
SB
4
3
4
5
K-05
3
3
3
9
75%
B
4
3
4
11 91.70%
SB
3
3
3
9
6
K-06
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
B
3
3
3
9
7
K-07
4
3
4
SB
3
3
4
10 83.30%
B
3
3
4
8
K-08
2
3
4
9
75%
B
3
4
3
10 83.30%
B
3
3
3
9
K-09
3
3
3
9
75%
B
3
3
4
10 83.30%
B
4
3
4
10
K-10
4
4
4
12
100%
SB
3
3
3
B
4
3
11
K-11
4
3
3
10 83.30%
B
4
3
3
10 83.30%
B
4
12
K-12
3
3
3
9
75%
B
3
3
4
10 83.30%
13
K-13
3
3
3
9
75%
B
2
4
3
14
K-14
4
3
3
10 83.30%
B
3
3
3
15
K-15
4
4
3
11 91.70%
SB
4
3
3
16
K-16
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
17
K-17
3
3
3
9
75%
B
3
4
4
11 91.70%
75%
B
4
3
3
10 83.30%
75%
B
2
3
3
Pemeliharaan Fasilitas 1
2
∑
3
% skor kriteria
11 91.70%
4
5
∑
6
%skor kriteria
9
9
9
75%
75%
75%
Butir Soal
Pendanaan
keamanan 7
8
∑
9
ketenagakerjaan
%skor kriteria 10 10 83.30%
11
∑
12
%skor kriteria
12
100%
SB
10 83.30%
B
3
3
4
10 83.30%
B
10 83.30%
B
3
3
4
10 83.30%
B
B
3
3
3
B
3
3
4
10 83.30%
B
75%
B
4
3
4
11 91.70%
SB
9
75%
B
3
3
4
10 83.30%
B
9
75%
B
3
3
4
10 83.30%
B
3
9
75%
B
3
3
3
4
4
12
100%
SB
3
3
4
10 83.30%
B
3
3
3
9
75%
B
4
4
4
12
100%
SB
9
75%
B
3
3
4
11 91.70%
SB
3
4
3
11 91.70%
SB
3
3
3
75%
B
3
3
4
75%
B
3
3
3
9
B
3
3
3
B
3
3
3
11 91.70%
SB
3
3
4
11 91.70%
SB
4
3
4
11 91.70%
SB
75%
9
9
B
4
3
3
10 83.30%
B
3
3
3
75%
B
3
4
4
11 91.70%
SB
4
3
4
9
75%
B
4
3
3
10 83.30%
B
3
3
3
9
B
4
3
3
10 83.30%
B
3
3
3
9
B
3
3
3
B
3
3
3
SB
3
4
3
10 83.30%
B
3
3
3
B
3
3
4
10 83.30%
B
3
3
8 66.67%
C
3
3
3
9
75%
B
3
9
75%
9
75%
75%
75%
10 83.30%
9
10 83.30%
%skor kriteria
4
3
9
∑
15 4
3
10 83.30%
14 4
3
75%
13
B
B
9
Pendidikan rekreasi
9
9
75%
75%
B
B
B
3
3
3
9
SB
4
4
4
12
75%
B
3
3
4
10 83.30%
B
75%
B
3
4
4
11 91.70%
SB
9
75%
B
4
4
4
12
100%
SB
9
75%
B
3
4
4
11 91.70%
SB
3
9
75%
B
3
3
4
10 83.30%
B
3
3
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
11 91.70%
75%
B
100%
SB
18
K-18
3
3
3
9
19
K-19
3
3
3
9
20
K-20
2
2
3
7 58.33%
C
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
3
2
2
7
58%
C
3
3
3
9
75%
B
21
K-21
3
3
3
9
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
22
K-22
4
3
3
10 83.30%
B
3
3
4
B
3
4
3
B
4
3
3
B
4
3
3
23
K-23
2
3
3
8 66.67%
C
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
24
K-24
3
4
4
11 91.70%
SB
3
3
3
9
75%
B
3
4
3
10 83.30%
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
4
10 83.30%
B
25
K-25
3
2
3
8 66.67%
C
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
9 75.00%
B
3
3
3
9
75%
B
2
3
2
7 58.30%
C
26
K-26
4
3
2
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
3
2
3
8 66.67%
C
3
3
2
8 66.67%
C
3
3
4
10 83.30%
B
27
K-27
3
3
3
9
75%
B
2
3
3
8 66.67%
C
3
3
2
8 66.67%
C
3
3
3
9
B
3
3
3
9
75%
B
28
K-28
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
3
4
3
10 83.30%
B
4
3
3
B
3
3
3
9
75%
B
29
K-29
4
3
4
SB
3
3
3
9
75%
B
4
3
3
10 83.30%
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
4
30
K-30
3
3
3
B
3
3
3
9
75%
B
3
2
3
8 66.67%
C
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
31
K-31
4
4
3
11 91.70%
SB
4
3
4
11 91.70%
SB
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
4
10 83.30%
B
32
K-32
4
3
3
10 83.30%
B
4
4
3
11 91.70%
SB
4
4
4
12
100%
SB
3
3
3
9
75%
B
3
3
4
10 83.30%
B
33
K-33
2
3
3
8 66.67%
C
3
3
3
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
3
4
3
10 83.30%
B
34
K-34
3
3
3
9
75%
B
3
4
3
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
2
8 66.67%
C
35
K-35
2
3
4
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
9
B
36
K-36
4
3
3
B
4
4
3
B
3
3
4
10 83.30%
B
37
K-37
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
10 83.30%
B
38
K-38
3
3
3
9
75%
B
3
3
4
39
K-39
3
3
3
9
75%
B
3
3
4
40
K-40
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
41
K-41
3
3
3
9
75%
B
4
3
3
10 83.30%
42
K-42
3
3
3
9
75%
B
3
4
3
10 83.30%
43
K-43
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
44
K-44
3
3
4
10 83.30%
B
3
3
2
45
K-45
3
3
4
10 83.30%
B
3
4
4
46
K-46
3
3
3
B
4
3
3
47
K-47
3
3
4
B
3
3
48
K-48
3
3
3
9
75%
B
4
49
K-49
3
3
3
9
75%
B
4
50
K-50
3
3
3
9
75%
B
3
77.66%
B
TOTAL
75%
11 91.70% 9
75%
10 83.30%
9
75%
10 83.30%
10 83.30%
9
75%
10 83.30% 9
75%
10 83.30% 9
75%
75%
10 83.30%
10 83.30% 9
75%
10 83.30% 9
75%
B
3
4
3
B
3
3
3
SB
3
3
3
9
75%
B
3
3
4
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
4
10 83.30%
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
9
10 83.30%
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
3
2
2
7 58.30%
B
3
1
3
B
4
4
4
12
B
3
3
3
B
3
3
3
8 66.67%
C
3
4
3
11 91.70%
SB
3
4
3
10 83.30%
B
4
3
4
10 83.30%
B
4
3
3
10 83.30%
B
4
3
11 91.70%
SB
3
3
75%
B
80.16%
B
11 91.70% 9
9
9
9
75%
75%
75%
RATA-RATA % SKOR TOTAL
10 83.30%
10 83.30%
7 58.30%
10 83.30%
75%
B B
B C
C
3
3
2
8 66.67%
C
3
3
3
SB
3
4
3
10 83.30%
B
3
4
4
11 91.70%
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
4
10 83.30%
B
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
4
4
4
12
100%
SB
10 83.30%
B
3
3
3
9
75%
B
4
3
4
11 91.70%
SB
10 83.30%
B
3
3
3
9
75%
B
4
4
4
12
100%
SB
3
10 83.30%
B
3
3
4
B
3
3
4
10 83.30%
B
3
3
10 83.30%
B
3
3
3
B
4
3
4
11 91.70%
SB
3
3
3
4
4
3
3
3
3
9
75%
75%
B SB
B
4
3
3
10 83.30%
B
3
3
4
10 83.30%
B
SB
4
4
3
11 91.70%
SB
3
4
3
10 83.30%
B
75%
B
3
3
3
75%
B
3
3
3
81.66%
B
76.99%
B
79.82
B
11 91.70% 9
9
75%
B
100%
10 83.30%
9
75%
B
9
9
75%
B
82.66%
B
Lampiran 7
103
STRUKTUR ORGANISASI UPT OBJEK WISATA LINGGO ASRI
STRUKTUR ORGANISASI UPT KABUPATEN PEKALONGAN PEKALONGAN OBJEK WISATA LINGGO ASRI KABUPATEN KEPALA DINAS
KEPALA UPT LINGGO M. ZAHID KASUBAG TU
PENGELOLABUPER
AGUS SUYANTO
HARI PURNOMO
KOORDINATOR PENGELOLA HEWAN SUDARYO
PETUGAS PINTUGERBANG
BENDAHARA PEMBANTU
PENGELOLAPENGINAPAN
PETUGAS KOLAM RENANG
WARTOYO
KUSTONO
TRIYANTO
SLAMET RIYANTO
PAWANG GAJAH
PETUGAS PINTUGERBANG
PETUGAS PERTAMANAN
ZAENAL ABIDIN
KASRIN
SUGIYANTO PAWANG GAJAH BAGONG PRIHANTO
PETUGAS KOLAM RENANG EDY SURATNO
Lampiran 8
104
Struktur Kepengurusan Outbound Linggo Asri Pengelola
: 1. Pemeritah Daerah (PEMDA)
2. Perhutani (PERHUT) 3. Kwartir Cabang (KWARCAB) 4. Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Koordinator : Hary Pramono Trainer
: 1. Prapto
2. Tresno 3. Sigit Freelance
: 1. Bahtiar
6. Kendi
2. Supriyanto
7. Mufid
3. Suratman
8. Lilik
4. Puput
9. Andre
5. Rina
10 Boim
Lampiran 9
105
Daftar Harga Tiket Masuk
HARGA TIKET NO
HARI
ANAK
DEWASA
1.
Biasa
Rp. 1.250,-
Rp. 1.750,-
2.
Libur (Minggu & Libur Nasional)
Rp. 1.250,-
Rp. 2.250,-
Harga tiket masuk ini sudah termasuk asuransi yang bekerjasama dengan Jasa Raharja sebesar Rp. 250,- (dua ratus lima puluh rupiah)
Lampiran 10
106
Lampiran 11
107
Protap Pemakaian Outbound Linggo Asri
1)
Petugas atau Pemandu Outbound a. Minimal 1 minggu sekali cheking alat dan arena outbound. b. Setiap akan ada pemakaian, 1 hari sebelumnya di cheking alat dan arena. c. Mengkoordinasi seluruh tenaga instruktur setiap akan ada pemakaiaan outbound. d. Melakukan evaluasi setelah selesai kegiatan e. Pemandu wajib menjelaskan safety procedure kepada pemakai outbound. f. Membersihkan dan merawat alat setiap habis dipakai.
2)
Pengunjung atau Pemakai Outbound a. Pemakai wajib mematuhi aturan yang disampaikan pemandu. b. Menjaga keamanan, kenyamanan, dan kebersihan. c. Dilarang berbuat kegaduhan atau kerusuhan. d. Alat dan arena tidak boleh dipakai tanpa seijin pengelola.
Lampiran 12
108
10 Budaya Malu Aparatur
1)
Terlambat masuk kantor
2)
Tidak ikut apel
3)
Sering tidak masuk kerja tanpa alasan
4)
Sering minta ijin tidak masuk kerja
5)
Bekerja tanpa program
6)
Pulang sebelum watunya
7)
Sering meninggalkan kerja tanpa alasan penting
8)
Bekerja tanpa pertanggungjawaban
9)
Pekerjaan terbengkalai
10)
Berpakaian seragam tidak rapi dan tanpa atribut lengkap.
Lampiran 14
109
Daftar Pengunjung Outbound Linggo Asri tahun 2013 1.
Tanggal 7 Januari 2013
: STIMIK Pekalongan
2.
Tanggal 21 januari 2013
: STIKES Pekajangan
3.
Tanggal 16 februari 2013
: TK Ulul Albab Pekalongan
4.
Tanggal 17 Februari 2013
: AAK Pekalongan
5.
Tanggal 23 Maret 2013
: SD Bebel Pekalongan
6.
Tanggal 4-7 April 2013
: SMK Muhamadiah Kajen
7.
Tanggal 16 April 2013
: Giant Swalayan
8.
Tanggal 29-30 April 2013
: SATPOLPP Kab. Pekalongan
9.
Tanggal 15 Mei 2013
: SMK Syafi’i Akrom Pekalongan
10. Tanggal 22 Mei 2013
: IKD Kab. Pekalongan
11. Tanggal 1-3 Juni 2013
: STAIN, AAK, STIKES Pekajangan
12. Tanggal 22 Juni 2013
: Mts Al Hikmah Proto
13. Tanggal 26 Juni 2013
: SMA N 1 Ungaran
14. Tanggal 30 Juni 2013
: TPQ Pisma Kedungwuni
Lampiran 14
110
Peta PETA Obyek Linggo Asri OBJEK Wisata WISATA LINGGO ASRI Kab. Pekalongan KABUPATEN PEKALONGAN
2 1
Utara 3
4 13
5 6
14
15
a Are ound tb u O 21
10
7 8 16
20
9 11
17
12 22
19
18
Arah Banjar Negara
Keterangan : 9. SD Linggo Asri 9. Vila 17. 10.Balai Desa Linggo Asri 10. Vila 18. 11.Pura 11. Lapangan Parkir 19. 12.Vila 12. MCK 20. 13.Kandang Gajah 13 . Lapangan Upacara 21. 14.Panggung Hiburan 14. Kios 22. 15.Kandang Burung 15. Sekretariat Buper 16. Kolam Renang, Kantor, 16. Sekretariat Lemdikacab dan Mushola
Gedung Pertemuan Mess dan Jungle House Mushola MCK Cafe MCK
Lampiran 15
111
Peta Wisata Kabupaten Pekalongan
Lampiran 16
113
Dokumentasi Foto Penelitian
Gambar 1. Wawancara dengan ketua outbound Linggo Asri
Gambar 2. Wawancara dengan trainer outbound Linggo Asri
Lanjutan Lampiran 16
Gambar 3. Wahana permainan outbound
Gambar 4. Aula di outbound Linggo Asri
112
Lanjutan Lampiran 16
Gambar 5. Pelaksanaan kegiatan outbound
Gambar 6. Pelaksanaan kegiatan outbound
113
Lanjutan Lampiran 16
Gambar 7. Pelaksanaan kegiatan outbound
Gambar 8. Pengisian angket pengunjung
114
Lanjutan Lampiran 16
Gambar 9. Pengisian angket di Mess outbound Linggo Asri
Gambar 10. Pelaksanaan kegiatan outbound
115