PENGOLAHAN LIMBAH GAS
Limbah gas = polusi udara
Polusi udara = adanya bahan berbahaya yang dikeluarkan atau dihasilkan dari proses dan berdifusi, bercampur dengan udara.
Gas • • • •
a. Karbon monoksida (CO), b. Nitrogen oksida (Nox), c. Hidrokarbon (HC), d. Sulfur oksida (SOx)
Partikulat (padatan) • Arsen • Silikat
Sumber polusi udara
Asap kendaraan bermotor
Asap pabrik
Asap insenerasi
Penguraian bahan organik
Gas buang hewan ternak
Bencana alam (abu vulkanik)
Gas rumah kaca Gas rumah kaca terutama terdiri dari karbon dioksida (CO2) metana (CH4), dan nitrous oksida (N20). CO2 dilepaskan ke atmosfer oleh pembakaran bahan bakar fosil, kayu dan produk kayu, dan limbah padat.
CH4 dipancarkan dari dekomposisi limbah organik di tempat pembuangan sampah, bahwa peternakan, dan produksi dan transportasi batu bara, gas alam, dan minyak. NO2 dipancarkan selama kegiatan pertanian dan industri, serta selama pembakaran limbah dan bahan bakar fosil padat.
Sumber gas rumah kaca Penambangan Industri yang menggunakan bahan daur ulang sebagai bahan baku Transportasi Pembakaran sampah Landfill
Gas dari sumber ini
BIOFUEL
Siklus pencemaran (gas)
(1) Pembuangan gas (release)
(3) Penerimaan polutan (gas) oleh hewan
(2) Dispersi polutan ke atmosfer
Tahapan pencemaran (partikulat)
(2) Dispersi polutan ke atmosfer (1) Pembuangan partikulat (release)
(3) Penerimaan partikulat oleh linngkungan (tanah) dan manusia
BAPPENAS, 2014
Aspek penanganan setiap tahap engineering, control, and operation of equipment Release
Ketinggian cerobong, meteorologi
meteorology and the influence of topography Receiving
Dispersion
Air Pollution System
Sistem pencemaran udara ( Air Pollution System), yang terdiri atas 3 Komponen Utama yaitu :
SUMBERSUMBER EMISI
DUNIA ATMOSFER
RESEPTOR
Air Pollution System
1. Pencegahan Pencemaran - Merupakan proses pencegahan atau pengurangan limbah yang menyebabkan pencemaran udara 2. Pembersihan Pencemaran - Merupakan penanganan terhadap masalah pencemaran. - Terutama ditujukan kepada pencemaran akibat limbah domestik dan industri, dengan membersihkan polutan beracun dari UDARA DAN AIR yang terkontaminasi.
METODE TERBAIK UNTUK MENCEGAH ATAU MENGURANGI MACAM-MACAM PENCEMARAN UDARA DARI BERBAGAI SUMBER KEGIATAN
1. Melakukan regulasi pertumbuhan penduduk 2. Melakukan reduksi limbah-limbah yang tidak diperlukan seperti limbah logam, kertas dan lainnya dengan metode daur ulang, re-use melalui perancangan produk yang awet dan mudah diperbaiki 3. Reduksi pemakaian energi dan pemakaian energi yang efisien 4. Penggantian bahan bakar batu bara dengan gas alam yang memiliki sifat lebih ramah lingkungan saat pembakaran 5. Penggantian bahan bakar fosil dan nuklir dengan energi sinar matahari, angin dan turbin air 6. Mengidentifikasi sumber-sumber pencemar di dalam proses produksi, mengeliminasi pencemar tersebut dari proses dan mencari bahan-bahan pengganti yang lebih ramah lingkungan
PENTAHAPAN PENGENDALIAN PENCEMARAN
I. Tahap Jangka Pendek ( 2-10 Tahun) 1. Mengelompokkan setiap jenis polutan ( apakah jenis pengganggu, penyebab kerusakan proverty, mengancam kehidupan hewan, tumbuhan dan manusia, menyebabkan kerusakan genetis, mengganggu kelestarian lingkungan hidup melalui disrupsi aliran energi dan siklus materi di dalam suatu ekosistem secara lokal, regional atau global) 2. Menetapkan tingkat stabilitas ekosistem yang dikehendaki 3. Menetapkan sistem monitoring di daerah, regional dan global untuk mencapai nilai Baku Mutu Lingkungan yang telah ditetapkan 4. Mengidentifikasi problem serius dan menerapkan teknologi yang cocok, memberi keringanan pajak bagi proses pembelian alat-alat IPAL dan pemberian insentif dari pemerintah 5. Jika memungkinkan, lakukan daur ulang bahan-bahan kimiawi menjadi bahan yang berguna dibandingkan dengan didumping ke udara/ air.
PENTAHAPAN PENGENDALIAN PENCEMARAN
I.
Tahap Jangka Pendek ( 2-10 Tahun) ( Lanjutan….
6. Memulai riset dan pengembangan untuk menditerminasi masalah hadirnya bahan pencemaran lingkungan dan efeknya terhadap kehidupan organisme dalam jangka panjang, untuk mencari metode pengendalian yang lebih baik dan untuk mengembangkan sumber-sumber energi baru ( mis.pemanfaatan energi surya) 7. Jika mungkin, melakukan kontrol terhadap INPUT dibandingkan kontrol terhadap OUTPUT 8. Mengembangkan strategi-strategi legal (Peraturan-peraturan Perda, dll) serta politik untuk membatasi emisi limbah 9. Memulai rintisan sebagai tahap transisi untuk menetapkan stabilitas penduduk dikaitkan dengan aspek ekonomi dan lingkungan hidup dengan paradigma pertumbuhan baru.
PENTAHAPAN PENGENDALIAN PENCEMARAN
II. Tahap INTERMEDIET ( 10 -20 Tahun)
1. Meningkatkan jumlah dan kecanggihan sistem monitoring pencemaran lingkungan 2. Menjamin penurunan kadar polutan 3. Melakukan daur ulang nutrien dan senyawa kimiawi lainnya 4. Melakukan perbaikan teknologi pengendalian pencemaran 5. Mengembangkan sumber-sumber energi baru dan secara bertahap menggunakan sumber-sumber energi tersebut 6. Menurunkan pertumbuhan penduduk dan level konsumsinya sehingga dicapai perilaku hemat dan bersih tanpa menyebabkan pencemaran lingkungan
PENTAHAPAN PENGENDALIAN PENCEMARAN
III. Tahap JANGKA PANJANG ( 30 -50 Tahun)
1. Melengkapi Teknologi pengendalian pencemaran lingkungan yang berwawasan lingkungan 2. Menerapkan penggunaan sumber-sumber energi baru yang lebih berwawasan lingkungan dan layak secara TEKNOLOGIEKONOMI – LINGKUNGAN HIDUP 3. Diperoleh stabilitas penduduk dan tercapainya sistem ekonomi dan konsumsi secara berkelanjutan
METODE PENGENDALIAN PENCEMARAN 1. PENANGGULANGAN SECARA NON-TEKNIS/ administratif dan penegakan hukum - Pembuatan UU - Pembuatan PP dan Kepres - Pembuatan Kepmen - Pembuatan Kep-Bapedal - PERDA - PENDEKATAN PLANOLOGIS/ ZONASI - Pembuatan Tusgub/TusBup - Pedoman UKL/UPL - Pedoman AMDAL
- Perencanaan kawasan terpadu - Pendidikan lingkungan hidup
- Pengawasan sumber-sumber emisi industri dg penerapan aturan, keselamatan dan pengembangan teknologi - Peningkatan sistem monitoring - Program law enforcement - Program insentif
Tiap negara mempunyai : • Ambien Air Quality Standard • Emission Quality Standard
Republik Indonesia : • PP No. 41 tahun 1999 • Baku Mutu Emisi Gas Buang (spesifik) Informasi Kualitas Udara Ambien • Internasional : Air Quality Index (AQI) • R.I. : Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU)
Indeks Kualitas Udara
Good
0
51
Unhealthy (for sensitive groups)
Moderate
101
151
Unhealthy
201
BAIK SEDANG
Tidak sehat (utk.kelompok tertentu)
Very Unhealthy
Hazardous
> 301
Tidak sehat
Sangat Tidak Sehat
Berbahaya
METODE PENGENDALIAN PENCEMARAN 2. PENANGGULANGAN SECARA TEKNIS - Merupakan suatu pendekatan yg secara teknologi lebih ditujukan kepada faktor sumber emisi beserta segala sesuatunya yg terjalin secara bersama menjadi suatu subsistem. Kriteria pemilihan metode Teknis pengendalian pencemaran lingkungan antara lain :
Mengutamakan keselamatan lingkungan hidup Teknologinya telah dikuasai dg baik Secara teknis dan ekonomis dapat Dipertanggung jawabkan
2. PENANGGULANGAN SECARA TEKNIS Dapat dibedakan atas : TEKNOLOGI PENCEGAHAN ( PREVENTIF), disebut dengan Control technology/ protective technology yg lebih ditekankan pada pertimbangan aspek yg dapat mengurangi pengaruh yg tak diinginkan semaksimal mungkin terhadap lingkungan. TEKNOLOGI HEMAT ( LOW WASTE/ NONWASTE TECHNOLOGY), ditekankan kepada penyelamatan pengadaan bahan-bahan maupun penggunaan energi secara hemat. Metode ini menyediakan alternatif penggunaan bahan lain yg lebih ramah lingkungan.
2. PENGENDALIAN SECARA TEKNIS 2.1. MENGUBAH PROSES 2.2. MENGGANTI SUMBER ENERGI 2.3. MENGELOLA LIMBAH 2.4. MENAMBAH ALAT BANTU
Keempat macam metode teknis di atas dapat berdiri sendiri atau dikombinasi secara bersama-sama dua atau lebih, tergantung kajian dan kenyataan yg sebenarnya.
2.1. MENGUBAH PROSES - Jika dalam suatu proses industri dan teknologi
terdapat limbah berupa zat kimia yang menyebabkan pencemaran lingkungan, maka harus diubah proses yang ada menjadi suatu proses yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Contoh. Dalam proses penyamakan kulit, pemakaian Croom sebagai bahan penyamak dapat menghasilkan limbah yang mengandung Cr dan membahayakan lingkungan hidup maka telah diketahui metode baru yakni Penggunaan enzim sebagai penyamak kulit, sehingga limbahnya tidak membahayakan bagi lingkungan.
2.2. MENGGANTI SUMBER ENERGI
- pemakaian BBF dan Batubara akan menghasilkan pencemaran udara berupa gas SO2, NO2, H2S dan lainnya.
- Dapat diganti sumber energinya berupa LNG atau energi GEOTERMAL atau PLTN yang menghasilkan bahan buangan yang lebih bersih
2.3. MENGELOLA LIMBAH - Ada beberapa metode yang telah dikembangkan untuk penyederhanaan buangan gas, dengan dasar pengembangan yang dilakukan adalah absorbsi, pembakaran, penyerapan ion, kolam netralisasi dan pembersihan partikel. - Pilihan peralatan didasarkan atas berbagai faktor antara lain: * Jenis bahan pencemar * Komposisi * Konsentrasi * Kecepatan polutan Udara * Daya Racun Polutan udara * Berat Jenis * Reaktivitas * Kondisi Lingkungan
2.4. MENAMBAH ALAT BANTU - Ada beberapa PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH GAS - Cara ini disesuaikan dengan jenis dan karakteristik limbah gas berbahaya ataupun partikulat(debu) yang dihasilkan
Pengolahan Debu dan GHG(gas rumah kaca)
Partikulat (debu) • Zat padat/cair yg halus & tersuspensi di udara
(0,002 – 500 ) • Menimbulkan penyakit saluran pernafasan : - siliksis : SiO2 (pabrik besi, tembaga) - asbestosis : serat asbes (camp. Si) - bisinosis : debu kapas - Antrakosis : batubara
Pengolahan debu
Electrostatic precipitator
Cyclone
Bag house
Wet scrubber
Electrostatic precipitator
Prinsip kerja Electrostatic precipitator
Cyclone
Menggunakan gaya sentrifugasi
Bag house
Menggunakan prinsip filtrasi
Wet scrubber
Cairan yang digunakan adalah air, biasa disebut dengan hujan buatan
GAS RUMAH KACA
Gas: CO2
• CO2 merupakan emisi gas yang berjumlah paling banyak • Lebih dari 30% dihasilkan dari pembakaran energi di tingkat industri • Penanggulangan CO2 ini terutama dilakukan dengan mencegah sumber emisi CO2, yakni penggunaan bahan bakar karbon seperti batu bara, minyak bumi dan juga termasuk mengurangi penggunaan listrik
Gas: CO2
Sumber emisi CO2 dari konsumsi energi domestik Listrik Bahan bakar
LPG gas kota minyak tanah kayu bakar batubara
15/03/05
Emisi dari Konsumsi Energi Domestik CO 2
CO2
POWER PLANT BATAS
PENGGUNA ENERGI LISTRIK
15/03/05
Perhitungan Emisi CO2 dari Konsumsi Energi Listrik kg - CO2
Emisi CO2 tak langsung dari penggunaan energi listrik
= =
kg - CO2 kWh
koefisien emisi CO2
×
kWh
jumlah pengguna an energi listrik
×
total CO2 yang diemisikan dari pembangkit listrik : total produksi listrik dari seluruh pembangkit 15/03/05
Gas: NOx NOx emissions include:
• Nitric oxide, NO, and Nitrogen dioxide, NO2, are normally categorized as NOx • Nitrous oxide, N2O, is a green house gas (GHG) and receives special attention
Smog precursors:
• NOx, SO2, particulate matter (PM2.5) and volatile organic compounds (VOC).
NO x VOCs
O3
photochemical smog
Sunlight Groundlevelozone
Health: Asthma, bronchitis, coughing and chest pain Crops: damage leaves, and reduce growth, productivity and reproduction Environment: greenhouse effect and acid rain
“Developing NOx and SOx Emission Limits” – December 2002, Ontario’s Clean Air Plan for Industry
Broad base of sources with close to 50% from the Electricity sector in 1999
Gas: NOx
NOx reaction mechanisms: 1 1 N2 O2 NO 2 2 • highly • NO
endothermic with Dhf = +90.4 kJ/mol
formation favoured by the high temperatures encountered in combustion processes
Gas: NOx
NOx control strategies: Combustion Modification • Reduce peak temperatures • Reduce residence time in peak temperature zones • Reduce O2 content in primary flame zone
Modified Operating Conditions • Low excess air • Staged combustion • Flue gas recirculation • Reduce air preheat • Reduce firing rates • Water injection
Gas: NOx
Control strategies: • Reburning – injection of hydrocarbon fuel downstream of the primary combustion zone to provide a fuel-rich region, converting NO to HCN. • Post-combustion treatment include selective catalytic reduction (SCR) with ammonia injection, or selective noncatalytic reduction (SNCR) with urea or ammonia-based chemical chemical injection to convert NOx to N2.
SCR process:
4 NO + 4 NH3 + O2 4 N2 + 6 H2O
2 NO2 + 4 NH3 + O2 3 N2 + 6 H2O
SNCR process:
4 NH3 + 6 NO 5 N2 + 6 H2O CO(NH3)2 + 2 NO ½ O2 2 N2 + CO2 + 2 H2O
Low NOX burners:
Dilute combustion technology
Technologies to Reduce NOx Emissions Technology
NOx Reduction
Engine Application
Technology Status
Engine Modification
20%-30%
2 and 4 stroke
Standard in new engines
Selective Catalytic Reduction
85%-95%
4 stroke and some 2 stroke
Commercially available
Fuel Water Emulsion
0%-30%
2 and 4 stroke
Demonstration/custom order
Direct Water Injection
50%
4 stroke
Commercially available
Humid Air Motor
70%
4 stroke
Limited demonstration
30%-50%
4 stroke
Research and development
35%
4 stroke
Research and development
Combustion Air Saturation System Exhaust Gas Recirculation
Gas: SOx • SO3 bersifat sangat reaktif • SO2 berbau tajam. tdk berwarna, tdk mdh terbakar • SOx dengan uap air akan membentuk asam sulfit maupun asam sulfat turun ke bumi bersama dg jatuhnya hujan hujan asam • Pd konsentrasi 6 – 12 ppm SO2 bersifat iritan kuat bg kulit & selaput lendir • Sumber pencemar : - bahan bakar minyak bumi, batubara (PLTU) Belerang dlam batubara berbentuk mineral besi pirit (FeS2) atau PbS, HgS, ZnS, CuFeS2 & Cu2S. - industri logam
Hujan asam
Sulfur oxides are not the only contributor to acid rain, but they are a primary cause. The chemistry is:
SO2 + hν SO2* SO2* +O2 SO3 + O SO3 + H2O H2SO4
Acid Rain – The process
58
Akibat hujan asam • Increased acidity in bodies of water
• Destruction of vegetation in forests • Corrosion of paints • Deterioration of building materials • Deterioration decorative materials (e.g. stone on statues) • Decreased visibility
• Deterioration of human health 59
Gas: SOx Dampak SOx bagi Kesehatan • Efek pada tumbuhan : nekrosis
• Efek pada benda mati : merusak karena bersifat korosif • Efek thd manusia akan mempengaruhi sistem pernafasan Penanganan utama Sox yaitu dengan mengurangi sumber sulfur, termasuk desulfurisasi bahan bakar kapal
Control Measures for Sulfur Air Pollutants Gas: SOx Main Option Suboption Do not create SO2 Desulfurize the fuel
Dispersion SO2 scrubbing: Throwaway
Low-sulfur fuel Build tall stacks Wet scrubbing
Dry scrubbing Regenerative
Examples of Processes Oil desulfurization, Coal cleaning
Wet processes
Dry processes
Lime, Limestone, Dual alkali, Mitsubishi, Bischoff, Forced oxidation (w/ gypsum disposal) Lime spray drying, Lime injection, Trona, Nahcolite Absorption with water (smelters), Wellman-Lord, MgO, Citrate, Aqueous carbonate, SULF-x, CONOSOx, Forced oxidation (w/ gympsum sales) Activated carbon adsorption, Copper oxide adsorption 61
Limestone Scrubbing CaCO3 ( s) H 2O 2SO2 Ca 2 2 HSO3 CO2 ( g ) CaCO3 ( s) 2 HSO3 Ca 2 2CaSO3 CO2 ( g ) H 2O
Lime Scrubbing CaO H 2O CaOH 2 SO2 H 2O H 2 SO3 H 2 SO3 Ca(OH ) 2 CaSO3 2 H 2O CaSO3 2 H 2O 0.5O2 CaSO4 2 H 2O
Dual Alkali 2
Na2 SO3 / NaOH SO2 Na xSO42 ySO3 0.5H 2O 2 CaO / CaCO3 xSO42 ySO3 Na 0.5H 2O xCaSO4 yCaSO3 NaOH (recycled) 62
Scrubbing with a basic solid or solution SO2 is an acid gas – sorbent slurries used to remove SO2 from flue gases alkaline. Wet scrubbing using a CaCO3 (limestone) slurry produces CaSO3 (calcium sulfite):
CaCO3 (solid) + SO2 (gas) → CaSO3 (solid) + CO2 (gas) Ca(OH)2 (lime) slurry, the reaction also produces CaSO3 (calcium sulfite): Ca(OH)2 (solid) + SO2 (gas) → CaSO3 (solid) + H2O (liquid) Mg(OH)2 (magnesium hydroxide) slurry produces MgSO3 (magnesium sulfite): Mg(OH)2 (solid) + SO2 (gas) → MgSO3 (solid) + H2O (liquid) To partially offset the cost of the FGD, in some designs, the CaSO3 (calcium sulfite) is oxidized to produce marketable CaSO4·2H2O (gypsum) by forced oxidation: CaSO3 (solid) + H2O (liquid) + ½O2 (gas) → CaSO4 (solid) + H2O
A natural alkaline usable to absorb SO2 is seawater. The SO2 is absorbed in the water, and oxygen is added to react to form sulfate ions SO4- and free H+. The surplus of H+ is offset by the carbonates in seawater pushing the carbonate equilibrium to release CO2 gas: SO2 (gas) + H2O + ½O2 (gas)→ SO42- (solid) + 2H+ HCO3- + H+ → H2O + CO2 (gas) 63
Lime-spray drying Same as lime scrubbing except the water evaporates before the droplets reach the bottom of the tower
Dry scrubbing Direct injection of pulverized lime or limestone, also trona (natural Na2CO3) or nahcolite (natural NaHCO3) Ca2+
CaO
Ca2+
SO2
CaO CaSO4
CaSO4 64
AIR POLLUTION CONTROL WITH LIME SLUDGE SO2 + CaCO3 CaSO3 + CO2
Gas: SOx
Exhaust Gasses • Fuel vapors: different chemicals that enter the atmosphere as fuel evaporates. • Engine exhaust gasses: are harmful chemical that are produced inside the combustion chamber and are blow outr the tail pipe.
HC Exhaust manifold
Catalytic Converter
CO Solid particulate
Fuel Tank
Air Fuel Vapors
Fuel Fuel
Fuel Pump
Motor Vehicle Emissions • Motor vehicle emission are emission produce by motor vehicles. They include – A. Hydrocarbons (HC) – Carbon monoxide (CO) – Oxides of nitrogen (NOx)
Vehicle Emission Control SyEngine Performancestems • There are several different types of emission control system used on modern vehicles. – Positive crankcase ventilation system (PCV) is used to recalculate engine crankcase fumes back into the combustion chamber. • A PCV valve uses manifold vacuum to draw blow-by gasses from the engine into the intake manifold for reburying by the engine. • In earlier years automotive manufactories uses road draft tubes to remove crankcase blowby gasses.
Vehicle Emission Control • The uses of road drift tube allowed for blowby gasses containing HC, CO, particulates, sulfur and small amounts of water to be vented in the atmosphere. • At idle when there is high engine vacuum the PCV value is pulled open to remove blow-by gasses from inside the engine. • At part throttle when vacuum is lower a spring inside the PCV valve forces the valve partially closed. But still allows for some blowby gasses to be vented back into the intake manifold for burning by the engine.
Vehicle Emission Control
When engine Vacuum is High PCV valve plunger is nearly closed
PCV Plunger
When engine vacuum is low plunger Opens. Allowing exhaust gasses into Engine.
Evaporative Emissions Control Systems EVAP • The EVAP system prevents Hydrocarbons in the form of fuel vapors from entering the atmosphere even when the vehicle is not running. • An EVAP system is considered a closed system. • Fuel vapor are stored in a charcoal canister when the engine is off. • When the engine is started vacuum pulls fuel vapors into the engine fur burning. • EVAP system different from per emission vehicle because no fuel or vapor is vented into the atmosphere.
Evaporative Emissions Control Systems EVAP
Unvented Fuel Cap Intake Manifold Vacuum
Rollover Valve
Charcoal Canister Fuel Tank
Evaporative Emissions Control Systems EVAP
• A rollover valve is uses to prevent fuel spillage in case of a rollover. • A liquid-vapor separator is sometime used to prevent liquid fuel from entering the charcoal canister. • A charcoal canister is used to store fuel vapor when the engine is not operating. • Most modern vehicles electrically control the EVAP system to ensure a cleaner burning engine. • The EVAP system uses purge lines to connect the fuel tank to the charcoal canister and the intake manifold.
Evaporative Emissions Control Systems EVAP 12 Volts with engine on
PCM EVAP Solenoid
Rollover Valve
Fuel Tank
Charcoal Canister
Enhanced EVAP system • An enhanced EVAP system has the following additional components. – Fuel tank pressure sensor: This sensor monitor internal fuel tank pressure – Canister Vent Solenoid: An electrically operated solenoid that replaces the Fresh air valve on earlier systems – Service Port: is a test point located in the engine compartment and is used for testing the EVAP system • A normally open purge solenoid allows fresh air to enter the charcoal when in purge mode. • An enhanced EVAP system requires the uses of a bidirectional scan tool for several diagnostic procedures.
Enhanced EVAP system 12 Volts When ignition is on
EVAP Solenoid
PCM
Engine Test port
Fuel Tank Pressure Sensor
Rollover Valve Charcoal Canister
Fuel Tank
Exhaust Gas Recirculation System (EGR)
• An EGR system has two important jobs • 1. The recirculation system is used to burn un-burns gasses (HC and CO) By recirculation of un-burn gasses lower emissions can be achieved. • 2.By Lowering combustion chamber temperature. By lowering combustion chamber temperature NOx emission can be lowered.
Exhaust Gas Recirculation System (EGR) EGR Control Solenoid PCM Controlled Vacuum Line
Exhaust Gasses To EGR valve
Vacuum source
EGR Valve
•
0
Vacuum Gauge Vacuum off throttle
Exhaust Gasses Exhaust Gasses to Engine
Exhaust Gas Recirculation System (EGR)
• Later model vehicles use an electronic EGR value. • The PCM is used to control the flow of vacuum to the EGR valve. • By controlling vacuum to the EGR valve better exhaust gas metering can be obtained.
Electronic EGR Valve EGR Solenoid
Intake
PCM
Throttle Position Sensor
Vacuum present when Solenoid open by PCM
TERIMA KASIH