2014
MARKET BRIEF: KOPI Atase Perdagangan Tokyo
[KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]
10
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
Daftar Isi Kata Pengantar
2
I.
Pendahuluan
3
1.1
Pemilihan Produk
3
1.2
Profil Jepang
6
II. Potensi Pasar Jepang
10
2.1
Impor Komoditi Kopi Jepang - Dunia
10
2.2
Potensi Pasar Komoditi Kopi Jepang - Dunia
13
2.3
Kebijakan Impor Komoditi Kopi di Jepang
14
2.4
Saluran Distribusi Komoditi Kopi di Jepang
16
2.5
Permintaan Pasar Komoditi Kopi di Jepang
17
2.6
Persyaratan Impor Komoditi Kopi di Jepang
18
2.7
Hambatannya & Isu yang Menghambat Ekspor Komoditi Kopi ke Jepang
III. Peluang dan Strategi
18 21
3.1
Peluang
21
3.2
Strategi
23
3.3
Rekomendasi Strategis
25
IV. Informasi Penting
27
Daftar Importir Komoditi Kopi di Jepang
30
Referensi
33
Lampiran I. Tarif Bea Masuk Komoditi Kopi dari Indonesia
34
1
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
Kata Pengantar Dengan ucapan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, laporan yang berjudul "Market Brief Kopi" telah selesai disusun. Laporan ini memberikan gambaran potensi pasar komoditi kopi di Jepang dengan mengacu pada "Outline Market Intelligence dan Market Brief" yang telah disampaikan sebelumnya. Urgensi laporan ini dibuat adalah karena adanya dinamika perkembangan pasar dimana tingkat persaingan dengan negara pemasok utama lainnya, yaitu Brasil, Kolombia, Vietnam, dan Guatemala, serta negara-negara ASEAN lainnya menjadi semakin kompetitif. Oleh karena itu, agar Indonesia dapat meningkatkan daya saing dan mengatur strategi bagi peningkatan ekspor komoditi kopi ini, maka diperlukan informasi terkini terkait kondisi terbaru pasar komoditi kopi yang potensial bagi peningkatan ekspor Indonesia ke Jepang ini. Semoga laporan market brief komoditi kopi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama pengusaha eksportir pemula, eksportir, asosiasi, peneliti serta pihak terkait lainnya dalam menentukan strategi pemasaran dan pengambilan kebijakan terkait ekspor komoditi kopi ke pasar Jepang sehingga nantinya dapat meningkatkan volume dan nilai ekspor Indonesia ke pasar dunia khususnya ke pasar Jepang.
Tokyo, Oktober 2014
2
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Pemilihan Produk Komoditi kopi memiliki market yang besar di Jepang, karena Jepang merupakan negara pengkonsumsi kopi terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Brasil. Gambar 1.1 menunjukkan besar market impor komoditi kopi di Jepang. Market impor komoditi kopi di Jepang pada tahun 2013 adalah sebesar US$ 1,76 milyar.
Gambar 1.1
Market Impor Komoditi Kopi di Jepang (dalam Milyar USD)
3
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
Tabel 1.1 menunjukkan HS code dari komoditi kopi yang menjadi cakupan Market Brief ini. Definisi yang tercantum dalam Tabel 1.1 adalah definisi yang tercantum dalam Buku Tarif Kepabeanan Indonesia 2012. Untuk komoditi kopi yang tercantum dalam Tabel 1.1 ini, Jepang tercatat mengimpor dari Indonesia sebesar US$ 120,87 juta pada tahun 2013. Tabel 1.1 Komoditi Kopi yang Menjadi Cakupan Market Brief ini HS Code
Deskripsi Kopi,
0901
2101.11
2101.12
digongseng
atau
Description dihilangkan
Coffee, whether or not roasted or
kafeinnya maupun tidak; sekam dan kulit
decaffeinated; coffee husks and
kopi; pengganti kopi mengandung kopi
skins; coffee substitutes containing
dengan perbanding berapapun
coffee in any proportion
Ekstrak, esens dan konsentrat
Extracts,
essences
and
concentrates
Olahan dengan dasar ekstrak, esens
Preparations with a basis of extracts,
atau konsentrat atau olahan dengan
essences or concentrates or with a
dasar kopi
basis of coffee
Jepang merupakan negara produsen dan pengekspor komoditi kopi ke berbagai negara di dunia. Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.2, lima negara tujuan ekspor komoditi HS 0901 Coffee Jepang adalah Korea Selatan (40,9%), Taiwan (23,1%), Rusia (12%), Hongkong (9,8%), dan China (5,6%). Indonesia (0,1%) berada di urutan ke-13. Total ekspor Jepang ke dunia tahun 2013 untuk komoditi HS 0901 ini adalah sebesar US$ 8,41 juta, atau menurun 4,2% dibanding tahun sebelumnya.
4
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
Tabel 1.2
Rank
Importir
Ekspor HS 0901 Jepang ke Dunia Periode 2009-2013 (dalam ribu US$) 2009
2010
2011
2012
2013
Pangsa (%) 2013
PERUB (%) 13-12
WORLD
5.775
7.528
8.467
8.776
8.409
100
-4,2
1
Korea Selatan
2.338
4.033
4.664
4.416
3.440
40,9
-22,1
2
Taiwan
800
888
1.104
1.381
1.940
23,1
40,5
3
Rusia
214
160
609
700
1.008
12
44
4
Hongkong
911
903
1.010
932
825
9,8
-11,5
5
China
534
674
311
740
471
5,6
-36,4
13
Indonesia
0
0
0
0
10
0,1
-
Sumber: ITC (diolah) Lima negara tujuan utama ekspor komoditi HS 210111 Coffee extracts, essenses, concentrates Jepang adalah Yunani (22%), Taiwan (12,6%), Hongkong (12,2%), Amerika Serikat (11,3%), dan Kanada (10,3%). Indonesia tidak tercatat sebagai negara tujuan ekspor Jepang untuk HS 210111 ini pada tahun 2013. Sebagaimana dapat terlihat pada Tabel 1.3, total ekspor Jepang ke dunia tahun 2013 untuk komoditi HS 210111 ini adalah sebesar US$ 33,09 juta, atau meningkat 18,7% dibanding tahun sebelumnya. Tabel 1.3
Rank
Importir WORLD
Ekspor HS 210111 Jepang ke Dunia Periode 2009-2013 (dalam ribu US$) Pangsa (%) 2013
PERUB (%) 13-12
33.094
100
18,7
2009
2010
2011
2012
2013
33.045
37.548
34.926
27.873
1
Yunani
0
0
0
0
7.292
22
-
2
Taiwan
6.568
4.202
5.151
5.450
4.168
12,6
-23,5
3
Hongkong
1.789
2.402
2.778
3.626
4.021
12,2
10,9
4
Amerika Serikat
6.120
7.849
8.950
4.671
3.737
11,3
-20
5
Kanada
7
6
13
3
3.406
10,3
113.433
27
36
84
56
0
0
-100
Indonesia
5
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
Sumber: ITC (diolah) Lima negara tujuan utama ekspor komoditi HS 210112 Coffee preparations based on extract/essence/conc. Jepang adalah Taiwan (49,9%), Amerika Serikat (25,3%), Hongkong (18,3%), Korea Selatan (3,3%), dan Rusia (1,4%). Indonesia tidak tercatat sebagai negara tujuan ekspor Jepang untuk HS 210112 ini pada tahun 2013. Sebagaimana dapat terlihat pada Tabel 1.4, total ekspor Jepang ke dunia tahun 2013 untuk komoditi HS 210112 ini adalah sebesar US$ 2,51 juta, atau meningkat 41,3% dibanding tahun sebelumnya. Tabel 1.4
Rank
Importir WORLD
Ekspor HS 210112 Jepang ke Dunia Periode 2009-2013 (dalam ribu US$) 2009
2010
2011
2012
2013
Pangsa (%) 2013
PERUB (%) 13-12
1.166
2.282
2.349
1.776
2.509
100
41,3
1
Taiwan
221
276
233
554
1.252
49,9
126
2
Amerika Serikat
224
774
750
396
634
25,3
60,1
3
Hongkong
82
94
60
143
459
18,3
221
4
Korea Selatan
155
191
614
62
82
3,3
32,3
5
Rusia
14
0
42
9
36
1,4
300
0
0
5
20
0
0
-100
Indonesia
Sumber: ITC (diolah) 1.2
Profil Jepang Jepang adalah negara kepulauan yang juga memiliki julukan sebagai negara Matahari Terbit dan negeri Sakura. Jepang yang beribukota di Tokyo merupakan negara industri dengan GDP terbesar ke-3 setelah Amerika Serikat dan China.
6
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
Sistem pemerintahan Jepang adalah monarki konstitusional dengan sistem parlementer, dengan kaisar (tennō heika) sebagai kepala negara, dan perdana menteri
sebagai
kepala
pemerintahan
yang
dipilih
oleh
parlemen.
Parlemen di Jepang terdiri dari dua majelis: Majelis Rendah Jepang (House of Representatives) dan Majelis Tinggi Jepang (House of Councillors). Saat ini pemerintahan Jepang dikuasai oleh koalisi partai LDP dan Komeito. Gambar 1.2 menunjukkan peta negara Jepang. Menurut Geospatial Information Authority of Japan, luas negara Jepang yang berpenduduk 127,09 juta (menurut data estimasi Statistics Bureau bulan Mei 2014) ini adalah sebesar 377.959 km 2 . Jepang memiliki 6.800 pulau, dengan 4 pulau terbesar yaitu Hokkaidō, Honshū, Shikoku, dan Kyūshū. Jepang secara geografis terletak di kawasan Asia timur yang terpisah dari benua Asia, dan berada di sebelah barat Samudera Pasifik. Adapun batas-batas negara Jepang adalah sebagai berikut: utara adalah Laut Okhotsk, timur adalah Samudera Pasifik, selatan adalah Laut Cina timur dan Laut Filipina, dan barat adalah Laut Jepang dan Selat Korea. Secara keseluruhan, Jepang mempunyai iklim muson laut sedang. Bank sentral di Jepang adalah Bank of Japan. Jumlah bank yang mendapatkan izin usaha dari Financial Service Agency, Jepang ada 197 bank, dan 56 bank di antaranya adalah bank negara asing. Jepang memiliki mata uang Yen (¥). Kegiatan ekonomi utama Jepang adalah industri, pertanian, perikanan, pertambangan, perhubungan, dan perdagangan. Rasio swasembada pangan di Jepang adalah 40%, sehingga Jepang sangat tergantung pada impor bahan makanan dari luar negeri.
7
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
Jepang memiliki infrastruktur transportasi yang baik. Berdasarkan data 1 April 2011, total panjang jalan darat yang dapat dilalui kendaraan di Jepang adalah 1.271.572,2 km. Untuk transportasi darat, kereta juga memegang peran yang sangat penting. Menurut data 31 Maret 2009, total panjang rel di seluruh Jepang adalah 27.342,4 km, 2.369,7 km di antaranya khusus untuk shinkansen. Jepang memiliki 82 bandara untuk penerbangan domestik, dan 32 di antaranya juga berfungsi sebagai bandara untuk penerbangan internasional. Jepang memiliki 994 pelabuhan, dengan pelabuhan Nagoya sebagai pelabuhan internasional terbesar. Kota-kota perdagangan utama di Jepang adalah Tokyo, Osaka, dan Nagoya. Tokyo adalah kota perdagangan terbesar di dunia, dengan GDP lebih dari US$ 1 triliun.
8
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
Gambar 1.2
Peta Negara Jepang
9
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
BAB II POTENSI PASAR JEPANG 2.1
Impor Komoditi Kopi Jepang - Dunia Jepang merupakan negara pengimpor komoditi kopi dari berbagai negara di dunia. Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1 lima negara utama pengekspor komoditi HS 0901 Coffee ke Jepang adalah Brasil (34,6%), Kolombia (14,7%), Vietnam (10,7%), Guatemala (9,2%), dan Indonesia (7,4%). Total impor Jepang tahun 2013 untuk komoditi HS 0901 adalah sebesar US$ 1,586 milyar, atau menurun 6,7% dibanding tahun sebelumnya.
Tabel 2.1
Rank
Importir
Impor HS 0901 Jepang dari Dunia Periode 2009-2013 (dalam juta US$) Pangsa (%) 2013
PERUB (%) 13-12
1.586
100
-6,7
578,65
548,58
34,6
-5,2
425,07
254,6
232,45
14,7
-8,7
90,62
135,49
173,39
170,13
10,7
-1,9
111,32
139,4
222,87
156,71
145,65
9,2
-7,1
107,01
124,85
188,62
145,17
117,45
7,4
-19,1
3,24
5,66
28,34
34,03
20,43
1,3
-40
2009
2010
2011
2012
2013
WORLD
1.152,7
1.405,8
2.059,2
1.699,7
1
Brasil
302,35
381,49
618,68
2
Kolombia
259,29
357,42
3
Vietnam
98,49
4
Guatemala
5
Indonesia ASEAN
11
Laos
36
Thailand
0,1
0,14
0,18
0,34
0,34
0,02
-1,5
44
Myanmar
0,01
0
0
0,01
0,09
0,01
1.142,9
54
Filipina
0,02
0,01
0,01
0,02
0,01
0,00
-40
-
Malaysia
0,01
0
0
0,01
0
0
-100
-
Singapura
0
0,00
0
0
0
0
0
Sumber: ITC (diolah)
10
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
Dari Tabel 2.2 dapat terlihat bahwa lima negara utama pengekspor komoditi HS 210111 Coffee extracts, essenses, concentrates ke Jepang adalah Brasil (39%), Kolombia (12,2%), Malaysia (8,6%), Belanda (6,6%), dan Jerman (5,1%). Indonesia (2,1%) berada di urutan ke-11, atau urutan ke-3 untuk kawasan ASEAN. Total impor Jepang tahun 2013 untuk komoditi HS 210111 adalah sebesar US$ 153,996 juta, atau meningkat 3,2% dibanding tahun sebelumnya.
Tabel 2.2
Rank
Importir WORLD
Impor HS 210111 Jepang dari Dunia Periode 2009-2013 (dalam ribu US$) Pangsa (%) 2013
PERUB (%) 13-12
153.996
100
3,2
2009
2010
2011
2012
2013
125.744
120.377
138.780
149.265
1
Brasil
59.318
53.581
60.927
66.109
59.994
39
-9,2
2
Kolombia
17.630
15.539
17.384
18.773
18.756
12,2
-0,1
3
Malaysia
6.231
7.317
9.882
11.326
13.289
8,6
17,3
4
Belanda
8.673
9.501
8.723
9.697
10.177
6,6
4,9
5
Jerman
4.682
5.974
3.176
6.678
7.879
5,1
18
ASEAN 11
Indonesia
8.969
7.793
7.729
3.457
3.237
2,1
-6,4
-
Singapura
0
0
44
0
0
0
0
-
Thailand
0
0
112
25
0
0
-100
Sumber: ITC (diolah) Lima negara utama pengekspor komoditi HS 210112 Coffee preparations based on extract/essence/conc. ke Jepang adalah Korea Selatan (90,3%), Malaysia (3,3%), Singapura (1,6%), Amerika Serikat (1,3%), dan Vietnam (1,2%). Indonesia (0,7%) berada di urutan ke-6, atau urutan ke-4 untuk kawasan ASEAN. Total impor Jepang tahun 2013 untuk komoditi HS 210112 adalah sebesar US$ 24,919 juta, atau meningkat 67,9% dibanding tahun sebelumnya.
11
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
Tabel 2.3
Rank
Importir WORLD
Impor HS 210112 Jepang dari Dunia Periode 2009-2013 (dalam ribu US$) 2009
2010
2011
2012
2013
Pangsa (%) 2013
PERUB (%) 13-12
1.365
2.070
3.277
14.840
24.919
100
67,9
177
144
401
10.110
22.479
90,3
122,3
40
299
403
589
828
3,3
40,6
1
Korea Selatan
2
Malaysia
3
Singapura
201
308
578
1.630
408
1,6
-75
4
Amerika Serikat
156
184
96
203
325
1,3
60,1
5
Vietnam
0
10
22
103
299
1,2
190,3
145
176
225
178
184
0,7
3,4
ASEAN 6
Indonesia
11
Thailand
0
9
17
3
28
0,1
833,3
Laos
0
0
0
7
0
0
-100
-
Sumber: ITC (diolah) Gambar 2.1 menunjukkan lima negara pengekspor terbesar ke Jepang dari kawasan ASEAN untuk seluruh komoditi kopi. Indonesia berada di urutan ke-2 di antara negara anggota ASEAN lainnya. juta USD
Gambar 2.1 Lima Negara Pengekspor Terbesar ke Jepang dari Kawasan ASEAN untuk Komoditi Kopi
12
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
2.2
Potensi Pasar Komoditi Kopi Jepang - Dunia Dilihat dari perbandingan nilai ekspor dan impor Jepang, dapat terlihat perbedaan yang sangat besar yang menunjukkan bahwa Jepang memiliki potensi pasar impor yang sangat besar. Gambar 2.2 menunjukkan pangsa pasar eksportir, khususnya lima negara eksportir utama komoditi kopi ke Jepang pada tahun 2013. Lima negara eksportir utama komoditi kopi ke Jepang adalah Brasil (34,5%), Kolombia (14,2%), Vietnam (10,1%), Guatemala (8,3%), dan Indonesia (6,8%).
Brasil (34,5%)
Others (26,1%)
Indonesia (6,8%)
Guatemala (8,3%)
Kolombia (14,2%) Vietnam (10,1%)
Gambar 2.2
Pangsa Pasar Eksportir Komoditi Kopi ke Jepang Tahun 2013
13
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
Tabel 2.4 memperlihatkan potensi ekspor Indonesia untuk komoditi kopi pada tahun 2013. Dengan kapasitas ekspor komoditi kopi Indonesia ke dunia sebesar US$ 1,468 milyar dan nilai impor Jepang dari dunia sebesar US$ 1,76 milyar, maka terlihat bahwa Indonesia masih memiliki potensi sebesar US$ 1,23 milyar untuk mengekspor komoditi kopi ke Jepang pada tahun 2013. Secara umum dapat disimpulkan bahwa potensi Indonesia untuk mereguk pasar/share yang lebih besar untuk komoditi kopi di Jepang masih sangat terbuka. Tabel 2.4 Potensi Ekspor Komoditi Kopi Indonesia ke Jepang tahun 2013 (dalam ribu US$)
2.3
HS code
Impor Jpn dr Ina
Ekspor Ina ke Dunia
Impor Jpn dr Dunia
Potensi Perdagangan Ina
0901
117.450
1.174.044
1.586.001
1.056.594
210111
3.237
271.121
153.996
150.759
210112
184
23.191
24.919
23.007
Kebijakan Impor Komoditi Kopi di Jepang Untuk impor komoditi kopi, regulasi yang berlaku di Jepang adalah sebagai berikut. (1) Custom Law. Tarif bea masuk yang berlaku untuk komoditi kopi dari Indonesia tercantum pada Lampiran I. Beberapa kode HS untuk komoditi kopi dari Indonesia sudah menjadi bebas tarif bea masuk berkat adanya perjanjian ekonomi bilateral Indonesia dan Jepang (Indonesia - Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA)). Pengekspor perlu melampirkan certificate of origin dengan format IJEPA yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. 14
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
(2) Plant Protection Act. Berdasarkan Plant Protection Act, komoditi kopi yang berupa green beans harus disertai dengan Phytosanitary Certificate dengan format yang sesuai dengan ketetapan International Plant Protection Convention dari negara asal yang menyatakan bahwa produk impor tersebut tidak mengandung bakteri penyakit dan hama. Bila pihak karantina Jepang menemukan adanya bakteri penyakit atau hama pada produk impor, maka pengimpor bertanggung-jawab untuk membersihkan produk dari bakteri peyakit atau hama, atau memusnahkan produk tersebut. Selain itu, tidak boleh ada tanah yang melekat pada produk kopi green beans ini. (3) Food Sanitation Act. Berdasarkan Food Sanitation Act, produk impor harus memenuhi aturan batas standar residu komponen kimia sebagaimana tercantum dalam Positive List yang ditetapkan oleh Ministry of Health, Labour and Welfare di Jepang. Positive List ini dapat dilihat pada database milik The Japan Food Chemical Research Foundation. Selain itu, untuk agricultural chemicals yang tidak tercantum dalam Positive List, aturan yang berlaku adalah batas kandungan sampai dengan 0,01 ppm. Selain itu, bila produk menggunakan food additive, perlu dipastikan bahwa produk tersebut tidak menggunakan food additive yang dilarang di Jepang. Selain itu produk instant coffee dimasukkan dalam kategori powder refreshing beverage yang memiliki peraturan tentang proses produksi, standar komponen, standar penyimpanan, bahkan aturan mengenai kemasan. Importir perlu menyerahkan dokumen tentang bahan materi produk,dan proses produksi. Ada kalanya pihak karantina juga meminta certificate of sanitation dan certificate of analysis.
15
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
2.4
Saluran Distribusi Komoditi Kopi di Jepang Gambar 2.3 mendeskripsikan alur distribusi komoditi kopi dari produsen, lalu diekspor dan sampai kepada konsumen. Komoditi kopi yang diimpor oleh importir memiliki berbagai jalur distribusi, tergantung pada jenis produk yang diimpor. Untuk produk roasted coffee atau instant coffee, importir dapat langsung menjual kepada konsumen. Namun untuk produk green beans, umumnya importir akan mendistribusikan produk impor kepada wholesalers dimana kemudian produk impor akan didistribusikan kepada mass retailers, coffee roasters dan sebagainya. Farmers
Local Brokers
Food Product Manufactures
Exporters
Importers
Wholesalers Local Manufacturers
Roasters, Mass Retailers, Restaurants, Coffee Shops
Consumers
Gambar 2.3
Saluran Distribusi Komoditi Kopi dari Luar Negeri
16
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
2.5
Permintaan Pasar Komoditi Kopi di Jepang Sebagaimana dapat terlihat pada Tabel 2.5, komoditi kopi di Jepang yang memiliki demand terbesar adalah produk green beans (HS code: 0901.11), yang mencapai volume sebesar 455.983 ton pada tahun 2013, atau meningkat 20% dibanding tahun sebelumnya. Volume sebesar 455.983 ton ini merupakan rekor terbesar dalam sejarah Jepang. Selain itu, dari Tabel 2.5 dapat terlihat adanya peningkatan volume impor untuk produk instant coffee dalam 5 tahun belakangan ini, yang mengindikasikan adanya peningkatan demand untuk produk ini. Tabel 2.5 Volume Impor Komoditi Kopi Jepang dari Dunia Periode 2009-2013 (dalam ton) Jenis
2009
2010
2011
2012
2013
Green Beans
390.938
410.530
416.805
379.982
455.983
Green Beans (decaffeinated)
-
-
-
-
1.103
Roasted Beans
6.020
6.311
6.303
7.396
7.253
Roasted Beans (decaffeinated)
-
-
-
-
151
Instant Coffee
7.400
7.445
8.274
10.341
11.235
102
120
190
375
505
8.836
7.723
7.423
6.324
8.464
Coffee Extracts, Preparations (with sugar) Coffee Extracts, Preparations (without sugar)
Sumber: All Japan Coffee Association (diolah)
17
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
2.6
Persyaratan Impor Komoditi Kopi di Jepang Untuk produk kopi yang sudah diproses, seperti roasted beans atau instant coffee, importir komoditi kopi di Jepang umumnya mensyaratkan tempat atau pabrik pengolahan kopi memiliki sertifikasi HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point). Selain itu, eksportir harus dapat memenuhi permintaan spesifikasi yang diminta oleh pihak importir. Sementara untuk green beans, eksportir harus dapat memenuhi permintaan grade dan ukuran yang diminta oleh importir Jepang. Umumnya importir Jepang sudah mengetahui standar mutu yang digunakan di Indonesia. Standar mutu yang diminta oleh pihak importir akan berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan pasar yang ditargetkan oleh pihak importir. Sementara itu, perusahaanperusahaan besar umumnya akan melakukan pengecekan langsung ke perkebunan.
2.7
Hambatannya & Isu yang Menghambat Ekspor Komoditi Kopi ke Jepang Beberapa hal yang dapat menghambat peningkatan ekspor komoditi kopi ke Jepang adalah sebagai berikut. (a) Jarak. Secara umum dapat dikatakan bahwa proses pengiriman dari Indonesia lebih memakan waktu dan biaya bila dibandingkan dengan pengiriman dari negara pesaing seperti Vietnam, Korea Selatan, dan sebagainya. (b) Pemasaran dan promosi. Pengusaha-pengusaha komoditi kopi perlu terus aktif untuk ikut dalam pameran dagang di Jepang sehingga keberadaan mereka dapat lebih dikenal oleh pengusaha-pengusaha Jepang. 18
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
(c) Meningkatnya demand dalam negeri. Semakin besarnya demand lokal di Indonesia terhadap komoditi kopi ini tentunya akan menjadi penghambat peningkatan ekspor ke luar negeri bila tidak diiringi dengan peningkatan kapasitas produksi secara keseluruhan. (d) Reputasi pesaing. Reputasi Brasil sebagai pemegang 34,5% market share untuk komoditi kopi ini, sangat sulit untuk ditandingi oleh negara lain. Di sisi lain, reputasi Vietnam juga semakin meningkat, dan sebagaimana terlihat pada Gambar 2.1, Vietnam telah menjadi eksportir terbesar ke Jepang dari kawasan ASEAN untuk komoditi kopi ini sejak tahun 2012. Indonesia turun ke peringkat kedua sejak tahun 2012 itu. Menguatnya posisi komoditi kopi Vietnam di Jepang ini dapat menjadi penghalang bagi peningkatan nilai ekspor komoditi kopi Indonesia ke Jepang. (e) Keikut-sertaan Jepang dalam Trans-Pacific Strategic Economic Partnership (TPP). Saat ini Jepang sedang melakukan perundingan untuk ikut serta dalam TPP. Keikut-sertaan Jepang akan memberikan keuntungan bagi negara-negara pesaing seperti Vietnam, dan sebagainya yang tergabung dalam TPP ini. (f) Kendala
bahasa/komunikasi.
Ada
kendala
bahasa/komunikasi
antara
produsen/pengusaha komoditi kopi di Indonesia dengan konsumer di Jepang karena keterbatasan pihak Jepang dalam penggunaan bahasa Inggris, dan hal ini dapat menghambat proses transaksi.
19
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
(g) Melemahnya mata uang Yen terhadap USD. Kurs mata uang pada bulan September 2014 adalah 107,09 JPY/USD, sementara pada bulan yang sama tahun sebelumnya adalah 99,24 JPY/USD. Melemahnya mata uang Yen terhadap USD akan menaikkan harga komoditi kopi tersebut ketika dijual di pasar Jepang. (h) Naiknya pajak konsumsi. Kenaikan pajak konsumsi di Jepang pada bulan April 2014 yang lalu dari 5% menjadi 8% memberikan dampak negatif terhadap daya beli masyarakat Jepang. Nilai pengeluaran konsumsi rumah tangga pada bulan April-September 2014 lebih kecil dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. (i) Skala impor. Untuk menekan biaya, impor green beans perlu dilakukan dalam volume besar, karena biaya karantina dan sebagainya yang tidak murah. Diperkirakan volume ideal untuk sekali impor adalah sebesar 90 ton. Hal ini tentunya menghambat importir kecil untuk menjadi importir green beans. (j) Harga. Produk roasted beans dari Indonesia masih dikenakan tarif bea masuk sebesar 10%. Sementara itu produk kopi yang mengandung gula dikenakan tarif bea masuk sebesar 15%. Hal ini mengurangi daya saing produk roasted beans dan produk kopi instan yang mengandung gula dari Indonesia dengan produk yang diproduksi di dalam negeri Jepang.
20
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
BAB III PELUANG DAN STRATEGI 3.1
Peluang a. Bentuk Kerjasama Dengan hubungan bilateral yang terbina baik antara Indonesia dan Jepang, Indonesia memiliki keuntungan untuk mengundang lebih banyak investor dari Jepang untuk mengembangkan komoditi kopi di Indonesia. b. Tarif bea masuk Melalui perjanjian kerjasama ekonomi dengan Jepang dalam kerangka IJEPA, beberapa komoditi kopi dari Indonesia telah menjadi bebas tarif bea masuk. Sebagai contoh, untuk komoditi HS 2101.11.210.1 (Instant Coffee), produk impor dari Indonesia saat ini sudah bebas tarif bea masuk. Untuk komoditi HS 2101.11.210.1 ini, Brasil, Kolombia, dan banyak negara pesaing lainnya dikenakan tarif bea masuk sebesar 8,8%. Lebih rendahnya nilai tarif bea masuk memberi peluang yang lebih baik bagi Indonesia. c. Kapasitas produksi kopi Indonesia Indonesia merupakan negara produsen kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brasil dan Vietnam. Sebagaimana terlihat pada Gambar 3.1, produksi kopi (green beans) di Indonesia hampir mencapai 700.000 ton per tahun. Dengan kapasitas produksi yang besar, Indonesia memiliki peluang yang baik untuk meningkatkan ekspor ke Jepang.
21
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
Gambar 3.1 Kapasitas Produksi Komoditi Kopi (Green Beans) di Indonesia (dalam ribu ton) d. Reputasi produk Indonesia Indonesia memiliki pangsa pasar sebesar 6,8% dan merupakan negara pengekspor kelima terbesar ke Jepang untuk komoditi kopi ini. Kopi Toraja sangat dikenal oleh masyarakat Jepang. Selain itu, semakin banyak orang Jepang yang mengenal kopi luwak sebagai salah satu kopi termahal di dunia. Gambar 3.2 menunjukkan contoh produk ice coffee produksi Jepang yang menggunakan kopi luwak dari Indonesia. Produk dengan volume 500 ml ini dijual dengan range harga 3.200 JPY - 3.710 JPY per botol. Hal ini mengindikasikan bahwa komoditi kopi dari Indonesia dapat diterima dengan baik oleh market Jepang.
22
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
Gambar 3.2 Contoh Produk Kopi Luwak di Jepang e. Gagal panen di negara pesaing Tahun ini produksi kopi di Brasil menurun akibat musim kering yang berkepanjang. Selain itu, Jamaika yang terkenal dengan produk kopi Blue Mountain juga mengalami penurunan jumlah produksi. Gagal panen di negara pesaing merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasar di Jepang. 3.2
Strategi Dengan melihat fenomena secara umum dan mempertimbangkan peluang-peluang yang tertera di atas, hal-hal berikut direkomendasikan bagi dunia usaha Indonesia untuk dapat meningkatkan pangsa pasar untuk komoditi kopi di Jepang.
23
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
a. Berpartisipasi dalam pameran dagang di Jepang. Pameran-pameran yang terkait komoditi kopi dilaksanakan setiap tahunnya di Jepang. Para pengusaha komoditi kopi di Indonesia kiranya dapat proaktif untuk berpartisipasi mengikuti pameran sehingga keberadaan perusahaan mereka dapat dikenal di Jepang. b. Proaktif dengan Perwakilan Dagang di Jepang. Para pengusaha komoditi kopi di Indonesia diharapkan dapat secara proaktif menghubungi perwakilan dagang luar negeri Indonesia di Jepang (Tokyo dan Osaka) untuk meminta informasi pameran dan perkembangan terkait komoditi kopi ini, maupun untuk bantuan prasarana kerjasama dengan pihak Jepang. c. Konsentrasi produk. Dari Tabel 2.5 dapat terlihat bahwa demand terbesar untuk komoditi kopi adalah untuk produk green beans. Investasi untuk produksi dan promosi untuk produk green beans perlu diprioritaskan. Dilihat dari volume ideal untuk impor yaitu sebesar 90 ton, maka pengusaha perlu dapat menjamin kualitas dan kuantitas yang tidak sedikit setiap kali ekspor. Dari Tabel 2.5 juga dapat terlihat bahwa demand untuk produk instant coffee juga semakin besar. Upaya untuk mempelajari spesifikasi instant coffee yang diminati oleh pasar Jepang perlu dilakukan lebih lanjut. Hal ini dapat dilakukan dengan membina kerjasama dengan perusahaan-perusahaan Jepang yang memproduksi instant coffee. Sementara itu, promosi untuk produk kopi luwak perlu terus dilakukan agar masyarakat Jepang lebih dapat mengapresiasi nilai dari produk kopi luwak ini.
24
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
d. Membina terus hubungan baik dengan pembeli dari Jepang. Bila telah berhasil bertransaksi dengan importir Jepang, pengusaha komoditi kopi di Indonesia harus berusaha untuk terus menjaga kualitas produk sehingga tetap terjalin hubungan saling percaya yang baik dengan importir Jepang tersebut. e. Meningkatkan luas lahan yang memiliki sertifikasi lahan organik. Pasar produk organik di Jepang semakin meningkat. Hal ini perlu diresponi dengan meningkatkan luas lahan yang memiliki sertifikasi lahan organik sehingga hasil produk dapat memiliki sertifikasi sebagai produk organik. f. Meningkatkan produktifitas kopi yang memiliki nilai tinggi. Specialty coffee diminati oleh pasar Jepang. Kapasitas produksi kopi dengan grade tinggi ini perlu ditingkatkan. g. Mengusahakan
pembebasan/penurunan
tarif
bea
masuk.
Untuk
meningkatkan daya saing produk roasted bean atau produk kopi instan yang mengandung gula, pemerintah Indonesia perlu mengadakan negosiasi dengan pemerintah Jepang untuk mendapatkan pembebasan/penurunan tarif bea masuk. 3.3
Rekomendasi Strategis Berikut adalah rekomendasi strategis yang perlu dipertimbangkan untuk pelaksanaan strategi yang disampaikan di atas.
25
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
a. Bimbingan dan penyuluhan. Pengadaan bimbingan dan penyuluhan perlu diadakan sehingga pengusaha/petani dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produknya. Selain itu untuk meningkatkan produksi kopi dengan nilai tinggi, perlu disertai dengan pembinaan cupper yang berkualitas. Perlu juga dipikirkan agar Indonesia memiliki lebih banyak lagi Q-grader yang merupakan kualifikasi cupper yang diakui oleh dunia internasional. b. Penyediaan bantuan modal. Pemberian bantuan modal kepada petani, serta pengusaha akan membantu peningkatan produksi komoditi kopi. Pemerintah perlu mengusahakan pemberian bantuan modal dengan bunga rendah, dan juga penyediaan fasilitas dan peralatan dengan biaya sewa yang rendah. c. Bantuan promosi. Pelaksanaan promosi komoditi kopi Indonesia di Jepang perlu dilaksanakan terus-menerus. Para pengusaha komoditi kopi di Indonesia perlu didorong dan difasilitasi untuk terus ikut dalam pameran dagang di Jepang. Promosi secara visualisasi, seperti dengan menggunakan film dokumenter mengenai perkebunan kopi di Indonesia, edukasi mengenai karakteristik kopi yang berbeda-beda di setiap daerah di Indonesia, akan menjadi alat promosi yang dapat memberikan kontribusi untuk peningkatan ekspor komoditi kopi Indonesia ke Jepang. d. Menciptakan sistem yang dapat menjamin keaslian produk kopi luwak. Sulitnya untuk melacak keaslian kopi luwak menjadi satu kendala yang menghambat promosi produk ini di Jepang. Sistem yang dapat menjamin keaslian produk kopi luwak perlu dipayungi oleh institusi pemerintah, dan dapat juga melibatkan organisasi asing yang lebih netral.
26
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
BAB IV 1
INFORMASI PENTING
Kamar Dagang Jepang The Tokyo Chamber of Commerce & Industry Head Office: 3-2-2, Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo 100-0005, Japan Phone: +81-3-3283-7523 Fax: +81-3-3216-6497 Website: www.tokyo-cci.or.jp
2
Asosiasi Terkait Komoditi Kopi di Jepang All Japan Coffee Association 6-2, Nihonbashi-Hakozaki-cho, Chuo-ku, Tokyo-103-0015, Japan Phone: +81-3-5649-8377 Fax: +81-3-5649-8388 Website: coffee.ajca.or.jp All Japan Coffee Roasters Association 2-34-2, Nishi Shinbashi, Minato-ku, Tokyo-105-0003, Japan Phone: +81-3-3431-3446 Fax: +81-3-3432-3306 Website: www.ajcra.org Specialty Coffee Association of Japan 6-1-11, Shinbashi, Minato-ku, Tokyo-105-8577, Japan Phone: +81-3-5400-5506 Fax: +81-3-5400-5613 Website: www.scaj.org The Japan Instant Coffee Association Tokyo Opera City 40F 3-20-2, Nishi Shinjuku, Shinjuku-ku, Tokyo-163-1440, Japan Phone: +81-3-5302-7508 Fax: +81-3-5302-7557 Website: coffee.ajca.or.jp/instant/
27
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
3
Daftar Pameran Terkait Komoditi Kopi di Jepang FOODEX Website: www3.jma.or.jp/foodex Phone: +81-3-3434-3453 SCAJ World Specialty Coffee Conference and Exhibition Website: www.scajconference.jp Phone: +81-3-5400-5506 Supermarket Trade Show Website: www.smts.jp Phone: +81-3-5209-1056 The World Food and Beverage Great Expo Website: www.fabex.jp Phone: +81-3-3271-4816
4
Perwakilan Indonesia di Jepang KBRI Tokyo Duta Besar: Bpk. Yusron Ihza Mahendra Atase Perdagangan: Ibu Julia Gustaria Silalahi 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo 141-0022, Japan Phone: +81-3-3441-4201 Fax: +81-3-3447-1697 E-mail:
[email protected] Website: kbritokyo.jp KJRI Osaka Konsul Jendral: Bpk. Wisnu Edi Pratignyo Resona Senba Building 6th Floor 4-4-21, Minami Senba, Chuo-ku, Osaka 542-0081, Japan Phone: +81-6-6252-9826 Fax: +81-6-6252-9872 E-mail:
[email protected] Website: www.indonesia-osaka.org
28
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
ITPC Osaka Kepala: Ibu Rosiana Christina Frederick Wakil Kepala: Bpk. Eko Priyantoro Matsushita IMP Bld. 2F 1-3-7, Shiromi, Chuo-ku, Osaka-540-6302, Japan Phone: +81-6-6947-3555 Fax: +81-6-6947-3556 Website: www.itpc.or.jp
29
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
Daftar Importir Komoditi Kopi di Jepang 1. Cerrad Coffee & Company Ltd. 1-2-22, Shiba-Daimon, Minato-ku, Tokyo-105-0012, Japan Phone: +81-3-3432-2890 Fax: +81-3-3431-8100 Website: www.cerrad.co.jp 2.
Itochu Corporation 2-5-1, Kita Aoyama, Minato-ku, Tokyo-107-8077, Japan Phone: +81-3-3497-2121 Website: www.itochu.co.jp Itochu Corporation (Jakarta) The Plaza Office Tower Lantai 26 Jl. M.H Thamrin Kav 28-30 Jakarta 10350, Indonesia Phone : +62-21-2992-2300 Fax : +62-21-2992-3200
3.
Kanematsu Corporation 1-2-1 Seavance N Hall, Shibaura, Minato-ku Tokyo 106-8005, Japan Phone : +81-3-5440-8111 Website: www.kanematsu.co.jp Kanematsu Corporation (Jakarta) Gedung Mugi Griya, Jl. M. T Haryono Kav 10 Jakarta 12810, Indonesia Phone : +62-21-830-8566/76 Fax : +62-21-830-8577
4.
Key Coffee Inc. 2-34-4, Nishi Shinbashi, Minato-ku, Tokyo Phone: +81-3-3433-3311 Fax: +81-3-3437-1566 Website: www.keycoffee.co.jp
30
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
5.
Marubeni Corporation 1-4-2, Ohtemachi, Chiyoda-ku, Tokyo-100-8088, Japan Phone: +81-3-3282-2111 Website: www.marubeni.com Marubeni Corporation (Jakarta) Sinarmas-Land Plaza, Tower 2, Lantai 11 Jl. M.H Thamrin Kav 51, Jakarta 10350 Indonesia Phone : +62-21- 3282-2111 Fax : +62-21- 392-1777
6.
Mitsubishi Corporation 2-3-1 Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo 100-8086, Japan Phone : +81-3-3210-2121 Website: www.mitsubishi.co.jp Mitsubishi Corporation (Jakarta) Sentral Senayan II, Jl. Asia Afrika No. 8 Lantai 18-19 Jakarta 10270, Indonesia Phone : +62 21-5795-1324/5 Fax : +62 21-5790-1801
7.
Mitsui & Co.,Ltd. 1-2-1, Otemachi, Chiyoda-ku, Tokyo-100-0004, Japan Phone: +81-3-3285-1111 Fax: +81-3-3285-9819 Website: www.mitsui.com
8.
S.Ishimitsu & Co., Ltd. 4-40, Iwaya, Minami-machi, Nada-ku, Kobe-657-0856, Japan Phone: +81-78-861-7791 Fax: +81-78-882-1007 Website: www.ishimitsu.co.jp
31
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
9.
Sojitz Foods Corporation Akasaka 2-14 Plaza Building 3F-5F, 2-14-32, Akasaka, Minato-ku, Tokyo-107-0052, Japan Phone: +81-3-6229-4050 Fax: +81-3-6697-3080 Website: www.sojitz-foods.com
10. Sumitomo Corporation 1-8-11 Harumi Island, Triton Square Office Tower Y Harumi, Chuo-ku Tokyo 104-8610, Japan Phone : + 81-3-5166-5000 Website: www.sumitomo.co.jp Sumitomo Corporation (Jakarta) Gedung Summitmas I Lantai 12 Jl. Jend Sudirman Kav 61-62 Jakarta 12190, Indonesia Phone : +62-21-525-1550 Fax : +62-21-520-1291 11. UCC Ueshima Coffee Co., Ltd. 6-1-11, Shinbashi, Minato-ku, Tokyo-105-8577, Japan Phone: +81-3-5400-5697 Fax: +81-3-5400-5689 Website: www.ucc.co.jp 12. Wataru & Co., Ltd. 2-11-9, Nishi-Shinbashi, Minato-ku, Tokyo-105-0003, Japan Phone: +81-3-3503-8351 Fax: +81-3-3503-2256 Website: www.wataru.co.jp
32
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
REFERENSI Badan Pusat Statistik Indonesia. http://www.bps.go.id Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Buku Tarif Kepabeanan Indonesia Tahun 2012. International Trade Center. http://www.trademap.org Japan Customs, Oktober 2014, http://www.customs.go.jp JETRO, Handbook for Agricultural and Fishery Products Import Regulations 2009, published on February 2010 by Japan External Trade Organization The Japan Food Chemical Research Foundation. http://www.ffcr.or.jp/ Trade Statistics of Japan. http://www.customs.go.jp/toukei/ World Tariff. http://worldtariff.com
33
[Market Brief Atdag Tokyo 10/2014]
Lampiran I. Tarif Bea Masuk Komoditi Kopi dari Indonesia HS Number 0901
0901.11.000.0 0901.12.000.6 0901.21.000.4 0901.22.000.3 0901.90.100.0 0901.90.200.2
2101
2101.11.100.3 2101.11.210.1 2101.11.290.4
2101.12.110.5 2101.12.121.2 2101.12.122.3
2101.12.231.0 2101.12.232.+ 2101.12.236.5 2101.12.237.+
2101.12.241.3 2101.12.242.4 2101.12.246.1 2101.12.249.4
Description COFFEE, WHETHER OR NOT ROASTED OR DECAFFEINATED; COFFEE HUSKS AND SKINS; COFFEE SUBSTITUTES CONTAINING COFFEE IN ANY PROPORTION: - Coffee, not roasted: - - Not decaffeinated - - Decaffeinated - Coffee, roasted: - - Not decaffeinated - - Decaffeinated - Other: - - Coffee husks and skins - - Coffee substitutes containing coffee EXTRACTS, ESSENCES AND CONCENTRATES, OF COFFEE, TEA OR MATE AND PREPARATIONS WITH A BASIS OF THESE PRODUCTS OR WITH A BASIS OF COFFEE, TEA OR MATE; ROASTED CHICORY AND OTHER ROASTED COFFEE SUBSTITUTES, AND EXTRACTS, ESSENCES AND CONCENTRATES THEREOF: - Extracts, essenses and concentrates, of coffee, and preparations with a basis of these extracts, essences or concentrates or with a basis of coffee: - - Extracts, essences and concentrates: - - - Containing added sugar - - - Other: - - - - Instant coffee - - - - Other - - Preparations with a basis of extracts, essences and concentrates or with a basis of coffee: - - - Preparations with a basis of extracts, essences and concentrates: - - - - Containing added sugar - - - - Other - - - - - Instant coffee - - - - - Other - - - Preparations with a basis of coffee: - - - - Not less than 30% of natural milk constituents by weight, in a dry state - - - - - Less than 30% of a milkfat by weight - - - - - - For “the Pooled Quota” of other milk preparations - - - - - - Other - - - - - Other: - - - - - - For “the Pooled Quota” of other milk preparations - - - - - - Other - - - - Other: - - - - - Containing added sugar: - - - - - - Containing less than 50% by weight of sucrose: - - - - - - - Goods of which the largest single ingredient by weight is sugar - - - - - - - Other - - - - - - Other - - - - - Other
Tariff
Note
free free 10% 10%
IJEPA R1 IJEPA R1
free free
IJEPA A
15%
IJEPA X
free free
IJEPA B10 IJEPA B10
15% 1,1% free
IJEPA B10 IJEPA B10
25% 29,8% + 679 JPY/kg 25% 29,8% + 1159 JPY/kg
28% 19,6% 29,8% 5,5%
IJEPA B10
34