NANA FIBRI YANI 209211420471 - JURNAL ONLINE UM

Download ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan meningkatkan proses dan hasil menulis kreatif naskah drama pada siswa kelas VIII-F SMP Negeri 1 Diwek. Jo...

0 downloads 380 Views 76KB Size
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS KREATIF NASKAH DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO OPERA VAN JAVA (OVJ)

Nana Fibri Yani1 Yuni Pratiwi2 Indra Suherjanto3 Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang Email: [email protected] ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan meningkatkan proses dan hasil menulis kreatif naskah drama pada siswa kelas VIII-F SMP Negeri 1 Diwek Jombang dengan menggunakan media video Opera Van Java. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas. Tiap siklus terdiri atas tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengambilan data dilakukan dengan observasi dan penugasan. Analisis data yang dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media video Opera Van Java berhasil mengatasi kesulitan menulis kreatif naskah drama siswa pada tiap siklus. Kata kunci: Pembelajaran menulis, Menulis kreatif naskah drama, Media video Opera Van Java ABSTRACT: This study aims to improve the process and outcomes of creative writing plays at eighth grade students of SMP Negeri 1F Diwek Jombang using video media Opera Van Java. This study uses classroom action research design. Each cycle consists of planning, action, observation, and reflection. Data were collected by observation and assignment. Data analysis was performed quantitatively and qualitatively. The results showed that Opera Van Java video media managed to overcome a creative writing student plays in eachcycle. Keywords: Learning writing, Creative writing plays, Opera Van Java Media video

Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menikmati, menghayati, memahami dan menciptakan karya sastra. Salah satu tujuan pembelajaran sastra yang dilakukan di 1

Nana Fibri Yani adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM), Malang. Artikel ini diangkat dari skripsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 2013 2 Yuni Pratiwi adalah Dosen Sastra Indonesia UM 3 Indra Suherjanto adalah Dosen Sastra Indonesia UM

1

2

SMP yakni membangkitkan kreativitas siswa dalam menciptakan dan menilai suatu karya sastra. Pembelajaran Sastra Indonesia dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mencakup empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu pembelajaran menulis terutama menulis karya sastra yang terdapat pada materi siswa kelas VIII SMP adalah menulis kreatif naskah drama satu babak. Pembelajaran sastra bertujuan untuk meningkatkan mutu sastra dan berfungsi sebaggai sarana yang efektif dan efisien untuk membina siswa. Pembinaan pembelajaran sastra diarahkan agar siswa (1) memiliki pengetahuan, kecakapan dalam memahami dan menghayati karya sastra Indonesia; (2) memiliki kecakapan emosional, imajinatif, dan estetik terhadap nilai artistik yang terwujud dalam unsur-unsur intrinsik yang signifikan dalam karya sastra Indonesia; dan (3) memiliki kemampuan dan keterampilan dalam menyikapi serta kritis unsur-unsur artistik karya sastra (Rahmanto, 1988:1) Dapat dipahami bahwa drama adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan oleh orang banyak dengan media; percakapan, gerak dan laku, dengan atau tanpa dekor (layar dan sebagainya), didasarkan pada naskah yang tertulis (hasil seni sastra) dengan atau tanpa musik, nyayian, tarian (Harymawan, 1986:02). Drama sebagai jenis sastra dan drama sebagai seni pentas atau pertunjukan. Drama sebagai jenis sastra disebut drama naskah, yang kedudukannya disejajarkan dengan puisi dan prosa. Drama naskah dijadikan salah satu jenis karya sastra yang hanya enak untuk dibaca. Sementara iru, drama sebagai seni pentas merupakan jenis kesenian mandiri yang memiliki tujuan utama untuk dipentaskan. Nurchasanah dan Widodo (1993:31) menyatakan bahwa menulis merupakan usaha untuk menuangkan ide, pikiran, perasaan dan kemauan dengan wahana bahasa tulis. Menurut Roekhan (1991:02) kreativitas merupakan inti dari kegiatan proses kreatif menulis sastra. Pada kegiatan menulis naskah drama harus dimulai setahap demi setahap agar penulis memiliki ketajaman perasaan dan kejernihan pikiran yang berhubungan dengan unsur fundamental sebuah naskah drama. Unsur fundamental tersebut adalah unsur intrinsik yang menjadi pembangun naskah drama, meliputi tema, tokoh dan karakter, alur, dan latar. Menulis kreatif naskah drama diajarkan padan siswa kelas VIII jenjang SMP. Oleh karena itu, peneliti melakukan pengamatan di SMP Negeri 1 Diwek Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang untuk meningkatkan proses dan hasil menulis naskah drama. Hasil pengamatan pendahuluan menunjukkan kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII-F ternyata kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan dari sekolah. KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 75. Dari 30 siswa kelas VIII-F yang mengikuti pelajaran, 9 siswa yang tuntas dengan mencapai skor ≤75 dan 21 siswa mencapai skor ≥75 dengan status belum tuntas. Sekitar 70% siswa masih mengalami kesulitan dalam mengembangkan

3

karakter tokoh, mengembangkan alur, mengembangkan setting dan mengembangkan dialog. Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran, proses menulis siswa, serta wawancara dengan guru bahasa Indonesia kelas VIII, dapat diketahui bahwa kesulitan siswa disebabkan kurang mampu menuangkan imajinasi dan ide ke dalam bentuk naskah drama. Hal ini disebabkan karena kurangnya media pembelajaran yang dapat mendukung proses belajar mengajar dan merangsang siswa dalam mengembangkan tokoh, mengembangkan alur, mengembangkan setting dan mengembangkan dialog. Akibatnya, siswa kurang berminat dan kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran naskah drama. Untuk menguasai kompetensi dasar menulis kreatif naskah drama kelas VIII, kesulitan siswa dalam dalam mengembangkan karakter tokoh, mengembangkan alur, mengembangkan setting dan mengembangkan dialog harus diatasi terlebih dahulu. Berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi terhadap kesulitan pembelajaran menulis naskah drama siswa dan faktor-faktor penyebabnya, guru dan peneliti menduga bahwa siswa membutuhkan sebuah alat/media yang dapat menuangkan imajinasi dan ide ke dalam bentuk naskah drama. Menurut Sukarnati (1993:03) media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar mengajar pada dirinya. Peneliti menggunakan media audiovisual sebagai media pembelajaran menulis naskah drama. Media audiovisual yang digunakan peneliti untuk meningkatkan proses dan hasil menulis naskah drama pada siswa adalah video Opera Van Java. Video Opera Van Java digemari masyarakat termasuk siswa-siswi SMP. Opera Van Java memiliki pesan didaktis dan disajikan dalam bentuk komedi. Video Opera Van Java dapat disaksikan masyarakat melalui salah satu stasiun televisi yang ternama karena tidak ada unsur pornografi dan dalam video Opera Van Java terdapat unsur-unsur intrinsik drama yang dapat menjadi sumber inspirasi dalam pembelajaran menulis naskah drama. Penggunaan media video Opera Van Java diharapkan dapat menambah minat, semangat dan motivasi siswa dalam belajar siswa tentang menulis naskah drama sehingga pembelajaran menulis dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Penelitian tentang pembelajaran menulis kreatif naskah drama yang menggunakan media dalam pembelajaran telah dilakukan juga dalam penelitian yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Naskah Drama dengan Menggunakan Cerpen sebagai Sumber Belajar pasa Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 1 Binangun Kabupaten Blitar” oleh Rachman (2008). Penelitian tersebut menghasilkan simpulan bahwa melalui media cerpen siswa lebih mudah dalam mendapatkan inspirasi dan menulis dialog-dialog dalam naskah drama. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas VIII-F SMP Negeri 1 Diwek Kecamatan Diwek Kabupaten

4

Jombang dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Kreatif Naskah Drama dengan Menggunakan Media Video Opera Van Java (OVJ) pada Siwa Kelas VIIIF SMP Negeri 1 Diwek Jombang”. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis kreatif naskah drama siswa kelas VIII-F SMP Negeri 1 Diwek Jombang dengan menggunakan media video Opera Van Java. secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk (1) menjelaskan proses peningkatan kemampuan menulis naskah drama dengan menggunakan media video Opera Van Java siswa kelas VIII-F SMP Negeri 1 Diwek Jombang dan (2) menjelaskan hasil peningkatan kemampuan menulis naskah drama dengan menggunakan media Opera Van Java siswa kelas VIII-F SMP Negeri 1 Diwek Jombang. METODE Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas karena bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis kreatif naskah drama siswa kelas VIII-F SMP Negeri 1 Diwek Jombang dengan menggunakan media video Opera Van Java. Penelitian tindakan kelas terdiri atas dua siklus. Tiap siklus terdiri atas tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Menurut Arikunto (2010:137), rancangan penelitian ini mengacu pada model Kemmis dan Taggart. Model ini terdiri dari siklus-siklus yang saling berhubungan di mana pada tiap-tiap siklus terdiri dari tahapan-tahapan (1) perencanan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan (observasi), dan (4) refleksi. Bila siklus I belum mencapai indikator yang ditargetkan maka dilanjutkan dengan siklus kedua yaitu perbaikan rencana, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Kancah penelitian yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Kreatif Naskah Drama dengan Menggunakan Media Video Opera Van Java (OVJ) pada Siwa Kelas VIII” ini dilakukan di SMP Negeri 1 Diwek Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang dengan siswa kelas VIII. Jumlah kelas VIII di SMP Negeri I Diwek Jombang sebanyak 8 kelas, mulai dari kelas VIII-A sampai kelas VIII-H. Subjek yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VIIIF yang berjumlah 30 siswa. Teknik pengambilan data dilakukan dengan observasi dan penugasan. Alat pengambilan data yang digunakan berupa lembar penugasan, lembar observasi dan pedoman wawancara. Analisis data yang dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data juga dilakukan saat pembelajaran berlangsung oleh peneliti dan dibantu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Wujud data dalam penelitian ini adalah (1) proses peningkatan kualitas pembelajaran menulis naskah drama yang berupa interaksi siswa dengan media, interaksi siswa dengan guru dan kerjasama siswa dengan siswa dan (2) skor hasil peningkatan kemampuan menulis naskah drama yang berupa skor hasil belajar siswa dalam menulis kreatif naskah drama.

5

Data yang berupa interaksi siswa dengan media, interaksi siswa dengan guru dan kerjasama siswa dengan siswa untuk menjawab rumusan masalah 1, dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Selanjutnya, data skor hasil belajar siswa dalam menulis kreatif naskah drama yang menggambarkan penggunaan media video Opera Van Java dianalisis dengan menggunakan teknik kuantitatif. HASIL Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menulis Kreatif Naskah drama Pada tahap menyaksikan video Opera Van Java pada siklus I, semua siswa belum terlihat antusias karena beberapa siswa masih bingung apa yang akan dilakukan kedepannya. Namun, pada siklus II semua siswa sudah antusias dan termotivasi menyaksikan video Opera Van Java. Pada tahap membuat kerangka naskah drama, keantusiasan siswa untuk mengikuti pembelajaran menulis naskah drama pada siklus I cukup baik meskipun ada beberapa siswa yang masih bingung dalam membuat kerangka naskah drama. Pada siklus II, keantusiasan dan keberhasilan siswa dalam membuat kerangka naskah drama terlihat dengan memasukkan unsur-unsur intrinsik naskah drama, semua siswa membuat kerangka naskah drama dengan idenya sendiri, hanya beberapa siswa berkelompok untuk bertukar ide. Pada tahap mengembangkan kerangka naskah drama menjadi naskah drama utuh, hasil naskah drama siswa pada siklus I cukup berhasil, sebagian siswa telah mampu mengembangkan kerangka naskah drama menjadi sebuah naskah drama dengan hasil yang cukup baik, pada siklus II hasil naskah drama siswa sangat berhasil dan 90% siswa mendapatkan nilai diatas KKM 75. Peningkatan Kualitas Hasil Pembelajaran Menulis Naskah Drama Peningkatan kemampuan hasil menulis naskah drama pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada aspek (1) aspek tema cerita, (2) aspek pengembangan tokoh, (3) aspek pengembangan alur, (4) aspek pengembangan setting, dan (5) aspek pengembangan dialog. Kualitas Hasil Pembelajaran Menulis Naskah Drama Aspek Tema. Tabel 1. Hasil pemilihan aspek tema No Aspek Siklus I Ket 1. 20 12 40% 2. 15 9 30% 3. 10 7 23,3% 4. 5 2 6,7%

Siklus II 18 12 -

Ket 60% 40% -

Berdasarkan tabel 1, hasil menulis naskah drama pada aspek tema dari kegiatan studi pendahuluan (prasiklus), siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I 12 siswa (40%) mendapat skor 20, 9 siswa (30%) mendapat skor 15, 7 siswa (23,3%) mendapat skor 10 dan 5 siswa (6,7%)

6

mendapat skor 5. Pada tahap siklus II mengalami peningkatan, 18 siswa (60%) mendapat skor 20 dan 12 siswa (40%) mendapat skor 15. Kualitas Hasil Pembelajaran Menulis Naskah Drama Aspek Tokoh. Tabel 2. Hasil pengembangan tokoh No Aspek Siklus I Ket 1. 20 4 13,3% 2. 15 6 20% 3. 10 10 33,3% 4. 5 -

Siklus II 15 15 -

Ket 50% 50% -

Hasil menulis naskah drama siswa tahap mengembangkan tokoh mengalami peningkatan setelah menggunakan media video Opera Van Java. Terdapat 4 siswa (13,3%) mendapat skor 20, 6 siswa (20%) mendapat skor 15, dan 10 siswa (33,3%) mendapat skor 10. Pada siklus II terdapat 15 siswa (50%) mendapat skor 20 dan 15 siswa (50%) mendapat skor 15. Kualitas Hasil Pembelajaran Menulis Naskah Drama Aspek Alur. Tabel 3. Hasil pengembangan alur No Aspek Siklus I Ket 1. 20 6 20% 2. 15 6 20% 3. 10 17 56,7% 4. 5 1 3,3%

Siklus II 11 12 7 -

Ket 36,7% 40% 23,3% -

Kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII-F SMP Negeri 1 Diwek Jombang pada aspek pengembangan alur mengalami peningkatan setelah menggunakan media video Opera Van Java . Pada siklus I, terdapat 6 siswa (20%) mendapat skor 20, 6 siswa (20%) mendapat skor 15, 17 siswa (56,7%) mendapat skor 10, dan 1 siswa (3,3%) mendapat skor 5. Pada tahap siklus II, 11 siswa (36,7%) mendapat skor 20, 12 siswa (40%) mendapat skor 15, dan 7 siswa (23,3%) mendapat skor 10. Kualitas Hasil Pembelajaran Menulis Naskah Drama Aspek Setting. Tabel 4. Hasil pengembangan setting No Aspek Siklus I Ket 1. 15 10 33.3% 2. 10 20 66,7% 3. 5 -

Siklus II 25 5 -

Ket 83,3% 16,7% -

Kemampuan menulis naskah drama siswa pada tahap mengembangkan setting mengalami peningkatan, pada siklus I, 10 siswa (33,3%) mendapat skor 15 dan 20 siswa (66,7%) mendapat skor 10. Mengalami peningkatan pada siklus II, 25 siswa (83,3%) mendapat skor 15 dan 5 siswa (16,7%) mendapat skor 10. Kualitas Hasil Pembelajaran Menulis Naskah Drama Aspek Setting.

7

Tabel 5. Hasil pengembangan dialog. No Aspek Siklus I Ket 1. 25 2. 20 11 36,7% 3. 15 17 56,7% 4. 10 2 6,7% 5. 5 -

Siklus II 9 21 -

Ket 30% 70% -

Kemampuan siswa SMP Negeri 1 Diwek kelas VIII-F mengalami peningkatan pada siklus I, 11 siswa (36,7%) mendapat skor 20, 17 siswa (56,7%) mendapat skor 15, dan 2 siswa (6,7%) mendapat skor 10. Mengalami peningkatan pada siklus II, 9 siswa (30%) mendapat skor 20 dan 21 siswa (70%) mendapat skor 15. PEMBAHASAN Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Kreatif Naskah Drama dengan Media Video Opera Van Java Keantusiasan dan Keaktifan Siswa Peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis kreatif naskah drama dengan media video Opera Van Java terdeskripsikan ketika pembelajaran berlangsung. Pada siklus I dan Siklus II, siswa menunjukkan sikap antusias pada tahap menyaksikan video Opera Van Java dan tahap membuat kerangka naskah drama. Antuasias siswa juga terlihat pada saat guru menjelaskan materi. Keantusiasan tercipta dari adanya media video Opera Van Java pada pembelajaran menulis kreatif naskah drama. Para siswa merasa media yang digunakan sangat menyenangkan dan tidak membosankan, sehingga siswa tertarik dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Keantusiasan siswa terlihat pada saat siklus I dan diklus II tahap menyaksikan video Opera Van Java, siswa terlihat konsentrasi dan antusias pada saat menyaksikan video yang ditampilkan oleh guru. Pada tahap menulis kerangka naskah drama yang dibimbing oleh guru, siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran menulis kreatif naskah drama yang ditandai keaktifan siswa dalam bertanya. Siswa juga terlihat antusias dalam kegiatan pembelajaran menulis kreatif naskah drama yang ditandai dengan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan. Siswa termotivasi untuk mengetahui tahap-tahap menulis kerangka naskah maupun naskah drama yang baik dan benar. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1986:3) yang menjelaskan bahwa keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan. Jadi, kegiatan menulis harus melalui latihan secara bertahap agar hasil tulisan siswa menjadi baik. Media video Opera Van Java dianggap sangat menyenangkan bagi siswa. Media ini menarik perhatian dari awal pembelajaran, sehingga tumbuh antusias siswa yang ditunjukkan dengan perhatiannya pada pembelajaran dan keaktifan

8

siswa dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan. Siswa menganggap media ini menyenangkan karena media Video Opera Van Java digemari seluruh masyarakat dan siswa-siswi SMP dan disajikan dalam bentuk komedi. Kerjasama Siswa Tingkat kerjasama siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada tahap membuat kerangka nasah drama beberapa siswa terlihat bekerjasama bertukar pikiran maupun ide satu sama lain. hampir seluruh siswa bekerjasama memberi ide tentang naskah yang akan dibuat. Pada tahap mengembangkan kerangka naskah drama menjadi naskah drama utuh, siswa diberi kebebasan dalam mengembangkan ide-ide masing-masing, Roekhan (1991:6-7) menjelaskan kreativitas merupakan perpaduan dari beberapa hal, yaitu kemampuan berpikir kritis, kepekaan emosi, bakat seseorang, dan daya imajinasi. Jadi melalui kreativitas siswa dapat memperoleh ide yang berasal dari emosi, bakat dan daya imajinasi yang bisa membantu siswa menjadikan naskah drama terasa hidup. Salah satu tujuan diadakan menulis kerangka naskah drama dahulu sebelum menulis naskah drama yang utuh adalah mempermudah siswa dalam menulis naskah drama dengan idenya sendiri dan menciptakan iklim kerjasama yang baik antar siswa. Aspek kerjasama yang baik pada saat menulis kerangka naskah drama sangat penting karena dengan kerjasama yang baik, siswa yang tidak mempunyai ide tentang naskah yang akan dibuatnya terbantu dengan siswa yang mmpunyai ide. Keefisienan siswa dalam memanfaatkan waktu juga terlihat pada aspek kerjasama, sehingga siswa dapat menyelesaikan tugasnya dengan tepat waktu. Peningkatan Kualitas Hasil Pembelajaran Menulis Kreatif Naskah Drama dengan Media Video Opera Van Java pada Tindakan Siklus I dan Siklus II Peningkatan kemampuan hasil menulis naskah drama pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada aspek (1) aspek tema cerita, (2) aspek pengembangan tokoh, (3) aspek pengembangan alur, (4) aspek pengembangan setting, dan (5) aspek pengembangan dialog. Dihitung dari nilai KKM ≤75, nilai dari studi pendahuluan terjadi peningkatan yang cukup baik pada siklus I. Pada siklus II mengalami peningkatan yang baik. Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menulis Kreatif Naskah Drama dengan Media Video Opera Van Java pada Aspek Tema. Penetapan tema dalam menulis naskah drama berguna agar saat menulis tidak terlalu jauh melenceng dari cerita yang sudah ditetapkan. Tema merupakan pokok pikiran dari sebuah cerita. Hal ini senada dengan pendapat Maryaeni (1992:32) tema merupakan sesuatu yang paling hakiki dalam setiap karya sastra meskipun tidak meninggalkan dan mengesampingkan unsur lainnya.

9

Peningkatan kemampuan siswa kelas VIII-F SMP Negeri 1 Diwek Jombang dalam menulis kreatif naskah drama pada aspek tema dapat dilihat pada tabel 6 berikut. Tabel 6. Perbandingan Kemampuan Menulis Kreatif Naskah drama Aspek Tema Sebelum dan Setelah Diberi Tindakan Siklus I dan Siklus II. Hasil Evaluasi Presentase Prates Siklus I Siklus II Rata-rata kemampuan menulis kreatif naskah 70 75 90 drama siswa dalam satu kelas

Berdasarkan tabel 6, hasil menulis kreatif naskah drama pada aspek tema prates, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan. Rata-rata kemampuan siswa pada prates mendapat skor 70% mengalami peningkatan pada siklus I yakni menjadi 75%, sedangkan dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan dari 75% menjadi 90%. Hal tersebut menunjukkan kemampuan siswa dalam menulis kreatif naskah drama mengalami peningkatan. Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menulis Kreatif Naskah Drama dengan Media Video Opera Van Java pada Aspek Tokoh. Kegiatan menulis naskah drama dengan media video Opera Van Java dilanjutkan dengan mengembangkan salah satu unsur intrinsik naskah drama yaitu mengembangkan tokoh. Pengembangan tokoh ada tiga cara, yaitu melalui jalan pikiran tokoh, sikap, dan dialog tokoh. Jalan pikiran atau watak tokoh dapat dikenali dari tindakan yang dilakukan oleh tokoh manusia dalam cerita. Watak ialah kualitas tokoh, kualitas nalar dan jiwanya yang membedakan dengan tokoh lain (Sudjiman, 1987:23). Dialog tokoh dalam cerita juga penting digunakan dalam mengembangkan tokoh dalam cerita. Peningkatan kemampuan siswa kelas VIII-F SMP Negeri 1 Diwek Jombang dalam menulis kreatif naskah drama pada aspek tokoh dapat dilihat pada tabel 7 berikut. Tabel 7. Perbandingan Kemampuan Menulis Kreatif Naskah drama Aspek Tokoh Sebelum dan Setelah Diberi Tindakan Siklus I dan Siklus II. Hasil Evaluasi Presentase Prates Siklus I Siklus II Rata-rata kemampuan menulis kreatif naskah 65 45 87,5 drama siswa dalam satu kelas

Berdasarkan tabel 7, hasil menulis kreatif naskah drama pada aspek tokoh prates, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan. Rata-rata kemampuan siswa pada prates mendapat skor 65% mengalami penurunan pada siklus I menjadi 45%. Penurunan dari prates ke siklus I terjadi dikarenakan pada saat prates hasil naskah drama siswa tidak dengan ide sendiri melainkan ide dari buku. Sedangkan dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan dari 45% menjadi 87,5%. Hal tersebut menunjukkan kemampuan siswa dalam menulis kreatif naskah drama aspek tokoh mengalami peningkatan.

10

Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menulis Kreatif Naskah Drama dengan Media Video Opera Van Java pada Aspek Alur. Unsur intrinsik yang dikembangkan dalam kegiatan menulis naskah drama dengan media video Opera Van Java selanjutnya adalah aspek pengembangan alur. Menurut Sudjiman (1987:31) pengaluran adalah pengaturan urutan peristiwa pembentuk cerita. Menurut Montage dan Henshaw (dalam Maeryeni, 1992) alur merupakan rangkaian tahapan yang meliputi (1) exposition, (2) inciting, (3) rising action, (4) crisis, (5) climax, (6) falling action, dan (7) conclusion. Peningkatan kemampuan siswa kelas VIII-F SMP Negeri 1 Diwek Jombang dalam menulis kreatif naskah drama pada aspek Alur dapat dilihat pada tabel 8 berikut. Tabel 8. Perbandingan Kemampuan Menulis Kreatif Naskah drama Aspek Alur Sebelum dan Setelah Diberi Tindakan Siklus I dan Siklus II. Hasil Evaluasi Presentase Prates Siklus I Siklus II Rata-rata kemampuan menulis kreatif naskah 60 65 75 drama siswa dalam satu kelas

Berdasarkan tabel 8, hasil menulis kreatif naskah drama pada aspek alur prates, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan. Rata-rata kemampuan siswa pada prates mendapat skor 60% mengalami peningkatan pada siklus I yakni menjadi 65%, sedangkan dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan dari 65% menjdi 75%, hal tersebut menunjukkan kemampuan siswa dalam menulis kreatif naskah drama aspek alur mengalami peningkatan. Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menulis Naskah Drama dengan Media Video Opera Van Java pada Aspek Setting. Pengembangan setting dalam menulis naskah drama dilakukan dengan memaparkan secara narasi pengembangan setting, setting harus menarik dan tidak membosankan bagi pembaca. Pengembaran setting yang menarik akan membuat cerita lebih hidup. Menurut Aminuddin (1984) menyatakan bahwa latar memiliki fungsi fisikal dan fungsi psikologikal. Fisikal berhubungan dengan tempat dan sesuatu yang bersifat fisik dan tidak menuansakan makna tertentu. Sedangkan psikologikal berhubungan dengan lingkungan atau benda-benda dalam lingkungan tertentu yang mampu menuansakan makna tertentu. Peningkatan kemampuan siswa kelas VIII-F SMP Negeri 1 Diwek Jombang dalam menulis kreatif naskah drama pada aspek setting dapat dilihat pada tabel 9 berikut. Tabel 9. Perbandingan Kemampuan Menulis Kreatif Naskah drama Aspek Setting Sebelum dan Setelah Diberi Tindakan Siklus I dan Siklus II. Hasil Evaluasi Presentase Prates Siklus I Siklus II Rata-rata kemampuan menulis kreatif naskah 73 80 100 drama siswa dalam satu kelas

11

Berdasarkan tabel 9, hasil menulis kreatif naskah drama pada aspek setting prates, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan. Rata-rata kemampuan siswa pada prates mendapat skor 73% mengalami peningkatan pada siklus I yakni menjadi 80%, sedangkan dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan dari 80% menjadi 100%. Hal tersebut menunjukkan kemampuan siswa dalam menulis kreatif naskah drama aspek setting mengalami peningkatan. Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menulis Naskah Drama dengan Media Video Opera Van Java pada Aspek Dialog. Pengembangan dialog dalam menulis naskah drama dilakukan dengan bahasa yang komunikatif, bahasa yang digunakan jelas dan mudah dimengerti, bahasa yang digunakan mampu mendukung tema, bahasa yang digunakan sesuai dengan watak tokoh, dan penggunaan tanda baca yang tepat. Dialog yang komplit yaitu dialog yang tidak hanya berhubungan dengan pemilihan kata, penyusunan kalimat, panjang pendeknya ucapan, tetapi juga diberikan petunjuk tentang keras-lemahnya suara serta gerak-gerik yang mungkin memperhatikan dialog itu (Waluyo, 2001:20-23) Peningkatan kemampuan siswa kelas VIII-F SMP Negeri 1 Diwek Jombang dalam menulis kreatif naskah drama pada aspek dialog dapat dilihat pada tabel 10 berikut. Tabel 10. Perbandingan Kemampuan Menulis Kreatif Naskah drama Aspek Dialog Sebelum dan Setelah Diberi Tindakan Siklus I dan Siklus II. Hasil Evaluasi Presentase Prates Siklus I Siklus II Rata-rata kemampuan menulis kreatif naskah 58 60 66 drama siswa dalam satu kelas

Berdasarkan tabel 10, hasil menulis kreatif naskah drama pada aspek dialog mengalami peningkatan. Rata-rata kemampuan siswa pada prates mendapat skor 58% mengalami peningkatan pada siklus I yakni menjadi 60%, sedangkan dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan dari 60% menjadi 66%. Hal tersebut menunjukkan kemampuan siswa dalam menulis kreatif naskah drama mengalami peningkatan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Media Video Opera Van Java dapat meningkatkan proses pembelajaran, hal ini terlihat antusias siswa dalam pembelajaran siklus I dan siklus II meningkat, siswa juga aktif bertanya dan menjawab pertanyaan, iklim kerjasama yang baik, keefisienan waktu, dan kreativitas dan imajinasi siswa berkembang baik. Media video Opera Van Java, dapat meningkatkan hasil menulis naskah drama siswa kelas VIII-F SMP Negeri 1 Diwek Jombang. Setelah diberi tindakan dengan menggunakan media video Opera Van Java pada tiap siklus, rata-rata kemampuan siswa dalam menulis nasah drama mengalami peningkatan. Hasil

12

tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas VIII-F SMP Negeri 1 Diwek Jombang dalam menulis naskah drama mampu mencapai standar ketuntasan minimal yang disyaratkan setelah menggunakan media video Opera Van Java. Saran Kemampuan menulis naskah drama siswa kelas VIII-F SMP Negeri 1 Diwek Jombang bisa ditingkatkan dengan media video Opera Van Java, sehingga KKM bisa tercapai. Mengingat manfaat yang dapat diperoleh siswa, maka disarankan kepada guru untuk menggunakan media video Opera Van Java sebagai media dalam pembelajaran menulis kreatif naskah drama karena dapat meningkatkan, memotivasi siswa sehingga hasil belajar dapat tercapai secara optimal. Kepada peneliti yang akan datang diharapkan untuk meneliti tentang peningkatan pembelajaran dengan kompetensi dasar lainnya dengan menggunakan media video Opera Van Java. DAFTAR RUJUKAN Aminuddin. 1984. Pengantar Memahami Unsur-unsur dalam Karya Sastra. Malang: FPBS IKIP Malang. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Rineka Cipta. Harymawan, R. M. A. 1986. Dramaturgi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Maryaeni. 1992. Teori Drama. Malang: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang Proyek Operasi dan Perawatan Fasilitas.. Nurchasanah, dan Widodo, H. S. 1993. Keterampilan Menulis dan Pengajarannya. Malang: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang Proyek Operasi dan Perawatan Fasilitas. Rachman, A. 2008. Peningkatan Kemampuan Menulis Naskah Drama dengan Menggunakan Cerpen sebagai Sumber Belajar pada Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 1 Binangun Kabupaten Blitar. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: FS UM. Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius. Roekhan. 1991. Penulisan Kreatif Sastra. Malang: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang Proyek Operasi dan Perawatan Fasilitas. Sudjiman, P. 1987. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya. Sukarnati. 1993. Media Pengajaran Tehnik. Malang: IKIP Malang. Tarigan, H. G. 1986. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Waluyo, H. J. 2001. Drama Teori dan pengajarannya. Yogyakarta: Hanindita Graham Widya.