FACTSHEET
IDn
2011 © Alain Compost / WWF-Canon
Orangutan Borneo Berdasarkan studi genetika dari orangutan Borneo (Pongo pygmaeus), terdapat tiga sub-spesies orangutan yaitu Pongo pygmaeus pygmaeus yang ditemukan di barat laut Borneo, P.p wurmbii di Borneo bagian tengah, dan P.p morio di timur laut Borneo. Dari ketiga sub-spesies orangutan Borneo tersebut, P.p. wurmbii merupakan sub-spesies dengan ukuran tubuh relatif paling besar, sementara P.p. morio adalah sub-spesies dengan ukuran tubuh relatif paling kecil. Berdasarkan data 2004, ilmuan memperkirakan total populasi orangutan di Pulau Borneo (Indonesia dan Malaysia) sekitar 54 ribu individu (Wich et al 2008). Diantara ketiga sub-spesies tersebut, P.p. pygmaeus merupakan sub-spesies yang paling sedikit dan terancam kepunahan, dengan estimasi populasi sebesar 3,000 hingga 4,500 individu di Kalimantan Barat dan sedikit di Sarawak, atau kurang dari 8% dari jumlah total populasi orangutan Borneo.
Deskripsi Morfologis •
luarga kera besar dan merupakan mamalia arboreal terbesar. •
Satwa ini memiliki rambut panjang berwarna merah gelap kecoklatan, dengan warna wajah mulai dari merah muda, merah, hingga hitam.
•
Berat orangutan Borneo jantan dewasa mencapai 50 - 90 kg dan tinggi badan 1,25 - 1,5 m. Semen-
Ekologi dan Habitat Orangutan Borneo umumnya ditemukan di hutan dataran rendah (di bawah 500 m dpl). Hutan dan lahan gambut yang menjadi lokasi tanaman berbuah besar merupakan pusat dari daerah jelajah orangutan, dibandingkan hutan Dipterocarpaceae yang kering dan didominasi pohon-pohon tinggi berkayu besar, seperti keruing. Orangutan Borneo sangat rentan dengan gangguan-gangguan di habitatnya, meskipun P.p. morio menunjukkan toleransi yang relatif tak terduga terhadap degradasi habitat di bagian utara Pulau Borneo (Ancrenaz et al. 2005).
Orangutan Borneo termasuk ke-
tara jantan betina memiliki berat 30 - 50 kg dan tinggi 1 m. •
Pelipis seperti bantal yang dimiliki oleh orangutan Borneo jantan dewasa membuat wajah satwa ini terlihat lebih besar. Akan tetapi, tidak semua orangutan Borneo jantan dewasa memiliki pelipis seperti bantal.
Factsheet: Bornean orangutan
Ancaman Ketiga sub-spesies orangutan Borneo adalah spesies langka dan sepenuhnya dilindungi oleh perundangundangan Indonesia. Spesies ini diklasifikasikan oleh CITES ke dalam kategori Appendix I (species yang dilarang untuk perdagangan komersial internasional karena sangat rentan terhadap kepunahan). Beberapa ancaman utama yang dihadapi oleh orangutan Borneo adalah kehilangan habitat, pembalakan liar, kebakaran hutan, perburuan dan perdagangan orangutan untuk menjadi satwa peliharaan. Dalam satu dekade terakhir, tiap tahunnya, setidaknya 1,2 juta ha kawasan hutan di Indonesia menjadi lokasi penebangan berskala besar, pembalakan liar, serta konversi hutan untuk pertanian, perkebunan, pertambangan, dan pemukiman. Kebakaran hutan yang disebabkan oleh fenomena iklim seperti badai El Nino dan musim kering yang berkepanjangan juga mengakibatkan berkurangnya populasi orangutan. Selama 2o tahun terakhir, habitat orangutan Borneo berkurang paling tidak sekitar 55 %.
WWF’s work for Bornean Orangutan’s Conservation WWF bekerjasama dengan berbagai pihak seperti pemerintah Indonesia, organisasi dan masyarakat lokal, untuk menyelamatkan dan mengurangi kerusakan habitat orangutan. Tiga komponen WWF dalam melaksanakan kegiatan konservasi orangutan di Heart of Borneo adalah:
URL
Regular
Di Kalimantan Barat, kerja konservasi WWF difokuskan untuk P.p. pygmaeus di Taman Nasional Betung Kerihun dan Taman Nasional Danau Sentarum, serta koridor satwa yang ada di antaranya. Sementara itu, kawasan-kawasan konsensi di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat ditargetkan untuk perlindungan sub-spesies P.p. wurmbii. Di Why we are hereWWF untuk konservasi Kalimantan Tengah, kerja To stop the degradation of the planet’s natural environment and orangutan difokuskan pada orangutan yang berto build a future in which humans live in harmony and nature. habitat di Taman Nasional Sebangau. Text: Elisabeth Wetik , Editor: Chairul Saleh, Desmarita Murni, Annisa Ruzuar, Design and Lay out: Annisa Ruzuar
Why we are here To stop the degradation of the planet’s natural environment and to build a future in which humans live in harmony with nature. www.panda.org www.wwf.or.id
Yayasan WWF-Indonesia
Graha Simatupang Tower 2 Unit C, Lt. 10 Jalan Letjen TB Simatupang Jakarta Selatan 12540 Telp : (021) 782 9426-29 Fax: (021) 782 9462
© WWF-Indonesia / Jimmy Syahirsyah
1. Memfasilitasi terciptanya jaringan kawasan lindung sebagai sebuah kawasan perlindungan untuk spesies kunci, seperti orangutan. Adanya ‘koridor satwa’ yang dikelola secara teliti, akan memastikan orangutan dan spesies lain dapat bergerak dengan leluasa di dalamnya. 2. Memastikan semua kawasan lain di dalam maupun di perbatasan Heart of Borneo yang statusnya tidak dilindungi dapat dipertahankan sebagai kawasan hutan yang dikelola secara lestari. Lebih dari 70% populasi orangutan Borneo diperkirakan berada di luar kawasan lindung, mayoritas berada di dalam kawasan konsesi. Penelitian WWF menunjukkan bahwa orangutan Borneo mampu bertahan hidup di kawasan hutan konsensi, bila dampak penebangan dikurangi melalui implementasi pengelolaan hutan lestari, penebangan secara selektif, keutuhan pohon-pohon berbuah tetap dijaga, serta aktivitas perburuan dikontrol secara ketat. 3. Kampanye penyadartahuan tentang konservasi orangutan kapada kelompok-kelompok masyarakat, terutama masyarakat lokal yang tinggal berbatasan dengan habitat orangutan.