PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ANAK TUNAGRAHITA

Download anak tunagrahita di kelas inklusif yaitu RPP reguler, namun guru melakukan ... 1.388 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 14 Tahun ke...

0 downloads 498 Views 150KB Size
Pelaksanaan Pembelajaran Anak .... (Titin Indrawati) 1.387

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ANAK TUNAGRAHITA IMPLEMENTATION OF MENTAL RETARDATION CHILDREN LEARNING Oleh: Titin Indrawati, PGSD/PSD [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran anak tunagrahita di kelas V SD N Margosari. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas V. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dan sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan pembelajaran yang digunakan guru bagi anak tunagrahita di kelas inklusif yaitu RPP reguler, namun guru melakukan penyesuaian dalam memberikan materi. Guru melakukan manajemen kelas dengan cara menggunakan waktu secara efisien dan bersikap tanggap dalam memberikan bantuan. Cara guru memberikan umpan balik yaitu memberikan umpan balik berupa penguatan, penghargaan, dan bantuan kepada anak tunagrahita. Modifikasi pembelajaran yang dilakukan guru meliputi modifikasi waktu, modifikasi materi dan modifikasi proses pembelajaran. Guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dengan cara mendorong anak tunagrahita untuk aktif dan memberikan motivasi kepada anak tunagrahita. Kata kunci: pelaksanaan pembelajaran, anak tunagrahita Abstract This research aimed at describing the implementation of mental retardation children learning at grade V SD N Margosari. This research was qualitative descriptive. The subject was the teacher of grade V. The data collection used observation, interview, and documentation. The data analysis included data reduction, data display, and conclusion. The data validation used technique and source triangulation. The research result showed that the learning planning has been used by teacher for mental retardation children of inclusion class was regular RPP, but teacher did adaptation when giving material. The teacher did class management with using time efficiently and reacting quickly in giving help. The teacher's way in giving follow up through reinforcement, reward, and helping the mental retardation children. The learning modifications that be done by teacher were time allocation modification, material modification, and learning process modification. Teacher invented good learning atmosphere through making mental retardation child to active and giving motivation for them. Keywords: learning implementation, mental retardation children

1.388 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 14 Tahun ke-5 2016

sama untuk memperoleh pendidikan tanpa adanya

PENDAHULUAN usaha

diskriminasi. Hak ABK dalam mendapatkan

mempersiapkan manusia yang sedang tumbuh

pendidikan yang layak harus dipenuhi layaknya

dan berkembang menjadi manusia seutuhnya,

anak reguler. Hal ini dikarenakan pendidikan

yaitu utuh dalam potensi dan utuh dalam

merupakan hak dasar yang harus dipenuhi tanpa

wawasan (Driyarkara dalam Dwi Siswoyo, dkk,

memandang latar belakang dan kondisi fisik anak

2011: 24). Undang-Undang Republik Indonesia

yang bersangkutan.

Pendidikan

merupakan

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Menurut Mohamad Takdir Ilahi (2013:

Nasional Pasal 1 Ayat 1 menegaskan bahwa

18) secara umum pendidikan untuk ABK berada

pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

di sekolah luar biasa (SLB), namun lokasi SLB

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

yang tersedia tidak mudah dijangkau. Hal tersebut

pembelajaran agar peserta didik secara aktif

dikarenakan SLB yang tersedia tidak merata ke

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

berbagai daerah termasuk daerah pedesaan.

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

Sebagian besar lokasi SLB berada di Kabupaten.

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

Padahal ABK tidak hanya berada di Kabupaten

keterampilan

dirinya,

saja melainkan tersebar hampir di seluruh daerah

masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan

termasuk daerah pedesaan. Akibatnya sebagian

Undang Undang tersebut dijelaskan bahwa

ABK yang kondisi ekonomi orang tuanya lemah

pendidikan

tidak dapat bersekolah di SLB karena lokasi SLB

yang

diperlukan

merupakan

usaha

sadar

untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang bertujuan agar

peserta

mengembangkan

Berkenaan dengan hal ini, pada tahun

kemampuan yang ada dalam dirinya meliputi

2003 pemerintah melalui Direktorat Jenderal

kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik serta

Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen

kemampuan sosial agar dapat berguna dalam

Pendidikan Nasional mengeluarkan surat edaran

menjalani kehidupannya di masyarakat.

Nomor 380/C.C6/MN/2003, tanggal 20 Januari

Undang

didik

dapat

yang jauh dari rumah.

Undang

Republik

Indonesia

2003 perihal Pendidikan Inklusif. Dalam surat

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

edaran

tersebut,

Nasional pasal 4 ayat (1) menyatakan bahwa

kepada

Kepala

“pendidikan diselenggarakan secara demokratis

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota

dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan

yang

menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai

menyelenggarakan pendidikan inklusif dalam

keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan

rangka menuntaskan wajib belajar pendidikan

bangsa”. Berdasarkan Undang Undang Republik

dasar dan memberikan kesempatan pendidikan

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

bagi semua (Education For All), termasuk ABK

Pendidikan Nasional pasal 4 ayat (1) tersebut

di setiap Kabupaten/Kota sekurang-kurangnya 4

dijelaskan bahwa setiap orang, termasuk anak

(empat) sekolah yang terdiri dari SD, SMP, SMA,

berkebutuhan khusus (ABK) memiliki hak yang

dan SMK. Selain itu, Kementrian Pendidikan

ada

di

pemerintah Dinas

seluruh

memerintahkan

Pendidikan/

Indonesia

Dinas

untuk

Pelaksanaan Pembelajaran Anak .... (Titin Indrawati) 1.389

Nasional (Kemendiknas) mengeluarkan kebijakan

sekolah

melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

pembelajaran yaitu manajemen kelas, pemberian

(Permendiknas) Nomor 70 Tahun 2009 tentang

umpan balik, modifikasi pembelajaran, dan

Pendidikan Inklusif pasal 1 bahwa “pendidikan

menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif

inklusif

(Larrivee dalam Smith, 2009: 124).

adalah

sistem

penyelenggaraan

inklusif

dalam

melaksanakan

pendidikan yang memberikan kesempatan kepada

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru

semua peserta didik yang memiliki kelainan dan

kelas V SD Negeri Margosari Kecamatan

memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat

Pengasih Kabupaten Kulon Progo pada tanggal 1

istimewa

atau

Desember 2015 diperoleh informasi bahwa di

pendidikan

kelas V terdapat tiga siswa yang termasuk ABK.

secara bersama-sama dengan peserta didik pada

Ketiga siswa tersebut mengalami hambatan dalam

umumnya”. Pendidikan inklusif sebagai solusi

mengikuti pelajaran di kelas. Guru mengatakan

bagi anak berkebutuhan khusus agar dapat

bahwa

mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam

tunagrahita yaitu TH dan RN. Kedua anak

lingkungan pendidikan secara bersama-sama

tunagrahita memiliki IQ di bawah normal

dengan anak reguler.

(defektif) yaitu IQ di bawah 69 yang dibuktikan

untuk

pembelajaran

mengikuti

dalam

pendidikan

lingkungan

dua

anak

termasuk

kategori

anak

Dedy Kustawan (2013: 16) menyatakan

dengan hasil asesmen. Guru mengatakan bahwa

bahwa fungsi pendidikan inklusif yaitu untuk

RN belum bisa membaca sama sekali, ketika

menjamin

membaca guru harus membantu mengeja per

kesempatan

semua dan

ABK akses

agar yang

mendapat

sama

untuk

huruf. Sedangkan TH sudah bisa membaca dan

memperoleh pendidikan yang sesuai dengan

menulis

kebutuhannya. Implementasi pendidikan inklusif

mengerjakan tugas-tugas akademik dari guru.

yaitu memberikan masukan bagi perencana dan

Kedua anak tunagrahita mengalami kesulitan

pelaksana pendidikan agar memberikan layanan

dalam mengikuti pembelajaran bersama anak

yang sesuai dengan kebutuhan khusus yang

reguler karena kemampuan anak tunagrahita

dimiliki setiap ABK.

sangat tertinggal dari anak reguler. Meskipun

namun

masih

kesulitan

dalam

Salah satu Sekolah Dasar (SD) di Kulon

kemampuan anak tunagrahita sangat tertinggal

Progo yang telah menyelenggarakan pendidikan

dan tidak dapat menyamai anak reguler, namun

inklusif adalah SD Negeri Margosari. SD Negeri

kedua

Margosari ditetapkan sebagai sekolah inklusif

pembelajaran di kelas.

anak

tunagrahita

selalu

mengikuti

sejak tahun 2012 berdasarkan surat keputusan

Sebelum SD Negeri Margosari dijadikan

kepala dinas Kabupaten Kulon Progo Nomor

sebagai sekolah inklusi, TH sering tidak naik

420/300/KPTS/2012. Dengan adanya pendidikan

kelas, sehingga pada akhirnya TH satu kelas

inklusif di SD tersebut, guru kelas harus membuat

bersama

deskripsi rencana pembelajaran yang jelas untuk

dengannnya. Meskipun TH satu kelas bersama

ABK (Parwoto, 2007: 20). Selain itu, hal-hal

adiknya, TH tetap memiliki semangat untuk

yang harus dipertimbangkan guru kelas di

belajar. Pada awal naik ke kelas V, TH belum

adiknya

yang

selisih

tiga

tahun

1.390

Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi Edisi 14 Tahun ke-5 2016

bisa membaca dan masih kesulitan menulis.

pelaksanaan pembelajaran anak berkebutuhan

menunjukkan

khusus tunagrahita di kelas V SD Negeri

perkembangan kemampuan akademik yang lebih

Margosari Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon

baik daripada sebelumnya,

Progo.

Tetapi

di

kelas

V

TH

yaitu TH bisa

membaca dan menulis, meskipun kemampuan yang dicapai TH tidak sama dengan kemampuan

METODE PENELITIAN

anak reguler.

Jenis Penelitian

Berdasarkan keterangan dari guru, guru tidak memiliki latar belakang pendidikan khusus sehingga

guru

mengalami

kesulitan

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.

ketika

mengajar anak tunagrahita. Guru berusaha untuk

Tempat dan Waktu Penelitian

mengajar anak tunagrahita dengan baik sesuai dengan

kemampuannya.

seharusnya

guru

Menurut

didampingi

oleh

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri

guru,

Margosari,

guru

Kulon Progo. Penelitian dilaksanakan pada bulan

pembimbing khusus (GPK) ketika melaksanakan

Kecamatan

Pengasih,

Kabupaten

Februari-Maret 2016.

pembelajaran, namun di SD Negeri Margosari sendiri belum tersedia GPK untuk membantu

Subjek Penelitian

guru dalam menangani anak tunagrahita ketika pembelajaran.

Subjek dalam penelitian ini yaitu guru kelas V.

Guru memiliki tugas dan tanggung jawab untuk

melaksanakan

pembelajaran

dan

Teknik Pengumpulan Data

membimbing siswa di sekolah baik secara

Teknik pengumpulan data dalam penelitian

klasikal maupun secara individual (Syaiful Bahri

ini melalui teknik observasi, wawancara, dan

Djamarah,

dokumentasi.

2005:

berkebutuhan

32).

khusus

Keberadaan tunagrahita

anak dengan

kemampuan yang tertinggal dengan anak reguler memberikan tugas tambahan bagi guru kelas di sekolah

inklusif

dalam

melaksanakan

pembelajaran. Tugas tambahan tersebut yaitu

Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini melalui teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/ verifikasi.

guru hendaknya melaksanakan pembelajaran yang

disesuaikan

kebutuhan

yang

dengan dimiliki

karakteristik

dan

setiap

anak

Instrumen Penelitian Instrumen

penelitian

ini

terdiri

dari

berkebutuhan khusus (Dedy Kustawan, 2013:

pedoman observasi, pedoman wawancara dan

133). Belum banyaknya informasi mengenai

pedoman dokumentasi yang berhubungan dengan

pelaksanaan pembelajaran anak berkebutuhan

pembelajaran anak tunagrahita.

khusus tunagrahita di SD inklusif menarik minat peneliti untuk mengetahui lebih rinci mengenai

Pelaksanaan Pembelajaran Anak .... (Titin Indrawati) 1.391

tunagrahita di sekolah inklusif yaitu guru

Uji Keabsahan Data Pengujian keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

menggunakan waktu secara efisien dan guru bersikap tanggap dalam memberikan bantuan. Hal ini sependapat dengan Larrivee (Smith, 2009:

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

124) yang menyatakan bahwa hal yang perlu

Perangkat perencanaan pembelajaran yang

dilakukan guru agar anak tunagrahita dapat

digunakan guru kelas di sekolah inklusif dalam

berhasil di kelas inklusi yaitu guru menggunakan

melaksanakan

anak

waktu pembelajaran secara efisien dan guru

tunagrahita yaitu masih menggunakan rencana

bersikap tanggap dalam memberikan bantuan.

pelaksanaan pembelajaran (RPP) reguler. Guru

Guru menggunakan waktu secara efisien terlihat

belum memiliki rencana pembelajaran khusus

ketika

atau yang biasa disebut Program Pembelajaran

pembelajaran tepat waktu. Pembelajaran dimulai

Individual (PPI) untuk anak tunagrahita. Menurut

pukul

Mumpuniarti (2007: 77) idealnya semua anak

Penggunaan efisiensi waktu juga dilakukan guru

berkebutuhan khusus, khususnya tunagrahita

dengan menggunakan waktu dalam melakukan

dilayani dengan program pembelajaran individual

perpindahan aktivitas secara singkat, misalnya

(PPI),

anak

pada saat pergantian pelajaran guru memberikan

tunagrahita memiliki kebutuhan pendidikan yang

aba-aba dengan menyampaikan bahwa pelajaran

berbeda secara individual. Dalam pelaksanaannya

sudah selesai dan akan berganti pelajaran

guru

yaitu

selanjutnya. Selain memberikan aba-aba, guru

dengan mengurangi materi, menurunkan tingkat

juga menerapkan prosedur ketika pergantian

kesulitan materi, atau bahkan menghilangkan

aktivitas. Prosedur yang diterapkan guru yaitu

materi.

menyuruh siswa mengumpulkan buku yang telah

pembelajaran

karena

pada

melakukan

Tujuan

bagi

dasarnya

penyesuaian

materi,

diakhiri

mengakhiri

pukul

12.45.

merupakan tujuan yang diperuntukkan bagi

digunakan, menyuruh siswa duduk dengan posisi

semua siswa di kelas V, namun guru memberikan

yang baik, dan aturan diperbolehkan maupun

toleransi untuk anak tunagrahita. Guru tidak

tidak diperbolehkan membuka buku ketika ada

mengharuskan anak tunagrahita untuk mencapai

mengerjakan latihan soal.

Guru

Guru bersikap tanggap dalam memberikan

menyadari bahwa kemampuan anak tunagrahita

bantuan dilakukan dengan sering duduk di dekat

tidak

Anak

anak tunagrahita untuk memberikan bantuan.

ketika

Ketika siswa lain diberi tugas, guru berkeliling

mengerjakan soal. Meskipun soal yang diberikan

kemudian duduk di dekat anak tunagrahita dan

sama, namun guru tetap membiarkan siswa

menanyakan pekerjaan anak tunagrahita. Guru

tunagrahita mengerjakan semampunya.

memeriksa

sama

tunagrahita

tercantum

dengan

dalam

dalam

dan

dan

digunakan kemudian mengambil buku yang akan

yang

tercantum

07.00

memulai

RPP

tujuan

yang

setiap

guru

yang

diperkenankan

RPP.

lainnya. memilih

kemudian

membantu

anak

Manajemen kelas yang dilakukan guru

tunagrahita. Bantuan yang diberikan guru yaitu

dalam melaksanakan pembelajaran bagi anak

membantu membacakan pertanyaan dengan cara

Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi MeiEdisi 201614 Tahun ke-5 2016 61.392

mengeja per huruf kemudian per suku kata,

dengan

memberikan

membantu anak tunagrahita menulis jawaban

jawaban siswa. Penghargaan yang diberikan guru

dengan cara mendiktekan huruf demi huruf, dan

berupa pujian dan memberikan nilai di buku

membantu anak tunagrahita berhitung. Guru

siswa, sedangkan untuk pemberian penghargaan

sering duduk di dekat anak tunagrahita karena

berupa materi tidak pernah diberikan guru. Hal

anak tunagrahita sangat perlu didampingi secara

ini mendukung pendapat Mujis dan David (2008:

terus menerus. Selain itu, tujuan guru yaitu agar

250) yang menyatakan bahwa penghargaan

anak tunagrahita merasa termotivasi untuk tetap

sebaiknya tidak berbentuk hadiah barang dan

mengikuti pembelajaran. Sikap tanggap juga

uang,

ditunjukkan guru dengan memantau siswa ketika

senyuman, dan semacamnya.

tetapi

penghargaan

sebaiknya

berbentuk

terhadap

pujian,

mengerjakan tugas dengan cara sering berkeliling

Umpan balik berupa bantuan dilakukan

untuk memeriksa pekerjaan siswa. Hal ini

guru dengan membantu anak tunagrahita yang

dilakukan guru karena kemandirian siswa masih

mengalami kesulitan dalam membaca, menulis,

kurang sehingga perlu untuk terus dipantau ketika

dan berhitung. Bantuan yang diberikan guru yaitu

mengerjakan

tidak

membantu membacakan pertanyaan dengan cara

mengerjakan semaunya. Hal ini sependapat

mengeja per huruf kemudian per suku kata,

dengan Mujis dan David (2008: 117) yang

membantu anak tunagrahita menulis jawaban

erat

dengan cara mendiktekan huruf demi huruf, dan

kaitannya dengan cara mengatasi perilaku buruk

membantu anak tunagrahita berhitung. Guru juga

siswa.

sudah

menyatakan

tugas,

bahwa

Pemberian tunagrahita memberikan

sehingga

yang

siswa

manajemen

umpan

balik

dilakukan

umpan

balik

kelas

bagi

yaitu positif

anak

membantu

menemukan

anak

jawaban

pertanyaan yang akan dijawab anak tunagrahita

jawabannya per huruf.

ketika

anak

setelah

itu

guru

mendiktekan

Modifikasi pembelajaran yang dilakukan

terhadap sikap positif anak tunagrahita. Sikap yaitu

ketika

dan

balik positif yang diberikan berupa penguatan

dimaksud

benar

mengerjakan latihan soal. Guru membacakan

kemudian

yang

yang

untuk

dengan

membetulkan jawaban anak tunagrahita. Umpan

positif

tunagrahita

guru

kelas

di

sekolah

dalam

bagi

anak

tunagrahita mau menulis di buku, memiliki

melaksanakan

kemauan untuk mengerjakan tugas, dan bersikap

tunagrahita meliputi modifikasi alokasi waktu,

tenang

modifikasi

ketika

pembelajaran

berlangsung.

pembelajaran

inklusif

materi,

dan

modifikasi

proses

Penguatan yang diberikan guru biasanya berupa

pembelajaran.

kata-kata dan sentuhan dengan menepuk bahu

dilakukan guru yaitu memberikan tambahan

anak tunagrahita. Pemberian umpan balik berupa

waktu kepada anak tunagrahita ketika anak

pemberian penguatan selalu dilakukan guru

tunagrahita belum selesai mengerjakan tugas.

supaya anak tunagrahita tidak minder dengan

Bahkan

teman-temannya.

balik

mengerjakan PR, guru memberi waktu untuk

terhadap sikap positif siswa, juga dilakukan guru

anak tunagrahita agar menyelesaikan terlebih

Pemberian

umpan

Modifikasi alokasi waktu yang

ketika

anak

tunagrahita

belum

Pelaksanaan Pembelajaran Anak .... (Titin Indrawati) 1.393

Ketika

waktu

menyampaikan materi, dan menggunakan strategi

mengerjakan PR, anak tunagrahita tidak dibiarkan

tutor sebaya. Guru selalu mengulang materi yang

untuk mengerjakan sendiri. Biasanya guru yang

sebelumnya

sudah

diajarkan

membantu anak tunagrahita, namun terkadang

tunagrahita.

Guru

melakukan

guru menyuruh siswa yang sudah selesai untuk

dengan cara mengajak anak tunagrahita untuk

membantu

mengerjakan.

berlatih mengerjakan kembali soal yang sudah

Tambahan waktu mengerjakan tugas diberikan

dikerjakan sebelumnya, menyalin apa yang telah

selama masih dalam jam pelajarannya, ketika jam

diajarkan, dan membahas soal yang sebelumnya

pelajaran sudah harus berganti ke pelajaran

sudah dicocokkan. Hal ini mendukung pendapat

berikutnya, guru tetap melanjutkan ke pelajaran

Nur’aeni (1997: 108) bahwa salah satu hal yang

berikutnya.

Hal

anak

harus diperhatikan guru dalam mengembangkan

tunagrahita

tetap

teman-

kemampuan anak tunagrahita yaitu setiap hal

dahulu.

diberi

anak

tambahan

tunagrahita

ini

bertujuan

berjalan

agar

bersama

temannya meskipun kemampuan anak tunagrahita

kepada

anak

pengulangan

harus terus diulang-ulang. Tugas

tidak sama dengan teman-temannya. Sedangkan

yang

diberikan

untuk

anak

pengajaran di luar jam pelajaran belum dilakukan

tunagrahita juga dibedakan dengan siswa yang

oleh guru karena anak tunagrahita tidak dapat

lain. Guru memberikan tugas dalam bentuk

ditekan untuk menguasai materi tertentu.

singkat dan sederhana untuk anak tunagrahita.

Modifikasi materi yang dilakukan guru

Guru juga sering memberikan tugas menulis

guru

dan

guru

kepada anak tunagrahita yaitu menyalin tulisan

berurutan.

Guru

yang ada di papan tulis. Tugas menyalin tulisan

mengurangi materi untuk anak tunagrahita,

baik di buku maupun di papan tulis diberikan

misalnya ketika siswa membaca cerita yang

karena anak tunagrahita tidak bisa mengerjakan

berjudul

secara

tugas seperti siswa lainnya, sehingga untuk anak

bergantian, masing-masing siswa membaca 10

tunagrahita yang penting mendapatkan tugas,

sampai 12 kalimat, sedangkan anak tunagrahita

meskipun hanya tugas menulis.

yaitu

menyajikan

mengurangi materi

“Legenda

secara

Batu

materi

Menangis”

hanya membaca 2 kalimat dengan dibantu guru.

Kalimat yang digunakan guru dalam

Guru menyajikan secara berurutan yaitu mulai

menyampaikan materi pembelajaran yaitu kalimat

dari materi yang mudah menuju yang lebih sulit.

yang sederhana dan pendek. Bahasa yang

Materi yang diberikan tidak harus dikuasai semua

digunakan guru dalam menyampaikan materi

oleh anak tunagrahita. Apabila ada materi yang

yaitu campuran antara Bahasa Jawa dan Bahasa

tidak bisa dikuasai anak tunagrahita, maka guru

Indonesia. Ketika ada bahasa yang sulit dipahami

tidak akan memberikan materi yang sulit tersebut

siswa maka guru akan menggunakan istilah

kepada anak tunagrahita.

dalam Bahasa Jawa. Tujuannya yaitu agar

Modifikasi proses pembelajaran yang

pembelajaran menjadi lebih komunikatif dan

dilakukan guru yaitu dengan mengulang materi,

lebih mudah untuk dipahami anak tunagrahita.

memberikan tugas yang singkat dan sederhana,

Hal ini mendukung pendapat Sutjihati Somantri

menggunakan kalimat yang sederhana dalam

(2007:

106)

bahwa

anak

tunagrahita

1.394

Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi Edisi 14 Tahun ke-5 2016

membutuhkan kata-kata konkret yang sering

mengerjakan soal di papan tulis, membacakan

didengarnya.

cerita, dan diminta untuk berpendapat.

Modifikasi

proses

pembelajaran

Suasana pengajaran yang kondusif juga

juga

dilakukan guru dengan menggunakan strategi

diciptakan guru dengan

tutor sebaya. Strategi tutor sebaya yang dilakukan

kepada anak tunagrahita dengan perhatian. Dalam

guru yaitu meminta siswa reguler yang sudah bisa

mengikuti pembelajaran, anak tunagrahita jarang

untuk mengajari anak tunagrahita. Biasanya anak

bertanya

tunagrahita dibantu oleh teman-temannya yang

kesulitan, namun guru tetap mendekati dan

sudah bisa ketika mengerjakan tugas seperti tugas

membimbing

menulis dan berhitung. Hal ini mendukung

memberikan respon terhadap pendapat anak

pendapat Sunardi dan Sunaryo (2007: 73) bahwa

tunagrahita. Respon yang diberikan guru yaitu

keuntungan menggunakan strategi tutor sebaya

dengan membetulkan atau melengkapi jika anak

yaitu anak tunagrahita dapat berkembang sesuai

tunagrahita kurang lengkap dalam menyampaikan

kecepatannya sendiri, derajat keterlibatan tinggi,

pendapat.

kepada

Guru

lebih interaktif dan komunikatif.

memberikan respon

guru

anak

ketika

tunagrahita.

memberikan

mengalami

Guru

motivasi

juga

dan

Penggunaan media untuk memudahkan

memberikan bimbingan secara individu kepada

anak tunagrahita belum dilakukan oleh guru.

anak tunagrahita. Guru menunjukan kedekatan

Guru

dengan

jarang

menggunakan

media

dalam

anak

tunagrahita

dan

memberikan

pembelajaran. Kalaupun menggunakan media, itu

motivasi ketika anak tunagrahita mendapat nilai

pun

anak

rendah. Hal ini bertujuan agar anak tunagrahita

tunagrahita. Media yang dikhususkan untuk anak

tetap semangat mengikuti pembelajaran dan tidak

tunagrahita belum tersedia di sekolah. Padahal

minder dengan teman-temannya. Temuan ini

untuk

mendukung pendapat Evertson dan Edmund

mengembangkan kemampuan anak tunagrahita

(2011: 81) yang menyatakan bahwa interaksi

diperlukan media yang disesuaikan dengan

positif yang terjadi antara guru dan siswa

karakteristik dan kebutuhan anak. Media yang

mendorong para siswa menjadi bersemangat

digunakan hendaknya bersifat

untuk mengikuti pembelajaran.

untuk

menurut

klasikal,

Suparti

bukan

khusus

(2010:

96)

konkrit agar

Guru

memudahkan siswa dalam pembelajaran.

memberikan

bimbingan

secara

Guru menciptakan suasana pembelajaran

individu kepada anak tunagrahita ketika anak

yang kondusif dengan cara mendorong anak

tunagrahita menunjukkan kesulitannya dalam

tunagrahita untuk aktif dalam pembelajaran. Guru

membaca maupun mengerjakan tugas. Ketika

mendorong anak tunagrahita untuk aktif dengan

anak tunagrahita maju mengerjakan soal, guru

sering ditanya dan selalu dilibatkan dalam

membimbing

pembelajaran.

mendapatkan jawaban yang tepat. Begitu pula

dalam

Keterlibatan

pembelajaran

tunagrahita

sering

anak

tunagrahita

terlihat

ketika

anak

ketika

siswa

ditunjuk

untuk

maju

miliknya,

guru

sampai

maju

anak

membacakan

berada

di

tunagrahita

karangan

samping

anak

tunagrahita untuk membimbing anak tunagrahita

Pelaksanaan Pembelajaran Anak .... (Titin Indrawati) 1.395

membaca. Bimbingan yang dilakukan yaitu

cara memberikan penguatan dan memberikan

membantu anak tunagrahita membaca dengan

penghargaan kepada anak tunagrahita. Penguatan

cara mengeja per huruf kemudian per suku kata.

dilakukan melalui kata-kata dan sentuhan dengan menepuk bahu anak tunagrahita sedangkan

SIMPULAN DAN SARAN

penghargaan diberikan dengan cara menggunakan

Simpulan

kata-kata pujian dan memberikan nilai di buku

Berdasarkan

hasil

penelitian

dan

siswa. Pemberian umpan balik berupa bantuan

pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan

dilakukan

tentang

anak

tunagrahita yang kesulitan dalam membaca,

tunagrahita di kelas V SD Negeri Margosari

menulis, dan berhitung serta membantu anak

sebagai berikut. Ditinjau dari aspek perencanaan

tunagrahita menemukan jawaban yang benar.

pembelajaran, perencanaan pembelajaran yang

Bantuan

digunakan

melaksanakan

membacakan pertanyaan dengan cara mengeja

pembelajaran anak tunagrahita yaitu masih

per huruf kemudian per suku kata, membantu

menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran

anak tunagrahita menulis jawaban dengan cara

(RPP) reguler. Guru melakukan penyesuaian

mendiktekan per huruf, dan membantu berhitung.

pelaksanaan

guru

pembelajaran

dalam

materi yang ada di dalam RPP yaitu dengan

guru

yang

dengan

membantu

diberikan

Ditinjau

dari

yaitu

aspek

anak

membantu

modifikasi

mengurangi materi, menurunkan tingkat kesulitan

pembelajaran, modifikasi pembelajaran yang

materi,

menghilangkan materi

dilakukan guru meliputi modifikasi alokasi waktu

tertentu yang tidak dapat diterima oleh anak

yang dilakukan dengan memberikan tambahan

tunagrahita.

waktu mengerjakan tugas untuk anak tunagrahita,

guru

atau bahkan

Ditinjau dari aspek manajemen kelas, cara

modifikasi

melakukan

yang

dilakukan

dengan

kelas

dalam

pengurangan materi dan mengurutkan materi

bagi

anak

berdasarkan tingkat kesulitan, dan modifikasi

tunagrahita yaitu guru menggunakan waktu

proses pembelajaran yang dilakukan dengan

secara efisien dengan memulai dan mengakhiri

mengulang materi, memberikan tugas yang

pembelajaran tepat waktu dan menunjukkan sikap

singkat dan sederhana, menggunakan kalimat

tanggap dalam memberikan bantuan ditunjukkan

sederhana dalam menyampaikan materi, dan

dengan guru sering duduk di dekat anak

mengunakan strategi tutor sebaya. Namun, guru

tunagrahita dan menunjukkan kesiapan untuk

belum menggunakan media untuk membantu

memberikan bantuan dengan menanyai kesulitan

pemahaman anak tunagrahita.

melaksanakan

manajemen

materi

pembelajaran

yang dihadapi anak tunagrahita. Ditinjau dari aspek pemberian umpan

Ditinjau dari aspek suasana pembelajaran yang

kondusif,

guru

menciptakan

suasana

balik, pemberian umpan balik dilakukan guru

pembelajaran

yaitu memberikan umpan balik positif dan

mendorong anak tunagrahita untuk aktif ketika

memberikan bantuan kepada anak tunagrahita.

pembelajaran, yaitu dengan dilibatkan setiap saat,

Pemberian umpan balik positif dilakukan dengan

sering ditanya, dan sering ditunjuk untuk maju

yang

kondusif

dengan

cara

1.396 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi Edisi 14 Tahun ke-5 2016

membaca maupun mengerjakan soal, memberikan respon

dengan

perhatian,

yaitu

merespon

Sekolah Dasar. (Terjemahan Arif Rahman). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

pendapat anak tunagrahita dan mendukung anak tunagrahita yang bermasalah dalam belajar dengan memberikan motivasi dan memberikan bimbingan

secara

individu

kepada

anak

tunagrahita. Guru membimbing anak tunagrahita

Mohammad Takdir Ilahi. (2013). Pendidikan Inklusif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Mujis, Daniel dan David Reynolds. (2008). Effective Teaching: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

secara individu ketika anak tunagrahita kesulitan dalam membaca maupun mengerjakan tugas.

Mumpuniarti. (2007). Pendekatan Pembelajaran bagi Anak Hambatan Mental. Yogyakarta: Kanwa Publisher.

Saran

Nur’aeni. (1997). Intervensi Dini bagi Anak Bermasalah. Jakarta: Rineka Cipta.

Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka saran yang diajukan peneliti yaitu guru kelas sebaiknya membuat perencanaan pembelajaran lebih rinci untuk anak tunagrahita agar guru memiliki

gambaran

melaksanakan

yang

jelas

pembelajaran

bagi

dalam anak

tunagrahita di sekolah inklusif. Guru sebaiknya

Parwoto. (2007). Strategi Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan. Smith, David J. (2009). Inklusi (Sekolah Ramah untuk Semua). (Terjemahan Enrica Denis). Bandung: Nuansa.

dapat lebih memahami karakteristik, kebutuhan dan kemampuan belajar anak tunagrahita agar dapat melaksanakan pembelajaran secara tepat sasaran. Guru kelas hendaknya selalu berupaya

Sunardi dan Sunaryo. (2007). Intervensi Dini Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.

menambah pengetahuan mengenai penggunaan

tunagrahita di SD Negeri Margosari.

Suparti. (2010). Penggunaan Media Benda Asli untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Tunagrahita Kategori Sedang Kelas 3 Dasar di SLB Bhakti Kencana Berbah. Jurnal Pendidikan Khusus Volume 6 Nomor 1, Mei 2010. Halaman 95-113

DAFTAR PUSTAKA

Sutjihati Somantri. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.

metode, media, strategi, dan pemberian materi untuk

anak

tunagrahita

meningkatkan

kemampuan

melaksanakan

pembelajaran

sehingga

dapat

guru

dalam

bagi

anak

Dedy Kustawan. (2013). Manajemen Pendidikan Inklusif. Jakarta: Luxima Metro Media Dwi Siswoyo, dkk. (2011). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Evertson, Carolyn M dan Edmund T. Emmer. (2011). Manajemen Kelas untuk Guru

Syaiful Bahri Djamarah. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta.