PEMBERDAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO UNTUK

Download penyalur kredit mikro mengingat besarnya dana masyarakat ... melakukan kajian tentang keberadaan. Lembaga ... jasa asuransi, dan sebagainya...

0 downloads 944 Views 1MB Size
PEMBERDAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO UNTUK PEMBANGUNAN EKONOMI PEDESAAN R. Parianom *) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat perkembangan lembaga keuangan mikro empat kabupaten di Indonesia dan menilai dampak adanya lembaga keuangan mikro terhadap kesejahteraan penduduk di empat wilayah yang diteliti. Wilayah-wilayah tersebut adalah kabupaten Lima Puluh Koto, Sumatra Barat; Kabupaten Badung, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat; dan Kabupaten Tebing Tinggi, Sumatra Utara, dari tahun 2006-2008. Analisa berdasarkan data primer hasil survei lapangan di empat kabupaten adalah terdapat kenaikan jumlah lembaga keuangan mikro yang membawa dampak terjadinya peningkatan kesejahteraan penduduk di kabupatenkabupaten tersebut. Kata kunci: Pemberdayaan dan Pembangunan Ekonomi Kegiatan

perekonomian

di

Dalam jangka panjang, kelangkaan

pedesaan masih didominasi oleh usaha-

modal

usaha skala mikro dan kecil dengan

terjadinya siklus rantai kemiskinan pada

pelaku utama para petani, buruh tani,

masyarakat petani/ pedesaan yang sulit

pedagang sarana produksi dan hasil

untuk diputus. Menurut BPS, jumlah

pertanian, pengolah hasil pertanian, serta

penduduk miskin pada tahun 2004

industri rumah tangga. Namun demikian,

mencapai 36,1 juta orang dan sebanyak

para pelaku usaha ini pada umumnya

21,3 juta (58,8 %) di antaranya bekerja di

masih dihadapkan pada permasalahan

sektor pertanian.

klasik, yaitu terbatasnya ketersediaan modal. Sebagai unsur esensial dalam mendukung peningkatan produksi dan taraf

hidup

masyarakat

pedesaan,

keterbatasan modal dapat membatasi ruang gerak aktivitas sektor pertanian dan pedesaan (Hamid, 1986)

*

) Dosen STIAMI Jakarta

bisa

Lemahnya

menjadi

entry

permodalan

point

pelaku

ekonomi di pedesaan telah disadari oleh pemerintah dan akhirnya terdorong untuk meluncurkan beberapa kredit program yang ditujukan kepada petani, pengusaha kecil dan mikro sejak Repelita I.

Dimulai dengan kredit Bimas pada

bijaksana.

Lembaga memiliki

perbankan

tahun 1972, kemudian menyusul kredit

sebenarnya

permanen (KMKP), proyek peningkatan

penyalur kredit mikro mengingat besarnya

pendapatan petani/nelayan kecil (P4K),

dana masyarakat yang berhasil dihimpun.

Kredit Usaha Tani (KUT) dan sampai saat

Namun, tampaknya masih banyak bank

ini masih berlangsung kredit ketahanan

yang kurang antusias dalam menyalurkan

pangan (KKP). Walaupun pemerintah

kredit mikro. Menurut Indiastuti (2005),

telah mengimplementasikan bermacam

ketidaktertarikan perbankan disebabkan

kredit program, namun capaian hasilnya

oleh tiga hal; Pertama, pengalaman dan

dipandang masih belum sesuai dengan

trauma

yang diharapkan.

kenyataan kredit bermasalah sewaktu

beberapa

potensi

bank

sebagai

menghadapi

Memang diakui, beberapa program

pengucuran KUT; Kedua, aturan BI yang

telah dapat mencapai tujuannya dalam

ketat agar bank prudent dalam kegiatan

meningkatkan produksi (misalnya pada

penyaluran dana; dan Ketiga, banyak bank

komoditas padi), tetapi ada indikasi bahwa

(khususnya

kinerjanya tidak memuaskan terutama

memiliki pengalaman untuk menyalurkan

pada

kredit mikro.

lembaga

keuangan

sebagai

bank

pelaksana. Menurut Martowijoyo (2002),

Untuk

lemahnya kinerja lembaga keuangan dapat

keterbatasan

dilihat

kemampuan

dari

tiga

aspek,

yaitu:

(1)

besar)

menjawab modal fiskal

yang

tidak

permasalahan serta

dengan

pemerintah

yang

rendahnya tingkat pelunasan kredit; (2)

semakin berkurang, maka perlu lebih

rendahnya moralitas aparat pelaksana dan

mengoptimalkan

(3) rendahnya tingkat mobilisasi dana

keuangan yang dapat menjadi alternatif

masyarakat.

sumberdana bagi petani dan masyarakat

Seiring dengan beban anggaran

pedesaan.

Salah

potensi

satu

lembaga

kelembagaan

pembangunan yang semakin berat, maka

keuangan yang dapat dimanfaatkan dan

kemampuan

didorong

fiskal

pemerintah

dalam

untuk

membiayai

kegiatan

alokasi kredit pertanian dan pedesaan

perekonomian di pedesaan yang mayoritas

semakin terbatas. Dengan demikian, di

usaha penduduknya masuk dalam segmen

masa mendatang mengandalkan alokasi

mikro adalah Lembaga Keuangan Mikro

dana pemerintah untuk pembiayaan sektor

(LKM). Lembaga ini sebetulnya telah

pertanian bukan merupakan pilihan yang

banyak tumbuh dan mengakar dalam

masyarakat

pedesaan,

tetapi

belum

MFI) selama dua dekade karena lembaga keuangan

dimanfaatkan secara optimal.

mikro

dianggap

sebagai

untuk

lembaga yang menyalurkan dana ke

melakukan kajian tentang keberadaan

masyarakat di negara berkembang. Baik

Lembaga Keuangan Mikro (LKM), peran

pemerintah

yang

dan

nonpemerintah

mendukung

organizations)

Kajian

ini

telah

bertujuan

dimainkan,

permasalahan

potensi

dalam

maupun

organisasi (nongovernment

mendukung

semua

perekonomian pedesaan, serta kebijakan

pengembangan lembaga keuangan mikro.

pengembangannya di masa mendatang.

Akibatnya

Lembaga

Keuangan

Mikro

keuangan

mikro

merupakan bagian dari jasa keuangan karena menyediakan jasa keuangan seperti deposito, pinjaman, jasa pembayaran, transfer

uang

masyarakat

dan

miskin.

asuransi Jasa

untuk lembaga

keuangan mikro dibedakan menjadi tiga

1. Lembaga formal, seperti bank desa dan

2. Lembaga semi formal seperti lembaga

sangat pesat, lembaga keuangan mikro dikenal

menjadi

pasar

uang

bagi

masyarakat pedesaan (rural financial markets) di negara-negara Asia. Bahkan di Wilayah Asia Pasifik sekitar 95 persen dari 180 juta masyarakat miskin dapat mengakses lembaga keuangan mikro.

sangat pesat karena berbagai alasan, yaitu:

elemen yang penting dan efektif bagi pengurangan kemiskinan. Akses yang

non pemerintah. 3. Sumber informal seperti orang yang meminjamkan uang dan shopkeepers. umumnya

lembaga

keuangan mikro didefinisikan sebagai lembaga formal dan semi formal (ADB,

telah diperbaiki dan provisi tabungan, kredit, dan fasilitas asuransi yang efisien dapat membantu masyarakat miskin dalam memperlancar konsumsi, mengatur

risiko

lebih

baik,

membangun asetnya secara gradual dan

2000). Ketertarikan

yang

1. Lembaga keuangan mikro merupakan

koperasi

demikian

perkembangannya

Perkembangan lembaga keuangan mikro

sumber, yaitu:

Namun

pesat. Selain

(Microfinance) Lembaga

lembaga

keuangan mikro di dunia tumbuh sangat

KERANGKA TEORI Konsep

perkembangan

dunia

terhadap

lembaga keuangan mikro (microfinance-

membangun perusahaan dengan skala ekonomis

sehingga

dapat

meningkatkan kapasitas mereka dalam

partisipasi program. Studi ini umumnya

meningkatkan

menunjukkan bahwa ada dampak positif

kesejahteraan

dan

yang terjadi sebagai akibat pengembangan

memperbaiki kualitas hidup. 2. Tanpa akses ke lembaga keuangan

lembaga keuangan mikro pada variable

mikro, kebanyakan masyarakat miskin

sosio ekonomi yang spesifik seperti

bergantung pada sumber keuangan

pendidikan anak, status gizi keluarga dan

informal atau bahkan biaya sendiri,

pemberdayaan perempuan.

sehingga membatasi kemampuannya

Lembaga keuangan mikro juga telah

untuk berperan aktif dan memperoleh

membawa masyarakat miskin terutama

manfaat dari lembaga keuangan mikro.

perempuan ke system keuangan formal

dapat

sehingga mereka dapat mengakses kredit

menyediakan cara yang efektif untuk

adan mengakumulasikan tabungan kecil

membantu dan memperdayakan wanita

mereka dalam bentuk asset finansial dan

miskin, yang mengakibatkan proporsi

akhirnya dapat mengurangi kemiskinan.

masyarakat miskin menjadi signifikan.

Meskipun demikian, peneliti dan praktisi

3. Lembaga

keuangan

mikro

dapat

umumnya setuju jika masyarakat yang

berkontribusi terhadap perkembangan

paling miskin belum memperoleh manfaat

semua

dari program pengembangan lembaga

4. Lembaga

keuangan

sistem

mikro

keuangan

melalui

keuangan mikro karena program lembaga

intergrasi pasar keuangan. Jasa

lembaga

keuangan

mikro

berdampak positif dalam pengentasan kemiskinan. Tanpa mentargetkan secara eksklusif masyarakat miskin adalah unit desa, Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga telah membantu pengentasan kemiskinan pada ratusan bahkan ribuan rumah tangga miskin. Studi empiris membuktikan bahwa pendapatan rumah tangga yang meminjam kredit mikro telah meningkat sebesar 76 persen dan ada daya serap tenaga kerja naik sebesar 84 persen selama 3 tahun

keuangan

mikro

tidak

menawarkan

produk dan jasa yang menarik. Permintaan terhadap Lembaga Keuangan Mikro: Struktur dan Karakteristik Studi ADB menyatakan bahwa ada lima sumber permintaan terhadap lembaga keuangan mikro yaitu masyarakat yang paling miskin (desa dan kota), masyarakat miskin

(desa

dan

kota),

perusahaan

(bergerak di bidang pertanian dan di desa), nelayan, dan golongan masyarakat bukan pertanian.

Adapun karakteristik produk dan

untuk konsumsi maupun untuk modal

jasa yang diminta tiap golongan umumnya

kerja, prosedur yang sederhana, biaya

tidak jauh berbeda misalnya akses yang

transaksi yang rendah, jasa transfer uang,

mudah untuk menyimpan uang, akses

jasa asuransi, dan sebagainya seperti yang

untuk meminjam di lembaga keuangan

terlihat pada tabel di bawah ini:

mikro untuk berbagai keperluan seperti

Sumber: ADB, 2000 Faktor Penentu Perkembangan Lembaga Keuangan Mikro Berdasarkan studi empiris yang telah dilakukan oleh ADB maka ada

beberapa

faktor

yang

menentukan

perkembangan lembaga keuangan mikro, yaitu sebagai tercakup pada diagram di bawah ini:

Sumber: ADB, 2000 Perkembangan Lembaga Mikro di Indonesia

Keuangan

Perkembangan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) terjadi cukup pesat. Pada tahun 2004 jumlah lembaga keuangan mikro sekitar 54.444 dengan total kredit yang diluncurkan berkisar 28 trilliun dari 9.479.268 kreditor. Jumlah kredit terbesar masih berasal dari bank,

yaitu BRI unit dan BPR serta koperasi (KSP dan USP). Sementara pada tahun 2005 jumlah lembaga keuangan mikro meningkat menjadi sekitar 373.307 terutama berasal dari kenaikan jumlah lembaga keuangan nonformal seperti kelompok swadaya masyarakat.

Jumlah Lembaga

Unit

BRI sistem unit desa

4,046

Bank-Bank Pedesaan (BPR)

2,161

Lembaga keuangan non bank

7,617

BKD

5,345

LDKP

2,272

BKK

776

LPD

1,294

Koperasi

6,495

Koperasi Simpan Pinjam

1,160

KUD

5,335

Rumah Gadai

633

Koperasi Kredit

1,071

Koperasi Syariah

3,043

LSM

400

Kelompok Swadaya Masyarakat

100,000

Arisan

250,000

Total

373,307 Sumber: Bank Indonesia, 2005

METODE PENELITIAN

Pengumpulan data dengan cara

Teknik Pengumpulan Data

mengadakan tanya jawab langsung kepada

Penelitian yang dilakukan untuk

orang-orang

yang

dianggap

dapat

menghasilkan data dan informasi yang

memberikan penjelasan langsung ataupun

diperlukan serta berhubungan dengan hal

data sebagai pelengkap penulisan ini.

yang akan ditulis. Untuk mengumpulkan

Penelitian Lapangan (Field Research)

data serta informasi yang diperlukan oleh

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data primer dengan cara mendatangi objek yang akan diteliti. Tujuan yang diharapkan adalah untuk memperoleh data secara langsung dari pihak distributor (distributor utama/ kecil, agen/ grosir, dan pedagang pengecer), perusahaan pengangkutan barang (transporter), dan konsumen.

penulis menggunakan: 1. Daftar Pertanyaan (Questionaire) Teknik

pengumpulan

data

dengan cara melakukan pembagian daftar pertanyaan langsung ke objek penelitian sehingga data yang penulis kumpulkan benar-benar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada saat penelitian berlangsung. 2. Wawancara (Interview)

Dalam penulisan ini cara yang pertama

penulis

sajikan

melalui

pengamatan data yang dilakukan dengan cara membaca, mempelajari dan mengutip dari buku literatur, majalah, serta sumber-

sumber lain

yang berhubungan

erat

n=

dengan penulisan ini. Sumber Data

Keterangan;

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. 1. Data Primer

survey pada objek penelitian di wilayah survey yaitu 4 lokasi meliput: Sumatra

Barat

di

NTB

di

Kabupaten

Bali

di

Kabupaten

Sumatra

Utara

di

Kabupaten Tebing Tinggi Untuk

menentukan

jumlah

sample maka beberapa buku metode penelitian

menyarankan

untuk

menggunakan rumus tertentu dalam menentukan berapa besar sampel yang harus diambil dari populasi. Jika ukuran populasinya diketahui dengan pasti, Rumus Slovin di bawah ini dapat digunakan. Rumus Slovin:

= ukuran populasi

e

= kelonggaran ketidaktelitian

yang ditololerir, misalnya 10%. Adapun total data sekitar 100

keuangan mikro baik formal, maupun serta

masyarakat

yang

memperoleh kredit mikro. Lembaga keuangan mikro di Indonesia

Badung d. Provinsi

N

semiformal

Lombok Barat c. Provinsi

= ukuran sampel

responden yang terdiri dari lembaga

Kabupaten Lima Puluh Koto . b. Provinsi

n

karena kesalahan pengambilan sampel

Data yang diperoleh dengan melakukan

a. Provinsi

N 1 + Ne 2

dapat berupa seperti terlihat pada tabel berikut ini:

Lembaga Keuangan Mikro BRI sistem unit desa Bank-Bank Pedesaan (BPR) Lembaga keuangan non bank BKD LDKP BKK LPD Koperasi Koperasi Simpan Pinjam KUD Rumah Gadai Koperasi Kredit Koperasi Syariah LSM Kelompok Swadaya Masyarakat Arisan

b. Kementerian Negara UKM dan 2. Data Sekunder

Koperasi

Data sekunder diperoleh dari berbagai

c. Biro Pusat Statistik

sumber seperti: d. Pemerintah Propinsi dan Kota/

a. Bank Indonesia

Kabupaten terkait dilakukan terhadap empat kabupaten,

ANALISIS DATA Pada bab ini akan dianalisa hasil

yaitu kabupaten Lombok barat, Badung,

penelitian berdasarkan metode yang telah

Limapuluh Koto dan kabupaten Tebing

dipaparkan di bab sebelumnya. Penelitian

Tinggi.

Kabupaten Lombok Barat Informasi data

Satuan

2006

2007

2008

Jumlah

Unit

15

15

10

Juta jiwa

782.943

796.107

814.071

Juta jiwa

67.093

79.014

80.097

ADHK

Juta rupiah

1.986.071,73

2.008.157,60

2.181.612,72

Jumlah LKM

Unit

396

412

417

kabupaten Jumlah penduduk Jumlah keluarga miskin

Kabupaten Lombok Barat dibentuk berdasarkan

69

Utara yang mewilayahi 5 kecamatan

Tahun 1958, dengan Keputusan Menteri

Lombok barat, menjadikan kabupaten

Dalam Negeri No up.7/14/34 dengan

Lombok

mengangkat

menjadi

mempunyai 15 kecamatan menjadi 10

Daerah

kecamatan, 88 desa dan 657 dusun. Letak

Lombok Barat. Pada tahun 1978 terjadi

kabupaten Lombok Barat terletak antara

pemekaran wilayah adminitrasi kabupaten

115,46° sampai dengan 11,28 °bujur timur

Lombok Barat, selanjutnya berdasarkan

dan 8,12° sampai dengan 8,55° lintang

Pejabat

Undang-Undang

J.B

Tuhumena

Sementara

Kepala

No

tentang Pembentukan Kabupaten Lombok

Undang-Undang No 26 Tahun 2008

Barat

yang

sebelumnya

selatan.

Sedangkan

batas

batas

meningkat dibanding tahun sebelumnya

wilayahnya adalah

yang 2.008.157,60. Keadaan membaik ini

1. Sebelah utara berbatasan dengan

disebabkan

pariwisata,juga

Lombok Utara

membaiknya

2. Sebelah selatan dengan samudera Indonesia

didukung

iklim dengan

harga

dasar

gabah

petani,berkembangnya

sektor

industri

bangunan dan jasa. Jumlah penduduk

Lombok 4. Sebelah timur berbatasan dengan kota

kabupaten

Lombok

barat

sebanyak

814.071 yang terdiri dari 398.466 laki laki

Mataram Luas wilayah kabupaten Lombok setelah

pemekaran

dengan

kabupaten Lombok utara menjadi 862,62 2

membaiknya

rumah tangga dan pengolahannya,serta

3. Sebelah barat berbatasan dengan selat

barat

oleh

dan

415.625

perempuan

dengan

pertumbuhan rata rata pertahun sebesar 2,49 %.

atau 86.262 ha, sebagian besar

Selain itu lembaga keuangan mikro

lahannya berupa hutan lindung dan hutan

di daerah kabupaten Lombok makin tahun

produksi yang mencapai 37.484,20

Ha

makin banyak seiring dengan program

atau sekitar 45,16 % dari luas total

dari pemerintah daerah untuk memajukan

kabupaten Lombok Barat. Kabupaten

perekonomian masyarakat kecil, ditunjang

Lombok Barat berdasarkan data PDRB,

pula

peranan

membentuk simpan pinjam perempuan

km

pertumbuhan

ekonomi

di

dari

dengan

yang

33,49 % , kemudian sektor perdagangan

kementrian dalam negeri, saat ini simpan

hotel dan restoran sebesar 20,33 % ,

pinjam perempuan sudah berjalan selama

sektor jasa 13,31 %, sektor pengangkutan

7 tahun dan banyak respon yang baik dari

dan komunikasi 11,85 % ,sektor bangunan

masyarakat desa walaupun ada sedikit

9,78 %, sektor keuangan, persewaan dan

kekurangan kekurangan. Tetapi secara

jasa 4,31 % sektor industry 3,22 % sektor

keseluruhan program pemerintah berjalan

pertambangan dan penggalian 3,14 % dan

baik,tinggal

yang paling kecil adalah sektor listrik, gas

konsultasi ke masyarakat agar semakin

dan

tinggi kesadaran dan keseimbangan antara

sebesar

0,58

%,

dengan

pertumbuhan ekonomi ADHK sebesar 3,97 % atau 2.181.612,72 pada tahun 2008

awalnya

pusat

dominasi oleh sektor pertanian sebesar

air

modal

pemerintah

banyak

diberikan

penyuluhan

menabung dan meminjam.

dari

dan

Kabupaten Tebing Tinggi Informasi data

Satuan

2006

2007

2008

Jumlah

Unit

8

8

8

Juta jiwa

137.959

139.409

141.059

Juta jiwa

2.333

2.346

2.145

ADHK

Juta rupiah

923.024,30

978.411,33

1.037.465,11

Jumlah LKM

Unit

195

195

205

kecamatan Jumlah penduduk keluarga miskin

Menurut data badan informasi dan komunikasi Sumatera Utara, kota Tebing Tinggi

merupakan

salah

satu

1. Sebelah utara berbatasan dengan PTPN 3 kebun rambutan. 2. Sebelah selatan berbatasan dengan

pemerintahan kota dari 33 kabupaten di

PTPN 4 kebun pebatu dan perkebunan

sumatera utara, jaraknya sekitar 80 km

payu pinang.

dari kota medan. Tebing tinggi beriklim tropis dataran rendah dengan suhu udara cukup panas sekitar 25°- 27°c dengan

3. Sebelah barat berbatasan dengan PTPN 3 kebun gunung Pamela. 4. Sebelah timur berbatasan dengan PT

tingkat ketinggian antara 26-24 di atas

socfindo tanah besi dan PTPN 3 kebun

permukaan laut dengan topografi datar

rambutan.

dan bergelombang. Curah hujan rata rata pertahun

sekitar1.776

mil

dengan

Setiap tahun jumlah keluarga miskin makin

lama

berkurang

,ini

dapat

kelembaban udara 80 % - 90 %.Lokasi

menunjukan bahwa adanya keberhasilan

kota tebing tinggi berada pada kordinat

dari pemerintah pusat dan daerah berhasil

30°9,3 - 30°4’50 lintang utara dan 99°4’1

menjalankan

program

- 99°0’0 bujur timur, motto dari kota

kemiskinan

dan

Tebing Tinggi adalah esa hilang dua

masyarakat desa lewat lembaga lembaga

terbilang, jumlah penduduk 134. 548.000.

keuangan

Batas wilayah kota tebing tinggi terdiri

pertumbuhan

dari:

meningkat

mikro

menunjukkan

pengentasan pengembangan

di

ekonomi dari bahwa

pedesaan,

laju

mereka

juga

tahun

ketahun

masyarakatnya

mengalami

peningkatan

Beberapa

tahun

masyarakat

kesejahteraan.

belakangan

desa

ini

sumatera

banyak dikembangkan lembaga lembaga keuangan

mikro

maka

dalam

masa

utara

mendatang kita tidak akan melihat lagi

khususnya kabupaten tebing tinggi sangat

keluarga keluarga miskin, mungkin yang

terbantu

lembaga

perlu diperkuat dan perlu diperhatikan

keuangan mikro pedesaan, dapat terlihat

dari pemerintah pusat dan daerah adalah

dengan

selalu

dengan

adanya

berkurangnya

jumlah

memberikan

penyuluhan

pengangguran, semakin tingginya tingkat

penyuluhan dan pendidikan bahwa setiap

pendidikan

keluarga selalu berusaha untuk bekerja

dan

yang

pasti

jumlah

dan menabung agar mempunyai bekal di

keluarga miskin merosot tajam. Dapat

dibayangkan

seandainya

masa mendatang.

setiap daerah atau wilayah pedesaan

Kabupaten Lima Puluh Kota Informasi data

Satuan

2006

2007

2008

Jumlah

Unit

13

13

13

Juta jiwa

330.536

331.674

333.929

ADHK

Juta rupiah

2.255.102,49

2.398.597,58

2.545.801,73

JUMLAH

Unit

205

211

215

kecamatan Jumlah penduduk Keluarga miskin

LKM Sumatra Barat atau 124 km dari Kota Kabupaten Lima Puluh Kota adalah

Padang, ibu kota provinsi.

sebuah kabupaten di Provinsi Sumatra

Kecamatan Kapur IX diwilayah

Barat, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini

kabupaten lima puluh kota merupakan

terletak di Sarilamak. Kabupaten ini

penghasil tanaman gambir terbesar di

memiliki luas wilayah 3.354,30 km2 dan

Indonesia. Gambir bersama dengan karet,

berpenduduk

jiwa

semen dan kayu lapis termasuk dalam 10

(sensus penduduk 2000). Kabupaten ini

komoditas utama ekspor Sumatra Barat.

terletak di bagian timur wilayah provinsi

Tanaman

sebanyak

333.929

gambir

mengandung

zat

katechine dan tanin, yang digunakan sebagai bahan baku industri farmasi,

1. Sebelah

utara

berbatasan

dengan

propinsi Riau

kosmetik, penyamak kulit dan industri

2. Sebelah selatan berbatasan dengan

batik. Volume ekspor gambir di provinsi

kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten

Sumatra Barat tahun 2000 besarnya

Sijunjung

1.339.860

kg.

merupakan

Meskipun

salah

satu

gambir komoditas

perkebunan andalan kabupaten 50 Kota, namun yang menjadi tulang punggung perekonomian

kabupaten

ini

adalah

3. Sebelah Kabupaten

bahan

makanan,

keduanya

tergolong dalam sektor pertanian, menjadi penyumbang kegiatan ekonomi utama kabupaten ini.

paling makmur di Sumatra Barat. Bahkan di

Kecamatan

Kapur

IX

disebut-sebut memiliki pendapatan yang setara dengan gaji bulanan para menteri. Hal ini karena masyarakat Kapur IX memiliki

mata

pencaharian

sebagai

penghasil gambir yang langsung diekspor ke Singapura, India, Jepang, dan Pakistan. Sayangnya pemerintah daerah ini tidak bisa menyediakan sarana infrastruktur yang

Agam

dan

dengan

Kabupaten

4. Sebelah

timur

berbatasan

dengan

propinsi Riau Laju pertumbuhan ekonomi daerah ini juga selalu meningkat dari tahun ketahun sejalan dengan meningkatnya LKM di daerah tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan adanya LKM

Kabupaten ini tergolong daerah

penduduk

berbatasan

Pasaman

tanaman bahan makanan. Perkebunan dan tanaman

barat

memadai

seperti

sarana

telekomunikasi, jalan, air bersih, sehingga potensi kecamatan yang dijuluki negeri "Petro Dollar" ini tidak tergarap optimal. Batas batas wilayah kota ini adalah

maka

mendorong

keluarga

keluarga

juga miskin

mengurangi di

daerah

tersebut. Memang masih ada keluarga atau individu individu diwilayah tersebut yang belum mengerti dan memahami manfaat dari lembaga keuangan mikro,ini dapat terjadi karena kurangnya sosialisasi dan pendidikan

kepada

masyarakat

keberadaan dan kegunaan dari LKM tersebut. Selama ini mereka malah banyak mendapatkan informasi melalui tetangga tetangga atau kerabat dekat yang sudah bergabung dengan LKM, mungkin cara seperti ini efektif sekali untuk membuat masyakat jadi mengenal LKM, tetapi dirasa kurang maksimal dan pengetahuan tentang

lembaga

tersebut

jadi

tidak

optimal dan setengah setengah, akibatnya

masyarakat desa juga kepada lembaga

membuat image bahwa adanya prosedur

keuangannya. Diharapkan dalam masa

yang sulit dan lama jika berurusan dengan

mendatang selalu dibuat secara rutin dan

lembaga keuangan pedesaan. Seharusnya

terprogram pelatihan dan penyuluhan

pemikiran pemikiran seperti ini dapat

terhadap

dihilangkan jika kita atau pemerintah

semakin tingginya tingkat pendidikan dan

pusat dan daerah selalu memberikan

berkurangnya jumah keluarga keluarga

pendidikan

miskin di daerah.

dan

penyuluhan

kepada

masyarakat

pedesaan

Kabupaten Badung Informasi data

Satuan

2006

2007

2008

Jumlah

Unit

6

6

6

Juta jiwa

370.954

377.480

383.880

kecamatan Jumlah penduduk Jumlah

Juta jiwa

18.200

keluarga miskin ADHK

Juta rupiah

4.548.555,63

4.860.131,69

JUMLAH

Unit

118

119

LKM

119

agar

Kabupaten Badung adalah sebuah

wilayah bali masih didominasi oleh sektor

kabupaten yang terletak di provinsi Bali,

pariwisatanya.

Indonesia. Daerah ini yang juga meliputi

perdagangan yaitu hotel dan restoran,

Kuta dan Nusa Dua adalah sebuah objek

perkembangan

wisata yang terkenal. Ibu kotanya berada

dirasa kurang berjalan,seharusnya dengan

di Mangupura, dahulu berada di Denpasar

tingkat pariwisata yang baik seharusnya

. Pada tahun 1999 terjadi kerusuhan besar

membuat masyarakat masyarakat atau

di mana Kantor Bupati Badung di

keluarga membuat kerajinan barang untuk

Denpasar dibakar sampai rata dengan

dijadikan souvenir atau barang kenang

tanah.Kabupaten Badung saat ini dipimpin

kenangan asli wilayah bali,memang sudah

oleh seorang Bupati yang saat ini dijabat

ada

oleh Anak Agung Gde Agung yang

pekerjaan itu,tapi dirasa masih belum

berasal dari daerah Mengwi, dan sebagai

maksimal sekali,mereka rata rata memilih

Wakil

Ketut

sebagai guide dan supir supir untuk

Sudikerta.Kabupaten Badung berbatasan

mengantar turis asing atau local untuk

dengan Kabupaten Buleleng di sebelah

mengenal keindahan panorama bali,untuk

utara, Kabupaten Tabanan di barat, dan

jangak pendek mungkin pekerjaan ini

Kabupaten Bangli, Gianyar serta kota

dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari

Denpasar di sebelah timur.

hari tetapi tidak untuk jangka panjang,

Bupati

yaitu

I

Kabupaten ini terletak pada kordinat 08°14'17"-08°50'57"LS,

115°05'02"-

beberapa

Khususnya

industri

keluarga

sector

rumah

tangga

menjalankan

memang tidak sepenuhnya seperti itu tetapi banyak dari mereka yang pada hari

115°15'09"BT , kabupaten ini mempunyai

tuanya

moto CURA DHARMA RAKSAKA ,

kesusahan,karena profesi sebagai guide

dengan luas wilayah sebesar 420,09 km

dan supir memerl ukan stamina yang kuat

dan

dan sehat.

jumlah

penduduk

383.880

juta

malah

mengalami

sebesar

Jika kita melihat dari data yang ada

914 jiwa/km. dengan jumlah kecamatan

bahwa adanya peningkatan peningkatan

ada 6 dan desa atau kelurahan sebanyak

dari jumlah LKM setiap tahunnya,artinya

63.

bahwa

jiwa,dengan tingkat kepadatan

didaerah

ini

minat

atau

Laju pertumbuhan ekonomi mereka

perhatiannya masyarakat sebetulnya sudah

juga selalu meningkat dari tahun ketahun,

tinggi terhadap lembaga keuangan mikro.

sayangnya peningkatan perekonomian di

Masyarakat masyarakat pedesaan yang

lebih banyak didominasi oleh petani

Saran

petani hampir sebagian besar bergabung

Dibutuhkan peran pemerintah dalam

dengan lembaga keuangan daerah. Tetapi

segi

penggabungan

belum

keuangan untuk meningkatkan pelayanan

berjalan secara maksimal, artinya selama

dan meningkatkan peran LKM untuk

ini mereka hanya memikirkan bagaimana

membantu

cara

masyarakat pedesaan.

mereka

meminjam

dirasa

dan

cara

mengembalikannya tetapi masih kurang

permodalan

dan

program

Lembaga

penyuluhan

kesejahteraan

keuangan

mikro

dari mereka kegunaan dari menabung,

merupakan elemen yang penting dan

mungkin karena banyaknya acara acara

efektif bagi pengurangan kemiskinan.

keagamaan dan acara adat maka uang

Akses yang telah diperbaiki dan provisi

yang dengan susah payah dicari habis

tabungan, kredit, dan fasilitas asuransi

dengan kegiatan kegiatan mereka.

yang efisien dapat membantu masyarakat

Diharapkan dari pemerintah pusat dan

miskin dalam memperlancar konsumsi,

daerah selalu memberikan penyuluhan dan

mengatur resiko lebih baik, membangun

pendidikan agar meningkat kesadaran

asetnya secara gradual dan membangun

menabung dari mereka.

perusahaan

keuangan

skala

ekonomis

sehingga dapat meningkatkan kapasitas

Simpulan dan saran Lembaga

dengan

mikro

membawa dampak yang baik terhadap peningkatan kesejahteraan penduduk di

mereka

dalam

meningkatkan

kesejahteraan dan memperbaiki kualitas hidup.

kabupaten Lima Puluh Kota, kabupaten

DAFTAR PUSTAKA

Badung, Kabupaten Lombok Barat, dan

Cheng, Enjiang. 2006. “The Demand for Microcredit as a Determinant for Microfinance Outreach – Evidence from China”. Centre for Strategic Economic Studies: Victoria University. Melbourne.

Kabupaten Tebing Tinggi. Minat masyarakat terhadap hadirnya LKM sangat besar sekali karena dirasakan sistem dan prosedur LKM lebih mudah diterima dibanding bank bank yang ada. Minat yang besar tersebut dapat dilihat salah satunya dari bertambahnya LKM di setiap daerah dari tahun ketahun

Coleman, Brett E. 2002. “Microfinance In Northeast Thailand: Who Benefits and How Much”. ERD Working Paper Series No 9. Kurmanalieva,E,.Montgomery,H,.and Weiss,J. 2003. “Microfinance and Poverty Reduction In Asia. What is The Evidence. ADB Institute

Navajas, S et al. “Microcredit and the Poorest of the Poor: Theory and Evidence from Bolivia”, World Development, Vol 28, No.2, 2000, pp.333-346. Sharader, L.,Kamal,N., Darmono,A.,and Johnson,D. 2006. “Youth and Access to Microfinance In Indonesia” World Bank and Imagine Nation Groups. Paxton, J. ‘Depth of Outreach and its Relation to the Sustainability of Microfinance Institutions’, Savings and Development, No 1, 2002 XXVI. Yaron, J. “Assessing Development Financial Institutions, A Public Interest Analysis’,World bank Research Working Paper, No. 174, Washington D.C., 1992.

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN BESARNYA GAJI TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT TELKOM BEKASI Nurdin 1)

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh gaya kepemimpinan dan besarnya gaji terhadap efektivitas kerja. Populasi penelitian ini adalah karyawan PT Telkom di Bekasi yang berjumlah 160 orang. Sampel penelitian sebanyak 50 orang yang diambil secara acak. Kepemimpinan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas kerja. Hasil pengolahan data, nilai thitung = 2,520, > nilai ttabel pada α = 5 % = 2,045. Besarnya gaji mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas kerja . Hasil pengolahan data diperoleh nilai thitung = 17,471 > nilai ttabel pada α = 5 % = 2,045. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan dan besarnya gaji secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas kerja. Hasil pengolahan data nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,907 % artinya efektivitas kerja dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan dan besarnya gaji, sedangkan sisanya 9,3 % dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak dianalisis. Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan dan Efektivitas Kerja

ABSTRACT This study aims to determine the magnitude of the influence of leadership style and the amount of salary to the effectiveness of the work. The population of this study are employees of PT. Telkom in Bekasi, amounting to 160 people. Study sample as many as 50 people taken at random. Leadership has a significant influence on the effectiveness of the work. The results of data processing, t hitung value = 2.520,> the value of a tTable on α = 5 % = 2.045. The amount of salary has a significant influence on the effectiveness of the work. Data processing results obtained t hitung value = 17.471> tTable value at α = 5 % = 2.045. The results of this study indicate that leadership style and the amount of salary together have a significant influence on the effectiveness of the work. The results of processing data values of determination coefficient (R2) of 0.90 7% means that the effectiveness of work influenced by the style of leadership and large of salary, while the remaining 9.3 % influenced by other factors not analyzed.

1

) Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sailendra

Dalam

pelaksanaan

proyek,

sesuai dengan kontrak, adanya pekerjaan

pegawai sebagai pelaksana sehari-hari

tambahan,

adanya

sangat diharapkan

bangunan

dan berbagai kendala yang

jawab

mempunyi tanggung

mengenai tugas yang diberikan

perubahan

bentuk

lainnya sehingga karyawan kehilangan

kepadanya. Untuk itu mereka dituntut

konsentrasi

bekerja dengan baik supaya efektivitas

mereka tangani. Akhirnya penyelesaian

kerjanya dapat ditingkatkan. Selain itu,

proyek

pegawai dituntut

dijadwalkan

yang

tinggi,

kemampuan

memiliki kemampuan di

antaranya

menyelesaikan

dengan baik.

adalah

tugas-tugas

yang

menjadi mundur dari yang sehingga

biaya

proyek

menjadi bertambah. Untuk

pekerjaan

Dari segi pengelolaan

untuk

dapat

menanggulangi

problema yang dihadapi para pegawai,

proyek, karyawan sering menghadapi

maka diperlukan upaya

kendala di antaranya adalah keterbatasan

hal-hal apa saja yang harus dimiliki oleh

dalam melaksanakan tugasnya dengan

seseorang untuk dapat sukses dalam

baik. sering salah imformasi, material

melaksanakan tugasnya. salah satu cara

sering terlambat, dan kurangnya fasilitas

untuk mengatasi kendala

penduking, upah yang mereka terima

dilakukan penelitian yang berhubungan

tidak

dengan

sesuai

dengan

hidupnya.Sehingga

kebutuhan

tugas

yang

diberikannya tidak dapat diselesaikan denga baik. Dengan

melihat

tugas

yang

kemampuan yang beragam, di antaranya adalah kemampuan mengelola pekerjaan berbagai

pihak,

mengkomunikasikan kebijakan pimpinan proyek kepada pelaksana proyek. seperti memperhatikan spesipikasi teknis, para pegawai

diharapkan

dapat

memperhatikan batas waktu, penggunaan material yang ada, pekerjaan yang tidak

yang

ini,

perlu

memungkinkan

seseorang dapat bekerja efektif.

Perumusan Masalah 1. Apakah

beragam ini, pegawai dituntut memiliki

dengan

hal

untuk melihat

gaya

kepemimpinan

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan PT Telkom? 2. Apakah besarnya gaji memberikan pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan PT Telkom? 3. Apakah

gaya

kepemimpinan

dan

besarnya gaji secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap efektivitas kerja karyawan PT

yang dikehendaki, maka orang itu dapat

Telkom?

dikatakan bekerja dengan efektif. Untuk mengembangkan efektivitas kerja, ada

Manfaat Penelitian

beberapa hal

1. Manfaat Teoritis Penelitian diharapkan

dapat

memberi sumbangan pemikiran bagi

yaitu (1) Pernyataan visi, (2) prinsipprinsip, (3) nilai-nilai, dan (4) pernyataan misi (Lewis, 1994: 206). Dalam hal

pimpinan. proyek

untuk

memecahkan

membantu

masalah

guna

tingkat

efektivitas

kerja

seseorang

ditentukan oleh penggunaan potensi diri yang dimilikinya melalui penguasaan

meningkatkan efektivitas kerja

lapangan,

karyawan.

pengembangan

diri,

dan

kemampuan untuk berkordinasi dengan

2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat

lingkungannya. Dalam hubungan dengan bekerja

dijadikan sebagai masukan kepada

dikenal pula faktor intern dan extern.

pimpinan proyek

yang perlu diperhatikan,

sebagai pedoman dalam

Faktor intern yaitu kemampuan dasar atau faktor bawaan, sedang faktor exstern

pelaksanaan proyek.

adalah faktor yang ada di luar, termasuk

KAJIAN TEORI

dalam hal ini lingkungan dan

Efektivitas Kerja Karyawan

Menurut

Efektivitas adalah suatu keadaan

Syamsuddin

teman.

(2003:

41),

motivasi ekstern dapat dikenali dengan

bahwa peralatan, metode dan sumber daya

mengidentifikasi

manusia yang digunakan dengan cara

antara lain: (1) durasinya kegiatan, yaitu

yang sesuai untuk mencapai tujan yang

berapa lama kemampuan penggunaan

dikehendaki

waktunya untuk melakukan kegiatan, (2)

(Howard,

2001:3,

http//:www.Mng,.Djbet.com.2001). Menurut

Prokopenko

(1987:

beberapa

indikator,

frekuensi kegiatan, yaitu berapa kali 5)

kegiatan dilakukan dalam periode waktu

Efektivitas adalah membandingkan apa

tertentu, (3)

yang hendak dicapai dengan apa yang

dengan waktu yang telah ditetapkan untuk

diperoleh. Dalam hal ini, jika seseorang

mencapai tujuan, (4) ketabahan, yaitu

telah

sesuai

kemampuan

dengan prosudur dalam mencapai sasaran

menghadapi

melaksanakan

tugasnya

ketetapan, yaitu sesuai

seseorang suatu

tantangan

dalam untuk

mencapai

tujuan.

(5).

devosi

peralatan, yang perlu diperhatikan apakah

(pengabdian), yaitu kemampuan dalam

perlatan

berpikir untuk mencapai tujuan, (6).

memproduksi produk yang diinginkan,

tingkatan aspirasinya, yaitu rencana yang

metode

hendak dicapai, dan (7) arah sikapnya

(prosedur)

terhadap sasaran, yaitu berpikir

positif

terlaksananya proses yang tepat, apakah

kegiatan.

tersedia prosedur kerja baku yang tetap.

dalam

melaksanakan

suatu

yang

atau

digunakan

dapat

langkah-langkah

yang

digunakan

kerja demi

Untuk dapat mencapai suatu pekerjaan

Skill menunjukkan

yang efektif, maka perlu ada saling

pegawai untuk menggunakan alat dan

percaya anggota tim yang satu dengan tim

melaksanakan

yang lainnya (Certo, 1997: 421). Dalam

Teknologi selalau menunjukkan kepada

hal ini efektivitas kerja seseorang dilihat

kemudahan

dari kemampuannya bekerja dalam tim.

kemudahan

Mengenai Freeman

kerja

Stoner dan

kepada kemampuan

tugas

dan yang

dengan

benar.

keanekaragaman tersedia.

Sunyoto (2004: 5),

Menurut

bekerja adalah

(2000: 13) menyatakan bahwa

derajad pencapaian tujuan Dalam hal ini

kerja adalah melakukan sesuatu dengan

tingkat penggunaan potensi diri seseorang

benar. Dalam hal ini bekerja diharapkan

dibandingkan

dapat menghasilkan sesuatu dengan baik

seseorang

sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.

berusaha

Seseorang dapat dikatakan bekerja dengan

menggunakan

baik bila ia bekerja dengan efektif,

melaksanakan tugas demi

Pengertian efektif di sini menunjuk

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

dengan

kapasitas

diri

tersebut.

Artinya

pegawai

dengan

baik

untuk

kemampuannya

dalam

tercapainya

kepada terlaksananya suatu tugas yang Berdasarkan pembahasan di atas,

memenuhi persyaratan yang dikehendaki. Selanjutnya

menurut

Koontz

dan

maka yang dimaksud dengan efektivitas

Weihrich (Anwar dan Sagala, 2004: 8)

kerja

menyatakan

karyawan melaksanakan tugasnya sesuai

bahwa pencapaian tujuan

adalah

kemampuan seorang

pemenuhan

waktu yang telah ditetapkan sebelumnya

kriteria atas suatu produk yang dihasilkan.

dengan menggunakan kemampuan yang

Pemenuhan kriteria ini antara lain dapat

dimilikinya.

yang dimaksud

adalah

dilihat dari segi peralatan, metode, skill dan teknologi yang digunakan. Dari segi

anggota

Gaya Kepemimpinan Menurut 12),

yakni

Kepemimpinan

(2000:

menurut Abor (1994: 32) adalah tindakan

mengandung

atau tingkah laku individu dan kelompok

menggerakkan,

yang menyebabkan individu dan juga

Wahjosumidjo

kepemimpinan

konotasi,

kelompok.

mengarahkan, membimbing, melindungi,

kelompok-kelompok

membina,

maju,

memberikan

teladan,

guna

untuk

bergerak

mencapai

tujuan.

memberikan dorongan, dan memberikan

Kepemimpinan

bantuan. Kemudian Nawawi (2001: 87),

(2002:18)

mendefinisikan kepemimpinan sebagai

menciptakan visi, memengaruhi motivasi,

kemampuan menggerakkan, memberikan

perilaku, pendapat, nilai-nilai, norma dari

motivasi, dan mem pengaruhi orang-

pengikut untuk merealisasi visi.

orang agar bersedia melakukan tindakan

menurut

Wirawan

proses

pemimpin

adalah

Menurut

Wahjosumidjo

(2002:

empat macam pendekatan

yang terarah pada pencapaian tujuan

57) ada

melalui keberanian mengambil keputusan

kepemimpinan, yaitu: (1) Pendekatan

tentang kegiatan yang harus dilakukan.

pengaruh kewibawaan (power influence

Kepemimpinan menurut Robbins (2000:

approach),

18)

dimungkinkan

adalah

kemampuan

untuk

yaitu

seorang

untuk

menggunakan

memengaruhi suatu kelompok ke arah

pengaruh

tercapainya tujuan. Selanjutnya Purwanto

membina memberdayakan, dan memberi

(1997:

teladan

26)

kepemimpinan

adalah

yang

pemimpin

dimilikinya

kepada

dalam

karyawan,

(2)

sekumpulan dari serangkaian kemampuan

Pendekatan sifat (the trait approach),

dan sifat-sifat kepribadian, termasuk di

yaitu keberhasilan seorang pemimpin

dalamnya kewibawaan untuk dijadikan

tidak hanya dipengaruhi oleh sifat-sifat

sebagai sarana dalam rangka meyakinkan

pribadi, melainkan ditentukan pula oleh

kepada yang dipimpinnya, agar mau

keterampilan (skill),

melaksanakan

yang

perilaku (the behavior approach), yaitu

dibebankan kepadanya dengan rela, dan

merupakan pendekatan yang berdasarkan

penuh semangat.

menurut

pemikiran

bahwa

161),

kegagalan

pemimpin

proses

motivasi

dan

Stoner

dan

Kepemimpinan

tugas-tugas

Kemudian

Sindoro

(2000:

adalah

(3)

Pendekatan

keberhasilan

gaya

ditentukan

atau oleh

kepemimpinan,

mengarahkan dan memengaruhi aktivitas

bagaimana

yang berkaitan dengan pekerjaan dari

membagi tugas dan wewenang, cara

cara

memberi

perintah,

berkomunikasi, cara mendorong semangat

kepemimpinan

dalam bekerja,

kemampuan yang melekat pada diri

dan (4)

Pendekatan

merupakan

situasional (situational approach), yaitu

seseorang

pemimpin berusaha mencari jalan tengah

dipengaruhi oleh faktor, baik faktor

antara

internal maupun faktor eksternal. Menurut

pandangan

adanya

yang

asas-asas

mengatakan

organisasi

dan

manajemen yang bersifat universal.

Tracy

yang

status

dalam

memimpin,

Hamdani

biasanya

(2005:67)

mengemukakan bahwa kemampuan dasar

Menurut Stoner dan Gilbert (2003:

yang

perlu

dimiliki

oleh

seorang

67), Gaya kepemimpinan adalah suatu

pemimpin, yaitu: (1) Conceptual skills,

pola tingkah laku yang dirancang untuk

yaitu

mengintegrasikan kepentingan individual

melihat

dengan kepentingan organisasi dalam

keseluruhan. (2) Human skills, yaitu

mewujudkan

yang

kecakapan pemimpin untuk bekerja secara

diharapkan menghasilkan produktivitas.

efektif sebagai anggota kelompok dan

Gaya kepemimpinan bertujuan untuk

untuk menciptakan usaha kerjasama di

mendorong gairah kerja, kepuasan kerja,

lingkungan kelompok yang dipimpinnya,

dan produktivitas kerja yang tinggi, agar

dan (3) Technical skills, yaitu kecakapan

tujuan organisasi dapat dicapai dengan

dalam

baik.

Mangkunegara (2000:21),

motivasi

Davis

pegawai

(2000:27)

menyebutkan

kemampuan

seorang pemimpin

organisasi

sebagai

penggunaan

satu

fasilitas. menyatakan

bahwa kepemimpinan adalah aktivitas

terdapat beberapa faktor

pemegang kewenangan dan pengambilan

mempengaruhi kepemimpinan

keputusan.

(2000:59)

berikut: (1) Proses memengaruhi orang

kepemimpinan

lain (process of influencing people’s

adalah keseluruhan kegiatan (aktivitas)

activity), (2) Ada sekelompok orang yang

untuk mempengaruhi kemauan orang lain

dipengaruhi (Potential Followers), (3) Ke

untuk mencapai tujuan bersama.

arah

Menurut

menyebutkan

bahwa

Terry

Selanjutnya Siagian (2003: 67) menyebutkan adalah

bahwa

kepemimpinan

suatu

tujuan

Achievement),

dan

yang

dapat sebagai

(Toward (4)

Pada

goal situasi

tertentu (In a Given Situation).

motor penggerak bagi sumber

Keberhasilan

suatu

organisasi

daya manusia dan sumber daya alam

bergantung pada kepemimpianan. Untuk

lainnya. kemudian menurut Fairchild

itu

dalam

merupakan kegiatan untuk memengaruhi

Winardi

(2000:

46-47)

dikatakan

bahwa

kepemimpinan

orang lain untuk mencapai suatu tujuan.

Demokrasi, yaitu semua

keputusan

Menurut Pfiffner dan Presthus (1989: 88)

dirancang

pemimpin

memberikan

bahwa

banyak menyodorkan berbagai alternatif

kepemimpinan adalah seni mengoordinasi

untuk dipilih yang terbaik didasarkan

dan memotivasi orang lain, baik secara

musyawarah

individu

maupun

kebebasan

mancapai

tujuan

definisi,

kelompok yang

untuk

diinginkan.

oleh

pimpinan,

kelompok, anggota

adanya

organisasi

untuk

bekerja sama, dan pemimpin bersifat

Sedangkan

Siagian

(1992:

58)

obyektif dalam pujian dan kritiknya dan

memberikan

definisi

kepemimpinan

berusaha menjadi anggota kelompoknya;

adalah kemampuan dan keterampilan

dan

seseorang dalam memengaruhi orang lain,

kebebasan

dalam hal ini bawahan mau dan mampu

dengan minimum partisipasi pemimpin,

nelakukan

bahan yang

kegiatan-kegitan

tertentu,

(3)

Gaya

Laisses

kelompok

Faire,

atau

yaitu

individual

disediakan oleh pemimpin

meskipun secara pribadi hal tersebut tidak

apabila ada permintaan dan ia tidak turut

disenangi. Sedangkan Davis (1977: 107)

ambil bagian dalam diskusi kelompok,

kepemimpinan adalah kemampuan untuk

pemimpin

berusaha

lain,

sekali, dan ia tidak berusaha sama sekali

merealisaikan tugas yang telah ditentukan

untuk menilai atau mengatur kejadian

dengan senang hati. Menurut Suradinata

berlangsung. Sujak (2002: 1), menyatakan

(1997:

bahwa kepemimpinan adalah kemampuan

meyakinkan

112)

ada

kepemimpinan

orang

beberapa

fungsi

adalah sebagai berikut:

(1) Komunikasi,

(2) Motivasi,

untuk

tidak

berpartisipasi

mempengaruhi,

sama

menggerakkan

(3)

suatu tindakan pada diri seseorang atau

Disiplin Kerja, (4) Produktivitas Kerja,

sekelompok orang untuk mencapai tujuan

dan (5) Strategi Pengambilan Keputusan.

tertentu. Sedangkan Stoner (1989: 13),

White dan Lipit dalam Winardi

menyatakan bahwa kepemimpinan adalah

(1993: 168) membagi gaya kepemimpinan

kegiatan mempengaruhi orang lain agar

menjadi tiga bagian, yaitu: (1) Gaya

mau bekerja sama untuk mencapai tujuan

Otoriter, yaitu semua

yang diinginkan. Ananda (2007: 3),

policy dilakukan dan

mengatakan bahwa kepemimpinan adalah

langkah-langkah ditentukan oleh pejabat,

suatu proses membujuk, menggerakkan

dan setiap anggota tidak turut serta dalam

dan mengarahkan bawahannya untuk

partisipasi

mengambil

oleh

pemimpin,

teknik-teknik

kelompok;

(2)

Gaya

langkah

menuju

sasaran

bersama.. Menurut Chapman yang dikutip

kerja individual; (b)

Timpale (2003: 31), ada lima landasan

(Pembayaran variabel), yaitu merupakan

kepemimpinan yang kokoh adalah: (1)

pemberian

Cara komunikasi; (2) Pemberian motivasi;

kepada produktivitas atau keuntungan

(3)

(4)

perusahaan

(5)

lumpsum

atau

Amstrong

dan

Kemampuan

Pengambilan

memimpin;

keputusan;

dan

kekuasaan yang positif. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat

disimpulkan

bahwa

kepemimpinan

adalah

pemimpin

diberi

yang

gaya

seseorang

dan

yang

didasarkan

biasanya

sekaligus. Murlis

dibayar

Kemudian (1994:

7)

menyatakan bahwa gaji diartikan sebagai bayaran

yang diterima oleh seseorang,

tidak termasuk tunjangan lainnya. Dewan

untuk

Penelitian Pengupahan Nasional (Husnan

memimpin karyawan agar karyawan dapat

2000:138) mendefinisikan bahwa gaji

melaksanakan

adalah suatu penerimaan sebagai suatu

tugasnya

tugas

insentif

Variable pay

dengan

baik

imbalan

untuk mencapai tujuan perusahaan.

bahwa gaji

(2000: 85), mengatakan atau kompensasi

adalah

setiap bentuk pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada karyawan sesuai dengan

pekerjakannya

dikatakan

Selanjutnya

jenis-jenis rencana insentif

terbagi menjadi dua yaitu: (a) Spot Bonus (Bonus ditempat), yaitu insentif yang diberikan

secara

spontan

kepada

karyawan atas pencapaian produktivitas kerja yang baik. Yang termasuk dalam spot bonus adalah, Individual incentive

programs (Program insentif individual) Program insentif individual adalah suatu program yang memberikan pendapatan yang

melebihi

pemberi

kerja

kepada

penerima kerja untuk suatu pekerjaan/

Besarnya Gaji Dessler

dari

gaji

pokok

kepada

karyawan yang telah memenuhi standar

yang telah

dilakukan sebagai

kelangsungan kehidupan

jaminan

yang

layak

bagi kemanusiaan. Flippo (2001:75-76) menyatakan

bahwa kompensasi adalah

harga yang diterima atau diberikan oleh pemberi kerja

bagi

kepentingan

seseorang atau badan hukum. Selanjutnya dikatakan prinsip-prinsip penggajian yang harus diperhatikan antara lain: tingkat inflasi, tanggung jawab pekerjaan, risiko pekerjaan, dan kebutuhan aktualisasi, di samping itu sistem penggajian harus sesuai dengan pekerjaan. Untuk lebih mendorong karyawan

dapat

meningkatkan

termotivasi

pekerjaan

yang

agar dalam telah

diberikan kepadanya, maka pemimpim

perlu memberikan gaji tambahan di luar

tempat

gaji

langsung disebut juga jaminan sosial

pokok

(memberikan

insentif).

beribadat.

Kompensasi

Sarwoto (2001: 76), menyatakan bahwa

program

intensif

motivasi

program kesejahteraan karyawan.

dengan memberikan perangsang kepada

Dalam suatu organisasi

para

merupakan

pekerja

semangat

sarana

agar

dirinya

timbul

yang lebih besar untuk

pelayanan

karyawan

tidak

karyawan

dalam

atau

setiap

bekerja

selalu

mengharapkan imbalan atau hasil kerja

menyelesaikan tugasnya dengan baik.

yang

Selanjutnya Hasibuan (2002: 87), insentif

perusahaan. imbalan yang diberikan itu

merupakan tambahan balas jasa yang

dapat digunakan oleh karyawan beserta

diberikan kepada karyawan tertentu yang

keluarganya untuk memenuhi kebutuhan

prestasinya diatas prestasi standar. Jadi

hidupnya. Menurut Nasution (1994: 169),

dapat dikatakan bahwa apabila karyawan

insentif adalah

menyelesaikan suatu pekerjaan dengan

dilaksanakan perusahaan untuk dapat

baik

merangsang

dan

sesuai

dientukan,

waktu

yang

telah

maka karyawan tersebut

telah

mereka

meningkatkan

suatu

berikan

kepada

program

yang

karyawan

untuk

kinerjanya.

Menurut

penghasilan

Hasibuan (1995: 168), gaji adalah semua

tambahan. Umar (1999: 16), mengatakan

pendapatan yang berbentuk uang atau

bahwa mbalan atau kompensasi yang

barang langsung atau tidak langsung yang

diterima

dua

diterima karyawan sebagai imbalan balas

macam, yaitu: (a) Imbalan financial

jasa yang diterima perusahaan. Nawawi

sesuatu yang diterima karyawan dalam

(2000: 315), mengatakan gaji merupakan

bentuk seperti gaji/upah, bonus, premi,

penghargaan para pekerja atau karyawan

Pengobatan, asuransi, dan lain-lain yang

yang telah memberikan kontribusi dalam

dibayar oleh organisasi. (b) Imbalan

mewujudkan tujuanya melalui kegiatan

selayaknya

diberikan

karyawan

nonfinancial,

dibagi

dimaksudkan

atas

untuk

yang disebut bekerja. Sementara itu

mempertahankan dalam jangka panjang

menurut

seperti

program-

dimaksudkan untuk memberikan insentif

program pelayanan bagi karyawan yang

yang berbeda, tetapi bukan didasarkan

berupaya untuk menciptakan kondisi dan

pada evaluasi jabatan, namun ditentukan

lingkungan kerja yang menyenangkan

pada produktivitas kerja. Peterson dan

seperti: program rekreasi, cafetaria dan

Plowman

penyelenggaraan

Martoyo

(1994:

(Hasibuan,

124),

1989:

gaji

78),

mengatakan bahwa orang mau bekerja

H1 = Gaya kepemimpinan memberikan

karena: (a) The desire to live artinya

pengaruh yang signifikan terhadap

keinginan

untuk

efektivitas

keinginan

utama

hidup dari

merupakan

setiap

makan

untuk

dapat

melanjutkan

Ho = Besarnya gaji

manusia

efektivitas

yang

kedua dan ini salah satu sebab mengapa

tidak memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap

artinya keinginan untuk memiliki sesuatu keinginan

PT

Hipotesis 2

hidupnya, (b) The desire for Possesion

merupakan

karyawan

Telkom

orang.

Manusia bekerja untuk dapat makan dan

kerja

kerja

karyawan

PT

Telkom H1

manusia mau bekerja. (c) The desire for

=

Besarnya

gaji

memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap

power artinya keinginan akan kekuasaan

efektivitas

merupakan keinginan selangkah diatas

kerja

karyawan

PT

Telkom

keinginan untuk memiliki, mendorong orang mau bekerja. dan (d) The desire for artinya keinginan akan

recognation

Hipotesis 3 Ho = Gaya kepemimpinan dan besarnya gaji tidak secara bersama-sama

pengakuan merupakan jenis terakhir dari

memberikan

kebutuhan dan juga mendorong orang

karyawan PT Telkom

Berdasarkan pembahasan di atas, maka yang dimaksud besarnya gaji adalah

H1 = Gaya kepemimpinan dan besarnya gaji

imbalan berupa uang dan

kepada

pekerjaan

penerima

yang

telah

kerja

secara

memberikan

material yang diberikan oleh pemberi kerja

bersama-sama pengaruh

karyawan PT Telkom

ditetapkan

METODE PENELITIAN

Hipotesis Penelitian

Jenis Penelitian Penelitian

Hipotesis 1 =

Gaya

memberikan

kepemimpinan pengaruh

yang

signifikan terhadap efektivitas kerja

sesuai

sebelumnya.

Ho

yang

signifikan terhadap efektivitas kerja

untuk bekerja.

beasrnya

pengaruh

ini

menggunakan

tidak

metode korelasional yaitu dapat melihat

yang

besarnya

pengaruh

variabel

bebas

signifikan terhadap efektifitas kerja

terhadap variavbel terikat. Variabel bebas

karyawan PT Telkom

yang

dimaksud,

yaitu

x1

(gaya

kepemimpinan), sedangkan

x2

variabel

(besarnya terikat

gaji),

berpengaruh terhadap efektivitas kerja

yaitu

karyawan PT Telkom.

efektivitas kerja karyawan.

Populasi Dan Sampel Populasi

Tujuan Penelitian 1. Untuk

mengetahui

penelitian

ini

besar

adalah karyawan PT Telkom sebanyak 60

kepemimpinan

orang. Sampel peneliti ini sebanyak 50

terhadap efektivitas kerja karyawan PT

orang yang diambil secara acak (simple

Telkom.

random sampling).

pengaruh

2. Untuk

gaya

mengetahui

pengaruh

besarnya

seberapa

dalam

seberapa gaji

besar

terhadap

efektivitas kerja karyawan PT Telkom. 3. Untuk

mengetahui

pengaruh

seberapa

besar

gaya kepemimpinan dan

Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian

November 2011.

Konstalasi Masalah

X1 Y

Y

= Efektivitas kerja karyawan

X1

= Gaya kepemimpinan

X2

= Besarnya gaji

di

bulan Juni 2011 sampai dengan bulan

Konstalasi Masalah

Keterangan :

dilaksanakan

Daerah Bekasi selama 6 bulan, yaitu dari

besarnya gaji, secara bersama–sama

X2

ini

Definisi Operasional

r=

1. Efektivitas kerja diperoleh

dari

adalah skor yang jawaban

responden

mengenai

kemampuan

seorang

karyawan

melaksanakan

tugasnya

sesuai waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. 2. Gaya kepemimpinan adalah skor yang diperoleh

dari

jawaban

responden

mengenai seseorang pemimpin yang diberi

tugas

karyawan

untuk

agar

memimpin

karyawan

dapat

melaksanakan tugasnya dengan baik untuk mencapai tujuan perusahaan. 3. Besarnya

gaji

adalah

skor

diperoleh

dari

jawaban

yang

responden

n ∑ Xi Yi - (∑ Xi) (∑ Yi) [∑ Xi 2 − (∑ Xi ) 2 ] [n ∑ Yi 2 − (Yi) 2 ]

Keterangan: Xi = Nilai dari X pada i Yi = Nilai dari y pada i X

= Rata-rata dari x

Y

= Rata-rata dari y

N

= Besarnya sampel dari penelitian Semakin

pengukuran,

kecil

kesalahan

semakin

valid

pengukur. Besar kecilnya

alat

kesalahan

pada pengukuran dapat diketahui dari nilai korelasinya. Tarif signifikansi 5 %.

2. Pengujian Reliabilitas

imbalan berupa

Untuk menguji reliabilitas dari

uang dan material yang diberikan oleh

setiap konstrak yang digunakan dalam

pemberi kerja kepada penerima kerja

penelitian ini

sesuai pekerjaan yang telah ditetapkan

metode (Cronbach’s Alpha dengan

sebelumnya.

bantuan SPSS versi 13.0). Pengukuran

mengenai besarnya

Pengujian Validitas dan Reliabilitas 1. Pengujian Validitas Untuk

validitas

dilakukan dengan mencari korelasi dari

totalnya

dengan

dengan skor

bantuan

software

SPSS versi 13.0. Pengukuran validitas dengan menggunakan rumus korelasi

product moment (pearson correlation) sebagai berikut:

rumus

dengan

Alpha

menggunakan

Cronbach,

sebagai

berikut:

menguji

setiap butir pertanyaan

reliabilitas

dengan menggunakan

(k) (1 - ∑ σ 2 item ) α= k - 1 σ 2 total Dimana:

α

= Croanbach’s Alpha

k

= banyaknya pertanyaan

σ2 item = variance dari pertanyaan σ2

total

= variance dari skor

menandakan

Uji Persyaratan Analisis

Heteroskedastisitas.

1. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas digunakan untuk

mengetahui

apakah

b. Jika tidak ada pola yang jelas serta menyebar diatas dan

model

terjadi Heteroskedastisitas.

yang signifikan antara variabel bebas variabel

terikat.

Multikolinearitas dapat dilihat

Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan

dari

tolerance dan VIF (Variance Inflation

dalam

Factor). Nilai yang umum dipakai

berikut:

adalah nilai tolerance 0,1 atau sama dengan nilai VIF digunakan

10. Rumus yang

untuk

melihat

dibawah

angka 0 pada sumbu Y, maka

regresi ditemukan adanya hubungan

dengan

terjadi

penelitian

ini

adalah

sebagai

1. Uji Regresi Linier Berganda (Multiple

Regression)

dengan

menggunakan

persamaaan adalah:

Multikolinearitas sebagai berikut:

VIF =

Y = a + b1X1 + b2X2 + R . . . e

VAR ( β ) ∑ X i

Keterangan:

σ2

Dasar pengambilan keputusan adalah: Jika VIF

> 10 berarti terjadi

2. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas

diartikan untuk persyaratan kelayakan model regresi yang digunakan untuk menggambarkan

hubungan

adalah kualitas pelayanan

a

= Bilangan konstan

b

= Koefisien regresi

Untuk mencari nilai a dan nilai

berikut: a=

Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya

Heteroskedastisitas

adalah sebagai berikut:

b=

(∑ Y − b ∑ X ) n

n ∑ XY − ∑ X ∑ Y n ∑ X 2 − (∑ X ) 2 Analisa

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik

korelasi

digunakan

untuk mengetahui erat atau tidaknya

yang ada membentuk pola yang

hubungan

variabel

bebas

teratur

variabel

terikat.

Rumus

(bergelombang, melebar

kemudian

menyempit),

ini

b

dapat digunakan rumus adalah sebagai

antara

nilai bebas dengan variabel terikat.

atau

= Variabel dependen dalam hal ini

X1 = Variable independent

Multikolinearitas.

Uji

Y

dengan

digunakan adalah sebagai berikut:

yang

n ∑ XY − ∑ X ∑ Y

r=

variabel

dependen

n ∑ X 2 − (∑ X ) 2 n ∑ X 2 − (∑ X ) 2 mengasumsikan

variabel

dengan lain

adalah

konstan. Dasar pengambilan keputusan Keterangan:

dengan taraf signifikansi pada alpha 5 %

r

= Koefisien korelasi

dengan ketentuan sebagai berikut:

n

= Sampel

1. Jika t-hitung > t-tabel, maka H1 diterima.

x

= Variabel bebas

2. Jika t-hitung < t-tabel, maka H1 ditolak.

Uji F Signifikansi

Uji Koefisien Determinasi (R2) Determinasi

Digunakan untuk menguji apakah

dilakukan untuk mengukur seberapa besar

secara bersama-sama seluruh variabel

variabel

menerangkan

independent mempunyai pengaruh yang

variabel terikat. Besarnya nilai R2 adalah

signifikan terhadap variabel dependent.

antara 0 sampai 1. Nilai R2 dapat

Dasar pengambil keputusan dengan taraf

diperoleh dengan rumus:

signifikansi pada alpha 5 %

Uji

Koefisien

bebas

dalam

ketentuan sebagai berikut:

R2 = (r)2 x 100 %

1. Jika F-hitung > F-tabel, maka H1 diterima.

Dimana :

2. Jika F-hitung < F-tabel, maka H1 ditolak.

R2 = koefisien determinasi r

Untuk menguji signifikansi pengaruh

= koefisien korelasi

variabel bebas bersama-sama terhadap

Uji t Untuk menguji Koefisien Regresi

F=

M(1 − R 2 ) R 2 (N − M − 1)

dilakukan pengujian secara parsial untuk

Keterangan:

melihat

N = Jumlah Subjek (cacah kasus)

signifikansi

masing-masing

dengan

dari

variabel

pengaruh independen,

M = Jumlah variabel prediksi

ANALISIS DATA Regresi Linier Berganda a Coefficients

Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant)

B .213

Std. Error .215

Standardized Coefficients Beta

Collinearity Statistics t .989

Sig. .328

Tolerance

VIF

KEPEMIMPINAN

-.185

.073

-.151

-2.520

.015

.549

1.823

GAJI

1.118

.064

1.047

17.471

.000

.549

1.823

dapat

disimpulkan bahwa besarnya

a. Dependent Variable: EFEKTIVITAS KERJA

Sumber : SPSS 13

Persamaan Regresi:

gaji

Y = a+b1x1+b2x2+ R.. e Dengan menggunakan analisis regresi linier

berganda,

maka

diperoleh

persamaan sebagai berikut: 1. Konstanta sebesar 0,213 dinyatakan bahwa

gaya kepemimpinan

dan

besarnya gaji dianggap konstant (tetap) terhadap efektivitas kerja. 2. Koefisien regresi gaya kepemimpinan sebesar 2,520

menunjukkan bahwa

pengaruh gaya kepemimpinan terhadap efektivitas kerja adalah positif. Jadi dapat

disimpulkan

bahwa

gaya

kepemimpinan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas kerja

pada α 5 % = 2,045.

3. Koefisien

regresi

besarnya

gaji

sebesar 17,471 menunjukkan bahwa pengaruh efektivitas

besarnya kerja

gaji adalah

terhadap positif.

Berdasarkan nilai koefisien regresi

memberikan

signifikan terhadap pada α 5 % = 2,045.

pengaruh

yang

efektivitas kerja

Koefisien Determinasi Model Summaryb Model 1

R R Square .953a .907

Adjusted R Square .903

Std. Error of the Estimate .10536

DurbinWatson 2.655

a. Predictors: (Constant), GAJI, KEPEMIMPINAN b. Dependent Variable: KERJA

ANOVAb Model 1

Sum of Squares 5.108 .522 5.630

Regression Residual Total

df 2 47 49

Mean Square 2.554 .011

F 230.085

Sig. .000a

a. Predictors: (Constant), GAJI, KEPEMIMPINAN b. Dependent Variable: KERJA

Sumber : SPSS 13

Berdasarkan analisis diatas, diketahui nilai

berarti H1

R = 0,953 menunjukkan bahwa gaya

disimpulkan

kepemimpinan

kepemimpinan

memberikan

dan

besarnya

hubungan

yang

gaji positip

diterima, maka dapat bahwa

gaya

memberi pengaruh

yang signifikan efektivitas kinerja.

terhadap efektivitas kerja. Berdasarkan

2. Hasil pengolahan data diperoleh nilai

nilai R2 = 0,907 atau 90,7 %. Hal ini

thitung sebesar 17, 471, sedangkan nilai

menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan

t label pada α = 5 % sebesar 2,045 maka

dan besarnya gaji memberikan kontribusi

nilai thitung = 17, 471 > t

pengaruh sebesar 90,7 %, sedangkan

berarti H1

sisanya

disimpulkan

9,3

%

(100

%-90,7

%)

tabel

= 2,045.

diterma, maka dapat bahwa

besarnya

gaji

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak

memberi pengaruh yang signifikan

dianalisa dalam penelitian ini.

terhadap efektivitas kinerja. 3. Hasil pengolahan data diperoleh nilai

Kesimpulan 1. Hasil pengolahan data diperoleh nilai thitung

sebesar 2,520, sedangkan nilai

ttabel pada α = 5 % sebesar 2,045. jadi nilai t

hitung

= 2,520 > ttabel = 2,04.

koefisien

determinasi

(R)

sebesar

0,953, sedangkan nilai (R2) sebesar 0,907 ini berarti gaya kepemimpinan dan besarnya gaji secara bersama-sama

memberi pengaruh yang signifikan terhadap

efektivitas

kerja.

Dan

sebanyak 9,3 % ( 100 % - 90,7 % ) yang tidak dianalisis dalam penelitian

Howard, John. Doing Job Better. 2001http:www. Mng.Djbet. Com. Hamdani. 2005. Kepemimpinan Transformasional. Jakarta: Rineka Cipta.

ini.

Saran-Saran 1. Gaya kepemimpinan perlu ditingkatkan dan disesuaikan

Hasibuan, Sadar Malayu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

dilingkungan kerja,

supaya karyawan dapat bekerja dengan tenang. 2. Gaji perlu ditingkatkan sesuai dengan hasil kerja mereka, agar karyawan dapat bekerja dengan baik. 3. Menyediakan fasilitas yang lengkap sehingga karyawan dapat bekerja lebih efektif.

DAFTAR PUSTAKA Certao, Samuel C. 1977. Modern Management. New Jerse: PrenticeHall International, Inc. Davis, Keith. 1997. Human Relation at Work. Tokyo: Kogakusha Company. Effendi,Wirawan. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo. Freeman dan Stoner. 1992. Manajemen. Jakarta: Erlangga.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Roosdakarya. Mulia Nasution. 1994. Manajemen Personalia. Jakarta: Erlangga. Nawawi dan Hadari. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, Untuk Bisnis Kompetitif. Yogyakarrta: Universitas Press. James A.F. Stoner. 2000. Manajemen. Jakarta: Index. Koontz, Harorld and Heinz Weihrich. 1988. Management. Singapoe: McGraw-Hill International. Lewis,Ralph G, and Douglas H, Smith. 1994. Total Quality in Higher Education. Florida. St.Lucie Press. Nawawi. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Roosdakarya. Purwanto. 1994. Organisasi dan Manajemen Perilaku. Jakarta: Erlangga.

Flippo, Edwin B. 2001. Manajemen Personalia. Diterjemahkan oleh Moh. Masud. Jakarta: Erlangga.

Prokopenko, Joseph. 1987. Produktivity Management. A Practical handbook: Switcherland International Labour Orgaization.

Pfiffner, John M. and Robert, Prestus. 1967. Public Administration. New York: Ronal Press.

Robins and Steven. 2000. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers.

Garry, Abor. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Index.

Sagala dan Anwar. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Soesilo Martoyo.1994. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE. Sunyoto. 2003. Meningkatkan Jumlah dan Mutu Pelanggan. Jakarta: Damar Mulia Pustaka. Siagian, Sondang. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Akasara. Stoner, James A, F and R. Edward Freeman. 2000. Management. New Jersey: PrenticeHall International Edition. Surya Dinata dan Ermaya. 1995. Psikologi kepegawaian dan Peran Pemimpin Dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Ramadhan. Sujak. 2002. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Syamsuddin, Sadili. 2003 Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:Pustaka Setia. Terry, GR. 2000. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Liberty. Umar Husein. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Organisasia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP FUNGSI INTERMEDIASI PADA BANK UMUM SWASTA NASIONAL DEVISA PERIODE 2006 - 2010 Henny Ritha 1) Eri Raditiya 2)

ABSTRACT The purpose of this research is to analyze the influences of both internal factors consisting of Certificate of Bank of Indonesia (SBI), Inter Bank Placement (ABA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Expenses Operating Income (BOPO) and external factor such as the Inflation Rate on Intermediation Functions of Domestic Foreign Exchange Banks . This research used the secondary data from Indonesia Economic and Financial Statistics (SEKI) which was published by Central Bank of Indonesia monthly. The samples were taken from LDR of Domestic Foreign Exchange Banks as series, SBI rate, ABA, CAR, NPLs, BOPO and Inflation Rate in period of 2006 – 2010. The result shows that SBI and ABA do not significantly have positive influence on LDR of Domestic Foreign Exchange Banks. On the other hand, CAR and NPL significantly have negative influence on LDR of Domestic Foreign Exchange Banks. Meanwhile, BOPO and inflation rate do not significantly influence LDR of Domestic Foreign Exchange Banks. Simultaneously, the six variables significantly have positive influence on LDR of Domestic Foreign Exchange Banks with the independence Contribution variables have influenced for 92,60 percent on the LDR of Domestic Foreign Exchange Banks.

Keywords: Interest Rates, ABA, CAR, NPLs, BOPO, Inflation Rate, and LDR.

Sektor

perbankan

merupakan

Masyarakat yang berkelebihan dana dapat

lembaga intermediasi keuangan yang

menyimpan dananya dalam bentuk giro,

memiliki

bagi

deposito, tabungan dan bentuk lain yang

Sebagai

disesuaikan dengan kebutuhan yang disebut

peranan

perekonomian

suatu

penting negara.

bagian dari lembaga keuangan, bank

sebagai

memiliki

Sementara masyarakat yang kekurangan

fungsi

intermediasi,

yaitu

menghimpun dana dari masyarakat yang berkelebihan dana dan disalurkan ke masyarakat yang kekurangan dana.

Dana

2

Dosen Institut Perbanas Dosen S-1 Manajemen Institut Perbanas

Ketiga

(DPK).

dana dapat mengajukan kredit ke bank. Penyaluran

kredit

kegiatan yang mendominasi dalam fungsinya

1

Pihak

merupakan usaha bank

Bank

berasal dari kebijakan moneter, fluktuasi

sebagai mediasi sektor keuangan tentu

nilai tukar dan inflasi, volatilitas tingkat

juga

bunga, persaingan antarbank maupun

sebagai

lembaga

terkait

intermediasi.

dengan

perekonomian.

efisiensi

Dengan

pada

demikian,

lembaga keuangan nonbank dan lain-lain.

mediasi

suatu

Terjadinya krisis keuangan global

pengumpulan

serta

menjelang akhir tahun 2008 mempunyai

penyaluran dananya maka perekonomian

dampak terhadap industri perbankan di

suatu negara akan berkembang lebih

Indonesia.

cepat. Namun sektor keuangan juga

perbankan nasional pada saat itu telah

sangat peka dan terpengaruh erat dengan

mendorong

kebijakan

kondisi

berhati-hati, sehingga cenderung memilih

ekonomi makro maupun mikro negara

menempatkan dananya pada Sertifikat

yang bersangkutan.

Bank Indonesia (SBI). Penempatan dana

semakin

baik

perbankan

tingkat

dalam

pemerintah

serta

Secara teoritis ada berbagai faktor

Kelangkaan

perbankan

likuiditas

untuk

dalam Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

yang dapat memengaruhi kinerja sebuah

dinilai

bank

penghambat fungsi intermediasi.

baik

eksternal.

faktor

internal

Faktor-faktor

maupun

dari

lebih

sebagai

salah

Perkembangan

dalam

satu

jumlah

faktor

aset

(internal) tersebut antara lain berasal dari

berdasarkan kelompok bank periode 2006

kegiatan operasional bank, manajemen

-2010 dapat dilihat pada tabel di bawah

risiko,

ini:

dan

lain-lain.

Adapun

yang

bersumber dari luar (eksternal) bank dapat

Tabel 1. Perkembangan Aset berdasarkan Kelompok Bank Periode 2006-2010 (Miliar Rp.) Kelompok Bank Des. 2006 Des. 2007 Des. 2008 Des .2009 Bank Persero 621.212 741.988 847.563 979.078 BUSN Devisa 663.002 768.730 883.470 958.549 BUSN Non Devisa 29.657 39.012 42.467 55.762 BPD 159.476 170.012 185.252 200.542 Bank Campuran 64.421 90.480 118.131 135.675 Bank Asing 156.083 176.278 233.674 204.502 Total 1.693.850 1.986.501 2.310.557 2.534.106 Sumber: Statistik Perbankan Indonesia 2010

Des.2010 1.115.519 1.203.370 78.485 239.141 149.990 222.347 3.008.853

Bank Umum Swasta Nasional

semakin tingginya LDR menunjukkan

(BUSN) Devisa merupakan kelompok

semakin besar pula DPK yang digunakan

terbesar pertama dari keenam kelompok

untuk penyaluran kredit yang berarti bank

bank tersebut. Bahkan pencapaian aset

telah

BUSN Devisa pada tahun 2010 mencapai

intermediasinya dengan baik.

Rp1.203.370

miliar

mampu

menjalankan

fungsi

Di sisi lain, bank Umum Swasta

mengalami

peningkatan 25,54 % dibandingkan tahun

Nasional

2009

miliar.

permodalan cukup baik, ini dilihat dari

Peningkatan ini terutama berasal dari

indikator Capital Adequacy Ratio (CAR)

aktiva

kredit,

secara keseluruhan masih di atas 8 %.

dan

CAR terendah pada 2008 sebesar 14,82

penempatan pada Bank Indonesia. Hal ini

%, padahal LDR pada tahun yang sama

merupakan fenomena yang menarik untuk

mengalami peningkatan. Hal ini sesuai

diamati,

semakin

dengan temuan Nandadipa (2010) yang

signifikannya peran dan kontribusi swasta

menunjukkan bahwa CAR berpengaruh

sebagai pelaku dalam industri perbankan

negatif dan signifikan terhadap LDR.

di Indonesia.

Pada

sebesar

Rp958.549

produktif

penempatan

pada

terkait

berupa bank

lain

dengan

Devisa

2009,

mampu

BUSN

Devisa

menjaga

memilih

Berdasarkan data bank Indonesia

mengurangi pertumbuhan kredit sejalan

2010, Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank

dengan krisis global yang dihadapi kantor

Umum Swasta Nasional Devisa selama

pusat atau bank induknya di luar negeri

2006 – 2010 masih di bawah 78 %, yang

sehingga CAR kembali meningkat sebesar

merupakan

Bank

16,61 %. Demikian pula Non-Performing

Indonesia. Ini dapat diartikan bahwa

Loan (NPL) mengalami peningkatan pada

fungsi

2009 sebagai dampak krisis ekonomi

standar

intermediasi

minimal

perbankan

masih

belum berjalan dengan baik. Pada 2009,

global

LDR menurun 3,58 % dari 2008 yang

Perbaikan rasio NPL tidak hanya karena

disebabkan perbankan lebih menaruh

meningkatnya penyaluran kredit, namun

dananya pada SBI dan meningkatnya

juga

kredit macet. Pertumbuhan kredit yang

bermasalah mengalami penurunan (Bank

lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan

Indonesia, 2010). Kredit bermasalah yang

Dana

akan

tinggi dapat menimbulkan keengganan

dan

bank untuk menyalurkan kredit, sehingga

Pihak

mendorong

Ketiga peningkatan

(DPK) LDR,

dan

karena

menurun

jumlah

pada

nominal

2010.

kredit

akan memengaruhi rasio LDR. Tingginya

dilakukan oleh Muliaman (2004) pada

rasio BOPO dan kualitas kredit yang

bank asing periode 2000-2004, Akbar dan

cukup sehat, mengakibatkan pertumbuhan

Mentayani (2010) pada bank umum

kredit

rasio

swasta Kalimantan Selatan periode 2007-

pertumbuhan

2009 yang menyimpulkan bahwa BOPO

BOPO.

tidak

mampu

Semakin

menekan

tinggi

kredit, semakin tinggi pula rasio BOPO

dan NPL berpengaruh terhadap LDR. Di

(Rahyuda dan Prawita, 2003) dan semakin

sisi

lain,

Haryati

(2009)

kecil rasio BOPO, maka semakin efisien

menunjukan bahwa inflasi berpengaruh

kondisi bank tersebut.

signifikan terhadap pertumbuhan kredit satu

pada bank nasional dan tidak berpengaruh

indikator makro ekonomi yang dapat

signifikan terhadap bank asing 2005 -

memengaruhi

perbankan.

2008. Pembuktian yang sama ditemukan

Tekanan Inflasi yang cukup kuat tentu

oleh Nandadipa (2010) bahwa inflasi

akan memengaruhi fungsi intermediasi

berpengaruh negatif signifikan terhadap

dan berdampak negatif pada pertumbuhan

LDR pada bank umum di Indonesia

sektor riil di Indonesia.

periode 2004-2008. Kajian yang berbeda

Inflasi

merupakan

aktivitas

salah

Sudirman (2003) mengemukakan

ditemukan oleh Lestari & Sugiharto

bahwa CAR, suku bunga SBI bank

(2007) yang melaporkan bahwa inflasi,

perkreditan

umum

suku bunga SBI dan nilai tukar rupiah

periode 2001-2002 berpengaruh positif

berpengaruh tidak signifikan terhadap

terhadap peningkatan LDR, sedangkan

LDR pada Bank Devisa dan Bank Non

penempatan dana di bank lain dan suku

Devisa 2002 - 2006.

bunga

rakyat

kredit

dan

bank

berpengaruh

Berbeda

negatif

dengan

penelitian

LDR.

terdahulu, faktor internal dalam penelitian

Penelitian yang berbeda ditemukan oleh

ini adalah placement yang terdiri dari

Setiawan & Hady (2006) pada BUSN

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Antar

Devisa periode 1997-2004 menunjukkan

Bank Aktiva (ABA), sedangkan Kinerja

bahwa

Bank diwakili oleh Capital Adequacy

signifikan

terhadap

CAR,

penurunan

berpengaruh

positif

signifikan terhadap LDR sedangkan SBI,

Ratio

(CAR),

penempatan dana pada bank lain, NPL

(NPL) dan BOPO serta Inflasi yang

dan BOPO berpengaruh negatif signifikan

merupakan faktor eksternal pada Bank

terhadap LDR. Hasil penelitian yang sama

Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa

Non-Performing

Loan

periode 2006 - 2010. Di sisi lain, fungsi

merupakan kegiatan utama bank, oleh

intermediasi perbankan diwakili oleh

karena itu sumber pendapatan utama bank

Loan to Deposit ratio (LDR). Studi ini

berasal dari kegiatan ini. Semakin besar

bertujuan untuk menganalisis pengaruh

penyaluran dana dibandingkan simpanan

faktor internal dan eksternal terhadap

masyarakat,

fungsi intermediasi bank pada Bank

semakin besarnya risiko yang ditanggung

Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa

bank (Leon & Ericson, 2007: 80). Rasio

periode 2006 - 2010.

ini digunakan untuk mengetahui sampai

membayar kembali kewajiban kepada

Intermediasi Perbankan Haryati (2009) menegaskan fungsi intermediasi bank merupakan kegiatan perbankan yang menghimpun dana dari masyarakat. sumber dana terdiri dari (Giro, Tabungan, Deposito), borrowing

para

atau pinjaman lainnya) dan modal sendiri. Salah satu ukuran untuk melihat fungsi intermediasi perbankan adalah Loan to Deposit Ratio (LDR) yang

ukuran

kinerja

lembaga intermediasi, yaitu lembaga yang menghubungkan pihak yang berkelebihan dana (Unit surplus of funds) dengan pihak yang membutuhkan dana (Unit Deficit of funds).

LDR

perbankan

mengukur

dalam

efektivitas

penyaluran

kredit

melalui dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat. LDR melihat seberapa besar total kredit yang diberikan terhadap total dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk

kredit.

Penyaluran

kredit

nasabahnya

mempercayakan

yang

telah

dananya

untuk

ditanamkan dengan kredit-kredit yang telah

diberikan

bank

kepada

para

debiturnya. Dendawijaya

(pinjaman yang diterima dari bank lain

sebagai

konsekuensi

seberapa jauh kemampuan bank dalam

KAJIAN LITERATUR

digunakan

membawa

(2003:

118)

menyatakan bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima

bank atau seberapa jauh

kemampuan

bank

dalam

membayar

kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang

diberikan

sebagai

sumber

likuiditasnya. Dana yang diterima akan berpengaruh terhadap banyaknya kredit yang diberikan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap besar kecilnya rasio LDR. Semakin tinggi rasio tersebut, mengindikasikan kemampuan

semakin

likuiditas

rendahnya bank

yang

disebabkan karena jumlah dana yang

digunakan

untuk

membiayai

kredit

kredit yang diperlukan untuk menopang

semakin besar. Menurut Bank Indonesia,

target pertumbuhan ekonomi. Sementara

kisaran target LDR ditetapkan antara 78

secara mikro, LDR target ditetapkan

% dan 100 %. LDR target ditetapkan

dengan

berdasarkan tujuan makro ekonomi dan

likuiditas dan LDR perbankan (Bank

mikro perbankan. Secara makro, LDR

Indonesia, 2010).

mempertimbangkan

kondisi

target merupakan cerminan kebutuhan Loan to Deposit Ratio (LDR) menurut Riyadi (2006: 165):

 

            

100 %

Sertifikat Bank Indonesia dan penempatan Jika bank mempunyai LDR yang terlalu kecil maka bank akan kesulitan

dana pada bank lain atau biasa disebut Antar Bank Aktiva (ABA).

untuk menutup simpanan nasabah dengan jumlah

kredit

pendapatan

yang

bunga

ada,

sehingga

semakin

menurun

(Setiadi, 2010). Namun jika semakin tinggi LDR, maka akan semakin tinggi tingkat keuntungan perusahaan karena penempatan dana berupa kredit yang diberikan semakin meningkat sehingga pendapatan

bunga

akan

semakin

Sertifikat Bank Indonesia Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan instrumen

lebih aman dan memberikan cadangan likuiditas memberikan

sekunder hasil

yang yang

dapat

pasti

dan

memiliki risiko nol. Selain itu SBI merupakan alternatif placement cukup

meningkat pula.

yang dianggap

dominan

dilakukan

yang

bank,

di

samping kegiatan utamanya menyalurkan

Faktor Internal Bank Perkembangan

kredit (Setiawan & Hady, 2006). Bank pemberian

kredit

sangat dipengaruhi oleh arah kebijakan atau orientasi bank dalam melakukan placement,

mengingat

realita

adanya

keterbatasan likuiditas yang dimiliki suatu bank. Selain menyalurkan dana dengan pemberian kredit, bank juga melakukan penempatan dananya antara lain pada

Indonesia menilai fungsi intermediasi perbankan saat ini belum dapat terlaksana secara maksimal karena banyak dana bank yang ditempatkan dalam Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Sebaiknya dana yang

tersimpan

dalam

SBI

dapat

disalurkan melalui kredit kepada nasabah, sehingga melalui ketentuan Giro Wajib

Minimum (GWM) dikaitkan dengan rasio

(CAR) juga merupakan kecukupan modal

kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR)

dan kemampuan manajemen bank dalam

mampu mendorong fungsi intermediasi

mengidentifikasi, mengukur, mengawasi,

perbankan.

dan mengontrol risiko-risiko yang timbul

Hadad, et al. (2003) menyatakan

yang

dapat

berpengaruh

terhadap

tingginya biaya intermediasi dari faktor

besarnya modal (Almilia, 2005). Capital

internal dapat disebabkan oleh bank yang

Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang

cenderung menahan diri untuk melakukan

memperlihatkan seberapa besar jumlah

kompetisi karena kondisi likuiditas bank

seluruh aktiva bank yang mengandung

cukup memadai dan masih tingginya

risiko (kredit, penyertaan, surat berharga,

pendapatan bank yang berasal dari SBI

tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari

dan obligasi.

modal sendiri di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar

Antar-Bank Aktiva Penempatan dana pada bank lain atau

Antar

Bank

Aktiva

adalah

penempatan dana bank pada bank lain baik dalam negeri maupun luar negeri sebagai secondary reserve dengan tujuan memperoleh

penghasilan.

Penempatan

pada bank lain dapat berbentuk giro, deposito, call money, dll. Selain itu penempatan pada bank lain diakui pada saat dilakukan penyerahan sebesar nilai nominal penyetoran atau nilai

yang

dijanjikan sesuai jenis penempatan.

bank (Peraturan Bank Indonesia, 2008). Perhitungan CAR didasarkan pada prinsip bahwa

setiap

mengandung

penanaman

risiko

harus

yang

disediakan

jumlah modal sebesar persentase tertentu terhadap jumlah penanamannya. Sesuai Peraturan

Bank

Indonesia

Nomor

13/1/PBI/2011 tanggal 5 Januari 2011 tentang

Sistem

Penilaian

Tingkat

Kesehatan Bank Umum, semakin tinggi

nilai CAR menunjukkan semakin sehat bank

tersebut.

Jika

CAR

tinggi,

kepercayaan masyarakat terhadap bank

Capital Adequacy Ratio

semakin besar sehingga meningkatkan

Capital Adequacy Ratio (CAR)

menunjukan seberapa besar modal bank telah

memadai

untuk

menunjang

kebutuhannya dan sebagai dasar untuk menilai prospek kelanjutan usaha bank bersangkutan. Capital Adequacy Ratio

nilai dan return saham para investor. Bank dinyatakan sehat apabila memiliki CAR minimal 8%, hal ini didasarkan pada ketentuan

Banking

Settlement (BIS).

for

International

Secara Adequacy

sistematis (CAR)

Ratio

Capital

dirumuskan

 

penting bagi bank dalam menyalurkan kreditnya agar masyarakat tertarik untuk kredit

sehingga

hal

44):

 !"# $"%& 100 % ' ("# '

Tingkat kecukupan modal sangat

mengambil

sebagai berikut (Leon & Ericson, 2007:

ini

menyebabkan bank mempunyai cukup dana cadangan bila sewaktu-waktu terjadi

kemampuan pengelolaan kredit sangat diperlukan oleh bank yang bersangkutan. Dalam penelitian ini digunakan rasio NPL dalam

banyak sehingga apabila CAR meningkat maka

berdampak

pada

peningkatan

kemampuan

manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan bank tersebut. Muliaman

kredit macet. Bank yang memiliki CAR tinggi, menunjukkan kreditnya semakin

menunjukkan

(2004)

menegaskan

semakin tinggi nilai NPL di atas 5 % maka bank tersebut tidak sehat. NPL yang tinggi menyebabkan bank akan mengurangi penyaluran kreditnya. Bila ini

terhadap LDR.

terjadi maka akan berpotensi terhadap

Non-Performing Loan

kerugian bank, karena jumlah kredit

Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) diwakili oleh aktiva produktif bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) yang merupakan aktiva produktif dengan kualitas aktiva kurang lancar, diragukan, dan macet. Non-Performing Loan

(NPL)

merupakan

salah

satu

indikator kesehatan kualitas aset bank. Penilaian

kualitas

aset

merupakan

penilaian terhadap kondisi aset bank dan kecukupan Risiko

manajemen

kredit

yang

risiko diterima

kredit. bank

merupakan salah satu risiko usaha bank, yang diakibatkan dari tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan oleh pihak bank kepada debitur. Oleh karena itu,

bermasalah

semakin

besar,

yang

mengakibatkan bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap kurang berjalannya fungsi

intermediasi

yang

dilakukan bank. Dendawijaya (2003:86) menjelaskan apabila NPL tidak dapat ditangani dengan tepat, maka bank akan kehilangan kesempatan pendapatan dari kredit

yang

diberikan

sehingga

mengurangi laba dan kemampuan bank untuk memberikan kredit. Banyaknya kredit bermasalah akan membuat bank tidak berani meningkatkan penyaluran kreditnya,

apalagi

bila

dana

yang

dihimpun tidak dapat dicapai secara

serta

optimal

mengganggu

menghindari kerugian yang akan datang.

likuiditas bank tersebut dan berpotensi

Apabila NPL negatif, maka menunjukkan

memengaruhi LDR. Aman dan Miyazaki

bahwa

(2009) menyatakan bahwa rata-rata modal

placement merupakan nilai lebih untuk

bank dengan NPL yang tinggi adalah

meningkatkan bank dengan NPL yang

negatif, dan modal bank dengan NPL

kecil.

sehingga

akan

memberikan

tambahan

manfaat

modal

dalam

melalui

rendah secara signifikan positif. Bank

Secara Sistematis Non-Performing

dengan modal yang lebih rendah lebih

Loan (NPL) dapat dirumuskan sebagai

positif di pasar karena tambahan modal

berikut (Riyadi, 2006: 160):

dapat mengurangi risiko penutupan bank

)* 

+,-#". /01!2( $10-"3"#". 100 % ' ("# /01!2(

NPL yang tinggi akan memperbesar biaya, baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya sehingga berpotensi

terhadap

kerugian

bank.

Semakin tinggi rasio ini, semakin buruk kualitas kredit bank yang

menyebabkan

jumlah

kredit

bermasalah semakin besar, dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga

berpengaruh

terhadap

penurunan laba yang diperoleh bank (Kasmir, 2004). Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit bermasalah atau kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. Sesuai dengan aturan yang

telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, besarnya NPL yang baik adalah di bawah 5 %.

Beban Operasional Pendapatan Operasional Biaya

Operasional

Pendapatan

Operasional adalah rasio perbandingan antara

Biaya

Operasional

dengan

Pendapatan Operasional. Besarnya rasio BOPO yang dapat ditolerir di Indonesia adalah sebesar 93,52 %, hal ini sejalan dengan ketentuan Bank Indonesia. Dari rasio ini dapat diketahui tingkat efisiensi kinerja manajemen suatu bank, jika angka rasio menunjukkan angka di atas 90 % dan mendekati 100 %, berarti bahwa kinerja

bank

tersebut

menunjukkan

tingkat efisiensi yang sangat rendah. Tetapi jika rasio ini rendah, misalnya

mendekati 75 % ini berarti kinerja bank

yang tinggi dengan biaya operasional

yang bersangkutan menunjukkan tingkat

yang rendah dapat menekan rasio BOPO,

efisiensi yang tinggi (Riyadi, 2006: 159).

sehingga bank berada pada posisi sehat

Rentabilitas bank ditentukan oleh besarnya

biaya

mewujudkan

operasional

pendapatan

(Rahyuda & Prawita, 2003). Dengan

untuk

demikian, rasio BOPO dipengaruhi oleh

operasional

aktiva produktif dan dana pihak ketiga.

bank. Bank akan memperoleh keuntungan

Semakin

efisien

jika biaya operasional yang bersumber

semakin

besar

dari dana pihak ketiga, biaya tenaga kerja,

menyalurkan kreditnya secara baik. Secara

dan biaya overhead lebih kecil dari

suatu

bank,

maka

peluang

bank

untuk

Sistematis

BOPO

pendapatan operasional yang diperoleh

dirumuskan sebagai berikut (Leon &

dari aktiva produktif. Pendapatan bank

Ericson, 2007: 110):

$4*4 

$15"% 4610"32 %"# 100 % *1%!"6"("% 4610"32 %"#

Dengan kata lain rasio BOPO menunjukan tingkat efisiensi bank dalam melakukan

kegiatan

operasionalnya.

yang ditetapkan oleh otoritas moneter yaitu kurang dari 93,52 %.

Faktor Eksternal Bank

Rasio BOPO yang tinggi mencerminkan kondisi bank yang tidak efisien sehingga apabila kreditnya,

bank

tetap

maka

akan

menyalurkan mengalami

pertumbuhan negatif. Untuk menghindari kerugian yang lebih besar maka bank cenderung

mengalihkan

investasinya

dalam surat berharga atau fee based income.

Semakin

efisien

kinerja

operasional suatu bank, maka keuntungan yang diperoleh akan semakin besar. Bagi manajemen bank, hal ini menunjukan pentingnya memperhatikan pengendalian biaya sehingga dapat menghasilkan rasio BOPO yang sesuai dengan ketentuan

Pentingnya pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil, akan memberikan kondisi

dampak

sosial

negatif

ekonomi

kepada

masyarakat.

Inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun

sehingga

standar

hidup

dari

masyarakat akan ikut menurun. Inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian (Uncertainty) bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan, sehingga akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi,

investasi

dan

produksi

yang

pada

akhirnya akan menurunkan pertumbuhan

oleh warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia.”

ekonomi. Menurut A.P. Lerner, Venieris

Dilihat dari lingkup usahanya,

dan Sebold dalam Listiani (2006), inflasi

bank swasta nasional dapat dibedakan

adalah

terjadi

menjadi bank devisa dan bank nondevisa.

kelebihan permintaan (Excess demand)

Bank Devisa (Foreign Exchange Bank)

terhadap

adalah

suatu

keadaan

yang

barang-barang

dalam

bank

yang

dapat

dalam

kegiatan

melakukan

transaksi

perekonomian secara keseluruhan. Secara

usahanya

umum inflasi dapat diartikan sebagai

dalam valuta asing. Sementara bank

kenaikan tingkat harga barang dan jasa

nondevisa (nonforeign exchange bank)

secara umum dan terus-menerus selama

adalah bank yang tidak diperkenankan

waktu tertentu. Inflasi yang tinggi akan

melakukan

menyebabkan pendapatan riil masyarakat

dengan valuta asing. Dalam hal ini,

akan terus turun, sehingga standar hidup

transaksi yang dilakukan masih dalam

masyarakat menurun.

batas-batas

transaksi

negara.

yang

Bank

berkaitan

umum

Menurut Sukirno (2004: 339)

nondevisa dapat meningkatkan statusnya

dampak dari inflasi di antaranya adalah

menjadi bank devisa setelah memenuhi

melemahkan semangat untuk menabung.

ketentuan-ketentuan, antara lain: volume

Meningkatnya inflasi maka nilai uang

usaha minimal mencapai jumlah tertentu,

akan

tersebut

tingkat kesehatan dan kemampuannya

menyebabkan masyarakat juga merasa

dalam memobilisasi dana, serta memiliki

tidak diuntungkan dengan menyimpan

tenaga kerja yang berpengalaman dalam

uang di bank dengan harapan bunga di

valuta asing.

menurun

dan

hal

tengah inflasi yang tinggi, sehingga dana

Penelitian Terdahulu

yang dihimpun bank akan menjadi lebih kecil.

Penelitian Akbar dan Mentayani (2010)

mengenai faktor-faktor yang

memengaruhi intermediasi studi pada

Bank Umum Swasta Nasional Menurut Siamat (2005: 55) “Bank

bank umum swasta Kalimantan Selatan

Umum Swasta Nasional adalah bank yang

tahun 2007-2009. Diperoleh hasil bahwa

berbadan

NPL

hukum

Indonesia,

yang

sebagian atau seluruh modalnya dimiliki

berpengaruh

positif

signifikan

terhadap LDR, SBI berpengaruh negatif signifikan terhadap LDR dan Inflasi tidak

berpengaruh signifikan terhadap LDR.

intermediasi bank asing dalam mendorong

Sedangkan Setyari (2007) melakukan

pemulihan sektor riil di Indonesia periode

penelitian

fungsi

2000:09-2004:07 dengan menggunakan

intermediasi bank umum dan BPR di Bali

variabel independen yang terdiri dari

sebuah kajian komparatif periode 1993-

Return On Asset, BOPO dan Non-

2005 memperoleh hasil bahwa BPR lebih

Performing Loan. Metode analisis yang

mampu

sebagai

digunakan adalah regresi linear, Ordinary

dalam

Least Square (OLS) menemukan hasil

perekonomian Bali (dengan posisi LDR

bahwa ada hubungan positif signifikan

selalu berada di atas 70 %). Sebaliknya,

antara ROA terhadap LDR, BOPO dan

LDR bank umum yang awalnya berada di

NPL

atas kisaran 85 % turun drastis pada 1998

signifikan terhadap fungsi intermediasi

dan 1999. Pada akhir periode penelitian,

bank asing (LDR). Penelitian Setiawan

posisi LDR masih berada di bawah 60 %.

dan Hady (2006) mengenai pengaruh

Haryati (2009) meneliti pertumbuhan

placement dan kinerja bank serta variabel

kredit perbankan Indonesia: Intermediasi

eksternal terhadap peranan bank umum

dan pengaruh variabel makro ekonomi

swasta

pada perbankan nasional dan bank asing

untuk mendorong sektor riil di Indonesia

campuran menyimpulkan bahwa inflasi

pada

berpengaruh positif signifikan terhadap

metode

pertumbuhan kredit pada bank nasional

menunjukkan bahwa CAR berpengaruh

dan berpengaruh negatif tidak signifikan

positif

terhadap bank asing pada 2005-2008.

sedangkan SBI, penempatan dana pada

Peneliti lainnya Lestari dan Sugiharto

bank lain, NPL dan BOPO berpengaruh

(2007) mengenai kinerja bank devisa dan

negatif signifikan terhadap LDR. Dengan

bank nondevisa dan faktor-faktor yang

menggunakan metode analisis yang sama

memengaruhi LDR, menemukan hasil

Sudirman (2003) meneliti faktor-faktor

bahwa inflasi, suku bunga SBI dan nilai

penghambat peningkatan Loan to Deposit

tukar rupiah tidak berpengaruh signifikan

Ratio (LDR) perbankan di provinsi Bali

terhadap LDR

menemukan hasil bahwa CAR, suku

mengenai

menjalankan

intermediary

NonDevisa (2004)

posisi

peran

institution

bank Devisa dan bank

pada meneliti

mempunyai

nasional

pengaruh

sebagai

1997-2004 analisis

signifikan

dan

negatif

intermediasi

menggunakan

regresi

terhadap

berganda

LDR,

2002-2006.

Hadad

bunga SBI pada Bank Perkreditan Rakyat

tentang

fungsi

dan Bank Umum periode 2001-2002

berpengaruh positif terhadap peningkatan

METODE PENELITIAN

LDR, sedangkan penempatan dana di bank

lain

dan

suku

bunga

kredit

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

berpengaruh negatif signifikan terhadap

kuantitatif memerlukan

penurunan LDR. Analisis pengaruh CAR,

hipotesis

NPL, Inflasi, Pertumbuhan DPK dan

statistik

Exchange Rate terhadap LDR, studi kasus

maupun

pada bank umum di Indonesia periode

Pengolahan

2004-2008 merupakan topik penelitian

menggunakan teknik statistik yang berupa

yang dilakukan oleh Nandadipa (2010).

regresi linear berganda yang bertujuan

Dengan menggunakan metode analisis

untuk mengetahui koefisien regresi atau

regresi linear berganda dan variabel

besarnya

independen yang terdiri dari CAR, NPL,

terhadap variabel terikat.

serta

adanya suatu

pengujiannya

berdasarkan formula data

teknik

secara analisis

statistik

tertentu.

dilakukan

dengan

pengaruh

variabel

bebas

Pertumbuhan DPK dan Exchange Rate

Penelitian ini menggunakan dua jenis

ditemukan bahwa CAR, NPL, Inflasi dan

variabel data, yaitu variabel bebas dan

berpengaruh

negatif

variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari

sedangkan

faktor internal (SBI, ABA, CAR, NPL,

pertumbuhan DPK berpengaruh positif

BOPO) dan faktor eksternal (Inflasi),

tidak

sedangkan

Exchange

Rate

signifikan

terhadap

signifikan

LDR,

terhadap

LDR.

variabel

terikatnya

adalah

Nasiruddin (2005) melakukan penelitian

Loan to Deposit Ratio. Jenis data yang

terhadap faktor-faktor yang memengaruhi

digunakan dalam penelitian ini adalah

LDR di BPR Provinsi Jawa Tengah

data sekunder yang berupa data laporan

menyimpulkan bahwa CAR berpengaruh

perkembangan per bulan dari masing-

positif terhadap LDR, sedangkan NPL

masing variabel bebas dan terikat. Metode

dan Suku Bunga Kredit berpengaruh

pengumpulan data menggunakan metode

negatif

Bank

studi kepustakaan. Pengumpulan data-

Perkreditan Rakyat Provinsi Jawa Tengah

data penelitian tersebut terdiri dari SBI,

periode 2003.

ABA, CAR, NPL, BOPO, Inflasi dan

terhadap

LDR

pada

LDR

yang

diperoleh

dari

Statistik

Perbankan Indonesia periode 2006-2010.

Tabel 2. Operasionalisasi Variabel Variabel

Konsep Variabel

Indikator

Sertifikat Bank Indonesia

Surat berharga atas  SBI unjuk dalam rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia Antar Bank Penempatan dana  ABA Aktiva pada bank lain

Ukuran

Skala

SBI per bulan dari Januari 2006- Desember 2010

Nominal

ABA per bulan dari Januari 2006- Desember 2010

Nominal

Capital Adequency Ratio

Rasio perbandingan 1. Modal Bank antara modal bank 2. Total ATMR terhadap ATMR

CAR = Modal Bank_x100% Total ATMR

Rasio

Non Performing Loan

Rasio antara kredit bermasalah terhadap total kredit

1.Kredit bermasalah 2. Total kredit

NPL =

Rasio

Biaya Operasi dan pendapatan operasional

Rasio antara Biaya Operasional terhadap pendapatan operasional

1.Biaya Operasional 2.Pendapatan Operasional

BOPO =

Gejala kenaikan harga barang yang bersifat umum dan terus-menerus Loan to Rasio antara Deposit Ratio kredit yang diberikan terhadap total dana pihak ketiga

 Indeks Harga Konsumen

Indeks Harga Konsumen Rasio periode Januari 2006Desember 2010

1.Jumlah kredit

LDR= Jumlah Kredit x100% Jumlah DPK

Inflasi

2. Jumlah DPK

Kredit bermasalah x100% Total Kredit

Rasio

Biaya Operasi_ x100% Pendapatan Operasi

Rasio

Sumber: Data diolah (2011)

bagi setiap unsur atau anggota populasi

Populasi dan Sampel Populasi

yang

menjadi

objek

penelitian adalah seluruh Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa yang tercatat di Bank Indonesia selama periode 2006-2010.

Metode

sampling

yang

digunakan adalah metode nonprobability pengambilan

adalah sampel jenuh yaitu semua anggota populasi

digunakan

sebagai

sampel

dengan menggunakan 60 waktu amatan (Januari 2006 – Desember 2010).

PEMBAHASAN

sampel

Pada tabel 3. dapat dilihat bahwa

dengan tidak memberi peluang yang sama

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Antar

sampling,

yaitu

untuk dipilih. Teknik pengambilan sampel

Bank Aktiva (ABA) tidak berpengaruh

signifikan.

signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio

dengan

(LDR), hal ini ditunjukan dari tingkat

Sugiharto

signifikansi masing-masing 0,128 > 0,05

berpengaruh signifikan terhadap LDR.

dan

0,302 > 0,05. Semakin tinggi

Temuan berbeda oleh peneliti-peneliti

penempatan dana pada Sertifikat Bank

seperti Sudirman (2003), Setiawan dan

Indonesia dan penempatan pada bank lain,

Hady (2006), Akbar dan Mentayani

akan mendorong peningkatan kinerja

(2010), yakni SBI dan ABA berpengaruh

LDR Bank Umum Swasta Nasional

negatif dan signifikan terhadap LDR.

namun

dalam

tingkat

yang

Hasil penelitian ini sejalan

Haryati

(2009),

(2007),

yaitu

Lestari

dan

SBI

tidak

tidak

Tabel 3. Rangkuman hasil Regresi Variabel terikat

Loan to Deposit Ratio

Konstanta Adjudted R2

Variabel bebas Koefisien Standard T hitung Sig. Regresi Error SBI 2,810E-5 0,000 1,545 0,128 ABA 2,569E-5 0,000 1,042 0,302 CAR -1,698 0,206 -8,246 0,000 NPL -5,299 0,498 -10,638 0,000 BOPO -0,062 0,084 -0,737 0,464 INFLASI -0,038 0,114 -0,333 0,741 = 117,563 F hitung = 123,258 = 0,926 Sig. = 0,000

Sumber: Data diolah (2011)

Kinerja bank yang terdiri dari CAR

menandakan bank banyak meminjamkan

dan NPL berpengaruh negatif signifikan

dananya sehingga ATMR mengalami

terhadap LDR yang ditunjukan dari

kenaikan yang mengakibatkan CAR bank

tingkat signifikansi masing-masing 0,000

akan

< 0,05 dengan koefisien -1,698 dan -

mendukung

5,299.

menyatakan CAR berpengaruh negatif

Hal

peningkatan

ini atau

mengindikasikan penurunan

turun.

Hasil

penelitian

Nandadipa

(2010)

ini yang

CAR

signifikan terhadap LDR, namun berbeda

maupun NPL selama periode penelitian

dengan kajian Nasiruddin (2005) dan

mempengaruhi kinerja LDR. Semakin

Setiawan & Hady (2006) melaporkan

rendah CAR, maka semakin besar LDR

bahwa CAR berpengaruh positif dan

yang dicapai bank. LDR yang tinggi

signifikan terhadap LDR. Semakin tinggi

NPL akan mendorong penurunan jumlah

(2010) yang menyatakan bahwa Inflasi

kredit yang disalurkan, karena berpotensi

berpengaruh

kredit tidak tertagih. Ini mendukung teori

terhadap pertumbuhan kredit.

signifikan

dan

negatif

dampak

Pengujian secara simultan variabel

meningkatnya NPL akan mengurangi

SBI, ABA, CAR, NPL, BOPO dan Inflasi

kemampuan untuk memberikan kredit.

memiliki pengaruh signifikan terhadap

Dendawijaya

(2003),

yakni

Kinerja bank lainnya, yaitu BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap LDR, hal ini ditunjukan dengan tingkat signifikansi 0,464 > 0,05. tersebut

selama

bahwa

atau

penurunan

BOPO

periode

penelitian

tidak

mempengaruhi LDR. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Hadad (2004)

dan Setiawan & Hady (2006)

yang menyimpulkan BOPO berpengaruh

menunjukan

tingkat

signifikansi 0,741 > 0,05 dan koefisien 0,038

yang

berarti

Inflasi

tidak

berpengaruh signifikan terhadap LDR. Meningkatnya inflasi akan menurunkan nilai uang dan menyebabkan masyarakat merasa

tidak

diuntungkan

dengan

menyimpan uangnya di bank, sehingga mereka enggan untuk menabung. Hasil ini sejalan dengan temuan Setiawan & Hady (2006), Akbar dan Mentayani (2010) bahwa

Inflasi

tidak

SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Simpulan Berdasarkan

hasil

analisis

penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara parsial Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Antar-Bank Aktiva (ABA) tidak berpengaruh signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR). Sedangkan Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Non-

signifikan negatif terhadap LDR. Inflasi

signifikansi 0,000<0,005.

Hasil uji

mengindikasikan

peningkatan

LDR, yang dibuktikan dengan tingkat

berpengaruh

signifikan terhadap LDR. Sedangkan hasil berbeda disimpulkan oleh Nandadipa

Performing Loan (NPL) berpengaruh

negatif signifikan terhadap LDR. Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) dan Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap LDR. Secara simultan variabel SBI, ABA, CAR, NPL, BOPO dan

Inflasi

terhadap

berpengaruh

LDR

periode

signifikan 2006-2010.

Kontribusi variabel bebas yang terdiri dari SBI, ABA, CAR, NPL, BOPO dan Inflasi terhadap variabel terikat yaitu LDR sebesar 92,60 persen.

Rekomendasi

Bagi peneliti selanjutnya agar menambah

variabel

yang

digunakan

seperti suku bunga simpanan, suku bunga kredit, exchange rate, Produk Domestik Bruto dan beberapa variabel lainnya yang berkaitan. Selain itu memperbesar jumlah sampel dan menambah periodesasi tahun penelitian sehingga memperoleh hasil yang lebih representatif. Dalam perkembangan maupun

rangka

mendorong

intermediasi

perbankan

nasional,

BUSN perlu

dilakukan suatu penelitian yang melihat sisi demand untuk mengungkap persoalan dan harapan sektor riil yang sebenarnya. Perlu

dilakukan

kajian

lebih

mendalam dari otoritas perbankan yang menetapkan

suatu ketentuan atau

kebijakan agar penempatan dana bank berupa Sertifikat Bank Indonesia tidak menghambat perkembangan LDR

DAFTAR PUSTAKA Akbar, Masithah & Ida Mentayani. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intermediasi Studi pada Bank Umum Swasta Kalimantan Selatan Tahun 2007-2009. Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol.11, No.2, 107-116. Almilia dan Herdaningtyas. 2005. Analisis rasio Camel terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan 2000-2002. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, vol. 7, No. 2.

Aman, Horoyuki & Hironobu Miyazaki. 2009. Valuation Effects of New Equity issues by Banks: Evidence from Japan. Applied Financial Economics. Budisantoso, Totok & Sigit Triandaru. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat. Dendawijaya, Lukman. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Diretorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan. 2010. Kajian Stabilitas Keuangan Nomor 15. Jakarta: Bank Indonesia. Hadad, Muliaman D. et al. 2003. Studi Biaya Intermediasi Beberapa Bank Besar di Indonesia: Apakah Bunga Kredit Bank Umum Overprice. Kertas Kerja. Bank Indonesia. Hadad, Muliaman D. et al. 2004. Fungsi Intermediasi Bank Asing dalam Mendorong Pemulihan Sektor Riil di Indonesia. Kertas Kerja. Bank Indonesia. Haryati, Sri. 2009. Pertumbuhan Kredit Perbankan di Indonesia: Intermediasi dan Pengaruh Variabel Makro Ekonomi. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 13, No.2, hal. 299-310. Kasmir, 2004. Dasar-Dasar Perbankan. Edisi 1. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Komang Sri Arsani. 2008. Analisis Pengaruh Indikator Makroekonomi terhadap Profitabilitas Perbankan di Indonesia Periode Januari 2006Desember 2008. Tidak diterbitkan. Jakarta: Program Sarjana FEUI. Leon, Boy & Ericson, Sonny. 2007. Manajemen Aktiva Pasiva Bank Non-Devisa. Jakarta: PT Grasindo.

Lestari, Maharani Ika & Sugiharto, Toto. 2007. Kinerja Bank Devisa dan Bank Non Devisa dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil), Vol.2, A195-A201. Listiani, Nurlia. 2006. Faktor-Faktor Determinan yang Memengaruhi Tingkat Inflasi di Indonesia Periode 1970-2004. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, Vol. XIV, No.1. Lubis, Irwan 2011. Kajian terhadap Intermediasi Perbankan Setelah Program Rekapitulasi (Studi Kasus Pada Enam Bank Terbesar di Indonesia) eprints.lib.ui.ac.id/10534/ Diakses, 15 September 2011 Nandadipa, Seandy. 2010. Analisis Pengaruh CAR, NPL, Inflasi, Pertumbuhan DPK, dan Exchange Rate Terhadap LDR (Studi Kasus Pada Bank Umum di Indonesia periode 2004 – 2008). (Skripsi) Semarang: Universitas Diponegoro. Nasiruddin. 2005. Faktor-faktor yang mempengaruhi Loan to Deposit Ratio (LDR) di BPR Wilayah Kerja Kantor Bank Indonesia Semarang. Tesis : Universitas Diponegoro Semarang. Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 tanggal 5 Januari 2011 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. http://www.bi.go.id/web/id/peratura n/perbankan/pbi_130111.htm. Diakses 05 Juli 2011. Rahyuda, Ketut & Prawita, Eka. 2003. Kontribusi Pertumbuhan Earning Assets dan Dana Pihak Ketiga terhadap Rasio BOPO Bank Pembangunan Daerah Bali. Buletin Studi Ekonomi, Vol. 8, No.2.

Riyadi, Slamet. 2006. Banking Assets and Liability Management. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Setiadi, Pompong.B. 2010. Analisis Hubungan Spread of Interest Rate, Fee Based Income, dan Loan to Deposit Ratio dengan ROA pada Perbankan di Jawa Timur. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol.1, No.1. Setiawan, Bambang & Hady Hamdy. 2006. Pengaruh Placement dan Kinerja Bank, serta Variabel Eksternal terhadap Peranan Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) sebagai Intermediasi untuk Mendorong Sektor Riil di Indonesia. Journal of Post Graduate Program Universitas Persada Indonesia, Vol XIV. Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan Perbankan. Edisi 5. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sudirman, Wayan I. 2003. Faktor-Faktor Penghambat Peningkatan Loan To Deposit Ratio (LDR) Perbankan di Propinsi Bali. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 18, No. Sukirno, Sadono. 2004. Teori Pengantar Makro Ekonomi, Edisi 3. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Wiwin Setyari, Ni Putu. 2007. Fungsi Intermediasi Bank dan BPR di Bali: Sebuah Komparatif. Buletin Ekonomi, Vol.12.

Posisi Umum Kajian Studi No.2.

PENGARUH HARGA SAHAM DAN TINGKAT BUNGA BANK INDONESIA TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA PT HOLCIM INDONESIA Tbk. (STUDI KASUS TAHUN 2003-2011) Nidaul Izzah 1)

ABSTRACT The capital market is one of investment the alternative that able to the optimal advantage yield for investor. Each investor is requiring of relevant information with transaction development in stock. This is very important to be made in consideration in compiling strategy and decision to conduct a require to be paid attention two matter that is investment risk, and return. At securities that have some return, the investor looking the lower risk. This research aims to understand the influence of interest rate and stock price to trading volume of PT Holcim Indonesia Tbk. This research using time series data from BEJ and Indonesian Bank monthly published on BEI in Januari 2003 until December 2011. Analyze technique to use this research is multiple linier regression to obtain describe wich totally regarding relationship between one variable with other variable. The result of the research shows that stock price variable has a negative (r = 0.150) and significant to trading volume (determinant coefisien = 2,25 %), while interest rate has positive (r=0.490) and significant to trading volume (determinant coefisien = 24,01 %). Other variables may include macro and micro factors, such as, the condition of political stability and security that occur in domestic and psychological factorsof the investors in capital markets. Based on the result of research, advice that the investors should considered the interest rate of Certificate of Indonesian Bank, also must consider the factors of social conditions, political and security. Keywords: Trading volume, stock price, interest rate, the influence of share

1

) Dosen Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Sejak kebijakan

diluncurkannya pemerintah,

berbagai

seperti:

Paket

dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Melalui pasar modal, perusahaan

kebijakan Desember 1987 (Pakdes 1987), Pakto 88, Pakdes 88 telah dorongan yang lebih

memberikan

jauh pada pasar

modal dengan membuka peluang swasta

bagi

untuk menyelenggarakan bursa.

Bursa

efek

dan

pasar

dapat memperoleh dana jangka panjang, baik

berupa

modal

sendiri

(equity)

maupun melalui modal pinjaman. Modal sendiri

diperoleh

dengan

menjual

modal

sahamnya dan apabila ingin memperoleh

mempunyai peranan yang penting baik

pinjaman maka perusahaan dapat menjual

bagi badan usaha, investor, maupun

obligasi.

pemerintah. Bagi badan usaha khususnya

Menurut Hendra S. Raharjaputra

perusahaan manufaktur yang go public

(2009:

akan

memanfaatkan

memperoleh

dana

segar

yang

29)

tujuan pasar

perusahaan modal

dalam

dimanfaatkan untuk memperbaiki struktur

penarikan dananya adalah: (1) untuk

modal perusahaan dan meningkatkan nilai

perluasan usaha (2) memperbaiki struktur

perusahaan. Saham (stock) merupakan

modal/financial restructuring, dan (3)

salah satu instrumen pasar keuangan yang

pengalihan pemegang saham/divestment.

paling

Sementara itu, stock split merupakan cara

popular.

Menerbitkan

saham

merupakan salah satu pilihan perusahaan

yang

ketika memutuskan untuk pendanaan

mempertahankan sahamnya agar tetap

perusahaan. Pada sisi yang lain, saham

berada dalam rentang perdagangan yang

merupakan instrument investasi yang

optimal. Dengan melakukan pemecahan

banyak dipilih para investor karena saham

saham, maka harga saham akan menjadi

mampu memberikan tingkat keuntungan

lebih

yang menarik. Saham dapat didefinisikan

memperbesar daya beli investor, dengan

sebagai tanda penyertaan modal seseorang

begitu

atau pihak (badan usaha) dalam suatu

meningkat.

perusahaan

atau

perseroan

terbatas.

dilakukan

rendah

tingkat

oleh

dan

emiten

hal

ini

likuiditasnya

untuk

akan

akan

Selain itu, di pasar sekunder atau

Dengan menyertakan modal, maka pihak

dalam

aktivitas

perdagangan

tersebut memiliki klaim atas pendapatan

sehari-hari,

perusahaan, klaim atas aset perusahaan,

mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan

harga-harga

saham saham

maupun penurunan. Pembentukan harga

saham terjadi karena adanya permintaan

Husnan (2001: 60) volume perdagangan

dan penawaran atas saham tersebut.

merupakan fungsi supply and demand

Dengan kata lain harga saham terbentuk

yang dapat digunakan sebagai tanda

oleh supply dan demand atas saham

menguat dan melemahnya pasar. Supply

tersebut. Supply dan demand tersebut

dan demand yang terjadi di pasar tidak

terjadi karena adanya banyak faktor, baik

luput dari adanya motif ekonomi dari

yang sifatnya spesifik atas saham tersebut

penjual dan pembeli. Bagi pembeli saham

(kinerja perusahaan dan industri adalah

investasi yang dia lakukan lebih condong

perusahaan tersebut bergerak) maupun

pada motif spekulasi untuk mendapatkan

faktor yang sifatnya makro seperti tingkat

keuntungan yang dilakukan atas dasar

suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-

kepercayaan kepada emiten.

faktor non-ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.

emiten timbul karena adanya faktor-faktor

Pemodal dapat dibedakan menjadi dua,

yakni pemodal

memperoleh

deviden;

yang bertujuan tipe

Kepercayaan para pemodal kepada

pemodal

yang berasal dari dalam perusahaan sendiri, seperti reputasi komisaris, direksi, perusahaan

bekerja

produktif,

dan

seperti ini akan membandingkan antara

diproyeksikan memperoleh keuntungan,

keuntungan menanamkan modal dalam

serta faktor-faktor luar, seperti: pesaing,

bentuk saham atau menanam uangnya di

keadaan ekonomi/moneter, perpajakan,

bank

politik dan lainnya.

untuk

mendapatkan

bunga.

Kelompok yang kedua adalah pemodal

Dari latar belakang di atas, penulis

yang bertujuan berdagang; kelompok ini

mengambil judul penelitian Pengaruh

mempunyai tujuan memperoleh selisih

Harga Saham dan Tingkat Bunga Bank

lebih penjualan dari naik turunnya harga

Indonesia terhadap Volume Perdagangan

sahan sesuai dengan permintaan dan

Saham pada PT Holcim Indonesia Tbk“.

penawarannya. Jika harga turun mereka membeli saham dan jika harga naik, mereka akan menjualnya. Bagi perusahaan yang sudah go public, volume perdagangan saham sangat

penting artinya untuk mempertahankan likuiditas

perusahaan. Menurut Suad

Perumusan Masalah Perumusan masalah yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalh sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh harga saham terhadap volume perdagangan saham

pada perusahaan PT Holcim Indonesia Tbk?

1. Ada pengaruh harga saham terhadap volume

2. Apakah ada pengaruh tingkat bunga BI terhadap volume perdagangan saham

perdagangan

saham

pada

perusahaan PT Holcim Indonesia Tbk. 2. Ada pengaruh tingkat bunga Bank

pada perusahaan PT Holcim Indonesia

Indonesia

Tbk?

perdagangan saham pada perusahaan

3. Apakah ada pengaruh harga saham dan tingkat bunga BI secara bersamaan

terhadap

volume

PT Holcim Indonesia Tbk. 3. Ada pengaruh harga saham dan tingkat

terhadap volume perdagangan saham

bunga

pada perusahaan PT Holcim Indonesia

volume perdagangan saham pada PT

Tbk?

Holcim Indonesia Tbk.

Tujuan Penelitian

Bank

Indonesia

terhadap

TINJAUAN PUSTAKA

Tujuan penelitian yang dilakukan sebagai

Pengertian Investasi

berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh harga saham terhadap volume perdagangan saham pada perusahaan PT Holcim Indonesia Tbk. 2. Untuk

mengetahui pengaruh tingkat

bunga BI (BI Rate) terhadap volume perdagangan saham pada perusahaan PT Holcim Indonesia Tbk. 3. Untuk mengetahui pengaruh harga saham dan tingkat bunga BI secara bersama-sama terhadap perdagangan saham pada perusahaan PT Holcim Indonesia Tbk.

Menurut PSAK No. 13 dalam Standar Akuntansi Keuangan, investasi adalah suatu aktiva yang digunakan oleh perusahaan

untuk

menumbuhkan

kekayaan (Accretion of Wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti, deviden, dan uang sewa), untuk apresiasi

nilai

manfaat

lain

berinvestasi

investasi,

atau

untuk

bagi

perusahaan

yang

seperti

manfaat

yang

diperoleh melalui hubungan perdagangan. Persediaan

dan

aktiva

tetap

bukan

merupakan investasi. “Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan

Hipotesis Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, diajukan hipotesis sebagai berikut:

harapan untuk memperoleh

tambahan

atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut.” (Kamarudin, 2004: 3).

Smith and Skousen (Irham Fahmi,

berupa gedung) yang disiapkan guna

2006:1) mengatakan “investing activities:

memperdagangkan

transaction and events the purchase and

obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga

sale

lainnya

of

securities

(excluding

cash

equivalents), and building, equipment.

dengan

saham-saham,

memakai

jasa

para

perantara pedagang efek.”

And other asset not generally held for

Menurut Suad Husnan (2001: 26),

sale, and the making, and collecting of

“Pasar modal adalah pasar untuk berbagai

loans.

as

instrumen keuangan jangka panjang yang

operating activities, since the relate only

bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk

indirectly to the central, on going

hutang maupun modal sendiri, baik yang

operations ofentity.”

diterbitkan

They

are

Secara

not

umum

classified

investasi

atau

penanaman modal dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan baik oleh orang pribadi (natural person) maupun badan hukum (juridical person) dalam upaya

untuk

meningkatkan

dan/atau

mempertahankan nilai modalnya, baik yang berbentuk uang tunai, peralatan, aset tidak

bergerak,

intelektual,

hak

maupun

atas

kekayaan

keahlian.

(Ana

Rokhmatussa’dyah, 2009: 3).

pasar

pemerintah,

public

authorities, maupun perusahaan swasta.”

Pelaku Pasar Modal Dalam pasar modal terdapat para pemain utama yang terlibat di pasar modal dan lembaga penunjang yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses transaksi. Menurut Kasmir (Sunariyah 2004: 183-189) terdapat empat pemain utama dalam pasar modal, yaitu: 1. Emiten adalah perusahaan yang akan melakukan

penjualan

surat-surat

berharga atau melakukan emisi di

Pengertian Pasar Modal Pengertian

oleh

modal

secara

bursa

(disebut

Dalam

para

emiten

umum adalah suatu sistem keuangan yang

melakukan

terorganisasi,

dalamnya

memiliki berbagai tujuan dan hal ini

adalah bank-bank komersial dan semua

biasanya sudah tertuang dalam rapat

lembaga perantara di bidang keuangan,

umum pemegang saham (RUPS).

termasuk

di

serta keseluruhan surat-surat berharga

emisi,

emiten).

2. Investor adalah pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya

yang beredar. 4),

di perusahaan yang melakukan emisi.

“Pasar modal adalah suatu pasar (tempat,

Sebelum membeli surat berharga yang

Menurut

Sunariyah

(2004:

ditawarkan, melakukan

investor

yang

bertujuan

untuk

berdagang. Kelompok ini aktif dalam

mencakup

kegiatan berdagang di bursa, dengan

bonafiditas perusahaan, prospek usaha

tujuan memperoleh selisih lebih dari

emiten dan analisis lainnya.

naik turunnya harga saham yang terjadi

penelitian

dan

2. Pemodal

analisis

tertentu.

penelitian

biasanya

ini

3. Lembaga Penunjang yang berfungsi antara lain turut serta mendukung beroperasinya pasar modal, sehingga mempermudah baik emiten maupun investor dalam melakukan berbagai

akibat

company) yang bertugas mengelola

berharga

menguntungkan

yang

sesuai

akan dengan

keinginan investor, terdiri dari dua unit, yaitu sebagai pengelola dana dan penyimpan dana.

Sebagai instrumen investasi, saham memiliki risiko, antara lain: 1. Capital Loss Capital loss merupakan kebalikan

investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya, saham PT XYZ

yang

dibeli

dengan

harga

Rp2.000,- per saham, kemudian harga saham

tersebut

terus

mengalami

penurunan hingga mencapai Rp1.400,per saham. Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor

Kelompok Pemodal Tujuan

dan

dari capital gain, yaitu suatu kondisi

4. Perusahaan pengelola dana (investment

surat-surat

permintaan

penawaran.

kegiatan yang berkaitan dengan pasar modal.

adanya

para

pemodal

dapat

menjual pada harga Rp1.400,- tersebut

dikelompokkan menjadi sebagai berikut:

sehingga mengalami kerugian sebesar

1. Pemodal

Rp600,- per saham.

yang

bertujuan

untuk

memperoleh deviden. Kelompok ini

2. Risiko Likuidasi

mengincar perusahaan yang sudah

Perusahaan

yang

sahamnya

sangat stabil atau blue chip karena

dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh

perusahaan tersebut diperkirakan akan

Pengadilan, atau perusahaan tersebut

memperoleh keuntungan yang relatif

dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim

stabil. Bagi kelompok ini memperoleh

dari

deviden lebih penting dibandingkan

prioritas

dengan memperoleh kenaikan harga

kewajiban perusahaan dapat dilunasi

saham (capital gain).

(dari

pemegang terakhir

hasil

saham setelah

penjualan

mendapat seluruh

kekayaan

perusahaan). Jika masih terdapat sisa

usahanya tanpa menunggu dana dari

dari

hasil operasi.

hasil

penjualan

kekayaan

perusahaan tersebut, maka sisa tersebut

2. Fungsi keuangan, yaitu dengan cara

dibagi secara proporsional kepada

menyediakan dana yang diperlukan

seluruh pemegang saham. Namun jika

oleh borrower dan para lender tanpa

tidak

harus

terdapat

sisa

kekayaan

perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari

terlibat

langsung

dalam

kepemilikan aktiva riil.

ini

Tujuan Perusahaan Menarik Dana melalui Pasar Modal

merupakan risiko yang terberat dari

Menurut Hendra S. Raharjaputra

likuidasi

tersebut.

Kondisi

pemegang saham. Untuk itu seorang

(2009: 29), tujuan perusahaan adalah:

pemegang saham dituntut untuk secara

1. Untuk Perluasan Usaha

terus-menerus

perluasan

perkembangan perusahaan.

Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki dana (lender)

dengan

pihak

yang

memerlukan dana jangka panjang tersebut (borrower).

Berdasarkan hal tersebut

pasar modal mempunyai dua fungsi,

tentunya

Dana yang paling mudah didapat adalah dari keuntungan yang belum dibagikan /laba ditahan. Tetapi jika dana tersebut tidak mencukupi maka perusahaan akan menarik dana melalui pasar modal dengan menjual saham baru.

yaitu: 1. Fungsi ekonomi, yaitu pasar modal menyediakan

fasilitas

untuk

memindahkan dana dari lender ke borrower. Dengan menginvestasikan

dananya lender mengharapkan adanya imbalan atau return dari penyerahan dana

usaha

membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Fungsi Pasar Modal

lebih

Jika perusahaan ingin melakukan

mengikuti

tersebut.

Sedangkan

bagi

borrower, adanya dana dari luar dapat

digunakan untuk usaha pengembangan

2. Memperbaiki Struktur Modal Umumnya

modal

perusahaan

berasal dari modal sendiri dan modal pinjaman.

Dengan

adanya

modal

pinjaman baik dari lembaga keuangan perbankan maupun non bank. Resiko modal pinjaman adalah adanya beban bunga yang harus dibayarkan oleh perusahaan yang dapat mengakibatkan

kerugian. Oleh karena itu, perlu adanya restrukturisasi modal. 3. Pengalihan

artikel

pemegang

saham

(divestment)

kinerja

merupakan

perusahaan

setiap

bentuk yang

dari sudah

orang

yang

mempunyai

persyaratan untuk pembeli saham

dari

perusahaaan

ahli

mendefinisikan

tersebut.

Banyak

bahwa

pengertian saham, di antaranya menurut Suad Husnan (2001: 27) mendefinisikan sekuritas sebagai

secarik

kertas yang

menunjukkan hak pemilik kertas tersebut untuk memperoleh bagian dari prospek kekayaan

perusahaan

yang

menerbitkan sekurirtas tersebut. Saham

adalah

tanda

bukti

pengambilan bagian atau peserta dalam suatu

Perseroan

merupakan menunjukkan

Terbatas.

(www.google.com)

saham: ”Stocks is a

Jadi

surat

berharga

kepemilikan

yang atau

suatu perusahaan (Fakhruddin, 2006: 13) saham

adalah

unit

kepemilikan dalam sebuah perusahaan, sebagai bukti kepemilikan atas saham, perseroan terbatas menerbitkan sertifikat sahamnya. (Simamora, 2000: 408)

saham

dapat disimpulkan

adalah

kertas

yang

atau penyertaan modal yang diterbitkan oleh Perusahaan yang memiliki manfaat berupa deviden, capital gain, dan manfaat non-financial.

Menurut Frederick (2001: 53) “Saham

Mishkin adalah

suatu

sekuritas yang memiliki klaim terhadap pendapatan

dan

aset

sebuah

perusahaan.” Ini berarti sekuritas sendiri dapat diartikan sebagai klaim pendapatan masa

atas

depan

seorang

peminjam yang dijual oleh

peminjam

kepada yang meminjamkan, yang sering juga disebut instrumen keuangan. Dari

Saham

penyertaan pasar modal investor dalam

Modal

dalam

dijadikan bukti kepemilikan perusahaan

ekonomi yang mendefinisikan tentang

atau

ekonomi

corporation.”

melakukan go public dan bisa dimiliki oleh

J. Keown

certificate that indicates ownership in a

Pengertian Saham Saham

Arthur

para

berbagai

ahli,

bahwa

maka

saham

kepemilikan

definisi

menurut

dapat disimpulkan

merupakan

seseorang

bukti

atas

modal

yang telah diberikan kepada perusahaan dan

akan

mendapatkan

yang

berupa

modal

serta

lainnya.

deviden, manfaat

keuntungan penambahan

non

financial

tingkat bunga akan rendah karena belanja

Harga Saham Harga oleh

saham sangat ditentukan

kinerja

perusahaan

dalam

masyarakat tinggi, begitu juga sebaliknya bila

bunga

tinggi

masyarakat

akan

mendapatkan laba. Apabila keuntungan

mengalokasikan dananya di bank karena

perusahaan tinggi, maka harga saham

mengharapkan pengembalian yang tinggi. Pengertian dari suku bunga adalah

akan naik serta begitu pula sebaliknya. Beberapa ahli mengatakan teori tentang

pengertian

harga

di

waktu

tertentu

atau

harga

dari

dalam

artikel

penggunaan uang yang dipergunakan

(www.google.com),

“Harga

pada saat ini dan akan dikembalikan pada

antaranya

Jogiyanto

ekonomi

saham,

harga dari penggunaan uang untuk jangka

saham merupakan harga yang terjadi di

saat mendatang (Herman, 2003).

pasar bursa pada saat tertentu yang

Menurut Laksmono (2001), nilai

ditentukan oleh pelaku pasar, nilai pasar

suku bunga domestik di Indonesia sangat

ini

terkait

ditentukan

oleh

permintaan

dan

dengan

tingkat

suku

bunga

penawaran saham yang bersangkutan di

international. Hal ini disebabkan oleh

pasar bursa.”

akses pasar keuangan domestik terhadap

Menurut Sawidji Widiatmojo dalam

pasar

keuangan

international

serta

(www.google.com),

kebijakan nilai tukar mata uang yang

“Faktor utama yang menyebabkan harga

kurang fleksibel. Selain suku bunga

saham adalah persepsi yang berbeda dari

international,

masing-masing investor sesuai dengan

Bunga Indonesia (SBI) juga merupakan

informasi yang didapat.”

faktor penting dalam penentuan suku

artikel

ekonomi

tingkat

diskonto

Suku

dapat

bunga di Indonesia. Peningkatan diskonto

disimpulkan harga saham merupakan nilai

SBI segera direspons suku bunga Pasar

dari kekuatan pasar modal yang selalu

Uang Antar Bank (PUAB) sedangkan

mengalami

merespons suku bunga deposito baru

Dari

uraian

di

perubahan

atas

setiap

harinya

sesuai dari permintaan dan penawaran

muncul setelah 7 sampai 8 bulan. Boediono

pasar.

Tingkat bunga biasanya dikaitkan kondisi

perekonomian

berpendapat

bahwa tingkat suku bunga ditentukan oleh

Tingkat Suku Bunga

dengan

(1985)

suatu

negara. Bila kondisi ekonomi stabil, maka

permintaan dan penawaran uang. Dalam menentukan tingkat suku bunga berlaku hukum

permintaan

dan

penawaran.

Apabila penawaran uang tetap, semakin

bunga Sertifikat Bank Indonesia atau SBI

tinggi pendapatan nasional semakin tinggi

(Husnan, 1998).

tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga atau

interest

rate

merupakan

rasio

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tinggi Rendahnya Suku Bunga

pengembalian sejumlah investasi sebagai

Menurut Ramirez dan Khan (2004:

bentuk imbalan yang diberikan kepada

58) ada dua faktor yang memengaruhi

investor. Besarnya tingkat suku bunga

nilai suku bunga yaitu:

bervariatif sesuai dengan kemampuan

1. Faktor

debitur

dalam

memberikan

tingkat

pengembalian kepada kreditur. Tingkat suku bunga tersebut dapat menjadi salah

internal

pendapatan

yang

nasional,

meliputi

jumlah

uang

beredar, dan tingkat inflasi. 2. Faktor eksternal meliputi tingkat bunga

dalam

dari luar negeri, dan tingkat nilai valuta

pengambilan keputusan investasi pada

asing yang dipakai sebagai patokan

pasar modal. Sebagai wahana alternatif

nilai tukar mata uang.

satu

pedoman

investor

investasi, pasar modal menawarkan suatu tingkat

pengembalian

(return)

pada

tingkat risiko tertentu. Dengan

Volume Perdagangan Saham Volume

perdagangan

saham

merupakan alat ukur aktivitas penawaran

membandingkan

tingkat

dan permintaan saham di bursa. semakin

keuntungan dan risiko pada pasar modal

tinggi volume transaksi penawaran dan

dengan

yang

permintaan suatu saham, semakin besar

ditawarkan sektor keuangan, investor

pengaruhnya terhadap fluktuasi harga

dapat memutuskan bentuk investasi yang

saham di bursa. kegiatan perdagangan

mampu menghasilkan keuntungan yang

saham dapat dilihat melalui indicator

optimal. Tingkat suku bunga sektor

aktivitas volume perdagangan (trading

keuangan yang lazim digunakan sebagai

volume activity).

tingkat

suku

bunga

panduan investor disebut juga tingkat

Zulhawati dalam artikel ekonomi

suku bunga bebas resiko (risk free), yaitu

(www.google.com) mengatakan volume

meliputi tingkat suku bunga bank sentral

perdagangan saham merupakan indikator

dan tingkat suku bunga deposito. Di

likuiditas saham atas informasi yang ada

Indonesia tingkat suku bunga Bank

dalam pasar modal. Ini berarti volume

sentral di proyeksikan pada tingkat suku

perdagangan saham merupakan alat ukur

aktivitas

penawaran

dan

permintaan

saham dalam bursa.

Bank

Indonesia tahun

2003

sampai

dengan 2011, dan volume perdagangan

Menurut Suad Husnan (2001: 60)

saham PT Holcim Tbk.

volume perdagangan merupakan fungsi

Untuk menganalisis dan mengolah

supply and demand yang dapat digunakan

data

sebagai tanda menguat dan melemahnya

analisis deskriptif dan analisis kuantitatif.

pasar. Prasetyo dan Sutoyo dalam artikel

Analisis

ekonomi

menggambarkan perkembangan variabel

(www.google.com)

aktivitas

penulis

menggunakan

Diskriptif

digunakan

penelitian

melihat

menilai

pembahasan, yaitu variabel harga saham,

perdagangan yang normal. Investor akan

tingkat bunga, dan volume perdagangan

menilai laporan informatif, dalam arti

saham serta penggambaran atas hasil dari

apakah

ketiga

investor

informasi

tersebut

membuat

variabel

keputusan dalam melakukan pembelian

Analisis

atau penjualan.

menghitung

menjadi

untuk

volume perdagangan digunakan untuk apakah

yang

metode

tersebut.

fokus

Sedangkan

Kuantitatif digunakan dan

mengukur

untuk

pengaruh

penulis

variabel bebas baik secara parsial maupun

volume

bersama-sama terhadap variabel tidak

perdagangan saham adalah instrumen

bebas. Adapun metode yang digunakan

yang

adalah

Dari

uraian

menyimpulkan

berisi

di

atas

bahwa

informasi

aktivitas

permintaan

Semakin

tinggi

tentang

dan

oleh

penawaran.

permintaan

dan

penawaran dalam pasar modal, semakin besar pengaruhnya terhadap fluktuasi harga saham di pasar bursa efek.

dilakukan

untuk

mengetahui pengaruh harga saham dan tingkat

bunga

terhadap

statistik

dengan

alat

analisanya regresi/korelasi sederhana dan berganda, analisis koefisien determinasi dan analisis uji hipotesis.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PT Semen Cibinong, Tbk yang

METODE PENELITIAN Penelitian

metode

volume

perdagangan saham PT Holcim, Tbk. Data diperoleh dari Bursa Efek Jakarta berupa data harga saham harian dari tahun 2003 sampai dengan 2011, tingkat bunga

baru-baru ini berubah nama menjadi PT. Holcim

Indonesia,

Tbk

merupakan

pemain terbesar ketiga di Indonesia dengan kapasitas terpasang sebesar 7,9 juta ton dan terbagi di kedua pabriknya di Narogong dan Cilacap. Dengan produksi yang tercapai pada tahun 2005 sebesar 6,5

juta ton, PT Holcim Indonesia menguasai

Indonesia, Tbk tampaknya merupakan

pangsa pasar sebesar 15,2 %. Peningkatan

bagian

pendapatan

sehingga

Perusahaan semen yang saat ini sudah

mencapai Rp3 triliun lebih pada tahun

berada di lebih dari 70 negara di seluruh

2005

Holcim

dunia dan pada tahun 2005 menjual 110,6

Indonesia, Tbk berhasil membukukan

juta ton semen tersebut berhasil menjual

laba bersih sebesar Rp545 miliar, suatu

semen dan klinker sebanyak 6,6 juta ton,

kenaikan sebesar 58 % dibandingkan

atau kurang lebih 6 % dari penjualan

dengan tahun sebelumnya.

global

sebesar

telah

27

membuat

%

PT

Sementara itu, PT Holcim Indonesia melaporkan

bahwa

menargetkan

untuk

perusahaan meningkatkan

dari

strategi

mereka.

global

Holcim

mereka.

International

dewasa ini secara agresif melakukan berbagai

akuisisi

di

seluruh

dunia,

terakhir di India, maupun juga melakukan

produksinya menjadi 7,9 juta ton. Ini

investasi

berarti

bahwa

seperti di Ste. Genevieve, di daerah

tersebut

akan

produksi

tahun

memanfaatkan

2006 seluruh

kapasitas yang ada. PT Holcim Indonesia,

pembangunan

Mississipi,

Amerika

pabrik

Serikat

baru

dengan

kapasitas 4 juta ton per tahunnya.

Tbk juga merencanakan investasi baru di

Dengan perkembangan yang positif

luar yang selama ini menjadi daerah

di Indonesia, serta dengan dukungan yang

produksinya, yaitu Cibinong dan Cilacap.

kuat dari induk perusahaan mereka di

Perusahaan tersebut merencanakan untuk

Swiss, PT Holcim Indonesia sungguh

melebarkan sayap ke Jawa Timur, yaitu

akan tampil sebagai pesaing yang kuat di

dengan melakukan pembangunan pabrik

tahun-tahun

di sebelah barat Surabaya.

investasi pabrik baru di Jawa Timur akan

Dengan

investasi

mendatang.

Rencana

greenfield

menambah kapasitas mereka menjadi

tersebut, maka PT Holcim memiliki

lebih dari 10 juta ton. Sementara itu

wilayah produksi di tiga pasar yang

lokasinya yang tersebar di tiga propinsi

penting, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah

memungkinkan

mereka

dan nantinya Jawa Timur. Investasi

efisiensi

biaya

sebesar 300 juta dolar AS tersebut

Perkembangan tersebut akan memberikan

diperkirakan akan menambah kapasitas

sumbangan bagi semakin kuatnya posisi

produksinya dengan sekitar 2,5 juta ton.

Holcim

Ekspansi yang dilakukan oleh PT Holcim

semen terbesar kedua di dunia.

dalam

Cement

melakukan distribusinya.

sebagai

perusahaan

Data harian harga saham PT Holcim

dengan 2011, telah dihitung rata-rata

Indonesia Tbk. yang diperoleh dari Bursa

persemesternya

Efek Jakarta

sebagai berikut:

dari tahun 2003 sampai

dan

diperoleh

hasil

Tabel 1: Perkembangan Harga Saham Tahun 2003 – 2011

Tahun

Semester (n) 2003 1 2 2004 1 2 2005 1 2 2006 1 2 2007 1 2 2008 1 2 2009 1 2 2010 1 2 2011 1 2 Sumber: data diolah

Harga Saham X1 188.00 394.28 368.38 393.53 538.13 473.78 611.83 571.88 716.40 1,252.37 1,227.02 766.77 719.27 1,437.74 1,985.52 2,302.69 2,062.05 1,974.90

Dari data di atas diperoleh gambaran

Perubahan Harga Saham 206,28 (25,90) 25.15 144.60 (64.35) 138.05 (39.95) 144.52 535.97 (25.35) (460.25) (47.50) 718.47 547.78 317.17 (240.64) (87.15) Sementara

itu,

% Perubahan 109.72 (6.57) 6.83 36.74 (11.96) 29.14 (6.53) 25.27 74.81 (2.02) (37.51) (6.19) 99.89 38.10 15.97 (10.45) (4.23) dari

data

Bank

adanya perubahan (naik turunnya) harga

Indonesia diperoleh data tentang besarnya

saham PT Holcim Indonesia, Tbk. dari

suku bunga Bank Indonesia selama periode

tahun 2003 sampai dengan 2011.

2003 sampai dengan 2011 sebagai berikut:

Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Tabel 2: Perkembangan Tingkat Bunga tahun 2003 – 2011 Semester Tingkat bunga Perubahan % Perubahan tingkat bunga 1 11.15 2 9.40 (1.75) (15.70) 1 11.25 1.85 19.68 2 11.25 0.00 0.00 1 8.41 (2.84) (25.24) 2 10.54 2.13 25.33 1 12.66 2.12 20.11 2 11.00 (1.66) (13.11) 1 9.00 (2.00) (18.18) 2 8.20 (0.80) (8.89) 1 8.20 0.00 0.00

2 2009 1 2 2010 1 2 2011 1 2 Sumber: Data primer diolah

8.12 7.75 6.54 6.50 6.50 6.70 6.45

Dari data tersebut di atas dapat

(0.08) (0.37) (1.21) (0.04) 0.00 0.20 (0.25)

atau

sebesar

25,33

(0.98) (4.56) (15.61) (0,61) 0.00 3.08 (3.73)

%,

sedangkan

dilihat tingkat suku Bank Indonesia

penurunan harga saham tertinggi terjadi

mengalami fluktuasi/naik-turun dengan

pada tahun 2005 semester 1, yaitu sebesar

kenaikan tingkat bunga tertinggi terjadi

2.84 atau 25,24 %.

pada tahun 2005 semester 2 sebesar 2.13

Tabel 3: Perkembangan Volume Perdagangan Saham tahun 2003 – 2011 Tahun

Semester (n) 2003 1 2 2004 1 2 2005 1 2 2006 1 2 2007 1 2 2008 1 2 2009 1 2 2010 1 2 2011 1 2 Sumber: Data diolah

Volume Perdagangan Saham (Y) 10,345,382.58 20,443,167.05 14,986,030.17 23,746,420.80 21,901,919.23 15,490,962.24 21,301,382.36 13,474,288.87 21,776,637.57 14,069,668.47 13,713,912.62 9,218,902.07 17,068,866.96 16,322,487.94 12,163,043.88 9,625,848.60 8,414,520.47 4,757,507.57

Perubahan Volume Perdagangan Saham

Perubahan (%)

10,097,784.47 (5,457,136.88) 8,760,390.63 (1,844,501.57) (6,410,956.99) 5,810,420.12 (7,827,093.49) 8,302,348.70 (7,706,969.10) (355,755.85) (4,495,010.55) 7,849,964.89 (746,379.02) (4,159,444.06) 2 (2,537,195.28) (1,211,328.13) (3,657,012.90)

97.61 (26.69) 58.46 (7.77) (29.27) 37.51 (36.74) 61.62 (35.39) (2.53) (32.78) 85.15 (4,37) (25.48) (20.86) (12.58) (43.46)

Dari tabel 3 di atas menunjukkan

0.429 serta koefisien determinasi (KD)

kenaikan volume perdagangan saham

18,40 % menunjukkan bahwa hubungan

tertinggi terjadi pada tahun 2003 semester

antara variabel harga saham dan tingkat

2 sebesar 10,097,784.47 atau sebesar

bunga dengan volume perdagangan saham

97,61 %, sedangkan penurunan volume

cukup kuat.

perdagangan saham tertinggi terjadi pada tahun 2006 semester 2, yaitu sebesar 7,827,093.49 atau sebesar 36,74 % .

diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: Pertama, terdapat hubungan negatif dengan volume

perdagangan saham PT Holcim Indonesia, Tbk. Hal ini terbukti dengan persamaan regresi yang diperoleh yaitu

Y =

10,125,841.67 + (-4,812.65) X1 dengan koefisien korelasi (r) sebesar – 0.150. dan koefisien determinasi (KD) sebesar 2.25 %.

antara tingkat bunga Bank Indonesia dengan volume perdagangan saham PT Holcim Indonesia, Tbk. Hasil perhitungan diperoleh

persamaan

regresi

Y

=

2,630,950.53 + 1,383,976.19 X2 dengan koefisien korelasi (r)

sebesar = 0.490

dan koefisien determinasi (KD) sebesar 24.01 %. Ketiga,

perdagangan

menunjukkan

t

hitung

saham =

0.6072,

sedangkan t tabel = 1.746. Hal ini berarti bahwa t hitung < t tabel sehingga

tidak

terdapat

pengaruh

antara harga saham dengan volume perdagangan saham. 2. Hasil Uji t tingkat bunga dengan volume

perdagangan

menunjukkan hasil t

hitung

saham = 2.250,

sedangkan t tabel = 1.746. Hal ini berarti bahwa

Kedua, terdapat hubungan positif

terdapat

thitung

>

pengaruh

ttabel

sehingga

hubungan

yang

signifikan antara tingkat bunga dengan volume perdagangan saham. 3. Hasil perhitungan dengan uji F (secara bersamaan) untuk harga saham (X1) dan

tingkat

volume

(X2)

bunga

perdagangan

terhadap

saham

(Y),

menunjukkan hasil Fhitung = 1.052, sedangkan Ftabel = 3.739, sehingga

dengan

menggunakan

rumus regresi berganda diperoleh hasil Y = 14,662,724.4 + 307.697X1 + 486.225X2

dan

1. Hasil Uji t harga saham dengan volume

Dari hasil pengujian hipotesis, maka

antara harga saham

Hasil Uji Hipotesis

korelasi berganda (R12) sebesar

Fhitung

<

Ftabel

terdapat

pengaruh

sehingga yang

tidak

signifikan

secara bersamaan antara harga saham

dan tingkat bunga terhadap volume

saham persamaannya adalah Y =

perdagangan saham.

2,630,950.53 + 1,383,976.19 X2 berarti hubungan tingkat bunga Bank terhadap

Simpulan Berdasarkan hasil paparan di atas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Hasil analisis variabel harga saham dalam

kaitannya

dengan

volume

perdagangan PT Holcim Indonesia, Tbk. menunjukkan bahwa kenaikan harga saham sebesar Rp1,- akan dapat menurunkan

volume

perdagangan

saham sebesar 4.812,65 lembar saham, dan koefisien (-0.150)

korelasi (r)

menunjukkan

sebesar bahwa

hubungan kedua variabel ini sangat lemah. dan koefisien determinasi (KD) sebesar

2.25 %. Berarti bahwa

pengaruh

harga

volume

saham

perdagangan

terhadap

saham

PT

Holcim Indonesia hanya sebesar 2,25 % sedangkan 97,75 % dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini juga diperkuat dengan hasil perhitungan t hitung yang lebih besar dari t tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan harga saham

tidak

berpengaruh

secara

signifikan pada volume perdagangan saham PT Holcim Indonesia, Tbk. 2. Hasil perhitungan regresi sederhana (secara parsial) untuk tingkat bunga (X2)

dengan

volume

perdagangan

Indonesia

adalah

positif/setiap

kenaikan tingkat bunga sebesar 1 %, maka

akan

meningkatkan

volume

saham

sebesar

perdagangan

1,383,976.19 lembar saham. Hal ini diperkuat dengan hasil perhitungan korelasi sederhana yang menghasilkan Koefisien korelasi (r) sebesar

0.490

yang

antara

berarti

hubungan

keduanya cukup kuat dan signifikan serta

koefisien

determinasi

(KD)

sebesar 24,01 % yang berarti bahwa pengaruh volume

tingkat

bunga

perdagangan

terhadap

saham

PT

Holcim Indonesia, Tbk adalah sebesar 24.01 %, selebihnya 75.99 % berasal dari faktor lain . 3. Hasil perhitungan Penghitungan uji F (secara bersamaan) untuk harga saham (X1) dan tingkat bunga (X2) terhadap volume

perdagangan

membuktikan

saham

Fhitung

=

(Y) 1.052,

sedangkan Ftabel = 3.739, sehingga Fhitung

<

Ftabel

sehingga

tidak

terdapat

pengaruh

hubungan

yang

signifikan secara bersamaan antara harga

saham

dan

tingkat

bunga

terhadap volume perdagangan saham

volume

perdagangan

saham

PT

Holcim Indonesia, Tbk.

Saran 1. Karena

harga saham PT Holcim

Indonesia tidak terlalu berpengaruh terhadap

volume

perdagangan

sahamnya, maka sebaiknya perusahaan memperhatikan faktor-faktor lain di

Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Portofolio dan Analisa Saham. Airlangga. Husnan, Suad, 2001. Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Investasi Pasar Modal. Yogyakarta: Graha Ilmu. Irham Fahmi, 2006. Analisis Investasi dalam Perspektif Ekonomi dan Politik. Bandung: PT Refika Aditama.

perusahaan, reputasi Komisaris, dan

Kamaruddin, Ahmad. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. Jakarta: PT Rineka Cipta.

lain-lain yang belum diteliti dalam

Karl,

luar harga saham, seperti reputasi

penelitian ini 2. Tingkat bunga Bank Indonesia ternyata mempuntyai pengaruh yang cukup signifikan. Oleh karena itu, perusahaan perlu terus memperhatikan kondisi moneter dan fiskal baik nasional maupun internasional.

DAFTAR PUSTAKA Ana, Rokhmatussa’dyah. 2009. Hukum Investasi & Pasar Modal. Jakarta: Sinar Grafika. Arthur, J. Keown. 2002. Pengetahuan tentang Saham. Kumpulan artikel Ekonomi. Darmadji. 2003. Risiko Investor dalam Memiliki Saham. Kumpulan artikel Ekonomi.

Fair. 2001. Pengantar Ilmu Ekonomi. Edisi revisi. Jakarta: Bina grafika.

Miskhin, S. Frederick. Ekonomi uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Ramirez, and Khan. 2004. Teori Tentang Suku Bunga. Matematika Ekonomi. Yogyakarta: Graha ilmu. Siamat, Dahlan. 2001. Manajemen Lembaga Keuangan Bank dan Jakarta: Lembaga Keuangan. Salemba Empat. Sugiono, 2002. Penelitian. Persada.

Statistika Untuk Jakarta: Grafindo

Sunariyah, 2004. Pengetahuan tentang Pasar Modal Bank dan lembaga Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Sutoyo, dan Prasetyo, 2003. Pengaruh Permintaan dan Penawaran terhadap Saham. Kumpulan Artikel Teori Ekonomi.

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA JUAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA PT ASTRA HONDA MOTOR, Tbk Abdul Muis *) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas produk dan harga jual terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda PT Astra Honda Motor, Tbk. Subjek penelitian ini adalah konsumen dan calon konsumen PT Astra Honda Motor, Tbk. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak, sampel pada penelitian ini sebanyak 50 orang dari 100 orang populasi. Kualitas produk memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda. Berdasarkan hasil pengolahan data, nilai t hitung = 3,103, sedangkan nilai t tabel pada α 5 % = 2,045. Dengan demikian nilai t hitung > nilai t tabel, sehingga hipotesis H1 diterima. Harga jual mempunyai pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda. Nilai t hitung sebesar 5,508, dengan demikian nilai t hitung > nilai t tabel, sehingga hipotesis H1 diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk dan harga jual secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,658 artinya bahwa 65,8 % peningkatan keputusan pembelian sepeda motor Honda disebabkan oleh kualitas produk dan harga jual, sedangkan sisanya 34,2 % dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak dianalisis. Kata kunci : Kualitas Produk, Harga Jual, dan Keputusan Pembelian. ABSTRACT

This study aims to determine how much influence the product quality and price on purchase decisions Honda motorcycles of PT Astra Honda Motor, Tbk. The subjects of this study were customers and prospects PT Astra Honda Motor, Tbk. Sampling was done by random sampling in this study were 50 people out of 100 people population. Product quality has a positive influence on purchase decisions of Honda motorcycles. Based on the results of data processing, the value of t = 3.103, while the value of t tables on α 5% = 2.045. Thus the value of t count > t table, so the hypothesis H1 accepted. The selling price has a positive influence on purchase decisions Honda motorcycles is caused by t value of 5.508 Thus the value of t count > t table, so the hypothesis H1 accepted. The results showed that the quality of the product and the selling price together have a positive influence on purchase decisions of Honda motorcycles. The coefficient of determination (R2) of 0.658 means that the 65.8% increase in the purchase decision of Honda motorcycles are caused by the quality of the product and the selling price, while the remaining 34.2% is influenced by other factors not analyzed.

Keywords: Quality of Product, Price of Sale and Purchase Decision.

*

) Dosen Universitas Nusa Bangsa

siap

PT Astra Honda Motor Tbk yang

yang

memproduksi dan mengelola pemasaran

semakin ketat dan kompetitif dengan

sepeda motor Honda, dimana perusahaan

perusahaan pesaing lain baik di dalam

ini

negeri

Setiap menghadapi

perusahaan persaingan

maupun

menghadapi

luar

harus bisnis

harus

berusaha

keras

untuk

negeri

untuk

memenangkan persaingan agar bisa selalu

yang

sering

tetap dihati konsumen. PT Astra Honda

globalisasi

dikatakan era dunia tanpa batas. Dengan

Motor

Tbk

demikian lingkungan yang dihadapi suatu

dengan

harga

perusahaan juga akan menjadi semakin

dibandingkan dengan perusahaan lain.

kompleks.

persaingan

Termasuk di dalamnya kualitas promosi

semakin lama semakin tinggi. Secara

dan kualitas produk itu sendiri sebagai

nasional walaupun ekspor merupakan

nilai jual. Fokus perhatian manajemen

salah

dapat

pemasaran

adalah

memberikan tambahan/pemasukan devisa

pelanggan

dan

negara, namun kompleksitas persaingan

mekanisme

perusahaan

yang dihadapi perusahaan tersebut akan

berlomba-lomba

memaksa setiap perusahaan untuk selalu

menawarkan “value“ bagi pelanggannya

berusaha meningkatkan kualitas produk,

dan perusahaan yang berhasil mengikat

menjaga harga jual dan pelayanannya

seorang pelanggan adalah perusahaan

terhadap konsumen. Dalam persaingan

yang berhasil menyajikan superior value.

satu

Kompleksitas

jenis

usaha

yang

bisnis yang kompetitif ini, syarat agar

menawarkan yang

produknya

cukup

bersaing

pelanggan, pesaing. dan

menghasilkan

calon Dalam pesaing dan

Para pengusaha sebagai produsen

suatu perusahaan dapat sukses serta

tidak

bertahan dalam persaingan tersebut adalah

menciptakan suatu produk atau jasa

bagaimana berusaha mencapai tujuan

semata, tetapi juga disertai kemampuan

untuk menciptakan dan mempertahankan

untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan

pelanggan yang ada. Agar tujuan tersebut

konsumen akan suatu produk atau jasa.

tercapai, maka setiap perusahaan harus

Pengusaha

dapat menghasilkan dan menyampaikan

mencari faktor-faktor yang memengaruhi

barang

diinginkan

konsumen dalam memilih suatu produk

konsumen sesuai dengan kebutuhan dan

dan menyusun strategi pemasaran yang

keinginannya.

tepat, sehingga dapat mendominasi pasar

dan

jasa

yang

yang

saja

ada.

sekedar

bertugas

berlomba-lomba

Sedangkan

dari

untuk

untuk

pihak

konsumen sendiri dituntut untuk semakin

serta pemilihan tempat di mana pembelian

kritis

tersebut akan dilakukan.

dalam

memilih

barang

kebutuhannya. Di samping mode terbaru,

Berdasarkan pada pertimbangan

juga perlu diperhatikan oleh konsumen

masalah di atas, maka penenelitian ini

adalah

diarahkan pada

keselamatan

dalam

dan

berkendaraan

kenyamanan ramah

timbul dengan memperhatikan unsur-

lingkungan karena begitu banyak pilihan

unsur variabel yaitu keputusan pembelian

di pasaran. Salah satu upaya untuk

sepeda motor Honda PT Astra Honda

mengenali

yang

Motor Tbk oleh pelanggan perusahaan

menjadi sasaran penjualan adalah dengan

yang juga dipengaruhi oleh kualitas

mempelajari bagaimana prilaku mereka

produk dan harga. Dari segi harga

dalam membeli suatu barang atau produk

ternyata produk yang ditawarkan cukup

tertentu. Pada dasarnya setiap kegiatan

bersaing,

pembeliaan yang nyata merupakan salah

digunakan juga demikian, dan kualitas

satu tahap dari keseluruhan proses mental

produk tidak kalah bahkan pada jenis

dan kegiatan-kegiatan fisik lainnya yang

tertentu menjadi leading di kelasnya bila

terjadi dalam proses pembelian pada suatu

dibandingkan dengan produk pesaing.

periode

Sehubungan

keadaan

waktu

dan

permasalahan yang

konsumen

serta

pemenuhan

dari

segi

promosi

dengan

yang

banyaknya

kebutuhan tertentu. Umumnya sebelum

persaingan penjualan sepeda motor di

perilaku membeli terjadi didahului oleh

pasaran, maka PT Astra Honda Motor

adanya

Tbk

minat

atau

keinginan

untuk

yang

merupakan

salah

satu

membeli yang didorong oleh suatu motif

perusahaan yang mengelola pemasaran

tertentu. Minat membeli antara individu

sepeda motor Honda

yang satu dengan yang lain tidak selalu

mengantisipasi

sama dan hal ini selalu dipengaruhi oleh

dengan memperhatikan beberapa hal yang

banyak

faktor.

mengakses

berhubungan

webside

perusahaan,

ini

pemasaran.

Dengan saat

pihak

di Jakarta yang

persaingan

dengan Proses

tersebut

peningkatan penelitian

ini

konsumen lebih rasional dan lebih cermat

diharapkan dapat memberikan penalaran

dalam

serta

ilmiah, dan informasi-informasi yang

mengumpulkan informasi mengenai suatu

berkait dengan aspek pemasaran terutama

produk atau barang yang akan dibelinya

variabel-variabel

melakukan

pembelian

yang

diteliti,

yaitu

kualitas produk, harga dan bagaimana

hubungannya

dengan

keputusan

pembelian sepeda motor Honda dari PT Astra Honda Motor Tbk.

a. Manfaat Teoritis

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: kualitas

berpengaruh

Honda Motor Tbk.

Manfaat Penelitian

Perumusan Masalah

1. Apakah

keputusan pembelian pada PT Astra

produk

terhadap

Penelitian

ini

diharapkan

dapat

memberi sumbangan pemikiran bagi dapat

keputusan

pembelian pada PT Astra Honda Motor Tbk?

perusahaan

untuk

memecahkan

membantu

masalah

meningkatkan

guna

keputusan pembelian

sepeda motor Honda PT Astra Honda

2. Apakah harga jual dapat berpengaruh

Motor Tbk di masa yang akan datang.

terhadap keputusan pembelian pada PT

b. Manfaat Praktis

Astra Honda Motor Tbk? 3. Apakah kualitas produk dan harga jual secara

bersama-sama

berpengaruh

terhadap keputusan pembelian

pada

Penelitian

ini

diharapkan

dapat

dijadikan sebagai masukan kepada instansi terkait sebagai pedoman dalam meningkatkan keputusan pembelian

PT Astra Honda Motor Tbk?

sepeda motor Honda PT Astra Honda

Tujuan Penelitian

Motor Tbk.

Tujuan dalam penelitian ini adalah

KAJIAN LITERATUR

sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

kualitas produk terhadap

Keputusan Pembelian Seorang

konsumen

sebelum

keputusan pembelian pada PT Astra

memutuskan membeli suatu produk, maka

Honda Motor Tbk.

pada dasarnya akan melakukan suatu

2. Untuk mengetahui seberapa besar

proses pengambilan keputusan terlebih

terhadap

dahulu. Proses pengambilan keputusan

keputusan pembelian pada PT Astra

merupakan tahapan konsumen dalam

Honda Motor Tbk.

memutuskan suatu produk tertentu yang

pengaruh

harga

jual

3. Untuk mengetahui seberapa besar

menurutnya sudah paling baik. Menurut

kualitas produk dan harga jual secara

Dharmesta

bersama–sama

perusahaan menjalin hubungan dengan

memengaruhi

(2000:

18)

keberhasilan

pelanggan, sehingga dapat bertahan dalam

jangka

panjang

mempertahankan pelanggan

secara

dan

dapat

hubungan

dengan

berkesinambungan

oleh

individu

Pengaruh

dan

individu

berupa:

ketentuan-ketentuan

bagi perusahaan tersebut. Minat membeli

pengaruh

lingkungan

merupakan

informasi,

perilaku

besar

minat

situasi,

kelompok, keluarga, kebudayaan, dan

merupakan suatu keunggulan kompetitif

seberapa

lingkungannya.

lain.

Sedangkan

berupa: belajar,

proses

motivasi,

seseorang untuk membeli atau seberapa

kepribadian,

psikografis,

kepercayaan,

dorongan yang dimiliki seseorang untuk

sikap,

komunikasi.

Hasil

memiliki niat membeli kembali. Dapat

keputusan konsumen tersebut dengan

dikatakan minat

kekuatan

ini akan melahirkan

dan

kehendak

untuk

akhir

membeli

frekuensi pembelian, oleh karena itu

(willingness to buy) sebagai alternatif lain

dimensi minat pembelian adalah besarnya

dari

minat, merupakan “likely hood” atau

(purchase decision).

seberapa besar kemungkinan terjadinya

istilah

dalam membeli suatu produk dibagi dalam

beberapa

Kebutuhan

tahapan,

yaitu:

(1)

(needs), (2) Pengakuan

(recognition), (3) Pencarian (search), (4)

Keputusan (decision), dan (5) Evaluasi (evaluation).

Cara konsumen dalam memilih produk dipengaruhi oleh pengalaman dan kebiasaan masa lalu yang menyenangkan. Faktor-faktor eksternal dan faktor-faktor internal dari individu, serta kekuatan pendorong (stimulus) akan menentukan respon konsumen dalam pengambilan keputusan. Dalam melakukan keputusan untuk membeli suatu produk, maka seorang konsumen sangat dipengaruhi

pembelian

1. Strategi Pemasaran

pembelian. Selanjutnya Kotler & Susanto (2000:31) proses pengambilan keputusan

keputusan

Masyarakat menyamakan

umum

makna

pemasaran

dengan penjualan, perdagangan dan distribusi. kenyataannya

Pada

hal

ketiganya

dalam merupakan

bagian kecil dari kegiatan pemasaran. Menurut Swastha (2005: 24) proses pemasaran harus dimulai jauh hari sebelum organisasi mulai berproduksi sampai

dengan

setelah

pelanggan

menerima produk yang diproduksi tadi. Perusahaan

yang

menjalankan

usahanya harus dapat menentukan strategi yang tepat agar usaha yang dilakukan dapat maju dan berkembang pesat. Dalam pemasaran, maka strategi yang dapat ditempuh oleh perusahaan meliputi: (1) Memilih konsumen yang

dituju, (2) Mengidentifikasi keinginan

promosi

konsumen,

mempengaruhi dan membujuk serta

dan

(3)

Menentukan

adalah

mengingatkan

marketing mix.

menginformasikan,

konsumen

tentang

yang

perusahaan dan produknya. Tujuan

mix,

melakukan promosi dapat dihubungkan

strategi pemasaran yang diterapkan,

dengan peran khusus setiap komponen

yakni

pasar,

dalam pemasaran. Menurut Cravens &

yang tepat,

Piercy (2004: 17) promosi penjualan

melakukan perbaikan dan penyesuaian

seperti pameran dapat digunakan untuk

mutu serta kualitas terhadap produk

mencapai

yang

bauran promosi. Menurut Swastha

Pada

perusahaan

berorientasi

pada

riset

marketing

dan

analisis

penetapan harga jual

diproduksinya,

melakukan

berbagai

tujuan

dalam

kegiatan promosi agar produk lebih

(2005:

dikenal

dan

informasi atau persuasif satu arah yang

menggunakan sistem distribusi yang

dibuat untuk mengarahkan seseorang

tepat untuk memasarkan produknya.

atau organisasi kepada tindakan yang

Dengan demikian maka terlihat jelas

menciptakan

pertukaran

dalam

bahwa perusahaan harus melakukan

pemasaran.

Jadi

dalam

berbagai

mempromosikan suatu produk berarti

oleh

konsumen

macam

melayani

usaha

konsumennya.

dilakukan

agar

dalam

Hal

ini

12)

promosi

adalah

arus

perusahaan memperkenalkan mutu dan

konsumen

tidak

harga

kebutuhannya

akan

menggambarkam image perusahaan

produk yang diinginkan ke produk dari

ketengah-tengah konsumen maupun

perusahaan sejenis yang lain. Untuk

calon konsumen. Promosi dapat diukur

itulah

melalui daya tarik promosi, jangkauan

mengalihkan

perusahaan

selalu

untuk memenuhi kebutuhan

berusaha

keinginan

konsumen

dan

semaksimal

mungkin.

dan

frekuensi

efektivitas

sekaligus

promosi

promosi.

dan

Promosi

konsumen

lebih

sensitive terhadap harga dan signal

Promosi penting

adalah yang

salah

satu

memengaruhi

persepsi konsumen terhadap suatu produk

promosi,

menyebabkan

2. Promosi

faktor

produknya

yang

dihasilkan.

Tujuan

promosi

berpengaruh

positif

pada

perilaku konsumen dalam pemilihan suatu produk. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan

memiliki

berbagai macam tujuan

dikarenakan kegiatan promosi yang

yaitu: (1) Modifikasi tingkah laku;

tidak terencana dengan baik dalam

Kegiatan promosi diharapkan dapat

sebuah strategi yang tepat.

menciptakan image produk kepada masyarakat, dengan produk yang sudah

3. Hubungan Promosi Keputusan Pembelian

Studi Kopalle dan Lehmann

dikenal oleh masyarakat diharapkan dapat

mempengaruhi

keputusan

dengan

(2000:

19)

dan

penelitian

yang

pembelian masyarakat terhadap produk

dilakukan Andrews (2000) tentang

yang

pengaruh promosi terhadap permintaan

sudah

dikenalnya,

(2)

Memberitahu; Kegiatan promosi juga

barang

bertujuan

kepercayaan dan penilaian konsumen

untuk

memberitahukan

menyimpulkan

keberadaan produk di masyarakat, hal

terhadap

ini bermanfaat terutama pada produk

dengan membina hubungan erat antara

baru yang sedang diluncurkan di

produsen dengan konsumen melalui

pasaran, dengan promosi diharapkan

pendekatan

masyarakat

tepat. Mela dan Gupta (2000: 54)

mendapatkan

informasi

produk

bahwa

dapat

strategi

dibangun

promosi

yang

tentang keberadaan suatu produk, (3)

mengembangkan

Membujuk; Kegiatan promosi yang

model parameter yang memengaruhi

efektif

mampu

timbulnya permintaan dan kuantitas

persuasif

pembelian untuk mengetahui dengan

sehingga

setelah

pasti apakah peningkatan promosi

mendapatkan

informasi

kepada

membawa

konsumen manfaat

(membujuk) konsumen

telah

bermacam-macam

memengaruhi

keputusan

yang lengkap tentang produk yang

pembelian ulang produk dalam jangka

ditawarkan diharapkan dapat berubah

panjang

pola pikirnya dan memutuskan untuk

permintaan akan produk di pasaran.

membeli produk yang ditawarkan, dan

Promosi

(4) Mengingatkan; Kegiatan promosi

menarik akan memudahkan konsumen

bermanfaat pula sebagai pengingat

dalam menilai suatu produk karena

terhadap

yang

konsumen dihadapkan pada beberapa

sudah beredar dimasyarakat tetapi

spesifikasi produk dengan keunggulan

selama

masing-masing.

produk

ini

perusahaan

kurang

mendapatkan

perhatian dari masyarakat luas, hal ini

yang

yang

akan

meningkatkan

dilakukan

secara

Berdasarkan

pembahasan

di

yang diterima yang dialami berdasarkan

atas, maka yang dimaksud dengan

pengalaman

keputusan pembelian

mempengaruhi

yang

selalu

akan

adalah

suatu

dilakukan

oleh

diterima mengenai rating yang diberikan

konsumen maupun calon konsumen

kualitas akan memengaruhi kepuasan

dalam

pelanggan.

tindakan

yang

menetapkan

sikap

untuk

membeli suatu produk berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang ada.

umum

kualitas

dapat

didefinisikan sebagai sesuatu keunggulan, kelebihan ataupun keistimewaan suatu produk. Menurut Zeithaml & Bitner (2000:16) kualitas yang dirasakan dapat didefinisikan konsumen

sebagai

akan

suatu

penilaian

keunggulan

ataupun

keistimewaan secara menyeluruh terhadap suatu produk. Selanjutnya kualitas adalah suatu bentuk penilaian yang menyeluruh atas suatu produk yang hampir sama dengan pendirian. Terdapat dua macam kualitas, yaitu: (1) Kualitas Afektif, yaitu kualitas yang dirasakan sebagai suatu bentuk penilaian yang menyeluruh atas suatu produk atau suatu penaksiran nilai yang sifatnya global, dan (2) Kualitas Kognitif,

yaitu

kesimpulan

suatu

tentang

penarikan

kualitas

yang

didasarkan pada isyarat-isyarat tingkat rendah

dan

kualitas

evaluasi

produk

secara

menyeluruh. Harapan dari pelanggan akan kualitas secara keseluruhan dan kualitas

nilai

menyimpulkan konsumen

menggunakan

Kualitas Produk Secara

Untuk

terhadap

yang

suatu biasanya

isyarat-isyarat

yang

menandakan kualitas tersebut, isyarat tersebut telah dibedakan menjadi dua macam, yaitu: (1) Isyarat Intrinsik, yaitu isyarat-isyarat yang meliputi komposisi fisik suatu produk. Contoh misalnya bentuk atau kemasan, dan (2) Isyarat Ekstrinsik,

yaitu

isyarat-isyarat

yang

terkait dengan produk tetapi bukan pada bagian fisik produk itu sendiri. Contohnya adalah harga, merek, iklan atau informasi. Sifat dari isyarat ekstrinsik adalah bukan produk spesifik sehingga dapat menjadi indikator umum kualitas. Kualitas produk

dapat dibedakan dalam delapan dimensi, yaitu: (1) Performance (Kinerja), (2) Feature, (3) Reliability (Kehandalan), (4) Conformance (Kesesuaian), (5) Durability

(Keawetan), (6) Serviceability, (7) Estetik, dan (8) Image. Namun demikian beberapa pendapat menyatakan bahwa kualitas produk pada

tidak dapat diobservasi sampai produk

tersebut

dibeli

dan

digunakan, hal itu berarti pengalaman

dapat digunakan dengan baik untuk

konsumen. Menurut Olshavsky (2000: 28)

menilai kualitas suatu produk. Kualitas

bahwa pertimbangan dalam menentukan

produk sebagai keunggulan suatu produk

pilihan merek harus memandang kualitas

terhadap penilaian konsumen memiliki

sebagai bentuk evaluasi produk secara

empat indikator, yaitu: (1) Kemasan, (2)

menyeluruh. Kualitas merupakan bahan

Keawetan, (3) Keandalan, dan (4) Mudah

pertimbangan

digunakan.

merupakan proposal yang lebih tinggi dari

Selanjutnya Zeithaml & Bitner (2000:

21)

bahwa

yang

ada

dan

dan

kualitas

hanya

dapat

dapat

diperoleh sebelum pembelian atau dalam

dijabarkan secara lebih kompleks sebagai

pencaharian atribut yang ada dan hanya

superior

atau

kualitas

yang

keunggulan,

sebagai tentang

produk

superior

Secara

sehingga

dapat diperoleh dengan mengonsumsi

dapat

atau sering dikatakan sebagai atribut

dipersepsikan

didefinisikan konsumen

kualitas

atribut

nilai

pernyataan

tradisional

dikatakan

sebagai

pabrikan,

namun

atau

Berdasarkan pembahasan di atas,

keseluruhan.

maka yang dimaksud dengan kualitas

keunggulan secara

pengalaman.

kualitas tanggung

dapat

produk adalah suatu keunggulan mutu

jawab

dari

suatu

produk

yang

dihasilkan

aplikasi

berdasarkan keinginan para pemakai atau

konsep serta metode peningkatan kualitas

konsumen yang mana memberikan nilai

merupakan hal yang paling utama untuk

tambah atas produk tersebut.

meningkatkan bisnis.

demikian

kinerja

Program

semua

peningkatan

fungsi

dikembangkan tidak hanya pada lini produk saja melainkan mencakup semua fungsi bisnis sehingga proses pemesanan menjadi tugas bagi peningkatan kualitas. Tindakan-tindakan yang dilakukan dalam rangka

peningkatan

kualitas

Harga Jual

kualitas

harus

mempunyai hubungan dengan persepsi konsumen tentang kualitas itu sendiri. Setiap kegiatan perusahaan hendaknya diarahkan pada keinginan dan kebutuhan

Harga merupakan salah satu faktor penentu dalam pemilihan produk yang berkaitan dengan keputusan membeli konsumen.

Ketika

memilih

diantara

merek-merek yang ada konsumen akan mengevaluasi harga secara tidak absolut akan

tetapi

dengan

membandingkan

beberapa standar harga sebagai referensi untuk melakukan transaksi pembelian. Menurut Doyle dan Saunders (2000: 37) menemukan bukti empiris bahwa dengan

cara

mengurangi harga maka akan

karena

alasan

ekonomis

yang

akan

meningkatkan ancaman ketika harganya

menunjukkan bahwa harga yang rendah

akan

yang

atau harga yang selalu berkompetisi

juga

merupakan salah satu variabel penting

mempertimbangkan harga yang lalu dan

untuk meningkatkan kinerja pemasaran,

bentuk pengharapan pada harga di masa

juga alasan psikologis bahwa harga sering

yang akan datang yang mungkin tidak

dianggap sebagai indikator kualitas dan

optimal,

menunda

oleh karena itu penetapan harga sering

pembelian di dalam mengantisipasi harga

dirancang sebagai salah satu instrumen

yang lebih rendah di masa mendatang.

penjualan sekaligus sebagai instrumen

Namun penurunan harga pada merek

kompetisi yang menentukan. Pengaruh

berkualitas menyebabkan konsumen akan

harga memberikan gambaran baru tentang

berpindah pada merek lain, akan tetapi

strategi komunikasi dan pemasaran untuk

penurunan

yang

meningkatkan

akan

Rumusan

dinaikkan.

menunjukkan

bahwa

apabila

berkualitas

Faktor

lain

konsumen

konsumen

harga

pada

rendah

merek tidak

kepuasan

harga

konsumen.

untuk

kepuasan

menyebabkan konsumen berpindah pada

dikemukakan secara luas, bahwa ada dua

merek yang lain dengan kualitas yang

prinsip mekanisme harga, yaitu potensial

sama. Biasanya konsumen mempelajari

menandai kualitas dari sebuah produk.

informasi harga dengan dua cara, yaitu

Penjualan

dengan disengaja atau intentional dan

kemungkinan

secara kebetulan atau insidental. Cara

tingginya kualitas produk berdasarkan

belajar secara disengaja berhubungan

harga yang tinggi pula. Jika hubungan

dengan

dan

antara biaya tinggi dan kualitas tinggi

penghafalan harga yang ada, khususnya

diketahui, konsumen dapat menduga dari

bagi merek-merek tertentu. Belajar secara

harga yang tinggi bahwa produk itu

pencarian

yang

aktif

produk

berkualitas

dapat

ditandai

tinggi oleh

dalamnya

berkualitas tinggi. Menurut Shugan dalam

perbandingan secara jelas akan harga

Bertrandias (2006: 14) konsumen yang

sekarang dengan harga sebelumnya yang

baru lebih sensitive dalam perbandingan

disimpan dalam ingatan.

harga daripada konsumen yang lama

insidental

Jadi

termasuk

harga

di

juga

merupakan

dalam

waktu

variabel penting yang digunakan oleh

pembelian.

konsumen karena berbagai alasan, baik

menciptakan

Hal

melakukan inilah

yang

kesempatan

transaksi kadang untuk

membedakan harga bagi calon konumen

Hipotesis 3

baru dikaitkan dengan harga yang sangat

H0 = Diduga bahwa Kualitas Produk dan

sensitive.

Harga Jual secara bersama–sama tidak

Berdasarkan pembahasan di atas,

berpengaruh

terhadap

Keputusan

maka yang dimaksud dengan harga jual

Pembelian pada PT Astra Honda Motor

adalah merupakan nilai dari suatu barang

Tbk.

atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang.

Berdasarkan

seseorang melepaskan

atau

nilai

tersebut

perusahaan

bersedia

barang

atau

jasa

yang

dimiliki pada pihak lain.

dapat berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian pada PT Astra Honda Motor

Jenis Penelitian

Diduga bahwa Kualitas Produk berpengaruh

Keputusan Pembelian

terhadap

pada PT Astra

Honda Motor Tbk. H1 =

dan Harga Jual secara bersama–sama

METODOLOGI PENELITIAN

Hipotesis 1

tidak dapat

Diduga bahwa Kualitas Produk

Tbk.

Hipotesis Penelitian

H0 =

H1 =

Penelitian

ini

menggunakan

metode korelasional, yaitu dapat melihat besarnya

pengaruh

variabel

bebas

terhadap variavbel terikat. Variabel bebas

Diduga bahwa Kualitas Produk

yang dimaksud yaitu kualitas produk (x1),

dapat berpengaruh terhadap Keputusan

harga jual (x2), sedangkan variabel terikat,

Pembelian pada PT Astra Honda Motor

yaitu keputusan pembelian (y).

Tbk.

Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di PT

Hipotesis 2 H0 =

Diduga bahwa Harga Jual tidak

Astra Honda Motor Tbk selama 3 bulan

dapat berpengaruh terhadap Keputusan

yaitu dari

Pembelian pada PT Astra Honda Motor

dengan bulan September 2012

Tbk. H1 =

Juli

2012

sampai

Populasi dan Sampel Diduga bahwa Harga Jual dapat

berpengaruh

terhadap

Keputusan

Pembelian pada PT Astra Honda Motor Tbk.

bulan

Populasi

dalam

penelitian

ini

adalah konsumen PT Astra Honda Motor Tbk

sebanyak

100

orang.

Sampel

penelitian ini sebanyak 50 orang yang

diambil

secara acak (simple random

sampling).

Konstalasi Masalah Konstalasi Masalah

X1

Y

X2

Keterangan : Y = Keputusan Pembelian X1 = Kualitas Produk X2 = Harga Jual

Definisi Operasional

para pemakai atau konsumen yang

1. Keputusan

mana memberikan nilai tambah atas

tindakan

Pembelian adalah suatu yang

dilakukan

oleh

konsumen maupun calon konsumen dalam

menetapkan

sikap

untuk

produk tersebut. 3. Harga Jual adalah merupakan nilai dari suatu barang atau jasa yang di ukur

membeli suatu produk berdasarkan

dengan

pertimbangan-pertimbangan yang ada.

berdasarkan nilai tersebut seseorang

2. Kualitas

Produk

adalah

sejumlah

uang

di

mana

suatu

atau perusahaan bersedia melepaskan

keunggulan mutu dari suatu produk

barang atau jasa yang dimiliki pada

yang dihasilkan berdasarkan keinginan

pihak lain.

Jika CA > 0,6 maka reliable

Teknik Analisis Data Teknik

analisis

data

yang

3. Uji Regresi Linier Berganda

digunakan dalam penelitian ini adalah

a. Uji Koefisien Determinasi (R²)

sebagai berikut:

Uji

1. Uji Validitas

dilakukan

koefisien

determinasi

untuk

mengukur

Validitas dilakukan berkenaan dengan

seberapa jauh kemampuan model

ketepatan alat ukur terhadap konsep

dalam menerangkan variasi dari

yang hendak diukur sehingga benar-

variabel terikat. b. Uji F (Pengujian Simultan)

benar mengukur apa yang seharusnya

Uji F digunakan untuk menguji

diukur. Dengan rumus: rxy =

n ∑ XY - ∑ X ∑ Y

apakah

secara

n ∑ X 2 − ( ∑ X) 2 n ∑ Y 2 ( ∑ Y) 2

seluruh

variabel

mempunyai

2. Uji Realibilitas

signifikan

Pengujian reliabilitas digunakan untuk mengukur

konsistensi

responden,

kriteria

dilakukan

dengan

cut-

terhadap

yang variabel

Untuk menguji koefisien regresi

menggunakan

dilakukan pengujian secara parsial yaitu untuk melihat signifikan dari

dengan

pengaruh masing-masing variabel

0,6.

off

pengaruh

c. Uji t (Pengujian Parsial)

pengujian

pengujian Cronbach Alpha. Kriteria

menggunakan

independent

dependent.

jawaban

penggunaan cronbach alpha

bersama-sama

independent

Pengambilan keputusan :

terhadap

variabel

dependent pada alpha 0,05.

Jika CA < 0,6 maka tidak reliable

ANALISA DATA Uji Asumsi Klasik.

Uji Multikolinearitas a Coefficients

Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) KUALITAS HARGA

B .190 .318 .643

Std. Error .367 .103 .117

Standardized Coefficients Beta .325

.517 3.103

Sig. .607 .003

.578

5.508

.000

a. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN

Sumber : SPSS 13

Collinearity Statistics t

Tolerance

VIF

.661

1.512

.661

1.512

Uji Heteroskedasitisitas dengan menggunakan Scatter Plot. Sc a tte rp lo t

D e p e nd e nt Va riab le : P E M B EL IA N

Regression Studentized Residual

3

2

1

0

-1

-2

-3 -3

-2

-1

0

1

2

Reg r ess io n S ta n d ar d ize d P red ic ted V alu e

Sumber : SPSS 13

Regresi Linier Berganda a Coefficients

Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant)

B .190 .318

KUALITAS HARGA

Standardized Coefficients

Std. Error .367 .103

.643

Beta

.117

Collinearity Statistics t

.325

.517 3.103

Sig. .607 .003

.578

5.508

.000

Tolerance

VIF

.661

1.512

.661

1.512

a. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN

Sumber : SPSS 13

Persamaan Regresi:

a. Konstanta sebesar 0,190 dinyatakan bahwa jika Kualitas Produk dan

Y = a+b1x1+b2x2+…e

Harga jual dianggap konstant (tetap) Dengan menggunakan analisis regresi berganda

pada

tabel

diatas,

maka

diperoleh persamaan sebagai berikut: Keputusan Pembelian = 0,190, Kualitas Produk = 0,318 dan Harga jual = 0,643. Persamaan

regresi

diatas

diartikan sebagai berikut :

dapat

maka Keputusan pembelian adalah 0,190. b. Koefisien regresi sebesar 3.103

Kualitas produk

menunjukkan bahwa

pengaruh Kualitas produk terhadap Keputusan pembelian adalah positif. Berdasarkan nilai koefisien regresi dapat disimpulkan bahwa Kualitas

produk memberikan pengaruh yang

positif. Berdasarkan nilai koefisien regresi

signifikan

dapat disimpulkan bahwa Harga jual

terhadap

Keputusan

pembelian pada α 5 % = 2,045.

memberikan pengaruh yang signifikan

Koefisien regresi Harga jual sebesar 5,508

terhadap Keputusan pembelian pada α 5

menunjukkan bahwa pengaruh Harga jual

% = 2,045.

terhadap Keputusan pembelian adalah

Koefisien Determinasi Model Summaryb Model 1

R .811 a

Adjusted R Square .644

R Square .658

Std. Error of the Estimate .20505

DurbinWatson 2.156

a. Predictors: (Constant), HARGA, KUALITAS b. Dependent Variable: KEPUTUSANPEMBELIAN ANOVAb Model 1

Sum of Squares 3.805

2

Mean Square 1.902

Residual

1.976

47

.042

Total

5.781

49

Regression

df

F 45.247

Sig. .000 a

a. Predictors: (Constant), HARGA, KUALITAS b. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN

Sumber : SPSS 13

atas,

%. Hal ini menunjukkan bahwa Kualitas

diketahui nilai R = 0,811 menunjukkan

produk dan Harga jual memberikan

bahwa Kualitas produk dan Harga jual

kontribusi pengaruh sebesar 65,8 %,

memberikan

hubungan

positip

sedangkan sisanya 34,2 % (100 % - 65,8

terhadap

Keputusan

pembelian.

%) dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak

Berdasarkan

tabel

di

yang

Berdasarkan nilai R2 = 0,658 atau 65,8

termasuk

dalam

penelitian

ini.

Histogram

Dependent Variable: PEMBELIAN

12

Frequency

10

8

6

4

2 Mean = 1.49E-14 Std. Dev. = 0.979 N = 50

0 -3

-2

-1

0

1

2

3

Regression Standardized Residual

Histogram

Dependent Variable: PEMBELIAN

12

Frequency

10

8

6

4

2 Mean = 1.49E-14 Std. Dev. = 0.979 N = 50

0 -3

-2

-1

0

1

2

Regression Standardized Residual

Sumber : SPSS 13

3

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: PEMBELIAN 1.0

Expected Cum Prob

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0 0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

Observed Cum Prob

Sumber : SPSS 13

Simpulan

0,811, sedangkan nilai (R2) sebesar

1. Hasil pengolahan data diperoleh nilai

0,658 (65,8%) ini berarti kualitas

thitung sebesar 3,103, sedangkan nilai

produk

ttabel pada α 5 % sebesar 2,045. jadi

bersama-sama

nilai thitung = 3,103 > ttabel = 2,045,

yang signifikan terhadap keputusan

berarti H1

pembelian dan

diterima, maka

dapat

dan

harga

jual

memberi

secara

pengaruh

sebanyak 34,2 % (

disimpulkan bahwa kualitas produk

100 % - 65,8 % ) yang tidak dianalisis

memberi pengaruh yang signifikan

dalam penelitian ini.

Saran- saran

terhadap keputusan pembelian. 2. Hasil pengolahan data diperoleh nilai

1. Untuk

mewujudkan

Keputusan

thitung sebesar 5,508, sedangkan nilai

Pembelian, maka perusahaan perlu

ttabel pada α 5 % sebesar 2,045 maka

memberi informasi kepada konsumen

nilai thitung = 5,508 > ttabel = 2,045.

dan

berarti H1

Kualitas Produk dan Harga jual agar

disimpulkan

diterma, bahwa

maka harga

dapat jual

memberi pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. 3. Hasil pengolahan data diperoleh nilai koefisien determinasi (R) sebesar

calon

mereka

konsumen

mengetahui

mengenai

dan

dapat

mempertimbangkannya. 2. Perusahaan selain memberi informasi tentang

Kualitas

Produk

juga

menyediakan sarana test drive agar

konsumen

dan

calon

konsumen

langsung merasakan kenyamanan dan menikmati kualitas produk. 3. Perusahaan

secara

berkala

mengadakan evaluasi Kualitas Produk dan Harga jual serta selalu mengamati perkembangan

pembelian

oleh

konsumen dan calon konsumen.

DAFTAR PUSTAKA Andrews, J.C., 2000. The Dimensionality of Belefs Toward Advertising General. Journal Advertising. Bertrandias, L. & RE. Goldsmith. 2006. Some psychological motivations for fashion opinion leadership and fashion opinion seeking. Journal of Fashion Marketing and Management. Cravens, David & Piercy, Nigel. 2004. Strategic Marketing. 7th Edition. MacGraw Hill. New York, USA. Doyle, Peter and Saunders, John, 2000. The Lead of Marketing Decision. Journal of Marketing Research. Dharmesta, Basu Swasta Dan Handoko, T. Hani. 2000. Manajemen Pemasaran: Analisa Perilaku Konsumen. Edisi Pertama. Cetakan Kedua. Liberty. Yogyakarta. Koppale K, Preveen, and Lehman Donald R, 2000, The Effects of Advertised Quality on Expectation about New Product Quality. Journal of Marketing Research. Kotler, Philip Dan Susanto, AB. 2000. Manajemen Pemasaran Di Indonesia: Analisis, Perencanaan, Implementasi Dan Pengembalian. Edisi Satu. Salemba Empat. Jakarta.

Mela, Carl F., Sunil Gupta and Donald R. Lehmann. 2000. The Long Term Impact of Promotion and Advertising on Sunsumer Brand Choice. Journal of Marketing Research. Olshavsky, Richard W, Spreng, Richard & Scott B. Mc Kenzi. 2000. A Reexamination of the Determinants of Consumer Satisfaction. Journal of Marketing. Swastha, Basu & Irawan, 2005. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty. Zeithaml, VA. & Bitner MJ. 2000. Delivering and Performing Service. Part Five. Services Marketing, International Edition. New York, USA: The McGraw-Hill Companies, Inc.

MENAKAR EKONOMI KERAKYATAN KOPERASI DAN UMKM Disusun Oleh: Sukarna Wiranta *)

ABSTRAK Di Indonesia, ekonomi kerakyatan sebagai anti theis dari ekonomi kapitalisme dan neolibs menggunakan sumberdaya alam untuk mensejahterakan rakyatnya berdasarkan pengelolaan sumber daya alam yang baik dan efisien. Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumberdaya alamnya berusaha memakmurkan rakyatnya melalui pengelolaan sumber daya alam tersebut lewat konstitusi 1945. Namun sayang, kemakmuran rakyatnya belum bisa dipenuhi akibat berbagai faktor seperti masih maraknya praktik KKN.

Kata Kunci: Ekonomi Kerakyatan, Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM)

*

) Dosen STIAMI Jakarta

Bung Hatta dalam Daulat Rakyat

seorang. Sebab itu perekonomian disusun

(1931) menulis artikel berjudul ‘Ekonomi

sebagai usaha bersama berdasar atas asas

Rakyat dalam Bahaya’, sedangkan Bung

kekeluargaan. Bangunan perusahaan yang

Karno

sesuai dengan itu ialah koperasi dan

setahun

sebelumnya

(Agustus

1930) dalam pembelaan di Landraad

UMKM

Bandung menulis nasib ekonomi rakyat

Menengah).

sebagai berikut: “Ekonomi Rakyat oleh

(Usaha

Mikro,

Perekonomian

Kecil

berdasar

dan

atas

sistem monopoli disempitkan, sama sekali

demokrasi ekonomi, kemakmuran bagi

didesak dan dipadamkan’ (Soekarno,

semua orang! Sebab itu cabang-cabang

1930: 31)”.

produksi yang penting bagi negara dan

Jika kita mengacu pada Pancasila

yang menguasai hajat hidup orang banyak

dasar negara atau pada ketentuan pasal 33

harus dikuasai oleh negara. Kalau tidak,

UUD 1945, maka memang ada kata

tampuk produksi jatuh ke tangan orang-

kerakyatan tetapi harus tidak dijadikan

orang yang berkuasa dan rakyat yang

sekedar kata sifat yang berarti merakyat.

banyak ditindasnya. Hanya perusahaan

Kata kerakyatan sebagaimana bunyi sila

yang tidak menguasai hajat hidup orang

ke-4 Pancasila harus ditulis lengkap yaitu

banyak boleh ada di tangan orang-

kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

seorang. Pasalnya, “Bumi dan air dan

kebijaksanaan

dalam

kekayaan

yang

dalamnya

permusyawaratan/perwakilan,

alam

yang

adalah

terkandung

di

pokok-pokok

artinya tidak lain adalah demokrasi ala

kemakmuran rakyat. Sebab itu, harus

Indonesia.

kerakyatan

dikuasai oleh negara dan dipergunakan

adalah (sistem) ekonomi yang demokratis.

untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”

Pengertian

atau

Memang sangat disayangkan, penjelasan

demokratis

tentang demokrasi ekonomi ini sekarang

termuat lengkap dalam penjelasan pasal

sudah tidak ada lagi karena seluruh

33 UUD 1945 yang berbunyi: “Produksi

penjelasan UUD 1945 diputuskan MPR

dikerjakan oleh semua untuk semua

untuk dihilangkan dengan alasan yang

dibawah

penilikan

sulit diterima, yaitu “di negara negara lain

masyarakat.

tidak ada UUD atau konstitusi yang

(sistem)

Jadi

ekonomi

demokrasi ekonomi

pimpinan

anggota-anggota Kemakmuran

ekonomi

yang

atau

masyarakatlah

yang

diutamakan bukan kemakmuran orang-

memakai penjelasan.

Sejatinya, tujuan yang diharapkan dari

penerapan

Sistem

Ekonomi

5. Pembaharuan pendirian

UU

Koperasi

koperasi-koperasi

dan

‘sejati’

Kerakyatan adalah:

dalam berbagai bidang usaha dan

1. Membangun Indonesia yang berdikari

kegiatan.

secara

ekonomi,

politik,

dan

berdaulat

secara

berkepribadian

yang

berkebudayaan. 2. Mendorong

ekonomi

pemerataan

pendapatan

rakyat.

dicermati,

kesejahteraan

rakyat

dalam konteks ekonomi kerakyatan didasarkan

pada

paradigma

lokomatif, melainkan pada paradigma

Peran Koperasi dalam Perkembangan Perekonomian Nasional

4. Meningkatkan efisiensi perekonomian secara nasional.

yang

harus

segera

dilakukan

adalah:

membangun potensi

dan

kemampuan

ekonomi kerakyatan Indonesia adalah meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan social melalui koperasi dan UMKM.

1. Peningkatan anggaran

Untuk mengembangkan

Dalam hubungan ini, lima hal utama

disiplin dengan

pengeluaran

tujuan

utama

memerangi praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam segala bentuknya. monopoli

penyelenggaraan persaingan

Pasalnya, peran koperasi dan UMKM dalam perekonomian Indonesia paling tidak dapat dilihat dari: (1) kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sector; (2) penyedia

2. Penghapusan

yang

melalui mekanisme

berkeadilan

(fair

competition).

lapangan kerja yang terbesar; (3) pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi

lokal

dan

pemberdayaan

masyarakat; (4) pencipta pasar baru dan

3. Peningkatan alokasi sumber-sumber penerimaan negara kepada pemerintah daerah.

sumber inovasi; serta (5) sumbangannya dalam

menjaga

neraca

pembayaran

melalui kegiatan ekspor. Peran koperasi,

4. Penguasaan dan redistribusi pemilikan lahan

perlu

fondasi.

yang berkesinambungan. 3. Mendorong

peningkatan

tidak

pertumbuhan

Yang

pertanian

penggarap.

kepada

petani

usaha mikro, kecil dan menengah sangat strategis dalam perekonomian nasional, sehingga

perlu

menjadi

fokus

pembangunan ekonomi nasional pada

prioritas pinjaman tersebut. Sebabnya,

masa mendatang.

pertumbuhan ekonomi Indonesia yang

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang selalu tercatat di atas 6 % dinilai

selalu di atas 6 % membawa dampak terhadap tumbuhnya sektor UMKM.

belum dirasakan merata di semua sektor

Jumlah UMKM di Indonesia pada

usaha. Salah satu sektor yang masih harus

tahun 2011 sebanyak 55,2 juta pengusaha,

didorong dan dioptimalkan adalah usaha

dan

mikro kecil dan menengah (UMKM).

pengusaha pada tahun 2012. Diharapkan,

Pasalnya,

akan

meningkatnya konsumsi domestik dan

tumbuh lebih baik lagi asalkan didukung

menguatnya pasar dalam negeri membuat

kebijakan

peran UMKM di dalamnya juga lebih

ekonomi

Indonesia

yang

melaksanakannya

baik secara

dan konsisten.

besar.

meningkat

menjadi

Selain

56,5

pembinaan

juta

dan

Jumlah penduduk usia muda (di bawah 40

pemberdayaan

tahun) yang mencapai 70 % dari populasi

pemerintah terhadap UMKM antara lain

juga merupakan potensi tersendiri di

diwujudkan melalui penyaluran kredit

mana

merupakanluxurious

usaha rakyat (KUR) bagi pelaku UMKM

factor yang dapat mendorong bangsa kita

yang pada tahun 2011 mencapai Rp22

ke arah lebih baik.

triliun dari total kredi Rp85 triliun.

semua

ini

Jika dibandingkan dengan China yang sama-sama berpenduduk muda (dari

kita bisa tumbuh lebih baik,” Salah satu sektor yang harus mendapat dukungan besar adalah UMKM yang telah terbukti memiliki daya tahan lebih baik terhadap krisis

dan

mampu

mengurangi

kemiskinan. Namun, perlu ada kebijakan yang memiliki keberpihakan lebih pada pelaku UMKM, salah satunya adalaah pemberian kredit bagi UMKM. ”Harus diberikan

keberpihakan

Program-Program Pemerintah dalam Bidang Koperasi

komposisi penduduknya), sumber daya alam kita lebih besar sehingga seharusnya

UMKM,

Selama era pembangunan jangka panjang tahap pertama, pembangunan kopersi di Indonesia tampaknya telah menunjukkan

hasil-hasil

memuaskan.

Selain

yang

cukup

mengalami

pertumbuhan secara kuantitatif, secara kualitatif juga berhasil mendirikan pilarpilar

utama

untuk

menopang

perkembangan koperasi secara mandiri. Pilar-pilar itu meliputi antara lain: Bank Bukopin, Koperasi Asuransi Indonesia,

Kopersi Jasa Audit, dan Institut Koperasi

koperasi dijabaat oleh komandan ataau

Indonesia.

kepala satuannya.

Walaupun demikian, pembangunan

Oleh sebab itu, agar dapat bersikap

koperasi selama PJP I masih jauh dari

proaktif, koperasi harus dituntut untuk

sempurna. Berbagai kelemahan mendasar

memiliki rumusan strategi yang jelas,

masih tetap mewarnai wajah koperasi.

artinya selain harus memiliki tujuan dan

Kelemahan-kelemahan

itu

sasaran usaha yang berorientasi ke depan,

misalnya adalah: kelemahan manajerial,

koperasi juga dituntut untuk merumuskan

kelemahan

sumber

daya

manusia,

strategi yang tepat dalam mencapai tujuan

kelemahan

modal,

dan

kelemahan

dan sasaran tersebut. Misalnya, guna

pemasaran. Selain itu, iklim usaha yang

mendukung peningkatan profesionalitas

ada juga terasa masih kurang kondusif

usahanya, maka setiap koperasi harus

bagi perkembangan koperasi. Akibatnya,

secara tegas menentukan misi usahanya.

walaupun secara kuantitatif an kualitatif

Kecenderungan

koperasi telah mengalami perkembangan,

melakukan diversifikasi usaha semata-

namun

tergolong

mata untuk melayani kebutuhan anggota

masih sangat lambat. Sebagai contoh

sebagaimana berlangsung selama ini,

penelitian LIPI yang dilakukan pada

harus

tahun

bahwa

sungguh. Selain itu, agar masing-masing

dalam

unit usaha koperasi benar-benar memiliki

aspek managerial karena pada koperasi

keunggulan kompetitif terhadap pelaku-

TNI dan Polri sebagai koperasi yang

pelaku ekonomi yang lain, maka setiap

mendapatkan dari dana 5 % dana BUMN

unit usaha koperasi tidak bisa tidak harus

yang

terdapat

mendasar

perkembangannya

1990-an

menunjukkan

kelemahan

mendasar

dikaji

koperasi

ulang

secara

untuk

sungguh-

ternyata

tidak

memilih apakah akan bersaing dengan

harapan

sebab

menonjolkan aspek keunikan produk,

pengelolaan koperasi dilakukan secara

harga murah, atau fokus pada sasaran

top-down, misalnya anggota koperasi

pasar tertentu.

dipisahkan

berkembang

sesuai

yang notabene anggota TNI atau Polri

Sehubungan

dengan

itu,

maka

berpengakat bintara dan tamtama sama

beberapa sasaran utama pengembangan

sekali

koperasi

tidak

bertanya

tentang

operasionalisasi koperasi akibat kepala

yang

hendak

ditempuh

pemerintah dalam era PJP II lalu adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan Usaha.

Dengan

diadakannya

pengaturan

2. Pengembangan Sumber Daya Manusia.

mengenai subsidi, tarif, dan akses pasar,

3. Peran Pemerintah.

maka produksi barang yang dihasilkan

4. Kerja sama Internasional

oleh anggota koperasi tidak lagi dapat

Esensi perdagangan bebas yang

menikmati perlindungan seperti semula,

sedang diciptakan oleh banyak negara

dan harus dibuka untuk pasaran impor

yang ingin lebih maju ekonominya adalah

dari negara lain yang lebih efisien.

menghilangkan

sebanyak

mungkin

Untuk

koperasi-koperasi

yang

internasional.

menangani komoditi sebagai pengganti

Melihat arah tersebut maka untuk melihat

impor atau ditutup dari persaingan impor

dampaknya

terhadap

jelas hal ini akan merupakan pukulan

koperasi

tanah

hambatan

perdagangan

di

perkembangan

air

dengan

cara

berat dan akan menurunkan perannya di

mengelompokkan koperasi ke dalam tiga

dalam

kelompok atas dasar jenis koperasi.

rasionalisasi produksi. Sementara untuk

Pengelompokan itu meliputi pembedaan

koperasi

atas dasar: (1) koperasi produsen atau

pertanian untuk ekspor seperti minyak

koperasi

bidang

sawit, kopi, dan rempah-rempah, serta

produksi, (2) koperasi konsumen atau

produksi pertanian dan perikanan maupun

koperasi konsumsi, dan (3) koperasi

peternakan lainnya, jelas perdagangan

kredit dan jasa keuangan. Dengan cara ini

bebas merupakan peluang emas. Karena

akan lebih mudah mengenali keuntungan

berbagai

yang

adanya

membuka peluang pasar yang baru.

perdagangan bebas para anggota koperasi

Dengan demikian akan memperluas pasar

dan anggota koperasinya sendiri.

yang pada gilirannya akan merupakan

yang

bakal

bergerak

timbul

di

dari

percaturan

yang

pasar kecuali

menghasilkan

kebebasan

tersebut

ada

barang

berarti

terutama

peluang untuk peningkatan produksi dan

koperasi pertanian memang merupakan

usaha bagi koperasi yang bersangkutan.

koperasi yang paling sangat terkena

Dalam

pengaruh perdagangan bebas dan berbagai

menangani

liberalisasi. Koperasi pertanian di seluruh

selama ini mendapat kemudahan dan

belahan dunia ini selama ini memang

perlindungan pemerintah melalui proteksi

menikmati proteksi dan berbagai bentuk

harga dan pasar akan menghadapi masa-

subsidi

masa sulit. Karena itu koperasi produksi

Koperasi

serta

produsen

dukungan

pemerintah.

konteks

ini

produksi

koperasi

yang

pertanian,

yang

harus mengubah strategi kegiatannya.

menikmati kebebasan untuk memenuhi

Bahkan mungkin harus mereorganisasi

hasrat

kembali

Meluasnya konsumsi masyarakat dunia

supaya

kompatibel

dengan

konsumsinya

secara

tantangan yang dihadapi. Untuk koperasi

akan

produksi di luar pertanian memang cukup

meningkatnya

sulit untuk dilihat arah pengaruh dari

bergerak di bidang konsumsi. Selain itu,

liberalisasi

terhadapnya.

dengan peniadaan hambatan perdagangan

Karena segala sesuatunya akan sangat

oleh pemerintah melalui peniadaan non

tergantung

torif barier dan penurunan tarif akan

perdagangan

di

posisi

segmen

mana

mendorong

optimal.

usaha

meluas

dan

koperasi

yang

kegiatan koperasi dibedakan dari para

menyerahkan

anggotanya.

Industri

misalnya

sepenuhnya kepada masyarakat. Koperasi

sebenarnya

pada

relatif

sebenarnya menjadi wahana masyarakat

berhadapan dengan pasar yang lebih

untuk melindungi diri dari kemungkinan

terbuka. Artinya mereka terbiasa dengan

kerugian yang timbul akibat perdagangan

persaingan dengan dunia luar untuk

bebas.

kecil saat

ini

memenuhi pemintaan ekspor maupun

mekanisme

Kegiatan

koperasi

seleksi

kredit,

baik

berhadapan dengan barang pengganti

secara teoritis maupun empiris, terbukti

yang diimpor. Namun cara-cara koperasi

mempunyai

juga dapat dikerjakan oleh perusahaan

membangun segmentasi pasar yang kuat

bukan koperasi.

sebagai akibat struktur pasar keuangan

Secara umum koperasi di dunia

kemampuan

untuk

yang sangat tidak sempurna, terutama jika

besar dari

menyangkut masalah informasi. Bagi

adanya perdagangan bebas, karena pada

koperasi kredit keterbukaan perdagangan

dasarnya perdagangan bebas itu akan

dan aliran modal yang keluar masuk akan

selalu membawa pada persaingan yang

merupakan

lebih baik dan membawa pada tingkat

terhadap pasar keuangan, namun tetap

keseimbangan harga yang wajar serta

tidak dapat menjangkau para anggota

efisien. Peniadaan hambatan perdagangan

koperasi.

akan memperlancar arus perdagangan dan

mempunyai

terbukanya pilihan barang dari seluruh

menutup usahanya hanya untuk pelayanan

pelosok penjuru dunia secara bebas.

anggota saja, maka segmentasi ini akan

Dengan

sulit untuk ditembus pesaing baru. Bagi

akan

menikmati

manfaat

demikian

konsumen

akan

kehadiran

Apabila jaringan

pesaing

koperasi yang

luas

baru

kredit dan

negara

program pemerintah hanya sekitar 25 %

berkembang, adanya globalisasi ekonomi

dari populasi koperasi atau sekitar 35 %

dunia akan merupakan peluang untuk

dari populasi koperasi aktif. Malahan

mengadakan kerjasama dengan koperasi

akhir-akhir ini, posisi koperasi dalam

kredit di negara maju dalam membangun

pasar

sistem

koperasi.

tempat kedua setelah BRI-unit desa

Koperasi kredit atau simpan pinjam di

dengan pangsa sekitar 31 % pada tahun

masa mendatang akan menjadi pilar

2011.

kekuatan sekitar koperasi yang perlu

program pemerintah gencar dilakukan

diikuti oleh dukungan lainnya seperti

telah

sistem pengawasan dan jaminan.

pertumbuhan kemandirian koperasi, yang

koperasi-koperasi

perkreditan

Secara

kredit

di

melalui

historis

pengembangan

Perkreditan

Dengan

mikro

menempati

demikian

menimbulkan

walaupun

distorsi

pada

hanya menyentuh sebagian dari populasi

telah

koperasi yang ada sehingga pada dasarnya

digerakan melalui dukungan kuat program

masih besar elemen untuk tumbuhnya

pemerintah yang telah dijalankan dalam

kemandirian koperasi.

koperasi

di

Indonesia

yang

waktu lama, dan tidak mudah ke luar dari

Mengenai jumlah koperasi yang

kungkungan pengalaman tersebut. Jika

meningkat dua kali lipat dalam waktu 3

semula ketergantungan terhadap captive

tahun 1998–2001, pada dasarnya tumbuh

market

sumber

sebagai tanggapan terhadap dibukanya

pertumbuhan, maka pergeseran ke arah

secara luas pendirian koperasi dengan

peran swasta menjadi tantangan baru bagi

pencabutan Inpres 4/1984 dan lahirnya

lahirnya pesaing-pesaing usaha terutama

Inpres 18/1998 sehingga orang bebas

KUD.

mendirikan

program

menjadi

koperasi

pada

basis

Jika melihat posisi koperasi dewasa

pengembangan dan pada saat ini sudah

ini sebenarnya masih cukup besar harapan

lebih dari 35 basis pengorganisasian

kita kepada koperasi. Memasuki tahun-

koperasi.

tahun

koperasi

koperasi tidak lagi mereka taat pada

justru

penjenisan koperasi sesuai prinsip dasar

didominasi oleh koperasi kredit yang

pendirian koperasi atau insentif terhadap

menguasai antara 55-60 persen dari

koperasi.

keseluruhan aset koperasi dan dilihat dari

kesulitan pada pengembangan aliansi

populasi koperasi yang terkait dengan

bisnis

mendatang,

Indonesia

pada

posisi dasarnya

Kesulitan

Keadaan

maupun

pengorganisasian

ini

menimbulkan

pengembangan

usaha

koperasi

kearah

penyatuan

vertical

taraf

hidup

masyarakat

terutama

di

wilayah pedesaan.

maupun horizontal. koperasi

Dalam Instruksi Presiden Nomor 2

Indonesia mirip organisasi pemerintah

Tahun 1978 dijelaskan bahwa Koperasi

atau lembaga masyarakat yang terstruktur

Unit

dari primer sampai tingkat nasional. Hal

ekonomi

ini telah menunjukkan kurang efektifnya

merupakan wadah dari pengembangan

peran

berbagai kegiatan ekonomi masyarakat

Struktur

organisasi

organisasi

sekunder

dalam

Desa

adalah

yang

berwatak

organisasi sosial

pedesaan

menjadi

eksploitasi

untuk masyarakat itu sendiri. Dalam hal

sumberdaya dari daerah pengumpulan.

ini Koperasi Unit Desa harus mampu

Fenomena ini dimasa datang harus diubah

memberikan berbagai pelayanan dalam

karena adanya perubahan orientasi bisnis

berbagai bidang kegiatan ekonomi serta

yang berkembang dengan globalisasi.

kebutuhan

Di Indonesia dikenal dua macam

parta

pedesaan

dan Koperasi Sekunder. Koperasi primer

perekonomian

adalah

penyaluran

yang

beranggotakan

anggotanya

oleh

maupun

masyarakat sekitarnya. Sebagai koperasi

bentuk koperasi, yaitu Koperasi Primer

koperasi

diselenggarakan

dan

membantu koperasi primer. Tidak jarang instrumen

yang

suatu

yang

melayani seperti

dan

kegiatan perkreditan,

pengadaan

pangan,

orang perorangan, melalui usaha untuk

pengolahan dan pemasaran hasil produksi

memenuhi

serta kegiatan perekonomian lainnya,

kebutuhan

perorangan. merupakan primer

anggota secara sekunder

tentu

dari

Koperasi

antaranggota koperasi.

bentuk

sekurang

Koperasi himpunan

yang

di

Koperasi Unit Desa yang merupakan suatu kesatuan ekonomi dari masyarakat yang mempunyai fungsi sebagai penyalur sarana produksi, khususnya pengadaan pangan

dan

pengembangan

ekonomi

rakyat yang berguna untuk meningkatkan

dibutuhkan

kerja

sama

Sistem Ekonomi Berkeadilan

kurangnya dari tiga Koperasi primer. Salah satu bentuk Koperasi primer adalah

saja

Dalam hubungan ini, pemerintah harus

konsisten

guna

melaksanakan

sistem ekonomi yang berkeadilan melalui ekonomi kerakyatan UMKM berdasarkan konstitusi. Namun, walaupun berbagai peraturan dan perundang-undangan yang mendukungnya telah dibuat, tetapi masih ditemui banyak kegagalan akibat sumber daya ekonomi tidak bergerak ke sektor-

sektor

yang

dibutuhkan

masyarakat

Stuart Mill (1808-1873) dan lainnya yang

karena sektor ini tidak menghasilkan

mengarah

Produk Domestik Bruto (PDB), dan nilai

kebebasan, dan keuntungan individu.

tambah (value added) yang tinggi, serta

Pemikiran sosialis, sebagai antithesis dari

keuntungan yang besar. Artinya, sistem

kapitalis, diilhami oleh pemikiran Robert

ekonomi pasar yang diterapkan selama ini

Owen (1771-1858) dan diaplikasikan oleh

telah gagal menyentuh kantong-kantong

Karl

kemiskinan. Misalnya dengan Bantuan

menginginkan

Langsung Tunai (BLT) dan Bantuan

masyarakat melalui kebersamaan orang

Langsung

yang

miskin agar mereka menjadi produktif.

dibagikan adalah sejenis charity atau

Gagasannya ini mengilhami berdirinya

sedekah dari negara untuk rakyatnya.

Koperasi Rochdale di Inggris (1884) yang

Selain itu, dalam literatur ekonomi tidak

merupakan pelopor dari gerakan koperasi

ditenmukan unsur-unsur ini karena unsur

dunia. Di antara dua paham yang saling

ini

seperti

bersaing tersebut terdapat paham Keynes

sedekah yang tidak mengharap modal

(1883-1946) yang ‘moderat’. Paham ini,

kembali karena si pemberi adalah orang

selain mendukung kebebasan individu,

kaya

tetapi

Sementara

ditemukan

dalam

sehingga

memberikan

(BLSM)

agama

wajib

sedekah

hukumnya

kepada

orang

pada

Marx

kemampuan

kapital,

(1818-1883)

yang

reorganisasi

juga

mendukung

sosial

intervensi

pemerintah.

miskin, Di sini, meskipun pemerintah

Di Indonesia, pemikiran sosialis

menganut paham kapitalis atau neo-libs

banyak mengilhami tokoh pergerakan

tetapi

atau founding fathers republik (Soekarno,

memberikan

rakyatnya

sehingga

sedekah rakyat

pada bingung

Hatta,

Syahrir

dan

lainnya)

yang

dengan sistem ekonomi yang dijalankan

ditunjukkan

pemerintah,

dalam UUD 1945, khususnya pasal 33,

kapitalis

atau

sosialis,

ataukah agamis? Dalam

hubungan

oleh

adanya

pasal-pasal

yang isinya tentang sistem perekonomian ini,

sistem

nasional. Mengacu ke sistem ini, cukup

perekonomian negara sejatinya dibedakan

jelas bahwa pemerintah saat merdeka

menurut paham kapitalis dan sosialis.

menganut sistem sosialis sehingga sistem

Sistem kapitalis diilhami oleh Adam

ekonomi yang dijalankan pemerintah

Smith (1723-1790), diikuti oleh Malthus

sekarang tidak sesuai dengan sistem

(1766-1834), Ricardo (1772-1823), John

perekonomian nasional tersebut sehingga

banyak menuai kritik dari kalangan

menyatakan bahwa kekayaan sumber

cendekiawan, nasionalis, pebisnis, dan

daya alam yang dimiliki adalah milik

mahasiswa yang terus memperjuangkan

negara

intervensi pemerintah seperti kenaikan

kemakmuran

harga BBM yang akan terus terjadi sebab

besarnya. Melalui subsidi harga di pasar

mengikuti harga pasar dunia. Ekonom

dalam

kerakyatan seperti Prof Mubyarto (alm),

melindungi rakyatnya, tetapi ketika harga

Prof Edi Swasono, Kwik Kian Gie, Rizal

meningkat terus di pasar dunia, maka

Ramli juga menyatakan agar strategi

pemerintah mengikutinya sehingga terjadi

pembangunan nasional lebih berpihak ke

kerawanan pangan seperti harga beras

rakyat. Pengembangan sektor ekonomi

yang melambung tinggi atau kelangkaan

kerakyatan yang menjadi ciri kuat dari

energi di dalam negeri padahal Indonesia

kehidupan koperasi dan UMKM harus

kaya akan sumber daya alam dan energi

menjadi dasar politik kemakmuran rakyat.

tersebut.

Begitu pula, perluasan kesempatan kerja harus

menjadi

diperuntukkan rakyat

negeri,

yang

sebetulnya

bagi sebesar-

pemerintah

Di dalam kerawanan energi seperti

utama

BBM, berdasarkan UU No 10 tahun 2010

pembangunan nasional sehingga dengan

tentang APBN tahun anggaran 2011,

sasaran ini akan memperkuat ekonomi

pengendalian

kerakyatan yang pada gilirannya akan

dilakukan melalui efisiensi terhadap biaya

meningkatkan kemakmuran rakyat.

distrbusi dan margin usaha (α, alpha) dan

Namun

sasaran

dan

sejatinya,

anggaran

subsidi BBM

pemerintah

melakukan

benar-benar

konsumsi BBM bersubsidi [(pasal 7 ayat

komoditas

(1) dan (2)], di mana dalam fasal 7 ayat

pangan dan energi naik di pasar dunia,

(4) UU No 10 tahun 2010 disebutkan

maka otomatis harga komoditas tersebut

“dalam hal perkiraan harga rata-rata

di pasar domestik naik pula. Pemerintah

minyak mentah Indonesia (Indonesia

lebih berperi laku pedagang dari pada

Crude Price) dalam 1 tahun mengalami

pengayom atau pelindung masyarakat

kenaikan lebih dari 10 % dari harga yang

sebab dari transaksi perdagangan, para

diasumsikan

pengambil kebijakan memperoleh rente

pemerintah diberikan kewenangan untuk

(margin keuntungan) yang sangat besar.

melakukan

Padahal pasal 33 UUD 1945 secara tegas

bersubsidi”.

menganut

paham

kapitalis.

Buktinya,

yang harga

kebijakan

dalam

APBN

penyesuaian Harga

pengendalian

harga

minyak

2011,

BBM mentah

Indonesia padaAPBN 2011 ditetapkan

negara-negara majupun, perusahaan besar

sebesar US$80 per barel. Namun sampai

menjadi

saat ini, pemerintah belum mengambil

UMKM yang kuat. Tidak semua produk-

kebijakan

bersubsidi,

produk usaha besar seperti mobil dibuat

padahal harga ninyak mentah dunia

sendiri oleh perusahaan seperti Toyota,

sekitar US$90-95 per barel, dan masih

Honda, Hyundai, dan perusahaan besar

jauh di atas harga patokan APBN 2011,

lainnya, tetapi sebagian produksnya itu

yaitu harga rata-rata bulan Juni sebesar

seperti baut, mur, tempat duduk di mobil

US$113,82 per barel.

dan sparepart lainnya dibuat oleh UMKM

terhadap

Padahal

BBM

pada

APBNP

2012

kuat

sebab

didukung

oleh

sebab mereka merupakan mitra yang

diributkan soal berapa harga BBM subsidi

sejajar

dinaikan. Akhirnya dicari solusinya di

perusahaan

mana harga BBM dinaikkan dengan

baiknya juga, jika perusahaan besar di

syarat jika harga minyak internasional

Indonesia di support oleh UMKM yang

naik 15 % di atas asumsi harga minyak

jumlahnya sangat banyak.

dalam APBNP 2012. Sementara Fraksi Hanura,

Gerindra,

dan

PDIP

masih

atau

sub

besar

contracting

tersebut.

dari

Alangkah

Sejatinya, banyak UMKM yang sudah menggunakan TI seperti di negara

menolak kenaikan harga BBM. Tak ada

maju

opsi

memakainya sehingga alangkah baiknya

sama

kenaikan

sekali

kecuali

menolak

Baru

setahun

tersebut.

tetapi

mereka

sebagian

diberi

besar

kesempatan

tidak

untuk

kemudian, dalam APBNP 2013 disetujui

membesarkan usahanya jika mereka tak

kenaikan harga BBM jenis premium dari

dipusingkan dengan besarnya pengeluaran

Rp4.500 ke Rp6.500, dan solar dari

biaya penunjang bisnis seperti teknologi

Rp4.500 ke Rp5.500.

informasi (TI).

Dalam upaya untuk meningkatkaan

Oleh sebab itu, TI sebenarnya

peran koperasi dan UMKM sebagai

sangat diperlukan oleh UMKM untuk

ekonomi

penggunaan

membantu proses bisnis mereka agar

teknologi utuk koperasi dan UMKM

lebih baik lagi. Namun, kendala keuangan

seperti internet, teknologi informasi bisa

yang terbatas membuat UMKM lebih

dikatakan masih jauh, padahal teknnologi

suka mencatatkan transaksi bisnisnya

dan

secara manual. Sebabnya, UMKM tak

kerakyatan,

TI sangat

mendukung kegiatan

UMKM di era globalisasi sekarang ini. Di

akan

habis-habisnya

untuk

bisa

mendukung bisnisnya sehingga mereka

tumbuh. Bukan tidak mungkin dalam 5

juga akan habis-habisant pula untuk

tahun

mempetahankanusahanya itu. Oleh sebab

Indonesia mulai terbiasa menggunakan TI

itulah, mereka perlu dibantu dengan

sebagai tulang punggung penopang lintas

ketersediaan

bisnisnya.

layanan

TI

yang

tidak

memberatkannya. Langkah

ke

depan,

Langkah

untuk

seluruh

untuk

UKM

di

memberdayakan

memberdayakan

koperasi dan UKM hingga ke seluruh

UKM dengan TI pun mulai digiatkan,

pelosok desa di Indonesia, didukung

misalnya PT Telkom melalui unit bisnis

penuh oleh para pemuda yang tergabung

DBS (Direct Broadcast Satelite) hingga

dalam Pusat Karang Taruna yang baru.

pertengahan

sudah

Peran Karang Taruna dinilai sangat

memberdayakan 90.000 UKM dengan

strategis untuk memajukan daerah karena

layanan TI cloud computing yang bisa

organisasi ini memiliki jaringan di semua

menghemat

desa dan kelurahan di Tanah Air. Para

Juni

biaya

2010,

investasi

dan

operasional secara signifikan.

mahasiswapun banyak yang tertarik untuk

UMKM secara kontinu diberikan pelatihan

dan

konsultasi

menjadi pengusaha UKM sehingga sudah

tentang

mulai terjadi dari pegawai dibelakang

bagaimana memperkuat bisnis utama

kursi, terutama menjadi PNS bergeser

mereka dengan memanfaatkan TI. Upaya

untuk

ini

dalam skala yang masih kecil (usaha

terus-menerus

digiatkan

supaya

UMKM di Indonesia bisa rnaju juga

menjadi

pengusaha,

meskipun

mikro).

seperti UKM di Korea, Taiwan, bahkan

Pemerintah akan terus berusaha

Jepang yang tumbuhnya sudah sangat

membuka kerja sama dengan berbagai

pesat.Menurut data Kementerian Koperasi

pihak, termasuk swasta, dengan bertumpu

dan UKM 2012 sekitar 30-35 juta UKM

pada potensi di setiap daerah yang

di

belum

berbeda satu dengan yang lain. Para

untuk

pemuda yang tergabung dalam Karang

bisnis

Taruna

Indonesia

memanfaatkan menunjang

diperkirakan keunggulan

TI

keberlangsungan

dalam

ajang

Temu

Karya

usahanya. Kebanyakan operasional UKM

Nasional (TKN) VI dibuka oleh Dirjen

masih

manual.

Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial,

Meskipun masih kecil yang dilayani

dan dihadiri oleh 33 Dewan Pengurus

Telkom, namun perlahan angka itu terus

Wilayah Karang taruna tingkat provinsi.

menggunakan

sistem

Berdasarkan catatan Kemenkop dan

pasar

luar

negeri

sebagaimana

UKM, hingga Juni 2009, koperasi di

diungkapkan oleh Berry et al. (2002) dan

Indonesia telah berjumlah 166.155 unit

Asia Foundation (2002) di mana UMKM

dengan perrnodalan koperasi aktif yang

lebih mampu bertahan terhadap krisis

terdiri dari modal sendiri Rp27,27 triliun

ekonomi, meskipun mereka juga terkena

dan modal luar Rp36,25 triliun dengan

dampak dari krisis tersebut.

nilai volume usaha Rp55,26 triliun.

UMKM memainkan peran yang

Sedangkan Badan Pusat Statistik (BPS)

cukup

pada 2009 mencatat jumlah UKM di

nasional atau di suatu daerah, provinsi

Indonesia sebanyak 520.220.000 unit.

ataupun kabupaten. Hal ini pun terjadi,

Diperkirakan akan ada 600.000 pelaku

baik di negara belum maju maupun maju.

UKM baru pada 2010. Sementara dana

Peran utama yang dimainkan UMKM

Kredit

adalah

Usaha

Rakyat

(KUR)

yang

penting

dalam

disalurkan sejak Januari 2008-Januari

kesempatan

2010 sekitar Rp17,54 triliun untuk 2,4

berusaha,

juta debitur.

perekonomian

Strategi

Pembanguan

Ekonomi

ekonomi

yang

menerpa

pembangunan ekonomi, dan pentingnya sektor koperasi dan UMKM sebagai ciri ekonomi kerakyatan. Fasalnya, UMKM selama

pelengkap perekonomian

ini

dianggap

usaha nasional,

sebagai

besar padahal

dalam saat

terjadinya depresi pasar domestik dan tingginya

upaya

kerja

menciptakan

dan

kesempatan

menggerakkan

roda

nasionadaerah,

meningkatkan pertumbuhan output dan

untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Menurut data BPS (2011), populasi

Indonesia membuktikan rapuhnya strategi

yang

perekonomian

menyediakan kebutuhan barang dan jasa

Nasional Krisis

dalam

harga

barang-barang,

membuktiksn besarnya peraan UMKM dalam pasar global. Rendahnya kebutuhan impor bahan baku produksi dalam negeri semakin meningkatkan daya saing di

UMKM pada tahun 2011 diperkirakan lebih

dari

Kontribusi

50,0 sektor

juta

unit

UMKM.

UMKM

pada

perekonomian nasional dapat dilihat dari pangsanya terhadap PDB tahun 2011 yaitu sebesar 50,0 %. Hasil penelitian kerja sama Menegkop dan UKM dan BPS (2003) menunjukkan bahwa 51,1 % UMKM mengalami kesulitan usaha yang disebabkan oleh masalah permodalan. Hasil

selanjutnya

memberikan

fakta

bahwa hanya 17,5 % UMKM yang

mampu mengatasi masalah permodalan

Sementara jumlah UMKM di Indonesia

dengan

sekarang ini bisa dilaihat dalam table 1

kredit

perbankan,

sedangkan

sisanya (82,5 %) dengan pendanaan

berikut:

informal (informal lender). Lebih jauh Sulistiowati

dan

menemukan

Riskayanto

Tabel 1 Jumlah UMKM Indonesia 2011-20122

(2006)

alasan-alasan

yang

2011

2012

menyebabkan UMKM tidak meminjam ke

Jeni

bank karena prosedurya sulit (30,3 %),

s

tidak berminat (25,3 %), tidak punya

Usa

agunan (19,3 %), tidak tahu prosedur

ha

(14,3 %), suku bunga tinggi (8,8 %) dan

UM

55.2

proposal

KMl

06.4 0,0

ditolak

(1,9

%)

(Sukarna

Juml

Pa

Juml

Pa

um-

ah

ng

ah

ng

buh

sa

aan

10

1.32

sa

Wiranta, 2006). Sementara itu, perbankan yang memiliki fungsi intermediasi

dalam

sebagai aktor aktifitas

suatu

Pert

10

44

56.5

34.5 0,0

7

Usa

54.5 98,

55.8 98,

1.29

ha

59.9

56.1

6.20 38

81

8

Mik

berjalan baik, maka lembaga keuangan

ro

tersebut dapat menghasilkan nilai tambah.

Usa

602. 1,1

629. 1,1

Aktifitas

195

418

44.2 0,1

48.9 0,1

membedakan

antara

di

sini

tidak

ha

usaha

yang

Keci

dilaksanakan tersebut besar atau kecil,

l

karena yang membedakan hanya besamya

Usa

nilai tambah berdasarkan skala usaha. Hal

ha

ini berarti bahwa usaha kecilpun jika

Men

memanfaatkan

enga

memberikan

perbankan kenaikan

juga

nilai

akan

tambah,

69

80

masyarakat salah satunya dapat dilakukan

UKM, 2013 ‘

keuangan, termasuk usaha produktif yang dilakukan

oleh

masyarakat

miskin.

7

27.2

4,

23 52

4.71 10

97

7

,6

h Sumber:

memanfaatkan jasa intermediasi lembaga

76

2,

5

sehingga upaya meningkatkan pendapatan

dengan cara yang produktif dengan

2,

8.14 41

92

perekonomian dimana jika fungsinya

ekonomi

%

Kementerian

Prosedur

sulit’

Koperasi

yang

dan

menjadi

penyebab utama keengganan UMKM mengajukan kredit ke bank, disebabkan oleh prinsip kehati-hatian (prudential

dijalankan

semakin sulit. Penyaluran kredit, pada

perbankan sebagai bagian dari manajemen

gilirannya, dibatasi dengan melihat rekam

risiko dalam penyaluran kredit. Sementara

jejak(track record) kredit pelaku usaha,

jika dilihat dari tingkat pertumbuhannya,

koneksi politik, atau agunan tak bergerak

maka sejak tahun 2011 hingga 2012,

seperti rumah. Lebih jauh, ketika suatu

kredit untuk UMKM sebenarnya telah

bisnis dipandang layak, kerap masih ada

melebihi tingkat pertumbuhan total kredit

keraguan mengenai kinerja ke depan. Di

perbankan

banyak negara, masih banyak masalah

principle)

yang

Dilihat

dari

harus

sektor

ekonomi,

mengenai

ketidakpastian

kapasitas

terdapat tiga sektor utama penyaluran

pembayaran kembali kredit yang telah

kredit

Sektor

disalurkan terkait dengan naik turunnya

Perdagangan 28,1 %, Sektor Industri 8,93

pendapatan dan pengeluaran. UMKM dan

%, dan Sektor Lainnya sebesar 49,6 %.

pelaku

Komposisi ini tidak jauh berbeda dari

kerentanan

alokasi kredit per sektor ekonomi untuk

sistemik,

total kredit perbankan nasional. Khusus

makroekonomi

untuk kredit UMKM, disinyalir angka

(Berger dan Udell, 2005).

untuk

UMKM,

yaitu

“Sektor Lainnya” sebesar 49,6 % ini

usaha

baru

kerap

terhadap

resiko-resiko

seperti

Secara

memiliki

ketidakstabilan

dan

krisis

teoritis,

keuangan

dunia

usaha

adalah diberikan untuk kredit konsumsi

menggunakan sumber-sumber pendanaan

(Retnadi, 2007).

internal dan eksternal untuk mendukung

Sementara itu, telah banyak analisis mengenai

akses

usaha

kecil

dan

aktivitas usahanya. Sumber pendanaan internal

misalnya

pendapatan

dan Udell (2005) menunjukkan bukti

earning), sedangkan sumber pendanaan

empiris tentang masalah-masalah UMKM

eksternal mencakup pinjaman kredit baik

terkait dengan lingkungan kelembagaan.

dari sumber formal (perbankan/lembaga

Selain itu, ketiadaan informasi mengenai

keuangan) maupun dari sumber informal,

kredit, kesulitan dalam penentuan dan

kredit perdagangan, kontrak sewa-beli

pengembalian

dan lain sebagainya.

dan

masalah-

masalah yang berkaitan dengan disain dan

UMKM

di

ditahan

dan

menengah terhadap perkreditan. Berger

agunan,

yang

tabungan

negara

(retained

berkembang

pelaksanaan kontrak antara bank dan

masih banyak mengalami kesulitan dalam

UMKM kerap membuat penyaluran kredit

mengakses

sumber

pendanaan,

baik

terhadap perbankan maupun pasar modal.

keterkaitan yang pada gilirannya akan

UMKM

perbankan

memiliki efek-efek pengganda (multiplier

dikarenakan alasan-alasan seperti masalah

effects), balk dalam level perekonomian

legalitas

lokal maupun nasional.

sulit

mengakses

kelembagaan

UMKM,

kurangnya penerapan praktik akuntansi

Namun demikian, posisi strategis

yang balk, ukuran usaha yang kecil

UMKM dalam konstelasi perekonomian

(berbiaya tinggi bagi bank), moralitas

nasional

UMKM (moral hazard), dan resiko

maksimal. Hill (1991) mengungkapkan

kegagalan

akan

bahwa masih ada bias dalam kebijakan

dan

publik yang membuka ruang diskriminasi

kurangnya pendidikan (Fafchamps, 1994).

di sejumlah aspek. Lebih lanjut, Hill

usaha

mengakibatkan

yang

gagal

bayar,

Dalam kondisi yang kondusif dan

belum

menjelaskan

diperhatikan

kebijakan

dengan

yang

dapat

menimbulkan diskriminasi yaitu; Pertama,

memberikan kontribusi yang positif bagi

kebijakan perdagangan yang bias terhadap

proses pembangunan (Becattini, 1990).

UMKM karena banyak variasi antar

Proposisi

kebenaran,

industri

dalam

menerapkan

terutama di daerah pedesaan dimana

proteksi

yang

efektif

produksi berskala kecil dan menengah

memandang skala industrinya apakah

memiliki

penyediaan

besar, menengah, kecil, maupun mikro.

lapangan pekerjaan bagi penduduk lokal

Sebab dalam praktiknya, yang menikmati

sehingga mengurangi arus migrasi ke

proteksi

daerah perkotaan. Dengan menggerakan

didominasi oleh kalangan usaha dan

modal

yang

industri berskala besar. Kedua, kebijakan

dimiliki oleh masyarakat ke dalam bentuk

dan regulasi pemerintah yang kontra-

investasi dan usaha produktif, UMKM

produktif

dapat memberikan ruang yang luas bagi

UMKM, baik secara langsung maupun

penyaluran energi kewirausahaan. Hasil

tidak langsung. Kebijakan yang memiliki

ekonomi dari produksi berskala kecil akan

efek kontraproduktif langsung misalnya

semakin besar ketika aglomerasi UMKM

program-program

terbentuk dan terjadi proses interaksi

mensyaratkan ukuran dan skala tertentu

dalam tataran operasi produksi dan proses

untuk dapat memperoleh insentif fiskal

pembelajaran satu sama lain, melalui

(perpajakan). Lagi pula, insentif fiskal ini

mendukung,

UMKM

ini

mendekati

potensi

dan

akan

dalam

kemampuan

usaha

dari

yang

pemerintah

terhadap

tingkat tidak

umumnya

pengembangan

pemerintah

yang

kerap hanya dinikmati oleh investor dan

konsumsi (porsi kredit konsumsi BPD

usaha berskala besar. Ketima, berbagai

mencapai 69,8 %, Bank Swasta Non

regulasi

keuangan

sering

tidak

memberikan ruang yang leluasa bagi

Ekonomi

menetapkan

batasan

tingkat

pinjaman yang kerap memberikan penalti (hukuman) bagi entitas usaha mikro, kecil dan menengah. Tingginya biaya transaksi yang terjadi ketika bank berhubungan dengan UMKM juga membuat dunia perbankan enggan untuk menyalurkan kreditnya ke UMKM.

Sejatinya, sangat

Retnadi (2007) menjelaskan mengenai perbankan yang rnasih memiliki problem internal yang harus segera diselesaikan yaitu, pertama, administrasi kredit masih kompleks di mana hingga kini, proses kredit dianggap masih berbelit., Salah

berbeda

Neoliberalisme, oleh

dari

kerakyatan

neoliberalisme.

sebagaimana

ordoliberalisme,

dikemas

adalah

sebuah

sistem perekonomian yang dibangun di atas tiga prinsip sebagai berikut: (1) tujuan utama ekonomi neoliberal adalah pengembangan kebebasan individu untuk

(2) kepemilikan pribadi terhadap faktorfaktor

juta, calon debitor wajib rnenyertakan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dan menurut Peraturan Pemerintah, agunan berupa tanah yang diserahkan ke bank wajib dibebani hak tanggungan sehingga beban

biaya

administrasi yang mahal bagi calon debitor. Kedua, LDR (Loan to Deposit Ratio) perbankan masih rendah (per

Maret 2007 hanya 62,0 %) karena sebagian besar bank menyalurkan kredit

produksi

pembentukan

diakui;

harga

dan

pasar

(3)

bukanlah

sesuatu yang alami, melainkan hasil dari penertiban pasar yang dilakukan oleh negara melalui penerbitan undang-undang (Giersch, 1968).

satu contohnya, untuk kredit di atas Rp50

menimbulkan

ekonomi

bersaing secara bebas-sempurna di pasar;

Sementara itu, dari sisi perbankan,

akan

Vs

Neoliberalisme

bergeraknya UMKM. Misalnya, peraturan yang

Kerakyatan

Berdasarkan ketiga prinsip tersebut maka

peranan

negara

dalam

neoliberalisme dibatasi hanya sebagai pengatur

dan

mekanisme

penjaga

bekerjanya

pasar.

Dalam

perkembangannya, sebagaimana dikemas dalam

paket

Konsensus

peran

negara

dalam

Washington, neoliberalisme

ditekankan untuk melakukan empat hal berikut:

(1)

pelaksanaan

kebijakan

anggaran ketat, termasuk penghapusan subsidi; (2) liberalisasi sektor keuangan;

(3) liberalisasi perdagangan; dan (4)

didalamnya

pelaksanaan privatisasi BUMN (Stiglitz,

kemakmuran rakyat.

2002).

bagi

sebesar-besarnya

4. Memenuhi hak setiap warga negara

Sedangkan

ekonomi

kerakyatan,

sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 33 UUD 1945, adalah sebuah sistem perekonomian

yang

ditujukan

untuk

untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak. 5. Memelihara fakir miskin dan anak terlantar.

mewujudkan kedaulatan rakyat dalam

Mencermati perbedaan mencolok

bidang ekonomi. Tiga prinsip dasar

antara

ekonomi

kerakyatan

berikut:

(1)

ekonomi

adalah

sebagai

neoliberalisme

perekonomian

disusun

berlebihan

kerakyatan

tersebut,

bila

dengan

tidak

terlalu

disimpulkan

bahwa

sebagai usaha bersama berdasar atas azas

ekonom kerakyatan pada dasarnya adalah

kekeluargaan;

cabang-cabang

antitesis dari neoliberalisme. Sebab itu,

produksi yang penting bagi negara dan

sebagai saudara kandung neoliberalisme,

yang menguasai hajat hidup orang banyak

ekonomi

dikuasai oleh negara; dan (3) bumi, air,

(Keynesianisme),

dan segala kekayaan yang terkandung

disamakan dengan ekonomi kerakyatan.

didalamnya dikuasai oleh negara dan

Keynesianisme

dipergunakan

perhatian yang sangat besar terhadap

(2)

bagi

sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.

negara

penciptaan

Berdasarkan ketiga prinsip tersebut

namun

kesejahteraan

juga

tidak

memang

kesempatan

demikian

ia

kerja tetap

dapat

menaruh

penuh, dibangun

dapat disaksikan betapa sangat besarnya

berdasarkan prinsip persaingan bebas dan

peran negara dalam sistem ekonomi

pemilikan

kerakyatan. Sebagaimana dilengk oleh

pribadi (selengkapnya lihat tabel). Perlu

Pasal 27 ayat 2 dan Pasal 34,

diketahui

peran

alat-alat

juga,

produksi

bahwa

secara

ekonomi

negara dalam sistem ekonomi kerakyatan

kerakyatan tidak dapat pula disamakan

antara lain meliputi lima hal sebagai

dengan

berikut:

Sebagaimana

1. Mengembangkan koperasi.

(1961), sebab ekonomi pasar sosial adalah

2. Mengembangkan BUMN.

salah satu varian awal dari neoliberalisme

3. Memastikan pemanfaatan bumi, air,

yang digagas oleh Alfred Muller-Armack.

dan segala kekayaan yang terkandung

ekonomi

pasar

sosial.

dikemukakan

Giersch

Peran

Negara

dalam

Dalam hubungan ini, pengalaman

Perekonomi

tahun 1998 memperlihatkan bahwa sektor

Nasional Pemerintah

Indonesia

berusaha

ekonomi

kerakyatan

seperti

UMKM

untuk mensejahterakan rakyatnya melalui

mampu bertahan di era krisis sehingga

berbagai kebijakan seperti pemberian

menjadi

kredit kepada rakyat (KUD, KUT, KUR,

ketenagakerjaan

PNPM,

inipun merupakan entitas usaha dalam

dan

sebagainya.

Terakhir,

pemerintah meluncurkan kebijakanMaster

konstelasi

Plan

dan

Perluasan

berpotensi

Ekonomi

Indonesia

nasional.

Percepatan

Pembangunan

dalam

bumper

di

mengatasi

Indonesia.

ekonomi

nasional

menggerakkan Namun

Sektor

yang

ekonomi

demikian,

sektor

(MP3EI) 2011–2025 pada 27 Mei 2011 di

UMKM ini belum bisa berperan secara

Jakarta. MP3EI ini merupakan salah satu

optimal

upaya pemerintah dalam mengoptimalkan

perekonomian

potensi Indonesia untuk menjadi salah

dihadapinya seperti akses dan sumber

satu kekuatan ekonomi dunia. Masterplan

pendanaan

ini mencakup 17 aktivitas ekonomi utama

UMKM masih banyak tergantung kepada

Indonesia di mana tidak semata-mata

sumber pendanaan informal. Hal ini

usaha pemerintah pusat saja, tetapi juga

terkait dengan masih sulitnya akses kredit

pemerintah daerah, dunia usaha, para

ke

pakar, dan para akademisi pun turut ambil

UMKM dikenakan pajak pula sebesar 1 %

bagian dalam masterplan ini. Aktivitias

di mana pengenan pajak ini dinilai banyak

ekonomi tersebut dilakukan di 6 koridor

kalangan tidak adil Fasalnya, dengan

ekonomi Indonesia yang dipusatkan pada

jumlah UMKM yang sebesar 55 juta lebih

4 lokasi seperti lokasi-lokasi yang berada

pada 2011, dan 56,5 juta pada 2012,

di koridor ekonomi Bali-Nusa Tenggara,

menyumbang 30 % PDB yang mencapai

Kalimantan-Sulawesi, Maluku dan Papua,

Rp9,380 triliun maka akan diperoleh PDB

Jawa II dan Sumatera di mana salah satu

UMKM sekitar Rp2,8 triliun sehingga

sektor yang menjadi prioritas MP3EI,

dengan tariff efektif 1 % dari omzet, maka

adalah sektor infrastruktur, selain pangan,

potensi pnerimaan pajak dari UMKM

energi,

sekitar Rp30,80 triliun jika tindakan

transportasi,

pembiayaan

perbankan, dan UMKM.

dan

dalam

akibat

masalah

roda yang

usaha karena selama ini

perbankan.

administrai

menggerakkan

Apalagi

pemajakan

dewasa

ini,

dilaksanakan

secara doing business as usual. Oleh

pemajakan

pemerintahan pasca Orde Baru harus

dihitung dari peredaraan bruto, selaain

lebih baik dari pemerintahan Orde Baru.

tidaak bisa dikuraangkan biaya untuk

Buktinya, pada pertengahan Juni 2013,

mendapatkan, menagih, dan memelihara

pemerintah

penghasilan,

daalam

premium dari Rp4.500 menjadi Rp6.500,

pembukuan waajib paajak adaa kerugian

dan minyak solar dari Rp4.500 menjadi

tidaak

bisa

Rp5.500 sehingga peristiwa ini semakin

horizontal

memberatkan rakyat, terutama rakyat

dengaan penghasilan dari sumber atau

miskin. Apakah ini disebabkan oleh

kegiatan lainnya sehingga dalam keadaan

strategi pemerintahan Orde Reformasi

bagaimanapun (laba atau rugi) perusahaan

yang masih berpihak

akan selalu diasumsikaan memperoleh

melalui pertumbuhan ekonomi tinggi

penghasilan positif.

seperti

sebab

itu,

karena

dasar

maka

diakui

jika

dan

dikompensasikan

tidak

secara

Namun, meskipun sumbangannya

menaikan

pertumbuhan

dibandingkan

dengan

harga

BBM

pada kapitalis

usaha koperasi

besar dan

cukup

UMKM? Pemerintah tampaknya sudah

besar, tetapi pelaku usaha Koperasi dan

meninggalkan unsur-unsur pemerataan

UMKM umumnya berpendidikan dan

padahal sebagian besar usaha di Indonesia

berketerampilan

skala

berskala mikro, kecil dan menengah

ekonominya juga kecil, Akan tetapi,

(UMKM) yang artinya perekonomian

keberadaannya

sebab

nasional bercirikan ekonomi kerakyatan

mampu memperkuat ketahanan ekonomi

UMKM. Perbedaan ekonomi kerakyatan

nasional yang ditunjukkan pada krisis

dan ekonomi kapitalis bisa dilihat dalam

1998 di mana krisis ini menjadi salah satu

table 1 berikut. (Revrisond Baswir, 2006)

dalam

perekonomian

nasional

rendah

sangat

serta

penting

penyebab berakhirnya pemerintahan Orde Baru.

Rakyat

saat

itu

kehidupannya

bisa

lebih

dibandingkan

sebelumnya,

berharap balk namun

harapan itu tidak terjadi. Buktinya, setelah reformasi

berjalan

15

tahun,

belum

ditemukan satupun resep mujarab guna memulihkan

perekonomian

nasional

padahal semua orang sepakat bahwa

Tabel 1 Perbedaan antara Ekonomi Kerakyatan dan Ekonomi Kapitalis Ekonomi Kerakyatan 1. Menyusun

Ekonomi Kapitalis Negara Kesejahteraan 1. Mengintervendsi pasar

Ekonomi Liberal 1. Mengatur dan menjaga

perekonomian sebagai

untukterciptanya kondisi

bekerjanya mekanisme

usaha bersama berdasar

kesempaatan kerja.

pasar.

atas azas kekeluargaan;

2. Menyelenggarakan

2. Mengembangkan sector

mengembangkan

BUMN pada cabang-

swasta dan melakukan

koperasi (Pasal 33 ayat

cabang produksi yang

privatisasi BUMN.

1).

tidak dapat

2. Menguasai cabangcabang produksi yang penting bagi negara dan

3. Memacu laju

diselenggarakan oleh

pertumbuhan ekonomi,

perusahaan swasta.

termasuk dengan

3. Menjaga keseimbangan

menciptkan lingkungan

yang menguasai hajat

antara pertumbuhan

yang kondusif bagi

hidup orang banyak;

ekonomi dengan

masuknya investasi

mengembangkan

pemerataan

asing.

BUMN (Pasal 33 ayat

pembangunan.

2).

4. Mengelola anggaran

4. Melaksanakan kebijakan anggaran

negara untuk

ketat, termasuk

memastikan

kesejaahteraan rakyat,

penghapusan subsidi.

pemanfaatan bumi, air,

memberlakukan pajak

dan segala kekayaan

progresif dan

yang terkandung di

memberikan subsidi.

3. Menguasai dan

dalamnya bagi sebesarbesarnya kemakmuran

5. Menjaga stabilitas moneter.

rakyat (Pasal 33 ayat 3). 6. Memastikan setiap warga 4. Mengelola anggaran

negara memperoleh

negara untuk

haknya untuk

kesejahteraan rakyat;

mendapatkan pekerjaan.

memberlakukan pajak progresif dan memberikan subsidi.

5. Menjaga stabilitas moneter. 6. Melindungi pekerja perempuan, pekerja anak, dan bila perlu menetapkan upah minimum.

5. Menjaga stabilitas moneter. 6. Memastikan setiap warga negara memperoleh haknya untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (Pasal 27 ayat 2). 7. Memelihara fakir miskin dan anak terlantar.( Pasal 34)

Tabel 1 di atas memperlihatkan

masif

atau

besar-besaran,

bahwa tidak ada perbedaan yang substasil

penegakkan

antara ekonomi kerakyatan dan ekonomi

dilakukan. Mantan PM China Deng Tsiao

kesejahteraan

Ping berkata ‘berilah kmi seratus peti mati

hanya

dalam

ekonomi

hukum

yang

serta

betul-betul

yang

untuk para koru, dan sisakan 1 untukku

terkandung dalam Pancasila. Sementara

jika aku benar-benar korupsi’ Bukan

itu, terdapat perbedaan antara ekonomi

seperti

kerakyatan dan ekonomi kapitalis yang

berjamah, proyek bancakan seperti kasus

cukup

Hmbalang dan lain-lainnya.

kerakyatan

terdapat

signifikan

fasal-fasal

sehingga

ekonomi

kapitalis yang diberlakukan sekarang di

di

kita

ada

istilah

korupsi

Selain model ekonomi kerakyatan

telah

dan ekonomi kapitalis di atas, terdapat

menyengsarakan rakyatnya akibat tidak

ekonomi kalsik di mana esensi model

sesuai dengan kondisi sosial, ekonomi dan

ekonomi klasik adalah:

budaya masyarakat Indonesia, Barangkali

1. Penghematan kerja keras, kepentingan

jika diterapkan ekonomi kesejahteraan ala

diri yanag baik, dan kedermawanan

Indonesia, seperti Cina sekarang ini, bisa

terhadap orang lain adalah kebajikan

maju asalkan tidak terjadi KKN yang

dank arena itu harus didukung.

Indonesia

benar-benar

2. Pemerintah

harus

membatasi

Oleh karena itu, raja dan para

kegiatannya pada pengaturan keadilan,

menteri

memperkuat hal milik privat, dan

kelancangan dan kekurang ajaran

mempertahankan

luar biasa ketika mereka berpura-

Negara

dari

serangaan asing

pura

3. Di bidang ekonomi, Negara harus

telah

melakukan

mengawasi

perekonomian

orang-orang swasta, dan membatasi

mengadopsi kebijakan laissez faire non

pengeluaran

intervensi (perdagangan bebas, pajak

dengan

Undang-undang

tentang

rendah,

barang

mewah,

dengan

birorasi

minimal,

dan

melarang

sebagainya. 4. Standar

klasik

emas/perk

akan

mereka.,

entah

atau

impor

itu

barang-barang

mewah luar negeri. Mereka sendiri

mencegah negera mendepresiasi mata

(para

uang

menghasilkan

kecuali adalah orang-orang yang

lingkungan moneter yang syabil di

paling boros di dalam masyarakat.

mana ekonomi bisa berkembang.

Sebenarnya,

dan

akan

megurus

Subversi Neokolonialisme Menarik untuk disimak pernyataan Adam

Smith

memperingatkan

(1776)

bahwa

dia

adanya

bahaya

dari

pemerintahan yang besar sebab beliau sangat kritis terhadapa kekuasaan negara. Menurut Mark Skunsen (2005), politisi biasanya orang munafik yang boros di mana beberapa kutipan dari The Wealth of Nations

berikut

bisa

dipakai

dalam

Tidak ada seni yang bisa dipelajari dengan cepat oleh pemerintahaan, kecuali seni menguras duit dari penduduk

Nations hal 813)

(Wealth

menteri),

jika

tanpa

mereka

pengeluaran

mau

mereka,

mereka bisa mempercayakan kepada orang-orang swasta. Seanadainya gaya hidup mewah mereka tidak mengahncurkan

Negara,

tentu

rakyatnya juga tidak akan pernah hancur (idem halaman 329). Bangsa besar tak pernah jatuh miskin karena ulah swasta, tetapi kadang-kadang Negara

bisa

ambruk

karena

pemborosan umum dan kslahan

perdebatan politik dewasa ini, yaitu:

kantong

raja dan

of

kebijakan.

Semua,

atau

hamper

semua pendapatan di kebanyakan negara dipakai untuk memuaskan orang-orang yang tiak produktif. Merka adalah orang-orang yang yang membangun banyak istana

mewah,

bangunan

gereja

yang

megah, tentara dan kaapal-kapal

dia mendukung Undang-undang bunga dan pajak progresif.

besar yang di masa damai tidak

Teori klasik Adam Smith di atas

melakukan apa-apa, dan di masaa

yang ditulis pada tahun 1776 tampaknya

perang tidaak mendapatkan apa-apa

masih relevan dengan kondisi Indonesia

untuk

sekarang

menganganti

biaya

(2010-an)

sehingga

terlihat

perawatannya, bahkan jika perang

bahwa mulai dari eksekutif (presiden dan

itu sudaah berakhir. Orang-oarang

menteri-mentermnya),

yang tidak menghasilkan apa-apa itu

DPD, dan DPRD), serta yudikatif (polisi,

dipelihara oleh produk dari kerja

jaksa dan hakim) melakukan keserakahan

orang lain (idem halaman 325)

yang luar biasa terhadap penduduk yang

Adam Smith membela anggaran

kurang berdaya akan ulah para pemimpin

berimbang dan menentang utang public

dan krooni-kroninya tersebut. Buktinya,

yang

kasus Bank Century, kasus Hambalang,

membesar.

privatisasi,

Diapun

penualan

mendukung

tanah-tahan

raja

legislatif

(DPR,

dan lainnya merupakan konspirasi mereka

sebagai cara untuk menaikan pendapatan

daalam

dan menabur benih kemakmuran. Dia

tersebut. Oleh sebab itu, penting untuk

mendukung campur tangan pemerintah

belajar sejarah dari para pemikir yang

secara minimal dlam kehidupan privat dan

sudah mengehabiskan waktunya untuk

aktivitas ekonomi warga Negara, dan dia

kebaikan Negara dan rakyatnya secara

mengatakan bahwa mengakhiri perang

benar.

tidak akan menghasilkan pengangguran

Dia tampak seperti habis diaudit petugas

mengekspresikan

Oleh sekarang,

besar-besaran.

oleh

menggerogoti

pajak

ketika

simpatinya

sebab

itu,

uang

negara

pertanyaannya

bagaimanakah

situasi

perekonomian Indonesia saat ini, dan

dia

mendatang? Artinya, sebagai amanat dari

kepada

konstitusi 1945, sejauh manakah ekonomi

pembayar pajak yang terus menerus

kerakyatan

telah

dilaksanakan

terancam dikunjungi olh penarik pajak

Indonesia.

yang menjengkelkan dan memalukan.

perekonomian Indonesia lebih didominasi

Setelah mengecam sistem pajak yang

oleh pelaksanaan agenda-agenda ekonomi

ruwet dan tidak adil, dia menganjurkan

neoliberal

pemotongan pajak luar negeri, mekipun

diperbincangkan

Sebaliknya,

sebagaimana masyakat?

di

benarkah

banyak Dua

hal

berikut perlu mendapat perhatian dalam

untuk mencegah berdirinya NKRI yang

menjawab pertanyaan

berdaulat, mandiri, dan berkepribadian.

tersebut,

yaitu:

Kedua,

Pertama, sebagai sebuah negara yang

dipaksanya

bangsa

mengalami penjajahan selama 3,5 abad,

Indonesia untuk memenuhi tiga syarat

perekonomian

dapat

ekonomi guna memperoleh pengakuan

terbangunnya

kedaulatan dalam forum Konferensi Meja

mengingkari

Indonesia kenyataan

tidak

struktur perekonomian yang bercorak

Bundar (KMB) pada 1949.

kolonial di Indonesia. Sebab itu, ekonomi

Ketiga, syarat ekonomi itu adalah:

kerakyatan pertama-tama harus dipahami

(1) bersedia menerima warisan utang

sebagai

Hindia Belanda sebesar 4,3 milliar gulden;

upaya

sistematis

untuk

mengoreksi struktur perekonomian yang

(2)

bercorak

Kedua,

ketentuan yang ditetapkan oleh Dana

liberalisasi bukan hal baru bagi Indonesia,

Moneter Internasional (IMF); dan (3)

tetapi telah berlangsung sejak era kolonial.

bersedia

kolonial

Berangkat tersebut,

tersebut.

dari

secara

kedua

catatan

singkat

dapat

bersedia

mematuhi

mempertahankan

perusahaan-perusahaan beroperasi

ketentuan-

di

keberadaan

asing

Indonesia.

Selain

itu,

tindakan

adu

dikemukakan bahwa perjuangan bangsa

dilakukannya

Indonesia untuk melaksanakan ekonomi

domba

kerakyatan bukanlah perjuangan yang

tindakan pembatalan KMB secara sepihak

mudah. Kendala terbesar justru datang

oleh pemerintah Indonesia pada 1956.

dari

Tindakan-tindakan

pihak

kolonial.

Sejak

bangsa

berbagai

yang

menyusul

itu

Indonesia memproklamirkan kemerdekaan

terungkap

pada 17 Agustus 1945, pihak kolonial

PRRI/Permesta pada 1958.

hampir terus menerus mensubversi upaya

pada

dilaksanakannya

Keempat,

antara

meletusnya

lain

peristiwa

diselundupkannya

bangsa Indonesia untuk melaksanakan

sejumlah sarjana dan mahasiswa ekonomi

ekonomi kerakyatan.

Indonesia ke AS untuk mempelajari ilmu

Secara ringkas, subversi-subversi

ekonomi yang bercorak liberal-kapitalistis

yang dilakukan oleh pihak kolonial untuk

sejak tahun 1957. Para ekonom yang

mencegah

ekonomi

kemudian dikenal sebagai Mafia Berkeley

kerakyatan itu adalah sebagai berikut:

ini sengaja dipersiapkan untuk mengambil

Pertama, terjadinya agresi I dan II pada

alih kendali pengelolaan perekonomian

terselenggaranya

1947 dan 1948. Tujuan utamanya adalah

Indonesia pasca penggulingan Soekarno

pasar neoliberal. Tindakan pembelokan

pada tahun 1966.

orientasi tersebut didukung sepenuhnya sandiwara

oleh IMF, Bank Dunia, USAID, dan ADB

politik yang dikenal sebagai proses kudeta

dengan cara mengucurkan utang-utang

merangkak terhadap Soekarno pada 30

luar negeri yang besar.

September 1965, yaitu pasca terbitnya UU

Kedelapan,

Kelima,

dilakukannya

dilakukannya

No. 16/1965 pada Agustus 1965, yang

liberalisasi

menolak segala bentuk keterlibatan modal

yaitu melalui serangkaian kebijakan yang

asing di Indonesia.

dikemas dalam paket deregulasi dan

Keenam,

dipaksanya

Soekarno

secara

resmi

dilengserkan

dari

sejak

1983,

debirokratisasi. Kesembilan, dipaksannya Soeharto

untuk menandatangani empat UU sebelum ia

besar-besaran

proses

untuk

menandatangani

pelaksanaan

kekuasaanya. Keempat UU itu adalah: (1)

agenda-agenda ekonomi neoliberal secara

UU No. 7/1966 tentang penyelesaian

terinci melalui penandatanganan nota

masalah utang-piutang antara pemerintah

kesepahaman dengan IMF pada 1998,

Indonesia danpemerintah Belanda; (2) UU

yaitu sebelum ia secara resmi dipaksa

No. 8/1966 tentang pendaftaran Indonesia

untuk mengakhiri kekuasannya melalui

sebagai anggota ADB; (3) UU No. 9/1966

sebuah gerakan politik yang dikenal

tentang pendaftaran kembali Indonesia

sebagai

sebagai anggota IMF dan Bank Dunia;

diketahui, dalam sejarah perekonomian

dan

Inggris,

(4)

UU

No.

1/1967

tentang

dibangunnya

pemerintahan Indonesia

sebuah

kontra-revolusioner sejak

pemerintahan

yang

Soeharto

para

1967. dipimpin

gerakan

reformasi.

reformasi

Perlu

serupa

dimotori antara lain oleh Adam Smith,

Penanaman Modal Asing (PMA). Ketujuh,

gerakan

di

melalui oleh

David Hume, David Ricardo, Thomas R. Malthus, dan John S. Mill (Giersch, 1961). Kesepuluh,

dilakukannya

“Mafia

amandemen terhadap Pasal 33 UUD 1945

Berkeley” yang sejak jauh-jauh hari telah

yang merupakan landasan konstitusional

dipersiapkan oleh AS, secara sistematis

sistem ekonomi kerakyatan pada 2002.

yang berusaha membelokkan orientasi

Melalui perdebatan yang cukup sengit,

penyelenggaraan perekonomian Indonesia

ayat 1, 2, dan 3, berhasil dipertahankan.

dari ekonomi kerakyatan menuju ekonomi

Tetapi kalimat penting yang terdapat

ini,

ekonom

dalam penjelasan Pasal 33 UUD 1945,

dan Gas Alam (Migas); dan (3) UU No.

yang berbunyi, “Bangun perusahaan yang

25/2007 tentang Penanaman Modal.

sesuai dengan itu ialah koperasi,” turut

Penutup

menguap bersama hilangnya penjelasan pasal tersebut. (Herbert Giersch, 1968) Menyimak

kesepuluh

tindakan

subversi itu, mudah dipahami bila dalam 65 tahun setelah proklamasi, sistem ekonomi kerakyatan tidak pernah berhasil diselenggaran di Indonesia. Perjalanan perekonomian Indonesia selama 65 tahun ini justru lebih tepat disebut sebagai sebuah proses transisi dari kolonialisme menuju neokolonialisme. Proses transisi itulah

antara lain

semakin Indonesia

yang menjelaskan

terperosok ke

dalam

perekonomian penyelenggaraan

agenda-agenda ekonomi neoliberal dalam beberapa waktu belakangan ini. Bahkan, utang dalam dan luar negeri pemerintah yang pada akhir pemerintahan Soeharto berjumlah US$54 milyar, belakangan membengkak menjadi US$165 milyar. Perlu diketahui, penyelenggaraan agenda-agenda ekonomi neoliberal itu antara lain tertangkap tangan melalui pembatalan seluruh atau beberapa pasal yang

terdapat

dalam

perundang-undangan,

tiga yang

produk terbukti

melanggar konstitusi, sebagai berikut: (1) UU No. 20/2002 tentang Kelistrikan; (2) UU No. 22/2001tentang Minyak Bumi

Menyimak berbagai kenyataan di atas, dapat disimpulkan betapa beratnya tantangan yang dihadapi bangsa Indonesai dalam melaksanakan amanat konstitusi untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan koperasi

dan

dibandingkan

UMKM.

Bahkan,

dengan

era

jika

kolonial,

tantangan yang ada saat ini justru jauh lebih berat. Sebabnya, pertama, pihak kolonial sebagai musuh utama ekonomi kerakyatan tidak hadir secara kasat mata. Kedua,

berlangsungnya

praktik

pembodohan publik secara masif melalui praktik

penggelapan

sejarah

sejak

1966/1967. Ketiga, terlembaganya sistem “cuci otak” yang bercorak neoliberal dan anti ekonomi kerakyatan pada hampir semua jenjang pendidikan di Indonesia. Keempat,

setelah

mengalami

proses

pembelokan orientasi pada 1966/1967, keberadaan struktur perekonomian yang bercorak kolonial di Indonesia cenderung semakin

mapan.

Kelima,

setelah

melaksanakan agenda ekonomi neoliberal secara masif dalam 10 tahun belakangan ini,

menyebabkan

cengkeraman

neokolonialisme terhadap perekonomian Indonesia cenderung semakin dalam.

Walaupun demikian, tidak berarti

kembali

ekonomi

kerakyatan

dimasa

untuk

datang? Untuk memperoleh jawaban yang

kebangkitan kembali ekonomi kerakyatan

pasti, terutama untuk jangka menengah

tersebut setidak-tidaknya dapat disimak

dan jangka panjang, tentu diperlukan

dalam 5 hal sebagai berikut. Pertama,

suatu pengkajian dan diskusi yang sangat

mencuatnya

luas.

tidak

ada

harapan.

hegemoni

Harapan

perlawanan AS

dari

terhadap

beberapa

negara

Tetapi

untuk

jangka

pendek,

terutama bila dikaitkan dengan akan

Amerika Latin dan Asia dalam satu

segera

berlangsungnya

Pemilu

tahun

dekade

depan,

jawabannya

mungkin

bisa

terahir

ini.

Yang

menonjol

diantaranya adalah Venezuela dan Bolivia

dirumuskan

di Amerika Latin, serta Iran di Asia.

Dengan mengatakan hal itu tidak berarti

Kedua,

gejala

bahwa perjuangan untuk mewujudkan

pergeseran dalam peta geopolotik dunia,

ekonomi kerakyatan sangat tergantung

yaitu dari yang bercorak unipolar menuju

pada

tripolar, sejak munculnya Uni Eropa dan

kepemimpinan nasional. Ada atau tidak

kebangkitan

Ketiga,

ada pergantian kepemimpinan, perjuangan

kapitalisme

untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan

internasional yang dipicu oleh krisis

harus tetap berlanjut. Namun demikian,

kapitalisme AS sejak 2007 lalu. Keempat,

siklus pergantian kepemimpinan nasional

meningkatnya

harus

mulai

terlihatnya

ekonomi

berlangsungnya

Cina.

krisis

kerusakan

ekologi

di

siklus

secara

5

dimanfaatkan

tahun

sederhana.

pergantian

secara

optimal

Indonesia pasca dilakukannya eksploitasi

sebagai

besar-besaran

rangka

mempercepat proses kebangkitan kembali

neoliberalisme

ekonomi kerakyatan atau people economic

neokolonialisme

dalam dan

dalam 40 tahun belakangan ini. Dan

ekonomi

dalam

perekonomian

Indonesia.

strategis

untuk

ini.

kelima, meningkatnya kesenjangan sosial dan

momentum

lebih

Singkat mempercepat

kata,

dalam

kebangkitan

rangka kembali

ekonomi kerakyatan, adalah kewajiban

Pertanyaannya

adalah,

tindakan

setiap patriot ekonomi kerakyatan untuk

jangka pendek, jangka menengah , dan

memastikan

jangka panjang apa saja yang perlu

terpilih

dilakukan

pemimpin yang secara jelas mengimani

untuk

memastikan

berlangsungnya suatu proses kebangkitan

dan

bahwa

bukanlah

mengamalkan

pemimpin

yang

pasangan

calon

neoliberalisme.

Dukungan

yang

diberikan

kepada

lebih

besar

pasangan

harus calon

pemimpin yang secara jelas dan tegas mengungkapkan komitmen mereka untuk menyelenggarakan

sistem

Ekonomi di Indonesia, dalam (Sarjadi dan Sugema eds.) Ekonomi Konstitusi. Jakarta: Sugeng Sarjadi SyndicateBruce, Stanley L. 2000. The Evolution of Economic Though. Orlando: The Dryden Press.

ekonomi

Chee, Peng Lin. 1987. Proposal for Cooperation between Small Scale (tidak Industries in Asean. diterbitkan).

Arndt, HW. 1991. Pembangunan Ekonomi: Studi tentang Sejarah Pemikiran (terj). Jakarta: LP3ES.

-------, T.Th. Umum Jang Kedua Terlangsung Tanggal 2 Nopember 1949 di Ridderzaal di Kota ‘SGravenhage. Djakarta: Kolff.

kerakyatan di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Asian Development Bank. 2000. Provertu Assesment. (Tidak diterbitkan). Asia Foundation dan Yayasan Indonesia Forum. 1998. Usaha Kecil dan Menengah: Tantangan dan Alternatif Jalan Keluar. Jakarta: Yayasan Indonesia. Asy’ari, Musa. 2003. Koperasi, Kemiskinan dan Runtuhnya Solidaritas Ekonomi. Kompas, 12 Juli. Badan Pusat Statistik Indonesia. 19862010. Berbagai publikasi. Badan Pusat Statistik dan Pusat Pengembangan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Sriwijaya. 1979. Analisis Statistik Rumah Tangga dan Industri Kecil serta Analisis Statistik Industri Besar dan Sedang. Jakarta. Baga,

Lukman. 2003. Foolishisasi Koperasi. Kompas 12 Juli.

Bank Indonesia. 2010. Statistik Keuangan dan Perbankan. Baswir, Revrisond. 2005. Neoliberalisme Malu-malu. Bisnis Indonesia, 6 Februari. Baswir, Revrisond. 2008. Ekonomi Kerakyatan: Amanat Konstitusi Untuk Mewujudkan Demokrasi

Glassburner B. 1971. Indonesian Economic Policy After Soekarno. In (Glassburner B, eds). The Economy of Indonesia: Selected Readings. Ithaca: Cornel University Press, pp 426-443. Giersch, Herbert, 1968. Politik Ekonomi. Diterjemahkan oleh Samik Ibrahim dan Nadirsjah Tamin, Jakarta: Kedutaan Besar Jerman. Grizzeli, Steve. 1988. Promoting Small Scale Manufacturing in Indonesia: Why Works? Development Studies Project II, Development Studies Project, Research Mimeo No 17, Jakarta. Goerge, Susan. 1999. A Short History of Neoliberalism: Twenty Years of Elite Economics and Emerging Opportunities For Structural Change. http://www.milleniumround.org. Hatta, Mohammad. 1985. Membangun Ekonomi Indonesia. Jakarta: Inti Idayu Press. Higgins B. 1957. Indonesia’s: Economic Stabilization and Development. New York: Institute of Pacific Relation.

Hendrojogi. 2002. Koperasi: Azas-Azas, Teori dan Praktek. Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo. Hill,

Hall. 1997. Small Medium Enterprices and Rapid Industrialization. ASEAN Experiences, Institute of Southeast Studies.

Hudson M. 2003. Super Imperialism: The Origin and Fundamentals of US World Dominance. London: Pluto Press. Kanumoyoso B. 2001. Nasionalisasi Perusahaan Belanda di Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Keynes, J. Maynard. 1991. Teori Umum Mengenai Kesempatan Kerja, Bunga, dan Uang. Diterjemahkan oleh Willem H. Makaliwe. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Palmer I. 1978. The Indonesia Economy Since 1965: A Case Study of Political Economy. London: Frank Cass. Smith, C. 1976. Dekolonisasi Indonesia: Fakta dan Ulasan. Jakarta: Pustaka Azet. Soekarno. 1964. Di Bawah Bendera Revolusi. Jilid I dan II, cetakan ketiga. Jakarta: Panitia Penerbit DBR. Stiglitz, Joseph E. 2002. Globalisation and Its Discontent. New York: WW Norton and Compa. Kompas. 2012. Koperasi jadi Alternatif. 24 Mei, hal 18. Jakarta. LP3ES. 1995. Pemikiran Bung Hatta. Jakarta: PT Pustaka. Martin et al. 1990. Penelitian tentang Konsep Fungsi Ganda dan Masalah Pengembangan Koperasi di

Indonesia. IPSK-LIPI.

Jakarta:

Kedeputian

Sutrisno Noer. 2003. Koperasi Menjawab Tantangan Global dan Regionalisme, Bisnis Indonesia. 11 Juli. Suyono, Haryono. 2003. Catatan Ringkas tentang Program terpadu untuk Pengentasan Kemiskinan dan Arah Kebijakan dalam Era Pembangunan Ekonomi di Indonesia. STEKPI, 6 Mei. Thee, Kian Wie. 1996. Pengembangan bjaksanaan Usaha kecil dan Menengah di Negara Asia Timur dan Relevansinya bagi Indonesia, dalam Firmansyah (ed), Dinamika Usaha Kecil dan Menengah. Jakarta: Puslit Ekonomi-LIPI. Wiranta, Sukarna. 2006. Ekonomi Kerakyatan Usaha Kecil dan Menengah dalam Perekonomian Nasional; orasi Professor Riset di depan Majelis Profesor Riset pada 26 Desember.

KONSEP DYNAMIC GOVERNANCE SEBAGAI REFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK Oleh : A.H. Rahadian *)

ABSTRAK Konsep dynamic capabilities memiliki arti penting jika dikaitkan dengan fakta adanya kompleksitas permasalahan praktik administrasi publik, khususnya berkaitan dengan masalah ketidakpastian masa depan (future uncertainties) dan external practices. Perubahan lingkungan tersebut mendorong lahirnya adaptive policy yang bukan hanya merupakan reaksi pasif pada tekanan eksternal tetapi juga pendekatan proaktif pada inovasi, kontekstualisasi, dan eksekusi. Ide-ide baru juga menghasilkan kebijakan sesuai konteks (adaptive policy) dapat dieksekusi dan menghasilkan dynamic governance. Konseptualisasi dynamic capabilities sebagai kapasitas organisasi yang memiliki kemampuan untuk beradaptasi pada perubahan teknologi dan lingkungan, harus memiliki kemampuan kognitif yang dapat mendorong pembelajaran sehingga dapat membangun dynamic capabilities organisasi, yaitu: (a) thinking ahead, (b) thinking again, dan (c) thinking across. Reformasi administrasi publik memiliki hubungan yang erat dengan konsep dynamic governance, karena reformasi administrasi publik berorientasi pada perubahan di antaranya dalam implementasi kebijakan publik.

Kata Kunci: Reformasi Administrasi Publik, Dynamic Capabilities, Dynamic Governance

*

Dosen STIAMI Jakarta

Pemerintahan

di

seluruh

duniamembangun

institusinya

mencapai

dan

tujuan

sasaran

dan pemberian umpan balik terhadap

untuk

kinerja sektor publik.

yang

Memperhatikan

ditetapkan. Proses pembangunan institusi

perubahan

tersebut dikenal sebagai pengembangan

reformasi administrasi publik saat ini

administrasi

menjadi fenomena hampir di seluruh

tration)

(development

yang

adminis-

merupakan

bagian

dewasa

pengelolaan

ini,

perubahan

adminis-trasi

publik

tersebut,

maka

isu

negara-negara di dunia. Lee

administrasi publik. Pada era teknologi informasi

dunia

fenomena

Hahn-Been

(1976)

mengemukakan, reformasi administrasi dilaksanakan

untuk

memperbaiki

terus

administrasi publik yang ingin dicapai.

beradaptasi yang diakibatkan fenomena

Tanpa tujuan pemerintah yang jelas, tidak

globalisasi.

mendorong

akan terjadi reformasi administrasi karena

meningkatkan

reformasi administrasi adalah normatif.

mendapat

tantangan

Situasi

pemerintah-an

untuk

ini

untuk

kemam-puannya

dalam

memberikan

Lee

lebih

jauh

membedakan

pelayanan publik yang responsif secara

pelaksanaan

terus

berbeda-beda untuk tiap negara yang

menerus,

melalui

pengelolaan

administrasi sektor publik yang inovatif. Penger

and

menguraikan

perubahan

sektor publik

tidak

memodernisasi mengurangi

Tekavcic,

biaya

pengelolaan

hanya

institusi

(2008)

bertujuan

negara

pelayanan

dan

publik;

reformasi

tujuan

administrasi

memiliki tingkat perkembangan sosial budaya yang berbeda, yaitu negara yang masyarakatnya

sedang

berkembang,

negara dengan masyarakat tradisional dan negara yang masyarakatnya telah maju. Tugas

administrator

sebagai

namun juga diharapkan untuk menghasil-

pelaksana administrasi di negara yang

kan kerja sama yang dinamis antara

masyarakatnya

pemerintah dengan masyarakat sipil dan

(developing

sektor

dengan

berbeda dengan tugas administrator di

peningkatan kualitas pelayanan publik,

negara yang masyarakat yang sudah maju

peningkatan tanggung jawab sosial, dan

atau masyarakat tradisional. Di negara

menjamin partisipasi warga negara lebih

yang masyarakatnya masih tradisional,

luas dalam proses pengambilan keputusan

administrator bertugas sebagai pelayan

swasta,

berkaitan

sedang society),

berkembang menurut

Lee,

raja (royal servant) atau agen negara

kolonial, di negara yang masyarakatnya

Development

maju sebagai regulator untuk menjamin

menyebutkan keterlibatan ketiga unsur,

tersedianya

yaitu pemerintah, masyarakat, dan swasta,

kepentingan

publik

dari

Programme,

setidaknya

kelompok kepentingan lainnya, sedangkan

dalam

di negara yang masyarakatnya sedang

tersebut adalah: a) participation; b) rule of

berkem-bang

law; c) transparency; d) responsiveness;

berperan

administrator

sebagai agen perubahan. Kenyataan dunia,

di

berbagai

belahan

menunjukkan

dalam

keinginan

memberikan

pelayanan

kepada publik telah berkembang menjadi tuntutan

perubahan.

Semestinya,

pelayanan publik baik akan mendorong ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat. Michael E. Porter (2007: vii) di dalam bukunya Dynamic Governance bertanya “What

makes

government

effective?”

Pertanyaan ini ditujukan Porter mengingat bahwa banyak sekali kegagalan terjadi di berbagai

Negara

kebijakan

disebabkan

pemerintahan

oleh buruk,

implementasi buruk, kegagalan etika, dan ketidakmampuan menyesuaikan ketika

pemerintah

diri

diperlukan.

dengan

perubahan

Menurut

Porter,

pemerintahan buruk akan mengakibatkan penderitaan hidup pada warganya. Pemerintahan menghasilkan

yang

sinergi

Prinsip-prinsip

e) consensus orientation; f) equity; g)

mewujudkan birokrasi profesional yang handal

pembangunan.

effectiveness

and

efficiency;

h)

accountability; dan i) strategic vision.

Reformasi Administrasi Publik Administrasi menurut Herbert Simon (Pasolong, 2010: 2) adalah kegiatankegiatan

kelompok

kerjasama

untuk

mencapai tujuan bersama. Siagian (2004) mendefinisikan

administrasi

sebagai

keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atas rasionalitas tertentu mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pasolong sendiri kemudian merangkum

banyak

definisi

tentang

Administrasi dan menjelaskannya bahwa administrasi adalah "pekerjaan terencana yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam bekerja sama untuk mencapai tujuan atas dasar efektif, efisien, dan rasional" (Pasolong, 2010: 5). Dari pengertian ini, bisa dijelaskan bahwa karakteristik administrasisendiri

baik

akan

antara

para

pemangku kepentingan. Prinsip-prinsip Good Governance versi United Nations

antara

lain:

efisien,

efektivitas,

dan

rasional. Efisien diartikanbahwa tujuan atau motif administrasi adalah mencapai hasil yang efektif dan efisien. Efisien juga

bisa diartikan berdaya guna. Dengan kata

terhadap kegiatan sejumlah besar orang,

lain, administrasi harus menghasilkan

dan melibatkan keahlian khusus yang

sesuatu

Efektif

memerlukan strukturasi dalam organisasi -

diartikan sebagai berhasil guna. Maka

administrasi publik pun merupakan bagian

administrasi harus bisa dijalankan untuk

dari birokrasi yang berhubungan dengan

menghasilkan sesuatu yang diharapkan

konsep-konsep

sesuai

peraturan

yang

berdaya

dengan

guna.

tujuan.

Sedangkan

karakteristik rasional artinya bahwa tujuan

dan

pembuatan

kebijakan,

serta

administrasi pelayanan publik. Menurut Philip J Cooper (1998)

yang dicapai bermanfaat dan berguna

menyebutkan banyaknya tantangan yang

serta dapat dilaksanakan. Sementara itu, Zauhar Soesilo (2007) mendefiniskan

pencatatan,

reformasi

administrasi

dihadapi dari administrasi publik seperti: keberagaman

akuntabilitas

(diversity),

sebagai "usaha sadar dan terencana untuk

(accountability), masyarakat sipil (civil

mengubah sruktur dan prosedur birokrasi

society),

privatisasi,

dan perilaku birokrat, guna meningkatkan

demokrasi,

pengayaan

efektivitas organisasi atau menciptakan

engineering),

administrasi yang sehat dan menjamin

pesatnya perkembangan teknologi, dan

tercapainya

otonomi daerah. Owen Hughes (1998)

tujuan

pembangunan

nasional." Dalam konsepsinya ini, Zauhar

juga

lebih

menekankan

birokratisasi, kembali

pemberdayaan

menambahkan

(re-

akibat

bahwa

krisis

pada

perubahan

manajemen, kondisi budaya administrasi,

dan

prosedur

pengem-bangan sumber daya manusia,

administrasi bagi terwujudnya sistem

dan sebagainya juga menjadi dorongan-

pembangunan negara yang lebih besar.

dorongan sekaligus tantangan bagi sistem

terhadap

struktur

Reformasi

administrasi

dilakukan

administrasi untuk menjadi lebih baik.

sebagai respons terhadap persepsi dan

perubahan bagi sistem administrasi publik

pandangan negatif banyak pihak terhadap

yang telah ada tidak saja ditekankan pada

sistem administrasi yang selama ini

teknik-teknik

terkesan

adminis-tration)

lamban,

profesional,

dan

berbelit-belit,

dan

(technical

praktik-praktik

bersih/tidak

admini-strasi (administration practices),

akuntabel. Seperti halnya birokrasi yang

melainkan pada semua elemen seperti

menurut

bentuk

sumber daya manusia, kepemimpinan,

aktivitas yang menuntut koordinasi ketat

pola pikir; orientasi, struktur birokrasi,

Weber

tidak

tidak

administrasi

merupakan

perangkat

yang

digunakan,

sebagainya.

Itulah

sebabnya

dan konsep-

atau output berupa perbaikan efisiensi dan efektivitas

pelayanan

publik.

Karena

konsep pemberdayaan, pengembangan,

administrasi

pengayaan, dan lain-lain menjadi kunci

dilakukan untuk mencapai tujuan yang

utama bagi perubahan atau reformasi

telah ditetapkan, maka otomatis harus ada

administrasi.

jaminan bagi kegunaan dan hasil yang

Menurut Zhijian. Z. De Guzman R.P, dan Reforma M.A.(1992), ada beberapa elemen umum dari reformasi administrasi yang harus dilakukan. Pertama, adanya perubahan yang terencana yang dilakukan secara cermat terhadap birokrasi publik. Dengan kata lain, reformasi bukanlah tindakan yang begitu saja dilakukan, ada

perencanaan

strategi

pencapaian yang jelas rentang waktunya. Perubahan keinginan

dilakukan berubah,

bukan tetapi

karena

perubahan

dilakukan untuk memperbaiki sistem yang lebih besar dan semua komponen sistem

reformasi

administrasi

dilakukan dengan inovasi atau temuantemuan baru dan pikiran-pikiran kreatif yang lebih segar dan inovatif. Reformasi menuntut adanya kesepahaman dan itikad bersama menuju pada perubahan dengan konsep-konsep yang lebih baru, semangat baru, dan motivasi yang lebih kreatif. Ketiga,

yang

Keempat,

reformasi

adminis-trasi

dilakukan karena kebutuhan-nya atau urgensinya dibenarkan dengan adanya tuntutan untuk mengatasi ketidakpastian dan perubahan yang cepat yang terjadi dalam lingkungan organisasi. Manakala administrasi dijalankan, maka segala yang berkaitan

dengan

ketidakpastian

dan

perubahan yang cepat pun diharapkan bisa teratasi. Perubahan atau reformasi terhadap administrasi publik sendiri bisa dilakukan pada

aspek-aspek

berikut.

Pertama,

reformasi administrasi atau perbaikan sistem administrasi bisa dilakukan pada

yang terlibat. Kedua,

kegiatan

baik.

Urgensi Reformasi Administrasi

melainkan

adalah

reformasi

administrasi

diharapkan dapat menghasilkan keluaran

aspek-aspek seperti struktur birokrasi, strategi pelaksanaan dan pencapaian motif yang dibuat, fungsi dari administrasi sendiri, proses administrasi dan sistem atau prosedur, serta budaya organisasi yang kesemuanya bertujuan memperkuat kapasitas administrasi pemerintah. Kedua, agenda

utama

dalam

reformasi

administrasi adalah perubahan mendasar dan luas terhadap administrasi publik,

seperti inovasi organisasi, pembangunan

tidak ada lagi segregasi yang lebih kuat

institusi,

sehingga gap keduanya semakin besar

perbaikan

teknologi

dan

manajemen organisasi, serta melibatkan

yang akhirnya merugikan kedua pihak.

sistem reformasi dalam arti yang lebih luas dari administrasi publik.

Administrasi publik dapat berperan positif

Lee Hahn-Bee menjelaskan bahwa

dalam

mengawal

proses

demokratisasi sampai pada tujuan yang

tujuan dari reformasi administrasi sendiri

dicita-citakan,

sebenarnya ada tiga hal, yakni (1)

administrasi publik berurusan dengan

perbaikan tatanan yang dianggap sebagai

persoalan bagaimana menentukan to do

sifat

dalam

the right things dan to do the things right.

masyarakat tradisional dan modern; (2)

Dengan kata yang berbeda, administrasi

perbaikan metode atau pembaharuan tek-

publik bukan saja berususan dengan cara-

nik administrasi perlu juga dilakukan, (3)

cara yang efisien untuk melakukan proses

tujuan

demokratisasi,

intrinsik

pemerintah

reformasi

administrasi

adalah

karena

pada

dasarnya

melainkan

juga

untuk perbaikan kinerja atau reformasi

mempunyai

programatik.

menentukan tujuan proses demokratisasi

Sementara

itu,

Turner

&Hule

itu

sendiri,

kemampuan

terutama

dalam

dalam

bentuk

mengungkapkan bahwa yang dilakukan

penyelenggaraan pelayanan publik secara

dalam reformasi administrasi antara lain:

efektif sebagai wujud dari penjaminan

(1) restrukturisasi, struktur yang awalnya

hak-hak konstitusional seluruh warga

menghambat dan berbelit-belit, harus

negara.

diubah

menjadi

struktur

yang

lebih

ramping tetapi efisien dan efektif; (2) partisipasi dari semua unsur pelaksana dan

Gerakan Reformasi Administrasi di Indonesia Salah

satu

gerakan

reformasi

pembuat kebijakan administrasi publik

administrasi publik yang juga sempat

perlu terlibat; (3) sumber daya manusia

populer di awal 90-an muncul dalam

yang

lebih

kemasan 'reinventing government' yang

(4)

berakar pada tradisi dan perspektif New

akuntabilitas administrasi diperlukan bagi

Public Management yang merupakan

terciptanya

bertanggung

kristalisasi dari praktik administrasi publik

jawab dan transparan; (5) kemitraan

di Amerika Serikat. Para pendukung

antara pemerintah dan swasta, sehingga

gerakan ini berpendapat bahwa institusi-

diperlukan

profesional

dan

sistem

adalah lebih

yang

yang cekatan;

institusi

administratif

yang

didirikan

kepada kroni dan keluarga dekatnya.

dalam kerangka birokrasi dengan model

Tuntutan

komando dan pengawasan telah berubah

menyebabkan keinginan untuk mengubah

secara signifikan selama abad ke-20 dan

orientasi administrasi birokrasi publik

harus terus diubah. Birokrasi jenis ini

yang ada.

tidak lagi efektif, efisien, dan sudah ketinggalan

zaman

untuk

lebih

demokratis

Kedua, adanya perubahan sosial dalam

dalam

tatanan

masyarakat yang begitu dinamis pada

yang

semakin

masa setelah tumbangnya Orde Baru

mengglobal. Oleh karena itu, birokrasi di

menyadarkan banyak pihak akan perlunya

Amerika

melakukan

dan bergunanya perubahan bagi tatanan-

reformasi institusi administrasi publik

tatanan sosial yang ada. Keterbukaan,

agar

akses yang lebih lebar, dan tuntutan pada

ekonomi-politik

dunia

Serikat

lebih

harus

memiliki

karakter

kewirausahaan.

perbaikan standar hidup dan kelayakan

Menurut Trikartono (2006), gerakan

hidup

masyarakat,

membuat

urgensi

reformasi administrasi di dunia global

perubahan dalam birokrasi dan kebijakan

didorong oleh empat tekanan, yakni

publik yang dilakukan.

politik, ekonomi, sosial, dan institusional.

Ketiga, krisis ekonomi yang terjadi

Tidak jauh berbeda dari gerakan reformasi

pada tahun 1997 dan disusul kemudian

administrasi

Terjadinya

pada tahun 2008 menyebabkan dorongan-

gerakan reformasi ini diakibatkan oleh

dorongan besar lapisan masyarakat akan

beberapa tekanan yang muncul.

perubahan. Krisis ekonomi global telah

di

Indonesia.

Pertama, tuntutan akan perubahan

menyebabkan ekonomi

semua aspek kehidupan bangsa mulai

sebabnya diperlukan perangkat dan sistem

disuarakan

krisis

administrasi publik yang lebih baik untuk

ekonomi kala tahun 1997. Kekuasaan

mengatasi krisis yang ada. Dari sinilah

rezim Orde Baru Suharto yang kala itu

gerakan perubahan mulai bordering.

terjadinya

dan

kondisi

sistem politik yang lebih demokratis pada

ketika

negara

terpuruknya rakyat.

Itulah

begitu kuat, otoriter, sentralistik, dan tidak

Keempat, tuntutan bahwa negara-

memberikan akses kepada rakyat untuk

negara di dunia harus terlibat dalam

berpartisipasi lebih besar dalam aktivitas

perdagangan dan pasar bebas global dan

pemerintahan,

hanya

terlibat dalam organisasi-organisasi dunia

mengutamakan atau member privilege

menyebabkan tuntutan kepada sistem dan

tetapi

proses administrasi publik yang lebih

pemilihan

profesional dan berstandar internasional.

namun terutama ditantang untuk mampu

Keluar-nya beberapa investor besar asing

keluar dari berbagai masalah agar dapat

di Indonesia misalnya, adalah salah satu

memenangkan

contoh karena sistem administrasi dan

bangsa-bangsa lain.

presiden

secara

pertarungan

langsung,

dengan

birokrasi tanah air yang tidak profesional,

Dari apa yang telah dikemukakan di

lamban, berbelit-belit, dan terlalu banyak

atas, administrasi publik dapat menempati

pungutan liar yang tidak jelas. Pindahnya

tempat di jantung gerakan demokratisasi

pabrik Sony ke Singapura dan diikuti oleh

politik, asalkan memenuhi paling tidak

perusahaan-perusahaan besar seperti Nike,

tiga

Samsung,

telah

melakukan perencanaan strategis yang

bertambahnya

menyeluruh. Kedua, mempunyai struktur

dan

sebagainya,

menyebabkan pengangguran

di

Indonesia

dan

berkurangnya devisa negara. tuntutan

Kelima,

menjalankan

roda

daerah

untuk

pemerintahannya

administrasi di pusat dan daerah. Otonomi daerah merupakan salah satu dorongan

adrninistrasi

pelaksanaan yang

mendukung

lebih

mampu

organisasi yang tidak terlalu hierarkis dan

pendekatan dan kultur militeristik dalam melakukan pelayanan publik.

Dynamic Governance

juga telah banyak mengubah birokrasi dan

bagi

Pertama,

parokial. Ketigamembebaskan diri dari

sendiri tanpa tergantung pada pemerintah,

penting

persyaratan.

reformasi baik

pencapaian

dan tujuan

pemerintahan.

Istilah governance telah lama kita kenal, yaitu menunjuk pada hubungan antara warganya

pemerintah/negara sehingga

dengan

memungkinkan

berbagai kebijakan dan program dapat di rumuskan, diimplementasikan, dan dievaluasi. Kaufmann, Kraay dan Mastruzzi

Dalam banyak hal, reformasi politik

(2004) mengatakan ”Governance is the

yang bergulir sampai saat ini sekali lagi

relationship between governments and

tampak berada dalam jalur yang benar.

citizens that enable public policies and

Yang dibutuhkan adalah kesabaran untuk

programs to be formulated, implemented

bertahan dan konsistensi untuk melakukan

and evaluated. In the broader context, it

langkah-Iangkah

yang

refers to the rules, institutions, and

di

networks that determine how a country or

diperlukan. Indonesia

sistematis

Proses tidak

demokratisasi

hanya

diuji

melalui

an

organization

functions”

(Govern-

ance/kepemerintahan timbal

balik

adalah

antara

hubungan

pemerintah

institusi

dan

pola

hubungan

antar

dan

pemangku kepentingan. Terkait dengan

warganya yang memungkinkan berbagai

pemahaman tersebut, Boon, dan Geraldine

kebijakan

program

(2007: 52) memaknai Governance sebagai

dirumuskan, dilaksanakan, dan dievaluasi.

“ the choosen path, policies, institutions

Dalam kontek lebih luas menunjuk pada

and

sejumlah aturan, institusi, dan jaringan

collectively provide the incentives and

yang menentukan

constraints

publik

dan

berfungsinya suatu

the

resultant

to

structures

facilitate

or

that

impede

negara atau organisasi). Sedang dari

interactions

persfektif sektor publik (Andrew, 2004)

progress

memaknai

“the

(penentuan berbagai kebijakan, institusi

manner in which the government, working

dan struktur yang dipilih, yang secara

together

with

in

bersama mendorong untuk memudahkan

society,

exercices

and

interaksi kearah kemajuan ekonomi dan

sebagai

Governance

other its

stakeholders authority

influence in promoting the collective

Boon

bekerja

social

economic wellbeing”

dan

Geraldine

merumuskan

dengan

pemangku

Dynamic Governance sebagai “to how

dalam

masyarakat,

these choosen paths, policies, institutions,

lain

menerapkan

and

to

Selanjutnya, dari makna tersebut,

interested of the nation” (Cara pemerintah

kepentingan

lead

kehidupan sosial lebih baik).

welfare of society and the long-terms

sama

that

kewenangan

dan

and structures adapt to an uncertain and

mengusahakan

fast changing envinronment so that they

kesejah-teraan masyarakat dan tujuan

remain relevant and effektif in achieving

jangka panjang dari suatu bangsa).

the

mempengaruhi

dalam

Oleh karena menyangkut penentuan cara

pemerintah

long-term

desired

outcomes

of

society” (bagaimana bekerjanya berbagai

mengupayakan

kebijakan, institusi dan struktur yang telah

kesejahteraan masyarakat dan pencapaian

dipilih sehingga dapat beradaptasi dengan

tujuan jangka panjang dari suatu bangsa,

ketidak-menentuan

dan

maka pada negara demokratis cara yang

lingkungan

cepat

ditempuh adalah dengan melibatan semua

kebijakan, institusi dan struktur tersebut

pemangku

tetap

kepentingan

(stakeholders)

yang

relevan

dan

perubahan

efektif

sehingga

dalam

yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat

pencapaian keinginan jangka panjang

dalam merumuskan kebijakan, penetapan

masyarakat).

Bertitik tolak pemahaman tersebut di atas,

maka

konsep

operasional

(kepemerintahan)

dari

oleh aparatur pemerintah yang bebas dari

tekanan

politik,

komitmen

adalah

pemerintah untuk membuat kebijakan

”cara yang ditempuh pemerintah suatu

dan melaksanakan kebijakan yang

negara

berkualitas;

Governance

dalam

menjalankan

roda

pemerintahan bagi pencapaian tujuan

4. Aturan

perundang-undangan

yang

negara”. Dalam kaitannya dengan cara

berkualitas – kemampuan pemerintah

menjalankan

untuk

roda

pemerintahan,

di

membuat

dan

samping kita mengenal adanya asas-asas

mengimplementasikan

kebijakan

penyelenggaraan

(perundang-undangan)

yang

kepemerintahan

yang

baik dalam good governance (disebut good

governance

karena

pemerintah

melibatkan masyarakat dan sektor swasta

mendorong

peran

swasta

dalam

pembangunan; 5. Penegakan

hukum

-

meyakinkan

dalam penyelenggaraan pemerintahan),

berbagai pihak bahwa aturan hukum

Bank

Bank

akan dipatuhi, terutama keberlang-

Economics Review, vol 18, 2002) juga

sungan kontrak-kontrak yang telah

merekomendasikan

disepakati, demikian juga polisi, jaksa

Dunia

(dalam

memperhatikan

World

perlunya

enam

dimensi

dari

dan

governance yaitu:

1. Kebebasan perluasan dalam

dapat menegakkan hukum secara adil;

dan

akuntabilitas

peranserta memilih



masya-rakat penyelenggara

pemerintahan, kebebasan berekspresi, kebebasan

berorganisasi,

dan

kebebasan pers;

6. Pengendalian

atau

penghapusan

korupsi. Sedang Dynamic

konsep

operasional

Governance

dari adalah

”kemampuan pemerintah menye-suaikan kebijakan dengan perubahan lingkungan

2. Stabilitas politik dan tidak ada lagi kekerasan – tidak ada lagi pergantian pemerintahan lewat kekerasan, secara tidak konstitusional dan memerangi terorisme;

global yang cepat dan tidak menentu sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai”.

Elemen dan Governance

Sistem

Dynamic



Perubahan merupakan esensi dasar

pelayanan publik yang berkualitas

dalam dynamic governance karena untuk

3. Pemerintahan

yang

efektif

dapat menyesuaikan cara yang ditempuh

(growth), stabilitas (stability), bijaksana

pemerintah

(prudence),

dalam

menjalankan

roda

dan

pemerintahan dengan dinamika perubahan

reliance);kedua,

lingkungan

mandiri

(self-

kemampuan

yang

diperlukan

berbagai

dinamis meliputi: thinking ahead (berpikir

dari

rencana

ke depan), thinking again (mengkaji

maupun implementasinya. Rencana dan

ulang), dan thinking across (belajar dari

implementasi harus adaptif dengan besar

pengalaman

kecilnya ketidakmenentuan masa depan

Kedua elemen pokok di atas ditopang oleh

lingkungan global. Perubahan umumnya

able people dan agile processes (orang

merupakan hasil perpaduan dari dua unsur

yang

yaitu;

dengan

perubahan

baik

budaya

aspek

(budaya

organisasi

negara/organisasi

berkemampuan proses

yang

dan

lain).

dilakukan

baik),

serta

pemerintah) dan kemampuan (organisasi

dipengaruhi oleh future uncertainties and

pemerintah).

external practise (ketidakpastian masa

Terkait dengan perubahan sebagai esensi dasar dynamic governance, maka dua elemen dari dynamic governance menurut Boon, dan Geraldine (2007: 1246) adalah pertama; budaya organisasi pemerintah meliputi; integrity (integritas), incorruptibility (tidak dapat disuap/tidak

korupsi), meritocracy (berdasar bakat & kemampuan/prestasi), market (orientasi pasar

yang

berkeadilan),

pragmatism

(mudah menyesuaikan/lebih berorientasi pada pencapaian tujuan negara daripada berkutat soal idiologi), multi-racialism (berbagai

etnik

dan

kepercayaan),

termasuk juga dalam budaya adalah: aktivitas negara (state activism), rencana dan tujuan jangka panjang (long term), kebijakan

yang

sesuai

masyarakat

(relevance),

kehendak pertumbuhan

mendatang dan praktek/kebiasaan negara atau organisasi lain).

Kerangka Sistem Good Governance Yang Dinamis Political Leadership

Dynamic Capability

Change

Public Adm

Conceptualize

Thinking ahead

(Agile Processes)

Policy Challenge

Thinking again

Education (Able people)

Adaptive Policies Execution

Dynamic Good Governance

Customize

Thinking across

Globalization (External Practice)

Constrains

Confronts

Catalyzes

Culture Sumber: Adapted from Neo dan Chen (2007)

Thinking

merupakan

Ahead

adalah mengajak orang untuk berpikir

faktor

strategis sehingga mereka dapat melihat

lingkungan berpengaruh pada pelaksanaan

kegiatan pembangunan masa depan yang

pembangunan

lebih masuk akal, berbeda dengan apa

kemampuan

memahami ekonomi

mengidentifikasi

masa

mendatang, sosio-

yang mereka angankan. Oleh karena

mengidentifikasi

meninjau masa depan merupakan latihan

dampaknya terhadap masyarakat,

pilihan-pilihan

investasi

yang

berfikir untuk menggali sinyal-sinyal yang

memungkinkan masyarakat memanfaat

akan

menghampiri/datang,

kan kesempatan baru dan menghindari

menjadikan

potensi ancaman yang dapat menghambat

kemungkinan hambatan yang akan kita

kemajuan masyarakat. Berpikir ke depan

lalui di masa depan.

ini akan mendorong institusi pemerintah

Proses berpikir ke depan atau meninjau

untuk menilai dan meninjau kembali

masa depan ini meliputi:

kebijakan dan strategi sedang berjalan,

1. Menggali berbagai kemung-kinan dan

kita

peka

terhadap

memperbaharui target dan tujuan, dan

antisipasi

menyusun konsep baru kebijakan yang

kecenderungan masa depan

dipersiapkan menyongsong masa depan.

memiliki dampak signifikan terhadap

Berpikir ke depan bukan sekedar meramalkan masa depan yang penuh ketidakpastian

dan

sekedar

membuat

perencanaan formal tetapi lebih dari itu

terhadap

sehingga

berbagai yang

tujuan kebijakan; 2. Merasakan dampak pemba-ngunan terhadap

pencapaian

tujuan

pembangunan sedang berjalan, dan

menguji

efektivitas

kebijakan,

strategi, dan program sedang berjalan;

Kaji melihat

ulang

dimaksudkan

kelaikan

dan

untuk

kecocokan

yang

kebijakan, strategi, dan program sedang

akan digunakan sebagai persiapan

berjalan dengan kondisi sedang dihadapi

menghadapi

dan masa mendatang akibat perubahan

3. Menentukan

pilihan-pilihan

timbul-nya

ancaman

lingkungan global yang cepat. Proses

terhadap peluang yang baru; dan 4. Memengaruhi

para

pembuat

memikirkan kembali/kaji ulang meliputi:

kebijakan kunci dan para pemangku

1. Menganalisis dan meninjau kinerja

kepentingan untuk memperhatikan

terakhir berdasarkan umpan balik

isu-isu yang muncul secara serius dan

masyarakat;

mengajak

mereka

untuk

membicarakan kemungkinan respon/

Again

atau tidak tercapainya sebuah target; 3. Meninjau kembali kebijakan, strategi,

tanggapan yang akan diambil. Thinking

2. Mencari penyebab mendasar tercapai

merupakan

kemampuan meninjau kembali berbagai kebijakan, strategi, dan program sedang berjalan. Apakah hasil yang dicapai oleh kebijakan, strategi, dan program telah meenuhi harapan banyak pihak atau perlu didisain ulang untuk mendapatkan kualitas hasil yang lebih baik. Kerangka waktu melakukan kaji ulang mulai dari kondisi yang sekarang dihadapi sampai masa waktu berlakunya kebijakan, strategi, dan program, dengan membandingkan apa

dan program untuk mengidentifikasi faktor-faktor

menonjol

penyebab

keberhasilan dan kegagalan; 4. Mendesain kembali kebijakan dan program, sebagian atau seluruhnya sehingga kinerja dapat diperbaiki dan tujuan tercapai secara lebih baik; dan 5. Menerapkan kebijakan dan sistem baru

sehingga

masyarakat

dan

pelanggan menikmati pelayanan dan outcome lebih baik. Thinking

Across

merupakan

yang dicapai dengan apa yang diinginkan.

kemampuan untuk mengadopsi pikiran,

Kaji ulang dilakukan terhadap hal-hal

pendapat, ide-ide lain di luar kerangka

yang sudah terjadi mencakup pemanfaatan

berpikir (mindset) yang secara tradisional

data,

telah

informasi-informasi

baru,

melekat

dan

menjadi

dasar

ukuran/standar yang telah ditentukan,

melakukan sesuatu. Dengan belajar dari

warisan masalah dari suatu kebijakan atau

pengalaman dan pemikiran orang lain

program, dan umpan balik yang diterima.

dalam mengelola sebuah negara atau

pemerintahan akan didapat ide-ide dan

3. Evaluasi apa yang dapat diterapkan

pemikiran segar dalam melakukan inovasi

pada kontek lokal (tempat kerja,

bagi perbaikan kebijakan, strategi, dan

masyarakat

program bagi peningkatan kesejahteraan

pertimbangkan hal-hal dan kondisi

masyarakat. Falsafah dasar dalam thinking

unik yang mungkin dapat diterima

across ini adalah present-outside, future-

masyarakat lokal;

inside yang dapat dimaknai saat ini

4. Ungkapkan hubungan antara ide-ide

pikiran-pikiran brilian, kebijakan, strategi

baru

dan

berbeda

program

yang

baik-baik

setempat/lokal),

masih

atau

kombinasikan

yang dapat

ide-ide

menciptakan

menjadi milik negara atau organisasi lain

pendekatan yang inovatif terhadap

tetapi ke depan akan menjadi milik kita.

isu-isu yang muncul; dan

Belajar dari pihak lain bukan sekedar

5. Sesuaikan kebijakan dan program

teknis operasional, tetapi lebih penting

dengan kebutuhan setempat/lokal.

dari itu adalah menyangkut mengapa pihak lain dapat menyelesaikan masalah yang

sama

bagaimana

dengan mereka

cara

berbeda,

mendesain

suatu

kebijakan atau program sesuai dengan karakteristik

kemajuan

masyarakat

setempat, dan lain-lain yang bersifat inovatif dan kreatif.

suatu

kegiatan/program yang kurang lebih sama/memiliki kemiripan; 2. Refleksikan atau gambarkan tentang apa yang mereka lakukan, mengapa dan bagaimana mereka melakukan, ambil pelajaran dari pengala-man yang mereka lakukan;

yang sudah terbentuk merupakan proses pembelajaran yang harus dilakukan oleh pemerintah

karena:

Pertama,

untuk

memahami pengaruh dari masa`depan terhadap perkemba-ngan dalam negeri dapat

dipersiapkan

suatu

kebijakan yang memungkinkan warganya

1. Mencari dan menemukan praktikimplementasi

ulang, dan berpikir ke luar dari mindset

sehingga

Proses thinking across ini meliputi:

praktik

Proses berpikir ke depan, berpikir

menga-tasi masalah yang akan dihadapi. Kedua, Kerusakan lingkungan physik dan

non

physik

akan

mandulnya kebijakan

berdampak

pada

meskipun

telah

dibuat sebaik dan seteliti mungkin. Oleh karena

itu

proses

peninjauan

ulang

(thinking again) perlu dilakukan untuk

menilai apakah kebijakan tersebut masih relevan dengan agenda nasional atau tujuan jangka panjang. Ketiga, dalam

pemikiran baru tentang ekonomi, untuk

berkaitan dengan cara, mekanisme atau

tetap bertahan memerlukan pembelaja-ran

prosedur yang benar dalam melakukan

dan inovasi untuk menghadapi tantangan

thinking ahead, thinking again, dan

baru

thinking across, cara yang benar dimaksud

sehingga

kesempatan

tercipta

dan

peluang.

berbagai Untuk

itu

adalah berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah

pemerintah perlu melihat perkembangan

tidak tercampur dengan kehendak pribadi

negara lain agar dapat diterapkan di dalam

atau

negeri.

kelompok tertentu atau sekedar formalitas

Pada gambar di atas tampak bahwa

terkontaminasi

keinginan

politik

untuk menghabiskan anggaran.

kemampuan untuk melakukan thinking

Thinking ahead dipengaruhi secara

ahead, thinking again, dan thinking across

tidak langsung oleh masa depan yang

harus didukung oleh orang yang memiliki

tidak menentu (future uncertainties) yang

kemampuan (able people) dan harus

dapat terjadi karena instabilitas socio-

dilakukan dengan proses yang baik/benar

ekonomi, politik maupun karena terorisme

processes).

yang

dan bencana alam. Ketidak-menentuan

orang-

masa depan ini akan memberi wawasan

orang yang dapat atau mampu membaca

(insight) bagi pencarian kebijakan yang

masa depan yang akan menghampiri

cocok (fit) untuk membangun sebuah

berdasarkan

fakta,

konsep

perkembangan

masa

(agile

berkemampuan

Orang

artinya

adalah

gejala

baru

(conceptualize)

dalam

ditambah

mengadopsi suatu kebijakan yang adaptif

proyeksi akibat perubahan global yang

(adaptive policies). Demikian juga dengan

cepat.

thinking across secara tidak langsung

Orang

bermakna

berkemampuan

orang

kewenangan,

kini

dan

yang

karena

juga

memiliki

banyak

orang

dipengaruhi

oleh

praktik-praktik

penyelenggaraan pemerintahan (external negara

lain,

dan

akan

memiliki kemampuan seperti disebut di

practices)

atas tetapi tidak memiliki kesempatan dan

melahirkan ide-ide/pemikiran (ideas) baru

kewenangan

yang

kewenangan formal

(kewenangan akademik).

terkait

dengan

formal/

Kewenangan

pengalaman

melalui

thinking

seseorang secara struktural, dan kewengan

membudaya

pada

akademik

kebijakan yang adaptif.

dengan

kapasitas

keilmuan yang dimiliki. Agile processes

pertukaran dan

pada

across

akan

(trade-offs)

gilirannya

terkait

jabatan/posissi

didapat

setiap

pembuatan

Hal lain lain memiliki pengaruh mendasar dalam dynamic governance adalah budaya, yang meliputi prinsip,

dynamic governance dapat diterapkan

pada organisasi publik maupun privat. Pada penyelenggaraan pemerintahan

semangat tidak korup, orientasi pasar,

misalnya,

kegiatan

pragmatis, multi-etnik dan kepercayaan,

dilakukan

dengan

berorientasi jangka panjang, keterkaitan

memproyeksi apa yang akan dihadapi

dengan

dalam 10, 15 atau 20 tahun ke depan

kebutuhan

pertumbuhan

masyarakat,

(ekonomi),

stabilitas,

berdasarkan

thinking

menganalisis

arah

ahead

dan

kecenderungan

Kebijak-sanaan dan kebanggaan sebagai

perubahan

sebuah bangsa, serta kemandirian, yang

global), konstalasi politik, dan sosio-

semuanya memengaruhi dan melahirkan

ekonomi masyarakat. Sederetan asumsi

tiga kemungkinan, yaitu: menghambat

dan proyeksi serta

(constraints), berten-tangan (confronts),

diajukan sebagai langkah awal melakukan

dan

analisis

menghubungkan

/penghubung

(nasional,

regional,

dan

pertanyaan dapat

seperti:

proyeksi

laju

(catalyzes). Dalam praktek pada banyak

pertumbuhan penduduk, derajat kesehatan

negara terdapat sebagian atau seluruh

masyarakat, tingkat konsumsi/daya beli

budaya menghambat, bertentangan atau

dan pendidikan masyarakat, ketersediaan

penghubung (mendukung) proses dynamic

lapangan kerja, pertumbuhan angkatan

governance.

kerja,

kebutuhan

ketersediaan

Kebijakan yang diputuskan untuk

infrastruktur pertanian (lahan perkebunan,

diadopsi sebagai hasil proses thinking

persawahan, perkebunan, dan jaringan

ahead, thinking again, dan thinking across

infrastruktur pendukung lainnya) bagi

selanjutnya diimplementasikan sebagai

daerah yang memiliki potensi agraris,

semangat kepemerintahan yang dinamis

kebutuhan

(Dynamic Governance).

ekonomi (perbankan, lembaga keuangan,

karena

esensi

dynamic governance

melakukan

dasar

adalah

perubahan

infrastruktur

pasar modern/tradisional), infrastruktur

Implementasi Dynamic Governance Oleh

ketersediaan

dari

perlunya untuk

mengantisipasi perubahan yang cepat dan kadang tidak terantisipasi, maka konsep

sosial, pendidikan, dan kesehatan (jalan, tempat ibadah, tempat rekreasi, gedung sekolah,

rumah

kesehatan

masyarakat,

proyeksi

peluang

sakit, dan

pasar

pusat-pusat lain-lain), bagi

hasil

pertanian dan industri, proyeksi kebutuhan

tingkat kualitas dan jenis keterampilan

dipimpinnya? Apakah pimpinan daerah

serta jumlah aparat pemerintah yang

dapat bekerja secara adil, dan hanya

dibutuhkan pada masing-masing satuan

berpihak

kerja pemerintah daerah, kriteria pimpinan

bukan kepentingan pribadi atau kelompok

pimpinan daerah masa depan, dan lain-

politiknya? Apakah penempatan pejabat

lain.

pada jabatan tertentu telah sesuai aturan

kepada

kepentingan

rakyat

dapat

yang ada? Apakah ada jaminan karier bagi

dipertanyakan: apakah kebijakan, strategi,

pejabat/pegawai berprestasi? dan lain-lain.

dan

sedang

Kaji ulang dimaksudkan untuk melihat

berjalan sudah tepat? Apakah sudah

kesiapan kemampuan pemerintah untuk

memenuhi

melaksanakan tugas masa kini dan masa

Dalam

thinking

program

pembangunan

tuntutan

(masyarakat)? berjalan

again

kebutuhan

Apakah

telah

pasar

pembangunan

meningkatkan

derajat

datang. Thinking

across

dapat

dilakukan

kesehatan masyarakat, meningkatkan daya

dengan belajar dari pengalaman negara

beli masyarakat, mengurangi penduduk

lain atau institusi sejenis baik di dalam

miskin, meningkatkan pola pikir dan

negeri maupun luar negeri. Mendatangkan

tingkat pendidikan masyarakat? Apakah

orang yang dianggap ahli pada bidang

anggaran tersedia lebih banyak digunakan

tertentu

untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat

mengirimkan

melalui

kerja,

institusi tertentu ke atau negara lain agar

pengembangan usaha rakyat, penyediaan

memperoleh pengetahuan baru sesuai

infrastruktur?

dan

bidang masing-masing. Tujuannya adalah

kualitas aparatur pemerintah telah tersedia

menambah kemampuan, baik konseptual,

memadai, dan bekerja optimal sesuai

managerial, teknis, maupun kemampuan

bidangnya?

kerja

sosial. Banyak Negara yang memiliki

perangkat daerah telah melaksanakan

karakteristik budaya, geografi, dan sumber

tugas pokok fungsi masing-masing secara

daya yang relatif sama dan berhasil dalam

optimal?

pembangunan dapat dijadikan pelajaran

penyediaan

lapangan

Apakah

Apakah

Apakah

kuantitas

satuan

kepemimpinan

yang

dibutuhkan

atau

pejabat/pegawai

pada

pemerintahan daerah dapat mengorganisir

untuk

secara baik dan memberikan dukungan

menukar pengalaman dan informasi untuk

moral dan material secara memadai pada

kebaikan

segenap

pemerintah diyakini akan bermanfaat bagi

aparat

pemerintah

yang

membangun

bersama

Negara.

antar

Tukar

organisasi

pelaksanaan pembangunan Negara saat ini

bahkan menyengsarakan rakyat jika

dan masa akan datang.

dijalankan tanpa komitmen tinggi. 2. Pengisian jabatan

Faktor Pendukung dynamic

Pengisian jabatan tersedia harus

governance pada pemerintahan tergantung

benar-benar didasarkan pada syarat-

banyak hal. Akselerasi perubahan juga

syarat yang tertuang dalam peraturan

dipengaruhi

perundang-undangan dan kemampuan

Penerapan

beberapa

konsep

oleh

banyak

kondisi/faktor

variabel, perlu

prestasi pegawai (merit system) bukan

diperhatikan bagi penerapan dynamic

atas dasar lain. Penyimpangan secara

governance di daerah, antara lain:

sengaja

1. Komitmen

ketentuan berlaku akan merusak karier

pemerintahan

atau

pengabaian

terhadap

sini

diartikan

pegawai dan dan pada gilirannya dapat

kesungguhan

dari

merugikan masyarakat. Hal ini penting

Komitmen sebagai

yang

di

(Presiden,

Menteri,

diperhatikan,

karena

dapat

thinking

ahead,

DPR) untuk melakukan perubahan

melakukan

yang konsisten dan berkelanjutan bagi

thingking again, dan thinking across

kemajuan

penyelenggaraan

adalah para pejabat yang memiliki

pemerintahan. Komitmen dari para

kewenangan formal maupun akademik.

pejabat

hal

Pejabat yang diangkat dan ditunjuk

posisi dan

untuk menduduki jabatan tertentu atas

kewenangan mereka sebagai pembuat

dasar selera dan kedekatan hubungan

dan sekaligus pelaksana kebijakan.

dengan

Sebagai

mengangkat

tersebut

merupakan

fundamental mengingat

pembuat

kebijakan,

proses

yang

yang

menunjuk

tanpa

dan

memperhatikan

menentukan arah pembangunan yang

kemampuan dan syarat administratif

ingin dicapai melalui segenap peraturan

lainnya, diyakini tidak akan dapat

perundangan dan keputusan pendukung

melakukan perubahan yang signifikan.

lainnya, dan sebagai eksekutor pulalah yang

melaksanakan

sekaligus

mengawasi berjalan tidaknya kebijakan yang dibuat. Kewenangan Pemerintah yang begitu besar seperti diamanatkan Undang-undang dapat merugikan dan

3. Pragmatisme Dalam

banyak

kasus

hanya

sedikit orang yang konsisten dengan idealismenya, meskipun pada awal banyak

orang

memiliki

idealisme

namun pada pertengahan jalan larut

dengan kepentingan jangka pendek

menyangkut sumber daya aparatur

mengejar keuntungan pribadi, suku,

pemerintahan

dan golongan. Pragmatisme terkait juga

pemerintah daerah dan keseluruhan

dengan budaya ingin serba seketika

warga masyarakat. Tingkat pendidikan,

(instan) yang telah terbentuk sebagai

moral dan budaya masyarakat akan

sebuah mindset dengan mengabaikan

menentukan

proses. Peningkatan jenjang pendidikan

terhadap suatu perubahan yang pada

yang

upaya

gilirannya berimbas pada pola pikir,

peningkatan kualitas diri, namun dalam

gaya kepemimpinan, dan kemampuan

praktik

untuk

sumber daya aparatur pemerintahan,

mendapat ijazah setingkat lebih tinggi

karena aparatur merupakan bagian dari

tanpa tambahan pengetahuan yang

warga masyarakat.

niat

awalnya

dilakukan

memadai,

sebagi

sekadar

adalah

contoh

kecil

pragmatisme. Ketidakmampuan unsur pimpinan pemerintahan daerah untuk menjaga

integritas,

kejujuran

dan

menegakkan keadilan dalam berbagai hal

akan

mendorong

tumbuhnya

primordialisme yang dapat menjadi lahan bagi berkembangnya pragmatis dan pada gilirannya akan merugikan organisasi dan masyarakat.

pusat

tingkat

tetapi

juga

akseptabilitas

Kesimpulan Konsep operasional dari Dynamic Governance

pemerintah

adalah

”kemampuan

menyesuaikan

kebijakan

dengan perubahan lingkungan global yang cepat dan tidak menentu sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai”. Terkait dengan perubahan sebagai esensi dasar dynamic governance, maka dua elemen dari dynamic governance

4. Kemampuan Sumber Daya

menurut Boon, dan Geraldine (2007: 12-

Secara garis besar sumber daya

46) adalah pertama, budaya organisasi

menyangkut dua hal yaitu sumber daya

pemerintah. Kedua, kemampuan yang

yang tampak/tangible (sumber daya

dinamis meliputi: thinking ahead (berpikir

alam, sarana/prasarana, sumber daya

ke depan), thinking again (mengkaji

manusia)

ulang), dan thinking across (belajar dari

dan

sumber

tampak/intangible moral,

budaya,

peraturan, sumber

dan

daya

daya

(konsep,

tidak

pikiran,

kepemimpinan, lain-lain).

manusia

Khusus

tidak

saja

pengalaman

negara/organisasi

lain).

Kedua elemen pokok di atas ditopang oleh able people dan agile processes (orang

yang

berkemampuan

dan

dilakukan

dengan

proses

yang

baik),

Harcourt Publishers.

serta

dipengaruhi oleh future uncertainties and external practise (ketidakpastian masa

mendatang dan praktek/kebiasaan negara atau organisasi lain). Kebijakan yang diputuskan untuk diadopsi sebagai hasil proses thinking

College

Huntington dalam Mark Turner and David Hume, Governance, Administration, and Development. Making the State Work, (MacMillan Press Ltd.: London, 1997), p.48. Janet

ahead, thinking again, dan thinking across

selanjutnya diimplementasikan sebagai semangat kepemerintahan yang dinamis

Brace

V. Denhardt dan Robert B. Denhardt, The New Public Sercvice: Serving, Not Steering (New York: M.E. Sharpe, Inc., 2003)

banyak hal. Akselerasi perubahan juga

Kaufmann Daniel, Aart Kraay, dan Massimo Mastruzzi (2004). Governance Matters III; Governance Indicators for 1996, 1998, 2000 and 2002,” World Bank Economic Review. Vol 18.

dipengaruhi

Lee,

(Dynamic Governance).

Penerapan

konsep

dynamic

governance pada pemerintahan tergantung

beberapa

oleh

banyak

kondisi/faktor

variabel,

yang

perlu

diperhatikan bagi penerapan dynamic governance

Komitmen,

di

daerah Pengisian

antara

lain:

jabatan,

Pragmatisme, Kemampuan Sumber Daya.

DAFTAR PUSTAKA Andrew, Tan et al. 2004. ”Principle of Governance: Preserving Ours Fundamentals, Preparing for the Future”. Special study report prepared by a group of Administratif Officers. Singapore. Boon Siong Neo, Geraldine Chen. 2007. Dynamic Governance, Embedding Culture, Capabilities and Change in Singapore. World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd

Cooper, J Phillip (ed). 1998. Public Administration For The Twenty First Century. New York USA :

Hahn-Been. 1976. Bureaucratic Model and Administrative Reforms. In. Ann F. Leemans. Development and Change. An Administrative Reform: An Overview. (Institut of social Studies : The Haque,).

Michael E. Porter. 2007. Strategi Bersaing (competitive strategy). Tangerang : Kharisma Publishing Group. Owen E. Hughes, Public Management and Administration: An Introduction (London: The MacMillan Press Ltd., 1994), hal. 58-85.

2010. Teori Pasolong, Harbani. Administrasi Publik. Jakarta: Alfabeta. Santosa. Penger, 2008. Sandra and Metka Tekavcic. Slovenian case of strategic change management in the public sector: Towards the Lisbon Strategy. Original scientific paperUDC.

Sondang P. Siagian. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta: PT.Bumi Aksara. Tri Kartono, Drajat. 2006. "Reformasi Administrasi: Dari Reinventing ke Pesimisme" dalam Spirit Publik, Vol. 2INo.1, pp: 51-62.

Zauhar, Soesilo. 2007. Reformasi Jakarta: Bumi Administrasi. Aksara. Zhijian,Z,De Guzman, R.P, dan Reforma, M.A.1992. Administrative Reform. Manila: Eastern Regional Organization For Public Administration (EROPA).

PENGARUH KOORDINASI DAN KOMITMEN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BOGOR Oleh Sofar Silaen 1) Yunus 2)

ABSTRAK Penelitian yang dilakukan di lingkungan Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Bogor ini meneliti fenomena produktivitas kerja pegawai yang dipengaruhi oleh koordinasi dan komitmen kerja. Tujuan penelitian: 1) Untuk mengetahui besarnya pengaruh koordinasi terhadap produktivitas kerja pegawai pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Bogor; 2) Untuk mengetahui besarnya pengaruh komitmen kerja terhadap produktivitas kerja pegawai pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Bogor; 3) Untuk mengetahui besarnya pengaruh koordinasi dan komitmen kerja secara bersama-sama terhadap produktivitas kerja pegawai pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Bogor. Penelitian, menggunakan metode survei dengan pendekatan korelasional. Survei yang digunakan bertujuan memberikan gambaran tentang masing-masing variabel, dengan cara menganalisis korelasi dan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Populasi adalah pegawai Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Bogor sebanyak 74 orang. Penentuan sampel dengan teknik sampling jenuh, sehingga jumlah sampel sebanyak 74 orang responden. Analisis data menggunakan analisis kuantitatif dengan alat uji regresi linear sederhana dan berganda, uji t, uji F, uji korelasi dan determinasi. Hasil kesimpulan adalah: (1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan koordinasi terhadap produktivitas kerja pegawai pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Bogor.; (2) Terdapat pengaruh positif dan signifikan komitmen kerja terhadap produktivitas kerja pegawai pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Bogor; dan (3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan koordinasi dan komitmen kerja secara bersama-sama terhadap produktivitas kerja pegawai pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Bogor. Kata Kunci: Koordinasi, Komitmen, dan Produktivitas

1 2

) Dosen STIAMI ) Direktur STIAMI Depok

Pegawai sebagai salah satu sumber

tenaga kerja yang tinggi diharapkan dapat

daya organisasi mempunyai peran penting

mencapai tujuan organisasi, termasuk

dalam kegiatan pengembangan

organisasi pemerintah di daerah yang

dan

pencapaian tujuan organisasi. Salah satu

bertugas

kriteria

pendidikan dan pelatihan di Kabupaten

untuk mengetahui

apakah

pencapaian

tujuan organisasi dapat

dilaksanakan

atau

dalam

bidang

kepegawaian,

Bogor. Pemerintah

Daerah

(Pemda)

sebaliknya,

yaitu

produktivitas

kerja

Kabupaten Bogor merupakan salah satu

adalah

Pemda di wilayah Provisi Jawa Barat

kemampuan memperoleh manfaat yang

yang terus melakukan berbagai upaya

sebesar-besarnya

untuk membenahi sumber daya manusia

dengan

melihat

pegawai.

Produktivitas

prasarana

yang

menghasilkan

dari

sarana

tersedia,

dan dengan

keluaran (output) yang

(SDM) yang ada.

Sejalan dengan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah

optimal. Sementara produktivitas kerja

Daerah

merupakan kemampuan seseorang untuk

dengan

melakukan aktivitas dalam satuan waktu

‘Terwujudnya

tertentu.

Bogor yang Bertakwa, Berdaya dan

Produktivitas kerja hubungannya

(RPJMD) visi

Berbudaya

Kabupaten

Bogor,

Kabupaten Masyarakat

Menuju

adalah Kabupaten

Sejahtera’

maka

dengan organisasi merupakan pekerjaan

menjadi sangat penting keberadaan badan

yang

dalam

yang bertugas dalam bidang kepegawaian,

organisasi di tempat pegawai bekerja.

pendidikan dan pelatihan. Badan tersebut

Dalam usaha mencapai tujuan organisasi

selain

maka

diperlukan produktivitas yang

pelaksanaan manajemen Pegawai Negeri

tinggi,

sehingga

Sipil

dilakukan

seseorang

diharapkan

tujuan

untuk

(PNS)

organisasi dapat tercapai sesuai yang telah

kompetensi

ditetapkan

membangun

organisasi.

Produktivititas

kerja pegawai pada suatu organisasi, termasuk

organisasi

menunjang

Daerah,

kelancaran

meningkatkan

pegawai, pemerintahan

sekaligus yang baik

(good govermance) di daerah.

pemerintah,

Badan Kepegawaian, Pendidikan

merupakan suatu tuntutan dan bahkan

dan

merupakan suatu keharusan untuk selalu

merupakan unsur pendukung Bupati di

dapat ditingkatkan terus-menerus. Hal ini

bidang kepegawaian,

karena

pelatihan.

dengan

tingkat

produktivitas

Pelatihan

Kabupaten

Bogor

pendidikan dan

Badan ini dipimpin oleh

seorang

Kepala

Badan

yang

realisasi fisik program baru mencapai

berkedudukan di bawah dan bertanggung

98,89 % dan anggaran yang terserap

jawab kepada Bupati melalui Sekretaris

sebesar 97,35 % dari target sebesar 100

Daerah.

Badan

%. Dari target pendaftaran peserta calon

Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan

ikatan dinas IPDN yang terealisasi 66,67

Kabupaten Bogor,

yaitu melaksanakan

% dan anggaran yang terserap sebesar

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan

97,52 % dari target 100 %. Pemberian

daerah

kepegawaian,

pengharargaan bagi PNS mencapai 92,50

pendidikan dan pelatihan. Adapun visi

% dan anggaran yang terserap sebesar

Badan Kepegawaian, Pendidikan dan

92,75 % dari target 100 %.

Tugas

di

pokok

bidang

‘Terwujudnya

Program Pendidikan dan Pelatihan

Pemerintah

diketahui, untuk Diklat Prajabatan bagi

Kabupaten Bogor Melalui Manajemen

CPNS Daerah dari target jumlah peserta

Sumber

sebanyak 620 orang yang terealisasi 617

Pelatihan

adalah:

Profesionalisme

Aparatur

Daya

Aparatur

Berbasis

orang (99,52 %). Diklat Kepala Sekolah

Kompetensi”. Produktivitas kerja pegawai Badan

Dasar dari target jumlah peserta sebanyak

Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan

60 orang yang terealisasi 59 orang (98,33

Bogor merupakan kemampuan pegawai

%). Diklat Pencerahan Heart Intelegentia

menghasilkan

bagi Guru SMP Bidang Studi Bahasa

optimal,

keluaran (output) bahkan

kalau

yang

mungkin

Inggris

dari

target

jumlah

peserta

maksimal dalam peningkatan kapasitas

sebanyak 30 orang yang terealisasi 29

pemerintah daerah, khususnya di bidang

orang (96,94 %). Diklat Pengadaan

kepegawaian, pendidikan dan pelatihan.

Barang dan Jasa bagi Pejabat Pembuat

Realisasi

Komitmen dari target jumlah peserta

Kinerja Tahun 2011 Badan Kepegawaian,

sebanyak 40 orang yang terealisasi 39

Pendidikan

orang (97,50 %).

Berdasarkan Laporan

dan

Pelatihan

Kabupaten kerja

Berdasarkan hasil observasi awal di

pegawai Badan tersebut belum seluruhnya

lapangan, beberapa pegawai pada Badan

berjalan secara optimal.

Berdasarkan

Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan

laporan diketahui, dalam satuan waktu

masih ada yang belum mencapai target

pekerjaan satu tahun untuk program

pekerjaan

pelayanan

pekerjaannya setiap satuan waktu yang

Bogor

dikatahui

produktivitas

administrasi

perkantoran,

dalam

menyelesaikan

telah ditetapkan. Banyak kejadian betapa

penyelarasan

secara

pemanfaatan waktu kerja yang merupakan

kegiatan kerja, baik di lingkup Badan

upaya paling dasar dari produktivitas

Kepegawaian

kerja banyak diabaikan, bahkan secara

Bogor maupun dengan instansi lain,

sengaja dilanggar. Sikap mental seperti ini

dalam rangka mencapai tujuan organisasi

tidak akan menimbulkan suasana kerja

Badan Kepegawaian, Pendidikan dan

yang optimis, apalagi diharapkan untuk

Pelatihan Kabupaten Bogor.

dan

Diklat

Berdasarkan

menciptakan metode sistem kerja yang

teratur

berbagai

Kabupaten

observasi

belum

produktif disemua perangkat yang ada.

seluruh koordinasi berjalan selaras baik di

Misalnya

yang

lingkungan

mengisi waktu kerjanya dengan bersantai-

Pendidikan

santai, duduk-duduk mengobrol, makan,

Bogor maupun dengan instansi lain.

minum dan merokok diluar jam istirahat,

Beberapa ketidakselarasan tersebut seperti

menelepon keluarga atau teman ataupun

adanya pemahaman yang berbeda dalam

izin keluar kantor untuk urusan-urusan

menjalankan

yang tidak mempunyai kaitan sama sekali

peraturan

dengan tugas pekerjaannya.

antarpegawai atau dengan instansi lain,

masih

ada

Kreativitas

pegawai

pegawai

dalam

menyelesaikan tugas-tugas masih perlu

sehingga

Badan dan

Kepegawaian,

Pelatihan

pekerjaan. yang

perlu

Kabupaten

Pelaksanaan

dipahami

adanya

berbeda

pemahaman

bersama terlebih dahulu.

Badan

Berdasarkan uraian-uraian di atas,

Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan

akan dilakukan penelitian dengan judul

Kabupaten Bogor ini berhubungan dengan

“Pengaruh Koordinasi dan Komitmen

pengembangan pegawai yang ada di

Kerja

daerah.

Pegawai

ditingkatkan

mengingat

Secara

umum,

aspek-aspek

terhadap

produktivitas kerja pegawai pada Badan

Pendidikan

Kepegawaian

Bogor”.

dan

Diklat

Kabupaten

Bogor masih ada yang perlu dibenahi baik oleh diri pegawai maupun dari pihak manajemen. Koordinasi

dan

Badan

Kerja

Kepegawaian,

Pelatihan

Kabupaten

Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

pada

Badan

Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten

pada

Produktivitas

Bogor

merupakan

1. Seberapa besar pengaruh

koordinasi

terhadap produktivitas kerja pegawai

pada Badan Kepegawaian, Pendidikan

suatu tugas. Apabila terdapat keadaan

dan Pelatihan Kabupaten Bogor?

saling bergantung di antara kegiatan-

2. Seberapa besar pengaruh kerja

terhadap

komitmen

produktivitas

kerja

kegiatan maka hasil yang efektif akan dapat tercapai hanya apabila kegiatan-

pegawai pada Badan Kepegawaian,

kegiatan

Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten

Koordinasi

Bogor?

pengoordinasian seperti rencana adalah

3. Seberapa besar pengaruh koordinasi dan komitmen kerja secara bersamasama

terhadap

produktivitas

kerja

tersebut

dikoordinasikan.

adalah

hasil

dari

hasil dari perencanaan. Menurut Syafrudin (2006: 120): “Koordinasi

adalah kegiatan

usaha

proses

pegawai pada Badan Kepegawaian,

rangkaian

Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten

bertujuan

Bogor?

langkah dan kegiatan dalam organisasi

untuk

menghubungi,

menserasikan

tiap

agar tercapai gerak yang cepat untuk

KAJIAN LITERATUR

mencapai sasaran dan tujuan-tujuan yang

Teori Koordinasi Koordinasi

telah ditetapkan.” adalah

penyelarasan

secara teratur atau penyusunan kembali kegiatan-kegiatan yang saling bergantung dari individu-individu untuk mencapai tujuan bersama. Mengoordinasikan adalah mengupayakan

pengeluaran

seimbang

dengan sumber keuangan, perlengkapan dan alat-alat dengan kebutuhan produksi dan seterusnya. Koordinasi organisasi-organisasi

penting yang

dalam kompleks,

karena di situ terdapat banyak kegiatan yang berlainan dilakukan oleh banyak orang dalam banyak bagian. Kebutuhan akan koordinasi timbul sewaktu-waktu apabila

seseorang

atau

kelompok

bertanggung jawab atas kesempurnaan

Menurut Ndraha (2005: 290): Koordinasi diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh berbagai pihak yang sederajat (equal in rank or order, of the same rank or order, not subordinat) untuk saling memberi informasi dan mengatur bersama (menyepakati) hal tertentu, sehingga di satu sisi proses pelaksanaan tugas dan keberhasilan pihak yang satu tidak mengganggu proses pelaksanaan tugas dan keberhasilan pihak lain, sementara di sisi lain yang satu langsung atau tidak langsung mendukung pihak lain. Berdasarkan

penjelasan

tersebut

maka koordinasi merupakan kerja sama yang dilakukan oleh pihak-pihak yang sederajat, untuk saling mengetahui dan memahami

masing-masing

pekerjaan,

sesuai dengan tanggungjawab pekerjaan

koordinasi

dari administrasi terdapat: “Planning,

dilaksanakan untuk saling mendukung

Organizing, Commanding, Coordinating

antara satu bagian dengan bagian lain

and Controlling”, khususnya mengenai

yang sederajat.

fungsi

yang

dilaksanakan.

Jadi

koordinasi

dalam

hal

ini

Koordinasi

ditinjau

dari

sudut

memungkinkan adanya keterpaduan antar

normatif adalah

sebagai

kewenangan

unit, antar pejabat serta keharmonisan

untuk

menggerakkan,

menyelaraskan

dan

kegiatan-kegiatan

menyerasikan,

organisasi.

menyeimbangkan

yang

atau

koordinasi

sebagai

berikut:

Prinsip

berbeda-beda agar semuanya terarah pada

organisasi

yang

pertama

adalah

pencapaian tujuan tertentu pada saat yang

koordinasi

yang berarti susunan

telah ditetapkan. Koordinasi ditinjau dari

teratur

sudut

menciptakan kesatuan

fungsional

spesifik

Teori Mooney dan Riley tentang

diartikan

guna

yang

dari usaha kelompok untuk tindakan dalam

mengurangi dampak negatif spesialisasi

mencapai tujuan bersama. Semua prinsip

dan mengefektifkan pembagian kerja.

organisasi

Selanjutnya, James G. March dan Herbert

A.

Simon

(1999:

147)

lainnya

berinduk kordinasi

kepada

koordinasi.

Prinsip

ini

diterapkan

melalui proses bertingkat

mengatakan bahwa koordinasi adalah

dengan adanya rantai kewenangan yang

proses

bergerak atau

kesepakatan

bersama

secara

mengalir dari atas ke

mengikat dari berbagai kegiatan dengan

bawah ini di dalam struktur organisasi.

unsur

(Syafrudin, 2006: 227).

yang

perencanaan,

berbeda.

Keputusan,

pengorganisasiaan

dan

Hasil dari proses ini akan berupa

secara

efek fungsional sebagai rumusan tugas-

terkoordinasi sehingga tidak akan terjadi

tugas tiap orang dalam rantai bertingkat

tabrakan kepentingan, sasaran, rencana

tadi.

dan sebagainya.

koordinasi

sebagainya

harus

dilakukan

Menurut Fayol (1999: 108), “Hasil pekerjaan

di

dalam

dengan mempunyai

ringkas proses

bahwa yang

bertingkat dan juga suatu hasil, sedangkan

akan

masing-masing dari prinsip, proses dan

berjalan lancar apabila dapat terwujud

efek fungsional juga mempunyai prinsip

koordinasi

pekerjaan

tersendiri, prosesnya sendiri dan efeknya

tersebut.” Kemudian, Fayol (1999:110)

juga khusus. Prinsip, proses, dan efek-

mengatakan bahwa dalam unsur-unsur

efek fungsional adalah fungsionalisasi

dalam

organisasi

Jadi

proses

determinatif, aplikatif dan interpratif.

sejumlah keahlian dan perhatian (skill

Fungsional determinatif diartikan sebagai

and interest) yang saling bertentangan

fungsi

dan

mengidentifikasi

tujuan-tujuan

yang luas. Fungsionalisasi aplikasi berarti penerapan sebenarnya yang perlu.

dari

ke

arah

tujuan

bersama.

kegiatan

Fungsionalisasi interpratif

memimpinnya

Koordinasi merupakan suatu usaha untuk

menyatukan

tujuan-tujuan berbagai

dan

berhubungan dengan analisis tentang apa

tindakan-tindakan

bidang,

yang telah dicapai dibandingkan dengan

instansi, unit sehingga merupakan suatu

apa yang sesungguhnya diharapkan.

kebulatan pemikiran yang ditentukan dan

Koordinasi menurut Pfiffner dan

dipahami bersama kegiatan-kegiatan dari

Presthus (1997: 107) adalah “tugas pokok

unit-unit atau bagian-bagian dari suatu

atau “central task” dari seorang eksekutif

organisasi

yang

di dalam suatu organisasi yang besar

memberikan

kesatuan

adalah koordinasi. Pemegang tugas pokok

mencapai tujuan bersama.

ini dalam pemerintahan adalah pejabat-

servant.”

yang

mempunyai

keahlian khusus dan berbeda pandangan serta latar belakang

sering cenderung

untuk memisahkan diri. Hal ini perlu sedangkan

melaksanakan tugas

mereka

yang

pokok organisasi

merasa mempunyai status paling utama dan

orang

lain

dianggap

sebagai

pembantu saja. Untuk mengatasi hal tersebut maka koordinasi dapat dijadikan

alat. Dalam

hal ini, Pfiffner dan Presthus (1997: 111) mengatakan bahwa koordinasi merupakan suatu

tindakan

guna

Pentingnya koordinasi dapat dilihat dari pendapat Bernard (1998: 283). yaitu koordinasi yang dapat dicapai melalui

Orang-orang

dihindari,

untuk

Peran Koordinasi

pejabat yang membuat kebijaksanaan yang dinamakan Policy making civil

terpisah

teknik untuk

mempersatukan

leadership merupakan faktor yang penting

bagi

organisasi

karena

merupakan

leadership sebagai kualitas, dampak, sifat

dan tanggung jawab yang dapat mengikat, mempersatukan kehendak-kehendak dari orang-orang untuk mencapai tujuan di luar kemauannya sendiri. Koordinasi diperlukan

bilamana

pemerintah

ataupun

akan

sungguh

setiap swasta

instansi ingin

mencapai produktivitas yang berhasil guna dan berdaya guna. Demikian halnya bahwa

keterpaduan

dan keserasian

semua usaha dan kegiatan,

pemikiran,

dana

dan daya guna dari semua

untuk

mengerjakan

pekerjaan

pemegang fungsi (unit atau instansi) akan

tertentu

merupakan sesuatu kekuatan yang ampuh

suksesnya seseorang mengoordinasikan

sehingga

kegiatan-kegiatannya sendiri. Koordinasi

kelemahan-kelemahan

organisasi akan dapat teratasi.

akan

suatu

individu

Supaya organisasi dapat mencapai efektivitas dan efesiensi perlu

adalah

tergantung

kepada

penting

untuk

melaksanakan pekerjaan. Koordinasi antara individu dalam

adanya

pembagian unit-unit dan penggolongan

suatu

pekerjaaan menjadi fungsi-fungsi yang

koordinasi

terpisah.

organisasi

bekerja dalam satu lingkungan atau

bertambah besar dan bertambah tajam

organisasi. Koordinasi antara kelompok

spesialisasinya maka akan bertambah

adalah koordinasi antara satu kelompok

sumber

Jadi,

usaha

apabila

yang

dengan

bertambah

itu dalam satu lingkungan organisasi atau

tersebut

perusahaan. Sedangkan koordinasi antara

sulit

perusahaan, yaitu koordinasi antara suatu

kegiatan-kegiatan akan

bertambah

koordinasinya. (Bernard, 1998: 288).

organisasi atau perusahaan dengan pihak lain di luar organisasi atau perusahaan.

Ruang Lingkup Koordinasi (1992:

27)

menjelaskan

bahwa ruang lingkup koordinasi dapat ditinjau dari sudut bidang-bidangnya, yakni: (1) Koordinasi dalam individu, (2) Koordinasi antara individu-individu dari suatu kelompok, (3) Koordinasi antara kelompok-kelompok

dalam

suatu

perusahaan, dan (4) Koordinasi antara perusahaan-perusahaan

dan

macam-

Dari sudut pandang manajemen koordinasi

Menurut Suganda (2008: 26) secara teoritis terdapat beberapa jenis koordinasi sesuai dengan lingkup dan arah jalurjalurnya, yaitu: 1. Berdasarkan lingkupnya terdapat: a. koordinasi intern, yaitu koordinasi antarpejabat

dalam

koordinasi

yang

individu paling

penting. Kemampuan seorang individu

atau

antarunit

di

dalam suatu organisasi; dan b. koordinasi koordinasi

macam peristiwa dunia.

merupakan

orang-orang

dengan kelompok atau antarbagian, baik

heterogen

maka

kegiatan

dijalankan.

pula

Terry

antara

merupakan

koordinasi

Demikian

maka

kelompok

ekstern, antar

berbagai

yaitu

pejabat

dari

organisasi

atau antarorganisasi. 2. Berdasarkan arahnya terdapat:

a. koordinasi koordinasi

horizontal, antara

yaitu

pejabat

atau

yang mempunyai program yang berkaitan erat.

Koordinasi

instansional

antarunit yang mempunyai tingkat

koordinasi

hierarki yang sama dalam suatu

beberapa instansi yang menangani satu

organisasi antar- organisasi yang

urusan

setingkat;

Sedangkan koordinasi territorial adalah

b. koordinasi

vertikal,

yaitu

yang

diterapkan

adalah

tertentu

yang

terhadap

bersangkutan.

koordinasi yang diterapkan terhadap dua

koordinasi antara pejabat-pejabat

atau lebih wilayah

dan unit-unit tingkat bawah oleh

tertentu.

dengan program

pejabat atasannya atau unit tingkat

Menurut Tosi dan Carroll (1999:

atasnya langsung, juga cabang-

299) ada dua jenis koordinasi, yakni

cabang

koordinasi

vertikal

horizontal.

Baik

suatu

organisasi

oleh

organisasi induknya;

dan

koordinasi

koordinasi

vertikal

yaitu

maupun koordinasi horisontal diperlukan

koordinasi antarpejabat atau unit

dalam organisasi. Koordinasi vertikal

yang berbeda fungsi dan berbeda

menunjukkan pengembangan hubungan-

tingkatan hierarkinya; dan

hubungan yang efektif dan disatupadukan

c. koordinasi

d. koordinasi

diagonal,

fungsional

adalah

di antara kegiatan-kegiatan pada tingkat-

koordinasi antar pejabat, antarunit

tingkat

atau

Koordinasi

antar-organisasi

yang

organisasi

yang

berlainan.

horizontal

adalah

didasarkan atas kesamaan fungsi

pengembangan hubungan-hubungan yang

atau

lancar di antara individu-individu atau

karena

koordinatornya

kelompok-kelompok pada tingkat yang

mempunyai fungsi tertentu. Jenis-jenis

koordinasi

menurut

sama. Terry (1992: 35) menyebutkan

penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1998 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah, Pasal 1

menyebutkan, ada tiga jenis koordinasi, yakni koordinasi fungsional, koordinasi instansional, dan koordinasi territorial. Koordinasi

fungsional

adalah

koordinasi antara dua atau lebih instansi

jenis-jenis koordinasi ada empat, yakni koordinasi intern, koordinasi koordinasi

vertikal,

horizontal. berhubungan

ekstern,

dan

koordinasi

Koordinasi

intern

dengan

penyatupaduan

kegiatan-kegiatan, ide-ide, dan orangorang

dalam

suatu

perusahaan.

Koordinasi ekstern adalah penyatupaduan

Indikator koordinasi adalah : 1) dorongan

kegiatan-kegiatan dari suatu perusahaan-

pegawai untuk berinteraksi; 2) dorongan

perusahaan lain dan dengan ketentuan-

pegawai

ketentuan serta keadaan-keadaan ekstern

dorongan pegawai

bekerja

bagi

instansi

keserasian

organisasi

atau

perusahaan.

bekerja

lain;

bekelompok; 3)

4)

dengan tugas

Koordinasi vertikal merupakan penyatuan

kelompok; 5) keserasian tugas bagian; 6)

kegiatan-kegiatan diantara tingkat-tingkat

keserasian

berturut-turut dalam struktur organisasi.

keseimbangan

Koordinasi

berhubungan

keseimbangan kegiatan dengan instansi

dalam

lain; 9) tujuan kegiatan; dan 10) tujuan

dengan

horisontal

kegiatan-kegiatan

tiap

tugas

antar

instansi;

7)

kegiatan

bagian;

8)

tingkat organisasi.

badan.

Dimensi Koordinasi

Teori Komitmen Kerja

Menurut Ndraha (2005: 295) untuk mengukur koordinasi ini, memandang

yaitu dengan

koordinasi melalui proses

Sebelum komitmen

dipaparkan

kerja

tentang

dipaparkan

dahulu tentang komitmen.

terlebih Menurut

manajemen, yang perlu diukur adalah: 1)

Porter (Armansyah, 2002: 43), komitmen

kesadaran pentingnya penyelarasan; 2)

adalah kekuatan yang bersifat relatif dari

kemampuan partisipasi; 3) kesepakatan;

individu

4) intensitas; dan 5) feedback.

keterlibatan dirinya ke dalam bagian

dalam

mengidentifikasikan

Aspek-aspek koordinasi adalah: 1)

organisasi. Hal ini dapat ditandai dengan

menggerakkan; 2) menyerasikan; dan 3)

tiga hal, yaitu: 1) penerimaan terhadap

menyeimbangkan kegiatan-kegiatan agar

nilai-nilai

semuanya terarah pada pencapaian tujuan

kesiapan dan kesediaan untuk berusaha

tertentu

dengan

pada

saat

yang

ditetapkan

(Stoner, 1996: 263).

koordinasi

adalah usaha

penyelarasan kegiatan yang bertujuan

tujuan

organisasi,

sungguh-sungguh

organisasi,

Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud

dan

dan

3)

2)

atas

nama

keinginan

untuk

mempertahankan keanggotaan di dalam organisasi. Streers dan Porter mengemukakan

untuk menserasikan tiap langkah dan

bahwa

komitmen

merupakan

suatu

kegiatan dalam organisasi agar tercapai

keadaan individu. Dalam hal ini, individu

gerak yang cepat untuk mencapai sasaran

menjadi sangat terikat oleh tindakannya.

dan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

Melalui tindakan ini akan menimbulkan

keyakinan yang menunjang aktivitas dan

komitmen

dan keterlibatannya. (Supriyanto, 2006:

melaksanakan suatu paksaan,

97).

dipelihara

dengan

cara

Tax et al. (2005:81) menyatakan Komitmen

adalah

keinginan

bahwa commitment focus on the enduring

individu untuk tetap di dalam hubungan

desire

dengan suatu organisasi, dan keinginan

relationship (fokus commitment meliputi

hati untuk berusaha memelihara kualitas

keinginan

hubungan. Komitmen merupakan unsur

memelihara suatu hubungan).

of

parties

dari

to

maintain

bagian-bagian

a

untuk

penting di dalam keberhasilan hubungan

William dan Lazar dalam Deni

jangka panjang. Silinpaa & Wheeler (Mac

(2006: 77) mengatakan bahwa komitmen

et al., 2006: 77) menyatakan bahwa dasar

mempunyai dua arti, pertama komitmen

dari komitmen bersumber pada teori

sebagai

umum seperti exchange theory, equity

merupakan suatu faktor yang berkaitan

theory dan power theory.

dengan rasa percaya seseorang kepada

Dalam exchange theory individuindividu tidak hanya mempertimbangkan

indikator,

kedua

komitmen

nilai-nilain tujuan organisasi, keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi.

keuntungan yang mereka terima dari

Dalam kaitan dengan organisasi,

suatu hubungan tetapi juga biaya, seperti

secara garis besar, Meyer, Allen & Smith

waktu, uang dan usaha yang dihabiskan

(2005:

untuk pemeliharaan atau peningkatan

sebagai sebuah keadaan psikologis yang

suatu hubungan. Aspek penting lainnya

mengkarakteristikkan hubungan karyawan

yang dipertimbangkan adalah biaya dari

dengan organisasi, dan memiliki implikasi

pemutusan suatu hubungan.

terhadap keputusan untuk

Equity theory menekankan keadilan

sebagai

suatu

elemen

kunci

dalam

hubungan. Equity menjadi tinggi ketika usaha-usaha

dilakukan

menganggap

komitmen

melanjutkan

atau menghentikan keanggotaan dalam organisasi. Sementara

mengenai

komitmen

suatu

kerja, Bauer Hans & Mark Grether (2004:

hubungan oleh kedua pihak sesuai dengan

53) mengemukakan pendapatnya bahwa

penghargaan yang mereka terima. Hal ini

komitmen kerja merupakan elemen yang

khususnya penting didalam pemeliharaan

sangat memengaruhi kualitas dari suatu

komitmen untuk periode yang lama,

relationship

sementara

Bentukan ini berasal dari psikologi sosial

dalam

dalam

64)

jangka

pendek

di

dalam

suatu

ikatan.

dan menggambarkan sebagai a desire to

yang

develop a stable relationship, and a

memiliki keinginan untuk memberikan

confidence

tenaga dan tanggungjawab yang lebih

in

the

stability

of

the

menunjukkan

komitmen

relationship, yaitu suatu keinginan untuk

dalam

membangun suatu hubungan yang stabil,

keberhasilan organisasinya.

juga

kepercayaan

dalam

tinggi

menyokong kesejahteraan

dan

Menurut Armansyah (2002: 76),

kestabilan

hubungan. Komitmen menandakan suatu

“komitmen

kesiapan pegawai untuk bersama dalam

karyawan untuk terjun dan terlibat dalam

hubungan bisnis dan diekspresikan dalam

organisasi, bekerja dan berupaya untuk

keinginan untuk suatu hubungan bisnis

kemajuan hasil kerja, memberikan tenaga,

yang stabil.

pikiran,

Steers bahwa

dan

Porter

komitmen

berpendapat

kerja

karyawan

merupakan suatu kondisi agar pegawai

kerja adalah

ide,

waktu

kesediaan

agar

organisasi

berkembang dan mencapai kemajuan.”

Faktor-Faktor Kerja

Penyebab

Komitmen

sangat tertarik terhadap tujuan, nilai-nilai,

kerja

Komitmen

pegawai

pada

dan sasaran organisasinya. Komitmen

organisasi tidak terjadi begitu saja, tetapi

kerja

karyawan

keanggotaan

dari

sekadar

melalui proses yang cukup panjang dan

karena

meliputi

bertahap. Komitmen kerja

lebih

formal,

ditentukan

sikap menyukai organisasi dan kesediaan

oleh sejumlah faktor. Misalnya Steers

untuk mengusahakan tingkat upaya yang

(Kuntjoro, 2007: 122) mengidentifikasi

tinggi bagi kepentingan organisasi demi

ada

pencapaian tujuan. (Kuntjoro, 2007: 124)

komitmen kerja pegawai pada organisasi,

tiga

faktor

yang

memengaruhi

Jadi, komitmen kerja karyawan

yaitu: 1) ciri pribadi pekerja, termasuk

merupakan loyalitas terhadap organisasi,

masa jabatannya dalam organisasi, dan

keterlibatan

dan

variasi kebutuhan dan keinginan yang

identifikasi terhadap nilai-nilai dan tujuan

berbeda dari tiap karyawan; 2) ciri

organisasi. Di samping itu, komitmen

pekerjaan,

karyawan

pengertian

kesempatan berinteraksi dengan rekan

sebagai suatu hal yang lebih daripada

sekerja; dan 3) pengalaman kerja, seperti

sekadar kesetiaan yang pasif melainkan

keterandalan organisasi di masa lampau

menyiratkan hubungan pegawai dengan

dan

dalam

pekerjaan,

mengandung

perusahaan secara aktif. Karena pegawai

cara

seperti identitas tugas dan

pekerja–pekerja

lain

mengutarakan

dan

membicarakan

perasaannya mengenai organisasi. David

Keseluruhan faktor ini akan membentuk komitmen awal; 2) faktor organisasi,

mengemukakan ada empat faktor yang

meliputi intial works, experiences, job

memengaruhi komitmen kerja pegawai

scope,

dalam

faktor

organizational. Semua faktor itu akan

personal, misalnya usia, jenis kelamin,

membentuk atau memunculkan tanggung

tingkat pendidikan, pengalaman kerja,

jawab; 3) non–organizational factors,

kepribadian,

2)

yang meliputi availability of alternative

karakteristik pekerjaan, misalnya lingkup

jobs. Faktor yang bukan berasal dari

jabatan,

pekerjaan,

dalam organisasi, misalnya ada tidaknya

konflik peran dalam pekerjaan, tingkat

alternatif pekerjaan lain. Jika ada dan

kesulitan dalam pekerjaan, dan lain–lain;

lebih

3) karakteristik struktur, misalnya besar

meninggalkannya.

organisasi,

yaitu:

dan

tantangan

kecilnya

2008:

personal.

26)

atau

(Sopiah,

karakteristik

factors,

1)

lain–lain;

dalam

baik,

goal

tentu

consistency

karyawan

akan

bentuk

Chusmir (Temaluru, 2001: 458)

atau

memasukkan variabel komitmen kerja

desentralisasi, kehadiran serikat pekerja

yang memengaruhi seseorang untuk mau

dan tingkat pengendalian yang dilakukan

berkomitmen antara lain:

organisasi terhadap karyawan; dan 4)

1. Pengaruh

organisasi

organisasi,

supervision,

seperti

sentralisasi

pribadi

meliputi,

jenis

pengalaman kerja, sangat berpengaruh

kelamin, latar belakang (usia, tingkat

terhadap tingkat komitmen karyawan

pendidikan, urutan kelahiran, kelas

pada organisasi. Karyawan yang baru

sosial orang tua), sikap dan nilai, dan

beberapa tahun bekerja dan karyawan

kebutuhan intrinsik.

yang sudah puluhan tahun bekerja dal organisasi

tentu

memiliki

tingkat

komitmen yang berlainan.

2. Pengaruh moderat dari luar meliputi, karakteristik

keterampilan,

122) mengemukakan ada sejumlah faktor

pekerjaan,

yang

motivasi).

komitmen

kerja

pegawai pada organisasi, yaitu: 1) faktor personal yang meliputi job expectations, psychological

contract,

keadaan

pekerjaan (kepuasan kerja, penggunaan

Steers dan Porter (Supriyanto, 2006:

memengaruhi

keluarga,

job

choice

faktor faktor

psikologis

kerja

bukan

3. Persepsi moderat, sikap dan perilaku peran

yang

diperkirakan

meliputi,

konflik peran dan jenis kelamin,

orang,

kepuasan, kebutuhan komitmen.

bawahannya pemberian

Dimensi Komitmen Kerja Menurut Hersey at al. (2005: 88) terdapat lima model komitmen, yaitu: 1) komitmen kepada pelanggan (commitment to the customer); 2) komitmen kepada

organisasi

(commitment

to

the

(commitment to self); 4) komitmen kepada orang-orang (commitment to people); dan 5) komitmen kepada tugas (commitment

Komitmen kepada pelanggan berarti memberikan pelayanan kepada pelanggan konsisten

dan

bersungguh-

sungguh, serta membangun kepentingan pelanggan, demi kepuasan pelanggan. Komitmen

kepada

organisasi,

berarti

memiliki kebanggaan terhadap organisasi yang

antara perhatian

diwujudkan

membangun

dengan

organisasi,

jalan memberi

Komitmen

kepada

diri,

berkonsentrasi

memiliki kepribadian diri yang kuat dan positif yang ditunjukkan dengan ciri-ciri: bertanggung jawab terhadap kepuasan yang diambil, membangun diri sebagai seorang manajer yang memiliki integritas, dan mau menerima kritik yang sifatnya membangun. Komitmen kepada orang–

pengakuan

terhadap

pelaksanaan

tugas. (Hersey et al., 2005: 122) Menurut Spector (2006: 31) secara umum,

komitmen

keterikatan

kerja

melibatkan

individu

pekerjaannya.

terhadap

komitmen sebuah

kerja

variabel

yang

mencerminkan derajat hubungan yang dianggap dimiliki oleh individu terhadap pekerjaan

tertentu

Greenberg

&

dalam

Baron

organisasi. (2002:

93)

mengemukakan bahwa komitmen kerja merefleksikan tingkat identifikasi dan keterlibatan

individu

pekerjaannya

dan

dalam

ketidaksediaannya

untuk meninggalkan pekerjaan tersebut. Mowday, Steers dan Porter (Spector (2006: 42)

berarti

dan

melalui

inovasi. Komitmen kepada tugas, berarti

dukungan kepada organisasi dan bekerja

berdasarkan nila –nilai organisasi.

lain

balik dan memberi kesempatan timbulnya

merupakan

to task).

memperhatikan

kepada bawahan, membangun umpan

organization); 3) komitmen kepada diri

secara

berarti

mengemukakan

bahwa

komitmen kerja dalam organisasi terdiri dari tiga komponen, yaitu penerimaan dan keyakinan yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan-tujuan organisasi, kesediaan individu untuk berusaha dengan sungguhsungguh demi kepentingan organisasi serta

keinginan

yang

kuat

untuk

mempertahankan

keanggotaannya

di

pada suatu pekerjaan karena mereka merasa wajib untuk melakukannya

dalam organisasi tersebut. Menurut Meyer, Allen & Smith

serta didasari pada adanya keyakinan

(Spector, 2006: 77), komitmen kerja

tentang apa yang benar dan berkaitan

terdiri dari tiga komponen, yaitu:

dengan masalah moral.

1. Komitmen kerja occupational

komitmen

Berdasarkan uraian di atas yang

afektif (affective

commitment),

sebagai

yaitu

keterikatan

afektif/psikologis

pegawai

terhadap

pekerjaannya.

Komitmen

ini

dimaksud

komitmen kerja

adalah

kesediaan pegawai untuk mengusahakan tingkat

upaya

pencapaian

yang

tujuan

tinggi

dalam

demi

organisasi.

menyebabkan karyawan bertahan pada

Indikator komitmen kerja adalah: 1)

suatu

merasa senang menghabiskan sisa karier;

pekerjaan

karena

mereka

2)

menginginkannya. 2. Komitmen

kerja

kontinuans

(continuance

occupational

membanggakan

pekerjaan

dalam

organisasi; 3) merasa menjadi bagian dari keluarga;

4)

merasa

terikat

secara

pada

emosional; 5) rasa memiliki yang kuat; 6)

perhitungan untung-rugi dalam diri

khawatir tanpa memiliki pekerjaan lain;

karyawan

commitment),

mengarah

sehubungan

dengan

7) merupakan kebutuhan; 8) memiliki

untuk

tetap

sedikit pilihan; 9) langkanya peluang

keinginannya

mempertahankan atau meninggalkan

alternatif;

pekerjaannya. Artinya, komitmen kerja

pengorbanan;

di sini

berpindah; 12) sering berpindah tidak etis;

dianggap sebagai persepsi

harga yang harus

dibayar

jika

karyawan meninggalkan pekerjaannya. Komitmen ini menyebabkan karyawan bertahan pada suatu pekerjaan karena mereka membutuhkannya.

commitment),

meninggalkan 11)

terlalu

butuh sering

13) kewajiban moral; 14) tawaran tidak baik; dan 15) setia pada satu pekerjaan.

Teori Produktivitas Kerja Batasan

mengenai

produktivitas

bisa dilihat dari berbagai sudut pandang,

3. Komitmen kerja normatif (normative occupational

10)

yaitu

komitmen sebagai kewajiban untuk bertahan dalam pekerjaan. Komitmen ini menyebabkan karyawan bertahan

tergantung kepada tujuan masing-masing organisasi, misalnya untuk profit ataukah untuk customer satisfaction. Selain itu juga tergantung pada bentuk organisasi itu sendiri,

misalnya

organisasi

publik,

organisasi

swasta,

organisasi

sosial

organisasi atau

bisnis,

berarti menghasilkan. Dalam perkataan

organisasi

Bahasa Indonesia menjadi produktivitas

keagamaan.

yang berarti kekuatan atau kemampuan

Berbagai ungkapan seperti output,

menghasilkan sesuatu. Kekuatan yang

kinerja, efisiensi, dan efektivitas sering

dimaksud

dihubungkan

menghasilkan sesuatu melalui

dengan

produktivitas.

Secara umum pengertian produktivitas

output

proses

Istilah

produktivitas

muncul

perama kali pada tahun 1766, yaitu di

(Gomes, 2003: 159). Input bisa mencakup

dalam artikel berjudul The School of

biaya produksi (production

Physiocrats yang ditulis oleh seorang

peralatan

Sedangkan

terhadap

untuk

input

biaya

rasio

kemampuan

tertentu. (Hasibuan 2006: 122).

dikemukakan orang dengan menunjukan kepada

adalah

costs) dan

(equipment

outputs

bisa

costs).

terdiri

dari

ekonom Perancis yang bernama Francois Quesnay.

Selanjutnya

konsep

penjualan (sales), pendapatan (earning),

produktivitas dengan output dan input

market share, dan kerusakan (defects).

sebagai elemen utama, pertama kali

Bahkan

pada

dicetuskan oleh David Ricardo pada tahun

memberikan

1810. Inti konsepnya adalah “bagaimana

penekanan pada nilai efisiensi. Efisiensi

output akan berubah apabila besaran input

diukur sebagai rasio output dan input.

berubah.“ (Simanjuntak Payaman, 2006:

Dengan kata lain, pengukuran efisiensi

14).

ada

performansi

yang

melihat

dengan

menghendaki penentuan outcome, dan

Adapun

menurut

penentuan jumlah sumber daya yang

Produktivitas

dipakai untuk menghasilkan outcome

adalah sikap mental (attitude of mind)

tersebut. Di sektor swasta dan di banyak

yang

kasus

melakukan peningkatan perbaikan, yaitu

sektor

produktivitas

publik, juga

efisiensi

dikaitkan

dan

dengan

Nasional,

Dewan

mempunyai

sebagai

sikap

“Produktivitas

semangat

mental

untuk

yang

selalu

kualitas output, yang diukur berdasarkan

berpandangan bahwa mutu kehidupan hari

beberapa standar yang telah ditetapkan

ini harus lebih baik dari kemarin dan hari

sebelumnya.

esok lebih baik dari hari ini.”

Produktivitas berasal dari Bahasa Inggris

product:

result,

outcome

berkembang menjadi productive yang

Menurut pengertian

Hasibuan

(2006:

produktivitas

154)

adalah:

“Kemampuan memperoleh manfaat yang

sebesar-besarnya

dari

prasarana

tersedia

yang

menghasilkan optimal,

sarana

dan

dengan

dan hari esok lebih baik daripada hari ini. Dengan pandangan hidup dan sikap

keluaran (output) yang bahkan

kalau

mungkin

mental yang selalu berorientasi kepada keinginan untuk selalu meningkatkan

maksimal.” Perbandingan antara output (hasil) dengan

ini harus lebih baik daripada hari kemarin

input

produktivitas

(masukan). naik

ini

Jika hanya

mutu

kehidupan

karyawan

akan

mengarahkan

yang terdorong

lebih dan

kemampuan

baik, mau dan

dimungkinkan oleh adanya peningkatan

keterampilan yang dimiliki serta mau

efesiensi (waktu, bahan, tenaga) dan

melakukan pekerjaan secara antusias,

sistem kerja, teknik produksi dan adanya

bergairah menggunakan prinsip kerja

peningkatan keterampilan dari tenaga

efektif dan efisien, memperhatikan mutu

kerjanya. (Hasibuan, 2006: 156).

hasil pekerjaan, dan berusaha melampaui

Menurut Terry (Sumarsono, 2007: 62)

mengungkapkan

pengertian

produktivitas sebagai perbandingan antara

standar kerja yang sudah ditetapkan, sehingga tingkat probabilitas optimal perusahaan dapat dicapai.

apa yang dihasilkan dengan apa yang

Sementara Nawawi dan Martini

dimasukkan. Sementara itu, di lain pihak

(2004: 97) mendefinisikan produktivitas

Putti (1995: 10) menyimpulkan bahwa

kerja sebagai berikut:

produktivitas

adalah

seberapa

baik

berbagi sumber daya itu diolah bersama dan digunakan untuk mencapai suatu tingkat hasil Dengan

kata

atau sasaran spesifik. lain,

bagaimana

mengerjakan sesuatu dengan lebih baik dan bekerja lebih cerdik, tidak sematamata lebih keras. Hamsal (2006: 68) mengartikan produktivitas kerja sebagai suatu kondisi

Produktivitas kerja adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh (output) dengan jumlah sumber kerja yang dipergunakan (input). Produktivitas ini digambarkan apabila tolok ukurnya adalah uang atau harus dinilai dengan uang. Produktivitas kerja dikatakan tinggi jika hasil yang diperoleh lebih besar daripada sumber kerja yang dipergunakan. Sebaliknya produktivitas kerja dikatakan rendah, jika hasil yang diperoleh lebih kecil daripada sumber kerja yang dipergunakan”.

yang selalu berusaha dan mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari

Memahami

konsep

dan

teori

produktivitas secara baik dapat dilakukan dengan

cara

membedakanya

dari

efektivitas dan efisiensi. Efektivitas dapat

digunakan untuk mencapai suatu tingkat

didefinisikan sebagai tingkat ketepatan

hasil atau sasaran spesifik. Dengan kata

dalam memilih atau menggunakan suatu

lain, bagaimana mengerjakan sesuatu

metode untuk melakukan sesuatu (efektif

dengan lebih baik dan bekerja lebih

= do right things). Efisiensi dapat

cerdik, tidak semata-mata lebih keras.

didefinisikan sebagai tingkat ketepatan

Sementara

dan

berpendapat,

berbagai

kemudahan

dalam

Triton

PB

(2009:

80)

“Produktivitas

dapat

melakukan sesuatu (efisiensi = do things

diartikan sebagai perbandingan antara

right).

hasil-hasil

Soeprihanto

yang

keseluruhan

dicapai

sumber

dengan

daya

yang

(2009:

80)

“Produktivitas

dapat

dipergunakn atau perbandingan jumlah

diartikan sebagai perbandingan antara

produksi (output) dengan sumber daya

hasil-hasil

yang digunakan (input).”

berpendapat:

yang

dicapai

dengan yang

Berdasarkan beberapa pendapat di

dipergunakn atau perbandingan jumlah

atas maka diketahui bahwa produktivitas

produksi (output) dengan sumber daya

tidak hanya

yang digunakan (input).”

yang diperoleh (output) dengan jumlah

keseluruhan

sumber

daya

Menurut Klingner dan Nanbaldian (Soeprihanto

(2009: 133) menyatakan

perbandingan antara hasil

sumber kerja yang dipergunakan (input) tetapi juga menyangkut sikap

mental

bahwa produktivitas merupakan fungsi

(attitude of mind) yang mempunyai

perkalian dari usaha pegawai (effort),

semangat untuk melakukan peningkatan

yang didukung dengan motivasi yang

perbaikan. Dapat disimpulkan bahwa

tinggi,

pegawai

produktivitas merupakan perbandingan

(ability) yang diperoleh melalui latihan-

antara keluaran serta masukan serta

latihan. Produktivitas yang meningkat,

mengutarakan cara pemanfaatan baik

berarti performansi yang baik, akan

terhadap

dengan

menjadi

kemampuan

feedback

motivasi

bagi

bagi

pekerja

usaha, pada

atau tahap

berikutnya. Putti (1997: 10) menyimpulkan bahwa peran produktivitas sangat penting dalam suatu organisasi, hal ini karena

sumbur-sumber

dalam

memproduksi suatu barang atau jasa.

Faktor-Faktor Determinan Produktivitas Kerja Banyak memperlihatkan sangat

hasil

penelitian

bahwa

dipengaruhi

oleh

yang

produktivitas faktor:

(1)

Knowlage, (2) Skill, (3) Abilities, (4)

yang

Attitudes, dan (5)

Produktivitas yang meningkat, berarti

Behavior. (Gomes,

2003: 163).

diperoleh

melalui

prlatihan.

performansi yang baik, akan menjadi

Gomes

(2003: 166) menyatakan

bahwa produktivitas merupakan fungsi

feedback bagi usaha, atau memotivasi

pekerja pada tahap berikutnya.

perkalian dari usaha pegawai (effort), yang didukung oleh motivasi yang tinggi,

Proses keterkaitan ini dijelaskan dalam gambar berikut:

dengan kemampuan pegawai (ability), Feedback (Performance Appraisal)

Effort (motivation)

Ability (Training)

x

Productivity =

Working Condition

Sumber : Gomes (2003:161)

Gambar 1. Kaitan Usaha dan Kemampuan dengan Produktivitas

Fungsi

pegawai

dan pemerintah memberikan perhatian

memusatkan perhatian pada peningkatan

lebih besar kepada upaya pengembangan

kemampuan

para

pegawai

pengembangan

dan

motivasi

untuk

pengembangan

dari

para

pegawainya.

bekerja.

Fungsi

produktivitas

melengkapi

fungsi

peningkatan

pengadaan, yang menandakan usaha awal dari seseorang untuk menyeleksi orang

Usaha

perbaikan

dilakukan

melalui

motivasi

pekerja

dan

pelatihan. Produktivitas

tenaga

kerja

berdasarkan

kemampuan

dan

faktor-

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang yang

faktor

yang

berpengaruh

saling berhubungan satu sama lain, di

lain

akan

terhadap produktivitas kerja para pekerja selanjutnya (Gomes, 2003: 211) Kondisi

ekonomi

dan

antaranya (Handoko, 2008: 213): 1. Manusia

adalah

kuantitas,

tingkat

politik

keahlian, latar belakang kebudayaan

dewasa ini telah memaksa para pengusaha

dan pendidikan, kemampuan, sikap,

minat, struktur pekerjaan, keahlian dan

geografis,

serta

umur dari angkatan kerja.

perlindungan.

kebijakan

2. Modal adalah modal tetap, teknologi

7. Lingkungan internasional atau regional

penelitian dan pengembangan, serta

adalah kondisi perdagangan dunia,

bahan baku.

masalah-masalah

3. Proses atau metode adalah tata ruang

internasional,

perdagangan

investasi,

spesialisasi

baku

internasional, kebijakan migrasi tenaga

penolong dan mesin, perencanaan,

kerja, fasilitas latihan internasional,

koordinasi

standar kerja dan teknik internasional.

tugas,

penanganan

bahan

dan

pengawasan,

pemeliharaan melalui pencegahan serta teknologi

yang

memakai

cara

8. Umpan balik, dalam pengertian umum, umpan balik adalah informasi yang ada pada hibungan timbal balik hasil

alternatif. 4. Produksi adalah kualitas, kuantitas,

(output)

dengan

masukan

(input)

ruangan produksi, struktur campuran

dalam perusahaan, antara perusahaan

dan spesialisasi produksi.

dengan ruang lingkup internasional.

5. Lingkungan internal adalah organisasi

Dari sudut pandang ini umpan balik

dan perencanaan sistem manajemen,

dapat

perencanaan pegawai, kondisi fisik

pengukuran produktivitas. Pada tingkat

kerja, iklim kerja, tujuan perusahaan

perusahaan perlu diukur

dan tujuannya dengan lingkungan,

lain antara biaya suatu hasil (output)

sistem insentif, kebijakan personalia,

dengan masukan (input). Hasil dari

gaya

pengukuran

kepemimpinan

serta

ukuran

perusahaan.

dipertimbangkan

efektivitas

6. Lingkungan eksternal adalah kondisi

sebagai

satu sama

ini

menunjukkan

dari

metode/proses

lingkungan internal perusahaan.

ekonomi dan perdagangan, struktur

Semua faktor-faktor ini dipandang

industri, tujuan pengembangan jangka

sebagai subsistem untuk menunjukkan

panjang, pengakuan atau pengesahan,

dimana

kebijakan

pemerintahan,

cadangannya disimpan. Setiap faktor ini

kebijakan tenagaan kerja, kebijakan

memiliki pengaruh yang berbeda terhadap

penelitian

pengembangan,

produktivitas. Beberapa di antaranya di

kebijakan energi, kebijakan pendidikan

luar pengendalian orgaisasi. Misalnya

dan

bagi manajemen perusahaan akan sulit

ekonomi

latihan,

dan

kondisi

iklim

dan

potensi

produktivitas

dan

memengaruhi faktor-faktor produktivitas seperti

siklus

perdagangan,

Cara yang berguna untuk mengukur

inflasi,

produktivitas tenaga kerja adalah total

spesialisasi regional dan sebagainya yang

biaya per unit output. Pada pemikiran

terdapat pada tingkat ekonomi negara dan

paling mendasar, produktivitas adalah

internasional.

ukuran dari kuantitas dan kualitas dari

Kualitas dan kemampuan karyawan

pekerjaan yang telah dikerjakan, dengan

dipengaruhi tingkat pendidikan, motivasi

mempertimbangkan biaya sumber daya

kerja

fisik

yang dipergunakan untuk mengerjakan

karyawan yang bersangkutan. Pendidikan

perkerjaan tersebut. Ini juga berguna

memberikan

untuk melihat produktivitas sebagai rasio

mental

dan

kemampuan

pengetahuan

bukan

saja

langsung dengan pelaksanaan tugas, tetapi juga landasan untuk pengembangan diri

antara input dan output. Dalam

kaitannya

tentang

serta kemampuan untuk memanfaatkan

produktivitas menyangkut perhatian untuk

semua sarana yang ada di sekitar kita

beberapa argumentasi, yaitu: Pertama,

untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

produktivitas yang tinggi mengarah ke

Menurut Suprihanto (2006: 19)

standar hidup yang lebih tinggi, seperti

terdapat beberapa faktor yang dapat

kemampuan yang lebih besar dari suatu

memengaruhi produktivitas kerja, yaitu:

perusahaan yang membayar apa yang

bakat, pendidikan dan pelatihan, nutrisi,

diinginkan

lingkungan dan fasilitas, iklim kerja,

peningkatan dalam tingkat upah secara

motivasi

keseluruhan pada perusahaan (biaya untuk

dan

industrial,

kemauan,

teknologi

kesempatan moneter

dan

Bernard

dan

hubungan manajemen,

membayar

pegawainya.

tenaga

kerja)

Kedua,

tanpa

berprestasi,

perizinan,

peningkatan dalam produktivitas akan

distribusi

Sedangkan

membawa dampak yang berakibat pada

518)

peningkatan biaya dan penurunan daya

menyebutkan pengetahuan, keterampilan,

beli. Ketiga, tingkat produktivitas yang

ability, sikap, komitmen dan perilaku

lebih rendah menjadikan lebih tingginya

karyawan

biaya tenaga kerja dan posisi kurang

berpengaruh

Russell

sebagai terhadap

(1998:

faktor

yang

produktivitas

tenaga kerja.

Dimensi Produktivitas Kerja

bersaing untuk produk suatu perusahaan. Kesimpulan dari uraian di atas, produktivitas adalah suatu usaha untuk mencapai tujuan perusahaan secara efektif

dan efsiensi, dengan membanding antara

pekerjaannya

hasil yang diperoleh dengan sumber kerja

performance).”

yang dipergunakan. Dalam hal ini, yang menjadi

tolok

ukur

atau

unjuk

Pencapaian

kerja

tujuan

(job

perusahaan

keberhasilannya

tersebut belum sepenuhnya dikatakan

dinilai dengan uang atau bersifat material.

produktif secara keseluruhan, sebab masih

Sementara itu Kusriyanto (2005: 2)

ada unsur-unsur nilai produktivitas yang

mengemukakan perumusannya sebagai

tidak dapat diukur oleh uang atau

berikut:

material. Tolok ukur di sini adalah Produktivitas karyawan =

ketepatan penggunaan metode atau cara

Hasil yang dicapai (output ) Tenaga per satuan waktu (input )

kerja dan alat yang tersedia, di antaranya

Dari

pendapat

tersebut

kemampuan kerja personil, kedisiplinan

dapat

personil

dan

motivasi

personil.

disimpulkan bahwa ukuran produktivitas

Sebagaimana Nawawi dan Martini (2004:

karyawan

dengan

97) memberikan pengertian lebih lanjut:

menggunakan rumus tersebut. Out put

“Produktivitas hanya dapat diperoleh

merupakan hasil atau kerja sedangkan

gambarannya

input merupakan jumlah karyawan.

kreatif,

dapat

diketahui

dari

ketaatan,

tanggung dan

jawab, ketepatan

Ranfel (Timpe, 1999: 110-111)

penggunaan metode atau cara bekerja dan

mengemukakan karakteristik karyawan

lain-lain yang tampak selama personel

produktif:

(1)

sebagai

memenuhi

kualifikasi

Lebih

dari

sekadar

pekerjaan;

(2)

Mempunyai orientasi pekerjaan positif;

tenaga

kerja

melaksanakan

volume dan beban kerjanya.” Berdasarkan

penjelasan

tersebut

(3)Dewasa; dan (4) Dapat bergaul dengan

diketahui bahwa produktivitas dapat juga

efektif.

diukur melalui aspek tanggung jawab,

Sedarmayanti mengemukakan produktivitas

(2006: dalam

tenaga

144) mengukur

ketaatan,

dan

ketepatan

penggunaan metode atau cara bekerja.

adalah:

Sedangkan faktor metode atau cara

“Produktivitas individu dapat dinilai dari

kerja dan alat bilamana dihubungkan

apa yang dilaksanakan oleh individu

dengan faktor manusia disebut aspek

tersebut dalam kerjanya. Dengan kata

teknik dalam kerja, karena menuntut

lain,

adalah

usaha untuk memberikan pendidikan dan

melaksanakan

latihan (termasuk penataran) agar para

produktivitas

bagaimana

kerja

kreatif,

individu

seseorang

memiliki

memahami pekerjaan; 4) memiliki catatan

pengetahuan, keterampilan dan sikap serta

prestasi yang berhasil; 5) mempunyai

keahlian

kebiasaan

personil

pelaksananya

dalam

mempergunakannya.

kerja yang baik; 6. cermat

Pengetahuan, keterampilan dan sikap

dapat

dipercaya

serta kemahiran teknis merupakan dasar

bersikap seadanya, jujur,

untuk mampu melaksanakan tugas secara

mempunyai rasa tanggung jawab

profesional.

kuat;

9)

dan

mengetahui

konsisten;

7)

dan tulus; 8) yang

kekuatan

dan

Dilihat dari aspek teknis ini berarti

kelemahan diri; 10) mandiri, percaya diri

produktivitas kerja akan tinggi bilamana

dan berdisiplin diri; 11) memperagakan

setiap

kecerdasan

personil

memiliki

kemampuan

sosial; 12) bergaul efektif

kerja atau menguasai cara melaksanakan

baik dengan

atasan maupun teman

suatu

sejawat;

berkomunikasi

pekerjaan,

terutama

yang

13)

dengan

berhubungan dengan penggunaan alat.

efektif; dan 14) bekerja produktif dalam

Dengan kata lain, semakin baik personil

team.

menguasai metode atau cara bekerja dan penggunaan peralatan yang diperlukan, maka

semakin

tinggi

produktivitas

kerjanya. Sebaliknya semakin kurang menguasai metode atau cara kerja dalam penggunaan peralatan yang diperlukan, maka semakin menurun atau semakin rendahnya

produktivitas

kerja

yang

dicapai. Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud adalah

produktivitas kerja pegawai hasil unjuk pekerjaan yang

dilakukan seseorang dengan memperoleh manfaat yang

sebesar-besarnya dari

sarana dan prasarana yang tersedia dalam organisasi. Indikator produktivitas kerja pegawai adalah: 1) cerdas dan dapat belajar

dengan

cepat; 2) Kreatif; 3)

Review Hasil Penelitian Sebelumnya 1. Penelitian melakukan

Winarno (2010) yang penelitian

pada

PT

Samudra Indonesia, menunjukkan hasil penelitian sebagai berikut: Komitmen Kerja berpengaruh

positif

signifikan

Produktivitas

terhadap

dan

Kerja Pegawai pada PT Samudra Indonesia.

Besarnya

pengaruh

Komitmen

Kerja

terhadap

Produktivitas Kerja Pegawai pada PT Samudra Indonesia sebesar 57,8 %. 2. Penelitian

E.

Suadi

(2011)

yang

melakukan penelitian pada Sekretariat Pemerintah Daerah Kabupaten Seluma, menunjukkan hasil penelitian sebagai berikut : Koordinasi

berpengaruh

signifikan

terhadap

Produktivitas

Kerja Pegawai.

bahwa

terdapat

pengaruh

terhadap produktivitas

kerja

pegawai,

dan terdapat pengaruh komitmen kerja

Kerangka Pemikiran Berdasarkan

koordinasi

uraian

di

atas

mengenai koordinasi yang mencakup 10 macam indikatornya, komitmen kerja yang mencakup 15 macam indikatornya , dan produktivita kerja yang mencakup 14 macam indikatornya maka dapat diduga

terhadap produktivitas

kerja

pegawai,

serta terdapat pengaruh koordinasi dan komitmen kerja secara bersama-sama terhadap produktivitas

kerja

pegawai,

seperti yang tergambar dalam kerangka pemikiran di bawah ini.

є Koordinasi Produktivitas Kerja Pegawai Komitmen Kerja

Gambar 2. Kerangka Pemikiran kerja

Hipotesis

secara bersama-sama terhadap

produktivitas Hipotesis penelitian adalah sebagai

signifikan

pada

Pelatihan Kabupaten Bogor. pengaruh

positif

koordinasi

produktivitas

kerja

dan

terhadap pegawai

pada

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Bogor. 2. Terdapat

pegawai

Badan Kepegawaian, Pendidikan dan

berikut: 1. Terdapat

kerja

pengaruh

penelitian

yang

tujuannya, digunakan

jenis adalah

dan

penelitian eksplanatif dengan pendekatan

signifikan komitmen kerja terhadap

korelasional. Jenis penelitain eksplanitif

produktivitas

ini

kerja

positif

Berdasarkan

pegawai

pada

digunakan

Badan Kepegawaian, Pendidikan dan

gambaran

Pelatihan Kabupaten Bogor.

variabel,

3. Terdapat

pengaruh

positif

dan

signifikan koordinasi dan komitmen

korelasi

bertujuan

tentang

memberikan

masing-masing

dengan cara menganalisis dan

independen/bebas

pengaruh (koordinasi

variabel dan

komitmen

kerja)

dependen/terikat

terhadap

variabel

(produktivitas

kerja).

Sedangkan jenis penelitian berdasarkan sumber

datanya

atau

tempatnya

Research 2. Library Kepustakaan)

Berdasarkan

(Penelitian

studi

literatur,

peneliti berusaha untuk mencari dan membaca serta mendapatkan sumber-

digunakan:

sumber ilmiah yang terdapat dalam 1. Field Research (Penelitian Lapangan) Penelitian

lapangan

adalah

buku-buku

yang

relevan

dengan

pembahasan objek penelitian ini..

penelitian yang dilakukan dengan cara langsung mendatangi instansi,

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Badan Kepegawaian, Pendidikan dan

Berdasarkan operasional variabel

Pelatihan Kabupaten Bogor, dengan

disusun kisi-kisi variabel yang mencakup

jalan memberikan kuesioner kepada

variabel penelitian yang dipilah menjadi

para pegawainya. Pengumpulan data

beberapa dimenisi berdasarkan kajian

dilakukan

dengan

teori, dan masing-masing dimensi dipilah

menghubungi para responden untuk

menjadi beberapa indikator berdasarkan

mendapatkan data yang berhubungan

fakta yang ada di lapangan sebagai dasar

dengan koordinasi, komitmen kerja,

untuk menyusun kuesioner, seperti dalam

dan produktivitas kerja.

tabel di bawah ini:

langsung

Tabel 1 Variabel Koordinasi (X1)

Kisi-Kisi Variabel Penelitian Dimensi • Menggerakkan

Stoner (1996) • Menyerasikan

• Menyeimbangkan kegiatan • Pencapaian tujuan Komitmen Kerja

• komitmen kerja afektif

Meyer, Allen & Smith dalam Spector (2006)

• komitmen kerja kontinuans

• komitmen kerja normatif

Produktivitas Kerja Pegawai

• Memenuhi kualifikasi pekerjaan

Ranfel dalam Timpe (1999)

• Orientasi kerja positif • Dewasa

• Bergaul dengan efektif

Indikator

No. Item

dorongan pegawai untuk berinteraksi dorongan pegawai bekerja bekelompok dorongan pegawai bekerja dengan instansi lain keserasian tugas kelompok keserasian tugas sub bagian keserasian tugas antar instansi keseimbangan kegiatan bagian keseimbangan kegiatan dengan instansi lain tujuan kegiatan tujuan badan merasa senang menghabiskan sisa karir membanggakan pekerjaan dalam organisasi merasa menjadi bagian dari keluarga merasa terikat secara emosional rasa memiliki yang kuat khawatir tanpa memiliki pekerjaan lain merupakan kebutuhan memiliki sedikit pilihan langkanya peluang alternatif meninggalkan butuh pengorbanan terlalu sering berpindah sering berpindah tidak etis kewajiban moral tawaran tidak baik setia pada satu pekerjaan cerdas dan dapat belajar dengan cepat Kreatif memahami pekerjaan memiliki catatan prestasi yang berhasil. mempunyai kebiasaan kerja yang baik cermat dapat dipercaya dan konsisten. bersikap seadanya, jujur, dan tulus mempunyai rasa tanggung jawab yang kuat mengetahui kekuatan dan kelemahan diri mandiri, percaya diri dan berdisiplin diri memperagakan kecerdasan sosial bergaul efektif baik dengan atasan maupun teman sejawat berkomunikasi dengan efektif bekerja produktif dalam team

Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang didigunakan dalam penelitian ini melalui: Kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang disusun sedemikian rupa sehingga

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

dapat dengan mudah dijawab oleh para responden, sifat dari kuesioner yang diajukan ialah pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan

yang

variasi

jawabannya

sudah ditentukan dan disusun terlebih

dahulu sehingga para responden hanya

dipergunakan

memilih jawaban yang telah disediakan

kecermatan setiap nomor item kuesioner,

dan Dokumentasi untuk memperoleh data

sedangkan Uji Reliabilitas digunakan

sekunder dalam penelitian.

untuk mengukur suatu kuesioner, yang

Populasi dalam penelitian

ini

adalah pegawai Badan Kepegawaian, dan

Pelatihan

Kabupaten

Bogor sebanyak

74

Adapun

pengambilan

teknik

orang

pegawai. sampel

dalam penelitian ini digunakan teknik

Suatu instrumen dikatakan reliabel atau andal jika jawaban terhadap instrumen penelitian adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

HASIL PENELITIAN Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

sampling jenuh (saturation sampling). Menurut

Sugiyono (2006: 43) teknik

sampling jenuh adalah semua anggota populasi jumlah

dijadikan sampel

sampel.

dalam

Sehingga

penelitian

ini

sebanyak 74 orang responden.

Dilakukan dengan

Pengujian validitas terhadap butir kuesioner

uji

korelasi Product Moment Person. Untuk mengujian

bahwa

korelasi

tersebut

signifikan atau tidak, maka hasil uji rhitung

Uji Validitas

tabel)

table

dengan

Uji

Tabel 2.

validitas

dengan taraf signifikansi 95 % dan n

= 30 adalah sebesar 0,361. Berikut adalah hasil uji validitas dan

berupa kuesioner dapat mengukur dengan tidak.

menggunakan

taraf signifikansi 95 %. Dari data tabel r (r

untuk melihat apakah alat ukur yang

atau

dengan

dapat dibandingkan dengan r

Uji Instrumen Penelitian

cermat

mengukur

disusun berdasarkan indikator variabel.

Teknik Sampling

Pendidikan

untuk

reliabilitas dari masing-masing variabel.

Hasil Uji Validitas Variabel Koordinasi

Koordinasi 1

Standarisasi uji validitas (r table) 0,361

Hasil uji validitas (rhitung) 0,720

valid

Koordinasi 2

0,361

0,619

valid

Koordinasi 3

0,361

0,523

valid

Koordinasi 4

0,361

0,604

valid

Koordinasi 5

0,361

0,596

valid

Koordinasi 6

0,361

0,682

valid

Item Pernyataan

Ket

Koordinasi 7

0,361

0,745

valid

Koordinasi 8

0,361

0,825

valid

Koordinasi 9

0,361

0,428

valid

Koordinasi 10

0,361

0,621

valid

Berdasarkan data tabel di atas,

Tabel 3

Reliability Statistics

untuk variabel koordinasi (X1) diketahui semua item pernyataan yang ada dalam variabel koordinasi (X1) adalah valid

Cronbach's Alpha

karena semua nilai rhitung lebih besar dari r

tabel

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

,894

N of Items

,899

10

= 0,361. Sehingga semua item

pernyataan,

Kuesioner koordinasi (X1) adalah

yaitu sebanyak 10 item

reliabel (andal) karena nilai cronbach α

dipergunakan untuk penelitian.

sebesar 0,894

lebih besar dari 0,700

(0,894 > 0,700)

Tabel 4.

Hasil Uji Validitas Variabel Komitmen Kerja

Item Pernyataan Komitmen Krj 1

Standarisasi uji validitas (r table) 0,361

Hasil uji validitas (rhitung) 0,515

valid

Komitmen Krj 2

0,361

0,773

valid

Komitmen Krj 3

0,361

0,609

valid

Komitmen Krj 4

0,361

0,557

valid

Komitmen Krj 5

0,361

0,722

valid

Komitmen Krj 6

0,361

0,691

valid

Komitmen Krj 7

0,361

0,536

valid

Komitmen Krj 8

0,361

0,456

valid

Komitmen Krj 9

0,361

0,460

valid

Komitmen Krj 10

0,361

0,585

valid

Komitmen Krj 11

0,361

0,198

tidak valid

Komitmen Krj 12

0,361

0,660

valid

Komitmen Krj 13 Komitmen Krj 14 Komitmen Krj 15

0,361 0,361 0,361

0,531 0,696 0,767

valid valid valid

Ket

Berdasarkan data tabel di atas,

Tabel 5.

Reliability Statistics

untuk variabel komitmen kerja (X2) diketahui satu item pernyataan tidak valid yaitu nomor 9 karena memiliki nilai nilai rhitung lebih kecil dari

r

tabel

Cronbach's Alpha

= 0,361,

,893

sementara item pernyataan lainnya dari variabel komitmen kerja

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

,892

15

(X2) adalah

Kuesioner komitmen kerja (X2)

valid karena memiliki rhitung hitung lebih

adalah reliabel (handal) karena nilai

besar dari r tabel = 0,361. Sehingga dari 15

cronbach α sebesar 0,893 lebih besar dari

item pernyataan maka sebanyak 14 item pernyataan yang

0,700 (0,893 > 0,700)

dipergunakan untuk

penelitian.

Tabel 6.

Hasil Uji Validitas Variabel Produktivitas Kerja Pegawai

Prod Krj Peg 1

Standarisasi uji validitas (r table) 0,361

Hasil uji validitas (rhitung) 0,646

valid

Prod Krj Peg 2

0,361

0,578

valid

Prod Krj Peg 3

0,361

0,505

valid

Prod Krj Peg 4

0,361

0,602

valid

Prod Krj Peg 5

0,361

0,734

valid

Prod Krj Peg 6

0,361

0,767

valid

Prod Krj Peg 7

0,361

0,402

valid

Prod Krj Peg 8

0,361

0,457

valid

Prod Krj Peg 9

0,361

0,634

valid

Prod Krj Peg 10

0,361

0,538

valid

Prod Krj Peg 11

0,361

0,590

valid

Prod Krj Peg 12

0,361

0,517

valid

Prod Krj Peg 13

0,361

0,431

valid

Prod Krj Peg 14

0,361

0,720

valid

Item Pernyataan

Ket

Berdasarkan data tabel di atas, untuk

variabel

pegawai (Y)

produktivitas

kerja

kuesioner kepada responden yang telah ditentukan sebanyak 74 eksemplar. Dari

diketahui semua item

kuesioner

yang

pernyataan yang ada dalam variabel

kuesioner

bisa

produktivitas kerja pegawai (Y) adalah

jumlah eksemplar kuesioner yang di

valid karena semua

lebih

analisis sebanyak 74 eksemplar. Hasil

= 0,361. Sehingga

analisis deskriptif untuk masing-masing

besar dari

r

tabel

nilai rhitung

kuesioner sebanyak 14 item dipergunakan untuk penelitian. Tabel 7

pegawai

sehingga

1. Variabel Koordinasi (X1)

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items ,896

Kuesioner

terkumpul,

semua

variabel adalah sebagai berikut:

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha ,883

disebarkan

Hasil perhitungan Variabel koordinasi (X1) diperoleh: (1) Mean = 39,46;

Standar Deviasi = 5,857; (4) Modus =

N of Items 14

produktivitas

(2) Median = 39,50; (3)

41; (5) Minimum = 25, dan (6) Maksimum = 50.

kerja

(Y) adalah reliabel (andal) hasil

karena nilai cronbach α sebesar 0,883

Untuk

gambaran

frekuensi

data

penelitian

variabel

koordinasi

lebih besar dari 0,700 (0,883 > 0,700)

(X1),

dapat

disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi

Analisis Deskriptif Hasil Penelitian

sebagai berikut:

Pengumpulan data pada penelitian ini dengan cara menyebarkan sejumlah

Tabel 8.

Distribusi Frekuensi Koordinasi

No

Skor

Frekuensi

Persentase (%)

1

25 - 28

4

5,41

2

29 - 32

3

4,05

3

33 - 36

17

22,97

4

37 - 40

15

20,27

5

41 - 44

18

24,32

6 7

45 - 48 49 - 52 Jumlah

14 3 74

18,92 4,05 100

Dari tabel distribusi frekuensi

29 - 32 dan 49 - 52 yaitu masing-

di atas perolehan skor terbanyak berkisar pada kelompok skor 41 44

masing sebanyak 3 (4,05 4,05 %).

-

Untuk memperjelas distribusi

yaitu sebanyak 18 (24,32 %),

data

variabel

koordinasi

(X1)

sedangkan perolehan skor terkecil

tersebut, dapat dilihat dari histrogram

berada pada kisaran kelompok skor

sebagai berikut:

f

24,5

28 28,5

32,5

36,5

40,5

44,5

48,5

52,5

Gambar 3. Histogram Distribusi Frekuensi Koordinasi (X1) 60; (5) Minimum = 44, dan (6)

2. Variabel Komitmen Kerja (X2)

Maksimum = 70.

Variabel komitmen kerja (X2) yang diteliti pada penelitian ini, dari

hasil

hasil perhitungan didapat: didapat (1) Mean = 57,92;

Untuk

gambaran

frekuensi

data

penelitian

variabel

komitmen kerja (X2) dapat disajikan

(2) Median = 58,50; (3)

dalam bentuk distribusi frekuensi

Standar Deviasi = 5,707; 5,707 (4) Modus =

sebagai berikut:

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Komitmen Kerja No 1

Skor 44 - 47

Frekuensi 4

Persentase rsentase (%) 5,41

2

48 - 51

5

6,76

3

52 - 55

14

18,92

4

56 - 59

19

25,68

5

60 - 63

20

27,03

6

64 - 67

9

12,16

7

68 - 71

3

4,05

74

100

Jumlah

Dari tabel distribusi frekuensi

berada pada kisaran kelompok skor

di atas perolehan skor terbanyak

68 - 71 yaitu sebanyak 3(4,05 %).

berkisar pada kelompok skor 60 - 63 yaitu

Untuk memperjelas distribusi

sebanyak 20 (27,03 %),

data variabel komitmen kerja (X2)

sedangkan perolehan skor terkecil

tersebut, dapat dilihat dari histrogram sebagai berikut:

f

43,5

47,5

51,5

55,5

59,5

63,5

67,5

71,5

Gambar 4. Histogram Distribusi Frekuensi Komitmen Kerja Minimum = 44,, dan (6) Maksimum = 3. Variabel Produktivitas Kerja 69. Pegawai (Y) Untuk gambaran frekuensi hasil Hasil perhitungan Variabel data penelitian variabel produktivitas produktivitas kerja pegawai (Y) kerja pegawai (Y), dapat disajikan diperoleh:: (1) Mean = 56,54; (2) dalam bentuk distribusi frekuensi Median = 56,50; (3) Standar Deviasi sebagai berikut: = 6,010; (4) Modus = 53; (5)

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Variabel Produktivitas roduktivitas Kerja Pegawai No

Skor

Frekuensi

Persentase sentase (%)

1

44 - 47

5

6,76

2

48 - 51

7

9,46

3

52 - 55

21

28,38

4

56 - 59

17

22,97

5

60 - 63

14

18,92

6

64 - 67

7

9,46

7

68 - 71

3

4,05

74

100

Jumlah Dari tabel distribusi frekuensi

sedangkan perolehan skor terkecil

di atas perolehan skor terbanyak

berada pada kisaran kelompok skor

berkisar pada kelompok skor 52 – 55,

68 - 71 yaitu sebanyak 3 (4,05 %),

yaitu

seperti

sebanyak

21

(28,38

%),

histrogram

berikut

ini.

f

43,5

47,5

51,5

55,5

59,5

63,5

67,5

71,5

Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi Produktivitas Kerja Pegawai (Y)

Analisis Inferensial Hasil Penelitian

jumlah

1. Persyaratan Normalitas Untuk

keperluan

pengujian

normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov-Simirnov

dengan taraf signifikansi 0,05 dan

Analisis

n

=

74 74.

Rangkuman

perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 10. Uji Normalitas Variabel Penelitian Kolmogorov-Smirnov(a) Statistic Koordinasi

Dari tabel di atas, terlihat Signifikansi

koordinasi

(X1)

Karena

,976

74

Sig.

df

Komitmen ,075 74 Kerja a Lilliefors Significance Correction

komitmen kerja (X2) Karena

,200(*)

df

,986

Sig.

74

,561

diatas 0,05

(0,200 > 0,05) maka dapat disimpulkan

Alpha variabel

bahwa variabel komitmen kerja

sebesar 0,200.

Signifikansi

Shapiro-Wilk Statistic

Kolmogorov-Simirnov

Dari tabel di atas, terlihat

Kolmogorov-Simirnov dari

(X1)

normal.

Alpha

Signifikansi

diatas 0,05

berasal dari data yang berdistribusi

Kolmogorov-Smirnov(a)

bahwa

,177

bahwa variabel koordinasi

sebesar 0,200.

Statistic

Sig.

(0,200 > 0,05) maka dapat disimpulkan

variabel

Signifikansi

df

Kolmogorov-Simirnov

Alpha

Kolmogorov-Simirnov dari

Statistic

,200(*)

,077 74 a Lilliefors Significance Correction

bahwa

Shapiro-Wilk

Sig.

df

(X2)

berasal dari data yang berdistribusi

Alpha

normal.

. Kolmogorov-Smirnov(a) Statistic Produktivitas Kerja Pegawai

df

,087

74

Shapiro-Wilk

Sig.

Statistic

,200(*)

df

,983

Sig.

74

,425

a Lilliefors Significance Correction

Dari tabel di atas, terlihat bahwa

Signifikansi

Kolmogorov-Simirnov dari produktivitas

kerja

Alpha variabel

pegawai

(Y)

sebesar 0,200. Karena Signifikansi Alpha Kolmogorov-Simirnov

diatas

0,05 (0,200 > 0,05) maka dapat disimpulkan

bahwa

variabel

produktivitas

kerja

pegawai

(Y)

berasal dari data yang berdistribusi

normal 2. Persyaratan Linearitas Data Hasil perhitungan persyaratan kecocokan

model

regresi

chard adalah sebagai berikut:

dengan

a. Linearitas Y atas X1

c. Linearitas Y atas X1 dan X2 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Produktivitas Kerja Pegawai

Dependent Variable: Produktivitas Kerja Pegawai

1.0

1.0

0.8

Expected Cum Prob

Expected Cum Prob

0.8

0.6

0.4

0.6

0.4

0.2

0.2 0.0 0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

Observed Cum Prob

0.0 0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

Observed Cum Prob

Berdasarkan

b. Linearitas Y atas X2

chart

yang

menggambarkan hubungan antara nilai Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Produktivitas Kerja Pegawai

Expected Cum Prob

1.0

yang diprediksi dengan Normal P-P Plot

of

Regression

Standardized

Residual terlihat bahwa sebaran data

0.8

disekitar titik nol serta tidak tampak

0.6

adanya

suatu

0.4

sebaran

data

0.2

demikian model regresi ini telah

0.0 0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

Observed Cum Prob

terhadap

Produktivitas Kerja Pegawai Hasil perhitungan statistik (koefisien

korelasi,

tertentu

tersebut.

persyaratan

pada

Dengan

yang

ditentukan.

3. Uji Hipotesis dan Uji Regresi Linier a. Pengaruh Koordinasi

memenuhi

pola

koefisien

determinasi, nilai t dan regresi)

pengaruh koordinasi (X1) terhadap produktivitas

kerja

(Y)

yang

diperoleh dengan bantuan komputer program SPSS (Statistical Product and Service Solutions), terangkum

pada tabel berikut ini:

Tabel 11. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Korelasi, Koefisien Determinasi, nilai t, dan Regresi No 1 2 3 4 5 6

Keterangan Koefisien korelasi (rho) Koefisien Determinasi (R square) T hitung T table Konstanta (a) Koefisien regresi (b) X1

Hasil 0,769 0,592 10,216 1,99 25,397 0,789

Sumber : Olahan SPSS, 2012

Hipotesis pertama dalam penelitian

dengan nilai ttabel. Dari tabel di atas

ini adalah:

diketahui bahwa nilai thitung yang

Ho: b1 = 0:

Tidak terdapat

diperoleh

sebesar

10,216.

dan

Sedangkan nilai ttabel pada tingkat

koordinasi

kepercayaan 95 % (∝ = 5 %)

terhadap produktivitas kerja

dengan degree of freedom (df) = 73

pegawai

adalah 1,99.

pengaruh

positif

signifikan

pada

Badan

Kepegawaian,

Pendidikan

dan

Kabupaten

Pelatihan

Bogor. H1: b1 # 0:

Dengan dibandingkan

demikian, antara

nilai

jika thitung

(10,216) dan nilai ttabel (1,99), maka Terdapat

pengaruh

nilai thitung lebih besar daripada nilai

dan

signifikan

ttabel. Ini berarti hipotesis nol (Ho)

positif koordinasi

terhadap

yang

berbunyi:

Tidak

terdapat

produktivitas kerja pegawai

pengaruh positif dan signifikan

pada Badan Kepegawaian,

koordinasi terhadap produktivitas

Pendidikan

kerja

dan

Pelatihan

Kabupaten Bogor. Jika nilai t

hitung

>t

tabel ,

pegawai

Kepegawaian, maka Ho

Pelatihan

pada

Badan

Pendidikan Kabupaten

dan Bogor

ditolak dah H1 diterima.

“ditolak”; dan hipotesis alternatif

Untuk

mengetahui

(H1)

signifikansi

pengaruh

positif dan signifikan

pengaruh koordinasi (X1) terhadap

koordinasi

terhadap produktivitas

produktivitas kerja pegawai (Y),

kerja

maka nilai

Kepegawaian,

keberartian

atau

thitung

yang diperoleh

perlu terlebih dahulu dibandingkan

yang

berbunyi:

pegawai

Terdapat

pada Pendidikan

Badan dan

Pelatihan

Kabupaten

Bogor

“diterima”.

0,600 – 0,799 0,800 – 1,000

Sumber: Sugiyono (2004: 197)

Berdasarkan

hasil

perhitungan nilai konstanta (a) dan koefisien regresi (b) sebagaimana yang terlihat pada tabel di atas maka dapat disusun persamaan regresi ˆ = sebagai berikut: Y

25,397 +

0,789 X1

Dari tabel 12 diketahui nilai koefisien

nilai konstantanya sebesar 25,397. Secara matematis, nilai konstanta

variabel

koordinasi

(X1)

bernilai 0, maka produktivitas kerja pegawai (Y) bernilai 25,397. Selanjutnya

nilai

regresi variabel bebas (koordinasi) menggambarkan adanya pengaruh

terhadap

koordinasi

(X1)

produktivitas

kerja

pegawai (Y), yaitu setiap kenaikan satu satuan variabel koordinasi (X1) akan

menyebabkan

variabel

kenaikan

produktivitas

dengan

produktivitas kerja pegawai (Y) sebesar

0,769.

mencerminkan

Nilai

ini

bahwa

antara

(X1)

dengan

produktivitas kerja pegawai (Y) secara

kualitatif

mempunyai

hubungan yang kuat dan positif. Sedangkan hasil koefisien determinasi

(R

square)

yang

diperoleh yaitu sebesar 0,592 atau

Nilai

ini

mencerminkan

bahwa

variasi perubahan pada variabel produktivitas kerja pegawai (Y) dapat

dijelaskan

oleh

variabel

koordinasi (X1) sebesar 59,2

%.

Adapun sisanya, yaitu sebesar 40,8 %

merupakan

pengaruh

dari

variabel-variabel lain yang tidak dilibatkan dalam penelitian ini.

kerja

pegawai (Y) sebesar 0,782.

Tabel 12. Interpretasi Koefisien Korelasi (rho) Interval 0,000 – 0,199 0,200 – 0,399 0,400 – 0,599

antara

dalam prosentase sebesar 59,2 %. positif

(0,789) yang terdapat pada koefisien

positif

(rho)

variabel koordinasi (X1)

tersebut menyatakan bahwa pada

yang

korelasi

koordinasi

Dari persamaan ini tampak

saat

Kuat Sangat kuat

Tingkat korelasi Sangat lemah Lemah Sedang

b. Pengaruh Komitmen terhadap Produktivitas Pegawai

Kerja Kerja

Hasil perhitungan statistik (koefisien

korelasi,

koefisien

determinasi, nilai t dan regresi) pengaruh

komitmen

kerja

(X2)

terhadap

produktivitas

pegawai

(Y)

bantuan

kerja

diperoleh

dengan

komputer

program

Statistical

Product

and

Service

Solutions (SPSS), terangkum pada

tabel

berikut

ini:

Tabel 13. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Korelasi, Koefisien Determinasi, nilai t, dan Regresi No 1 2 3 4 5 6

Keterangan Koefisien korelasi (rho) Koefisien Determinasi (R square) T hitung T table Konstanta (a) Koefisien regresi (b) X2

Hasil 0,725 0,526 8,944 1,99 12,295 0,764

Sumber : Olahan SPSS, 2012

Hipotesis kedua dalam penelitian

pengaruh terhadap

ini adalah : Ho: b2 = 0 :

Tidak terdapat

pengaruh

positif

dan

signifikan komitmen kerja

komitmen kerja

(X2)

produktivitas kerja

pegawai (Y), maka nilai thitung yang diperoleh

perlu

terlebih

dahulu

dibandingkan dengan nilai ttabel. Dari tabel di atas diketahui

terhadap produktivitas kerja Badan

bahwa nilai thitung yang diperoleh

Kepegawaian,

Pendidikan

sebesar 8,944. Sedangkan nilai ttabel

dan

Kabupaten

pada tingkat kepercayaan 95 % (∝=

pegawai

pada

Pelatihan

5 %) dengan degree of freedom (df)

Bogor. pengaruh

= 73 adalah 1,99. Dengan demikian,

signifikan

jika dibandingkan antara nilai thitung

terhadap

(8,944) dan nilai ttabel (1,99), maka

produktivitas kerja pegawai

nilai thitung lebih besar daripada nilai

pada Badan Kepegawaian,

ttabel.

H1: b2 # 0 :

Terdapat

positif

dan

komitmen

Pendidikan

kerja

dan

yang

Kabupaten Bogor. Jika nilai t

hitung

>t

Ini berarti hipotesis nol (Ho)

Pelatihan

tabel ,

maka Ho

berbunyi:

Tidak

terdapat

pengaruh positif dan signifikan

ditolak dah H1 diterima.

komitmen

Untuk

mengetahui

produktivitas kerja pegawai pada

signifikansi

Badan Kepegawaian, Pendidikan

keberartian

atau

kerja

terhadap

dan Pelatihan Kabupaten Bogor

“ditolak”; dan hipotesis alternatif

produktivitas kerja pegawai (Y)

(H1)

sebesar 0,764.

yang

pengaruh

berbunyi:

Terdapat

Dari tabel 13 diketahui nilai

positif dan signifikan

koefisien

korelasi

produktivitas kerja pegawai pada

variabel

komitmen kerja (X2)

Badan Kepegawaian, Pendidikan

dengan produktivitas kerja pegawai

dan Pelatihan Kabupaten Bogor

(Y)

“diterima”.

mencerminkan

komitmen

kerja

Berdasarkan

terhadap

hasil

sebesar

(rho)

0,725.

antara

Nilai

bahwa

ini

antara

komitmen kerja (X2)

dengan

perhitungan nilai konstanta (a) dan

produktivitas kerja pegawai (Y)

koefisien regresi (b) sebagaimana

secara

yang terlihat pada tabel di atas maka

hubungan yang kuat dan positif.

dapat disusun persamaan regresi

kualitatif

mempunyai

Sedangkan hasil koefisien

ˆ = 12,295 + sebagai berikut: Y

determinasi

0,764 X2

diperoleh yaitu sebesar 0,526 atau

Dari persamaan ini tampak

(R

square)

yang

dalam prosentase sebesar 52,6 %.

nilai konstantanya sebesar 12,295.

Nilai

Secara matematis, nilai konstanta

variasi perubahan pada variabel

tersebut menyatakan bahwa pada

produktivitas kerja pegawai (Y)

saat variabel komitmen kerja (X2)

dapat

bernilai 0, maka produktivitas kerja

komitmen kerja (X2) sebesar 52,6

pegawai

12,295.

%. Adapun sisanya, yaitu sebesar

Selanjutnya nilai positif (0,764)

47,4 % merupakan pengaruh dari

yang terdapat pada koefisien regresi

variabel-variabel lain yang tidak

variabel bebas (komitmen kerja)

dilibatkan dalam penelitian ini.

(Y)

bernilai

menggambarkan adanya pengaruh yang positif komitmen kerja (X2) terhadap

produktivitas

kerja

pegawai

(Y),

dimana

kenaikan

satu

satuan

variabel

(X2)

akan

kenaikan

variabel

komitmen

kerja

menyebabkan

setiap

ini

mencerminkan

dijelaskan

oleh

bahwa

variabel

c. Pengaruh Koordinasi dan Komitmen Kerja Secara Bersama-sama terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Hasil perhitungan statistik (koefisien

korelasi,

koefisien

determinasi, nilai F dan regresi) pengaruh

koordinasi

(X1)

dan

komitmen

kerja

secara

komputer program SPSS (Statistical

terhadap

Product and Service Solutions),

produktivitas kerja pegawai (Y)

terangkum pada tabel berikut ini:

bersama-sama

(X2)

yang diperoleh dengan bantuan

Tabel 14 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Korelasi, Koefisien Determinasi, nilai F, dan Regresi No

Keterangan

Hasil

1

Koefisien korelasi (rho)

0,823

2

Koefisien Determinasi (R square)

0,677

3

F hitung

74,302

4 5

F table Konstanta (a)

3,285 12,102

6

Koefisien regresi (b) X1

0,528

7

Koefisien regresi (b) X2

0,407

Sumber : Olahan SPSS, 2012

Hipotesis ketiga dalam

Dari tabel di atas diketahui

penelitian

bahwa nilai Fhitung yang diperoleh

ini adalah :

sebesar 74,302. Sedangkan nilai

Ho: b1=b2=0: Tidak terdapat pengaruh positif

Ftabel pada tingkat kepercayaan 95 %

dan signifikan koordinasi dan

(∝= 5 %) dengan degree of freedom

komitmen

secara

(df) = 72 adalah 3,285. Dengan

terhadap

demikian, jika dibandingkan antara

pegawai

nilai Fhitung (74,302) dan nilai Ftabel

Kepegawaian,

(3,285), maka nilai Fhitung lebih

kerja

bersama-sama produktivitas pada

kerja

Badan

Pendidikan

dan

Pelatihan

besar daripada nilai Ftabel. Hal ini berarti hipotesis nol

Kabupaten Bogor.. H1: Salah satu atau keduanya b # 0:

(Ho) yang berbunyi: Tidak terdapat

Terdapat pengaruh positif dan

pengaruh positif dan signifikan

signifikan

koordinasi

koordinasi

komitmen

kerja

secara

produktivitas

Pendidikan

Kepegawaian,

dan Pelatihan Kabupaten Bogor

dan

Pelatihan

Untuk

,

maka Ho

koordinasi

komitmen kerja (X2)

signifikansi (X1)

dan secara

terhadap

produktivitas kerja pegawai (Y), maka nilai Fhitung yang diperoleh perlu terlebih dahulu dibandingkan dengan nilai Ftabel.

yang

berbunyi:

Terdapat

pengaruh positif dan signifikan koordinasi

mengetahui atau

“ditolak”; dan hipotesis alternatif (H1)

ditolak dan H1 diterima

bersama-sama

terhadap

Badan Kepegawaian, Pendidikan

Jika nilai Fhitung > Ftabel

pengaruh

bersama-sama

pegawai

Kabupaten Bogor.

keberartian

komitmen kerja

produktivitas kerja pegawai pada

kerja

Badan

secara

dan

terhadap

bersama-sama

pada

dan

secara

dan

komitmen kerja

bersama-sama

terhadap

produktivitas kerja pegawai pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Bogor. “diterima”. Berdasarkan

hasil

perhitungan nilai konstanta (a) dan koefisien regresi (b) sebagaimana yang terlihat pada tabel di atas maka dapat disusun persamaan regresi

sebagai berikut:

ˆ = Y

bersama-sama dengan produktivitas

12,102 +

kerja pegawai (Y) sebesar 0,823.

0,528 X1 + 0,407 X2

Nilai

Dari persamaan ini tampak

ini

mencerminkan

bahwa

nilai konstantanya sebesar 12,102.

hubungan antara koordinasi (X1)

Secara matematis, nilai konstanta

dan komitmen kerja (X2)

tersebut menyatakan bahwa pada

bersama-sama dengan produktivitas

saat variabel koordinasi (X1) dan

kerja pegawai (Y) secara kualitatif

komitmen kerja

mempunyai hubungan yang sangat

(X2)

secara

bersama-sama bernilai

0,

secara

kuat dan positif.

maka

Sedangkan hasil koefisien

produktivitas kerja pegawai (Y) bernilai 12,102. Selanjutnya nilai

determinasi

positif (0,528) yang terdapat pada

diperoleh yaitu sebesar 0,677 atau

koefisien regresi variabel bebas

dalam prosentase sebesar 67,7 %.

koordinasi, dan nilai positif (0,407)

Nilai

yang terdapat pada koefisien regresi

variasi perubahan pada variabel

variabel bebas komitmen kerja, hal

produktivitas kerja pegawai (Y)

ini

dapat

menggambarkan

adanya

ini

(R

square)

mencerminkan

dijelaskan

oleh

yang

bahwa

variabel

koordinasi

koordinasi (X1) dan komitmen kerja

(X1) dan komitmen kerja (X2)

(X2) secara bersama-sama sebesar

secara

67,7

pengaruh yang positif

bersama-sama

terhadap

%. Adapun sisanya, yaitu

produktivitas kerja pegawai (Y),

sebesar

dimana setiap kenaikan satu satuan

pengaruh dari variabel-variabel lain

variabel

yang

koordinasi

(X1)

komitmen kerja (X2)

dan

kenaikan

variabel

produktivitas

kerja pegawai (Y) sebesar 0,528 dan 0,407.

tidak

%

merupakan

dilibatkan

dalam

penelitian ini.

secara

bersama-sama akan menyebabkan

32,3

PEMBAHASAN Pengaruh Koordinasi terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Bogor

Dari tabel 14 diketahui nilai koefisien

korelasi

variabel

koordinasi

komitmen kerja

(rho)

(X2)

(X1)

Hasil uji hipotesis menunjukkan,

antara dan secara

nilai

t

hitung

besarnya t

tabel

sebesar 10,216 sedangkan dengan derajat bebas (df)

73 pada α (0,05) sebesar 1,99 dengan

pencegahan serta teknologi yang memakai

demikian nilai t

cara alternatif.

hitung

> t

hipotesis yang diambil ditolak

dan

H1

tabel,

sehingga

adalah

Ho

Persamaan regresi parsial adalah

:

: diterima. Artinya

ˆ = Y

25,397 + 0,789 X1. Persamaan

hipotesis yang diterima adalah : Terdapat

tersebut

pengaruh

perhitungan sebagai berikut:

positif

koordinasi pegawai

dan

signifikan

terhadap produktivitas kerja pada

Pendidikan

Badan

dan

Kepegawaian,

Pelatihan

dapat

ditunjukkan

Y

25,397

33,287

41,177

X1

0

10

20

Kabupaten Berdasarkan

Bogor. Berdasarkan pengujian hipotesis telah

terbukti

berpengaruh terhadap

bahwa,

positif

melalui

tersebut

dapat

model

regresi

dinyatakan

bahwa

koordinasi

peningkatan pelaksanaan koordinasi yang

signifikan

ada

dan

produktivitas kerja pegawai

pada

Badan

Pendidikan

dan

Kepegawaian,

Pelatihan

pada Badan Kepegawaian, Pendidikan

Bogor

dan Pelatihan Kabupaten Bogor.

terhadap peningkatan produktivitas kerja

Hasil uji hipotesis menyatakan koordinasi

berpengaruh

signifikan terhadap pegawai

pada

dan

produktivitas kerja

Badan

Kepegawaian,

pelaksanaan

positif

koordinasi

maka

akan

semakin meningkat pula produktivitas kerja pegawai pada Badan Kepegawaian,

Pelatihan

Kabupaten

Pendidikan

Adanya

pengaruh

koordinasi

Bogor.

terhadap produktivitas kerja pegawai, hal

pengaruh

pegawai, dengan kata lain semakin baik

dan

Pendidikan Bogor.

positif

mempunyai

Kabupaten

dan

Pelatihan

Kabupaten

Berdasarkan hasil pengolahan data

ini sejalan dengan pendapat Handoko

penelitian

(2008 :213). Menurut Handoko bahwa

korelasi (rho) antara koordinasi

terdapat

yang

produktivitas kerja pegawai pada Badan

berhubungan dengan produktivitas kerja,

Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan

diantaranya yang dikelompokkan pada

Kabupaten Bogor sebesar 0,769. Nilai ini

proses atau metode, yaitu tata ruang tugas,

mencerminkan bahwa antara koordinasi

penanganan bahan baku penolong dan

dengan produktivitas kerja pegawai pada

mesin,

Badan Kepegawaian, Pendidikan dan

beberapa

perencanaan,

pengawasan,

faktor

koordinasi

pemeliharaan

dan

melalui

Pelatihan

diketahui nilai koefisien

Kabupaten

Bogor

dengan

secara

kualitatif mempunyai hubungan yang kuat

Pendidikan

dan positif.

Bogor.

dan

Pelatihan

Kabupaten

koordinasi

Berdasarkan pengujian hipotesis

terhadap produktivitas kerja pegawai pada

telah terbukti bahwa komitmen kerja

Badan Kepegawaian, Pendidikan dan

berpengaruh

Pelatihan Kabupaten Bogor sebesar 59,2

terhadap

%. Adapun sisanya, yaitu sebesar 40,8 %

pada Badan Kepegawaian, Pendidikan

merupakan

dan Pelatihan Kabupaten Bogor.

Besarnya

pengaruh

pengaruh

dari

variabel-

positif

dan

signifikan

produktivitas kerja pegawai

Hasil uji hipotesis menyatakan

variabel lain yang tidak dilibatkan dalam

komitmen kerja berpengaruh positif dan

penelitian ini. Hasil penelitian ini sejalan dalam

signifikan terhadap

mendukung hasil penelitian sebelumnya

pegawai

yang dilakukan oleh E. Suadi, (2011)

Pendidikan

yang berjudulul : “Pengaruh Koordinasi

Bogor. Adanya pengaruh komitmen kerja

dan

terhadap produktivitas kerja pegawai ini

Kompetensi Pegawai terhadap

Produktivitas

Kerja

Pegawai

pada

pada

produktivitas kerja

Badan

dan

Pelatihan

Russell (1993:518).

Seluma”

Russell

Hasil uji hipotesis menunjukkan, nilai

t

sebesar 8,944 sedangkan

hitung

besarnya t

tabel

dengan derajat bebas (df)

73 pada α (0,05) sebesar 1,99 dengan demikian nilai t

hitung

hipotesis yang diambil ditolak

dan

H1

> t

tabel,

sehingga

adalah

Ho

:

: diterima. Artinya

hipotesis yang diterima adalah : Terdapat pengaruh

positif

dan

signifikan

komitmen kerja terhadap produktivitas kerja pegawai pada Badan Kepegawaian,

Kabupaten

sejalan dengan pendapat Bernardin and

Sekretariat Pemerintah Daerah Kabupaten

Pengaruh Komitmen Kerja terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Bogor

Kepegawaian,

Bernardin

menyebutkan

and

pengetahuan,

keterampilan, ability, sikap, komitmen dan perilaku karyawan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja. Persamaan regresi parsial adalah ˆ = Y

12,295 + 0,764 X2. Persamaan

tersebut

dapat

ditunjukkan

melalui

perhitungan sebagai berikut:

Y

12,295

19,755

27,575

X2

0

10

20

Berdasarkan tersebut

dapat

model dinyatakan

peningkatan kondisi

regresi bahwa

komitmen kerja

pegawai Badan Kepegawaian, Pendidikan

sebelumnya yang dilakukan oleh Winarno

dan

(2010)

Pelatihan

Kabupaten

Bogor

dengan

judul

“Pengaruh

mempunyai pengaruh positif terhadap

Kepemimpinan dan Komitmen Kerja

peningkatan produktivitas kerja pegawai,

terhadap Produktivitas Kerja Pegawai

dengan kata lain semakin baik kondisi

pada PT Samudra Indonesia”

komitmen kerja pegawai maka akan semakin meningkat pula produktivitas kerja pegawai pada Badan Kepegawaian, Pendidikan

dan

Pelatihan

Kabupaten

Pengaruh Koordinasi dan Komitmen Kerja Secara Bersama-sama terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Bogor

Bogor.

Hasil uji hipotesis menunjukkan, Berdasarkan hasil pengolahan data

penelitian

diketahui nilai koefisien

nilai F

hitung

besarnya F

sebesar 74,302, sedangkan dengan derajat bebas (df)

tabel

korelasi (rho) antara komitmen kerja

2 dan 72 pada

dengan produktivitas kerja pegawai pada

Dengan demikian nilai F

Badan Kepegawaian, Pendidikan dan

sehingga hipotesis yang diambil adalah

Pelatihan Kabupaten Bogor sebesar 0,725.

Ho : ditolak dan H1 : diterima. Artinya

Nilai ini mencerminkan bahwa

antara

hipotesis yang diterima adalah: Terdapat

komitmen kerja dengan produktivitas

pengaruh positif dan signifikan koordinasi

kerja pegawai pada Badan Kepegawaian,

dan

Pendidikan

sama

Bogor

dan

secara

Pelatihan kualitatif

Kabupaten mempunyai

hubungan yang kuat dan positif. Besarnya kerja

terhadap

pegawai Pendidikan

pada dan

pengaruh

produktivitas Badan

kerja

Kepegawaian,

Pelatihan

komitmen kerja terhadap

pegawai

pada

Pendidikan komitmen

Kabupaten

α (0,05) sebesar 3,285.

dan

hitung

> F

tabel,

secara bersama-

produktivitas Badan

kerja

Kepegawaian,

Pelatihan

Kabupaten

Bogor. Berdasarkan pengujian hipotesis telah terbukti bahwa, koordinasi komitmen kerja

dan

secara bersama-sama

Bogor sebesar 52,6 %. Adapun sisanya,

berpengaruh

yaitu sebesar 47,4 % merupakan pengaruh

terhadap produktivitas kerja pegawai pada

dari variabel-variabel lain yang tidak

Badan Kepegawaian, Pendidikan dan

dilibatkan dalam penelitian ini.

Pelatihan Kabupaten Bogor.

Dengan demikian hasil penelitian ini

mendukung

hasil

penelitian

positif

dan

signifikan

Hasil uji hipotesis menyatakan koordinasi

berpengaruh

positif

dan

signifikan terhadap pegawai

pada

Pendidikan Bogor.

produktivitas kerja

Badan

Kepegawaian,

X2. Berdasarkan persamaan model regresi tersebut

dapat

dinyatakan

bahwa

dan

Pelatihan

Kabupaten

peningkatan pelaksanaan koordinasi dan

Adanya

pengaruh

koordinasi

kondisi komitmen kerja secara bersama-

terhadap produktivitas kerja pegawai ini

sama

sejalan

Pendidikan

dengan

pendapat

Handoko

pada

Badan dan

Kepegawaian,

Pelatihan

Kabupaten

(2008:213). Menurut Handoko bahwa

Bogor mempunyai pengaruh yang positif

terdapat

yang

terhadap peningkatan produktivitas kerja

berhubungan dengan produktivitas kerja,

pegawai, dengan kata lain semakin baik

diantaranya yang dikelompokkan pada

pelaksanaan

proses atau metode yaitu tata ruang tugas,

komitmen kerja

penanganan bahan baku penolong dan

maka akan semakin meningkat

mesin,

dan

produktivitas kerja pegawai pada Badan

melalui

Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan

beberapa

faktor

perencanaan,

pengawasan,

koordinasi

pemeliharaan

pencegahan serta teknologi yang memakai cara alternatif.

koordinasi

dan

kondisi

secara bersama-sama pula

Kabupaten Bogor. Hal ini sekaligus dapat diartikan

Selain itu, hasil uji hipotesis

bahwa, untuk meningkatkan produktivitas

menyatakan komitmen kerja berpengaruh

kerja pegawai pada Badan Kepegawaian,

positif

Pendidikan

dan

signifikan

terhadap

dan

Pelatihan

Kabupaten

produktivitas kerja pegawai pada Badan

Bogor maka dapat dilakukan dengan

Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan

upaya-upaya

peningkatan

Kabupaten

pelaksanaan

koordinasi

Bogor.

Adanya

komitmen kerja terhadap

pengaruh

produktivitas

komitmen kerja

peningkatan dan

kondisi

secara bersama-sama

kerja pegawai ini sejalan dengan pendapat

pada Badan Kepegawaian, Pendidikan

Bernardin and

Russell (1993: 518).

dan Pelatihan Kabupaten Bogor

Bernardin

Russell

and

menyebutkan

Berdasarkan hasil pengolahan data

pengetahuan, ketrampilan, ability, sikap,

penelitian

komitmen dan perilaku karyawan sebagai

korelasi (rho) antara koordinasi

faktor

komitmen kerja

yang

berpengaruh

terhadap

produktivitas tenaga kerja Persamaan

regresi

diketahui nilai koefisien dan

secara bersama-sama

dengan produktivitas kerja pegawai pada berganda

Badan Kepegawaian, Pendidikan dan

ˆ = 12,102 + 0,528 X1 + 0,407 adalah Y

Pelatihan Kabupaten Bogor sebesar 0,823.

Nilai ini mencerminkan bahwa

antara

2. Terdapat

pengaruh

positif

dan

koordinasi dan komitmen kerja secara

signifikan komitmen kerja terhadap

bersama-sama dengan produktivitas kerja

produktivitas kerja pegawai pada

pegawai

Badan Kepegawaian, Pendidikan dan

pada

Pendidikan Bogor

Badan

dan

secara

Kepegawaian,

Pelatihan

Kabupaten

kualitatif

mempunyai

hubungan yang sangat kuat dan positif. Besarnya dan

pengaruh

komitmen kerja

sama

terhadap

pegawai

pada

koordinasi

secara bersama-

produktivitas Badan

Pelatihan

Kabupaten

Bogor.

Peningkatan kondisi komitmen kerja mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan

produktivitas

kerja

pegawai pada Badan Kepegawaian,

kerja

Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten

Kepegawaian,

Bogor. Besarnya pengaruh komitmen

Kabupaten

kerja terhadap produktivitas kerja

Bogor sebesar 67,7 %. Adapun sisanya,

pegawai pada Badan Kepegawaian,

yaitu sebesar 32,3 % merupakan pengaruh

Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten

dari variabel-variabel lain yang tidak

Bogor sebesar 52,6 %.

Pendidikan

dan

Pelatihan

3. Terdapat

dilibatkan dalam penelitian ini.

positif

dan

signifikan koordinasi dan komitmen

Simpulan 1. Terdapat

pengaruh

signifikan

positif

koordinasi

dan

terhadap

produktivitas kerja pegawai pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan

Kabupaten

Bogor.

Peningkatan pelaksanaan koordinasi mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan

produktivitas

kerja

pegawai pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Bogor. Besarnya pengaruh koordinasi terhadap produktivitas kerja pegawai pada

pengaruh

Badan

Kepegawaian,

Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Bogor sebesar 59,2 %.

kerja secara bersama-sama terhadap produktivitas kerja pegawai pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan

Kabupaten

Bogor.

Peningkatan pelaksanaan koordinasi dan kondisi komitmen kerja secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif

terhadap

peningkatan

produktivitas kerja pegawai pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan

Kabupaten

Bogor.

Besarnya pengaruh koordinasi komitmen kerja

dan

secara bersama-

sama terhadap produktivitas kerja pegawai pada Badan Kepegawaian,

Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Bogor sebesar 67,7 %.

mengenai

1. Berdasarkan hasil penelitian maka Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Bogor perlu melakukan pembenahan dalam aspek koordinasi

dan

komitmen

kerja.

Pembenahan pada aspek komitmen dapat

dilakukan

melalui

Perhatian

yang

lebih

baik

terhadap kebutuhan pegawai di masa depan. b.

pegawai pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Bogor dengan mengkaji variabel lain yang

mempengaruhi

selain

koordinasi dan komitmen kerja. 4. Hasil kajian ini menjadi masukan bagi

Badan

Kepegawaian,

Bogor dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja pegawai.

Pelatihan

Armansyah, M. 2002. Pengukuran Sikap Bekerja dan Beberapa Aspek Psikologi Kesejahteraan. Jakarta: Gramedia.

Kepastian adanya peningkatan

Bauer Hans & Mark Grether. 2004. Motivation and Work Behavior. New York: McGraw-Hill, Inc.

Kepastian

untuk

Pendidikan

dapat

terus

dan

Kabupaten Bogor.

karier bagi pegawai. 2. Pimpinan

Badan

Kepegawaian,

Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Bogor

perlu

memahami

menyadari bahwa

dan

koordinasi

mempunyai pengaruh yang besar terhadap peningkatan produktivitas kerja

pegawai,

oleh

karena

itu

pelaksanaan koordinasi yang ada saat ini

kerja

Daftar Pustaka

bekerja di Badan Kepegawaian,

c.

produktivitas

Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten

langkah-langkah: a.

landasan

untuk melakukan kajian lebih lanjut

Saran-Saran

kerja

3. Hasil kajian ini menjadi

harus

dipertahankan

bahkan

ditingkatkan di lingkungan Badan Kepegawaian,

Pendidikan

Pelatihan Kabupaten Bogor.

dan

Bernard and Joyce E.A. Russell. 1998. Human Resource Management: An Exprential Approach. Singapore: Mc Graw- Hill Inc. Deni, Ahmad. 2006. Komitmen dalam Keluarga. Jakarta: Ghalia. Fayol,

Henry. 1999. Industrial and General Administration. Genewa International Institute.

Greenberg & Baron. 2002. Organizational Behavior. New York: Irwin Mc Graw- Hill Paul Hersey Inc. Gomes, Faustino Cardoso. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi.

Hamsal. M. 2006. Produktivitas Kerja. Jakarta: Universitas Indonesia. Handoko, Martin, 2008, Motivasi : Daya penggerak Tingkah Laku, Yogyakarta, Kanisius. -------. 2000. Manajemen Personalia & Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: BPFE. Hasibuan, Malayu. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Haji Masagung. Hersey

N. & Marc Siegall. 2005. Psikologi Industri/Organisasi Modern. Edisi 2. Jakarta: Arcan.

James, G. March dan Herbert A. Simon. 1999. Public Administration. New York: Alfred A. Knop. Kusriyanto, Bambang, 2005. Meningkatkan Produktivitas Karyawan. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo. Kuntjoro. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Jakarta: Ghalia Indonesia. Mac Camille, Loftus, F. Elizabeth, and Marv E. Marshall. 2006. Psychology. New York: Alfred A. Knopf Inc. Meyer, John. P., Allen & Smith, Natalie J. 2005. Management at Work. New York: John Wiley & Sons, Inc.

York: The McGraw Companies Inc.



Hill

Pfiffner, John M dan Robert Presthus. 1997. Public Adminsitration. New York: The Ronald Press Company. Putti J.M. 1995. A Manager’s Primer On Performance Appraisals: Concepts and Technique. USA: Federal Publications. Pte.Ltd. Sedarmayanti. 2006. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Cet. 4. Bandung: Penerbit Mandar Maju. Simanjuntak, J. Payaman. 2006. Perencanaan Sumber Daya Manusia Stratejik. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara. Sopiah. 2008. Manajemen Personalia (Pokok-Pokok, Kasus dan Soal Jawab). Jakarta: Rineka Cipta. Spector, Paul E. 2006. Industrial and Organizational Psychology: Research and Practice (Second Edition). New York: John Wiley & Sons, Inc. Stoner, A.F. James. 1996. Management, Englewood Cliffs. New Jersey: Prentice Hall inc.

Nawawi, Hadari dan Martini. 2004. Administrasi Personalia untuk Meningkatkan Produktivitas. Jakarta: Haji Masagung.

Suadi, E. 2011. Pengaruh Koordinasi dan Kompetensi Pegawai terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Sekretariat Pemerintah Daerah Kabupaten Seluma. Jakarta.

Ndraha, Taliziduhu. 2005. Ilmu Pemerintahan. Jakarta: Rineka Cipta.

Suganda, Dann. 2001. Koordinasi Alat Pemersatu Gerak Administrasi. Jakarta: Intermedia.

-------. 2005. Pembangunan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Newstrom, John W and Davis Keith. 1997. Organizational Behavior: Human Behavior at Work. New

Sumarsono dan Suad H. 2007. Studi Kelayakan Sumber Daya Manusia.

Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Supriyanto. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE. Suprihanto, John. 2009. Manajemen Personalia (Pokok-Pokok, Kasus dan Soal Jawab). Yogyakarta: BPFE.

Terry, George R. 1992. Principles of Management. Illinois: Richard D. Irwin Inc. Timpe,

A. Dale. 1999. Kinerja. (Terjemahan). Jakarta: Gramedia Asri Media.

Tosi, Henry L and Stephen J. Carroll. 1999. Management. New York: Second Edition, John Wiley & Sons.

Syafrudin. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Triton P.B. 2009. Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara.

Tax, John M. & Robert Konopaske, Michael T. Matteson. 2005. Public Adminsitration. New York: The Ronald Press Company.

Winarno. 2010. Pengaruh Kepemimpinan dan Komitmen Kerja terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada PT Samudra Indonesia. Jakarta.

Temaluru, E. 2001. Kriteria Kualitas Kerja. (Terjemah Baharuddin). Jakarta: Bumi Aksara.

ANALISIS PENATAUSAHAAN DAN PERHITUNGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERTAMBANGAN UNTUK PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA TAHUN PAJAK 2013 Disusun oleh: Deddy Arief Setiawan 1)

ABSTRAK Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pertambangan Mineral dan Batubara semakin meningkat dari tahun ke tahun dan menjadi penyumbang terbesar keseluruhan penerimaan PBB pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Penatausahaan dan perhitungan PBB Pertambangan Mineral dan Batubara mulai dilakukan di tahun 2013. Tahun sebelumnya PBB Pertambangan Mineral dan Batubara terdiri atas tiga objek PBB, yaitu objek PBB Sektor Pertambangan Non Migas selain Pertambangan Energi Panas Bumi dan Galian C; objek PBB Sektor Pertambangan Non Migas Galian C; dan objek PBB sektor pertambangan yang dikelola berdasarkan Kontrak Karya atau Kontrak Kerja sama. Ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang terkait dengan PBB Pertambangan Mineral dan Batubara, yaitu Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2012, Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-132/PJ/2013, dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2012. Dokumentasi penatausahaan PBB Pertambangan Mineral dan Batubara meliputi Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP), Lampiran Surat Pemberitahuan Objek Pajak (LSPOP), dan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT). Penatausahaan tersebut dijalankan sesuai prosedur yang telah ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Perhitungan PBB Pertambangan Mineral dan Batubara meliputi penetapan PBB Pertambangan Mineral dan Batubara pada Areal Onshore, Areal Offshore, dan Tubuh Bumi. Penetapan tersebut sesuai dengan pengumpulan data masukan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Dasar Pengenaan Pajak (DPP) PBB Pertambangan Mineral dan Batubara meliputi Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Bumi dan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Bangunan yang telah dibuatkan Bagan SPPT untuk Areal Onshore, SPPT untuk Areal Offshore, dan SPPT untuk Tubuh Bumi. Agar perhitungan PBB Pertambangan Mineral dan Batubara tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda, Direktorat Jenderal Pajak harus membuat buku panduan PBB Pertambangan Mineral dan Batubara sesuai ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan yang berlaku Kata Kunci: PBB Pertambangan Mineral dan Batubara

1

) Dosen STIAMI Jakarta

Berdasarkan Nota Keuangan dan

Penyumbang penerimaan PBB terbesar

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

dalam lima tahun terakhir adalah PBB

Tahun

pertambangan, PBB perkotaan, dan PBB

Anggaran

2012

(http://www.depkeu.go.id/Ind/),

pedesaan. PBB pertambangan merupakan

penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan

penyumbang terbesar dengan kontribusi

(PBB)

dalam

rata-rata sebesar 65,8 persen dan nilainya

periode tahun 2006 s.d. 2010, yaitu pada

cenderung meningkat. Data selengkapnya

tahun tahun 2006 sebesar Rp20,9 triliun

mengenai perkembangan PBB tahun 2006

menjadi Rp28,6 triliun pada tahun 2010.

s.d. 2011 dapat dilihat dibawah ini.

cenderung

meningkat

Perkembangan Pajak Bumi Dan Bangunan, 2006-2011*) (triliun rupiah)

Berdasarkan data dan informasi mengenai pertumbuhan penerimaan PBB Pertambangan tersebut, pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah melakukan penataan PBB Pertambangan Minyak dan Gas Bumi serta Panas Bumi pada tahun 2012 dan berlanjut tahun 2013, sedangkan PBB Pertambangan Mineral dan Batubara baru dilakukan tahun 2013. Penatausahaan dan perhitungan PBB Pertambangan baik PBB Pertambangan Minyak dan Gas Bumi serta Panas Bumi, dan PBB Pertambangan Mineral dan Batubara memiliki perbedaan dengan tahun-tahun sebelumnya dan sulit dilaksanakan, maka penulis tertarik untuk melakukan analisis Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Berdasarkan data dan informasi mengenai pertumbuhan penerimaan PBB Pertambangan tersebut, pemerintah dalam hal ini Direktorat Jendral Pajak (DJP) telah

melakukan

penataan

PBB

Pertambangan Minyak dan Gas Bumi serta Panas Bumi pada tahun 2012 dan berlanjut tahun 2013, sedangkan PBB Pertambangan Mineral dan Batubara baru dilakukan tahun 2013. Penatausahaan dan perhitungan PBB Pertambangan baik PBB

serta Panas Bumi, dan PBB Pertambangan Mineral dan Batubara memiliki perbedaan dengan tahun-tahun sebelumnya dan sulit dilaksanakan, maka penulis tertarik untuk melakukan analisis penatausahaan dan perhitungan objek PBB Pertambangan. Namun, ruang lingkupnya penelitian ini hanya

meliputi

PBB

Pertambangan

Mineral dan Batubara. Metode penelitian menggunakan analisis deskriptif dengan metode kasus (Kuncoro, 2003). Metode

kasus lebih sering digunakan untuk menemukan

ide-ide

baru

mengenai

hubungan antarvariabel, yang kemudian diuji lebih mendalam dalam penelitian eksploratif. Ide tersebut bersumber dari pelaksanaan undangan

peraturan perpajakan

dan

1. Objek PBB Sektor Pertambangan Non Migas selain Pertambangan Energi Panas Bumi dan Galian C. 2. Objek PBB Sektor Pertambangan Non Migas Galian C.

perundang-

3. Objek PBB sektor pertambangan yang

peraturan

dikelola berdasarkan Kontrak Karya

tersebut sebagai metode pengumpulan

atau Kontrak Kerja sama.

data.

Rincian Objek PBB Pertambangan Mineral dan Batubara yang terdiri atas

Dasar Hukum PBB Pertambangan Mineral dan Batubara Sebelum

tahun

Pertambangan

Mineral

2013 dan

tiga objek PBB tersebut di atas dapat PBB

dilihat di bawah ini.

Batubara

terbagi menjadi tiga objek PBB, yaitu:

Rincian Objek PBB Pertambangan Mineral dan Batubara Objek PBB Pertambangan Non Minyak dan Gas selain Pertambangan Energi Panas Bumi dan Galian C

Objek PBB Pertambangan Non Minyak dan Gas Galian C

Objek PBB Pertambangan Perjanjian Pengusahaan Pertambangan Batubara

Objek PBB Pertambangan Mineral dan Batubara

Objek PBB Sektor Pertambangan Non-Migas

Galian

C

Tulis; Batu Setengah Permata; Batu Kapur; Batu Apung;

Batu Permata;

(http://www.ortax.org/ortax/) berdasarkan

Bentonit; Dolomit; Feldspar; Garam Batu

Pasal 63 ayat (2) Peraturan Pemerintah

(Halite); Grafit; Granit/Andesit; Gips;

Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak

Kalsit; Kaolin; Leusit; Magnesit; Mika;

Daerah, diatur bahwa bahan Galian

Marmer; Nitrat; Opsidien; Oker; Pasir

Golongan

Dan

C

sebagaimana

dimaksud

dalam ayat (1) meliputi: Asbes; Batu

Kerikil;

Pasir

Kuarsa;

Perlit;

Phospat; Talk; Tanah Serap (Fullers Earth); Tanah Diatome; Tanah Liat;

Tawas (Alum); Tras; Yarosif; Zeolit;

kuarsa; perlit; phospat; talk; tanah serap

Basal;

tersebut

(fullers earth); tanah diatome; tanah liat;

selaras dengan Pasal 57 ayat (1) Undang-

tawas (alum); tras; yarosif; zeolit; basal;

undang Nomor 28 Tahun 2009 tetang

trakkit; dan Mineral Bukan Logam dan

Pajak Daerah dan Retribusai Daerah,

Batuan lainnya sesuai dengan ketentuan

diatur bahwa Objek Pajak Mineral Bukan

peraturan perundang-undangan.

Trakkit.

Logam dan

Ketentuntan

Batuan

adalah kegiatan

Sejarah

ketentuan

peraturan

pengambilan Mineral Bukan Logam dan

perpajakan objek PBB Pertambangan

Batuan yang meliputi: asbes; batu tulis;

Mineral dan Batubara yang meliputi

batu setengah permata; batu kapur; batu

ketiga objek PBB tersebut diatas menjadi

apung; batu permata; bentonit; dolomit;

bagian yang terpenting untuk dijelaskan

feldspar; garam batu (halite); grafit;

sebelum memberikan ulasan landasan

granit/andesit; gips; kalsit; kaolin; leusit;

teori berdasarkan dasar hukum objek PBB

magnesit; mika; marmer;

Pertambangan Mineral dan Batubara.

nitrat;

opsidien; oker; pasir dan kerikil; pasir

Sejarah tersebut dapat dilihat dibawah ini.

Sejarah Ketentuan Peraturan Perpajakan Objek PBB Pertambangan Mineral dan Batubara Objek PBB Pertambangan Non Minyak dan Gas selain Pertambangan Energi Panas Bumi dan Galian C

1. KEP-16/PJ/1998 2. SE-26/PJ.6/1999 jo. SE- 47/PJ.6/1999 3. SE-48/PJ/2011

Objek PBB Pertambangan Non Minyak dan Gas Galian C

1. KEP-16/PJ/1998 2. SE-27/PJ.6/1999

Objek PBB Pertambangan Perjanjian Pengusahaan Pertambangan Batubara

KEP-16/PJ/1998

Objek PBB Pertambangan Mineral dan Batubara 1. PER-32/PJ/2012 2. KEP-132/PJ/2013 3. SE-64/PJ/2012

Tahun Pajak 2013

Dasar hukum pemajakan Objek

Indonesia Tahun 2009 Nomor 4,

Pajak PBB Pertambangan Mineral dan

Tambahan Lembaran Negara Republik

Batubara tahun 2013 sebagai bahan

Indonesia Nomor 4959);

pertimbangan meliputi:

4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun

1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983

2009

tentang

Pajak

Daerah

dan

tentang Ketentuan Umum dan Tata

Retribusi Daerah (Lembaran Negara

Cara Perpajakan (Lembaran Negara

Republik

Republik

Nomor 130,

Nomor

Indonesia 49,

Tahun

Tambahan

1983

Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir

Undang

Nomor

dengan 16

Undang-

Tahun

Indonesia

Tahun

Tambahan

2009

Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan

2009

(Lembaran Negara Republik Indonesia

(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2010 Nomor 28, Tambahan

Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia

Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5110);

Nomor 4999);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985

tentang

2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan

dan

Usaha Pertambangan Mineral dan

Bangunan (Lembaran Negara Republik

Batubara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1985 Nomor 68,

Indonesia Tahun 2010 Nomor 29,

Tambahan Lembaran Negara Republik

Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3312) sebagaimana

Indonesia Nomor 5111);

Pajak

Bumi

telah diubah dengan Undang-Undang

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor

Nomor 12 Tahun 1994 (Lembaran

150/PMK.03/2010 tentang Klasifikasi

Negara Republik Indonesia Tahun

dan Penetapan Nilai Jual Objek Pajak

1994 Nomor 62, Tambahan Lembaran

sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi

Negara Republik Indonesia Nomor

dan Bangunan;

3569);

8. Peraturan Menteri Energi dan Sumber

3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009

Daya Mineral Nomor 17 Tahun 2010

tentang Pertambangan Mineral dan

tentang Tata Cara Penetapan Harga

Batubara (Lembaran Negara Republik

Patokan

Penjualan

Mineral

dan

produksi.

Kegiatan

eksplorasi

merupakan tahapan kegiatan usaha

Batubara;

9. Peraturan Menteri Energi dan Sumber

pertambangan untuk memperoleh

Daya Mineral Nomor 12 Tahun 2011

informasi secara terperinci dan

tentang Tata Cara Penetapan Wilayah

teliti

Usaha

Sistem

dimensi, sebaran, kualitas, dan

Pertambangan

sumber daya terukur dari bahan

Pertambangan

Informasi

Wilayah

dan

tentang

lokasi,

bentuk,

galian, serta informasi mengenai

Mineral dan Batubara.

lingkungan sosial dan lingkungan

KAJIAN TEORI

hidup. Kemudian, kegiatan operasi

Objek Pajak, Subjek Pajak, dan Wajib Pajak

produksi

merupakan

Objek pajak PBB Pertambangan

kegiatan

usaha

Mineral

dan

Batubara

adalah

bumi

yang

tahapan

pertambangan

meliputi

konstruksi,

dan/atau bangunan yang berada di dalam

penambangan,

kawasan yang digunakan untuk kegiatan

pemurnian,

usaha

pengangkutan dan penjualan, serta

pertambangan

mineral

dan

pengolahan, termasuk

batubara. Bumi pada Objek pajak PBB

sarana

Pertambangan

lingkungan sesuai dengan hasil

Mineral

dan

Batubara

pengendalian

dampak

studi kelayakan.

terdiri dari:

Pengertian areal permukaan

1. Permukaan bumi, meliputi: a. tanah dan/atau perairan pedalaman (onshore),

terdiri

dari

Areal

Produktif, Areal Belum Produktif yang meliputi Areal Cadangan Produksi

dan

Dimanfaatkan,

Areal

Belum

Areal

Tidak

Produktif, Areal Emplasemen, dan Areal Pengaman; b. perairan lepas pantai (offshore). Permukaan

bumi

tersebut

digunakan

untuk

kegiatan

eksplorasi

dan/atau

operasi

bumi pada onshore meliputi areal produktif

adalah

areal

yang

dimanfaatkan

untuk

kegiatan

penambangan

yang

sedang

dilakukan

pengambilan

galian

tambang; areal cadangan produksi adalah areal yang dimanfaatkan untuk tetapi

kegiatan

penambangan,

belum

pengambilan

galian

dilakukan tambang;

areal belum dimanfaatkan adalah areal yang belum dimanfaatkan

untuk kegiatan penambangan atau

adalah konstruksi teknik yang ditanam

areal

atau dilekatkan secara tetap pada tanah

yang

kegiatan

sedang

dilakukan

penyelidikan

umum,

dan/atau

studi

eksplorasi

dan/atau

perairan.

digunakan

untuk

Kawasan kegiatan

yang usaha

kelayakan; areal tidak produktif

pertambangan mineral dan batubara

adalah areal yang sama sekali

tersebut meliputi:

tidak

dapat

diusahakan

untuk

a. wilayah izin pertambangan atau

kegiatan penambangan, atau areal

wilayah

yang telah selesai diusahakan;

dan

areal emplasemen adalah areal

pertambangan

sejenis;

b. wilayah di luar wilayah izin

yang di atasnya dimanfaatkan

pertambangan

atau

untuk

dan/atau

pertambangan

sejenis

fasilitas

merupakan satu kesatuan yang

areal

digunakan untuk kegiatan usaha

yang

pertambangan

bangunan

pekarangan

serta

penunjangnya; pengaman

dan

adalah

areal

dimanfaatkan sebagai pendukung dan pengaman kegiatan usaha pertambangan.

wilayah

mineral

yang

dan

batubara. Wilayah pertambangan adalah wilayah yang memiliki potensi mineral

2. Tubuh bumi yang berada di bawah

dan/atau batubara dan tidak terikat

permukaan bumi, berupa Tubuh Bumi

dengan

Eksplorasi atau Tubuh Bumi Operasi

pemerintahan yang merupakan bagian

Produksi,

dari tata ruang nasional. Wilayah izin

yaitu

Tubuh

Bumi

batasan

administrasi

Eksplorasi adalah tubuh bumi yang

pertambangan

memiliki potensi hasil produksi galian

pertambangan yang diberikan kepada

tambang berupa sumber daya mineral

pemegang izin pertambangan untuk

atau

kegiatan usaha pertambangan yang

batubara;

dan

Tubuh

Bumi

adalah

Operasi Produksi adalah tubuh bumi

meliputi

yang

Pertambangan (WIUP), Wilayah Izin

telah

produksi

menghasilkan

galian

tambang

hasil berupa

Usaha

Wilayah

Izin

wilayah

Pertambangan

Usaha

Khusus

mineral atau batubara.

(WIUPK), atau Wilayah Pertambangan

Bangunan pada objek pajak PBB

Rakyat (WPR). Wilayah Izin Usaha

Pertambangan Mineral dan Batubara

Pertambangan adalah wilayah yang

diberikan kepada pemegang Izin Usaha Pertambangan. Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus adalah wilayah

Pengenaan PBB Mineral dan Batubara

1. Pendaftaran dan Pendataan Sarana pendataan objek pajak

yang diberikan kepada pemegang Izin Usaha Pertambangan Khusus. Wilayah Pertambangan Rakyat adalah bagian dari wilayah pertambangan tempat dilakukan pertambangan

kegiatan

usaha

rakyat.

Wilayah

pertambangan sejenis adalah wilayah pertambangan yang telah diberikan kepada pemegang kontrak karya atau perjanjian

karya

pengusahaan

pertambangan batubara yang masih

Subjek pajak PBB Pertambangan Mineral dan Batubara adalah orang badan

yang

secara

nyata

mempunyai suatu hak atas bumi, dan/atau memperoleh manfaat atas bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan, atas objek pajak PBB Pertambangan Mineral dan Batubara. Subjek pajak tersebut yang dikenakan kewajiban

membayar

PBB

Pertambangan Mineral dan Batubara menjadi

PBB

Pertambangan

Batubara

adalah

Mineral

pengisian

dan Surat

Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) dan Lampiran Surat Pemberitahuan Objek Pajak (LSPOP) dengan jelas, benar, dan lengkap, serta dilampiri peta. Surat Pemberitahuan Objek Pajak PBB Mineral dan Batubara adalah surat yang digunakan oleh subjek pajak atau Wajib Pajak untuk melaporkan data objek pajak sektor pertambangan

berlaku.

atau

Pertambangan

Wajib

Pajak

PBB

Pertambangan Mineral dan Batubara.

untuk

pertambangan

mineral

dan

batubara ke Direktorat Jenderal Pajak. Lampiran Surat Pemberitahuan Objek Pajak PBB Mineral dan Batubara adalah formulir yang digunakan oleh subjek pajak atau Wajib Pajak untuk melaporkan data rinci objek pajak sektor

pertambangan

untuk

pertambangan mineral dan batubara. Surat

Pemberitahuan

Objek

Pajak PBB Pertambangan Mineral dan Batubara digunakan untuk jenis sub sektor onshore, offshore, dan tubuh bumi, serta harus ditandatangani oleh subjek pajak atau Wajib Pajak, dan dalam hal ditandatangani oleh bukan subjek pajak atau Wajib Pajak, harus dilampiri dengan surat kuasa khusus.

Lampiran Surat Pemberitahuan Objek

Pajak

PBB

Pertambangan

Mineral dan Batubara terdiri dari: a. LSPOP

untuk

objek

PBB

Mineral

dan

Areal

Objek

Batubara. pajak

Pajak di luar wilayah izin pertambangan

permukaan bumi, meliputi: 1) LSPOP untuk onshore (kode L01-41) yang rincian objek pajak Bumi adalah sebagai

wilayah

atau

pertambangan

sejenis merupakan areal onshore di luar wilayah

izin

berikut: a) Areal

Objek

Pajak

(2) Areal

Belum

(a) Areal Cadangan

Belum

Dimanfaatkan Tidak

(4) Areal Emplasemen

onshore

b) Areal Objek Pajak di luar wilayah

izin

pertambangan

atau

pertambangan

dalam izin

pertambangan

yang

dikuasai oleh pihak ketiga dikenakan

PBB

sektor lainnya, atau objek pajak

(5) Areal Pengaman

Batubara.

wilayah

dan

Produktif

dan

Areal Lainnya merupakan areal

Produksi

(3) Areal

pajak PBB Pertambangan Mineral

Produktif

(b) Areal

sejenis

yang merupakan objek

(1) Areal Produktif

wilayah

pertambangan/wilayah pertambangan

Onshore

c)

merupakan objek pajak

yang

dikenakan

PBB

tidak sesuai

Pasal 3 ayat (1) Undangundang PBB. 2) LSPOP untuk offshore (kode

sejenis

L01-42) yang rincian objek

Areal Lainnya

pajak Bumi adalah sebagai

Areal

Objek

Pajak

Onshore merupakan areal onshore di dalam wilayah

izin pertambangan yang

berikut: a) Areal Offshore

Objek

Pajak

b) Areal Objek Pajak di luar

b. LSPOP

untuk

wilayah

izin

bangunan meliputi:

pertambangan

atau

1) LSPOP

wilayah

pertambangan

sejenis

objek

untuk

pajak

bangunan

umum (kode L02-41) yang rincian objek pajak Bangunan adalah sebagai berikut:

c) Areal Lainnya Areal

Objek

Pajak

a) Perumahan

Offshore merupakan areal

b) Perkantoran

Offshore atau laut di dalam

c) Pabrik

wilayah izin pertambangan

d) Toko/Apotik/Ruko

yang

e) RS/Klinik

merupakan

objek

pajak PBB Mineral dan

f) Olahraga/Rekreasi

Batubara.

g) Hotel/Resto/Wisma

Areal

Objek

Pajak di luar wilayah izin

h) Bengkel/Gudang

pertambangan atau wilayah

i) Gedung Pertemuan

pertambangan

j) Bangunan Pabrik

sejenis

merupakan areal Offshore atau laut di luar wilayah

k) Apartemen/Kondominiu m

izin pertambangan/wilayah

l) Pompa Bensin (Kanopi)

pertambangan sejenis yang

m) Tangki Minyak

merupakan

objek

n) Gedung Sekolah

PBB

Pertambangan

Mineral

dan

pajak

Batubara.

o) Lain-lain 2) LSPOP

untuk

bangunan

Areal Lainnya merupakan

khusus (kode L02-42) yang

areal

rincian objek pajak Bangunan

Offshore

dalam

wilayah izin pertambangan

adalah sebagai berikut:

yang dikuasai oleh pihak

a) Jalan yang diperkeras di

ketiga dan dikenakan PBB

lokasi

sektor lainnya, atau objek

dan/atau dalam komplek

pajak yang tidak dikenakan PBB sesuai Pasal 3 ayat (1) Undang-undang PBB.

penambangan

b) Dermaga/Pelabuhan Khusus

c) Landasan

pesawat

terdiri atas bentuk produksi

terbang

dan hasil produksi; dan

d) Cerobong

Mineral

Bukan

Logam

e) Conveyor

atau Batuan terdiri atas

f) Pipa

bentuk produksi dan hasil

g) Silo

produksi.

h) Tangki

2) LSPOP untuk tubuh bumi

i) Kilang

operasi produksi (kode L03-

j) Lain-lain

42) yang rincian objek pajak

c. LSPOP untuk objek pajak tubuh

Tubuh Bumi adalah biaya

bumi meliputi:

produksi galian tambang Biaya

1) LSPOP untuk tubuh bumi

Pengupasan Lapisan Tanah,

eksplorasi (kode L03-41) yang

Biaya

rincian objek pajak Tubuh

Produksi

Bumi adalah luas total wilayah

Biaya

izin

Pemurnian

pertambangan

atau

Pengambilan Galian

Tambang,

Pengolahan Hasil

Hasil

dan/atau Produksi

wilayah pertambangan sejenis

Galian Tambang, dan Biaya

dengan tahapan kegiatan usaha

Pengangkutan Hasil Produksi

pertambangan yang meliputi:

Galian Tambang.

a) Eksplorasi yang terdiri atas penyelidikan eksplorasi,

umum, perpanjangan

eksplorasi,

dan

studi

LSPOPPBB

SPOP

Pertambangan

dan Mineral

dan Batubara berdasarkan jenis sub sektor meliputi: a. SPOP jenis sub sektor onshore

kelayakan. b) Operasi

Penyampaian

Produksi

yang

dilampiri dengan LSPOP untuk

terdiri atas konstruksi dan

onshore dan LSPOP untuk objek

penambangan.

pajak bangunan.

LSOP ini berisi data galian

b. SPOP

jenis

sub

tambang Batubara terdiri

sektoroffshoredilampiri

atas jenis batubara dan

LSPOP untuk offshore dan LSPOP

kualitas dan harga jual

untuk objek pajak bangunan.

setahun; Mineral Logam

dengan

c. SPOP jenis sub sektortubuh bumi

areal

objek

pajak

yang

dilampiri dengan LSPOP untuk

dikenakan dengan nilai bumi

objek pajak tubuh bumi

per meter persegi masing-

Kantor Pelayanan Pajak Pratama

masing

areal

objek

tidak

pajak

menyampaikan SPOP dan LSPOP

dimaksud,

kepada subjek pajak atau Wajib Pajak

areal produktif.

paling lambat tanggal 31 Januari tahun

Tata cara menentukan nilai

pajak. Subjek pajak atau Wajib Pajak

bumi

tersebut harus menyampaikan SPOP

masing-masing areal adalah

dan LSPOP ke Kantor Pelayanan Pajak

sebagai berikut:

Pratama paling lama 30 (tiga puluh)

a) Untuk

per

termasuk

meter

persegi

Areal

Belum

hari setelah tanggal diterimanya SPOP

Dimanfaatkan dan Areal

dan LSPOP oleh subjek pajak atau

Emplasemen,

Wajib Pajak.

tahapan: (1) Melakukan

2. Penilaian Penilaian

objek

PBB

Pertambangan Mineral dan Batubara dalam rangka penentuan besarnya nilai bumi per meter persegi dan/atau nilai bangunan per meter persegi adalah

pengumpulan pembanding

data berupa

objek sejenis; (2) Melakukan terhadap

analisis data

pembanding tersebut

sebagai berikut:

untuk

a. Nilai bumi per meter persegi

Nilai bumi per meter persegi permukaan

bumi

merupakan hasil pembagian antara total nilai permukaan bumi dengan total luas areal objek pajak yang dikenakan. Total nilai permukaan bumi merupakan

jumlah

menentukan

nilai bumi per meter

1) Permukaan Bumi

untuk

melalui

dari

perkalian luas masing-masing

persegi dari masingmasing

data

pembanding; (3) Menentukan indikasi bumi

nilai rata-rata

per

meter

persegi. Nilai

indikasi

rata-rata

bumi per meter persegi

untuk

Areal

Belum

operasi

produksi

Dimanfaatkan dan Areal

merupakan

Emplasemen

tersebut

pembagian antara nilai

merupakan nilai bumi per

bumi untuk tubuh bumi

meter persegi untuk Areal

operasi produksi dengan

Belum Dimanfaatkan dan

luas

Areal Emplasemen.

pertambangan.

b) Untuk Areal Cadangan

hasil

wilayah

izin

b) Nilai bumi untuk tubuh

Produksi,

Areal

Tidak

bumi

Produktif,

dan

Areal

ditentukan sebesar hasil

Pengaman,

ditentukan

operasi

bersih

produksi

produksi

galian

dengan cara melakukan

tambang dalam satu tahun

penyesuaian

sebelum

nilai

bumi

persegi

terhadap per

untuk

Areal

pajak

meter

dikalikan dengan Angka

Areal

Kapitalisasi.

Belum Dimanfaatkan. c) Untuk

tahun

Offshore,

menggunakan nilai bumi

b. Nilai bangunan persegi

dalam

Keputusan

Direktur

persegi

bangunan. 2) Total

untuk tubuh bumi eksplorasi

nilai

bangunan

merupakan

jumlah

nilai

bangunan

masing-masing

bangunan.

menggunakan nilai bumi per

3) Nilai

bangunan

masing-

masing bangunan ditentukan

dengan Keputusan Direktur

sebesar biaya pembangunan

Jenderal Pajak.

baru

3) Tubuh Bumi Operasi Produksi

setelah

dikurangi

penyusutan.

a) Nilai bumi per meter persegi untuk tubuh bumi

hasil

bangunan dengan total luas

Nilai bumi per meter persegi

meter persegi yang ditetapkan

merupakan

pembagian antara total nilai

Jenderal Pajak. 2) Tubuh Bumi Eksplorasi

meter

1) Nilai bangunan per meter

per meter persegi yang ditetapkan

per

Tata Mineral

cara dan

penetapan Batubara

PBB

menurut

ketentuan

Kontrak

Perjanjian

Karya

Pertambangan sesuai

Karya

atau

Sebesar 40 % dari Nilai Jual

Pengusahaan

Objek Pajak apabila Nilai Jual

Batubara

dengan

ditetapkan

ketentuan

dalam

Objek

Pajaknya

Rp1.000.000.000,00

(satu

Kontrak Karya atau Perjanjian Karya

miliar rupiah ) atau lebih;

Pengusahaan Pertambangan Batubara,

Sebesar 20 % dari Nilai Jual

yang masih berlaku.

Objek Pajak apabila Nilai Jual

Penilaian

objek

PBB

Pajak Objeknya kurang dari

Pertambangan Mineral dan Batubara

Rp1.000.000.000,00

terkait dengan tiga ketentuan yang

miliar rupiah). b. Peraturan

berlaku, yaitu: a. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2002 tentang Penetapan Besarnya Nilai Jual Kena Pajak untuk Penghitungan Pajak bumi

Pasal 1, diatur bahwa besarnya Nilai Jual Kena Pajak sebagai dasar penghitungan pajak yang terutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) UndangUndang Nomor 12 Tahun 1985 Pajak

Keuangan

Nomor 150/PMK.03/2010 tentang Klasifikasi dan Penetapan Nilai Jual Objek Pajak Sebagai Dasar Pengenaan

Pajak

Bumi

dan

Bangunan.

dan Bangunan.

tentang

Menteri

(satu

dan

Bangunan

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994, ditetapkan untuk: 1) Obyek pajak dan perkebunan, kehutanan dan pertambangan sebesar 40 % (empat puluh persen ) dari Nilai jual Objek Pajak; 2) Objek pajak lainnya:

Pasal 2 ayat (1), Klasifikasi NJOP Bumi untuk Objek Pajak Sektor Perkebunan, Objek Pajak Sektor Perhutanan, Sektor

dan

Objek

Pertambangan

sebagaimana

ditetapkan

Pajak adalah dalam

Lampiran I huruf A Peraturan Menteri

Keuangan

merupakan

bagian

ini,

yang

yang tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri Keuangan ini. Pasal 2 ayat (2), dalam hal nilai jual Bumi untuk Objek Pajak Sektor Perkebunan, Objek Pajak Sektor Perhutanan, dan Objek Pajak Sektor Pertambangan lebih

besar dari nilai jual tertinggi Klasifikasi

NJOP

Bumi

c. Keputusan Direktur Jenderal Pajak

yang

Nomor KEP-132/PJ/2013 tentang

tercantum dalam Lampiran I huruf

Nilai Bumi Per Meter Persegi

A Peraturan Menteri Keuangan ini

untuk Areal Offshore, Nilai Bumi

sebagaimana dimaksud pada ayat

Per Meter Persegi untuk Tubuh

(1), nilai jual

Bumi

Bumi tersebut

Eksplorasi,

dan

Angka

ditetapkan sebagai NJOP Bumi.

Kapitalisasi,

Pasal 2 ayat (3), Klasifikasi NJOP

Besarnya Nilai Jual Objek Pajak

Bangunan

Pajak Bumi dan Bangunan Sektor

untuk

Objek

Pajak

untuk

Penentuan

Sektor Perkebunan, Objek Pajak

Pertambangan

Sektor Perhutanan, dan Objek

Pertambangan Minyak Bumi, Gas

Pajak Sektor Pertambangan adalah

Bumi,

sebagaimana

Pertambangan

ditetapkan

dalam

Lampiran I huruf B Peraturan Menteri

Keuangan

merupakan

bagian

ini,

yang

yang tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri Keuangan ini.

dan

untuk

Panas

Bumi

Mineral

dan dan

Batubara Tahun Pajak 2013.

Kesatu: Nilai bumi per meter persegi untuk areal offshore pertambangan minyak bumi, gas bumi dan panas

Pasal 2 ayat (3), dalam hal nilai jual Bangunan untuk Objek Pajak Sektor Perkebunan, Objek Pajak Sektor Perhutanan, dan Objek

bumi dan pertambangan mineral dan batubara ditetapkan sebesar Rp11.204,00 (sebelas ribu dua ratus empat rupiah).

Pajak Sektor Pertambangan lebih besar dari nilai jual tertinggi Klasifikasi NJOP Bangunan yang tercantum dalam Lampiran I huruf B Peraturan Menteri Keuangan ini sebagaimana dimaksud pada ayat (3), nilai jual Bangunan tersebut ditetapkan Bangunan.

sebagai

NJOP

Kedua: Nilai bumi per meter persegi untuk

tubuh

bumi

eksplorasi

pertambangan minyak bumi, gas bumi

dan

panas

pertambangan batubara

bumi

mineral

ditetapkan

dan dan

sebesar

sebesar Rp140,00 (seratus empat puluh rupiah).

Ketiga:

4) Membuat dan menyampaikan

Angka kapitalisasi untuk:

usulan

1) Pertambangan minyak bumi

Menteri Keuangan mengenai

Keputusan

dan gas bumi, serta panas

Klasifikasi

bumi sebesar 10,04 (sepuluh

NJOP

koma nol empat);

Pengenaan Pajak Bumi dan

2) Pertambangan mineral sebesar 8,20

(delapan

koma

dua

dan

Besarnya

sebagai

Dasar

Bangunan ke Kanwil DJP paling

lambat

tanggal

3) Pertambangan

batubara

5) Mencetak SPPT dan salinan:

sebesar 10,25 (sepuluh koma

a) SPPT untuk onshore;

dua puluh lima).

b) SPPT

Penetapan

Surat

Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) Pertambangan

Mineral

dan

Batubara meliputi kegiatan sebagai berikut:

paling lambat tanggal 31 Mei tahun pajak. 6) Mengirimkan SPPT kepada ke Wajib Pajak paling lambat tanggal 15 Juni tahun pajak. b. KPP Pratama membuat Daftar Ketetapan

a. Berdasarkan SPOP dan LSPOP, Kantor Pelayanan Pajak Pratama: 1) Melakukan

penelitian SPOP

dan

LSPOP.

dan LSPOP ke dalam basis data.

Mineral

dan

Batubara dan menyampaikan ke Kantor

Wilayah

Direktorat

Jenderal Pajak dan

Direktorat

Ekstensifikasi

Penilaian,

dan

tahun pajak. c. KPP

Pratama

melakukan

pemberkasan SPOP dan LSPOP,

3) Melakukan

(FDM).

PBB

paling lambat tanggal 30 Juni

2) Melakukan perekaman SPOP

Formulir

offshore;

c) SPPT untuk tubuh bumi,

dan

Pengadministrasian

untuk

dan/atau

3. Penetapan dan Pengadministrasian Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT)

kelengkapan

31

Maret tahun pajak.

puluh);

PBB

konsep

perekaman Data

Masukan

FDM, dan Salinan SPPT per objek pajak.

PEMBAHASAN PBB Pembahasan

PERHITUNGAN

Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Bumi dan Bangunan

perhitungan

PBB

Pertambangan Mineral Dan Batubara meliputi bagan SPPT untuk Onshore, SPPT untuk Offshore, dan SPPT untuk Tubuh Bumi. Bagan tersebut menjelaskan

setiap

SPPT.

Berdasarkan

bagan tersebut, studi kasus perhitungan PBB

Pertambangan

Batubara

dibuat

dan

Mineral

Dan

disertai

solusi

jawabannya. Bagan setiap SPPT dapat dilihat dibawah ini.

SPPT untuk onshore Dasar Pengenaan PBB Mineral dan Batubara adalah NJOP Bumi dan NJOP Bangunan NJOP Bumi Permukaan bumi merupakan hasil perkalian antara total luas areal objek pajak yang dikenakan dengan NJOP bumi per meter persegi.

NJOP Bumi Per Meter Persegi Hasil konversi nilai bumi per meter persegi ke dalam klasifikasi NJOP bumi.

Nilai Bumi Per Meter Persegi Permukaan bumi merupakan hasil pembagian antara total nilai permukaan bumi dengan total luas areal objek pajak yang dikenakan.

Total Nilai Bumi Untuk Permukaan bumi Jumlah dari perkalian luas masing-masing areal objek pajak yang dikenakan dengan nilai bumi per meter persegi masing-masing areal objek pajak dimaksud, tidak termasuk areal produktif.

NJOP Bangunan Hasil perkalian antara total luas bangunan dengan NJOP bangunan per meter persegi

NJOP Bangunan Per Meter Persegi Hasil konversi nilai bangunan per meter persegi ke dalam klasifikasi NJOP bangunan.

Nilai Bangunan Per Meter Persegi Hasil pembagian antara total nilai bangunan dengan total luas bangunan.

Total Nilai Bangunan Jumlah nilai bangunan masing-masing bangunan

SPPT untuk Offshore Dasar Pengenaan PBB Mineral dan Batubara adalah NJOP Bumi dan NJOP Bangunan NJOP Bumi Permukaan bumi merupakan hasil perkalian antara total luas areal objek pajak yang dikenakan dengan NJOP bumi per meter persegi.

NJOP Bumi Per Meter Persegi Hasil konversi nilai bumi per meter persegi ke dalam klasifikasi NJOP bumi.

Nilai Bumi Per Meter Persegi Permukaan bumi merupakan hasil pembagian antara total nilai permukaan bumi dengan total luas areal objek pajak yang dikenakan.

Total Nilai Bumi Untuk Permukaan bumi Areal Offshore ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak

NJOP Bangunan Hasil perkalian antara total luas bangunan dengan NJOP bangunan per meter persegi

NJOP Bangunan Per Meter Persegi Hasil konversi nilai bangunan per meter persegi ke dalam klasifikasi NJOP bangunan.

Nilai Bangunan Per Meter Persegi Hasil pembagian antara total nilai bangunan dengan total luas bangunan.

Total Nilai Bangunan Jumlah nilai bangunan masing-masing bangunan

SPPT untuk Tubuh Bumi Dasar Pengenaan PBB Mineral dan Batubara adalah NJOP Bumi. NJOP Bumi

Tubuh Bumi Eksplorasi Hasil perkalian antara luas wilayah izin pertambangan dengan NJOP bumi per meter persegi.

NJOP Bumi Per Meter Persegi Hasil konversi nilai bumi per meter persegi ke dalam klasifikasi NJOP bumi.

Nilai Bumi Per Meter Persegi Tubuh bumi eksplorasi ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak

Tubuh Bumi Operasi

NJOP Bumi Per Meter Persegi

Produksi Hasil perkalian antara luas wilayah izin pertambangan dengan NJOP bumi per meter persegi.

Hasil konversi nilai bumi per meter persegi ke dalam klasifikasi NJOP bumi.

Nilai Bumi Per Meter Persegi Tubuh bumi operasi produksi merupakan hasil pembagian antara nilai bumi untuk tubuh bumi operasi produksi dengan luas wilayah izin pertambangan.

Nilai Bumi Untuk Tubuh Bumi Operasi Produksi Hasil bersih produksi galian tambang dalam satu tahun sebelum tahun pajak dikalikan dengan Angka Kapitalisasi.

Hasil bersih produksi galian tambang ditentukan sebesar pendapatan kotor dikurangi dengan biaya produksi galian tambang atas objek dimaksud. Angka Kapitalisasi ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak.

Studi

kasus

perhitungan

Pertambangan/Wilayah

PBB

Pertambangan

Pertambangan Mineral dan Batubara Perusahaan

ABC

Sejenis

merupakan

pengusaha pertambangan mineral bukan logam

atau

golongan

C.

Data

= 0 m2, Nilai

g. Areal Lainnya

2. Bangunan

penguasaaan dan pemanfaatan bumi dan

a. Pabrik

= 3.000 m2, Nilai

Bangunan Rp450.000,00/m2

bangunan Tahun Pajak 2013 pada areal onshore nya adalah sebagai berikut:

b. Gudang

=

900

m 2,

Nilai

Bangunan Rp150.000,00/m2

1. Bumi

= 50 c. ĥKantor a, Nilai Bumi=Rp1.500,00/m 200 m2, 2 Nilai

a. Areal Produktif

Bangunan Rp500.000,00/m2

b. Areal Belum Produktif 1) Areal Cadangan Produksi

d. Perumahan = 100 ĥa, Nilai Bumi = Rp1.200,00/m 2.000 m2, 2Nilai

2) Areal Belum Dimanfaatkan

= 50 ĥBangunan a, Nilai Bumi Rp. 800,00/m22 Rp200.000,00/m

c. Areal Tidak Produktif

3.= Tubuh 10 ĥa, Nilai BumiBumi untuk Rp.Eksplorasi 500,00/m2= 215 ĥa, Nilai Bumi Rp. 1.500,00/m2

d. Areal Emplasemen 1) Pabrik

2 4.= Lama 5.000 Penambangan m2, Nilai Bumi30Rp10.000,00/m Tahun

2) Gudang

2 5.= Hasil 1.000 bersih m2, Nilai produksi Bumi Rp10.000,00/m galian tambang

3) Kantor

2 = Tahun 500 m2, Nilai Pajak Bumi Rp10.000,00/m 2012 sebesar

4) Perumahan

= Rp500.000.000,00. 3.000 m2, Nilai Bumi Rp10.000,00/m2

6.= 15 ĥĥaa,=Nilai 10.000 Bumi m2 Rp500,00/m2

e. Areal Pengaman f. Areal Objek Pajak Diluar Wilayah

= 0 m2, Nilai Bumi Rp0,00/m2

Izin A.

Rekapitulasi Data Bumi Areal untuk Onshore No. 1. 2.

3. 4.

5. 6.

7. 8. 9.

Peruntukan Areal Areal Produktif Areal Belum Produktif a. Areal Belum Produktif b. Areal Belum Dimanfaatkan Areal Tidak Produktif Areal Emplasemen a. Pabrik b. Gudang c. Kantor d. Perumahan Areal Pengaman Areal Objek Pajak Diluar Wilayah Izin Pertambangan/Wilayah Pertambangan Sejenis Areal Lainnya Jumlah ( 2.a. + 2.b. + 3 + 4 + 5 + 6 + 7) Nilai Bumi Per M

2

2

Nilai Bumi Per M Luas (M ) 500.000

2

1.000.000 500.000 100.000

1.200 800 500

5.000 1.000 500 3.000 50.000 -

10.000 10.000 10.000 10.000 500 -

1.659.500

-

Nilai Bumi (Rp)

1.200.000.000 400.000.000 50.000.000 50.000.000 10.000.000 5.000.000 30.000.000 25.000.000 -

1.770.000.000 1.067

Keterangan:

Rp1.770.000.000,00 dengan total luas

Nilai Bumi per meter persegi sebesar Rp1.067,00/m

2

pembagian

1.659.500

antara total nilai permukaan bumi sebesar

produktif.

B.

merupakan

areal objek pajak yang dikenakan sebesar m2

tidak

termasuk

areal

Rekapitulasi Data Bangunan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Peruntukan Bangunan Pabrik Gudang Kantor Perumahan Jumlah ( 1 + 2 + 3 + 4 ) Nilai Bangunan Per M

2

Luas (M ) 3,000 900 200 2,000 6,100

2

Nilai Bangunan Per M 450,000 150,000 500,000 200,000 -

Nilai Bangunan (Rp) 1,350,000,000 135,000,000 100,000,000 400,000,000 1,985,000,000 325,410

2

antara

Keterangan: Nilai Bangunan per meter persegi sebesar Rp325.410,00/m2 merupakan pembagian

total

nilai

bangunan

sebesar

Rp1.985.000.000,00 dengan total luas bangunan sebesar 6.100 m2.

C. Rekapitulasi Data Tubuh Bumi Eksplorasi No. 1.

2 2 Luas (M ) Nilai Bumi Per M Nilai Tubuh Bumi (Rp) 2.150.000 140 301.000.000

Objek Tubuh Bumi Eksplorasi

Keterangan:

Keputusan

Direktur

Jenderal

Nilai Tubuh Bumi Eksplorasi per meter

Nomor KEP-132/PJ/2013.

Pajak

persegi sebesar Rp140,00/m2 merupakan D.

Rekapitulasi Data Tubuh Bumi Operasi Produksi No. Hasil Bersih Produksi Galian Tambang Angka Kapitalisasi Nilai Tubuh Bumi (Rp) 1. 500.000.000 8,20 4.100.000.000

Keterangan:

Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-

Angka Kapitalisasi pertambangan mineral

132/PJ/2013.

sebesar

8,20

merupakan

Keputusan

E. PBB Terutang untuk Areal Onshore dan Tubuh Bumi No. Objek Pajak

Nilai Bumi/Bangunan Per M

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Bumi Bangunan Tubuh Bumi Eksplorasi Tubuh Bumi Operasi Produksi NJOP sebagai Dasar Pengenaan Pajak NJOPTKP NJOPKP Persentase NJKP NJKP Tarif PBB PBB Terutang

2

Per M

NJOP

Kelas Klasifikasi NJOP

2

1.100 310.000 140 1.990

1.067 325.410 140 1.907

Keterangan:

1.659.500 6.100 2.150.000 2.150.000

1.825.450.000 Kelas A.183 1.891.000.000 Kelas B.086 301.000.000 Kelas A.200 4.100.000.000 Kelas A.176 8.117.450.000 Jumlah = 1 s.d. 4 10.000.000 8.107.450.000 Rumus = 5 - 6 40% 3.242.980.000 Rumus = 7 x 8 0,50% 16.214.900 Rumus = 9 x 10

Meter Persegi untuk Tubuh Bumi

Nilai Tubuh Bumi Operasi Produksi sebesar

Luas

Kelas Bumi/Bangunan

Rp1.907/m

2

Eksplorasi, dan Angka Kapitalisasi

merupakan

PBB

Pertambangan

Mineral

dan

pembagian antara Nilai Tubuh Bumi

Batubara. Untuk tahun 2013, Wajib

Operasi

Pajak

Produksi

Rp4.100.000.000,00

sebesar

dengan

Luas

132/PJ/2013 tentang Nilai Bumi Per Meter Persegi untuk Areal Offshore,

Simpulan Kesimpulan

Nilai Bumi Per Meter Persegi untuk

pembahasan

penatausahaan

dan

Pertambangan

Mineral

perhitungan dan

Tubuh Bumi Eksplorasi, dan Angka

PBB

Kapitalisasi,

Batubara

untuk

Penentuan

Besarnya Nilai Jual Objek Pajak

terdiri atas: Penatausahaan

merupakan

kegiatan

meliputi

yang

Pajak Bumi dan Bangunan Sektor

suatu

Pertambangan untuk Pertambangan

prosedur

Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas

pendataan Subjek Pajak dan/atau Objek

Keputusan

Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-

Wilayah Izin Pertambangan.

1.

menggunakan

Pajak

Bumi dan Pertambangan Mineral dan

PBB Pertambangan

Batubara Tahun Pajak 2013.

Mineral; dan prosedur penerbitan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Nilai Bumi Per Meter Persegi untuk Areal Offshore, Nilai Bumi Per

2.

Perhitungan pengumpulan

merupakan data

suatu masukan

pertambangan mineral dan batubara

areal onshore/offshore dan penetapan

pipa, silo, tangki, kilang, lain-

PBB

lain;

Pertambangan

Mineral

dan

Batubara pada Areal Onshore, Areal

e. Tubuh bumi eksplorasi; dan

Offshore, dan Tubuh Bumi. Data

f. Tubuh bumi operasi produksi.

masukan yang terkait dengan PBB

Pehitungan

PBB

Pertambangan

Pertambangan Mineral dan Batubara

Mineral dan Batubara tahun pajak 2013

dapat dirinci sebagai berikut:

sangat berbeda dengan perhitungan PBB

a. Areal

Objek

Pajak

Onshore

Pertambangan

Non

Migas

selain

meliputi Areal Produktif, Areal

Pertambangan Energi Panas Bumi dan

Belum

(Areal

Galian C, serta PBB Sektor Pertambangan

Cadangan Produksi dan Areal

Non Migas Galian C. Hal tersebut terlihat

Belum

Dimanfaatkan),

Areal

dalam beberapa buku perpajakan yang

Tidak

Produktif,

Areal

mengulas perhitungan PBB Pertambangan

Areal

Non Migas selain Pertambangan Energi

Produktif

Emplasemen,

dan

Pengaman;

Panas Bumi dan Galian C, serta PBB

b. Areal Objek Pajak Offshore;

Sektor Pertambangan Non Migas Galian

c. Bangunan

C seperti Buku 8 (Delapan) Tahun

umum

meliputiperumahan, perkantoran,

Pembahasan

pabrik,

toko/apotik/ruko,

Konsultan Pajak (USKP) PBB, BPHTB

rs/klinik,

olahraga/rekreasi,

dan Bea Meterai 2002 – 2009 (Murtopo,

hotel/resto/wisma,

Soal

Ujian

Sertifikasi

2010); Buku Cara Menghitung PBB,

bengkel/gudang,

gedung

BPHTB, dan Bea Meteral (Supriyanto,

pertemuan,

pabrik,

2010); dan Perpajakan – Pendekatan

bangunan

apartemen/kondominium, pompa

Sertifikasi

bensin (kanopi), tangki minyak,

Murtopo,

gedung sekolah, lain-lain;

Binsarjono, 2011).

d. Bangunan khusus meliputi jalan yang

diperkeras

penambangan komplek,

A-B-C,

Buku

Sjafardamsah,

Pehitungan

PBB

I

(Purno Tugiman

Pertambangan

di

lokasi

Mineral dan Batubara tahun pajak 2013

dan/atau

dalam

didasarkan

dermaga/pelabuhan

khusus,

landasan

pesawat

terbang,

cerobong,

conveyor,

pada

ketentuan

perundang-undangan

peraturan

perpajakan

yang

meliputiPeraturan Direktur Jenderal Pajak nomor

PER-32/PJ/2012,

Keputusan

Direktur Jenderal Pajak nomor KEP132/PJ/2013, dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor SE-64/PJ/2012. Dasar Pengenaan Pajak (DPP) PBB Pertambangan

Mineral

dan

Batubara

meliputi Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Bumi dan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Bangunan yang telah dibuatkan Bagan SPPT untuk Areal Onshore, SPPT untuk Areal Offshore, dan SPPT untuk Tubuh Bumi.

Saran Saran yang terkait dengan PBB Pertambangan

Mineral

dan

Batubara

adalah Direktorat Jenderal Pajak segera membuat

buku

Pertambangan

panduan

Mineral

dan

PBB Batubara

sesuai ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan yang berlaku agar tidak menimbulkan suatu penafsiran yang berbeda-beda Pertambangan menjadi

pasti

agar

pemungutan

Mineral dan

dan adil.

PBB

Batubara Kemudian

bersamaan dengan itu, Direktorat Jenderal Pajak

melakukan

penyuluhan

atau

sosialisasi PBB Pertambangan Mineral dan Batubara kepada fiskus sebagai petugas pajak dan Wajib Pajak sebagai masyarakat pembayar pajak.

DAFTAR PUSTAKA Buku: Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Murtopo, Purno. 2010. Buku Delapan Tahun Pembahasan Soal Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak (USKP) PBB, BPHTB dan Bea Meterai 2002 – 2009. Jakarta: Mitra Wacana Media. Purno Murtopo, Sjafardamsah, Tugiman Binsarjono. 2011. Perpajakan – Pendekatan Sertifikasi A-B-C, Buku I. Jakarta: Mitra Wacana Media. Rusjidi, Muhammad. 2005. PBB, BPHTB, dan Bea Meterai. Jakarta: PT INDEKS. Supriyanto, Heru. 2010. Buku Cara Menghitung PBB, BPHTB, dan Bea Meteral. Jakarta: PT INDEKS.

Peraturan Perundang-undangan: Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata (Lembaran Cara Perpajakan Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999). Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3312) sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3569). Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959). Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049). Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun Wilayah 2010 tentang Pertambangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5110). Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5111). Peraturan Menteri Keuangan Nomor 150/PMK.03/2010 tentang Klasifikasi dan Penetapan Nilai Jual Objek Pajak sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 17 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penetapan Harga Patokan Penjualan Mineral dan Batubara.

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 12 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penetapan Wilayah Usaha Pertambangan dan Sistem Informasi Wilayah Pertambangan Mineral dan Batubara. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2012 tentang Tata Cara Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan untuk Pertambangan Mineral dan Batubara. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-132/PJ/2013 tentang Nilai Bumi Per Meter Persegi untuk Areal Offshore, Nilai Bumi Per Meter Persegi untuk Tubuh Bumi Eksplorasi, dan Angka Kapitalisasi, untuk Penentuan Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan untuk Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi dan Pertambangan Mineral dan Batubara Tahun Pajak 2013. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2012 tentang Tata Cara Penatausahaan Pajak Bumi Dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan Mineral Dan Batubara.

Website: Http://www.pajak.go.id. Http://www.ortax.org. Http://www.klikpajak.com. http://www.depkeu.go.id.