PENATAAN URUSAN PEMERINTAHAN DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN

Download Pemda diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, & peran serta masyaraka...

1 downloads 525 Views 2MB Size
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PENATAAN URUSAN PEMERINTAHAN DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

OLEH : Ir. GUNAWAN, MA DIREKTUR PENINGKATAN KAPASITAS DAN EVALUASI KINERJA DAERAH DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH Tujuan Nasional  Melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia  Memajukan kesejahteraan umum  Mencerdaskan kehidupan bangsa  Ikut melaksanakan ketertiban dunia Hak Warga Negara Ps. 27, 28 H, Ps. 34 UUD 1945 Pendidikan, Kesehatan, Hak atas Pekerjaan, Hak atas penghidupan yg layak, dan Jaminan Sosial Indonesia Negara Kesatuan Yg Terdesentralisasi Dgn Presiden Memegang Kekuasaan Pemerintahan (Pasal 4 UUD 1945)

Pasal 18, 18 A dan 18 B UUD 1945 -NKRI dibagi atas Prov, Kab & Kota. -Asas Otonomi dan Tugas Pembantuan -Dipimpin Gub, Bupati, Walkot yg dipilih demokratis – memiliki DPRD dipilih melalui Pemilu -Menjalankan Urusan Pemerintahan -Hub. wewenang antar tingkatan Pemerintahan -Hub. Keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan SDA & SDA lainnya dilaks. adil & selaras diatur dgn undang-undang. -Negara mengakui & menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yg bersifat khusus atau istimewa yg diatur dgn undang-undang

Otonomi Daerah Hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem NKRI

Tujuan Demokrasi Memposisikan Pemda sebagai instrumen pendidikan politik di tingkat lokal, yang akan menyumbang terhadap pendidikan politik nasional demi terwujudnya civil society.

Kesejahteraan Pemda menyediakan pelayanan publik yg efektif, efisien dan ekonomis untuk masyarakat lokal.

Selaras dgn tujuan Otda penyelenggaraan Pemda diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, & peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem NKRI Daerah Otonom Bagian Pem. Nasional: 34 Provinsi 415 Kab dan 93 Kota

DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

MEMPERCEPAT PENINGKATAN KESRA, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PELAYANAN PUBLIK & PENINGKATAN DAYA SAING

MENGOPTIMALKAN KINERJA PEMERINTAHAN DAERAH DLM PENCAPAIAN TUJUAN OTDA MEMPERKUAT ASPEK REGULASI UU NO. 23 THN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH SOSIALISASI, EVALUASI, PEMBINAAN, PENGAWASAN & PENINGKATAN KAPASITAS

PEMBAGIAN URUSAN BERDASARKAN UU 32/2004

PEMBAGIAN URUSAN BERDASARKAN UU 23/2014

URUSAN PEMERINTAHAN

URUSAN PEMERINTAHAN

ABSOLUT 1. 2. 3. 4. 5. 6.

KONKURENT

PERTAHANAN KEAMANAN AGAMA YUSTISI POLUGRI AGAMA

WAJIB SPM

PILIHAN

ABSOLUT 1. 2. 3. 4. 5. 6.

PERTAHANAN KEAMANAN AGAMA YUSTISI POLUGRI AGAMA

URUSAN PEMERINTAHAN UMUM

KONKUREN

WAJIB YAN DASAR

PILIHAN

NON YAN DASAR

SPM

urusan Pemerintah Pusat yang dilimpahkan pelaksanaannya kepada gubernur dan bupati/walikota di wilayahnya masing-masing, misalnya urusan menjaga 4 konsensus dasar

TERKAIT URUSAN PEMERINTAHAN YG DISERAHKAN KPD DRH & MENIMBULKAN DAMPAK EKOLOGIS MELEWATI BATASBATAS ADMIN DRH KAB/KOTA MENJADI KEWENANGAN DRH PROVINSI.

U R U S A N P E M E R I N TA H A N KO N K U R E N

WAJIB berkaitan dengan pelayanan dasar

1. 2. 3. 4. 5.

Pendidikan Kesehatan PU PR Sosial Perumahan rakyat dan kawasan pemukiman 6. Ketertiban umum dan perlindungan masyarakat

PILIHAN

tidak berkaitan dengan pelayanan dasar

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.

Pertahanan Lingkungan hidup Adm. Kependdkan dan pencatatan sipil; Pengendalaian penduduk dan KB; Perhubungan Kominfo Koperasi dan UKM; Penanaman modal Kepemudaan dan olahraga PMD Statistik Persandian Kebudayaan Perpustakaan dan Arsif Tenaga kerja PP PA Ketahanan pangan

Potensi dan keunggulan daerah 1. Kelautan dan perikanan; 2. Pariwisata; 3. Pertanian; 4. kehutanan; 5. Energi dan sumberdaya mineral; 6. Perdagangan; 7. Perindustrian; dan 8. Tansmigrasi.

Urusan berbasis ekosistem Kehutanan; pertambangan; kelautan dan perikanan.

Provinsi

Kab/Kota Dapat bagi hasil

PEMBAGIAN KEWENANGAN URUSAN KESEHATAN UPAYA KESEHATAN SDM KESEHATAN SEDIAAN FARMASI, ALKES, & MAKANAN MINUMAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PUSAT

PROVINSI

KAB/KOTA

Berdasarkan Lampiran UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

KEWENANGAN PUSAT DAN DAERAH PEMERINTAH PUSAT

DAERAH

1. menetapkan NSPK, paling lama 2 (dua) 1. dalam jangka waktu 2 (dua) tahun, tahun terhitung sejak peraturan Pusat belum menetapkan NSPK, pemerintah mengenai pelaksanaan Pemda melaksanakan Urusan urusan pemerintahan konkuren Pemerintahan yang menjadi diundangkan serta melaksanakan kewenangan Daerah; pembinaan dan pengawasan; 2. membatalkan kebijakan Daerah yang 2. menetapkan kebijakan Daerah untuk tidak berpedoman pada NSPK; menyelenggarakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah berpedoman pada NSPK; 3. menetapkan SPM 3. memprioritaskan pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar berpedoman pada SPM

URUSAN KESEHATAN • Urusan kesehatan merupakan urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar, yang wajib diselenggarakan oleh semua daerah; • Pelaksanaan pelayanan dasar urusan kesehatan berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal (SPM); • Penyelenggaraan jaminan kesehatan; • Pemerintah daerah harus mengalokasikan anggaran urusan kesehatan minimal 10% dari total belanja APBD diluar gaji; • pendanaan urusan kesehatan dapat bersumber dari APBN dan APBD.

KEWAJIBAN DAERAH DALAM URUSAN KESEHATAN Siapkan Infrastruktur/ Sarpras Peralatan Kesehatan

Tersedianya Dokter / Tenaga Medis

Tersedianya Obat-Obatan/murah

- RSUD - Puskesmas - + bangun/perbaiki Siapkan tenaga dokter sesuai kebutuhan (pola penyakit)  beasiswa Pengadaan Obat-obatan

Tersedianya Pengembangan Sistem Infomasi (Sistem Rujukan)

KEWENANGAN DINAS KESEHATAN Melaksanakan Urusan Kesehatan yang menjadi kewenangan Daerah

1 1. Pengelolaan UKP 2. Pengelolaan UKM 3. Izin RS kelas B, C & D

2

3

1. Pengakuan pedagang farmasi & Alkes 2. Obat tradisional 3. Makanan dan minuman industri rumah tangga 4. Pengawasan post market

1. Perenanaan dan pengembangan SDM Kesehatan 2. Izin praktek dan izin kerja tenaga kesehatan

4

Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan

* Secara lengkap termuat dalam Lampiran UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

PEMENUHAN ANGGARAN KESEHATAN Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Daerah Dengan Kebijakan Pemerintah

Reformasi Pembangunan Kesehatan : 1) Sistem Jaminan Sosial Nasional 2) Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi

Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan, pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

pemerintah daerah secara konsisten dan berkesinambungan harus mengalokasikan anggaran kesehatan minimal 10 % (sepuluh persen) dari total belanja APBD di luar gaji, bagi daerah yang telah menetapkan lebih dari 10% (sepuluh persen) agar tidak menurunkan jumlah alokasinya dan bagi daerah yang belum mempunyai kemampuan agar dilaksanakan secara bertahap.

ALOKASI BELANJA URUSAN KESEHATAN PROVINSI TA. 2015 (HASIL EVALUASI RANCANGAN PERDA APBD) NO.

PROVINSI

1

Aceh

2

TOTAL APBD

BELANJA URUSAN KESEHATAN

PERSENTASE TERHADAP TOTAL APBD

12.755.643.725.149.00

1.731.832.673.868.40

13.58

Sumatera Utara

8.679.942.294.100.00

400.331.385.496.00

4.61

3

Sumatera Barat

4.051.128.491.300.00

554.743.910.240.00

13.69

4

Riau

10.718.616.466.418.20

880.021.250.523.70

8.21

5

Jambi

3.513.160.756.557.81

336.691.007.000.00

9.58

6

Sumatera Selatan

6.303.404.424.576.00

478.025.623.272.00

7.58

7

Bengkulu

2.258.697.036.011.25

290.855.805.233.80

12.88

8

Lampung

4.106.843.248.665.77

394.495.977.309.00

9.61

9

Jawa Barat

24.753.758.333.100.00

644.192.997.558.00

2.60

10 Jawa Tengah 11 DI Jogjakarta

17.337.686.334.000.00

1.887.535.859.000.00

10.89

3.669.426.462.513.24

193.737.896.979.00

5.28

12 Jawa Timur 13 Kalimantan Barat

23.720.919.803.000.00

1.905.724.299.798.00

8.03

4.571.000.932.843.00

349.218.832.960.00

7.64

3.652.064.714.929.00

297.506.969.688.00

8.15

5.271.601.442.000.00

659.335.218.000.00

18.20

14 Kalimantan Tengah 15 Kalimantan Selatan

Lanjutan... NO. 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

PROVINSI Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Maluku Papua Maluku Utara Banten Bangka Belitung Gorontalo Kepulauan Riau Papua Barat Sulawesi Barat Kalimantan Utara DKI Jakarta Sulawesi Tenggara Bali

TOTAL APBD 9.327.562.000.000.00 2.641.789.104.310.00 2.837.564.141.400.00 6.167.110.898.573.19 2.993.637.551.600.00 3.287.626.340.000.00 2.355.234.811.760.29 12.091.125.348.943.00 1.824.427.649.000.00 9.047.936.131.816.00 2.134.888.718.609.90 1.444.389.205.222.25 3.570.455.273.330.00 6.423.740.104.013.80 4.051.128.491.300.00 2.183.697.471.760.27 67.446.955.296.451.00 2.321.892.890.432.00 5.021.195.581.782.07

* Sumber : Ditjen Keuda Kemendagri

BELANJA URUSAN KESEHATAN 847.072.700.492.00 178.939.288.000.00 226.783.877.850.00 694.122.582.165.62 381.037.018.683.00 194.502.896.979.00 230.653.340.219.26 783.899.546.815.00 143.613.499.612.00 876.517.000.000.00 145.525.150.800.84 98.662.750.360.00 271.856.775.995.00 205.967.056.000.00 554.743.910.240.00 44.700.149.758.72 6.611.960.767.735.00 201.734.884.150.00 511.455.166.346.36

PERSENTASE TERHADAP TOTAL APBD 9.08 6.77 7.99 11.26 12.73 5.92 9.79 6.48 7.87 4.16 6.82 6.83 7.61 3.21 13.69 2.05 9.80 8.69 10.19

DUKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL 







Memperkuat kualitas terhadap fasiltas pelayanan kesehatan; Penganggaran penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD serta PNSD; FKTP Milik Pemda yang belum menerapkan PPK-BLUD mempedomani Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2014, dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/2280/SJ tanggal 5 Mei 2014 (terkait Dana Kapitasi); Penganggaran penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi Fakir miskin dan orang tidak mampu yang tidak menjadi cakupan penyelenggaraan jaminan kesehatan melalui BPJS yang bersumber dari APBN, pemerintah daerah dapat menganggarkannya dalam bentuk program dan kegiatan pada SKPD yang menangani urusan kesehatan pemberi pelayanan kesehatan.

URGENSI SPM DALAM IMPLEMENTASI PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN • Negara berkewajiban menjamin hak-hak tertentu setiap warga, termasuk hak untuk memperoleh pelayanan dasar dengan mutu atau standar tertentu. • Kewajiban negara tersebut diselenggarakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah. • Pemerintah menetapkan SPM sebagai “instrumen” agar pelayanan dasar menjadi perhatian dan “prioritas penyelenggaraan pemerintahan daerah”.

PENERAPAN SPM

Dalam mendukung kemandirian dan daya saing daerah RPJMN tahun 2015-2019, penerapan SPM sebagai

“Prioritas Nasional” Penyusunan anggaran belanja untuk setiap program dan kegiatan

SPM

mempedomani yang telah ditetapkan, Analisis Standar Belanja (ASB), dan standar satuan harga. ASB dan standar satuan harga ditetapkan dengan keputusan kepala daerah dan digunakan sebagai dasar penyusunan RKA-SKPD dan RKA-PPKD.

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

TERIMA KASIH

Designed by Anshori ‘10

Lampiran Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

PROSES INTEGRASI JAMKESDA KE BPJS Kes 86,4 juta peserta dikelola BPJS Kesehatan 96,7 juta jiwa miskin (2011) 10,3 juta belum tercover

2012

2013

2014

Pengalihan Peserta JPK Jamsostek, Jamkesmas, PJKMU ke BPJS Kesehatan

semua penduduk dikelola BPJS Kesehatan

KEGIATAN: Pengalihan, Integrasi, Perluasan

2015

2016

2017

2018

Integrasi Kepesertaan Jamkesda ke BPJS Kesehatan

APBD mencover penduduk miskin di luar cakupan BPJS

2019

DUKUNGAN KEMENDAGRI DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN DI DAERAH Penegasan pengaturan anggaran pada sektor kesehatan dan pelaksanaan bidang kesehatan, antara lain : a.Konsitensi pemenuhan APBD pada urusan kesehatan min 10%, diluar gaji. b.Percepatan penerapan PPK BLUD bagi Puskesmas dan RSUD sesuai Permendagri 61/2007. c.Program pencapaian target MDGS : air minum/bersih, HIV, Malaria, penyediaan asuransi kesehatan bagi PNSD/pensiunan dll d.Pengaturan pemberian tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja, tempat bertugas, kondisi kerja, kelangkaan profesi dan prestasi kerja bagi tenaga kesehatan dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah e.Fasilitasi pencapaian SPM bidang kesehatan di daerah f.Fasilitasi pemerataan tenaga dokter pada fasilitas pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah daerah

KEWAJIBAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

Kewajiban kepala daerah dan wakil kepala daerah meliputi: a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; b. c. d. e. f. melaksanakan program g.

strategis nasional; dan

Yang dimaksud dengan “program strategis nasional” adalah program yang ditetapkan Presiden sebagai program yang memiliki sifat strategis secara nasional dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan serta menjaga pertahanan dan keamanan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

SANKSI KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

 Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah yang tidak melaksanakan

program strategis nasional dikenai sanksi administratif berupa teguran tertulis oleh Menteri untuk gubernur dan/atau wakil gubernur serta oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk bupati dan/atau wakil bupati atau wali kota dan/atau wakil wali kota.  Dalam hal teguran tertulis telah disampaikan 2 (dua) kali berturutturut dan tetap tidak dilaksanakan, kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah diberhentikan sementara selama 3 (tiga) bulan.  Dalam hal kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah telah selesai menjalani pemberhentian sementara, tetap tidak melaksanakan program strategis nasional, yang bersangkutan diberhentikan sebagai kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah.

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAH PUSAT 1. melakukan pembinaan dan pengawasan secara nasional yang dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri; 2. Menteri Dalam Negeri melakukan pembinaan dan pengawasan yang bersifat umum, Menteri teknis dan Kepala LPNK melakukan pembinaan dan pengawasan yang bersifat teknis 3. Pembinaan dalam bentuk fasilitasi, konsultasi, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan. 4. Pengawasan dilaksanakan oleh Aparat Pengawas Internal Pemerintah sesuai dengan fungsi dan kewenangannya

DAERAH PROVINSI 1. Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan yang bersifat umum dan teknis terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kabupaten/kota. 2. Pembinaan dalam bentuk fasilitasi, konsultasi, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan 3. gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat dibantu oleh perangkat gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat. 4. Dalam hal gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat belum mampu melakukan pengawasan, meminta bantuan untuk melaksanakan pengawasan kepada Pemerintah Pusat