PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN CORPORATE SOCIAL

Download significant on firm value (4) Corporate Social Responsibility is positive effect and significant ... efektif terhadap konflik kepentingan y...

1 downloads 791 Views 807KB Size
Universitas Pancasila Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Konferensi Ilmiah Akuntansi IV 2-3 Maret 2017

ISBN 978-602-70083-4-2

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Maureen Erna Marius1, Indah Masri2 1,2

(Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pancasila, Jakarta)

ABSTRACT: This study aim to determine the effect of Good Corporate Governance (Managerial Ownership, institutional Ownership and audit committee) and Corporate Social Responsibility on firm value. This study was conducted at manufacturing companies listed on at Indonesia Stock Exchange in the period 2013-2015. Purposive sampling was used as sampling tehcnique, nineteen firms were used as study data with total of sample is fifty seven. The analysis methods in this study use classical assumption test and multiple regression and using SPSS 21.0 for windows operating system. The results of this study are : (1) Managerial Ownership is positive effect and no significant on firm value. (2) Institutional Ownership is negative effect and significant on firm value. (3) Audit Committe is negative effect and significant on firm value (4) Corporate Social Responsibility is positive effect and significant on firm value. Keywoords : Firm value, Manajerial ownnership, Institutional ownership, Audit Committe, and Corporate Social Responsibilty I. 1.1.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Setiap perusahaan mempunyai tujuan tersendiri. perusahaan yang dikelola secara strategis pada

umumnya memiliki tujuan laba, yang biasanya dinyatakan dalam bentuk laba per saham. Salah satu alat terpenting untuk menilai kekuatan dari suatu perusahaan adalah analisis keuangan, akan tetapi analisis ini tidak dapat secara otomatis dapat dijadikan asumsi untuk menilai kekuatan suatu organisasi, ada pendekatan lain yang tidak kalah penting dalam meningkatkan nilai perusahaan yaitu adanya penerapan Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility dalam perusahaan. Pada saat kasus Enron terkuak dimana perusahaan terbukti melakukan berbagai manipulasi akuntansi yang melibatkan eksekutif puncak perusahaan, hal tersebut mengakibatkan harga saham perusahaan turun dari kisaran delapan puluh dolar lebih per saham menjadi hanya sebesar satu dolar per lembar saham pada tahun 2001, penurunan harga saham ini tidak hanya merugikan para investor yang membeli saham perusahan berdasarkan informasi keuangan yang keliru, melainkan penurunan harga saham ini juga telah mengakibatkan kerugian bagi para karyawan yang memiliki saham perusahaan sebagai cadangan bagi dana pensiun karyawan. Manipulasi akuntasi yang dilakukan telah menyebabkan penurunan nilai perusahaan (Solihin, 2015:118-119). Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640 Phone: 021-7873710 Email: [email protected]

www.kia4pancasila.com ekonomi.univpancasila.ac.id

Universitas Pancasila Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Konferensi Ilmiah Akuntansi IV 2-3 Maret 2017

Kasus yang menimpa Enron disebabkan oleh tidak diterapkannya Corporate Governance yang baik. Kasus-kasus tersebut semakin menguatkan tuntutan dari para investor agar perusahaan menerapkan GCG. Mekanisme Corporate Governance yang berperan penting antara lain yaitu struktur kepemilikan dan komite audit. Mekanisme struktur kepemilikan disini adalah kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. Selain itu dengan adanya struktur kepemilikan tersebut dapat meminimalisasi conflict agency yang sering terjadi di perusahaan. dimana pemegang saham bisa sebagai pengendali atas perusahaan dalam mengawasi kebijakan dan keputusan yang diambil oleh manajemen untuk kepentingan perusahaan dan pemegang saham bukan untuk kepentingan manajemen dan golongan tertentu. Komite audit juga mempunyai peran penting dalam penerapan Good Corporate Governance dimana tanggung jawab komite audit yaitu memberikan kepastian bahwa perusahaan telah tunduk terhadap undang-undang dan peraturan yang berlaku juga melakukan kontrol yang efektif terhadap konflik kepentingan yang akan merugikan perusahaan dan menurunkan nilai perusahaan. Disamping kasus Enron diatas yang mengharuskan adanya penerapan Good Corporate Governance. Menurut Bowen dalam Solihin (2015:1), 1985, pelaku bisnis memiliki kewajiban untuk mengupayakan suatu kebijakan serta membuat keputusan atau melaksanakan berbagai tindakan yang sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai masyarakat. Karena dengan dilaksanakan kewajiban dan kebijakan terhadap masyarakat sekitar, perusahaan akan mendapatkan dukungan dari masyarakat.Pada tahun 1990-an terjadi peningkatan kerusakan lingkungan hidup dan sumber daya alam yang semakin cepat yang berdampak terhadap ekonomi dan pembangunan sosial. Korporasi atau perusahaan diharapkan tidak hanya menjalankan usaha untuk kepentingan pemegang saham, karyawan, serta pelanggan dan pemasok melainkan perusahaan juga harus memberi perhatian terhadap masyarakat disekitar tempat perusahan beroperasi. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan bisnis secara berkelanjutan dan jangka panjang, karena dengan adanya dukungan dari masyarakat sekitar, perusahaan dapat beroperasi secara aman, dengan rasa aman tersebut perusahaan dapat meningkatkan kinerja perusahaan itu sendiri dan tentunya dapat meningkatnya nilai perusahaannya. Untuk bisa mewujudkan bisnis secara berkelanjutan diperlukan adanya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) oleh setiap perusahaan.Program CSR dalam penelitian ini mengangkat tema lingkungan, karena lingkungan sangat penting untuk dijaga kelestariannya. Perusahaan manufaktur sangat berhubungan dengan lingkungan karena polusi dan limbah yang ditimbulkan dari proses produksi dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, oleh karena itu perusahaan manufaktur diharapkan peduli dan berperan aktif terhadap lingkungan yang ada disekitarnya dengan cara menerapkan CSR dalam bidang lingkungan. Beberapa penelitian telah dilakukan tentang pengaruh Good Corporate Governance yang diproksikan dalam (Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial dan Komite Audit) dan Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan dan ditemukan hasil yang beragam. Menurut Sholekah dan Venusita (2014), semakin tinggi jumlah saham yang dimiliki oleh Manajemen Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640 Phone: 021-7873710 Email: [email protected]

www.kia4pancasila.com ekonomi.univpancasila.ac.id

Universitas Pancasila Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Konferensi Ilmiah Akuntansi IV 2-3 Maret 2017

Perusahaan maka semakin tinggi nilai perusahaan, agency conflict bisa diatasi dengan memasukan manajer dalam struktur kepemililkan saham oleh karena itu kepemilikan manajerial berpengaruh positif secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian Sari dan Riduwan (2011) serta Nuraina (2012) menyatakan bahwa kepemilikan institusi berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan, semakin tinggi tingkat kepemilikan institusional maka semakin kuat tingkat pengendalian yang dilakukan oleh pihak eksternal terhadap perusahaan sehingga agency cost yang terjadi di dalam perusahaan akan semakin berkurang dan dan nilai perusahan juga dapat semakin meningkat. Menurut Fidyati dalam Rachmawati dan Triatmoko (2007) Kepemilikan Insitusional dapat menyebabkan penurunan nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena Kepemilikan Institusional yang ada adalah pemilik sementara (transfer owner) yang hanya berfokus pada laba sekarang, jika perusahaan dirasakan tidak menguntungkan, maka investor akan menarik sahamnya secara besarbesaran. Penelitian Fidyati didukung oleh penelitian Prihantoro serta Sutrisno dalam Kurniawati, Manalu dan Octavianus (2015) mengungkapkan para pemegang saham mempunyai tujuan utama meningkatkan kesejahteraannya, yaitu mengharapkan pengembalian dalam bentuk deviden maupun capital gain. Dengan pengembalian deviden yang lebih besar akan mengurangi sumber dana intern yang akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan yang nantinya akan mengurangi nilai perusahaan itu sendiri.. Isti’adah (2015) menyatakan komite audit dapat meningkatkan efisiensi kinerja perusahaan dalam menjalankan fungsi, tugas, dan tanggung jawabnya, komite Audit dapat mengadakan rapat secara periodik sebagaimana telah diatur oleh BAPEPAM dan ditetapkan dalam anggaran dasar. Hasil yang berbeda dengan apa yang ditemukan oleh Hariarti dan Rihatiningtyas (2015) Komite audit berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, hal ini disebabkan karena komite audit bukanlah menjadi salah satu faktor penentu untuk meningkatkan efektifitas fungsi komite audit, khususnya yang berhubungan dengan benturan kepentingan, perbuatan yang merugikan perusahaan, dan kecurangan (FCGI, 2008), semakin tinggi frekuensi pertemuan semakin sering dibicarakan benturan kepentingan tersebut. Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai Perusahaan, pengungkapan CSR oleh Perusahaan akan memberikan respon positif bagi investor yang nantinya dapat meningkatkan nilai perusahaan (Fridagustina, 2014). Penelitian Fridagustina didukung oleh penelitian Hariarti dan Rihatiningtyas (2015)

yang menyatakan bahwa meningkatnya

pengungkapan CSR yang dilakukan oleh Perusahaan, akan menciptakan citra yang baik terhadap perusahaan sehingga investor akan melihat hal ini sebagai hal yang positif untuk berinvestasi di perusahan tersebut disamping itu apabila perusahaan manufaktur mampu memperhatikan pengelolaan lingkungannya, maka keberadaan perusahaan tersebut akan direspon positif oleh masyarakat, sehingga citra/image-nya meningkat yang akan diikuti dengan meningkatnya nilai perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Good Corporate Governance dan Coporate Social Responsibility terhadap nilai Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640 Phone: 021-7873710 Email: [email protected]

www.kia4pancasila.com ekonomi.univpancasila.ac.id

Universitas Pancasila Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Konferensi Ilmiah Akuntansi IV 2-3 Maret 2017

perusahaan” (Studi empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013 – 2015) 1.2.

Permasalahan dan Tujuan Penelitian Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut: apakah kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit dan csr berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji secara empiris pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit dan csr berpengaruh terhadap nilai perusahaa II. 2.1.

KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Teori Corporate Governance Menurut Tim Studi pengkajian Prinsip-Prinsip OECD 2004 yang dibentuk oleh Badang

Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan dalam Solihin (2015:119), terdapat dua teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan konsep Corporate Governance : 1. Stewardship theory Teori ini dibangun atas asumsi filosofis mengenai sifat manusia yang pada hakikatnya dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, serta memiliki integritas dan kejujuran terhadap pihak lain. Bila asumsi stewardship theory ini diterapkan dalam manajemen perusahaan, maka stewardship theory memandang manajamen sebagai pihak yang dapat dipercaya untuk bertindak sebaik-baiknya bagi kepentingan publik pada umumnya maupun para pemegang saham (shareholders) pada khususnya. 2. Agency Theory Teori ini memandang bahwa manajemen perusahaan sebagai agen bagi para pemegang saham, akan bertindak dengan penuh kesadaran bagi kepentingannya sendiri (self-interest) bukan sebagai pihak yang arif dan bijaksana serta adil terhadap pemegang saham sebagaimana diasumsikan dalam stewardship theory, agency theory

memandang bahwa manajemen tidak dapat dipercaya untuk

bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan publik pada umumnya dan para pemegang saham khususnya. . Menurut Anthony dan Govindarajan (2012:269) Hubungan Agensi ini ada ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak lain (agen) untuk melaksanakan suatu jasa dan dalam melakukan hal itu, mendelegasikan wewenang untuk membuat keputusan kepada agen tersebut. Dalam suatu korporasi, pemegang saham merupakan prinsipal dan CEO adalah agen mereka. Pemegang saham menyewa CEO dan mengharapkan ia untuk bertindak bagi kepentingan mereka. Ditingkat yang lebih rendah, CEO adalah prinsipal dan manajer unit bisnis adalah agennya.

2.2.

Model Corporate Governance

Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640 Phone: 021-7873710 Email: [email protected]

www.kia4pancasila.com ekonomi.univpancasila.ac.id

Universitas Pancasila Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Konferensi Ilmiah Akuntansi IV 2-3 Maret 2017

Buchholz dalam Solihin (2015:120) menjelaskan adanya tiga model corporate governance yang menunjukkan bagaimanan kekuasaan untuk menjalankan dan mengawasi perusahaan dibagi diantara para pemangku kepentingan. 1) Traditional Mode Dalam model ini, corporate goverance suatu perusahaan didasarkan atas hak kepemilikan (property rights). Menurut model ini, adanya pemegang kendali atas perusahaan merupakan faktor utama dalam proses corporate governance. Sebagai pemasok modal bagi perusahaan, pemegang saham memiliki hak kepemilikan atas perusahaan dan memiliki hak-hak hukum untuk memastikan bahwa kekayaan yang mereka berikan kepada perusahaan dan digunakan untuk memajukan kepentingan mereka. 2) Co-determination model Model alternatif Corporate governance, ditemukan di berbagai negara Eropa dimana bentuk demokrasi industri sudah mengakar disana. Di negara-negara tersebut terdapat tekanan kepada perusahaan untuk menempatkan wakil karyawan di dewan direksi yang berperan dalam proses Corporate Governance. Beberapa negara Eropa juga telah menerbitkan undang-undang yang memungkinkan para pekerja memiliki partisipasi dalam proses Corporate Governance. Disebut Codetermination model karena modal (yang berasal dari pemegang saham) dan tenaga kerja sama-sama berperan dalam proses corporate governance. 3) Stakeholder model Model ini didasarkan kepada perkembangan teori manajemen pemangku kepentingan yang menyatakan bahwa selain para karyawan dan pemegang saham (kedua-duanya dikategorikan sebagai pemangku kepentingan internal) masih terdapat kelompok lain di dalam masyarakat yang merupakan tanggung jawab perusahaan jika operasi perusahaan memiliki dampat terhadap kelompok tersebut serta perusahaan harus menyelaraskan pencapaian tujuannya dengan kepentingan berbagai konstituen yang seringkali bertentangan satu dengan lainnya. 2.3.

Komite Audit Dalam Effendi (2016:59-60) Komite audit hendaknya dapat melakukan komunikasi secara

efektif dengan komisaris, direksi, maupun auditor internal dan eksternal. Salah satu fungsi komite audit adalah menjembatani antara pemegang saham dan dewan komisaris dengan kegiatan pengendalian yang diselenggarakan oleh manajemen, serta auditor internal dan eksternal, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melakukan rapat internal secara rutin dengan dewan komisaris dan manajemen. Rapat rutin dengan dewan komisaris untuk melaporkan hasil tugas yang dibebankan oleh komisaris dalam bentuk laporan berkala, sedangkan rapat rutin dengan manajemen untuk membicarakan semua pokok-pokok persoalan yang dapat mempengaruhi kinerja finansial atau non finansial organisasi secara “terbuka” sehubungan dengan perannya untuk mengawasi Corporate Governance. 2.4.

Jenis-Jenis Corporate Social Responsibility

Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640 Phone: 021-7873710 Email: [email protected]

www.kia4pancasila.com ekonomi.univpancasila.ac.id

Universitas Pancasila Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Konferensi Ilmiah Akuntansi IV 2-3 Maret 2017

Ada 4 komitmen dalam Corporate Social Responsibility (tanggung jawab sosial) menurut Pearce dan Robinson (2016:55) : 1.

Tanggung Jawab Ekonomi (Economic Responsibilities)

Tanggung jawab ini merupakan tanggung jawab sosial yang paling mendasar. Untuk memenuhi tanggung jawab ekonomi perusahan, perusahaan harus memaksimalkan laba. Dalam menjalankan tanggung jawab ekonomi, perusahaan juga dapat bertanggung jawab secara sosial dengan menyediakan pekerjaan yang produktif bagi angkatan kerja, membayar pajak untuk pemerintah lokal, negara bagian dan federal. 2.

Tanggung Jawab Hukum (Legal Responsibilities)

Tanggung jawab ini mencerminkan kewajiban

perusahaan untuk mematuhi undang-undang yang

mengatur aktivitas bisnis. Gerakan lingkungan hidup memiliki dampak terhdap undang-undang bisnis. Gerakan ini membuat undang-undang perlindungan lingkungan yang sudah ada ditegakkan dengan lebih dan mendorong diberlakukannya undang-undang baru yang lebih komperhensif, seperti undangundang Kebijakan Lingkungan hidup Nasional (National Environmental Policy Act) yang ditujukan untuk melindungi keseimbangan ekologi di AS dan membuat perlindungan lingkungan hidup sebagai sasaran kebijakan pemerintah federal. 3.

Tanggung Jawab Etis (Ethical Responsibilities)

Tanggung jawab ini mencerminkan gagasan perusahaan mengenai perilaku bisnis yang benar dan layak. Perusahaan diharapkan untuk berperilaku secara etis 4.

Tanggung Jawab disreksi (Discretionary Responsibilities)

Tanggung jawab ini merupakan tanggung jawab secara sukarela dilakukan oleh suatu organisasi bisnis. Tanggung jawab ini mencakup aktivitas hubungan masyarakat, manajer berusaha memperkuat citra perusahaan, produk serta jasa mereka dengan mendukung gerakan yang bermanfaat. Bentuk tanggung jawab disreksi ini memiliki dimensi layanan mandiri. 2.5.

Pengembangan Hipotesis

2.5.1. Pengaruh Kepemilikan Manajemen terhadap Nilai Perusahaan Menurut Nurhayati dan Medyawati (2012) serta Wongso (2013) Kepemilikan Manajemen berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan hal ini disebabkan karena kepemilikan Manajerial belum dapat dipandang sebagai mekanisme yang tepat untuk mengurangi konflik kepentingan antara pemilik dan manajer. Manajer biasanya akan mengedepankan kepentingannya sendiri dari pada kepentingan perusahaan. Penelitan Nurhayati dan Medyawati serta Wongso tidak sejalan dengan penelitian Sholekah dan Venusita (2014) yang menyatakan bahwa Kepemilikan Manajerial berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan yang artinya semakin tinggi jumlah saham yang dimiliki oleh pihak manajemen perusahaan maka semakin tinggi nilai perusahan karena proporsi kepemilikan saham yang dikontrol oleh manajerial dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan yang nantinya dapat menyejajarkan kepentingan manajemen dan pemegang saham

Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640 Phone: 021-7873710 Email: [email protected]

www.kia4pancasila.com ekonomi.univpancasila.ac.id

Universitas Pancasila Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Konferensi Ilmiah Akuntansi IV 2-3 Maret 2017

sehingga manajamen akan memperoleh manfaat langsung dari keputusan dan dapat menurunkan agency cost dan meningkatkan nilai perusahan. Penelitian Sholekah dan Venusita (2014) mendukung apa yang disebutkan dalam Prinsip-Prinsip OECD yaitu agency cost timbul karena adanya agency theory. Dengan adanya kepemilikan saham oleh Manajerial dapat menyelaraskan kepentingan pemegang saham dengan manajemen serta dapat mengurangi agency cost. oleh sebab itu hipotesis pada penelitian ini adalah : H1: Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan 2.5.2. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan Permanasari (2010) dan Isti’adah (2015) meneliti bahwa Kepemilikan institusional berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, hal ini disebakan karena pemilik investor mayoritas memiliki kecenderungan untuk melakukan kompromi dengan manajemen dan mengabaikan kepentingan investor minoritas. Tindakan manajemen atas kebijakan yang tidak optimal dan cenderung mengarah pada kepentingan pribadinya mengakibatkan strategi aliansi pihak manajemen dan investor institusional ditanggapi negatif oleh pasar. Wongso (2013) serta Hariati dan Rihatiningtyas (2015) menyebutkan bahwa kepemilikan Institusional berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, hal ini dikarenakan rendahnya persentasi kepemilikan institusional tidak dapat secara maksimal untuk melakukan pengawasan terhadapa kinerja manajemen, apabila pengawasannya tidak maksimal, manajemen akan melakukan keputusan-keputusan yang memakmurkan dirinya sendiri, sehingga kemakmuran pemegang saham diabaikan, hal ini akan direspon negatif oleh pasar dan dapat menurunkan nilai perusahaan. Penelitian diatas tidak sejalan dengan penelitian Fidyati dalam Rachmawati dan Triatmoko (2007) menyebutkan Kepemilikan Institusional dapat menyebabkan penurunan nilai perusahaan, hal itu disebabkan karena Kepemilikan Institusional yang ada adalah pemilik sementara (transfer owner) yang hanya berfokus pada laba sekarang, jika perusahaan dirasakan tidak menguntungkan, maka investor akan menarik sahamnya secara besar-besaran. Penelitian Fidyati didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Prihantoro serta Sutrisno dalam Kurniawati, Manalu dan Octavianus (2015) mengungkapkan para pemegang saham mempunyai tujuan utama meningkatkan kesejahteraannya, yaitu mengharapkan pengembalian dalam bentuk deviden maupun capital gain. Dengan pengembalian deviden yang lebih besar akan mengurangi sumber dana intern yang akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan yang nantinya akan mengurangi nilai perusahaan itu sendiri. Penelitian Sari dan Riduwan (2011) serta Nuraina (2012) menyatakan bahwa kepemilikan institusi berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan, semakin tinggi tingkat kepemilikan institusional maka semakin kuat tingkat pengendalian yang dilakukan oleh pihak eksternal terhadap perusahaan sehingga agency cost yang terjadi di dalam perusahaan akan semakin berkurang dan dan nilai perusahan juga dapat semakin meningkat.

Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640 Phone: 021-7873710 Email: [email protected]

www.kia4pancasila.com ekonomi.univpancasila.ac.id

Universitas Pancasila Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Konferensi Ilmiah Akuntansi IV 2-3 Maret 2017

Penelitian Nuraina serta Sari dan Riduwan membenarkan apa yang dikatakan oleh Buchholz mengenai Traditional Mode

yang menyatakan bahwa pemegang saham mempunyai hak dan

kekuasaan untuk mengawasi jalannya perusahaan, hal ini untuk memastikan bahwa kekayaan yang mereka berikan kepada perusahaan digunakan untuk memajukan kepentingan mereka.Dengan adanya pengawasan dari pemegang saham institusi, dapat meningkatkan kepercayaan investor dan tentunya nilai perusahaan akan ikut meningkat. Karena beragamnya hasil pengujian pengaruh kepemilikan Institusional terhadap nilai perusahaan, maka hipotesis pada penelitian ini adalah H2: Kepemilikan Institusi berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan 2.5.3.

Pengaruh Komite Audit terhadap nilai perusahaan Hasil Penelitian Hariarti dan Rihatiningtyas (2015) mengungkapkan bahwa Komite audit

berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, hal ini disebabkan karena komite audit bukanlah menjadi salah satu faktor penentu untuk meningkatkan efektifitas fungsi komite audit, khususnya yang berhubungan dengan benturan kepentingan, perbuatan yang merugikan perusahaan, dan kecurangan (FCGI, 2008 ). Frekuensi pertemuan yang tinggi akan menyebabkan intensnya pembicaraan mengenai benturan kepentingan tersebut,

sehingga pasar menganggap keberadaan

komite audit bukanlah faktor yang mereka pertimbangkan dalam mengapresiasi nilai perusahaan. Berbeda dengan hasil penelitian Isti’adah (2015) yang menyatakan bahwa Komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan karena keberadaan Komite Audit serta perannya dalam mengadakan rapat secara periodik dalam mendiskusikan isu-isu signifikan dapat menambah kepercayaan investor untuk menanam saham di perusahan tersebut. Hasil penelitian Isti’adah selaras dengan apa yang dikatakan Effendi (2016) bahwa dengan diadakan rapat secara rutin dan berkala, Komite audit dapat melakukan pengawasan terhadap kinerja manajemen dalam bidang finansial maupun non finansial. Banyaknya rapat yang diadakan komite audit dapat meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat atas perusahaan tersebut. Oleh sebab itu hipotesis pada penelitian ini adalah : H3 : Komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 2.5.4.

Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan Hasil penelitian Dian dan Lidyah (2012) serta Nurhayati dan Medyawati (2013) menemukan

bahwa CSR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, hal ini disebabkan karena pengungkapan CSR sebuah perusahaan belum tentu dapat meningkatkan nilai perusahaan dan perusahaan yang tidak meningkatkan nilai perusahaannya belum tentu memiliki nilai perusahaan yang rendah. Hal ini terjadi karena apa yang dijalankan didalam CSR tidak sesuai dengan apa yang diinginkan masyarakat sekitar, sehingga yang apa yang dilakukan oleh perusahaan belum mendapat respon yang baik dari masyarakat sekitar Penelitian Dian dan Lidyah serta Nurhayati dan Medyawati tidak sejalan dengan penelitian Fridagustina (2014) serta Hariarti dan Rihatiningtyas (2015) yang menyatakan bahwa meningkatnya pengungkapan CSR yang dilakukan oleh Perusahaan, akan menciptakan citra yang baik terhadap Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640 Phone: 021-7873710 Email: [email protected]

www.kia4pancasila.com ekonomi.univpancasila.ac.id

Universitas Pancasila Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Konferensi Ilmiah Akuntansi IV 2-3 Maret 2017

perusahaan sehingga investor akan melihat hal ini sebagai hal yang positif untuk berinvestasi di perusahan tersebut disamping itu apabila perusahaan manufaktur mampu memperhatikan pengelolaan lingkungannya, maka keberadaan perusahaan tersebut akan direspon positif oleh masyarakat, sehingga citra/image-nya meningkat yang akan diikuti dengan meningkatnya nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan apa yang disebutkan oleh Pearce dan Robinson mengenai komitmen dalam Corporate Social Responsibility (tanggung jawab sosial) yang dituang dalam Tanggung Jawab Hukum (Legal Responsibilities) dimana Perusahaan mempunyai kewajiban dalam mematuhi undang-undang yang mengatur aktivitas bisnis, khususnya tanggung jawab dalam perlindungan lingkungan, karena dengan dilakukannya tanggung jawab terhadap lingkungan perusahaan akan mendapatkan citra (Image) yang positif dari masyarakat luas dan dapat meningkatkan nilai perusahaan itu sendiri. Oleh sebab itu hipotesis pada penelitian ini adalah : H4 : Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

III. 3.1.

METODOLOGI PENELITIAN

Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013–2015. Sedangkan sampel penelitian ini dipilih dengan metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dengan kriteria sebagai berikut : a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selamatahun 2013-2015. b. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan dalam satuan rupiah dan telah diaudit. c. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan tahunan (annual report) secara konsisten dan lengkap pada tahun 2013-2015. d. Perusahaan yang memiliki data lengkap terkait dengan variabel penelitian pada akhir periode 31 Desember 2013 sampai 31 Desember 2015 3.2.

Definisi dan Pengukuran Variabel

1. Variabel Terikat (dependent variable) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan. Nilai Perusahaan adalah sebuah nilai yang menunjukkan cerminan dari ekuitas dan nilai buku perusahaan, baik berupa nilai pasar ekuitas, nilai buku dari total utang dan nilai buku dari total ekuitas. Nilai Perusahaan dapat diidentifikasi dengan melihat harga penutupan saham perusahaan di pasar atau bursa. Dalam penelitian ini menggunakan Rasio Price Book Value (PBV) digunakan dalam penelitian ini sebagai indikator dalam penilaian nilai perusahaan. Price to Book Value Ratio adalah harga saham biasa perusahaan per lembar terhadap nilai buku per lembar dimana nilai buku tersebut diperoleh dari hasil bagi ekuitas pemegang saham dengan jumlah saham yang beredar. Semakin tinggi PBV

Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640 Phone: 021-7873710 Email: [email protected]

www.kia4pancasila.com ekonomi.univpancasila.ac.id

Universitas Pancasila Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Konferensi Ilmiah Akuntansi IV 2-3 Maret 2017

berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut.Variabel Nilai Perusahaan (NP) dalam Peneletian ini diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

PBV=

ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑢

2. Variabel Bebas (independent variable) a. Kepemilikan Manajerial Menurut Downes dan Goodman dalam Sukirni (2013) Kepemilikan Manajerial adalah para pemegang saham yang juga berarti dalam hal ini sebagai pemilik dalam perusahaan dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan suatu perusahaan yang bersangkutan. Manajer dalam hal ini memegang peranan penting karena manajer melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan serta pengambil keputusan. Variabel Kepemilikan Manajemen (KM) dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut : KM =

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑚𝑎𝑛𝑎𝑗𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

𝑥 100%

b. Kepemilikan Institusional Kepemilikan Institusional merupakan kondisi dimana institusi memiliki saham dalam suatu perusahaan. Institusi tersebut dapat berupa institusi pemerintah, institusi swasta, domestik, maupun asing, yang memiliki saham lebih dari 5% (Widarjo dalam Rahmawati, 2016). Variabel Kepemilikan Institusional (KI) dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut : KI = c.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝐼𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

𝑥 100%

Komite Audit (X3) Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI) mendefinisikan Komite Audit adalah Suatu komite yang bekerja secara profesional dan independen yang dibentuk oleh dewan komisaris dan, dengan demikian, tugasnya adalah membantu dan memperkuat fungsi dewan komisaris (atau dewan pengawas) dalam menjalankan fungsi pengawasan (Oversight) atas proses pelaporan keuangan, manajemen resiko, pelaksanaan audit, dan implementasi dari corporate governance di perusahaan-perusahaan. Variabel Komite Audit (KA) dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

KA = Jumlah Rapat Komite Audit dalam Satu Tahun d.

Corporate Social Responsibility (CSR) Prinsip-Prinsip CERES telah merumuskan mengenai CSR dalam bidang lingkungan dimana mereka telah “Menetapkan etika lingkungan hidup yang memiliki kriteria dengan mana investor dan pihak lain dapat menilai kinerja lingkungan hidup dari perusahaan.

Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640 Phone: 021-7873710 Email: [email protected]

www.kia4pancasila.com ekonomi.univpancasila.ac.id

Universitas Pancasila Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Konferensi Ilmiah Akuntansi IV 2-3 Maret 2017

Perusahaan-perusahaan yang menandatangani prinsip ini berjanji akan secara sukarela melakukan lebih dari sekedar mematuhi aturan yang berlaku”. Bentuk upaya pelestarian lingkungan yang paling banyak ditemukan adalah upaya kelestarian sumber daya alam dan mengeliminasi pencemaran lingkungan, tindakan-tindakan semacam ini sering disebut kepedulian untuk “menghijaukan”. Dalam penelitian ada tujuh pengungkapan CSR dalam bidang lingkungan yang akan diukur (Permanasari, 2010) yaitu : 1. Kebijakan Lingkungan 2. Sertifikasi lingkungan dan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) 3. Rating (termasuk penghargaan dibidang lingkungan) 4. Energi (termasuk energi saving,total energi yang digunakan dan sebagainya) 5. Pencegahan/pengolahan polusi (termasuk pengolahan limbah) 6. Dukungan pada konservasi lingkungan 7. Dukungan pada konservasi satwa Variabel Corporate Social Responsibility (CSR) dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Variabel dummy yaitu : Score 0 : Jika perusahaan tidak mengungkapkan item pada daftar pertanyaan. Score 1 : Jika perusahaan mengungkapkan item pada daftar pertanyaan

Score CSR =

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 7 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝𝑎𝑛

Metode Analisis Data Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode uji asumsi klasik dan regresi berganda. Adapun model regresi berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: NP = α + b1 KM + b2 KI + b3 KA + b4 CSR + b5-7 dummy tahun + e Keterangan: NP = Nilai Perusahaan α = Konstanta b1-b4 = Koefisien Regresi KM = Kepemilikan Manajemen KI = Kepemilikan Instutional KA = Komite Audit CSR = Corporate Social Responsibility B5-7 = dummy tahun variabel e = Error Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640 Phone: 021-7873710 Email: [email protected]

www.kia4pancasila.com ekonomi.univpancasila.ac.id

Universitas Pancasila Fakultas Ekonomi dan Bisnis

IV.

4.1.

Konferensi Ilmiah Akuntansi IV 2-3 Maret 2017

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia selama periode 2013–2015. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan motode purposive sampling, sehingga sampel yang didapat merupakan representasi dari populasi sampel yang ada serta sesuai dengan tujuan penelitian. Berdasarkan metode tersebut, diperoleh 57 sampel perusahaan yang memenuhi kriteria dengan rincian pada Tabel 1 4.2.

Hasil Penelitian

1. Statistik Deskriptif Berdasarkan tabel 2, hasil analisis statistik deskriptif terhadap nilai perusahaan menunjukan bahwa Variabel Nilai Perusahaan (NP) mempunyai nilai rata-rata sebesar 0,8248 dan standar deviasi adalah 0,57032 yang berarti nilai pasar perusahaan pada sampel yang diteliti relatif kecil. Nilai Perusahaan (NP) mempunyai nilai minimum sebesar 0,11 pada Perusahaan Indospring Tbk, PT dan Nilai Maksimum sebesar 2,59 pada Perusahaan Astra International Tbk, PT Variabel Kepemilikan Manajerial (KM) mempunyai nilai rata-rata sebesar 0,0595928 dengan standar deviasi sebesar 0,11028059 yang berarti bahwa Kepemilikan Manajerial (KM) banyak terdapat dalam sampel yang diteliti. Kepemilikan Manajerial (KM) mempunyai nilai minimunya sebesar 0,00005 pada perusahaan Asahimas Flat Glass Tbk, PT dan nilai maksimum sebesar 0,47522 pada perusahaan Wismilak inti Makmur Tbk, PT, Variabel Kepemilikan Institusional (KI) mempunyai nilai rata-rata sebesar 0,7113519 dan standar deviasi sebesar 0,18987368, ini menunjukan bahwa kepemilikan Instutional (KI) pada perusahaan manufaktur tidak banyak. Kepemilikan Institusional (KI) mempunyai nilai minimum sebesar 0,22478 pada perusahaan Wismilak inti Makmur Tbk, PT dan nilai maksimum sebesar 0,98001 pada perusahaan Gunawan Dianjaya Steel Tbk, PT. Variabel Komite Audit (KA) mempunyai nilai rata-rata sebesar 6,49 dan standar deviasi sebesar 3,616, hal ini menunjukan bahwa, rapat komite audit yang dilakukan relatif banyak. Komite Audit (KA) mempunyai nilai minimum sebesar 1 pada perusahaan Wismilak inti Makmur Tbk, PT dan nilai maksimum sebesar 15 pada perusahaan Asahimas Flat Glass Tbk Variabel Corporate Social Responsibility (CSR) mempunyai nilai rata-rata 0,46867 dan standar deviasi 0,178576 yang berarti bahwa pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) relatif sedikit. Corporate Social Responsibility (CSR) mempunyai nilai minimum sebesar 0,143 pada perusahaan Indospring Tbk, PT dan nilai maksimum sebesar 0,857 pada perusahaan Asahimas Flat Glass Tbk, PT .

Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640 Phone: 021-7873710 Email: [email protected]

www.kia4pancasila.com ekonomi.univpancasila.ac.id

Universitas Pancasila Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Konferensi Ilmiah Akuntansi IV 2-3 Maret 2017

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Dari gambar 1 dan 2 menunjukan bahwa grafik memberikan pola distribusi normal, sedangkan pada grafik terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dengan menggunakan tabel 3 Hasil uji Kolmogorovmenunjukan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,552 dengan tingkat probabilitas signifikan sebesar 0,921 Karena nilai p 0,921 lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data residual terdistribusi secara normal. dengan kata lain, model regresi yang digunakan memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikolonieritas Hasil uji Multikolinearitas pada tabel 4 menunjukan bahwa besaran Tolerance untuk Kepemilikian Manajerial (KM) 0,588, Kepemilikan Institusional (KI) 0,626, Komite Audit (KA) 0,763 dan Corporate Social Responsibility (CSR) 0,812 sedangkan besaran Variance Inflation Factor (VIF) untuk kepemilikan Manajerial (KM) 1,669, Kepemilikan Institusional (KI) 1,597, Komite Audit (KA) 1,310 dan Corporate Social Responsibility (CSR) 1,232 Dengan demikian Tolerance untuk seluruh variabel independen diatas 0,1 dan

Variance Inflation

Factor (VIF) dibawah 10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas dari variabel-variabel independen yang diteliti. c. Uji Autokorelasi Berdasarkan hasil uji pada tabel 5 nilai sebesar DW 0,661 , Nilai DL sebesar 1,4385, Nilai Du sebesar 1,7266, berdasarkan kriteria autokorelasi durbin watson didapatkan bahwa 0 < 0,661 <1,4385, yang berarti tidak ada autokorelasi positif dengan keputusan di tolak atau dengan kata lain pengujian ini berautokorelasi. Masalah autokorelasi biasanya sering terjadi pada data time series dan jarang terjadi pada data Cross Section dan data panel, karena data yang diteliti adalah data panel untuk masalah autokorelasi dapat diabaikan (Ghozali 2016:107) d. Uji Heteroskedasitas Berdasarkan gambar 3 terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukan tidak terjadi heteroskedasitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk menilai Nilai Perusahaan berdasarkan masukan Variabel Independennya. 3. Pengujian Hipotesis a. KoefisienDeterminasi (R2) Berdasarkan tabel 6 diperoleh R2 (R Square) sebesar 0,484 atau 48% hal ini berarti bahwa 48% Nilai Perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen yaitu Good Corporate Governance (GCG) yang terdiri dari Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640 Phone: 021-7873710 Email: [email protected]

www.kia4pancasila.com ekonomi.univpancasila.ac.id

Universitas Pancasila Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Konferensi Ilmiah Akuntansi IV 2-3 Maret 2017

Institusional dan Komite Audit, Juga Corporate Social Responsibility (CSR), sisanya sebesar 52% (100 % - 48%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model. b. Uji Signifikansi Simultan (Uji f) Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 7 dapat disimpulkan bahwa nilai F hitung sebesar 7,803 lebih besar dari F tabel yaitu 2,77 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 (alpha α = 5%) dengan demikian penelitian ini secara simultan diterima. c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) Berdasarkan hasil perhitungan uji t pada tabel 8 maka dapat disimpulkan bahwa Variabel kepemilikan Manajerial memiliki t hitung sebesar -0,774 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,674 dengan probabilitas signifikansi 0,442 atau lebih besar dari 0,05 (alpha α = 5%), dengan demikian

penelitian ini tidak berhasil membuktikan hipotesis awal yang

mengatakan bahwa “Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan” oleh karena itu untuk hipotesis pertama ditolak. Variabel kepemilikan Institusional memiliki t hitung sebesar -3,494 lebih kecil dari t tabel sebesar 2,005 dengan probabilitas signifikansi 0,001 atau lebih kecil dari 0,05 (alpha α = 5%), dengan demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis awal yang mengatakan bahwa “Kepemilikan Institusional

berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap nilai

perusahaan”oleh karena itu untuk hipotesis kedua diterima Variabel Komite Audit memiliki t hitung sebesar -2,601 lebih kecil dari t tabel sebesar 2,005 dengan probabilitas signifikansi 0,012 atau lebih kecil dari 0,05 (alpha α = 5%), dengan demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis awal yang mengatakan bahwa “Komite audit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan” oleh karena itu untuk hipotesis ketiga diterima. Variabel Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki t hitung sebesar 5,313 lebih besar dari t tabel sebesar 1,674 dengan probabilitas signifikansi 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 (alpha α = 5%), dengan demikian penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis awal yang mengatakan bahwa “Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan” oleh karena itu untuk hipotesis keempat diterima. 4.3.

Pembahasan

1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan Variabel Kepemilikan Manajerial dalam penelitian ini diproksikan dalam rasio Jumlah Saham yang dimiliki Manajemen dengan total saham yang beredar. Hasilnya menunjukan bahwa Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Oleh karena itu hipotesis pertama (H1) ditolak. Hal ini menunjukan bahwa kepemilikan manajerial belum dapat dipandang sebagai mekanisme yang tepat untuk mengurangi konflik kepentingan antara pemilik dan manajer, dimana manajer akan menggunakan utilitas untuk membuat keputusankeputusan yang ada. Hasil ini sejalan dengan penelitian penelitian Nurhayati dan Medyawati Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640 Phone: 021-7873710 Email: [email protected]

www.kia4pancasila.com ekonomi.univpancasila.ac.id

Universitas Pancasila Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Konferensi Ilmiah Akuntansi IV 2-3 Maret 2017

(2012) serta Wongso (2013) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak mempengaruhi nilai perusahaan

2. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan Variabel Kepemilikan Institusional dalam penelitian ini diproksikan dalam rasio jumlah saham yang dimiliki Institusional dengan total saham yang beredar. Hasilnya menunjukan bahwa Kepemilikan Institusional berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Oleh karena itu hipotesis kedua (H2) diterima. Hal ini kemungkinan bisa disebabkan oleh dua faktor ,faktor yang pertama adalah kemungkinan Investor institusional yang ada pada perusahaan yang diteliti adalah pemilik sementara (transfer owner) bukan investor yang berpengalaman (sophisticated). Atau investor lebih terfokus pada laba masa datang (future earnings) sehingga transfer owner hanya terfokus pada laba sekarang (current earnings). Investor akan melakukan keputusan besar dengan menarik seluruh sahamnya apabila perusahaan dianggap sudah tidak mengguntungkan. Penarikan saham secara besar-besaran dapat direspon negatif oleh Pasar dan akan menurunkan nilai perusahan (Fidyati dalam Rachmawati dan Triatmoko, 2007) Faktor yang kedua adalah Investor institusional yang ada pada perusahaan yang diteliti adalah investor yang mempunyai saham mayoritas dengan rata- rata kepemilikan saham sebesar 70% dengan pengembalian deviden yang besar dan berdampak pada berkurangnya jumlah laba yang ditahan yang akhirnya juga mengurangi sumber dana intern perusahaan untuk mengembangkan perusahaan sehingga

menurunkan nilai sahaan itu sendiri. Hasil ini sejalan

dengan penelitian Prihantoro serta Sutrisno dalam Kurniawati, Manalu dan Octavianus (2015) 3. Pengaruh Komite Audit terhadap Nilai Perusahaan Variabel Komite Audit diproksikan dalam jumlah rapat komite audit dalam satu tahun. Hasilnya menunjukan bahwa Komite Audit berpengaruh negatif

dan signifikan

terhadap nilai

perusahaan . Sehingga Hipotesis ketiga (H3) diterima. Hasil penelitian ini menguatkan apa yang ditemukan oleh Hariarti dan Rihatiningtyas (2015) dimana komite audit bukanlah menjadi salah satu faktor penentu untuk meningkatkan efektifitas fungsi komite audit, khususnya yang berhubungan dengan benturan kepentingan, perbuatan yang merugikan perusahaan, dan kecurangan (FCGI, 2008), semakin tinggi frekuensi pertemuan bukan merupakan jaminan bahwa kinerja suatu perusahaan akan membaik, sebaliknya yang terjadi bahwa semakin sering frekuensi pertemuan, semakin sering benturan kepentingan tersebut dibicarakan. Benturan kepentingan dalam komite audit apabila diketahui oleh pihak investor dapat berpengaruh ke harga saham sehingga dapat menurunkan harga saham. 4. Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Nilai Perusahaan. Variabel Corporate Social Responsibility (CSR) diproksikan dalam rasio total kategori yang diungkapkan dengan tujuh item pengungkapan Hasil penelitian menunjukan bahwa Corporate Social Responsibility berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan artinya semakin Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640 Phone: 021-7873710 Email: [email protected]

www.kia4pancasila.com ekonomi.univpancasila.ac.id

Universitas Pancasila Fakultas Ekonomi dan Bisnis banyak

Konferensi Ilmiah Akuntansi IV 2-3 Maret 2017

pengungkapan CSRnya semakin tinggi Nilai perusahaan. Oleh karena itu hipotesis

keempat (H4) diterima. Hal ini menunjukan bahwa dengan dilakukannya tanggung jawab hukum dibidang lingkungan dengan melaksananakan kewajiban dalam mematuhi undang-undang dalam perlindungan lingkungan, perusahaan akan direspon positif oleh investor karena citra (image) perusahaan jadi meningkat dan tentunya akan meningkatkan nilai perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Fridagustina (2014) serta Hariarti dan Rihatiningtyas (2015) yang menyatakan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) mempengaruhi nilai perusahaan. V. 5.1.

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN KETERBATASAN

Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut: 1. Kepemilikan manajerial bepengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. 2. Kepemilikan Institusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. 3. Komite audit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. 4. Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. 5.2.

Implikasi

1. Kepemilikan Institusional dan komite audit dalam penelitian ini menunjukkan pengaruh yang negatif terhadap nilai perusahaan. Perlu menjadi perhatian dalam mekanisme Corporate Governance bahwa terdapat benturan kepentingan baik dalam kepemilkan institusional maupun komite audit yang dapat berpengaruh kepada harga saham sehingga menurunkan nilai perusahaan. 2. CSR lingkungan pada perusahaan manufaktur terbukti meningkatkan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa faktor lingkungan sangat berpengaruh pada perusahaan manufaktur, dimana seperti diketahui dari pemberitaan banyak perusahaan manufaktur yang merusak lingkungan. Sehingga apabila perusahaan manufaktur tersebut melakukan CSR terhadap lingkungan akan direspon positif oleh investor. Selain itu perusahaan manufaktur harus juga lebih meningkatkan perannya dalam pengungkapan CSR dengan memperluas pengungkapannya dengan ikut serta dalam CSR lainnya yaitu CSR dalam bidang Kemayarakatan, produk dan konsumen serta ketenagakerjaan. 5.3.

Keterbatasan dan Saran

1. Periode pengamatan hanya dilakukan selama tiga tahun, yaitu 2013 - 2015. Sedangkan periode pengamatan dalam jangka waktu yang lebih panjang akan membuat hasil penelitian semakin baik. 2. Variabel yang diteliti hanya terdiri dari empat variabel, antara lain Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Komite Audit dan Corporate Social Responsibility (CSR). Sedangkan masih banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640 Phone: 021-7873710 Email: [email protected]

www.kia4pancasila.com ekonomi.univpancasila.ac.id

Universitas Pancasila Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Konferensi Ilmiah Akuntansi IV 2-3 Maret 2017

Dengan adanya keterbatasan dalam penelitian ini, maka beberapa saran yang perlu diperhatikan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut: a. Menggunakan periode pengamatan yang lebih panjang yaitu 5 tahun atau lebih. b. Menggunakan lebih banyak variasi variabel dalam penelitiannya, seperti ROA, ROE, Leverage dan lainnya yang dapat menunjukan pengaruh nilai perusahan dari sisi keuangan. c. Hasil penelitian ini menunjukkan mekanisme CG dapat menurunkan nilai perusahaan, karena adanya faktor-faktor benturan kepentingan. Sehingga dapat dilakukan penelitian faktor-faktor benturan kepentingan apa saja yang dapat mempengaruhi mekanisme CG. REFERENSI Ismail Solihin. (2015). Corporate Social Responsibility from charity to sustainability. Jakarta : Penerbit salemba empat. Sholekah, F. W., & Venusita, L. (2014). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Leverage, Firm size dan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan High Profile yang terdaftar di Burse Efek Indonesia Periode tahun 20082012. Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan, Volume.2. Nomor. 3. Hal : 795-807. Sari, E. F., & Riduwan, A. (2011). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan: Kualitas Laba Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi.Volume.1. Nomor.1. Hal : 1-19. Nuraina, E. (2012). Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dan Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI). Jurnal AKRUAL, 4(1). Hal : 51-70. Rachmawati, A., & Triatmoko, H. (2007). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laba dan nilai perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi X, 1-26. Kurniawati, L, Manalu, S, dan Octavianus, R, J, N (2015). Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kebijakan Dividen, dan Harga Saham. Vol 15 No 1. Hal : 59-73. Isti’adah, U. (2015). Faktor-faktor Anthony, R.N., Govindarajan, V (2012), Management Control System Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi.11. Buku.2. (diterjemahka oleh : Drs.F.X. Kurniawan Tjakrawala, M.Si.Akt, Krista S.E.Ak), Jakarta : Penerbit salemba empat. Hariarti, I. Dan Rihatiningtyas, Y.W (2015). Pengaruh Tata Kelola Perusahaan dan Kinerja Lingkungan terhadap Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi. Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI), 2008. Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance. Seri Tata Kelola Perusahaan Jilid 11. Fridagustina, K., Udayana, M. A. U., & Bali, I. A. (2014). Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham dan Corporate Social Responsibility pada Nilai Perusahan. Hal : 107-113. Anthony, R.N., Govindarajan, V (2012), Management Control System Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi.11. Buku.2. (diterjemahkan oleh : Drs.F.X. Kurniawan Tjakrawala, M.Si.Akt, Krista S.E.Ak), Jakarta : Penerbit salemba empat. Isti’adah, U. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Nominal. Volume IV Nomor 2. Hal : 57-72.

Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640 Phone: 021-7873710 Email: [email protected]

www.kia4pancasila.com ekonomi.univpancasila.ac.id

Universitas Pancasila Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Konferensi Ilmiah Akuntansi IV 2-3 Maret 2017

Effendi, M. A., (2016). The power of Good Corporate Governance teori dan implementasi. Edisi 2. Jakarta : Penerbit salemba empat. Pearce, J.A., Robinson, R. B., (2016). Manajemen Strategis formulasi, implementasi dan pengendalian. Edisi 12. Buku 1. (diterjemahkan oleh : Nia Paramita Sari), Jakarta : Penerbit Salemba Empat. Nurhayati, M dan Medyawati, H . (2012). Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance Dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Yang Terdaftar Dalam LQ45 pada Tahun 2009-2011. Jurnal Akuntansi, 1, Hal : 1-13. Wongso, A. (2013). Pengaruh Kebijakan Dividen, Struktur Kepemilikan, dan Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan Dalam Perspektif Teori Agensi dan Teori Signaling. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen, 1(5). Hal : 1-20. Permanasari, W. I., (2010). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan. Skripsi. Program Studi Akuntansi. Semarang : Universitas Diponegoro. Sukirni D (2012) Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Deviden dan Kebijakan Hutang Analisis terhadap Nilai Perusahaan. Accounting Analysis Journal Volume 1 No. 2. Hal: 1-12. Rahmawati,A , Endang, M, G, Agusti, R, R (2016), Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance. Vol 10 No 1. Hal : 1-9. Dian, F., & Lidyah, R. (2014). Pengaruh Corporate Social Responsibility, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusi terhadap Nilai Perusahaan Tambang Batu Bara yang Terdaftar di BEI. Hal : 1-10.

LAMPIRAN Tabel 1 Sampel Penelitian No 1 2 3

4

5 6

Kriteria Sampel Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2013-2015. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan dalam satuan rupiah dan telah diaudit. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan tahunan (annual report) secara konsisten dan lengkap pada tahun 2013-2015 Perusahaan yang memiliki data lengkap terkait dengan variabel penelitian pada akhir periode 31 Desember 2013 sampai 31 Desember 2015 Jumlah perusahaan yang digunakan sebagai sampel Total unit of Analysis (dengan tahun pengamatan 3 tahun)

Jumlah 144 (15)

129

(15)

114

(89)

25

(6)

19 57

(Sumber : data diolah, 2017)

Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640 Phone: 021-7873710 Email: [email protected]

www.kia4pancasila.com ekonomi.univpancasila.ac.id

Universitas Pancasila Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Konferensi Ilmiah Akuntansi IV 2-3 Maret 2017 Tabel 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N NP KM KI KA CSR

57 57 57 57 57

Minimum ,11 ,00005 ,22478 1 ,143

Maximum 2,59 ,47522 ,98001 15 ,857

Mean ,8248 ,0595928 ,7113519 6,49 ,46867

Std. Deviation ,57032 ,11028059 ,18987368 3,616 ,178576

(Sumber : Output SPSS 21.0, 2017) Gambar 1 Grafik Histogram

(Sumber : Output SPSS 21.0, 2017)

Tabel 3 Grafik Normal P-P Plot

Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640 Phone: 021-7873710 Email: [email protected]

www.kia4pancasila.com ekonomi.univpancasila.ac.id

Universitas Pancasila Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Konferensi Ilmiah Akuntansi IV 2-3 Maret 2017 Gambar 2 Grafik Normal P-P Plot one-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual

Normal Parameters

a,b

N

57

Mean

,0000000

Std.

,40985054

Deviation Absolute

,073

Positive

,073

Negative

-,055

Kolmogorov-Smirnov Z

,552

Asymp. Sig. (2-tailed)

,921

Most Extreme Differences

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

(Sumber : Output SPSS 21.0, 2017)

Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640 Phone: 021-7873710 Email: [email protected]

www.kia4pancasila.com ekonomi.univpancasila.ac.id

Universitas Pancasila Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Konferensi Ilmiah Akuntansi IV 2-3 Maret 2017

Tabel 4 Hasil Multikolinearitas

Coefficients

a

Collinearity Statistics Model 1 (Constant)

Tolerance

VIF

KM

,588

1,699

KI

,626

1,597

KA

,763

1,310

CSR

,812

1,232

a.Dependent Variable: NP (Sumber : SPSS 21,0, 2017)

Tabel 5 Tabel Autokorelasi (DW test) K=4

N 57

DW

DL

DU

0,661

1,4385

1,7266

(Sumber : Data diolah, 2017) Gambar 3 Hasil Uji Heteroskedasitas

(Sumber : Output SPSS 21.0, 2017)

Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640 Phone: 021-7873710 Email: [email protected]

www.kia4pancasila.com ekonomi.univpancasila.ac.id

Universitas Pancasila Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Konferensi Ilmiah Akuntansi IV 2-3 Maret 2017

Tabel 6 Hasil uji Koefisien determinasi (R2) b

Model Summary

Model 1

R Square

R ,695

a

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

,422

,43375

,484

DurbinWatson ,661

(Sumber :Output SPSS 21,0, 2017) Tabel 7 Hasil Uji Simultan (Uji F) a

ANOVA Model

Sum of Squares 8,808

Regression 1

Residual Total

df 6

Mean Square 1,468

9,407

50

,188

18,215

56

F 7,803

Sig. ,000

b

( Sumber : Output SPSS 21.0, 2017)

Tabel 8 Hasil Uji parsial (Uji t) Coefficients

Model 1

Unstandardized Coefficients Std. B Error (Constant)

1,343

,365

KM

-,531

,685

KI

-1,348

KA CSR

a

Standardized Coefficients Beta

t

Sig.

3,675

,001

-,103

-,774

,442

,386

-,449

-3,494

,001

-,048

,018

-,303

-2,601

,012

1,914

,360

,599

5,313

,000

a. Dependent Variable: NP

(Sumber: Output SPSS 21.0, 2017)

Jl. Srengseng Sawah Jagakarsa, Jakarta 12640 Phone: 021-7873710 Email: [email protected]

www.kia4pancasila.com ekonomi.univpancasila.ac.id