PENGARUH KEMAMPUAN TEKNIK PERSONAL, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Download personal, pendidikan dan pelatihan pengguna serta dukungan manajemen ... dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi, variab...

0 downloads 399 Views 166KB Size
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

PENGARUH KEMAMPUAN TEKNIK PERSONAL, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGGUNA SERTA DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA SPPBE DI KABUPATEN TABANAN

1I

Kadek Mia Jayanti, 1I Gede Adi Yuniarta, 2I I Putu Julianto Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

e-mail: {[email protected], [email protected] [email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel kemampuan teknik personal, pendidikan dan pelatihan pengguna serta dukungan manajemen pucak terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan data primer yang diperoleh dari data kuesioner yang diukur dengan sekala likert. Penelitian ini dilakukan pada seluruh SPPBE di Kabupaten tabanan dengan responden sebanyak 40 karyawan. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner yang kemudian diolah dengan menggunakan uji regresi linier berganda yang di olah menggunakan SPSS versi 17. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa variabel kemampuan teknik personal (X 1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sisitem informasi akuntansi, variabel pendidikan dan pelatihan pengguna (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi, variabel dukungan manajemen puncak (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi, variabel Kemampuan teknik personal, pendidikan dan pelatihan pengguna, dan dukungan manajemen puncak secara bersama-sama (X4) berpengaruh positif terhadap kinerja infomasi akuntansi. Kata kunci: Kinerja Sistem Informasi Akuntansi, Kemampuan Teknik Personal, Pendidikan dan Pelatihan Pengguna, Dukungan Manajemen Puncak.

Abstract This study aimed at finding out the the effect of the variables of personal technical skills, user training and education and top management support on the work performance of accounting information system. The research method applied was quantitative method. The data was primary data collected from the data from the questionnaires which was measured using the Likert scale. This study was conducted to all SPPBE’s (LPG bulk transpaortation and filling station) in Tabanan regency with respondents as many as 40 employees. The data of this study was collected by distributing questiionaires which after was analysed by using double linear regression test conducted using SPSS version 17. The results of the anlysis showed that the variable of personal technical skills (X1) had positive and significant effect on the work performance of the accounting information system, the variable of user training and education (X2) had a positive and significant effect on the work performance of the accounting information system, the variable of top management support (X3) had a positive and significant effect on the work performance of the accounting information system, the variable of personal

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) technical skills, user training and education, top management support simultaneously had positive effect on the work performance of the accounting information system Key words: the Work Performance of the Accounting Information System, Personal Technical Skills, User Training and Education, Top Management Support

PENDAHULUAN Kinerja SIA yaitu penilaian terhadap pelaksanaan SIA yang digunakan pada suatu perusahaan dalam pencapaiannya memberikan informasi akuntansi (keuangan dan manajemen) yang efisien dan akurat sesuai dengan tujuan perusahaan tersebut. Dalam upaya ini faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja SIA yang digunakan juga sangat berpengaruh terhadap kualitas informasi yang dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak yang membutuhkan informasi dan penentu kesuksesan perusahaan (Anggraeni, 2011). Menurut Srimindarti (2012), kinerja sistem informasi akuntansi yang baik mampu memenuhi pemakai sistem informasi, sehingga dapat membantu pemakai sistem menyelesaikan pekerjaannya. Sebuah sistem informasi diharapkan harus mampu memberikan kontribusi yang maksimal dalam memecahkan masalah organisasi. Dalam memecahkan masalah oraganisasi perusahaan sistem informasi yang baik akan dapat meningkatkan efisiensi dan proses fisik (adanya pengurangan biaya produksi), dapat meningkatkan akurasi dan catatan yang berhubungan dengan berbagai macam entitas. Kemampuan teknik personal dalam sistem informasi dibedakan kedalam kemampuan spesialis dan kemampuan generalis. kemampuan penggunna sistem infromasi akuntansi diukur dengan menggunakan rata-rata tingkat pendidikan personil (pengguna) sistem informasi akuntansi (Soegiharto, 2001). Tjhai Fung (2002) semakin tinggi kemapuan teknik personal sistem informasi akuntansi, akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi. Penggunaan sistem informasi akuntansi yang baik dimulai dari kemampuan teknik personal pemakai sistem informasi yang memadai, sehingga hal ini akan dapat menghasilkan kinerja sistem informasi akuntansi yang baik pula. Indikator terkait kemampuan teknik personal dalam penelitian ini adalah

Knowledge (pengetahuan), Abilities dan Skill. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian dari Anisa (2012) dalam Yesa (2016), dalam hasil penelitiannya menunjukan bahwa kemampuan teknik personal berpengaruh secara signifikan secara silmutan dan parsial terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang dapat di rumuskan adalah H1: kemampuan teknik personal berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Selain kemampuan teknik personal, pendidikan dan pelaihan pengguna juga mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi perusahaan. Kegiatan pelatihan dan pendidikan ditunjukkan untuk melatih dan mengembangkan kema mpuan pengguna sistem. Selain itu dapat mengantisipasi timbulnya kecemasan dan penolakan terhadap sistem baru. Indikator dalam penelitian ini terkait dengan pendidikan dan pelatihan pengguna adalah program pelatihan dan pendidikan mengajarkan pemakai sistem yang benar pada karyawan, program pelatihan dan pendidikna mengajarkan sistem terkomputerisasi, kuntungan dari program pelatihan dan pendidikan, program pelatihan dan pendidikan dalam pencapaian keberhasilan kerja dan program pelatihan dan pendidikan sesuai dengan jabatan. Penelitian ini didukung oleh penelitian Anggraini (2012) program pendidikan dan pelatihan bagi pemakai dapat meningkatkan kemampuan untuk mengidentifikasi persyaratan informasi mereka. Dalam hasil penelitiannya menunjukan bahwa pendidikan dan pelatihan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. H2: pendidikan dan pelatihan penguna berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Tak hanya pendidikan dan pelatihan pengguna saja, dukungan manajemen

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) puncak juga mampu mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi perusahaan. Menurut Fitri (2012) dalam Nurhelmia (2014) menyatakan bahwa manajemen puncak memiliki tanggung jawab atas penyediaan pedoman bagi kegiatan sistem informasi. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian dari Septianingrum (2014) hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan dukungan top manajement terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang dapat di rumuskan adalah H3: Dukungan manajemen puncak berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Menurut Yongki (2012) dalam Yesa Putra (2016), Kinerja sistem informasi adalah kualitas sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan, dimana susunan dasarnya terdiri dari elemen input, elemen transformasi dan elemen output. Sehingga diperlukan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi perusahaan. Dalam hal ini peneliti hanya berfokus pada faktor kemampuan teknik personal, pedidikan dan pelatihan pengguna serta dukungan manajemen puncak. Dari uraian diatas maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah H4: Kemampuan teknik personal, pendidikan dan pelatihan pengguna serta dukungan manajemen puncak berpengaruh secara simultan terhadap sistem informasi akuntansi. Berdasarkan pernyataan diatas maka peneliti tertarik meneliti seluruh SPPBE di Kabupaten Tabanan. Kendala yang terjadi pada SPPBE di Kabupaten Tabanan adalah karyawan masih sering terjadi human eror, kesalahan staf dalam mengisi dan menyalin data, kesalahan melakukan perhitungan, kesalahan pengisian dokumen dan kehilangan serta kerusakan dokumen fisik. Pengguna sistem (karyawan) sering merasa kesulitan dalam mengoprasikan sistem informasi akuntansi yang baru menyebabkan informasi yang dihasilkan menjadi tidak sesuai dengan

yang diinginkan, dikarenakan pendidikan dan pendidikan terkait sistem informasi akuntansi yang belum maksimal. Kurangnya sosialisasi terhadap sistem informasi akuntansi yang baru dan perbaharuan sistem informasi yang dilakukan manajemen puncak juga masih diperlukan. Berdasarkan uraian diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemampuan teknik personal terhadap kinerja sistem informasi akuntansi (X1), untuk mengetahui pengaruh pendidikandan pelatihan pengguna terhadap kinerja sistem informasi akuntansi (X2), untuk mengetahui pengaruh dukungan manajemen puncak terhadap sistem informasi akuntansi (X3), untuk mengetahui kemampuan teknik personal, pelatihan dan pendidikan pengguna serta dukungan manajemen puncak berpengaruh secara positif simultan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi (X4). METODE Desain penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode kuantitatif. Sasaran dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemampuan teknik personal, pendidikan dan pelatihan pengguna serta dukungan manajemen puncak terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang merupakan data yang berbentuk angka atau data yang diangkakan. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer. Penelitian ini dilakukan pada seluruh SPPBE yang ada di Kabupaten Tabanan dengan responden pegawai yang memegang posisi operasional, keuangan, produksi dan pembelian. Metode pengambilan sampel menggunakan total sampling yaitu metode pengambilan sampel yang dimana bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Data penelitian ini akan di kumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang kemudian diolah menggunakan beberapa uji statistik yaitu uji kualitas data (uji validitas dan uji reliabilitas), uji asumsi klasik (uji normalitas,

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) uji multikolonieritas dan uji heteroskedastisitas), uji hipotesis (analisis regresi linear berganda, koefisien determinasi, uji statistik F dan uji signifikansi parsial atau uji statistik t). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Berdasarkan hasil uji statistic deskriptif dapat dilihat bahwa variabel kemampuan teknik personal (X1) mempunyai nilai minimum sebesar 33, nilai maksimum sebesar 35, nilai mean sebesar 33,93, dan standar deviasi sebesar 0,859. Ini berarti bahwa terjadi perbedaan nilai kemampuan teknik pengguna yang diteliti terhadap nilai rata-rata sebesar 0,859. Variabel pendidikan dan pelatihan pengguna (X2) mempunyai nilai minimum sebesar 18, nilai maksimum sebesar 25, nilai mean sebesar 21,10, dan standar

deviasi sebesar 1,646. Ini berarti bahwa terjadi perbedaan nilai pendidikan dan pelatihan pengguna yang diteliti terhadap nilai rata-rata sebesar 1,646. Variabel dukungan manajemen puncak (X3) mempunyai nilai minimum sebesar 18, nilai maksimum sebesar 25, nilai mean sebesar 21,08, dan standar deviasi sebesar 1,730. Ini berarti bahwa terjadi perbedaan nilai dukungan manajemen puncak yang diteliti terhadap nilai rata-rata sebesar 1,730. Variabel kinerja SIA (Y) mempunyai nilai minimum sebesar 39, nilai maksimum sebesar 51, nilai mean sebesar 45,58, dan standar deviasi sebesar 3,046. Uji ini membuktikan bahwa terdapat terjadi perbedaan nilai kinerja Sistem Informasi Akuntansi yang diteliti terhadap nilai ratarata sebesar 3,046.

Tabel 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Kemampuan Teknik Personal (X1) Pendidikan dan Pelatihan Pengguna (X2) Dukungan Manajemen Puncak (X3) Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) Valid N (listwise)

N

Min

Max

Mean

40

33

35

33,93

Std. Deviation 0,859

40

18

25

21,10

1,646

40

18

25

21,08

1,730

40

39

51

45,58

3,046

40

Sumber: Data Diolah, 2017 Selain statistik deskriptif juga dilakukan uji validasi. Pengujian validasi setiap butir pertanyaan kuesioner digunakan analisis item, yang mengkolerasikan skor setiap butir pertanyaan. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Apabila korelasi antar masing-masing indikator terhadap total skor konstruk menunjukkan hasil yang signifikan, yaitu bernilai < 0,05 maka indikator dinyatakan valid. Hasil uji validitas

dengan korelasi bivariate. Terlihat bahwa variabel kemampuan teknik personal, pendidikan dan pelatihan pengguna, dukungan manajemen puncak, dan kinerja SIA menunjukkan hasil yang signifikan dengan Sig. (2-tailed) < 0,05 yang berarti bahwa pernyataan tersebut valid. Uji kualitas data yang selanjutnya dilakukan adalah uji reliabilitas . Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dan variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Reliabilitas

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) instrument penelitian dinilai melalui besaran koefisien Cronbach’c Alpha, yang menunjukkan konsistensi internal item-item yang mendasari seexemplar variabel.

Instrumen dinyatakan reliabel bilai nilai Cronbach’c Alpha lebih besar dari 0,60. Hasil uji reliabilitas pada penelitian ini disajikan pada tabel 2 berikut.

Tabel 2 Hasil Uji Reliabilitas No 1

Variabel Kemampuan Teknik Personal (X1) 2 Pendidikan dan Pelatihan Pengguna (X2) 3 Dukungan Manajemen Puncak (X3) 4 Kinerja SIA (Y) Sumber: Data Diolah, 2017 Berdasarkan tabel 2 hasil uji reliabilitas masing-masing variabel menunjukkan nilai Cronbach’c Alpha lebih besar dari 0,60, sehingga dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel. Setelah uji kualitas data terpenuhi dilanjutkan dengan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang pertama adalah uji normalitas. Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah nilai residual berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas residual dilakukan dengan

Cronbach’c Alpha 0,662

Keterangan Reliabel

0,770

Reliabel

0,781

Reliabel

0,709

Reliabel

menggunakan one sample kologrovsmirnov test dan Shapiro wilk, normal probability plot dengan bantuan program statistik komputer SPSS versi 17.0 for windows. Peneliti menggunakan taraf signifikansi 5%, maka variabel penelitian dikatakan berdistribusi normal jika nilai analisis Kolmogorov-Smirnov memiliki tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05. Hasil uji normalitas pada penelitian ini disajikan dalam tabel 3 berikut. Hasil uji normalitas pada penelitian ini disajikan dalam tabel 3 berikut.

Tabel 3 Hasil Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Sumber: Data Diolah, 2017 Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov Smirnov sebesar 0,508 dengan signifikansi sebesar 0,959 yang berarti nilai residual terdistribusi secara normal. Uji asumsi klasik yang ke dua adalah uji uji multikolinieritas. Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lainnya. Agar dapat mengetahui dan mendeteksi terdapat atau tidaknya meultikolonieritas maka dieperlukan uji asumsi klasik yang kedua yaitu uji F. Untuk

Unstandardized Residual 0,508 0,959

mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF). Apabila nilai tolerance value lebih kecil dari 0,10 dan nilai VIF lebih besar 10, maka terjadi multikoliniaritas. Apabila nilai tolerance value lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10, maka tidak terjadi multikolinieritas. Pada tablel 4 berikut ini menggambarkan hasil uji multikolonierutas. Berdasarkan uji multikolonieritas maka dapat dilihat Hasil uji multikolinearitas disajikan pada tabel 4 sebagai berikut.

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) Tabel 4 Hasil Uji Multikolinearitas Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 0,992 1,008

Kemampuan teknik Personal Pendidikan dan 0,961 Pelatihan Pengguna Dukungan Manajemen 0,957 Puncak Sumber: Data Diolah, 2017 Berdasarkan data pada tabel 4 hasil perhitungan Tolerance menunjukkan variabel kemampuan teknik personal, pendidikan dan pelatihan pengguna, dan dukungan manajemen puncak mempunyai nilai tolerance yang lebih besar dari 0,10. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan bahwa variabel kemampuan teknik personal, pendidikan dan pelatihan pengguna, dan dukungan manajemen puncak mempunyai nilai VIF yang lebih kecil dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. Uji asumsi klasik yang ke tiga adalah uji heteroskedastisitas.

Keterangan Bebas Multikolinearitas

1,041

Bebas Multikolinearitas

1,405

Bebas Multikolinearitas

Uji Heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam seexemplar model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2006). Pada penelitian ini, uji heteroskedastisitas menggunakan uji Glesjer dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolute residualnya. Apabila nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolute residual lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas pada penelitian ini disajikan dalam tabel 5 berikut.

Tabel 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Model 1 (Constant) Kemampuan Teknik Personal Pendidikan dan Pelatihan Pengguna Dukungan Manajemen Puncak Sumber: Data Diolah, 2017 Berdasarkan data pada tabel 5 dapat dilihat bahwa masing-masing variabel independen tidak signifikan secara statistik memengaruhi variabel dependen nilai Absolut Residual (AbsRes). Variabel kemampuan teknik personal mempunyai nilai sig. sebesar 0,935, variabel pendidikan dan pelatihan pengguna mempunyai nilai sig. sebesar 0,524, variabel dukungan manajemen puncak mempunyai nilai sig. 0,584. Semua variabel mempunyai probabilitas signifikansi > 0,05, sehingga dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.

Sig. 0,555 0,935 0,524 0,584

Setelah uji asumsi klasik terpenuhi selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Hipotesis pada penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Model regresi berganda digunakan untuk memecahkan rumusan masalah yang ada, yaitu untuk melihat pengaruh diantara dua variabel atau lebih. Variabel dependen pada penelitian ini adalah kinerja sistem informasi akuntansi. Variabel independen pada penelitian ini adalah kemampuan teknik personal, pendidikan dan pelatihan serta dukungan manajemen puncak.

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) Uji hipotesis yang pertama dilakukan adalah uji koefisien determinasi. Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Apabila Adjusted R2 semakin mendekati 1,

maka semakin besar variasi dalam independen variabel, ini berarti semakin tepat garis regresi tersebut untuk mewakili hasil observasi yang sebenarnya. Hasil uji koefisien determinasi pada penelitian ini disajikan dalam tabel 6 berikut.

Tabel 6 Uji Koefisien Determinasi Model

Adjusted R Square 1

0,416

Sumber: Data Diolah, 2017 Berdasarkan data pada tabel 6 dapat dilihat bahwa Adjusted R Square diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,416, yang menunjukkan bahwa variasi variabel kemampuan teknik personal, pendidikan dan pelatihan pengguna, dan dukungan manajemen puncak hanya dapat menjelaskan 41,6% variasi variabel kinerja sistem informasi akuntansi. Sisanya sebesar 58,4% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model baik yang berasal dari faktor internal maupun eksternal yang dapat memengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi. Selajutnya adalah uji statistik F. Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau

simultan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011). Uji ini untuk menguji apakah model yang digunakan untuk memprediksi layak atau tidaknya digunakan dengan membandingkan probabilitas (pada tabel anova tertulis sig) dengan taraf nyatanya (0,05). a. Jika probabilitas > 0,05, maka model ditolak. b. Jika probabilitas < 0,05, maka model diterima. Hasil pengujian sebagai berikut probabilitas memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa model diterima yang berarti variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil uji statistik F pada penelitian ini disajikan pada tabel 7 berikut:

Tabel 7 Hasil Uji Statistik F Model 1 (Constant) Kemampuan Teknik Personal, Pendidikan dan Pelatian Pengguna, Dukungan Manajemen Puncak Sumber: Data Diolah, 2017 Berdasarkan data pada tabel 7 dapat dilihat bahwa model diterima yang berarti variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. dapat dilihat bahwa probabilitas memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa

Sig. 0,000

model diterima yang berarti variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Selanjutnya dilakukan uji statistik t yang menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas dan independen secara individu dalam menjelaskan variansi

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) variabel dependen. Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat diambil keputusan berdasarkan probabilitas, b. dengan dasar pengambilan keputusan: a. Apabila probabilitas > tingkat signifikan (0,05), maka H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada pengaruh signifikan dari variabel Tabel 8 Hasil Uji Statistik t Model 1 (Constant) Kemampuan Teknik Personal Pendidikan dan Pelatihan Pengguna Dukungan Manajemen Puncak Sumber: Data Diolah, 2017 Berdasarkan data pada tabel 8 dapat dilihat bahwa semua variabel independen yang diuji mempunyai pengaruh yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansinya lebih kecil daripada 0,05. Variabel kemampuan teknik personal mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,020 variabel pendidikan dan pelatihan mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,016, dan variabel dukungan manajemen puncak mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,000, Sehingga semua variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Pembahasan Pengaruh Kemampuan Teknik Personal Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda didapatkan bahwa koefisien regresi kemampuan teknik personal sebesar 1,059 yang berarti bahwa apabila terdapat penambahan kemampuan teknik personal sebesar 1 tingkat, maka kinerja sistem informasi akuntansi akan meningkat sebesar 1,059 tingkat. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel kemampuan teknik personal berpengaruh positif terhadap efektivitas kinerja sistem informasi akuntansi. Semakin tinggi kemampuan

independen secara individual terhadap variabel dependen. Apabila probabilitas < tingkat signifikan (0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya ada pengaruh signifikan dari variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.

Sig. 0,210 0,020 0,016 0,000

teknik personal, maka kinerja sistem informasi akuntansi akan semakin tinggi. Hasil uji statistik t menunjukkan nilai signifikansi variabel kemampuan teknik personal sebesar 0,020 atau lebih kecil daripada 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel kemampuan teknik personal (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas kinerja sistem informasi akuntansi. Dengan demikian hipotesis pertama (H1) dapat diterima yaitu kemampuan teknik personal berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Daryani (2013), yang menunjukkan bahwa kemampuan teknik personal berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Boyolali. Hasil penelitian Nurhelmia (2014) juga menyatakan bahwa kemampuan teknik personal berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemakai. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Yesa (2016) yang menyatakan bahwa kemampuan teknik personal berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Pengguna Terhadap Kinerja sistem informasi akuntansi Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda, koefisien regresi variabel Pendidikan dan Pelatihan Pengguna

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) didapatkan sebesar 0,584 yang berarti bahwa apabila terdapat penambahan Pendidikan dan Pelatihan Pengguna sebesar 1 tingkat, maka kinerja sistem informasi akuntansi akan meningkat sebesar 0,584. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Pendidikan dan Pelatihan Pengguna berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Hasil uji statistik t menunjukkan nilai signifikansi variabel Pendidikan dan Pelatihan Pengguna sebesar 0,016 atau lebih kecil daripada 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Pendidikan dan Pelatihan Pengguna (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Dengan demikian hipotesis kedua (H2) diterima yaitu Pendidikan dan Pelatihan Pengguna berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnua yakni hasil penelitian Septianingrum (2014) juga menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan pengguna berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada BPJS Ketenagakerjaan Semarang dan D.I Yogyakarta. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dharmawan dan Ardianto (2017) yang menyatakan bahwa program pelatihan dan pendidikan pengguna berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada Karyawan Perusahan Retail Consumer Goods Wilayah Tanggerang dan Bintaro. Pengaruh Dukungan Manajemen PuncakTerhadap Kinerja sistem informasi akuntansi Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda diperoleh nilai koefisien regresi variabel Dukungan Manajemen Puncaksebesar 0,871 yang berarti bahwa apabila terdapat penambahan Dukungan Manajemen Puncak sebesar 1 satuan, maka kinerja sistem informasi akuntansi akan meningkat sebesar 0,871. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin besar Dukungan Manajemen Puncak yang diterima, maka kinerja sistem informasi akuntansi akan semakin dan memadai.

Hasil uji statistik t menunjukkan nilai signifikansi variabel Dukungan Manajemen Puncaksebesar 0,000 atau lebih kecil daripada 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel Dukungan Manajemen Puncak(X3) berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas kinerja sistem informasi akuntansi. Dengan demikian hipotesis ketiga (H3) dapat diterima yaitu Dukungan Manajemen Puncakberpengaruh terhadap efektivitas kinerja sistem informasi akuntansi. Hasil analisisi ini menunjukkan bahwa besaran nilai dukungan manajemen puncak sangat mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Septianingrum (2014) yang menyatakan bahwa dukungan top management berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada BPJS Ketenagakerjaan Semarang dan D.I Yogyakarta. Hasil penelitian Dharmawan dan Ardianto (2017) juga menyatakan bahwa dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada Karyawan Perusahan Retail Consumer Goods Wilayah Tanggerang dan Bintaro. Pengaruh Kemampuan Teknik Personal, Pendidikan dan Pelatihan Pengguna serta Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Kinerja sistem informasi akuntansi Berdasarkan hasil uji F menunjukkan bahwa probabilitas memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 atau lebih kecil daripada 0,05. Hal ini menunjukkan variabel kemampuan teknik personal (X1), pendidikan dan pelatihan pengguna (X2), dan dukungan manajemen puncak (X3) secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi (Y). Suatu sistem informasi yang dibangun oleh perusahaan diarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan yaitu membangun keunggulan kompetitif dalam memenangkan persaingan global dunia usaha. Suatu sistem diharapkan dapat menambah value atau nilai yang signifikan bagi perusahaan dan bagi output yang dihasilkan, dapat

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan bagi perusahaan secara tepat waktu. Berdasarkan pemaparan di atas, dijelaskan bahwa kemampuan teknik personal, pendidikan dan pelatihan pengguna, dan dukungan manajemen puncak dapat berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Septianingrum (2014) yang menyatakan bahwa dukungan top management dan pendidikan pelatihan pengguna berpengaruh secara bersamasama terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada BPJS Ketenagakerjaan Semarang dan D.I Yogyakarta. Simpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan mendapat bukti empiris pengaruh kemampuan teknik personal, pendidikan dan pelatihan pengguna serta dukungan manajemen puncak terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada SPPBE di Kabupaten Tabanan . Dari hasil pengujian statistik dan menggunakan regresi liner berganda dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) kemampuan teknik personal memiliki hubungan yang positif pada kinerja sistem informasi akuntansi. (2) pendidikan dan pelatihan pengguna memiliki hubungan yang positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. (3) dukungan manajemen pucak berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. (4) Kemampuan teknik personal, pendidikan dan pelatihan pengguna, dan dukungan manajemen puncak secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

pengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat memperluas penelitian dengan menambah jumlah sampel misalnya SPPBE se-Bali, sehingga hasil penelitian akan lebih baik. Kedua bagi SPPBE di Kabupaten Tabanan diharapkan mampu meningkatkan dukungan manajemen puncak terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Sesuai dengan hasil penelitian dinyatakan bahwa dukungan manajemen puncak mempunyai pengaruh yang paling signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Selain itu juga diharapkan tetap memperhatikan kemampuan teknik personal dan pendidikan pelatihan pengguna. DAFTAR PUSTAKA Anggraeni, Putri Nanda. 2012. FaktorFaktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi di Lingkungan Pemerintah Daerah Serdang Berdagai. Jurnal Telaah Akuntansi (JUTA). Vol.14, No. 02, Hal: 55-57 Amalia, Luciana Spica dan Briliantien, Irmaya. 2007. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Bank Umum Pemerintah Di Wilayah Surabaya Dan Sidoarjo. Jurnal STIE Perbanas Surabaya. Vol. 02, No. 15, Hal: 13-21. Astuti,

Saran Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas, adapun saran yang dapat diberikan. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar dapat memperbanyak variabel selain kemampuan teknik personal, pendidikan dan pelatihan pengguna, dan dukungan manajemen puncak yang mempunyai

Daryani.

Puji dan Dharmadiaksa. 2014. Pengaruh Efektivitas Penerapan Sistem Informasi Akuntansi, Pemanfaatan dan Kesesuaian Tugas Terhadap Kinerja Karyawan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 9, No. 2, Hal: 373-384. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Survei Pada Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Boyolali). Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) Dharmawan dan Ardianto. 2017. Pengaruh Kemuktakhiran teknologi, Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi, Program Pelatihan Penggunaan dan Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Studi Empiris Pada Karyawan Perusahaan Retail Consumer Goods Wilayah Tanggerang Dan Bintaro). Skripsi. Universitas Multimedia Nusantara. Fani, Luh Nanda Yogita. 2015. Pengaruh Kecanggihan Teknologi Informasi, Kemampuan, Kemampuan Tenik Pemakai, Dan Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Skripsi. Jurusan Akuntansi Program S1. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan IV. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Mardiana. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Susut. Skripsi. Universitas Pendidikan Ganesha. Nugerahmawati, Astuti. 2013. Pengaruh Partisipasi Pemakai Sistem Informasi, Kemampuan Pemakai Sistem Informasi, Ukuran Organisasi Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Dengan Kompleksitas Tugas Sebagai Variabel Moderating (Studi Pada PT PLN Persero Distribusi Jawa Barat dan Banten. Skripsi. Bandung: Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Pasudan. Nurhelmia. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pemakai

Sistem informasi Akuntansi. Skripsi. Universitas Hasanhuddin. Putra, Yesa. 2016. Pengaruh Partisispasi Pemakai dan Kemampuan Teknik Personal Akuntansi Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Studi Empiris BUMN pada Kota Padang Provinsi Sumatera Barat). Skripsi. Universitas Negeri Padang. Septianingrum, Putri Aryani. 2014. Pengaruh Dukungan Top Manajement, Kemampuan Pengguna Serta Adanya Pelatihan Dan Pendidikan Pengguna Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Studi Kasus Pada BPJS Ketenagakerjaan Semarang Dan D.I Yogyakarta). Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Srimindarti, Ceacilia & Elen, Puspitasari. 2012. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA) ditinjau dai Kepuasan Pemakai dan Pemakai SIA yang dipengaruhi oleh Partisipasi, Kemampuan, Pelatihan dan Pendidikan Pemakai SIA dalam Proceeding for Call Paper. Pekan Ilmiah Dosen FEB-UKWS. Salatiga. Vol. 4, No. 3, Hal: 517-530. Soegiharto. (2001). Influence Factors Affecting the performance of Accounting Information System. Gajah Mada International Journal of Business. Vol. 3, No. 2, Hal: 177-202. Sulatrini, Luh Putu. 2014. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Dengan Kompleksitas Tugas Sebagai Variabel Moderasi Studi Empiris PT PLN (PERSERO) Distribusi Area Bali Utara. Skripsi. Universitas Pendidikan Ganesha.

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) Tjhai, Fung Jen. 2002. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 4, No. 2, Hal: 135-154. Umar, Husein. 2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.