PENGARUH KUALITAS PENDIDIKAN

Download 31 Jan 2013 ... Jurnal Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi .... Dan Investasi Terhadap Pertumbuhan ... pengetahuan dan modal sumber daya ...

1 downloads 380 Views 427KB Size
ARTIKEL

PENGARUH KUALITAS PENDIDIKAN,KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT

Oleh : YUHENDRI BP. 2008/02658

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 Wisuda Periode Maret 2013

1

2

PENGARUH KUALITAS PENDIDIKAN,KESEHATAN DAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA BARAT (Effect Of Quality Education, Health And Investment On Economic Growth In West Sumatra)

Yuhendri, Idris, Yeniwati Jurnal Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang E-mail :[email protected]

ABSTRAK Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan asosiatif, variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendidikan (X1), kesehatan (X2) dan investasi (3) sedangkan variabel terikat adalah pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat (Y). Jenis data penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif dan data time series dari tahun 1981-2010. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan induktif yang terdiri dari (1) Uji Normalitas. (2) Uji Multikolinearitas. (3) Uji Autokorelasi. (4) Uji Heterokedastisitas. (5) Analisis Regresi Linear Berganda. (6) Uji t. (7) Uji F. Analisis ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Messe dan Rogof dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat (2) Terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat (3) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat (4) Secara bersama-sama pendidikan, kesehatan dan investasi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat.

Kata Kunci : pertumbuhan ekonomi,pendidikan,kesehatan dan investasi Abstract This research is descriptive and associative research, the independent variable in this study is education (X1), health (X2) and investments (3) while the dependent variable is the growth of West Sumatra (Y). The type of data this study is secondary data that is quantitative and time series data from the years 1981-2010. The data obtained were analyzed using descriptive statistics and inductive consisting of (1) Normality Test. (2) Test multicollinearity. (3) Test Autocorrelation. (4) Test heterocedastisity. (5) Multiple Linear Regression Analysis. (6) t-test. (7) Test F. This analysis uses the model developed by Messe and Rogof Ordinary Least Square method (OLS). The results showed that (1) There is a positive and significant effect of education on economic growth of West Sumatra (2) There is a negative and significant effect of health on economic growth of West Sumatra (3) There is a positive and significant effect of investment on economic growth of West Sumatra (4) Taken together education, health and investment significantly influence economic growth in West Sumatra. Keywords: economic growth, education, health and invest

3

Di Sumatera Barat kualitas tenaga kerjanya juga dapat dilihat dari tingkat pendidikan dan kesehatanya. Kualitas sumber daya manusia yang dilihat dari jumlah tenaga kerja yang berumur dari 15 sampai 64 tahun, Relevannya jika pertumbuhan ekonomi semakin tinggi, dikarenakan oleh pendidikan yang di miliki tenaga kerja baik , skill dan kemampuan yang semakin bagus. Selain dari pada pendidikan, kesehatan juga turut mempengaruhi kualitas Sumber daya manusia di Sumatera Barat. Tingkat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator, salah satunya yaitu tingkat kematian bayi. Jika tingkat kematian bayi menurun, berarti menandakan kesehatan semakin membaik, dan pertumbuhan ekonomi juga semakin bagus (Notoatmodjo ,2009:3) Selain pendidikan dan kesehatan yang dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi, penanaman modal atau pembentukan modal juga dapat memberikan kontribusi yang besar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Sebagaimana kita ketahui Sumatera adalah salah satu pulau yang terbesar diantara beribu-ribu pulau yang ada, mempunyai posisi yang strategis untuk di kembangkan khususnya Sumatera Barat. Ditinjau dari sumber daya alam yang dimiliki daerah Sumatera Barat mempunyai kemungkinan yang sangat besar untuk aktifitas penanaman modal yaitu Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA), karena banyaknya tersedia berbagai bahan mentah dari berbagai sektor seperti dari hasil pertanian, perkebunan, perikanan dan yang lainnya yang dapat dipergunakan oleh sektor industri. Pada dasarnya PDRB perkapita Sumatera Barat secara kuntitatif cenderung meningkat dari tahun 1995-2010 meskipun sempat mengalami perumbuhan yang negatif pada tahun 1998 dan 1999 akibat krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997/1998. Untuk tahun-tahun selanjutnya meskipun nilai pertumbuhan PDRB perkapita Sumatera Barat mengalami pertumbuhan yang

I. PENDAHULUAN Salah satu bagian penting dari pembangunan nasional negara Indonesia adalah pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi ini bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat mengusahakan agar hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan Negara yang sedang berkembang terus berusaha untuk meningkatkan pembangunan di segala bidang. Indonesia merupakan masyarakat dengan adil dan merata. Pembangunan suatu bangsa memerlukan dua aset utama atau ”daya” yang disebut sumber daya (resources), yakni sumber daya alam (natural resources), dan sumber daya manusia (human resources). Kedua sumber daya tersebut sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu pembangunan. Hal ini dapat kita amati dari kemajuan-kemajuan suatu negara sebagai indikator keberhasilan pembangunan bangsa tersebut. Sumatera Barat terkenal dengan kekayaan alamnya, berarti untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi akibatnya kekayaan alam di Sumatera Barat akan menipis. Selain itu sumber daya manusia merupakan modal dasar dari kekayaan suatu bangsa, karena manusia adalah faktor produksi yang bersifat aktif mengumpulkan modal, mengeksploitasi sumber-sumber daya alam, membangun organisasi-organisasi sosial, ekonomi, politik dan melaksanakan pembangunan nasional. Untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, maka pendidikan merupakan suatu hal yang penting dan untuk itu peningkatan kualitas sumber daya manusia mutlak harus dilakukan. Karena dengan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas dapat memberikan multiplier efect terhadap pembangunan suatu negara, khususnya pembangunan bidang ekonomi. Secara umum tingkat pendidikan dan kesehatan dapat mewakili kualitas tenaga kerja karena dengan pendidikan, seseorang akan bertambah keterampilannya, dan dengan kesehatan seseorang akan lebih kuat dan jernih pemikirannya dalam bekerja. 4

positif secara kuantitas, namun dari sisi persentase laju pertumbuhan PDRB perkapita Sumatera Barat cenderung berfluktuasi dan mengalami penurunan.

dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah barang modal dan teknologi yang digunakan juga semakin berkembang. Di samping itu, tenaga kerja bertambah sebagai akibat dari perkembangan penduduk seiring dengan meningkatnya pendidikan dan keterampilan mereka. Peningkatan pertumbuhan ekonomi itu tercermin dari PDB rill yang merupakan indikator utama untuk melihat sejauh mana pertumbuhan ekonomi telah meningkat. Apabila PDB riil meningkat maka seluruh kegiatan ekonomi dapat terpenuhi, sehingga proses-proses ekonomi menjadi lancar yang pada akhirnya pendapatan masyarakat meningkat yang secara otomatis diikuti oleh kesejahteraan yang pesat. Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi pertumbuhan ekonomi disuatu wilayah dalam satu periode tertentu ditunjukkan oleh data PDRB atas harga berlaku maupun harga konstan. PDRB didefenisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku dapat menunjukkan pergeseran serta struktur ekonomi suatu daerah. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari waktu ke waktu.

Dari fakta yang tertera pada Tabel di atas bahwa terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi semakin meningkat dari tahun ketahun, pendididkan dan kesehatannya berfluktuatif dan Investasi juga berfluktuatif, tidak sesuai dengan logika seharusnya yang memaparkan bahwa semakin tinggi pertumbuhan ekonomi, semakin meningkat pendidikan dan kesehatan nya dan investasinya juga semakin banyak atau besar. Maka berdasarkan latar

belakang yang telah dipaparkan tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Kualitas Pendidikan,Kesehatan Dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Barat”. II. KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Konsep Pertumbuhan Ekonomi. Menurut Kuznets dalam Todaro (2004:99) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan teknologi, institusional (kelembagaan) dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada. Menurut Simon Kuznets (Jhingan, 2008:57), mendefenisikan pertumbuhan ekonomi sebagai berikut: Kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukannya. Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainya. Kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat, disebabkan oleh pertambahan faktor-faktor produksi baik

2. Faktor Penentu Pertumbuhan Ekonomi Menurut M.L. Jhingan (2003:67), secara umum faktor penentu pertumbuhan ekonomi dibedakan menjadi faktor ekonomi dan non ekonomi. Faktor penentu ekonomi terdiri dari sumber alam, akumulasi modal, organisasi, kemajuan teknologi, serta pembagian kerja dan skala produksi. Sedangkan faktor penentu non ekonomi yaitu faktor sosial, faktor manusia, faktor politik dan administrasi. Teori pertumbuhan dapat dibedakan menjadi dua aliran pemikiran, yakni teori neoklasik dan modern. Dalam teori neoklasik pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan oleh pertumbuhan produksi sangat ditentukan oleh faktor produksi berupa kuantitas tenaga kerja dan modal. Peran teknologi dan ilmu pengetahuan serta peningkatan kualitas tenaga kerja dan input produksi lainnya tidak mendapat 5

perhatian secara eksplisit atau dianggap konstan (Tambunan, 2003:45). Berikut faktor penentu pertumbuhan ekonomi berdasarkan teori pertumbuhan neoklasik dan modern: a.Teori Pertumbuhan Neoklasik Sollow Model Sollow merupakan pengembangan dari model Harrod-domar yang hanya memfokuskan pada pembentukan modal. Teori ini menambahkan faktor penentu pertumbuhan ekonomi berupa tenaga kerja dan teknologi. Namun teknologi dianggap sebagai faktor residu untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang dan tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi diasumsikan bersifat eksogen atau dipengaruhi oleh berbagai macam faktor (Todaro, 2000:116). Model pertumbuhan ekonomi yang disebut sebagai model pertumbuhan Sollow, model tersebut berangkat dari fungsi produksi agregat sebagai berikut Dornbusch et al dalam (Siregar, 2006:26) Y = A f(K , L) ....................................(1) Dimana: Y = output nasional (kawasan) K = modal (kapital) fisik L = tenagakerja A = teknologi b.Teori Pertumbuhan Baru (New Growth Theory) Teori ini memberikan kerangka teoritis untuk menganalisis pertumbuhan yang bersifat endogen, pertumbuhan ekonomi merupakan hasil dari dalam sistem ekonomi. Menurut Romer dalam Todaro (2004:168), teori ini menganggap bahwa pertumbuhan ekonomi lebih ditentukan oleh sistem produksi, bukan berasal dari luar sistem. Kemajuan teknologi merupakan hal yang endogen, pertumbuhan merupakan bagian dari keputusan pelaku-pelaku ekonomi untuk berinvestasi dalam pengetahuan. Peran modal lebih besar dari sekedar bagian dari pendapatan apabila modal yang tumbuh bukan hanya modal fisik saja tapi menyangkut modal manusia. Akumulasi modal merupakan sumber utama pertumbuhan ekonomi. Definisi modal diperluas dengan memasukkan model ilmu pengetahuan dan modal sumber daya manusia. Perubahan teknologi bukan sesuatu yang berasal dari luar model atau eksogen tapi teknologi merupakan bagian dari proses pertumbuhan

ekonomi. Dalam teori pertumbuhan endogen, peran investasi dalam modal fisik dan modal manusia turut menentukan pertumbuhan ekonomi jangka panjang (Mankiw, 2003:21). Model pertumbuhan endogen sedikit berbeda dengan model Sollow, Model pertumbuhan endogen memodifikasi fungsi produksi agregat menjadi (Siregar, 2006: 27): Y = A f(K,H,L ) ...................................(2) Dimana: Y = output A = teknologi K = modal L = tenaga kerja H = Sumber daya manusia Fungsi produksi ini tidak menunjukkan muatan dari pengembalian modal yang kian menurun. Ketiadaan pengembalian modal yang kian menurun ini merupakan perbedaan penting antara model pertumbuhan endogen dan Sollow. . c.Teori Human Capital Teori human capital berasumsi bahwa, seseorang dapat meningkatkan penghasilannya melalui peningkatan pendidikan. Setiap penambahan satu tahun sekolah berarti disuatu pihak, peningkatan kemampuan kerja dan penghasilan seseorang. Akan tetapi dipihak lain menunda penerimaan penghasilan selama satu tahun dalam mengikuti sekolah tersebut.(Simanjuntak, 1998:70) Menurut Theoderore W. Schultz (dalam Mukhlish, 2010:1), proses peningkatan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan bukan merupakan suatu bentuk konsumsi semata, namun merupakan suatu investasi yang amat besar dan berharga. Investasi dalam bidang pendidikan hasilnya tidak akan dirasakan dalam waktu yang singkat, tetapi akan dirasakan di kemudian hari, dan memerlukan waktu yang relatif lama. Nilai modal manusia (human capital) suatu bangsa tidak hanya ditentukan oleh jumlah populasi penduduk atau tenaga kerja kasar (intensive labor) tetapi sangat ditentukan oleh tenaga kerja intelektual (intensive brain). Terdapat dua pendekatan penting dalam teori human capital yaitu: pendekatan Nelson 6

Phelp dan pendekatan Lucas. Pendekatan Nelson-Phelp, Agion dan Howitt (Meir dan Raunch dalam Mukhlish 2010:2) menyimpulkan bahwa human capital merupakan faktor yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Muculnya perbedaan dalam tingkat pertumbuhan diberbagai Negara lebih disebabkan olleh perbedaaan dalam stock human capital. Agion dan howitt mendukung pendapat Nelson-phelp tentang stock Human Capital yang menyimpulkan bahwa angkatan kerja yang lebih terdidik dan ahli akan lebih mampu mengisi kualifikasi lapangan pekerjaan yang ditentukan. Dengan kata lain pekerja dengan pendidikan yang lebih tinggi akan mampu merespon inovasiyang selanjutnya akan meningkatkan pertumbuhanekonomi suatu negara. Jadi, peningkatan stock human capital dapat meningkatkan pendapatan suatu negara melalui produktivitas tenaga kerja yang terampil dan berpengetahuan akibat dari pendidikan yang diperolehnya. a.Pengaruh Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Menurut Todaro (dalam Aini, 2008:20) pendidikan memang memiliki pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi melalui 6 cara yaitu: 1. Meningkatnya secara umum kualitas angkatan kerja melalui penanaman pengetahuan kerja dan keterampilan. 2. Meningkatnya mobilitas tenaga kerja dan mempromosikan pembagian kerja. 3. Memungkinkannya penyerapan Infomasi baru secara lebih cepat dan penerapan proses baru dan input yang kurang dikenal menjadi lebih efisien. 4. Menghilangkan hambatan hambatan sosial dan kelembagaan bagi pertumbuhan ekonomi. 5. Beraninya wirausahawan untuk mempromosikan tanggung jawab individual, kemampuan organisasional, mengambil resiko yang moderat dan merencanakan dalam jangka panjang.

6. Meningkatnya kemampuan manajemen menjadi lebih sehingga alokasi sumber daya menjadi lebih efisien. Meski modal manusia memegang peranan penting dalam pertumbuhan penduduk, para ahli mulai dari ekonomi, politik, sosiologi bahkan engineering lebih menaruh prioritas pada faktor modal fisik dan kemajuan teknologi. Ini beralasan karena melihat data AS misalnya, total kombinasi kedua faktor ini menyumbang sekitar 65 persen pertumbuhan ekonomi AS pada periode 1948-1979. Namun sesungguhnya faktor teknologi dan modal fisik tidak independen dari faktor manusia. Suatu bangsa dapat mewujudkan kemajuan teknologi, termasuk ilmu pengetahuan dan manajemen, serta modal fisik seperti bangunan dan peralatan mesin-mesin hanya jika negara tersebut memiliki modal manusia yang kuat dan berkualitas. Apabila demikian, secara tidak langsung kontribusi faktor modal manusia dalam pertumbuhan penduduk seharusnya lebih tinggi dari angka 31 persen. Perhatian terhadap faktor manusia menjadi sentral akhir-akhir ini berkaitan dengan perkembangan dalam ilmu ekonomi pembangunan dan sosiologi. Para ahli di kedua bidang tersebut umumnya sepakat pada satu hal yakni modal manusia berperan secara signifikan, bahkan lebih penting daripada faktor teknologi, dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Modal manusia tersebut tidak hanya menyangkut kuantitas, tetapi yang jauh lebih penting adalah dari segi kualitas. Dari berbagai studi tersebut sangat jelas dapat disimpulkan bahwa pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi melalui berkembangnya kesempatan untuk meningkatkan kesehatan, pengetahuan, dan keterampilan, keahlian, serta wawasan mereka agar mampu lebih bekerja secara produktif, baik secara perorangan maupun kelompok. Implikasinya, semakin tinggi pendidikan, hidup manusia akan semakin berkualitas. Dalam kaitannya dengan perekonomian secara umum (nasional), semakin tinggi kualitas hidup suatu bangsa, semakin 7

tinggi tingkat pertumbuhan dan kesejahteraan bangsa tersebut. b.Pengaruh Kesehatan Dan Pertumbuhan Ekonomi Membicarakan kesehatan tidak hanya mempersoalkan pelayanan kesehatan saja, melainkan akan berkaitan dengan kesejahteraan seluruh masyarakat. Tjiptoherijanto (1994:86) mengatakan bahwa secara umum sumber pembiayaan kesehatan berasal dari pemerintah swasta, lembaga kementrian dan pengeluaran langsung oleh rumah tangga versi terbesar dari segi kualitas pembiayaan kesehatan secara nasional berasal dari pengeluaran rumah tangga. Program-program di bidang kesehatan dan pendidikan lebih berhubungan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Lebih lanjut Tjiptoherijanto (1994: 90) menjelaskan, pembangunan kesehatan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Jadi tingkat kesehatan berkorelasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi karena dengan terjaganya kesehatan dengan baik, maka produktivitas kerja akan tinggi sehingga mampu mendapatkan upah atau bayaran yang lebih tinggi pula sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup dan dapat memacu pertumbuhan ekonomi yang cepat. Menurut Todaro (2003: 404) kesehatan merupakan prasyarat bagi peningkatan produktivitas. Oleh karena itu, kesehatan juga dapat dilihat dari sebagai komponen pertumbuhan ekonomi dan pembangun ekonomi yang vital sebagai input produksi agregat, peran gandanya sebagai input maupun output menyebabkan kesehatan sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi. Implikasi dari penerapan teori human capital dibidang perbaikan gizi dan kesehatan adalah perlunya usaha memerangi kemiskinan. Selanjutnya Tjiptoherijanto (1994: 17-18) berpendapat secara umum kesehatan akan berkorelasi dengan tingkat produktivitas penduduk maupun pekerja. Meningkatnya derajat pada kesehatan akan memperpanjang masa kerja dan daya tahan tubuh yang selanjutnya akan berpengaruh pada peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Menurut Menteri Negara Kependudukan/ BKKNB 1995, dalam Tjiptoherijanto (1997:18) mengatakan bahwa kecendrungan dan faktor penentu fertilitas dan mortalitas di Indonesia, data kesehatan penduduk Indonesia memperlihatkan gambaran yang cukup menggembirakan dimana tingkat kematian bayi sebagai salah satu indikator yang sensitif untuk menilai derajat kesehatan penduduk menunjukan trend yang semakin menurun. Dengan menurunnya tingkat kematian bayi, maka dapat di simpulkan tingkat kesehatan pada masa itu boleh dikatakan sangat bagus, makin turunnya tingkat kematian bayi makin tinggi pula tingkat harapan hidup, sehingga dapat melakukan kegiatan produksi nantinya dan dapat memacu pertumbuhan ekonomi c.Pengaruh Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonom Investasi merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan suatu produksi. Tanpa adanya investasi, proses produksi tidak akan berjalan lancar yang mengakibatkan penurunan pada output keseluruhan. Kenaikan investasi akan menambah kapasitas produksi dan meningkatkan output baik daerah maupun nasional. Menurut Waluyo (dalam Lestyowati, 2009:13) pandangan utama dari teori akselerasi adalah sebagai berikut : a. Terdapat hubungan yang proporsional diantara jumlah barang modal yang tersedia dengan tingkat produksi nasional yang dapat diwujudkannya. b. Kebutuhan untuk meningkatkan produksi di masa depan memerlukan investasi yang beberapa kali nilainya dari peningkatan produksi yang perlu dilakukan. Pandangan kedua inilah yang menyebabkan teori investasi ini lebih dikenal dengan prinsip akselerasi atau prinsip percepatan (acceleration principle). Dan rasio antara nilai stok modal yang diperlukan dengan produksi 8

nasional yang dapat diwujudkan disebut akselerator atau koefisien akselerasi. Sesuai dengan pandangan akselerasi, teori ekonomi Neo-klasik berpendapat bahwa pendapatan nasional (output nasional) yang semakin meningkat akan memerlukan barang modal yang semakin banyak. Menurut Deliarnov (1995:104) pengaruh investasi terhadap pendapatan nasional (output nasional) adalah positif artinya jika investasi meningkat, maka output nasional juga akan mengalami peningkatan. Sementara itu menurut Sukirno (2001:367-368) kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran rakyat. Peranan ini bersumber dari 3 unsur penting dalam perekonomian yaitu: a. Investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat. Maka kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat dan pendapatan nasional. Peningkatan seperti ini akan selalu diikuti oleh pertambahan dalam kesempatan kerja. b. Pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambah kapasitas memproduksi dimasa depan dan perkembangan ini akan menstimulir pertambahan produksi nasional dan kesempatan kerja. c. Investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi. Perkembangan ini akan memberi sumbangan penting atas kenaikan produktivitas dan pendapatan. Penelitian Sebelumnya

(1) tingkat pendidikan berpengaruh signifikan dan negatif terhadap jumlah penduduk miskin di kota Padang (prob = 0,0202), (2) tingkat kesehatan berpengaruh signifikan dan positif terhadap jumlah penduduk miskin di kota Padang ( sig = 0,0033). 2. Penelitian yang dilakukan Rahayu Melini (2009) yang berjudul “Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja terhadap PDRB Sumbar”, menyatakan bahwa investasi berpengaruh signifikan terhadap PDRB dengan koefisien regresi sebesar 1,293 % . selain itu tenaga kerja juga berpengaruh signifikan terhadap PDRB dengan koefisien regresi sebesar 2,699%. 3. Syamsurijal (2008) dalam jurnal ekonomi pembangunan yang berjudul ”Pengaruh Tingkat Kesehatan Dan Pendidikan Terhadap Tingkat Pertumbuhan Pendapatan Perkapita Di Sumatera Selatan. Perbaikan tingkat kesehatan ternyata secara langsung memberikan pengaruh yang baruk terhadap peningkatan pendapatan perkapita, sedangkan secara tidak langsung (melalui perbaikan tingkat pendidikan) memberikan pengaruh yang positif, yang mana tingkat kesehatan berpengaruh positif terhadap tingkat pendidikan. Perbaikan tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan perkapita. Kerangka Berfikir Pengaruh pendidikan (X1) terhadap (Y) adalah positif (+) semakin tinggi tingkat pendidikan, maka akan semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi, suatu daerah hal ini di mungkinkan karena pendidikan menyokong secara langsung terhadap pertumbuhan ekonomi. Pengaruh kesehatan (X2) terhadap (Y) adalah positif (+) semakin tinggi tingkat kesehatan maka akan semakin tinggi tingkat

Penelitian yang relevan pernah dilakukan oleh :

1. Ronaldi. B (2011) melakukan penlitian dengan judul “Analisis Pengaruh Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Di Kota Padang” menyatakan bahwa 9

adalah angka kematian bayi dari 1000 bayi yang lahir pertahun di Sumatera Barat yang diukur dengansatuan orang pertahun, dari tahun 19812010. Investasi (x3) adalah total PMDN di jumlahkan dengan total PMA di sumatera barat dengan saruan jutaan rupiah pertahun dari tahun 1981-2010. Data diolah dengan menggunakan aplikasi software pengolahan data Eviews versi 5.1. Metode yang digunakan untuk menaksir parameter adalah analisis persamaan regresi dengan pendekatan Ordinary Least Square (OLS) dan pengujian hipotesis menggunakan regresi linear berganda dengan teknik analisis sebagai berikut:

pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Hal ini di mungkinkan karena jika investasi terhadap kesehatan di tingkatkan maka akan memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi. Pengaruh Investasi (X3) terhadap (Y) adalah positif (+) semakin besar investasi maka akan semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Hal ini di mungkinkan karena jika investasi di tingkatkan maka akan memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi. Jadi secara bersama-sama pendidikan (X1), kesehatan (X2) dan investasi (X3) berpengaruh positif terhadap perumbuhan ekonomi di Sumatera Barat (Y). Hipotesis Sebagai jawaban sementara dari penelitian ini yang mengacu pada rumusan masalah dan teori maka dapat dijelaskan hipotesis: a. Diduga pendidikan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi

a. Analisis Induktif Uji Asumsi Klasik Sebelum memakai model regresi, terlebih dahulu dilakukan uji analisis atau uji asumsi klasik yang terdiri dari Uji Normalitas sebaran data residual, Uji Multikolinearitas, Uji Autokorelasi, dan Uji Heterokedastisitas. Analisis Linear Berganda Pengaruh antara upah sektor industri besar dan sedang dan output sektor industri besar dan sedang terhadap permintaan tenaga kerja sektor industri besar dan sedang di Sumatera Barat dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan fungsional sebagai berikut : Yt = ƒ (X1t, X2t, X3t,Ut) ……...…(6) Persamaan di atas juga dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi Cobb Douglas yang dapat dituliskan seperti persamaan berikut : Yt= ........... (7) Persamaan (7) memiliki variabel X yang tidak linear sehingga persamaan tersebut dapatdinyatakan dalam bentuk logaritma yang dikena dengan istila Double LogTransformation. Maka persamaan dapat ditulis: Log Yt = α + β Log X t + β Log X t + β Log X t +Ut … (8) Dimana : `Log Yt = pertumbuhan ekonomiprovinsisumatera barat pada tahun t Log X1t = pendidikan pada tahun t Log X2t = kesehatan pada tahun t Log X3t = investasi pada tahun t α = konstanta U = kesalahan penganggu (error term)

sumatera barat. b. Diduga kesehatan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sumatera barat.

c.Diduga investasi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonimi sumatera barat. d. Pendidikan, kesehatan dan investasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sumatera barat.

III. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian ini menjelaskan pengaruh antara variabel bebas yaitu pendidikan, kesehatan dan investasi dengan variabel terikatnya pertumbuhan ekonomi sumatera barat. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari tahun 1981 sampai tahun 2010. Konsep yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu pertumbuhan ekonomi sumatera barat (Y) adalah PDRB perkapita dengan satuan juta rupiah dalam harga konstan 2000 dari tahun 1981 sampai 2010. pendidikan (X1) adalah tingkat pendidikan diukur dengan jumlah penduduk 15 tahun ke minimal tamatan SMA yang berkerja di sumatera barat tahun 1981-2010 yang dalam satuan orang pertahun. Kesehatan (x2)

1

2

10

1

2

2

2

β1, β2 ,β3 = koefisien regresi X Persamaan (8) menjadi persamaan regresiyang linear karena parameter dari β dalampersamaan ini terbentuk linear. Selain itu, pada model Logganda koefisien kemiringan (β) bisamengukurelastisitas variabel tak bebas(Y)terhadap variabel bebas (X), yaitupersentase perubahan dalam Y untuk persentase perubahan tertentu dalam X(Gujarati, 2006:219). Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Determinasi digunakan untuk melihat kontribusi variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat. Pengujian Hipotesis Dalam pengujian hipotesis ini digunakan dua macam uji, yakni Uji t dan Uji F. Hasil Penelitian Dan Pembahasan 1. Analisis Induktif a. Uji Persyaratan Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas Residual Berdasarkan hasil estimasi yang tlah dilakukan maka dapat dinyatakan bahwa data dalam penelitian ini tersebar secara normal. Sebab, nilai J-B Normality test statistik < nilai X2, yakni nilai J-B sebesar 1,016449 sedangkan X2 sebesar 9,48773. Sehingga data penelitian memenuhi persyaratan analisis klasik. 2) Uji Multikolinearitas Berdasarkan hasil estimasi dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi korelasi yang tinggi antara sesama variabel bebas karena memenuhi kriteria pengujian dengan nilai-nilai yang ada pada matrik di atas >5%. 3) Uji Autokorelasi

informasi Obs*R-squared, sedangkan nilai kritis Chi-squares (χ2) pada α = 5 % dengan dk sebesar 4 adalah 9,48773. Karena nilai Chi-squares hitung (χ2) lebih kecil dari nilai kritis Chi-squares (χ2) maka dapat disimpulkan bahwa model tidak mengandung masalah heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil uji asumsi klasik diatas ternyata estimasi model regresi berganda yang digunakan masih belum memenuhi asumsi klasik, untuk itu perlu dilakukan pengobatan terhadap masalah asumsi klasik tersebut untuk mendapatkan hasil estimasi yang bersifat BLUE. Dalam penelitian ini digunakan Newey-West Standard Errors dan Covarriance. Hasil Estimasi OLS Bersifat BLUE dapat dilihat pada Tabel 6 (Lampiran). b. Analisis Regresi Linear Berganda Dari hasil pengolahan data sekunder dengan menggunakan program Eviews yang terlihat pada Tabel 2, diperoleh persamaan linear berganda sebagai berikut : Log Y = -12,83+ 1,845 log X1 -0,102 log X2 +0,091 log3 R2 = 0,6648 Berdasarkan hasil estimasi seperti disajikan Tabel 2 dapat terlihat bahwa pengaruh pendidikan (X1) terhadap pertumbuhan ekonomi sumatera barat (Y) pada tahun 1981-2010 adalah positif dengan koefisien 1,845. Hal ini berarti bahwa apabila pendidikan meningkat 1%, maka akan meningkatkan Pertumbuhan ekonomi (Y) sebesar 1,849 persen, dalam kondisi cateris paribus. Bentuk pengaruh kesehatan (X2) terhadap Pertumbuhan ekonomi (Y) pada tahun 19812010 adalah negatif sebesar minus 0,102. Data yang diambil untuk tingkat kesehatan adalah angka kematian bayi, jadi apabila kesehatan meningkat sebesar 1 persen maka akan menurunkan pertumbuhan ekonomi sebesar minus 0,102 persen, dalam kondisi cateris paribus. Untuk pengaruh investasi (X3) terhadap pertumbuhan ekonomi (Y) pada tahun 19812010 adalah positif dengan koefisien regresinya adalah 0,091 persen. Hal ini berarti bahwa apabila investasi meningkat sebesar 1 persen, maka akan meningkatkan Pertumbuhan ekonomi (Y) sebesar 0,091 persen, dalam kondisi cateris paribus. Sedangkan untuk nilai konstantanya yang diperoleh dari persamaan di atas adalah sebesar

Berdasarkan hasil uji autokorelasi dengan metode Bruesch-Godfrey (LM Test), dapat diketahui bahwa nilai Chi-squares hitung sebesar 11,21184, sedangkan nilai Chi-squares tabel pada α = 5% dengan dk = 3 adalah 9,48773. Karena nilai Chi-squares hitung (χ2) lebih besar dari nilai kritis Chi-squares (χ2) maka dapat disimpulkan bahwa model mengandung masalah autokorelasi. 4) Uji Heteroskedastisitas Dari hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji white test, nilai Chi-squares hitung sebesar 7,314856 yang diperoleh dari

11

minus 12,83. Nilai konstanta ini bermakna bahwa tampa pengaruh variabel pendidikan (X1) kesehatan (X2) dan investasi (X3), maka pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat (Y) adalah menurun sebesar minus 12,83 persen. c. Koefisien Determinasi (R2) Berdasarkan hasil estimasi seperti disajikan Tabel 11 dapat terlihat koefisien determinasi (R-Squared) sebesar 0,914173. Artinya 91,41% pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat disumbangkan oleh pendidikan kesehatan dan investasi. Sisanya sebesar 8,59% disumbangkan oleh faktor lain.

diterima sehingga hipotesis alternatif yang diajukan dalam penelitian ini diterima, bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara investasi (X1) terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat (Y). 2) Uji F Hipotesis tahap ketiga penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan dan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi sedangkan terdapat pengaruh yang signifikan negatif antara kesehatan dan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat. Pengkajian hipotesis secara bersamasama dilakukan dengan menggunakan uji F. Jika F hitung ≥ F tabel maka hipotesis nol harus ditolak dan hipotesis alternatif harus diterima. Artinya bahwa secara bersama-sama variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Berdasarkan analisis data pada Tabel 11 di atas dapat dilihat nilai Fhitung dalam penelitian ini sebesar 92,3122 atau signifikan yang diperoleh adalah 0,000000 pada α = 0,05, berarti nilai Fhitung = 93,3122 ≥ Ftabel = 2,743. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima, bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan (X1), kesehatan (X2) dan investasi (X3) terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat (Y).

d.Pengujian Hipotesis 1) Uji t Dari olahan data yang disajikan pada Tabel 11 dapat dilihat dari hasil estimasi, diperoleh nilai thitung sebesar 7,2169 ≥ dari nilai ttabel sebesar 2,0555 akibatnya Ho ditolak dan Ha diterima sehingga hipotesis alternatif yang diajukan dalam penelitian ini diterima, bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan (X1) terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat (Y). a)Hipotesis II Hipotesis kedua penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat. Dari olahan data yang disajikan pada Tabel 11 dapat dilihat dari hasil estimasi, diperoleh nilai thitung sebesar -2,6652 ≥ nilai ttabel sebesar -2,0555 akibatnya H0 diterima dan Ha ditolak sehingga hipotesis alternatif yang diajukan dalam penelitian ini ditolak, bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kesehatan (X2) terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat (Y). b)Hipotesis III Hipotesis pertama penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat. Dari olahan data yang disajikan pada Tabel 11 dapat dilihat dari hasil estimasi, diperoleh nilai thitung sebesar 4,0865 ≥ dari nilai ttabel sebesar 2,0555 akibatnya Ho ditolak dan Ha

B.Pembahasan 1. Pengaruh pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat. Dari hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian ini ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat.. Terdapatnya pengaruh yang signifikan ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat ditentukan oleh pendidikan. Dengan bersaran pengaruh 1,849. Apabila pendidikan meningkat satu persen maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 1,849 persen. Dari hasil penelitian dan pengujian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa antara pendidikan (X1) menpengaruhi pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat (Y). Dimana pada Tabel 11 bahwa nilai probabilitas dari (X1) < α 12

0,05% yaitu sebesar 0,000 < 0,05. Disini terbukti bahwa (X1) berpengaruh terhadap (Y). Dari tabel 11 dapat dilihat bahwa koefisien regresi pendidikan (X1) adalah positif. Berarti bahwa apabila pendidikan meningat maka jumlah pertumbuhan ekonomi juga meningkat. Hal ini sesuai dengan toeri yang dikemukakan oleh Jhingan (2003:414) bahwa modal manusia yaitu pendidikan dan latihan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia yang nantinya akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal serupa juga dikemukakan oleh Simanjuntak (1998:77) bahwa peningkatan pendidikan dan latihan merupakan bentuk usaha yang sangat ampuh memerangi kemiskinan. Jadi pendidikan dan pertumbuhan ekonomi merupakan lingkaran yang saling menpengaruhi sekali perkembangan tingkat pertumbuhan ekonomi sebaliknya di lain pihak, Dan dalam hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ronaldi. B (2011) 2. Pengaruh Kesehatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Barat.

Dimana pada Tabel 11 bahwa nilai probabilitas dari (X2) > α 0,05% yaitu sebesar 0,0130 > 0,05. Disini terbukti bahwa (X2) berpengaruh terhadap (Y). Dilahat dari data yang ada bahwa kematian bayi di Sumatera Barat cendrung berfluktuatif namun cendrung mengalami penurunan, hal ini dapat di lihat pada tahun 2010 angka kematin bayi sebesar 520 jiwa dengan tingkat pertumbuhan sebesar minus 55,4 yang mana sebelumnya pada tahun 2009 angka kematian bayi mencapai 1165 jiwa dengan tingkat pertumbuhan minus 17,2. Berarti jika kesehatan meningkat maka kematian bayi menurun yang pada akhirnya meningktakan jumlah penduduk. Terlihat dari laju pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun mengalami peningkatan daimana pada tahun 2008, 2009 dan 2010 dengan jumlah penduduk meningkat tiap tahunnya sebesar 4.763.190, 4.823.973 dan 4.846.090 dengan laju pertumbuhan 1,39%, 1,28% dan 0,46%. Dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk ini akan menurunkan pertumbuhan ekonomi, karena pembagian pendapatan yang dihasilkan oleh tenaga kerja produktif menjadi semakin tinggi. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Syamsurijal (2008) dalam jurnal ekonomi pembangunan yang berjudul ”Pengaruh Tingkat Kesehatan Dan Pendidikan Terhadap Tingkat Pertumbuhan Pendapatan Perkapita Di Sumatera Selatan 3. Pengaruh Investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat. Dari hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian ini ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat..Terdapatnya pengaruh yang signifikan ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat ditentukan oleh investasi. Pengaruh investasi (X1) terhadap pertumbuhan ekonomi Sumetrea Barat (Y) daerah Provinsi Sumatera Barat selama periode 1981-2010 adalah positif dengan bersaran pengaruh 0,091. Apabila investasi meningkat satu persen maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0.091persen.

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan bahwa tingkat kesehatan mempunyai pengaruh yang signifikan tetapi negatif terhadap jumlah pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat. Tidak terdapatnya pengaruh yang negatif antara kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat mengindikasikan bahwa kenaikan ataupun penurunan dari pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat tidak di pengaruhi oleh peningkatan atau penurunan kesehatan penduduk di Sumatera Barat. Secara teoritis bahwa semakin tinggi tingkat kesehatan masyarakat suatu wilayah maka akan semakin tinggi pertumbuhan ekonomi masyarakat tersebut. Namun hasil penelitian menunjukan keadaan yang berlawanan, yaitu makin tinggi tingkat kesehatan malah menurunkan pertumbuhan ekonomi. Dari hasil penelitian dan pengujian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa antara tingkat kesehatan (X2) tidak menpengaruhi pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat (Y). 13

Terdapatnya pengaruh yang signifikan ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat ditentukan oleh investasi. Dengan kata lain naik turunnya jumlah investasi berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat. Dari hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian ini bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara investasi dengan pertumbuhan ekonomi. Pengaruh investasi (X1) terhadap pertumbuhan ekonomi (Y) daerah Sumatera Barat selama periode 1981-2010 adalah positif. Terdapatnya pengaruh yang signifikan ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat ditentukan oleh jumlah investasi yang ditanamkan baik PMA maupun PMDN. Dengan kata lain, naik turunnya investasi berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat. Dari hasil penelitian dan pengujian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa antara investasi (X3) mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat (Y). Dimana pada Tabel 11 bahwa nilai probabilitas dari (X3) < α 0,05% yaitu sebesar 0,0004 < 0,05. Disini terbukti bahwa (X3) berpengaruh terhadap (Y). Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Deliarnov (1995:104) pengaruh investasi terhadap pendapatan nasional (output nasional) adalah positif artinya jika investasi meningkat, maka output nasional juga akan mengalami peningkatan. Hasil penelitian ini juga senada dengan penelitian yang dilakukan Rahayu Melini (2009) yang berjudul “Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja terhadap PDRB Sumbar”, menyatakan bahwa investasi berpengaruh signifikan terhadap PDRB.

menyebabkan terjadinya perubahan pada pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat. Dari hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, terbukti diterima, sehingga secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan, kesehatan dan investasi dengan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat. Dapat dijelaskan bahwa dengan membaiknya kesehatan di Sumatera Barat akan berdampak pada masyarakatnya. Semakin bagus tingkat kesehatan semakin baik pula pendidikan yang di punya oleh masyarakat tersebut. Besarnya kontribusi secara bersama-sama pendidikan, kesehatan dan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat adalah sebesar 0,914173. Ini berarti variasi naik turunnya pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat dipengaruhi oleh pendidikan, kesehatan dan investasi. V. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat, dengan (sig = 0,0000) dan tingkat pengaruh sebesar 1,849057 (184,90%) dengan asumsi cateris paribus. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat, dan sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan, maka semakin rendah pula pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat. Kesehatan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat, dengan (sig = 0,0130) dan tingkat pengaruh sebesar -0,102862 (-1,02%) dengan asumsi cateris paribus. Semakin tinggi tingkat kesehatan, maka semakin rendah pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat, dan sebaliknya semakin rendah tingkat kesehatan, maka semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat. Hal ini dikarenakan datayang diambil untuk melihat tingkat kesehatan adalah angka kematian bayi. Selain dari pada itu

4. Pengaruh Pendidikan, Kesehatan Dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Propinsi Sumatera Barat. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis yang dilakukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan, kesehatan dan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perubahan yang terjadi pada pendidikan, kesehatan dan investasi akan 14

kesehatan berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan ekonomi. Investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat, dengan (sig = 0,0004) dan tingkat pengaruh sebesar 0,091664 (9,16%) dengan asumsi cateris paribus. Semakin tinggi investasi, maka semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat, dan sebaliknya semakin rendah investasi, maka semakin rendah pula pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat. Secara bersama-sama pendidikan, kesehatan dan investasi berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat dengan tingkat pengaruh sebesar 91,41% sedangkan sisanya sebesar 8,59% terdapat di luar variabel bebas yang diteliti. Saran Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya dan hasil hipotesis penelitian ini serta kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut : 1. Perhatian pemerintah terhadap daerah daerah terpencil perlu ditingkatkan lagi. Seperti perbaikan fasilitas pendidikan yang ada, contohnya saja seperti buku penunjang, bangunan sehingga mendapakan SDM yang berkualitas. Pemerintah perlu meningkatkan lagi tingkat kesehatan masyarakat, seperti memperbaiki sarana dan prasarana kesehatan. 2. Selanjutnya pengaruh investasi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat, pemerintah setempat hendaknya lebih meningkatkan nilai investasi, baik investasi lokal maupun asing. Peningkatan investasi dapat dilakukan dengan cara memberikan jaminan keamanan yang lebih baik kepada investor, mempermudah proses perizinan agar tidak berbelit-belit bagaimana pemerintah mampu menjadikan para investor tertarik untuk menanamkan modalnya di Sumatera Barat.

3. Peran masyarakat sangat penting untuk lebih meningkatkan dan terlaksananya kebijakan-kebijakan pemerintah dengan cara meningkatkan etos kerja, 4. Pada peneliti selanjutnya, penulis menyarankan agar meneliti faktor lain selain faktor yang telah dikemukakan dalam penelitian ini,

DAFTAR BACAAN Aini, Ana Nurul. 2008. Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Padang Pariaman. Skipsi UNP. Padang. Akhirmen.2005. Buku Ajar Statistik 2.Fakultas Ekonomi.UNP: Padang Ariefianto.2012.Ekonometrika Asendi Dan Aplikasi Dengan Menggunakan Eviews.Penerbit Erlangga,Jakarta Badan Pusat Statistik. Sumatera Barat dalam angka 1995-2010 BPS Sumatera Barat. Sumatera Barat. BAPPENAS.2001.Laporan Perkembangan Ekonomi Makro Sampai Dengan Triwulan/2001 Dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2001.Jakarta Dornbusch, Rudiger et all. Makroekonomi. PT. Media Edukasi: Jakarta Irfan,

2008. Global

Muhammad. 2005. Pembangunan Manusia dan pertumbuhan ekonomi daerah (Studi perbandingan antar kota/kabupaten di Sumatera Barat). UNP. Padang

Jhingan . M. L. 2003. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan . PT. Raja Grafindo Persada . Jakarta.

15

Mankiw, Gregory N. 2003. Teori Makro Ekonomi. Edisi Keempat. Erlangga: Jakarta.

Ekonomi Univesitas Sumatera Utara. Medan. Sisdiknas. 2003. UU RI No 22: Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta

Mulyadi.S.2003. Ekonomi SDM dalam perspektif pembangunan. PT. Raja Gafindo Persada. Jakarta.

Tambunan, Tulus. 2003. Perekonomian Indonesia, Beberapa Masalah Penting: Ghalia Indonesia. Jakarta.

Mukhlish, Iman. 2010. Peranan sumber daya manusia dalam pertumbuhan ekonomi. Http://drmuklis.blogspot.com/2010/03/pera nan-sumber-daya-manusia-dalam.html

Tjiptoherijanto, Prijono. 1994. Ekonomi Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta Todaro,Michael dan stephen Smith. 2004. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi kedelapan. Erlangga. Jakarta.

Nasir, Moh.2003. Metode Penelitian .Ghalia Indonesia. Jakarta Notoatmodjo Soekidjo.2009. Pembangunan Sumber Daya Manusia.Rineka Cipta: Jakarta.

Todaro. Michael. P. 2000. Pembangunan Ekonomi. Bumi Aksara: Jakarta -----------------------.1991. Pembangunan Ekonomi Di Dunia KeTiga.Terjemahan Jilid1Oleh Burhanuddin Abdullah. Erlangga : Jakarta Tandeilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portfolio. BPFE. Yogyakarta .

Syamsurijal.2008. Pengaruh Tingkat Kesehatan Dan Pendidikan Terhadap Tingkat Pertumbuhan Pendapatan Perkapita Di Sumatera Selatan.jurnal ekonomi pembangunan. Hlm 1-9 Siregar & Dwi Wahyuniarti. 2006. Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penurunan Jumlah Penduduk Miskin. Jurnal. Hlm. 24-40. Simanjuntak, Payaman. 1998. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Edisi kedua. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Rustiono, Dedy. 2008. Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi JawaTengah. Tesis: Program Studi Magister Ilmu Ekonomi & Studi Pembangunan Universitas Diponegoro. Semarang

Sukirno, Sadono.2004. Pengantar Teori Ekonomi Makro: LPFE UI . Jakarta

http://www.djpp.depkumham.go.id. UU NO 12 Tahun 1970.(ONLINE) (Diakses Tanggal 25 September 2012).

--------------------. 2002. Ekonomi Pembangunan Proses, Masalah dan Dasar Kebijaksanaan. LPFE UI. Jakarta. --------------------.2000, Teori Makroekonomi. Penerbit Grafinda Persada. Jakarta.

http://www.kbn.co.id. UU NO 6 Tahun 1968. Tentang Penanaman Modal Dalam Negeri. (Online ) (Diakses Tanggal 25 September 2012)

Pengantar PT.Raja

http://rangcaniago.wordpress.com/2012/12/29/an gka-kematian-bayi-di-kota-padang/(Online ) (Diakses Tanggal 17 Januari 2013)

Syahputra, Sadli. 2004. Pengaruh Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi medan. Skripsi: Program Studi Ekonomi Pembangunan. Fakultas

http://www.tempo.co.id/hg/nasional/2002/06/19/brk, 20020619-09,id.html(Online ) (Diakses Tanggal

17 Januari 2013) 16

Lampiran 1 TABULASI DATA PENELITIAN DAN LAJU PERTUMBUHANNYA PDRB Tahun Perkapita % Pendidikan % Kesehatan % Investasi % 1981 2.364.130 1.127.860 551 47.141 1982 2.528.970 6,97 1.190.870 5,59 97 -82,40 11.764 -75,05 1983 2.679.170 5,94 1.256.708 5,53 123 26,80 24.430 107,67 1984 2.778.950 3,72 1.298.706 3,34 1013 723,58 19.985 -18,19 1985 2.865.660 3,12 1.326.300 2,12 399 -60,61 76.196 281,27 1986 2.946.470 2,82 1.390.400 4,83 168 -57,89 16.445 -78,42 1987 3.104.650 5,37 1.481.400 6,54 262 55,95 81.795 397,39 1988 3.203.410 3,18 1.536.900 3,75 657 150,76 10.554 -87,1 1989 3.392.730 5,91 1.526.321 -0,69 910 38,51 71.598 578,4 1990 3.623.300 6,8 1.525.601 -0,05 393 -56,81 103.007 43,87 1991 3.780.530 4,34 1.582.425 3,72 793 101,78 186.422 80,98 1992 3.970.990 5,04 1.634.269 3,28 812 2,40 229.885 23,31 1993 4.181.540 5,3 1.728.964 5,79 922 13,55 267.969 16,57 1994 4.426.810 5,87 1.814.040 4,92 1374 49,02 221.405 -17,38 1995 4.752.710 7,36 1.667.354 -8,09 619 -54,95 256.140 15,69 1996 5.054.580 6,35 1.788.378 7,26 2356 280,61 204.164 -20,29 1997 5.304.770 4,95 1.828.750 2,26 2144 -9,00 421.348 106,38 1998 4.863.040 -8,33 1.859.519 1,68 4429 106,58 685.722 62,74 1999 4.818.210 -0,92 1.823.061 -1,96 3387 -23,53 348.606 -49,16 2000 5.423.670 12,57 1.845.532 1,23 600 -82,29 188.362 -45,97 2001 5.595.410 3,17 1.778.782 -3,62 667 11,17 185.099 -1,73 2002 5.677.650 1,47 1.712.032 -3,75 753 12,89 349.307 88,71 2003 5.866.720 3,33 1.749.020 2,16 717 -4,78 204.713 -41,39 2004 6.090.250 3,81 1.768.366 1,11 662 -7,67 632.003 208,73 2005 6.400.500 5,09 1.737.472 -1,75 650 -1,81 607.917 -3,81 2006 6.681.550 4,39 1.808.275 4,08 543 -16,46 235.655 -61,24 2007 7.033.040 5,26 1.889.406 4,49 685 26,15 585.175 148,32 2008 7.385.240 5,01 1.956.378 3,54 934 36,35 609.146 4,1 2009 7.598.060 2,88 1.998.922 2,17 753 -19,38 761.816 25,06 2010 8.017.520 5,52 2.041.454 2,13 857 13,81 398.441 -47,7 MEAN 4.747.007,67 4,35 1.655.782,17 2,13 974,3333 40,43 268.073,67 56,61 SD 1.647.122,02 3,35 242.773,72 3,46 944,5675 150,95 225.285,77 149,02 KV 34,698 76,89 14,66 162,9 96,94 373,39 84,04 263,23

17

Lampiran 7 HASIL ESTIMASI BERSIFAT BLUE

Dependent Variable: LOG(Y) Method: Least Squares Date: 01/31/13 Time: 16:48 Sample: 1981 2010 Included observations: 30 Newey-West HAC Standard Errors & Covariance (lag truncation=3) Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

C LOG(X1) LOG(X2) LOG(X3)

-12.83395 1.849057 -0.102862 0.091664

3.338810 0.256422 0.038593 0.022431

-3.843869 7.210989 -2.665268 4.086519

0.0007 0.0000 0.0130 0.0004

R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)

0.914173 0.904270 0.111206 0.321536 25.46951 92.31220 0.000000

Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat

18

15.31234 0.359422 -1.431300 -1.244474 -1.371533 0.947109