PENGARUH PRODUK, HARGA, PROMOSI DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP

Download Saluran Distribusi terhadap Keputusan Pembelian Ulang Ice Cream Wall's pada Siswa SMP dan SMA di Kota ... Kata Kunci: Produk, Harga, Pr...

1 downloads 493 Views 291KB Size
PENGARUH PRODUK, HARGA, PROMOSI DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG ICE CREAM WALL’S PADA SISWA SMP DAN SMA DI KOTA PADANG Mellya Silviana Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang Email: [email protected]

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Produk, Harga, Promosi dan Saluran Distribusi terhadap Keputusan Pembelian Ulang Ice Cream Wall’s pada Siswa SMP dan SMA di Kota Padang. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kausal. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP dan SMA di kota Padang yang pernah melakukan pembelian ice cream Wall’s. Teknik penarikan sampel dengan menggunakan multistage sampling, sehingga terpilih dua SMP dan dua SMA di kota Padang. Selanjutnya dengan menggunakan rumus Slovin, maka terpilihlah ukuran sampel sebanyak 100 orang, yang kemudian dilakukan penarikan sampel berdasarkan Accidental Sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis) dengan menggunakan program SPSS versi 16.00. Hasil penelitian berdasarkan analisis jalur menunjukkan bahwa: (1) Variabel Produk berpengaruh langsung sebesar 6,86% dan berpengaruh tidak langsung sebesar 1,53% terhadap Keputusan Pembelian Ulang ice cream Wall’s, (2) Variabel Harga berpengaruh langsung sebesar 6,45% dan berpengaruh tidak langsung sebesar -12,41% terhadap Keputusan Pembelian Ulang ice cream Wall’s, (3) Variabel Promosi berpengaruh langsung 14,82% dan pengaruh tidak langsung sebesar 4,11% terhadap Keputusan Pembelian Ulang ice cream Wall’s, (4) Variabel Saluran Distribusi berpengaruh langsung 6,95% dan pengaruh tidak langsung sebesar 12,07% terhadap Keputusan Pembelian Ulang ice cream Wall’s, sedangkan 66,57% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini. Kata Kunci: Produk, Harga, Promosi, Saluran Distribusi, Pembelian Ulang, Ice Cream Wall’s ABSTRACT This study aimed to analyze the effect of Product, Price, Promotion and Distribution Channels for Wall's Ice Cream Purchasing Decisions in junior and senior high school students in the city of Padang. This study included type of causal research. The population in this study were high school students in the city of Padang who make purchases Wall's ice cream. The sampling technique using a multistage sampling, thereby elected two junior and two senior high schools in the city of Padang. Furthermore, by using the formula Slovin, then elected a sample size of 100 people, which is then carried out by sampling Accidental sampling.The data analysis technique used is the analysis of the path (path analysis) using SPSS version 16.00. The results based pathway analysis showed that: (1) Products variable direct effect of 6.86% and indirect effect of 1.53% of the Wall's ice cream repurchase decision, (2) Price variable for a direct effect of 6.45% and indirect effect of -12.41% on Wall's ice cream repurchase decision, (3) Promotion variable 14.82% direct effect and indirect effect of 4.11% of the Wall's ice cream repurchase decision, (4)Channel Distribution variable of 6.95% direct effect and the indirect influence of 12.07% of the Wall's ice cream repurchase decision, and 66.57% were influenced by other factors outside of the study. Keywords: Product, Price, Promotion, Channel Distribution, Repurchase Decision, Wall’s ice cream 1

LATAR BELAKANG Pada hakikatnya kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi meliputi kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan. Salah satu jenis kebutuhan yang harus terpenuhi setiap hari yaitu kebutuhan pangan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, para produsen berusaha untuk dapat terus memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya. Mengingat kebutuhan pangan ini tergolong jenis convinience goods yaitu barang-barang sering dikonsumsi konsumen, maka konsumenpun akan melakukan keputusan pembelian ulang. Fenomena yang sedang berkembang saat ini dimana konsumen melakukan pembelian ulang terhadap salah satu jenis kebutuhan pangan yaitu ice cream. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 01-3713-1995), es krim didefinisikan sebagai sejenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau dari campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula, dengan atau tanpa bahan makanan lain dan bahan makanan yang diijinkan (Deperindag, 1995). Es krim ini biasanya dikonsumsi sebagai makanan kecil di sela waktu makanan utama maupun sebagai pencuci mulut yang dapat dikombinasikan dengan jenis makanan lain dalam menghidangkannya. Dengan demikian, memungkinkan konsumen untuk lebih sering mengkonsumsi es krim, terlebih pada musim panas. Mengingat konsumen es krim terdiri dari berbagai kalangan usia dan sosial, terutama kalangan remaja (usia 15 sampai 20 tahun) berarti industri es krim memiliki peluang pasar yang luas sehingga banyak bermunculan produsen2

produsen es krim lainnya di pasaran. Walaupun pada saat ini keadaan perekonomian Indonesia sedang tidak stabil, tetapi para produsen ice cream tetap berusaha untuk dapat terus memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya. Salah satu produk ice cream yang sangat diminati oleh konsumen saat ini adalah ice cream Wall’s. Menurut Nurul (2010), industri ice cream Wall’s merupakan salah satu lini produk food dan beverage PT. Unilever Indonesia, Tbk. Industri ini mulai beroperasi di Indonesia pada tahun 1992. Seluruh produksi dilakukan di pabrik ice cream Wall’s di Cikarang. Sejak keberadaannya di tahun 1992, ice cream Wall’s selalu menjadi pemimpin pasar, mengalahkan pemainpemain lama seperti Campina, Diamond, dan lain-lain. Di kota Padang sendiri ice cream Wall’s memasuki pasar pada tahun 1997. Persaingan antar industri ice cream pun berkembang seiring dengan kegemaran orang mengkonsumsi ice cream sebagai makanan kecil mereka sehari-hari. Menurut Nurul (2010), sampai saat ini ice cream Wall’s masih menjadi pemimpin pasar dengan pangsa pasar sekitar 60%. Hal tersebut diperkuat dari data survey mengenai top brand kategori ice cream. Tabel 1 Top Brand kategori ice cream tahun 2011 Brand

EMSS Index

Wall’s Campina Miami Diamond

66,67% 15,30% 9,41% 8,62%

Sumber : Majalah Marketing edisi Oktober 2011

Dari Tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa adanya persaingan dalam industri ice cream. Indeks pengukurannya menggunakan formula EMSS (Earned Media Share of Voice by Sentiment). EMSS indeks diukur dengan rumus persentase pembicaraan positif suau merek di kategori tertentu ditambah persentase pembicaraan netral merek tersebut dalam kategori, dikurangi persentase pembicaraan negatif merek tersebut di kategori. Ice cream dengan merek Wall’s dengan posisi pertama Top Brand kategori ice cream, disusul pesaingnya Campina di posisi kedua dan seterusnya Miami serta Diamond. Hal tersebut menggambarkan bahwa ice cream Wall’s menjadi merek yang paling diingat konsumennya dibandingkan dengan para pesaingnya. Berdasarkan hasil survey penelitian pendahuluan terhadap 20 responden terhadap intensitas pembelian ice cream Wall’s menunjukkan tingginya tingkat pembelian ulang siswa. Hal tersebut dapat terlihat dari hasilnya bahwa 75% responden menyatakan pernah membeli ice cream Wall’s lebih dari tiga kali. Sebanyak 15% responden menyatakan pernah membeli ice cream Wall’s sebanyak tiga kali. Selanjutnya 10% responden menyatakan pernah membeli ice cream Wall’s sebanyak dua kali. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian ulang ice cream Wall’s siswa cenderung tinggi yang ditunjukkan dengan angka persentase tertinggi pada transaksi pembelian lebih dari tiga kali. Berikut tabel yang menyajikan data penjualan ice cream Wall’s di kota Padang:

Tabel 2 Data Penjualan Ice Cream Wall’s di Kota Padang Tahun 2007-2011 Tahun

Penjualan (Rp)

2007 2008 2009 2010 2011 Jumlah

1.217.140.548 1.544.194.484 1.732.569.673 2.167.081.527 2.436.370.335 9.097.356.567

Sumber:

Persentase Pertumbuhan (%) 26,87 12,20 25,08 12,43

PT.Bentoro Adisandi Ivena (BAI) Padang, tahun 2012

Dari Tabel 2 di atas dapat dilihat penjualan ice cream Wall’s di kota Padang selama lima tahun terakhir dari tahun 2007 sampai tahun 2011. Terlihat bahwa pertumbuhan penjualan mengalami fluktuasi, di mana pertumbuhan penjualan tertinggi terdapat pada tahun 2008 dengan persentase 26,87% dan pertumbuhan penjualan terendah terjadi pada tahun 2009 dengan persentase 12, 20%. Hal ini mengindikasikan minat beli konsumen maupun konsumen yang melakukan pembelian ulang juga terus berfluktuasi. Kecenderungan fluktuasi penjualan ini juga menunjukkan bahwa pendapatan perusahaan tidak stabil setiap tahunnya. Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Sejauhmana pengaruh produk terhadap keputusan pembelian ulang ice cream Wall’s pada siswa SMP dan SMA di kota Padang , (2) Sejauhmana pengaruh harga terhadap keputusan pembelian ulang ice cream Wall’s pada siswa SMP dan SMA di kota Padang, (3) Sejauhmana pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian ulang ice cream Wall’s pada siswa SMP dan SMA di kota Padang, (4) Sejauhmana pengaruh saluran distribusi 3

terhadap keputusan pembelian ulang ice cream Wall’s pada siswa SMP dan SMA di kota Padang. KAJIAN TEORI Menurut Sutisna dalam Margaretha (2008:62) pembelian ulang atau repurchase intentions adalah “Ketika seorang konsumen memperoleh respon positif atas tindakan masa lalu, dari situ akan terjadi penguatan, dengan dimilikinya pemikiran positif atas apa yang diterimanya memungkinkan individu untuk melakukan pembelian secara berulang.” Jadi keputusan pembelian ulang intinya adalah konsumen melakukan pembelian suatu produk secara berulang lebih dari satu kali. Keputusan pembelian ulang ini menjadi target suatu perusahaan untuk dapat meningkatkan penjualannya. Semakin tingginya intensitas konsumen melakukan pembelian ulang maka perusahaan juga mendapatkan penjualan yang lebih tinggi dan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Menurut Woodruff dalam Faryabi et al (2012 : 492), “Repurchasing consists of an obvious state in consumers’ motivational stage for understood purchaseis the result of perceived value from product brand theoretically”. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian ulang konsumen merupakan suatu keputusan konsumen untuk membeli produk lebih dari satu kali. Menurut Cleland dan Bruno dalam Bilson (2003:51) bahwa yang dipertimbangkan konsumen dalam melakukan pembelian ulang hanya dua bagian yaitu: faktor harga dan bukan harga. Faktor bukan harga terdiri dari faktor produk dan faktor non produk. 4

Faktor produk adalah atribut-atribut yang terkait langsung pada produk, yang terkait produk adalah: merek, tahan lama, desain yang menarik, produk yang bergengsi, pilihan produk yang sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan faktor non produk adalah ketersediaan pasokan produk, produk yang mudah didapatkan. Menurut Patterson and Spreng, dalam H. D. Kim et al (2006 :47) menyatakan bahwa, “Pointed out that in a pre-consumption situation, customers are more likely to be influenced by such extrinsic indications as brand image, price, store name, and market communication. In contrast, in postpurchase situations, the customers now have the consumption experience and are already familiar with those indications so the customers are less likely to make a purchase decision under the influence of those extrinsic indications. Specifically, the customers in post-purchase situations make a purchase decision onthe basis of their own satisfaction/dissatisfaction evaluations”. Dari penjelasan para ahli mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian diringi oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya, terutama tentang informasi mengenai manfaat produk yang akan mereka dapatkan, merek, harga, serta ketersediaan produk. Menurut Kotler dan Keller (2007:4) pengertian produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara-acara, orang, tempat, property, organisasi, dan gagasan. Cathy dalam Bilson (2003:139) mendefenisikan produk, yaitu suatu

tawaran dari sebuah perusahaan yang memuaskan atau memenuhi kebutuhan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan dan dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen baik yang nyata maupun tidak nyata yang terdiri dari atribut produk seperti kemasan, warna, harga, mutu, pelayanan, merek, dan lain-lain sebagainya. Menurut Fandy (2008:103) dimana “atribut suatu produk (merek, kemasan, label, kualitas produk, desain produk dan warna produk) merupakan unsur-unsur yang dianggap penting dan menjadi pertimbangan bagi konsumen dalam membeli sautu produk. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin baik kualitas suatu produk termasuk atribut yang melekat pada produk tersebut maka konsumen juga akan semakin yakin pada pilihan produknya sehingga akan meningkatkan pembelian di masa yang akan datang. Menurut Husein (2005:71-72), harga merupakan sesuatu yang sangat penting utuk dipertimbangkan oleh pembeli untuk memutuskan atau tidak membeli terhadap barang dan jasa yang dibutuhkan. Oleh sebab itu, penting bagi perusahaan untuk menentukan harga jual yang tepat dan sesuai agar dapat menguntungkan kedua belah pihak, baik terhadap konsumen maupun perusahaan itu sendiri. Menurut Fandy (2008:151) mendefinisikan harga sebagai satuan moneter atau ukuran laninnya yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa harga merupakan sejumlah pengorbanan yang dikeluarkan konsumen

untuk memperoleh produk yang mereka inginkan. Harga juga berperan untuk membantu konsumen dalam memperoleh manfaat produk yang mereka harapkan, dan untuk mendidik konsumen agar menjadi konsumen yang objektif. Menurut Fandy (2008:152) dari sudut pandang konsumen, harga sering kali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan sebagai manfaat yang dirasakan atas suatu barang dan jasa. Nilai dapat didefinisikan sebagai rasio antara manfaat yang dirasakan terhadap harga. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan meningkat pula. Demikian pula sebaliknya pada tingkat harga tertentu, nilai suatu barang atau jasa akan meningkat seiring dengan meningkatnya manfaat yang dirasakan. Artinya jika konsumen merasa puas atas manfaat yang diterimanya, maka konsumen tersebut cenderung untuk melakukan pembelian ulang. Menurut Sugiyono dalam Dheany (2012), promosi merupakan faktor penting dalam mewujudkan tujuan penjualan suatu perusahaan. Menurut Buchari (2005:162) mengemukakan promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tetang barang dan jasa. Komunikasi pemasaran (marketing communication) menurut Nugroho (2003 : 250) merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar. Menurut Fandy (2008:219), promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu keberhasilan suatu 5

program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya. Menurut Hengky (2006:80), saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dalam proses untuk membuat produk tersedia di pasar dan menciptakan kegunaan bagi konsumen sasaran. Menurut Fandy (2008 : 185), saluran distribusi merupakan kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaaannya sesuai dengan yang diperlukan. Menurut Arlina (2004), suatu produk bermanfaat bagi konsumen, sebenarnya belumlah menjamin pembeli akan selalu setia pada produk tersebut. Syarat lain yang perlu dipenuhi agar pembeli dapat setia pada produk tersebut adalah setiap produk tersebut diperlukan, pembeli yang bersangkutan dapat memperolehnya dengan mudah ditempat yang diinginkan atau terdekat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa saluran distribusi prooduk yang baik dan lancar juga akan meningkatkan kesetiaan konsumen terhadap produk, dan akan menimbulkan pembelian di masa yang akna datang. METODE PENELITIAN Penelitian yang akan penulis lakukan termasuk ke dalam jenis penelitian kausal. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP dan SMA di kota Padang yang pernah membeli produk ice cream Wall’s. Teknik penarikan sample menggunakan multistage sampling. Tahap pertama seluruh SMP dan SMA di kota 6

Padang dikelompokkan berdasarkan sekolah yang mewakili sasaran pasar ice cream Wall’s sehingga terpilih 10 SMP dan 10 SMA. Tahap kedua dipilihlah dua SMP dan SMA dengan menggunakan sistem undian sehingga terpilih SMPN 1 Padang, SMPN 2 Padang, SMAN 3 Padang dan SMA Adabiah Padang dengan total populasi 3983 orang. Kemudian dilakukan perhitungan proporsi sampel berdasarkan jumlah siswa masingmasing sekolah. Penentuan ukuran sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin. Jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 100 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Accidental Sampling. Jenis dan sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui kuesioner dan dokumentasi. Instrumen penelitian ini adalah menggunakan kuesioner dengan skala likert. Sebelum kuesioner digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reabilitas. Berdasarkan hasil uji validitas dan reabilitas dari total 30 pernyataan yang diajukan, dikeluarkan satu pernyataan dari indikator produk yang tidak valid, maka diperoleh 29 pernyataan yang diajukan untuk dilakukan penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian dengan mengunakan analisis jalur (path analysis). Selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan uji t dan signifikansi α=0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum menggunakan analisis jalur dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Dari uji normalitas diperoleh hasil bahwa data terdistribusi normal. Kemudian dari uji homogenitas diperoleh hasil bahwa varian

data masing-masing variabel homogen. Dari hasil uji tersebut memenuhi syarat untuk menggunakan analisis jalur. Hasil analisi jalur dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar1. Struktur Analisis Jalur

Uraian hasil pengolahan data di atas dapat diringkas sebagaimana tertera pada tabel di bawah ini : Tabel 3 Ringkasan Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data

Sumber: Data Primer, 2012(Diolah)

PEMBAHASAN 1. Pengaruh Produk terhadap keputusan pembelian ulang ice cream Wall’s pada siswa SMP dan SMA di kota Padang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian ulang ice cream Wall’s pada siswa SMP dan SMA di kota Padang. Artinya produk menentukan keputusan konsumen untuk membeli atau tidak ice cream Wall’s. Dari hasil penelitian dapat dilihat produk memiliki koefisien yang berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian ulang. Artinya jika atribut produk ditingkatkan maka keputusan pembelian ulang juga meningkat demikian sebaliknya. Dari hasil analisis jalur diketahui bahwa pengaruh langsung produk terhadap keputusan pembelian ulang ice cream Wall’s adalah 6,86%, sedangkan pengaruh tidak langsung produk melalui variabel lainnya adalah 1,53%. Berarti ketergantungan produk terhadap variabel lainnya relatif rendah. Sedangkan dari hasil deskripsi diketahui bahwa variabel Produk memiliki skor rerata 4,15 dengan tingkat capaian responden sebesar 83,1%. Berarti produk ice cream Wall’s termasuk ke dalam kategori baik. Hal ini menggambarkan bahwa merek, kemasan maupun kualitas dari produk ice cream Wall’s sudah baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Fandy (2008:103) dimana “atribut suatu produk (merek, kemasan, label, kualitas produk, desain produk dan warna produk) merupakan unsur7

unsur yang dianggap penting dan menjadi pertimbangan bagi konsumen dalam membeli sautu produk. Sedangkan menurut Stanton (1991:192) untuk kebanyakan produk, perilaku beli hanyalah kegiatan rutin artinya kebutuhan yang terangsang cukup terpuaskan melalui pembelian ulang merek produk yang sama. Pengalaman masa lampau langsung mempengaruhi seseorang untuk melalukan pembelian, namun apabila terjadi perubahan produknya pembeli mungkin akan mengulang kembali proses keputusan beli secara utuh dan mempertimbangkan berbagai alternatif produk. 2. Pengaruh Harga terhadap keputusan pembelian ulang ice cream Wall’s pada siswa SMP dan SMA di kota Padang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian ulang ice cream Wall’s pada siswa SMP dan SMA di kota Padang. Artinya harga menentukan keputusan konsumen untuk membeli atau tidak ice cream Wall’s. Dari hasil penelitian dapat dilihat harga memiliki koefisien yang berpengaruh negatif terhadap keputusan pembelian ulang. Artinya jika harga diturunkan dan sesuai dengan daya beli konsumen maka keputusan pembelian ulang akan meningkat demikian sebaliknya. Dari hasil analisis jalur diketahui bahwa pengaruh langsung harga terhadap keputusan pembelian ulang ice cream Wall’s adalah 6,45%, sedangkan pengaruh tidak langsung harga melalui variabel lainnya adalah 12,41%. Berarti ketergantungan 8

produk terhadap variabel lainnya relatif sangat rendah, dan bisa dikatakan tidak berpengaruh sama sekali. Sedangkan dari hasil deskripsi diketahui bahwa variabel harga memiliki skor rerata 3,86 dengan tingkat capaian responden sebesar 77,1%. Berarti harga ice cream Wall’s ke dalam kategori baik. Hal ini menggambarkan bahwa harga ice cream Wall’s yang ditawarkan kepada konsumennya sudah sesuai dengan daya beli konsumen. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Fandy (2008:152) dimana ‘‘pada tingkat harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat maka nilainya akan menigkat pula dan sebaliknya”. Dari sudut pandang konsumen, harga sering kali digunakan sebagai indikator bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatubarang dan jasa. Jika harga suatu produk sesuai dengan daya beli dan kualitas yang dirasakan oleh konsumen maka konsumen tersebut akan mersa puas terhadap produk tersebut. Dan jika konsumen puas, mereka cenderung akan melakukan pembelian ulang terhadap produk tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ritawati (2001:55) yang menyatakan bahwa harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian ulang. Sehingga bila harga dinaikkan maka konsumen akan cenderung untuk berpindah ke merek lain. Artinya bila harga meningkat pembelian ulang menurun.

3. Pengaruh Promosi Terhadap keputusan pembelian ulang ice cream Wall’s pada siswa SMP dan SMA di kota Padang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian ulang ice cream Wall’s pada siswa SMP dan SMA di kota Padang. Artinya promosi menentukan keputusan konsumen untuk membeli atau tidak ice cream Wall’s. Dari hasil penelitian dapat dilihat promosi memiliki koefisien yang berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian ulang. Artinya promosi ditingkatkan maka keputusan pembelian ulang juga meningkat demikian sebaliknya. Dari hasil analisis jalur diketahui bahwa pengaruh langsung promosi terhadap keputusan pembelian ulang ice cream Wall’s adalah 14,82%, sedangkan pengaruh tidak langsung harga melalui variabel lainnya adalah 4,11%. Berarti ketergantungan promosi terhadap variabel lainnya relatif rendah. Sedangkan dari hasil deskripsi diketahui bahwa variabel promosi memiliki skor rerata 3,70 dengan tingkat capaian responden sebesar 74,1%. Berarti promosi ice cream Wall’s termasuk ke dalam kategori baik. Hal ini menunjukan bahwa promosi ice cream Wall’s khususnya iklan ice cream Wall’s yang ditayangkan di televisi sudah menarik. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Ritawati (2001:56) dimana promosi dapat menciptakan kesadaran konsumen terhadap suatu produk. Promosi yang baik akan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap

produk tersebut. Hal ini mempengaruhi pembelian ulang konsumen. Dan menurut Boyd (2000:65), “ promosi adalah suatu programa terpadu dari metode komunikasi material perusahaaan atau produk yang dapat memuaskan konsumen, mendorong penjualan, serta memberi kontribusi pada kinerja laba perusahan”. Boyd (2000:65) mengemukakan, “promosi merupakan upaya mebujuk orang untuk menerima produk, konsep dan gagasan”. 4. Pengaruh Saluran Distribusi terhadap keputusan pembelian ulang ice cream Wall’s pada siswa SMP dan SMA di kota Padang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa saluran distribusi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian ulang ice cream Wall’s pada siswa SMP dan SMA di kota Padang. Artinya saluran distribusi menentukan keputusan konsumen untuk membeli atau tidak ice cream Wall’s. Dari hasil penelitian dapat dilihat saluran distribusi memiliki koefisien yang berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian ulang. Artinya jika saluran distribusi diperbaiki maka keputusan pembelian ulang juga meningkat demikian sebaliknya. Dari hasil analisis jalur diketahui bahwa pengaruh langsung saluran distribusi terhadap keputusan pembelian ulang ice cream Wall’s adalah 5,95%, sedangkan pengaruh tidak langsung harga melalui variabel lainnya adalah 6,11%. Berarti ketergantungan saluran distribusi terhadap variabel lainnya relatif tinggi. Sedangkan dari hasil deskripsi diketahui bahwa variabel saluran 9

distribusi memiliki skor rerata 3,96 dengan tingkat capaian responden sebesar 79,13%. Berarti saluran distribusi ice cream Wall’s termasuk ke dalam kategori baik. Hal ini menunjukan bahwa pola saluran distribusi ice cream Wall’s hingga ice cream Wall’s sampai ke tangan konsumen dengan baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Hengki (2006:80) menyatakan bahawa saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dalam proses untuk membuat produk tersedia di pasar dan menciptakan kegunaan bagi konsumen sasaran. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis maka dapat diambil kesimpulan bahwa keempat variabel eksogen (Produk, Harga, Promosi dan Saluran Distribusi) memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian ulang ice cream Wall’s pada siswa SMP dan SMA di Kota Padang. Promosi merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian ulang ice cream Wall’s pada siswa SMP dan SMA di Kota Padang. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka untuk meningkatkan keputusan pembelian ulang ice cream Wall’s pada siswa SMP dan SMA di Kota Padang peneliti menyarankan kepada pihak manajemen perusahaan untuk meningkatkan promosi melalui iklan ice cream Wall’s di televisi yaitu dengan cara memakai bintang iklan yang lebih terkenal dan memilih waktu yang tepat untuk penayangan iklan. 10

Selanjutnya dengan melengkapi jenis dan variasi ice cream Wall’s yang tersedia pada pengecer. Meningkatkan kualitas produk agar ice cream tidak mudah mencair serta menggunakan kemasan yang lebih tahan agar dapat melindungi ice cream Wall’s. Kemudian dengan memperhatikan strategi penetapan harga dengan cara menetapkan harga lebih murah dari pesaing. DAFTAR KEPUSTAKAAN Arlina Nurbaity Lubis. 2004. Peranan Saluran Distribusi dalam Pemasaran Produk dan Jasa. EUSU Repository : Universitas Sumatera Utara. Bilson, Simamora. (2003). Membongkar Kotak Hitam Konsumen. Jakarta: Py Gramedia Pustaka Utama. Boyd, Walker. 2000. Manajemen Pemasaran : Suatu Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global. Alih bahasa Imam Nurmawan. Jakarta : Erlangga. Buchari Alma. 2005. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Edisi Revisi. Bandung : Alfabeta. Dheany Arumsari. 2012. Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Air Minum Dalam Kemasan ( Amdk ) Merek Aqua. Semarang. Undip Semarang. Fandy, Tjiptono. (1997). Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andi. Faryabi, Mohammad et al. 2012. The Effect of Brand Perceived Value on Costumer’s Repurchase Intention. European Journal of Scientific Research ISSN 1450-216X . Vol. 91 No 4 December, 2012, pp.491-498.

H. D. Kim et al. 2006. The Influence of Service Quality Factors on Customer Satisfaction and Repurchase Intention in the Korean Professi onal Basketball League. International Journal of Applied Sports Sciences. Vol. 18, No. 1, 3958. Hengki Lisan Suwarno. 2006. Sembilan Fungsi Saluran Distribusi : Kunci Pelaksanaan Kegiatan Distribusi tang Efektif. Jurnal Manajemen. Vol 6 No 1. Hlm 79-87. Husein Umar. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisis 2. Jakarta : Rajawali.

Pengertian Ice Cream. 1995. http://deperindag.co.id. diakses 11 September 2012. Ritawati Tedjakusuma. 2001. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Pembelian Air Minum Mineral di Kotamadya Surabaya. Jurnal Penelitian Dinamika Sosial. Vol.2 No.3 Desember 2001, hal:48-58. Singgih Santoso. 2001. Riset Pemasaran : Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta : Gramedia. Stanton, J William. 1991. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta : Erlangga

Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi 12 jilid 1. Alih bahasa Benyamin Molan. Jakarta : Indeks. Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi 12 jilid 1. Alih bahasa Benyamin Molan. Jakarta : Indeks. Margaretha Ardhani. 2008. Customer Satisfaction Pengaruhnya Terhadap Brand Preference dan Repurchase Intention Private Brand. Jurnal Ekonomi Riset dan Bisnis. Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Khatolik Widya Mandala. Vol.8 No.2 September 2008, hal:58-68. Nugroho J Setiadi. 2003. Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta : Prenada Media. Nurul Huda. 2010. Pedoman Operasional Stockpoint Ice Cream Wall’s. Pekanbaru : PT.BAS.

11