PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN

Download PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN. PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM. ( Studi Pada Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek ...

0 downloads 454 Views 425KB Size
PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM ( Studi Pada Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia )

Oleh

Vera Puspita Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung Bandar Lampung 2012

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM ( Studi Pada Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia )

Oleh

Vera Puspita Pembimbing I

: Harsono Edwin P., S.E., M.Si

Pembimbing II

: Reni Oktavia S.E., M.Si

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung Bandar Lampung 2012

ABSTRAK

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Pada Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek indonesia)

Oleh

VERA PUSPITA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan dari rasio-rasio keuangan (Return on Asset, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Ukuran Perusahaan) terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI dan masuk dalam index LQ-45 secara berturut-turut tahun 20072011. Pemilihan sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode purposive judgment sampling. Berdasarkan kriteria yang ada, maka didapat 15 perusahaan sampel penelitian. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda, namun sebelumnya dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari empat variabel yang dijui, yaitu: Return on Asset, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Ukuran perusahaan, hanya variabel Price Earning Ratio yang memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan tiga variabel lainnya, yaitu: Return on Asset, Debt to Equity Ratio, dan Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Kata kunci: Return on Asset, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Ukuran Perusahaan, Return Saham.

ABSTRAK

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Pada Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek indonesia)

Oleh

VERA PUSPITA

This research aimed to determine whether there is a significant effect of financial ratios (Return on Assets, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, and the size of the Company) towards the stock return on the companies listed on the Stock Exchange and in the LQ-45 index respectively consecutive years 2007-2011. The sample in this research were obtained by using purposive judgment sampling. Based on the criteria, it acquired 15 companies sample. Hypothesis testing is performed using multiple linear regression analysis, but previously performed classical assumption test first. The results showed that of the four variables tested, they are: Return on Assets, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, and firm size, only the Price Earning Ratio variable that have a significant effect towards stock returns, while the other three variables, namely: Return on Assets, Debt to Equity Ratio, and the firm size does not have a significant effect towards stock return. Key Words: Return on Asset, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Firm Size, Return Saham.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dalam melakukan investasi, para investor atau calon investor tentunya menghararapkan keutungan dari investasi yang ditanamkan. Untuk mengetahui kinerja perusahaan, pada umumnya investor akan melakukan analisa pada laporan keuangan perusahaan, hasil analisa tersebut akan menjadi acuan investor apakah perusahaan memilki kinerja keuangan yang baik atau tidak dan apakah layak untuk menanamkan investasi pada perusahaan tersebut. Untuk menilai kinerja keuangan dapat diukur dengan menggunakan anlisis rasio, baik dengan profitabilitas maupun leverage keuangan. Tampubolon (2009) mengatakan bahwa rasio keuangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham dengan variabel independen menggunakan pendekatan Price Earning Ratio, Earning per Share, Debt to Equity Ratio, Return on Investeman dan Return on Equity. Namun jika dilihat secara masing-masing dari variabel, terdapat variabel Debt to Equity Ratio dan Return on Equity yang tidak signifikan terhadap return saham. Untuk masing-masing variabel lainnya mempunyai pengaruh signifikan. Objek penelitian yang diambil adalah perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI. Dari beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, beberapa variabel berpengeruh signifikan namun beberapa variabel juga tidak signifikan, bahkan beberapa variabel independen hasil pengujiannya tidak konsisten. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Profitabilitas, Leverage Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham.”

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah Return on Asset, Price Earning Ratio, Leverage Ratio, dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham? 1.3 Batasan Masalah Untuk mendapat alur pembahasan yang baik dan terarah, ruang lingkup penelitian dibatasi oleh beberapa kriteria, yaitu : a. Faktor yang diteliti adalah Return on Asset, Price Earning Ratio, leverage, dan Ukuran Perusahaan. b. Perusahaan yang ditetapkan merupakan perusahaan yang terdaftar di BEI dan masuk dalam kelompok LQ-45 secara berturut-turut dari periode 2007-2011. 1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh Return on Asset, Price Earning Ratio, leverage, dan Ukuran Perusahaan terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar dalam LQ-45 di BEI selama periode 20072011. 1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi investor dan calon investor, hasil penelitian ini diharapkan mampu menyajikan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan keputusan investasi. 2. Bagi akademisi, diharapkan memberikan infomasi yang mendukung beberapa penelitian sebelumnya mengenai komponen yang dapat mempengaruhi return saham dan sebagai referensi bagi akademisi yang akan melakukan penelitian tentang return saham.

3. Bagi penulis, mengetahui lebih jauh tentang pengaruh Return on Asset, Price Earning Ratio, leverage Keuangan, dan Ukuran Perusahaan terhadap return saham. BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Jenis-jenis Rasio Keuangan

Rasio adalah angka yang menunjukan hubungan secara matematis antara suatu jumlah dan jumlah yang lain, (Handoko 2004). Rasio Keuangan dapat digolongkan menjadi 5 (lima) kelompok, yaitu: 1. Rasio Likuiditas Kelancaran kegiatan perusahaan sehari-hari sangat dipengaruhi oleh ketersediannya aktiva lancar yang dapat mendanai usaha perusahaan. Namun, tidak semua aktiva lancar dapat digunakan untuk mendanai usaha pokok perusahaan, karena diperlukan juga untuk membayar hutang jangka pendek. Rasio likuiditas pada prinsipnya membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar. Semakin besar jumlah aktiva lancar dari pada hutang lancar, maka semakin lancar pula usaha dan pembayaran hutang perusahaan, namun jika jumlah aktiva lancar lebih kecil dari hutang lancar maka akan mengganggu usaha dan pembayaran hutang perusahaan, Handoko (2004). Oleh karena itu, rasio likuiditas adalah rasio yang berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendek. 2. Rasio Solvabilitas (Leverage Keuangan) Rasio Solvabilitas adalah rasio yang membandingkan seluruh hutang perusahaan dengan kekayaan yang dimiliki perusahaan, untuk mengukur seberapa tinggi aktiva perusahaan yang disediakan pemilik, dan berapa yang didanai dari pinjaman. Semakin rendah angka rasionya, risiko untuk mengembalikan pokok

pinjaman dan bunganya dalam jangka panjang semakin kecil. Sebaliknya, jika angka rasio semakin tinggi, risiko untuk mengembalikan pokok pinjaman dan bunganya dalam jangka panjang semakin besar. Begitu juga sebaliknya, Husnan (2001) menyatakan bahwa semakin besar proporsi hutang yang digunakan oleh perusahaan, maka pemilik modal akan menanggung resiko yang lebih besar. Dalam penelitian ini leverage rasio yang digunakan adalalah Debt to Equity Ratio yang menunjukan perbandingan antara jumlah seluruh kewajiban terhadap jumlah seluruh modal, (Subramanyam 2010). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus : Total Hutang Leverage Ratio =

3.

Modal

Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari modal-modal yang digunakan untuk operasi perusahaan, semakin tinggi angka rasio ini semakin baik karena hal itu menunjuka bahwa perusahaan mampu mengelola modalnya dengan baik sehingga menghasilkan laba yang optimal. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return on Asset dimana Return on Asset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam upaya menghasilkan keuntungan, rumus dalam menghitung Return on Asset, (Munawir, 2004) adalah :

Laba Bersih Setelah Pajak ROA =

Total Aktiva

4. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas menunjukan kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan harta-harta yang dimilikinya atau perputaran dari aktiva-aktiva tersebut. Beberapa contoh dari rasio aktivitas adalah rasio perputaran piutang dan rasio perputaran aktiva. 5. Rasio Pasar Rasio ini menujukan informasi perusahaan yang diungkapkan dalam basisi per saham. Dalam penelitian ini rasio pasar yang digunakan adalah Price earning Ratio. Price earning Ratio adalah rasio yang digunakan untuk memperkirakan nilai saham dengan cara membagi harga saham saat ini dengan Earning Per Share. Menurut Subramanyam (2010) rumus yang digunakan dalam menghitung Price earning Ratio adalah: Harga Pasar per Lembar Saham PER

=

Laba per Lembar Saham

2.2 Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan menunjukan suatu perusahaan apakah tergolong dalam perusahaan kecil, perusahaan menengah, atau perusahaan besar. Kriteria ukuran perusahaan dapat dinilai dari omset penjualan, jumlah produk yang dijual, modal perusahaan dan total asset. Perusahaan yang besar dianggap mempunyai risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil karena perusahaan yang besar dianggap lebih mempunyai akses ke pasar modal (Elton dan Gruber, 1994 dalam Jogiyanto, 2007). Perusahaan besar mengindikasikan tingkat pengembalin yang baik. Dalam teori akuntansi positif menyatakan bahwa ukuran perusahaan digunakan sebagai biaya politik dan biaya politik akan meningkat seiring dengan meningkatnya ukuran dan risiko perusahaan (Watts dan Zimmerman,1978 dalam Sukartha, 2007). Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber, sehingga untuk memperoleh pinjaman dari kreditur juga akan

lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran besar memiliki kemungkinan lebih besar dalam hal menarik para investor. Untuk mendapatkan angka ukuran perusahaan dapat dicari dengan rumus: Firm Size =

log Total Asset

2.3 Return Saham 2.3.1 Pengertian Return Return merupakan pengembalian atas investasi yang telah ditanam oleh investor atau dengan kata lain return merupakan keuntungan atau kerugian dari sebuah kegiatan investasi, Rusdin (2006). Return yang diperoleh dari kepemilikan saham ini dapat berupa deviden dan capital gain ( loss). Deviden adalah laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham yang jumlahnya tegantung pada jumlah lembar saham yang dimiliki (Baridwan, 2005). Deviden dapat berupa deviden tunai atau deviden non tunai. Deviden tunai adalah pembagian deviden berupa uang tunai dalam jumlah tertentu untuk setiap saham. Sedangkan deviden non tunai adalah pembagian deviden dalam bentuk penambahan saham baru yang dimilki oleh pemegang saham. Sedangkan capital gain (loss) adalah selisih lebih antara harga beli saham dengan harga jual saham, Rusdin (2006). Umumnya pemodal dengan orientasi jangka pendek mengejar atau mengambil keutungan melalui capital gain. Investor akan menikmati capital gain, jika harga jual melebihi harga beli saham. Namun, jika harga jual saham lebih rendah dari harga beli saham maka yang akan terjadi adalah capital loss. Rumus untuk menghitng return saham adalah:

Rit =

Pt – Pt-1 Pt-1

Keterangan : Rit

=

Return saham periode t

Pt

=

Harga saham penutupan periode t

Pt-1

2.3.2

= Harga

saham penutupan periode t-1

Jenis-jenis Return

Return saham dapat dikelompokan menjadi return realisasi dan return ekspektasi, adapun perbedaannya adalah, Jogiyanto (2007) : 2.3.2.1 Return Realisasi Return realisasi adalah return yang telah terjadi. Return realisasi dapat dihitung dengan menggunakan data historis. Return realisasi penting karena dapat digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko dimasa yang akan datang. Beberapa pengukuran return realisasi yang dapat digunakan adalah return total, return relatif, dan return kumulatif. Sedangkan rata-rata return dapat dihitung berdasarkan rata-rata aritmatika atau rata-rata geometrik. Rata-rata geometrik biasanya lebih sering digunakan untuk menghitung rata-rata return untuk beberapa periode misalkan untuk menghitung return rata-rata mingguan atau bulanan yang dihitung dari rata-rata geometrik return harian. 2.3.2.2 Return Ekspektasi Return ekspektasi adalah return yang belum terjadi dan diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Return ekspektasi merupakan return yang digunakan untuk penngambilan keputusan investasi. Return ekspektasi ini dapat dihitung dengan beberapa cara, Jogiyanto (2007), yaitu : 1. Berdasarkan Nilai Ekspektasi Masa Depan 2. Berdasarkan Nilai Return Historis 3. Berdasarkan Model Return Ekspektasi 2.4 Pengembangan Hipotesis 1. Return on Assset Terhadap Return Saham Return on Asset merupakan rasio profitabilitas, dimana rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, Handoko (2004). Rasio profitabilitas dapat dihitung dengan membandingkan antara laba

bersih dengan dengan jumlah aktiva. ROA menunjukan sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba dari penggunaan aktiva untuk operasional perusahaan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik, hal itu berarti semakin efektif penggunaan aktiva dalam menghasilkan laba. Jika perusahaan memiliki efektifitas yang baik dalam menghasilkan laba maka hal ini akan menarik para investor atau calon investor. Bagi investor, laba yang baik memungkinkan tingkat pengembalian yang baik juga, jadi jika ROA semakin tinggi maka tingkat pengembalian (return saham) juga akan semakin baik. ROA yang tinggi akan meberikan isu positf kepada investor karena perusahaan mampu menciptakan profit berdasarkan tingkat aset tertentu (Anggraini 2011 Berdasarkan hubungan tersebut, hipotesis pertama yang diajukan adalah : Ha1: Return On Asset memiliki pengaruh positif signifikan terhadap return saham. 2. Price Earning Ratio Terhadap Return Saham Rasio ini digunakan untuk memperkirakan nilai saham. Rasio ini menunjukan perbandingan antara harga saham dipasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. Price Earning Ratio yang tinggi menunjukan ekspektasi investor tentang prestasi perusahaan dimasa yang akan datang semakin baik, Harahap (2004). Perusahaan yang memiliki prestasi yang baik akan lebih mudah menarik investor karena para investor memiliki ekspektasi bahwa perusahaan yang memiliki prestasi yang baik maka tingkat pengembalian terhadap pemegang saham juga baik. Penelitan yang dilakukan oleh Tampubolon (2009) mengatakan bahwa Price Earning Ratio memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham, hal ini menunjukan bahwa Price Earning Ratio menjadi salah satu pertimbangan para investor dalam melakukan investasi karena Price Earning Ratio memberi ekspektasi bahwa Price Earning Ratio yang baik akan memberikan tingkat pengembalian investasi (return saham) yang baik juga. Ha2: PER memiliki pengaruh positif signifikan terhadap return saham. 3. Leverage Terhadap Return Saham Rasio leverage merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka panjang. Dalam penelitian ini rasio leverage

diwakili oleh Debt to Total Equity Ratio atau rasio hutang terhadap modal. Debt to Total Equty Ratio menggambarkan seberapa jauh kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka panjang dengan menggunakan modal sebagai jaminan, Handoko (2004). Semakin rendah angka rasio ini maka semakin baik karena hal itu menunjukan bahwa porsi modal yang bersumber dari perusahaan semakin besar yang berarti dana dari pihak luar lebih kecil dibanding dana dari perusahaan sendiri. Semakin tinggi Debt to Total Equty Ratio menunjukan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin besar. Berdasarkan penjelasan ini, maka hipotesis ketiga yang diajukan adalah: Ha3: Leverage keuangan memiliki pengaruh negatif terhadap return saham. 4. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan menunjukan suatu perusahaan apakah tergolong dalam perusahaan kecil, perusahaan menengah, atau perusahaan besar. Kriteria ukuran perusahaan dapat dinilai dari omset penjualan, jumlah produk yang dijual, modal perusahaan dan total asset. Perusahaan yang besar dianggap mempunyai risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil karena perusahaan yang besar dianggap lebih mempunyai akses ke pasar modal (Elton dan Gruber, 1994 dalam Jogiyanto, 2007). Perusahaan besar mengindikasikan tingkat pengembalin yang baik. Dalam teori akuntansi positif menyatakan bahwa ukuran perusahaan digunakan sebagai biaya politik dan biaya politik akan meningkat seiring dengan meningkatnya ukuran dan risiko perusahaan (Watts dan Zimmerman,1978 dalam Sukartha, 2007). Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber Ha4: Ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap return saham.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitin ini adalah seluruh perusahaan yang masuk dalam index LQ-45 di BEI. Teknik pengambilan sampel penelitian didasarkan pada purposive judment sampling dengan tujuan untuk mendapat sampel yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Purposive judment sampling adalah penentuan sampel dan pemilihan masing-masing item sampelnya diambil dengan dasar keputusan (judgment) yang masuk akal menurut si pengambil sampel, Suharyadi (2004). Kriteria yang digunakan dalam menentukan sampel dalam penelitian ini adalah : c. Merupakan perusahaan yang terdaftar di BEI dan masuk dalam LQ-45 secara berturut-turut dari periode 2007-2011. d. Menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember secara terus menerus selama periode penelitian. Untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan kriteria, sebelumnya dilakukan pemindaian daftar-daftar perusahaan yang masuk kelompok LQ-45 mulai dari periode awal penelitina hingga akhir periode penelitian, hanya perusahaan yang terdaftar secara terus menerus yang dijadikan sampel penelitian, karena di setiap periode daftar perusahaan yang masuk kelompok LQ-45 berbeda. Setelah dilakukan pemindaian, berikut daftar perusahaan yang masuk kelompok LQ-45 secara terus menerus selama tahun 2007-2011. Tabel.1 Daftar perusahaan go publik yang termasuk dalam LQ-45 berturutturut tahun 2007-2011

No

Kode Efek

Nama Emiten

1.

AALI

Astra Agro Lestari Tbk

2.

ANTM

Aneka Tambang (Persero) Tbk

3.

ASII

Astra International Tbk

4.

BBCA

Bank Central Asia Tbk

5.

BBRI

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

6.

BDMN

Bank Danamon Indonesia Tbk

7.

BMRI

Bank Mandiri (Persero) Tbk

8

INDF

Indofood Sukses Makmur Tbk

9.

ISAT

Indosat Tbk

10

PGAS

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

11.

PTBA

Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk

12.

TINS

Timah (Persero) Tbk

13.

TLKM

Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk

14.

UNSP

Bakrie Sumatera Plantations Tbk

15.

UNTR

United Tracktor Tbk

3.2 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan dan data harga saham selama periode penelitian yang diperoleh dari: 1. Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2. Buku-buku literatur penunjang yang terkait dengan penelitian 3. Data hasil penelitian sebelumnya 4. www.idx.co.id 5. www.yahoo.finance

3.3 Model Penelitian Gambar 1. Model Penelitian Variabel Independen ROA (X1)

Variabel Dependen

PER (X2)

Return Saham

Lev (X3) PER (X2) Size (X4) DPR (X3) 3.4 Operasionalisasi Variabel Penelitian Lev (X4) 3.4.1 Variabel Dependen Size (X5) X4) Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah return saham sebagai variabel trikat yang dinyatakan dengan notasi Y. Return suatu saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode berjalan dengan harga saham sebelumnya dibagi dengan harga saham periode sebelumnya, Jogiyanto (2007). Rumus yang dapat digunakan adalah : Pt – Pt-1 Rit = Pt-1

Keterangan : Rit

=

Return saham periode t

Pt

=

Harga saham penutupan periode t

Pt-1

= Harga

saham penutupan periode t-1

3.4.2 Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini dinyatakan dengan notasi X, yang terdiri dari : 1. Return on Asset (ROA), Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam upaya menghasilkan keuntungan. Dengan kata lain rasio ini menghubungkan antara keuntungan yang dari operasi perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan tersebut 2. Price Earning Ratio (PER), rasio ini digunakan untuk memperkirakan nilai saham dengan cara membagi harga saham saat ini dengan Earning Per Share, dapat dihitung dengan rumus, Subramanyam (2010): 3. Leverage Ratio, Rasio ini menunjukan perbandingan antara jumlah seluruh

kewajiban terhadap jumlah modal. Semakin kecil angka rasionya maka semakin efektif perusahaan tersebut karena dana yang digunakan adalah milik perusahaan. Rasio Kewajiban 4. UkuranPerusahaan, ukuran perusahaan dapat dinilai dari omset penjualan, jumlah produk, modal perusahaan, dan total asset. Karena sektor dari sampel yang diambil berbeda-beda maka ukuran perusahaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah total aset, yang dapat dihitung dengan, Jogiyanto (2007) : 3.5 Alat Analisis Penelitian 3.5. 1 Regresi Linear Berganda Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda yang menyangkut hubungan antara sebuah variabel dependen (terikat) dengan dua atau lebih variabel independen (tidak terikat). Regresi linear berganda adalah model regresi yang memprediksi nilai satu variabel tunggal Y dengan dasar nilai beberapa variabel bebas X, Hakim (2001). Dalam penelitian ini return saham sebagai variabel dependen dan ROA, PER, leverage, dan Ukuran Perusahaan sebagai variabel independen.

Model analisis regresi linear berganda dirumuskan sebagai berikut : Y = α + β1ROA + β2PER + β3 Lev + β4Siz + € Keterangan : Y

= Return Saham

α

= Konstanta

β1- β5

= Koefisien Regresi

ROA

= Return on Asset

DPR

= Deviden Payout Ratio

Lev

= Leverage Ratio

Size

= Ukuran Perusahaan



= Error

3.5.2 Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Normalitas adalah asumsi bahwa nilai-nilai Y untuk tiap X tertentu didistribusikan secara normal, Hakim (2001). Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Modal regresi yang baik memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Unutk melakukan uji asumsi normalitas dapat menggunakan analisis grafik yaitu dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal atau dengan melihat normal probability plot. b.

Uji Multikolinearitas

Menurut Supranto (2001) satu masalah penting dalam analisis model regresi adalah kemungkinan adanya multikolinieritas diantara variabel-variabel independen. adalah kondisi terdapatnya hubungan linier atau korelasi yang tinggi antara masing-masing variabel independen dalam model regresi. Untuk mendeteksi multikolinearitas dapat menggunaknan varience inflatory factor (VIF)

unutk setiap variabel independen. Jika VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas. c. Uji Heteroskedatisitas

Uji heteroskedatisitas dilakukan untuk menguji apakah terdapat ketidaksamaan nilai varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain, (Suharyadi, 2004). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan cara melihat scatter plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan SRESID residualnya. d. Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang disusun menurut urutan waktu. Uji autokorelasi digunakan untuk melihat apakah ada hubungan linier antara error serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (data time series). Pendekatan yang sering digunakan untuk menguji apakah terjadi autokorelasi atau tidak adalah dengan uji Durbin-Watson dengan ketentuan pengambilan keputusan sebagai berikut, Pratisto (2010) : 1. Jika DW > batas atas (dU), maka tidak ada autokorelasi 2. Jika DW < batas bawah (dL), maka terjadi autokorelasi 3. Jika dL < DW < dU, maka tidak dapat diketahui terjadi autokorelasi atau tidak 3.5.3 Pengujian Hipotesis 1. Uji F

Pengujian hipotesis ini menggunakan uji F yang bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-variabel independen yaitu: Retrun on Asset, Price Earning Ratio, Leverage keuangan, dan ukuran perusahaan secara serempak memiliki pengaruh sifnifikan terhadap return saham. Pengujian hipotesis ini menggunakan Uji F dengan tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan dalam analisa 5%. Kriteria dalam mengambil keputusan uji hipotesis ini adalah, Pratisto (2010) :

♦ Apalbila P-Value < 0,05 maka Ha diterima. ♦ Apalbila P-Value > 0,05 maka Ha ditolak.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Data

Penelitian ini menggunakan variabel independen Return on Asset, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Ukuran Perusahaan. Periode pengamatan tahun 2007 sampai 2011. Data rasio keuangan perusahaan diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Sedangkan untuk variabel dependen menggunakan return saham tahun 2008 sampai 2012. 4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas dapat diamati dengan melihat normal probability plot, residual berdistribusi normal apabila plot menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis arah garis diagonal. Namun jika tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 2. Hasil Uji Normalitas

Sumber: Lampiran. Dari grafik diatas dapat diamati plot tersebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal yang berarti bahwa nilai residu terdistribusi secara normal. 1. Uji Multikolinearitas Menurut Hakim (2001) satu masalah penting dalam analisis model regresi adalah kemungkinan adanya multikolinieritas diantara variabel-variabel independen. Multikolinearitas adalah kondisi terdapatnya hubungan linier atau korelasi yang tinggi antara masing-masing variabel independen dalam model regresi. Multikolinearitas menyebabkan standar error menjadi sangat sensitif terhadap perubahan data. Untuk mendeteksi multikolinearitas dapat menggunakan varience inflatory factor ( VIF) dan tolerance value untuk setiap variabel independen. Jika VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas, Hakim (2001), dan tolerance value lebih dari 0.10 maka tidak terjadi multikolinearitas.

Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Independen ROA (X1)

Tolerance

VIF

0.542

1.845

PER (X2)

0.865

1.156

DER (X3)

0.317

3.152

SIZE (X4)

0.290

3.452

Keterangan Tidak Terjadi Multikolinearitas Tidak Terjadi Multikolinearitas Tidak Terjadi Multikolinearitas Tidak Terjadi Multikolinearitas

Sumber: Lampiran 4 2. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah kondisi dimana terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu terhadap kesalahan pengganggu pada periode lainnya. Hal ini biasanya timbul pada kasus regresi data runtut waktu (time series). Pengujian ini menggunakan Uji Durbin-Watson. Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi

b

Model Summary

Model 1

R .430

R Square a

.185

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate .125

.0284185

Durbin-Watson 1.485

a. Predictors: (Constant), SIZE, PER, ROA, DER b. Dependent Variable: Return

Sumber: Lampiran 4 Dalam penelitian ini diketahui bahwa n= 60 dan k= 4, nilai dL adalah 1,444 dan nilau dU adalah 1,727. Dari hasil pengujian autokorelasi diatas, maka dapat dinyatakan hasil uji autokorelasi Durbin-Watson sebesar 1,485 dimana nilai ini lebih besar dari dari nilai dL 1,444 dan kurang dari nilai dU 1,727. Sehingga hal ini menunjukan bahwa hasil pengujian autokorelasi menyatakan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedatisitas dilakukan untuk menguji apakah terdapat ketidaksamaan nilai varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain (Purwanto, 2004). Untuk mendeteksi gejala heteroskedatisitas dapat dilakukan dengan ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot di sekitar nilai X dan Y. Jika ada pola tertentu maka terjadi gejala heteroskedatisitas. Namun jika tidak terbentuk pola tertentu maka tidak terjadi heterokedastisitas. Gambar 3. Hasil Uji Heterokedastisitas

Sumber:Lampiran 4

Berdasarkan scatterplot diatas, terlihat bahwa titik-titik tersebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas dan tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Pencaran titik yang tidak membentuk sebuah pola tertentu menunjukan model regresi bebas dari heterokedastisitas, (Santoso, 2010). Sehingga dapat diambil keputusan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas dan model regresi layak digunakan. 3.3 Pengujian Hipotesis Uji pengaruh ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis ini menggunakan besarnya nilai probabilitas dengan tingkat kepercayaan sebesar

95% dan tingkat kesalahan (α) 5%. Keputusan yang diambil berdasarkan nilai probabilitas, yaitu: Jika p- value < 0,05 maka Ha diterima Jika p- value > 0,05 maka Ha ditolak

Tabel 5. Hasil Pengujian Hipotesis

Coefficients

a

Standardized Unstandardized Coefficients Model 1

B

Std. Error

(Constant)

.089

.147

ROA

.067

.047

PER

.001

DER SIZE

Coefficients Beta

t

Sig. .601

.550

.238

1.438

.156

.000

.401

3.066

.003

-.001

.002

.056

-.260

.796

.002

.005

.072

.318

.752

a. Dependent Variable: Return

Sumber: Lampiran 5

1. Ha1: ROA memiliki pengaruh positif signifikan terhadap return saham.

Pengujian terhadap hipotesis ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh dari ROA terhadap return saham pada perusahaan yang masuk dalam LQ 45 di BEI periode 2007sampai 2011. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh angka koefisien regresi (b) sebesar 0,067 hal ini menunjukan bahwa ROA memiliki hubungan yang positif terhadap return dan dalam setiap peningkatan ROA 1% maka akan meningkatkan return sebesar 0,067 atau 6,7% sedangkan angka signifikansi sebesar 0,156 yang berarti P-Value lebih besar dari 0,05 dan Ha1 ditolak, jadi keputusan yang dapat diambil adalah ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukan hasil yang tidak signifikan, hal ini dapat disebabkan dari berbagai hal diantaranya adalah dari 15 sampel perusahaan yang diuji, ada beberapa perusahaan yang

memiliki tingkat ROA yang rendah bahkan terdapat perusahaan yang mengalami penurunan ROA dalam beberapa tahun selama periode penelitian. Seharusnya perusahaan memiliki ROA yang tinggi untuk menarik minat para investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Selain hal diatas, indikasi lainnya yang menyebabkan hasil pengujian ini tidak signifikan adalah kondisi pasar modal pada periode penelitian sedang dalam kondisi yang kurang baik yang disebabkan oleh kondisi perekonomian Indonesia yang sedang tidak stabil, kondisi perekonomian yang tidak stabil ini adalah dampak dari krisis global yang melanda perekonomian dunia. Pada saat kondisi yang tidak stabil ini investor lebih banyak pertimbangan dan berhati-hati dalam menanamkan investasi untuk menghindari risiko investasi yang tidak pasti. Hasil pengujian hipotesis ini tidak senada dengan Hidayati (2007) yang melakukan penelitian tentang pengaruh rasio-rasio financial dan firm size terhadap return saham. Dalam penelitiannya dinyatakan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap return saham. 2.

Ha2: PER memiliki pengaruh positif signifikan terhadap return saham.

Pengujian terhadap hipotesis ini menunjukan nilai koefisien regresi (b) terlihat angka 0.001 yang berarti bahwa setiap peningkatan PER 1 kali maka akan menyebabkan return naik sebesar 0,001 atau 0,1% terhadap return saham. Angka signifikansi menunjukan sebesar 0,003, hal ini berarti P-Value lebih kecil dari 0,05 sehingga Ha2 diterima bahwa Price Earning Ratio memilki pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Tampubolon (2009) tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham perusahaan perkebunan. Dalam penelitiannnya dinyatakan bahwa PER memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Dalam hal lain, beberapa investor memiliki anggapan lain mengenai tingkat Price Earning Ratio, bahwa perusahaan yang memiliki nilai Price Earning Ratio yang sudah tinggi maka peluang untuk kenaikan harga saham akan kecil (Desmalinda, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2010) tentang pengaruh kinerja financial terhadap return saham, hasil penelitiannya mengatakan bahwa Price Earning Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

3. Ha3: DER memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap return saham.

Pengujian hipotesis yang ke-tiga bertujuan untuk membuktikan pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap return saham. Hasil pengujian tehadap hipotesis ini menunjukan angka koefisien regresi sebesar -0,001, hal ini berarti bahwa Debt to Equity Ratio memiliki hubungan negatif dengan return saham sehingga dapat diambil keputusan bahwa setiap kenaikan 1% Debt to Equity Ratio akan menyebabkan return saham turun sebesar 0,001 atau 0,1%. Sedangkan untuk PValue sebesar 0,796 yang berarti Ha3 ditolak, sehingga keputusan yang dapat diambil adalah Debt to Equity Ratio tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Beberapa indikasi yang dapat menyebabkan pengujian ini tidak signifikan adalah dari 15 sampel perusahaan yang diteliti, beberapa perusahaan memiliki DER yang tinggi seperti BBCA, BBRI, dan BMRI. Indikasi penyebab lainnya adalah sampel perusahaan yang digunakan dari sektor yang berbeda-beda, seperti manufaktur, perbankan, dan pertambangan. Perbedaan sektor tersebut dapat mempengaruhi hasil pengujian, sehingga tidak diperoleh hasil yang signifikan.

4. Ha4: Ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap return saham. Pengujin hipotesis ini bertujuan untuk membuktikan apakah ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil pengujian ini menunjukan angka koefisien regresi 0,002 yang bertanda positif yang berarti ukuran perusahaan memiliki hubungan positif dengan return saham. P-Value dalam uji hipotesis ini sebesar 0,752 yang menunjukan Ha4 ditolak, jadi dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber, sehingga untuk memperoleh pinjaman dari krediturpun akan lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran besar memiliki probabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri. Namun, pada sisi lain perusahaan dengan skala kecil lebih fleksibel dalam menghadapi ketidakpastian, karena

perusahaan kecil lebih cepat bereaksi terhadap perubahan yang mendadak. Oleh karena itu, memungkinkan perusahaan besar tingkat leveragenya akan lebih besar dari perusahaan yang berukuran kecil. Penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2009) yang melakukan penelitian tentang analisis pengaruh kinerja financial dan firm size terhadap return saham mendapatkan hasil uji hipotesis yang berbeda, dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil yang tidak signifikan dalam penelitian ini dipengaruhi oleh anggapan bahwa perusahaan dengan ukuran kecil pada umumnya memiliki porsi hutang yang relatif kecil sehingga hutang tersebut tidak begitu membebani perusahaan dan beberapa investor dalam berinvestasi tidak hanya melihat besarnya perusahaan, namun juga melihat kemampuan perusahaan dalam mengembalikan investasi.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari variabelvariabel yang digunakan, yaitu Return on Asset, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Ukuran Perusahaan pada perusahaan yang terus-menerus masuk dalam index LQ 45 tahun 2007 sampai 2011. Dari beberapa variabel yang diuji dalam penelitian ini, yaitu: Return on Asset, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Ukuraan Perusahaan. Hasil pengujian menunjukan bahwa secara statistik Price Earning Ratio memiliki hubungan positif dan berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan Return on Asset secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Untuk Debt to Equity Ratio secara statistik juga tidak signifikan terhadap return saham, dan begitu juga dengan ukuran perusahaan secara statistik tidak signifikan terhadap return saham.

5.2 Keterbatasan Penelitian Hasil penelitian ini dapat dipengruhi oeh beberapa hal kerena adanya keterbatasan dalam proses peneitian, yakni: 1. Sampel yang dipakai dalam penelitian ini hanya perusahaan yang masuk dalam index LQ 45 dari tahun 2007 sampai 2011, sampel terdiri dari berbagai sektor. Namun hasil penelitian ini belum bisa dijadikan gambaran secara keseluruhan untuk seluruh perusahaan dari masing-masing sektor yang masuk dalam sampel penelitian. 2. Penelitian ini hanya meneliti variabel-variabel Return on Asset, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Ukuran Perusahaan, karena masih banyak lagi variabel-veriabel lainnya yang mungkin memiliki pengaruh terhadap return saham. 5.3 Saran Dari kesimpulan dan keterbatan yang diuraikan diatas, beberapa saran dalam peneitian ini adalah: 1. Bagi Para Investor, investor dapat memperoleh gambaran tentang return saham dengan memperhatikan Return on Asset, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, dan ukuran perusahaan dalam melakukan investasi sebagai bahan pertimbangan untuk menghindari resiko investasi. Keempat variabel yang digunakan jika dilihat secara individu tidak semua menunjukan hasil yang signifikan, sehingga para investor sebaiknya menganalisa lebih dalam baik mengenai variabel yang digunakan dalam penelitian ini atau variabel diluar penelitian. 2. Untuk penelitian yang akan datang, sebaiknya memperluas penelitian dengan memperpanjang periode penelitian dan variabel yang tidak terbukti pada penelitian ini sebaiknya pada penelitian selanjutnya menggunakan proxy yang lain dari variabel tersebut. 3. Sampel yang dugunakan sebaiknya mengambil dari populasi lain yang lebih banyak sehingga hasil penelitian mampu memberikan gambaran yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Lidya. 2011. Analisis Pengaruh Fundamental Terhadap Risiko Sistematis Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di BEI, Skripsi S-1, Universitas Lampung. Lampung. Baridwan, Zaki. 2005. Intermediate Accounting. BPFE. Yogyakarta. Desmalinda, Rika. 2008. Pengaruh Perubahan Faktor-faktor Fundamental Terhadap Return Saham, Skripsi S-1, Universitas Lampung. Lampung. Hananto, Tri. 2010. Analisis Faktor-faktor Fundamental yang Mempengaruhi Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia, Skripsi S-1, Universitas Pembangunan Nasional V. Yogyakarta. Handoko, Yulian, Basuki Djoko Saranto, Poedji Poerwadi. 2004. Akuntansi 3. Bumi Aksara. Jakarta. Harahap, Sofyan Syafri. 1997. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hakim, Abdul. 2001. Statistika Deskriptif. Ekonisia. Yogyakarta. Hidayati, Nur. 2007. Ananlisis Pengaruh Kinerja Financial dan Firm Size Terhadap Return Saham Perusahaan Pada Indeks LQ-45 di Bursa EfekJakarta, Skripsi S-1, Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Husnan, Suad. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN. Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia. Jakarta. Jogiyanto. 2007. Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE. Yogyakarta. Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Munawir, S. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Liberty. Yogyakarta. Pratisto, Arif. 2009. SPSS 17. Elek Media Komputindo. Jakarta. Rusdin. 2006. Pasar Modal. Alfabeta. Bandung. Santosa, Singgih. 2010. Mastering SPSS 18. Elek Media Komputindo.

Jakarta. Santosa, Wahyu Perdana & Hary Yusuf A.L. 2010. Return Saham, Value at Risk, dan AktivitasPerdagangan Pada Kelompok Harga Terendah, Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. Simanungkalit, Minar. 2009. Pengaruh Profitabilitas dan Rasio Leverage Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Terbuka di Indonesia, Skripsi S-1, Universitas Sumatera Utara. Medan. Soemarso, S.R. 2004. Pengantar Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta. Subramanyam, K.R & John J. Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Suharyadi, Purwanto. 2004. Statistika Untuk Ekonomi & Keuangan Modern. Salemba Empat. Jakarta. Sukartha, Made. 2007. Pengaruh Manajemen Laba, Kepemilikian Manajerial, dan Ukuran Perusahaan Pada Kesejateraan Pemegang Saham Perusahaan Target Akuisisi, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol 10 : 243-267. Supranto, J. 2001. Statistik. Erlangga. Jakarta. Tampubolon, Rizky. 2009. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, Skripsi S-1, Universitas Sumatera Utara. Medan. Widoatmodjo, Sawidji. 2009. Pasar Modal Indonesia. Ghalia Indonesia. Bogor Yanti, Nora P. 2011. Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Industri Perbankan di BEI, Skripsi S-1, Universitas Sumatera Utara. Medan. Zainafree, Golda. 2005. Reaksi Harga Saham Terhadap Pengumuman Pembayaran Deviden Tunai Di Bursa Efek Jakarta, Tesis S-2, Universitas Diponegoro. Semarang. www.idx.co.id www.yahoo.finance