PENGEMBANGAN PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA ... - Neliti

praktikum kimia. Berdasarkan penelaahan panduan praktikum yang menerapkan kurikulum 2013, prosedur praktikum materi ikatan kimia, alat yang akan digun...

74 downloads 793 Views 211KB Size
PENGEMBANGAN PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING KELAS X SMA DI KOTABUMI LAMPUNG UTARA Oleh : Indah Nofiana, Dwi Yulianti, Riswandi FKIP Unila Jl. Prof. Sumantri Brodjonegoro no. 1 Bandar Lampung E-mai: [email protected] HP: 082178776490 Abstract: Development of Guide Practicum Chemical Based on Guided Inquiry In Tenth Grade Senior High School In Kotabumi North Lampung. The purposes of this study were (1) to analyze the condition and potential for developing chemistry practical guide,(2) describe the process chemistry laboratory guide the development process,(3) produce a chemistry practical guide development ,(4) analyze the effectiveness of chemistry practical manual. This research used and development approach Borg and Gall. The study was conducted in senior high school Kemala Bhayangkari Kotabumi, SMAN 1 and SMAN 4 Kotabumi. Data collection using the instrument test, questionnaire, and observation sheet. Data were analyzed by descriptive quantitative.Conclusions of research are:(1) the condition of the was chemistry practical guide not support the developing practical activities and characteristics of students mosly have kinesthetic learning style.(2)The process of guideline development experts test a chemistry laboratory test materials experts, media expert test,instructional design expert was linguists.(3) Specifications of the involved chemical material class tenth senior high school chemical bonds,consisted of the first part (introduction), the core (practicum) and the final section (bibliography). Keyword: practicum guide, chemical, guided inquiry. Abstrak: Pengembangan Panduan Praktikum Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing Kelas X SMA di Kotabumi Lampung Utara. Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis kondisi dan potensi untuk pengembangan panduan praktikum kimia, (2) mendeskripsikan proses pengembangan panduan praktikum kimia, (3) menghasilkan panduan praktikum kimia, (4) menganalisis efektifitas panduan praktikum kimia. Penelitian menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan Borg and Gall. Penelitian dilakukan di SMA Kemala Bhayangkari Kotabumi, SMA Negeri 1 Kotabumi dan SMA Negeri 4 Kotabumi. Pengumpulan data menggunakan instrumen tes, angket, dan lembar observasi. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif.Kesimpulan penelitian adalah: (1) kondisi panduan praktikum Kimia yang digunakan belum mendukung kegiatan praktikum dan karakteristik siswa sebagian besar memiliki gaya belajar kinestetik.(2) Proses pengembangan panduan praktikum kimia melibatkan uji ahli materi, uji ahli media, uji ahli desain pembelajaran dan uji ahli bahasa. (3) Spesifikasi panduan praktikum kimia materi ikatan kimia SMA kelas X, terdiri dari bagian awal (pengenalan), bagian inti (kegiatan praktikum) dan bagian akhir (daftar pustaka).

Kata kunci : inkuiri terbimbing, kimia, panduan praktikum

PENDAHULUAN

pernah mengembangkan panduan praktikum kimia.

Kimia merupakan ilmu pengetahuan yang berkembang melalui proses

Berdasarkan penelaahan panduan

kerja praktikum di laboratorium

praktikum yang menerapkan

untuk menghasilkan sikap ilmiah

kurikulum 2013, prosedur praktikum

siswa. Melalui kegiatan praktikum

materi ikatan kimia, alat yang akan

dapat memberikan pengalaman

digunakan tidak terdapat di

langsung sebagai hasil pembelajaran

laboratorium kimia sekolah.

bermakna dan membangkitkan minat

Keterbatasan isi panduan praktikum

belajar serta memberikan bukti-bukti

untuk materi ikatan kimia hanya sub

bagi kebenaran teori yang telah

materi mengetahui perbedaan antara

dipelajari siswa.

ikatan ionik dan ikatan kovalen. Sedangkan pada sub materi

Kegiatan praktikum kimia dilakukan

kepolaran senyawa

di laboratorium kimia yang

dan sub materi teori domain elektron

merupakan salah satu sarana

untuk menentukan bentuk molekul

penunjang proses pembelajaran di

tidak ada prosedur praktikum.

sekolah. Pemanfaatan laboratorium

Tampilan warna pada gambar

untuk proses pembelajaran di

pengenalan bahan-bahan kimia

sekolah sebagai sarana pembelajaran

berbahaya, pengenalan alat-alat

tidak berjalan optimal, hal ini

praktikum, contoh rangkaian alat

disebabakan beberapa faktor. Hasil

untuk praktikum berwarna hitam

wawancara guru mengatakan bahwa

putih, dan gambar alat yang terdapat

tidak pernah melakukan kegiatan

dibuku panduan praktikum kurang

praktikum. Karena panduan

jelas.

praktikum yang terdapat pada buku paket tidak sesuai dengan alat dan

Berdasarkan penelaahan kualitas

bahan di laboratorium. Guru belum

buku kimia guru dan siswa kegiatan

praktikum belum menumbuhkan

praktikum kimia yang dikembangkan

sikap ilmiah siswa, menampilkan

berbasis inkuiri terbimbing karena

kemenarikkan, dan menjelaskan

memiliki beberapa langkah yang

langkah–langkah kerja yang

sesuai dengan kegiatan praktikum.

dilakukan untuk praktikum.

Inkuiri terbimbing menjadikan siswa

Hal ini menyebabkan buku paket

melakukan proses dan menemukan

sekolah belum dapat menjadikan

dalam kegiatan praktikum dengan

kegiatan praktikum berjalan dengan

bantuan guru sebagai fasilitator

optimal. Berdasarkan hasil analisis

(Sulistina, 2010: 7).

Standar Kompetensi (SK) dan

Mata pelajaran kimia SMA, perlu

Kompetensi Dasar (KD) mata

bimbingan guru agar pemahaman

pelajaran kimia kelas X semester 1

yang dimiliki siswa dapat tersusun

dapat dilihat bahwa rata-rata hasil uji

secara sistematis. Hal ini,

blok siswa belum mencapai Kriteria

menjadikan inkuiri terbimbing lebih

Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar

tepat untuk diterapkan dalam

70. Pada materi pokok ikatan kimia

pembelajaran. Sehingga, tujuan

dengan rata– rata 56,28 dengan

penelitian berdasarkan masalah yang

persentase 6,45% siswa yang

telah diuraikan, yaitu: (1)

mencapai KKM. Data ini diambil

mendeskripsikan kondisi dan potensi

dengan menggunakan Kurikulum

untuk mengembangkan panduan

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

praktikum, (2) mendeskripsikan

karena sekolah menerapakan

proses pengembangan panduan

kurikulum 2013 mulai tahun 2014.

praktikum kimia, (3) menghasilkan panduan praktikum kimia, (4)

Pemahaman untuk belajar mengenai materi ikatan kimia tidak hanya mempelajari teori, maka dibutuhkan kegiatan praktikum untuk menambah dan memperkuat pemahaman konsep yang dimiliki siswa. Panduan

menganalisis efektivitas penggunaan panduan praktikum kimia, (5) menganalisis efisiensi penggunaan panduan praktikum kimia, dan(6) menganalisis kemenarikan panduan praktikum kimia.

Belajar dapat dilakukan secara

Respon (R). Stimulus adalah

psikologis maupun fisiologis.

perubahan dari lingkungan eksternal

Aktivitas psikologis merupakan

yang menjadi tanda untuk

proses mental. Misalnya, berfikir,

mengaktifkan organisme untuk

memahami, menyimpulkan,

bekerja. Respon adalah sembarang

menyimak, dan sebagainya. Aktivitas

tingkah laku yang dimunculkan

yang bersifat fisiologis merupakan

karena adanya perangsang, supaya

proses penerapan atau praktik.

tercapai hubungan antara stimulus

Misalnya, melakukan eksperimen,

dan respon, perlu adanya

latihan, praktikum, membuat produk,

kemampuan untuk memilih respon

dan sebagainya (Rusman, 2012: 85).

yang tepat serta terlebih dahulu melalui percobaan (trial) dan

Gagne (1985: 13) menyatakan bahwa

kegagalan (error).

belajar merupakan suatu kegiatan yang kompleks, hasil belajar berupa

Berdasarkan pendapat tersebut,

kemampuan. Setelah belajar

disimpulkan bahwa belajar adalah

seseorang memiliki keterampilan,

suatu usaha yang dilakukan individu

pengetahuan, sikap, dan nilai.

dengan kondisi sadar untuk

Adanya kapabilitas dari stimulus

melakukan perubahan tingkah laku

yang berasal dari lingkungan dan

melalui latihan dan pengalaman yang

proses kognitif yang dilakukan oleh

mencakup aspek kognitif, afektif,

setiap individu. Sehingga proses

dan psikomotorik agar memperoleh

kognitif yang mengubah sifat

tujuan tertentu.

stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi menjadi

Menurut Vygotsky (1978: 33)

kapabilitas baru.

menyatakan bahwa proses pembelajaran terjadi apabila siswa

Thorndike dikutip Herpratiwi (2009:

bekerja atau belajar untuk

7-8), belajar merupakan peristiwa

mengerjakan tugas yang belum

terbentuknya asosiasi (koneksi)

dipelajari namun tugas itu masih

antara peristiwa stimulus (S) dan

berada dalam jangkauan kemampuan

atau berada dalam zone of proximal

analisis karakteristik siswa akan

development (zona pembangunan

memudahkan untuk memilih strategi,

proksimal), yaitu jarak antara tingkat

teknologi, media, dan bahan ajar

perkembangan aktual seperti yang

yang tepat untuk digunakan dalam

ditentukan oleh pemecahan masalah

pembelajaran yang efektif, efisien,

independen dan tingkat

dan menarik. Begitu juga langkah

perkembangan potensial yang

evaluasi dan revisi yang dapat

ditentukan melalui pemecahan

dimanfaatkan untuk menjamin

masalah di bawah bimbingan orang

kualitas dalam proses pembelajaran

dewasa atau bekerjasama dengan

yang diciptakan (Smaldino, Sharon

rekan-rekan yang lebih mampu

E., dkk 2012: 111-114).

Belajar akan memberikan

Efektivitas berkaitan dengan siswa

pengalaman siswa. Berkaitan dengan

mencapai tujuan pembelajaran yang

pengalaman belajar, Bruner (1966:

ditetapkan disekolah dengan

36) mengemukakan bahwa

pengetahuan, keterampilan, dan

pengalaman belajar siswa diperoleh

sikap yang diinginkan oleh para

dari proses pembelajaran yang

stakeholder (Januszewski dan

menjadi motivasi siswa untuk

Molenda, 2008: 57).

belajar. Sehingga, pengalaman belajar siswa dapat mengakibatkan

Efisiensi berkenaan dengan proses

perubahan tingkah laku dalam diri

pencapaian hasil belajar. Terdapat

siswa. Menurut Hamalik (2010: 30),

media yang dipandang sangat efektif

hasil belajar adalah ketika seseorang

untuk mencapai tujuan namun proses

telah belajar akan terjadi perubahan

pencapaiannya tidak efisien baik

tingkah laku pada orang tersebut.

dalam pengadaannya maupun di dalam penggunaannya, demikian

Model ASSURE diimplementasikan

sebaliknya ada media yang efisien

untuk mendesain aktivitas

dalam pengadaannya atau

pembelajaran baik yang bersifat

penggunaannya, namun tidak efektif

individual maupun klasikal. Langkah

dalam pencapaian hasilnya. Indikator

efisiensi meliputi penggunaan waktu,

memahami suatu konsep maupun

tenaga dan biaya yang dikeluarkan

memecahkan masalah, aktif untuk

untuk mencapai tujuan tersebut

merefleksikan atas pengetahuan yang

(Miarso, 2013: 517).

telah diperoleh, serta aktif untuk mengembangkan konsep yang telah

Daya tarik atau kemenarikan

dipahami (Lestari, 2009: 57-58).

merupakan kecenderungan siswa untuk tetap/terus belajar yang dapat terjadi karena bidang studi maupun kualitas pembelajarannya. Variabel

METODE PENELITIAN

yang dapat digunakan sebagai indikator daya tarik pembelajaran

Desain penelitian ini adalah

adalah penghargaan dan keinginan

penelitian dan pengembangan

lebih (lebih banyak atau lebih lama)

(Research and Development) dengan

yang diperlihatkan oleh siswa

menggunakan model prosedural dari

(Degeng, 2013: 200-201).

model Borg and Gall. Penelitian dilakukan di SMA Kemala

Sintaks pembelajaran inkuiri

Bhayangkari Kotabumi, SMA Negeri

terbimbing siswa diprogram agar

1 Kotabumi, dan SMA Negeri 4

selalu aktif secara mental ataupun

Kotabumi siswa kelas X semester

fisik. Proses pembelajaran sains

ganjil. Data dikumpulkan dengan

dengan menggunakan pendekatan

wawancara tidak tersturktur,

inkuiri terbimbing akan melibatkan

observasi, angket dan tes. Efektivitas

siswa untuk aktif sehingga belajar

menggunakan Paired Samples T-Test

menjadi lebih menyenangkan dan

untuk mengetahui perbedaan nilai

tidak membosankan.

pretes dengan nilai posttest. Selanjutnya dilakukan uji gain

Keaktifan siswa yang dimaksud

ternormalisasi untuk melihat tingkat

antara lain aktif dalam menganalisis

efektifitas. Sedangkan aspek afektif

data, aktif bekerja sama dalam tim

dihitung dengan uji Chi-Square dan

yang diatur sendiri oleh siswa untuk

aspek psikomotorik dengan uji

maksimal. Karakteristik umum

Mann-Whitney U test.

dalam penelitian ini, siswa memperlihatkan kurang tertarik dan

Pengukuran efisiensi yaitu

jenuh belajar di kelas dengan

membandingkan rasio waktu yang

penyampaian teori dan latihan. Siswa

disediakan (waktu yang diperlukan

pada umumnya memiliki gaya

berdasarkan volume kegiatan

belajar kinestetik, cendrung belajar

pembelajaran) dengan waktu yang

melalui aktivitas fisik dan

digunakan.

melibatkan diri langsung. Siswa suka

Daya tarik dapat dilihat dari aspek

menyentuh, merasakan, membongkar

kemenarikan dan kemudahan

sesuatu dan akan belajar maksimal

menggunakan panduan praktikum.

dalam suatu kondisi dimana banyak terlibat fisik dan gerakan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Proses pengembangan panduan praktikum divalidasi menggunakan

Desain pembelajaran dengan

ahli materi, ahli media, ahli desain

menganalisis siswa meliputi tiga

pembelajaran, dan ahli bahasa.

faktor kunci dari diri pemelajar

Langkah-langkah pengembangan

(Smaldino, Sharon E., dkk. 2012:

panduan praktikum mengacu pada

112) yaitu, 1) General

penelitian pengembangan Borg and

Characteristics (Karakteristik

Gall, desain pembelajaran diadaptasi

Umum), 2) Specific Entry

dari ASSURE. Pengembangan

Competencies (Kemampuan Dasar

panduan praktikum kimia terdiri dari,

Spesifik), dan 3) Learning Style

(1) analisis kurikulum yaitu

(Gaya Belajar). Tujuan dalam

menganalisis KI, KD, dan materi

menganalisa pemelajar adalah untuk

mana yang memerlukan panduan

mengetahui kebutuhan belajar siswa

praktikum; (2) merumuskan

yang penting sehingga siswa mampu

indikator dan tujuan pembelajaran;

mendapatkan tingkatan pengetahuan

(3) menyusun kebutuhan panduan

dalam pembelajaran secara

praktikum untuk mengetahui jumlah

panduan yang diperlukan; (4)

tahapan pembelajaran kurikulum

menentukan unsur-unsur panduan

2013;

praktikum; (5) mengumpulkan

4. Produk yang dikembangkan

materi; dan (6) menulis panduan

berupa panduan praktikum yang

praktikum kimia.

memiliki pemahaman

Panduan praktikum kimia bab ikatan

pengetahuan (faktual, konseptual,

kimia dengan sub bab ikatan ion dan

dan prosedural) berdasarkan rasa

ikatan kovalen, kepolaran senyawa,

ingin tahu tentang ilmu

dan bentuk molekul dengan merujuk

pengetahuan, teknologi, seni,

pada kurikulum 2013, di mana

budaya terkait fenomena dan

pelaksanaan pembelajaran harus

mencoba, mengolah, dan

melalui pendekatan scientific,

memberikan informasi dalam

menggunakan metode praktikum dan

ranah konkret (menggunakan,

model pembelajaran inkuiri

mengurai, merangkai,

terbimbing, sehingga siswa dapat

memodifikasi, dan membuat) dan

mengembangkan sikap ilmiah dan

ranah abstrak (menulis, membaca,

keterampilan masing-masing

menghitung, menggambar, dan

individu dan tetap dalam bimbingan

mengarang) sesuai dengan yang

guru.

dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

Spesifikasi produk yang dihasilkan pada penelitian ini adalah berupa

pandang atau teori. 5. Materi ikatan kimia terdapat pada

panduan praktikum kelas X bab

KD 3.5. Membandingkan proses

ikatan kimia dengan spesifikasi

pembentukan ikatan ion, ikatan

sebagai berikut:

kovalen, ikatan kovalen

1. Judul: Panduan Praktikum Kimia

koordinasi dan ikatan logam serta

Materi Ikatan Kimia SMA/MA

interaksi antar partikel (atom, ion,

Kelas X;

molekul) materi dan hubungannya

2. Ukuran kertas A4;

dengan sifat fisik materi.

3. Panduan praktikum

3.6. Menganalisis kepolaran

dikembangkan mengacu pada

senyawa. 3.7. Menganalisis teori

jumlah pasangan elektron di

1. Perlengkapan keamanan di

sekitar inti atom (Teori Domain

laboratorium kimia,

Elektron) untuk menentukan

2. Sikap di laboratorium kimia

bentuk molekul. 4.5 Mengolah

3. Penanganan kecelakaan di

dan menganalisis perbandingan

laboratorium kimia.

proses pembentukan ikatan ion,

III. Simbol Bahan Kimia Berbahaya

ikatan kovalen, ikatan kovalen

IV. Peralatan di Laboratorium Kimia

koordinasi, dan ikatan logam serta

V. Petunjuk Penyusunan Laporan

interaksi antar partikel (atom, ion,

Praktikum

molekul) materi dan hubungannya

B. Bagian inti

dengan sifat fisik materi. 4.6. Merancang, melakukan, dan

(kegiatan praktikum) VI. Praktikum

menyimpulkan serta menyajikan

1. Ikatan ion dan ikatan kovalen

hasil percobaan kepolaran

2. Kepolaran senyawa

senyawa. 4.7 Meramalkan bentuk

3. Bentuk Molekul

molekul berdasarkan teori jumlah

Bagian ini langkah-langkah

pasangan elektron di sekitar inti

penulisan setiap judul percobaan

atom (Teori Domain Elektron).

terdiri dari:

6. Bagian-bagian panduan praktikum

I.

Tujuan

yang di kembangkan dari berbagai

II.

Pendahuluan

sumber, terdiri dari:

III. Alat dan bahan

A. Bagian awal (pengenalan)  Halaman judul dalam panduan praktikum

IV. Prosedur kerja V.

Tabel Pengamatan dan Hasil Praktikum

 Prakata

VI. Pembahasan

 Daftar isi

VII. Kesimpulan

 Kompetensi inti dan

C. Daftar Pustaka (bagian akhir)

kompetensi dasar I. Karakteristik panduan praktikum

Setelah divalidasi uji perorangan dan

II. Tata tertib di laboratorium kimia

uji kelompok kecil, hasil uji

yang terdiri dari:

lapangan efektivitas menggunakan

Paired Sample T-Test, sig(2-tailed)

lapangan efisiensi sebesar 1,12 (di

0,000 (di bawah 0,05), dengan hasil

atas 1) kategori efisiensi tinggi.

uji gain aspek kognitif gain sebesar

Setelah divalidasi uji perorangan dan

0,71 kategori efektif tinggi. Maka,

uji kelompok kecil, hasil uji

H0 ditolak, bahwa setelah

lapangan kualitas daya tarik panduan

menggunakan panduan praktikum

praktikum kimia dengan persentase

rata-rata nilai aspek kognitif siswa

81,33% kategori menarik.

lebih tinggi dari pada sebelum. Hasil rata-rata aspek psikomotorik menggunakan Mann-Whitney U-test, sig(2-tailed) 0,000 (di bawah 0,05). Maka H0 ditolak, bahwa setelah menggunakan panduan praktikum rata-rata nilai aspek psikomotorik siswa lebih tinggi dari pada sebelum. Setelah siswa melakukan praktikum, maka siswa diminta mengumpulkan laporan praktikum yang dibuat masing-masing individu. Rata-rata penilaian laporan praktikum dari 70 siswa sebesar 3,812 dengan kategori sangat baik. Aspek afektif menggunakan chisquare, sig(2-tailed) 0,018 (di bawah 0,05). Sehingga H0 ditolak, bahwa setelah menggunakan panduan praktikum rata-rata nilai aspek afektif siswa lebih tinggi dari pada sebelum. Setelah divalidasi uji perorangan dan uji kelompok kecil, hasil uji

KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan adalah: 1. kondisi panduan praktikum kimia belum mendukung kegiatan praktikum, dan karakteristik siswa sebagian besar memiliki gaya belajar kinestetik. 2. proses pengembangan panduan praktikum kimia melibatkan uji ahli materi, uji ahli media, uji ahli desain pembelajaran, dan uji ahli bahasa. 3. spesifikasi panduan praktikum kimia materi ikatan kimia SMA kelas X, terdiri dari bagian awal (pengenalan), bagian inti (kegiatan praktikum), dan bagian akhir (daftar pustaka). 4. panduan praktikum kimia efektif. Setelah menggunakan panduan praktikum kimia rata-rata nilai aspek kognitif, afektif , dan

psikomotorik siswa lebih tinggi

materi yang akan di

dari pada sebelum.

praktikumkan.

5. laporan praktikum kimia siswa kategori sangat baik. 6. panduan praktikum efisien

5. panduan praktikum kimia dapat dikembangkan dengan menggunakan materi kimia yang

digunakan dalam pembelajaran

lain dengan menyesuaikan teori

kimia.

yang telah dipelajari.

7. panduan praktikum kimia menarik bagi siswa untuk melakukan

DAFTAR PUSTAKA

kegiatan praktikum di laboratorium kimia.

Saran berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan adalah: 1. panduan praktikum kimia berbasis inkuiri terbimbing materi ikatan dapat menciptakan proses pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik. 2. panduan praktikum kimia berbasis inkuiri terbimbing, menjadikan

Bruner, J. S. 1966. Toward a Theory of Instruction. Cambridge: Havard University Press. Degeng, I Nyoman. 2013. Ilmu Pembelajaran: Klasifikasi Variabel Untuk Pengembangan Teori dan Penelitian. Bandung: Kalam Hidup. Gagne, R. 1985. The Conditions of Learning (4th ed.). New York: Holt, Rinehart & Winston. Hamalik, O. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

guru untuk mengarahkan dan membimbing siswa menjadi aktif. 3. laboratorium kimia sebaiknya dibuat jadwal, sehingga guru lebih sering melakukan kegiatan praktikum. 4. siswa sebelum melakukan praktikum harus memiliki pengetahuan awal mengenai

Herpratiwi. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Lampung: Penerbit Universitas Lampung. Januszewski dan Molenda. 2008. Educational Technologi A Definition with Commentary. USA:Taylor and Farcis Group, LLC. Lestari,T. 2009. Pembelajaran Kimia dengan Inkuiri Terbimbing melalui Metode Eksperimen dan Demonstrasi Ditinjau dari

Kemampuan Awal dan Sikap Ilmiah Siswa. Surakarta: Tesis Program Studi Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret. Miarso, Y. 2013. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Bandung: Rajawali Pers. Smaldino, Sharon E., dkk. 2012. Instructional Technology & Media for Learning – Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar: Edisi Kesembilan. Jakarta: KencanaPredana Media Group. Sulistina, O. 2010. Pengembangan Pembelajaran Kimia dengan Model Inkuiri Terbimbing. Buku tidak diterbitkan. Malang. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang.

Vygotsky L.S. 1978. Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes. Cambridge : Harvard University Press.