PENGEMBANGAN PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING KELAS X SMA DI KOTABUMI LAMPUNG UTARA Oleh : Indah Nofiana, Dwi Yulianti, Riswandi FKIP Unila Jl. Prof. Sumantri Brodjonegoro no. 1 Bandar Lampung E-mai:
[email protected] HP: 082178776490 Abstract: Development of Guide Practicum Chemical Based on Guided Inquiry In Tenth Grade Senior High School In Kotabumi North Lampung. The purposes of this study were (1) to analyze the condition and potential for developing chemistry practical guide,(2) describe the process chemistry laboratory guide the development process,(3) produce a chemistry practical guide development ,(4) analyze the effectiveness of chemistry practical manual. This research used and development approach Borg and Gall. The study was conducted in senior high school Kemala Bhayangkari Kotabumi, SMAN 1 and SMAN 4 Kotabumi. Data collection using the instrument test, questionnaire, and observation sheet. Data were analyzed by descriptive quantitative.Conclusions of research are:(1) the condition of the was chemistry practical guide not support the developing practical activities and characteristics of students mosly have kinesthetic learning style.(2)The process of guideline development experts test a chemistry laboratory test materials experts, media expert test,instructional design expert was linguists.(3) Specifications of the involved chemical material class tenth senior high school chemical bonds,consisted of the first part (introduction), the core (practicum) and the final section (bibliography). Keyword: practicum guide, chemical, guided inquiry. Abstrak: Pengembangan Panduan Praktikum Kimia Berbasis Inkuiri Terbimbing Kelas X SMA di Kotabumi Lampung Utara. Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis kondisi dan potensi untuk pengembangan panduan praktikum kimia, (2) mendeskripsikan proses pengembangan panduan praktikum kimia, (3) menghasilkan panduan praktikum kimia, (4) menganalisis efektifitas panduan praktikum kimia. Penelitian menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan Borg and Gall. Penelitian dilakukan di SMA Kemala Bhayangkari Kotabumi, SMA Negeri 1 Kotabumi dan SMA Negeri 4 Kotabumi. Pengumpulan data menggunakan instrumen tes, angket, dan lembar observasi. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif.Kesimpulan penelitian adalah: (1) kondisi panduan praktikum Kimia yang digunakan belum mendukung kegiatan praktikum dan karakteristik siswa sebagian besar memiliki gaya belajar kinestetik.(2) Proses pengembangan panduan praktikum kimia melibatkan uji ahli materi, uji ahli media, uji ahli desain pembelajaran dan uji ahli bahasa. (3) Spesifikasi panduan praktikum kimia materi ikatan kimia SMA kelas X, terdiri dari bagian awal (pengenalan), bagian inti (kegiatan praktikum) dan bagian akhir (daftar pustaka).
Kata kunci : inkuiri terbimbing, kimia, panduan praktikum
PENDAHULUAN
pernah mengembangkan panduan praktikum kimia.
Kimia merupakan ilmu pengetahuan yang berkembang melalui proses
Berdasarkan penelaahan panduan
kerja praktikum di laboratorium
praktikum yang menerapkan
untuk menghasilkan sikap ilmiah
kurikulum 2013, prosedur praktikum
siswa. Melalui kegiatan praktikum
materi ikatan kimia, alat yang akan
dapat memberikan pengalaman
digunakan tidak terdapat di
langsung sebagai hasil pembelajaran
laboratorium kimia sekolah.
bermakna dan membangkitkan minat
Keterbatasan isi panduan praktikum
belajar serta memberikan bukti-bukti
untuk materi ikatan kimia hanya sub
bagi kebenaran teori yang telah
materi mengetahui perbedaan antara
dipelajari siswa.
ikatan ionik dan ikatan kovalen. Sedangkan pada sub materi
Kegiatan praktikum kimia dilakukan
kepolaran senyawa
di laboratorium kimia yang
dan sub materi teori domain elektron
merupakan salah satu sarana
untuk menentukan bentuk molekul
penunjang proses pembelajaran di
tidak ada prosedur praktikum.
sekolah. Pemanfaatan laboratorium
Tampilan warna pada gambar
untuk proses pembelajaran di
pengenalan bahan-bahan kimia
sekolah sebagai sarana pembelajaran
berbahaya, pengenalan alat-alat
tidak berjalan optimal, hal ini
praktikum, contoh rangkaian alat
disebabakan beberapa faktor. Hasil
untuk praktikum berwarna hitam
wawancara guru mengatakan bahwa
putih, dan gambar alat yang terdapat
tidak pernah melakukan kegiatan
dibuku panduan praktikum kurang
praktikum. Karena panduan
jelas.
praktikum yang terdapat pada buku paket tidak sesuai dengan alat dan
Berdasarkan penelaahan kualitas
bahan di laboratorium. Guru belum
buku kimia guru dan siswa kegiatan
praktikum belum menumbuhkan
praktikum kimia yang dikembangkan
sikap ilmiah siswa, menampilkan
berbasis inkuiri terbimbing karena
kemenarikkan, dan menjelaskan
memiliki beberapa langkah yang
langkah–langkah kerja yang
sesuai dengan kegiatan praktikum.
dilakukan untuk praktikum.
Inkuiri terbimbing menjadikan siswa
Hal ini menyebabkan buku paket
melakukan proses dan menemukan
sekolah belum dapat menjadikan
dalam kegiatan praktikum dengan
kegiatan praktikum berjalan dengan
bantuan guru sebagai fasilitator
optimal. Berdasarkan hasil analisis
(Sulistina, 2010: 7).
Standar Kompetensi (SK) dan
Mata pelajaran kimia SMA, perlu
Kompetensi Dasar (KD) mata
bimbingan guru agar pemahaman
pelajaran kimia kelas X semester 1
yang dimiliki siswa dapat tersusun
dapat dilihat bahwa rata-rata hasil uji
secara sistematis. Hal ini,
blok siswa belum mencapai Kriteria
menjadikan inkuiri terbimbing lebih
Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar
tepat untuk diterapkan dalam
70. Pada materi pokok ikatan kimia
pembelajaran. Sehingga, tujuan
dengan rata– rata 56,28 dengan
penelitian berdasarkan masalah yang
persentase 6,45% siswa yang
telah diuraikan, yaitu: (1)
mencapai KKM. Data ini diambil
mendeskripsikan kondisi dan potensi
dengan menggunakan Kurikulum
untuk mengembangkan panduan
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
praktikum, (2) mendeskripsikan
karena sekolah menerapakan
proses pengembangan panduan
kurikulum 2013 mulai tahun 2014.
praktikum kimia, (3) menghasilkan panduan praktikum kimia, (4)
Pemahaman untuk belajar mengenai materi ikatan kimia tidak hanya mempelajari teori, maka dibutuhkan kegiatan praktikum untuk menambah dan memperkuat pemahaman konsep yang dimiliki siswa. Panduan
menganalisis efektivitas penggunaan panduan praktikum kimia, (5) menganalisis efisiensi penggunaan panduan praktikum kimia, dan(6) menganalisis kemenarikan panduan praktikum kimia.
Belajar dapat dilakukan secara
Respon (R). Stimulus adalah
psikologis maupun fisiologis.
perubahan dari lingkungan eksternal
Aktivitas psikologis merupakan
yang menjadi tanda untuk
proses mental. Misalnya, berfikir,
mengaktifkan organisme untuk
memahami, menyimpulkan,
bekerja. Respon adalah sembarang
menyimak, dan sebagainya. Aktivitas
tingkah laku yang dimunculkan
yang bersifat fisiologis merupakan
karena adanya perangsang, supaya
proses penerapan atau praktik.
tercapai hubungan antara stimulus
Misalnya, melakukan eksperimen,
dan respon, perlu adanya
latihan, praktikum, membuat produk,
kemampuan untuk memilih respon
dan sebagainya (Rusman, 2012: 85).
yang tepat serta terlebih dahulu melalui percobaan (trial) dan
Gagne (1985: 13) menyatakan bahwa
kegagalan (error).
belajar merupakan suatu kegiatan yang kompleks, hasil belajar berupa
Berdasarkan pendapat tersebut,
kemampuan. Setelah belajar
disimpulkan bahwa belajar adalah
seseorang memiliki keterampilan,
suatu usaha yang dilakukan individu
pengetahuan, sikap, dan nilai.
dengan kondisi sadar untuk
Adanya kapabilitas dari stimulus
melakukan perubahan tingkah laku
yang berasal dari lingkungan dan
melalui latihan dan pengalaman yang
proses kognitif yang dilakukan oleh
mencakup aspek kognitif, afektif,
setiap individu. Sehingga proses
dan psikomotorik agar memperoleh
kognitif yang mengubah sifat
tujuan tertentu.
stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi menjadi
Menurut Vygotsky (1978: 33)
kapabilitas baru.
menyatakan bahwa proses pembelajaran terjadi apabila siswa
Thorndike dikutip Herpratiwi (2009:
bekerja atau belajar untuk
7-8), belajar merupakan peristiwa
mengerjakan tugas yang belum
terbentuknya asosiasi (koneksi)
dipelajari namun tugas itu masih
antara peristiwa stimulus (S) dan
berada dalam jangkauan kemampuan
atau berada dalam zone of proximal
analisis karakteristik siswa akan
development (zona pembangunan
memudahkan untuk memilih strategi,
proksimal), yaitu jarak antara tingkat
teknologi, media, dan bahan ajar
perkembangan aktual seperti yang
yang tepat untuk digunakan dalam
ditentukan oleh pemecahan masalah
pembelajaran yang efektif, efisien,
independen dan tingkat
dan menarik. Begitu juga langkah
perkembangan potensial yang
evaluasi dan revisi yang dapat
ditentukan melalui pemecahan
dimanfaatkan untuk menjamin
masalah di bawah bimbingan orang
kualitas dalam proses pembelajaran
dewasa atau bekerjasama dengan
yang diciptakan (Smaldino, Sharon
rekan-rekan yang lebih mampu
E., dkk 2012: 111-114).
Belajar akan memberikan
Efektivitas berkaitan dengan siswa
pengalaman siswa. Berkaitan dengan
mencapai tujuan pembelajaran yang
pengalaman belajar, Bruner (1966:
ditetapkan disekolah dengan
36) mengemukakan bahwa
pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman belajar siswa diperoleh
sikap yang diinginkan oleh para
dari proses pembelajaran yang
stakeholder (Januszewski dan
menjadi motivasi siswa untuk
Molenda, 2008: 57).
belajar. Sehingga, pengalaman belajar siswa dapat mengakibatkan
Efisiensi berkenaan dengan proses
perubahan tingkah laku dalam diri
pencapaian hasil belajar. Terdapat
siswa. Menurut Hamalik (2010: 30),
media yang dipandang sangat efektif
hasil belajar adalah ketika seseorang
untuk mencapai tujuan namun proses
telah belajar akan terjadi perubahan
pencapaiannya tidak efisien baik
tingkah laku pada orang tersebut.
dalam pengadaannya maupun di dalam penggunaannya, demikian
Model ASSURE diimplementasikan
sebaliknya ada media yang efisien
untuk mendesain aktivitas
dalam pengadaannya atau
pembelajaran baik yang bersifat
penggunaannya, namun tidak efektif
individual maupun klasikal. Langkah
dalam pencapaian hasilnya. Indikator
efisiensi meliputi penggunaan waktu,
memahami suatu konsep maupun
tenaga dan biaya yang dikeluarkan
memecahkan masalah, aktif untuk
untuk mencapai tujuan tersebut
merefleksikan atas pengetahuan yang
(Miarso, 2013: 517).
telah diperoleh, serta aktif untuk mengembangkan konsep yang telah
Daya tarik atau kemenarikan
dipahami (Lestari, 2009: 57-58).
merupakan kecenderungan siswa untuk tetap/terus belajar yang dapat terjadi karena bidang studi maupun kualitas pembelajarannya. Variabel
METODE PENELITIAN
yang dapat digunakan sebagai indikator daya tarik pembelajaran
Desain penelitian ini adalah
adalah penghargaan dan keinginan
penelitian dan pengembangan
lebih (lebih banyak atau lebih lama)
(Research and Development) dengan
yang diperlihatkan oleh siswa
menggunakan model prosedural dari
(Degeng, 2013: 200-201).
model Borg and Gall. Penelitian dilakukan di SMA Kemala
Sintaks pembelajaran inkuiri
Bhayangkari Kotabumi, SMA Negeri
terbimbing siswa diprogram agar
1 Kotabumi, dan SMA Negeri 4
selalu aktif secara mental ataupun
Kotabumi siswa kelas X semester
fisik. Proses pembelajaran sains
ganjil. Data dikumpulkan dengan
dengan menggunakan pendekatan
wawancara tidak tersturktur,
inkuiri terbimbing akan melibatkan
observasi, angket dan tes. Efektivitas
siswa untuk aktif sehingga belajar
menggunakan Paired Samples T-Test
menjadi lebih menyenangkan dan
untuk mengetahui perbedaan nilai
tidak membosankan.
pretes dengan nilai posttest. Selanjutnya dilakukan uji gain
Keaktifan siswa yang dimaksud
ternormalisasi untuk melihat tingkat
antara lain aktif dalam menganalisis
efektifitas. Sedangkan aspek afektif
data, aktif bekerja sama dalam tim
dihitung dengan uji Chi-Square dan
yang diatur sendiri oleh siswa untuk
aspek psikomotorik dengan uji
maksimal. Karakteristik umum
Mann-Whitney U test.
dalam penelitian ini, siswa memperlihatkan kurang tertarik dan
Pengukuran efisiensi yaitu
jenuh belajar di kelas dengan
membandingkan rasio waktu yang
penyampaian teori dan latihan. Siswa
disediakan (waktu yang diperlukan
pada umumnya memiliki gaya
berdasarkan volume kegiatan
belajar kinestetik, cendrung belajar
pembelajaran) dengan waktu yang
melalui aktivitas fisik dan
digunakan.
melibatkan diri langsung. Siswa suka
Daya tarik dapat dilihat dari aspek
menyentuh, merasakan, membongkar
kemenarikan dan kemudahan
sesuatu dan akan belajar maksimal
menggunakan panduan praktikum.
dalam suatu kondisi dimana banyak terlibat fisik dan gerakan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Proses pengembangan panduan praktikum divalidasi menggunakan
Desain pembelajaran dengan
ahli materi, ahli media, ahli desain
menganalisis siswa meliputi tiga
pembelajaran, dan ahli bahasa.
faktor kunci dari diri pemelajar
Langkah-langkah pengembangan
(Smaldino, Sharon E., dkk. 2012:
panduan praktikum mengacu pada
112) yaitu, 1) General
penelitian pengembangan Borg and
Characteristics (Karakteristik
Gall, desain pembelajaran diadaptasi
Umum), 2) Specific Entry
dari ASSURE. Pengembangan
Competencies (Kemampuan Dasar
panduan praktikum kimia terdiri dari,
Spesifik), dan 3) Learning Style
(1) analisis kurikulum yaitu
(Gaya Belajar). Tujuan dalam
menganalisis KI, KD, dan materi
menganalisa pemelajar adalah untuk
mana yang memerlukan panduan
mengetahui kebutuhan belajar siswa
praktikum; (2) merumuskan
yang penting sehingga siswa mampu
indikator dan tujuan pembelajaran;
mendapatkan tingkatan pengetahuan
(3) menyusun kebutuhan panduan
dalam pembelajaran secara
praktikum untuk mengetahui jumlah
panduan yang diperlukan; (4)
tahapan pembelajaran kurikulum
menentukan unsur-unsur panduan
2013;
praktikum; (5) mengumpulkan
4. Produk yang dikembangkan
materi; dan (6) menulis panduan
berupa panduan praktikum yang
praktikum kimia.
memiliki pemahaman
Panduan praktikum kimia bab ikatan
pengetahuan (faktual, konseptual,
kimia dengan sub bab ikatan ion dan
dan prosedural) berdasarkan rasa
ikatan kovalen, kepolaran senyawa,
ingin tahu tentang ilmu
dan bentuk molekul dengan merujuk
pengetahuan, teknologi, seni,
pada kurikulum 2013, di mana
budaya terkait fenomena dan
pelaksanaan pembelajaran harus
mencoba, mengolah, dan
melalui pendekatan scientific,
memberikan informasi dalam
menggunakan metode praktikum dan
ranah konkret (menggunakan,
model pembelajaran inkuiri
mengurai, merangkai,
terbimbing, sehingga siswa dapat
memodifikasi, dan membuat) dan
mengembangkan sikap ilmiah dan
ranah abstrak (menulis, membaca,
keterampilan masing-masing
menghitung, menggambar, dan
individu dan tetap dalam bimbingan
mengarang) sesuai dengan yang
guru.
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
Spesifikasi produk yang dihasilkan pada penelitian ini adalah berupa
pandang atau teori. 5. Materi ikatan kimia terdapat pada
panduan praktikum kelas X bab
KD 3.5. Membandingkan proses
ikatan kimia dengan spesifikasi
pembentukan ikatan ion, ikatan
sebagai berikut:
kovalen, ikatan kovalen
1. Judul: Panduan Praktikum Kimia
koordinasi dan ikatan logam serta
Materi Ikatan Kimia SMA/MA
interaksi antar partikel (atom, ion,
Kelas X;
molekul) materi dan hubungannya
2. Ukuran kertas A4;
dengan sifat fisik materi.
3. Panduan praktikum
3.6. Menganalisis kepolaran
dikembangkan mengacu pada
senyawa. 3.7. Menganalisis teori
jumlah pasangan elektron di
1. Perlengkapan keamanan di
sekitar inti atom (Teori Domain
laboratorium kimia,
Elektron) untuk menentukan
2. Sikap di laboratorium kimia
bentuk molekul. 4.5 Mengolah
3. Penanganan kecelakaan di
dan menganalisis perbandingan
laboratorium kimia.
proses pembentukan ikatan ion,
III. Simbol Bahan Kimia Berbahaya
ikatan kovalen, ikatan kovalen
IV. Peralatan di Laboratorium Kimia
koordinasi, dan ikatan logam serta
V. Petunjuk Penyusunan Laporan
interaksi antar partikel (atom, ion,
Praktikum
molekul) materi dan hubungannya
B. Bagian inti
dengan sifat fisik materi. 4.6. Merancang, melakukan, dan
(kegiatan praktikum) VI. Praktikum
menyimpulkan serta menyajikan
1. Ikatan ion dan ikatan kovalen
hasil percobaan kepolaran
2. Kepolaran senyawa
senyawa. 4.7 Meramalkan bentuk
3. Bentuk Molekul
molekul berdasarkan teori jumlah
Bagian ini langkah-langkah
pasangan elektron di sekitar inti
penulisan setiap judul percobaan
atom (Teori Domain Elektron).
terdiri dari:
6. Bagian-bagian panduan praktikum
I.
Tujuan
yang di kembangkan dari berbagai
II.
Pendahuluan
sumber, terdiri dari:
III. Alat dan bahan
A. Bagian awal (pengenalan) Halaman judul dalam panduan praktikum
IV. Prosedur kerja V.
Tabel Pengamatan dan Hasil Praktikum
Prakata
VI. Pembahasan
Daftar isi
VII. Kesimpulan
Kompetensi inti dan
C. Daftar Pustaka (bagian akhir)
kompetensi dasar I. Karakteristik panduan praktikum
Setelah divalidasi uji perorangan dan
II. Tata tertib di laboratorium kimia
uji kelompok kecil, hasil uji
yang terdiri dari:
lapangan efektivitas menggunakan
Paired Sample T-Test, sig(2-tailed)
lapangan efisiensi sebesar 1,12 (di
0,000 (di bawah 0,05), dengan hasil
atas 1) kategori efisiensi tinggi.
uji gain aspek kognitif gain sebesar
Setelah divalidasi uji perorangan dan
0,71 kategori efektif tinggi. Maka,
uji kelompok kecil, hasil uji
H0 ditolak, bahwa setelah
lapangan kualitas daya tarik panduan
menggunakan panduan praktikum
praktikum kimia dengan persentase
rata-rata nilai aspek kognitif siswa
81,33% kategori menarik.
lebih tinggi dari pada sebelum. Hasil rata-rata aspek psikomotorik menggunakan Mann-Whitney U-test, sig(2-tailed) 0,000 (di bawah 0,05). Maka H0 ditolak, bahwa setelah menggunakan panduan praktikum rata-rata nilai aspek psikomotorik siswa lebih tinggi dari pada sebelum. Setelah siswa melakukan praktikum, maka siswa diminta mengumpulkan laporan praktikum yang dibuat masing-masing individu. Rata-rata penilaian laporan praktikum dari 70 siswa sebesar 3,812 dengan kategori sangat baik. Aspek afektif menggunakan chisquare, sig(2-tailed) 0,018 (di bawah 0,05). Sehingga H0 ditolak, bahwa setelah menggunakan panduan praktikum rata-rata nilai aspek afektif siswa lebih tinggi dari pada sebelum. Setelah divalidasi uji perorangan dan uji kelompok kecil, hasil uji
KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan adalah: 1. kondisi panduan praktikum kimia belum mendukung kegiatan praktikum, dan karakteristik siswa sebagian besar memiliki gaya belajar kinestetik. 2. proses pengembangan panduan praktikum kimia melibatkan uji ahli materi, uji ahli media, uji ahli desain pembelajaran, dan uji ahli bahasa. 3. spesifikasi panduan praktikum kimia materi ikatan kimia SMA kelas X, terdiri dari bagian awal (pengenalan), bagian inti (kegiatan praktikum), dan bagian akhir (daftar pustaka). 4. panduan praktikum kimia efektif. Setelah menggunakan panduan praktikum kimia rata-rata nilai aspek kognitif, afektif , dan
psikomotorik siswa lebih tinggi
materi yang akan di
dari pada sebelum.
praktikumkan.
5. laporan praktikum kimia siswa kategori sangat baik. 6. panduan praktikum efisien
5. panduan praktikum kimia dapat dikembangkan dengan menggunakan materi kimia yang
digunakan dalam pembelajaran
lain dengan menyesuaikan teori
kimia.
yang telah dipelajari.
7. panduan praktikum kimia menarik bagi siswa untuk melakukan
DAFTAR PUSTAKA
kegiatan praktikum di laboratorium kimia.
Saran berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan adalah: 1. panduan praktikum kimia berbasis inkuiri terbimbing materi ikatan dapat menciptakan proses pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik. 2. panduan praktikum kimia berbasis inkuiri terbimbing, menjadikan
Bruner, J. S. 1966. Toward a Theory of Instruction. Cambridge: Havard University Press. Degeng, I Nyoman. 2013. Ilmu Pembelajaran: Klasifikasi Variabel Untuk Pengembangan Teori dan Penelitian. Bandung: Kalam Hidup. Gagne, R. 1985. The Conditions of Learning (4th ed.). New York: Holt, Rinehart & Winston. Hamalik, O. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
guru untuk mengarahkan dan membimbing siswa menjadi aktif. 3. laboratorium kimia sebaiknya dibuat jadwal, sehingga guru lebih sering melakukan kegiatan praktikum. 4. siswa sebelum melakukan praktikum harus memiliki pengetahuan awal mengenai
Herpratiwi. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Lampung: Penerbit Universitas Lampung. Januszewski dan Molenda. 2008. Educational Technologi A Definition with Commentary. USA:Taylor and Farcis Group, LLC. Lestari,T. 2009. Pembelajaran Kimia dengan Inkuiri Terbimbing melalui Metode Eksperimen dan Demonstrasi Ditinjau dari
Kemampuan Awal dan Sikap Ilmiah Siswa. Surakarta: Tesis Program Studi Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret. Miarso, Y. 2013. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Bandung: Rajawali Pers. Smaldino, Sharon E., dkk. 2012. Instructional Technology & Media for Learning – Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar: Edisi Kesembilan. Jakarta: KencanaPredana Media Group. Sulistina, O. 2010. Pengembangan Pembelajaran Kimia dengan Model Inkuiri Terbimbing. Buku tidak diterbitkan. Malang. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang.
Vygotsky L.S. 1978. Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes. Cambridge : Harvard University Press.