LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI KAMIS, 24 April 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha 1112016200028 KELOMPOK 4 1. Annisa Etika ...

122 downloads 1467 Views 49KB Size
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI KAMIS, 24 April 2014

DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha 1112016200028 KELOMPOK 4

1. Annisa Etika Arum 2. Aini Nadhokhotani Herpi 3. Rhendika Taufik Yudoseno PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

A. ABSTRAK Titrasi yang melibatkan iodium dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu titrasi langsung (iodimetri), dan titrasi tidak langsung (iodometri). Berbeda dengan titrasi iodimetri, titrasi iodometri/titrasi tidak langsung harus melalui beberapa tahap, yakni pembebasan iodium (ion iodida dari larutan kalium iodida sebagai agen pereduksi, mereduksi ion tembaga (II) dari larutan tembaga sulfat dan membebaskan iodium), tahapan selanjutnya seperti pada titrasi iodimetri (iodium yang telah dibebaskan berperan sebagai agen pengoksidasi, mengoksidasi natrium tiosulfat menjadi natrium tetrationat). Pada titrasi iodometri, larutan natrium tiosulfat distandardisasi terlebih dahulu. Pembakuan natrium tiosulfat ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi natrium tiosulfat. Konsentrasi natrium tiosulfat yang didapatkan dari pembakuan ini dapat digunakan untuk menghitung kadar iodium dalam larutan tembaga iodida. Konsentrasi natrium tiosulfat yang didapatkan, yakni 0,091463 M, sedangkan kadar ion iodida yang didapatkan, yakni 0,08985 gram

B. PENDAHULUAN Sistem redoks Iodin (triiodida)-iodida, I 3− + 2e − ↔ 3I −

mempunyai potensial standar sebesar +0,54 V. karena itu iodin adalah sebuah agen pengoksidasi yang jauh lebih lemah daripada kalium permanganat, senyawa serium (IV), dan kalium dikromat. Di lain pihak ion iodida adalah agen pereduksi yang termasuk kuat, lebih kuat, sebagai contoh, daripada ion Fe(II). Dalam proses-proses analitis, iodin dipergunakan sebagai sebuah agen pengoksidasi (iodimetri), dan ion iodida dipergunakan sebagai sebuah agen pereduksi (iodometri) (Underwood, dan Day, 2002, hlm. 296). Iodometri merupakan titrasi tidak langsung dan digunakan untuk menetapkan senyawasenyawa yang mempunyai potensial oksidasi yang lebih besar daripada iodium-iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat oksidator seperti CuSO4.5H2O. Pada iodometri, sampel yang bersifat oksidator direduksi dengan kalium iodida berlebihan dan akan menghasilkan iodium yang selanjutnya dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat (Ibnu, dan Abdul Rohman, 2012).

Proses-proses tak langsung Banyak agen pengoksidasi yang kuat dapat dianalisa dengan menambahkan kalium iodida berlebih dan menitrasi iodin yang dibebaskan. Karena banyak agen pengoksidasi membutuhkan suatu larutan asam untuk bereaksi dengan iodin, natrium tiosulfat biasanya dipergunakan sebagai titrannya. Beberapa tindakan pencegahan harus diambil dalam menangani larutan kalium iodida untuk menghindari kesalahan. Misalnya ion iodida dioksidasi oleh oksigen dari udara. Natrium Tiosulfat. Natrium tiosulfat umumnya dibeli sebagai pentahidrat, Na2S2O3.5H2O, dan larutan-larutannya distandardisasi terhadap sebuah standar primer. Iodin mengoksidasi tiosulfat menjadi ion tetrationat: I 2 + 2 S 2 O32− → 2 I − + S 4 O62−

Dalam larutan yang netral, atau sedikit alkalin, oksidasi menjadi tiosulfat tidak muncul, terutama jika iodin dipergunakan sebagai titran. Jika pH dari larutan diatas 9, tiosulfat teroksidasi secara parsial menjadi sulfat: 4 I 2 + S 2 O32 − + 5 H 2 O → SI − + 2 SO42− + 10 H +

Banyak agen pengoksidasi kuat, seperti garam permanganat, garam dikromat, dan garan serium (IV), mengoksidasi tiosulfat menjadi sulfat, namun reaksinya tidak kuantitatif (Underwood, dan Day, 2002).

C. MATERIAL DAN METODE Material

Alat

: gelas ukur, gelas beaker, erlenmeyer, batang pengaduk, buret, statif, klem, pipet tetes, mortar dan alu, neraca analitik

Bahan : larutan CuSO4, H2SO4 2 M, indikator amilum, larutan KI 0,1 M, KI 0,5120 gram, larutan Na2S2O3,

Metode Pembakuan Na2S2O3 1.

Tuang ke dalam gelas beaker 15 ml Kalium Iodida

2.

Tambahkan indikator amilum sampai terbentuk butir-butir (endapan biru)

3.

Titrasi menggunakan Na2S2O3 sampai butiran biru menghilang

langkah kerja titrasi iodometri 1. ke dalam larutan CuSO4 sebanyak 25 ml, tambahkan larutan H2SO4 2 M sebanyak 5 ml 2. kemudian tambahkan 0,5120 gram KI, kemudian tambahkan larutan KI 0,1 M sampai larutan menjadi kuning kecokelatan 3. tambahkan indikator amilum sampai terbentuk butiran biru 4. titrasi dengan natrium tiosulfat, Na2S2O3 sampai butiran biru menghilang

D. HASIL DAN DISKUSI Hasil pengamatan

Pembakuan Na2S2O3 Volume Titrasi Na2S2O3, (ml)

Ditambahkan amilum

Titrasi ke-

Titrasi dengan

Larutan menjadi keruh Larutan tidak berwarna

1

2

natrium tiosulfat

16,1

16,7

Massa kaca arloji

6,2299 gram

Massa KI

0,5120 gram

Rata-rata volume

16,4

Volume titrasi Na2S2O3 (CuSO4 + H2SO4 + KI + amilum)

25,5 ml

Perhitungan Diketahui: Miodin = 0,1 N • konsentrasi natrium tiosulfat (dari pembakuan natrium tiosulfat)

Viodin .M iodin = Vnatrium tiosulfat.Mnatrium tiosulfat 15 ml . 0,1 M = 16,4 ml . M natrium tiosulfat M natrium tiosulfat = 0,091463 M • kadar ion iodida dalam larutan tembaga iodida 1.

VCuSO4 .M CuSO4 = Vnatrium tiosulfat .M natrium tiosulfat 25.M CuSO 4 = 16,4(0,091463 )

M CuSO 4 =

16,4(0,091463 ) = 0,0599 M 25

2. M =

gram 1000 x Mm Vlaru tan

0,0599 =

gram 1000 x 60 25

gram = 0,08985 gram

Pembahasan Berbeda dengan titrasi iodimetri, titrasi iodometri/titrasi tidak langsung harus melalui beberapa tahap, yakni pembebasan iodium (ion iodida sebagai agen pereduksi, mereduksi tembaga sulfat sehingga membebaskan iodium), selanjutnya melalui tahapan seperti pada titrasi iodimetri (iodium yang dibebaskan berperan sebagai agen pengoksidasi, mengoksidasi natrium tiosulfat menjadi natrium tetrationat). Pembakuan natrium tiosulfat Pada titrasi iodometri, arutan tiosulfat harus distandardisasi oleh kalium iodida, KI, terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai larutan standar. Pada proses standardisasi ini, ion tiosulfat (sebagai agen pengoksidasi) mengoksidasi ion iodida pada larutan kalium iodida,

sehingga terjadi pembebasan iodium. Pembakuan natrium tiosulfat ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi natrium tiosulfat. Konsentrasi natrium tiosulfat yang didapatkan dari pembakuan ini dapat digunakan untuk menghitung kadar iodium dalam larutan tembaga iodida. Pada titrasi iodometri ini, ke dalam Erlenmeyer dimasukkan larutan tembaga sulfat dan kalium iodida serbuk serta larutan kalium iodida. Larutan kalium iodida mengandung ion iodida yang berperan sebagai agen pereduksi, mereduksi ion tembaga (II) menjadi tembaga (I), sedangkan ion tembaga (II) berperan sebagai agen pengoksidasi, mengoksidasi ion iodida, menjadi iodium, I2. 2

+ 4

→ 2

( )

+

Reaksi ini harus berlangsung dalam suasana asam, oleh sebab itu pada titrasi ini ditambahkan asam sulfat encer 2M. Hal ini karena, reaksi akan berlangsung cepat apabila dalam suasana asam dan tidak terjadi hidrolisis dari ion tembaga (II). Penambahan indikator amilum bertujuan agar perubahan warna endapan biru (hasil reaksi ion tembaga (II) dengan ion iodida) terlihat jelas. Tembaga iodida dan iodium hasil reaksi tersebut kemudian dititrasi dengan natrium tiosulfat, sehingga kompleks tembaga (II) yang terbentuk terurai menjadi ion tembaga (II) berlebih. Ion tembaga (II) berlebih akan bereaksi dengan ion iodida sehingga dapat lebih banyak membebaskan iodium dari reaksi tersebut dan terjadinya perubahan warna dari larutan kuning kecokelatan (endapan biru) menjadi larutan tidak berwarna dengan hilangnya endapan (menunjukkan hilangnya iodium akibat teroksidasi menjadi ion iodida). I 2 + 2 S 2 O32− → 2 I − + S 4 O62−

E. KESIMPULAN Berdasarkan percobaan titrasi iodimetri titrasi langsung dapat disimpulkan bahwa: 1. Metode iodometrik berlangsung pada pH asam sehingga reaksi berlangsung cepat 2. Titik ekuivalen ditandai dengan larutan tidak berwarna (teroksidasinya iodium menjadi ion iodida) 3. Titrasi iodometri/tidak langsung harus melalui tahap pembebasan iodium, kemudian iodium yang telah dibebaskan mengoksidasi natrium tiosulfat menjadi natrium tetrationat

4. Konsentrasi natrium tiosulfat dari perhitungan, yakni 0,0915 M 5. Kadar ion iodida dalam tembaga iodida, yakni …..

F. REFERENSI Gandjar Ibnu Gholib dan Abdul Rohman. 2012.Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Underwood, A. L. dan Jr. R. A. Day. 2002 Analisa Kimia Kuantitatif edisi keenam. Jakarta: Erlangga. hlm. 296,