PENGENDALIAN HAMA WERENG COKELAT (NILAPARVATA LUGENS

Download Minyak serai wangi dan minyak daun cengkeh dapat digunakan untuk mengendalikan serangga, termasuk hama wereng cokelat. Nilaparvata lugens...

0 downloads 411 Views 284KB Size
PENGENDALIAN HAMA WERENG COKELAT (Nilaparvata lugens) YANG MENYERANG TANAMAN PADI (Oryza sativa) DENGAN MINYAK SERAI WANGI DAN MINYAK DAUN CENGKEH Raden Dalilah Hashifah1, Moerfi‟ah2, Rodiah Balfas3 Program Studi Biologi, FMIPA Universitas Pakuan, Bogor 3. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITTRO)

1.2.

ABSTRAK Minyak serai wangi dan minyak daun cengkeh dapat digunakan untuk mengendalikan serangga, termasuk hama wereng cokelat. Nilaparvata lugens merupakan salah satu hama tanaman padi yang paling berbahaya dan sulit dibasmi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari campuran minyak serai wangi dan minyak daun cengkeh terhadap kematian dari nimfa N. lugens dan pengaruh kedua minyak ini dalam menghambat peletakan telur oleh N. lugens. Penelitian ini dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITTRO). Perlakuan terbuat dari campuran minyak dengan tiga perbandingan (serai wangi-cengkeh 1:1, 1:2 dan 1:4) dengan konsentrasi sebesar 0,5%. Nimfa N. lugens disemprot dengan larutan tersebut kemudian diamati jumlah nimfa yang mati. Lalu tanaman padi disemprot untuk mengganggu proses peneluran imago betina N.lugens. Hasil penelitian menunjukan bahwa mortalitas nimfa tertinggi terdapat pada perlakuan campuran minyak serai wangi dan minyak daun cengkeh perbandingan 1:1 yang membunuh nimfa N. lugens dengan presentase kematian sebesar 30%. Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa minyak serai wangi dan minyak daun cengkeh baik secara campuran maupun individual dapat menghambat peletakan telur imago N. lugens betina. Kata Kunci: Minyak serai wangi, minyak daun cengkeh, padi dan wereng batang cokelat.

PENDAHULUAN Di Indonesia padi merupakan bahan makanan pokok utama, hampir seluruh masyarakat di Indonesia dari kalangan manapun mengkonsumsi nasi yang merupakan hasil dari tanaman padi (Zohary, 2000). Wereng cokelat (Nilaparvata lugens) adalah salah satu hama utama tanaman padi di Indonesia. Berdasarkan catatan yang ada wereng cokelat diketahui sudah menyerang tanaman padi sejak tahun

1931 pada lahan sawah di daerah Dramaga Bogor (Baehaki, 2012). Oleh karena itu, untuk menjaga kestabilan produksi padi di Indonesia maka perlu dilakukan pengendalian hama wereng cokelat yang menyerang tanaman padi. Pengendalian hama wereng cokelat dapat dilakukan dengan menggunakan minyak atsiri. Minyak atsiri atau yang disebut juga dengan „essential oils‟ adalah salah satu bahan alam dari jenis tumbuhan yang

berasal dari daun, bunga, kayu, bijibijian bahkan putik bunga (Gunawan, 2009). Salah satu contoh minyak atsiri sangat menjanjikan yaitu minyak serai wangi dan minyak daun cengkeh sebagai insektisida nabati. Serai wangi (Cymbopogon nardus. L) merupakan salah satu jenis tanaman minyak atsiri, yang tergolong sudah berkembang. Dari hasil penyulingan daunnya diperoleh minyak serai wangi yang dalam dunia perdagangan dikenal dengan nama Citronella Oil. Minyak serai wangi Indonesia dipasaran dunia terkenal dengan nama “Citronella Oil of Java” (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2006). Minyak yang diperoleh dari daun cengkeh disebut minyak cengkeh (Clove Leaf Oil) dengan cara destilasi uap dari daun cengkeh yang sudah tua atau yang telah gugur. Kadar minyak cengkeh tergantung kepada jenis, umur dan tempat tumbuh tanaman cengkeh yaitu sekitar 5-6 %. Komponen utama minyak cengkeh adalah eugenol yaitu sekitar 70-90 % dan merupakan cairan tak berwarna atau kuning pucat, bila kena cahaya matahari berubah menjadi cokelat hitam yang berbau spesifik (Kardinan, 2002). Kedua minyak atsiri ini memiliki potensi sebagai insektisida alami, Minyak serai wangi memiliki khasiat mengusir nyamuk dengan aromanya (Paimin, 2002), menurut Fardaniyah (2007) minyak serai wangi dengan konsentrasi 2,5% efisien menekan jumlah lalat yang hinggap pada media ikan mas sehingga menekan jumlah larva lalat yang hidup di ikan mas dan menurut Setiawati dkk

(2011) percobaan di laboratorium menunjukan dengan konsentrasi 0,4% minyak serai wangi dapat mengurangi peletakan telur Helicoverpa armigera sebesar 5566%. Minyak daun cengkeh dapat menyebabkan kematian Planococcus minor hingga 90% (Balfas, 2008) dan menurut Karwo dan Haryono (2012) eugenol dalam minyak cengkeh telah lama dikenal sebagai insektisida, baik digunakan secara tunggal atau dikombinasikan. Oleh karena itu perlu adanya penelitian yang mencampur kedua minyak tersebut untuk mengetahui potensi minyak serai wangi dan minyak daun cengkeh dalam mengusir dan membunuh serangga, khususnya hama wereng cokelat yang menyerang tanaman padi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari campuran minyak serai wangi dan minyak daun cengkeh terhadap kematian dari nimfa N. lugens dan pengaruh kedua minyak ini dalam menghambat peletakan telur oleh N. lugens. METODE KERJA Penelitian dilakukan di rumah kaca Kelompok Peneliti Hama dan Penyakit Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat sejak Februari sampai dengan Mei 2016 Persiapan Serangga Hama wereng cokelat yang didapat dari lapangan dikembangbiakan di rumah kaca dengan cara mengumpulkannya pada tanaman padi, lalu dibiarkan hingga bertelur dan menetas. Hama wereng coklat hasil rearing ini digunakan

untuk aplikasi penelitian dengan kebutuhan.

sesuai

Persiapan Tanaman Benih padi varietas Ciherang disemai selama satu minggu, kemudian tanaman padi yang sudah tumbuh dipindahkan ke ember masing-masing tiga tanaman padi. Tanaman padi dirawat sampai berumur 40 hari agar siap digunakan untuk aplikasi. Pembuatan Larutan Stock Larutan stock campuran minyak serai wangi dan minyak daun cengkeh dibuat dengan volume 20ml. Perbandingan campuran kedua minyak serai wangi dan minyak daun cengkeh (SW:C) yaitu 1:1. 1:2 dan 1:4 lalu minyak serai wangi secara tunggal dan minyak daun cengkeh secara tungal. Untuk perlakuan larutan stock ini diencerkan dengan konsentrasi 0,5%. Aplikasi Metode penelitian dilakukan dengan dua tujuan yaitu, untuk mengetahui presentase kematian nimfa hama wereng coklat dan untuk mengetahui potensi kedua minyak ini dalam menghambat peneluran hama wereng coklat. Metode pertama dilakukan dengan cara menyemprot nimfa wereng coklat yang hinggap tanaman padi untuk mengetahui pengaruh kedua minyak terhadap kematian

nimfa wereng cokelat. Masingmasing perlakuan pada metode ini diulangi sebanyak lima kali dengan menggunakan lima tanaman padi dan 10 ekor nimfa wereng pada setiap tanaman. Pengamatan kematian nimfa wereng cokelat dilakukan sampai hari ke tiga. Metode kedua dilakukan dengan cara menyemprot tanaman padi yang merupakan media peletakan telur dari imago wereng cokelat selama tiga hari berturu-turut dengan tanaman padi yang berbeda. Masingmasing perlakuan pada metode ini juga diulangi sebanyak lima kali menggunakan 15 tanaman padi dan 3 ekor imago betina wereng coklat pada setiap perlakuan. Rancangan yang di-gunakan adalah rancangan acak lengkap. Analisa data dilakukan dengan analisa sidik ragam dan uji beda nyata dengan uji Duncan pada taraf 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Aplikasi Pengaruh Kematian Nimfa Nilaparvata lugens Aplikasi pada nimfa N. lugens ini dilakukan untuk melihat potensi dari minyak serai wangi dan minyak daun cengkeh baik secara individual dan campuran yang dapat mengakibatkan kematian pada nimfa N. lugens setelah hama tersebut disemprot dengan campuran kedua minyak atsiri tersebut dalam konsentrasi 0,5%.

Presentase Kematian 35%

Kematian

30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% K

Sw:C (1:1)

Sw:C (1:2)

Sw:C (1:4)

SW

C

Perlakuan

Histogram Presentase Kematian N. lugens Selama 4 hari Berdasarkan histogram di atas, masing-masing dari perlakuan mengakibatkan kematian pada nimfa N. lugens sedangkan pada kontrol tidak terjadi kematian pada nimfa. Presentase kematian nimfa N. lugens tertinggi ada di perlakuan (Sw:C = 1:1) yang menunjukan kematian sebesar 30%. Untuk minyak serai wangi menyebabkan kematian pada nimfa sebesar 20% dan minyak daun cengkeh hanya sebesar 10%. Berdasarkan analisis sidik ragam, hasil analisis antar perlakuan tidak menunjukan hasil yang signifikan terhadap kontrol. Dengan kata lain minyak serai wangi dan minyak daun cengkeh pada konsentrasi 0,5% secara individual maupun campuran memberikan pengaruh yang sama terhadap kematian nimfa wewng coklat. Kematian hama N. lugens meskipun tidak tinggi terjadi karena kandungan senyawa aktif pada minyak atsiri serai wangi dan cengkeh. Menurut Rachmawati (2009) senyawa aktif sitronella 35%

pada minyak serai wangi dapat melumpuhkan dan membunuh serangga dengan cara memblokir saraf sensoris dan menurut Karwo dan Haryono (2014) eugenol dalam minyak cengkeh efektif sebagai insektisida. Kematian N. lugens yang diakibatkan oleh campuran kedua minyak ini tergolong rendah sehingga perlu ditingkatkan lagi konsentrasinya agar mendapatkan kematian yang tinggi. Kematian nimfa N. lugens yang cenderung kecil ini sesuai dengan pernyataan Baehaki (2012) yang mengatakan bahwa hama wereng mampu bertahan dari insektisida yang dianggap ampuh. Hasil Aplikasi Pengaruh Penghambatan Peletakan Telur N. lugens Aplikasi pada imago betina N. lugens yang siap meletakan telur ini dilakukan untuk mengetahui apakah campuran minyak serai wangi dan minyak daun cengkeh dapat menekan jumlah populasi telur dari N. lugens

setelah tanaman padi yang menjadi media peletakan telurnya disemprot oleh campuran kedua minyak atsiri ini dengan konsentrasi 0,5%. Dari hasil aplikasi ini diperoleh data bahwa larutan tunggal minyak

cengkeh berpengaruh sangat nyata saat dilakukan uji Duncan pada taraf kenyataan 5% dalam menghambat peletakan telur oleh imago betina N. lugens

Tabel Rata-rata Jumlah Telur yang Diletakan Imago Betina N. lugens. Hari KeRata-rata Perlakuan Jumlah telur /hari 1 2 3 K 83,4a 66,4a 55,6a 68,5a SW:C (1:1) 39,4bc 34,8b 34,4bc 36,2bc SW:C (1:2) 53,6bc 44,6b 37,2bc 45,1bc SW:C (1:4) 39,2bc 36,4b 32,8bc 36,1bc bc bc bc SW 37,0 27,0 23,2 29,0bc C 34,4c 24,6c 22,2c 27,0c Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan adanya pengaruh beda nyata pada taraf 5%.

90 80

Jumlah Telur

70

K

60

Sw:C = 1:1

50

Sw:C (1:2)

40

Sw:C (1:4)

30

SW

20

C

10 0 Hari 1 ke-1

Hari2 ke-2

Hari3ke-3

Hari Setelah

Kurva Rata-rata Jumlah Telur N. lugens selama 3 hari Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa semua perlakuan dari masing-masing konsentrasi dapat menekan jumlah telur dari N. lugens. Hasil aplikasi pada N. lugens betina yang siap meletakan telur ini menunjukan bahwa dari semua perlakuan yaitu Sw:C (1:1, 1:2 dan 1:4), Sw dan C memiliki potensi

yang baik dalam menekan jumlah populasi telur yang diletakan pada tanaman padi oleh betina N. lugens. Dari data di atas dapat diketahui bahwa minyak cengkeh merupakan perlakuan yang paling tinggi menekan jumlah populasi telur N. lugens dan memberikan pengaruh

yang berbeda sangat nyata dari kontrol. Minyak serai wangi dan minyak daun cengkeh memiliki potensi dalam menekan jumlah populasi telur wereng yang sangat baik, akan tetapi bila kedua minyak ini dicampurkan, jumlah telur dari N. lugens tidak mengalami penurunan yang signifikan. Dari keseluruan data pengamatan setiap harinya maupun total keseluruhan, pengaruh minyak serai wangi dan minyak daun cengkeh termasuk efektif dalam menekan jumlah telur dari hama wereng cokelat karena menurut pernyataan Nurbaeti, dkk (2010) bahwa jumlah telur wereng yang diletakkan serangga dewasa dalam satu kelompok antara 3-21 butir. Seekor wereng betina dalam hidupnya menghasilkan telur antara 170-402 butir selama masa bertelur 3-4 hari. Untuk minyak daun cengkeh pengaruhnya sangat tinggi dalam menekan jumlah telur wereng cokelat hal ini sejalan dengan pendapat Wiratno et al. (2007) yang mengatakan minyak cengkeh dapat mengendalikan serangga secara repelen. Aroma dari minyak cengkeh mengganggu imago betina N. lugens untuk hinggap di tamanan padi yang sudah disemprot sehingga proses peneluran hama wereng cokelat terganggu dan telur yang diletakan oleh betina hama wereng cokelat berkurang dari seharusnya. Minyak serai wangi juga mengganggu proses peneluran hama wereng cokelat dengan aromanya yang khas (Rachmawati, 2009) sehingga menghindarkan hama wereng cokelat untuk hinggap pada batang padi yang mengakibatkan menurunkan jumlah

telur yang diinfestasikan pada pelepah pertama batang tanaman padi. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa campuran minyak atsiri serai wangi dan daun cengkeh pada konsentrasi 0,5% yang paling tinggi membunuh nimfa N. lugens yaitu campuran dengan perbandingan 1:1 dengan presentase kematian sebesar 30%. Minyak atsiri serai wangi dan daun cengkeh baik secara tunggal dan campuran belum dapat mematikan (mengendalikan) seluruh nimfa N. lugens. Minyak atsiri serai wangi dan daun cengkeh pada konsentrasi 0,5% baik secara tunggal dan campuran dapat menekan jumlah telur yang diletakan oleh imago betina N. lugens. Minyak daun cengkeh adalah larutan yang paling berpengaruh dalam menekan jumlah telur N. lugens. SARAN Penulis menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut tentang perbandingan campuran minyak yang sesuai dalam mengendalikan hama wereng cokelat (Nilaparvata lugens).

UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan banyak terimakasih Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat yang memfasilitasi penulis selama melakukan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA Baehaki, S.E. 2012. Perkembangan Biotipe Hama Wereng Cokelat Pada Tanaman Padi. Iptek Tanaman Pangan Vol. 7 NO. 1 2012. Subang. Balfas, R. 2008. Potensi Minyak Daun Cengkeh Sebagai Pengendali Planococcus Minor (Mask.) (Pseudococcidae; Homoptera) Pada Tanaman Lada. Bul. Littro. Vol. XIX No. 1, 2008, 78 – 85 Direktorat Jendral Perkebunan , 2006. Statistik Perkebunan Indonesia 2004 -2005. Serai wangi. Departemen Pertanian. Jakarta. Fardaniyah F. 2007. Pengaruh Pemberian Minyak Serai Wangi (Cymbopogon nardus [L] Rendle) Terhadap Infestasi Lalat Hijau (Chrysomya megacephala. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. Gunawan, W. 2009. Kualitas Dan Nilai Minyak Atsiri, Implikasi Pada Pengembangan Turunannya. Artikel dari Ketua Umum Dewan Atsiri Indonesia www.atsiriindonesia.com. Diakses tanggal 20 desember 2015. Kardinan, A. 2002. Pestisida Nabati: Ramuan dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta. Karwo, F dan H, Semangun. 2014. Cengkeh: Sejarah, Budaya dan Industri. PT Indeso Aroma. Salatiga

Nurbaeti, B. A, Diratmaja dan S, Putra. 2010. Hama Wereng Cokelat (Nilaparvata lugens Stal) dan Pengendaliannya. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat. Lembang Paimin, F.R. dan I. Yunianti, 2002. Pasar ekspor tunggu serai wangi. Majalah Trubus No. 394. PT. Trubus Swadaya. Jakarta : 67 – 68. Priono, D.D. 2008. Insektisida Nabati: Prinsip, Pemanfaatan dan Pengembangan. Departemen Proteksi Tanaman. IPB. Bogor Rachmawati, A. Y. 2009. Pengaruh Perlakuan Matriconditioning Plus Bakterisida Sintetis Atau Nabati Untuk Mengendalikan Hawar Daun Bakteri (Xanthomonas Oryzae Pv. Oryzae) Terbawa Benih Serta Meningkatkan Viabilitas Dan Vigor Benih Padi (Oryza Sativa L.) Bogor. IPB Setiawati, W. R, Murtiningsih dan A, Hasyim. 2011. Laboratory and Field Evaluation of Essential Oils From Cymbopongon nardus as Ovipsition Deterent and Ovicidal Activites Againts Helicoverpa armigera on Chilli Peper. Indonesian Journal of Argicultural Science. 12- (1) Hal 9-16 Widiarta, I. N., Kusdiaman dan Dede. 2007. Penggunaan Jamur Entomopatogen Metarizhiu

m anisopliae dan Beauveria bassiana untuk Mengendalikan Populasi Wereng Hijau. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan Vol. 26 NO. 1. Zohary D., and M, Hopf. 2000. Domestication of plants in the old world. Oxford University Press, Oxford.