PERANAN GIZI DALAM MEMANFAATKAN BONUS DEMOGRAFI Prof. dr. Fasli Jalal, PhD, SpGK (Plt. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional)
Disampaikan pada Kongres PERSAGI XV Yogyakarta, 25 November 2014 1
I. Ada apa dengan Penduduk Dunia ?
2
3
Penduduk Bumi akan terus bertambah - Berapa pertambahan tergantung pada komitmen kita
4
Jumlah Penduduk Terbesar Pada Tahun 2050 PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA 2050 SUMBER: UN, INED
Lihatlah…. Ulah manusia
Tahun 2050 309 - 330 juta (UN, INED)
Tahun 2025 270 juta (BPS 2008)
1,69 M 1,31 M 433 Jt
Tahun 2010 237 juta
423 Jt 312 Jt
309 - 330 Juta jiwa
Diprediksi, jumlah penduduk Indonesia akan terus naik. Penduduk Indonesia sampai 2050 adalah 309 – 330 juta, masih menjadi negara ke 6 dengan penduduk terbesar dunia
Kerusakan Lingkungan Kelangkaan Sumber Daya Kerawanan pangan
309 Jt
Kemiskinan Konflik Sosial5
II. Bagaimana dengan Penduduk Indonesia?
6
7
Perkembangan Jumlah Penduduk Indonesia (Juta) 330 jt
JUTA JIWA 300 275
KELAHIRAN TERCEGAH HAMPIR 100 JUTA
343,96 jt
285 jt 305,6 jt
Bila LPP 1,49%
250 225 200
KELAHIRAN TERCEGAH 80 JUTA
205 JT
Bila LPP 0,62%
237.6 JT
175 150
119,2 jt
125
97,1 jt
100 75 50
40.2 jt
25 0
1900
Proyeksi Widjoyo Nitisastro
1961
1971
2000
2010
2035
TAHUN
Hasil Proyeksi (1) Penduduk (juta jiwa) dan laju pertumbuhan penduduk (persen per tahun): Indonesia 1971 – 2035 Bila LPP tetap 1,49 (seperti SP 2010) maka jumlah penduduk menjadi
343,96 jt
1,45 1,44
Catatan, bahwa berdasarkan buku proyeksi penduduk tahun 20102035 dimana jumlah penduduk diproyeksikan menurut kondisi tengah tahun pengamatan, maka LPP 2000-2010 diperkirakan berada9
Proyeksi penduduk menurut provinsi: Indonesia, 2010 – 2035 (Dalam Ribuan)
Provinsi yg terbesar jumlah penduduknya: 1. Jabar 2. Jatim 3. Jateng 4. Sumut 5. Banten 6. DKI Jakarta
Sumber. Bappenas, dkk, 2014, Proyeksi Penduduk 2010-2035.
Angka Laju Pertumbuhan Penduduk menurut provinsi: Indonesia 2010 – 2035 (%)
Sumber. Bappenas, dkk, 2014, Proyeksi Penduduk 2010-2035.
KONDISI DAN PERKEMBANGAN STRUKTUR PENDUDUK PIRAMIDA PENDUDUK SP 1961, 1971, 1980, 1990, 2000, 2010 1961 1961
10
8
6 Jutaan
4
2
75+
70-74
70-74
70-74
65-69
65-69
65-69
60-64
60-64
10
8
50-54
50-54
45-49
45-49
45-49
40-44
40-44
40-44
35-39
35-39
35-39
30-34
30-34
30-34
25-29
25-29
25-29
20-24
20-24
20-24
15-19
15-19
15-19
10-14
10-14
10-14
5-9
5-9
5-9
0-4
0-4 0
2
4
6
8
10
12
12
10
8
Jutaan
6 Jutaan
4
2
4
2
0
2
4
6
8
10
12
12
10
Jutaan
8
6 Jutaan
4
2
0
0
75+
70-74
70-74
70-74
65-69
65-69
60-64
60-64 55-59
50-54
45-49
45-49
40-44
40-44
40-44
35-39
35-39
35-39
30-34
30-34
30-34
25-29
25-29
25-29
20-24
20-24
20-24
15-19
15-19
15-19
10-14
10-14
10-14
5-9
5-9
5-9
0-4
0-4 0
Jutaan
Sumber. BPS, Sensus
2
4
6 Jutaan
8
10
12
6 Jutaan
4
2
0
10
12
Perempuan
55-59
Perempuan
45-49
8
8
60-64
50-54
10
6
65-69
Laki-laki
50-54
12
4
2010 2010
75+
Laki-laki
2
Jutaan
2000 2000
Perempuan
Perempuan
0-4 0
0
75+
55-59
6
55-59
Laki-laki
Perempuan
50-54
1990 1990
12
60-64
55-59
Laki-laki
Perempuan
0
Laki-laki
1980 1980
75+
55-59
Laki-laki
12
1971 1971
75+
0-4 0
2
4 6 Jutaan
8
10
12
12
10
8
6 Jutaan
4
2
0
0
2
4
6 Jutaan
8
10
12
Struktur Umur Proyeksi Penduduk Indonesia, 2010-2035 2010
2025
2015
2030
Sumber. Bappenas, dkk, 2013, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035.
2020
2035
Penduduk Indonesia: 2010-2035 Umur (tahun) 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75+ Total
2010 23,454.40 22,518.00 22,165.60 21,558.10 20,939.40 20,589.90 19,987.20 18,514.10 16,564.30 14,165.30 11,479.50 8,546.30 6,156.70 4,651.20 3,375.50 3,853.30 238,518.80
2020 23,475.80 23,955.60 23,278.60 22,396.20 21,989.00 21,324.40 20,677.50 20,285.00 19,595.40 17,982.60 15,830.30 13,188.30 10,248.60 7,130.00 4,588.50 5,120.60 271,066.40
2035 21,279.80 21,844.50 22,581.30 23,274.00 23,739.80 22,990.80 22,047.40 21,582.90 20,824.60 19,986.20 19,253.60 18,048.80 15,782.40 12,859.30 9,424.30 10,132.70 305,652.40
III. Apa itu Bonus Demografi ? 15
Pengertian Bonus Demografi (demographic dividend)
Keuntungan ekonomis yang disebabkan oleh menurunnya Rasio Ketergantungan sebagai hasil penurunan fertilitas jangka panjang (Wongboonsin, dkk. 2003).
Bonus Demografi terjadi karena penurunan kelahiran yang dalam jangka panjang menurunkan proporsi penduduk muda sehingga investasi untuk pemenuhan kebutuhannya berkurang dan sumber daya dapat dialihkan kegunaannya untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan keluarga (John Ross, 2004).
16
Tantangan Bonus Demografi (Demographic Dividend)
• Berdasarkan proyeksi 2010-2035, bonus demografi sudah dimulai sejak tahun 2012 dan titik terendah rasio ketergantungan terjadi pada tahun 2028-2031. • Potensi bonus demografi meningkatnya jumlah angkatan kerja usia produktif, meningkatnya tabungan masyarakat sebagai sumber pertumbuhan ekonomi. • Setiap provinsi memiliki momentum bonus demografi yang berbeda karena rasio ketergantungannya berbeda-beda. 17
Sumber: Bappenas, dkk, 2013, Proyeksi Penduduk 2010-2035.
Rasio ketergantungan dan Bonus Demografi 1971
2000
2010
2020-2030 Windows of Opportunity
>2045
86
54
51
44
>50
Anak dan lansia per 100 usia produktif
Anak dan lansia per 100 usia produktif
Anak dan lansia per 100 usia produktif
Anak dan lansia per 100 usia produktif
Naik terus karena naiknya proporsi lansia
Berdasarkan proyeksi SP2010 Window of Opp menyempit dan Angka ketergantungan tidak lagi serendah yang diharapkan Source : Prof. Sri Moertiningsih Adioetomo SE MA PhD Head of Masters Program on Population and Labor University of Indonesia; 2011
2028-2031
>2045
47
>50
Anak dan lansia per 100 usia produktif
Naik terus karena naiknya proporsi lansia.
18
Rasio ketergantungan menurut provinsi: Indonesia 2010-2035 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.
Provinsi Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara
2010
2015
2020
2025
2030
2035
55,7 58,8 60,0 55,3 51,5 52,0 52,4 51,9 49,5 45,9 36,9 50,9 50,2 45,7 46,2 48,5 48,0 55,5 73,0 54,6 51,0 48,5 49,1 50,1 57,9 57,0 63,4 55,3 66,7 66,9 62,5
51,6 53,5 53,7 51,1 48,0 48,6 47,7 47,2 46,9 50,0 38,4 46,9 46,5 44,0 43,5 44,3 44,5 51,9 66,3 50,0 46,5 45,3 46,6 48,7 53,2 52,2 58,1 49,6 58,9 60,7 57,2
49,5 50,5 51,0 47,4 45,1 46,0 44,6 45,2 44,4 49,6 39,8 44,5 45,4 44,6 43,0 41,9 41,4 49,1 60,3 45,8 41,9 41,7 43,9 48,6 47,6 48,5 53,2 45,2 51,9 55,4 52,2
46,8 48,2 49,7 44,1 42,5 43,8 42,4 43,1 41,4 44,3 39,1 43,3 45,3 44,9 43,9 40,3 39,3 46,6 57,2 44,2 38,9 39,7 41,2 50,0 45,1 46,9 50,1 43,4 48,6 52,0 48,3
46,0 49,2 50,6 43,9 42,3 43,7 42,1 43,6 40,8 38,9 38,2 44,6 48,3 46,5 46,9 39,9 40,9 45,6 59,1 45,1 38,6 40,4 41,4 51,0 45,9 47,5 49,7 45,0 49,2 52,4 48,3
45,9 50,7 51,6 45,2 43,1 44,7 43,0 45,3 41,1 38,0 38,6 46,7 51,7 48,2 49,9 40,8 44,4 45,8 60,8 46,5 39,5 42,3 43,3 53,2 48,0 49,1 50,8 47,0 50,6 53,1 49,2
Prov dengan periode Bonus Demografi panjang: Kepri, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jatim, Banten, Bali
Prov Sumbar dan Sultra akan mendapatkan Bonus Demografi dalam waktu amat pendek Prov yg tidak akan mendapatkan Bonus Demografi: NTT, Maluku Sumber. Bappenas, dkk, 19 2013, Proyeksi Penduduk 2010-2035
Transisi Demografi akan menciptakan Windows of Opportunity pada 2020-2030 Tren Jumlah Anak-Anak, Usia Kerja dan Manula, Indonesia, 1950-2050 250
Populasi dalam Juta
200
Usia Kerja 150
100
Anak-anak 0-14
50
Manula 65+
0
Tahun
20
Sumber : Prof. Sri Moertiningsih Adioetomo SE MA PhD Head of Masters Program on Population and Labor University of Indonesia; 2011
SITUASI KELOMPOK PENDUDUK USIA ANGKATAN KERJA DI JEPANG DAN ITALY, 2012
• TERJADI PENURUNAN JUMLAH PENDUDUK USIA ANGKATAN KERJA SECARA KONSISTEN • KEKURANGAN TENAGA KERJA USIA MUDA • KEBIJAKAN IMIGRASI BAGI PENDATANG Source: UN Population Division - 2010 Revision WPP
21
SITUASI KELOMPOK PENDUDUK USIA ANGKATAN KERJA DI INDONESIA
• JUSTRU MENGALAMI PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK USIA ANGKATAN KERJA DI INDONESIA, SAMPAI TAHUN 2035 • HARUS DIPASTIKAN TERSERAP DALAM PASAR KERJA • HARUS BERKUALITAS & SESUAI DENGAN SKILL YG DIKUASAI TENAGA KERJA Source: UN Population Division - 2010 Revision WPP
22
Tabel 1. Ranking Ipm Beberapa Negara Tahun 2012
Negara
Ranking IPM
Jepang
10
5
87.9
Korea Sel.
12
16
79.3
Singapura
18
3
83.8
Malaysia
64
29
74.0
Sri Langka
97
60
75.9
Thailand
103
48
73.9
Indonesia
121
359
71.6
Angka Kematian ibu
Usia Harapan Hidup
23
ISU-ISU STRATEGIS Isu Strategis mencakup keadaan sepanjang siklus kehidupan manusia yang terkait dengan Program PEMBANGUNAN KELUARGA Usia Kerja 5
6
Usia Lanjut
Usia Sekolah
4
1
Nikah
3 2
Hamil
Bayi & Anak
Program PEMBANGUNAN KELUARGA
KETAHANAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA 24
Development of inequality
25
Dr Jena Derakhshani Hamadani, ICDDR, 2012
Timbulnya resiko biologis yang mengarah pada resiko keterlambatan tumbuh kembang
From T.D. Wachs (2004). Chapter in Advances in Child Development and Behavior.
26
27
Mae Chu Chang, World Bank, 2012
27
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN OTAK SEJAK JANIN SAMPAI LAHIR
28
Pertumbuhan dan Perkembangan Sel Syaraf Muda menjadi Sel Syaraf Dewasa
29
Perkembangan otak tergantung pada stimulasi melalui:
Suara Penglihatan Bau
Sentuh Rasa Interaksi Sosial Gerakan Otot Halus dan Kasar 30
Source: Founders’ Network
31
DAMPAK STUNTING PADA PERKEMBANGAN OTAK Normal
Stunting
Sel Otak Normal Dengan Cabang-Cabang Panjang
Sel Otak Rusak Cabang yang Terbatas/Terputus Abnormal, Cabang terlihat Pendek
Source: Cordero E et al, 1993
32
TRANSMISI BIO-ELEKTRIK DI SINAPS
33 http://tweenteacher.com/2009/02/18/starting-from-scratch-in-teacher-training/
33
Anak Usia 3 Tahun
Normal
Terabaikan
http://www.feralchildren.com/image.php?if=figures/perry20021 34
34
GIZI
Gizi amat berperan di dalam proses pertumbuhan dan perkembangan otak.
Zat gizi yang diperlukan terdiri dari 1.
Zat gizi makro:
Energi, Protein, dan Lemak 2. Zat gizi mikro: Vitamin dan Mineral
35
Pengaruh Gizi Makro terhadap Perkembangan Otak
36
1.
Pengaruh terhadap struktur anatomi otak, yang mempengaruhi sel-sel syaraf dan sel-sel pendukung (Sel Glia)
2.
Pengaruh terhadap Kimia Otak
3.
Pengaruh terhadap Fisiologi Otak
Pengaruh Gizi Makro terhadap Sel Syaraf
37
1.
Melalui proses pembelahan sel syaraf yang akhirnya menentukan jumlah dari sel syaraf yang dibentuk
2.
Melalui pertumbuhan sel syaraf yang akan menentukan ukuran sel syaraf
3.
Melalui proses perkembangan sel syaraf yang akan menentukan kelengkapan sel syaraf (terbentuknya akson, dendrit, sinaps, dan komponen lainnya)
Zat Gizi Makro yang diperlukan adalah Energi dan Protein
Pengaruh Gizi Makro pada Sel Glia
38
1.
Membentuk Oligodendrosit yang berperan di dalam pembentukan mielin (mielinisasi)
2.
Membentuk Astrosit yang berfungsi mengatur asupan makanan ke otak
3.
Membentuk Mikro Glia yang berfungsi sebagai penjaga otak dari berbagai ancaman dan komando sistem pertahanan
Membutuhkan terutama lemak tidak jenuh jamak rantai panjang dan energi serta protein
Pengaruh Gizi Makro terhadap Kimia Otak
39
1.
Pembentukan neurotransmitter (jumlah dan konsentrasi)
2.
Pembentukan reseptor
3.
Pembentukan pengangkut neurotransmitter . Macam neurotransmitter: acetylcholine, norepinephrine, dopamine, serotonin, melatonin, histamine, glutamate, gamma aminobutyric acid, aspartate, dan glycine.
Zat gizi makro yang amat diperlukan dalam membantu proses kimia otak terutama asam lemak esensial dan protein.
Pengaruh Gizi Makro terhadap Fisiologi Otak 1.
40
Mempengaruhi metabolisme sel syaraf
Otak adalah salah satu organ tubuh yang paling aktif. Karena itu memerlukan energi yang lebih banyak daripada organ yang lain
2. Mempengaruhi efisiensi proses rangsangan otak
Akibat Kekurangan Zat Gizi Makro
41
1.
Jumlah sel syaraf berkurang
2.
Ukuran sel syaraf akan lebih kecil
3.
Komponen sel syaraf (akson, dendrit, sinaps, dan lain-lain) tidak sempurna terbentuk
4.
Mielin (selubung syaraf) menjadi lebih tipis, berlubang, dan kemungkinan tidak terhubung, sehingga rangsangan otak tidak bisa ditransmisikan
42
Zat Gizi Mikro yang Diperlukan 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Iodium, Asam folat, Zat besi, Seng, Tembaga, Cholin
7.
Vitamin A,
8.
Vitamin B (B1, B6, B12),
9.
Vitamin C,
10. Vitamin
D,
11. vitamin
E,
PROPORSI BBLR: 2010 – 2013 MENURUT PROVINSI
Sumber Data : Riskesdas432013
NTT DIY Sulteng Babel Sulut Papua Jateng Sumsel Kalbar Sulsel Malut Lampung Kalteng Jambi Banten Jabar Indonesia Sulbar DKI Sumut Pabar NTB Sultra Kaltim Kep.Riau Jatim Riau Sumbar Gorontalo Kalsel Aceh Maluku Bengkulu Bali
Proporsi Bayi Lahir Pendek (<48 cm), 2013*)
35.0
30.0 28.7
25.0
20.0 20.2
15.0
10.0 9.6
5.0
0.0
*) Berdasarkan 45% sampel balita yang punya catatan
KECENDERUNGAN PREVALENSI BALITA STUNTING DI INDONESIA MENURUT PROVINSI
45
Sumber Data : Riskesdas 2013
Proporsi Anak Pendek Umur 5-18 tahun menurut Jenis Kelamin, 2013
26.2
23.3
25.0
37.4
38.9
26.0
36.5
29.7
35.9
34.1
32.8
40.2
34.9
37.7
35.8
35.1
32.3
30.7
27.8
28.1
25.1
27.6
25.5
27.7
27.5
30.0
29.0
35.0
30.8
40.0
33.7
45.0
36.7
50.0
20.0 15.0 10.0 5.0 0.0 5
6
7
8
9
10 Laki-laki
11
12
13
Perempuan
14
15
16
17
18
NTT NTB Lampung Sulbar Sumsel Kalbar Sumbar Sulsel Jateng Bengkulu Jambi Kalteng Kalsel Sultra Jabar Banten Maluku Indonesia Aceh Riau Sulteng Babel Jatim DIY Malut Gorontalo Kep.Riau Sumut Pabar Bali Kaltim Papua DKI Sulut
Proporsi Laki-laki Obese (IMT>25) Umur >18 tahun: 2007-2013 Laki-laki >18 tahun
50.0
40.0
30.0
19.7
20.0
10.0
13.9
0.0
2007 2010 2013
NTT Lampung Kalbar NTB Sumsel Sulbar Sultra Jambi Kalteng Bali Papua Jateng Sumbar Maluku Banten Kalsel Bengkulu DIY Sulsel Riau Indonesia Jatim Jabar Aceh Pabar Sumut Sulteng Kep.Riau Malut DKI Babel Kaltim Gorontalo Sulut
Proporsi Perempuan Obese (IMT>25) Umur >18 tahun: 2007-2013 Perempuan >18 tahun
50.0
40.0
32.9
30.0
20.0
10.0
14.8
0.0
2007 2010 2013
KECENDERUNGAN PREVALENSI DIABETES MELLITUS MENURUT PROVINSI
L.49 Sumber Data : Riskesdas 2013
KECENDERUNGAN PREVALENSI STROKE PER 1000 MENURUT PROVINSI
L.50 Sumber Data : Riskesdas 2013
Prev. Hipertensi & Status Gizi menurut Kel.Umur & Jenis Kelamin, Riskesdas 2007 Laki-laki
Perempuan 100.0
100.0 90.0
83.7
80.0
80.0 69.6
70.0 60.0
61.4
40.0
20.0 10.0
72.2
70.0 70.5
60.0
50.0
30.0
86.9
90.0
50.0
40.0 25.5
30.0
16.0
12.2
0.0
20.0
13.4
10.0
8.6
0.0
Hip-krs-pdk
Hip-Normal
Hip-gmk-pdk
4.2
Hip-krs-pdk
Hip-Normal
Hip-gmk-pdk
51
Prev.Peny.Jantung*) & Status Gizi menurut Kelp.Umur & Jenis kelamin, Riskesdas 2007 Laki-Laki
Perempuan
8.0
8.0
6.0
6.0 %
10.0
%
10.0
4.0
4.0
2.0
2.0
0.0
0.0
Kurus-Pendek *) Sampel
Obese-Pendek
Kurus-Pendek
Obese-Pendek
yang menjawab Ya, pernah didiagnosis Sakit Jantung 52
Prevalensi DM*) & Status Gizi menurut Kelp.Umur & Jenis kelamin, Riskesdas 2007 Perempuan
Laki-laki
8.0
8.0
6.0
6.0 %
10.0
%
10.0
4.0
4.0
2.0
2.0
0.0
0.0
Kurus-Pendek *) Sampel
Obese-Pendek
Kurus-Pendek
Obese-Pendek
yang menjawab Ya, pernah didiagnosis Penyakit kencing manis (DM) 53
Burden of Disease Menurut Life cycle, kajian tim balitbangkes
54
LIFE CYCLE BOD USIA PRODUKTIF
55
LIFE CYCLE BOD USIA PRODUKTIF
INDONESIA DALYs PREDIKSI 2010 USIA 45-54TH
56
LIFE CYCLE BOD USIA PRODUKTIF
57
Kerangka Pikir
Source: Ricardo Uauy, et.al, 2011
Kerangka Teori: Continuum of Care
Lansia
Pelayanan bagi anak SMP/A & remaja Pelayanan bagi anak SD Pelayanan bagi balita Pelayanan Persalinan, bagi bayi Pelayanan Pemeriksaan nifas & PUS & WUS Kehamilan neonatal • Konseling • ASI eksklusif • Konseling Gizi dan kesehatan • Pelayanan KB
• Konseling • ANC terpadu • Fe & asam folat
• Konseling • Kualitas • Degenerasi • Konseling: Gizi HIV/AIDS, NAPZA dll • Kespro remaja
•Konseling •Upaya Kes Sklh
• Konseling • Pemantauan pertumbuhan & perkembangan
• Imunisasi dasar • Konseling lengkap • Inisiasi Menyusu Dini • MPASI • KB pasca persalinan • Pemantauan pertumbuhan 59
Pemanfaatan Bonus Demografi > Peluang peningkatan kualitas penduduk Investasi Pendidikan dgn skill dan kompetensi serta ETHOS yg tinggi utk penyerapan tenaga kerja Perubahan struktur umur penduduk, meningkatnya penduduk usia kerja
Bonus demografi dan pertumbuhan ekonomi
Pekerja sehat produktif dimulai dari kecukupan pangan dan gizi, kespro
Good Governance kondusif utk investasi penciptaan lapangan kerja
Kebijakan ekonomi kondusif utk penciptaan lapangan kerja dan kredit mikro
Peningkatan Peluang Kerja Perempuan dan Tabungan 60
Source: SM Adioetomo. Diadaptasi dari Population Referencec Bureau (PRB) 2013
Terima kasih… 61