PERANAN GIZI DALAM MEMANFAATKAN BONUS DEMOGRAFI

Bonus Demografi terjadi karena penurunan kelahiran yang dalam jangka panjang menurunkan proporsi penduduk muda ... Indonesia 2010-2035 19...

8 downloads 498 Views 6MB Size
PERANAN GIZI DALAM MEMANFAATKAN BONUS DEMOGRAFI Prof. dr. Fasli Jalal, PhD, SpGK (Plt. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional)

Disampaikan pada Kongres PERSAGI XV Yogyakarta, 25 November 2014 1

I. Ada apa dengan Penduduk Dunia ?

2

3

Penduduk Bumi akan terus bertambah - Berapa pertambahan tergantung pada komitmen kita

4

Jumlah Penduduk Terbesar Pada Tahun 2050 PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA 2050 SUMBER: UN, INED

Lihatlah…. Ulah manusia

Tahun 2050 309 - 330 juta (UN, INED)

Tahun 2025 270 juta (BPS 2008)

1,69 M 1,31 M 433 Jt

Tahun 2010 237 juta

423 Jt 312 Jt

309 - 330 Juta jiwa

Diprediksi, jumlah penduduk Indonesia akan terus naik. Penduduk Indonesia sampai 2050 adalah 309 – 330 juta, masih menjadi negara ke 6 dengan penduduk terbesar dunia

Kerusakan Lingkungan Kelangkaan Sumber Daya Kerawanan pangan

309 Jt

Kemiskinan Konflik Sosial5

II. Bagaimana dengan Penduduk Indonesia?

6

7

Perkembangan Jumlah Penduduk Indonesia (Juta) 330 jt

JUTA JIWA 300 275

KELAHIRAN TERCEGAH HAMPIR 100 JUTA

343,96 jt

285 jt 305,6 jt

Bila LPP 1,49%

250 225 200

KELAHIRAN TERCEGAH 80 JUTA

205 JT

Bila LPP 0,62%

237.6 JT

175 150

119,2 jt

125

97,1 jt

100 75 50

40.2 jt

25 0

1900

Proyeksi Widjoyo Nitisastro

1961

1971

2000

2010

2035

TAHUN

Hasil Proyeksi (1) Penduduk (juta jiwa) dan laju pertumbuhan penduduk (persen per tahun): Indonesia 1971 – 2035 Bila LPP tetap 1,49 (seperti SP 2010) maka jumlah penduduk menjadi

343,96 jt

1,45 1,44

Catatan, bahwa berdasarkan buku proyeksi penduduk tahun 20102035 dimana jumlah penduduk diproyeksikan menurut kondisi tengah tahun pengamatan, maka LPP 2000-2010 diperkirakan berada9

Proyeksi penduduk menurut provinsi: Indonesia, 2010 – 2035 (Dalam Ribuan)

Provinsi yg terbesar jumlah penduduknya: 1. Jabar 2. Jatim 3. Jateng 4. Sumut 5. Banten 6. DKI Jakarta

Sumber. Bappenas, dkk, 2014, Proyeksi Penduduk 2010-2035.

Angka Laju Pertumbuhan Penduduk menurut provinsi: Indonesia 2010 – 2035 (%)

Sumber. Bappenas, dkk, 2014, Proyeksi Penduduk 2010-2035.

KONDISI DAN PERKEMBANGAN STRUKTUR PENDUDUK PIRAMIDA PENDUDUK SP 1961, 1971, 1980, 1990, 2000, 2010 1961 1961

10

8

6 Jutaan

4

2

75+

70-74

70-74

70-74

65-69

65-69

65-69

60-64

60-64

10

8

50-54

50-54

45-49

45-49

45-49

40-44

40-44

40-44

35-39

35-39

35-39

30-34

30-34

30-34

25-29

25-29

25-29

20-24

20-24

20-24

15-19

15-19

15-19

10-14

10-14

10-14

5-9

5-9

5-9

0-4

0-4 0

2

4

6

8

10

12

12

10

8

Jutaan

6 Jutaan

4

2

4

2

0

2

4

6

8

10

12

12

10

Jutaan

8

6 Jutaan

4

2

0

0

75+

70-74

70-74

70-74

65-69

65-69

60-64

60-64 55-59

50-54

45-49

45-49

40-44

40-44

40-44

35-39

35-39

35-39

30-34

30-34

30-34

25-29

25-29

25-29

20-24

20-24

20-24

15-19

15-19

15-19

10-14

10-14

10-14

5-9

5-9

5-9

0-4

0-4 0

Jutaan

Sumber. BPS, Sensus

2

4

6 Jutaan

8

10

12

6 Jutaan

4

2

0

10

12

Perempuan

55-59

Perempuan

45-49

8

8

60-64

50-54

10

6

65-69

Laki-laki

50-54

12

4

2010 2010

75+

Laki-laki

2

Jutaan

2000 2000

Perempuan

Perempuan

0-4 0

0

75+

55-59

6

55-59

Laki-laki

Perempuan

50-54

1990 1990

12

60-64

55-59

Laki-laki

Perempuan

0

Laki-laki

1980 1980

75+

55-59

Laki-laki

12

1971 1971

75+

0-4 0

2

4 6 Jutaan

8

10

12

12

10

8

6 Jutaan

4

2

0

0

2

4

6 Jutaan

8

10

12

Struktur Umur Proyeksi Penduduk Indonesia, 2010-2035 2010

2025

2015

2030

Sumber. Bappenas, dkk, 2013, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035.

2020

2035

Penduduk Indonesia: 2010-2035 Umur (tahun) 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75+ Total

2010 23,454.40 22,518.00 22,165.60 21,558.10 20,939.40 20,589.90 19,987.20 18,514.10 16,564.30 14,165.30 11,479.50 8,546.30 6,156.70 4,651.20 3,375.50 3,853.30 238,518.80

2020 23,475.80 23,955.60 23,278.60 22,396.20 21,989.00 21,324.40 20,677.50 20,285.00 19,595.40 17,982.60 15,830.30 13,188.30 10,248.60 7,130.00 4,588.50 5,120.60 271,066.40

2035 21,279.80 21,844.50 22,581.30 23,274.00 23,739.80 22,990.80 22,047.40 21,582.90 20,824.60 19,986.20 19,253.60 18,048.80 15,782.40 12,859.30 9,424.30 10,132.70 305,652.40

III. Apa itu Bonus Demografi ? 15

Pengertian Bonus Demografi (demographic dividend)



Keuntungan ekonomis yang disebabkan oleh menurunnya Rasio Ketergantungan sebagai hasil penurunan fertilitas jangka panjang (Wongboonsin, dkk. 2003).



Bonus Demografi terjadi karena penurunan kelahiran yang dalam jangka panjang menurunkan proporsi penduduk muda sehingga investasi untuk pemenuhan kebutuhannya berkurang dan sumber daya dapat dialihkan kegunaannya untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan keluarga (John Ross, 2004).

16

Tantangan Bonus Demografi (Demographic Dividend)

• Berdasarkan proyeksi 2010-2035, bonus demografi sudah dimulai sejak tahun 2012 dan titik terendah rasio ketergantungan terjadi pada tahun 2028-2031. • Potensi bonus demografi  meningkatnya jumlah angkatan kerja usia produktif, meningkatnya tabungan masyarakat sebagai sumber pertumbuhan ekonomi. • Setiap provinsi memiliki momentum bonus demografi yang berbeda karena rasio ketergantungannya berbeda-beda. 17

Sumber: Bappenas, dkk, 2013, Proyeksi Penduduk 2010-2035.

Rasio ketergantungan dan Bonus Demografi 1971

2000

2010

2020-2030 Windows of Opportunity

>2045

86

54

51

44

>50

Anak dan lansia per 100 usia produktif

Anak dan lansia per 100 usia produktif

Anak dan lansia per 100 usia produktif

Anak dan lansia per 100 usia produktif

Naik terus karena naiknya proporsi lansia

Berdasarkan proyeksi SP2010 Window of Opp menyempit dan Angka ketergantungan tidak lagi serendah yang diharapkan Source : Prof. Sri Moertiningsih Adioetomo SE MA PhD Head of Masters Program on Population and Labor University of Indonesia; 2011

2028-2031

>2045

47

>50

Anak dan lansia per 100 usia produktif

Naik terus karena naiknya proporsi lansia.

18

Rasio ketergantungan menurut provinsi: Indonesia 2010-2035 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.

Provinsi Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara

2010

2015

2020

2025

2030

2035

55,7 58,8 60,0 55,3 51,5 52,0 52,4 51,9 49,5 45,9 36,9 50,9 50,2 45,7 46,2 48,5 48,0 55,5 73,0 54,6 51,0 48,5 49,1 50,1 57,9 57,0 63,4 55,3 66,7 66,9 62,5

51,6 53,5 53,7 51,1 48,0 48,6 47,7 47,2 46,9 50,0 38,4 46,9 46,5 44,0 43,5 44,3 44,5 51,9 66,3 50,0 46,5 45,3 46,6 48,7 53,2 52,2 58,1 49,6 58,9 60,7 57,2

49,5 50,5 51,0 47,4 45,1 46,0 44,6 45,2 44,4 49,6 39,8 44,5 45,4 44,6 43,0 41,9 41,4 49,1 60,3 45,8 41,9 41,7 43,9 48,6 47,6 48,5 53,2 45,2 51,9 55,4 52,2

46,8 48,2 49,7 44,1 42,5 43,8 42,4 43,1 41,4 44,3 39,1 43,3 45,3 44,9 43,9 40,3 39,3 46,6 57,2 44,2 38,9 39,7 41,2 50,0 45,1 46,9 50,1 43,4 48,6 52,0 48,3

46,0 49,2 50,6 43,9 42,3 43,7 42,1 43,6 40,8 38,9 38,2 44,6 48,3 46,5 46,9 39,9 40,9 45,6 59,1 45,1 38,6 40,4 41,4 51,0 45,9 47,5 49,7 45,0 49,2 52,4 48,3

45,9 50,7 51,6 45,2 43,1 44,7 43,0 45,3 41,1 38,0 38,6 46,7 51,7 48,2 49,9 40,8 44,4 45,8 60,8 46,5 39,5 42,3 43,3 53,2 48,0 49,1 50,8 47,0 50,6 53,1 49,2

Prov dengan periode Bonus Demografi panjang: Kepri, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jatim, Banten, Bali

Prov Sumbar dan Sultra akan mendapatkan Bonus Demografi dalam waktu amat pendek Prov yg tidak akan mendapatkan Bonus Demografi: NTT, Maluku Sumber. Bappenas, dkk, 19 2013, Proyeksi Penduduk 2010-2035

Transisi Demografi akan menciptakan Windows of Opportunity pada 2020-2030 Tren Jumlah Anak-Anak, Usia Kerja dan Manula, Indonesia, 1950-2050 250

Populasi dalam Juta

200

Usia Kerja 150

100

Anak-anak 0-14

50

Manula 65+

0

Tahun

20

Sumber : Prof. Sri Moertiningsih Adioetomo SE MA PhD Head of Masters Program on Population and Labor University of Indonesia; 2011

SITUASI KELOMPOK PENDUDUK USIA ANGKATAN KERJA DI JEPANG DAN ITALY, 2012

• TERJADI PENURUNAN JUMLAH PENDUDUK USIA ANGKATAN KERJA SECARA KONSISTEN • KEKURANGAN TENAGA KERJA USIA MUDA • KEBIJAKAN IMIGRASI BAGI PENDATANG Source: UN Population Division - 2010 Revision WPP

21

SITUASI KELOMPOK PENDUDUK USIA ANGKATAN KERJA DI INDONESIA

• JUSTRU MENGALAMI PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK USIA ANGKATAN KERJA DI INDONESIA, SAMPAI TAHUN 2035 • HARUS DIPASTIKAN TERSERAP DALAM PASAR KERJA • HARUS BERKUALITAS & SESUAI DENGAN SKILL YG DIKUASAI TENAGA KERJA Source: UN Population Division - 2010 Revision WPP

22

Tabel 1. Ranking Ipm Beberapa Negara Tahun 2012

Negara

Ranking IPM

Jepang

10

5

87.9

Korea Sel.

12

16

79.3

Singapura

18

3

83.8

Malaysia

64

29

74.0

Sri Langka

97

60

75.9

Thailand

103

48

73.9

Indonesia

121

359

71.6

Angka Kematian ibu

Usia Harapan Hidup

23

ISU-ISU STRATEGIS Isu Strategis mencakup keadaan sepanjang siklus kehidupan manusia yang terkait dengan Program PEMBANGUNAN KELUARGA Usia Kerja 5

6

Usia Lanjut

Usia Sekolah

4

1

Nikah

3 2

Hamil

Bayi & Anak

Program PEMBANGUNAN KELUARGA

KETAHANAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA 24

Development of inequality

25

Dr Jena Derakhshani Hamadani, ICDDR, 2012

Timbulnya resiko biologis yang mengarah pada resiko keterlambatan tumbuh kembang

From T.D. Wachs (2004). Chapter in Advances in Child Development and Behavior.

26

27

Mae Chu Chang, World Bank, 2012

27

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN OTAK SEJAK JANIN SAMPAI LAHIR

28

Pertumbuhan dan Perkembangan Sel Syaraf Muda menjadi Sel Syaraf Dewasa

29

Perkembangan otak tergantung pada stimulasi melalui:

Suara Penglihatan Bau

Sentuh Rasa Interaksi Sosial Gerakan Otot Halus dan Kasar 30

Source: Founders’ Network

31

DAMPAK STUNTING PADA PERKEMBANGAN OTAK Normal

Stunting

Sel Otak Normal Dengan Cabang-Cabang Panjang

Sel Otak Rusak Cabang yang Terbatas/Terputus Abnormal, Cabang terlihat Pendek

Source: Cordero E et al, 1993

32

TRANSMISI BIO-ELEKTRIK DI SINAPS

33 http://tweenteacher.com/2009/02/18/starting-from-scratch-in-teacher-training/

33

Anak Usia 3 Tahun

Normal

Terabaikan

http://www.feralchildren.com/image.php?if=figures/perry20021 34

34

GIZI 

Gizi amat berperan di dalam proses pertumbuhan dan perkembangan otak.



Zat gizi yang diperlukan terdiri dari 1.

Zat gizi makro:

Energi, Protein, dan Lemak 2. Zat gizi mikro: Vitamin dan Mineral

35

Pengaruh Gizi Makro terhadap Perkembangan Otak

36

1.

Pengaruh terhadap struktur anatomi otak, yang mempengaruhi sel-sel syaraf dan sel-sel pendukung (Sel Glia)

2.

Pengaruh terhadap Kimia Otak

3.

Pengaruh terhadap Fisiologi Otak

Pengaruh Gizi Makro terhadap Sel Syaraf

37

1.

Melalui proses pembelahan sel syaraf yang akhirnya menentukan jumlah dari sel syaraf yang dibentuk

2.

Melalui pertumbuhan sel syaraf yang akan menentukan ukuran sel syaraf

3.

Melalui proses perkembangan sel syaraf yang akan menentukan kelengkapan sel syaraf (terbentuknya akson, dendrit, sinaps, dan komponen lainnya)

 Zat Gizi Makro yang diperlukan adalah Energi dan Protein

Pengaruh Gizi Makro pada Sel Glia

38

1.

Membentuk Oligodendrosit yang berperan di dalam pembentukan mielin (mielinisasi)

2.

Membentuk Astrosit yang berfungsi mengatur asupan makanan ke otak

3.

Membentuk Mikro Glia yang berfungsi sebagai penjaga otak dari berbagai ancaman dan komando sistem pertahanan

 Membutuhkan terutama lemak tidak jenuh jamak rantai panjang dan energi serta protein

Pengaruh Gizi Makro terhadap Kimia Otak

39

1.

Pembentukan neurotransmitter (jumlah dan konsentrasi)

2.

Pembentukan reseptor

3.

Pembentukan pengangkut neurotransmitter . Macam neurotransmitter: acetylcholine, norepinephrine, dopamine, serotonin, melatonin, histamine, glutamate, gamma aminobutyric acid, aspartate, dan glycine.

 Zat gizi makro yang amat diperlukan dalam membantu proses kimia otak terutama asam lemak esensial dan protein.

Pengaruh Gizi Makro terhadap Fisiologi Otak 1.

40

Mempengaruhi metabolisme sel syaraf 

Otak adalah salah satu organ tubuh yang paling aktif. Karena itu memerlukan energi yang lebih banyak daripada organ yang lain

2. Mempengaruhi efisiensi proses rangsangan otak

Akibat Kekurangan Zat Gizi Makro

41

1.

Jumlah sel syaraf berkurang

2.

Ukuran sel syaraf akan lebih kecil

3.

Komponen sel syaraf (akson, dendrit, sinaps, dan lain-lain) tidak sempurna terbentuk

4.

Mielin (selubung syaraf) menjadi lebih tipis, berlubang, dan kemungkinan tidak terhubung, sehingga rangsangan otak tidak bisa ditransmisikan

42

Zat Gizi Mikro yang Diperlukan 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Iodium, Asam folat, Zat besi, Seng, Tembaga, Cholin

7.

Vitamin A,

8.

Vitamin B (B1, B6, B12),

9.

Vitamin C,

10. Vitamin

D,

11. vitamin

E,

PROPORSI BBLR: 2010 – 2013 MENURUT PROVINSI

Sumber Data : Riskesdas432013

NTT DIY Sulteng Babel Sulut Papua Jateng Sumsel Kalbar Sulsel Malut Lampung Kalteng Jambi Banten Jabar Indonesia Sulbar DKI Sumut Pabar NTB Sultra Kaltim Kep.Riau Jatim Riau Sumbar Gorontalo Kalsel Aceh Maluku Bengkulu Bali

Proporsi Bayi Lahir Pendek (<48 cm), 2013*)

35.0

30.0 28.7

25.0

20.0 20.2

15.0

10.0 9.6

5.0

0.0

*) Berdasarkan 45% sampel balita yang punya catatan

KECENDERUNGAN PREVALENSI BALITA STUNTING DI INDONESIA MENURUT PROVINSI

45

Sumber Data : Riskesdas 2013

Proporsi Anak Pendek Umur 5-18 tahun menurut Jenis Kelamin, 2013

26.2

23.3

25.0

37.4

38.9

26.0

36.5

29.7

35.9

34.1

32.8

40.2

34.9

37.7

35.8

35.1

32.3

30.7

27.8

28.1

25.1

27.6

25.5

27.7

27.5

30.0

29.0

35.0

30.8

40.0

33.7

45.0

36.7

50.0

20.0 15.0 10.0 5.0 0.0 5

6

7

8

9

10 Laki-laki

11

12

13

Perempuan

14

15

16

17

18

NTT NTB Lampung Sulbar Sumsel Kalbar Sumbar Sulsel Jateng Bengkulu Jambi Kalteng Kalsel Sultra Jabar Banten Maluku Indonesia Aceh Riau Sulteng Babel Jatim DIY Malut Gorontalo Kep.Riau Sumut Pabar Bali Kaltim Papua DKI Sulut

Proporsi Laki-laki Obese (IMT>25) Umur >18 tahun: 2007-2013 Laki-laki >18 tahun

50.0

40.0

30.0

19.7

20.0

10.0

13.9

0.0

2007 2010 2013

NTT Lampung Kalbar NTB Sumsel Sulbar Sultra Jambi Kalteng Bali Papua Jateng Sumbar Maluku Banten Kalsel Bengkulu DIY Sulsel Riau Indonesia Jatim Jabar Aceh Pabar Sumut Sulteng Kep.Riau Malut DKI Babel Kaltim Gorontalo Sulut

Proporsi Perempuan Obese (IMT>25) Umur >18 tahun: 2007-2013 Perempuan >18 tahun

50.0

40.0

32.9

30.0

20.0

10.0

14.8

0.0

2007 2010 2013

KECENDERUNGAN PREVALENSI DIABETES MELLITUS MENURUT PROVINSI

L.49 Sumber Data : Riskesdas 2013

KECENDERUNGAN PREVALENSI STROKE PER 1000 MENURUT PROVINSI

L.50 Sumber Data : Riskesdas 2013

Prev. Hipertensi & Status Gizi menurut Kel.Umur & Jenis Kelamin, Riskesdas 2007 Laki-laki

Perempuan 100.0

100.0 90.0

83.7

80.0

80.0 69.6

70.0 60.0

61.4

40.0

20.0 10.0

72.2

70.0 70.5

60.0

50.0

30.0

86.9

90.0

50.0

40.0 25.5

30.0

16.0

12.2

0.0

20.0

13.4

10.0

8.6

0.0

Hip-krs-pdk

Hip-Normal

Hip-gmk-pdk

4.2

Hip-krs-pdk

Hip-Normal

Hip-gmk-pdk

51

Prev.Peny.Jantung*) & Status Gizi menurut Kelp.Umur & Jenis kelamin, Riskesdas 2007 Laki-Laki

Perempuan

8.0

8.0

6.0

6.0 %

10.0

%

10.0

4.0

4.0

2.0

2.0

0.0

0.0

Kurus-Pendek *) Sampel

Obese-Pendek

Kurus-Pendek

Obese-Pendek

yang menjawab Ya, pernah didiagnosis Sakit Jantung 52

Prevalensi DM*) & Status Gizi menurut Kelp.Umur & Jenis kelamin, Riskesdas 2007 Perempuan

Laki-laki

8.0

8.0

6.0

6.0 %

10.0

%

10.0

4.0

4.0

2.0

2.0

0.0

0.0

Kurus-Pendek *) Sampel

Obese-Pendek

Kurus-Pendek

Obese-Pendek

yang menjawab Ya, pernah didiagnosis Penyakit kencing manis (DM) 53

Burden of Disease Menurut Life cycle, kajian tim balitbangkes

54

LIFE CYCLE BOD USIA PRODUKTIF

55

LIFE CYCLE BOD USIA PRODUKTIF

INDONESIA DALYs PREDIKSI 2010 USIA 45-54TH

56

LIFE CYCLE BOD USIA PRODUKTIF

57

Kerangka Pikir

Source: Ricardo Uauy, et.al, 2011

Kerangka Teori: Continuum of Care

Lansia

Pelayanan bagi anak SMP/A & remaja Pelayanan bagi anak SD Pelayanan bagi balita Pelayanan Persalinan, bagi bayi Pelayanan Pemeriksaan nifas & PUS & WUS Kehamilan neonatal • Konseling • ASI eksklusif • Konseling Gizi dan kesehatan • Pelayanan KB

• Konseling • ANC terpadu • Fe & asam folat

• Konseling • Kualitas • Degenerasi • Konseling: Gizi HIV/AIDS, NAPZA dll • Kespro remaja

•Konseling •Upaya Kes Sklh

• Konseling • Pemantauan pertumbuhan & perkembangan

• Imunisasi dasar • Konseling lengkap • Inisiasi Menyusu Dini • MPASI • KB pasca persalinan • Pemantauan pertumbuhan 59

Pemanfaatan Bonus Demografi > Peluang peningkatan kualitas penduduk Investasi Pendidikan dgn skill dan kompetensi serta ETHOS yg tinggi utk penyerapan tenaga kerja Perubahan struktur umur penduduk, meningkatnya penduduk usia kerja

Bonus demografi dan pertumbuhan ekonomi

Pekerja sehat produktif dimulai dari kecukupan pangan dan gizi, kespro

Good Governance kondusif utk investasi penciptaan lapangan kerja

Kebijakan ekonomi kondusif utk penciptaan lapangan kerja dan kredit mikro

Peningkatan Peluang Kerja Perempuan dan Tabungan 60

Source: SM Adioetomo. Diadaptasi dari Population Referencec Bureau (PRB) 2013

Terima kasih… 61