PKM-PENELITIAN DIUSULKAN OLEH

Download Judul Kegiatan. : Konfontrasi Soekarno terhadap Malaysia tahun. 1963-1966 sebagai Pengalihan Konflik. 2. Bidang Kegiatan. : PKM-P. 3. Ketua...

0 downloads 415 Views 666KB Size
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

BIDANG KEGIATAN: PKM-PENELITIAN

Diusulkan oleh: Dyah Ayu Safitri

1306

Angkatan 2013

Syifa Masna Raisalah

1206210755

Angkatan 2012

Triya Venisya R. P.

1206210862

Angkatan 2012

UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2015

PENGESAHAN PKM-PENELITIAN

1. Judul Kegiatan

: Konfontrasi Soekarno terhadap Malaysia tahun 1963-1966 sebagai Pengalihan Konflik

2. Bidang Kegiatan

: PKM-P

3. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap

: Syifa Masna Raisalah

b. NIM

: 1206210755

c. Jurusan

: Ilmu Hubungan Internasional

d. Universitas

: Universitas Indonesia

e. Alamat Rumah

: Margonda Residence, Blok J, GH 06

f. No. Telp/HP.

: +62 87 859 783 792

g. Alamat Email

: [email protected]

4. Anggota Pelaksana Kegiatan

: 3 orang

5. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap

:

b. NIDN

:

c. Alamat Rumah

:

d. No. Telp/HP.

:

Depok,

Februari 2015

Menyetujui, Wakil Manajer Kemahasiswaan FISIP UI,

Ketua Pelaksana Kegiatan,

Yogo Tri Hendiarto, S.Sos., M.Si.

Syifa Masna Raisalah

NIP. 198011302008121002

NPM. 1206210755

ii

Direktur Kemahasiswaan UI,

Dosen Pendamping

Arman Nefi, S.H., M.M. NUK. 0508050277

NIP.

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii DAFTAR ISI...........................................................................................................iii DAFTAR TABEL...................................................................................................iv DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv RINGKASAN..........................................................................................................v BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3 2.1 Bahasan Pertama....................................................................................3 2.2 Bahasan Kedua.......................................................................................4 2.3 Bahasan Ketiga.......................................................................................5 BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................6 3.1

Metode

dan

Model

Penelitian.................................................................6 3.2

Rancangan

Penelitian………..................................................................6 3.3 Analisis Data………………..................................................................6 BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN…………………………………..6 4.1 Anggaran Biaya……………..................................................................6 4.2

Jadwal

Kegiatan……………..................................................................6

iv

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................7 LAMPIRAN..........................................................................................................11 Lampiran 1. Biodata Ketua Kelompok, Anggota Kelompk, dan Dosen Pendamping................................................................................................11 Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan...............................................22 Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas..........................................................................................................23 Lampiran 4. Surat Penyataan Ketua Pelaksana..........................................24

DAFTAR TABEL Tabel 1.Contoh Tabel...................................................................................5

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Contoh Gambar..........................................................................4

v

RINGKASAN Penelitian ini ingin melihat faktor apa saja yang mendorong konfontrasi Soekarno terhadap Malaysia, yang dipengaruhi oleh konflik internal dibanding kebijakan luar negeri Malaysia sendiri. Tujuan penelitian ini yaitu menemukan penyebab yang lebih dalam, dibandingkan adanya perbedaan ideologi dan ancaman yang dimungkinkan datang dari Malaysia ke Indonesia. Dalam penelitian ini, tim peneliti meneliti mengenai signifikansi indikator permasalahan dalam negeri Indonesia terhadap pengalihan konflik sebagai penyebab konflik Indonesia dan Malaysia pada tahun 1963-1966. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan teori Diversionary of War Theory dengan empat indikator yaitu intensitas konflik internal, peran rivalitas, kesempatan untuk pengalihan internal, dan jenis regim sebagai analisis data. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa konfrontasi Soekarno terhadap Malaysia pada tahun 19631966 lebih disebabkan oleh konflik dalam negeri yaitu perebutan Irian Jaya, dibanding faktor kebijakan Malaysia terhadap Indonesia. Kata kunci: Konfrontasi, Indonesia, Malaysia, Irian Jaya, Deversionary War

vi

BAB 1. PENDAHULUAN Diversionary war telah sering digunakan konsepnya dalam membahas perang-perang yang terjadi dalam dunia internasional. Dalam makalah ini akan dipaparkan apakah konfontrasi atau konflik Indonesia dengan Malaysia pada tahun 1963-1966 merupakan salah satu bentuk Diversionary war atau tidak. Berdasarkan sejarah, pada awalnya Indonesia tidak memiliki masalah dengan Malaysia, namun pada tahun 1960an, mulai tampak gejala pertentangan antara Indonesia dengan Malaysia. Hubungan baik Indonesia dengan Malaysia ditunjukkan dalam ungkapan Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj sebagai Perdana Menteri Malaysia saat itu (Ghani dan Paidi), “Bahwasanya tidaklah dapat disangkal oleh dunia akan perhubungan antarabangsa Melayu dengan bangsa Indonesia yang mana pada satu masa kita dikenali sebagai satu bangsa yang mendiami Gugusan Pulau-pulau Melayu...Sungguhpun kita bercerai di satu babak tapi bersatu yang lain iaitu babak kebudayaan.” Perbedaan antara Indonesia dan Malaysia muncul saat pemerintahan Al-Haj yang menggunakan ideologi politik demokrasi pro-barat, sedangkan Indonesia di bawah pemerintahan Soekarno mulai menggunakan ideologi nasionalis yang condong ke arah komunisme (Ghani dan Paidi). Selain adanya perbedaan ideologi, Indonesia saat itu tengah menghadapi konflik untuk mendapatkan Papua Nugini atau Irian Jaya. Hal tersebut semakin menyudutkan Indonesia yang tidak mendapat dukungan dari Amerika Serikat akibat kebijakan politik poros JakartaPeking. Sebaliknya, terdapat perspektif Indonesia yang tidak menyetujui Brunei Revolt yang diajukan oleh pemerintah Malaysia untuk membentuk federasi meliputi Sabah, Serawak, dan Singapura. Soekarno saat itu menyebut tindakan pemerintah Malaysia sebagai British ‘neo-colonialist project’ dan melihat pembentukan tersebut sebagai ancaman bagi kedaulatan Indonesia (Mackie, 1974). Konflik antara Indonesia dan Malaysia ini kemudian mengundang banyak pihak termasuk PBB. Dalam proses konflik yang terjadi, penelitian ini ingin melihat faktor apa saja yang ternyata mendorong konfontrasi Soekarno terhadap Malaysia, karena,

1

jika dilihat lebih jauh, konfontrasi yang digelar oleh Soekarno pada tahun 1963 itu sebenarnya tidak terlalu dipengaruhi oleh kebijakan luar negeri Malaysia, namun adanya faktor-faktor lain seperti kondisi ekonomi Indonesia yang menurun, konflik internal antara pemerintah dengan Irian Jaya, jenis rezim, rivalitas Indonesia dengan Malaysia, dan kesempatan yang tepat bagi Indonesia yang sebenarnya mendorong Indonesia melakukan konfontrasi terhadap Malaysia yang berujung konflik antara kedua negara. Faktor-faktor penyebab tersebut yang akan dicari dan dianalisis untuk melihat kemungkinan penyebab konflik Indonesia pada tahun 1963-1966 sebagai jenis diversionasy war. 1.1

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat gambaran mengenai hubungan

bilateral Indonesia dengan Malaysia yang berubah drastis sebelum dan sesudah terjadinya konflik di antara kedua negara. Penyebab konflik antara Indonesia dan Malaysia secara singkat telah dijelaskan dari dua pihak, baik Indonesia maupun Malaysia. Dengan adanya kemungkinan penyebab konflik yang lebih condong ke arah pengalihan konflik oleh Soekarno, maka terdapat rumusan masalah penelitian ini yaitu, “Seberapa signifikan indikator permasalahan dalam negeri Indonesia terhadap pengalihan konflik sebagai penyebab konflik Indonesia dan Malaysia pada tahun 1963-1966?” 1.2

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan penyebab yang lebih dalam, dibandingkan adanya perbedaan ideologi dan ancaman yang dimungkinkan datang dari Malaysia ke Indonesia. Konfontrasi Indonesia terhadap Malaysia pada tahun 1963-1966 memiliki banyak penyebab, namun jika dilihat dari situasi internal Indonesia, maka konflik tersebut bisa hanya berupa pengalihan isu oleh Soekarno agar nasionalisme dan patriotisme masyarakat Indonesia kembali lagi pasca turunnya kredibilitas Soekarno akibat pembuatan poros Jakarta-Peking dan konflik pemerintah dengan Irian Jaya.

2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kasus Invasi dengan Analisis Diversionary Conflict Di bawah ini beberapa kasus yang digunakan sebagai tinjauan pustaka guna melihat kasus konfrontasi Indonesia terhadap Malaysia. Kasus pertama yaitu invasi yang dilakukan Amerika ke Grenada pada tahun 1983 dilihat sebagai diversionary conflict dikarenakan invasi tersebut dimotori oleh deklarasi Reagan (Cole, 1997). Di balik perintah invasi Reagan saat itu, terdapat beberapa faktor seperti rivalitas besar antara AS dengan Uni Soviet. Tingkat rivalitas yang sangat tinggi saat itu menyebabkan AS berusaha menunjukkan kekuatan AS terhadap US. Selain itu, invasi yang melibatkan Kuba ini merupakan salah satu bentuk rivalitas nuklir kedua negara besar tersebut. Di samping tingkat rivalitas yang tinggi,

bentuk

pemerintahan

AS

yaitu

demokrasi

tersebut

cenderung

menggunakan militer untuk menyelesaikan suatu masalah. Konflik internal yang terjadi di AS pada saat itu belum membesar sehingga penyelesaian lebih dilakukan dengan cara represi pemerintah terhadap masyarakat. Kasus kedua yaitu invasi India terhadap Goa pada tahun 1961 atas perebutan Goa dari Portugal secara gamblang telah menunjukkan adanya rivalitas India dengan Portugal (Chanda dan Ghosh, 2012). Variabel lain yaitu target internal sebagai peralihan konflik tidak dilakukan India, adanya keseimbangan antara masyarakat Hindu dengan Islam tidak dijadikan target oleh pemerintah, karena konflik yang terjadi secara langsung merupakan konflik antara India dan Portugal. Selain itu, sama halnya dengan AS, India yang memiliki bentuk pemerintahan demokrasi juga memiliki kecenderungan untuk melakukan invasi menggunakan militer, walaupun secara tidak langsung dalam hal perebutan tanah, militer juga dibutuhkan. Variabel keempat yaitu konflik internal tidak terlalu berpengaruh terhadap keputusan India saat itu, dikarenakan konflik antara masyarakat penganut Hindu dan Islam saat itu belum terlalu besar. Kasus ketiga yaitu perang Falklands di mana Inggris dan Argentina pada tahun 1982 memperebutkan Falklands (Smith, 2008). Tingkat rivalitas di antara kedua negara tersebut tinggi, dengan tidak ada masalah yang sangat serius di dalam negara sehingga konflik internal tidak terjadi. Penargetan dari pemerintah

3

terhadap kelompok minoritas di Inggris dan Argentina juga tidak dilakukan. Selain kedua variabel tersebut, tipe rezim Inggris yang sebenarnya otorki lebih cenderung tidak menggunakan militer dalam sebuah konflik, terpaksa menurukan militernya untuk memperebutkan pulau tersebut. Kasus keempat yaitu invasi AS ke Panama pada tahun 1989-1990 juga disebabkan oleh adanya rivalitas antara AS dengan US (US General Accounting Office, 1991). Berada dalam situasi tegang perang dingin, AS memilih untuk melakukan invasi sebagai bentuk pembuktian kekuatan militer mereka terhadap US. Selain itu, AS tidak mengalihkan isu perang ke kelompok minoritas dalam negeri seperti Hispanic, karena pada saat itu, isu mengenai penyerangan Panama ke AS tidak berhubungan secara langsung dengan kelompok minoritas. Namun di balik itu semua, terdapat konflik internal yang terjadi antara Bush senior dengan Noreiga terkait pengedaran narkoba sejak tahun 1976. Dipicu oleh pengedaran yang semakin besar dan serangan oleh Panama ke AS, menyebabkan Bush senior mendeklarasikan perang terhadap Panama. Kasus kelima yaitu invasi Irak ke Kuwait pada tahun 1990 disebabkan oleh rivalitas Irak dengan Kuwait sehubungan hutang Irak dan penggalian lapangan minyak Rumaylah (Mearsheimer dan Waltz, 2003). Hal tersebut memicu sengketa dengan Kuwait yang akan berlanjut menjadi perang Teluk (tapi ini bukan menjadi salah satu contoh kasus di penelitian ini). Selain faktor rivalitas, domestik Irak juga memiliki masalah yaitu adanya konflik agama antara Suni dan Syiah. Hal tersebut secara tidak langsung juga mendorong ketidakstabilan di dalam Irak, di mana kemudian menjadi alasan Sadam Husain menginvasi Kuwait. Walaupun konflik agama tersebut muncul, namun saat itu Sadam tidak menjadikan ini sebagai alasan menyerang minoritas Syiah. Kasus keenam yaitu perang Vietnam pada tahun 1957-1975, di mana AS menginvasi Vietnam pada tahun disebabkan oleh rivalitas AS dengan US (Herring, 1991). Pada saat itu, perang dingin sedang terjadi, dan kelompok Vietnam Utara disekutui US serta Vietnam Selatan disekutui AS, menunjukkan adanya rivalitas komunis dan demokratis yang masing-masing ideologi tersebut dibawa oleh Amerika dan Uni Soviet. Konflik internal AS di sini tidak terlalu

4

dilihat, tipe rezim yang digunakan masih tetap demokratis, dan pengalihan dengan menyerang minoritas tidak dilakukan AS. 2.2 Diversionary of War Theory Teori pengalihan perang mengemukakan bahwa saat negara dihadapi dengan perlawanan politik dan perselisihan penduduk, atau kondisi ekonomi yang memburuk, pemimpin negara tersebut akan mengatasinya dengan memulai konflik dengan lawan eksternal (Cashman, 2014). Perang eksternal tersebut akan meningkatkan dukungan penduduk terhadap negaranya terhadap lawan eksternal yang dijadikan ‘kambing hitam’. Perang tersebut digunakan oleh pemerintah untuk mengalihkan perhatian penduduk dari situasi internal, atau untuk mencapai kesuksesan kebijakan luar negeri dalam rangka meningkat popularitas domestik. Variabel dependen dari teori ini tidak selalu berupa perang. Pemimpin dapat hanya membuat ancaman, memperlihatkan force, atau melakukan tindakan militer yang bukan perang (Cashman, 2014). Variabel independen dari teori ini juga tidak selalu berupa konflik internal, konflik eksternal dapat disebabkan kerentanan politik akibat kondisi ekonomi yang memburuk atau proses pemilu. Scholarscholar dari teori pengalihan perang mengatakan bahwa Amerika Serikat atau negara demokrasi lainnya, akan menghasilkan konflik eksternal saat menjelang pemilu dimana pemimpin memerlukan dukungan politik secara cepat. Cashman mengemukakan tiga faktor yang dapat memicu suatu negara dalam melakukan pengalihan perang, yaitu intensitas konflik internal, peran rivalitas, kesempatan untuk pengalihan internal, dan jenis regim (Cashman, 2014). Semakin tinggi intensitas konflik internal, maka akan semakin tinggi kemungkinan untuk pengalihan perang (Cashman, 2014). Menurut Levy, tekanan dari konflik internal akan menciptakan kepada pemimpin negara, mispersepsi dan kebutuhan psikologis untuk mencapai kebijakan luar negeri yang sukses. Oleh karena itu, mereka akan beralih untuk mengambil tindakan dengan resiko besar dalam menyelamatkan mereka. Pengalihan perang akan terjadi pada tahap menengah dalam konflik internal. Saat konflik internal masih lemah, pemerintah akan cenderung mengabaikan konflik dan menggunakan represi untuk mengatasinya. Saat konflik internal sudah terlalu besar, pengalihan perang menjadi terlalu berbahaya untuk dilakukan karena dapat berujung pada perang

5

saudara atau keruntuhan negara. Faktor intensitas konflik internal berpengaruh berbeda terhadap negara demokrasi dan otokrasi. Negara otokrasi tidak akan melakukan pengalihan perang akibat konflik internal. Sebaliknya, negara demokrasi akan melakukan pengalihan perang akibat konflik internal. Faktor kedua yang dapat memicu pengalihan perang adalah adanya rivalitas yang sudah lama dengan negara lain. Mitchell dan Prins mengemukakan bahwa negara yang terlibat dalam rivalitas yang berkelanjutan, akan lebih mudah menjustifikasikan perang eksternal saat konflik internal terjadi. Hal tersebut dikarenakan musuh dapat dijadikan ‘kambing hitam’ yang disalahkan atas konflik internal. Rivalitas akan mendorong pemerintah untuk memanipulasi hubungan luar negeri untuk mencapai tujuan personal atau politiknya. Faktor ketiga adalah adanya target internal, yaitu kelompok minoritas dalam negara. Apabila suatu negara tidak memiliki pihak eksternal untuk dilawan—karena negara tetangga terlalu kuat atau tidak terlibat dalam rivalitas yang berkelanjutan—kelompok minoritas dapat dijadikan lawan dari negara. Pengalihan perang terhadap kelompok minoritas internal tidak hanya meminimalkan resiko dan biaya yang dihasilkan dari perang eksternal, tetapi juga dapat menetralkan ancaman internal yang ditimbulkan oleh kelompok minoritas (Cashman, 2014). Menuduh kelompok minoritas tidak setia dan bekerja sama dengan lawan eksternal dapat meningkatkan dukungan kelompok etnik in-group terhadap pemerintah. Faktor keempat yang dapat menyebabkan pengalihan perang adalah jenis regim. Pengaruh faktor jenis regim, yaitu regim otokrasi dan demokrasi, terhadap pengalihan perang masih diperdebatkan oleh para scholar. Beberapa scholar beragumen bahwa regim otokrasi lebih cenderung melakukan pengalihan perang daripada regim demokrasi. Negara otokrasi memiliki insentif lebih kuat untuk menggunakan pengalihan perang karena tidak adanya legitimasi politik dalam regim tersebut. Negara otokrasi juga tidak terkekang di dalam negaranya, sehingga lebih mudah untuk menggunakan tindakan internal melawan pihak lawan, seperti dalam faktor ketiga. Oleh karena itu, pengalihan perang oleh negara otokrasi tidak disebabkan oleh tingkat pemberontakan dan tingkat protes. Negara otokrasi tidak butuh untuk terlibat dalam pengalihan eksternal, karena mereka mampu untuk melakukan represi di domestik. Mitchell dan Prins beragumen

6

bahwa negara otokrasi lebih cenderung untuk melakukan pengalihan perang akibat kondisi ekonomi yang memburuk, daripada negara demokrasi (Cashman, 2014). Negara otokrasi juga lebih cenderung untuk melakukan pengalihan perang akibat konfik kekerasan internal, daripada negara demokrasi. Namun, beberapa scholar lain memiliki pendapat yang berbeda. Mereka berargumen bahwa negara demokrasi akan lebih cenderung melakukan pengalihan perang. Gilpin beragumen bahwa regim demokrasi lebih cenderung untuk melakukan pengalihan perang akibat tingkat protes atau pemberontakan internal yang meningkat, daripada negara otokrasi (Cashman, 2014). Regim demokratis lebih tergantung terhadap dukungan domestik, sehingga cenderung menggunakan konflik eksternal untuk mengatasi konflik internal. Negara demokrasi yang memiliki kesulitan dalam politik dan konstitusi untuk melakukan represi di domestik, juga mendorong negara untuk mengalihkan perang terhadap pihak eksternal.

7

BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Model Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode kuantitatif untuk menguji hipotesis, serta mencari data lebih banyak sehingga analisis yang dilakukan akan lebih dalam. Dengan mengaplikasikan variabel terikat dan bebas pada penelitian ini, maka hipotesis akan dapat dibuktikan kevalidannya. Variabel bebas yang digunakan yaitu faktor diversionary of war (konflik internal, kondisi ekonomi buruk, kesempatan, rivalitas, dan jenis rezim), sedangkan variabel terikatnya adalah pengalihan perang terhadap Malaysia oleh Soekarno. 3.2 Analisis Data Untuk mendukung hipotesis serta menjawab rumusan masalah di atas, penelitian ini mengumpulkan dataset yaitu dengan melihat apakah terjadi konflik internal pada tahun 1963-1966 di Indonesia; kondisi ekonomi Indonesia, apakah terjadi penurunan atau peningkatan ekonomi; melihat rivalitas antara Indonesia dan Malaysia saat itu; jenis rezim di Indonesia yang mampu memengaruhi; serta adanya kesempatan yang tepat bagi Soekarno untuk menggelar konfontrasi terhadap Malaysia. Variabel bebas yang digunakan yaitu faktor diversionary of war (konflik internal, kondisi ekonomi buruk, kesempatan, rivalitas, dan jenis rezim), sedangkan variabel terikatnya adalah pengalihan perang terhadap Malaysia oleh Soekarno.Dataset akan disajikan pada tabel di bawah ini, Konflik

Ekonomi

internal

Indonesia

Pemerintah – Irian Jaya

Menurun

Rivalitas Indonesia-

Jenis rezim

Kesempatan

Malaysia Perebutan Borneo

Demokrasi terpimpin

Tersedia

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat faktor diversionary of war yang pertama yaitu adanya konflik internal. Pada tahun 1963, proses pemasukan Irian Jaya sebagai bagian dari geografis dan pemerintahan Indonesia menimbulkan konflik yang akhirnya membutuhkan bantuan dari PBB dalam penyelesaiannya.

8

Konflik internal tersebut telah medorong terjadinya pepecahan masyarakat Indonesia dan pemerintah Indonesia yaitu pro-penggabungan dan kontrapenggabungan. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang memicu Soekarno untuk mengalihkan isu konflik internal menjadi ke luar. Dengan adanya pengalihan isu konflik, diharapkan akan terjadi penyatuan pihak-pihak yang pro dan kontra tersebut. Faktor yang kedua yaitu kondisi ekonomi Indonesia. Pada tahun 1963, kondisi ekonomi Indonesia sedang menurun. Pada saat itu, Indonesia mengalami penurunan ekonomi ditandai dengan terjadinya defisit pendapata negara sejak tahun 1961, investasi luar negeri menurun pada tahun 1963, dan akhirnya Indonesia terus menyimpan hutang hingga tahun 1966 (Sutton, 1982). Hal ini dapat dilihat mendorong terjadinya kekacauan pemerintahan, sehingga pemerintah saat itu, khususnya Soekarno berusaha mengalihkan isu penuruan ekonomi agar masyarakat Indonesia lebih fokus ke masalah pertahanan negara dibanding kondisi ekonomi yang sedang buruk. Faktor yang ketiga yaitu adanya rivalitas antara Indonesia dan Malaysia. Sebagai negara jajahan Belanda, Inggris, Jepang, dan banyak negara lain, Indonesia tidak melihat Inggris sebagai sekutu yang baik bagi Indonesia. Hal ini berkebalikan dengan Malaysia yang bersekutu dengan Inggris dan Australia. Rivalitas sekutu ini menjalar ke perebutan Borneo sebagai kawasan Malaysia di bawah Inggris, sedangkan Soekarno melihat Borneo sebagai bagian Indonesia, sehingga sukarelawan Indonesia di sana didorong untuk menyerang tentara Malaysia (Australian War Memorial, 1996). Faktor keempat yaitu adanya jenis rezim yang mendukung proses diversionary war. Pada masa itu, Soekarno yang otoriter dengan pengaruhnya berhasil mengibarkan semangat masyarakat Indonesia untuk melawan Malaysia. Adanya pengaruh yang kuat sejak proklamsi Indonesia tahun 1945 menjadikan Soekarno lebih mudah untuk menyatakan konflik dengan Malaysia. Jenis rezim ini sedikit banyak memengaruhi proses penyebaran perintah Soekarno “Ganyang Malaysia”. Faktor kelima yaitu adanya kesempatan. Penjelasan empat faktor di atas merupakan pendorong yang kuat bagi pemerintah untuk menyatakan konflik

9

dengan Malaysia. Hal tersebut ditunjang oleh adanya kesempatan yaitu masuknya Inggris sebagai sekutu Malaysia yang kemudian membangkitkan emosi masyarakat Indonesia sebagai bentuk perlawanan terhadap penjajahan yang dilakukan Inggris dan penyerangan terhadap Indonesia pasca kemerdekaan Indonesia. BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Penelitian Anggaran penelitian selengkapnya dapat dilihat pada bagian lampiran 2. Berikut adalah pembagian dan persentase rincian pengeluaran No. Jenis Pengeluaran

Biaya (Rp)

1

Peralatan Penunjang

Rp 500.000,00

2

Bahan habis pakai

Rp 500.000,00

3 4

Perjalanan (Kementerian Luar Negeri, Perpustakaan

Rp 2.500.000,00

Nasional Republik Indonesia) Lain-lain: administrasi, publikasi, seminar, laporan

Rp 2.500.000,00

Jumlah

Rp 6.000.000,00

4.2 Jadwal Kegiatan

Kegiatan Penelitian Rencana Penelitian Pengumpulan

Bulan

Bulan

Bulan

Bulan

Bulan

1

2

3

4

5

v v v v data

v v v v

sekunder Turun Lapangan Analisis data Pembuatan Kesimpulan

v v v v v v v v v

dan Finalisasi Seminar

v

10

DAFTAR PUSTAKA Ab Ghani, Hj. Rohani dan Sulhirmi Paidi. Malaysia-Indonesia: Pengumpulan Hubungan

Dua

Negara

Serumpun.

Diakses

dari

http://www.awm.gov.au/atwar/indonesian-confrontation/ pada 10 Desember 2014. Abd Razak, Mohamad Rodzi. Gestapu dan Penyelesaian Konfrontasi MalaysiaIndonesia. diakses dari http://journalarticle.ukm.my/417/1/1.pdf pada 10 Desember 2014. Australian War Memorial. Indonesian Confrontation, 1963-66. diakses dari http://www.awm.gov.au/atwar/indonesian-confrontation/ pada 10 Desember 2014. Cashman, G. (2014) What Causes War?: An Introduction to Theories of International Conflict. 2nd ed. Lanham: Rowman &Littlefield. Chanda, R. et.al. (2012) Goans in portugal: Role of History and Identity in Shaping Diaspora Linkages. New Delhi: Carim Cole, R. H. (1997) Operation Urgent Fury: The Planning and Execution of Joint Operation in Grenada. Washington: Joint History Office. Hagan, J. (1994) ‘Domestic Political Systems and War Proneness’, Mershon International

Studies

Review,

38

(2)

[Internet].

Tersedia

dari:

http://www.jstor.org/222714 Herring, G. C. (1991) ‘America and Vietnam: The Unending War’, Foreign Affairs,

70

(5)

[Internet].

Tersedia

dari:

http://www.jstor.org/stable/20045006 James, P. (1987) ‘Conflict and Cohesion: A Review of the Literature and Recommendations for Future Research’, Cooperation and Conflict, 22 (21). Tersedia dari: http://cac.sagepub.com/content/22/1/21 Mackie, J.A.C. Konfontrasi The Indonesia-Malaysia Dispute 1963-1966. London: Oxford University Press. 1974. Mearsheimer, J. dan Walt, S. M. (2003) ‘An Unnecessary War’. Foreign Policy.

11

Smith, G. (2008) Battle Atlas of the Falklands War 1982. Diakses dari: http://www.radalmafinas.com.ar Sutton, Mary. Indonesia 1966-70: Economic Management and the Role of the IMF. dalam Overseas Development Institute, 1962. Waltz, K. (1959) Man, the State and War. New York: Columbia University Press.

12

LAMPIRAN Lampiran 1. Biodata Ketua Kelompok, Anggota Kelompok, dan Dosen Pendamping 1. Biodata Ketua Kelompok A. Identitas Diri 1.

Nama Lengkap

Syifa Masna Raisalah

2.

Jenis Kelamin

Perempuan

3.

Program Studi

Ilmu Hubungan Internasional

4.

NIM

1206210755

5.

Tempat Tanggal Lahir

Malang, 9 Agustus 1994

6.

e-mail

[email protected]

7.

Nomor Telepon/HP.

+62 87 859 783 792

B. Riwayat Pendidikan

Nama Institusi

SD

SMP

SMA

Purwantoro 1

Negeri 1 Malang

Negeri

4

Malang Jurusan

-

-

IPS

Tahun Masuk-Lulus

2000-2006

2006-2009

2009-2012

C. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir Tahun 2006 2007 2007 2007 2008 2009 2009 2010

Penghargaan 3rd place of English Debate in Malang 1st place of Emergency Aid of Junior Red Cross Youth 2nd place of Tae Kwon Do Open Tournament for Heavy Class 1st place of Tae Kwon Do Open Tournament for Middle Heavy Class 2nd place of Theater Competition in Malang 1st place of Paskibra in Central Java Finalist of News Anchor Competition in Central Java and Yogyakarta 3rd place of Theater Competition in East Java

13

3rd place of Single Woman Tennis Tournament in Social and Political Science of Universitas Indonesia 4th place of Program Kreativitas Mahasiswa (Student Creativity Program) of Society Category in Social and Political Science of Universitas Indonesia Project Officer and teacherTeaching voluntary in Bantur (a village in Malang)

2012 2013

2015

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara secara hukum. Apabila di kemudian ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya siap menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas Mahasiswa – Penelitian. Depok,

Februari 2015

Pengusul,

(Syifa Masna Raisalah)

2. Biodata Anggota Kelompok 2.1 Biodata Anggota Kelompok ke-1 A. Identitas Diri 1.

Nama Lengkap

Triya Venisya Refsi Putri

2.

Jenis Kelamin

Perempuan

3.

Program Studi

Ilmu Hubungan Internasional

4.

NIM

1206210862

5.

Tempat Tanggal Lahir

Bukit Tinggi, 13 Mei 1994

14

6.

e-mail

[email protected]

7.

Nomor Telepon/HP.

+62 81 318 221 723

B. Riwayat Pendidikan SD

SMP

SMA

Nama Institusi Jurusan Tahun Masuk-Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) No. Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar

Judul

Artikel Waktu

Ilmiah

dan

Tempat

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir No. Jenis Penghargaan

Institusi

Tempat

Pemberi Penghargaan

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara secara hukum. Apabila di kemudian ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya siap menerima sanksi.

15

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas Mahasiswa – Penelitian.

Depok,

Februari 2015

Pengusul,

(Triya Venisya Refsi Putri)

2.2 Biodata Anggota Kelompok Ke-2 1. Identitas Diri 1.

Nama Lengkap

Dyah Ayu Safitri

2.

Jenis Kelamin

Perempuan

3.

Program Studi

Ilmu Hubungan Internasional

4.

NIM

1306386996

5.

Tempat Tanggal Lahir

Purworejo, 5 Maret 1995

6.

e-mail

[email protected]

7.

Nomor Telepon/HP.

+62 87 715 219 199

2. Riwayat Pendidikan SD

SMP

SMA

Nama Institusi Jurusan Tahun Masuk-Lulus

16

3. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) No. Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar

Judul

Artikel Waktu

Ilmiah

dan

Tempat

4. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir No. Jenis Penghargaan

Institusi

Tempat

Pemberi Penghargaan

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara secara hukum. Apabila di kemudian ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya siap menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas Mahasiswa – Penelitian. Depok,

Februari 2015

Pengusul,

(Dyah Ayu Safitri)

17

3. Biodata Dosen Pendamping 1. Identitas Diri 1.

Nama Lengkap

2.

Jenis Kelamin

3.

Program Studi

4.

NIP

5.

Tempat Tanggal Lahir

6.

e-mail

7.

Nomor Telepon/HP.

2. Riwayat Pendidikan SD

SMP

SMA

Nama Institusi Jurusan Tahun Masuk-Lulus

3. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) No. Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar

Judul

Artikel Waktu

Ilmiah

dan

Tempat

1

4. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir No. Jenis Penghargaan

Institusi

Tempat

Pemberi Penghargaan

18

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara secara hukum. Apabila di kemudian ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya siap menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas Mahasiswa – Penelitian. Depok,

Februari 2015

Pengusul,

(Nama Lengkap Dosen Pembimbing)

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

No.

Justifikasi Pemakaian

Harga Satuan Kuantitas

Jumlah (Rp)

(Rp) Peralatan Penunjang 1.

Tape Recorder

Rp. 500.000

1

Rp. 500.000

Bahan Habis Pakai 1.

Bolpoin

Rp. 5000

20

Rp. 100.000

2

Kertas

Rp. 35.000

10

Rp. 350.000

3.

Print

Rp. 100

500

Rp. 50.000

Rp. 500.000

1

Rp. 500.000

Perjalanan 1.

Kementerian Luar Negeri

2.

PNRI

Rp. 500.000

2

Rp.1.000.000

3.

UI

Rp. 500.000

2

Rp.1.000.000

19

Seminar 1.

Sewa Ruangan

Rp. 500.000

1

2.

Konsumsi

Rp.1.500.000 1

Rp.1.500.000

3.

Sewa infocus

Rp. 500.000

Rp. 500.000

1

Rp. 500.000

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas No. Nama/NIM

Program

Bidang

Alokasi

Studi

Ilmu

Waktu

Uraian Tugas

1.

Syifa Masna R.

HI

HI

Penelitian

2.

Triya Venisya R.P

HI

HI

Penelitian

3.

Dyah Ayu S.

HI

HI

Penelitian

20

Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA

Yang bertandatangan dibawah ini: Nama

: Syifa Masna Raisalah

NIM

: 1206210755

Program Studi

: Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dengan ini menyatakan bahwa proposal Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKM-P) saya dengan judul: Konfontrasi Soekarno terhadap Malaysia tahun 1963-1966 sebagai Pengalihan Konflik yang diusulkan untuk tahun anggaran 2015 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar-benarnya.

21

Depok,

Februari 2015

Mengetahui,

Yang menyatakan,

Direktur Kemahasiswaan UI,

Arman Nefi, SH., M.M. NUK. 0508050277

NPM.

22