Program Pengembangan Rumah Sakit Aman (Safe ... - IndoHCF

Tidak ada ambulance-center. • Rumah sakit harus merespon panggilan Gadar, melayani, dan merujuk. • Tidak ada “penghubung” antar Rumah Sakit. • Belum t...

2 downloads 474 Views 9MB Size
MASALAH, SOLUSI. HARAPAN TERWUJUDNYA SPGDT-S SECARA NASIONAL STUDI KASUS DI MUHAMMADIYAH Dr dr M Natsir Nugroho SpOG, Mkes

National Advisory Board Hospital Preparedness and Community Readiness for Emergency and Disaster dr. Ahmad Muttaqin Alim, Sp. An, EMDM Muhammadiyah Disaster Management Center HPCRED MDMC

Dr dr M Natsir Nugroho SpOG,Mkes Solo, 17 September 1950 Jl Punai 3 Blok T 8/ 1 Bintaro jaya Ciputat 15412 +62217370419, fax +62217350243 0811107321 [email protected] Riwayat Pendidikan FKUI Jakarta 1976 Spesialis Obstetri Ginekologi FKUI Jakarta 1984 Magister Manajemen RS FK UGM Yogyakarta 1999 S3 Manajemen Stratejik FK UGM 2015 Riwayat Pekerjaan 1. Kepala Puskesma Mindiptana Merauke 1976 2. Kepala Puskesmas Merauke Irian Jaya 1978 3. Kepala SMF Obgin RSIJ Cempaka Putih 1993 4. Direktur Medik RSIJ Pondok Kopi 1996 5. Direktur utama RSIJ Pondok Kopi 2000-2007 6. Dosen S1 Obgin FK Muhammadiyah Jakarta 7. Dosen S2 Manajemen Stratejik RS FK UMY/UGM Riwayat Organisasi 1. POGI Jaya 2. Ketua satgas Kesehatan Reproduksi PB POGI 3. Ketua IRSJAM (PERSI Prov DKI Jaya) 4. Sekjen PERSI 5. Ketua Majelis Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat (MKKM) PP Muhammadiyah 6. Ketua Pusat Penanggulangan Bencana (MDMC) PP Muhammadiyah 7. Dewan Penyantun PERSI 8.Ketua Asosiasi RS Badan Nirlaba Indonesia (ARSANI) 9. Kompartemen Hubungan Organisasi & Siaga Bencana RS

1993 1995-1999 2001-2005 2005-2009 2005-2010 2005- 2010 2009-2012 2013-2016 2016-2019

Bencana?!

APAKAH KITA SUDAH TERBIASA” DENGAN BENCANA..?

TAPI APAKAH KITA SUDAH SIAP MENGHADAPI BENCANA..?

Kita sudah tahu sejak lama, dan kenyataanya kita belum siap

Tsunami Aceh

Gempa Jogja

Banjir Bengawan Solo

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. Surah Ar Ruum: 41

DAUR PB Pra-bencana

Penanggulangan Pengkajian darurat

Perencanaan

Perencanaan Tanggapoperasi darurat Peringatan dini

Pengkajian

Koordinasi

Kesiapan Penjinakan

Manajemen Info

Rehabilitasi

Penggerakan Sumber Jaringan nasional & internasional

Pencegahan Pencegahan & penjinakan

Pemulihan

Penuntasan Pembangunan kembali

Pasca-bencana

SPGDT • Adalah suatu jejaring provider yg menyelenggarakan upaya penanggulangan penderita gawat darurat baik untuk kejadian sehari-hari (SPGDT-S) maupun saat ekskalasi ke kejadian bencana (SPGDT-B) secara kontinuum dan terkoordinasi pada penduduk disuatu wilayah.

SPGDT • SPGDT-S(sehari-hari) adalah rangkaian upaya pelayanan GD yg saling terkait yg dilaksanakan ditingkat Pra RS – di RS – antar RS dan terjalin dalam suatu sistem

• SPGDT-B (dalam keadaan bencana) adalah kerja sama antar unit pelayanan Pra RS dan RS dalam bentuk pelayananan GD terpadu sebagai peningkatan (eskalasi) kegiatan pelayanan sehari-hari (SPGDTS)

SPGDT SEHARI-HARI Pra-Hospital Activity

Page 13

SPGDT SEHARI-HARI Jejaring RS Activity

Page 14

SPGDT SEHARI-HARI Integrated Flow Activity

Page 15

TUJUAN • Mempermudah aksebilitas pelayanan kesehatan di rumah sakit melalui sistem rujukan berjenjang • Meningkatkan mutu pelayanan kegawatdaruratan pra-intra-interhospital • Menurunkan angka kecacatan dan kematian

Desain Aplikasi APLIKASI SPGDT

Data Rumah Sakit

Data Kapasitas

Ambulans Tracking System

Data Spesialisasi

Emergency Medical Protocol

Data SDM

SPGDT SEHARI-HARI Basic Application Flow

Page 18

Bencana adalah pekerjaan rumah yang berat

Mungkinkah pekerjaan itu kita Laksanakan dengan mesin Muhammadiyah kita ????

Untuk itulah kita semua di sini!!!! Membangun Kesamaan persepsi dan kerangka kerja bersama

Berbagi Peran dan Sumber daya untuk penaggulangan bencana

KONTEKS INDONESIA dan Harapan REALISASI SPGDT yang Tertunda

Konteks Indonesia • Indonesia menganut sistem “Hospital-Based Medical Service” • Belum ada yang fokus pada layanan pre-hospital, • Tidak ada ambulance-center • Rumah sakit harus merespon panggilan Gadar, melayani, dan merujuk • Tidak ada “penghubung” antar Rumah Sakit.

• Belum terbangunnya Panduan-pedoman layanan Pre-hospital (SOP-SOP, Clinical Pathway) yang baku • Belum terbangun sistem pengembangan SDM Pra-Hospital

Konteks Indonesia • Besarnya Jumlah Rumah Sakit Swasta di Indonesia • Kadang RS Swasta menjadi penopang kesehatan wilayah (contoh: PKU Muhammadiyah Kota Bima) • Masalah persaingan bisnis • Pembiayaan layanan Gawat Darurat untuk RS Swasta • Masih sangat bergantung pada kebijakan masing-masing RS • Layanan Emergency & Safe Community masih tampak sebagai ”investasi rugi” bagi swasta

Konteks Indonesia • Luasnya Teritorial Indonesia • Problem Kawasan kepulauan, daerah terpencil, area perbatasan • Perbandingan luas cakupan dengan fasilitas yang tersedia • Hambatan Akses ke pusat layanan (ingat, kasus “Breksit”)

MASALAH SAAT INI • Belum ada “satu kata” di antara RS di Indonesia • Terlalu heterogen tingkat kesadaran dan pengetahuan Direksi RS tergantung klas RS • Syarat UU RS yang mengharuskan Direktur RS harus berlatar belakang Magister Manajemen RS belum terpenuhi • Peraturan turunan UU RS dan yang berhubungan dengan bencana dan kesiapan RS belum jelas • Masih terlalu sedikitnya RS yang terakreditasi

STUDI KASUS

BAGAIMANA DENGAN MUHAMMADIYAH?

Muhammadiyah & Penanggulangan Bencana Tanfidz Keputusan Muktamar Muhammadiyah 45 tentang rekomendasi internal poin 1 yang menyebutkan: Muktamar mendesak PP Muhammadiyah

untuk menggalakkan kembali kerja-kerja kemanusiaan (humanitarian works) dalam membantu korban bencana alam dan kerja-kerja sosial kemanusiaan, yang pada masa lalu dikenal sebagai lembaga ”Penolong Kesengsaraan Oemoem” (PKO). Muhammadiyah perlu mengembangkan lembaga tersebut bukan sekedar untuk melakukan respon terhadap bencana (disaster response) yang bersifat reaktif, tetapi menjadi lembaga yang memiliki kemampuan untuk mengelola (merencanakan langkah-langkah antisipatif) terhadap berbagai jenis bencana (disaster management).

[ MDMC ] MUHAMMADIYAH DISASTER MANAGEMENT CENTRE

• KONDISI IDEAL.. MDMC MITIGASI/

-Koordinasi tingkat efek bencana-

MDMC-Corner WILAYAH LAIN

-sesuai kebutuhan-

MDMC-Corner EMERGENCY -kurang dari 15 jam-

MDMC-Corner

EMERGENCY -kurang dari 5 jam-

WILAYAH TERDEKAT

-kurang dari 24 jam-

BENCANA

Crisis-Center Keterangan:

Advokasi Publik

Tanggap Darurat

Normal

Koordinasi

Rehabilitasi-Recovery

TAPI..untuk mewujudkannya, Ternyata Muhammadiyah…. HARUS PUNYA DISASTER PLAN HARUS BERJEJARING DENGAN MAKSIMAL HARUS PUNYA TEAM YANG SOLID & TERLATIH SKILL SDM HARUS MERATA HARUS MEMILIKI KETERSEDIAAN DATA DAN KEMAMPUAN PEMETAAN DATA YANG AKAURAT HARUS MAKSIMAL MEMBANGUN PARTISIPASI KETAHANAN MASYARAKAT

Dua Strategi Besar Muhammadiyah Untuk Penanggulangan Bencana…. CAPACITY BUILDING KETAHANAN MASYARAKAT

CAPACITY BUILDING RUMAH SAKIT DAN POLIKLINIK YANG SIAGA BENCANA (Tim Medis, Fasilitas, Jaringan dsb) SEKOLAH YANG SIAGA BENCANA (Guru dan Siswa) PERGURUAN TINGGI YANG SIAGA BENCANA (Relawan profetik, Assessment & SAR Evakuasi) PIMPINAN PUSAT, WILAYAH, DAERAH, CABANG DAN RANTING YANG SIAGA BENCANA (Peran koordinatif dan jaringan) ORGANISASI OTONOM & AMM YANG SIAGA BENCANA (SDM Relawan, Koordinatif, jaringan, Dsb) PENYIAPAN LUMBUNG DANA DAN LOGISTIK YANG SIAGA BENCANA (Infak bencana dan penyiapan logistik)

KETAHANAN MASYARAKAT MEMBANGUN KESADARAN PERUBAHAN PERILAKU MEMBANGUN PARTISIPASI MEMBANGUN NILAI, BUDAYA DAN PRANATA KETAHANAN MASYARAKAT

= KESIAGAAN BENCANA DAN RENCANA KEDARURATAN

PROGRAM PERSYARIKATAN DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

1. Pusat Penanggulangan Bencana Muhammadiyah (MDMC). 2. Program sektoral: kesadaran kesiapsiagaan / mitigasi /pencegahan/ tanggap darurat/ rehabilitasi / rekonstruksi

MUHAMMADIYAH DISASTER MANAGEMENT CENTRE [MDMC]

SK No.58/KEP/I.O/D/2007 tentang Penetapan Pengurus Pusat Penanggulangan Bencana PP Muhammadiyah Periode 2007-2010.

Pusat Penanggulangan Bencana Muhammadiyah (MDMC).

1. PENYANTUN : Tokoh Masyarakat wali amanah

2. PENGURUS : Ketua, Koordinator Bidang (Tanggap Darurat, Pemulihan, Kesiapsiagaan, Jaringan), Sekretaris dan Bendahara 3. PELAKSANA : BIdang Relawan dan Pelatihan, Pengelolaan Logistik, Data dan Assessment, Humas dan Kampanye

Pusat Penanggulangan Bencana Muhammadiyah (MDMC). Program Prioritas (Yang sedang dilaksanakan dan disiapkan)

1. Kampanye Siaga bencana bagi anak – anak dan masyarakat 2. Rumah Sakit Siaga Bencana 3. Pelatihan Relawan Inti Penanggulangan Bencana 4. Pusat Pelatihan Penanggulangan Bencana 5. Sistem Penggalian dana dan Sistem Logistik

Struktur Pelaksana Harian MDMC

Executive Director Unit Pendukung: Bendahara Sekretariat

Divisi Tanggap Bencana

Divisi Pemberdayaan Masyarakat

Divisi Jaringan dan Infomasi

Divisi SDM dan Organisasi

Program Pelaksana Harian MDMC Divisi Tanggap Bencana Membentuk satgas PB di PWM/PDM/PCM Membuat dan mensosialisasikan SOP Menyiapkan logistik dan kebutuhan dasar Menyiapkan transportasi relawan dan medis Menyiapkan pelayanan medis Divisi Pemberdayaan Masyarakat Menghimpun dana lumbung bencana (finansial dan material kebutuhan dasar) Penyuluhan dan pelatihan sadar bencana di tingkat akar rumpiut Rekonsiliasi dan resolusi konflik Advokasi hak kepemilikan korban bencana Ujicoba rencana penanggulangan kedaruratan bencana Pemulihan dan pelayanan pasca trauma kejiwaan

Program Pelaksana Harian MDMC Divisi Jaringan dan Informasi Membangun jaringan PB di dalam dan luar negeri Membuka hotline 24 jam 7 hari Membuat website Membuat materi dan melakukan kampanye sadar bencana Membuat database: Relawan, Daerah rawan bencana, Mitra pendanaan/Mitra kerja, Logistik

Divisi Sumberdaya Manusia dan Organisasi Pendidikan dan Pelatihan Siaga Bencana Penyuluhan sadar bencana di akar rumput Perekrutan relawan Membangun koordinasi internal Muhammadiyah dan eksternal Pelatihan PB dalam bidang manajerial dan operasional

Program MDMC di Rumah Sakit Capacity Building/ RS – PKU Siapsiaga Bencana Pembentukan tim Emergency Medis Pelatihan Tim Emergency Medis Penyiapan/peningkatan fasilitas Emergency Menyiapkan rencana kedaruratan Internal Penggalian dana Penggulangan Bencana secara Internal Management Logistik Internal Koordinasi Tanggap Bencana Membuat dan mensosialisasikan SOP HOPE di RS/PKU Menyiapkan logistik dan kebutuhan Menyiapkan transportasi relawan dan medis Masyarakat Siaga Bencana : Membuat dan mensosialisasikan Rencana kedaruratan Menyiapkan tim bantuan SAR dan Evakuasi, serta logistik Membangun kesadaran mengurangi resiko bencana

9 RS Siaga/Aman Bencana Muhammadiyah • • • • • • • • •

PKU Muhammadiyah Palembang PKU Muhammadiyah Pondok Kopi Jakarta PKU Muhammadiyah Bantul PKU Muhammadiyah Lamongan RS Aisyiyah Makassar PKU Muhammadiyah Gresik RS Aisyiyah Malang RSI PKU Muhammadiyah Palangkaraya RSU PKU Muhammadiyah Bima

MDMC RSM Lamongan

Nama kegiatan

Peserta

Pelatihan PPGD polisi

Polres Lamongan

Pembuatan aplikasi GO Ambulance

Seluruh ambulan di Lamongan

Tujuan

Polisi mampu menangani korban KLL Simulasi Traffic Polres Lamongan Polisi dan tim ambulan Accident Centre (TAC) Komite Kesehatan dapat bekerjasama dlm Bencana (KKB) RSML penanganan KLL Seminar Rujukan PKM se Lamongan Memahami konsep dan BP se Lamongan proses mekanisme RS se Lamongan rujukan untuk kasus gawat darurat Pembuatan MOU RSML dan beberapa RS di Mampu bekerjasama rujukan Lamongan dalam proses rujukan Pelatihan TOT BTCLS Karyawan RSML Mampu menangani Tim ambulan korban trauma dan KLL Penandatanganan BPBD Lamongan Meningkatkan MOU sistem bencana Polres Lamongan pemahaman dan Dinkes Lamongan kerjasama lintas sektor MPKU PDM lamongan di bidang bencana LPB PDM Lamongan RSU dr. Sugiri lamongan PMK Lamongan Meningkatkan layanan kesehatan pra rumah sakit khususnya kasus gawat darurat

Sedang proses finalisasi

Ringkasan Program Pelatihan TOT BCLS-AED/ACLS Kerjasama PWM Jatim dengan Tan Tock Seng Hospital, Singapore

• Program ini adalah program kerjasama antara Tan Tock seng Hospital dengan PWM Jawa Timur. • Program ini berisi mengenai pengembangan pusat pelatihan BCLS_AED/ACLS di RS Muhammadiyah Lamongan dengan supervisi PWM Jawa Timur. Pelaksanaan program ini selama 3 tahun (2015-2018). •

Pelatihan akan diadakan di pusat pelatihan di RS Muhammadiyah Lamongan dan dalam kurun waktu 3 tahun, ditargetkan PWM Jatim akan melatih 150 instruktur dan 300 peserta non instruktur.

Bentuk Pelatihan 1.BCLS-AED •Dilakukan selama 2 hari dengan metode andragogi dengan persentase praktek 80% •Peserta akan dikirim modul terlebih dulu untuk dipelajari. Selama 2 hari peserta akan dilatih dengan praktek manikin dan alat. •Ke khasan pelatihan ini adalah peserta akan dilatih menggunakan alat AED hands 0n dan akan diujikan di akhir pelatihan sehingga peserta dipastikan benar-benar mampu menggunakan AED.

2. ACLS •

Dilakukan selama 4 hari dengan dimulai BCLS terlebih dulu.



Setelah lulus BCLS-AED maka peserta dapat melanjutkan sesi ACLS selama 2 hari.



Metode pelatihan menggunakan andragogi dan 80% praktek.

Sertifikat •Sertifikat BCLS-AED dikeluarkan oleh Tim Pelatihan RS Muhamadiyah dengan akreditasi PPNI dan IDI dengan auditor eksternal dari Tan Tock Seng Hospital (TTSH), Singapore. • Sertifikat berlaku selama 2 tahun.

Instruktur Semua instruktur BCLS-AED/ ACLS ADALAH perawat/dokter umum/ spesialis yang telah mendapat pelatihan TOT yang diakreditasi oleh Tan Tock Seng Hospital, Singapore dan menjalani standarisasi sesuai dengan standar TTSH Training Centre.

Modul Pelatihan •Modul pelatihan dikembangkan oleh TPRSM Jawa Timur dengan referensi dari National Rescucitation Council Singapore dan American Heart Association versi terbaru. • Modul ini telah menjalani proses penyesuaian dengan metode pelatihan yang dikembangkan selama program kerjasama dengan TTSH Singapore.

Peran MDMC 1. Management Support

2. Instruktur nasional (tersertifikasi oleh BNPB dan Kemenkes) 3. Sertifikat dari MDMC PP Muhammadiyah 4. Alat-alat pelatihan dan Simulasi 5. Modul materi 6. Dikumentasi Foto dan video pelatihan

HARAPAN HARAPAN KE DEPAN

HARAPAN #1 : 1 NOMOR LAYANAN • Nomor bukan sembarang nomor, tapi merupakan identitas dari layanan terpadu “Gawat Darurat” • Perlu pusat layanan yang menggerakkan banyak layanan • Bisa mengembangkan dari yang telah ada di tempat-tempat tertentu

HARAPAN #2: Jejaring Multi-Layanan PreHospital Layanan lain

Damkar

Hospital

Polisi

HARAPAN #3: Pengembangan SDM • Sumber Daya Manusia Medis Profesional & Non-Pro Pre-Hospital • Sistem Pendidikan Profesional layanan Pre-hospital • • • • • •

Dokter Dokter Spesialis Perawat Perawat Spesialis Bidan Tenaga lain (Pengemudi Ambulan, Logistik Medis dll)

• Sistem Pelatihan dan sertifikasi relawan kesehatan • Relawan Umum • Petugas Layanan Emergency lain (Polisi, Damkar, SAR dll)

HARAPAN #4: Standarisasi Fasilitas • Standard Ambulan • Standar Sistem Komunikasi • Standar Informasi Data

HARAPAN #5: Pengembangan Komunitas Siaga • Safe Community / Self Help Community • Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) • Desa Tangguh Bencana (Destana) • Masyarakat Tangguh Bencana (Mastana) • Jamaah Tangguh • PRAMUKA • dll

HARAPAN #6: Sistem Internal RS • Revitaslisasi Sistem Rumah Sakit sebagai “Home-Base” Layanan medis Gawat Darurat saat ini • Dilakukan sembari meningkatkan sistem layanan pre-hospital • Anggaran/Pembiayaan; SDM; Fasilitas

HARAPAN #7: Pembiayaan Layanan GADAR • Pembiayaan berdasar pada kualitas layanan • Memperhatikan manfaat finansial bagi layanan swasta

KESIMPULAN • KEBIJAKAN KUAT • ANGGARAN KUAT • KERJASAMA KUAT Pemerintah, Swasta, Masyarakat

Terima kasih Wassalam wr.wb