PROSPEK PENGEMBANGAN JAGUNG PULUT LOKAL UNTUK MENDUKUNG

Download yang diperoleh dari laporan Balai Pengawasdan dan Sertifikasi Benih Tanaman. Pangan dan Hortikultura, Sulawesi Selatan, dan Jurnal. Pengamb...

0 downloads 500 Views 116KB Size
Seminar Nasional Serealia, 2013

PROSPEK PENGEMBANGAN JAGUNG PULUT LOKAL UNTUK MENDUKUNG INDUSTRI PRODUK MARNING M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia

ABSTRAK Penelitian dilakukan di Dusun Ujung Bulu, Desa Cile, Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba mulai Januari – April 2012 untuk mengetahui prospek pengembangan jagung pulut lokal untuk mendukung industri marning. Populasi dalam penelitian ini adalah pimpinan dan karyawan industri ruMah tangga marning jagung cap bunga dan masyarakat konsumen marning sekitarnya. Penelitian menggunakan data primer, yaitu data yang dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan responden menggunakan kuesioner, dan data sekunder yang diperoleh dari laporan BPSB, Sulawesi Selatan, Buku Statistik, dan Jurnal. Pengambilan sampel dilakukan dengan sengaja, yaitu pimpinan dan karyawan industri marning sebanyak 5 orang, konsumen marning 10 orang, petani jagug pulut 15 orang, total sampel 30 orang. Data dari lapangan dikumpulkan, diolah dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan dibahas secara kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jagung pulut lokal sangat prospektif dikembangkan untuk mendukung industri marning secara berkelanjutan. Untuk menjaga kelangkaan produksi jagung pulut lokal, maka selain prospektif diusahakan di Kabupaten Bulukumba dikembangkan juga di Jeneponto, Takalar, Soppeng, Bone, Barru dan Maros. Kata kunci: pengembangan, jagung pulut lokal, marning jagung

PENDAHULUAN Jagung pulut (Waxy Corn) merupakan salah satu komoditas bisnis yang sangat prospektif dikembangakan karena memiliki banyak manfaat. Produksi biji selain dapat dikonsumsi dalam bentuk direbus, dibakar, dibuat dodol, buras, perkedel juga dapat dibuat marning jagung. Marning berupa makanan ringan yang terbuat dari biji jagung kering melalui proses perendaman, pengukusan, dan penggorengan yang diberi gula merah disertai dengan bumbu masak kemudian dikemas dalam kantong plastik dengan ukuran disesuaikan dengan selera pasar. (250 g, 500 g, dan 1 kg). Marning jagung yang terbuat dari jagung pulut lokal umumnya dikonsumsi sebagai makanan ringan (snack). Sedangkan biomassanya dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak kuda dan sapi. Pada sentra-sentra jagung di Jawa, biomas jagung dimanfaatkan untuk pakan ternak dan pupuk kandang, dan batangnya digunakan sebagai kayu bakar (Warisno 1998). Wikipedia (2013) melaporkan bahwa jagung pulut pertama ditemukan di China pada tahun 1909, mengandung 100 persen amylopectin dan tidak mengandung

599

M. Arsyad Biba: Prospek Pengembangan Jagung pulut lokal ……

amylose. Pada tahun 1922 seorang peneliti menemukan bahwa endosperem jagung pulut hanya mengandung amylopektin, tidak mengandung amylose. Amylopectin atau waxy starch sekarang digunakan terutama dalam produk-produk pangan, tetapi juga dalam industri tekstil, lem, industri kertas. Thomison (2013) melaporkan bahwa waxy corn sebenarnya adalah jagung normal ditemukan di China pada Tehun 1998, mengandung 75 persen amylopectin

dan 25 persen amylose serta mengandung

amylose tinggi, kandungan minyak tinggi dan Lysine tinggi. Iriani et al. (2005) melaporkan bahwa jagung pulut merupakan jagung lokal yang memiliki potensi hasil rendah, yaitu kurang dari 2t/ha, tongkol berukuran kecil dengan diameter 10-11 mm dan sangat peka penyakit bulai. Selanjutnya Wikipedia (2013) melaporkan bahwa hasil jagung pulut sekitar 35 persen lebih rendah dari produksi jagung normal biji kuda dan jika ditanam harus terisolasi dari tanaman yang ada di sekitarnya sekurang-kurang 200 meter. Jagung pulut (waxy Corn) jenis jagung khusus yang semakin banyak dibutuhkan. konsumen dan industri. Jagung khusus ditandai keunggulan tersendiri,diantaranya adalah kandungan amilopektinnya tinggi diatas 90 persen (Pabendon 2013) Anonim (2012) melaporkan bahwa teknologi pembuatan marning melalui beberapa tahapan, antara lain (1) Rendam biji jagung dalam air selama 3 jam. (2) Tiriskan, Rebus kembali selama 2 jam atau hingga jagung empuk dan pecah, angkat, tiriskan. Jemur jagung selama 2 hari dibawah panas matahari atau hingga jagung kering, (3) Larutkan garam dan bubuk cabai dengan 60 ml air. Masukkan jagung ke dalam larutan bumbu, aduk rata. Diamkan 3 menit hingga bumbu meresap, tiriskan. (4) Goreng jagung hingga matang dan berwarna kecoklatan. Angkat dan tiriskan dan setelah matang simpan

dalam wadah kedap udara.

Adapun bahan-bahan untuk

marning, yaitu 500 g jagung tua pipil. 1 sendot garam halus, setengah sendot cabai merah, air dan minyak goreng secukpnya.

Proses akhir terjadinya produk marning

dalam arti sudah siap dimakan adalah setelah digoreng. Mahendradatta (2007) mengatakan bahwa penggorengan perlu menggunakan minyak secukupnya guna menghindari hasil grengan yang berlemak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prospek pengembangan jagung pulut lokal untuk mendukung industri produk marning secara berkelanjutan. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di Dusun Ujung Bulu, Desa Cile, Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba mulai Januari–April 2012. Lokasi penelitian yaitu memilih salah

600

Seminar Nasional Serealia, 2013

satu industri marning yang paling representatif, yaitu “Jagung Marning Cap Bunga” di Bulukumba. Penelitian ini menggunakan data primer, yaitu data yang dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan responden menggunakan kuesioner, dan data sekunder yang diperoleh dari laporan Balai Pengawasdan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, Sulawesi Selatan, dan Jurnal. Pengambilan sampel dilakukan dengan sengaja, yaitu pimpinan dan karyawan industri marning sebanyak 5 orang, masyarakat konsumen marning 10 orang, petani jagung pulut 15 orang, total sampel 30 orang. Teknik analisa data, yaitu data dari lapangan dikumpulkan dan diolah dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan dibahas secara kualitatif deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Jagung Marning menggunakan bahan baku jagung pulut lokal dengan kapasitas produksi 100 kg/hari, dan setiap

kilogram biji jagung pulut kering dapat

menghasilkan marning sekitar 3 kg marning. Pemasaran marning ada dua cara, pertama dalam kantong plastik berukuran 250g, 500g, 1 kg dan kedua dalam bentuk curah. Penjualan dilakukan secara curah, dikemas sendiri atas nama merek perusahaan dan dipasarkan ke Kalimantan dan Malaysia. Pengusaha marning di Bulukumba pada umumnya menggunakan modal sendiri, dan proses pembuatan marning sebagai berikut :

601

M. Arsyad Biba: Prospek Pengembangan Jagung pulut lokal ……

Jagung kering diirendam dengan Air Kapur Selama 6 Jam, lalu tiriskan

Pembuatan “ Marning Cap Bunga” pada Industri Marning di Bulukumba pada awalnya

Rebus 2-3 jam atau hingga jagung empuk, pecah

menggunakan

dari

kesulitan mendapatkan jagung pulut lokal. kebutuhan

jagung

marning

diperoleh dari masyarakat petani yang ada disekitar usaha jagung marning tersebut. Agar jagung

Larutkan Garam yang sudah ditentukan

baku

jagung pulut lokal saja dan saat itu sering

Pemebuhan Jemur jagung 2-3 hari di bawah sinar matahari hingga kering

bahan

marning

pengusaha

selalu

melakukan

tersedia,

kerjasama

oleh dengan

petani, dengan membeli pada standar harga sekitar Rp 6.500/kg dan petani diwajibkan

Masukkan Jagung ke dalam larutan bumbu & aduk rata

menjaga mutu dan menyediakan jagung lokal yang sudah terseleksi, dan sudah siap diolah menjadi marning.

Diamkan sekitar 30-40 menit hingga bumbu meresap, tiriskan

Karena permintaan

semakin

pasar

akan

produk

tingginya marning,

membuat para pengusaha marning untuk Digoreng sampai matang berwarna kuning kecoklatan, masuk- kan ke dalam larutan gula merah

meningkatkan jumlah produknya. Hal menyebabkan

kebutuhan

bahan

ini baku

meningkat pula. Untuk menjaga terjadinya kelangkaan bahan baku, para pengusaha

Angkat & tuangkan, dingin kan dengan kipas angin

marning

mencoba

menggunakan

jagung

Srikandi Kuning sebagai bahan baku untuk pembuatan marning . Hasil uji coba tersebut

Pengemasan dengan kantong plastik

ternyata kualitasnya sama dengan rasanya yang terbuat dari jagung pulut lokal. Hal inilah yang menyebabkan Srikandi Kuning disenangi

Pemasaran : Kemasan/Curah

oleh petani di Bulukumba

Gambar 1. Tahapan pembuatan “ Marning Cap Bunga”. di Jl. Melati Bulukumba

Analisa SWOT Jagung Pulut Lokal Komoditas serealia, terutama jagung pulut lokal yang biasa juga disebut jagung ketan yang hampir punah karena tekanan jagung hibrida multinasional. Tetapi karena memiliki keunggulan tersendiri, sehingga tetap mampu bertahan. Dalam upaya untuk mendapatkan calon jagung pulut nasional yang berpotensi hasil lebih dan bernilai ekonomi tinggi, sedang dilakukan oleh para pemulia jagung di Balai Penelitian

602

Seminar Nasional Serealia, 2013

Tanaman Serealia (Pabendon, 2013). Dari analisis SWOT (Tabel 1) bahwa jagung pulut lokal di Bulukumba, dan berdasarkan

kegunaannya, memiliki prospek untuk

dikembangkan (Tabel 1).

Tabel 1. Analisa SWOT Usahatani Jagung Pulut Lokal. S = Strength Umur lebih genjah (70 hari), daya tumbuh sangat baik, produksi biji sangat baik untuk bahan baku marning, dapat dibuat makanan selingan, dodol, perkedel, buras, songkolo dan gogos campur beras ketan. Biomassa baik dijadikan pakan ternak sapi dan kuda. Di pedesaan, janggelnya dapat dijadikan kayu bakar untuk menghemat pemakaian minyak tanah dan gas tabung. Sangat baik dikonsumsi oleh penderita diabetes. Harga benihnya lebih murah. Mengandung 75% amylopectin, 25% amylose, Kandungan minyal dan Lysin tinggi. Memungkinkan ditanam lima kali dalam setahun. Tahan kekeringan, hemat air dan pupuk.

W = Wekness Produksi rendah yaitu 35% lebih rendah dari produksi jagung normal biji berbentuk gigi kuda. Kadang terserang penyakit bulai, benihnya terbatas. Kurang promosi akan teknologi budidayanya dan manfaat nya.

O = Oppurtunity Pemasarannya lancar, harga satu tongkol segar di lahan petani, menguntungkan. Industri marning siap membeli jagung pulut lokal yang dihasilkan oleh petani. Selalu dibutuhkan, terutama oleh penderita penyakit diabetes. Selain dapat dikembangkan di Bulukumba, juga dapat di Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bone, Soppeng, Sidrap, Barru, Maros, juga daerah lainnya.

T = Treat Terancam punah, karena belum ada perbaikan jagung pulut yang menyamai mutu nya. Keterpihakan pemerintah terhadap jagung pulut lokal rendah. Jagung hibrida multinasional dominan ditanam oleh petani karena promosinya kuat dan ditunjang oleh dana yang cukup besar. Kemarau panjang sering menggagalkan usahatani di lahan kering dan banjir yang biasa merusak pertanaman.

Pemanfaatan jagung pulut lokal di Bulukumba paling banyak untuk marning. Sedangkan pemanfaatannya ke produk lain, petani membatasi karena yang dihasillkan oleh petani belum dapat mencukupi kebutuhan industri marning dan permintaan pasar terhadap marning meningkat terus, dan apabila produksi kurang, maka pengusaha marning membeli jagung pulut dari daerah lain seperti Jeneponto dan Bantaeng. Industri marning ini sudah berjalan lebih 30 tahun dan produksinya berkualitas tinggi serta berbagai macam rasa. Pemasarannya selama ini di Makassar, ada juga

603

M. Arsyad Biba: Prospek Pengembangan Jagung pulut lokal ……

dipasarkan langsung oleh pengusaha marning ke Palopo, Kendari, Palu, Manado, dan Jawa sebagai makanan selingan.

Prospek Pengembangan Berdasarkan tanggapan dari 30 orang res[onden dan hasil analisis SWOT jagung pulut lokal yang diusahakan oleh petani di Kabupaten Bulukumba nampak sebagai salah satu komoditas agrbisnis yang prospektif, kompetitif dan menjanjikan pendapatan yang lebih baik terutama bila dibisniskan sesuai kebutuhan pasar dengan melalui model industri rumah tangga. Teknologi industri marning yang dikelola dengan teknologi tradisional terbukti mampu bersaing karena memiliki rasa tersendiri dan disukai oleh konsumen. Dengan berkembangnya industri marning di Bulukumba, diharapkan dapat mengatasi pengangguran dan menjadi objek kunjungan teknologi tradisional di bidang idustsri rumah tangga. Industri marning membutuhkan jagung lokal yang berkualitas, sehingga masih diperlukan teknik budidayanya. Terdapat beberapa daerah yang cocok dijadikan lokasi pengembangan jagung pulut lokal selain di Kabupaten Bulukumba adalah di Gowa, Takalar, Jenepontoi, Bantaeng, Bone, Soppeng, Sidrap, Barru, dan Maros. Keberlanjutan industri marning di Bulukumba diharapkan dapat mendorong petani untuk memanfaatkan lahan kering yang pemanfaatannya selama ini kurang optimal

menjadi lebih optimal. Dan berdasarkan umur jagung lokal yang umur

panennya hanya 70 hari, maka dapat diupayakan ditanam sampai lima dalam setahun (IP500). Dan jika hal ini dapat diterapkan maka usahatani jagung pulut lokal akan mampu mengurangi lahan yang dulunya selalu bera menjadi produktif. Dengan meningkatnya produktivitas lahan kering maka masyarakat pemilik lahan kering tidak akan ke daerah lain mencari mata pencaharian guna pemenuhan kebutuhan seharihari rumah tangganya. Untuk menjamin keberlanjutan produksi jagung pulut lokal,

maka

tenaga

penyuluh perlu membina dan mendorong petani untuk selalu mengikuti petunjuk teknologi sehingga petani yang lebih terampil. Agar produksi jagung pulut lokal selalu tersedia pada saat pengusaha marning membutuhkan, maka selain petani di Bulukumba mengusahakan, juga petani di daerah lain perlu berusahatani jagung pulut lokal. Di Sulawesi Selatan terdapat beberapa daerah dapat dijadikan areal pengembangan jagung pulut lokal, seperti Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bulukumba, Bone, Soppeng, Barru, Sidrap dan Kabupaten Maros. Jika daerah-daerah tersebut berhasil juga menjadi sentra pengembangkan jagung pulut lokal, maka dapat

604

Seminar Nasional Serealia, 2013

dipastikan industri marning tidak akan kekurangan bahan baku, dan pengangguran yang dulunya meningkat terus pasti akan berkurang. Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh jagung puluit lokal adalah tahan kekeringan, sehingga daerah yang curah hujannya pendek, dapat dimanfaatkan sebagai areal pengembangan jagung pulut lokal. Jagung pulut lokal selain tahan kekeringan dan hemat air juga lebih hemat pemupukan. Untuk meningkatkan gairah petani menanam jagung pulut lokal terutama kalau terjadi kemarau panjang, maka pemerintah diharapkan membangun beberapa sumur bor yang teratur tempat pada lahan-lahan kering yang selalu kesulitan air setiap musim tanam. Industri rumah tangga yang memproduksi marning merupakan salah satu pasar yang dapat mendorong berkembangnya jagung pulut lokal di Sulawesi Selatan, baik di sektor barat seperti di Gowa, Takalar dan Jeneponto, Maros dan Barru, dan sektor timur meliputi Bone, Soppeng, Wajo, Bulukumba, Bantaeng dan Sidrap. dan di sektor peralihan, seperti Bantaeng. Industri marning di Bantaeng yang bahan bakunya selain membeli dari petani jagung pulut lokal setempat juga membeli dari petani jagung pulut lokal Jeneponto. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pengembangan jagung pulut di Bulukumba berprospek dikembangkan karena tersedianya pasar dan kegiatan industri jagung marning. Jagung pulut local dapat diolah dalam berbagai jenis produk, dan pengembangannya di Kabupaten Bulukumba, Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bone, Soppeng, Sidrap, Barru, dan Maros Saran Pemerintah Kabupaten Bulukumba melalui Dinas Pertanian, sebaiknya melakukan kordinasi dan kerjsama untuk mendapatkan varietas jagung pulut baru yang berpotensi hasil tinggi dan berkualitas. Perlu ada percontohan penerapan teknologi budidaya jagung pulut di daerah sentra jagung di Bulukumba, pembinaan yang berkelanjutan agar produksi dapat lebih meningkat dan berkualitas. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2012. Aneka Olahan Jagung. IAARD Press. Jakarta. Iriani Neni, Andi Takdir M., Nuning, AS., Musdalifah Isnaini, dan Marsum Dahlan. 2006. Perbaikan Potensi Hasil Populasi Jagung Pulut. Seminar dan Lokakarya Nasional Jagung 2005. Makassar 29-30 September 2005. P41-45.

605

M. Arsyad Biba: Prospek Pengembangan Jagung pulut lokal ……

Mahendradatta, M. 2007. Pangan Aman dan Sehat : Prasyarat Kebutuhan Mutlak Sehari-hari. Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin, Makassar. Pabendon, M. 2013. Mewujudkan Varietas Jagung Pulut Nasional. ANTARA. Diakses 8 Juni 2013. Thomison, Peter. 2013. Specialty Corns : Waxy, High-Amylose, High Oil, and HighLysine Corn. Ohio State University Extension, Department of Horticulture and Crop Science. http//ohionline.osu.edu./age-fact/0112.html. Diakses 8 Juni 2013. Wikipedia. 2013. Waxy Corn, the Free Encyclopedia. Diakses 8 Juni 2013. Warisno. 1998. Budidaya Jagung Hibrida. Kanisius. Jakarta.

606