1 ANALISIS PROSES PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS TELING ATAS

Download Tata cara menyimpan dan menyusun obat penerapan. FEFO, pemindahan obat yang tidak pecah, penyimpanan golongan antibiotik, penyimpanan table...

0 downloads 327 Views 222KB Size
ANALISIS PROSES PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS TELING ATAS KECAMATAN WANEA KOTA MANADO Mohammad Khoirurrizza*, Chreisye K.F Mandagi*, Febi K. Kolibu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Pelayanan kefarmasian di Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Tujuan penelitian ini secara umum untuk mengetahui proses penyimpanan obat di Puskesmas Teling Atas Kecamatan Wanea Kota Manado. Metode penelitian yang menggunakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi langsung dan pemeriksaan dokumen dibantu dengan alat perekam suara yang memiliki tujuan untuk mengigatkan peneliti untuk menulis rangkaian wawancara. Data hasil wawancara diolah dengan mengorganisir informasi, membaca keseluruhan informasi dan membuat suatu uraian secara terperinci dan disajikan secara naratif. Pengecekan data dilakukan dengan menggunakan metode triangulasi. Hasil penelitian ini berdasarkan wawancara mendalam dan observasi langsung kondisi penyimpanan obat berdasarkan kelembapan, sinar matahari, temperatur panas, menghindari kerusakan fisik sudah sesuai pedoman sedangkan pengotoran dan kontaminasi bakteri belum sesuai pedoman.Tata cara menyimpan dan menyusun obat penerapan FEFO, pemindahan obat yang tidak pecah, penyimpanan golongan antibiotik, penyimpanan tablet salut sudah sesuai pedoman, sedangkan penearapan sistem FIFO, obat yang diterima, penyimpanan obat injeksi, penyimpanan obat yang mempunyai waktu kadaluwarsa belum sesuai pedoman. Pengamatan mutu obat sudah sesuai pedoman, karena petugas pengelola obat melakukan pengamatan mutu obat dan juga tidak pernah terdapat obat yang rusak. Saran meningkatakan kondisi penyimpanan obat, memperbaiki cara dan menyusun obat yang lebih baik, meningkatkan pengamatan mutu obat dan menambah sumber daya manusia dengan latar belakang pendidikan apoteker. Kata Kunci: Penyimpanan Obat, Pelayanan Obat, Puskesmas ABSTRACT Pharmaceutical services at Puskesmas is an integral part of the implementation of health efforts, which play an important role in improving the quality of health services for the community. The purpose of this research in general to know the process of drug storage in Puskesmas Teling Atas Sub Wanea Manado City. Research methods that use qualitative research. Data collection is done by in-depth interview, direct observation and document inspection assisted by voice recorder which has a purpose to mengigatkan researchers to write a series of interviews. Interview data is processed by organizing information, reading the entire information and making a detailed description and presented in narrative. Data checking was done by using triangulation method. The results of this study based on in-depth interviews and direct observation of drug storage conditions based on humidity, sunlight, heat temperature, avoidance of physical damage is in accordance with guidelines while the contamination of bacteria and contamination has not been appropriate guidelines.Sata how to store and arrange drug application of FEFO, , antibiotic preservation, saline tablet storage is in accordance with the guidelines, whereas the FIFO system, received drugs, injection drug storage, drug storage that has an expiry date is not yet in accordance with the guidelines. The observation of drug quality was in accordance with the guidelines, because the drug management officers did observe the quality of the drug and also there was never any medicine damaged. Suggestions improve drug storage conditions, improve ways and develop better drugs, improve drug quality observation and increase human resources with educational background of pharmacists. Keywords: Medicines storage, medicines service, primary health centre

1

standar/sumber daya manusia pengelola

PENDAHULUAN Pembangunan

pada

obat sebagian besar berkompete, yaitu

yang

tenaga kefarmasian (Tenaga Apoteker

dilaksanakan oleh semua komponen

dan Tenaga Teknis Kefarmasian) yang

Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk

sudah

meningkatkan

bimbingan teknis tentang pengelolaan

hakekatnya

kesehatan adalah

upaya

kesadaran,

kemauan,

mengikuti

obat

orang agar terwujud derajat kesehatan

Anggaran obat yang digunakan untuk

masyarakat

mendukung pelayanan kesehatan dasar

setinggi-tingginya,

sebagai investasi bagi pembangunan

sosial

dan

kesehatan.

dari APBD.

sumber daya manusia yang produktif secara

pembekalan

dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap

yang

dan

pelatihan

Peraturan Menteri Kesehatan RI

ekonomis.

No 74 Tahun 2016 tentang Standar

Keberhasilan pembangunan kesehatan

Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas

sangat ditentukan oleh kesinambungan

mengatakan Pelayanan Kefarmasian di

antar upaya program dan sektor, serta

Puskesmas merupakan satu kesatuan

kesinambungan

upaya-upaya

yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan

yang telah dilaksanakan oleh periode

upaya kesehatan, yang berperan penting

sebelumnya. (Kemenkes, 2015). Dan

dalam meningkatkan mutu pelayanan

salah satu diantaranya yang mempunyai

kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan

peranan yang cukup penting adalah

Kefarmasian

di

menyelenggarakan pelayanan kesehatan.

mendukung

Instansi

Puskesmas,

meliputi

penggerak pembangunan berwawasan

dengan

Pengelolaan Farmasi

Obat

di

Kabupaten/Kota

Puskesmas

harus

tiga

fungsi

pokok

yaitu

sebagai

pusat

beberapa fungsi di antaranya adalah

kesehatan,

pusat

penyimpanan obat, untuk menjalankan

masyarakat,

dan

fungsi-fungsi tersebut harus didukun

kesehatan strata pertama yang meliputi

okeh sistem manajemen yang terdiri dari

pelayanan kesehatan perorangan dan

organisasi,

sumber

pelayanan kesehatan masyarakat.

anggaran,

dan

Organisasi

pengelola

daya

manusia,

saran/prasarana.

pusat

pelayanan

Puskesmas adalah salah satu sarana

di

pelayanan kesehatan masyarakat yang

Kabupaten/Kota hampir sebagian besar

amat penting di Indonesia. Adapun yang

82% sudah berbentuk instansi Farmasi

dimaksud dengan PUSKESMAS ialah

Kabupaten/Kota.

suatu unit pelaksana fungsional yang

untuk

Hal

menjamin

dilakukan

dengan

obat

pemberdayaan

ini

dilakukan

pengelola sesuai

obat

berfungsi sebagai pusat pembangunan

dengan

kesehatan, pusat pembinaan peran serta

2

masyarakat dalam bidang kesehatan

(promotif), dan pemulihan kesehatan

kesehatan

serta

(rehabilitatif). Pengobatan merupakan

kesehatan

tingkat

pusat

pelayanan

pertama

yang

kegiatan penting

menyelenggarakan kegiatannya secara

Puskesmas sehingga obat-obatan pun

menyeluruh,

dan

jadi unsur penting. Proses pengelolaan

suatu

akan berjalan efektif dan efisien bila

terpadu

berkesinambungan masyarakat

yang

pada bertempat

tinggal

ditunjang

dengan

sistem

informasi

dalam suatu wilayah tertentu (Azrul

manajemen obat untuk menggalang

Azwar, 1996). Pengelolaan obat di

keterpaduan

puskesmas

kegiatan

perlu

diteliti

karena

pelaksanaan

dalam

kegiatan-

pengelolaan

obat.

pengelolaan obat yang efisien sangat

Kegiatan pengelolaan obat meliputi

menentukan keberhasilan manajemen

kegiatan

puskesmas secara keseluruhan, untuk

penyimpanan,

menghindari

kebutuhan

penggunaan dan pengendalian obat yang

obat yang tidak akurat dan tidak rasional

dikelola Pendistribusian obat dilakukan

sehingga perlu dilakukan pengelolaan

di gudang farmasi kabupaten/kota ke

obat yang sesuai (Anjarwati. Rori,)

Puskesmas secara rutin setiap tahunnya

perhitungan

Pelayanan

kesehatan

masyarakat

perencanaan,

pengadaan,

pendistribusian,

ke seluruh puskesmas atau pada saat

sektor pemerintah terdiri dari pelayanan

puskesmas

kesehatan

dasar

kesehatan

rujukan.

mendapatkan kekosongan

dan

pelayanan

pada obat tertentu sehingga peran

Salah

satu

gudang obat sangatlah penting. (Djuna)

hal

penting dalam

Proses pengelolaan akan berjalan

pelayanan

kesehatan

adalah

efektif dan efisien bila ditunjang dengan

pengelolahan dan pembiayaan obat.

sistem informasi manajemen obat untuk

Obat merupakan

menggalang keterpaduan pelaksanaan

salah satu kebutuhan dasar manusia

kegiatan-kegiatan

yang digunakan untuk mencegah dan

obat.

mengobati penyakit. Oleh sebab itu

meliputi

pasokan obat dan distribusinya harusnya

penggunaan dan pengendalian obat yang

menjadi agenda publik dan mendapatkan

dikelola (Depkes RI, 2005).

perhatian yang proporsional.

memberikan

pengobatan

(kuratif),

(preventif),

peningkatan

pengelolaan

pengelolaan

kegiatan

obat

penyimpanan,

Kebijakan Obat Nasional (KONAS)

Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan

Kegiatan

dalam

bertujuan untuk menjamin ketersediaan

pelayanan

obat baik dari segi jumlah dan jenis yang

pencegahan

mencukupi,

kesehatan

juga

pemeratan,

pendistribusian dan penyerahan obat-

3

obatan harus sesuai dengan kebutuhan

pencatatan,

masing-masing Puskesmas (Depkes RI,

pemantauan dan evaluasi. Tujuannya

2005). Dengan adanya pengelolaan obat

adalah untuk menjamin kelangsungan

yang

pelayanan

ketersediaan dan keterjangkauan obat

kesehatan kepada masyarakat menjadi

dan bahan medis habis pakai yang

lebih maksimal. Pengelolaan obat serta

efisien,

penjaminan

yang

meningkatkan kompetensi/ kemampuan

dibutuhkan Puskesmas di Kota Manado

tenaga kefarmasian, mewujudkan sistem

adalah Dinas Kesehatan Kota Manado.

pelayanan informasi manajemen, dan

baik

diharapkan

tersedianya

Instalasi Puskesmas

obat

Gudang Teling

Farmasi

Atas

di

bertanggung

bawah

jawab

efektif,

melaksanakan

pelaporan

dan

serta

rasional,

pengendalian

mutu

pelayanan.

tanggung jawab Dinas Kesehatan Kota Manado

dan

Penyimpanan obat juga merupakan

dalam

faktor yang penting dalam pengelolaan

manajemen logistik obat yang meliputi

obat di Puskesmas karena dengan

Perencanaan, Permintaan, Penerimaan,

penyimpanan yang baik dan benar akan

Penyimpanan,

dengan mudah dalam pengambilan obat

Pendistribusian,

Penghapusan. Instalasi Puskesmas ini

yang

mempunyai

pada

kesehatan di tingkat pertama akan lebih

sebanyak 1 Puskesmas pembantu yang

baik.Tujuan penyimpanan obat adalah

ada di Kecamatan Wanea Kota Manado.

agar obat yang tersedia di unit pelayanan

Keberadaan Instalasi Gudang Farmasi

kesehatan mutunya dapat dipertahankan.

wilayah

kerja

lebih

efektif

dan

pelayanan

Puskesmas Teling Atas ini mempuyai peranan penting dalam pelayanan obat di

HASIL DAN PEMBAHASAN

Puskesmas Teling Atas itu sendiri dan

Karakteristik Informan

Puskesmas pembantu lainnya, Oleh

Hasil observasi untuk penanggug jawab

sebab itu proses Manajemen sangat

pengelola obat yang ada di Puskesmas

berpengaruh terhadap pelayanan obat di

Teling Atas dengan latar belakang

Puskesmas

pendidikan D3 Farmasi karena sumber

Teling

Atas

dan

di

Puskesmas pembantu.

daya yang ada di Puskesmas Teling Atas

Pengelolaan obat dan bahan medis habis

pakai

merupakan

salah

dengan

latar

belakang

pendidikan

satu

apoteker belum ada. Penelitian yang

kegiatan pelayanan kefarmasian, yang

dilakukan oleh Lisna (2014) tentang

dimulai dari perencanaan, permintaan,

Gambaran Pengelola obat di Puskesmas

penerimaan

penyimpanan,

Cimahi Selatan sumber daya manusia

pendistribusian,

pengendalian,

sudah melaksanakan tugas dan tanggung

4

jawabnya

sesuai

ketentuan,

(tidak hilang), terhindar dari kerusakan

namun latar belakang pendidikannya

fisik maupun kimia dan mutunya tetap

tidak

Menteri

terjamin sesuai dengan persyaratan yang

Kesehatan Republik Indonesia No 30

ditetapkan. Kondisi penyimpanan obat

Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan

adalah hal – hal yang perlu untuk

Kefarmasian di Puskesmas mengatakan

diperhatikan dalam menjaga mutu obat

Penyelengaraan pelayanan kefarmasian

agar tidak mudah rusak (pecah, lembab,

di

berjamur)

serta

menjaga

dilaksanakan oleh satu orang tenaga

serangga

dan

tikus.

Apoteker sebagai penanggung jawab,

penyimpanan yang baik

yang dapat dibantu oleh Tenaga Teknis

salah satu aspek yang diperlukan dalam

Kefarmasian sesuai kebutuhan. Dampak

keseluruhan proses dalam penyimpanan

dari pengelola obat tidak sesuai dengan

obat.

sesuai.

dengan

Peraturan

Puskesmas

minimal

harus

latar belakang maka dalam penyimpanan

Berdasarkan

adanya Kondisi

merupakan

hasil

penelitian

obat tidak akan sesuai dengan pedoman

melalui wawancara mendalam serta

yang

observasi

ada,

jadi

penangung

jawab

langsung

di

tempat

pengelola obat yang ada di Puskesmas

penyimpanan obat atau gudang obat

Teling Atas saat ini belum sesuai dengan

Puskesmas

peraturan yang ada karena sumber daya

bahwa

manusia

gudang obat hanya berukuran 2 x 3 m2.

khususnya

latar

belakang

pendidikan apoteker belum ada.

Teling

kondisi

Atas

ditemukan

penyimpanan

luas

Penelitian yang dilakukan oleh Al Hijrah dkk (2013) tentang Studi Tentang

Kondisi Penyimpanan Obat

Pengelolaan Obat di Puskesmas Mandai

Penyimpanan adalah suatu kegiatan

Kabupaten Maros didapatkan untuk

pengamanan terhadap obat – obatan

gudang obat yang di miliki Puskesmas

yang diterima agar aman (tidak hilang),

Mandai sangat sempit hanya berukuran

terhindar dari kerusakan fisik maupun

1,5 x 2 m2 padahal luas gudang obat di

kimia

terjaga.

Puskesmas minimal 3 x 4 m2. Kadang

Penyimpanan obat dan bahan medis

mengakibatkan bertumpuknya obat –

habis pakai menurutPeraturan Menteri

obat yang datang sehingga kadang

Kesehatan Republik Indonesia Nomor

ruangan digunakan ruangan lain untuk

30

Standar

menampung obat yang akan datang.

Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas

Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan

adalah

Perbekalan Kesehatan di Puskesmas

dan

Tahun

mutunya

2014

suatu

tetap

tentang

kegiatan

pengaturan

terhadap obat yang diterima agar aman

Departemen

5

Kesehatan

RI,

(2009)

mengatakan persyaratan gudang cukup

penyimpanan obat atau gudang obat

luas minimal 3 x 4 m2 , jadi untuk luas

lembab

gudang yang ada di Puskesmas Teling

kerusakan obat. Kelembaban di tempat

Atas belum sesuai dengan pedoman.

penyimpanan obat di Puskesmas Teling

Hasil penelitian yang didapat di Puskesmas

Teling

wawancara

Atas

mendalam

kelembaban,

ketiga

mengatakan

genteng

maka

akan

mempercepat

Atas sudah sesuai pada saat survey

melalui

langsung tempat penyimpanan obat

untuk

(dalam keadaan hujan) dengan Pedoman

informan

Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan

tempat

Kesehatan di Puskesmas Departemen

penyimpanan obat atau gudang obat

Kesehatan RI.

tidak bocor dan juga observasi langsung

Hasil penelitian yang di dapat di

terdapat ruang yang kering dan tidak

Puskesmas

lembab, adanya ventilasi yang baik dan

wawancara mendalam dan observasi

adanya pelindung jendela sehingga sinar

langsung yang dilakukan untuk sinar

matahari tidak langsung terpapar masuk

matahari.Ketiga informan mengatakan

dalam

tempat

sinar matahari sudah baik karena sudah

penyimpanan obat. Penelitian tentang

terlindungi dengan tirai jendela dan juga

Profil Penyimpanan Obat di Puskesmas

belum pernah terjadi kerusakan obat

Pada Dua Kecamatan yang Berbeda di

akibat sinar matahari dan juga melalui

Kota Kendari Pesantren II dilakukan

observasi

oleh

dapatkan

penyimpanan obat atau gudang obat

kelembaban di gudang obat Puskesmas

terdapat tirai jendela untuk melindungi

Pesantren II tidak memenuhi kriteria.

obat dari sinar matahari. Penelitian yang

Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan

dilakukan oleh Zendy, (2013) tentang

Perbekalan Kesehatan di Puskesmas

Profil Penyimpanan Obat di Puskesmas

Departemen

(2009)

Pada Dua Kecamatan yang Berbeda Di

mengatakan udara lembab kalau hujan

Kota Kediri bahwa untuk parameter

dapat mempengaruhi obat-obatan yang

kondisi

tidak tertutup sehingga mempercepat

berdasarkan sinar matahari baik di

kerusakan, untuk menghindari udara

gudang obat maupun kamar obat sama-

lembab tersebut maka perlu dilakukan

sama tidak memenuhi kriteria dari

upaya seperti ventilasi harus baik,

DepKes (2008). Pedoman Pengelolaan

jendela dibuka, simpan obat ditempat

Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

yang kering dan tidak ada atap yang

di Puskesmas Departemen Kesehatan

bocor. Dampak jika ruangan tempat

RI, (2009) mengatakan kebanyakan

gudang

Zendy,

obat

(2013)

Kesehatan

atau

di

RI,

6

Teling

langsung

tempat

Atas

melalui

di

penyimpanan

tempat

obat

cairan, larutan dan injek cepat rusak

obat dari udara panas. Dampak jika

karena pengaruh sinar matahari, sebagai

gudang obat atau tempat penyimpanan

contoh injeksi klopromazin yang terkena

obat

sinar matahari, akan berubah warna

temperatur/panas

menjadi kuning terang sebelum tanggal

mengakibatkan obat seperti salep, krim

kadaluwarsa.

akan lumer dan akan mempengaruhi

Dampak

dari

sinar

tidak di

gudang

kualitas

obat akanmerusak obat misalnya cairan

mempegaruhi kualitas obat insulin dan

yang berubah warna dan obat injeksi

injeksi. Puskesmas Teling Atas untuk

cepat rusak karena terpengaruh sinar

temperatur/ panas sudah sesuai pedoman

matahari.Puskesmas Teling Atas untuk

karena suhu kamar yang sejuk sehingga

mengendalikan sinar matahari yang

mutu obat akan dapat dipertahankan dan

masuk ke gudang obat sudah baik

tidak mudah rusak.

ada

tirai

jendela

tersebut

dan

obat

matahari langsung terpantul ke gudang

karena

salep

memperhatikan

juga

untuk

Hasil penelitian yang didapatkan

melindungi obat dari sinar matahari dan

di Puskesmas Teling Atas tentang

juga belum pernah terjadi kerusakan

kondisi penyimpanan obat mengenai

obat akibat sinar matahari.

kerusakan

Hasil penelitian yang didapatkan

bertumpuknya

fisik

obat

akibat

dus

ketiga

informan

di Puskesmas Teling Atas tentang

mengatakan bahwa tidak pernah terjadi

kondisi penyimpanan obat mengenai

kerusakan akibat bertumpuk-tumpuknya

temperatur/panas

I2

dus karena obat yang datang hanya

mengatakan tidak mengetahui berapa

sedikit kebanyakan obat cepat sekali

suhu pasti yang ada di gudang obat

habis

sedangkan I1 dan I3 mengatakan bahwa

langsung di gudang obat atau tempat

suhu kamar berubah-ubah karena tidak

penyimpanan obat tidak ada terjadi

ada alat pengukur suhu ruangan yang

kerusakan

paling penting cahaya yang masuk ke

tumpuknya dus. Pedoman Pengelolaan

dalam gudang obat tidak langsung

Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

terkena ke obat. Pedoman Pengelolaan

di Puskesmas Departemen Kesehatan

Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

RI,

di Puskesmas Departemen Kesehatan

menghindari kerusakan fisik dus obat

RI, (2009) mengatakan obat seperti

jangan ditumpuk terlalu tinggi karena

salep, krim dan supositoria sangat

obat yang ada di dalam dus bagian

sensitif terhadap pengaruh panas dan

tengah ke bawah dapat pecah dan rusak,

dapat meleleh, oleh karena itu hindarkan

selain

informan

7

dan

juga

obat

(2009)

itu

melalui

akibat

observasi

bertumpuk-

mengatakan

akan

untuk

menyulitkan

pengambilan obat di dalam dus yang

dalam wadah yang tertutup rapat dan

teratas. penumpukan dus obat sesuai

disimpan dalam lemari es, obat injeksi

dengan petunjuk pada karton, jika tidak

disimpan dalam tempat yang terhindar

tertulis pada karton maka maksimal

dari matahari, bentuk tablet disimpan

ketinggian tumpukan delapan dus dan

dalam

hindari kontak dengan benda – benda

pengambilannya menggunakan sendok,

yang tajam. Pusksmas Teling Atas untuk

obat

kerusakan fisik obat akibat bertumpuk –

kadaluwarsa supaya dituliskan pada

tumpuknya

doos luar dengan menggunakan spidol,

dus

obat

sudah

sesuai

wadah

yang

tertutup

rapat

menggunakan

dan

waktu

pedoman karena penyusunan dus – dus

penyimpanan

obat di gudang obat atau tempat

khusus, cairan diletakkan pada bagian

penyimpanan obat tidak sampai delapan

bawah. Tata cara menyimpan dan

susun dan jumlah obat di puskesmas

menyusun obat harus sesuai dengan

teling atas hanya sedikit sehingga obat

peraturan yang ada. Ketidaksesuaian

tidak mudah rusak atau pecah.

dalam

tata

obat

cara

dengan

kondisi

menyimpan

dan

menyusun obat akan mempengaruhi Tata

Cara

Menyimpan

seluruh proses penyimpanan obat.

Dan

Hasil penelitian yang didapatkan

Menyusun Obat Tata cara menyimpan dan menyusun

di

obat menurut Pedoman Pengelolaan

penyimpanan obat di Puskesmas Teling

Obat Pulik dan Perbekalan Kesehatan di

Atas

Puskesmas Departemen Kesehatan RI,

menyusun obat

Tahun

mengatur

penyimpanan obat melalui wawancara

kelompokan

mendalam dan observasi langsung I1

(2009)

penyimpanan

obat

berdasarkan

bentuk

yaitu di

sediaan

gudang

tata

obat

cara

atau

menyimpan

tempat

dan

mengenai pengaturan

secara

dan I2 mengatakan disusun, berdasarkan

alfabetis berdasarkan nama generiknya,

sumber pembelian sumber perolehan

penerapan sistem First In First Out

obat, berdasarkan bentuk ketersediaan

(FIFO) dan First Expired First Out

obat, berdasarkan abjad sedangkan I3

(FEFO), obat yang sudah diterima

mengatakan bahwa diatur sesuai di

disusun sesuai pengelompokan untuk

lemari, tapi dengan hasil observasi

memudahkan

langsung sudah sesuai dengan standar

pencarian, pengawasan

dan pengendalian stok obat, pemindahan

penyimpanan

obat harus berhati- hati, golongan

Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan

antibiotik harus disimpan dalam wadah

Kesehatan di Puskesmas Departemen

tertutup rapat, vaksin dan serum harus

Kesehatan RI, (2009) bahwa pengaturan

8

obat

di

puskesmas.

obat

berdasarkan

Contoh

nama

kelompok

generiknya.

sediaan

dikeluarkan lebih dahulu dari obat yang

tablet,

kadaluwarsa kemudian. Hal ini sangat

kelompok sediaan sirup dan lain-lain.

penting karena obat yang sudah terlalu

Dampak ketika pengaturan penyimpanan

lama biasanya kekuatan atau potensinya

obat yang tidak disusun secara alfabetis

berkurang, selain itu beberapa obat

berdasarkan

seperti

generiknya

akan

antibiotik

mempunyai

batas

memperlambat dalam pengambilan obat.

waktu dimana obat mulai berkurang

Pengaturan

di

efektifitasnya.Puskesmas Teling Atas

Puskesmas Teling Atas, sudah disusun

dan Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo

secara

Kotamadya

penyimpanan

alfabetis

obat

berdasarkan

generiknya

dan

nama juga

kesamaan

pengelompokannya.

menyusun

obat

kesamaan.

tempat penyimpanan obat di Puskesmas

Hasil wawancara dan observasi

wawancara

langsung di gudang obat atau tempat

langsung

penyimpanan obat di Puskesmas Teling

bahwa di gudang obat atau tempat

Atas mengenai obat yang sudah diterima

penyimpanan obat sudah menerapkan

I1 dan I3 mengatakan kesesuaian jumlah

sistem FIFO dan FEFO. Penelitian yang

obat dengan daftar penerimaan baru

dilakukan oleh Husnawati, dkk 2016

dihitung kembali obat yang di terima

tentang

apabila

mendalam

dan

melalui

dalam

memiliki

penerapan sistem FIFO tidak memiliki

FEFO yang ada di gudang obat atau

Atas

Baru

menggunakan sistem FEFO sedangkan

Penerapan sistem FIFO dan

Teling

Pekan

observasi

Implementasi

Sistem

ada

kerusakan

akan

Penyimpanan Obat di Puskesmas Rawat

dikembalikan sedangkan I2 mengatakan

Inap Sidomulyo Kotamadya Pekan Baru

langsung

berkaitan dengan sistem FIFO dan

kemudian di simpan pada tempatnya,

FEFO sudah sesuai. Pengelolaan Obat

tapi

Publik dan Perbekalan Kesehatan di

waktu

Puskesmas Departemen Kesehatan RI,

penyimpanan obat yang sudah di terima

2009 penyusunan dilakukan dengan

di cek dalam list obat di permintaan

sistem(FIFO) untuk masing – masing

ketika sudah dan tidak di temukan obat

obat, artinya obat yang datang pertama

yang expire lalu di simpan dalam

kali harus dikeluarkan lebih dahulu dari

gudang

obat yang datang kemudian dan (FEFO)

pengelompokan

untuk masing-masing obat, artinya obat

Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan

yang lebih awal kadaluwarsa harus

Kesehatan di Puskesmas Departemen

9

di

data

berdasarkan observasi

obat

dan

terlebih

dahulu

pengamatan

pada

lapangan

dan

disusun

sesuai

jenis

secara obat.

Kesehatan RI, (2009) mengatakan obat

karena dalam pemindah obat jarang

yang sudah diterima, disusun sesuai

sekali obat pecah atau rusak.

dengan

pengelompokan

memudahkan

untuk

Hasil wawancara mendalam dan

pencarian, pengawasan

observasi

langsung

mengenai

dan pengendalian stok obat. Dampak

penyimpanan golongan antibiotik ketiga

jika obat yang sudah diterima tidak

informan yaitu I1, I2 dan I3 mengatakan

disusun dengan pengelompokan maka

simpan di lemari yang ada digudang

mempersulit dalam pencarian obat dan

obat dan disusun secara abjad dan

pengawasan tidak dapat terlaksanakan.

melalui

Puskesmas

cara

golongan antibiotik disimpan dalam

menyimpan dan menyusun obat sudah

lemari terhindar dari sinar matahari dan

sesuai dengan pedoman, karena obat

juga

yang sudah diterima disusun secara

Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan

pengelompokan

Perbekalan Kesehatan di Puskesmas

Teling

Atas

tata

sehingga

akan

mempermudah dalam pencarian obat. Puskesmas

Teling

observasi

tertutup

Departemen

Atas

golongan

rapat

langsung

dalam

Kesehatan

RI,

antibiotik harus

obat

wadah.

(2009) disimpan

berdasarkan hasil wawancara mendalam

dalam wadah tertutup rapat, terhindar

dan observasi langsung ketiga informan

dari cahaya matahari, disimpan di

yaitu I1, I2 dan I3 mengatakan bahwa

tempat kering.

tidak pernah terjadi kerusakan obat

golongan

akibat

karena

secara pedoman maka obat golongan

pemindahannya dilakukan secara benar

antibiotik akan cepat rusak atau berubah

sesuai dengan standar penyimpanan obat

warna. Puskesmas Teling Atas mengenai

di puskesmas. Pedoman Pengelolaan

penyimpanan golongan antbiotik sudah

Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

sesuai dengan pedoman karena obat

di Puskesmas Departemen Kesehatan

golongan antibiotik disimpan dalam

RI, (2009) untuk

pemindahan obat

lemari, terhindar dari cahaya matahari

harus hati-hati supaya obat tidak pecah/

dan disimpan dalam wadah tertutup

rusak. Dampak jika pemindahan obat

rapat.

pemindahan

obat,

Dampak jika obat

antibiotik

tidak

disimpan

tidak hati-hati maka obat akan pecah/

Penyimpanan vaksin dan serum

rusak sehingga stok obat akan berkurang

yang ada di Puskesmas Teling Atas

dan efisien obat juga akan berkurang,

melalui

jadi pemindahan obat yang ada di

observasi langsung ketiga informan

Puskesmas Teling Atas sudah baik

yaitu I1, I2 dan I3 untuk vaksin di

wawancara

mendalam

dan

simpan di tempat pendingin dan di

10

tempat yg khusus.Pedoman Pengelolaan

Hasil wawancara dan observasi

Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

langsung yang ada di Puskesmas Teling

di Puskesmas Departemen Kesehatan

Atas khususnya yang ada di gudang obat

RI, (2009) untuk vaksin dan serum harus

atau tempat penyimpanan obat mengenai

dalam wadah

rapat,

penyimpanan bentuk drage (tablet) I3

terlindung dari cahaya dan disimpan

dan I2, I1 mengatakan obat tablet di

dalam lemari es.Kartu temperatur yang

gudang

terdapat dalam lemari es harus selalu

pengambilannya menggunakan teknik

diisi. Dampak jika penyimpanan vaksin

FIFO (Penyimpanan obat berdasrkan

dan serum yang tidak sesuai maka

obat yang datang lebih dulu dan

vaksin dan serum akan rusak dan tidak

dikeluarkan lebih dulu) dan FEFO

dapat di pergunakan lagi. Penyimpanan

(Penyimpanan

vaksin dan serum di Puskesmas Teling

tanggal kadaluarsa lebih cepat maka

Atas sudah sesuai pedoman karena

dikeluarkan

disimpan dalam lemari es.

observasi langsung tablet salut disimpan

yang

tertutup

Hasil wawancara mendalam dan

sesuai

dalam

abjad

obat

yang

lebih

wadah

dan

cara

memiliki

dulu).

Sesuai

tertutup,

tapi

observasi langsung penyimpanan obat

pengambilannya menggunakan tangan.

injeksi yang ada di Puskesmas Teling

Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan

Atas hanya dimasukan dalam dalam dus

Perbekalan Kesehatan di Puskesmas

saja

dalam

Departemen Kesehatan RI, (2009) untuk

Pedoman

bentuk drage (tablet) disimpan dalam

dan

disimpan

lemaripendingin(jika

ada).

Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan

wadah

Kesehatan di Puskesmas Departemen

pengambilannya menggunakan sendok.

Kesehatan RI, (2009) disimpan dalam

tertutup

Sesuai

hasil

dan

wawancara

tempat yang terhindar dari cahaya di

mendalam

simpan dalam lemari pendingin pada

kepada ketiga informan yaitu I1, I2 dan

suhu 4 – 8 derajat celsius. Dampak jika

I3 bahwa obat yang mempunyai waktu

penyimpanan obat injeksi tidak sesuai

kadaluwarsa tidak dituliskan pada dus

maka akan terjadi kerusakan obat injeksi

luar

dan

spidol.Pedoman

tidak

dapat

pergunakan

lagi.

dan

rapat

observasi

dengan

langsung

menggunakan Pengelolaan

Obat

Penyimpanan obat injeksi yang ada di

Publik dan Perbekalan Kesehatan di

Puskesmas Teling Atas sudah sesuai

Puskesmas Departemen Kesehatan RI,

pedoman, karena obat injeksi hanya

(2009) untuk obat yang mempunyai

dimasukan dalam dus dan disimpan

waktu

dalam lemari.

11

kadaluwarsa

supaya

waktu

kadaluwarsanya dituliskan pada dus luar

Pengamatan Mutu

dengan menggunakan spidol.

Sesuai hasil wawancara

Hasil wawancara mendalam dan observasi

langsung

mendalam,

observasi langsung dan pemeriksaan

mengenai

dokumen di Puskesmas Teling Atas

penyimpanan tempat untuk obat dengan

keempat informan mengatakan untuk

kondisi khusus Puskesmas Teling Atas

petugas pengelola obat dan bagian

baru seberapa memiliki lemari khusus

apotik yang ada di Puskesmas Teling

seperti lemari tertutup rapat, lemari

Atas melakukan pengamatan mutu obat

pendingin dan untuk kotak kedap udara

bukan hanya sebulan sekali tetapi setiap

belum ada. Pedoman Pengelolaan Obat

hari, obat yang disimpan di gudang obat

Publik dan Perbekalan Kesehatan di

atau tempat penyimpanan obat tidak

Puskesmas Departemen Kesehatan RI,

pernah rusak atau mengalami perubahan

(2009) mengatakan penyimpanan tempat

warna pada obat tablet, cairan dan salep

untuk obat dengan kondisi khusus,

dan juga pengelola obatmelaporkan ke

seperti lemari tertutup rapat, lemari

depo farmasi dinas kesehatan Kota

pendingin, kotak kedap udara, dan lain

manado jika terjadi kerusakan obat

sebagainya. Puskesmas Teling Atas

maupun obat yang kadaluwarsa atau

sudah sesuai karena memiliki lemari

rusak.

khusus seperti lemari tertutup rapat,

Penelitian

lemari pendingin.

tentang

Profil

Penyimpanan Obat di Puskesmas Pada

Hasil wawancara dan observasi

Dua Kecamatan Yang Berbeda di Kota

langsung penyimpanan cairan yang ada

Kendiri yang dilakukan oleh Zendy,

di Puskesmas Teling Atas tidak terkena

(2013) didapatkan pada pengamatan

dengan sinar matahari dan juga diletakan

mutu obat, baik tabet, kapsul, cairan,

di rak bagian bawah bagian belakang

salep, dan injeksi di kamar obat kedua

jadi, penyimpanan cairan yang ada di

puskesmas sama – sama memenuhi

Puskesmas Teling Atas sudah sesuai

kriteria dari DepKes Tahun 2008.

dengan pedoman, karena penyimpanan

Pengamatan mutu obat yang ada

cairan harus diletakkan di rak bagian

di Puskesmas Teling Atas sudah sesuai

bawah

Pedoman

dengan Pedoman Pengelolaan Obat

Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan

Publik dan Perbekalan Kesehatan di

Kesehatan di Puskesmas Departemen

Puskesmas Departemen Kesehatan RI

Kesehatan RI, Tahun (2009).

(2009) dan Peraturan Menteri Kesehatan

sesuai

dengan

Republik Indonesia No 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian

12

di

Puskesmas,

pengamatan

karena

mutu

obat

melakukan

terdistribusi ke puskesmas maupun

dan

obat yang kadaluwarsa.

juga

melaporkan di depo farmasi dinkes jika terjadi obat yang rusak.

SARAN Adapun saran yang dapat diberikan yaitu:

KESIMPULAN Berdasarkan

hasil

analisa

terhadap

1. Bagi Puskemas Teling Atas

proses penyimpanan obat di Puskesmas

a.

Lebih

meningkatkan

kondisi

Teling Atas, hal – hal di dapatkan yaitu :

penyimpanan obat di Puskesmas

1. Kondisi

Teling

penyimpanan

obat

di

Puskesmas Teling Atas berkaitan

b. Atas agar supaya pelayanan obat

dengan kelembaban, sinar matahari,

dengan

temperatur

Teling

panas,

menghindari

kerusakan fisik obat sudah sesuai

c.

baik

di

Puskesmas

Atas Kecamatan Wanea dan

Pedoman Pengelolaan Obat Publik

mempertahan

dan

penyimpanan yang baik.

Perbekalan

Kesehatan

di

Puskesmas Departemen Kesehatan

d. Lebih

proses

meningkatkan

lagi

RI, 2009. Sedangkan suhu udara

pengamatan mutu obat yang ada

yang berada pada gudang belum

di Puskesmas Teling Atas agar

diukur

supaya

melakukan

alat

ukur

temperatur udara. 2. Pengamatan

mutu

obat

tidak

berkurang efektifitasnya agar

mutu

obat

di

obat yang terdistribusi ke pasien

Puskesmas Teling Atas sudah baik

tetap terjaga kualitasnnya.

karena bagian pengelola obat dan bagian pengamatan penanggung pengecekan

apotek

melakukan

mutu, jawab obat

2. Bagi Dinas Kesehatan

apalagi

a. Melakukan

melakukan

bukan

pengawasan

dan

sosialisasi untuk peyimpanan

hanya

obat yang ada di Puskesmas

sebulan sekali melainkan setiap hari

Teling Atas.

untuk menjaga agar tidak ada obat

b. Lebih

sering

memberikan

yang kadaluarsa yang terdistribusi

pelatihan di Puskesmas Teling

ke

Atas tentang penyimpanan obat

pasien

dan

juga

selalu

melaporkan ke depo farmasi dinkes

yang baik dan benar.

jika terjadi kerusakan obat yang

c. Menambah tenaga farmasi yang lulusan

13

apoteker

untuk

mengelola obat yang ada di

Puskesmas

Puskesmas Teling Atas.

Sidoarjo. Surabaya.

3. Bagi

Fakultas

Masyarakat

Kesehatan

Universitas

Anonimous,

Sam

Kabupaten

2009.

Pedoman

Pengelolaan Obat Publik dan

Ratulangi Manado

Perbekalan

a. Mengadakan

buku

tentang

edisi

terbaru

di

Puskesmas.Departemen

penyimpanan obat di Puskesmas dalam

Di

Kesehatan RI

supaya

Al-Hijrah.

2013.

Studi

Tentang

mahasiswa bisa menambah ilmu

Pengelolaan Obat Di Puskesmas

pengetahuan.

Mandai

b. Dapat menjadi refrensi peneliti selanjutnya

terkait

penyimpanan

di

Puskesmas.

Kesehatan

Masyarakat

Universitas

Hasanuddin.

Makassar Arie.

Azrul,

2016.

Manajeman

Obat

Puskesmas,

DAFTAR PUSTAKA Azwar

Maros

Tahun 2013.Journal. Fakultas

proses

obat

Kabupaten

1996.

Pengantar

di

(Online),

(https://ml.scribd.com/doc/4520

Administrasi Kesehatan Edisi

7446/manajemen-obat-di-

Ketiga.

puskesmas.htm, diakses pada 29

Binarupa

Aksara,

Tanggerang Selatan.

Maret 2017)

Al-Hijrah Fauzar Muhammad dkk, Studi

Anjarwati.Rori,

Evaluasi

Kesesuaian

Tentang Pengelolaan Obat Di

Pengelolaan

Puskesmas Mandai Kabupaten

Puskesmas

Maros Tahun 2013, Bagian

Pengelolaan Obat Yang Ada di

Administrasi

Kabupaten

Kebijakan

Kesehatan Fakultas Kesehatan

Obat

Pada

Dengan

Standar

Sukoharjo

Tahun

2009, [Skripsi];2010.

Masyarakat

Universitas

Djuna S, Arifin M, Damawansyah 2014.

Hasanuddin

Makassar,

Studi Manajemen Pengelolaan

Makassar. Anumerta

Obat di Puskesmas Labakkang

Lea

dkk,

2013.

Pengembangan Manajemen Terintegrasi Farmasi

Kabupaten

Sistem

Persediaan Antar Kesehatan

Pangkep.Journal.Fakultas

Obat

Gudang Dan

Kesehatan

Masyarakat

Universitas

Hasanuddin

Makassar. Makassar

14

Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan

Kemenkes RI, 2015. Tentang Rencana

Klinik Direktorat Jenderal Bina

Strategis Kementrian Kesehatan

Kefarmasian

Tahun 2015-2019

Dan

Kesehatan

Alat

Departemen

Lisna I. 2014. Gambaran Pengelola

Kesehatan RI, 2006. Tentang

obat

Pedoman

Selatan.

Pelayanan

Kefarmasian Di Puskesmas. Departemen

Kesehatan

Tentang

RI,

2005.

Kebijakan

Obat

Jurnal

Notoatmodjo

Soekidjo,

kesehatan.

H.

2013.

Manajemen

2012. penelitian

Rineka

Cipta,

Jakarta. Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Yogyakarta: Gosyen Publishing Sera.2016.

Cimahi Poltekkes

Metodologi

Logistik Farmasi Rumah Sakit.

Hiborang

Puskesmas

Jurusan Farmasi Bandung.

Nasional. Febriawati

di

Indonesia.

2014.

Permenkes

Gambaran

Nomor 75 Tahun 2014tentang

Pelaksanaan Pengelolaan Obat

Pusat Kesehatan Masyarakat.

Di Puskesmas Paniki Bawah

Jakarta

Kota

Manado

Tahun

2016.Journal.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Fakultas

Kesehatan

Indonesia.

Masyarakat

Universitas

Sam

Menteri

Ratulangi

Peraturan

Kesehatan

Republik

Indonesia Nomor 30 Tahun

Manado

2014

Husnawati, dkk. 2016. Implementasi

Rawat

Sidomulyo

tentang

Pelayanan

Sistem Penyimpanan Obat Di Puskesmas

2014.

Inap

Pekanbaru. Jurnal. Poltekkes

Puskesmas

(Online),

di

Permenkes RI, 2014. Tentang Standar Pelayanan

Farmasi

Kefarmasian

Puskesmas. Jakarta

Kotamadya

Jurusan

Standar

Kefarmasian

di

Bandung.

Puskesmas Teling Atas, 2015. Profil

(http://www.e-

Puskesmas Teling Atas Kec.

jurnal.com/2016/12/implementa

Wanea Kota Manado

si-sistem-penyimpanan-obat-

Rori

Anjarwati,

2010.

Evaluasi

di.html diakses pada 30 Juli

Kesesuaian Pengelolaan Obat

2017)

Pada

Puskesmas

Dengan

Standar Pengelolaan Obat Yan g Ada Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009. Skripsi Fakultas

15

Farmasi Muhammadiyah

Universitas

Kecamatan Yang Berbeda di

Surakarta,

Kota

Surakarta.

Kendiri.(Online)

Jurnal

Ilmiah Mahasiswa Universitas

Zendy, W. 2013.Profil Penyimpanan

Surabaya, Vol 2 No 2.

Obat di Puskesmas Pada Dua

16