AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK

Download dengan anak tunarungu. 3. Menggambarkan aktivitas komunikasi nonverbal orang tua dengan anak tunarungu. KAJIAN PUSTAKA. Komunikasi Verbal...

0 downloads 493 Views 217KB Size
AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU (Studi Kasus Aktivitas Komunikasi Verbal dan Nonverbal Orang Tua dengan Anak Tunarungu di SLB Negeri 017700 Kota Kisaran) DIAN ANDHYKA PUTRY ABSTRAK Penelitian ini berjudul “Aktivitas Komunikasi Orang Tua dengan Anak Tunarungu” (Studi Kasus Aktivitas Komunikasi Verbal dan Nonverbal Orang Tua dengan Anak Tunarungu di SLB Negeri 017700 Kota Kisaran). Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal yang dialami orang tua dengan anak tunarungu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan studi kasus. Kerangka analisis dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman dan dilakukan pada sembilan informan orang tua anak tunarungu, terdiri dari enam orang ibu dan tiga orang ayah dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi nonpartisipan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa komunikasi orang tua dengan anak tunarungu masih terbatas pada aktivitas sehari-hari. Aktivitas komunikasi verbal orang tua anak tunarungu masih berbentuk lisan memerlukan bantuan komunikasi nonverbal. Isyarat emblems dan illustrator memiliki banyak variasi untuk setiap makna tertentu yang disampaikan dan belum tentu sama antara informan yang satu dengan informan yang lainnya. Isyarat spasial berupa jarak intim dan jarak pribadi digunakan semua informan. Isyarat vokal tidak banyak mendukung keberhasilan komunikasi dan hanya berlaku bagi anak tunarungu yang dapat mendengar suara dalam frekuensi tertentu. Bahasa isyarat baku belum dapat diterapkan meskipun terdapat empat informan yang sudah menguasainya karena anak tidak mengerti dan memahami bahasa isyarat baku. Kata kunci: Komunikasi Verbal, Komunikasi Nonverbal, Tunarungu.

1

Konteks Masalah Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari kegiatan komunikasi dengan manusia lainnya. Panca indera memiliki peranan penting dalam jalinan komunikasi antar manusia. Apabila salah satu indera tidak ada, manusia akan sulit menjalin komunikasi, misalnya tunarungu. Tunarungu adalah keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak

dapat

menangkap

berbagai

rangsangan,

sehingga

mengalami hambatan dalam perkembangan bahasa. Perlu adanya penanaman sikap positif pada orang tua agar anak tunarungu dapat berkembang dan mencapai potensi yang dimilikinya. Salah satunya adalah kemampuan berbahasa anak, yang pertama kali didapat dari keluarga, khususnya pengasuh utama (Tubbs & Moss, 2008:219). Sekolah Luar Biasa Negeri 017700 Kota Kisaran, Kabupaten Asahan adalah satu-satunya lembaga pendidikan di Kota Kisaran bagi anak berkebutuhan khusus seperti anak tunarungu. SLB Negeri

017700

dapat

berperan

sebagai

agen

sosialisasi

pengenalan bahasa isyarat Indonesia dan sebagai agen pembentuk pengetahuan dan keterampilan berbahasa penyandang tunarungu. Penelitian ini ingin melihat bagaimana bentuk pesan dalam komunikasi verbal dan nonverbal yang digunakan orang tua dan anak tunarungu dalam aktivitas komunikasinya. Atas dasar inilah peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal orang tua dengan anak tunarungu di SLB Negeri 017700 Kota Kisaran, Kabupaten Asahan.

Fokus Masalah Fokus masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana bentuk aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal orang tua dengan anak tunarungu di SLB Negeri 017700 Kota Kisaran, Kabupaten Asahan?”

Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1.

Menggambarkan karakteristik orang tua dengan anak tunarungu.

2.

Menggambarkan aktivitas komunikasi verbal orang tua dengan anak tunarungu.

3.

Menggambarkan aktivitas komunikasi nonverbal orang tua dengan anak tunarungu.

KAJIAN PUSTAKA Komunikasi Verbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi menggunakan kata-kata (verbs), baik lisan maupun tulisan. Bentuk komunikasi verbal adalah bahasa, yang dapat dibayangkan sebagai sistem simbol, yang digunakan untuk membentuk pesan-pesan verbal. Komunikasi Nonverbal. Komunikasi nonverbal menggunakan tanda melalui tubuh. Klasifikasi pesan dikategorikan menjadi isyarat spasial, isyarat temporal, isyarat visual, dan isyarat vokal (Tubbs & Moss, 2008:118-146). Fungsi komunikasi nonverbal yaitu: untuk

menekankan, melengkapi, menunjukkan kontradiksi, mengatur, mengulangi, menggantikan (DeVito, 1997:177). Bahasa Isyarat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Kuswarno, 2008:158) bahasa isyarat adalah salah satu media yang membantu komunikasi sesama tunarungu dalam masyarakat yang lebih luas. Interaksi Simbolik. George Herbert Mead menyatakan bahwa orang bertindak berdasarkan makna simbolik yang muncul di dalam sebuah situasi tertentu, karena makna diciptakan dari interaksi pada sebuah realitas. Blumler mengajukan tiga premis utama yang mendasari interaksi simbolik (Kuswarno, 2008:22), yaitu: 1. Manusia bertindak terhadap manusia lainnya berdasarkan makna-makna yang diberikan kepada mereka. 2. Makna itu diperoleh dari hasil interaksi sosial yang dilakukan oleh orang lain. 3. Makna-makna tersebut disempurnakan di saat proses interaksi sosial sedang berlangsung. Manajemen Makna Terkoordinasi Manajemen makna terkoordinasi merujuk pada bagaimana individu

menetapkan

menginterpretasikan

aturan

makna,

dan

untuk

menciptakan

bagaimana

dan

aturan-aturan

tersebut terjalin dalam percakapan. Pearce dan Cronen (dalam West dan Turner, 2009:119) menggunakan hierarki makna sebagai suatu model dalam mengkoordinasikan makna. Tiga hasil yang mungkin muncul yaitu mereka mencapai koordinasi, tidak mencapai koordinasi, mencapai koordinasi pada tingkat tertentu.

METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dalam bentuk studi kasus, melalui wawancara mendalam (depth interview) dan observasi dengan menggunakan teknik analisis data model Miles dan Huberman yang terdiri dari tiga alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal orangtua dengan anak tunarungu di SLB Negeri 017700 Kisaran. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah orang tua dari anak tunarungu yang dipilih dengan teknik purposive sampling dengan kriteria: orangtua dari anak tunarungu di SLB Negeri 017700 Kisaran, memiliki waktu luang, dan bersedia diwawancarai.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian ini dimulai pada 14 Mei sampai 28 Juni 2012. Di bawah ini adalah tabel hasil penelitian untuk memudahkan pembaca melihat hasil penelitian. Tabel 4.1 Karakteristik Umum Orang Tua Anak Tunarungu

No. 1.

Nama informan/U mur Ibu Vicky/ (28 tahun)

Agama/ suku

Pend. terakhir

Islam/ Batak

SMA

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendapatan keluarga/ bulan Rp.3.000.000,00

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Ibu Putri/ (34 tahun) Ibu Rida/ (28 tahun) Ibu Ilham/ (41 tahun) Ibu Dandi/ (28 tahun) Ibu Wulan/ (30 tahun) Ayah Dhepa/ (31 tahun) Ayah Rizal/ (35 tahun) Ayah Aldo/ (50 tahun)

Islam/ Jawa Islam/ Jawa Islam/ Batak Islam/ Batak Islam/ Jawa Islam/ Batak Islam/ Batak Kristen/ Batak

M.Ts

Ibu Rumah Tangga

Rp.1.500.000,00

SMP

Ibu Rumah Tangga

Rp.1.500.000,00

SMP

Ibu Rumah Tangga

Rp.1.500.000,00

SMP

Ibu Rumah Tangga

Rp.1.000.000,00

SD

Wirausaha

Rp.3.500.000,00

STM

Buruh harian lepas

Rp.1.500.000,00

SMA

Wiraswata

Rp. 700.000,00

SMA

Wiraswasta

Rp.6.000.000,00

Sumber: Hasil Penelitian

Tabel 4.2 Aktivitas Komunikasi Orang Tua Anak Tunarungu Nama Usia/kelas No. informan anak 1.

Ibu Vicky

2.

Ibu Putri

3.

Ibu Rida

4.

Ibu Ilham

5.

Ibu Dandi

6.

Ibu Wulan

7.

Ayah Dhepa

6 tahun Kelas 1 SD 6 tahun Kelas 1 SD 7 tahun Kelas 1 SD 8 tahun Kelas 1 SD 11 tahun Kelas 2 SD 8 tahun Kelas 2 SD 6 tahun Kelas 1

Kesediaan menemani di sekolah/Alasan Bersedia/ Anak belum bisa mandiri di sekolah Bersedia/ Anak belum bisa mandiri di sekolah Bersedia/ Anak belum bisa mandiri di sekolah Kadang-kadang/ Anak belum bisa mandiri di sekolah Bersedia/ Anak belum bisa mandiri di sekolah Kadang-kadang/ Ingin melatih anaknya untuk belajar mandiri di sekolah Hanya mengantar jemput/ Anak sudah

Perlakuan orang tua pada anak tunarungu Berbeda dengan anak normal, melonggarkan disiplin bersekolah Sama dengan anak normal, melonggarkan disiplin bersekolah Sama dengan anak normal, melonggarkan disiplin bersekolah Sama dengan anak normal, melonggarkan disiplin bersekolah Sama dengan anak normal, melonggarkan disiplin bersekolah jika anak tidak mau Sama dengan anak normal, melonggarkan disiplin bersekolah

Sama dengan anak normal, tidak melonggarkan disiplin bersekolah

8.

Ayah Rizal

9.

Ayah Aldo

SD 12 tahun Kelas 4 SD 9 tahun Kelas 3 SD

mandiri di sekolah Hanya mengantar jemput/ Anak sudah mandiri di sekolah Hanya mengantar jemput/ Anak sudah mandiri di sekolah

Sama dengan anak normal, tidak melonggarkan disiplin bersekolah Berbeda dengan anak normal, tidak melonggarkan disiplin bersekolah

Sumber: Hasil Penelitian

Tabel 4.3 Klasifikasi Hasil Wawancara Mengenai Bentuk Pesan Verbal Dalam Aktivitas Komunikasi Orang Tua Bentuk Pesan Verbal No. 1.

Nama Ibu Vicky

2.

Ibu Putri

3.

Ibu Rida

4.

Ibu Ilham

Bantuan Pesan Nonverbal

Oral/Lisan

Tulisan

Makan, mandi, minum, tidur, sekolah, mama, ayah, kakek, nenek, abang, adik, bermain, terima kasih, maaf, pulang. Menonton televisi, bermain laptop, pergi jalan-jalan. Bobo (tidur), mimik (minum), makan, pulang, tidak boleh, sekolah, PR, jajan, teman, mamak, ayah, abang, kakak, nenek dari ibu, nenek dari ayah. Makan (mam) Mandi di sungai, minum , tidur, susu, rindu, sekolah, PR, belajar, warnet, mamak, ayah, adik, nenek, kakek, sakit, teman, maaf, terima kasih, malam hari, jalan-jalan, kibod , rumah sepupu, minta ampun, memancing, tampar. Makan, minum, tidur, mandi, belajar, sekolah, PR, mamak,

-

Isyarat gerakan tangan, jarak dekat dan saling berhadapan.

-

Tidak ada

-

Isyarat gerakan bibir.

-

Isyarat gerakan bibir. Isyarat gerakan tangan, jarak dekat dan saling berhadapan.

-

Isyarat gerakan tangan, jarak dekat dan saling

5.

6.

Ibu Dandi

Ibu Wulan

7.

Ayah Dhepa

8.

Ayah Rizal

9.

Ayah Aldo

ayah, kakak, abang, adik, kakek, nenek, Minta maaf, jalan-jalan, pulang. Menonton televisi, bermain Makan, minum, mandi, meminta jajan, pulang, sekolah, mamak, ayah, adik, nenek, kakek, mati, jalan-jalan, maaf, memancing, tidur. Bermain, menonton televisi, tidur. Mamak, ayah, nenek, abang, Maya, terima kasih Makan, minum, tidur, mandi, Minta maaf, pulang, pergi. Sekolah, mengerjakan PR Ayah, mamak, adik (Ouli) Belajar, sekolah, mengerjakan PR, makan, minum, mandi, pergi, bermain dengan teman, tidur. Sekolah, ayah, kakak, abang, adik, kakek, nenek, mamak, maaf, pergi, makan, minum. Mencuci piring, menyapu, bermain bola, mengerjakan PR, mandi, tidur. Makan, minum, tidur, mandi, ayah, mamak, abang, kakak, Sekolah, maaf, terima kasih/baik, tidak baik, naik sepeda motor, naik mobil.

berhadapan.

-

Tidak ada Isyarat gerakan tangan, jarak dekat dan saling berhadapan.

-

Tidak ada

-

Isyarat gerakan bibir.

-

-

-

-

Isyarat gerakan tangan, jarak dekat dan saling berhadapan. Tidak ada Isyarat gerakan bibir. Isyarat gerakan tangan, jarak dekat dan saling berhadapan. Isyarat gerakan tangan, jarak dekat dan saling berhadapan. Tidak ada

Isyarat gerakan tangan, jarak dekat dan saling berhadapan.

Sumber: Hasil Penelitian

Tabel 4.4 Klasifikasi Hasil Wawancara Mengenai Bentuk Pesan Nonverbal Dalam Aktivitas Komunikasi Orang Tua No 1.

Nama informan Ibu Vicky

Bentuk pesan nonverbal yang digunakan Spasial Temporal Visual Vokal jarak intim, gerakan tangan, jarak pribadi gerakan wajah

Bahasa isyarat baku Menguasai

2.

Ibu Putri

3.

Ibu Rida

4.

Ibu Ilham

5.

Ibu Dandi

6.

7. 8. 9.

-

Ibu Wulan

jarak intim, jarak pribadi jarak intim, jarak pribadi jarak intim, jarak pribadi jarak intim, jarak pribadi jarak intim, jarak pribadi

gerakan tangan, gerakan bibir gerakan tangan, gerakan bibir gerakan tangan, gerakan wajah gerakan tangan

Volume agak besar Volume agak besar -

Volume agak besar

-

gerakan tangan, gerakan wajah, gerakan bibir gerakan tangan, gerakan bibir gerakan tangan

Ayah Dhepa Ayah Rizal Ayah Aldo

jarak intim, jarak pribadi jarak intim, jarak pribadi jarak intim, jarak pribadi

-

-

gerakan tangan

-

-

-

-

Menguasai Menguasai Tidak menguasai Tidak menguasai Menguasai

Tidak menguasai Tidak menguasai Tidak menguasai

Sumber: Hasil Penelitian

Pembahasan Pada dasarnya aktivitas komunikasi orang tua dan anak tunarungu berdasarkan kegiatan sehari-hari. Komunikasi verbal melalui tulisan tidak dapat dilakukan karena anak tunarungu belum ada yang memahami makna tulisan. Pesan verbal lisan masih memerlukan bantuan isyarat nonverbal berupa gerakan tangan. Komunikasi nonverbal berperan penting dalam aktivitas komunikasi orang tua. Dalam penelitian ini jenis gerakan tubuh yang paling banyak digunakan adalah illustrator, dan emblems dengan gerakan tangan dan gerakan wajah. Isyarat spasial (jarak intim dan jarak pribadi) selalu dipakai karena keharusan menyentuh anak sebelum memulai komunikasi. Isyarat vokal hanya dipakai oleh Ibu Putri, Ibu Rida, Ibu Wulan, dan Ayah Dhepa karena anak mampu mendengar suara dalam frekuensi tertentu.

Bahasa isyarat baku belum dapat diterapkan meskipun telah dipelajari orang tua. Anak sering kebingungan dan tidak mengerti makna bahasa isyarat baku ketika diajarkan, sehingga informan kembali pada isyarat nonverbal sebelumnya. Orang tua dan anak tunarungu telah sepakat untuk memberikan simbol (verbal dan nonverbal) pada makna. Hal ini berkaitan dengan asumsi Blumer yaitu: 1.

Manusia bertindak terhadap manusia lainnya berdasarkan makna yang diberikan orang lain. Orang tua dan anak tunarungu menyepakati sebuah makna simbol yang sama melalui tindakan mereka.

2.

Makna diperoleh dari hasil interaksi sosial yang dilakukan oleh orang lain. Tidak ada manusia yang lahir dan langsung mengetahui makna dari suatu simbol sebaliknya tanpa adanya interaksi sosial terlebih dahulu.

3.

Makna-makna tersebut disempurnakan saat proses interaksi sosial sedang berlangsung. Setelah memperoleh makna, manusia memilih makna-makna yang lebih berarti baginya dan memodifikasinya dalam konteks dimana ia berada.

Makna dalam komunikasi memiliki aturan-aturan yang terjalin dalam sebuah percakapan dimana makna selalu dikoordinasikan.

Manajemen

Makna

Terkoordinasi

dapat

menjelaskan aturan tersebut melalui hierarki makna dalam percakapan antara orang tua dan anak tunarungu. 1.

Level isi merupakan awal dimana data mentah dikonversikan menjadi makna. Ketika anak tunarungu menyampaikan sebuah pesan (simbol nonverbal) kepada orang tua, maka

orang tua berada pada level isi (orang tua mengonversi simbol yang diamatinya menjadi makna). 2.

Level tindak tutur adalah tindakan yang kita lakukan melalui berbicara. Pada level tindak tutur, orang tua atau anak akan merespon makna dengan verbal dan/atau nonverbal. Pada level tindak tutur, respon bergantung pada konversinya terhadap makna. Ada kemungkinan orang tua mengerti makna yang disampaikan anak atau tidak mengerti.

3.

Level episode mendeskripsikan konteks dimana orang bertindak dan kita melihat pengaruh konteks terhadap makna. Episode merupakan hal yang tidak pasti karena aktor sering berada pada episode yang beragam. Level episode akan beragam bentuknya sesuai dengan tindak tutur yang dilakukan orang tua atau anak dan dipengaruhi oleh budaya mereka masing-masing.

4.

Level hubungan merupakan kesepakatan dan pengertian antara dua orang dalam memberikan batasan-batasan pada tindakan dan perilaku. Level hubungan lebih menekankan pada bagaimana batasan orang tua dan anak dalam berperilaku selama komunikasi terjadi.

5.

Naskah kehidupan adalah kelompok episode masa lalu dan masa kini yang menciptakan sistem makna yang datanya dikelola bersama dengan orang lain. Pada level naskah kehidupan, orang tua memunculkan kembali pengalaman komunikasinya di masa lalu dalam dirinya saat ini. Pada level ini orang tua atau anak yang menentukan seperti apa komunikasi selanjutnya nanti.

6.

Level pola budaya adalah gambaran mengenai dunia dan bagaimana hubungan seseorang dengan hal tersebut. Orang tua mengaitkan nilai-nilai yang dianut oleh keluarga pada anak agar anak memahami nilai dalam percakapan itu. Level pola budaya ini juga mempengaruhi level-level sebelumnya yaitu episode, hubungan, dan naskah kehidupan. Koordinasi dalam hierarki makna tidak selamanya tercapai.

Koordinasi tercapai bila orang tua dan anak tunarungu memiliki koordinasi makna yang sama dari level isi hingga budaya. Koordinasi tidak tercapai bila mulai dari level isi, orang tua tidak dapat memahami makna yang ingin disampaikan oleh anak. Sedangkan koordinasi tercapai pada level tertentu terjadi bila orang tua dan anak sepakat untuk menengahi level isi yang tidak sama tersebut.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis, maka dapat disimpulkan: 1.

Orang tua dalam penelitian ini memberikan perlakuan sama pada anak tunarungu seperti anak normal agar tidak manja, kecuali Ibu Vicky dan Ayah Aldo yang memberikan perhatian khusus. Sebagian besar informan (Ibu Vicky, Ibu Putri, Ibu Rida, Ibu Ilham, dan Ibu Dandi) masih melonggarkan kedisiplinan dan tidak memaksakan anak pergi ke sekolah. Ibu Wulan, Ayah Rizal, Ayah Dhepa, dan Ayah Aldo selalu mengantar anak ke sekolah setiap hari.

2. Aktivitas komunikasi verbal orang tua masih dalam bentuk lisan dan belum dapat menggunakan tulisan. Aktivitas komunikasi

verbal

umumnya

memerlukan

dampingan

komunikasi nonverbal. Beberapa orang tua seperti Ibu Vicky, Ibu Ilham, Ibu Dandi, Ibu Wulan, dan Ayah Rizal memiliki beberapa kegiatan yang tidak memiliki simbol verbal tetapi dilakukan oleh anak. 3. Aktivitas komunikasi nonverbal orang tua sangat penting perannya

karena

fungsinya

sebagai

pendamping

dan

pengganti. Isyarat spasial (jarak intim dan jarak pribadi) digunakan semua informan. Isyarat vokal tidak banyak mendukung keberhasilan komunikasi karena hanya berlaku bagi anak tunarungu yang dapat mendengar suara dalam frekuensi tertentu. Isyarat visual adalah isyarat yang paling banyak membantu keberhasilan komunikasi orang tua dan anak tunarungu. Isyarat emblems dan illustrator memiliki banyak variasi untuk setiap makna yang disampaikan dan belum tentu sama pada tiap informan. Bahasa isyarat baku belum

dapat

diterapkan

orang

tua

meskipun

sudah

menguasainya karena anak tidak mengerti dan memahami bahasa isyarat baku.

Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti merasa perlu untuk mengajukan beberapa saran seperti studi kasus mengenai aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal orang tua dengan anak tunarungu ini tentu masih memiliki banyak kekurangan dan

memerlukan perbaikan. Diharapkan nantinya akan ada penelitian lanjutan terkait aktivitas komunikasi orang tua dan anak tunarungu yang dapat menggali fakta lebih luas lagi. Dengan metodologi dan teori yang berbeda agar tercipta keragaman dalam penelitian.

DAFTAR PUSTAKA DeVito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Professional Books. Kuswarno, Engkus. 2008. Etnografi Komunikasi: Suatu Pengantar dan Contoh Penelitiannya. Bandung: Widya Padjadjaran. Tubbs, Stewart L. dan Sylvia Moss. 2008. Human Communication: Prinsip-Prinsip Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. West, Richard dan Lynn H. Turner. 2009. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.