AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1

Download Akuntansi Keuangan Lanjutan 2. S1 Akuntansi Universitas Pamulang. 1. PERTEMUAN 1. PENGGABUNGAN USAHA. A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Pada bab ...

0 downloads 500 Views 329KB Size
Akuntansi Keuangan Lanjutan 2

PERTEMUAN 1 PENGGABUNGAN USAHA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai penggabungan usaha. Anda harus mampu menjelaskan: 1.1 Pengertian penggabungan usaha 1.2 Sifat penggabungan usaha 1.3 Alasan Penggabungan Usaha 1.4 Metode akuntansi untuk penggabungan usaha

B. URAIAN MATERI Tujuan Pembelajaran 1.1: Pengertian Penggabungan Usaha

Penggabungan usaha adalah penyatuan entitas-entitas usaha. Penggabungan entitas usaha yang terpisah adalah suatu alternatif perluasan secara internal melalui akuisisi atau pengembangan kekayaan perusahaan secara bertahap, dan seringkali memberikan manfaat bagi semua entitas yang bersatu dan pemiliknya. Dunia usaha semakin lama semakin berkembang dan persaingan dalam jenis produk, mutu produk, maupun pemasarannya semakin ramai dan ketat sehingga seringkali timbul persaingan yang tidak sehat dan saling mengalahkan. Untuk mengatasi adanya saling merugikan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain, perlu kiranya diadakan suatu bentuk kerja sama yang saling menguntungkan. Salah satu bentuk kerjasama yang dapat ditempuh adalah dengan melalui penggabungan usaha antara dua atau lebih perusahaan dengan perusahaan yang lain baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis. Berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 22 paragraf 08 tahun 1999 : ”Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan (uniting

S1 Akuntansi Universitas Pamulang

1

Akuntansi Keuangan Lanjutan 2

wiith) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas aktiva dan operasi perusahaan lain” Sedangkan menurut Hadori Yunus, pengertiannya adalah sebagai berikut : ”Penggabungan badan usaha adalah usaha untuk menggabungkan suatu perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan ekonomis.” Menurut IFRS 3, penggabungan usaha terjadi sewaktu suatu perusahaan dibentuk sebagai entitas pelapor tunggal atas satu atau beberapa perusahaan yang diperolehnya. Dengan kata lain, penggabungan badan usaha (business combination) adalah meliputi suatu pembelian aktiva bersih, termasuk goodwill dari suatu entitas lain. Namun bukan sebagai suatu pembelian atas ekuitas perusahaan lain atau bukan menghasilkan suatu hubungan perusahaan induk dan anak. Berdasarkan definisi penggabungan badan usaha menurut IFRS 3 tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa seluruh penggabungan usaha harus dicatat dengan menggunakan metode pembelian. Dan metode The Pooling tidak lagi digunakan. Dari definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penggabungan usaha merupakan usaha pengembangan atau perluasan perusahaan dengan cara menyatukan perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain menjadi satu kesatuan ekonomi. Kombinasi perusahaan-perusahaan dilakukan karena bermacam-macam tujuan yang ingin dicapai, di antaranya untuk memperoleh daerah pemasaran yang lebih luas, volume penjualan yang lebih tinggi, organisasi yang lebih kuat, produksi dan manajemen yang lebih baik, penghematan biaya melalui operasi yang ekonomis dan efisien, pengendalian yang lebih baik terhadap pasar dan posisi persaingan, diversifikasi produk, dan kemampuan mengumpulkan modal yang lebih besar.

S1 Akuntansi Universitas Pamulang

2

Akuntansi Keuangan Lanjutan 2

Tujuan Pembelajaran 1.2: Sifat Penggabungan Usaha

Sifat Penggabungan Usaha diantaranya adalah : •

Horizontal integration Adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dalam lini usaha atau pasar yang sama,

misalnya perusahaan consumer product bergabung dengan perusahaan consumer product juga. Pengertian lain adalah penggabungan perusahaan-perusahaan yang sejenis yang menjadi satu perusahaan yang lebih besar. Pada umumnya dasar dibentuknya penggabungan usaha ini adalah untuk menghindari adanya persaingan diantara perusahaan yang sejenis dan meningkatkan efisiensi diantara perusahaan-perusahaan yang bersangkutan tersebut. •

Vertical integration Adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang berbeda, secara

berturut-turut, tahapan produksi dan atau distribusi yang sama, misalnya Merck & Co salah satu produsen obat terbesar, mengakuisisi Medco Containment Services, Inc, distributor obatobatan dokter. Penggabungan usaha secara integrasi vertikal ini diharapkan dapat mengurangi biaya pengiriman obat-obatan ke pasar •

Conglomeration Adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan atau jasa yang

tidak saling berhubungan dan bermacam-macam. Suatu perusahaan melakan diversifikasi untuk mengurangi risiko yang ada pada lini usaha tertentu, atau untuk mengimbangi perubahan penghasilan, seperti kegunaan akuisisi pada perusahaan manufaktur.

S1 Akuntansi Universitas Pamulang

3

Akuntansi Keuangan Lanjutan 2

Tujuan Pembelajaran 1.3: Alasan Penggabungan Usaha

Jika perluasan adalah sasaran utama dari perusahaan, mengapa usaha diperluas melalui penggabungan dan bukan dengan melakukan konstruksi fasilitas-fasilitas baru? Beberapa alasan yang mungkin untuk memilih penggabungan usaha sebagai alat perluasan adalah: •

Manfaat Biaya (Cost Adventage). Seringkali lebih murah bagi perusahaan untuk memperoleh fasilitas yang dibutuhkan

melalui pengembangan. Hal ini benar, terutama pada periode inflasi. •

Risiko Lebih Rendah (Lower Risk). Membeli lini produk dan pasar yang telah didirikan biasanya lebih kecil risikonya

dibandingkan dengan mengembangkan produk baru dan pasarnya. Penggabungan usaha kurang berisiko terutama ketika tujuannya adalah diversifikasi. •

Penundaan Operasi Pengurangan (Fewer Operating Delays). Fasilitas-fasilitas pabrik yang diperoleh melalui penggabungan usaha dapat

diharapkan untuk segera beroperasi dan memenuhi peraturan yang berhubungan dengan lingkungan dan peraturan pemerintah yang lainnya. •

Mencegah Pengambil alihan (Avoidance of Takeovers). Beberapa perusahaan bergabung untuk mencegah pengakuisisian diantara mereka.

Karena perusahaan-perusahaan yang lebih kecil cenderung lebih mudah diserang untuk diambilalih, beberapa di antara mereka memakai strategi pembeli yang agresif sebagai pertahanan terbaik melawan usaha pengambilalihan oleh perusahaan lain. Perusahaanperusahaan dengan rasio hutang-terhadap ekuitas yang tinggi biasanya bukan merupakan calon pengambilalih yang menarik. Dalam industri perbankan, contohnya, bank-bank yang independent mengakuisisi bank-bank tetangganya untuk memperluas pangsa pasar (market

S1 Akuntansi Universitas Pamulang

4

Akuntansi Keuangan Lanjutan 2

share) dan berkembang menjadi bank regional. Bank menggunakan penggabungan sebagai suatu cara untuk mencegah pengambilalihan oleh bank asing. •

Akuisisi Harta Tidak Berwujud (Acquisition of Intangible Assets).

Penggabungan usaha melibatkan penggabungan sumber daya tidak berwujud maupun berwujud.

Tujuan Pembelajaran 1.4: Metode akuntansi untuk penggabungan usaha

Metode Akuntansi untuk Penggabungan Usaha dibagi atas dua , yaitu : 1.

Metode Penyatuan Kepemilikan (by pooling of interest method) Suatu penggabungan usaha yang memenuhi kriteria PSAK tahun 2007 No. 22 untuk

penyatuan kepemilikan harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan metode penyatuan. Dalam metode penyatuan kepemilikan, diasumsikan bahwa kepemilikan perusahaanperusahaan yang bergabung adalah satu kesatuan dan secara relatif tetap tidak berubah pada entitas akuntansi yang baru. Karena tidak ada salah satupun dari perusahaan-perusahaan yang bergabung telah dianggap memperoleh perusahaan-perusahaan yang bergabung lainnya, tidak ada pembelian, tidak ada harga pembelian, sehingga karenanya tidak ada dasar pertanggungjawaban yang baru. Pada metode penyatuan, aktiva dan kewajiban dari perusahaan-perusahaan yang bergabung dimasukkan dalam entitas gabungan sebesar nilai bukunya. Oleh karena itu setiap goodwill pada buku masing-masing perusahaan yang bergabung akan dimasukkan sebagai aktiva pada entitas yang masih beroperasi (disatukan). Laba ditahan dari perusahaanperusahaan yang bergabung juga dimasukkan dalam entitas yang disatukan, dan pendapatan yang bergabung untuk seluruh tahun dengan mengabaikan tanggal penggabungan usaha dilakukan.

S1 Akuntansi Universitas Pamulang

5

Akuntansi Keuangan Lanjutan 2

Perusahaan-perusahaan terpisah dalam suatu penggabungan usaha masing-masing dapat menggunakan metode akuntansi yang berbeda untuk mencatat aktiva dan kewajiabannya. Dalam penggabungan secara penyatuan kepemilikan, jumlah yang dicatat oleh masing-masing perusahaan dengan menggunakan metode akuntansi yang berbeda dapat disesuaikan menjadi dasar akuntansi yang sama apabila perusahaan tersebut diperlukan oleh perusahaan lainnya. Perubahan metode akuntansi untuk menyesuaikan masing-masing harus berlaku surut, dan laporan-laporan keuangan yang disajikan untuk periode-periode sebelumnya harus disajikan kembali (restated).

Prosedur Akuntansi Penggabungan usaha Metode Pooling Of Interest a)

Semua aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang bergabung dinilai pada nilai buku saat diadakan penggabungan

b)

Besarnya nilai investasi pada perusahaan yang bergabung sebesar jumlah modal perusahaan yang digabung atau sebesar aktiva bersih perusahaan yang digabung

c)

Bila terjadi selisih antara jumlah yang dibukukan sebagai modal saham yang diterbitkan ditambah kompensasi pembelian lainnya dalam bentuk kas ataupun aktiva lainnya dengan jumlah aktiva bersih yang diperoleh, maka harus diadakan penyesuaian terhadap modal perusahaan yang akan digabung

d)

Laporan keuangan gabungan adalah penjumlahan dari laporan keuangan milik perusahaan yang bergabung.

Contoh soal : Dibawah ini adalah neraca saldo PT ABC dan PT XYZ per 31 Maret 2015 Keterangan

PT ABC

PT XYZ

Akitva lain-lain

750.000.000

290.000.000

Beban-beban

150.000.000

60.000.000

Total debit

900.000.000

350.000.000

Modal saham @ 10.000

500.000.000

200.000.000

Laba ditahan

200.000.000

50.000.000

Pendapatan

200.000.000

S1 Akuntansi Universitas Pamulang

100.000.000 6

Akuntansi Keuangan Lanjutan 2

Total Kredit

900.000.000

350.000.000

Apabila PT ABC bermaksud ingin menggabungkan diri dengan PT XYZ, dengan penerbitan 22.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp 10.000 untuk memperoleh aktiva tetap milik PT XYZ dimana dalam hal ini identitas PT ABC tetap atau tidak akan ada perusahaan baru yang terbentuk, maka pencatatan yang dilakukan didalam pembukuan PT ABC adalah sebagai berikut :

Aktiva lain-lain Beban-beban

Rp. 1.040.000.000 Rp. 210.000.000

Modal saham

Rp. 720.000.000

Laba ditahan

Rp. 230.000.000

Pendapatan

Rp. 300.000.000

Keterangan Aktiva lain-lain = Jumlah aktiva PT ABC + Jumlah Aktiva PT XYZ = 750.000.000+290.000.000 = 1.040.000.000 Beban-beban = Jumlah beban PT ABC + Jumlah Beban PT XYZ = 150.000.000 +60.000.000 = 210.000.000 Modal Saham = Modal Saham PT ABC + (lembar saham x nilai nominal) = 500.000.000 + ( 22.000 x 10.000) = 720.000.000 Laba Ditahan = ( Aktiva lain-lain + Beban- beban) – ( Modal saham + Pendapatan) = ( 1.040.000.000 + 210.000.000) – ( 720.000.000 + 300.000.000) = 1.250.000.000 - 1.020.000.000 = 230.000.000 Pendapatan = Jumlah Pendapatan PT ABC + Jumlah Pendapatan PT XYZ = 200.000.000 + 100.000.000 = 300.000.000

S1 Akuntansi Universitas Pamulang

7

Akuntansi Keuangan Lanjutan 2

2.

Metode Pembelian (by purchase method) Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha merupakan

suatu transaksi yang salah satu entitas memperoleh aktiva bersih dari perusahaan-perusahaan lain yang bergabung. Berdasarkan metode ini perusahaan yang memperoleh atau membeli mencatat aktiva yang diterima dan kewajiban yang ditanggung sebesar nilai wajarnya. Biaya untuk memperoleh perusahaan (biaya perolehan) ditetapkan dengan cara yang sama seperti pada transaksi lain. Biaya ini dialokasikan pada aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasikan sesuai dengan nilai wajarnya pada tanggal penggabungan. Menurut PSAK tahun 2007 No.19 setiap kelebihan biaya perolehan atas nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh dialokasikan ke goodwill dan diamortisasikan selama maksimum 20 tahun.

Prosedur Akuntansi Penggabungan usaha Metode Purchase 

Menyesuaikan nilai aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang akan digabung sebesar nilai wajarnya



Mencatat transaksi penggabungan sebesar nilai investasinya (biaya perolehan). Jika pengakuisisi mengeluarkan saham, maka nilai wajar saham tersebut sebesar harga pasar pada tanggal transaksi penggabunga. Bila harga pasar tidak dapat digunakan sebagai indikator, maka diestimasi secara proporsional perusahaan pengakuisisi atau yang diakuisisi (mana yang lebih dapat ditentukan).



Membuat jurnal pemilikan aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang digabung. Apabila terjadi selisih antara nilai investasi dengan aktiva bersih yang diterima perusahaan pengakuisisi, maka selisih tersebut dicatat ke dalam rekening goodwill pada kelompok aktiva.

S1 Akuntansi Universitas Pamulang

8

Akuntansi Keuangan Lanjutan 2

Contoh soal Keterangan

PT Arco

PT Bird

Nilai wajar PT Arco

Aktiva lancar

Rp. 350.000.000

Rp. 90.000.000

Aktiva tetap

Rp. 400.000.000

Rp. 200.000.000

Rp. 100.000.000

Harga Pokok

Rp. 100.000.000

Rp. 40.000.000

Rp. 260.000.000

Biaya-Biaya

Rp. 50.000.000

Rp. 20.000.000

Total Debit

Rp. 900.000.000

Rp. 350.000.000

Hutang dagang

Rp. 100.000.000

Rp. 15.000.000

Modal saham

Rp. 500.000.000

Rp. 200.000.000

Agio Saham

Rp. 25.000.000

Rp. 10.000.000

LYD (laba yang

Rp. 75.000.000

Rp.

Penjualan

Rp. 200.000.000

Rp. 100.000.000

Total Kredit

Rp. 900.000.000

Rp. 350.000.000

(nominal Rp.10.000) Rp. 20.000.000

25.000.000

ditahan)

PT. Arco berniat akan mengambil alih aktiva bersih milik PT. Bird dengan cara mengeluarkan 18.000 lembar sahamnya dengan nilai nominal @ Rp 10.000,- dan nilai pasarnya @ Rp 20.000,-. Biaya - biaya penggabungan yang timbul adalah sebagai berikut :

Biaya Komisi

Rp. 2.500.000

Biaya Akuntan

Rp. 5.000.000

Biaya Hukum

Rp. 1.000.000

Biaya Penerbitan Saham

Rp. 500.000

Biaya Pengeluaran Saham

Rp. 750.000

Biaya Pendaftaran Saham

Rp. 1.250.000

Total Biaya Penggabungan

Rp.11.000.000

S1 Akuntansi Universitas Pamulang

9

Akuntansi Keuangan Lanjutan 2

Maka pencatatan dengan Metode Purchase sebagai berikut : Jurnal Pengeluaran 18.000 lembar saham Pada PT Bird Investasi pada PT Bird

Rp. 360.000.000

Modal Saham

Rp. 180.000.000

Agio Saham

Rp. 180.000.000

Laba ditahan

tidak ada ( 0)

Jurnal untuk mencatat biaya yang timbul: Biaya - biaya gabungan Investasi pada PT Bird

Rp. 8.500.000

Agio saham

Rp. 2.500.000

Kas

Rp. 11.000.000

PPN atas Penggabungan Perusahaan Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas penjualan barang kena pajak oleh pengusaha kena pajak, dimana barang kena pajak ini mengalami penambahan nilai atas barang tersebut. Misalnya ketika barang tersebut ada di pihak penjual maka nilai barang tersebut sebesar harga perolehannya (misalnya Rp 100), selanjutnya barang tersebut dijual dengan harga Rp 120, maka ketika bepindah barang tersebut ke pihak pembeli, maka nilai barang tersebut berubah dari Rp 100 menjadi Rp 120. Hal ini artinya ada kenaikan nilai atas barang tersebut sebesar Rp 20 ( Rp 120 – Rp 100). Oleh karena itu atas barang tersebut akan dikenakan pajak pertambahan nilai. Apabila kita hubungkan dengan proses penggabungan perusahaan yang telah diuraikan pada sesi sebelumnya, bagaimana perlakuan pajak pertambahan nilai atas penggabungan tersebut? Sesuai dengan ilustrasi barusan, maka sepanjang penggabungan tersebut dicatat dengan menggunakan nilai buku maka penggabungan tersebut ‘tidak akan’ dikenakan PPN. Sementara apabila dengan menggunakan nilai hasil penilaian kembali atau revaluasi maka nilai aktiva akan lebih tinggi sehingga ada unsur kenaikan nilai dari perusahaan tersebut. Maka wajar apabila, atas dasar revaluasi tersebut dikenakan PPN. S1 Akuntansi Universitas Pamulang

10

Akuntansi Keuangan Lanjutan 2

C. SOAL LATIHAN/TUGAS 1. Apa yang dimaksud dengan penggabungan usaha ? 2. Jelaskan sifat penggabungan usaha ? 3. Jelaskan apa yang menjadi alasan dilakukannya penggabungan usaha? 4. Jelaskan apa saja metode akuntansi untuk penggabungan usaha?

D. DAFTAR PUSTAKA

Baker Richard E, Lembke Valdean C, King Thomas E. (2010) . Akuntansi Keuangan Lanjutan . Jakarta : Salemba Empat Karyawati, Golrida (2011) . Akuntansi keuangan lanjutan edisi IFRS. Jakarta: Erlangga

Wiratno, Dwi Haryono, Seri Diktat Kuliah : Akuntansi Keuangan Lanjutan2, Jakarta : Penerbit Gunadarma, 1993

S1 Akuntansi Universitas Pamulang

11