ANALISA PERANAN E-FILING DALAM RANGKA MENINGKATKAN KEPATUHAN PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Selatan) Gusma Dwi Avianto Sri Mangesti Rahayu Bayu Kaniskha (PS Perpajakan, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya)
[email protected] ABSTRACT The government continues to maximize the potential of tax to finance the state annually.One of the efforts to improve compliance is launching the E-Filing product or it can be called the Electronic Filing System because of the low level of compliance of individual taxpayers.It is caused by the taxpayers who have registered themselves,then do not report the Annual Tax Return. In this study, is using a descriptive research with qualitative approach.This research aims to determine whether the application of E-Filing services play a role in improving compliance individual taxpayer and to know the supporting factors also inhibiting factors that is encountered in the implementation of the tax service.The Results of this research has been quite successful to increased taxpayer compliance through the submission of Annual Tax Return increased the number of individual taxpayers. Then there are many taxpayers who feel more practical, easy,fast and efficient in reporting their annual tax return.Moreover taxpayers are aware of their obligations as taxpayers.But there are several obstacles in the implementation of e-filing either a lack of knowledge of the taxpayer or the difficulty to convince taxpayers of usage e-filing will be more easily and efficiently. Keyword : The Usage E-filing,the Compliance,Taxpayer. ABSTRAK Pemerintah terus memaksimalkan potensi pajak yang ada untuk memenuhi pembiayaan Negara setiap tahunnya. Salah satu upayanya dengan meluncurkan produk E-Filing atau Electronic Filing System karena rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi dikarenakan wajib pajak yang sudah mendaftarkan dirinya namun kemudian tidak melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunannya. Penelitian ini termasuk ke jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kepatuhan pelaporan SPT Tahunan wajib pajak orang pribadi setelah adanya E-Filing serta faktor pendukung dan penghambatnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan e-filing sudah cukup berhasil dalam meningkatkan kepatuhan melalui meningkatnya angka penyampaian SPT Tahunan wajib pajak orang pribadi. Lalu banyak pula wajib pajak yang merasakan lebih praktis, mudah, cepat dan efisien dengan menggunakan e-filing. Selain itu wajib pajak menyadari akan kewajibannya sebagai wajib pajak. Namun terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan e-filing baik kurangnya pengetahuan wajib pajak maupun sulitnya meyakinkan wajib pajak akan penggunaan e-filing yang lebih mudah dan efisien. Kata Kunci: Penggunaan E-filing, Kepatuhan, Wajib Pajak. PENDAHULUAN Sasaran keuangan
mengalami peningkatan merupakan tantangan
utama
negara
dari
yang
kebijaksanaan
dilakukan
oleh
bagi pemerintah khususnya Direktorat Jendral Pajak untuk merealisasikan pendapatan dari
pemerintah di bidang penerimaan dalam negeri
sektor
adalah
dan
Belanja Negara (APBN). Upaya pemerintah
mengembangkan sumber-sumber penerimaan
untuk meningkatkan penerimaan dari sektor
dari dalam negeri agar jumlahnya dapat terus
pajak, antara lain dengan mengubah sistem
meningkat
kebutuhan
pemungutan pajak dari Official Assesment System
Format
menjadi Self Assesment System yang mulai
untuk
sesuai
pembangunan anggaran
menggali
mendorong
dengan
(Haryuda,2013:1).
pendapatan
dan
belanja
pajak dalam Anggaran Pendapatan
negara
diterapkan sejak reformasi perpajakan pada
(APBN) disusun atas dasar rencana kerja
tahun 1983 yang sangat berpengaruh bagi wajib
pemerintah dalam pembangunan.
pajak dengan memberikan kepercayaan kepada
Sasaran pendapatan dari sektor pajak
wajb pajak untuk menghitung, membayar, dan
dalam rangka pembiayaan yang tiap tahun
melaporkan sendiri jumlah pajak terutangnya. Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
1
Self Asessment Sistem menuntut adanya peran
kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang
aktif
dalam
gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-
dan
pengeluaran umum untuk menyelenggarakan
kepatuhan merupakan hal yang terpenting dari
pemerintahan. Definisi pajak secara umum
berlangsungnya Self Assessment System.
dapat ditemui pada Undang-Undang Nomor 16
langsung
pemenuhan
dari
masyarakat
kewajiban.
Kesadaran
Kondisi tingkat kepatuhan wajib pajak
Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata
di Indonesia relatif rendah yang diakibatkan
Cara Perpajakan.
wajib
Sistem Pemungutan Pajak
pajak
orang
pribadi
yang
sudah
mendaftarkan dirinya namun kemudian tidak melaporkan
Surat
Pemberitahuan
Pada tahun 1983 terjadilah reformasi
(SPT)
perpajakan yang pada intinya mengubah sistem
Tahunannya, maka membuat pemerintah dalam
pemungutan yang awalnya dengan Official
hal ini Direktorat Jendral Pajak terus berupaya
Assesment
menciptakan sistem perpajakan baru dalam
Assesment System. Menurut Soemitro (1992)
rangka untuk meningkatkan pelayanan dan
Self Assesment jika di terjemahkan ke dalam
kemudahan bagi wajib pajak dalam melaporkan
Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: kata
SPT tahunannya sehingga tingkat kepatuhan
“self” berarti sendiri dan “assessment” berarti
wajib pajak dapat meningkat. Salah satu upaya
taksiran atau menaksir. Jadi self assessment
untuk meningkatkan kepatuhan tersebut adalah
sistem mengandung maksud bahwa kegiatan
dengan membuat pembaharuan sistem atau
pemungutan pajak diletakan kepada aktivitas
metode yang sederhana, mudah, dan cepat.
dari masyarakat sendiri, dimana wajib pajak
Pembaharuan dalam sistem perpajakan yang
diberikan
dimulai pada tahun 2014 ini adalah dengan
besarnya pajak yang
terutang mulai dari
penerapan teknologi informasi dalam pelayanan
menghitung
pendapatan/kekayaan
perpajakan yaitu dengan dilaksanakannya jenis
yang
pelayanan kepada wajib pajak dalam rangka
menyetorkannya ke kas Negara.
penyampaian
Surat Pemberitahuan (SPT)
Surat
Pemberitahuan
System
diubah
kewajiban
untuk
besarnya
terutang,
menjadi
Self
menentukan
melaporkannya,
dan
menggunakan elektronik atau melalui internet
Berdasarkan pasal 3 ayat (1) Undang-
yang selanjutnya dinamakan E-Filing. Dengan
Undang No.28/2007 Setiap wajib pajak wajib
sistem E-Filing yang dibuat oleh Direktorat
mengisi surat pemberitahuan dengan benar,
Jendral Pajak tujuannya dapat meningkatkan
lengkap, dan jelas dalam bahasa Indonesia
pelayanan kepada wajib pajak dan diharapkan
dengan menggunakan huruf latin, angka arab
dapat meningkatnya kepatuhan wajib pajak
satuan mata uang rupiah dan menandatangani
dalam pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan
serta
Wajib Pajak orang pribadi.
Jendral Pajak (DJP) tempat wajib pajak terdaftar
Penelitian ini bertujuan mengetahui
atau
menyampaikan dikukuhkan
ke
atau
kantor tempat
Direktorat lain
yag
apakah penerapan pelayanan E-Filing berperan
ditetapkan oleh DJP. Terdapat beberapa cara
dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak
menyampaikan surat pemberitahuan Tahunan
orang
faktor
yaitu secara langsung, dikirim melalui pos,
penghambat yang
dikirim melalui perusahaan jasa ekspedisi, dan
pribadi
serta
mengetahui
pendukung dan faktor
dihadapi dalam penerapan pelayanan pajak
melalui e-filing.
dengan
Electronic Filing (E-filing)
sistem
E-Filing.
Maka
peneliti
mengambil judul “Analisa Peranan E-Filing dalam
Rangka
Pelaporan
Meningkatkan
Surat
Pemberitahuan
Berdasarkan Peraturan Direktur Jendral
Kepatuhan
Pajak Nomor PER-06/PJ./2014 e-filing adalah
Tahunan
suatu cara penyampaian SPT Tahunan secara
Wajib Pajak Orang Pribadi”.
elektronik yang dilakukan secara on-line dan realtime melalui internet pada website Direktorat
TINJAUAN PUSTAKA
Jendral
Pajak
adanya sistem e-Filing ini para wajib pajak akan Menurut Adriani (2005) dalam Agustian
lebih
Pajak mudah
(www.pajak.go.id). menunaikan
Dengan kewajiban
(2011) pajak adalah iuran masyarakat kepada
perpajakannya tanpa harus keluar rumah dan
Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang
mengantri di kantor pelayanan pajak sehingga
oleh
menurut
lebih efektif dan efisien. Dan juga penghematan
peraturan-peraturan umum (undang-undang)
dalam segi biaya, berkurangnya penggunaan
dengan
kertas, amplop, perangko, dan data akan
yang
wajib
tidak
membayarnya
mendapatkan
kontraprestasi
Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
2
dikirim
langsung
ke
database
Direktorat
Jenderal Pajak dengan internet. Kepatuhan
menafsirkan
fenomena
dilakukan
dengan
fenomena
yang
yang
terjadi
melibatkan ada,
dan
beberapa
yakni
untuk
mendeskripsikan dan menganalisis beberapa
Menurut Badan Bahasa (2015) dalam
fenomena yaitu fenomena yang pertama adalah
Kamus Besar Bahasa Indonesia, patuh yang
Mendeskripsikan
menjadi kata dasar dari kepatuhan, bermakna
penerapan
taat, selalu penurut. Menurut Nurmanto dalam
dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak
Rahayu
bahwa
orang pribadi di KPP Pratama Malang Selatan.
didefinisikan
Fenomena yang kedua yaitu mendeskripsikan
sebagai suatu keadaan di mana Wajib Pajak
dan menganalisis tentang faktor pendukung
memenuhi semua kewajiban perpajakan dan
dan faktor penghambat yang dihadapi dalam
melaksanakan hak perpajakannya. Menurut
penerapan pelayanan pajak dengan sistem E-
Zain (2004), kepatuhan wajib pajak memiliki
Filing di KPP Pratama Malang Selatan.
(2010:138)
kepatuhan
mengatakan
perpajakan
dapat
pengertian yaitu “Suatu iklim kepatuhan dan
dan
menganalisis
pelayanan
E-Filing
apakah
berpengaruh
Penelitian ini menggunakan data primer
kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan,
dan
tercermin dalam situasi dimana wajib pajak
diperoleh langung dari lapangan atau yang
paham atau berusaha untuk memahami semua
langsung
ketentuan
(informan) yang berhubungan dengan obyek
peraturan
perundang-undangan
perpajakan”.
sekunder.
Sumber
dikumpulkan
data
dari
primer
sumbernya
penelitian yaitu Kepala Seksi Pelayanan, Kepala
Kepatuhan assessment
data
dapat
sebagai dicapai
fondasi
Seksi Waskon I, Kepala Seksi Pengolahan data
elemen-
dan Informasi, Account Representative, dan wajib
elemen kunci telah diterapkan secara efektif.
pajak. Sumber data sekunder diperoleh secara
Elemen-elemen kunci (Ismawan, 2001:83) yakni
tidak langsung yaitu diperoleh dari dokumen
program pelayanan yang baik kepada wajib
profil KPP Pratama Malang Selatan, peraturan
pajak,
terkait pelaksanaan E-Filing dan data statistik
prosedur
memudahkan
apabila
self
yang wajib
sederhana pajak,
dan
program
terkait jumlah pelaporan E-Filing.
pemantauan kepatuhan dan verivikasi yang
(Pasolong,
2012:130)
Teknik
efektif, dan pemantapan law enforcement secara
pengumpulan data merupakan teknik atau
tegas dan adil.
Menurut Alan Lewis (dalam
metode yang digunakan oleh penulis untuk
Dewi, 2010) berpendapat bahwa sistem pajak
mengumpulkan data-data yang diperlukan.
yang
Untuk memperoleh data-data yang valid saat
merangsang
membayar
pajak
tumbuhnya haruslah
kesadaran
memiliki
unsur
Kemudahan (Simplicity) dan perangsang (Insentive). Pengukuran Kepatuhan Perpajakan Berdasarkan
penelitian,
maka
teknik
pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan
wawancara,
observasi,
dan
dokumentasi.
Menteri
Penelitian ini bersifat interaktif karena
Keuangan Nomor 74/PMK.03/2012, wajib pajak
peneliti langsung melakukan penelitian di
dimasukkan dalam kategori wajib pajak patuh
lapangan dan berinteraksi dengan informan.
apabila a) Tepat waktu dalam menyampaikan
Menurut Miles and Huberman (1984) dalam
Surat Pemberitahuan; b) Tidak mempunyai
Sugiyono (2010 : 337), analisis metode interaktif
tunggakan pajak untuk semua jenis pajak; c)
terdiri tiga alur, yaitu reduksi data, penyajian
Laporan keuangan diaudit oleh Akuntan Publik
data, dan penarikan kesimpulan.
atau
lembaga
Peraturan
dilaksanakannya
pengawasan
keuangan
pemerintah; d) Tidak pernah dipidana karena
HASIL DAN PEMBAHASAN
melakukan tindak pidana di bidang perpajakan.
Penerapan Layanan E-Filing Dalam Pelaporan SPT Tahunan Sebagai Upaya Meningkatkan
METODE PENELITIAN
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
Dalam penelitian ini jenis penelitian
1. Pelaksanaan penerapan layanan E-Filing
yang digunakan adalah penelitian deskriptif
dalam
dengan pendekatan kualitatif. Menurut Denzim
pribadi.
pelaporan
SPT
Tahunan
orang
dan Lincoln dalam Moleong (2007:5) penelitian
Latar belakang adanya layanan e-filing
dengan pendekatan kualitatif adalah penelitian
adalah terkait proses penerimaan, pengolahan,
yang
dan
menggunakan
latar
alamiah
untuk
pengarsipan
SPT
yang
panjang
Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
3
dan
memakan waktu yang lama serta pentingnya inovasi
berbasis
teknologi
untuk
menuju
administrasi perpajakan yang lebih baik. Ada
beberapa
cara
pelaporan
SPT
Tahunan yang dapat dilakukan oleh wajib pajak, pertama dapat diberikan secara langsung
Tabel 1. Target dan Realisasi Pengguna E-filing.
Jumlah WP OP 90.302 95.928
Tahun 2014 2015
Target E-filing 1.508 8.654
Realisasi E-filing 3.403 11.161
Sumber: Data Diolah, 2015.
baik ke Kantor Pelayanan Pajak dan atau ke
Hasil tersebut sangat jelas melampaui
tempat lain seperti pojok pajak, drop box, dan
target yang ditetapkan dari Direktorat Jendral
mobil pajak. kedua secara tidak langsung
Pajak hal ini menggambarkan minat dari wajib
melalui
ekspedisi
pajak yang cukup tinggi untuk menggunakan
(dengan bukti pengiriman surat ke KPP tempat
layanan e-filing karena lebih praktis, mudah,
wajib pajak terdaftar). Ketiga secara online yaitu
cepat, dan efisien.
kantor
pos,
perusahaan
Pertama praktis, dikarenakan
wajib pajak menggunakan aplikasi e-filing, yakni
dengan
informasi
adanya e-filing wajib pajak dapat menghitung
penyampaian SPT Tahunan dapat dilakukan
serta melaporkan SPT Tahunannya dengan satu
secara elektronik, secara online dan realtime
aplikasi sekaligus. Praktis disini juga berkaitan
melalui internet.
dengan prosedural. Kedua mudah, karena
memanfaatkan
teknologi
Pelaksanaan penerapan layanan e-filing
mudah dalam pengoperasiannya. kita tinggal
baru dilaksanakan selama 2 (dua) tahun yaitu e-
login ke aplikasi tersebut setelah itu tinggal
filing tahun 2014 dan e-filing tahun 2015.
memasukan data perpajakan yang diperlukan,
Direktorat jendral pajak selalu berusaha untuk
ditambah lagi dengan tampilan dari website
membuat
perpajakan
yang hampir menyerupai lembar SPT Tahunan
menjadi lebih baik. Dapat diketahui bahwa
manual. Ketiga cepat, wajib pajak tidak harus
dengan adanya e-filing proses pelaporan yang
mengantri dan wajib pajak dalam melaporkan
dilakukan oleh wajib pajak menjadi lebih
SPT
sederhana, mudah, praktis, cepat, dan efisien.
realtime 24 jam dilakukan dimanapun selama
Baik
terhubung dengan koneksi internet. Keempat
pengadministrasian
dalam
maupun
hal
penerimaan,
pengarsipan
SPT.
pengolahan, Berikut
alur
Tahunannya
dapat
dilakukan
secara
efisien, wajib pajak menunaikan kewajiban perpajakannya tanpa harus keluar rumah. Dari
penggunaan e-filing 1) Menggunakan
aplikasi
e-Reg
untuk
sisi petugas pajak pun demikian, sistem e-filing dapat meringankan beban kerja yang ada karena
mendapatkan NPWP dengan
sudah sistem yang bekerja dan langsung masuk
datang langsung ke KPP terdekat dan e-FIN
ke database sehinggga menghemat waktu dan
akan diberikan langsung kepada wajib pajak.
meminimalisir kesalahan juga penghematan
3) Melakukan registrasi sebagai wajib pajak
dalam segi biaya, berkurangnya penggunaan
2) Mengajukan
permohonan
e-FIN
kertas yang mendukung program go green.
pengguna e-filing.
2. Peningkatan kepatuhan wajib pajak orang
4) Menyampaikan SPT melalui e-filing
pribadi.
a) Mengisi e-SPT pada aplikasi e-filing untuk
Kepatuhan dalam memenuhi kewajiban
pengiriman e-SPT yang akan dikirimkan
perpajakan merupakan tulang punggung sistem
melalui email yang sudah didaftarkan
self assessment. Wajib pajak bertanggungjawab
b) Meminta
c) Mengirim
kode
SPT
verivikasi
secara
online
dengan
menetapkan sendiri kewajiban perpajakan dan kemudian secara akurat dan tepat waktu
mengisikan kode verivikasi bukti
membayar dan melaporkan pajak tersebut.
penerimaan elektronik akan diberikan
Kepatuhan dalam bidang perpajakan Menurut
kepada wajib pajak melalui email yang
Safri Nurmanto dalam Siti Kurnia Rahayu
sudah didaftarkan.
(2010:138)
d) Notifikasi
status
e-SPT
dan
mengatakan
bahwa
kepatuhan
sangat
perpajakan dapat didefinisikan sebagai sutau
orang
keadaan di mana Wajib Pajak memenuhi semua
pribadi karena e-filing memang diperuntukan
kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak
untuk wajib pajak orang pribadi maka dari itu e-
perpajakannya. Lebih lanjut bahwa dengan
filing digunakan hanya untuk SPT 1770 S dan
berbagai
1770 SS.
layanan e-filing, tujuan dari Direktorat Jendral
Berbicara bersinggungan
tentang dengan
e-filing
wajib
pajak
kemudahan
yang
diberikan
dari
Pajak membuat layanan ini untuk memudahkan
Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
4
wajib
pajak
perpajakan
dalam
memenuhi
mereka
dan
kewajiban
diharapkan
dapat
meningkatkan kepatuhan.
Dari tabel realisasi penyampaian SPT Tahunan wajib pajak orang pribadi diatas terlihat bahwa setelah adanya program e-filing
Kepatuhan sukarela merupakan suatu
ini antusias wajib pajak untuk melaporkan SPT
fondasi dari self assessment system yang dapat
Tahunan meningkat terlihat dari peningkatan
dicapai dengan menggunakan elemen-elemen
jumlah SPT Tahunan yang masuk yaitu ditahun
kunci
2015.
yang
diterapkan
secara
efektif.
Ditahun
2014
jumlah
pelapor
SPT
Berdasarkan elemen-elemen kunci kepatuhan
Tahunan wajib pajak orang pribadi tergolong
sebagai fondasi dari self assessment system
stabil dengan tahun 2013. Namun ditahun
menurut Nasucha dalam Rahayu (2010:139)
tersebut terjadi penurunan jumlah pelapor SPT
diantaranya program pelayanan yang baik dan
Tahunan secara manual karena munculnya
prosedur yang sederhana serta memudahkan
layanan e-filing dan terdapat wajib pajak yang
wajib pajak. Bisa dikatakan e-filing memiliki
beralih menggunakan layanan e-filing. Ditahun
elemen-elemen kunci kepatuhan sebagai suatu
2015 terjadi peningkatan pelaporan SPT tahunan
hal yang membantu berjalannya self assessment
yang cukup tinggi. Hal ini diakibatkan makin
system baik karena program pelayanan yang
meningkatnya
baik dan e-filing merupakan suatu prosedur
melaporkan SPT Tahunannya karena adanya
yang sederhana serta memudahkan wajib pajak.
layanan
Dikatakan baik karena banyak perkembangan
dibuktikan
didalamnya. Terbukti dari angka penggunanya
pengguna layanan e-filing walaupun wajib pajak
yang terus bertambah disetiap tahunnya.
yang melakukan pelaporan secara manual
Berikut ini peneliti berikan tabel jumlah
Tahun
Jumlah Pelapor SPT
Target E-filing
Realisasi E-filing
2014 2015
32.464 40.825
1.508 8.654
3.403 11.161
Sumber: Data Diolah, 2015. dibandingkan
melakukan pelaporan
hal
pajak
untuk
tersebut
jauh
dapat
meningkatnya
tingkat
kepatuhan
dapat
dikatakan meningkat apabila angka pelaporan SPT Tahunan yang dilakukan oleh wajib pajak orang
pribadi
meningkat.
E-filing
dapat
membantu meningkatkan jumlah SPT yang masuk. Banyak hal yang menyebabkan seorang wajib
pajak
patuh
terhadap
kewajiban
perpajakannya. Baik itu disebabkan oleh sanksi,
dari
dengan
dan
dengan
Sebuah
Tabel 2. Jumlah WP Orang Pribadi yang menggunakan e-filing
dilihat
e-filing
wajib
masih cukup stabil.
wajib pajak yang menggunakan e-filing.
Jika
antusias
tabel wajib
diatas pajak
dan yang
tingkat pengetahuan wajib pajak itu sendiri, serta
pelayanan.
Berbicara
tentang
SPT Tahunan, ditahun
meningkatnya kepatuhan, itu bukan berarti e-
2014 jumlah wajib pajak yang melaporkan SPT
filing yang mempengaruhi sepenuhnya. Namun
Tahunannya berjumlah 32.464 orang. E-filing
semua
hanya ditargetkan sejumlah 1.508 atau hanya 4,6
pengetahuan wajib pajak, dan pelayan itu saling
%. Di tahun 2015 berjumlah 40.825 orang, e-
terkait.
filing hanya di targetkan sejumlah 8.654 atau
hal
diatas
Namun
pada
baik
sanksi,
intinya
di
tingkat
2
tahun
hanya 21,2 %. Meskipun dari pelaksanaan
berjalannya e-filing ini, target yang diberikan
selama 2 tahun nilainya tidak begitu besar tetapi
selalu tercapai dan e-filing dapat membantu
tetap
terlalu
meningkatkan kepatuhan dan perkembangan
signifikan. Disini lah peran dari e-filing. Dengan
jumlah pelapor untuk SPT Tahunan secara
kemudahannya
manual
berpengaruh,
meski
e-filing
tidak
dapat
membantu
tidak
lebih
besar
daripada
meningkatkan jumlah SPT yang masuk dengan
perkembangan dari pelaporan melalui e-filing
begitu tingkat kepatuhan pun akan meningkat
serta diharapkan suatu saat nanti seluruh wajib
pula.
pajak
Berikut
tabel
angka
pelaporan
SPT
orang
pribadi
dapat
memanfaatkan
Tahunan dari tahun 2013 sampai dengan 2015.
layanan e-filing dalam melakukan pelaporannya.
Tabel 3. Realisasi Penyampaian SPT Tahunan wajib pajak Orang Pribadi
Faktor-Faktor Yang Mendukung Dan Faktor Penghambat
Yang
Keterangan
2013
2014
2015
Pelaksanaan E-Filing
SPT secara Manual
32.909
29.061
29.664
1. Faktor Pendukung
SPT secara E-filing
-
3.403
11.161
total 32.909 Sumber: Data Diolah, 2015.
32.464
40.825
Terdapat
Dihadapi
Dalam
faktor-faktor
yang
mendukung dalam hal pelaksanaan penerapan
Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
5
layanan e-filing dalam pelaporan SPT tahunan
melaporkan
yaitu :
menggunakan layanan e-filing.
a) Kesadaran wajib pajak itu sendiri kewajiban
Tahunannya
dengan
d) Jaringan Internet
Melaporkan SPT disetiap tahunnya merupakan
SPT
perorangan
Pelaksananaan
e-filing
ini
bagi
menggunakan sistem online dimana jaringan
setiap wajib pajak yang terdaftar. Sebagai
internet menjadi elemen penting dalam
wajib pajak yang patuh dan taat terhadap
pelaksanaannya. Tanpa jaringan internet
peraturan
maka tidak dapat terlaksananya sistem
perpajakan
melaksanakan
pastinya
seluruh
akan
kewajiban
perpajakannya baik itu membayar ataupun
pelaporan ini. 2. Faktor Penghambat
melaporkan SPT nya. Jika wajib pajak hanya
Terdapat
faktor-faktor
yang
membayar namun tanpa melaporkan SPTnya
menghambat dalam hal pelaksanaan penerapan
maka akan diberikan sanksi karena tidak
layanan e-filing dalam pelaporan SPT tahunan
melaporkan SPT Tahunannya. E-filing dapat
yaitu :
mendorong wajib pajak untuk melaksanakan
a) Pengetahuan Wajib Pajak
pelaporan SPT dalam rangka melaksanakan kewajiban
perpajakan
E-filing erat kaitannya dengan wajib
karena
pajak orang pribadi karena wajib pajak orang
kemudahannya. Jika diperhatikan sebuah
pribadi merupakan pengguna dari sistem ini.
sanksi perpajakan dapat mendorong wajib
Dan wajib pajak itu sendiri juga dapat
pajak
kewajiban
menghambat berjalannya sistem e-filing ini
perpajakannya. Oleh karna itu layanan e-
dikarenakan pengetahuan wajib pajak yang
filing dapat mengakomodir wajib pajak yang
masih
akan melaksanakan kewajibannya sebagai
wajib pajak bisa berupa kekurangpahaman
wajib pajak.
wajib
untuk
melaksanakan
b) Ingin Mencoba
kurang. pajak
Kurangnya
tentang
pengetahuan
teknologi
maupun
internet dan kurang pahamnya wajib pajak
Melalui e-filing ini wajib pajak orang
tentang hak dan kewajiban masing-masing
pribadi diberikan layanan pelaporan SPT
wajib pajak itu sendiri. Kurang pahamnya
Tahunan yang praktis, mudah, cepat, dan
wajib
efisien. Dengan layanan aplikasi e-filing ini
internet ini dikarenakan oleh faktor usia
proses
dapat
dalam hal ini wajib pajak yang berusia tua
dilakukan dimana saja dan kapan saja tanpa
dan terdapat pula wajib pajak yang pada
wajib pajak harus datang ke KPP terdaftar.
dasarnya kurang paham dengan teknologi.
pelaporan
menjadi
cepat,
pajak
tentang
teknologi
maupun
Berhubung sistem pelaporan melalui e-filing
Jika dibayangkan, jangankan untuk
ini masih cenderung baru, maka terdapat
melaporkan SPT Tahunan bahkan untuk
wajib
menggunakan
masalah hak dan kewajiban wajib pajak
ini.
masih
pajak
layanan
yang
aplikasi
belom e-filing
Dengan
ada
yang
memahaminya.
banyaknya kemudahan yang ditawarkan
Walaupun
oleh e-filing maka wajib pajak cenderung
melakukan sosialisasi dengan berbagai cara,
penasaran
namun hambatan ini akan tetap ada karena
dan
ingin
mencoba
layanan
aplikasi ini.
aparat
pajak
telah
pada dasarnya setiap orang memiliki tingkat
c) Sosialisasi Dalam
pihak
belom
pengetahuan yang berbeda-beda. memperkenalkan
kepada
b) Jaringan Internet
khalayak umum tentang e-filing ini maka
Jaringan internet merupakan elemen
menurut peneliti cara yang mudah dan
kunci untuk terlaksananya layanan e-filing.
efektif dengan cara sosialisasi. Sosialisasi
Namun disisi lain jaringan internet selain
yang diberikan pun baik dari aparat pajak itu
dapat mendukung sistem e-filing tapi juga
sendiri
yang
dapat menghambat terlaksananya e-filing ini.
menganjurkan e-filing kepada karyawannya
maupun
Hal ini dikarenkan di Indonesia sendiri
secara
jaringan
langsung.
dari KPP
perusahaan juga
melakukan
internet
belum
merata
dan
sosialisasi secara langsung ke instansi untuk
memadai. Terdapat wajib pajak yang merasa
menjaring lebih banyak angka pengguna e-
merasakan
filing. Dengan sosialisasi yang terus menerus
bermasalah. Terutama saat akhir-akhir batas
dapat semakin mendorong wajib pajak untuk
pelaporan. Karena pada saat yang bersamaan
jaringan
internet
yang
banyak wajib pajak lain juga melakukan hal
Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
6
yang sama yang mengakibatkan server yang
Faktor pendukung antara lain terdapat
drop disebabkan koneksi jaringan internet
wajib pajak yang secara pribadi menyadari
karena terlalu banyak yang mengakses.
kewajibannya sebagai wajib pajak, rasa ingin
c) Meyakinkan Wajib Pajak
mencoba layanan aplikasi tersebut, sosialisasi,
E-filing merupakan suatu program
dan jaringan internet.
baru, untuk sesuatu hal yang baru biasanya
Faktor
penghambat
antara
lain
seseorang akan timbul keragu-raguan dan
pengetahuan wajib pajak yang masih kurang.
bertanya-tanya
Kurangnya pengetahuan wajib pajak berupa
tentang
bagaimana
dan
apakah program yang baru ini memang lebih
kekurangpahaman
baik
Selanjutnya
teknologi
maupun
bahwasanya
pahamnya
wajib
kewajiban
kewajiban
masing-masing
dari
sebelumnya.
meyakinkan
wajib
pelaporan
pajak
pajak
merupakan
wajib
pajak
internet pajak
tentang
dan
kurang
tentang
hak
dan
wajib
pajak
itu
perorangan, seperti karyawan dari 1 pemberi
sendiri. Setelah itu jaringan internet dan sulitnya
kerja yang sudah terbiasa pajaknya dipotong
meyakinkan wajib pajak
oleh bendahara perusahaannya maka dia
keragua-raguan yang timbul dalam diri wajib
akan malas untuk melaporkan SPT tahunan
pajak tentang bagaimana dan apakah program
sendiri. Terlihat bahwa wajib pajak kurang
yang
paham dan familiar dengan e-filing padahal
sebelumnya dan pandangan masyarakat tentang
pada
pengisian
dasarnya
sistem
e-filing
sangat
membantu.
baru
ini SPT
memang yang
dikarenakan rasa
lebih
rumit
baik
serta
dari
sulitnya
meyakinkan wajib pajak bahwa lapor SPT Tahunan merupakan kewajiban perorangan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran
Kesimpulan
a) Lebih ditingkatkan kembali sosialisasi yang
Melalui
e-filing
wajib
pajak
dapat
dilakukan kepada wajib pajak,dengan cara
melaksanakan kewajibannya dalam hal ini
memberikan
pelaporan SPT Tahunan dengan praktis, mudah,
penggunaan
cepat, dan efisien. E-filing dapat menumbuhkan
pemahaman tentang hak dan kewajiban
suatu kepatuhan sukarela bagi wajib pajak
sebagai wajib pajak dan diperbanyak juga
melalui program pelayanannya yang baik dan
sosialisasi dan penjaringan langsung ke
prosedur yang sederhana serta memudahkan
perusahaan yang ada dalam wilayah kerja
wajib pajak, wajib pajak dapat terbantu dalam
KPP Pratama Malang Selatan agar semakin
memenuhi
mendorong wajib pajak untuk melaporkan
kewajiban
perpajakan
sebagai
bentuk kepatuhan. jumlah wajib pajak yang melaporkan SPT sejumlah
e-filing
32.909,
tentang
ataupun
SPT Tahunannya dengan
Ditahun 2013 (sebelum ada e-filing) Tahunannya
pemahaman
pemberian
menggunakan
layanan e-filing. b) Memberikan
ujicoba
yang
luas
agar
selanjutnya
meningkatkan minat dari wajib pajak untuk
ditahun 2014 dimana pertama kalinya e-filing
menggunakan e-filing dan mengerti dalam
berjalan jumlah wajib pajak yang melaporkan
menggunakan e-filing dengan membuat kelas
tidak meningkat meningkat namun masih cukup stabil dengan 32.464, dan ditahun 2015
pelatihan penggunaan aplikasi e-filing. c) Lebih mengoptimalkan dan memaksimalkan
jumlah wajib pajak yang melaporkan SPT
sistem
informasi
untuk
lebih
Tahunannya jauh meningkat dengan 40.825. Hal
mengembangkan aplikasi e-filing itu sendiri.
ini dibuktikan karena meningkatnya jumlah
d) Wajib pajak disarankan untuk menggunakan
wajib pajak orang pribadi yang melakukan
koneksi internet berkecepatan tinggi untuk
pelaporan SPT melalui e-filing ditahun 2014
memudahkan dalam pelaporan serta untuk
sejumlah 3.403 dan ditahun 2015 sejumlah
mengantisipasi keadaan dimana koneksi
11.161 serta perkembangan jumlah pelapor
internet di Indonesia yang masih kurang
untuk SPT Tahunan secara manual tidak lebih
stabil.
besar daripada perkembangan dari pelaporan melalui e-filing. Dengan meningkatnya angka
DAFTAR PUSTAKA
pelaporan SPT Tahunan wajib pajak orang
Agustian, Widi. 2011. Pengantar Ilmu Hukum pajak. Jakarta: PT. Gramedia Badan Bahasa. 2015. “Pengertian Patuh”. Diakses pada tanggal 17 Januari 2016 dari http://kbbi.web.id
pribadi maka dapat menggambarkan peran dari e-filing dalam meningkatkan kepatuhan.
Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
7
Dewi, Siska Juwita. 2010. “Pengaruh Kepuasan Wajib Pajak Orang Pribadi Ditinjau Dari Dimensi Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaksanakan Kewajiban Perpajakan KPP Pratama Malang Selatan)”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Brawijaya. Malang Direktorat Jendral Pajak. 2014. Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor PER-06/PJ./2014 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Menggunakan Formulir 1770 S atau 1770 SS Secara Efiling dan Merupakan Pegawai Tetap Pada Pemberi Kerja Tertentu. Haryuda, Agil Anggara. 2013. Pengaruh Tingkat Kesadaran, Pengetahuan Dan Pemahaman Peraturan Perpajakan, Kondisi Keuangan Serta Tarif Pajak Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak Wajib Pajak Badan ( Studi Kasus Pada Kpp Pratama Sukoharjo ). Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Ismawan, Indra. 2001. Memahami Reformasi Perpajakan 2000. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo. Moleong, Lexy J . 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Pasolong, Harbani. 2012. Metode Penelitian administrasi Publik. Bandung: Alfabeta. Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 Perubahan Keempat Atas Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Republik Indonesia. 2012. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.03/2012. Tentang Tata Cara Penetapan Dan Pencabutan Penetapan Wajib Pajak Dengan Kriteria Tertentu Dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak. Siti Kurnia Rahayu. 2010. Perpajakan Indonesia. Yogyakarta : Graha Ilmu. Soemitro, Rochmat. 1992. Asas dan Dasar Perpajakan I. Bandung: Eresco. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta. Zain, Mohammad. 2004. Manajemen Perpajakan. Salemba Empat, Jakarta.
Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
8