ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA

Download kemunculan novel Sang Pemimpi mendapatkan tanggapan positif dari penikmat .... Dari beberapa pendapat tersebut di atas pengertian nilai dap...

0 downloads 646 Views 727KB Size
ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA

SKRIPSI

BY : YOSEFINUS YUSANFRI NPM : 29181022

ENGLISH DEPARMENT FACULTY OF LANGUAGE AND LITERATURE WIJAYA PUTRA UNIVERSITY SURABAYA 2013

2

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA

SKRIPSI

Diserahkan sebagai pemenuhan persyaratan untuk sarjana sastra inggris

BY: YOSEFINUS YUSANFRI NPM: 29181022

ENGLISH DEPARTMENT FACULTY OF LANGUAGE AND LITERATURE WIJAYA PUTRA UNIVERSITY SURABAYA 2013

i

3

HALAMAN PERSETUJUAN

Nama : YOSEFINUS YUSANFRI Npm

: 29181022

Judul : ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA

Telah Memenuhi Syarat Untuk Diujikan

Pembimbing

Penulis

YENI PROBOWATI S.Pd

YOSEFINUS YUSANFRI 29181022

ii

4

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi oleh Npm Judul

: YOSEFINUS YUSANFRI : 29181022 : ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA

Telah disetujui dan diterima sebagai bahan untuk memperoleh gelar sarjana sastra inggris pada tanggal 1 agustus 2013.

Tim Penguji

---------------------

(Dra.Arjunani,MM) Penguji1 ( Yulis Setyowati. S.Pd) Penguji 2

----------------------

Mengetahui Dekan Fakultas Bahasa DanSastra

Drs.ARJUNANI, MM

iii

5

SURAT PERNYATAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama

: Yosefinus Yusanfri, Mahasiswa Universitas Wijaya Putra

Npm

: 29181022

Demi mengembangkan ilmu pengetahuan menyetujui karya ilmiah saya yang berjudul:ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA. Beserta perangkat yang diperlukan untuk disimpan, dipublikasikan atau diperbanyak dalam bentuk apapun oleh universitas wijaya putra untuk keperluan akademis.Demikian surat pernyatan saya buat untuk yang sebenarnya.

Dibuat : Surabaya Pada tanggal : 01 Agustus 2013 Yang Menyatakan

YOSEFINUS YUSANFRI

iv

6

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa atas berkat serta bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan thesis ini dengan baik.Thesis ini tidak akan terwujudtanpa bantuan dari pihak-pihak yang bersedia meluangkanwaktunya selama penyusunan,sehingga selesainya penulisan thesis ini.Oleh karena itu,penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: . Ibu Dra. Arjunani.MM, Selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Wijaya Putra. . Ibu Yeni Probowati,Spd,Selaku Dosen pembimbing yang dengan sabarmemberi bimbingan sehingga thesis ini dapat terwujud .

Terimakasih

kepada

Bapak

dan

Ibu

yang

telah

memberi

dukungan

doa,semangat,serta kepercayaan dan kesabaran yang tak mungkin sanggup bagi penulis untuk membalasnya. . Terima kasih kepada adikTitindanadikElanyang mau meluangkan waktunya untuk membantu thesis ini. . Terima kasih juga kepada Dosen-Dosen saya yang telah memberikan pengetahuannya selama saya belajar di Universitas Wijaya Putra . Terimakasih kepada my girl friendsIndakRattapoem you are the best . Semua teman seperjuanganku mulai masuk bangku kuliah dan semua teman yang tak bisa aku sebutkan satu persatu,terimakasihsetulus-tulusnya

Surabaya, Agustus 2013

v

7

ABSTRACT ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA Nama

: YOSEFINUS YUSANFRI

Npm

: 29181022

Program study

: S-1

Facultas

: Bahasadansastra

Pembimbing

: YeniProbowati,S.pd

Kampus

: Wijaya PutraUniversitas Surabaya

Kata kunci

: Nilai pendidikan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:nilai-nilai pendidikan yang digunakan pengarang dalam novel Sang Pemimpi. Berdasaran hasil penelitian dapat disimpulkan: dalam novel Sang Pemimpi Andrea Hirata ingin menyampaikan nilainilai pendidikan yang sangat bermanfaat bagi para pembaca dengan menghidupkan isi cerita di dalamnya, sehingga dapat menjadi lebih hidup dan menambah variasi serta menghindari hal-hal yang bersifat monoton yang dapat membuat pembaca bosan. Nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi, berdasarkan hasil analisis terdiri atas empat nilaiyaitu Nilai pendidikan religious,nilai pendidikan moral,nilai pendidikan social dan nilai pendidikan budaya

vi

8

MOTTO HIDUP ADALAH SUATU PERJUANGAN

-

I personally dedicate this thesis to: My beloved parents My brothers and sisters My friends: titin, temi, heri,marli and prima My lover IndakRattapoem

vii

9

DAFTAR ISI

Judul----------------------------------------------------------------------------------------------- i Halaman persetujuan--------------------------------------------------------------------------- ii Halaman pengesahan---------------------------------------------------------------------------iii Halaman pernyataan---------------------------------------------------------------------------iv Ucapan terimakasih-----------------------------------------------------------------------------v Abstract------------------------------------------------------------------------------------------vi Motto-------------------------------------------------------------------------------------------- vii Daftar isi-------------------------------------------------------------------------------------- viii BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang------------------------------------------------------------------1 1.2.Rumusan masalah---------------------------------------------------------------4 1.3.Tujuan pembelajaran------------------------------------------------------------4 1.4.Pentingnya pembelajaran-------------------------------------------------------4 1.5.Lingkup dan pembatasan-------------------------------------------------------5 1.6.Definisi kata kunci-------------------------------------------------------------5 1.7.Organisasi belajar---------------------------------------------------------------5 BAB II 11: KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat nilai pendidikan------------------------------------------------------------------6 2.1.1. Pengertian nilai --------------------------------------------------------------------------6 2.1.2. Pengertian pendidikan-------------------------------------------------------------------7 2.1.3. Pengertian nilai Pendidikan----------------------------------------------------------2.2. Macam-macam nilai pendidikan-------------------------------------------------------10 2.3. Sistem pendidikan di Indonesia-------------------------------------------------------15

viii

10

BAB III:METODE PENELITIAN 3.1. Desain penelitian--------------------------------------------------------18 3.2. Sumber data-------------------------------------------------------------18 3.3. Data-----------------------------------------------------------------------18 3.4. Instrument-----------------------------------------------------------------19 3.5. Prosedurpengumpulan data-------------------------------------------19 3.6. Tehnikanalisis data-----------------------------------------------------19 BAB 1V : ANALYSIS 4.1.Nilai Pendidika Religius-------------------------------------------------21 4.2.Nilai Pendidikan Moral--------------------------------------------------25 4.3.Nilai Pendidikan Sosial---------------------------------------------------30 4.4.Nilai Pendidikan Budaya-------------------------------------------------39

BAB V: KESIMPULAN--------------------------------------------------------------------41

DAFTAR PUSTAKA SYNOPSIS APPENDIX

ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG Sastra merupakan wujud gagasan seseorang melalui pandangan terhadap lingkungan sosial yang berada di sekelilingnya dengan menggunakan bahasa yang indah. Sastra hadir sebagai hasil perenungan pengarang terhadap fenomena yang ada.

Sastra

sebagai

karya

fiksi

memiliki

pemahaman

yang

lebih

mendalam, bukan hanya sekadar cerita khayal atau angan dari pengarang saja, melainkan wujud dari kreativitas pengarang dalam menggali dan mengolah gagasan yang ada dalam pikirannya. (Junus 1989 : 91). Menurut Semi (1993 :32), Novel adalah karya fiksi yang di

bangun

melalui unsur intrinsiknya. Unsur-unsur tersebut sengaja di padukan pengarang dan di buat mirip dengan dunia yang nyata lengkap dengan peristiwa-peristiwa di dalamnya, sehingga nampak seperti sungguh ada dan terjadi. Unsur inilah yang akan menyebabkan karya sastra (novel) hadir. Unsur novel

adalah

unsur

yang

secara

langsung

membangun

intrinsik sebuah sebuah

cerita.

Keterpaduan berbagai unsur intrinsik ini akan menjadikan sebuah novel yang sangat bagus. Menurut (Tjahjono,1987:30) mengatakan

bahwa unsur intrinsik terdiri

dari; Tokoh dan penokohan/perwatakan tokoh, Tema dan Amanat, latar, Alur, Sudut pandang/gaya penceritaan. Adapun unsur ekstrinsiknya yaitu unsur-unsur

1

2

yang ada di luar karya sastra seperti; Pembaca, Pengarang, Masyarakat, Pemerintah, Politik, Ekonomi, dan sebagainya. Sang

Pemimpi di

terbitkan

pertama

kali

pada Juli

2006.

Sejak

kemunculan novel Sang Pemimpi mendapatkan tanggapan positif dari penikmat sastra. Tingginya apresiasi masyarakat terhadap novel Sang Pemimpi menjadikan novel tersebut masuk dalam jajaran novel psikologi islami pembangun jiwa. Andrea Hirata telah membuat

langkah yang gemilang untuk mengikuti jejak

sang legenda Buya Hamka. Melalui novel kontemporernya yang di perkaya dengan

muatan

budaya

yang

Islami, Andrea

Hirata

seolah

mengulang

kesuksesan sang pujangga buya Hamka yang karya-karyanya popular hingga ke mancanegara seperti Merantau Ke Deli , Di Bawah Lindungan Ka’bah, dan Tenggelamnya Kapal Van der Wijck. Meskipun nilai yang mendasari novel tersebut bersumber dari Islam, berbagai kalangan kaum beragama dan berkepercayaan dapat menerimanya tanpa ada perasaan terancam. Manfaat membaca novel adalah memberi kesadaran kepada pembaca tentang kebenaran-kebenaran hidup ini, selain itu memberikan kegembiraan dan kepuasaan batin, memberikan penghayatan yang mendalam terhadap apa yang kita ketahui, serta dapat menolong pembacanya menjadi manusia yangt berbudaya. Cerita novel Sang Pemimpi

menceritakan kisah

persahabatan dan pendidikan di Indonesia. Ia mengemas novel Sang Pemimpi dengan bahasa yang sederhana imajinatif, namun tetap memperhatikan kualitas isi. Membaca novel Sang Pemimpi membuat pembaca seolah-olah melihat potret

3

nyata kehidupan masyarakat Indonesia. Banyak pengamat sastra yang memberikan penilaian berkaitan dengan suksesnya novel Sang Pemimpi. Suksesnya novel Sang Pemimpi disebabkan novel tersebut muncul pada saat yang tepat yaitu pada

waktu

masyarakat

khususnya

masyarakat

yang

merasa

mengalami

pendidikan yang sama seperti beberapa tokoh yang terdapat dalam novel tersebut. Menurut Sapardi Djoko Darmono, seorang sastrawan dan Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya UI Ia menyatakan Sang Pemimpi merupakan “Ramuan pengalaman dan imajinasi yang menarik, yang menjawab inti pertanyaan kita tentang hubungan-hubungan antara gagasan sederhana, kendala, dan kualitas pendidikn”. Isi bukanlah

novel Sang Pemimpi menegaskan bahwa

menjadi hambatan

seseorang

keadaan ekonomi

dalam meraih cita-cita dan berusaha

dengan sungguh-sungguh untuk mencapai cita-citanya. Kemiskinan adalah penyakit sosial yang berada dalam ruang lingkup materi sehingga tidak berkaitan dengan kemampuan otak seseorang. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti berminat untuk menganalisis novel Sang Pemimpi. Analisis terhadap novel Sang Pemimpi peneliti membatasi pada nilai pendidikan, alasan di pilih dari segi nilai pendidikan karena novel Sang Pemimpi diketahui banyak memberikan inspirasi bagi pembaca, karna ada nilainilai positif yang dapat diambil dan direalisasikan oleh pembaca dalam kehidupan

sehari-hari mereka,

khususnya

dalam

hal

pendidikan. Menurut

(Pradopo 1994: 94) mengungkapkan bahwa suatu karya sastra yang baik adalah yang langsung memberi didikan kepada pembaca tentang budi pekerti dan

4

nilai-nilai moral, sesungguhnya hal ini telah menyimpang dari hukum-hukum karya sastra sebagai karya seni dan menjadikan karya sastra sebagai alat pendidikan

yang

langsung

sedangkan

nilai

seninya

di

jadikan

nomor

dua.Begitulah paham pertama dalam penilaian karya sastra yang secara tidak langsung disimpulkan dari corak-corak roman Indonesia yang mula-mula, ialah memberi pendidikan dan nasihat kepada pembaca.

1.2. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat di ketahui rumusan masalah yang timbul dalam penelitian ini sebagai berikut: Apa saja nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata?

1.3.TUJUAN PEMBELAJARAN Untuk menjelaskan nilai nilai pendidikan apa saja yang di sampaikan oleh Andrea Hirata dalam novel Sang Pemimpi

1.4.PENTINGNYA PEMBELAJARAN Melalui analisa ini penulis berharap agar pembaca mengerti lebih dalam lagi tentang pendidikan sehingga mendorong generasi muda untuk bangkit menjadi tumbuh prestasi yang cemerlang di masa depan, lebih lebih dapat melakukan penelitian, lebih lanjut pada nilai nilai pendidikan dalam novel Sang

5

Pemimpi karya Andrea Hirata agar dapat mengungkapkan dan memahami novel tersebut lebih baik

1.5. LINGKUP DAN PEMBATASAN Lingkup dari skripsi ini adalah bagaimana Sang Pemimpi mengeksplorasi kisah persahabatan dan pendidikan. Banyak unsur yang ada di dalam karya sastra yaitu thema, conflict, character, and plot, tetapi di dalam novel ini penulis khusus menganalisa nilai nilai pendidikan.

1.6 DEFINISI KATA KUNCI Untuk membuat penelitian ini mudah di pahami oleh pembaca dan tidak menimbulkan salah pengertian, maka penulis mendeskripsikan kata kata yang di gunakan dalam penelitian ini: Nilai pendidikan Nilai pendidikan adalah suatu yang di yakini kebenarannya dan mendorong orang untuk berbuat positif di dalam kehidupannya sendiri atau bermasyarakat. Sehingga nilai pendidikan dalam karya sastra disini yang di maksud adalah nilai-nilai yang bertujuan mendidik seseorang atau individu agar menjadi manusia yang baik.

6

1.7.ORGANISASI PEMBELAJARAN Penulis tesis membagi tesisnya menjadi lima bab, setiap bab dibagi menjadi beberapa subbab: Bab I adalah pendahuluan, Bab II adalah kajian pustaka, Bab III adalah metode penelitian, Bab IV adalah analysis, Bab V adalah kesimpulan

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini penulis akan memberikan teori yang di gunakan sebagai landasan pikiran untuk substansi thesis ini:

2.1. Hakikat Nilai Pendidikan

2.1.1. Pengertian nilai

Nilai adalahsesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia. Nilai sebagai kualitas yang independen akan memiliki ketetapan yaitu tidak berubah yang terjadi pada objek yang dikenai nilai. Persahabatan sebagai nilai (positif/ baik) tidak akan berubah esensinya manakala ada pengkhianatan antara dua yang bersahabat. Artinya nilai adalah suatu ketetapan yang ada bagaimanapun

keadaan

disekitarnya

berlangsung. Sastra dan tata nilai

merupakan dua fenomena sosial yang saling melengkapi dalam hakikat mereka sebagai sesuatu yang eksistensial. Sastra sebagai produk kehidupan mengandung nilai-nilai sosial, filsafat, religi, dan sebagainya baik yang bertolak dari pengungkapan kembali maupun yang mempunyai penyodoran konsep baru (Suyitno,

7

8

1986: 3). Sastra tidak hanya memasuki ruang serta nilai-nilai kehidupanpersonal, tetapi juga nilai-nilai kehidupan manusia dalam arti total. Menurut

Darmodiharjo

(dalam Setiadi, 2006: 117) mengungkapkan nilai merupakan sesuatu yang berguna bagi manusia baik jasmani maupun rohani. Sedangkan Soekanto (1983: 161) menyatakan, nilai-nilai merupakan abstraksi daripada pengalaman-pengalaman pribadi seseorang dengan sesamanya. Pada hakikatnya, nilai yang tertinggi selalu berujung pada nilai yang terdalam dan terabstrak bagi manusia, yaitu menyangkut hal-hal yang bersifat hakki.

Dari beberapa pendapat tersebut di atas pengertian nilai dapat disimpulkan sebagai sesuatu yang bernilai, berharga, bermutu, akan menunjukkan suatu kualitas dan akan berguna bagi kehidupan manusia.

2.1.2. Pengertian Pendidikan

Secara etimologis, pendidikan berasal dari bahasa Yunani “Paedogogike”, yang terdiri atas kata “Pais”yang berartiAnak” dan kata “Ago” yang berarti “Aku membimbing”

(Hadi,2003:

17).Jadi

Soedomo

Hadimenyimpulkan

paedogogikeberartiakumembimbing anak. Menurut Purwanto(1986: 11)menyatakan bahwa pendidikanberartisegala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan

rohaninya

kearah

kedewasaan. Hakikat pendidikan bertujuan untuk mendewasakan anak didik, maka seorang

pendidikharuslahorangyang

dewasa,

karena

tidak

mungkin

dapat

9

mendewasakananak didik jika pendidiknya sendiri belumdewasa. Pendidikan pada hakikatnyajuga berarti mencerdaskan kehidupan bangsa. Dari pernyataan tersebut terdapat tiga unsur pokok dalam pendidikan, yaitu:

a. Cerdas, berarti memiliki ilmu yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan nyata. Cerdas bermakna kreatif, inovatif dan siap mengaplikasikan ilmunya.

b. Hidup, berarti

memiliki filosofi untuk menghargai kehidupan dan

melakukan hal-hal yang terbaik untuk kehidupan itu sendiri. Hidup itu berarti merenungi bahwa suatu hari kita akan mati, dan segala amalan kita akan dipertanggungjawabkan kepadaNya. Filosofi hidup ini sangat syarat akan makna individualisme yang artinya mengangkat kehidupan seseorang, memanusiakan manusia, memberikan makanan kehidupan berupa semangat, nilai moral, dan tujuan hidup.

c. Bangsa, berarti manusia selain sebagai individu juga merupakan makhluk sosial yang membutuhkan keberadaan orang lain. Novel sebagai suatu karya sastra, yang merupakan karya seni juga memerlukan pertimbangan dan penilaian tentang seninya(Pradopo,2005:30). Adler(dalam Arifin, 1993: 12) mengartikan pendidikan sebagai proses dimana seluruh kemampuan manusia dipengaruhi oleh pembiasaan yang baik untuk membantu orang lain dan dirinya sendiri mencapai kebiasaan yang baik. Secara etimologis, sastra juga berarti alatuntuk mendidik.

10

Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan merupakan segala sesuatu yang baik maupun buruk yang berguna bagi kehidupan manusia yangdiperoleh melalui proses pengubahan sikap dan tata laku dalam upaya mendewasakan diri manusia melalui upaya pengajaran. Dihubungkan dengan eksistensi dan kehidupan manusia, nilai-nilai pendidikan diarahkan pada pembentukan pribadi manusia sebagai makhluk individu, sosial, religius, dan berbudaya.

2.1.3. Nilai Pendidikan

Nilai

pendidikan

adalah

suatu

yang

di yakini kebenarannya dan

mendorong orang untuk berbuat positif di dalam kehidupannya sendiri atau bermasyarakat. Sehingga nilai pendidikan dalam karya sastra disini yang di maksud adalah nilai-nilai yang bertujuan mendidik seseorang atau individu agar menjadi manusia yang baik (Ratna. 2009:447).Secara umum nilai pendidikan adalah untuk membantu peserta didik agar lebih memahami, menyadari, serta mengalami

nilai- nilai

serta

mampu

menempatkan

secara integral

dalam

kehidupan dan nilai pendidikan secara khusus ditujukan untuk:

a.

Menerapkan pembentukan nilai pada anak

b.

Menghasilkan sikap yang mencerminkan nilai-nilai yang diiniginkan

c.

Membimbing perilaku konsisten dengan nilai- nilai tersebut

11

Dengan demikaian, tujuan nilai pendidikan meliputi tindakan mendidik yang

berlangsung mulai dari usaha

penyadaran nilai sampai pada perwujudan

perilaku-perilaku yang bernilai (UNESCO, 1994)

2.2.Macam-macam Nilai Pendidikaan

Sastra tidak saja lahir karena kejadian, tetapijuga dari kesadaranpenciptaannya bahwa sastra sebagai sesuatu yang imajinatif, fiktif, dan juga harus melayani misimisi yang dapat dipertanggungjawabkan. Sastrawan pada waktu menciptakan karyanya tidak saja didorong oleh hasrat untuk menciptakan keindahan, tetapi juga berkehendak untuk menyampaikan pikiran-pikirannya, pendapat-pendapatnya,dan kesan-kesan perasaannya terhadap sesuatu (Sudjiman1998:53). Dalam karya sastra akan tersimpan nilai atau pesan yangberisi amanatatau nasihat. Melalui karyanya, pencipta karya sastra berusaha untuk mempengaruhi pola pikir pembaca dan ikut mengkaji tentang baik dan buruk, benar mengambil pelajaran, teladan yang patut ditiru sebaliknya, untuk dicela bagi yang tidak baik. Karya sastra diciptakan bukan sekedar

untuk

dinikmati,

akan

tetapi

untuk

dipahami

dan

diambil

manfaatnya(Setiadi2006:110)

Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang banyak memberikan penjelasan secara jelas tentangsystem nilai. Nilai itu mengungkapkan perbuatan apa yang dipuji dan dicela, pandangan hidup mana yang dianut dan dijauhi, dan hal apa

12

saja yang dijunjung tinggi (Pradopo, 2005 : 30).Adapun nilai-nilai pendidikan dalam novel Sang Pemimpi sebagai berikut:

a. Nilai Pendidikan Religius

Nilai pendidikan Religi merupakan suatu kesadaran yang menggejala secara mendalam dalam lubuk hati manusia sebagai human nature. Religi tidak hanya menyangkut segi kehidupan secara lahiriah melainkan juga menyangkut keseluruhan diri pribadi manusia secara total dalam integrasinya hubungan ke dalam keesaan Tuhan (Rosyadi, 1995: 90). Nilai-nilai religious bertujuan untuk mendidik agar manusia lebih baik menurut tuntunan agama dan selalu ingat kepada Tuhan. Nilainilaireligious yang terkandung dalam karya sastra dimaksudkan agar penikmat karya tersebut mendapatkan renungan-renungan batin dalam kehidupan yang bersumber pada nilai-nilai agama. Nilai-nilai religius dalam sastra bersifat individual.

Menurut (Nurgiyantoro, 2005: 326).dan

Semi (1993: 21) menyatakan,

agama merupakan kunci sejarah, kita batu memahami jiwa suatu masyarakat bila kita memahami agamanya. Semi (1993: 21) juga menambahkan, kita tidak mengerti hasilhasil kebudayaanya, kecuali bila kita paham akan kepercayaan atau agama yang mengilhaminya. Religi lebih pada hati nurani, dan pribadi manusia itu sendiri. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwanilai religious yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak serta bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia.

13

b. Nilai Pendidikan Moral

Nilai pendidikan Moral merupakan pandangan pengarang tentang nilai-nilai kebenaran dan pandangan itu yang ingin disampaikan kepada pembaca. Menurut Hasbullah (2005: 194) menyatakan bahwa moral merupakan kemampuan seseorang membedakan antara yang baik dan yang buruk. Menurut ( Nurgyantoro,2005 :320) Nilai moral yang terkandung dalam karya sastra bertujuan untuk mendidik manusia agar mengenal nilai-nilai etika merupakan nilai baik buruk suatu perbuatan, apa yang harus dihindari, dan apa yang harus dikerjakan, sehingga tercipta suatu tatanan hubungan manusia dalam masyarakat yang dianggap baik, serasi, dan bermanfaat bagi orang itu , masyarakat, lingkungan, dan alam sekitar. Menurut Uzey (2009: 2) berpendapat bahwa nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani kelakuan baik atau buruk dari manusia. dengan

nilai,

tetapi

tidak

semua

nilai

itu

Moral selalu berhubungan adalah

nilai

moral.Moral

berhubungandengan kelakuan atau tindakan manusia. Nilai moralinilah yang lebih terkait dengan tingkah lakukehidupankita sehari-hari.

Dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan moral menunjukkan peraturanperaturan tingkah laku dan adat istiadat dari seorang individu dari suatu kelompok yang meliputi perilaku.

14

c.Nilai Pendidikan Sosial

Kata“sosial”berarti hal-hal yangberkenaandenganmasyarakat/ kepentingan umum. Nilai pendidikan sosial merupakanhikmah yang dapat diambil dari perilaku social

dan tata cara hidup sosial. Perilaku social berupasikapseseorangterhadap

peristiwa yangterjadidi sekitarnya yang ada hubungannya dengan orang lain, cara berpikir, dan hubungan sosial bermasyarakat antar individu. Nilai sosial yang ada dalam karya sastra dapat dilihat dari cerminan kehidupan masyarakat yang diinterpretasikan (Rosyadi, 1995: 80).Nilai pendidikan sosial akan menjadikan manusia sadar akan pentingnya kehidupan berkelompok dalam ikatan kekeluargaan antara satu individu dengan individu lainnya. Nilai sosial mengacu pada hubungan individu dengan individu yang lain dalam sebuah masyarakat. Bagaimana seseorang harus bersikap, bagaimana cara mereka menyelesaikan masalah, dan menghadapi situasi tertentu juga termasuk dalam nilai sosial. Dalam masyarakat Indonesia yang sangat beraneka ragam coraknya, pengendalian diri adalah sesuatu yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan masyarakat. Sejalan dengan tersebut nilai sosial dapat diartikan sebagai landasan bagi masyarakat untuk merumuskan apa yang benar dan penting, memiliki ciri-ciri tersendiri, dan berperan penting untuk mendorong

dan

mengarahkan

individu

agarberbuat

sesuai

norma

yangberlaku.Menurut Uzey (2009: 7) berpendapat bahwa nilai sosial mengacu pada pertimbangan terhadap suatu tindakan benda, cara untuk mengambil keputusan apakah sesuatu yang bernilai itu memiliki kebenaran, keindahan, dan nilai ketuhanan.

15

Jadi nilai sosial dapat disimpulkan sebagai kumpulan sikap dan perasaan yang diwujudkan melalui perilaku yang mempengaruhi perilaku seseorang yang memiliki nilai tersebut. Nilaisosial merupakan sikap-sikap dan perasaan yang diterima secara luas oleh masyarakatdan merupakan dasar untuk merumuskan yang benar danapayangpenting.

d.Nilai Pendidikan Budaya

Nilaipendidikan

budaya

menurut Rosyadi (1995:74) merupakan sesuatu yang

dianggap baik dan berharga oleh suatu kelompok masyarakat atau suku bangsa yang belum tentu dipandang baik pula oleh kelompok masyarakat atau suku bangsa lain sebab nilai budaya membatasi dan memberikan karakteristik pada suatu masyarakat dan kebudayaannya. Menurut Uzey (2009:1) Nilai pendidikan budaya merupakan tingkat yang paling abstrak dari adat, hidup dan berakar dalam alam pikiran masyarakat, dan sukar diganti dengan nilai budaya lain dalam waktu singkat.

Sistem nilai budaya merupakan inti kebudayaan, sebagai intinya ia akan mempengaruhi dan menata elemen-elemen yang berada pada struktur permukaan dari kehidupan manusia yang meliputi perilaku sebagai kesatuan gejala dan benda-benda sebagai kesatuan material. Sistem nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup. Karena itu, suatu sisitem nilai budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia.

16

Dapat disimpulkan dari pendapat tersebut sistem nilai budaya menempatkan pada posisi sentral dan penting dalam kerangka suatu kebudayaan yang sifatnya abstrak dan hanya dapat diungkapkan atau dinyatakan melalui pengamatan pada gejala-gejala yang lebih nyata seperti tingkah laku dan benda-benda material sebagai hasil dari penuangan konsep-konsep nilai melalui tindakan berpola. Adapun nilainilai budaya yang terkandung dalam novel dapat diketahui melalui penelaahan terhadap karakteristik dan perilaku tokoh-tokoh dalam cerita.

3.3. Sistem pendidikan di Indonesia

Secara universal pendidikan bertujuan untuk perkembangan individu, sementara itu menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional(UU SISDIKNAS):

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mengembangkan potensi dirinya

untuk

memiliki

kekuatan

spiritual

keagamaan,

pengendalian

diri,

kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan”.

Pendidikan nasional juga berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dan bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, berahklak mulia, sehat, berilmu,

17

cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.

Berdasarkan

uraian

diatas,

maka

pendidikan

dapat

dikatakan sebagai usaha untuk mengembangkan peserta didik(siswa) agar menjadi manusia yang dicita-citakan,yang dilakukan secara sadar dan terencana. Karena dalam proses pembelajaran, sebagai proses pendidikan itu terjadi aktivitas mengajar(oleh guru) dan aktivitas belajar(oleh siswa), maka mengajar dapat dimaknai sebagai upaya pengembangan potensi siswa.

Dalam proses pembelajaran guru memfasilitasi siswa untuk mengembangkan potensi dirinya, bukan sekedar penyampaian materi pelajaran. Meskipun didalamnya juga termasuk penyampain informasi dan pembentukan namun proses tersebut dikemas dalam pengembangan,dan berpusat pada siswa,tetapi siswalah yang mengembangkan potensi dirinya guru hanya memfasilitasi. Karena pendidikan berbentuk proses pembelajaran, yang intinya guru mengajar dan siswanya belajar. Kenyataanya banyak guru memaknai mengajar adalah penyampaian materi, hal ini dapat diamati dalam praktek pelajaran sehari-hari. Guru mengajar

siswa

dengan

cara

menerangkan

pelajaran

kemudian

siswa

diharaapkan menguasai materi tersebut. Untuk membuktikan siswa sudah menguasai materi yang diajarkan oleh guru, kemudian guru mengadakan test atau ulangan. Hasil dari pekerjaan itu siswa itulah yang dijadikan pedoman untuk menetapkan apakah siswa itu telah menguasai materi pelajaran atau belum. Akibat dari proses itu siswa slalu dijadikan objek ujicoba oleh guru.

18

Komponen-komponen dalam sekolah dasar sebagai berikut:

1. Tujuan, tujuan merupakan sesuatu yang ingin di capai oleh kegiatan pendidikan, tujuan itu meliputi seluruh aspek kemanusiaan yang meliputi: Sikap, Tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan. Penyelenggaraan pendidikan sekolah dasar dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki dasardasar karakter kecakapan,keterampilan dan pengetahuan yang memadai untuk mengembangkan potensi diri secara optimal sehingga memiliki ketahanan dan keberhasilan dalam pendidikan lanjutan.

2. Peserta didik, pada dasarnya peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Dasar hakiki diperlukan pendidikan bagi peserta didik adalah manusia yang dapat dibina dan diarahkan untuk mencapai derajat kesusilaan. Peserta didik menurut sifatnya dapat dididik, karena

mempunyai bakat

dan

diposisikan

untuk

memungkinkan

diberi

pendidikan

3. Pendidik, seorang pendidik memiliki kepentingan untuk mengetahui setiap usia perkembangan peserta didik, sebab perkembangan antara satu peserta didik dengan lainya itu berbeda dan itu bergantung pada kondisi fisik dan lingkungan yang memengaruhinya.pendidik adalah orang yang lebih dewasa yang mampu membawa peserta didik kearah yang lebih dewasa. Sedangkan secara

19

akademis pendidik adalah tenaga kependidikan yakni anggota masyarakat yang mengabdikan

diri

dan

diangkat

untuk

menunjang

penyelenggaraan

yang

berkualifikasih sebagai pendidik, dosen, konselor,pamong belajar, tutor,instruktur, fasilitator dan sebutan lainya yang sesuai dengan kekhususnya serta berpartisipasi

20

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah deskriptif, kualitatif ,dimana metodenya oleh penulis dibagi menjadi beberapa bagian seperti: 3.1. Desain penelitian Penelitian

ini

menggunakan

metode

kualitatif

deskriptif

dan

pada

dasarnya menggunakan metode sebuah penelitian sastra. Dalam upaya untuk melakukan metode pengumpulan sumber data maka data utama dan data tambahan

akan

dianalisa.

Namun

untuk

mengungkapkan

masalah

yang

ditemukan penulis,penelitian ini akan mengamati masalah niali nilai pendidikan dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. 3.2. Sumber data Sumber data yang dipilih penulis adalah novel Sang Pemimpi yang ditulis oleh Andrea Hirata. penulis memilih novel tersebut karena novel Sang Pemimpi merupakan sala satu diantara novel best seller didunia dimana penulisnya pun yakni Andrea Hirata merupakan sala satu penulis novel terbaik didunia dengan berbagai macam judul novel yang ditulisnya. Sehingga bias dikatakan bahwa novel tersebut dipercaya memiliki pengaruk signifikan terhadap pembacanya 3.3. Data Data yang diambil oleh penulis adalah semua kutipan tentang yang berkaitan nilai-nilai pendidikan dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata.

20

21

3.4. Instrument Dalam analisis nilai nilai pendidikan yang ada dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea

Hirata. penulis

mengunakan

dirinya sendiri

sebagai

instrument untuk mengumpulkan data. Penulis mengumpulkan dari sumber data dengan membaca novel secara seksama dan memilah satu persatu kondisi yang tergambar yang memacu pada hal konflik didalam novel untuk memudahkan untuk menganalisis data tersebut. 3.5. Prosedur pengumpulan data Langkah penulis untuk mengumpulkan data ialah dengan cara membaca seluruh isi novel secara komprehensif secara berulang kali dengan tujuan agar lebih memahami lebih lanjut tentang cerita. Dilanjutkan pencarian bagian-bagian atau halaman-halaman yang menceritakan nilai-nilai pendidikan. Kemudian penulis mengidentifikasih ucapan-ucapan dan kalimat untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Dan yang terahkir yakni menyimpulkan data yang sudah diidentifikasi menjadi data utama. 3.6. Tehnik analisis data Seperti yang disebutkan bab sebelumnya bahwa penulis ingin membahas teori nilai-nilai pendidikan dalam novel Sang Pemimpi by Andrea Hirata, maka ada beberapa langkah yang dilakukan untuk menganalisis data,dan langkah-langkah tersebut tentu saja disesuaikan dengan metode analisis, diantaranya:Pertama menunjukan data yang di temukan, kedua menjelaskan tersebut berdasarkan referensi maupun teori yang sudah ditetapkan, kemudian menginterprestasi data,

22

dan terahkir membuat kesimpulan dari hasil analisa sebagai tujuan dari penelitian berdasarkan pertimbangan hasil interpretasi data yang ditentukan

23

BAB IV ANALYSIS

4.1.Nilai Pendidikan Religious

Nilai religious merupakan sudut pandang yang mengikat manusia dengan Tuhan pencipta alam dan seisinya. Berbicara tentang hubungan manusia dan Tuhan tidak terlepas dari pembahasan agama. Agama merupakan pegangan hidup bagi manusia. Agama dapat pula bertindak sebagai pemacu faktor kreatif, kedinamisan hidup, dan perangsang atau pemberi makna kehidupan. Seperti kutipan dibawah ini “Mengingat masa lalunya yang pilu, aku kagum pada kepribadian dan daya hidupnya , kesedihan hanya tampak padanya ketika ia mengaji Alquran”(Hirata:2008:26) Melihat

kutipan

diatas,

Melalui

agama,

manusia

pun

dapat

mempertahankan keutuhan masyarakat agar hidup dalam pola kemasyarakatan yang telah tetap sekaligus menuntun untuk meraih masa depan yang lebih baik.Seperti dalam kutipan di bawah ini: “Jimbron adalah seorang yang membuat kami takjub dengan tiga macam keheranan, Pertama, kami heran karena kalau mengaji, ia selalu diantar seorang pendeta. Sebetulnya beliau adalah seorang pastor karena beliau seorang Katolik, tapi kami memanggilnya Pendeta Geovany. Rupanya setelah sebatang kara seperti Arai ia menjadi anak asuh sang pendeta. Namun, pendeta berdarah Itali itu tak sedikit pun bermaksud mengonversi keyakinan Jimbron. Beliau malah tak pernah telat jika mengantarkan Jimbron mengaji ke masjid” ( Hirata:2008:61)

23

24

Dilihat dari kutipan diatas, Tokoh Jimbron dalam novel Sang Pemimpi mencerminkan tokoh yang taat beragama dengan mengaji setiap harinya, walaupun dia hidup di lingkungan agama yang berbeda, yaitu agama Katolik. Penamaan nilai religius yang tinggi mampu menumbuhkan sikap sabar, tidak sombong dan tidak angkuh pada sesama. Manusia menjadi saling mencintai dan menghormati, Dengan demikian manusia bisa hidup harmonis dalam hubungannnya dengan Tuhan, sesama manusia maupun makhluk lain. Pendeta Geovany dalam kutipan diatas adalah sosok yang penyayang dan menghormati manusia lain yang beda agama, terbukti

bahwa Jimbron sebagai anak angkatnya justru malah setiap

harinya diantar mengaji dan tidak sedikit pun bermaksud mengkonversi keyakinan Jimbron. Beliau malah tak pernah telat jika mengantarkan Jimbron mengaji ke masjid. Sebuah

karya

sastra

yang

mengangkat

sebuah

kemanusiaan

yang

berdasarkan kebenaran akan menggugah hati nurani dan akan memberikan kemungkinan pertimbangan baru pada diri penikmatnya. Oleh karena itu, cukup beralasan apabila sastra dapat berfungsi sebagai peneguh batin pembaca dalam menjalankan keyakinan agamanya.Seperti terlihat kutipan berikut: “Dihadapan kitab suci itu,dia seperti orang mengadu, seperti orang tahkluk,seperti lelah berjuang melawan rasa kehilangan pada seluruh orang yang dicintainya”(Hirata:2008:38)

Jika dlihat kutipan diatas bahwa Jika setiap manusia akan saling

25

menghormati dalam menjalankan agamanya, maka hubungan yang harmonis akan terjalin dan akan menjadikan hidup manusia menjadi tenteram dan bahagia karena nilai religius merupakan keterkaitan antar manusia dengan Tuhan sebagai sumber ketentraman dan kebahagiaan di dunia.Seperti kutipan dibawah ini: “Sayangnya, gadis-gadis kecil itu rupanya telah dikarunia Sang Maha Pencipta semacam penglihatan yang mampu menembus tulang belulang sehingga bagi mereka tubuhku transparan”(Hirata:2008:6) Dlihat

dari

kutipan

diatas,

Nilai

religius

akan menanamkan

sikap

manusia untuk tunduk dan taat kepada Tuhan atau dalam keseharian kita kenal dengan takwa. Seperti yang tergambar dalam tokoh Arai di bawah ini: “Setiap habis maghrib, Arai melantunkan ayat-ayat suci Al Quran di bawah temaram lampu minyak dan saat itu seisi rumah kami terdiam.”(Hirata:2008:33) Perilaku Arai dalam kesehariannya mencerminkan seorang muslim. Orang yang taat pada perintah agama, hal itu terbukti bahwa setiap habis maghrib dia selalu membacakan ayat-ayat suci Al Quran dengan kesadarannya sendiri, tanpa diperintah siapapun.Adapun kutipan dibawah ini: “Arai marah karena alasanya kupotong terus.dia geram karena aku tak mau mendengar penjelasan. Ya tuhan,jangan aku dipertemukan dengan orang ini”(Hirata:2008:38) Melihat kutipan diatas walaupun sosok Arai pemarah tetapi ia berdoa pada Tuhan supaya ia tidak dipertemukan dengan

sosok yang dulunya

pemberani sekarang jadi seorang pemarah. Karena pribadi manusia secara total integrasinya

hubungan

dalam

keesaan

Tuhan. Nilai-nilai

religious yang

terkandung dalam karya sastra dimaksudkan agar penikmat karya tersebut

26

mendapatkan renungan-renungan batin dalam kehidupan yang bersumber pada nilainilai agama. Nilai-nilai religiousdalam sastra bersifat individual dan personal. Seperti kita lihat pada kutipan berikut:

“Arai melepaskan kuncianya dari tubuhku.Dia mengadah subhanallah,Mahasuci Allah,Ikal lihatlah itu kepalaku berputar-putar mengikuti pusaran awan kapuk yang terkumpul keatas dan memenuhi plafon(Hirata:2008:36) Melihat kutipan diatas sosok Arai mencerminkan orang muslim yang slalu mengucapkan nama Allah dalam kehidupanya dan patut dijadikan panutan bagi pembaca untuk mempelajari sosok Arai. Adapun kutipan dibawah ini: “Setelah pulang sekolah, jangan harap kami bisa berkeliaran. Mengaji dan mengaji Al-quran sampai khatam berkali-kali. Kalau tamat SD belum hafal Juz”Amma,siap-siap saja masukan kedalam beduk dan bedukanya dipukul keras-keras sehingga keluar berjalan zig zag seperti ayam mabuk”(Hirata:2008:47) Melihat kutipan diatas selepas Arai, jimbron dan ikal pulang sekolah mereka harus taat dan patuh pada petinggi masjid tetapi kalau mereka melanggar mereka akan mendapat hukuman karena setiap orang yang taat dan patuh pada peraturan ia akan mendapatkan hasil yang memuaskan terlebih pada perintah Allah. Religi tidak hanya menyangkut segi kehidupan secara lahiriah melainkan juga menyangkut keseluruhan diri pribadi manusia secara total dalam integrasinya hubungan ke dalam keesaan Tuhan danlebih pada hati, nurani, dan pribadi manusia itu sendiri. Seperti terlihat pada kutipan berikut:

27

“Hari pembagian raporku dan rapor Arai adalah hari besar pada ayah layaknya hari Maulud Nabi peringatanya lahirnya Nabi Muhammad bagi umat islam”(Hirata:2008:76) Nilai religius juga merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak serta bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia. dan ketika kita berbuat kesalahan yang merugikan orang lain pasti tuhan tahu. Seperti terlihat pada kutipan dibawah ini: “Kami selalu kompak melindungi arai. Menurut kami,cara itu adalah pembalasan setimpal untuk Taikong. Namun lihat saja kejadian itu belasan tahun nanti akan diganjar Tuhan dengan tunai dengan cara secuilpun tak terpikirkan oleh arai. Taikong aming memang tak tahu, tapi Tuhan catat dan Tuhan aakan membalas. Persis tulisan sastrawan: Tuhan tahu, tapi menunggu”(Hirata:2008:53) Kutipan diatas mengandung aksi balas dendam,perbuatan semacam itu tidak boleh dilakukan karna merugikan orang lain walaupun dia sudah berbuat salah pada kita, biarkan Tuhan yang tahu dan membalasnya

4.2. Nilai pendidikan moral Nilai moral sering disamakan dengan nilai etika, yaitu suatu nilai yang menjadi ukuran patut tidaknya manusia bergaul dalam kehidupan bermasyarakat. Moral merupakan tingkah laku atau perbuatan manusia yang dipandang dari nilai individu itu berada. Sikap disiplin tidak hanya dilakukan dalam hal beribadah saja, tetapi dalam segala hal, sikap yang penuh dengan kedisiplinan akan menghasilkan kebaikan. Seperti halnya jika dalam agama, seorang hamba jika menjalankan shalat tepat waktu akan mendapat pahala lebih banyak,

28

demikian juga jika disiplin dijalankan pada pekerjaan lainnya dan tanpa memandang siapa yang berperan dalam melakukan perbuatan disiplin tersebut. Seperti pada kutipan di bawah ini: “WC ini sudah setahun diabaikan karena keran air yang mampet. Tapi manusia-manusia cacing, para intelektual muda SMA Negeri Bukan Main yang tempurung otaknya telah pindah ke dengkul, nekat menggunakannya jika panggilan alam itu tak tertahankan. Denga n hanya berbekal segayung air saat memasuki tempat sacral itu, mereka menghinakan dirinya sendiri dihadapan agama Allah yang mengajarkan bahwa kebersihan sebagian dari iman .Dan kamilah yang menanggung semua kebejatan moral mereka.”(Hirata:2008:130) Kutipan di atas sangat tidak pantas dijadikan contoh bagi masyarakat, khususnya para penerus bangsa (siswa). Jelas wc yang keran airnya mampet, malah masih digunakan. Apalagi yang muda

yang

dasar

pendidikannya

menggunakannya adalah para intelek

ada. Mereka

yang

menggunakan

tidak

menghiraukan walaupun agama sudah mengajarkan kebersihan adalah sebagian dari iman. Mereka yang melakukan justru malah tidak merasa bersalah, walaupun orang lain yang kenadampak dari ulah mereka. Pendidikan moral sangat penting untuk mendidik manusia yang belum benar tapi merasa sudah benar.Kita kutipan dbawah ini:

“Jelajahi kemegahan Eropa sampai Afrika yang eksotis. Temukan berliannyabudaya sampai ke Prancis. Langkahkan kakimu di atas altar suci almamater terhebat tiada tara: Sorbonne. Ikuti jejak-jejak Sartre, Louis Pasteur, Montisquieu, Voltaire. Disanalahorang belajar science, sastra, dan seni hingga mengubahperadaban”(Hirata:2008:73) Melihat kutipan diatas mengandung Pengembangan nilai moral sangat penting supaya manusia memahami dan menghayati etika ketika

lihat

29

berinteraksi dan penghayatan

berkomunikasi dengan

nilai-nilai etika

mampu

masyarakat. Pemahaman dan

menempatkan

manusia

sesuai

kapasitasnya , dengan demikian akan terwujud perasaan saling hormat, saling sayang, dan tercipta suasana yang harmonis. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut ini: “Lain kali mencalonkan dirinya jadi bupati, pasang huruf H besar didepan namanya, mengaku dirinya haji??? Padahal aku tahu kelakuanya waktu jadi mahasiswa,weaeldari ibunya dipakainya untuk main judi buntut(Hirata:2008:168) Itulah kalau kamu mau tahu kelakunya pemimpin sekarang,boii baru mau mencalonkan diri sudah jadi penipu, bagaimana kalau bajingan itujadiketua?((Hirata:2008:168)

Kedua kutipan diatas mengandung makna tersirat nilai moral, karena tercantum jelas bahwa bupati yaitu pemimpin sekarang kelakuannya sudah tidak jujur

dan

menghalalkan segala

cara

hanya

demi

merebut

kursi

kepemimpinannya. Hal tersebut perlu diubah, supaya nilai moral manusia yang lain tidak ikut tercemar. Kita kutipan di bawah ini: “Anak-anak yang kuat tenaganya menjadi pendulang timah. Mereka seharian berendam di dalam lumpur, mengaduk-ngaduk aluvial, merabaraba urat timah di bawah tanah, mempertaruhkan kelangsungan hidup pada kemampuan menduga-duga. Mereka yang kuat nyalinya bekerja dibagian tengah laut. Pekerjaan berbahaya yang berbulan-bulan baru bisa bertemu keluarga. Mereka yang kuat tenaga dan kuat nyalinya siang malam mencedok pasir gelas untuk mengisi tongkang, makan seperti jembel dan tidur dibawah gardan truk, melingkar seperti biawak.”(Hirata:2008:67-68) Kutipan diatas mengambarkan

nilai menyangkut baik dan buruk yang

diterima umum mengenai perbuatan, sikap, dan kewajiban.

30

Moral juga dapat dikatakan sebagai ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu rangkaian cerita karena karya sastra itu menyajikan, mendukung, dan menghargai nilai-nilai kehidupan yang berlaku.Seperti terlihat pada kutipan berikut: “Tak terasa aku telah menyelesaikan kuliahku. Sekarang aku merasa memilikitenaga baru untuk menemukan potongan-potongan mozaik nasibku. Pekerjaansortir dan hidupku secara keseluruhan mulai kurasakan sepi tantangannya.Aku ingin menghadapi suatu kesulitan yang membuatku terus berkambang,aku ingin menjadi bagian dari sesuatu yang penting dan besar. Aku berpikir untuk meninggalkan pekerjaan sortir dan kembali mengekstrapolasikan kurvasemangatku yang terus menanjak.”(Hirata:2008:250) Melihat kutipan diatas mengandung nilai moral yang menjunjung budi pekerti dari ayah Arai dan Ikal yang selama tertindas yang mengais di perumahan timah semoga dengan selesainya kuliah dari mereka sehingga orang tuanya merasa bangga.Nilai moral yang terkandung dalam karya sastra bertujuan untuk mendidik manusia agar mengenal nilai-nilai etika merupakan nilai baik buruk suatu perbuatan, apa yang harus dihindari, dan apa yang harus dikerjakan, sehinggatercipta suatu tatanan hubungan manusia dalam masyarakat yang dianggap baik, serasi, dan bermanfaat bagi orang itu , masyarakat, lingkungan, dan alam sekitar. Seperti terlihat pada kutipan berikut: “Ibuku memberi isyaratdan Arai melesat ke gudangperegasan. Ia memasukkan beberapa takar beraske dalam karung, kembali kepekarangan, memberikan karung beras itu kepada ibukuyang kemudian melungsurkannya kepada Mak Cik.” “Ambillah……..”

31

“Mak Cik menerimanya dengan canggung dan berat hati. Aku tak sampai hati melihatnya. Ia berkata terbata-bata,“Tak’kan mampu kami menggantikannya,Kak….”(Hirata:2008:39) Kutipan diatas mengandung nilai etika pada diri Arai karena perbuatan membantu orang lain akan sangat berguna bagi kehidupan bersama didalam masyarakat dan sangat pantas untuk dijadikan contoh atau panutan bagi orang lain.Nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani kelakuan baik atau buruk dari manusia.moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak semua nilai adalah nilai moral. Moral berhubungan dengankelakuan atau tindakan manusia. Nilai moral inilah yang lebih terkait dengan tingkah laku kehidupan kita sehari-hari.Seperti terlihat pada kutipan berikut: “Anak-anak yang kuat tenaganya menjadi pendulang timah. Mereka seharian berendam di dalam lumpur, mengaduk-ngaduk aluvial, merabaraba urat timah di bawah tanah, mempertaruhkan kelangsungan hidup pada kemampuan menduga-duga. Mereka yang kuat nyalinya bekerja dibagian tengah laut. Pekerjaan berbahaya yang berbulan-bulan baru bisa bertemu keluarga.”(Hirata:2008:67) Kutipan diatas mengandung penanaman nilai moral atau etika tidak boleh dijadikan contoh karena perilaku dari yang punya perusahan pendulang timah sangat tidak bagus, lihat saja anak-anak yang seharusnya sekolah cari ilmu masa disuruh kerja seharian berendam didalam lumpur.norma juga sebagai petunjuk hidup bagi warga yang ada dalam masyarakat, karena norma tersebut mengandung sanksi. Siapa saja, baik individu maupun kelompok, yang melanggar norma dapat hukuman yang berwujud sanksi, seperti sanksi agama dari Tuhan dan dapartemen agama, sanksi akibat pelanggaran susila, kesopanan, hukum, maupun

32

kebiasaan yang berupa sanksi moral dari masyarakat.Seperti terlihat pada kutipan berikut: “Kejahatan itu belasan tahun nanti akan diganjar Tuhan dengan tunai melalui cara yang secuil pun tak terpikirkan oleh Arai. Taiking haming memang tak tahu, tapi Tuhan mencatat dan Tuhan akan membalasnya.”(Hirata:2008:53) Kutipan diatas mengandung perbuatan dari individu maupun kelompok, seperti yang direncanakan oleh teman arai karena mereka membalas perbuatan Taikin haming walaupun nanti mereka akan mendapat sanksi Tuhan.Kita lihat kutipan dibawah ini: “Senin pagiini kuanggap hari yang sial. Setengah jam sebelum jam masuk, Pak Mustar mengunci pagar sekolah. Beliau berdiri di podium menjadi inspektur apel rutin. Celakanya banyak siswa yang terlambat, termasuk aku, Jimbron dan Arai. Lebih celaka lagi beberapa siswa yang terlambat justru mengejek Pak Mustar. Dengan sengaja mereka meniruniruka pidatonya. Pemimpin para siswa yang berkelakuan seperti monyet sirkus itu tak lain Arai!! Pak Mustar ngamuk. Ia meloncat dari podium dan mengajak dua orang penjaga sekolah mengejar kami(Hirata:2008: 10) Kutipan diatas dapatkan bahwa kesalahan sedikitpun oleh seorang siswa pasti akan mendapat sanksi karena perbuatan yang melanggar aturan dan pasti mendapat sanksi apalagi ada beberapa siswa udah tahu terlambat malah mengejek pak mustar lagi dan contoh yang seperti ini tidak boleh dijadikan contoh maupun panutan bagi siswa yang lain.Norma juga sebagai tolok ukur/alat untukmengukur benar salahnya suatu sikap dan tindakan manusia. Norma juga bisa diartikan sebagai aturan yang berisi rambu-rambu yang menggambarkan ukuran tertentu, yang di dalamnya terkandung nilai benar atau salah.Seperti terlihat pada kutipan berikut:

33

:Kami bertiga baru saja berlari semburat, pontang panting lupa diri karena dikejar-kejar seorang tokoh paling antagonis”(Hirata:2008:2)

4.3.Nilai pendidikan sosial Nilai sosial merupakan hikmah yang dapat diambil dari perilaku sosialdan tata cara hidup sosial. Suatu kesadaran dan emosi yangrelatied lestari terhadap suatu objek, gagasan, atau orang juga termasuk di dalamnya. Karya sastra berkaitan erat dengan nilai sosial, karena karya sastra dapat pula bersumber dari kenyataankenyataan yang terjadi di dalam masyarakat. Nilai sosial mencakup kebutuhan hidup bersama, seperti kasih sayang, kepercayaan, pengakuan, dan penghargaan.Nilai sosial yang dimaksud adalah kepedulian terhadap lingkungan sekitar.Kepedulian tersebut dapat berupa perhatian maupun berupa kritik. Kritik tersebutdilatar belakangi oleh dorongan untuk memprotes ketidakadilan yang dilihat, maupun yang dialaminya. Seperti yang terdapat dalam kutipan berikut: “Aku ingin menyelamatkan Jimbron walaupun benci setengah mati pada Arai. Aku dan Arai menopang Jimbron dan beruntung kami berada dalam labirin gang yang membingungkan.”(Hirata:2008:15) Kutipan diatas dapat dijelaskan bahwa walaupun Ikal sangat benci kepada Arai tapi penolongnya kepada Jimbron masih tetap ada dalam dirinya, karena dia merasa walau bagaimanapun mereka adalah bersaudara.Nilai sosial berkenaan dengan kemanusiaan dan mengembangkan kehidupan bersama, sepertikasih sayang, penghargaan, kerja sama, perlindungan, dan sifat-sifat yang ditujukan untuk kepentingan kemanusiaan lainnya yang merupakan

34

kebiasaan yang diwariskan secara turun temurun.Seperti kutipan di bawah ini: “Aku membantu membawa buku-bukunya dan kami meninggalkan gubuk berdinding lelak beratap daun itu dengan membiarka pintu dan jendelajendelanya terbuka karena dipastikan tak kan ada siapa-siapa untuk mengambil apapun.”(Hirata:2008:25)

Beberapa hari setelah ayahnya meninggal Ikal dan ayahnya menjemput Arai untuk di bawa ke rumahnya.Arai dan Ikal sebenarnya adalah masih saudara. Pada waktu menjemput Arai, Ikal membantu Arai untuk membawakan buku-bukunya yang masih perlu dibawa.Nilai sosial juga berupa hikmah yang dapat diambil dari perilaku sosial dan tata cara hidup sosial. Nilai dalam karya sastra, nilai sosial dapat dilihat dari cerminan kehidupan masyarakat yang diinterpretasikan sehingga diharapkan mampu memberikan peningkatan kepekaan rasa kemanusiaan.Seperti

kutipan di

bawah ini: “Aku tersenyum tapi tangisku tak reda karena seperti mekanika gerak balik helikopter purba ini, Arai telah memutar balikkan logikajustru sentimental ini.Ia berusaha menghiburkupada saat aku seharusnya menghiburnyaDadaku sesak.”(Hirata:2008:28)

Tokoh Ikal yang seharusnya menghibur Arai ketika ia mendapat musibah ternyata malah berputar terbalik. Justru Arai yang berusaha menghibur Ikal supaya dia tersenyum, itulah sosok Arai yang tidak mudah ditebak. Sifat membalas budi atas kebaikan orang lain pada nilai sosial sangatlah penting. Sifat tersebut juga bertujuan untuk membangun sikap saling peduli dan saling peka antar sesama.Sifat tersebut tersirat dalam kutipan di bawah ini:

35

“Aku ingin membahagiakan Arai. Aku ingin berbuat sesuatu seperti yang ia lakukan pada Jimbron. Seperti yangselalu ia lakukan padaku. Akusering melihat sepatuku yang menganga seperti buaya berjemur tahutahu sudah rekat kembali, Arai diam-diam memakunya.Aku juga selalu heran melihat kancing bajuku yang lepas tiba-tiba lengkap kembali, tanpa banyak cincong Arai menjahitnya.Jika terbangun malam-malam, aku sering mendapatiku telah berselimut, Arai menyelimutiku. Belum terhitung kebaikannya waktu ia membelaku dalam perkararambut belah tengah toni Koeswoyo saat aku masih SD dulu. Bertahun lewat taoi aku tak kan lupa Rai, akan kubalas kebaikanmu yang tak terucapkan itu, jasamu yang tak kenal pamrih itu, ketulusanmu tak kasatmata itu.”(Hirata:2008:186) Tanggung jawab terhadap kebahagiaan orang lain juga menjadi jaminan untuk menjalankan sikap kemanusiaan, supaya kebahagiaan orang lain terasa lengkap dengan sikap kita terhadapnya. Seperti kutipan di bawah ini: “Bang Zitun sangat komit pada penampilan Arai kali ini sebab ia merasa bertanggung jawab pada kegagalan Arai yang pertama.” (Hirata:2008:210) Kutipan diatas adalah wujud sikap tanggung jawab Bang Zaitun untuk memksimalkan penampilan Arai dalam memikat hati Nirmala sang pujaan hatinya, karena penampilan Arai yang pertama kurang maksimal sehingga untuk memikat hati Nirmala bisa dikatakan gagal.Kita lihat kutipan dibawah ini: “jika pembeli sepi, jimbron bereraksi. Bukan untuk merayu atau menyatakan cinta,bukan, sama sekali bukan , tetapi untuk menghibur laksmi. Dari kejauhan aku dan arai sering terpingkal-pingkal melihat jimbron bertingkah seperti kelinci berdiri.”(Hirata:2008:80) Kutipan

diatas

mengandung

wujud

sikap

social

dari

jimbron

untuk

membantu laksmi tersenyum karena selama ayah dan ibu laksmi meninggal dia

36

tidak pernah ttersenyum maka tergeraklah hatinya jimbron untuk membantu laksmi supaya tersenyum kembali. Nilai sosial mengacu pada hubungan individu dengan individu yang lain dalam sebuah masyarakat. Bagaimana seseorang harus bersikap, bagaimana caramereka menyelesaikan masalah, dan menghadapi situasitertentu juga termasuk dalam nilai sosial.Seperti terlihat pada kutipan dibawah ini: “Aku teringat, beberapa hari setelah ayahnya meninggal, dengan menumpang truk kopra, aku dan ayahku menjemput Arai”(Hirata:2008:24) Kutipan diatas mengandung sifat penyayang Ikal dapat dilihat ketika ikal dan ayahnya

memutuskan

untuk

menjemput

Arai

untuk

menjadikannya

anak

asuhannya.Dalam masyarakat Indonesia yang sangat beraneka ragam coraknya, pengendalian diri adalah sesuatu yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan masyarakat.Sejalan dengan tersebut nilai sosial dapat diartikan sebagai landasan bagi masyarakat untuk merumuskan apa yang benar dan penting.Seperti kutipan dibawah ini “Pada saat aku melangkah mundur,Arai serta merta menghampiriku, jangan takut Tonto Arai menguatkan hatiku seperti gaya lone ranger”(Hirata:2008: Kutipan diatas mengandung dijadikan

contoh

dalam

sikap pengendalian diri itu penting karena

kehidupan

masyarakat

nantinya.Bahwa nilai sosial

mengacu pada pertimbangan terhadap suatu tindakan, cara untuk mengambil keputusan apakah sesuatu yang bernilai itu memiliki kebenaran, keindahan, dan nilai ketuhanan.Seperti terlihat pada kutipan berikut:

37

“Arai jelassedang menuju pasar. Tak dapat kuduga apamaksudnya. Begitulah Arai, isi kepalanya tak’kan pernah dapat ditebak. Di depan toko A siong ia berhenti. Dia turun dari sepeda dan menghampiriku yang kehabisan napas. Ia mengambil karung uang yangsedang kusandang. Sambil mengumbar senyum tengiknya dia mengedipkan sebelah mata sembari mengeluarkan suara “khekkh!!” persis tekukur dilindas truk. Langkahnya pasti memasukitoko A siong. Aku was-was mengantisipasi tindakannya”(Hirata:2008:43) Kutipan diatas adalah wujud sikap arai yang berani dalam mengambil walaupun keputusan itu benar atau tidak

tetapi tindakan Arai adalah untuk

membantu orang yang membutuhkan seperti contoh Mak Cik.. Nilai sosial jugamerupakan sikap-sikap dan perasaan yang diterima secara luas oleh masyarakat dan merupakan dasar untuk merumuskan apa yang benar dan apa yang penting.Seperti terlihat pada kutipan berikut ini: “setiap minggu pagi jimbron menghambur ke pabrik cincau.Dengan senanghati, ai menjadi relawan pembantu laksmi. Tanpa diminta ia mencuci kaleng-kaleng mentega palmboom wadah cincau itu jika isinya telah kosong dan Ikut menjemur daun-daun cincaun”.(Hirata:2008:79) Kutipan diatas mengandung sikap tolong menolong antar sesame seperti yang dilakukan oleh Jimbron kepada laksmi walaupun tidak menyuruhnya untuk membantu dia tetapi karena jiwa social jimbron pengen membantu laksmi. 4.4.Nilai pendidikan budaya Nilai pendidikan budaya adalah tingkat yang paling tinggi dan yang paling abstrak dari adat istiadat. Halitu disebabkan karena nilai-nilai budaya itu merupakan konsep-konsep mengenai apa yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar dari warga sesuatu masyarakat mengenai apa yang mereka anggap bernilai,

38

berharga dan penting dalam hidup, sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman yang memberi arah dan orientasi kepada kehidupan para warga masyarakatnya. Walaupun nilai-nilai budaya berfungsi sebagai pedoman hidup manusia dalam masyarakat, tetapi sebagai konsep, suatu nilai budaya itu bersifat sangat umum

mempunyai

ruang lingkup

yang

sangat

luas,

dan

biasanya

sulit

diterangkan secara rasional dan nyata. Namun, justru karena sifatnya yang umum, luas, dan tidak konkret itu, maka nilai-nilai budaya dalam suatu kebudayaan berada dalam daerah emosional dari alam jiwa para individu yang menjadi warga dari kebudayaan bersangkutan. Kebiasaan dalam daerah tertentu juga mempengaruhi tata cara dalam kehidupan sehari-hari.Terlihat seperti kutipan di bawah ini: “Dan seperti kebanyakan anak-anak Melayu miskin di kampung kami yang rata-rata beranjak remaja mulai bekerja mencari uang”(Hirata:2008:32) Masyarakat melayu ketika mulai beranjak dewasa kebanyakan mereka sudah

berusaha bekerja

mencari

uang

untuk

membantu

keluarganya

dalammencukupi kebutuhan hidup. Maka tidak heran, banyak remaja yang memilih tidak melanjutkan sekolah, melainkan memilih untuk bekerja. Unsur-unsur dan

nilai

kebudayaan

juga dapat

dilestarikan

dengan

menggunakan benda atau barang kebudayaan daerah setempat. Hal tersebut juga diterapkan oleh masyarakat Melayu yaitu :Dapat dilihat dari kutipan berikut ini:

“Padi dalam peregasan sebenarnya sudah tak bisa lagi dimakan karena sudah disimpan puluhan tahun. Saat ini peregasan tak lebih dari surga dunia bagi bermacam-macam kutu dan keluarga tikus

39

berbulu kelabu (Hirata:2008:39)

yang

turun- temurun

beranak

pinak

disitu.”

Kutipan diatas terdapat kata “peregasan” yang artinya adalah peti papan besar tempat menyimpan padi . Sebagian besar orang Melayu di setiap rumahnya pasti terdapat peregasan yang berfungsi untuk menyimpan beras. Bagi orang Melayu juga menganggap peregasan adalah sebuah metafora , budaya, dan perlambang yang mewakili periode gelap selama tiga setengah tahun Jepang menindas mereka. Ajaibnya sang waktu, masa lalu yang menyakitkan lambat laun bisa menjelma menjadi nostalgia romantik.Kita lihat kutipan dibawah ini: “Sudah tiga kali Minggu in mak Cik datang meminjam beras. Keluarga kami memang miskin tapi Mak Cik lebih tak beruntung.Ia tak berdaya kareba tak lagi dipedulikan suaminya, antara lain karena ia hanya melahirkan anak-anak perempuan itu.”(Hirata:2008:39) Kutipan

diatas

adalah

wujud

budaya social

beliotung. Karena budaya tolong menolong

yang ada di

kampong

adalah sesuatu yang ingin oleh

sesama manusia. Sistem nilai budaya mempunyai inti kebudayaan, sebagai intinya ia akan mempengaruhi dan menata elemen-elemen yang berada pada struktur permukaan dari kehidupan manusia yang meliputi perilaku sebagai kesatuan gejala dan benda-benda sebagai kesatuan material.Kita lihat kutipan dibawah ini: “Arai menyerahkan karung-karung kami pada Mak Cik. Beliau terkagetkaget. Lalu aku tertegun mendengar rencana Arai, dengan bahan itu dimintanya Mak Cik membuat kue dan kami yang akan menjualnya. Mulai sekarang Mak Cik mempunyai penghasilan! Seru Arai bersemangat.”(Hirata:2008:51)

40

Kutipan diatas mengandung budaya tolong menolong seperti yang dilakukan arai pada orang yang membutuhkan seperti Mak Cik, jiwa penolong arai memang di jadikan contoh khususnya bagi anak-anak yang lain di kampong melayu. Sistem nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup, Karena itu, suatu sisitem nilai budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia. Seperti terlihat kutipan dibawah ini: “Oleh ibu,kain itu dijadikan lima potong celana dan baju safari sehingga pada hari raya idul fitri,ayah, aku dan adik lelakiku, dan kedua abangku memakai baju seragam safari empat saku”.(Hirata:2008: Kutipan diatas mengambarkan nilai budaya pada waktu hari raya idul fitri arai dan sekeluarga memotong baju safari dan itu merupakan tanggung jawab dari ayah terhadap anakya ini yang namakan budaya turun temurun.Dan juga system nilai budaya menempatkan pada posisi sentral dan penting dalam kerangka suatu kebudayaan yang sifatnya abstrak dan hanya dapat diungkapkan atau dinyatakan melalui pengamatan pada gejala-gejala yang lebih nyata seperti tingkah laku dan benda-benda material sebagai hasil dari penuangan konsep-konsep nilai melalui tindakan berpola.Seperti terlihat pada kutipan berikut: ” Pada momen ini kami memahami bahwa persahabatan kami yang lama dan lekat lebih dari saudara, berjuang senasib sepenanggungan, bekerja keras bahu membahu sampai titik keringat terakhir untuk sekolah dan

41

keluarga, tidur sebantal, bersama”(Hirata:2008:102)

makan

sepiring,

susah

senang

Kutipan diatas mengandung budaya kerja karena kalau kita bekerja keras maka akan mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dan kutipan diatas

juga

mengambarkan

kerja

keras

dari

seorang

bapak

terhadap

anaknya.Nilai- nilai budaya yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan, simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.Seperti terlihat kutipan dibawah ini: “Aku tahu, pada setiap rencana busuk Arai, aku harus selalu menjadi orang yang memberi pandangan logis. Aku seyogyanya menjadi wasit moal geng tengik ini. Dan Jimbron, ia akan ikut saja apa pun rencana kami . Ia memang tidak dilahirkan ke muka bumi ini untuk banyakbanyak menggunakan akal. Tapi kali ini aku, secara naluriah, sepakat, sebab aku terlalu lemah untuk melawan daya racun gretah testosteron, akar segala kejahatan, yang secara sporadis menyerang anak-anak Adam yang beranjak dewasa.”(Hirata:2008:100) Kutipan diatas mengambarkan rencana busuk tetapi bersukur ada orang lain yang melarangnya, seperti yang dilakukan jimbron kepada Arai karena arai mempunyai sesuatu rencana yang busuk dan penanaman nilai budaya pada jimbron patut dijadikan contoh atau panutan. Kita lihat kutipan berikut: “Aku menyebrangi jalan dan berlari kencang ke utara, memasuki gerbang pasar pagi. Pak Mustar bernafsu menangkapku, jaraknya semakin dekat. Aku ketakutan dan tergesa-gesa meloncati palang besi parkir sepeda. Celaka! Salh satu sepeda tersenggol. Lalu tukang

42

parkirterpana melihat ratusan sepeda yang telah dirapikannya susah payah, rebah satu persatu seperti permainan kartu domino., menimbulkan kegaduan yang luar biasa dipasar pagi. Aku terjerembap, bangkit dan pontang-panting kabur.”(Hirata:2008:14)

Kutipan diatas mengambarkan contoh budaya yang tidak baik karena perbuatan yang dilakukan oleh Ikal sangat tidak padahal budaya sudah mengajarkan mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk. Penanaman nilai budaya pada diri seseorang akan menciptakan hubungan yang harmonis antar sesame dan merupakan nilai yang sifatnya

abstrak.Dalam

masyarakat ada sejumlah nilai budaya yang satu dan yang lain berkaitan satu sama lain sehingga merupakan suatu sistem, dan system itu sebagai suatupedoman dari konsep –konsep ideal dalam kebudayaan memberi pendorong yang kuat terhadap arah kehidupan masyarakat. Sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman yang memberi arah dan orientasi kepada kehidupan para warga masyarakat itusendiri. Nilai – nilai budaya ini bersifat umum , luas dan tak konkret maka nilai – nilai budaya dalam suatu kebudayaan tidak dapat diganti dengan nilai-nilai budaya yang lain dalam waktu yang singkat.

Kita lihat kutipan berikut:

“Sekarang delapan orang memikulpeti dan peti menuju pasar pagi yang ramai. Disekitar peti tukang parkir berteriak-teriak meimpali obralan pedagang Minang yang menjual baju di kaki lima. Klakson sepedamotordan kliningan sepedasahut menyahut dengan jeritan mesin parut dan ketukan palu paratukang sol. Lenguh sapi yang digelandang ke pejagalan beradu nyaring dengan suara bising dari balon kecil yang dipencet penjual mainan anak-anak. Dipunggungku kurasakan satu persatu detakanjantung Jimbron,lambatnamunkeras, dan mencekam”.(Hirata:2008:20) Kutipan diatas mengambarkan suatu warisan budaya pada masyarakat

43

melayu yaitu

peti, karena masyarakt suatu benda yang bernilai dan sangat

penting akan dijadikan warisan budaya.

44

BAB V KESIMPULAN

Dari

beberapa

bab

yang

telah

bahas

sebelumnya,

maka

peneliti

menemukan kesimpulan sebagai berikut:Nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi by Andrea Hirata terbagi menjadi: Nilai

Pendidikan

Religious

yaitu : Keberanian

hidup,

Kemandirian,

Tanggung jawab, Kewaspadaan hidup, dan Rendah hati, Sopan santun, Nilai Pendidikan Moral yaitu: Rasa hormat kepada sesama, Sikap saling memaafkan, Adil terhadap sesama, Sifat lemah lembut dan kasih sayang terhadap sesama, Keberanian dalam hidup, Menghargai perbedaan antar sesama, Toleransi antar sesama. Nilai Pendidikan Sosial yaitu : Menghormati, Tolong menolong, Adil terhadap orang lain, Kebersamaan dalam hidup, Sopan santun, Lemah lembut dan penuh kasih sayang, Pemaaf. Nilai Pendidikan Budaya yaitu : Toleransi antar sesama, Keberanian dalam hidup, Sigap dan tanggap, Memberikan kebebasan dalam berpikir, Rasa hormat terhadap sesama, Menghargai perbedaan orang lain. SARAN Berdasarkan hasil analisis dalam novel Sang Pemimpi by Andrea Hirata, maka peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:

44

45

Terkait dengan eksistensi novel sudah sepatutnya novel maupun karya sastra yang lainnya, mempertimbangkan sisi pendidikanya yang bias di sumbangkan ke masyarakat luas dan bukan hanya mempertimbangkan selera pasar, trend, ataupun profit. Karena ahkir ahkir ini banyak muncul karya sastra yang jauh dari unsur mendidik, sebab bagaimanapun karya sastra terutama novel adalah yang paling banyak diminati oleh semua lapisan masyarakat. Hendaknya kritik yang datang dari manapun, asalkan itu rasional dan bias pertanggung jawabkan kebenaranya, haruslah terima dengan lapang dada. Bagi peneliti, diharapkan cermat dalam menganalisa sehingga analisa dalam suatu penelitian lebih tajam.

46

DAFTAR PUSTAKA Arifin. M. 1993.Filsafat Pendidikan IslamJakarta : Bumi aksara Darmono, SapardiDjoko. 2003. Kita Dan Sastra diakses pada tanggal 26 november 2009. Hasbullah.2005.Dasar dasar Ilmu Pendidikan.Jakarta. Raja Grafindo Persada. Hirata, Andrea. 2006. Sang Pemimpi. Yogyakarta :Bentang Pustaka. Nurgiyantoro, Burhan.2005. TeoriPengkajianFiksi.Yogyakarta.Gajah Mada University Press Pradopo, RahmadDjoko. 2005. Beberapa Teori Sastra, Metode, Kritik Yogyakarta : Pustaka Pelajar Purwanto,Ngalim.M.1986. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktik Bandung.Alumni. Ratna, Nyoman Kutha. 2009.Kajian Puitika Bahasa, Sastra,dan Budaya Yogyakarta :PustakaPelajar Rosyadi. 1995. Nilainilai Budaya Dalam Naskah Kaba. Jakarta. CvDewi Sri Semi,Atar. M. 1993. AnatomiSastra. Padang. AngkasaRaya Setiadi.Elly. M.2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Jakarta. Kencana Soekanto. Soerjono.1983. Pribadi dan Masyarakat (suatu tujuan dan sosiologis). Bandung. Alumni Sudjiman, Panuti. 1998. Bunga Rampai Stilistika. Jakarta: Pustaka Jaya Suyitno. 1986. Sastra ,Tata Nilai, dan Eksegesis.Yogyakarta: Anindita Tilaar, HAR. 2002. PerubahandanPendidikan: Pengantar Pedadogik Transformatif untuk Indonesia Uzey.2009.Macam macam Nilai.Diakses pada tanggal 25 oktober 2009 Yunus, Umar. 1989. Stilistik: Pendekatan, Teori, Yogyakarta: Unit Penerbitan Asia barat

Metode, Kritik dan Kiat.

47

BIOGRAPHY

NamaLengkap: Andrea HirataSeman Said Harun JenisKelamin: Laki-Laki Agama: Islam Tanggal Lahir: Belitong, 24 Oktober Nama Andrea Hirata Seman Said Harunmelejitseiringkesuksesan novel pertamanya, Laska rPelangi. Pria yang berulang tahun setiap 24 Oktober ini semakin terkenal kala novel pertamanya yang jadi best seller diangkat kelayarlebar oleh duo sineas Riri Riza dan Mira Lesmana.

Selain Laskar Pelangi, lulusan S1 EkonomiUniversitas Indonesia inijugamenulis Sang Pemimpi dan Edensor, serta Maryamah Karpov. Keempat novel tersebut tergabung dalam tetralogi. Setelah menyelesaikan studi S1 di UI, pria yang kini masih bekerja di kantor pusat PT Telkom inimendapatbeasiswaUniEropauntukstudi Master of Science di Université de Paris, Sorbonne, Perancisdan Sheffield Hallam University, United Kingdom. Penulis Indonesia yang berasal dari Pulau Belitong, Provinsi Bangka Belitung ini masih hidup melajang hingga sekarang.Status lajang yang disandang oleh Andrea sempat memicu kabartak sedap.Karena pada bulan November 2008, muncul pengakuan dari seorang perempuan, Roxana yang mengaku sebagai mantan istrinya. Akhirnya terungkap bahwa Andrea memang pernah menikah dengan Roxana pada 5 Juli1998, namun telah dibatalkan pada tahun 2000.Alasan Andrea melakukan pembatalan ini karena Roxana menikah saat dirinya masih berstatus istri orang lain

48

SYNOPSIS Tiga orang pemimpi.Setelahtamat SMP, melanjutkan ke SMA bukan main, di sinilah perjuangan dan mimpi ketiga pemberani ini dimulai.Ikal, salah satu dari anggota Laskar Pelangi, Arai, saudara sepupu Arai yang sudah yatim piatu sejak SD dantinggal di ruamh Ikal, sudah dianggap seperti anak sendiri oleh Ayah danIbuIkal, danJimbron, anak angkat seorang pendeta karena yatim piatu juga sejak kecil. Namun pendeta yang sangat baik dan tidak memaksakan keyakinan Jimbron, malah mengantarkan Jimbron menjadi muslim yang taat. Arai dan Ikal begitu pintar dalam sekolahnya, sedangkan Jimbron, si penggemarku dan ini biasa-biasasaja.Malah menduduk rangking 78 dari 160 siswa.Sedangkan Ikal dan Arai selalu menjadi lima dan tiga besar. Mimpi mereka sangat tinggi, karena bagi Arai, orang susahseperti mereka tidak akan berguna tanpa mimpi-mimpi. Mereka berdua mempunyai mimpi yang tinggiyaitumelanjutkanbelajarkeSarbonnePerancis.Merekaterpukaudengancerita Pak Beia, guru seninya, yang selalumeyebut-nyebutindahnyakotaitu. Kerja keras menjadi kuling ambat mulai pukul dua pagi sampai jam tujuh dan dilanjutkan dengan sekolah, itulah perjuangan ketiga pemuda itu. Mati-matian menabung demi mewujudkan impiannya.Meskipun kalau dilogika, tabunganmerekatidakakancukup untuk sampi kesana. Tapijiwa optimism Arai takterbantahkan.Selesai SMA, Arai dan Ikal merantau ke Jawa, Bogor tepatnya.SedangkanJimbron lebih memilih untuk menjadi pekerja ternak kuda di Belitong.Jimbron menghadiahkan kedua celengan kudanya yang berisitabungannyaselamainikepadaIkaldan Arai.Diayakin kalau Arai danIkal sampai di Perancis, maka jiwa Jimbron pun akan selalu bersama mereka. Berbula-bulanterkatung-katung di Bogor, mencari pekerjaan untuk bertahan hidup susahnya minta ampun. Akhirnya setelah banyak pekerjaan tidak bersahaba tempuh, Ikal diterima menjadi tukang sortir (tukangPos), dan Arai memutuskan untuk merantau ke Kalimantan.Tahun berikutnya, Ikal memutuskan untuk kuliah di Ekonomi UI.Dan setelah lulus, ada lowongan untuk mendapatkan biasiswa S2 keEropa.Beribu-ribu pesaing berhasil ia singkirkan dan akhrinya sampailah pada pertandingan untuk memperebutkan 15 besar .Akhirnya Ikal diteima di Perguruan tinggi, Sarbone Pernacis. Setelah perlahan mencocokkan dengan surat Arai,Kedua sang pemimpiini diterima di Universitas yang sama. Tapi ini bukan akhir dari segalanya.Disinilah perjuangan dari mimpi itu dimulai, dan siap melahirkan anakanak mimpi berikutnya.