09/15/08
Sunardi,BPH
BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA Ns.Sunardi,M.Kep.,Sp.KMB
1
09/15/08
Sunardi,BPH
2
Pendahuluan Hypertrophy/hyperplasia cell prostate Terjadi akibat ketidak seimbangan
hormonal Resiko 50% diatas usia 50 tahun Resiko 75% diatas usia 75 tahun Pertumbuhan kasus terus meningkat Tidak terkait dengan kebiasaan sex 09/15/08
Sunardi,BPH
3
09/15/08
Sunardi,BPH
4
Pendahuluan Takdir seorang laki-laki Tidak bisa dicegah, hanya bisa dideteksi Perkembangan ke arah keganasan perlu
dicurigai Berkembang secara lambat
09/15/08
Sunardi,BPH
5
Patofisiology Pembesaran prostate Hambatan aliran urine di kandung kemih Hambatan aliran urine di urether Hambatan aliran urine dari ginjal
09/15/08
L A J N I G L A G GASunardi,BPH
6
09/15/08
Sunardi,BPH
7
Kandung Kemih (KK)
Tekanan kandung kemih meningkat Struktur otot detrusor meregang melebihi kapasitas regang, KK membesar. Namun, kemampuan kontraksi lemah. Kontur kandung kemih juga berubah, berbentuk tidak rata, banyak trabekula serta divertikula. Divertikel terisi urine: - Mengendap, bisa terbentuk batu. - Meningkatkan resiko infeksi
09/15/08
Sunardi,BPH
8
Urether
Bendungan urine di KK (bladder) reflux (berbalik) ke urether Tekanan tinggi menyebabkan urether melebar, bentuk tidak teratur. Diujung KK, urether melengkung, seperti pancing. Urine statis: - Inflamasi– Infeksi - Batu urether– obstruksi tambahan 09/15/08
Sunardi,BPH
9
Ginjal
Tekanan ongkotik dan hidrostatik urine melebihi tekanan hidrostatik glomerular Filtrasi passive urine terhambat Arteri glomerluar tidak mampu melawan tekanan balik urine—aliran darah menurun Ischemia parenchim ginjal– filtrasi aktif terhambat Penurunan fungsi ginjal-- awal gagal ginjal 09/15/08
Sunardi,BPH
10
Diagnostik
Keluhan subjective: kesulitan berkemih, bertahap, sampai menetes dan tidak bisa kencing. Urine bercampur darah Urodinamik PSA (prostate specific antigent) Cystoscopy Electromyography Fungsi ginjal Rectal tussae 09/15/08
Sunardi,BPH
11
Penanganan
Obat-obatan (testosterone ablating agent, sparing agent,) – menekan laju pertumbuhan sel prostate -efektifitasnya dipertanyakan secara klinis Simptomatik (antibiotik, bila infeksi) Operasi (trans urethral resection of the prostate)– paling populer Open prosedure ( Supra, retro, perineal prostatectomy) TUIP, TULIP, TUDP 09/15/08
Sunardi,BPH
12
Pengkajian Pola berkemih: - mengedan– dari awal? - frequensi– malam dan siang? - iritabilitas bladder ? - kelancaran aliran - jarak / kekuatan semburan - warna urine - rasa nyeri saat berkemih 09/15/08
Sunardi,BPH
13
Pengkajian
Pernikahan/aktifitas sexual - aktif/tidak Koping/psikologis Toleransi Nyeri Tingkat Pendidikan/pengetahuan Nutrisi Tingkat fungsi ginjal Hidrasi 09/15/08
Sunardi,BPH
14
TUR P Mekanisme pengurangan sumbatan urethra pars prostatika dengan cara mengangkat jaringan prostate yang berlebihan Komplikasi: impotensi, ejakulasi retrograde, epididimitis, kemandulan, obstruksi scarring 09/15/08
Sunardi,BPH
15
Persiapan TURP • Penjelasan: - prosedur scr umum - hal yang perlu/tidak perlu dilakukan pasca tindakan. - peran keluarga • Informed consent • Dokumen + hasil pemeriksaan 09/15/08
Sunardi,BPH
16
Pasca TURP Respon Fisiologis KK: • Inflamasi: nyeri, pelebaran pembuluh darah, pembengkakan • Perdarahan minor sd 24 jam • Diuresis post obstructive • Respon syaraf simpatik 09/15/08
Sunardi,BPH
17
Traksi kateter • Tujuan: meminimalkan perdarahan dengen cara penekanan langsung. • Balon kateter 3-ways, diisi air /udara sekitar 30-60 ml • Tekanan langsung dengan tarikan plester ditempelkan di paha dalam klien. • Komplikasi: nekrosis dan nyeri 09/15/08
Sunardi,BPH
18
Perawatan Traksi • Pertahankan posisi traksi KK pada posisi yang cukup kencang • Hindarkan agar tidak tercabut pasien • Pastikan balon tidak kempes. Tandai batas luar kateter • Libatkan keluarg untuk mengawasi/membantu pemenuhan kebutuhan klien 09/15/08
Sunardi,BPH
19
Irigasi KK • Bertujuan untuk membuang jaringan debris dan bekuan darah dalam KK agar tidak terjadi obstruksi aliran urine. • Menggunakan aliran infus dengan gaya grafitasi untuk membilas KK. • Komplikasi hyponatremia/hypokalemia • Infeksi 09/15/08
Sunardi,BPH
20
Perawatan Irigasi Pertahankan kelancaran aliran urine: Pastikan selang kateter tidak terlalu panjang, melengkung. Tidak tertekuk/tertindih pasien. Kantong 30 cm lebih rendah dari pasien Cek isi kantong urine, buang bila penuh (cepat sekali) Catat jumlah, warna, kloting urine Jaga kebersihan outlet urine bag 09/15/08
Sunardi,BPH
21
Perawatan • Aliran dipertahankan deras diatas 30 tetes/menit pada 24 jam pertama, Atau sesuai petunjuk dokter • Suhu cairan = suhu kamar (AC) • Hanya menggunakan NaCl 09% • Gunakan kantong NaCl 09% 1000 cc • Tidak boleh terlambat mengganti kantong bila kosong, segera ganti 09/15/08
Sunardi,BPH
22
Diagnosa Keperawatan Pre Op Gangguan pola eliminasi urine: obstruksi,
09/15/08
inkontinensia b/d pembesaran kelanjar prostate, iritasi KK, kelemahan otot detrusor Nyeri b/d iritasi KK, pergeseran batu, obstruksi aliran urine Resiko tinggi infeksi b/d pajanan batu, statis urine, penurunan sistem kekebalan Cemas b/d prosedur dx, pelaksanaan TURP, prognosa penyakit Kurang pengetahuan b/d keterbatasan informasi, kemampuan proses belajar. Sunardi,BPH
23
Prinsip penatalaksanaan Pantau tanda vital, tingkat kesadaran, tanda
09/15/08
uremia Pantau jumlah urine, warna dan kekeruhan, dan status hidrasi. Hindari minuman banyak sekitika juga yang bersifat diuretik:cofee, tea, cola Cek fungsi ginjal, fungsi hati, fungsi paru dan nutrisi untuk persiapan tindakan Op Pasang kateter, perhatikan instruksi dokter, jika ada riwayat perdarahan, tahanan dalam memasukan kateter, jangan dipaksakan. Gunakan jely satu tube penuh. Sunardi,BPH
24
Penatalaksanaan Berikan penjelasan yang singkat dan
akurat ttg penyakitnya secara bertahap. Pertimbangkan usia dan aktifitas sexual Analgetik, dan teknik relaksasi untuk menurunkan nyeri Perbaikan nutrisi, jika perlu, sesuaikan dengan fungsi ginjal Libatkan pasien/keluarga dalam perawatan. 09/15/08
Sunardi,BPH
25
Diagnosa Post Op Resiko tinggi perdarahan b/d reseksi bladder,
09/15/08
kelainan profil darah Resiko obstruksi aliran urine b/d penimbunan kloting darah dalam KK Nyeri b/d inflamasi KK, pemasangan kateter,obstruksi urine. Resiko infeksi b/d kerusakan barier primer, irigasi, kateter, penurunan tingkat imunitas tubuh Cemas Sunardi,BPH
26
Prinsip penatalaksanaan Lihat pada perawatan traksi dan irigasi Pendidikan kesehatan:
Seks setelah 2-3 bulan pasca TURP untuk menghindari perdarahan akibat penekanan dan gerakan ‘seks’ HIndari pengedanan yang berlebihan Minum banyak untuk membuang sisa debris. Hindari makanan yang bisa mempengaruhi kontriksi urethra dan kepekatan urine, seperti jengkol Berikan analgetik, cairan infus untuk antisipasi perdarahah. 09/15/08
Sunardi,BPH
27
Referensi Brunner & Suddarth. (1999). Textbook of Medical – surgical nursing. Eighth Edition. p. 1336 – 1353. Philadelphia. New York: Lippincortt. Black, M., & Joyce, J. E. (1997). Medical surgical nursing : Clinical management for continuity of care.(fifth edition), p.2092 – 2101.Philadelphia : W.B. Saunders Company. Ignatavicius, D. D., & Bayne, M. W. (1991). Medical surgical nursing; A nursing process approach, 3 th edition. New York: W.B. Sounders Company. Long B.C. (1996). Medical and surgical nursing a nursing process approach, St louis, USA: The C.V Mosby company. Mostofi, F.K., Sestherhenn, I.A., Algaba, F., Bostwick D.(1993). Scientific communication international: Pathology of Benign enlargement of the prostate, Edition 2th, p. 515 –523. Jersey: 8 wz channel islands. Price, S. A., & Wilson, L. M. (1995). Patofisiologi ; Clinical concepts of disease processes, edition 4th, , p.112 .Michigan: Mosby-year book, inc 09/15/08
Sunardi,BPH
28