BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG IKAN AIR TAWAR

Download Ikan air tawar merupakan komoditas perikanan air tawar yang saat ini banyak ... Garam-garam utama yang terdapat dalam air laut adalah klori...

0 downloads 432 Views 521KB Size
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ikan air tawar merupakan komoditas perikanan air tawar yang saat ini banyak menghasilkan devisa. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dunia dan kebutuhan akan bahan pangan dan gizi yang lebih baik, permintaan ikan terus meningkat dari tahun ke tahun. Asia, selain sebagai produsen ikan terbesar, diperkirakan juga menjadi konsumen terbesar dari hasil perikanan dunia. Permintaan ikan di Asia meningkat mencapai 69 juta ton pada tahun 2010 atau setara dengan 60% dari total permintaan ikan dunia. Permintaan ikan yang meningkat tentunya memiliki makna positif bagi pengembangan perikanan, terlebih bagi Negara kepulauan seperti Indonesia yang memiliki potensial perairan yang cukup luas dan potensial untuk pengembangan perikanan baik penangkapan maupun akuakultur. (Widodo, J., 2006). Ikan hidup dalam lingkungan air dan melakukan interaksi aktif antara keduanya. Ikan-air boleh dikatakan sebagai suatu sistem terbuka di mana terjadi pertukaran materi dan energi, seperti oksigen (O2), karbondioksida (CO2), garam-garaman, dan bahan buangan. Berdasarkan hasil penelitian, ternyata daging ikan mempunyai komposisi kimia, yaitu air 60,0-84,0%; protein 18,0-30,0%; lemak 0,1-2,2%; karbohidrat 0-1,0%; vitamin dan mineral sisanya. (Afrianto, E., 1989). Secara alami, kandungan mineral tawar sangat beragam, tergantung pada sumber dan lokasinya. Garam-garam utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), dan sisanya (kurang dari 1%) terdiri dari bikarbonat, bromida, dan fluorida. Dalam ekosistem air tawar, kadar garam yang terlarut dalam air tawar <0,05 %, di mana natrium mempunyai konsentrasi tinggi dibandingkan dengan kalium dan magnesium. (Kordi, K., 2007). Unsur-unsur mineral mempunyai arti yang sangat penting bagi berbagai macam aspek metabolisme dalam kehidupan ikan. Mineral berfungsi untuk memperkuat tulang dan

Universitas Sumatera Utara

eksoskleton (kerangka luar). Di samping itu, mineral juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik antara cairan tubuh dan dalam syaraf, serta kelenjar endokrin air di sekitarnya. (Irianto, A., 2005). Warna adalah salah satu faktor utama, yang menentukan harga ikan akuarium di pasar dunia (Saxena, 1994). Berbagai warna-warni indah pada ikan pada dasarnya dihasilkan oleh selsel pigmen (chromatophore) yang terletak di dalam kulit ikan. Warna pada setiap jenis ikan telah berevolusi dalam rentang waktu yang lama dan telah beradaptasi dengan lingkungannya, kejernihan

air,

jenis

predator,

ketajaman

penglihatan,

dan

cara

kawin.

(www.o-

fish.com/Spesies/warna.php). Pada ikan, bagaimanapun, susunan pigmen terutama hasil dari posisi kromatofora yang berbeda. Secara teoritis, susunan sel pigmen mungkin timbul dari jarak mekanisme, dari isyarat lingkungan lokal, atau dari interaksi antara kromatofora tetangga. Penelitian terbaru di dua sistem model genetik ikan telah membuat kemajuan dalam pemahaman pembentukan susunan pigmen. (Kelsh, R., 2004). Pembesaran ikan nila merupakan salah satu proses dalam budidaya ikan yang bertujuan untuk memperoleh ikan ukuran konsumsi. Habitat ikan nila adalah air tawar, seperti sungai, danau, rawa-rawa, tetapi karena toleransinya yang luas terhadap salinitas sehingga dapat pula hidup dengan baik di air payau dan laut. Ikan nila bisa hidup pada kadar garam sampai 35%, namun ikan sudah tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. (Kordi, K., 2010). Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meningkatkan hasil (produk) pembudidayaan Ikan Nila dengan memvariasikan budidaya ikan tersebut dengan menggunakan air laut. 1.2. Permasalahan Pembudidayaan Ikan Nila di dalam akuarium dilakukan dengan pergantian air setiap 10 hari. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimanakah pengaruh kadar mineral terhadap pertumbuhan Ikan Nila dalam air tawar dan campuran air tawar dan air laut dengan perbandingan tertentu. 1.3. Pembatasan Masalah a. Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dengan berat rata-rata 4,36 g per ekor.

Universitas Sumatera Utara

b. Sumber air akuarium yang digunakan adalah air laut Pantai Poncan Sibolga dan air tawar Danau Toba c. Makanan ikan yang dipakai adalah jenis Pokphand d. Parameter yang dianalisa adalah kandungan mineral Fe, Na, Ca, Mg, dan Cl. 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan perkembangan bobot Ikan Nila yang dibudidayakan dalam akuarium air tawar dan campuran air tawar dan air laut dengan perbandingan 1:1 dan 2:1. 1.5. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya kepada para petani ikan dalam pembudidayaan Ikan Nila dapat divariasikan di dalam perikanan campuran air tawar dan air laut dengan perbandingan tertentu. 1.6. Metodologi Percobaan Budidaya Ikan Nila dilakukan dalam akuarium air tawar dan campuran air tawar dan air laut dengan perbandingan 1:1 dan 2:1. Ikan yang akan dimasukkan ke masing-masing akuarium terlebih dahulu ditimbang bobot awalnya. Setelah 10 hari, air pada akuarium diganti dan ikan ditimbang dengan menggunakan neraca analitis. Air yang dipisahkan tersebut dianalisa kadar mineral Ca, Mg, dan Cl dengan metode titrasi, analisa logam Fe dengan metode Spektrofotometri UV-Vis, dan analisa logam Na dengan menggunakan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Hal yang sama dilakukan pada hari ke- 20, 30, 40, dan 50. 1.7. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Dasar FMIPA-USU Medan, Laboratorium Kimia Analitik FMIPA-USU Medan, dan analisa logam Na dilakukan di Laboratorium RISPA-Medan.

Universitas Sumatera Utara