BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG SEBAGAI NEGARA YANG

Download Sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, Indonesia berhak menentukan nasib bangsanya sendiri, hal ini ... adalah melalui pendidikan. Pend...

0 downloads 116 Views 197KB Size
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, Indonesia berhak menentukan

nasib bangsanya sendiri, hal ini diwujudkan dalam bentuk pembangunan. Pembangunan merupakan tugas yang diamanatkan masyarakat kepada pemerintah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Sekarang, pengertian sejahtera tidak hanya dalam lingkup ekonomi semata tetapi juga berarti terpenuhinya hak-hak dasar warga dalam hak-hak sosial budaya. Salah satunya adalah melalui pendidikan. Pendidikan dalam suatu Negara berperan sebagai instrumen pokok bagi modernisasi, yaitu modernisasi di bidang politik, sosial, dan ekonomi. Di bidang politik, pendidikan terutama dipakai untuk meningkatkan kesadaran politik, kesadaran bertanah air, serta bernegara. Di sektor sosial, pendidikan diharapkan ikut mempertinggi kesejahteraan rakyat pada umumnya. Dan di sektor ekonomi, pendidikan diminta untuk menghasilkan tenaga terampil bagi sektor industri, perdagangan, manajemen, dan pembangunan. Selain itu juga, pentingnya eksistensi pendidikan telah tercatat dalam sejarah bahwa bangsa-bangsa yang memiliki tradisi pendidikan yang baik telah mengalami kemajuan peradaban dan kebudayaan yang hebat. Begitu pentingnya pendidikan bagi setiap manusia, karena tanpa adanya pendidikan sangat mustahil suatu komunitas manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan cita-citanya untuk maju, mengalami perubahan, sejahtera dan bahagia sebagaimana pandangan hidup mereka. Semakin tinggi cita-cita manusia semakin menuntut peningkatan mutu pendidikan sebagai sarana pencapaiannya. Relevan dengan hal tersebut, maka penyelenggaraan pendidikan tidak dapat dilepaskan dari tujuan yang hendak dicapai. Buktinya dengan penyelenggaraan pendidikan yang kita alami di Indonesia. Tujuan pendidikan mengalami perubahan yang terus menerus dari setiap pergantian roda kepemimpinan. Maka dalam hal ini

sistem pendidikan nasional masih belum mampu secara maksimal untuk membentuk masyarakat yang benar-benar sadar akan pendidikan. Para pakar pendidikan terus berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan baik yang negeri maupun swasta, bukan saja pemerintah tetapi juga masyarakat, dalam hal ini lembaga pendidikan swasta yang mengiringi keinginan daripada pemerintah. Lembaga pendidikan yang dimaksud adalah pondok pesantren yang merupakan lembaga pendidikan Islam pertama di Indonesia. Pondok pesantren juga merupakan suatu lembaga yang berperan penting sebagai pengendali dan pembentuk moral, terlihat pondok pesantren mampu menunjukkan dan mencetak kader pembangun mental agamis. Orientasi pondok pesantren adalah memberikan pendidikan dan pengajaran agama. Melihat fenomena yang terjadi pada saat sekarang ini banyak kalangan yang mulai melihat sistem pendidikan pesantren sebagai salah satu solusi untuk terwujudnya produk pendidikan yang tidak saja cerdik, pandai, lihai, tetapi juga berhati mulia dan berakhlakul karimah. Hal tersebut dapat dimengerti karena pesantren memiliki karakteristik yang memungkinkan tercapainya tujuan yang dimaksud. Pesantren merupakan institusi yang banyak dipuji orang, khususnya masyarakat muslim, demikian juga dengan keberadaan Madrasah dan Sekolah Islam di Indonesia. Namun di saat yang sama sering pula mendapat kecaman dan dilabelkan sebagai institusi yang banyak “menghambat” kemajuan Islam. Kontroversi mengenai pesantren seperti itu secara tidak langsung telah menempatkan pesantren sebagai institusi yang cukup penting untuk selalu diperhatikan. Pandangan positif akan menempatkan kontroversi tersebut sebagai peluang untuk memperkuat peran pesantren itu sendiri Sejalan dengan perkembangan global, pendidikan Islam menghadapi tantangan manajerial yang cukup mendasar. Harapan dari berbagai pihak agar pendidikan dikelola dengan pola “industri pendidikan” merupakan salah satu perkembangan yang muncul dalam era kompetitif saat ini. Manajemen pendidikan

tidak lagi bisa dianggap sebagai “manajemen sosial” yang bebas dari keharusan pencapaian target dan dikendalikan oleh subyek yang berwawasan “sempit”, misalnya dengan pendekatan kekeluargaan. Sesuatu yang dapat dikembangkan mengenai peran madrasah, pesantren bahkan sekolah Islam sekalipun, adalah pada peran strategisnya dalam mengelola pola manajemen strategik yang dapat didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan

tindakan

yang

menghasilkan

rumusan

(formulasi)

dan

pelaksanaan

(implementasi) rencana-rencana untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan dalam hal ini disebut dengan Madrasah, Pesantren dan Sekolah Islam (Agus Maulana, 1997: 20) Dalam konteks pendidikan pesantren, madrasah dan sekolah Islam, apabila penerapan “manajemen instruksional” dirumuskan dalam pola-pola praktis yang kaku oleh pemegang kebijakan, akan mengakumulasikan kerawanan masalah. Seperti proses pembelajaran yang kurang memadai, pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang tidak profesional dan lain sebagainya. Membiarkan pola seperti ini berkembang (tanpa ada solusi alternatif menuju perkembangan pesantren, madrasah dan sekolah Islam ke depan) pada saatnya akan mengancam eksistens pesantren, madrasah dan sekolah Islam itu sendiri. Yang terpenting dari semua ini dalam melaksanakan pengelolaan manajemen madrasah terutama pada perannya yang strategis adalah dengan melakukan reaksi dan evaluasi terhadap seluruh potensi yang dimiliki stakeholder dan kemudian secara bersama menyusun program dan rencana pengembangan pesantren, madrasah dan sekolah Islam secara bertahap serta meneguhkan kembali komitmen stakeholder kepada pentingnya pendidikan Islam (madrasah) dalam rangka mempersiapkan subyek didik yang cerdas, bermoral dan memiliki

ketrampilan,

sehingga

dapat

memberikan

kontribusi

pemikiran

perkembangan zaman Sekilas apabila diperhatikan, era globalisasi yang dijumpai masyarakat ternyata lebih memperkuat perhatian orang terhadap pesantren. Di antara penyebabnya adalah dimungkinkan karena adanya semangat untuk mencari

pendidikan alternatif . Era global seakan mengharuskan seseorang atau bahkan kepada komunitas masyarakat secara luas untuk mencari , menggali dan mengembangkan pendidikan alternatif tersebut dan sekaligus untuk memperbesar peluang keunggulan terutama yang terkait dengan peran pesantren ,madrasah dan sekolah Islam yang ada di Indonesia ini. Sudah banyak diketahui bahwa peran pesantren secara konvensional adalah melakukan proses transfer ilmu agama Islam, mencetak kader-kader ulama’, dan mempertahankan tradisi. Dalam perkembangan modern, pesantren, madrasah dan sekolah Islam menghadapi tantangan baru, di mana ketiga lembaga Islam tersebut tidak bisa mengelak dari proses modernisasi itu. Orientasi peran pesantren, madrasah dan sekolah Islam sangat dipengaruhi oleh faktor internal pesantren, terutama pandangan dunia kyainya, dan faktor luar, perkembangan dan tuntutan zaman (sebut saja pengaruh globalisasi). Mencermati perkembangan globalisasi yang kian marak ini, bisa dipastikan banyak orang yang ”meyakini” peran pesantren, madrasah dan sekolah Islam dalam menyebarkan Islam di bumi Nusantara ini. Hanya saja, tidak banyak dari mereka yang mengetahui kapan pesantren pertama kali lahir. Baik keberadaan pesantren, madrasah dan sekolah Islam tidak bisa dilepaskan dari penyebaran Islam di Indonesia Proses modernisasi yang biasa disebut juga globalisasi yang terus menemukan momentumnya sejak dua dasawarsa menjelang millenium baru telah memunculkan wacana baru dalam berbagai lapangan kehidupan literatur akademik, media massa, forum-forum seminar, diskusi, dan pembahasan dalam berbagai lembaga. Penggunaan istilah ”globalisasi ” semakin meluas termasuk di Indonesia. ”Globalisasi” adalah kata yang digunakan untuk mengacu kepada ”bersatunya” berbagai negara dalam globe menjadi satu entitas. Secara denotatif ”globalisasi ” berarti perubahan- perubahan struktural dalam seluruh kehidupan negara bangsa yang mempengaruhi fundamen-fundamen dasar pengaturan hubungan antar manusia , organisasi-organisasi sosial , dan pandangan – pandangan dunia (Azyumardi Azra, 2007 : 6). Beberapa pesantren yang awalnya hanya mengajarkan kitab-kitab kuning

dan bertujuan mencetak kader ulama’, kemudian berubah dengan menawarkan sekolah formal, seperti madrasah atau sekolah, adalah bukti pesantren mengalami perubahan orientasi Perubahan ini terutama sekali dipengaruhi oleh faktor kyai, yang dalam pesantren tradisional adalah pemilik sekaligus pemimpin absolut dari pesantren tersebut. Persinggungan kiyai-kiyai tradisional dengan budaya luar, baik melalui ibadah haji maupun kegiatan lainnya, turut menyumbangkan gagasan pembaruan yang dilakukan kyai. Para Kyai yang sudah ”modern” itu beranggapan bahwa santri tidak cukup dibekali dengan pengetahuan agama semata, melainkan harus memiliki tambahan pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupannya ketika terjun dan kembali kemasyarakat Beberapa pesantren yang membuka sekolah dan madrasah formal, selain karena gagasan pembaruan kiyai, juga disebabkan karena tuntutan zaman. Oleh karenanya pesantren-pesantren yang membuka sekolah dan madrasah sedikit banyak dipengaruhi oleh kebutuhan masyarakat tentang tenaga profesional yang memiliki akhlak mulia. Dalam perkembangan modern seperti saat ini, tuntutan peran pesantren semakin kompleks. Problem-problem sosial ekonomi yang terjadi di masyarakat, seperti masalah disintegrasi, kemiskinan, kemunduran akhlak sudah semakin terbuka dan merajalela di masyarakat. Pesantren diharapkan tidak saja mampu menyelesaikan masalah-masalah yang terkait dengan faham keagamaan , tetapi juga diharapkan dapat terlibat menyelesaikan masalah-masalah sosial tersebut. Untuk memenuhi tuntutan globalisasi tersebut, sekolah pesantren mulai melakukan inovasi dalam bidang pendidikan yakni salah satunya dengan menerapkan program sekolah bertaraf internasional: Sekolah nasional yang telah memenuhi seluruh standar nasional pendidikan dan mengembangkan keunggulan yang mengacu pada peningkatan daya saing yang setara dengan mutu sekolah-sekolah unggul tingkat internasional.yang dicanangkan sejak tahun 2004/2005 lalu dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 50 (3), pada intinya setiap pemerintah mulai dari pusat, propinsi, dan kabupaten/kota minimal memiliki satu sekolah bertaraf internasional pada setiap jenjangnya (Pikiran Rakyat: 2004). Ini

merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, baik dari sekolah negeri, sekolah swasta, bahkan sekolah pesantren. Pemilihan sebuah sekolah untuk penerapan program sekolah bertaraf internasional tidak selalu diperoleh SMA negeri dan yang berstatus unggulan di daerahnya masing-masing. Pertimbangan lain pemerintah dalam menentukan sekolah yang ditunjuk, lebih didasarkan pada sebuah SMA yang dianggap mampu untuk mengembangkan potensi sekolah yang dimiliki (diprioritaskan SMA pinggiran yang dimungkinkan untuk berkembang), misalnya keunggulan dalam hal SDM/tenaga pengajar atau fasilitas pendidikan yang dianggap dapat mendukung pelaksanaan program sekolah bertaraf internasional1. Begitu juga dengan sekolah pesantren, mempunyai hak untuk bisa menerapkan program tersebut selama sekolah itu mampu memenuhi syarat. Pertimbangan alasan dipilihnya SMA Darul Ulum 2 Jombang sebagai obyek penelitian karena sekolah dibawah naungan yayasan pondok pesantren ini adalah sekolah yang berciri khas Agama Islam dengan kurikulum pondok didalamnya diinovasi dengan program sekolah internasional. Fakta tersebut menarik untuk diangkat dalam penulisan skripsi ini dengan judul: Inovasi Pendidikan di SMA Darul Ulum 2 Jombang , dengan harapan dapat memberi kontribusi positif bagi sekolah pesantren yang bersangkutan supaya

menjadi Sekolah Pesantren Bertaraf

Internasional.

1.2

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah inovasi pendidikan di SMA Darul Ulum 2 Jombang?

1

Wawancara dengan Koordinator Tim Program Sekolah Internasional SMA Darul Ulum 2 Jombang,

2. Apa yang menjadi kendala dari inovasi pendidikan di SMA Darul Ulum 2 Jombang tersebut?

1.3

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui bagaimana inovasi pendidikan yang dilakukan SMA Darul Ulum 2 Jombang. 2. Mengetahui kendala-kendala dalam inovasi pendidikan di SMA Darul Ulum 2 Jombang.

1.4

Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu: 1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi sejumlah pihak, di dalam lingkungan SMA Darul Ulum 2 Jombang 2. Sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.