BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Karakter Upin & Ipin adalah tokoh kartun asal negeri jiran yang membawa pesan-pesan pemikiran positif atas hubungan Indonesia dan Malaysia yang lebih baik untuk kedepannya dari antar pemerintah hingga kepada hubungan antar masyarakat. Banyak upaya diplomasi yang dilakukan oleh kedua negara dalam bidang ekonomi, pariwisata, dan olahraga namun penulis mencoba membahas melalui bidang lain yaitu media perfilman kartun. Serial kartun Upin & Ipin asal Malaysia dipilih oleh penulis karena serial kartun ini meskipun berlatar belakang hiburan bagi anak–anak namun juga berpotensi dalam penyampaikan nilai-nilai positif di setiap cerita yang langsung diterima oleh penonton di Indonesia. Tidak hanya sebagai judul saja namun serial kartun Upin & Ipin ini bisa juga disebut sebagai aktor diplomasi yang berwujud dalam karakter animasi kartun. Secara tidak langsung diplomasi publik yang muncul melalui karakter serial kartun Upin & Ipin ini berpotensi dapat membuat polapikir di kedua negara lebih positif hingga menjadikan hubungan masyarakatnya semakin erat. Malaysia dan Indonesia dapat dikatakan memiliki hubungan bilateral yang cukup dekat. Namun disisi lain ternyata muncul permasalahan di kedua negara yaitu dari masyarakat yang memiliki presepsi negatif saling berlawanan satu sama lain. Pemanfaatan teknologi yang canggih dan modern malah dijadikan media untuk saling mencela antara publik Indonesia dan Malaysia. Melalui internet hal tersebut dapat ditemui melalui forum-forum terbuka online. Permasalahan ini
1
terus memanas dengan ditambahnya isu – isu antara Malaysia dan Indonesia seperti isu klaim Budaya, isu klaim wilayah. Maka dari itu sangat dibutuhkan diplomasi publik untuk menjaga hubungan kedua negara terlebih kepada publik kedua negara agar merubah pimikiran atau presepsi negatif tersebut. Adanya tayangan kartun dari perusahaan animasi asal Malaysia yang tayang di televisi Indonesia adalah salah satu bentuk diplomasi publik untuk merubah opini publik lebih positif dan juga memberikan pandangan lain terhadap hubungan kedua negara yang diharapkan. Upin-Ipin memang hadir terlepas dari isu konflik kedua negara karena munculnya serial kartun Upin-Upin memang ditujukan sebagai tayangan hiburan. Bahkan Kehadiran serial tayangan Upin-Ipin sejatinya menjadi obat penawar sekaligus media bagi terwujudnya kembali hubungan baik kedua negara. Adanya Peran karakter dalam serial kartun inipun juga perlu di perhatikan karena membawa unsur persaudaraan antara Malaysia dan Indonesia. Perusahaan film animasi Les' Copaque Production adalah perusahan yang memproduksi Serial kartun Upin & Ipin ini. Sebelum tayang di Indonesia film ini sudah hadir pada televeisi lokal Malaysia yaitu tv 9 yang dirilis pada 7 september 2007. Disusul dengan tayangnya di televisi Pendidikan Indonesia (TPI) dan berganti nama menjadi (MNC) pada bulan Ramadhan tahun 2008. Tayang dibulan Ramadhan film serial kartun Upin-Ipin telah membawa pesan religi bagi pemeluk agama islam seperti puasa, shalat , mengaji dan sebagainya. Adapun pesan lain yang disampaikan antara lain saling menghargai agama lain, menghargai budaya, saling menghormati dan sopan santun. Hal tersebut juga merupakan salah satu
2
yang menjadikan film ini banyak diminati negara lain seperti Indonesia karena nilai-nilai edukasi pada anak yang mendidik dan terdapat pesan religi di penayangannya. Kemunculan serial kartun Upin-Ipin yang sederhana namun populer memang cukup memberi gambaran kepada penonton bahwa film ini memiliki cirikhas tersendiri yang tidak dimiliki oleh film kartun lain. Sebut saja Doraemon ,film kartun yang cukup populer di wilayah asia ini adalah film kartun yang notabendnya menceritakan tentang kecanggihn teknologi. Dalam penyampaiannya memang dimaksudkan sebagai duta anime untuk mengenalkan bahwa negara Jepang asal Doraemon lahir tersebut adalah negara yang memiliki kecanggihan teknologi dan modern. Lain halnya dengan film kartun asal Jepang diatas , UpinIpin asal Malaysia ini penyampaiannya lebih pada kehidupan nyata. Film kartun yang satu ini di buat segampang mungkin agar anak-anak dapat menangkap apa yang di maksud dengan mudah. Ditambah dengan nilai edukasi dan nilai religi yang jarang sekali ditemui dalam film kartun lainnya telah di sajikan dalam film kartun ini.Apabila dalam serial Doraemon lebih kepada permainan modern dan cangggih namun dalam serial kartun Upin-Ipin lebih kepada penggunaan pada permainan traditional. Kesuksesan Upin-Ipin yang menembus mancanegara memang patut diapresiasi baik karena banyak perusahaan di luar negara Malaysia yang berminat untuk membawa kedua bocah botak ini di tayangkan. Film kartun ini berhasil menarik jutaan penggemar dari seluruh usia dan memenangi Indonesia Kids Choice Award 2010. Selain itu terdapat pula perusahaan yang bergerak di bidang
3
animasi dan mengajak Upin-Ipin untuk tayang di luar negara yaitu Disney Chanel Asia. Dengan berisikan full tayangan untuk anak-anak di wilayah Asia, UpinUpin secara tidak langsung membawa budaya Malaysia menuju internasional. Perubahan versi bahasa Inggris pun diluncurukan agar layak ditayangkan di Disney Chanel. Keberhasilan yang cukup diatas rata-rata dalam produksi perfilman kartun karena pada 8 maret 2013 Upin-Ipin pun juga di bidik oleh UNICEF sebagai duta anak asal Malaysia. Perwakilan Unicef di Malaysia, Wivina Belmonte mengatakan popularitas dan komitmen kedua tokoh kartun itu dapat membantu memperjuangkan hak dan kesejahteraan anak-anak, sekaligus memupuk sikap menghormati perempuan. Berbagai apresiasi yang diberikan kepada Upin-Ipin adalah salah satu bukti kesuksesan Les’copacuque sebagai rumah produksi serial ini. Peningkatan grafik dari awal munculnya Upin-Ipin dari tahun-ketahun merupakan tanda kesuksesan mereka dalam menarik perhatian masyarakat. Selain itu kemuculan Upin-Ipin menjadikan kedua tokoh ini banyak digemari dan popoluer di Malaysia bahkan di Indonesia pun film ini cukup populer. Indonesia bisa dikatakan sebagai negara kedua Upin-Ipin setelah Malaysia sebagai negara asal mereka. Kepopuleran Upin-Ipin tidak hanya kita lihat di televisi saja namun di Malaysia sendiri juga terdapat berbagai merchendise yang dijual secara resrmi. Bahkan di Indonesia sendiri banyak yang memanfaatkan kepopuleran mereka dengan menjual merchendise berupa boneka salah satunya. Tidak hanya berhenti disitu di negeri jiran Malaysia tempat kedua bocah kembar dilahirkan juga telah didirikannya kedai dengan membawa nama besar Upin dan Ipin. Sejenis fast food
4
, di tempat ini menjual makanan seperti yang digambarkan di film Upin & Ipin yaitu salah satunya menu ayam goreng sesuai sebutan di serial kartun ini di tayangkan. Kepopuleran Upin & ipin yang terus eksis ini dijadikan salah satu karakter kartun yang mewakili Malaysia ke Internasional. Serial kartun Upin & Ipin asal Malaysia adalah film kartun yang memiliki potensi positif dengan menjunjung nilai persaudaraan yang tinggi. Hal tersebut seperti di tayangkan pada film ini bahwa Upin & Ipin memiliki kawan-kawan yang berbeda-beda dengan keturunan China, India bahkan Indonesia dapat berteman akur dan bermain bersama-sama. Secara tidak langsung hal tersebut memiliki pesan tersendiri bahwa hubungan yang dijalin, khususnya oleh Malaysia dan Indonesia telah di gambarkan di dalam fim kartun ini. Meskipun tayangan untuk anak-anak namun film ini dapat menjadi acuhan bagi publik kedua negara untuk terus menjaga hubungannya dengan baik. Dalam penulisan ini penulis lebih menekakan pembahasan tentang bentuk diplomasi publik yang ada di dalam karakter serial kartun Upin& Ipin. Adapun alasan penulis memilih penelitian ini karena media hiburan merupakan bentuk yang mudah diterima kepada masyarakat Indonesia. Dengan latar belakang negara Malaysia karakter film kartun Upin - Ipin telah menjunjung nilai-nilai persaudaraan antar bangsa dan budaya salah satunya kepada Indonesia. Maka dari situ penulis mengambil judul penelitian” Peran Karakter Serial Kartun Upin-Ipin Sebagai Aktor Diplomasi Dalam perbaikan Hubungan Indonesia dan Malaysia” 1.2 Rumusan Masalah
5
Adanya penjeleasan terkait latar belakang diatas maka yang akan menjadi rumusan masalah adalah “Bagaimana peran karakter Upin-Ipin sebagai aktor diplomasi dalam perbaikan hubungan Indonesia dan Malaysia?” 1.3 Batasan Masalah Dalam batasan masalah kali ini agar cakupan lebih fokus maka peneliti batasan waktu dari munculnya film kartun Upin-Ipin di Indonesia dari tahun 2008-2013. Peneliti mengambil jangka waktu tersebut dari awal masuk serial kartun Upin-Ipin di Indonesia. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Tujuan dari peelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana peran karakter Upin-Ipin sebagai aktor diplomasi
dalam
peningkatan hubungan Indonesia-Malaysia.
1.4.2 Manfaat Penelitian A. Penelitian ini diharapkan dapat membantu kita lebih memahami tentang peranan karakter Upin-Ipin sebagai aktor diplomasi dalam memingkatkan hubungan Indonesia-Malaysia. B. Dari penelitian ini, penulis harapkan
peran karakter upin-ipin
sebagai aktor diplomasi dapat menjadi masukan atau informasi
6
untuk meningkatkan hubungan Indonesia-Malaysia dari pihak pemerintah maupun masyarakatnya. 1.5 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu pertama dilakukan oleh Yolanan Wulan Suci yang berjudul “Budaya Populer Manga dan Anime sebagai soft power Jepang”. Dialam isinya teah menangkat studi kasus terkait doraemon sebagai salah satu karakter kartun yang digunakan jepang sebagai bentuk diplomasinya atau soft power. Melalui Doraemon Jepang mencoba memperkenalkan kepada dunia bahwa negara sakura ini memiliki kecanggihan dalam hal teknologi, dan menggambarkan keseharian penduduk jepang sebenarnya. Doraemon juga dijadikan sebagai duta anime dengan perannya untuk memperkenalkan Jepang ke dunia Internasional. Tidak hanya itu Doraemon juga dimaksudkan untuk membangun citra positif dan membangun kerja sama yang baik dengan negara lain seperti Indonesia, China, Singapura, Malaysia dan negara-negara lain diwilayah Asia. Dalam penelitian terdahulu yang pertama ini memiliki persamaan kepada kajian pembahasan kartun yang di pakai yaitu terkait doraemon dan Upin-Ipin. Kesamaan lainya dari keduanya yaitu kedua karakter ini terkenal dengan negara asalnya yaitu Doraemon asal Jepang dan Upin-Ipin asal Malaysia karena mereka membawa nilai moral dan positif kepada Internasional seperti China, Malaysia , Thailand dan Indonesia. Meskipun terdapat kesamaan dalam pembahasan akan tetapi terdapat perbedaan yang mendasar pada penyampaiannya. Dalam penelitian Wurgghalan Suci lebih kepada Manga dan Anime Doraemon dipergunakan sebagai soft power untuk memperkenalkan budaya Jepang atau keseharian jepang
7
kepada dunia internasional. Lebih kepada state branding atau pencitraan ke negara lain melalui kecanggihan teknologi seperti yang digambarkan didalam Doraemon. Sedangkan dalam penelitian Upin-Upin lebih digambarkan kepada kesederhanaan karakter yang jauh dari modern dengan bermacam-macam penokohan dari berbagai keturunan seperti India, China , dan Indonesia. Melalui karakter yang ada di dalam serial kartun Upin-Ipin ini peneliti mencoba menganalis melalui diplomasi publik yang ada. Karena dalam karakter ini membawa nilai saling toleransi antar bangsa khususnya Indonesia dan Malaysia. Penelitian terdahulu Kedua dilakukan oleh Maspupah yang berjudul “Pengaruh Tayangan Kartun Animas Upin dan Ipin di Media Nusantara Citra Televisi Terhadap Penggunaan Kosa Kata Murid Raudhatul Athfal AlBariyyah Kramat Jati Jakarta Timur “. Dalam penelitian terkait Upin-Ipin disini lebih menjelaskan kepada pengaruh film Upin-Ipin asal Malaysia yang menggunakan bahasa melayu terhadap penayangan di Media Nusantara Citra Televisi dengan staudi kasus Murid Raudhatul Athfal Al-Bariyyah Kramat Jati Jakarta Timur. Melalui tayangan Upin-Ipin menjadikan banyak murid yang menirukan penggunaan kosa kata dari serial kartun tersebut seperti panggilan untuk guru “cik gu”, dan kepala sekolah “guru besar”. Disini dijelaskan serial kartun Upin-Upin adalah tayangan yang tidak perlu di khawatirkan karena film ini dalam hal kosa kata mapun penyampainnya juga terjaga. Dalam penelitian terdahulu ke dua ini memiliki persamaan dalam kajian dan study kasus yang sama yaitu terkait serial kartun Upin dan Ipin. Akan tetapi terdapat perbedaan dalam fokus pembasan yaitu penelitian Maspapuh lebih
8
kepada dampak yang terjadi akibat penayangan serial ikartun Upin-Ipin terhadap pelajar Raudhatul Athfal Al-Bariyyah Kramat Jati. Jakarta Timur. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan lebih fokus kepada karakter serial kartun UpinIpin yang dianggap dapat memperbaiki hubungan Indonesia Malaysia. Penelitian ke tiga dilakukan oleh M.Endy Saputro berjudul “Upin & Ipin: Melayu Islam, Politik Kultur, dan dekomodifikas Dekomodifikasi New Media”. Peran Media saat ini sudah tidak hanya dipandang sebagai hiburan saja melainkan juga digunakan sebagai bentuk politik luar negeri suatu negara dengan memasukkan nilai budaya di dalamnya seperti melalui film kartun Upin-Upin. Apabila Jepang memiliki Doraemon dan Hello Kity , dan Amerika Serikat memiliki Mickey Mouse, Belgia memiliki Tintin, Maka Malaysia memiliki Upin dan Upin. Slogan Malaysia Truly Asia versi untuk Upin-Ipin merupakan gambaran singkat bahwa film ini membawa kultur atau budaya melayu dalam penayangannya kepada negara lain contohnya bahasa melayu,dan adat budaya lainnya. Di lain sisi peningkatan teknologi yang modern merupakan salah satu faktor mengapa film kartun ini juga mulai berkembang pesat terlebih diwilayah Asia. Dengan perkembangan hasil gambar, dan kualitas tampilan seperti 3D adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi minat penonton untuk terus mengikutinya. Upin dan Upin menyajikan kualitas gambar yang bagus dan menarik untuk di tonton. Menarik karena Film ini menceritakan senyata mungkin yang dilakukan bocah umur lima tahun pada umumnya. Akhir dari penelitian ini menyimpulkan bahwa Upin dan Ipin adalah upaya untuk mengkonstuksi realitas yang lalu menjadikan hal tersebut sebagai nilai jual kepada bangsa lain. Disini
9
Upin-Ipin di ibaratkan sebagai media dan realitas tersebut adalah kultur yang ada di negara Malaysia seperti kehidupan sehari-hari dan nilai budaya lainya. Apabila keduanya di gabung maka inilah yang disebut dengan Dekomodasi. Dalam penelitian terdahulu yang ke tiga memiliki kesamaan dalam hal studi kasus yaitu Upin dan Ipin sebagai garis besar penelitian. Namun yang membedakan dari M.Endy Saputro yaitu lebih condong kepada penjelasan Dekomodasi yang terjadi atas perpaduan dua variabel yaitu media dan kultur sebagai bentuk dalam mendapat keuntungan dari dalam maupun luar negeri. Sedangkan penelitian yang dilakukan penulis lebih kepada paran karakter sebagai bentuk diplomasi publik pada hubungan Malaysia-Indonesia. Keuntungan yang di dapat tidak hanya dipandang dari segi ekonomi akan tetapi dalam penelitian ini juga keuntungan dalam menjaga perdamaian dan hubungan baik kedua negara. Penelitian ke empat dilakukan oleh Mutolingah dengan judul yang diambil “Nilai-Nilai Islam Dalam Film Upin Ipin Karya Moh.Nizam Abdul Razak DKK”. Dalam penelitian terdahulu kali ini berisi tentang penjelasan terkait pendidikan islam yang ada dalam serial kartun Upin-Ipin. Dijelaskan pula bahwa film Upin dan Upin adalah film yang memberikan pesan positif seperti toleransi beragama, ikhlas, jujur, menahan hawa nafsu, sedekah dan menghormati orang tua. Melalui adegan di film Upin dan Ipin juga dijadikan sebagai pendukung sekaligus penjelas terkait nilai-nilai islam seperti tayangan khusus bulan ramadhan. Dalam penelitian terdahulu ke empat ini memiliki kesamaan study kasus terkait Upin-Upin. Akan tetapi penelitian oleh Mutolingah tersebut memiliki
10
perbedaan dengan peneltian yang dilakukan penulis yaitu pembahasan. Mutolingah dalam tulisannya lebih menekankan nilai islam yang ada di tayangan kartun Upin-Ipin dan pengaruh terhadap tumbuh kembang anak-anak. Sedangkan penelitian yang dilakukan penulis lebih kepada nilai-nilai karakter serial kartun Upin-Ipin sebagai bei pntuk untuk meningkatakan hubungan Indonesia – Malaysia. Penelitian terdahulu kelima dilakukan oleh Tony Efendi dengan judul yang diambil adalah “diplomasi publik sebagai pendukunng hubungan Indonesia-Malaysia”. Penelitian ini menjelaskan bahwa diplomasi publik digunakan untuk memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Malaysia. Kesalahpahaman yang muncul di antara kedua menjadikan diplomasi publik sangat penting digunakan untuk memunculkan kesepahaman bersama. Karena timbulnya pandangan negatif dari masyarakat juga dapat menjadi permasalahan antara kedua negara Indonesia –Malaysia. Dalam penelitian terdahulu kelima kali ini memiliki latar belakang pembahasan yang sama yaitu terkait diplomasi publik dan hubungan IndonesiaMalaysia. Akan tetapi terdapat perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tony Effendi dengan penulis yaitu diplomasi publik lebih ditekankan terhadap hubungan
Indonesia-Malaysia.
Sedangkan
peneliti
dari
penulis
lebih
menggunakan karakter serial kartun Upin-Ipin sebagai bentuk diplomasi publik terhadap perbaikan hubungan Indonesia-Malaysia. 1.5.1 Tabel Penelitian Terdahulu No
Peneliti dan Judul
Metodologi
Hasil Penelitian
11
1.
Yolanan Wulan Suci. “Budaya Populer Manga dan Anime sebagai soft power Jepang”.
Penelitian ini bersifat Deskriptif Kualitatif, Menggunakan pendekatan Diplomasi
Melalui budaya Manga dan Anime merupakan bentuk yang efektif untuk dijadikan softpower negara Jepang. Karena melalu media hiburan seperti komik dan film. Kartun manga dan anime dapat diterima dengan mudah hampir diseluruh negara. seperti study kasus yang diambil yaitu film kartun Doraemon dengan penggambaran robot kucing dan seorang anak bernama nobita. Doraemon adalah tokoh kartun populer asal Jepang dan dinobatkan sebagai duta anime jepang. Doraemon memiliki misi diplomasi untuk memperkenalkan budaya jepang ke seluruh dunia. Hal tersebut terlihat di setiap cerita kartun doraemon seperti setingan gambar gedung tinggi, kecanggihan teknologi, pemikiran orang jepang dan keseharian masyarkat jepang.
2
Maspupah. Pengaruh Tayangan Kartun Animas Upin dan Ipin di Media Nusantara Citra Televisi Terhadap Penggunaan Kosa Kata Murid Raudhatul Athfal AlBariyyah Kramat Jati Jakarta Timur “
Penelitian ini bersifat Deskriptif Kualitatif
Penelitian terlebih meilhat kepada dampak yang terjadi setelah murid atau pelajarnya terpengaruh kepada serial kartun Upin-Ipin. Upin-Ipin merupakan film kartun yang tetap menggunakan bahasa melayu dakam tayangannya di televisi lokal Indonesia. menjadikan murid Raudhatul Athfal Al-Bariyyah banyak yang menirukan logat bahasa melayu seperti panggilan “cek gu”.
12
Dalam kesimpulannya disebutkan bahwa Upin-Ipin tidak memberi pengaruh negatif kepada anak. Karena Film kartun Upin-Ipin sangat dijaga tata bahasa dalam penyampaiannya. 3
M.Endy Saputro
-
Upin & Ipin: Melayu Islam, Politik Kultur ,dan Dekomodifikasi New Media
Media baru seperti film kartun merupakan media yang efektif dalam masuk kedalam setiap negara. Munculnya stasiun lokal menjadikan banyak hiburan televisi yang diadopsi dari negara lain. Banyak tokoh hiburan anakanak yang populer seperti Doraemon, sympson,Unyil dan yang terpopuler terkini adalah Upin-Ipin. Upin-Ipin secara tidak langsung merupakan bentuk dari Truly Asia, karena dari segi bahasa dan penyampaiannya disetiap penayangan menampilkan latar belakang negara Malaysia. Penggabungan teknologi kartun 3D dan kultur merupakan bentuk demokografi kultur dimana media memiliki kekuatan dalam mengkonstruksi keadaan realitas dengan memasukkan politik kultur sebagai latar belakang.
4
“Nilai-Nilai Islam Dalam Film Upin Ipin Karya Moh.Nizam Abdul Razak DKK”.
-
Isi dalam penelitian ini lebih menjelaskan terkait nilai nilai islam dalam film kartun Upin dan Ipin. Nilai-nilai tersebut seperti ikhlas , toleransi , menahan hawa nafsu, tolong menolong dan menghormati orang tua. Terlihat seperti edisi khusus bulan ramadhan yang
13
menyampaikan nilai islam puasa, sholat lima waktu dan tarawih, tadarus atau mengaji, dan berdoa. Dalam para orang tua patut memperhatikan tayangan yang pantas bagi anak dan bermanfat dalam kehidupan seperti halnya upin dan ipin yang memiliki pesan religi didalam cerita. 5.
Diplomasi Publik Sebagai Pendukung Hubungan Indonesia-Malaysia
Diplomasi publik
Isi dalam penelitian terdahulu ke lima ini yaitu menjelaskan terkait diplomasi publik adalah cara untuk menjadikan kesepahaman antara Indonesia dan Malaysia. Permasalahan yang timbul dari masyarakat adalah salah satu permasalahan yang harus diselesaikan oleh kedua negara. Munculnya pemberitaan yang tidak seimbang adalah salah satu hal yang menjadikan timbulnya permasalahan terus berlanjut. Media
1.6 Kerangka Teori- dan konsep Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa konsep dan teori guna mendukung dalam penelitian yaitu konsep diplomasi publik, konsep diplomasi budaya, dan teori jarum hypodermic. Ini dimaksudkan agar kerangkaan penulisan dapat jelas pembagian level tingkatannya. 1.6.1 Diplomasi publik Konsep diplomasi publik adalah proses komunikasi pemerintah terhadap publik internasional yang bertujuan untuk memberikan pemahaman ataupun
14
informasi mengenai sebuah negara, budaya, kepentingan nasional ataupun kebijakan-kebijakan negara tersebut. Hubungan baik bukan hanya dipandang melalui kerjasama antar negara saja, tetapi juga perlu untuk memandang hubungan kepada publik domestik dan publik internasional. Pembangunan citra yang baik adalah salah satu cara dalam diplomasi publik untuk membangun pemikirian yang positif di negara lain. Citra adalah sebuah kesatuan mental atau interpretasi suatu bangsa didasarkan kepada bukti yang tersedia, dikondisikan oleh adanya kesan, kepercayaan, gagasan, dan emosi. Salah satu bentuk penyampaian pesan yang baik atau positif selain berpengaruh dalam meningkatkan citra suatu negara, namun juga dapat mempengaruhi presepsi opini publik Internasional. Diplomasi publik mensyaratkan kemampuan komunikasi antar budaya karena terkait dengan perubahan sikap masyarakat, saling pengertian dalam melihat persoalan-persoalan politik luar negeri. Perkembangan situasi dunia, aktor, dan teknologi informasi membuat arah diplomasi tradisional bergeser pada diplomasi yang lebih modern, dalam hal ini diplomasi publik. Dalam diplomasi tradisional peran negara lebih mendominasi dalam melakukan diplomasi. Hal tersebut berbeda dengan diplomasi non tradisional yang lebih di dominasi oleh aktor non negara. Dalam ilmu diplomasi hubungan internasional aktor negara disebut dengan first track diplomasi sedangkan aktor non negara disebut dengan second track dan multitrack adalah pengerttian dari gabungann kedua track tersebut. Mengerucut kepada aktor non negara, munculnya diplomasi publik melalui aktor non negara dapat melalui warga negara (masyarakat biasa), perusahaan atau pebisnis internasional, para
15
akedimisi, organisasi non pemerintah, dan media massa. Peran media massa memiliki pengaruh lebih dalam menerapkan diplomasi publik karena media massa punya jangkauan yang luas dalam berkomunikasi kepada publik internasional. di dukung melalui media, Diplomasi publik sangat membutuhkan komunikasi dengan pesan yang dapat tersampaikan kepada publik diluar negara. Hal ini di maksudkan untuk membuat opini publik sesuai yang di inginkan dan diharapkan oleh aktor diplomasi. Di dukungnya teknologi yang canggih dan modern
juga
menjadikan diplomasi publik dapat mudah masuk melewati batas negara. Jan Mellisen (2006) mendefinisikan diplomasi publik sebagai usaha untuk mempengaruhi orang atau organisasi lain di luar negaranya dengan cara positif sehingga mengubah cara pandang orang tersebut terhadap suatu negara. Diplomasi publik dapat dilakukan oleh siapa saja oleh masyarakat maupun perusahaan terlepas dari aktor negara dalam diplomasi tersebut. Hal ini seperti yang dilakukan perusahaan non goverment asal Malaysia yang bergerak dalam pembuatan film animasi serial kartun Upin & Ipin. Adapun Diplomasi publik yang dilakukan oleh perusahaan Les Copaque yaitu dengan menayangkan Upin & Ipin di negara Indonesia dan memasukkan unsur budaya dalam setiap serial kartun. Di Indonesia sendiri perusahaan seperti MNC tv dan DNA keratif adalah perusahaan yang berkerja sama dengan perusahaan asal Malaysia tersebut. Dalam sisi lain bentuk film serial kartun Upin-ipin dapat dikatakan sebagai bentuk diplomasi
karena
dalam
penyampainya
pun
telah
di
setting
untuk
memperkenalkan budaya ketimuran seperti bahasa melayu khas Malaysia dan permainan traditional dalam setiap alur cerita. Diplomasi yang dilakukan oleh
16
Malaysia terhadap Indonesia
melalui karakter kartun Upin & Ipin ini salah
satunya dapat di lihat dari bahasa yang dipakai dalam film ini. Adapun beberapa yang juga diperhatikan yaitu melalui penokohan karakter serial kartun Upin & Ipin
yang mencerminkan pesan-pesan pemersatu dan toleransi antar bangsa.
Serial Kartun Upin & Ipin adalah salah satu bentuk pencapaian agar publik di Indonesia lebih menangkap pesan – pesan toleransi dan dapat merubah opini publik lebih positif. 1.6.2 Teori Jarum Hypodermik Salah satu teori yang berada dalam ruang lingkup komunikasi massa yaitu teori jarum hypodermik (hypodermic needle theory), atau bisa juga disebut dengan teori peluru (bullet theory). Teori jarum hypodermic muncul atas pengaruh propaganda yang dibesar-besarkan pada Perang Dunia (PD) I dengan beberapa contoh kesuksesan kampanye periklanan yang secara efektif mampu memobilisasi opini publik dan perilaku konsumen. Teori ini mengasumsikan media massa mempunyai pemikiran bahwa komunikan bisa ditundukkan sedemikan rupa bahkan bisa dibentuk dengan cara apapun yang dikehendaki oleh komunikator. Para komunikator menggunakan media seperti media cetak atau elektronik sebagai alat mereka untuk melakukan keinginan yang dikehendaki. Pengatas namaan itulah teori jarum hypotermik atau teori peluru semdiri di ibaratkan sebuah isi peluru yang ditembakaan langsung mengenai sasaran (komunikan) tanpa ada penghalang yang menutupiya. Pengertian tersebut sama halnya sebuah jarum yang disuntikan kedalam tubuh dengan berisakan obat yang memberi efek
17
perubahan. Intinya, sebagaimana dikatakan oleh Jason dan Anne Hill (1997), media massa dalam teori jarum hipodermik mempunyai efek langsung “disuntikan” kedalam ketida ksadaran komunikan. Apaila berbicara serial kartun Upin & Ipin maka Malaysia adalah negara asal film kartun ini. Karakter Upin & Ipin memiliki pesan yang mudah dicerna oleh komunikan karena film ini memiliki cirikhas, keunikan dan memang dikemas segampang mungkin agar mudah dimengerti kepada anak-anak. Di Indonesia sendiri film ini hadir dengan bahasa melayu yang secara langsung memberikan jawaban kepada komunikan film ini asal Malaysia. 1.7 Metodologi Penelitian 1.7.1 Metode Penelitian Dalam
menganalisis
data
yang
diperoleh,
peneliti
akan
menggunakan teknik analisis secara deskriptif yakni data yang diperoleh akan dianalisis dan disajikan dalam bentuk kata-kata lisan maupun tertulis. Teknik ini bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta-fakta dan data-data yang diperoleh, serta dari hasil studi lapangan maupun studi literatur untuk kemudian memperjelas gambaran hasil penelitian. Peneliti juga menggunakan jenis penelitian kualitatif. Dalam pengertiannya kualitatif adalah penelitian yang cenderung kepada pengumpulan data dari berbagai obyek seperti foto, dokumen, artefak dan catatan-catatan lapangan pada saat penelitian dilakukan serta suara dan kombinasinya. 1.7.2 Variabel Penelitian
18
Adapun dua variabel yang dihubungkan satu sama lain yaitu variabel dipenden dan indipenden. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dipenden yaitu peran karakter peran karakter Upin-Ipin sebagai aktor diplomasi dan variabel independen yaitu dalam perbaikan hubungan Indonesia dan Malaysia. 1.7.3 Teknik Perolehan Data Adapun perolehann data dalam penelitian ini diperoleh dari studi pustaka, wawancara, observasi dan yang kemudian di sederhanakan melalui konsep dan teori. 1. Studi pustaka Studi pustaka yaitu cara mengumpulkan berbagai materi yang berkaitan dengan judul penelitian ini dari berbagai sumber yang berupa buku-buku, dokumen-dokumen, jurnal, surat kabar, jurnal ilmiah,e-book, majalah, dan situs internet. 2.wawancara Wawancara di gunakan peneiliti untuk mendapatkan data langsung dari narasumber secara terpilih dan penerapanya melalui studi lapangan. Selain itu peneliti juga menggunakan wawancara melalui via email, dikarenakan keterbatasn waktu tempat. Wawancara dilakukan guna membantu pencarian data langsung dari objek yang diteliti dan dalam hal ini mencakup kepada Lemabaga Sensor Film, Les’copaque dan Marsha Chikita Fawzi (mantan animator perusahaan Les’copaque asal Indonesia)
19
3. Observasi Observasi adalah salah satu yang digunakan peneliti sebagai alat pengumpul data dengan cara pengamatan dalam situasi yang menjadi objek penelitian. Dalam observasi yang dilakukan, peneliti berada pada non participan yaitu peneleiti berada diluar partisipasi dan hanya melakukan pengamatan kepada objek yang dikaji. 1.8 Argumen Pokok Aktor diplomasi yang berwujud kartun ini memang memiliki peran dalam harmonisasi hubungan publik Indonesia-Malaysia. Karakter Upin & Ipin dapat disebut sebagai bentuk diplomasi publik dalam perbaikan presepsi negatif sebagian publik kedua negara khususnya Indonesia. Hubungan publik Indonesia dan Malaysia dapat semakin harmonis apabila dari kedua pihak terus berupaya menanamkan nilai toleransi antar negara. Berbagai karakter dari berbagai keturunan di munculkan dalam serial kartun tersebut salah satunya yaitu karakter orang Indonesia “Susanti” yang berteman baik dengan karakter Upin & Ipin keturunan Malaysia. Hal ini memberikan gambaran atas hubungan antara publik Malaysia dan Indonesia yang di diharapkan yaitu berteman baik layaknya dalam penokohan karakter tersebut. Melalui teori komunikasi massa yaitu jarum Hypodermik, karakter Upin-Ipin dapat di ibaratkan sebagai jarum yang ditanamkan kepada sebagian publik di Indonesia agar merubah prespektif negatif terhadap Malaysia menjadi positif. 1.9 Sitematika Penulisan
20
Dalam penelitian ini penulis akan menjabarkan bagian dalam bab skripsi. Pembagian ini akan disesuaikan bedasarkan kerangka pemikiran membentul keseluruhan dari penelitian. Sistematika penulisan dalam penelitian ini di gambarkan dalam tabel berikut berikut. BAB Bab I
1.9.1 Tabel Sistematika Penulisan Isi Pendahuluan Pada bab ini dapat disebut dengan pendahuluan yang terdiri dari : 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batsan Masalah 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5 Penelitian Terdahulu 1.6 Teori dan Konsep 1.7 Metodelogi Penelitian 1.8 Argumen Pokok 1.9 Sistematika Penelitian.
Bab II Bab III
Bab IV
Pada bab ini berisi tentang diskripsi hubungan Indonesia – Malaysia Pada bab ini menjelaskan terkait diplomasi sebagai upaya perbaikan hubungan Indonesia dan Malaysia. Selain itu dalam bab ini mengerucut kepada inti penulis yaitu kepada diplomasi karakter Upin &Ipin. Dalam bab ini penulis membuat kesimpulan bedasarkan data-data yang diperoleh dan di sampaikan.
21