BUKA USAHA DULANG PAHALA Zakat itu proteksi, sedekah itu

1435 H menyucikan harta dan jiwa. BUKA USAHA. DULANG. PAHALA. Zakat itu proteksi, sedekah itu investasi. SAYANGI. JANTUNG. ANDA! Konsistensi ..... bah...

3 downloads 847 Views 9MB Size
AgustusSeptember 2014 M Dzulqai'dahDzulhijjah 1435 H

menyucikan harta dan jiwa

BUKA USAHA Zakat itu Konsistensi SAYANGI proteksi, sedekah JANTUNG Ibadah & Muamalah DULANG PAHALA itu investasi Pasca Ramadhan ANDA!

kat* a Z t u p Jem n a n a y a L 3-555

7 3 7 7 8 087

BRI Syariah Zakat : 701311637555 Infak : 701311631477 BCA Syariah Zakat : 0011555510 Infak : 011777710 Bank Syariah MANDIRI Zakat : 7001325498 Infak : 70011334756

*Zakat minimal Rp. 1.000.000,-

Hotline Layanan Jemput Zakat Senin - Jumat pukul 08.00 - 16.00

3904555 email. [email protected] Badan Amil Zakat Nasional @baznasindonesia www.baznas.or.id

Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H | 1

hikmah

Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. (QS.At-Thalaq(65):2-3).

lensa

Bali dikenal dengan pemandangan terasering sawah yang indah.Tercatat 80 ribu hektar lebih lahan pertanian di Bali yang berupa sawah dengan ciri khas panorama berundak. Hampir separoh keluarga mengandalkan pertanian untuk menopang kehidupannya. Salah satu program pemberdayaan BAZNAS adalah Zakat Community Development (ZCD) yang menyasar para petani di Desa Candikuning, Bedugul, Tabanan Bali.

4 | Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H

Salam,

R salam

Majalah ini diterbitkan oleh: Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Dewan Redaksi: Prof Dr. Didin Hafidhuddin Teten KustiawanM. Fuad Nasar, M.Sc, Hermin R. RachimNdari Rumi WidyawatiRatri Devy Arimbi konsultan Media: rubudesign.co Redaksi: Karsono TadjuddinSunan Hasan Fotografer: Miroslav Arofich, Sabrina, Shutterstock.com Desain Grafis: Gunadi Gaisani Miroslav Arofich Redaksi dan Iklan Jl. Kebon Sirih Raya No. 57 Jakarta Pusat. Tlp. (021) 3904555 Fax. (021) 3913777 www.baznas.or.id

asanya baru kemarin kita masih berada di tengahtengah Ramadhan yang sama-sama kita cintai. Tapi ternyata, hampir sebulan lebih, Ramadhan sudah pergi meninggalkan kita. Ada kerinduan bertemu kembali dengannya. Sebab, begitu nikmatnya kita beribadah di bulan yang penuh ampunan dan rahmat-Nya itu, seperti berjamaah shalat Isya dan Tarawih, membaca Al-Quran, dan berzakat. Boleh dikatakan, ibadah-ibadah selama Ramadhan, termasuk zakat, seakan telah menjadi gaya hidup kita. Setelah Ramadhan ini berakhir, apakah berakhir pula berbagai kegiatan ibadah yang sama-sama kita intensifkan selama Ramadhan itu? Atau, apakah gaya hidup kita berzakat harus berakhir dengan berakhirnya Ramadhan? Untuk menjawab persoalan ini, maka pada edisi Agustus –September 2014 ini, majalah Zakat mengangkat tema: Zakat dan Gaya Hidup. Tulisan tentang ini tersaji pada rubrik Zakat Utama, termasuk hasil wawancara kami dengan Ketua Umum BAZNAS Prof. Dr. K.H. Didin Hafidhuddin. Pada tanggal 8 Agustus 2014, BAZNAS menyelenggarakan acara silaturahim pasca-Ramadhan dengan sejumlah dai dan motivator. Pada kesempatan itu hadir, antara lain, Neno Warisman dan Ippho Santosa. Hasil wawancara kami dengan keduanya, kami sajikan dalam rubrik Sahabat. Untuk rubrik Inspirasi, pada edisi ini kami menampilkan seorang pengusaha di bidang perjalanan Umrah dan Haji Plus, yaitu Ir. Hj. Darnelly Guril Darmi, M.Sc Dirut Arminareka Perdana. Dia, seorang ahli parasitologi, bukan ahli pemasaran, tapi dengan kemampuannya menempatkan bawahannya sesuai keahliannya, Arminareka menjadi perusahaan biro perjalanan Umrah dan Haji Plus terbaik di Indonesia. Prestasi itu juga tercapai karena ia suka bersedekah dan berzakat. Semoga sajian kami dalam Zakat edisi kali ini benarbenar bermanfaat, antara lain, bisa mendorong atau menginspirasi pembaca untuk berbuat amal shaleh, seperti bersedekah dan berzakat.

Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H | 5

12

8

Kalau Ingin Hidup Makmur dan Berkah, Berzakatlah

SULUH

16

32

Zakat Peternakan & Industri Peternakan

Dengan Zakat, Pendapatan Jadi Berlipat-lipat

36

60

44

Membidik KELAS Menengah sebagai Pembayar Zakat Potensial

Zakat itu Proteksi, Sedekah itu Investasi

Sayangi Jantung ANDA 29 AGENDA

1 Hikmah

32 Meski Minoritas, Muslim Afrika SelatanTaat Berzakat

2 lENSA Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. (QS.At-Thalaq(65):2-3).

4 Salam 6 Khazanah 7 Fakta

15 Surat Kebon Sirih: Persiapan Rakernas BAZNAS se-Indonesia bersama Presiden RI 18 Program Zakat: Genderang Ramadhan Menyalurkan Zakat dengan cara yang Bermartabat

BUKA USAHA DULANG PAHALA IDEA

TEAM

ZAKAT BE THE BEST

RISK TAKER TECHNO

INFAK



TECHNO

MANDIRI

CURIOSITY

56 SIRAH: Imam Bukhari Ahli Hadits Yang Genius

36 Tanya Jawab: Mendistribusikan Zakat Sendiri

10 Zakat Utama: Zakat & Gaya Hidup

52 OPINI: Kenapa Kita Membantu Rakyat Palestina?

58 Silaturahim: Berwisata Spiritual Linguistik ke Masjid Al-Markaz Makassar

46 Mandiri: Buka Usaha, Dulang Pahala

PASSION

COMMITED

PERSISTENT

48 Kiprah: Simharis bangkit dari Keterpurukan 50 Tokoh: Bung Hatta Sang Pejuang yang Konsisten DAN Sederhana

63 Mas Zaki 64 Kitabah 66 Catatan

6 | Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H

Meksiko Kembangkan Produk Halal M

eksiko, salah satu ne­ ge­ ri  di Ame­rika Latin, me­mang bukan negara Muslim. Meski demikian, negara ini sangat memperhatikan perkembangan pasar  global  produk halal, yang kian hari kian besar serta menjanjikan. Beberapa waktu lalu, seperti dilansir laman  halal mui.org, satu delegasi dari El  Centro Cultural  Islamico de Mexico (CCIM,

Khazanah

Pusat Kebudayaan Islam Meksiko) berkunjung ke kantor Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika (LPPOM) Majelis Ulama Indonesia (MUI). “Kami berkunjung dan ber­ si­ laturahim ke LPPOM MUI ini untuk menjalin hubungan ukhuwah Islamiyah, sekaligus meminta informasi tentang

ketentuan halal dan sertifikasi halal yang ditetapkan oleh LPPOM MUI,” kata Deputi Direktur CCIM Mark Omar  Weston  ketika ia dan rombongan diterima Direktur LPPOM MUI Lukmanul Hakim. Untuk berbisnis dengan Indonesia, Meksiko menyadari bahwa pemenuhan syarat-syarat kehalalan merupakan kunci utama. Karena itulah, CCIM menyempatkan diri mengunjungi LPPOM MUI guna menanyakan prosedur dan persyaratan untuk memperoleh pengakuan dari MUI. Hal ini merupakan bagian dari jalinan perdagangan dan ekspor produk dari Meksiko ke Indonesia. (republika. co.id)

Seruan Untuk Memboikot Produk Pro-Zionis

A

ksi boikot produk-produk Israel merebak di Inggris menyusul tidak hentinya negara

Zionis itu menggempur Gaza, Palestina. Semakin banyak orang di Inggris yang ikut dalam aksi boikot yang dilakukan oleh banyak kelompok pro-Palestina tersebut. Dikutip dari  al-Arabiya, Minggu 10 Agustus 2014, sejak demonstrasi besar bulan lalu, para aktivis melakukan aksi protes dan boikot di dalam superm arket yang menjual barang-barang asal Israel. Target mereka adalah toko-toko yang menjual produk-produk Sodastream, mesin pembuat minuman berkar­

bonasi yang bermarkas di wilayah pendudukan Israel di Palestina. Beberapa aliansi serta organisasi baik Arab maupun International juga kembali menyerukan untuk memboikot pabrik dan perusahaan yang mendukung entitas Zionis, sebagai protes terhadap Agresi Zionis di Jalur Gaza. Aliansi “Kem­ bali ke Palestina” misalnya me­ nyerukan boikot beberapa produk yang selama ini memberikan sumbangan financial kepada Negara Zionis tersebut. (eramuslim.com)

ingin Tambah Penduduk, Iran Larang Kontrasepsi P

emerintah Iran resmi melarang penggunaan kontrasepsi per­ manen dan iklan untuk mengontrol kelahiran. Dengan aturan ini, berarti segala operasi untuk mencegah kehamilan secara permanen, ter­ masuk vasektomi untuk pria dan sterilisasi pada wanita, dilarang. Siapa pun yang melanggar aturan ini termasuk melakukan tindakan kejahatan dan akan didenda. Kecuali

operasi karena alasan kesehatan yang mengancam nyawa. Tak hanya melarang segala bentuk alat kontrasepsi. Pemerintah Iran juga melarang  media-media lokal untuk mempublikasikan segala bentuk pengendalian kelahiran. Larangan penggunaan alat kon­ trasepsi ini dibuat setelah pemimpin besar Iran Khamenei pada Mei silam mengkritisi kebijakan perencanaan

keluarga oleh  negara-negara Barat. Khamenei langsung menyerukan rakyat­nya untuk memproduksi ban­ yak anak guna “memperkuat iden­­ titas nasional” mereka. (dream.co.id)

Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H | 7

27.000.000Orang PERKIRAAN jumlah peMUDIK Lebaran 2014

Diperkirakan ada 27 juta penduduk Indonesia yang melakukan mudik lebaran. Jumlah ini meningkat 6,99% dari arus mudik tahun 2013. (kemenhub)

1.849.310 Orang

Pengguna pesawat udara

559.232 Orang Jumlah pengguna kendaraan pribadi

Jumlah pengguna kendaraan pribadi yang melakukan mudik lebaran, meningkat 8,64% dari tahun sebelumnya. Pengguna sepeda motor justru mengalami penurunan sebesar 8,95% atau 696.349 unit motor. 452.313 orang pemudik menggunakan moda transportasi laut, 2.642.338 orang menggunakan angkutan darat, 2.568.574 orang menggunakan Kereta Api dan 1.849.310 orang menggunakan pesawat udara. (data H-7 sampai H+1 kemenhub)

452.313 Orang

Pengguna Angkutan Laut

2.568.574 Orang Pengguna Kereta Api

2.642.338 Orang

Pengguna Angkutan Darat

696.349 Orang Unit Sepeda Motor

3.057

kasus kecelakaan

Tercatat ada 3.057 kasus kecelakaan lalu lintas selama arus mudik lebaran. Jumlah orang meninggal dalam kecelakaan arus mudik lebaran 650 jiwa sepanjang Operasi Ketupat yang digelar pada 22 Juli hingga 6 Agustus 2014, terdapat. (liputan6.com)

Fakta

8 | Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H

Konsistensi Ibadah DAN Muamalah Pasca Ramadhan

Suluh

Kita bersyukur kepada Allah Swt. atas ibadah shaum (puasa) Ramadhan tahun 1435 Hijriyah yang baru saja kita selesaikan. Dalam sepekan kemarin, suasana silaturahim pasca Idul Fitri masih dijumpai dan terlihat dimana-mana, baik di lingkungan perkantoran dalam bentuk acara halal bihalal maupun di lingkungan masyarakat yang lebih luas. Tentu saja nilai-nilai ibadah Ramadhan diharapkan membekas dalam kehidupan sebagai pribadi, sebagai bagian dari umat, dan selaku warga negara.

Prof. Dr. K.H. Didin Hafidhuddin, M.Sc Ketua Umum BAZNAS

S

elesai menjalani ibadah Ramadhan kita semua diharapkan dapat melestarikan nilai-nilai shaum sehingga mewarnai sikap dan perilaku, terutama konsistensi dalam beribadah, baik ibadah mahdhah yang diwajibkan atau disunnahkan dalam syariah maupun ibadah sosial yang mencakup berbagai dimensi kehidupan yang kita hadapi atau perankan di tengah masyarakat. Ibadah shaum Ramadhan pada dasarnya adalah suatu proses pendidikan (tarbiyah) dari Allah yang mengandung nilai-nilai kemuliaan hidup yang disebut takwa.

Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H | 9

Jika ibadah shaum sebulan Ramadhan telah mampu kita hayati sebagai didikan rohani dan jasmani bagi seorang Muslim, maka dampak yang diharapkan adalah terbinanya konsistensi ibadah dan muamalah di luar bulan Ramadhan sebagai refleksi dari ketakwaan yang sejati. Takwa merupakan indikator utama kemuliaan, kebahagiaan dan sekaligus kesejahteraan bagi seorang Muslim. Allah berfirman, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13). Ketakwaan yang terus-menerus kita bangun dan lestarikan dalam diri, keluarga, lingkungan kerja, masyarakat dan bangsa, insya Allah akan mendatangkan keberkahan hidup yang senantiasa kita dambakan. Kita menyadari dan mengakui bahwa saat ini dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, keberkahan adalah sesuatu yang dirasakan kian langka. Jika ibadah shaum sebulan Ramadhan telah mampu kita hayati sebagai didikan rohani dan jasmani bagi seorang Muslim, maka dampak yang diharapkan adalah terbinanya konsistensi ibadah dan muamalah di luar bulan Ramadhan sebagai refleksi dari ketaqwaan yang sejati. Menurut almarhum Dr. Ahmad Syarbasi, Guru Besar Universitas Al-Azhar Kairo dalam bukunya Akhlakul Quran, sifat-sifat insan muttaqin, yakni orang-orang yang takwa meliputi sifat-sifat sebagai berikut:  Pertama, pemurah dalam segala kondisi hidup, baik pada waktu kaya maupun ketika miskin.  Kedua, menahan diri, ber­sikap sabar dan tenang meng­ hadapi persoalan-persoalan hi­ dup dan perjuangan.  Ketiga, pemaaf, tidak bersifat pendendam dan melakukan tin­dakan-tindakan pem­balasan.  Keempat, konsisten berbuat kebajikan.

 Kelima, senantiasa memo­hon­­kan ampunan Ilahi (istighfar).  Keenam, menjauhkan diri dari perbuatanperbuatan mak­­siat, kemungkaran, se­wenangwenang, kezaliman dan seba­gainya. Sebagai bentuk konsistensi ibadah dan muamalah, setelah be­ ribadah shaum sebulan Ra­­madhan, kita semakin di­tun­tut untuk meningkatkan ke­berpihakan pada kaum dhuafa. Keberpihakan dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk kesadaran membayar zakat melalui amil zakat resmi di lingkungan masing-masing. Selain itu, semangat berjamaah, membangun ukhuwah, se­ ma­ ngat memberi dan berbagi sangat penting untuk dijaga sebagai bagian dari konsistensi menjaga nilai-nilai ibadah Ramadhan. Jika direnungkan lebih jauh, tradisi halal bihalal yang sudah sejak lama membudaya di negara kita usai umat Islam menjalani ibadah shaum (puasa) Ramadhan dan Idul Fitri merupakan media silaturahim dan saling memaafkan yang bernilai positif. Secara etimologis, silaturahim berarti menghubungkan kekerabatan dan persaudaraan atas dasar cinta dan kasih sayang, sekaligus menghilangkan segala kedengkian, kebencian, dan permusuhan di antara sesama. Karena itu, esensi silaturahim di samping bertemu secara fisik sambil bersalamsalaman atau mungkin dengan berangkulan (mushafahah dan mu’anaqah), juga berusaha menebarkan kedamaian, ketenangan dan keselamatan pada sesama, atas dasar keikhlasan dan cinta yang keluar dari lubuk hati yang dalam. Spirit Ramadhan dan hikmah Idul Fitri mengajarkan konsistensi di dalam kebaikan. Wallahu a’lam bisshawaab.

suluh

10 | Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H

Zakat & Gaya Hidup zakat utama

Bulan Ramadhan telah meninggalkan kita. Banyak kenangan indah bersamanya selama sebulan penuh. Betapa tidak indah, bila kita selalu bersamanya pada siang hari dengan menahan lapar dan dahaga serta hal lain yang membatalkan shaum kita. Malamnya, kita bersamanya juga di masjid-masjid mendirikan shalat

S

etelah tamu agung itu pergi, apakah kenikmatan beribadah itu tetap hadir dalam diri kita? Apakah kita merasa tidak nikmat dan ada sesuatu yang kurang manakala tidak berjamaah Isya dan Subuh? Apakah ada sesuatu yang hilang atau hati kita gersang kalau saat ini kita tidak berzakat, seperti saat bertemu dengan Ramadhan? Kalau kita merasa nikmat dan tidak ada beban lagi dalam beribadah dan merasa ada yang hilang manakala kita meninggalkan ibadah yang pada waktu bulan Ramadhan diintensifkan itu, bersyukurlah. Sebab, dengan

berjamaah Isya dan Tarawih, bertadarus (membaca) AlQuran dan menyimak ceramah-ceramah keagamaan penyubur iman. Semangat berbagi pun bergelora hingga akhirnya kita tutup kebersamaan dengan tamu agung itu dengan membayar zakat mal dan zakat fitrah. Betapa indah dan nikmatnya kita beribadah.

demikian, berbagai ibadah itu sudah menjadi jalan hidup atau gaya hidup (lifestyle) kita. Sebuah gaya hidup, jika kita menunaikannya, kita mendapatkan seluruh kedamaian, ketenangan dan kenikmatan dalam mengarungi bahtera kehidupan. Menurut Direktur Pelaksana BAZNAS Teten Kustiawan, kedamaian saat dan setelah berzakat terjadi karena zakat sudah diposisikan sebagai sebuah kebutuhan, bukan lagi sebuah kewajiban yang membebani. “Kalau sudah begitu, orang tidak akan merasa keberatan untuk berzakat. Kalau belum berzakat, justru

belum merasa nyaman atau belum sempurna. Bahkan, ia merasa takut, kalau ketika memberi nafkah kepada anak istri, hartanya belum bersih,”katanya. Teten mencontohkan dengan ibadah Umrah yang katanya sudah menjadi lifestyle bagi masyarakat Muslim di Indonesia. “Ibadah Umrah sekarang ini bukan sesuatu yang memberatkan. Justru menjadi indikator keshalehan pribadi dan sosial,”jelasnya seraya berharap bahwa semoga zakat pun benarbenar menjadi lifestyle seperti halnya Umrah.

Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H | 11

Soal gaya hidup berzakat ini, Teten membandingkan Indonesia dengan Malaysia. Di Indonesia, katanya, zakat itu masih identik dengan bulan Ramadhan, sedangkan di Malaysia, zakat itu identik dengan bulan November-Desember karena mau diperhitungkan dengan pembayaran pajak. Artinya, dalam kehidupan ada posisi, ketika dia ingat harta, maka dia ingat zakat dan pajak. Diakuinya bahwa di Indonesia, zakat belum menjadi gaya hidup sebaik ibadah Umrah, meskipun sudah ada peningkatan dibanding tahuntahun sebelumnya. Untuk sampai ke sana, selain perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi yang masif, perlu juga disediakan berbagai fasilitas yang memudahkan orang berzakat, di mana dan kapan saja. “Jangan sampai untuk membayar zakat itu susah, misalnya harus kontan datang ke lembaga amil zakat. Tapi, ada sarana perbankan atau jemput zakat. Umrah dan berhijab jadi lifestyle karena saat ini fasiltasnya mudah,” katanya. Saat ini, kata Teten, kemudahan berzakat itu pun sudah ada, misalnya, sudah ada fasilitas e-Banking. Membayar zakat, infak dan sedekah (ZIS) bisa lewat pulsa atau lewat donasi pelanggan. “Itu menunjukkan bahwa zakat sudah ada di manamana dan bisa kapan saja. Hanya ini perlu terus disosialisasikan secara masif, sehingga zakat benar-benar jadi gaya hidup,” jelasnya penuh harap. Menurut Teten, yang pa­ling besar mendorong umat berzakat sehingga zakat bisa menjadi gaya hidup adalah fasilitas, khususnya yang berkaitan dengan kebijakan

Di Indonesia, zakat belum menjadi gaya hidup sebaik ibadah Umrah, meskipun sudah ada peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Untuk sampai ke sana, selain perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi yang masif, perlu juga disediakan berbagai fasilitas yang memudahkan orang berzakat bahwa zakat bisa menjadi pengurang pajak, bukan lagi hanya sebagai pengurang penghasilan kena pajak. “Kalau ada perubahan seperti itu, akan terjadi akselerasi. Kita tidak bicara ikhlas atau tidak ikhlas. Tapi, sunatullah juga, kalau ada keuntungan nyata dunia dan akhirat, orang akan lebih termotivasi untuk berzakat. Di Arab Saudi, bahkan sudah lebih jauh lagi, yaitu zakat sudah optional terhadap pajak. Maksudnya, kalau sudah bayar zakat, tidak perlu bayar pajak lagi,”paparnya. Selain itu, menurut Teten, langkah lain yang harus dilakukan amil zakat dalam menumbuhkan zakat menjadi lifestyle adalah membuktikan bahwa zakat itu ada manfaatnya. Dengan demikian, ternyata zakat itu tak hanya akan me­ nye­ lesaikan tugas seseorang sebagai pribadi Muslim, tapi juga bermanfaat bagi pembangunan umat. “Jangan sampai orang yang sedang bersemangat berzakat, mundur tak mau mem­ bayar zakat, karena ternyata pengelolaan zakatnya begitubegitu saja, tidak bermanfaat,” tegasnya. Dalam hal sosialisasi dan edukasi tentang zakat, Neno Warisman menyarankan agar BAZNAS jangan melupakan anak-anak muda atau remaja. “Para remaja itu perlu didorong juga untuk berzakat. Sesuatu

itu lahir dari pembiasaan. Anakanak muda harus dibiasakan berbagi. Saya melihat, orang yang suka berzakat itu karena mereka dibiasakan". "Kalau yang non-Muslim, mereka dibiasakan melakukan pelayanan sehingga jiwa dermawannya tumbuh atau muncul sejak kecil,” kata Neno yang terkenal sebagai penyanyi pada era 80-an itu. Neno mengakui bahwa zakat itu sudah menjadi jalan hidup atau gaya hidupnya. Ia merasa tenteram kalau sudah berzakat. Indikasi bahwa zakat sudah menjadi jalan hidupnya, katanya, kalau belum berzakat belum tenteram. Tapi, kalau sudah berzakat, hati tenteram. “Kalau saya sudah berzakat, makan di restoran pun nikmat. Sebab, jiwa dan harta saya sudah bersih,”tegasnya. Untuk menumbuhkan ga­ ya hidup berzakat pada anakanaknya, Neno telah me­ lakukannya sejak dini, yakni sejak anak-anaknya masih da­lam kandungan. “Kalau saya, dari anak saya masih di dalam kandungan saya, saya sudah me­ ngatakan bahwa bukan dirimu yang menjadi subjek, tapi masyarakatmu. Bukan dirimu yang harus kau kayakan, tapi masyarakatmu. Kalau kamu punya penghasilan, paling sedikit 30% dari penghasilanmu itu yang bisa kamu bagi untuk pembangunan umat,”papar ibu dari tiga anak itu.

zakat utama

12 | Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H

Prof. Dr. Didin Hafidhuddin:

Kalau Ingin Hidup Makmur dan Berkah, Berzakatlah zakat utama

Pada waktu Ramadhan, masjid-masjid penuh dengan berbagai kegiatan ibadah, seperti shalat Tarawih dan pengajian-pengajian. Dana zakat, infak, dan sedekah yang terhimpun pun banyak. Tapi, setelah Ramadhan berlalu, semangat beribadah, misalnya dalam berzakat, mulai turun. Apakah ini karena dalam hal ibadah, khususnya zakat, umat Muslim belum menjadikannya sebagai gaya hidup?

Untuk mengetahui jawabannya, ka­­mi mewawancarai Ketua U­mum BAZNAS Prof. Dr. Didin Hafidhuddin di kantor BAZNAS, Ja­karta, pertengahan Agustus 2014. Berikut hasil wawancaranya: Beberapa tahun terakhir ini, zakat sering dikaitkan dengan gaya hidup. Apa yang dimaksud dengan zakat sebagai gaya hidup? Gaya Hidup atau Lifestyle itu intinya kebutuhan dasar. Misalnya, kenapa kita mengerjakan shalat ? Selain itu kewajiban, juga karena kita membutuhkannya. Kita makan karena kita butuh makan. Kalau tidak makan, kita akan kurang sehat atau loyo. Kita berzakat karena memang kita butuh berzakat. Zakat itu merupakan energi. Infak itu menyebabkan kita semakin semangat untuk bekerja. Semangat mencintai sesama. Bagaimana ibadah itu menjadi suatu kebutuhan? Ya, karena ibadah itu sebuah kenikmatan. Jadi, berzakat itu nikmat. Seperti ada sesuatu yang hilang kalau kita belum berzakat. Seperti halnya shalat, kalau belum shalat kita gelisah. Kalau belum berzakat

Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H | 13

baban. Tapi, kalau ber­zakat sudah menjadi ga­ ya hidup, ia akan mudah berzakatnya. Rezekinya juga akan dimudahkan. Semakin banyak berzakat, semakin ba­ nyak rezekinya. Zakat itu me­ makmurkan kehidupan. Kalau Anda ingin kehidupan yang makmur, berzakatlah. Kalau Anda ingin sehat, berzakatlah. Ka­lau Anda ingin dicintai orang, berzakatlah. Anda tak akan pernah dicintai orang, kalau Anda menjadi orang kikir. Setelah Ramadhan berakhir, tam­­­paknya semangat beribadah umat Islam mulai kendor, misal­ nya semangat shalat berjamaah atau berbaginya mulai kurang. Apa komentar Bapak tentang ini?

rasanya ada kenikmatan yang belum diraih. Jadi, orang akan berzakat sebagai kebutuhan akan positif thinking. Ia tak akan mengeluh, tapi akan memberikan yang terbaik. Zakat menjadi sebagai kebutuhan bukan sebagai beban, Kita shalatnya khusu dan me­ rasa nikmat, tapi ketika harus berzakat agak susah. Kenapa? Karena kalau berzakat itu ada yang harus dikeluarkan dari ke­pe­milikan kita. Uang itu kita butuhkan. Jadi, ada pe­ ngor­

Situasi Ramadhan memang lain. Sebab, di situ ada berita-berita gembira yang diungkapkan dalam hadits-hadits berkaitan dengan berbagai keutamaan Ramadhan. Maka, wajar saja kalau masyarakat Muslim melakukan berbagai kegiatan ibadah yang lebih dibandingkan dengan di luar Ramadhan. Hal itu tak perlu dianggap suatu kebuntuan atau kesalahan. Yang penting adalah bagaimana kita istiqamah dalam kebaikankebaikan, yang dilakukan se­ belum Ramadhan, meskipun tak seintensif pada saat bulan Ra­ madhan yang memang su­ asananya sangat mendukung, misalnya, ada shalat berjamaah Tarawih atau tadarus Al-Quran. Ke-istiqamahan itu , antara lain, sekarang juga para karyawan melaksanakan shalat berjamaah Zuhur dan Ashar ramai di kantor-kantor. Orang juga sekarang masih tetap berbagi atau berzakat. Cuma tidak terlihat karena tidak didesain

seperti bulan Ramadhan. Ramadhan itu adalah bulan ibadah, yang didesain oleh Allah Swt. sebagai bulan peningkatan kualitas dan kuantitas ibadah, baik yang berkaitan dengan ibadah untuk meningkatkan keshalehan pribadi maupun keshalehan sosial, seperti Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS). Tapi kenapa jumlah pe­ ngum­ pulan dana zakat di luar Ra­­ madhan lebih kecil di­ bandingkan dengan jumlah pe­ngumpulan dana zakat pada Ramadhan? Orang sering memanfaatkan momentum bulan Ramadhan karena pahalanya dilipatgan­ da­ kan. Saya melihat, penerimaan dana yang tinggi oleh lem­­ ba­ ga pengelola zakat di bu­ lan Ramadhan, itu infak dan sedekah. Kalau zakat bia­ sabiasa saja jumlahnya. Sebab, biasanya datang dari me­ reka yang kebetulan saja ber­ zakat perdagangan atau per­­usahaan setahun sekali. Me­reka menunggu dibayarkan zakatnya setahun sekali pada bulan Ramadhan karena me­ reka menganggap bahwa nilai pahalanya jauh lebih hebat di­ bandingkan dengan di luar Ramadhan. Apakah hal ini karena zakat belum menjadi gaya hidup ? Saya melihat, sekarang ini gaya hidup masyarakat Muslim dalam hal berzakat sudah mulai baik, baik itu di bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan. Sekarang, orang sudah mulai tidak asing lagi dengan zakat. Orang tidak lagi mempertanyakan kenapa dia berzakat setiap bulan. Kondisi ini berbeda dengan beberapa

zakat utama

14 | Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H tahun yang lalu. Dulu, kan orang ada yang mengatakan bahwa zakat yang dibayarkan bulanan itu bid’ah karena tidak ada contohnya dari Rasulullah. Tapi sekarang, orang merasa senang kalau uang gajinya sudah di­ potong zakatnya. Saya kira ini sangat positif. Apakah sekarang zakat sudah menjadi gaya hidup Muslim di Indonesia?

zakat utama

Mudah-mudahan zakat benarbenar menjadi gaya hidup umat Islam seluruhnya. Dan, se­ karang sudah mulai. Kalau dilihat dari data pengumpulan za­kat, sekarang ada peningka­­tan pengumpulan dana zakat sekitar 20%. Ini jumlah peningkatan yang cukup besar, bukan jumlah dananya saja, tapi jumlah muzakinya. Jumlah orang yang berzakat, baik ke BAZNAS maupun ke lembaga-lembaga pengelola zakat yang lain, sekarang bertambah banyak. Ya, walaupun belum dikatakan 100 persen, zakat sudah mulai dijadikan sebagai gaya hidup. Ada peningkatan-peningkatan yang perlu kita syukuri. Kita perlu terus mendorong supaya zakat itu menjadi gaya hidup yang sesungguhnya. Sekarang orang tidak lagi meragukan atau mempertanyakan zakat. Maksud saya, zakat yang dibayarkan ke amil. Kalau zakat yang dibayarkan secara langsung oleh pribadi, misalnya, ke pengemis atau ke kerabat, sudah banyak dari dulu. Zakat yang lewat amil zakat itu yang paling penting. Kalau zakat tidak disalurkan lewat amil, manfaatnya kurang, Tadi dikatakan, baru sekitar 20 % umat menjadikan zakat sebagai gaya hidup. Langkah-

langkah apa yang dilakukan untuk meningkatkannya? Untuk meningkatkannya, ka­ mi punya lima langkah za­ kat nasional. Pertama, kami terus menerus melakukan so­ sialisasi dan edukasi. Inpres tentang Zakat adalah salah satu bentuk sosialisasi. Itu semua merupakan bagian dari upaya kami menyadarkan masyarakat bahwa zakat itu masalah kita semua, bukan masalah individu. Kedua, memperkuat institusi amil zakat. Sistem teknologi Informasi atau IT-nya semakin lancar dan baik. Sumber Daya Manusia (SDM)-nya harus se­ makin berkualitas. Kalau se­ karang sudah banyak yang berzakat, itu harus diimbangi dengan kesiapan amilnya lebih baik. Yang ketiga, melakukan program pemberdayaan. Memanfaatkan dana zakat itu harus terasa oleh masyarakat. Bahkan ke depan, saya akan mengubah paradigma. Yaitu, bahwa ke­ berhasilan lembaga pengelola zakat itu bukan ditentukan oleh jumlah pengumpulan dana zakatnya, tetapi oleh sejauh mana masyarakat mendapat manfaat dari dana zakat; ditentukan oleh sejauh mana mustahik menjadi muzaki atau berapa banyak yang menerima zakat menjadi pemberi zakat. Kalau yang diramaikan cuma penghimpunan dana zakatnya, ini seperti berlomba-lomba mencari yang terbanyak. Seolah-olah kita ini lembaga profit oriented, padahal kita ini lembaga pelayanan. Yang keempat, memperkuat re­­gulasi atau aturan-aturan. Se­­karang aturan-aturannya sudah ada tinggal memperkuat

Kalau zakat sudah menjadi gaya hidup, hasilnya luar biasa. Masyarakat akan sejahtera. Masyarakat akan punya etos kerja, karena zakat itu etos kerja.

dengan peraturan-peraturan pen­­dukungnya, misalnya da­ ri Kementerian Agama (Ke­ me­ nag) atau BAZNAS. Kelima, memperkuat sinergi antar­ sesama komponen pengelola zakat. Sinergi ini harus disadari sebagai kebutuhan bersama Kalau zakat sudah menjadi gaya hidup, apa yang bisa kita capai? Kalau zakat sudah menjadi gaya hidup, hasilnya luar biasa. Masyarakat akan sejahtera. Masyarakat akan punya etos kerja, karena zakat itu etos kerja. Tidak mungkin orang bisa berzakat, kalau tidak bekerja atau berusaha. Orang yang malas tidak mungkin bisa berzakat. Menggerakkan roda zakat berarti menggerakkan etos kerja atau etika kerja, sehingga bisa menghilangkan korupsi, pengkhianatan dan sebagainya. Juga bisa membangun kasih sayang. Akhirnya, akan tercipta, masyarakat yang semakin beradab dan semakin berkah. Jadi, implikasi dari zakat sebagai gaya hidup, antara lain, nanti tidak ada lagi orang miskin kecuali terlayani, tidak akan ada lagi orang sakit kecuali dia akan terobati dengan baik, dan masyarakat akan lebih baik kehidupannya.

Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H | 15

Persiapan Rakernas BAZNAS se-Indonesia

bersama Presiden RI M enjelang Ramadhan berakhir, tepatnya Rabu 23 Juli 2014, BAZNAS kembali menjemput zakat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Negara. Dalam kesempatan itu, BAZNAS menyampaikan apresiasinya kepada Presiden, sebab selama dua periode menjabat, Pak SBY telah berkontribusi banyak dalam dunia perzakatan nasional. Pada November 2011, Undang-Undang No.23/2011 tentang Pengelolaan Zakat beliau tandatangani, dan dua tahun kemudian, Peraturan Pemerintah terkait UU itu terbit. Zakat merupakan ibadah muamalah ijtimaiyah, yang berhubungan dengan orang lain sehingga butuh instrumen yang mengaturnya. Aturan tersebut haruslah berasal dari negara, seperti yang telah dibuktikan oleh masa Kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz. Perhatian Presiden terhadap zakat beliau wu­ judkan dengan berkunjung ke Kantor BAZNAS di Jl. Kebon Sirih No.57 Jakarta pada 27 Ramadhan 1434 H atau 5 Agustus 2013. Ketika itu, beliau berkomunikasi langsung dengan beberapa pimpinan BAZNAS Daerah untuk mengetahui langsung kondisi pengelolaan zakat di tanah air hingga di tingkat terkecil. Dari acara tersebut, lahirlah gagasan untuk menerbitkan aturan turunan yang kini telah terbit, yaitu Inpres No. 3/2014 tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat. Presiden menginginkan, penghimpunan zakat di tanah air yang hanya berkisar pada angka Rp2 triliun hingga Rp3 triliun dapat lebih optimal hingga Rp10 triliun tiap tahunnya. Hal ini beliau sampaikan karena melihat manfaat yang dirasakan dari penyaluran zakat BAZNAS, baik di tingkat daerah maupun nasional sangat signifikan. Kembali pada acara Jemput Zakat Presiden di Istana Negara, Presiden SBY kembali memberikan

Hermin R. Rachim Kepala Divisi Penghimpunan dan Komunikasi Lembaga BAZNAS

kabar gembira bagi pengelolaan zakat. Beliau merespon Ketua Umum BAZNAS Prof. Dr. Didin Hafidhuddin yang menyampaikan rencana kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2014. Tanpa diduga, Presiden SBY SURAT menyambut antusias dan langsung meminta Kebon SIRIH Menteri Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi untuk segera menjadwalkan pada awal September. Rakernas akan dibuka langsung oleh Presiden SBY. Sekali lagi, Presiden telah mendengungkan kewajiban berzakat, memberikan teladan pada umat Islam agar berzakat melalui amil resmi. Di ujung pengabdiannya beliau masih ingin berkontribusi dalam dunia pengelolaan zakat nasional. Hal ini tentu saja kami sambut dengan antusias pula, kembali menggelorakan semangat untuk memakmurkan dan meningkatkan derajat umat Islam di Indonesia dengan menggunakan dana zakat. Kami segera membentuk panitia kecil dari Bagian Komunikasi Lembaga. Lalu, menyusun kepanitiaan besar. Agenda Rakernas kali ini bukan untuk melakukan evaluasi dan menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2015, namun merupakan forum sosialisasi Inspres Zakat yang diharapkan efektif pelaksanaannya mulai Agustus 2014. Sebanyak 300 orang peserta dari BAZNAS Provinsi dan BAZNAS Kabupaten/Kota hadir untuk mempersiapkan pelaksanaan Inpres di daerah masing-masing. Acara pembukaannya di Istana Negara dan kemudian dilanjutkan di sebuah hotel di Jakarta. Dengan persiapan yang dilakukan, kami berharap acara Rakernas dapat berjalan dengan lancar, implementasi Inpres sukses terlaksana sehingga BAZNAS akan makin bermanfaat untuk umat. Kami juga berharap, Presiden Terpilih periode 2014 – 2019 akan mendukung perkembanagan BAZNAS dan zakat.

16 | Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H

Kaidah Zakat

Zakat Peternakan & Industri Peternakan Salah satu harta objek zakat (al-amwal az-zakawiyyah) adalah peternakan. Dalam sebuah hadits riwayat Imam Bukhari dari Abu Dzar ra, Rasulullah Saw. menyatakan : “Dan demi diriku yang berada pada kekuasaan-Nya, atau demi Zat yang tiada Tuhan selain-Nya, atau sebagaimana ia bersumpah. Tidaklah seseorang memiliki unta, sapi atau domba, lalu tidak menunaikan haknya (zakatnya) kecuali binatang itu akan datang pada hari kiamat kepadanya dalam keadaan lebih besar dan lebih gemuk daripada biasanya. Hewan-hewan itu akan menginjak-injak dengan kakinya atau menanduknya dengan tanduknya. Apabila selesai pada barisan yang pertama, sehingga ditetapkan hukuman di antara sesama manusia lainnya”.

H

adits di atas, dan beberapa hadits lainnya, menjadi dasar bahwa hewan ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya ada tiga jenis, yaitu unta, sapi, dan domba/kambing. Sedangkan persyaratan lain yang harus dipenuhi agar hewan-hewan ternak tersebut wajib dikeluarkan zakatnya, antara lain adalah :

pertama, mencapai nishab. Nishab zakat untuk hewan-hewan tersebut adalah lima ekor untuk unta, 30 ekor untuk sapi, dan 40 ekor untuk domba/kambing. Hal ini didasarkan pada hadits lain yang diriwayatkan Imam Bukhari (hadits no 1454) dan telah dipraktikkan oleh para khulafaur rasyidin. Ini adalah jumlah minimal yang harus dimiliki oleh

seorang peternak sebagai syarat kewajiban zakatnya. Kedua, mencapai haul, yang berarti kepemilikan atas hewanhewan tersebut harus melewati waktu satu tahun penuh. Ketiga, digembalakan di tempat umum dan tidak diberikan makan di kandangnya kecuali dengan frekuensi yang sangat jarang.

Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H | 17

Pada setiap unta yang digembalakan pada empat puluh ekor harus dikeluarkan zakat seekor betina unta yang disebut dengan ibnatu labun Hal ini didasarkan pada hadits riwayat Ahmad, Nasa’i, dan Abu Dawud dari Baz bin Hakim dari bapaknya, dari kakeknya, ia berkata, “Aku telah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Pada setiap unta yang digembalakan pada empat puluh ekor harus dikeluarkan zakat seekor betina unta yang disebut dengan ibnatu labun”. Keempat, tidak digunakan untuk keperluan pribadi pe­ miliknya (peternak) dan tidak pula dipekerjakan. Hal ini didasarkan pada beberapa hadits Rasulullah, antara lain sabda Nabi Saw.: Tidaklah pada sapi-sapi yang dipekerjakan itu ada zakatnya. (HR Abu Daud). Dalam hadits yang lain, Rasulullah Saw. menyatakan: ..... tidaklah pada hewan-hewan yang dipekerjakan itu ada kewajiban zakat. (HR Abu Daud). Dari ketentuan-ketentuan di atas, jika dielaborasi lebih dalam, timbul tiga isu utama apabila dikaitkan dengan konteks industri peternakan hari ini. Pertama, ketentuan zakat peternakan ini hanya dibatasi pada hewan-hewan tertentu, maka bagaimana dengan hewan-hewan ternak lainnya seperti ayam dan bebek, yang apabila diusahakan pada skala tertentu, juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi? Kedua, dalam konteks hari ini, sangat sulit untuk menemukan hewan ternak yang digembalakan terutama di Indonesia, kecuali di

beberapa wilayah saja. Ratarata sapi dan kambing/domba ini dikandangkan. Dengan demikian, jika hewan-hewan tersebut tidak digembalakan, tidak memenuhi syarat sebagai hewan ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya. Pertanyaannya, adilkah jika seorang peternak atau sebuah perusahaan peternakan me­ mi­ liki 500 ekor sapi yang dikandangkan dan mereka tidak wajib mengeluarkan zakat hanya karena tidak memenuhi syarat digembalakan? Ketiga, apabila jumlah he­ wan tersebut kurang dari batas nishab, namun kemudian diper­ jualbelikan, bagaimana hukum zakatnya? Misalnya, seorang peternak memiliki 25 ekor kambing yang harga satuannya Rp2,5 juta. Bila ia dapat menjual semua kambingnya, ia akan men­dapat penghasilan sebesar Rp62,5 juta. Jika diasumsikan biaya yang diperlukan adalah se­ b esar Rp15 juta, keuntung­ an bersihnya mencapai angka Rp47,5 juta. Pertanyaannya, a­pa­kah ia wajib mengeluarkan zakat? Untuk menjawab ketiga permasalahan tersebut, maka tentu kita memerlukan pendekatan yang lain selain pendekatan zakat peternakan. Dalam konteks ini, para ulama kontemporer telah berijtihad bahwa ketentuan yang digunakan adalah za­ kat perdagangan. Hal ini di­ karenakan oleh berubahnya

Irfan Syauqi Beik Staf Ahli BAZNAS

status hewan ternak tersebut menjadi barang yang diper­ dagangkan sehingga memenuhi unsur urudh tijaaroh. Maka, ketentuan yang tepat untuk digunakan adalah ketentuan zakat perdagangan. Oleh karena itu, bagi hewanhewan ternak lain seperti ayam dan bebek, maupun bagi sapi, kambing/domba, dan unta yang dikandangkan, seperti industri sapi perah, maka perhitungan zakatnya adalah dengan menggunakan metode perhitungan zakat perdagangan, yaitu ada haul, nishab-nya senilai 85 gram emas, kadarnya 2,5%, dan biaya-biaya langsung yang muncul dapat diperhitungkan sebagai pengurang harta yang terkena kewajiban zakat. Dengan demikian, pada contoh yang ketiga, meskipun jumlah kambingnya hanya 25 ekor, sang peternak tersebut wajib mengeluarkan zakatnya sebesar Rp1.187.500 (dihitung dari 2,5% x Rp 47,5 juta), karena keuntungan bersih peternak tersebut telah melewati batas nishab, dengan asumsi harga emas mencapai angka Rp500 ribu per gram, sehingga batas nishab-nya adalah sebesar Rp42,5 juta. Inilah ketentuan yang insya Allah lebih adil dan tepat. Wallahu a’lam.

Kaidah Zakat

18 | Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H

Program BAZNAS

Genderang Ramadhan

Menyalurkan Zakat dengan cara yang Bermartabat

Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H | 19

B

adan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) kembali me­ nyelenggarakan berbagai kegiatan istimewa penyaluran zakat pada bulan Ramadhan. Dana zakat, infak dan sedekah dari para muzaki dan munfik yang disalurkan melalui BAZNAS, dinikmati para mus­tahik dengan suka cita. Genderang semangat Ra­ madhan dimulai dengan Festival Rampak Beduk di Jl. Imam Bonjol Jakarta, memanfaatkan momentum Car Free Day. Sebanyak 100 pemain beduk memberikan penampilan terbaik mereka. Kegiatan berlanjut pada pekan ketiga Ramadhan, di mana empat acara besar berlangsung dalam waktu yang hampir bersamaan. Buka Puasa 14 ribu anak yatim diselenggarakan pa­ da 12 dan 15 Juli 2014 di 14 kota, yaitu Padang, Palembang, Pangkal Pinang, Serang, Jakar­ta, Bandung, Yogyakarta, Se­marang, Surabaya, Denpasar, Mataram, Makassar, Balikpapan dan Berau. Acara ini merupakan tahun kelima BAZNAS, bekerja sama de­ ngan BAZNAS provinsi, kabupaten/kota dan Metro TV. Ber­bagai pihak juga mendukung kegiatan ini: Wardah, BNI Syariah, PT Nayaka dan BRI Syariah. Hadir dalam acara tersebut berbagai tokoh masya­ rakat dan pejabat daerah, seperti Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yassin Limpo dan Plt Gubernur Banten, Rano Karno. Acara ini juga disiarkan lagsung di stasiun televisi Metro TV melalui Program Oase pukul 15.00-16.00 Wib. Selain itu acara ini juga disiarkan melalui pro­gram berita Metro TV, seperti Metro Hari Ini, Metro Kini, Program 8/11, Metro Siang, Headline News,

dan Metro Malam. Anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu dan telah kehilangan tulang pung­ gung keluarganya ini, selain menikmati hida­ngan buka puasa, juga menyerap ilmu dari tausyiah para ulama. Selain itu, mereka juga berkesempatan menikmati hiburan dan membawa pulang paket bantuan alat tulis serta makanan dan uang santunan. Di Surabaya, anak-anak diajak melepas balon yang ber­ isi harapan mereka di masa depan. Sementara di Yogyakarta, anak-anak diajak berkeliling ke laboratorium Fakultas Teknologi Pertanian UGM agar tumbuh motivasi untuk sekolah setinggitingginya. BAZNAS menye­leng­g­a­ ra­­ kan acara ini dengan mak­ sud untuk memberikan banyak manfaat kepada para muzaki dan mustahik. Se­ lain untuk membahagiakan dan memotivasi anak yatim dan dhuafa, BAZNAS juga memberikan kesempatan kepada para tokoh dan donatur untuk berbagi secara langsung kepada peserta. Dengan de­ mikian, se­ makin banyak pihak yang dapat terbantu, baik dalam sisi pemenuhan kebutuhan hidup, pendidikan akademik dan ka­ rakter, jaminan kesehatan, maupun akhlak yang baik. Berikutnya, BAZNAS me­­nggandeng RCTI untuk menyelenggarakan buka puasa bersama 5.000 anak yatim di dua tempat. Yaitu di Bekasi, Jawa Barat pada 17 Juli 2014 dan di Masjid Raudhatul Jannah RCTI 18 Juli 2014. Anak-anak dari berbagai wilayah dan yayasan di Jabodetabek ini antusias mengikuti berbagai suguhan hiburan selama acara

berlangsung. Kegiatan spesial lainnya ialah, Orphanship, Pesantren Kilat di atas Kapal milik TNI, KRI Tanjung Nusanive 973 yang berlangsung 17-19 Juli 2014. Kapal tersebut membawa sekitar tiga ratus peserta yang berlayar dari Pelabuhan Tanjung Priok menuju Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu selama tiga hari (17-19 Juli). Ini merupakan kali ketiga Orphanship diselenggarakan oleh BAZNAS dalam memeriahkan bulan Ramadhan. Pada Or­phan­ ship tahun ini, BAZNAS juga mengajak anak-anak dari para muzaki untuk ikut serta, selain anak yatim dan dhuafa. Para peserta disuguhi pen­ didikan agama Islam, ke­ warganegaraan dan lingkungan, terutama alam bahari Indonesia. Selain itu, kegiatan juga diselingi dengan permainan interaktif yang menambah semangat para peserta. Awak kapal perang TNI Tanjung Nusanive juga mengajak para peserta berkeliling menengok bagian-bagian kapal. Para peserta sangat antusias mendengarkan penjelasan dari salah satu awak kapal. Yang menarik dari Or­ phan­ship tahun ini, para peserta mendapat pelatihan jurnalistik kepada para peserta. Tak hanya teori, tetapi para peserta juga diajak mempraktikkan materimateri pe­ latihan yang mereka dapatkan. Kreativitas para peserta pun diuji. Mereka berlomba-lomba menulis artikel untuk kemudian dicetak pada template koran yang telah disediakan, seolah-olah tulisan mereka dimuat di koran. Hadiah bagi peserta dengan tulisan terbaik pun tak luput disediakan BAZNAS.

Program BAZNAS

20 | Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H

TNI Siap Implementasikan Instruksi Presiden No.3/2014

Program BAZNAS

BAZNAS kembali melakukan sosialisasi terkait Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2014 tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat di Markas Besar Tentara Nasional Indonesia, Jakarta Timur, awal Ramadhan lalu. Sosialisasi yang dipimpin oleh Kepala Staf Umum TNI, Laksamana Muda TNI Ade Supandi ini membahas tentang pengumpulan zakat di kalangan TNI. Total prajurit TNI Muslim di seluruh Indonesia kurang lebih 350.000 orang, sehingga potensi zakat yang terkumpul mencapai Rp6 miliar.

Selain pengumpulan zakat, diharapkan BAZNAS dan TNI juga bekerja sama perihal penyaluran. Ade Supandi mengatakan bahwa TNI siap melaksanakan Instruksi Presiden No.3 Tahun 2014 secara

bertahap karena ada sebagian prajurit TNI yang masih belum memenuhi nishab. Untuk menindaklanjuti hal tersebut, akan dibuat surat edaran dan sosialisasi lanjutan di masingmasing markas besar TNI.

Kaderisasi Seribu Ulama, Lahirkan Calon Pemimpin Berkualitas

Sebanyak 124 orang dinyatakan lulus dalam seleksi tahap pertama Program Beasiswa Kaderisasi Seribu Ulama (KSU). Seleksi tahap pertama ini diikuti oleh sekitar 143 orang dari 223 berkas yang masuk yang berasal dari berbagai Ormas dan lembaga Islam. Seleksi tahap kedua menjaring 80 peserta yang terdiri dari 50 orang program master dan 30 orang program doktor. Beasiswa Kaderisasi Seribu Ulama merupakan program kerja sama antara Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dengan Dewan

Da’wah Islamiyah Indonesia sebagai suatu program yang bertujuan untuk menyiapkan kader ulama yang memiliki potensi, di antaranya menguasai ulumuddin dengan baik dan benar (faqih fid dien), menguasai bahasa Arab atau Inggris, mampu menjawab tantangan pemikiran kontemporer dengan tepat, memiliki ruhul da’wah dan ruhul jihad yang tinggi serta menjadi teladan bagi masyarakat, memiliki kemampuan leadership, mampu berkomunikasi secara lisan maupun tulisan dengan baik, berakhlak terpuji dan berkarya. Program KSU sudah berlangsung sejak tahun 2008 hingga tahun 2012, realisasi pelaksanaan program masih terbatas pada kelompok degree, yakni pemberian beasiswa berbasis pembinaan untuk S2 dan S3. Pelaksanaannya dimulai dari UIKA dan UMS, kemudian diperluas cakupan kampusnya ke UI, UM, IIQ, dan UIA. Baru pada 2013 kelompok non degree dimulai, dalam hal ini dengan model Mulazamah Hafizh Quran yang kita tempatkan di asrama STID Moh. Natsir.

DOWNLOAD MAJALAH ZAKAT www.baznas.or.id Tersedia juga di iPad, iPhone & Android via

Program BAZNAS

22 | Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H

Rp 3,2 Miliar Zakat Perusahaan BRI Syariah

zakat melalui BAZNAS ini sudah sesuai sasaran. Badan ini ialah amil resmi yang dibentuk negara, sehingga kami sangat mendukung,” katanya usai seremoni penyerahan zakat perusahaan BRI Syariah di Jakarta, akhir Ramadhan lalu. Menurut dia, BRI Syariah sering menggandeng BAZNAS dalam berbagai ke­ giatan sosial yang dilakukan. Dengan de­

mikan BRI sering berpartisipasi se­­bagai sponsor kegiatan BAZNAS. “Kami dukung kegiatan untuk kepentiangan dhuafa, kami selalu ikut serta dalam kegiatan tersebut, baik di bidang pendidikan, kesehatan, maupun upaya peningkatan ekonomi masyarakat miskin,” katanya. Selain zakat perusahaan, para pegawai BRI Syariah juga menyalurkan zakat penghasilan mereka melalui BAZNAS. Ini sudah berlangsung selama beberapa tahun. Dia mengajak perusahaanper­ usahaan lain untuk me­ nyalur­kan zakatnya melalui amil resmi. Hal tersebut dilakukan agar tujuan penyaluran za­ kat untuk mengentaskan kemiskin­ an, dapat lebih mudah tercapai sebab zakat disalurkan sesuai asnaf. “Jangan menyalurkan zakat secara langsung, karena kita semua tahu banyak risiko yang mesti ditanggung,” katanya. 

Buruh bangunan yang tinggal di Kampung Melati RT 003 RW 030 Kelurahan Mekar Jaya Kecamatan Sukmajaya ini berangkat bersama isterinya, Suminem dan anak semata wayangnya, Dewi Astiwi. Dia lalu menceritakan bagaimana

kinerja sang sopir selama mengantarkan ia dan puluhan peserta mudik di dalam bus itu. “Pak sopir ini bawanya halus banget, kalau ada lubang jalannya pelan, dan gak pernah mengerem mendadak jadi badan gak sakit,” katanya.

Dukung Kepentingan Dhuafa

Program BAZNAS

T

ahun ini BRI Syariah kembali menunaikan ke­ wajiban zakat perusahaan melalui BAZNAS sebesar Rp3,2 miliar. Direktur BRI Syariah, Ha­di Santosa me­nga­­ta­kan, per­ usa­haan yang dipimpinnya me­ mer­ca­yakan penyaluran zakat melalui BAZNAS karena me­ nilai pengelolaannya yang pro­ fesional. “Kami lihat penyaluran

Mudik Nyaman bersama BAZNAS & RCTI “Alhamdulillah dalam perjalanan mudik kali ini, isteri dan anak saya gak mabok, padahal biasanya setiap menempuh perjalanan jauh mereka mabok. Ini karena fasilitas di busnya enak dan sopir busnya yang menyetir profesional,” kata Mursalim, salah satu peserta mudik mustahik bersama BAZNAS dan RCTI tujuan Jember, Jawa Timur.

Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H | 23

Usai berangkat dari Masjid Istiqlal pada Selasa (22/7) pukul 10.00 WIB, dia dan rombongan busnya tiba di Jember Rabu (23/7) pukul 12.00 WIB. Perjalanan ini lebih lama dari biasanya karena ada peralihan lalu lintas di area Jembatan Comal yang putus. Namun menurut Mursalim, hal itu tidak menjadi kendala berarti. Selain memperoleh fasilitas perjalanan yang nyaman, dia dan keluarganya juga bisa pulang kampung bertemu dengan keluarga besar, tanpa mengeluarkan biaya. Tiket bus ke Jember yang biasanya dibandrol seharga Rp300.000, pada saat menjelang lebaran naik dua kali lipat menjadi Rp605.000 untuk satu penumpang. “Alhamdulillah sekali saya sangat terbantu dengan adanya

program mudik ini. Terimakasih kepada BAZNAS dan pihakpihak yang membantu kami pulang kampung. Semoga makin banyak mustahik yang terbantu seperti saya dan keluarga,”katanya. Program Mudik Bersama BAZNAS dan RCTI khusus mustahik dan dhuafa ini diikuti oleh 1001 peserta dengan menggunakan 24 unit bus. Busbus ini menuju 24 kota, mulai dari Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta hingga di ujung Provinsi Jawa Timur. BAZNAS ingin berbagi kebahagiaan kepada para mustahik melalui dana zakat yang ditunaikan oleh para muzaki. Mengingat dana zakat yang harus disalurkan dengan tepat kepada mereka yang berhak menerima, maka

diselenggarakan seleksi ketat terhadap para calon peserta mudik ini agar benar-benar diterima oleh mereka yang berhak menerima. Peserta mudik selain menikmati fasilitas bus kelas eksekutif untuk mengantar pulang ke kampung halaman tanpa biaya, peserta juga menerima bekal perjalanan, santunan dan bingkisan Lebaran. ”Kegembiraan dan kebahagiaan Ramadhan harus dapat dirasakan oleh seluruh umat Islam, baik kaya maupun miskin. Nikmat kemenangan di hari raya nanti juga akan makin bermakna jika saudara-saudara kita yang kurang mampu dapat turut merayakannya,” kata Ketua Umum BAZNAS, Prof. Dr. Didin Hafidhuddin, MSc.

Nasional Re Tunaikan Zakat Perusahaan Rp447 juta PT Reasuransi Nasional Indo­ nesia (Nasional Re) me­ nunai­ kan zakat senilai Rp447.438.374 melalui BAZNAS. Zakat dari perusahaan yang pada tahun 2006 memperoleh penghargaan sebagai per­usa­haan reasuransi terbaik versi Majalah Investor tersebut diserah­­kan langsung oleh Direktur Utama PT Reasuransi Indonesia, Syafi’ie Zein kepada Ketua Umum BAZNAS, Prof. Dr. Didin Hafidhuddin bersamaan dengan acara Buka Puasa Bersama di Gedung Sampoerna Strategic beberapa waktu lalu. Didin Hafidhuddin menga­

ta­ kan pada dasarnya zakat yang ditunaikan oleh per­ usahaan merupakan ke­ wajib­ an. Namun, kewajiban tersebut hen­ daknya tidak dipandang sebagai beban, karena pada hakekatnya zakat tidak me­ ng­ urangi harta perusahaan, tetapi justru membersihkan dan me­ ringankan setiap langkah yang akan ditempuh untuk maju. Menurut Didin, dalam se­ tiap kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan terdapat hak orang lain. Zakat merupakan me­ kanisme untuk memberikan hak orang lain yang terdapat pada harta perusahaan atau individu.

Acara ini juga dihadiri oleh Dewan Direksi, Komisaris serta mitra-mitra asuransi dan relasi perusahaan tersebut. Dalam acara ini juga diberikan santunan kepada 10 orang anak yatim secara simbolis kepada Yayasan Nurul Quran Jakarta.

Program BAZNAS

24 | Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H

Seminar Internasional

Bahas Prinsip Pengeloaan Zakat Terbaik Dunia

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) dan Islamic Research and Training InstituteIslamic Development Bank (IRTI-IDB) menyelenggarakan Seminar Internasional Sektor Keuangan Islam Inklusif di Kantor Pusat BI, Jakarta, 28 Agustus 2014.

Program BAZNAS

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) dan Islamic Research and Training InstituteIslamic Development Bank (IRTI-IDB) menyelenggarakan Seminar Internasional Sektor Keuangan Islam Inklusif di Kantor Pusat BI, Jakarta, 28 Agustus 2014.

S

eminar ini diikuti oleh para praktisi dan pakar perzakatan, baik dari Indonesia maupun negara–negara asing, seperti Malaysia, Afrika Selatan, Sudan, Pakistan dan Singapura. Dengan hadirnya berbagai pakar itu, termasuk pada acara pembentukan kelompok kerja ( International Working Group on Zakat Core Principles), 29 Agustus 2014, Deputi Gubernur BI Dr. Halim Alamsyah berharap akan lahir prinsip-prinsip pengelolaan zakat terbaik di dunia. “Sekarang ini di dunia, sudah ada prinsip-

prinsip umum pengelolaan perbankan yang sehat. Mengapa tidak kita tiru strategi itu untuk mendorong pengelolaan zakat yang terbaik di dunia?,”tegasnya usai membuka acara tersebut. Selain itu, katanya lebih lanjut, sekarang juga telah ada sistem IFSAP (Islamic Financial Sector Assesment Program) yang menilai sehat tidaknya sistem syariah di suatu negara. “Salah satu penilaian IFSAP adalah apakah pengelolaan zakatnya baik atau tidak? Kalau pengelolaan zakatnya baik, sta­ bilitas keuangan syariah akan terdorong lebih baik,” jelasnya.

Ketua Umum BAZNAS Prof. Dr. K.H. Didin Hafidhuddin dalam sambutannya menyatakan bahwa keberadaan zakat core principles akan menjadi sumber referensi dalam memperbandingkan kinerja pengelolaan zakat antarnegara, sekaligus sebagai sarana belajar yang efektif antarnegara. “Setiap negara akan bisa lang­ sung mendeteksi sisi mana saja yang perlu untuk segera diperbaiki bila kualitas pengelolaan zakatnya akan ditingkatkan. Misalnya, disepakati bahwa salah satu butir prinsip inti zakat itu adalah perlunya memiliki aturan per­ undang-undangan terkait zakat sebagai dasar hukum penge­ lolaan zakat, maka negara yang belum memiliki UU tentang zakat diharapkan dapat segera mem­ bahas dan memberlakukan UU tersebut,” katanya.

-

Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H | 25

Berdayakan Masyarakat lewat Budidaya Lele Bioflock

Potensi masyarakat dipadu de­­ngan perkembangan il­ mu pengetahuan menjadi dua elemen penting dalam Pro­ gram Rumah Makmur BAZNAS, sebuah program pemberdayaan ekonomi ber­ basis dana zakat. Salah satunya be­ rupa budidaya lele dengan

meng­gunakan teknologi bioflock yang dilakukan oleh Ya­ yasan As Sunah di Desa Kaceot, Kecamatan Tunggakjati, Ka­ bupaten Karawang, Jawa Barat. Program ini terlaksana berkat kerja sama BAZNAS de­ ngan PT Artajasa Pembayaran Elektronis (ARTAJASA). Pa­

ra karyawan perusahaan ter­ kemuka di Indonesia yang bergerak di bidang jasa layanan transaksi elektronis tersebut memilih mustahik di Desa Kaceot sebagai penerima zakat yang mereka tunaikan melalui BAZNAS. Melalui program ini, Artajasa juga turut ingin me­ wujudkan Gerakan Sejuta Berdaya bersama BAZNAS. Program budidaya lele dengan teknologi bioflock di­ luncurkan pada Sabtu (30/8), dihadiri oleh Manajer Finance se­ kaligus Ketua Kerohanian Islam (Rohis) Artajasa, Irwan Subik, beserta beberapa kar­ yawan Artajasa dan tim program pemberdayaan BAZNAS. Peluncuran kegiatan ditan­ dai dengan penebaran benih, simulasi pemberian pakan dan simulasi panen lele. Sebelumnya, BAZNAS dan Ar­­tajasa telah bekerja sama da­­ lam program penyaluran za­kat di bidang pendidikan dan ke­ sehatan di beberapa lokasi lain, termasuk di Desa Kaceot ini.

Siswa-Siswi TK Bantu Anak-anak Gaza

B

ukan hanya orang dewasa yang turut merasakan duka anak-anak di Jalur Gaza, Palestina yang menjadi korban serangan Zionis Israel. Anak-anak dari Taman Kanakkanak Nurul Ihsan Radar Auri Cimanggis, Depok, Jawa Barat juga ingin ikut menghapus lara mereka. Sepanjang Ramadhan 1435 H lalu mereka menyisihkan uang saku hingga terkumpul Rp4,4 juta. Salah satu orang tua siswa, Ibu Anti mengatakan kegiatan ini sangat mendidik anaknya dan para siswa di

sekolah tersebut untuk gemar berinfak dan berbagi. Seluruh dana infak para siswa akan

disalurkan kepada anak-anak di Jalur Gaza melalui BAZNAS.

Program BAZNAS

26 | Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H

Program BAZNAS

kerja sama Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (Jakim) dengan Majlis Agama Islam Wilayah Persekutuan (MAIWP) yang dibuka langsung oleh Menteri Agama Malaysia, Datuk Sri Jamil Khair Baharom. Perhelatan yang berlangsung dua hari ini sangat menarik. Setiap negara menyampaikan gagasan dan pengalaman pengentasan kemiskinan di negaranya masing-masing, Selain itu, juga melihat secara langsung berbagai kegiatan pengentasan kemiskinan melalui kesehatan, pendidikan, keterampilan dan kegiatan ekonomi yang sudah dilakukan oleh Majlis Agama Islam Wilayah Persekutuan (MAIWP). Adanya kemampuan MAIWP dalam melaksanakan ber­ ba­

MABIMS dan Program Pengentasan Kemiskinan Menteri-menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) adalah sebuah forum non-formal di bawah Menterimenteri Agama yang bertugas melakukan kajian-kajian rutin secara berkala (biasanya dua tahun sekali) tentang berbagai aspek sosial kemasyarakatan, seperti pendidikan, dakwah, idaratul masjid dan pemberdayaan ekonomi umat melalui zakat, infak, sedekah dan wakaf. Pada tanggal 11 – 14 Agustus 2014 yang bertepatan dengan tanggal 15-18 Syawal 1435 H, MABIMS menyelenggarakan Bengkel Teknikal Amalan Terbaik Pembasmian Kemiskinan Negara Anggota MABIMS di Kuala Lumpur. Kegiatan ini merupakan

gai  program  pembanguan sosial eko­­ nomi ini, seperti dituturkan oleh Datuk Haji Zainal Abidin bin Jaffar, Ketua Pegawai Eksekutif MAIWP, adalah karena besarnya kekuatan  dana zakat  yang dimiliki dan yang diberikan oleh para  pembayar zakat  di wilayah persekutuan. Pada 2013, dana zakat yang dihimpun sebesar RM 519.77 atau sekitar Rp 1,6 triliiun. Mereka memiliki rumah sakit dan hotel yang cukup besar dan representatif, memiliki lembaga pendidikan Institut Profesional Baiitul Maal dan Institut Kemahiran Baitul Maal dan juga Daarul, Kifayah tempat penampungan dan pendidikan anak anak yatim dan miskin. Di Indonesia sendiri, pengentasan kemiskinan seperti

yang dikemukakan oleh Ketua Umum BAZNAS sekaligus ketua delegasi Indonesia, Prof. Dr. Didin Hafidhuddin, pada dasar­ nya merupakan tugas utama pemerintah dan negara. Seperti tersurat dalam Pasal 34 UndangUndang Dasar (UUD) 45 bahwa fakir miskin dan anak anak terlantar dipelihara negara. Indonesia pun sudah memiliki UU No 13/2011 tentang Penanganan Fakir Miskin. Terkait dengan masalah ini Pemerintah menetapkan tiga jalur strategi pembangunan, yaitu pro-pertumbuhan (pro growth), pro-lapangan kerja (pro job) dan pro-masyarakat miskin (pro poor). Meskipun demikian, jumlah orang miskin di Indonesia masih tetap banyak, yaitu 28,55 -juta jiwa atau. 11, 47 % dari jumlah penduduk (BPS 2014). Badan Amil Zakat Na­ sio­nal (BAZNAS) se­ba­ gai  institusi zakat  resmi yang di­ miliki,pemerintah dan masyarakat yang bertugas menghimpun dan mendayagunakan zakat telah melakukan berbagai kegiatan,, baik yang bersifat konsumtif, maupun yang bersifat produktif, seperti  Zakat Community De­ velopment  (ZCD), yaitu pem­ bangunan masyarakat melalui pendekatan kelompok dengan empat instrument utama. Yaitu, pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan ketakwaan. Demikian pula dengan program lainnya, di bidang kesehatan, dan pendidikan.. Pada akhir pertemuan disusun resolusi bersama (yang merupakan usulan ketua delegasi Indonesia), yaitu adanya proyek bersama yang ditangani keempat negara. Alhamdulillah, program ZCD terpilih sebagai program yang diusulkan untuk dikerjasamakan.

Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H | 27

Air Bersih Kini Mudah Dijangkau Warga Desa Tanggung, Lumajang

Warga Desa Tanggung, Kec. Padang, Kab. Lumajang kini bisa bernapas lega. “Kami berterima kasih dan sangat bersyukur, sekarang untuk mengambil air tidak perlu lagi mengambil dari danau yang jauh. Sudah tersedia dekat rumah,”ujar Suloyo salah satu warga dalam

acara tasyakuran selesainya pembangunan sarana air bersih di Desa Tanggung, Kamis (21/08). Hadir dalam acara itu, Head of Syariah PT AIA Financial, Nina Mudrikah, Kepala Divisi Penghimpunan dan Komunikasi Lembaga BAZNAS, Hermin R Rachim serta jajaran Pengurus

BAZNAS Prov. Jawa Timur dan BAZNAS Kab. Lumajang. Desa Tanggung merupakan salah satu desa di Kabupaten Lumajang yang selama ini kekurangan air bersih karena kondisi geografisnya berupa bukit dan tanah kering yang membuat warga kesulitan menggali sumber air. BAZNAS dan AIA Financial memberi bantuan pada warga berupa pipanisasi dan pembangunan menara air. Kepala Desa Tanggung, Tuwadi meminta agar warganya menjaga fasilitas itu. Sistem pemeliharaan dan biaya operasional akan menggunakan sistem infak yang besarnya tidak memberatkan warga. Manfaat program ini dirasakan juga oleh para siswa SMP 2 Padang.

PT Scomi Oiltools Berzakat 70 Ribu Dolar AS Perusahaan minyak asal Malaysia, PT Scomi Oiltools menyalurkan zakat perusahaan tahun 2013 melalui BAZNAS sebesar 70,843.20 Dolar AS Secara simbolis zakat diserahkan oleh Presiden Direktur PT Scomi Oiltools, Ahmad Nizamuddin kepada Kepala Divisi Penghimpunan dan Komunikasi Lembaga BAZNAS, Hermin R Rachim di Jakarta, Selasa (12/8). Ahmad Nizamuddin mengatakan, perusahaannya secara teratur terus membayarkan zakatnya. Bukan sekadar menunaikan kewajiban, namun zakat sudah menjadi kebutuhan yang membawa banyak manfaat.

“Pertama, dengan berbagi kita akan terus memperoleh lebih, termasuk di dalamnya keuntungan perusahaan. Kedua, dengan menunaikan zakat yang diambil dari keuntungan perusahaan, di mana keuntung­ an tersebut diperoleh dari kerja keras karyawan, maka hal ini akan meningkatkan rasa memiliki dan loyalitas karyawan terhadap perusahaan,” katanya di depan para karyawan. Perusahaan yang sudah ber­ operasi di Indonesia sejak tahun 2004 tersebut memperoleh keuntungan yang terus me­ning­ kat setiap tahunnya, meskipun mereka mengeluarkan zakat yang jumlahnya tidak kecil setiap tahun.

Pria asal Malaysia inipun mengimbau kepada perusahaanperusahaan di Indonesia yang belum menunaikan zakat, untuk segera menuntaskan kewajiban tersebut. Sebab manfaatnya bukan hanya untuk pihak lain yang menerima zakat, tetapi juga dirasakan langsung oleh perusahaan itu sendiri.

Program BAZNAS

Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H | 29

BAZNAS PROVINSI BANTEN Berikan Teladan bagi Warganya,

Rano Karno Tunaikan Zakat

Plt. Gubernur Banten, H. Rano Karno, menyerahkan zakat mal Tahun 1435 H sebesar Rp 50 juta melalui BAZNAS Provinsi Banten yang diterima langsung oleh Ketua BAZNAS Provinsi Banten, H. Suparman Usman, pada Kamis 24 Juli 2014. Hal ini merupakan uswah hasanah

(memberikan teladan baik) yang dilaksanakan oleh Plt. Gubernur Banten bagi seluruh jajaran pemerintah Provinsi Banten dan masyarakat Banten secara umum. Selain itu, politisi yang sebelumnya dikenal sebagai aktor sinetron “Si Doel Anak Sekolahan” itu juga

ingin melaksanakan sekaligus menyosialisasikan Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2014 tentang Optimalisasi Zakat. Zakat yang wajib ditunaikan bukan hanya Bulan Ramadhan saja, tetapi juga penghasilan tiap bulan setiap pegawai di jajaran pemerintah Provinsi Banten. Pada kesempatan Bulan Ramadhan lalu Plt. Guber­ nur Banten juga telah meng­ instruksikan kepada seluruh PNS di SKPD Provinsi Banten, Instansi Vertikal, Perguruan Tinggi dan Perusahaan seProvinsi Banten melalui Ins­ truksi Gubernur No. 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) BAZNAS Provinsi Banten dalam rangka mendorong dan memfasilitasi pegawai yang beragama Islam dalam melaksanakan kewajiban zakat.

Brigjend. Pol. Drs. M. Zulkarnain, MM, MH

Kapolda Banten Berzakat Kapolda Banten, Brigjen. Pol. Drs. M. Zulkarnain, M.M., M.H. menyerahkan zakat mal Tahun 1435 H melalui BAZNAS Provinsi Banten yang diterima langsung oleh Ketua BAZNAS Provinsi Banten, H. Suparman Usman, pada Kamis 14 Agustus 2014. Teladan yang baik oleh Kapolda Banten bagi seluruh jajaran Kepolisian wilayah Banten dan masyarakat Banten secara umum dalam menyambut Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2014 tentang Optimalisasi Zakat juga himbauan Plt. Gubernur Banten kepada seluruh pegawai di SKPD Provinsi Banten, Instansi Vertikal, Perguruan Tinggi dan Perusahaan se-Provinsi Banten melalui Instruksi Gubernur No. 1 Tahun

2014 tentang Pembentukan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) BAZNAS Provinsi Banten dalam rangka mendorong dan memfasilitasi pegawai/karyawan yang beragama Islam dalam melaksanakan kewajiban zakat.

Berita BAZDA

Terima kasih kepada seluruh mitra dan sponsorship atas kerjasamanya dalam kegiatan Ramadhan Tentara Nasional Indonesia

Angkatan Laut

Jamkrindo

Jamkrindo Ja m i n a n

K r e d i t

PENJAMINAN

SYARIAH

SOLUSI MENUJU SUKSES

I n d o n e s i a

Mitra Terpercaya Dalam Penjaminan

www.jamkrindo.com

@baznasindonesia

badanamilzakat

www.baznas.or.id

Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H | 31

AGENDA BAZNAS 2014

28-29 Agustus International Conference on Inclusive Islamic Financial Sector

2 September Launching Program Pipanisasi BAZNAS di Berau Kalimantan Timur

6-8 Oktober Tebar Gizi untuk Dhuafa

9-10 September Rapat Kerja Nasional BAZNAS Seluruh Indonesia

32 | Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H

Dengan Zakat, Pendapatan Jadi Berlipatlipat INSPIRASI

H

Sebuah perusahaan bisa maju dan berkembang tidak selamanya karena dipimpin oleh seorang pemimpin perusahaan yang serba tahu dan serba bisa. Bisa juga karena perusahaan itu dipimpin oleh seorang yang sedikit tahu dan sedikit bisa, tapi dia mampu merekrut bawahannya yang profesional dan amanah.

al ini terjadi pada PT Arminareka Perdana. Meski dipimpin oleh seorang direktur utama (Dirut) yang bukan ahli manajemen atau penjualan penerbangan, biro perjalanan umrah dan haji plus yang berdiri pada 1989 itu, kini berada pada peringkat satu dari 10 besar perusahaan perjalanan haji dan umrah dalam hal penjualan tiket penerbangan PT Garuda Indonesia ke Timur Tengah. “Kalau dipikir secara logika, Arminareka tak mungkin mencapai prestasi seperti itu. Sebab, ilmu pengetahuan saya di bidang penjualan dan manajemen masih minim, jauh dibandingkan dengan teman-teman saya yang jago-jago,” kata Dirut Arminareka Perdana Ir.

Ir. Hj. Darnelly Guril Darmi, MSc.

Hj. Darnelly Guril Darmi, MSc. Darnelly yang dosen Mikro­ biologi Genetika di Uni­ ver­ sitas Nasional (Unas), Jakarta, itu men­jadi Dirut Arminareka sejak tahun 2003 atau sejak meninggal suaminya, Guril Muzakkar, yang merupakan pendiri dan Dirut pertama Arminareka Perdana. Sejak 2003 hingga 2008 Ar­ minareka kurang begitu ber­ kembang karena model pemasaran­ nya masih konvensional, yaitu melalui brosur, koran dan ma­ jalah. Mulai 2008, Arminareka mengembangkan model pemasaran baru, yakni dengan menggandeng mitra-mitra di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Dengan cara ini, Arminareka makin berkembang. Karyawannya yang pada tahun

Dirut Arminareka Perdana

1990-2008 hanya 15 orang, sekarang sudah mencapai 110 orang, di kantor Bekasi dan Jakarta, serta cabangcabang seperti Bandung dan Makassar Dengan model pemasaran baru ini, sepintas Arminareka itu adalah perusahaan multi­levelmarketing (MLM). Tapi, me­ nurut Darnelly, bukan MLM. “MLM itu, modelnya mengerucut ke atas. Meski tidak bekerja keras pun, seseorang agen yang berada di posisi atas, tetap mendapat komisi. Kalau Arminareka tidak. Kapan pun dia di posisi atas, kalau dia berhasil mencari jamaah, dia mendapat komisinya (pergi umrah atau haji). Jadi, bukan karena orang lain yang mencari jamaah dia dapat komisi, tapi dia harus mencari sendiri un­tuk mendapatkan komisi.

Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H | 33

For­ matnya memang seperti MLM,”papar alumni Fakultas Peter­ nakan Universitas Jambi itu. Diakuinya bahwa ia tak punya pengetahuan banyak tentang model pemasaran ini sehingga teman-teman pe­ nge­ lola perusahaan sejenis me­ remehkannya. “Memang benar, kalau mereka katakan bahwa saya tak tahu apa-apa tentang penjualan model ini. Ini sama dengan kursi. Saya tak tahu cara membuat kursi, tapi saya bisa membuat kursi. Jadi, tak semua harus kita bisa, tapi cukup dengan ilmu manajemen,”kata ibu dari lima orang anak kelahiran Padang, 28 Januari 1958 itu. Untuk meng-upgrade ilmu manajemennya, Darnelly tidak harus pergi ke sekolah atau kur­ sus-kursus menajemen ka­ rena ia mengaku sudah tua. “Ya, saya tinggal membayar atau merekrut orang-orang yang jago di bidang pem­ asaran dan manajemen. Lalu, mengontrolnya saja. Jadi, direktur-direktur Arminareka adalah orang-orang yang ahli di bidangnya,” tegas Darnelly yang lulusan Fakultas Kedokteran Ilmu-ilmu Dasar Universitas Indonesia (UI) itu. Menurut Darnelly, prestasi menjadi biro perjalanan umrah dan haji plus terbaik di Indonesia tidak hanya karena kemampuannya dalam merekrut direktur yang profesional, tetapi juga karena adanya rahmat dan karunia Allah atas ketaatannya membayar zakat perusahaan. “Ini mungkin yang Allah janjikan akan memberi kelipatan pendapatan bagi yang suka bersedekah dan berzakat,” katanya. Arminareka membayar za­

kat perusahaan ke BAZNAS sejak 2013. Tapi sebelum itu, Ar­ minareka sudah berzakat ke lembaga pengelola zakat lainnya atau langsung ke mustahiknya. BAZNAS dipilih, katanya, ka­rena BAZNAS adalah lembaga resmi. “Kita serahkan zakat itu ke mana saja boleh, cuma BAZ­NAS adalah lembaga resmi yang penyaluran zakatnya, insya Allah baik dan benar,” jelasnya. Darnelly tidak hanya me­ ngeluarkan zakat perusahaan, tetapi juga zakat penghasilan pribadinya. “Saya berzakat bu­ kan sekarang. Sejak punya penghasilan, di keluarga kami, kami harus keluarkan bagian dari pendapatan kami untuk zakat mulai dari 2,5 persen sampai 10 persen. Anak saya yang sudah bekerja, saya suruh juga berzakat,” katanya. Dalam menjelaskan manfaat zakat, ia mengibaratkan ber­ zakat dan bersedekah itu se­ per­ ti sumur. “Sumur itu kalau dibiarkan, airnya tak akan me­ limpah. Tapi, kalau diambil terus, airnya bersih dan jumlah airnya juga lebih banyak,” urainya. Setelah berzakat, dia me­ rasakan cukup terus dan selalu enjoy dalam menjalani hidup. Dia mengaku tidak pernah merasa kesulitan atau keberatan utang. “Mungkin itu hikmahnya. Alllah men­cukupkan kehidupan orang. Ada rasa yang disimpan di diri kami, kami merasa cukup saja di dalam kehidupan kami ini,” ujarnya. Dia mengaku pernah mencoba tidak mengeluarkan 5 persen dari pendapatannya ka­ rena ingin menabung, misalnya Rp200 ribu. Ternyata, pada akhir bulan, uang yang ada habis dan yang ditabung juga habis.

“Setelah kami co­ ba rutinkan berzakat dan bersedekah, uang yang ada cukup saja . Badan tetap disehatkan dan urusan dilancarkan sehingga tak perlu biaya lebih,” ceritanya. Kebiasaan berzakat dan bersedekah hasil didikan orang tua dan suaminya itu, ia ajarkan juga ke para karyawannya. Misalnya, setiap Sabtu para kar­ yawan diharuskan menge­ luarkan sedekah minimal Rp 2000. Biasanya terkumpul dana sekitar Rp 800 ribu per bulan. Lalu, yang mendapat arisan di kantor diminta menyumbang Rp50 ribu. Setelah ditambah dana dari perusahaan, baik yang di Bekasi maupun yang di kantor Salemba, Jakarta, hingga menjadi Rp3 juta, da­na itu diberikan ke Yayasan Rehabilitasi Orang Gila (Yayasan Galuh) di Bekasi, dalam bentuk barang kebutuhan senilai dua juta rupiah dan uang senilai satu juta rupiah. Ia mengaku sering tersentuh bila melihat orang yang tidak mampu minta bantuan. Maka, ia selalu berusaha membantu se­ mampunya. Empati ini lahir karena untuk mencapai karier seperti sekarang ini, ia melewatinya dengan penuh penderitaan. Sepeninggal ayah­ nya yang pengusaha restoran, ia dan sembilan sau­ daranya yang tadinya kaya jadi jatuh miskin. Ketika sekolah kadang tak punya uang jajan. Dia suka ditraktir teman-temannya. “Dari pengalaman hidup itu, akhirnya saya harus berbuat baik juga kepada orang lain,”cerita Darnelly yang pernah bekerja di Kesyahbandaran di Jambi sambil berkuliah di Fakul tas Peternakan Universitas Jambi itu.

INSPIRASI

34 | Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H

Meski Minoritas,

Dunia Zakat M. Hoosen Essof Manager Administrasi South African National Zakat Fund (SANZAF)

Pengelolaan zakat di setiap negara berbeda-beda. Ada yang dikelola oleh pemerintah, ada juga yang dikelola oleh swasta. Bagi negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam, pemerintahnya harus mengatur pengelolaan zakat tersebut. Sedangkan, bagi negara yang penduduk Muslimnya sedikit, tidak masalah zakatnya dikelola swasta.

H

al itu disampaikan Kepala Divisi Riset Keuangan dan Ekonomi Islam IRTIIDB (Islamic Research and Training Institute-Islamic Development Bank) Prof. Dr. Nasim Shah Shirazi kepada majalah Zakat usai menjadi panelis tentang Regulasi Pengembangan dan Implementasi Zakat dan Wakaf pada acara Seminar Internasional Sektor Ekonomi Inklusif di Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta, 28 Agustus 20014. Salah satu negara yang pen­ duduk Muslimnya sedikit seperti yang disampaikan oleh Nasim adalah Afrika Selatan. Negara

Republik di bagian selatan Benua Afrika ini luasnya mencapai 1.219.090 km persegi dan terdiri dari 9 provinsi, yaitu, Eastern Cape, Free State, Gauteng, Kwa Zulu-Natal, Limpopo, Mpumalanga, Nothern Cape, North West, dan Western Cape. Negara yang berpenduduk sekitar 50,59 juta orang itu (2011), hampir mencapai 80% beragama Kristen, sedangkan penduduk Muslimnya hanya 1-2 %. Di negara yang pada tahun 2010 menjadi penyelenggara Piala Dunia Sepak Bola itu, memang zakatnya dikelola oleh swasta, yaitu oleh Non Government

Muslim Afrika Selatan Taat Berzakat Organization (NGO) atau organisasi nirlaba, bukan oleh negara. “Di Afrika Selatan tidak ada lembaga khusus dari pemerintah yang mengelola zakat. Adanya adalah NGO atau organisasi keislaman,” kata M. Hoosen Essof, Manager Administrasi South African National Zakat Fund (SANZAF) Provinsi Gauteng. SANZAF ini adalah salah satu NGO atau organisasi nirlaba pe­ ngelola zakat yang terbesar di Afrika Selatan. Semacam lembaga amil zakat (LAZ) nasional kalau di Indonesia. Di Afrika Selatan ada sekitar 400 NGO kecil yang menjadi pengelola zakat, sedangkan yang besarnya sekitar 10 NGO. Dari NGO besar ini 5 di antaranya merupakan perwakilan/cabang SANZAF di 5 provinsi, yaitu Estern Cape, Gauteng, Kwa Zulu-Natal, Northen Cape, dan Western Cape.

Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H | 35

“Dengan jumlah penduduk Muslim hanya 1-2%, pemerintah tak punya kepentingan yang khusus tentang zakat, kecuali pajak. Sesorang warga diperbolehkan mengambil sampai dengan 10 % dari pajak penghasilannya untuk pajak. Misalnya, kita membayar pajak sebanyak 100 ribu rupiah, maka 10 ribu rupiahnya boleh untuk membayar zakat,” kata Asim di sela-sela acara seminar perzakatan Internasional itu. NGO pengelola zakat ini berada di bawah pengaturan Undang-Undang NGO (Non Profit Organization Act 1977). Mereka diperbolehkan melakukan ke­ giatan penghimpunan sedekah dan zakat serta yang lainnya selama tidak melanggar UU pemerintah itu. Pemerintah me­lisensi atau mendaftar NGO pengelola zakat itu dan harus diaudit. “Pemerintah hanya ingin memastikan bahwa dana zakat dan sedekah itu disalur­ kan dengan benar oleh pengelola zakat dan sedekah,” ujarnya. Sesuai dengan ketentuan pemerintah itu, SANZAF sudah terdaftar di berbagai instansi/ ketentuan resmi pemerintah sebagai organisasi nirlaba, yayasan, dan sebagai organisasi yang terbebas dari pajak. Selain itu, pada 2007, SANZAF menjadi pemenang FNB/West Bank Islamic Business Award untuk kategori Investasi Sosial. Tentang penghimpunan zakat, dia menuturkan bahwa di Afrika Selatan hal itu tidak ada masalah karena memang ting­ kat kesadaran masyarakat Muslim Afrika Selatan untuk membayar zakat dan sedekah cukup tinggi. “Meski penduduk Muslimnya sedikit, ekonomi

mereka kuat dan kesadaran membayar zakatnya cukup ting­ gi,” ujarnya. Dalam membayar zakatnya mereka langsung ke SANZAF atau lembaga nirlaba lainnya. De­ ngan adanya kemajuan dalam teknologi informasi (IT) di Afrika Selatan, para muzaki dengan mudah bisa membayar zakat, misalnya melalui hand­ phone (HP). Pengumpulan za­ kat di Afrika Selatan dari ta­ hun ke tahun meningkat terus jumlahnya. Ini terlihat dari jumlah penerimaan zakat Afrika Se­ latan, seperti tercantum pada Laporan Tahunan SANZAF 2012-2013. Pada tahun 2009, penerimaan zakatnya mencapai 35,930,490 Rand, tahun 2010 mencapai 44,993,453 R, tahun 2011 sebanyak 46,696,217 R; tahun 2012 sebanyak 50,610,669 R; dan pada tahun 2013 mencapai 59,623,657 R. Jenis zakatnya lebih banyak zakat maal (penghasilan), seperti zakat profesi. Sebab, hampir 90% Muslim di Afrika Selatan adalah profesional. Menurut Asim, meski secara umum tak ada masalah dalam penghimpunan zakat, SANZAF akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi tentang zakat kepada Muslim Afrika Selatan. Sebab, ternyata potensi zakat di Afrika Selatan masih sangat besar. “Potensi zakat di Afrika Selatan sangat besar, yaitu bisa 10 kali dari dana zakat yang telah dihimpun oleh SANZAF sampai saat ini,” katanya. Sosialisasi dan edukasi itu, menurut Asim, dilakukan dengan berbagai cara, antara lain, melalui sosial media, radio, televisi, seminar , dan kosultansi,

baik melalui website maupun di kantor SANZAF. Selain itu, dilakukan pula programprogram pendayagunaan za­ kat yang lebih meningkat, baik dari segi jumlah maupun kualitasnya. Programnya, an­ tara lain, pemberian bea pen­ didikan dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi; pe­ la­ tihan keterampilan usaha, seperti komputer, menjahit, dan pertanian; pemberian modal usaha (pengembangan usahausaha kecil), dan bantuan kon­ sumtif baik darurat maupun rutin. Dengan makin banyaknya program pendistribusian zakat yang dilakukan SANZAF, maka meningkat pula jumlah dana zakat yang didistribusikannya. Hal ini terlihat pada Laporan Tahunan SANZAF 2012-2013. Pada 2009 jumlah dana zakat yang disalurkan SANZAF hanya 32,102,704 R, tapi empat tahun kemudian,yaitu pada tahun 2013 jumlah dana zakat yang didistribusikannya menjadi 55,067,235 R.

Dunia Zakat

Aplikasi SANZAF di Smartphone

36 | Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H

opini

Membidik Kelas Menengah sebagai Pembayar Zakat Potensial Sangat disayangkan bahwa pengumpulan zakat di Indonesia saat ini masih jauh dari potensi. Data BAZNAS menyebutkan bahwa dari Rp 217 triliun potensi zakat di Indonesia, lembaga amil dan badan amil zakat baru berhasil menyerap dana zakat sekitar Rp 2,73 triliun; atau sekitar 1% dari potensi zakat yang ada.

S

elain masih banyak diantara para wajib zakat yang belum sadar akan kewajiban berzakat, kemungkinan masih banyak juga para muzakki yang membayarkan zakat tidak melalui institusi. Menariknya, masih ada segolongan para pembayar zakat yang lebih memilih mengundang para mustahik untuk berbondong-bondong mengambil zakat secara langsung. Fenomena ini, selain bisa dilihat sebagai upaya untuk menampilkan status sosial di masyarakat, tetapi juga mengindikasikan bahwa kesadaran para muzakki tentang pentingnya membayar zakat melalui institusi masih rendah.

Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H | 37

Aimatul Yumna, Kandidat PhD di School of Humanities and Social Science, Deakin University Australia

Membayarkan zakat melalui insitusi zakat baik itu berupa Badan Amil Zakat maupun Lembaga Amil Zakat dikatakan sebagai sebuah tradisi baru di Indonesia. Meskipun Badan Amil Zakat sudah dinisiasi sejak tahun 1960-an, institusi zakat sendiri baru mulai populer dan berkembang di era tahun 1990an. Karenanya, diperlukan upaya yang serius oleh institusi zakat dan insti tusi pemerintah terkait untuk memasyarakatkan tradisi membayarkan zakat melalui institusi. Pertanyaan selanjutnya tentunya adalah bagaimana dan kepada siapa tradisi berzakat ini dikomunikasikan? Menarik dicermati bahwa komposisi penduduk Indonesia saat ini didominasi oleh masyarakat golongan menengah, yaitu masyarakat yang rata-rata pengeluaran hariannya sekitar US$2-20. Penelitian dari Bank Dunia dan AC Nielsen menyatakan bahwa masyarakat golongan menengah inilah yang menggerakkan perekonomian Indonesia, terbukti dari total pengeluaran kon­ sumsi mereka men­ capai 55% dari total pendapatan nasional Indonesia. Karenanya, tidak salah kiranya jika institusi zakat menyasar kelas menengah ini sebagai pembayar zakat potensial. Untuk bisa mengkomunikasikan tradisi baru berzakat pada masyarakat golongan menengah ini, tentu harus dipahami karakteristik mereka. Penelitian dari AC Nielsen Indonesia menyebut­ kan bahwa kelas menengah di Indonesia umumnya menonton televisi dan sangat menyu­

kai produk berbau teknologi dan internet. Mereka juga sangat aktif di sosial media. Karenanya, institusi zakat harus lebih memfokuskan pada penggunaan strategi pemasaran yang berbasis teknologi dan sosial media. Misalnya dengan menciptakan aplikasi internet yang memungkinkan golongan menengah ini membayar zakat secara mudah dan aman melalui telepon genggam. Contoh lainnya, secara aktif mengkomunikasikan program-program zakat dan pemberdayaan melalui sosial media dan mengajak masyarakat golongan menengah untuk berpartisipasi dalam program secara langsung di program-program institusi zakat. Tentunya, yang menjadi hal penting adalah bagaimana programprogram lembaga zakat ini bisa se-inovatif mungkin sehingga menarik golongan menengah ini untuk turut berpartisipasi. Selain itu, beberapa manfaat berzakat melalui institusi perlu juga disosialisasikan secara menyeluruh. Manfaat pertama yang dapat disosialiasikan adalah institusi zakat mampu mengelola dana zakat serta dana sosial Islam secara lebih profesional dan transparan. Perlu ditekankan bahwa institusi zakat mempunyai program-program dengan tujuan dan target yang jelas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Manfaat lainnya yang sudah ada tetapi belum optimal dikomunikasikan adalah adanya pengurangan pendapatan kena pajak bagi para wajib pajak yang membayarkan zakat melalui institusi. Sangat disayangkan bahwa manfaat zakat sebagai pengurang pajak ini tidak banyak diketahui oleh masyarakat, baik itu oleh pembayar zakat maupun pegawai kantor pajak sendiri. Sosialisasi yang optimal tentang manfaat berzakat melalui institusi ini diharapkan dapat meningkatkan pengumpulan zakat dan dana sosial Islam di Indonesia.

opini

38 | Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H

tanya jawab Zakat

Mendistribusikan Zakat Sendiri Setiap bulan saya menghitung zakat penghasilan (gaji) 2,5 persen (take home pay). Zakat itu saya simpan dan saya distribusikan sendiri kepada mustahiknya, antara lain kerabat atau tetangga dhuafa dan anak asuh. Apakah yang saya lakukan itu dibenarkan oleh syar’i? Bolehkah hasil pengumpulan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) disatukan? Bolehkah uang ZIS diberikan untuk membayar honor pengelola ZIS? H.M. Dasuki, Jakarta

Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H | 39

Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc Ketua Umum BAZNAS

Pada prinsipnya, seorang muzaki memberikan langsung zakatnya ke mustahik, seperti yang Bapak lakukan, dibenarkan oleh syariat Islam dengan syarat, kriteria mustahiknya sejalan dengan firman Allah Swt. dalam QS AtTaubah: 60. Akan tetapi, sejalan dengan firman Allah tersebut dan juga berdasarkan tuntunan Nabi Muhammad Saw., tentu akan lebih utama zakat itu disalurkan lewat amil zakat yang amanah, bertanggung jawab, dan terpercaya. Misalnya, yayasan-yayasan tertentu yang mengkhususkan diri pada pengelolaan ZIS. Ini agar distribusi zakat itu tepat sasaran, sekaligus menghindari penumpukan zakat pada mustahik tertentu yang kita kenal, sementara mustahik yang tidak kita kenal tak mendapatkan haknya. Di samping itu, juga ada mustahik yang berani terang-

terangan meminta (as-sail) dan ada pula yang merasa berat (malu) untuk meminta (al-mahrum), seperti dijelaskan dalam QS Al-Ma’aarij:24-25. Dengan demikian, dimungkinkan kita hanya memberi kepada mereka yang terang-terangan meminta, sementara kepada yang merasa berat untuk meminta, kita sama sekali tidak memperhatikannya. Dalam berbagai hadis diungkapkan bahwa Rasulullah Saw. selalu mengutus petugas pengambil zakat (amil zakat) untuk mengambil zakat dari kaum aghniya (orang kaya yang wajib berzakat) untuk kemudian disalurkan kepada mustahiknya. Misalnya, dalam HR Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah bahwa Rasululllah mengutus Umar Ibnul Luthbiah sebagai amil zakat (Fikih Zakat, Yusuf Qardhawi, hlm. 545). Karena tugas yang diemban oleh amil zakat ini penting, berat dan sekaligus mulia,

maka mereka berhak menerima sebesar 1/8 atau 1,25 % dari zakat yang terkumpul sebagai gaji atau honor mereka. Untuk biaya administrasi, transportasi, dan keperluan yang berkaitan dengan tugas keamilan termasuk ke dalam bagian tadi. Mengenai zakat, apakah di­ satu­kan dengan infak dan se­dekah atau dipisahkan, se­ baiknya dipisahkan saja untuk memudahkan pendistribusian­ nya. Jika zakat hanya untuk delapan golongan (QS AtTaubah:60), infak dan sedekah sasarannya lebih luas, yakni boleh untuk segala keperluan yang baik yang diperintahkan ajaran agama ( Perhatkan QS Al-Baqarah:215).

tanya jawab Zakat

40 | Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H

tanya jawab Agama

Sabar Mengajari Anak SHalat Anak saya, usia 18 tahun. Se­ ka­­ rang baru masuk perguruan tinggi.  Kalau  mengerjakan shalat fardhu selalu harus saya perintah. Apalagi shalat subuh harus saya bangunkan berkali-kali. Saking jengkelnya, kadang-kadang saya membiarkannya  sehingga ia tak shalat subuh atau kalau shalat pun ia selalu kesiangan.  

Kita diperintahkan oleh Allah Swt. agar senantiasa sabar  dalam memerintahkan shalat kepada keluarga kita. Kita tidak boleh menyerah, apalagi putus asa.

1.  Apakah saya berdosa  sebagai orang tua dengan kondisi anak seperti itu?

Ayat ini sangat jelas, bahwa memerintahkan untuk mengerjakan shalat kepada anak harus diiringi dengan kesabaran. Redaksi kalimat yang digunakan untuk menunjukkan kata sabar pun dipilih dengan kata isthabir, bukan isbir. Ini menunjukkan

2. Bagaimana cara mendidik anak  remaja supaya mau melaksanakan shalat?

 Komaruddin, Karawang

Allah berfirman:. Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. (QS.Thaha : 132)

makna lebih. Artinya, dalam melaksanakan tugas ini, kita harus memiliki kesabaran ekstra,  tidak cukup dari sekadar sabar biasa, serta butuh rentang waktu yang panjang tak terbatas. Selama kita masih hidup kita dituntut, agar tidak henti-hentinya mengingatkan anak kita untuk shalat. Setiap kali masuk waktu shalat, saat itu pula kita diperintahkan untuk mengajak anak-anak kita mengerjakan shalat. Ini berlaku sampai kita dijemput oleh Allah Swt. Untuk itu, sabar seperti ini memiliki nilai pahala yang amat besar, bahkan tak terbatas berapa lipatan pahalanya, karena sangat

Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H | 41

banyaknya.  Secara tegas, Allah menyebutkan bahwa kuota pahala  sabar sangat besar, sebagaimana firman-Nya: Sesungguhnya orang-orang yang bersabar itu akan dipenuhi pahala mereka dengan tiada hitungannya. (Az Zumar: 10) Namun, apabila kita telah sabar dalam memerintahkan untuk mendirikan shalat kepada anak kita, kemudian tidak menuai hasil, alias anaknya tetap tidak berubah, maka kita tidak berdosa atasnya. Sebab, kita telah berusaha maksimal. Hidayah taufik itu ada di tangan Allah, dan bukan di tangan manusia. Kita hanya diperintahkan untuk menyampaikan ajaran, dan hidayah adalah murni urusan Allah Swt. Inilah yang dialami oleh Nabi Nuh dan Nabi Luth yang tidak kuasa untuk mengislamkan anak dan istrinya. Allah berfirman: Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang shaleh di antara hamba-hamba kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing). Maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): "Masuklah ke dalam Jahannam bersama orangorang yang masuk (Jahannam)". (QS.At-Tahrim:10)

Untuk menjawab pertanyaan Bapak Komaruddin yang kedua, ada beberapa cara efektif dalam mendidik remaja agar mereka mudah diajak melaksanakan shalat, yaitu : 1.   Jalin komunikasi yang baik antara orang tua dengan anak, apalagi  ia mulai menginjak usia remaja, karena pada usia ini adalah masa pencarian jati diri. Jangan malah menjaga jarak. Dahulukan pendekatan dialog, jauhkan perilaku emosi. Itu semua agar ada kedekatan antara orang tua dengan anak. Nah, dari sini tentu orang tua akan lebih mudah untuk mempengaruhi anaknya, dan kata perintahnya akan selalu didengar, karena faktor kedekatan tersebut. 2.  Kenalkan kepada anak kita pendidikan agama. Tanamkan akidah yang benar, dan carikan untuknya guru yang shaleh, karena dengan ini, jiwanya akan terisi nilainilai keimanan, sehingga ia mudah merespon perintahperintah Allah. 3.  Perintahkan anak untuk mengerjakan shalat dengan bahasa yang santun, tidak membentak-bentak, ataupun bernada emosi. Karena hal ini, hanya akan membuat ia jenuh mendengarnya, dan menjauh darinya. 4.  Berikan contoh dan keteladanan yang baik. Artinya, sebagai orang tua

Dr. Akhmad Alim, M.A Ketua Program Kuliah Ulama, Pondok Pesantren Mahasiswa Ulil Albab, Bogor

kita harus membiasakan shalat tepat waktu, dan tidak menunda-nunda hingga akhir waktu. Jika ini dilakukan secara istiqamah, insya Allah berangsur-angsur ia akan mencontohnya dengan hidayah Allah. 5. Awasi  anak kita dalam menggunakan  media gadget, internet,  televisi, dan juga pergaulan mereka. Sebab, media tersebut sangat mempengaruhi pola pikir, dan perubahan perilaku mereka. 6.  Dan yang terakhir, jangan lupa senantiasa mendoakannya, agar anakanak kita menjadi generasi yang shaleh yang taat pada Allah dan Rasul-Nya serta memberikan manfaat bagi umat. Salah satu doanya:

“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS.Al-Furqan : 74).

tanya jawab Agama

42 | Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H

tanya jawab Kesehatan

Berat Badan Tambah setelah Puasa Ramadhan Nama saya Eka Sulistyawati, usia saya 40 tahun. Dokter yang terhormat, setelah puasa Ramadhan ini berat badan saya bertambah cukup banyak. Apakah dokter punya cara agar berat badan saya kembali normal? Saya mempunyai keluhan sedikit, apabila jalan terlalu cepat saya ngos-ngosan. Kira-kira olahraga apa yang cocok buat saya? Saya mau tanya, berapa kira-kira berat badan ideal untuk wanita seusia saya dengan tinggi badan 158 cm?   Eka Sulistyawati, Depok, Jawa Barat

Ibu Eka yang dirahmati Allah, semoga selalu diberi kesehatan. Berat badan merupakan ukuran tubuh yang cukup dinamis, bisa berubah asal ibu berniat. Kebanyakan kegagalan program penurunan berat badan adalah karena motivasi yang kurang kuat. Kegemukan memang telah

terbukti banyak menyebabkan keluhan dan gangguan. Misalnya, bisa mempermudah terjadinya osteoarthritis yaitu radang sendi terutama sendi lutut, diabetes, hingga ditengarai berhubungan dengan beberapa jenis kanker seperti kanker usus dan payudara.   Jadi, yang pertama adalah perkuat niat bahwa tubuh yang sehat dimulai dengan gaya hidup sehat. Salah satunya menjaga berat badan. Banyak sekali metode menurunkan berat badan yang popular, menurunkan cepat, tetapi biasanya berat badan akan cepat naik lagi. Jadi sampai saat ini para ahli bersepakat, pengubahan gaya hidup yang menetap merupakan kuncinya. Perubahan gaya hidup dimulai dengan gaya hidup aktif dan menghindari makanan berkalori tinggi. Berikut beberapa tips yang bisa dipertimbangkan: Hitunglah berat badan ideal dan berat badan yang masih diperbolehkan. Secara kasar, berat badan ideal adalah tinggi badan-100 dikurangi 10% dari tinggi badan, dan berat badan yang masih diperbolehkan adalah ± 10% dari berat badan yang sudah dihitung. Misalnya, ibu dengan tinggi badan 158 cm, maka berat badan ideal adalah 158-100(-5,8) = 52,2kg namun berat badan masih bisa sampai 58 kg. Cara lain adalah dengan mengukur indeks massa tubuh dan menyesuaikan apakah indeks massa tubuh ibu termasuk normal atau kelebihan berat badan dengan rumus IMT= kg/m2 Jika memang berat badan ibu masih berlebih di batas atas berat badan diperbolehkan, saatnya ibu berdiet. Diet yang

dianjurkan adalah dengan mengukur kebutuhan kalori basal ibu sehari, dengan cara mudah kebutuhan kalori wanita adalah 25 kkal/kgBB sedangkan laki-laki 30 kkal/kgBB. Bila ibu berdiet, sebaiknya sama atau di atas kebutuhan kalori basal ini untuk menjaga metabolisme tubuh tetap berjalan baik. Secara prinsip, semakin rendah kalori yang ibu konsumsi sehari semakin besar cadangan energi dibakar (yang artinya lemak di tubuh ibu pun akan berkurang). Namun jangan juga membuat ibu jadi berpuasa berkepanjangan atau tidak memenuhi kebutuhan basal ibu. Mengurangi makanan berminyak, bergula tinggi, memiliki kadar tepung yang tinggi adalah salah satu cara menghindari kalori. Pilihlah buah dan sayur yang kebanyakan memiliki kalori rendah dan tidak mengandung lemak. Lemak merupakan cadangan energi yang paling terakhir dibakar sehingga lemak yang sudah tersimpan akan paling lama dibuang. Olah raga merupakan program yang sama pentingnya dengan nutrisi untuk menurunkan berat badan. Pilihlah olah raga yang membakar energi paling banyak, seperti jogging, jalan mendaki, berenang, biasanya dengan durasi yang cukup panjang, minimal setengah-satu jam. Paling mudahnya adalah sampai ibu berkeringat. Cara mudah lain adalah dengan meningkatkan aktivitas seperti naik turun tangga dibanding naik lift, memarkir mobil agak jauh, berjalan cepat, dan sebagainya. Untuk ibu yang cepat ngos-

Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H | 43

ngosan bila beraktivitas, sebaiknya pastikan dulu apakah ini suatu gejala sakit jantung dengan berkonsultasi ke dokter. Umumnya, selama fungsi

jantung masih baik dan tidak ada penyakit jantung koroner, olahraga masih bebas dilakukan. Semoga bermanfaat.

Pria dan Gangguan Prostat Dok, saya seorang pria usia 55 tahun. Selama ini alhamdulillah, saya sehat-sehat saja. Hanya saja belakangan ini saya kalau (maaf) buang air kecil terasa agak tersendat seperti tidak puas. Apakah saya terkena gangguan prostat? Apa ciri-cirinya pria yang terkena gangguan prostat. Bagaimana mengobatinya? Apa­ bila belum terkena, bagai­mana cara mencegahnya agar terhinda dari gangguan tersebut? Apakah sebagian besar pria selalu terkena gangguan prostat? Hamba Allah, Jakarta Timur

Bapak yang dirahmati Allah, semoga keluhan ini tidak menganggu aktivitas bapak sehari-hari. Buang air kecil yang terasa agak tersendat merupakan bagian dari LUTS (lower urinary tract symptoms/gejala saluran kemih bagian bawah). LUTS

adalah kumpulan gejala yang berkaitan dengan proses buang air kecil. Kumpulan gejala ini dikelompokkan menjadi keluhan saat buang air kecil, misalnya, pancaran urin lemah atau tidak lancar, harus mengedan, tidak bisa menahan buang air kecil, menetes pada ujung pancaran, dan rasa tidak lampias. Keluhan penyimpanan termasuk rasa terburu-buru, sering BAK, mengompol, atau sering BAK malam hari. Sedangkan keluhan setelah berkemih adalah urin tetap menetes setelah BAK. Apa yang menjadi penyebab

LUTS? Semua penyakit yang mengenai organ saluran kemih bawah bisa menyebabkan LUTS, misalnya prostat, uretra, dan kandung kemih. Pada lakilaki penyebab LUTS tersering adalah pembesaran prostat yang menyebabkan penyumbatan saluran kemih. Jadi, bisa saja

dr. Ika Fitriana

apa yang Bapak keluhkan berasal dari pembesaran prostat. Penyebab lain adalah radang prostat, infeksi saluran kemih, tumor, atau kelemahan otot. Selain keluhan LUTS seperti di atas, pembesaran prostat perlu dicurigai pada mereka dengan usia di atas 60 tahun yang makin meningkat seiring usia (30% pada usia 65 tahun). Faktor risiko lain adalah kegemukan, gaya hidup tidak aktif, disfungsi ereksi, dan riwayat pembesaran prostat pada keluarga. Jadi, yang bisa Bapak lakukan adalah mengurangi berbagai faktor risiko yang bisa dimodifikasi seperti hindari kegemukan, dan upayakan gaya hidup yang aktif. Saran saya, utarakan dan periksakan diri ke dokter agar dapat dilakukan diagnosis yang tepat. Jika memang benar terdapat pembesaran prostat yang jinak, dokter akan memperkirakan apakah cukup dengan obatobatan minum ataukah perlu tindakan operasi tergantung berat tidaknya keluhan. Untuk usia lanjut, perlu pula menyingkirkan kemungkinan pembesaran akibat kanker yang cukup sering menyerang usia lanjut. Dokter akan menyarankan untuk pemeriksaan PSA (prostate specific antigen) suatu petanda adanya kanker prostat. Semoga bermanfaat

tanya jawab Kesehatan

44 | Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H

Bugar

Sayangi Jantung ANDA

S

ampai saat ini, penyakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia. Padahal penyakit ini bisa dicegah sejak dini dengan mengenali berbagai faktor risiko dan mengubah pola hidup sehat. Dengan mengubahnya, Anda telah menyayangi jantung Anda. Inilah berbagai cara yang bisa Anda lakukan:

Turunkan kolesterol  Saat ini, berbagai badan kesehatan menganjurkan pola hidup sehat rendah lemak sejak dini. Piramida makanan menempatkan sumber lemak seperti mentega, margarin, produk susu, berada pada porsi paling kecil, di bawah buah, sayur, sumber protein, dan karbohidrat. Lemak yang masuk tubuh akan ter­ pecah menjadi berbagai jenis turunan lemak seperti trigliserida, asam lemak, dan kolesterol.

Kolesterol “jahat” berhubungan de­ ngan terbentuknya plak di pembuluh darah, yang bisa menyebabkan penyakit jan­ tung koroner. Ini dia cara mudah kurangi kolesterol:  Kurangi makanan yang digoreng, lebih memilih yang direbus atau dipanggang  Batasi mengonsumsi kuning telur. Dua kuning telur dalam satu minggu cukup.  Hindari jeroan. Liver/hati merupakan sumber utama kolesterol  Pilihlah daging merah tanpa lemak  Konsumsi unggas tanpa ku­ litnya. Kulit unggas me­ngan­dung kolesterol tinggi  Pilihlah susu dan produk susu yang rendah lemak Bila kolesterol di atas normal (terutama kolesterol LDL-ko­les­terol jahat-), dokter akan menganjurkan

diet rendah ko­ lesterol dan obatobatan penurun kolesterol jika diperlukan. Catatan: Pemeriksaan profil lipid me­ rupakan salah satu cara untuk menilai kadar kolesterol dalam darah Anda, terdiri dari trigliserida, HDL (high density lipoprotein), LDL (low density lipo­ protein),dan kolesterol total

Kontrol hipertensi Hipertensi juga menyumbang kejadian serangan jantung dan penyakit jantung menahun lewat berbagai mekanisme. Hipertensi dapat menyebabkan pembuluh darah jantung menyempit, mempermudah terbentuknya plak, dan secara jangka panjang dapat sebabkan kerja jantung memberat menyebabkan penebalan dinding jantung. Jika suatu saat jantung tak lagi mengompensasi, hasilnya seluruh ruang jantung menjadi melebar, dan kerja jantung tidak maksimal.

Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H | 45

Tekanan darah tinggi umumnya tidak diketahui penye­babnya, sehingga pe­ngen­ daliannya perlu secara teratur baik lewat gaya hidup maupun obat tetap diperlukan. Kenali dan kendalikan hipertensi adalah salah satu wujud sayang Anda pada si organ jantung.  Lakukan cek kesehatan umum setahun sekali setelah usia Anda 40 tahun untuk melihat apakah terjadi peningkatan tekanan darah atau tidak.  Ibu yang pernah mengalami hipertensi saat kehamilan atau adanya faktor keluarga perlu pemeriksaan lebih sering dan lebih dini.  Kurangi makanan yang me­ng­ andung garam dapur, juga pe­ nambah cita rasa yang tinggi garam (sodium). Garam akan meningkatkan jumlah cairan da­lam darah yang akhirnya me­ mengaruhi mekanisme tu­ buh sehingga tekanan darah naik Catatan: Tekanan darah ditargetkan di bawah atau sama dengan 140/90 kecuali pada orang-orang ter­tentu misalnya usia lanjut atau mereka dengan dia­ betes dengan komplikasi ginjal.

Awasi tanda-tanda diabetes Diabetes juga bisa menyebabkan gangguan jantung lewat be­ be­ rapa mekanisme misalnya mem­ pemudah terjadinya plak, memperberat kerja jantung ka­ rena gula darah yang mengendap, atau aliran darah ke jantung menjadi kurang baik. Mengendalikan penyakit diabetes akan mengurangi risiko terkena penyakit jantung  Gejala klasik sakit gula adalah banyak buang air kecil, banyak minum, dan banyak makan. Le­ bih lanjut lagi, terjadi pe­ nurunan berat badan dan tu­

buh mudah sakit (infeksi kulit, paru-paru, saluran kemih).  Lakukan pemeriksaan gula da­ rah dalam keadaan puasa maupun dua jam setelah ma­ kan, untuk menyaring ke­ mungkinan adanya prediabetes.  Bila keluarga memiliki risiko diabetes, atau pada saat hamil pernah mengidap diabetes, cek kesehatan sebaiknya lebih dini dan lebih sering.  Menjaga pola makan dengan menghindari makanan yang berkalori tinggi rendah gizi, seperti berbahan dasar tepungtepungan, atau minuman yang terlalu manis Catatan: Jika Anda memeriksakan gula darah sewaktu puasa dan hasilnya ≥200 mg/dL disertai gejala banyak buang air kecil, banyak minum, cepat lapar, itu artinya Anda termasuk diabetes.

Stop merokok Merokok merupakan faktor risiko berbagai penyakit. Selain penyakit jantung, rokok dapat menyebabkan kanker, stroke, tekanan darah tinggi, dan gangguan aliran darah lainnya. Ini karena rokok mengandung zat-zat yang tidak sehat termasuk radikal bebas yang mempermudah terjadinya plak pembuluh darah. Selain itu, zat dalam rokok dapat mengganggu pembelahan sel mempermudah terjadinya mutasi genetik menimbulkan kanker. Kaitan rokok dan penyakit jantung tak bisa ditawar sehingga stop merokok adalah syarat kalau Anda mencintai jantung Anda.

Jaga berat badan Obesitas sudah menjadi masalah kesehatan di berbagai belahan dunia, termasuk negara ber­ kembang. Gaya hidup bersantai dan pola makan yang tidak

sehat menjadi problematika yang sebenarnya bisa disiasati:  Gaya hidup sehat dapat dimulai dengan mem­per­banyak akti­ vi­ tas fisik tak hanya dengan berolah raga, tapi aktivitas sehari-hari. Misalnya, berjalan kaki atau bersepeda ke kantor  Hindari mengonsumsi ma­ kanan dan minuman yang berkalori tinggi. Catatan: Hitung indeks massa tubuh de­ngan cara membagi berat badan (dalam kg) dengan tinggi badan dikuadratkan (dalam m2). Untuk orang Indonesia, IMT di atas 23 sudah memiliki risiko untuk kelebihan berat badan, dan obesitas bila IMT lebih dari 25 kg/m2

Rajin olah raga Olah raga akan memperkuat jantung Anda, melancarkan pe­ re­daran darah, mengurangi pro­ duksi plak penyebab jantung ko­ roner, menjaga berat badan, mem­­perbaiki metabolisme kar­bo­ hidrat, dan banyak lagi. Namun, bagi yang sudah obesitas, gang­ guan sendi, atau sebelumnya su­ dah memiliki penyakit jan­ tung, jenis olah raga perlu dikonsul­ tasikan pada dokter atau pelatih.

Kurangi stres Mengapa stres dihubungkan dengan penyakit jantung? Saat tubuh stres, secara bawah sadar akan keluar berbagai hormon dan neurotransmitter yang me­ ngaktifkan berbagai organ ter­ ma­ suk keluarnya zat-zat yang bersifat seperti radikal bebas. Zat-zat ini akan “merusak” me­ tabolisme natural tubuh me­nye­ babkan meningkatnya pem­ ben­ tukan plak, produksi sel radang, mem­ buat kerja organ menjadi aktif (jantung berdebar-debar, sa­ luran cerna menjadi terlalu aktif atau justru menjadi lambat kerjanya).

Bugar gaya

46 | Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H

BUKA USAHA DULANG PAHALA IDEA

TEAM

ZAKAT BE THE BEST

RISK TAKER TECHNO

INFAK

TECHNO

MANDIRI

Mandiri

CURIOSITY

PASSION

COMMITED

"Sebaik-baik pribadi adalah yang bermanfaat untuk orang lain. "Demikan Rasulullah Saw. pernah bersabda. Pengusaha dengan kelonggaran finansialnya mampu berbuat banyak untuk kemaslahatan umat melalui hartanya. Demikian juga seorang yang berilmu, mampu memberikan manfaat buat umat dengan ilmunya.

P

ertanyaannya, bagaimana cara memulai usaha dari nol agar berhasil? Bermimpilah! Semua orang wajib mempunyai mimpi besar. Sebutlah Bill Gates sang taipan perusahaan software yang produknya paling banyak digunakan di dunia, Dia memulai usaha dari mimpinya di sebuah garasi rumahnya. Awalnya, tidak seorangpun yang menduga Bill Gates bakal sesukses sekarang. Kini, dia tidak hanya menjadi salah satu orang terkaya di dunia, dia juga menjadi salah sedikit dari orang yang paling banyak menyumbangkan hartanya untuk kegiatan sosial. Lalu, apa yang menyebabkan para pengusaha mampu menambahkan pundipundi rezekinya? Beberapa tips ini

PERSISTENT

apabila dipraktikkan insya Allah akan membantu.

Menentukan ide usaha
yang tepat Tentukan usaha yang akan Anda pilih, dengan tetap mempertimbangkan usaha yang akan Anda tekuni de­ ngan kemampuan, minat atau bakat yang Anda miliki, tanpa meninggalkan peluang pasar yang ada saat ini. Jangan takut gagal. Jika terjadi sebuah kesalahan, langsung cari langkah perbaikan dengan cepat. Hindari masuk ke dunia usaha yang telah banyak pelakunya, kecuali Anda punya faktor pembeda yang tidak dipunyai kompetitor.

Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H | 47

Memiliki gairah Banyak pengusaha sukses ka­ rena ia menekuni apa yang menjadi passionnya. Sehingga dia selalu merasa enjoy dalam mengembangkan usaha yang dia miliki. Tanpa adanya tekanan, rasa jenuh, dan menjalaninya bukan sebagai beban. Usahanya dikelola dengan ‘hati’. Gairah dan kerja keras merupakan hal yang penting untuk mencapai sukses, seperti disampaikan salah seorang pengusaha sukses di Timur Tengah, Micky Jagtiani.

Mau berkorban Jika Anda tidak bersedia kerja keras, lembur, melupakan ke­ untungan pribadi, mengor­ bankan waktu dengan keluarga bahkan kadang sampai meng­ abaikan kesehatan, maka buka usaha bukan hal yang cocok untuk Anda. Pada awalnya, jika Anda tidak mampu membayar karyawan, Anda sendirilah yang menjadi karyawan untuk menghemat pengeluaran. Baru ketika sudah mulai berkembang, Anda perlu merekrut karyawan sebagai teamwork Anda.

Membangun tim Bangunlah sebuah tim yang solid, laksana sebuah keluarga dalam suatu perusahaan. Apa­ bila ingin besar, Anda tidak dapat mencapai segalanya sendirian. Berikan kepercayaan kepada orang lain, paparkan visi Anda dan bekerja samalah dengan tim Anda untuk mewujudkan visi besar tersebut. Sehingga seluruh anggota tim merasa bertanggung jawab atas keberlangsungan dan per­ kembangan perusahaan Anda

yang juga membawa kesejah­ teraan pada seluruh karyawan.

Belajar, belajar, belajar
 Ketika Anda memutuskan menjadi pengusaha, jangan pernah berhenti untuk belajar dan mengamati perusahanperusahaan lain yang sukses. Belajar bisa dari sesama pe­ngusaha, karyawan, kon­ sumen, maupun kompetitor Anda. Perhatikan pengusaha yang telah sukses dengan bidang yang sama yang Anda tekuni. Gunakan jurus ATM (Amati Tiru Modifikasi) bila usaha Anda termasuk baru. Strategi apa yang mereka gunakan sehingga mereka berhasil. Perhatikan juga kenapa ada perusahaan yang sejenis gagal.

Jangan takut gagal Gagal biasa, yang tidak biasa adalah apabila gagal, segera bangkit untuk mencoba lagi. Membangun sebuah usaha hingga sukses memang tidak mudah. Hambatan dan ke­ gagalan selalu membayangi setiap usaha. Untuk itu Anda harus selalu berpikiran positif terhadap hambatan serta kegagalan yang ada, karena bersama kesulitan selalu ada kemudahan jika kita mau bekerja keras. Dalam keadaan kepepet, justru kreativitas Anda akan muncul untuk mencari solusi dari masalah yang ada. Hadapi dan nikmati hambatan yang ada karena itulah yang akan menguatkan mental kita dan menambah kemampuan kita dalam membangun usaha.

Gunakan teknologi Perkembangan

teknologi

se­

ka­ rang ini sudah luar biasa pesatnya. Terima kasih kepada teknologi yang sudah sangat banyak memudahkan kita. Demikian juga dalam usaha, manfaatkan teknologi berbiaya rendah atau bahkan gratisan yang ada di pasaran. Gunakan media sosial secara maksimal untuk membantu pemasaran dan promosi usaha, baik produk maupun jasa Anda.

Menjadi yang terbaik di bidangnya Ketika Anda sudah memutuskan untuk menjalankan sebuah ide usaha, jadilah yang terbaik di bidangnya. Jangan setengahsetengah. Apapun yang Anda lakukan atau yang Anda jual untuk konsumen atau klien haruslah yang terbaik. Berikan mereka layanan prima. Dan jangan pernah berhenti untuk melakukan itu terus menerus, sehingga produk atau jasa Anda akan menjadi omongan ramai atau istilah kerennya word of mouth yang akan menjadi sarana promosi paling ampuh.

Tunaikan zakat, infak, dan sedekah Ingat, di setiap harta Anda, ada sebagian hak orang lain. Jangan tunda-tunda untuk membayar zakat dan memperbanyak infak dan sedekah. Percayalah, semakin banyak Anda beramal, akan semakin banyak juga pundi-pundi rezeki Anda melalui usaha. Untuk urusan zakat, infak, sedekah jangan gunakan matematika konvensional tapi gunakan matematika Allah yang balasannya berlipat ganda minimal dilipatgandakan tujuh kali. Tidak percaya, coba saja!

Mandiri

48 | Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H

Simharis bangkit

dari Keterpurukan

Kiprah

Bantuan modal usaha dari Rumah Makmur BAZNAS (RMB) itu memang relatif kecil, yakni hanya Rp 2juta. Tapi ternyata, bantuan itu mampu mengangkat Simharis dari keterpurukan hidup akibat diputus hubungan kerja (PHK) dari tempatnya bekerja di sebuah perusahaan garmen di Jakarta.

S

imharis adalah salah satu mustahik yang diberdayakan RMB lewat bantuan pembiayaan usaha kecil dengan pendampingan. Pada tahun 2000, Simharis yang lahir di Palembang 37 tahun itu adalah karyawan perusahaan garmen. Setelah

kena PHK pada 2009, ia menjadi pedagang jajanan anak-anak sekolah dasar (SD) di kawasan Ujung Harapan, Bekasi Utara. “Itu saya lakukan demi menyambung hidup keluarga. Kalau tidak begitu, untuk memenuhi jajan anak saja mungkin tak mampu,” kata lulusan

SMA di Palembang itu. Ketika itu, bersama istrinya, Asmawati (28), ia mengarungi bahtera hidup dengan penghasilan pas-pasan. Pahitnya hidup benarbenar ia rasakan saat istrinya melahirkan anaknya yang kedua. “Waktu melahirkan anak saya yang kedua, saya benar-benar tak punya biaya untuk melahirkan. Akhirnya, saya harus pinjam uang ke bank keliling dengan bunga yang cukup tinggi,” cerita Asmawati mengenang kelahiran anak keduanya pada tahun 2009.

Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H | 49

Hidup dengan suami seorang pedagang jajanan anak-anak dilaluinya dengan tabah. Ia membantu tugas-tugas suaminya dengan membuatkan adonan mie buat jajanan anak. Ia pun berdagang makanan dan minuman, seperti roti bakar dan es di depan rumahnya. Dengan cara ini, ia bisa membayar utangnya ke rentenir. Suatu ketika, Asmawati me­ ngantar tetangganya yang men­ gidap penyakit kanker untuk meminta bantuan pe­ ngobatan ke BAZNAS. Hanya satu tujuan Asmawati ke BAZNAS, yaitu mengantar tetangganya. Ia tidak bermaksud minta bantuan modal dari BAZNAS. Namun, dari obrolan de­ ngan para pengunjung BAZ­ NAS lainnya, akhirnya dia mendapatkan informasi bahwa di BAZNAS ada program RMB yang bisa memberi ban­ tuan (pinjaman) modal usaha mandiri kepada para mustahik. “Mendengar infor­ masi itu, ketika itu juga saya minta info persyaratan untuk bisa mendapatkan modal usaha. Ternyata persyaratannya mu­ dah, hanya menyerahkan su­rat keterangan tidak mampu (KTM) dari kelurahan,” kata Asmawati. Karena memang lagi butuh modal usaha, keesokan harinya ia dan suaminya ke kelurahan setempat untuk mendapatkan surat KTM. Sehari setelah itu, dengan membawa surat KTM mereka mengajukan bantuan modal ke RMB. “Alham­dulillah, sebulan ke­ mudian saya mendapat bantuan modal dari RMB sebesar Rp2 juta, “ujar Asmawati yang didampingi suaminya. Mereka dapat modal usaha pada April 2011.

Semula, uang yang Rp2 juta ini oleh Asmawati akan digunakan untuk me­ ngembangkan usaha jajanan anak bersama suaminya. Tapi, karena ada yang mengajari untuk berdagang sandal plastik, akhirnya uang itu semuanya dipakai untuk membeli sandal plastik di Bogor. Awalnya, me­ reka berdagang eceran dengan menggelar dagangan di depan rumah toko (ruko) milik orang lain. Kemudian, setelah ada lapak kosong berukuran 3 x 3 meter persegi yang disewakan, mereka menyewanya. Mereka berdagang di pa­ sar Candrabaga, Ujung Ha­ rapan, sekitar 500 meter dari rumahnya di Gg. Bumi Bahagia 4 RT 2/44 Ujung Harapan, Bekasi Utara. Karena lapak itu bukanya mulai pukul 4 sore hingga pukul 11 malam, pasar itu dikenal dengan pasar malam. Di sana mereka berdua berjuang berjualan sandal yang harganya relatif murah, yakni Rp15.000 per dua pasang. “Alhamdulillah, usaha ini terus berkembang,” jelas Asmawati. Perkembangan usahanya ini terlihat dari penghasilannya sekitar Rp2 juta per bulan, sehingga bisa menabung ke RMB, menghidupi ketiga anaknya serta dua orang keponakan dan ibu kandung Asmawati. “Niat saya pinjam ke RMB untuk modal usaha, bukan untuk yang lain-lain yang bukan usaha. Lalu, yang paling penting, setiap bulannya saya bisa menabung ke RMB,” kata Simharis. Setiap bulan mereka bisa menabung Rp200 ribu per bulan. Dalam jangka waktu 10 bulan, bantuan itu sudah bisa

dikembalikan. Atas prestasi ini, RMB memberikan kembali bantuan modal usaha, masih sebesar Rp2 juta. Pinjaman ini pun bisa dikembalikan dengan tabungan Rp200 ribu per bulan. Pada tahun ketiga (2013), RMB menaikkan jumlah bantuan modal usahanya menjadi Rp3,5 juta. “Sebenarnya, RMB mau menghibahkan pinjaman. Tapi, saya tidak mau, saya ingin terus berusaha hingga menjadi besar dan maju,” tegas Asmawati. Dengan kemajuan usahanya ini, Simharis mengaku kehi­dupan­nya kini jauh lebih baik dibandingkan dengan sebelum mendapat bantuan dari RMB. “Saya bersyukur, bantuan awal Rp2 juta bisa mengantarkan kami seperti sekarang ini. Jauh lebih baik dari sebelumnya,” kata Simharis. Salah satu indi­ katornya, pada kelahiran anak yang ketiganya yang sekarang berusia 14 bulan, mereka tidak harus pinjam ke rentenir. Mereka berkeinginan bi­ sa lebih maju lagi, misalnya, memiliki toko sendiri. Sebab, katanya, dengan lapak yang sekarang tidak bisa berjualan semaunya. Kadang-kadang ti­ dak boleh berjualan karena tanahnya milik developer. Pada akhir obrolannya dengan majalah Zakat, mereka menyampaikan kiat berbisnis men­ capai kemajuan seperti yang dialaminya. “Selain kami bekerja keras, kami juga berdo’a. Lalu, kalau ada kelebihan rezeki, sebagai tanda syukur kami, kami berbagi dengan anakanak yatim semampu kami, “kata Simharis dan istrinya.

Kiprah

50 | Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H

tokoh

Bung Hatta Sang Pejuang yang Konsisten DAN Sederhana Perjuangannya menggapai cita-cita Indonesia Merdeka begitu konsisten dan total, sehingga berbagai rintangan seperti ditangkap dan dibuang ke Digul (Papua) dan Bandanaira (Maluku) oleh Pemerintah Kolonial Belanda dihadapinya dengan tabah. Tak sedikit pun hatinya berniat surut berjuang, lalu berkongsi dengan penjajah gara-gara tak tahan hidup menderita di pembuangan.

P

ejuang yang seperti di­ gambarkan di atas tiada lain adalah Mohammad Hatta atau lebih dikenal dengan panggilan Bung Hatta. Karena kritikannya yang tajam di berbagai media atas dibuangnya Soekarno ke Ende, Flores (1934) oleh pemerintah kolonial Be­ landa, Bung Hatta dan teman seperjuangannya dari Partai Pendidikan Nasional Indonesia, yaitu Sjahrir ditangkap dan dibuang ke Digul, tempat yang

medannya sangat berat . Sesampainya di Tanah Me­­­ rah itu (Januari 1935), Pro­ klamator Kemerdekaan Indo­ nesia yang lahir di Bukitinggi, 12 Agustus 1902 itu, ditawari dua pilihan oleh Kepala Pe­ merintahan Digul, Kapten Van Langen. Pertama, menjadi pe­ kerja di pemerintah kolonial dengan upah 40 sen Gulden per hari dengan harapan di­ pulangkan kembali ke daerah asal. Kedua, menjadi orang

buangan yang setiap bulannya menerima bahan makanan in natura (18 kg beras, 1 kg kacang hijau, 2 kg ikan asin, 400 gram teh, dan satu blok garam) dengan tidak ada harapan dipulangkan ke daerah asal. Bung Hatta memang pe­ juang yang konsisten dan tak tertundukkan. Buktinya, beliau memilih pilihan yang kedua, yaitu menjadi orang buangan. “Jika saya bekerja untuk pemerintah ketika saya

Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H | 51

masih di Jakarta, pastilah saya menjadi ‘orang besar’ dengan gaji yang besar pula. Tidak perlu saya datang kemari menjadi kuli dengan gaji 40 sen per hari,” tegas Bung Hatta. Kapten Van Langen terus membujuk Hatta agar mau bekerja sama dengan pemerintah dengan mengatakan bahwa pekerjaan yang bisa dilakukan Hatta di pembuangan adalah pekerjaan di kantor administrasi, bukan pekerjaan kasar yang berat. “Jika Tuan menjadi orang buangan penerima ransum in natura ini, Tuan akan tinggal selamanya di sini. Tuan tidak akan dikirim ke Jawa,” kata Kapten Van Langen menakut-nakuti. Bung Hatta berani meng­ ambil risiko itu karena yakin beliau masih bisa menyambung hidup dengan keahliannya menulis. Ya, untuk memenuhi ke­ butuhan biaya hidupnya, Hatta secara rutin menulis artikel tentang berbagai hal, seperti ekonomi, politik, dan filsafat yang dikirim ke koran Pemandangan di Jakarta. Beliau tak kehabisan bahan tulisan karena di rumahnya di Digul dipenuhi buku-buku yang khu­ sus dibawa dari Jakarta sebanyak 16 peti. Dari bacaan ini pula, beliau memberi pelajaran kepada kawan-kawannya di pembuangan. Di kemudian hari, lahirlah buku-bukunya, antara lain Pengantar ke Jalan Ilmu dan Pengetahuan dan Alam Pikiran Yunani (empat jilid). Dari pengetahuannya yang luas itu, terlihat bahwa Hatta benar-benar berjuang secara totalitas tidak hanya dalam semangat, tetapi juga dalam ilmu. Untuk meningkatkan kualitas

dirinya, ilmu ekonomi yang dipelajarinya dari Nederland Handelschool, Roterdam (19211932), dilengkapinya dengan ilmu ketatanegaraan, hukum, filsafat, sosiologi, politik dan birokrasi. Berbagai bahasa asing juga dikuasainya, antara lain Inggris, Belanda, Perancis dan Jerman. Benar apa yang dikatakan Hatta kepada Kapten Van Langen saat di Di Digul bahwa dunia itu terus berubah. Setahun di Digul, Hatta dan Sjahrir dipindahkan ke Bandanaira hihgga Februari 1942. Pada 9 Maret 1942, pemerintah Belanda menyerah kepada Jepang. Lalu, pada 22 Maret 1942, Hatta dan Sjahrir dibawa ke Jakarta. Selama masa pendudukan Jepang, Hatta tak banyak bi­ cara. Tapi, pidato yang diucap­ kan Hatta di lapangan Ikada (sekarang lapangan Mer­ deka) pada 8 Desember 1942 meng­ gemparkan banyak pi­ hak. ”Indonesia terlepas dari pen­ jajahan imperialisme Belan­ da. Karena itu, ia tak ingin menjadi jajahan kembali. Tua dan muda merasakan ini se­ tajam-tajamnya. Bagi pemuda Indonesia, ia lebih suka melihat Indonesia tenggelam ke dalam lautan daripada mempunyainya sebagai jajahan orang kembali,” tegas ayah dari Meutia Hatta, Gemala Hatta, dan Halida Hatta itu. Setelah pidato ini, pada awal Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dibentuk sebagai pengganti dari Panitia Penyidik Usahausaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPUPKI) yang Ke­ tuanya Soekarno dan Wakil Ketuanya Mohammad Hatta.

Pada 16 Agustus 1945 ma­ lam, PPKI mempersiapkan pro­ kla­­masi kemerdekaan dalam rapat di rumah Admiral Maedi. Soe­ karno meminta Hatta menyusun teks proklamasi yang ringkas dari kata-kata yang didiktekannya. Pada 17 Agustus 1945, Kemerdekaan Indonesia dipro­ kla­ masikan oleh Soekarno dan Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia tepat pada pukul 10.00 pagi di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Pada 18 Agustus 1945, Ir. Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia dan Drs. Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden RI. Meski telah menjadi orang nomor dua di Republik ini, Hatta tak mau memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi dan keluarganya. Hidupnya tetap sederhana hingga akhir hayatnya. Beliau wafat pada 14 Maret 1980. Contoh kesederhanaannya, saat menikahi Ibu Rahmi Rachim pada 18 November 1945, mas kawinnya hanya sebuah buku Alam Pikiran Yunani karyanya sendiri saat dalam pembuangan di Bandanaira. Beliau memang terkenal karena sikapnya tak suka menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi. Pada 1950, ibunda Hatta ingin bertemu anaknya. Kemenakan tirinya, Hasyim Ning, diminta menjemput sang ibunda ke Sumedang, Jawa Barat, dengan menggunakan mobil Hasyim, bukan mobil dinas Perdana Menteri dengan sopirnya. Hatta tak mau memakai kendaraan dinasnya untuk urusan pribadi.

tokoh

52 | Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H

Kenapa Kita Membantu Rakyat Palestina? opini

A

gresi militer Israel ke wilayah Jalur Gaza di Palestina telah menjadi tragedi kemanusiaan dunia. Israel menodai bulan suci Ramadhan yang dihormati oleh seluruh umat Islam, dengan melakukan serangan brutal ke wilayah Gaza dan membunuh penduduknya. Konflik antara Palestina dan Israel selama puluhan tahun telah menimbulkan korban dan kerugian yang tidak terhingga. Sejatinya akar persoalan Palestina ialah pendudukan wilayah Palestina oleh Zionis­ me

Israel dengan dukungan negaranegara sekutunya. Israel sudah lama berniat hendak merobohkan Masjidil Aqsha dan hendak mendirikan di tempat itu candi yang dinamakan “Haikal Sulaiman”. Di waktu itu mereka telah melakukan penggalian-penggalian di seki­ tar dan di bawah Masjidil Aqsha dengan dalih mencari barangbarang purbakala. Oleh karena itu, tragedi yang saat ini terjadi di Gaza tidak bisa dilihat sekadar kon­ frontasi antara pasukan mi­ litan Hamas dengan tentara Israel. Tragedi di

Gaza merupakan satu bagian dari mata rantai per­ soalan Palestina yang melukai Dunia Islam dan memperjelas fenomena ketidakadilan global. Dalam kacamata politik internasional, konflik antara Palestina dan Israel dipandang bukan konflik agama antara Islam dan Yahudi. Tidak semua bangsa Palestina beragama Islam dan barangkali juga tidak semua warga Israel berada di belakang Zionisme Yahudi. Tetapi Israel yang menduduki wilayah Palestina dengan melanggar norma-norma

Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H | 53

hak asasi manusia (human right) dan menginjak kemerdekaan bangsa lain adalah sebuah fakta yang tidak bisa dimungkiri. Tahun 1969 Zionisme Israel membakar Masjidil Aqsha yang menimbulkan protes keras dari berbagai penjuru dunia. Pada waktu itu tokoh ulama Indonesia almarhum Buya Hamka mengatakan ”Barang siapa jiwanya tidak menggetar karena Masjidil Aqsha dibakar, itu bukan umat Islam.” Kenapa umat Islam In­ do­ nesia mendukung per­ juangan rakyat Palestina? Sulit dibayangkan kalau bukan karena motivasi ajaran agama. Saya kira itu bukan sesuatu yang salah dan berlebihan. Bukankah membela orang dan bangsa yang teraniaya di muka bumi merupakan perintah agama Islam. Segelintir orang yang bersikap skeptis mengatakan, untuk apa jauh-jauh membantu Palestina, di negeri kita sendiri masih banyak orang miskin yang menderita dan perlu dibantu. Kita perlu mengingatkan mereka yang berpandangan semacam itu dengan sabda Rasulullah Saw, “Hubungan antara sesama orang beriman adalah laksana satu tubuh. Bila satu bagian tubuh merasakan sakit, seluruh tubuh ikut bersama-sama merasakannya.” (HR Muslim) Menurut realita dan fak­ tanya, sebagian warga Palestina yang menjadi korban agresi Israel adalah umat Islam, walaupun tidak semuanya. Dunia Islam mengecam Israel bukan karena faktor mereka Yahudi an sich, melainkan karena pencaplokan dan pendudukan wilayah Pa­ les­tina yang dilancarkan Israel. Siapa yang memungkiri per­

musuhan Israel terhadap Pa­ lestina dan seolah melakukan pembersihan etnis, apakah semata-mata persoalan militer? Tokoh dan pemimpin Islam almarhum Mohammad Natsir (mantan Perdana Menteri RI dan Wakil Presiden Muktamar Al-Alam Al-Islami) setelah terjadinya pembakaran Masjidil Aqsha oleh Israel sekitar tahun 1969 mengatakan bahwa Masjidil Aqsha adalah “tanah air rohaniah-nya” umat Islam seluruh dunia. Masalah Palestina adalah soal perikemanusiaan yang universal. Masjidil Aqsha akan dijadikan satu daerah internasional, didukung Paus dari vatikan (waktu itu), akan tetapi justru orang-orang Katholik sendiri yang ada di sana dari pemimpin-pemimpin Greek Orthodox dan Romse Katholik menentang internasionalisasi Masjidil Aqsha. Mengutip uraian Pak Natsir di Majalah Islam “Kiblat” tahun 1969, “Palestina adalah tempat sucinya orang-orang Islam dan orang-orang Nasrani. Dalam hal ini sebenarnya umat Islam dan umat Nasrani (Kristen) yang mengerti persoalannya, akan sama-sama merasakan sakit karena terancam tanah air rohaninya oleh orangorang Zionis Yahudi yang mengotorinya. Apa yang dituju oleh Zionis Yahudi? Bukan semata-mata Masjidil Aqsha. Gerakan Zionisme sudah terlahir kira-kira 80 tahun yang lalu (diucapkan 1969, pen). Mereka mempunyai cita-cita untuk mengadakan satu negara Israel antara sungai Nil dan sungai Euphrat. Sudah ada gambarnya dan petanya. Digambarkan di dinding Parlemen Israel, satu

M. Fuad Nasar Wakil Sekretaris BAZNAS

negara Israel yang membentang dari pinggir sungai Nil sampai ke pinggir sungai Euphrat termasuk Madinah dan Masjidil Haram. Jadi bukan semata-mata soal eksistensi yang hendak dipertahankan, walaupun mendapatkan tanah itu dengan rampasan. Mereka tidak mau meninggalkan daerah yang diperolehnya secara agresi dan kembali ke garis-garis demarkasi sebelum 5 Juni 1967 itu. Israel mempunyai satu konsep jangka panjang. Zionisme adalah satu gerakan internasional. Zionisme mempunyai bermacam-macam bidang perjuangan dan caracara perjuangan.” Lebih lanjut-kata almar­ hum Pak Natsir-“Satu rupiah yang dikirimkan ke sana atas nama umat Islam yang ada di Indonesia ini efek psikologisnya, efek mentalnya, bukan main hebatnya. Dalam ilmu politik, dunia ini tidak dapat lagi dipisahkan-pisahkan. Interdependen bahwa apa yang terjadi dalam jarak ribuan mil dari kita akan mengakibatkan kesulitan-kesulitan kita atau kebaikan bagi kita yang jauh dari tempat itu. Mari kita menyumbang sambil berdoa. Yang kita sumbang bukan mereka saja, tapi juga

opini

54 | Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H

opini

kita sumbang kekuatan dan keselamatan kita sendiri yang sesungguhnya berada di front juga.” Dalam Muktamar Alam Islami di Damaskus tahun 1965 yang membicarakan soal Israel, dihadiri negara-negara Islam dari berbagai penjuru Afrika dan Asia, Pak Natsir selaku ketua sidang mengajukan pertanyaan yang agak diplomatis, “Saudara Arab, ada tujuh negara Arab menghadapi satu Israel, kenapa Islam kalah? Pertanyaan tersebut dijawab oleh Sayid Ramadhan, “Justru karena kami bertujuh dan Israel bersatu, maka kami kalah.” Salah satu penyebab utama kenapa konflik antara Arab Palestina dan Israel tak pernah selesai, seperti dikemukakan di atas adalah karena negaranegara Arab terpecah dan tidak bersatu. Di satu sisi, sejak dulu para pejuang Palestina lebih menyukai cara perang gerilya kecil-kecilan daripada jalan damai dan perundingan, sementara mereka tak punya kemampuan perang yang seimbang dengan pihak lawan­

nya. Para pejuang Pales­ tina sendiri terbelah dalam berbagai kubu yang tidak selalu kompak. Di sisi lain, pihak Israel tidak meng­hendaki penyelesaian da­ mai dan bermartabat serta tidak menghormati hukum internasional. Yasser Arafat, pemimpin PLO (Palestine Liberation Orga­ nization) tahun 1979 menya­takan kepada tamunya Lukman Harun dari Indonesia sebagaimana ditulis dalam buku Lukman Harun: Potret Dunia Islam (1985) bahwa perjuangan pembebasan Palestina sangat berat karena harus menghadapi Israel dan Amerika Serikat. Secara jujur diapun mengakui ada kepala negara-negara Arab yang tidak senang dengan perjuangan Palestina. Wilayah Palestina- -kata Arafat-selain diduduki Israel, juga sebagian telah men­ jadi daerah dari negara Arab tertentu, sehingga pada wak­ tu tertentu tidak tertutup kemungkinan terjadi bentrok antara pejuang Palestina dan negara Arab tersebut. Menjawab pertanyaan kapan

akan berakhirnya perjuangan pembebasan Palestina, Yasser Arafat waktu itu mengatakan terserah kepada Allah, mungkin 10, 20, 100 ataupun 1000 tahun. Pokoknya rakyat Palestina akan berjuang terus dari satu generasi ke generasi lainnya sampai terwujudnya negara Palestina. Kita sebagai muslim dan bangsa yang cinta damai namun lebih cinta kemerdekaan dapat merasakan pahit getirnya pen­ deritaan bangsa Arab Palestina yang dibombardir negerinya dengan senjata dari udara dan darat, diporak-poran­ dakan infrastruktur fisik dan kehidupan sosial akibat perang serta direnggut ketenangan hidup dan masa depan anakanak yang tidak berdosa. Belum tibakah saatnya kesadaran negara-negara Arab dan Dunia Islam bersatu untuk hentikan tragedi kemanusiaan di Gaza dan akhiri persoalan Palestina secara keseluruhan? Pemerintah Indonesia dan segenap umat Islam di Tanah Air dalam membantu perjuang­ an rakyat Palestina menghadapi Zionisme Israel senantiasa dengan cara yang benar dan proporsional. Peng­­galangan bantuan ke­ manusiaan untuk Palestina sebagai bentuk solidaritas Dunia Islam juga dilakukan melalui lembaga-lembaga yang secara resmi menghimpun bantuan kemanusiaan dan menyalurkannya. Sampai kapanpun kita sebagai Muslim meyakini janji Allah Swt dalam Al Quran; Wal ’aqibatu lil muttaqiin (Kemenangan terakhir tetap pada orang yang bertakwa...).

56 | Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H

Imam Bukhari

Ahli Hadits yang Genius sirah

A

nak yang sembuh dari kebutaan berkat do’a ibunya itu adalah Imam Bukhari , yang nama lengkapnya Muhammad bin Ibrahim bin AlMughirah bin Bardizhbah Al-Ju’fi Al-Bukhari. Sejak kesembuhannya itu, yaitu pada usianya yang ke- 10 tahun, perhatiannya kepada ilmu hadits sudah tumbuh. Sampai dengan usia 16 tahun, beliau sudah hafal dan menguasai buku-buku, seperti Al-Mubarak dan Al-Waki. Pada usia 16 itulah beliau belajar ilmu hadits di Mekah dan Madinah saat bersama keluarganya berkunjung ke sana. Ayahnya, Ismail, adalah seorang ahli hadits yang mempelajarinya dari sejumlah ulama terkenal, seperti Malik bin Anas, Hammad bin Zaid, dan Abdullah bin Al-Mubarak. Selain itu, ayahnya juga dikenal sebagai

Ada seorang ibu yang selalu berdoa demi kesembuhan putranya yang kedua matanya buta sejak lahir. Suatu ketika, ibu itu bermimpi melihat Khalilullah Nabi Ibrahim a.s. berkata kepadanya,” Wahai Ibu, sesungguhnya Allah telah memulihkan penglhatan putramu karena banyaknya do’a yang kamu panjatkan kepada-Nya. “ Menjelang pagi harinya, ibu itu mendapati penglihatan anaknya telah sembuh. orang yang wara’, dalam arti sangat berhati-hati terhadap hal-hal yang hukumnya bersifat syubhat (raguragu), apalagi terhadap hal-hal yang sifatnya haram. Bisa jadi, karena sifat ayahnya inilah Imam Bukhari yang dilahirkan setelah Shalat Jumat 13 Syawal 194 (21 Juli 810 M) di Bukhara (Bukarest) itu, menjadi ahli hadits yang termasyhur di antara para ahli hadits sejak dulu hingga sekarang bersama dengan Imam Ahmad, Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasai, dan Ibnu Majah. Bahkan, dalam kitabkitab fikih dan hadits, hadits-hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari memiliki derajat yang tinggi. Sebagian menyebutnya dengan julukan Amirul Mukminin fil Hadits (Pemimpin Kaum Mukmin dalam Ilmu Hadits). Maka, wajar kalau kemudian, hadits-haditsnya

menjadi rujukan semua ulama. Kakak Imam Bukhari, yakni Rasyid bin Ismail, mengakui bahwa Imam Bukhari itu genius, yang salah satu cirinya adalah daya hafal atau ingatnya sangat tinggi. Pernah suatu ketika, kata Rasyid, Bukhari muda dan beberapa murid lainnya mengikuti ceramah cendekiawan di Balkh. Bukhari tidak membuat catatan kuliah, sementara murid-murid lainnya membuat catatan kuliah. Yang dilakukan Bukhari ini dicela teman-temannya sebagai murid yang membuang-buang waktu. Bukhari pun hanya diam, tak menanggapinya. Namun, karena sering men­­­d apat celaan itu, Bukhari menj­ a di kesal. Lalu, suatu hari, Bukhari meminta kawankawannya membawa catatan me­­reka yang berisi hasil ce­r a­

Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H | 57

mah cendekiawan di Balkh itu. Ternyata, tanpa membuat ca­tatan kuliah, Bukhari bisa membacakan secara tepat ma­ teri ceramah itu. Maksudnya, Bukhari hafal di luar kepala 15.000 hadits lengkap dengan keterangan yang tidak sempat teman-temannya catat. Maka, tercenganglah mereka atas hal itu. Hal yang mengagetkan juga terjadi saat Bukhari berada di Baghdad, yaitu saat dia didatangi oleh 10 orang ahli hadits yang ingin menguji ketinggian ilmu Bukhari. Dalam pertemuan itu, para ulama itu mengajukan 100 buah hadits yang sengaja “diputarbalikkan” atau dibuat salah susunannya untuk menguji hafalan Bukhari. Ternyata, Bukhari mampu mengulang kembali secara tepat masing-masing hadits yang salah itu. Lalu, mengoreksi kesalahannya. Setelah itu, ia membacakan hadits yang benarnya di luar kepala, secara urut, sesuai dengan urutan penanya. Imam Bukhari memang luar biasa karena ia mampu menghafal hanya dalam waktu satu kali dengar.

Dengan kemampuannya yang luar biasa itu lahirlah karya-karyanya yang terkenal, seperti kitab AtTarikh (Sejarah) yang beliau tulis ketika menunaikan ibadah haji bersama ibu dan kakaknya bernama Ahmad. Saat itu, ia beruisa 22 tahun. “Saya menulis buku At-Tarikh di atas makam Nabi Muhammad

Saw. pada waktu malam bulan purnama,” kata Imam Bukhari yang ditinggal wafat ayahnya saat ia masih kecil itu Karya Imam Bukhari lainnya, antara lain, Kitab AlJami Ash-Shahih, Al-Adab alMufrad, At-Tarikh As-Shagihir, At-Tarikh Al-Aswat, At-tarikh Al-Kabir, At-Tafsir Al-Kabir, AlMusnad Al-Kabir, Al-‘Ilal, Raf’ul Yadain Fis Salah, Birrul Walidain, Kitab Ad-Duafa, Asami AsSahabah, dan Al-Hibah. Kitab yang paling monumental dari semua karya-karyanya itu adalah kitab Al-Jami’ As-Shahih yang lebih dikenal dengan nama Shahih Bukhari. Ada cerita unik tentang pe­ n­yusunan kitab Shahih Bukhari ini. Suatu malam, Imam Bukhari bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad Saw., seolah-olah Nabi Muhammad Saw. berdiri di hadapannya. Untuk mengetahui makna mimpi ini, Imam Bukhari kemudian bertanya kepada seorang ahli mimpi. Menurut ahli mimpi itu, Imam Bukhari akan menghancurkan dan mengikis habis kebohongan yang disertakan orang dalam sejumlah hadits Rasulullah Saw. “Mimpi inilah, antara lain, yang mendorongku untuk melahirkan kitab Al-Jami’ AsShahih,”katanya. Kitab Shahih Bukhari ini disusun dengan sangat hatihati. Dasar pemikiran dan babbabnya disusun secara sistematis di Masjidil Haram, Mekah. “Saya susun kitab Al-Jami’As-Shahih ini di Masjidil Haram,Mekah, dan saya tidak mencantumkan sebuah hadits pun kecuali sesudah shalat istikharah dua

rakaat memohon pertolongan kepada Allah, dan sesudah meyakini betul bahwa hadits itu benar-benar shahih,” kata Imam yang wafat pada malam Idul Fitri 256 H/31 Agustus 870 M itu. Mukadimah dan pokokpokok bahasan kitab Shahih Bukhari ini kemudian disusun di Raudah Al-Jannah, tempat antara makam Rasulullah dan mimbar di Masjid Nabawi, Madinah. Setelah itu, beliau mengumpulkan sejumlah hadits dan menempatkannya dalam bab-bab yang sesuai. Penyusunan kitab ini menggunakan kaidah penelitian secara ilmiah dan cukup modern sehingga hadits-haditsnya dapat dipertanggungjawabkan. Dengan tekun dan cermat kitab ini dapat diselesaikan dalam waktu sekitar 16 tahun. Imam Bukhari pernah difitnah sebagai orang yang berpendapat bahwa Al-Quran adalah makhluk. Padahal ,dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Imam Bukhari pernah berkata:”Iman adalah perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang. Al-Quran adalah kalam Allah, bukan makhluk. Sahabat Rasulullah Saw. yang paling utama adalah Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali. Dengan berpegang pada keimanan inilah aku hidup, aku mati, dan dibangkitkan kelak, Insya Allah.” Di lain kesempatan beliau berkata,” Barang siapa menuduhku berpendapat bahwa lafadz-lafadz Al-Quran adalah makhluk, ia adalah pendusta.”(dr berbagai sumber)

sirah

58 | Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H

SILATU RAHIM

Berwisata Spiritual Linguistik ke

Masjid Al-Markaz Makassar

M

asjid itu begitu megah berdiri berarsitekturkan mirip Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah. Selain itu, juga bergaya bangunan seperti Masjid Katangka dan rumah Bugis Makassar yang kubahnya berbentuk kuncup segi empat, bukan berbentuk bundar, seperti masjid-masjid pada umumnya. Mesjid itu kokoh berdiri di atas lahan seluas 3 hektar dengan bangunan utamanya terdiri dari tiga lantai. Yaitu, lantai dasar seluas 4.000 meter persegi yang berfungsi sebagai ruang perkantoran, ruang

perpustakaan, dan aula. Lantai dua seluas 4000 meter persegi berfungsi sebagai ruang shalat jamaah pria dengan kapasitas 10 ribu orang. Sedangkan lantai tiga yang berbentuk huruf U yang berukuran 2000 meter persegi berfungsi sebagai tempat shalat jamaah wanita. Di sekeliling bangunan utama itu berdiri 5 buah menara yang megah, yang salah satunya berketinggian sekitar 84 meter. Itulah Masjid Al-Markaz AlIslami Makassar yang didirikan pada 1994 dan diresmikan pada 12 Januari 1996 oleh Jendral M. Yusuf

(alm). Mantan Panglima ABRI inilah penggagas pertama berdirinya masjid yang beralamat di Jalan Masjid Raya Kecamatan Bontoala, Makassar, itu. Masjid ini memang awalnya lahir dari ide M. Yusuf. Ketika menjadi Amirul Hajj (pemimpin perjalanan haji) pada 1989, beliau menyampaikan keinginannya untuk mendirikan masjid yang monumental di Makassar. Salah seorang yang mendengar gagasan itu adalah H.M Jusuf Kalla. Masjid besar dan megah ini sengaja didirikan di Makassar bukan karena M. Jusuf berasal dari

Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H | 59

Sulawesi Selatan, tetapi karena Makassar adalah titik pusat kawasan timur Indonesia, dan masyarakatnya cukup agamis. Ini terlihat, antara lain, dari jumlah jamaah haji yang cukup banyak. Sebagai bentuk penghargaan kepada M. Jusuf yang mempra­ karsai pembangunan masjid terbesar di Asia Tenggara itu, maka nama Masjid Al-Markaz Al-Islami berubah menjadi Masjid Al-Markaz Al-Islami Jen­ dral M. Jusuf setelah masjid ini digunakan selama 10 kali bulan Ramadhan. Masjid dengan nama lengkap ini baru diresmikan pada 11 Januari 2005 oleh H.M. Jusuf Kalla yang saat itu menjadi Wakil Presiden RI atau setahun setelah Jendral M. Jusuf wafat. Masjid ini tentu tak hanya besar dan megah fisik bangunannya, tapi juga besar dan megah karena aktivitas ibadah para jamaahnya yang tak hanya datang dari kota Makassar, tapi juga datang dari kota-kota lain, seperti, Bulukumba dan Maros. Dengan berbagai aktivitas jamaahnya itu, masjid yang terletak di lokasi bekas Kampus Universitas Hasanuddin Baraya itu, sekarang telah menjadi pusat pengembangan dakwah Islam yang mempunyai berbagai peran di berbagai bidang, antara lain, agama (Islam), pendidikan, sosial budaya dan ekonomi. Dalam bidang pendidikan, melalui Badan Pendidikan Islam (BPI)-nya, masjid yang arsiteknya Ir. Achmad Noeman, lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu menyelenggarakan pendidikan atau pelatihan berbagai bahasa asing, seperti Arab, Inggris, Perancis, Jerman,

Jepang, Mandarin dan Spanyol, secara gratis. Karena faktor pengajar yang umumnya bersatus relawan, pendidikan bahasa asing tersebut belum semuanya berjalan dengan baik. Yang sudah berjalan dengan baik baru bahasa Inggris, Perancis, Jerman dan Jepang. Proses pembelajaran dan pengembangan masing-masing pendidikan bahasa asing itu cenderung berupa komunitas yang memiliki murid dan pencintanya sendiri. Member dan peserta didiknya dari berbagai latar pendidikan, mulai siswa SMA, mahasiswa S1 dan S2 hingga yang sudah bekerja. Pendidikan bahasa Inggris, misalnya, lahir dari komunitas diskusi bahasa Inggris, yaitu AlMarkaz for Khudi Enlightening Studies (MAKES) yang terbentuk pertengahan 1998. Komunitas ini menjadi komunitas kajian ke-Islaman berbahasa Inggris pertama di Makassar dan menjadi percontohan bagi pengembangan bahasa asing lainnya di Masjid Al-Markaz . Kegiatan dari MAKES ini, utamanya adalah diskusi dalam bahasa Inggris tiga kali sepekan. Yaitu, pada Setiap Selasa , Kamis, dan Sabtu pukul 4 sore atau ba’da pelaksanaan shalat Ashar. Kegiatan ini dilakukan di pelataran Masjid Al-Markaz Makassar. Kegiatan lainnya untuk meningkatkan keilmuan para anggota MAKES, antara lain, pendalaman ilmu keIslaman (termasuk pembalajaran bahasa Arab), bedah buku, novel, dan film. Ini termasuk untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris para aggotanya berupa TOEFL

dan IELTS. Selain itu, juga ada pelatihan kepenulisan akademik, seminar, dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan para anggota. Bahasa kedua yang dipelajari di Masjid Al-Markaz adalah bahasa Jerman. Pendidikan bahasa ini diselenggarakan berupa kursus secara berkala oleh Al-Markaz Deutschkurs (ADK), bukan berupa komunitas kajian atau diskusi , seperti pendidikan bahasa Inggris oleh MAKES. Waktu kursusnya setiap Sabtu, dua sesi kelas dari pukul 2 siang hingga pukul 6 sore. Buku-buku yang digunakan adalah buku standar Gothe Institut Jakarta. Bahasa asing ketiga yang dipelajari di masjid Al-Markaz ini adalah bahasa Perancis melalui komunitas Zidane. Sama seperti ADK, pendidikan bahasa Perancis juga diadakan berupa kursus berkala setiap Sabtu sore di pelataran Masjid Al-Markaz Al-Islami. Di pelataran ini pula pada waktu yang berbeda , yaitu Selasa sore (ba’da Ashar) diselenggarakan pendidikan bahasa Jepang . Karena berbagai pendidikan bahasa asing ini diselenggarakan secara gratis atau para gurunya adalah relawan, salah seorang anggota MAKES, Boe Berkelana, mengapresiasi jiwa dan kemauan setiap pengajar dari berbagai bahasa asing tersebut. Dia berharap, semoga kemegahan Masjid Al-Markaz turut juga memegahkan hati para relawan itu, melapangkan rezeki mereka di tempat lain, dan menjadikan mereka pribadi-pribadi yang terhormat. (dari berbagai sumber)

SILATU RAHIM

60 | Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H

Zakat itu Proteksi, Sedekah itu Investasi

Berbagai musibah kadang datang silih berganti. Baru beberapa hari saja, misalnya, seseorang ditimpa musibah sakit berat, sehingga harus dirawat di rumah sakit (RS) dengan biaya pengobatan puluhan juta rupiah. Tak lama kemudian, sepulangnya dari RS, ia mendapat kabar anak pertamanya mengalami kecelakaan motor yang memerlukan perawatan dokter. Ia pun kembali harus merogoh kantongnya dalamdalam untuk membiayai pengobatan anaknya di RS.

SAHABAT

I

ppho Santosa punya resep untuk menangkal berbagai musibah itu, antara lain, dengan ketaatan membayar zakat. “Zakat itu untuk kita. Harta kita gampang bocor dengan berbagai musibah, kalau kita tak berzakat. Maka, supaya harta kita tidak mengalami kebocoran, kita harus membayar zakat,” kata motivator di bidang bisnis dan percepatan rezeki itu usai acara silaturahim dengan sejumlah dai, seperti Ust. Yusuf Mansyur dan Ust.Boby Heriwibowo,Lc di kantor BAZNAS, Jakarta, Jumat (8/8). Selain itu, Ippho juga memberi resep untuk melipatgandakan harta, yaitu dengan memperbanyak sedekah. “Agar nilai harta kita lebih meningkat atau bertambah berlipat-lipat ganda, maka kita perlu mengeluarkan sedekah. Jadi, kalau kita lakukan dua-duanya, zakat dan sedekah, berarti komplet ada proteksi dan investasi,” ujar penulis

buku bestseller yang fenomenal itu. Buku-buku hasil karyanya yang berkaitan dengan percepatan rezeki dan laris itu, antara lain, Hanya 2 Menit Anda Dapat Mengetahui Potensi Rezeki And;, 7 Keajaiban Rezeki, Dahsyat dengan Otak Kanan; Percepatan Rezeki dalam 40 Hari dengan Otak Kanan; Meledakkan Profit dengan Kreativitas dan Otak Kanan; dan 7 Keajaiban Rezeki: Rezeki Bertambah, Nasib Berubah dalam Waktu Kurang dari 99 Hari. Sebagai motivator, Ippho yang dilahirkan di Pekanbaru, Riau, 30 Desember 1977 itu, terus men­ dorong umat Muslim agar berzakat dan bersedekah. “Berbagi itu sebenarnya untuk kita, bukan untuk orang lain. Walaupun kita tidak memberi bantuan kepada orang lain yang dhuafa, pasti Allah akan memberi bantuan dengan cara lain. Jadi, sebenarnya kitalah

yang perlu bersedekah dan kita pula yang perlu berzakat. Sebagai tempat berzakat, saya rekomendasikan BAZNAS,” kata pemilik TK dan PG Khalifah yang beroperasi di sejumlah kota di Indonesia itu. Dalam hal berbagi, katanya, bisa terang-terangan atau diamdiam. Dia tak setuju dengan pen­ dapat yang menyatakan bahwa jangan bersedekah terang-terangan nanti bisa riya. “Sedekah diam-diam memang lebih baik dari terangterangan, tapi diam-diam tidak bersedekah itu lebih jelek. Terangterangan pun harus diniatkan untuk syiar, bukan untuk pamer. Dan buruk juga, kalau kita berniat bersedekah atau berzakat namun tidak jadi karena takut dikira riya. Itulah yang sebenarnya riya,” katanya dalam sebuah seminar ten­ tang 7 Keajaiban Rezeki di Jakarta beberapa waktu lalu.

Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H | 61

S

aat-saat sakaratul maut yang ditemani sua­ mi­ nya tercinta, yakni Ra­ su­­ lullah Saw., Siti Khadijah r.a. mengungkapkan kata-kata,” Wa­ hai Rasul utusan Allah, tiada harta dan lainnya yang bersamaku untuk aku sumbang­ kan demi dakwah. Andai selepas kematianku, tulangtulang­ku mampu ditukar dengan dinar dan dirham, gunakanlah tulang-tulangku demi kepentingan dakwah yang panjang ini”. Kata-kata Siti Khadijah itu selalu diingat Titi Widoretno Warisman atau lebih dikenal sebagai Neno Warisman. Ia ingin meneladani pribadi Siti Khadijah. “Jika jiwa seseorang disucikan, tidak ada yang dilakukan kecuali ingin berbagi. Saya belajar dari Ibu Khadijah r.a. seperti yang diucapkannya itu. Ya, bukan hanya hidupnya,

bahkan matinya pun, beliau persembahkan untuk dakwah,” katanya usai acara silaturahim dengan sejumlah da’i di kantor BAZNAS, Jumat (8/8). Menurut penyanyi terkenal di era tahun 80-an itu, kalau seseorang suka berbagi, tapi dia tidak berzakat, pasti dia akan sakit. “Seorang ibu yang tengah menyusui, bila tidak diambil air susu ibu (ASI)-nya, pasti dia akan sakit, misalnya, meriang. Saya tahu dan merasakan itu karena saya seorang ibu. Jadi, zakat adalah jalan hidup,” kata ibu dari tiga orang anak itu. BAZNAS menjadi tempat dia berzakat karena zakat seharusnya dikelola badan ne­ gara. “Kalau dulu, zaman Ra­­su­l­ ullah Saw. dan para sahabatnya, kan dikelola baitulmal. Jadi, se­ mua dana (zakat) diurus negara. Kalau se­karang beragam, karena mungkin lahannya besar. Tapi, intinya, kita harus punya orangorang terpercaya,” tegas Neno yang sejak 1991 memutuskan

berjilbab. Ia menilai aneh bila potensi zakat itu besar tapi dana zakat yang terhimpun sangat kecil. “Ini artinya belum ada satu keyakinan bahwa zakat itu bisa mengubah hidup seseorang. Ini mungkin karena sosialisasi dan edukasi zakat selama ini bahasanya terlalu formal,” kata alumni SMA Tarakanita I kelahiran Banyuwangi, 21 Juni 1964 itu. Menurut dia, pada zaman Nabi, umat Islam mau berzakat tanpa harus disuruh-suruh ka­ rena mereka tahu hebatnya orang-orang berzakat. “Ma­ salah­­ nya, sekarang ini banyak di antara kita yang tidak mengenal sejarah Nabi dan para sahabatnya. Jadi, ada pekerjaan rumah (PR) besar, yaitu mengenalkan lagi sejarah Nabi dan para sahabatnya,”paparnya. Karena itu, Neno menggagas pendirian The Muhammad Center (Maret 2014) yang mengenalkan kembali akhlak hebat yang mencengangkan dari Nabi Saw dan para sahabatnya.

KIPRAH

Daftar Nomer Rekening Baznas Plaza Mandiri

070-00 -0185555-5

070 00 0187777 3

Thamrin

700 1325498

700 1334 756

Prapatan

0029 2855 58

0029 2829 77

Ciracas

0058 3323 62

0058 3323 70

Kwitang

6860 1487 55

6860 1485 77

011-555510

011-777710

KP Sudirman

301 007 0753

301 007 0752

syariah

Thamrin

2-700-000554

2-700-005777

syariah

Thamrin

2-700-005555

-

Jakarta

009 555 5554

009 577 7779

Jakarta

098 888 8819

098 888 8819

Pondok Indah

971 0064 55

971 0078 77

Wahid Haysim

7017 0007 55

7017 0011 77

Melawai

8800255-01-6

8800277-01-0

Kuningan

10000 10000 15559

10000 10000 17779

Harmoni

7011 0011 55

7011 0016 77

Mampang

701 3116 37555

701 3116 31477

KP Kuningan

127.80.0001.555

127.80.0001.977

502.01.0011 8.00.9

502.01.0011.9005

Rekening Ponsel

081 00000 111

081 00000 777

KP Cik Ditiro

990 00 23 828

990 00 47 964

006.01.01.00555.5

006.01.01.00777.7

500.100.555.3

500.100.770.0

syariah

syariah

Jatinegara

(Dollar)

syariah

Sudirman

KC Bekasi KP Operasional Senayan

MAs ZAKI

64 | Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H Judul : 7 Password Percepatan Rezeki Penulis

: Ust. Bobby Herwibowo, Lc.

Penerbit

: Noura Books (PT Mizan Publika)

Cetakan I

: Agustus 2014

Jumlah halaman : 208 halaman

kitabah

tUKANG bECAK nAIK hAJI

K

isah-kisah yang meng­ getarkan dalam me­ raih sukses, seperti percepatan rezeki dari siapa saja yang mengalaminya, dari tukang becak sekalipun, lebih menarik untuk disimak dan diteladani daripada sekadar teori-teori yang mengawang-awang, tanpa bukti nyata. Maka, banyak buku motivasi yang berisi tentang kisah-kisah inspiratif untuk mendukung pokok bahasan yang ingin disampaikan. Salah satu buku tersebut adalah buku 7 Password Per­ cepatan Rezeki karya Ust. Bobby Herwibowo, Lc. Buku ini terdiri dari 7 bab yang merupakan kunci atau sandi lewat (Password) meng­ gapai percepatan rezeki. Setiap bab ini berisi kisah-kisah inspiratif dari orang-orang yang pernah ditemui penulis buku ini. Lalu, di akhir kisah ada ibrahnya. Kisah-kisahnya sungguh

mendemonstrasikan dahsyatnya janji Allah untuk membuka rezeki dan kelapangan hidup. Misalnya cerita pada halaman 160 tentang tukang becak di Semarang bernama Ibnu, yang selalu menjaga ibadah shalat subuhnya. Meski tengah membawa penumpang keliling Simpang Lima pusat Kota Semarang, begitu mendengar suara Tahrim dari corong masjid, tanda waktu Shubuh sebentar lagi datang, ia menghentikan becaknya, lalu dengan santun, mohon penumpang itu bisa pindah ke becak lain karena ia mau mengumandangkan azan Subuh di masjid. Penumpang becak itu, Kajiman adalah pengusaha shaleh yang menginap di hotel bintang lima di kawasan Simpang Lima. Setengah jam menjelang Subuh, usai shalat malam, ia ingin keliling kota dulu sebelum ke masjid. Bertemulah dengan Ibnu. Ia kagum kepada Ibnu. Tapi, ia ingin menguji Ibnu dengan permintaan agar Ibnu meneruskan perjalanan keliling Semarang dengan imbalan Rp500 ribu. Ibnu menolak permintaan itu. Sebab, kata Ibnu, gurunya mengajarkan bahwa shalat sunah fajar dua rakaat lebih mahal daripada dunia beserta isinya. Usai shalat Subuh mereka berjabat tangan lalu berpelukan. “Dalam pelukan itu, Kajiman membisik ke telinga Ibnu,” Mohon Pak Ibnu tidak menolak

tawaran saya kali ini. Dalam doa munajat kepada Allah tadi, saya sudah bernazar untuk memberangkatkan Pak Ibnu berhaji tahun ini. Mohon Bapak jangan menolak tawaran saya ini. Mohon jangan ditolak.” (hlm. 163). Kisah lain yang juga menggetarkan ada di hal. 96, yaitu tentang seorang tukang gorengan di sekolah dasar di Cipete, Jakarta Selatan. Ia suka memberi gorengan bagian ujung singkong yang biasanya dibuang, ke seorang anak SD yatim yang tak punya uang jajan. Si anak itu sangat senang menerima pemberian singkong goreng itu. Peristiwa itu berlangsung hingga anak itu tamat SD. Tiga puluh tahun kemudian, Udin (bukan nama sebenarnya) masih menjadi tukang gorengan singkong di SD yang sama. Saat Udin menggoreng, tibatiba sebuah mobil mewah dan mengkilap berhenti tepat di depan gerobaknya. Ternyata, pemilik mobil mewah itu adalah anak yatim yang dulu sering diberi “pentil” singkong. Sebagai rasa terima kasih, pemuda itu mengajak Udin menemani dia dan istrinya pergi haji. Percepatan rezeki yang datang tentu tak hanya berupa naik haji, tetapi juga yang lainnya, seperti sembuh dari penyakit kanker karena bersedekah dan usaha maju pesat karena berzakat 5%.

Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H | 65

Meniru Sifat Kelembutan Allah

A

llah Swt. memiliki 99 nama-nama indah atau Al-Asmaul AlHus­na. Dari nama-nama-Nya yang menggambarkan sifatsifat Allah itu, manusia bisa mengenal dan mendekatkan diri kepada-Nya. Caranya, ia dapat mengidentifikasikan drinya dengan nama-nama tersebut. Dalam salah satu buku ter­ barunya yang di-launching pada 19 Agustus 2014 di Jakarta, yaitu Mendekati Tuhan dengan Kualitas Feminin, Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA membagi nama-nama Allah itu ke dalam dua aspek atau kualitas. Pertama, as­ pek maskulin, seperti AlJabbar (Yang Memiliki Mutlak Ke­gagahan), Al-Qawiy (Yang Mahakuat), Al-Muntaqim (Yang Maha Pemberi Balasan), AlQahhar (Yang Maha Memaksa), dan Al-Muqtadir (Yang Maha Berkuasa). Kedua, aspek feminin, seperti Ar-Rahim (Yang Maha Penyayang), Al-Latif (Yang Ma­

halembut), Al-Ghafur (Yang Ma­ ha Pengampun), Al-Muhaimin (Yang Maha Pemelihara), dan Al-Hakim (Yang Mahabijaksana). Sesuai dengan judulnya, buku ini lebih menyoroti pen­ dekatan aspek feminin. Mengidentifikasi diri dengan sifat kelembutan Allah Swt., menurut Wakil Menteri Aga­ ma itu, itu satu kenikmatan tersendiri. “Semakin kita me­ niru sifat-sifat kelembutan Allah Swt., semakin halus budi pekerti ini. Tidak perlu sekolah tinggi-tinggi untuk merasakan kehalusan budi pekerti. Cukup kita mencoba melakukan pen­ dekatan diri kepada Allah Swt. dengan cara belajar Al-Maul Al-Husna. Contohlah sifat-sifat yang bisa kita contoh, terutama sifat jamaliyah-Nya.” (hal.13, Bab II: Citra Feminin dalam Islam: Sebuah Renungan Sejarah) Manusia bisa mendekati Allah Swt. dari kedua aspek itu dan keduanya tidak perlu di­­ per­ tentangkan. Keduanya ber­ jalan sinergis dan saling me­ lengkapi. “Tidak ada tasawuf tanpa syariat. Seorang hamba tidak akan terpikir untuk mem­ pertentangkannya satu sama lain. Akan tetapi, dia akan selalu mempersatukannya. Prinsipnya,

identity, bukan negasi. Jangan berpikir kontra­ diktif, tapi inte­ gratif.”(hal. 14, Bab II). Di dalam buku ini, dibahas juga persoalan relasi laki-laki, perempuan, alam dan Tuhan, dari semenjak diciptakannya Adam hingga sekarang. Dengan ke­ kuatan pendekatan sejarah yang ditampilkan, maka buku ini akan memudahkan pembaca melihat dengan jelas kontruk diskriminasi gender yang diciptakan. Hukum Hammuraby (Ham­ muraby Code) di Babylonia dan segala hal tentang per­masalahan perempuan semenjak ratusan abad sebelum Masehi (SM), masa penjajahan Belanda di Indonesia, hingga persoalan wanita kontemporer, dijelaskan dengan cara gamblang, apik dan cerdas. Kepakaran penulis da­ lam bidang ilmu Al-Quran, men­ jadikan buku ini semakin kaya akan data dan argumen, baik argumen sejarah maupun teo­ logis. Dengan membaca buku ini, pembaca akan dibawa un­ tuk berpetualang bersama realitas perempuan yang banyak tersembunyi dan menyibak setiap detail tabu kehidupan perem­ puan, serta fenomenafenomena lainnya tentang perempuan.

Judul : Mendekati Tuhan dengan Kualitas Feminin Penulis

: Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA

Penerbit

: PT Elex Media Komputindo

Cetakan

: 2014

Jumlah Halaman : xxxviii +246 halaman

kitabah

66 | Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H

Zakat, Wujud Kemerdekaan Finansial

T catatan

anggal 17 Agustus 2014, beberapa hari yang lalu, genap 69 tahun bangsa Indonesia merdeka. Saat ini, kemerdekaan tidak hanya dimaknai bebas dari penjajahan. Bangsa ini terus berupaya untuk merdeka dari kemiskinan, kebodohan, kezaliman, dan korupsi, mendapat pendidikan dan pekerjaan, merdeka dalam menjalankan keyakinan agamanya, dan merdeka dalam finansial. Tentu saja masih banyak lagi sisisisi yang ingin kita merdeka di dalamnya. Ya, kemerdekaan finansial. Ungkapan kemerdekaan finansial merupakan kondisi yang saat ini banyak dibincangkan di kalangan profesional muda atau kelas menengah. Ia menjadi salah satu indikator sukses dan bahagia hidupnya. Indikator lainnya adalah segar secara fisikal, cerdas secara intelektual, stabil secara emosional, damai secara spiritual, dan luhur secara sosial. Sungguh terhadap indikator-indikator tersebut, zakat memiliki peran mewujudkan sebagian besar atau bahkan mungkin seluruh indikator itu. Pada catatan ini saya hanya akan menggambarkan zakat sebagai wujud kemerdekaan finansial. Salah satu pengertian zakat yang saya dapatkan ialah bahwa zakat merupakan kewajiban yang dikenakan atas harta yang telah memenuhi persyaratan tertentu dengan kadar tertentu untuk diserahkan kepada penerima-penerima tertentu melalui petugas tertentu. Harta, termasuk uang di dalamnya, hanya akan dikenakan zakat apabila telah memenuhi nishab. Saat ini, nishab atas harta yang harus memenuhi syarat haul satu tahun sekitar 42,5 juta rupiah dan atas penghasilan yang kewajiban zakatnya jatuh pada saat diperoleh sekitar 3,46 juta rupiah per bulan. Hal ini menggambarkan bahwa zakat hanya wajib kepada orang-orang yang memiliki kemampuan keuangan tertentu. Semakin besar zakat yang ia tunaikan berarti semakin banyak harta yang ia miliki dan penghasilan yang ia peroleh, baik berupa passive income maupun active income. Saya yakin bahwa para sahabat Rasulullah Saw yang besar zakatnya adalah para sahabat yang dikenal konglomerat pada masa itu, seperti Utsman bin Affan r.a.

Teten Kustiawan Direktur Pelaksana Baznas

Zakat membersihkan dan menyucikan harta yang diperoleh dengan cara yang benar (halal) dan tidak dikenakan atas harta yang diperoleh dengan cara yang bathil (haram), seperti korupsi. Tidak akan ada kemerdekaan, baik di dunia maupun di akhirat, bagi orang yang berlimpah harta yang diperoleh dengan cara yang bathil. Tertutup pintu zakat bagi orang yang hartanya tidak halal. Dengan demikian, zakat merupakan wujud dari orang-orang yang merdeka dalam memperoleh hartanya. Dalam manajemen keuangan bulanan keluarga, kita diajarkan agar zakat sebagai pos pengeluaran pertama sebelum pengeluaran-pengeluaran lain­ nya. Hal ini dimaksudkan agar dana yang kita gunakan untuk belanja keperluan bulanan kita adalah dana yang sudah bersih dari hak orang lain dan tidak terasa memberatkan. Untuk memenuhi keinginan ini, Islam telah memberikan jalan antara lain dengan membayarkan zakat atas penghasilan yang kita peroleh yang merupakan sumber nafkah bagi kita dan keluarga. Dengan ini zakat akan menjadikan sebuah kebutuhan (life style) dan melatih kepedulian tanpa kenal waktu. Zakat dari penghasilan 10 juta rupiah adalah sebesar 250 ribu rupiah. Apabila dibayarkan setiap bulan dan sebagai pos pertama pengeluaran tidak akan terasa memberatkan dan berarti kita memberikan hak para mustahik secara reguler. Kebiasaan ini pada akhirnya akan membentuk setiap muzaki menjadi orang yang merasakan ibadah (zakat) sebagai kebutuhan, yang merasa kekurangan sesuatu ketika tidak dipenuhi, dan senantiasa peduli terhadap sesama dalam kondisi apapun. Kita memahami bahwa harta yang kita miliki kelak harus dipertanggungjawabkan terkait cara memperoleh dan penggunaannya. Uraian di atas semoga menggambarkan bahwa perintah zakat pada hakikatnya agar kita dapat mempertanggungjawabkan harta yang Allah berikan kepada kita. Inilah kemerdekaan finansial sesungguhnya. Karena itu, mari buktikan kemerdekaan finansial kita dengan berzakat. Wallahu’alam bishshawab.

Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H | 67

Muzaki Corner

Sudah

Berzakat? cek via iPAD, iPhone & Android anda Notifikasi pembayaran langsung

Cetak BSZ dan Laporan Donasi

Monitoring Zakat

Konfirmasi Pembayaran Update Profil Muzaki

68 | Edisi Agustus-September 2014 M | Dzulqai'dah-Dzulhijjah 1435 H