EKSTRAKSI NIKEL DARI BIJIH NIKEL LATERIT MELALUI PROSES

program kreativitas mahasiswa ekstraksi nikel dari bijih nikel laterit melalui proses pelindian dengan memanfaatkan bakteri bidang kegiatan: pkm – gt...

13 downloads 881 Views 699KB Size
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA EKSTRAKSI NIKEL DARI BIJIH NIKEL LATERIT MELALUI PROSES PELINDIAN DENGAN MEMANFAATKAN BAKTERI BIDANG KEGIATAN: PKM – GT

Diusulkan oleh: BETRI ERYO PRATAMA

12507009 (ANGKATAN 2007)

DAVID SIBARANI

12508017 (ANGKATAN 2008)

ALIP PUSPANDARU

12509024 (ANGKATAN 2009)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG 2011

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan

2. Bidang Kegiatan 3. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap b. NIM c. Program Studi d. Perguruan Tinggi e. Alamat Rumah dan No HP

f. Alamat Email 4. Anggota Pelaksana Kegiatan 5. Dosen Pembimbing a. Nama Lengkap dan Gelar b. NIP c. Alamat Rumah dan No HP

: Ekstraksi Nikel dari Bijih Nikel Laterit melalui Proses Pelindian dengan Memanfaatkan Bakteri : PKM-GT : : : : :

Betri Eryo Pratama 12507009 Teknik Metalurgi Institut Teknologi Bandung Jln. Kms. A. Riva’i No. 100 RT 08, Kelurahan Handil Jaya, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, No. HP 085266612868 : [email protected] : 2 orang : Dr. mont. M. Zaki Mubarok, ST., MT. : 197308251999031003 : Kompleks Nusa Hijau Permai Blok J-16, Jalan Raya Citeureup, Cimahi, Jawa Barat No.HP 081321190404 Bandung, 28 Februari 2011

Menyetujui Ketua Program Studi Teknik Metalurgi

Ketua Pelaksana

(Dr. Ir. Edy Sanwani, MT.) NIP. 196802181994031003

(Betri Eryo Pratama) NIM. 12507009

Ketua Lembaga Kemahasiwaan

Dosen Pembimbing

(Brian Yuliarto, Ph.D.) NIP. 197507272006041005

(Dr. mont. M. Zaki Mubarok, ST., MT.) NIP: 197308251999031003

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kesehatan, kekuatan, dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesesaikan karya tulis untuk program PKM-GT (Program Kreativitas Mahasiswa-Gagasan Tertulis). PKM-GT adalah salah satu dari sekian komponen utama program karya tulis yang diselenggarakan Kementrian Pendidikan Nasional Indonesia. Program ini merupakan wadah bagi mahasiswa perguruan tinggi dalam menumbuhkan keterampilan dan kemampuan menuliskan ide-ide kreatif dan inovatif sebagai bentuk aktualisasi diri yang didukung oleh disiplin ilmu dan pengetahuan yang dipelajari di program studi yang ditekuninya. ITB sebagai perguruan tinggi ternama dan memiliki dedikasi yang tinggi dalam bidang teknologi dan sains selayaknya dapat menghasilkan mahasiswa yang mampu berpikir dan bersikap secara unik, kreatif dan inovatif sehingga pada saatnya dapat berkontribusi terhadap pembangunan masyarakat Indonesia pada umumnya. Idealnya, mahasiswa mampu mengikuti perkembangan terbaru teknologi dan ilmu pengetahuan di bidang ilmu yang ditekuninya. Oleh karena itu, mahasiswa ITB pun harus mampu menyesuaikan diri dengan segala perubahan dan kemajuan yang ada tersebut. Penyusunan karya tulis ini didukung tentunya oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih kami berikan lagi untuk: 1. Kedua orang tua kami, atas doa, semangat dan dukungan yang selalu diberikan kepada kami, 2. Ketua Program Studi Teknik Metalurgi ITB, Dr. Ir. Edy Sanwani, MT, 3. Dr. mont. M. Zaki Mubarok, ST., MT., selaku dosen pembimbing kami, dengan segala ilmu dan waktu yang diberikan untuk membina kami hingga karya ini terselesaikan, dan 4. Rekan-rekan mahasiswa teknik metalurgi yang tergabung dalam organisasi kemahasiswaan Ikatan Mahasiswa Metalurgi (IMMG) ITB yang telah memberikan dorongan kepada semua anggotanya untuk terus bersemangat dalam berkarya nyata. Akhirnya, jika pembaca menemukan kesalahan atau menganggap laporan ini kurang lengkap maupun tidak dibarengi dengan kebenaran ilmiah, kami dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun.

Bandung, 28 Februari 2011 Penulis

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii DAFTAR ISI .................................................................................................................iv RINGKASAN ................................................................................................................ v PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1 Tujuan dan Manfaat ................................................................................................... 2 GAGASAN .................................................................................................................... 3 KESIMPULAN .............................................................................................................. 9 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 10 RIWAYAT HIDUP PENULIS .................................................................................... 11

iv

RINGKASAN

Bijih nikel dibagi dalam dua tipe, bijih sulfida dan oksida atau laterit. Hingga saat ini, sebagian besar nikel yang digunakan di dunia bersumber dari pengolahan bijih nikel sulfida. Pengolahan nikel dari bijih laterit membutuhkan energi yang tinggi dikarenakan kadarnya yang relatif rendah (1-2% Ni), di mana bijih nikel laterit ini sangat sulit untuk dikonsentrasi sebagaimana bijih sulfida. Kenyataannya, cadangan bijih nikel terbesar di bumi adalah bijih nikel laterit, termasuk di Indonesia. Secara konvensional, proses ekstraksi nikel dari bijih nikel laterit dilakukan melalui jalur pirometalurgi dan hidrometalurgi. Secara umum, pengolahan dengan cara konvensional tersebut membutuhkan biaya investai yang tinggi dan biaya operasi yang mahal serta dampak lingkungan yang harus dikendalikan dengan ketat. Hingga saat ini, teknologi yang efektif dan efisien serta ramah lingkungan masih terus diteliti. Salah satu alternatif teknologi pengolahan bijih nikel laterit adalah dengan bioleaching. Bioleaching merupakan proses ekstraksi nikel dengan memanfaatkan aktivitas bakteri. Dengan metode ini, tidak diperlukan asam sulfat anorganik sehingga tidak diperlukan pendirian pabrik asam sulfat (acid plant) yang akan dengan sendirinya menurunkan biaya modal dan biaya operasi pabrik. Selain itu, bakterinya pun mudah untuk dikembangbiakkan dengan bioteknologi yang ada sekarang. Dari aspek lingkungan, bioleaching juga lebih ramah lingkungan karena kuantitas limbahnya sedikit dan bersifat organik. Bakteri yang dimanfaatkan untuk pelindian (leaching) dikembangkan dari daerah asal bijih. Bila teknologi bioleaching berhasil diterapkan pada ekstraksi nikel dari bijih laterit maka akan memberikan keuntungan berupa reduksi kebutuhan energi, reduksi biaya dan ramah lingkungan. Tahap-tahap yang dilakukan untuk implementasi teknologi ini dimulai dengan uji berskala laboratorium. Dari serangkaian percobaan yang dilakukan, akan didapatkan beberapa parameter yang terkait dengan proses bioleaching, seperti media dan nutrisi yang paling cocok untuk bakteri, ukuran partikel bijih, persen padatan, suhu, dan laju pengadukan yang paling optimal, spesies bakteri, serta persen ekstraksi nikel. Setelah tahap ini dilalui, maka dilanjutkan dengan pilot project yang merupakan uji yang berskala lebih besar dari laboratorium (scale up). Teknologi ini dapat diterapkan di industri setelah dinyatakan layak melalui studi aspek teknis, ekonomi dan lingkungan.

v

1

PENDAHULUAN Latar Belakang Nikel dikenal sebagai salah satu komoditas tambang yang cukup besar potensinya di Indonesia. Sumber daya nikel di Indonesia sebagian besar berupa bijih nikel laterit (nikel oksida). Sampai saat ini Indonesia masih mengekspor nikel dalam bentuk bahan mentah. Dalam dunia industri, nikel digunakan sebagai bahan paduan baja tahan karat (stainless steel), konduktor dan paduan-paduan logam lainnya. Hingga saat ini, pengolahan bijih nikel laterit di Indonesia baru terbatas pada bijih yang bekadar tinggi. Proses pengolahan tersebut dilakukan melalui jalur pirometalurgi, yaitu untuk menghasilkan feronikel dan nikel matte. Perusahaan dalam negeri masih belum dapat melakukan proses pengolahan yang kompetitif terhadap bijih berkadar rendah tersebut. Penyebab hal ini diperkirakan karena tiga hal, yakni modal awal yang besar, biaya operasi yang juga cukup tinggi, dan dampak lingkungan yang tidak baik. Proses dan metode pengolahan nikel yang konvensional memang memakan biaya yang sangat besar. Bijih1) nikel diklasifikasikan ke dalam dua tipe, yaitu bijih nikel sulfida dan bijih nikel oksida atau yang biasa disebut nikel laterit. Secara global, jumlah cadangan nikel di dunia terdiri dari 72% nikel laterit dan sisanya nikel sulfida. Namun, dari segi jumlah produksi, 58% produksi nikel di dunia berasal dari nikel sulfida, bukan nikel laterit. Bijih nikel sulfida dapat diproses terlebih dahulu sebelum diekstraksi sehingga dihasilkan konsentrat2) dengan kadar nikel 6-20 % dari semula 1-2%. Sedangkan bijih laterit tidak dapat diaplikasikan seperti pada bijih sulfida akibat unsur-unsur hidroksida di dalam laterit. Akhirnya, energi yang dikonsumsi untuk mengekstraksi bijih laterit lebih banyak sehingga biaya lebih mahal. Hal ini mengakibatkan proses ekstraksi sulfida lebih efektif dan efisien dengan metode konvensional. Di sisi lain, pada lapisan kerak bumi, kedalaman nikel-laterit berada jauh di atas nikel sulfida yang berada pada ratusan meter dibawah permukaan tanah. Jumlah cadangan yang lebih banyak dan letaknya yang lebih dangkal seharusnya memudahkan eksploitasi nikel laterit yang terdapat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Yang menjadi kunci permasalahan saat ini hanyalah bagaimana diperoleh suatu proses yang dapat memudahkan perolehan logam nikel dari bijih nikel laterit yang berlimpah di Indonesia. Ada dua poin penting dari studi ini yang ingin diwujudkan, yakni menemukan proses yang lebih efektif dan menguntungkan untuk diterapkan di 1) 2)

Bijih: bahan galian dengan mineral tertentu tertentu terkonsentrasi dalam jumlah yang cukup untuk diolah/diekstrak logamnya dengan menguntungkan Konsentrat: hasil proses konsentrasi, yaitu salah satu tahap operasi dalam pengolahan bahan galian yang bertujuan untuk meningkatkan kadar mineral/logam dari bahan galian tersebut

2

industri dan kedua, proses yang mampu mengolah bijih yang belum termanfaatkan di Indonesia. Salah satu teknologi yang berkembang untuk mengolah nikel adalah bioleaching. Bioleaching adalah proses hidrometalurgi yang memanfaatkan mikroba dalam proses pemisahan mineral berharga dari pengotornya. Proses bioleaching juga diduga lebih murah dibanding proses yang sudah ada karena bakteri yang digunakan dalam prosesnya bisa di daur ulang untuk penggunaan selanjutnya. Selain itu, bakterinya pun mudah untuk dikembangbiakkan dengan bioteknologi yang ada sekarang. Dalam proses ini tidak diperlukan asam sulfat anorganik sehingga tidak diperlukan pendirian pabrik asam sulfat (acid plant) yang akan dengan sendirinya menurunkan biaya modal dan biaya operasi pabrik. Dari sisi keramahan lingkungan, bioleaching juga lebih ramah lingkungan karena kuantitas limbahnya sedikit sehingga biaya pengolahan limbahnya pun lebih murah dibanding proses konvensional yang ada. Sebagai contoh, pada proses pirometalurgi, limbah yang dihasilkan berupa limbah gas, padat dan cair dengan konsentrasi yang cukup tinggi. Sedangkan pada proses bioleaching ini, jumlah limbah yang dihasilkan relatif lebih kecil dan dapat dikendalikan. Keuntungan bioleaching dibandingkan dengan proses hidrometalurgi lainnya adalah limbah asamnya yang bersifat organik. Manfaat yang diperoleh apabila teknologi bioleaching dapat diterapka diilustrasikan pada Gambar 1.

Ramah Lingkungan Reduksi Konsumsi Energi

Reduksi Biaya

Bioleaching

Gambar 1. Bagan keuntungan proses bioleaching dalam produksi nikel Proses ekstraksi nikel dengan bioleaching saat ini di Indonesia masih belum diterapkan di Indonesia. Teknologi bioleaching di Indonesia baru diaplikasikan untuk ekstraksi emas dan tembaga. Dengan mempertimbangkan beberapa keuntungan yang dapat diberikan dengan penerapan teknologi ini dan melihat potensi nikel di Indonesia, teknologi bioleaching dalam pengolahan nikel layak untuk dikembangkan dan dibuat dalam skala industri.

Tujuan dan Manfaat Besarnya kekayaan hasil bumi Indonesia mengindikasikan banyaknya potensi yang dapat dimanfaatkan secara mandiri untuk kemajuan Indonesia. Namun hal tersebut belum banyak dilakukan. Masyarakat perlu meningkatkan kepekaan terhadap segala potensi yang ada dan memanfaatkannya sebaik

3

mungkin. Pengangkatan tema pengolahan nikel dengan proses bioleaching merupakan salah satu usaha menuju Indonesia yang mandiri. Melalui tulisan ini kami berusaha untuk meningkatkan kreativitas dalam bergagasan melihat potensi yang ada di Indonesia dan potensi dalam bidang keilmuan metalurgi. Gagasan ini juga ditujukan kepada pihak industri terkait untuk tertarik mengaplikasikannya dalam industri, melihat potensi nikel di Indonesia dan potensi teknologi bioleaching untuk diaplikasikan di Indonesia. Teknologi bioleaching bisa menjadi salah satu pemicu kemandirian Indonesia di bidang pengolahan hasil bumi. Dengan besarnya produksi nikel, Indonesia bisa mendirikan industri stainless steel yang memiliki nilai tambah yang tinggi. Industri stainless steel yang merupakan industri besar dapat menstimulus pertumbuhan perekonomian di Indonesia, baik untuk masyarakat yang bergabung langsung dalam industri maupun masyarakat luas secara tidak langsung, serta bisa menjadi komoditas ekspor yang bernilai ekonomis tinggi. Teknologi bioleaching yang merupakan teknologi ramah lingkungan dapat menjadi salah satu contoh bagi industri pertambangan dan metalurgi lainnya untuk melakukan aktivitas pertambangan dan industri yang berorientasi kepada permasalahan lingkungan.

GAGASAN Hingga saat ini, setiap industri pengolahan mineral di Indonesia masih menggunakan metode konvensional dalam tahap proses ekstraksi mineral berharga. Metode ekstraksi konvensional pada dasarnya dilakukan melalui dua jalur, yaitu pirometalurgi dan hidrometalurgi. Inti dari proses ini, masih menggunakan reaksi kimia dari bahan-bahan kimia baik mineral maupun buatan manusia. Oleh karenanya, metode konvensional masih memiliki banyak dampak negatif dari reaksi kimia seperti polusi dan juga biaya pengeluaran untuk mendapat bahan-bahan kimia tersebut. Bioleaching sendiri sebenarnya telah diterapkan pada pengolahan mineral seperti pengolahan tembaga, emas, dan seng. Hal ini wajar melihat kelebihan yang mungkin dicapai dengan penerapan bioleaching. Namun, belum ada industri pengolahan nikel di Indonesia yang memakai metode bioleaching dalam proses ekstraksinya, sekalipun terdapat potensi kelebihan yang ditawarkan oleh bioleaching. Sebenarnya tingkat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia memungkinkan untuk penerapan metode bioleaching hingga skala industri. Terbukti Indonesia kaya akan sumber daya alam dan keberagamannya, termasuk spesies mikroorganismenya. Berbagai penelitian tentang identifikasi jenis bakteri dan aktivitasnya juga telah banyak dilakukan. Selain itu, beberapa riset seputar aktivitas mikroorganisme pada pengolahan mineral juga pernah dilakukan dan positif berhasil terlihat dari banyaknya penerapan bioleaching di luar Indonesia. Di Indonesia sendiri, riset tentang pemanfaatan jamur untuk proses

4

ekstraksi logam juga telah dilakukan dan memberikan hasil ektraksi yang cukup baik. Dengan ini, seharusnya tidak ada lagi keraguan untuk memulai metode bioleaching pada bijih nikel laterit dalam skala industri. Bakteri pun memiliki potensi yang sama, hanya saja penelitian seputar pemanfaatan tersebut belum banyak dilakukan. Indonesia saat ini memiliki kemampuan untuk mengeksploitasi potensi tersebut. Berbagai bakteri telah banyak dimanfaatkan dan direkayasa untuk berbagai keperluan bidang lain, misalnya untuk pertanian dan bioremediasi, sehingga tidak terbatas untuk pengolahan mineral saja. Sebagai komoditi yang memiliki peran penting bagi Indonesia, proses pengolahan nikel menjadi salah satu perhatian utama. Sebagaimana yang telah dikemukakan, proses metalurgi untuk mengolah nikel ada dua jalur; pirometalurgi dan hidrometalurgi. Pirometalurgi merupakan proses peleburan nikel yang dilakukan pada suhu relatif tinggi, sedangkan hidrometalurgi adalah proses ekstraksi, pemurnian dan daur ulang (recycling) logam dengan menggunakan larutan aqueous. Beberapa jalur pemurnian dilakukan baik dari jalur pirometalurgi kembali atau melalui proses elektrometalurgi (melalui proses elektrolisis dengan memanfaatkan energi listrik). Pemilihan proses pengolahan nikel ini tergantung dari beberapa aspek, seperti kadar nikel dalam bijih dan kondisi mineral (yaitu kandungan pengotor). 1. Peleburan Proses pirometalurgi nikel laterit dilakukan dengan melebur bijih nikel yang bertujuan memisahkan nikel dari pengotornya. Tahap awal yang dilakukan adalah kalsinasi dan reduksi konsentrat. Kalsinasi bertujuan untuk menguraikan senyawa seperti kristal air dan gas (CO2) dan reduksi dilakukan untuk mengubah senyawa nikel oksida menjadi logam. Proses peleburan lanjutan dilakukan di tanur. Proses ini secara umum merupakan proses ekstraksi logam dengan produksi paling banyak. Namun, menghabiskan banyak energi dan menghasilkan gas polusi yang berlimpah. 2. Hidrometalurgi Pada umumnya, proses hidrometalurgi meliputi dua tahap, yaitu pelindian dan pemerolehan kembali logam dari larutan hasil pelindian. Pelindian merupakan proses pelarutan selektif dengan hanya melarutkan logam berharga tertentu saja dalam konsentrat tanpa melarutkan pengotornya. Mineral pengotor ini tetap berbentuk solid. Untuk mengendapkan logam tertentu dari hasil pelindian kemudian dilakukan lah perolehan. Diharapkan agar konsentrasi logam tertentu dapat ditingkatkan hingga level tertentu dan konsentrasi pengotornya dapat diminimalkan sehingga proses pada tahap selanjutnya dapat berlangsung dengan efisien. Berikut adalah beberapa contoh proses hidrometalurgi konvensional untuk ekstraksi nikel dari bijih nikel laterit: a. High Pressure Acid Leaching (HPAL), yaitu salah satu proses hidrometalurgi yang bertumpu pada pelindian menggunakan asam sulfat. Agar lebih efektif, pelindian dilakukan pada temperatur 240 – 270 oC dan tekanan tinggi. Metode ini memiliki persen perolehan logam yang lebih

5

besar (lebih efektif) dibanding proses lainnya. Hanya saja, metode ini membutuhkan asam sulfat dalam jumlah besar. Kebutuhan asam sulfat ini tidak hanya menaikkan biaya untuk pembuatan dan operasi pabrik asam sulfat tetapi juga kurang ramah lingkungan karena asam anorganik yang digunakan dapat berdampak buruk dan senyawa-senyawa sulfat dalam limbah cair sulit untuk terdegradasi secara alamiah di alam. b. Proses hidrometalurgi lainnya adalah Proses Caron, yakni pemanggangan mineral logam kering pada suhu tinggi kira-kira 850OC kemudian diikuti dengan pelindian pada larutan ammonia (NH3). Diantara semua proses hidrometalurgi untuk nikel laterit, proses ini membutuhkan energi yang tinggi akibat adanya pemanggangan dan kebutuhan pengeringan mineral di awal proses. Meskipun lebih ramah lingkungan daripada metode HPAL namun biaya investasinya lebih mahal. Jika persen perolehan logam berharga dari mineral asalnya dengan metode HPAL mencapai 95% Nikel dan 90% Kobalt, perolehan nikel dan kobalt dari Proses Caron lebih rendah. Berbagai proses konvensional yang ada saat ini memang membutuhkan modal awal yang tinggi untuk pembuatan pabrik pengolahannya. Secara umum, proses pengolahannya dilakukan baik pada suhu tinggi (hingga logam meleleh) maupun pada suhu rendah (dengan memanfaatkan pelarut anorganik tertentu). Keduanya merupakan proses yang berskala besar dan membutuhkan alat-alat pengolahan yang banyak dan sangat mahal. Untuk proses pada suhu rendah umumnya menggunakan cairan kimia seperti asam sulfat dan asam klorida sehingga material untuk mengontruksi peralatan pun harus tahan terhadap asam dan abrasi. Yang kedua, biaya operasi menjadi pertimbangan penting. Proses suhu tinggi memakan energi listrik yang besar selama operasi. Selain itu, proses suhu tinggi membutuhkan perawatan alat yang berkala dan penggantian beberapa bagian tertentu setiap periode tertentu, misal bagian yang disebut refraktori. Sedangkan suhu rendah juga taidak jauh berbeda, memakai larutan asam sebagai media ekstraksi berarti pembelian bahan asam secara berkala harus terus dilakukan. Larutan asam juga membutuhkan penanganan secara khusus maka dibutuhkan pembangunan pabrik asam tersendiri khusus menangani larutan asam yang digunakan. Yang ketiga, kedua proses ekstraksi konvensional ini “kaya” akan limbah maka diperlukan pembangunan pabrik pengolahan limbah akhir untuk memenuhi standar ramah lingkungan. Pengolahan limbah pun makin mahal prosesnya seiring makin banyak dan berbahaya limbah yang ada. Ketiga hal inilah yang menjadi penyebab industri dalam negeri sulit untuk maju ke level berikutnya. Metode konvensional memang membutuhkan pengeluaran yang sangat besar di awal dan selama operasi, namun seiring waktu berjalan dan industri makin stabil, keuntungan akan dapat diperoleh. Langkah ini yang tidak berani diambil oleh perusahaan industri dalam negeri ataupun pemerintah yang menopangnya. Namun jika memang keberanian sulit untuk

6

dimunculkan, adalah baik jika ditemukan suatu proses yang lebih “bersahabat” sehingga menurunkan standar awal yang harus dilalui untuk masuk ke industri yang lebih maju. Bijih non-sulfida seperti oksida, karbonat dan silikat mengandung sumber energi yang dapat dimanfaatkan oleh mikroorganisme. Bioleaching bijih dan mineral non-sulfida sangat mungkin digunakan untuk meningkatkan perolehan logam berharga dari mineral berkadar rendah dan perolehan logam dari limbah. Dalam upaya mengaplikasikan metode bioleaching ini tentu tidak mungkin bergantung pada satu jenis disiplin ilmu saja, namun membutuhkan integrasi berbagai ilmu bahkan bidang agar teknologi ini dapat terwujud. Berikut pihak-pihak yang dipertimbangkan dapat membantu tahap pengimplementasian. 

Ahli Mikrobiologi - Pusat dari teknologi terobosan ini adalah bakteri maka dibutuhkan seorang ahli hayati yang khusus menangani mahluk hidup tak kasat mata, yakni ahli mikrobiologi. Mereka akan melakukan identifikasi terhadap fisiologi dan fungsi suatu jenis bakteri sehingga diketahui bakteri apa saja yang dapat membantu pelindian bijih nikel laterit. Bahkan dapat diketahui hubungan matematika antara berapa banyak nikel yang dapat terekstraksi dengan sejumlah tertentu bakteri. Selain itu, ahli mikrobiologi dibutuhkan untuk mengidentifikasi kondisi lingkungan atau media tinggal agar bakteri dapat bertahan hidup, berkembang biak, dan beraktivitas.



Ahli Lingkungan – Dampak yang ditimbulkan oleh proses bioleaching ini juga perlu diteliti kembali. Walaupun dampak lingkungan justru berkurang dari proses konvensional, studi yang lebih mendalam tetap perlu dilakukan. Hal ini untuk menghindari atau mengatasi adanya kemungkinan bakteri mengeluarkan produk-produk sampingan (limbah) atau reaksi kimia lain di luar bakteri yang harus ditangani agar tidak mengotori atau merusak lingkungan.



Ahli Metalurgi – Ahli metalurgi adalah mereka yang mampu mengintegrasikan proses dan merancang pabrik ekstraksi dengan sistem bioleaching tersebut.



Ahli Mekanika – Pabrik dengan sistem yang baru sangat mungkin memerlukan alat-alat dengan mekanisme kerja yang baru. Oleh karena itu, diperlukan ahli mekanika yang mampu merekayasa keseluruhan sistem ekstraksi agar dapat bekerja optimal. Ahli ini yang akan mewujudkan desain pabrik dari ahli metalurgi.



Akuntan – Seorang akuntan dibutuhkan untuk mengalkulasi keuntungan ekonomis yang diperoleh dari metode bioleaching ini. Selain itu, akuntan juga diharapkan dapat memproyeksikan keuntungan metode ini hingga beberapa waktu ke depan.

7



Pihak Industri – Pihak industri yang mengolah bijih nikel seperti PT. ANTAM (Tbk) dan PT. INCO. Kedua perusahaan ini diharapkan dapat menjadi sumber pendanaan dan sampel bijih nikel laterit untuk tahap percobaan.

Merujuk pada salah tujuan dari digagaskannya ide bioleaching, yaitu diaplikasikannya metode ini dalam proses pengolahan nikel laterit pada industri metalurgi berskala besar, maka ada langkah-langkah strategis menuju tercapainya tujuan ini. 1. Percobaan skala laboratorium Dalam proses perencanaan pendirian pabrik ekstraksi logam, tahap uji yang paling kecil dilakukan adalah tes metalurgi. Tes metalurgi dilakukan untuk mengetahui komposisi kimia bijih, mempelajari mineralogi bijih (seperti: komposisi mineral), densitas mineral, penetuan kadar air (moisture), distribusi ukuran, dan derajat liberasi3). Penentuan komposisi kimia dilakukan agar ore grade (kadar bijih) dapat diketahui. Pada langkah ini, dapat diperkirakan jumlah bijih yang harus diolah untuk mencapai tingkat produksi tertentu. Tahap lanjutan dari tes metalurgi adalah pengujian skala laboratorium. Gambar 2 di bawah adalah diagram alir yang menunjukkan alur proses dalam percobaan berskala laboratorium.

Gambar 2 Diagram alir proses percobaan skala laboratorium 3)

Derajat liberasi: rasio antara berat mineral yang bebas dibandingkan dengan berat mineral keseluruhan

8

Uji skala laboratorium memiliki tujuan sebagai berikut.      

Menentukan persen ekstraksi proses pelindian, Menentukan persen perolehan proses pemurnian, Menentukan kinetika reaksi, Menentukan suhu, laju pengadukan, persen padatan, dan ukuran bijih yang optimal, Menentukan media dan nutrisi yang paling baik untuk kultivasi bakteri, dan Menentukan kebutuhan bahan habis.

Percobaan skala laboratorium dilakukan dengan melaksanakan beberapa tahap. Tahap awal yang dilakukan adalah dengan melakukan persiapan sampel mineral, yang bertujuan untuk menyiapkan dan menyediakan sampel sesuai dengan kondisi fisik yang diinginkan, misalnya ukuran mineral. Untuk mendapatkan ukuran mineral yang diinginkan, dilakukan proses penggerusan bijih dan pengayakan. Komposisi kimia bijih dapat ditentukan melalui analisis XRF (XRay Flourescence). Pengembangbiakan bakteri dilakukan dengan mengambil sampel mineral dengan kondisi yang belum dilakukan perlakuan apapun. Sampel masih dalam kondisi terkemas tepat sebelum dilakukan pengambilan. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya interaksi dengan bakteri yang tidak diharapkan, dengan kata lain untuk menjaga orisinalitas sampel. Bakteri dikembangbiakan didalam media dan nutrisi tertentu. Media yang akan digunakan adalah media 9K+ yang mengandung (NH4)SO4, KCl, MgSO4.7H2O, FeSO4.7H2O. Nutrisi untuk bakteri atau sumber energi didapat dari sulfur dan besi. Sulfur dapat bersumber dari senyawa pirit (FeS2) atau sulfur elemental dalam bentuk bubuk. Nutrisi lain seperti karbon, oksigen dan nitrogen dapat diperoleh dari atmosfer dan limbah industri tahu dan tempe yang kaya akan unsur-unsur ini. Aktivitas bakteri dan nutrisi akan menghasilkan asam organik yang berperan sebagai agen pelindian. Pelindian dilakukan dengan metode shaking (kocok) menggunakan shaker yang kecepatan putarnya dapat diatur-atur. Untuk melihat keberhasilan metode ini, dilakukan analisis kadar nikel dan besi dalam larutan untuk menghitung persen ekstraksi nikel, yaitu jumlah nikel yang berhasil diperoleh dibandingkan dengan jumlah nikel pada keadaan awal. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan alat AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry) untuk menentukan konsentrasi unsur-unsur tertentu dalam larutan. 2. Pilot project Pilot project merupakan scale-up dari percobaan di laboratorium. Pada tahap ini, disimulasikan kondisi aktual pabrik yang rencananya akan mengaplisikan metode pelindian dengan bakteri ini.

9

3. Aplikasi industri Semua data-data yang didapat dari berbagai jenis pengujian di atas akan menjadi dasar dalam studi kelayakan. Pembuktian kelayakan harus dilihat dari berbagai aspek, seperti ekonomi, sosial, dan lingkungan.

KESIMPULAN Proses pengolahan bijih nikel berkadar rendah atau nikel laterit sampai saat ini membutuhkan banyak biaya dan energi, disamping tidak ramah lingkungan. Dengan diterapkannya teknologi bioleaching, masalah energi, biaya, dan lingkungan dapat teratasi. Untuk mengimplementasikannya di industri, terdapat beberapa tahap yang harus dilewati, antara lain uji skala laboratorium dan pilot project. Jika dinyatakan layak dari beberapa hasil studi (lingkungan, ekonomi, sosial, dan politik) maka bioleaching dapat diterapkan di industri.

10

DAFTAR PUSTAKA

Alif, M., Nawawi., 2010. Penurunan Besi Terlarut dan Konsumsi Asam Sulfat pada Pelindian Bijih Nikel Laterit dengan Penambahan Garam Na 2SO4, Pelindian Bertahap dan Bioleaching. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Jain, Nalini., Sharma, D. K., 2010. Biohydrometallurgy for Nonsulfidic MineralsA Review. New Delhi: Hauz Khas. Sukla, L. B., 1993. Bioleaching of Lateritic Nickel Ore Using A Heterotrophic Microorganism. Orissa: Regional Research Laboratoo.

11

RIWAYAT HIDUP PENULIS 1. DATA PRIBADI Nama Jenis Kelamin Alamat Rumah

: : :

Alamat Sekarang No. Telp. Rumah No. HP E-mail Tempat, Tanggal Lahir Kewarganegaraan Agama Status Pernikahan

: : : : : : : :

Betri Eryo Pratama Pria Jln. Kms. A. Riva’I No. 100 RT 08, Kel. Handil Jaya, Kec. Jelutung, Kota Jambi Jl. Kidang Pananjung No. 142/154C, Dago, Bandung +62 741 43014 +62 85266612868

[email protected] Jambi, 11 April 1990 Indonesia Islam Belum Menikah

2. PENDIDIKAN Dari-hingga

Institusi

2007-sekarang 2004-2007 2001-2004 2000-2001 1995-2000 1994-1995

Predikat

Teknik Metalurgi, Institut Teknologi Bandung SMA Negeri 5 Jambi SMP Negeri 2 Jambi SD Negeri 74 Jambi SD Negeri 156 Jambi TK Dharma Bakti

3.31 (0-4) 27.27 (0-30) 20.74 (0-30) 42.20 (0-50)

3. KETERAMPILAN Bahasa Inggris Indondesia

Bicara A A

Membaca A A

Menulis A A

Note: A: Sangat Baik B: Baik C: Cukup

Komputer Software Software Software

MS Office Matlab Autocad

4. PELATIHAN /SEMINAR Tahun 2010 2010 2009 2009 2009

Nama Seminar ITB Enterpreneurship Competition CEO Lecture Series I Training Teknisi Komputer Presidential Lecture Series I Seminar Nasional Besi dan Baja

Institusi Keluarga Mahasiswa (KM) ITB ITB Palcomtech-Jambi ITB Teknik Metalurgi ITB

12

2009 2009

Konferensi Energi Nasional Mahasiswa Indonesia Peluang dan Tantangan Penerapan CDM di Jawa Barat

2009

Character and Team Building

2008 2008

Pelatihan Calon Pengurus Himpunan Indonesia Processing Metallurgy

2007

Know Yourself & Extend Your Potential

2007 2007

Workshop IT Strategi Sukses di Kampus

2005

Orientasi Pembauran Bangsa Bagi Generasi Muda dan Pramuka

2005 2005 2004

Peran Pelajar dalam Mencegah dan Menanggulangi Korupsi Pelatihan Organisasi dan Kepemimpinan Pelatihan Organisasi dan Kepemimpinan

KM ITB KM ITB Ikatan Mahasiswa Metalurgi (IMMG) ITB IMMG-ITB Teknik Metalurgi ITB Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) ITB Comlabs-ITB KM-ITB Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat

BPKP Provinsi Jambi OSIS SMA N 5 Jambi OSIS SMA N 5 Jambi

5. PENGHARGAAN Tahun 2010

2008

2006 2006 2006 2005 2004

Penghargaan Outstanding Academic Achievement at the Undergraduate Program second semester2009/2010 Outstanding Academic Achievement at the Undergraduate Program second semester2007/2008 Juara III Lomba Cerdas Cermat se-SMA Kota Jambi Juara II SiswaBerprestasi se-SMA Kota Jambi Juara V Pidato Bahasa Inggris se-SMA Kota Jambi Juara I Kompetisi Bahasa Inggris Lulusan dengan Prestasi Akademik Terbaik

Penyelenggara FTTM-ITB

FTTM-ITB Dinas P dan K Kota Jambi Dinas P dan K Kota Jambi Dinas P dan K Kota Jambi SMA N 5 Jambi SMP N 2 Jambi

6. PENGALAMAN KEPANITIAAN Tahun

Acara

Posisi

2010 2009 2009

Rapat Anggota Tahunan – Kokesma ITB Seminar Psikologi – Psych-Up Syukuran Wisuda Oktober IMMG

Bendahara Ketua Divisi Acara Ketua Divisi Humas

2009

Seminar Nasional Besi dan Baja

Master of Ceremony (MC)

2009 2009

ITB Goes to School Paket Terpadu Mahasiswa Baru (Kokesma)

Ketua Staf Divisi Acara

13

2009 2009 2009 2008 2008 2008 2005 2005 2005 2004

Syukuran Wisuda April IMMG Ganesha Harmonic Rapat Anggota Tahunan Kokesma ITB Seminar Indonesia Processing Metallurgy Seminar Indonesia Processing Metallurgy ITB Goes to School Perpisahan Siswa SMA N 5 Jambi Isra’ Mi’raj SMA N 5 Jambi Pentas Seni SMA N 5 Jambi Maulid Nabi Muhammad SAW SMA N 5 Jambi

Staf Divisi Dana Usaha Staf Divisi Talk Show Staf Divisi Acara Staf Divisi Acara MC Ketua Ketua Divisi Humas Ketua Divisi Humas Staf Divisi Humas Staf Divisi Logistik

7. AFILIASI From - to 2010-Sekarang 2010 2008-2010 2008-Sekarang 2008-Sekarang 2005-2006 2004-2005 2005-2006 2002-2003

Organization Ikatan Mahasiswa Metalurgi (IMMG) ITB Koperasi Kesejahteraan Mahasiswa (Kokesma) ITB Ikatan Mahasiswa Metalurgi (IMMG) ITB Unit Tenis ITB Perhimpunan Mahasiswa Material dan Metalurgi se-Indonesia OSIS SMA N 5 Jambi OSIS SMA N 5 Jambi English Club SMA N 5 Jambi OSIS SMP N 2 Jambi

Position Ketua Ketua Divisi Eksternal Tokema Staf Divisi Eksternal Anggota Anggota Ketua Umum Staf Sekbid III Menteri Humas Wakil Ketua I

14

1. DATA PRIBADI Nama Jenis Kelamin Alamat Rumah

: : :

Alamat Sekarang

:

No. Telp. Rumah No. HP No. KTP E-mail Tempat, Tanggal Lahir Kewarganegaraan Agama Status Pernikahan

: : : : : : : :

David Sibarani Pria Kompleks PGRI Blok O No. 2B, RT 074, Kelurahan Gn. Bahagia, Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, 76114 Jl. Cisitu Lama No 3A/160B, Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung +62 542 722 4129 +62 856 540 3040 6

647104.171190.0002 [email protected] Balikpapan, 17 November 1990 Indonesia Kristen Protestan Belum Menikah

2. PENDIDIKAN Dari-hingga

Institusi

2008-sekarang 2005-2008 2002-2005 1996-2002 1995-1996

Predikat

Teknik Metalurgi, Institut Teknologi Bandung SMA Negeri 1 Balikpapan SMP Nasional KPS Balikpapan SD Nasional KPS Balikpapan TK Nasional KPS Balikpapan

3.18 (0-4)

49.95 (0-60) 28.17 (0-30)

3. KETERAMPILAN Bahasa

Bicara

Inggris Indondesia

A A

Membaca A A

Menulis A A

Note: A: Sangat Baik B: Baik C: Cukup

Komputer Software Software

MS Office Matlab

4. PELATIHAN / SEMINAR Tahun

Nama

2010

Spiritual Leadership Training XI

2010 2009 2009

Diklat Aktivis Terpusat (DAT)

2008

Seminar Psikologi Psych-Up Spiritual Leadership Training XI

Workshop Sehari “Know Yourself & Extend Your Potential”

Institusi Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia (LPMI) KM ITB FTTM ITB LPMI FTTM ITB

15

2008

Students Congress Jawa Barat

2007

ELC’s Prediction Test for The TOEFL Test

2005

Seminar Kesehatan

LPMI English Language Center Balikpapan SMP Nasional KPS Balikpapan

5. PENGHARGAAN Tahun 2010

Penghargaan

Outstanding Academic Achievement at the Undergraduate Program second semester2009/2010

2007 Juara Umum (Golden Diploma) and The Winner of The Asian Open (Asian Choir Games) 2005 2005 2004 2001 2001 2001 2000

Peserta Lomba Baca Puisi Tingkat SMP English Competition Juara Umum 3 (ber-grup) Lomba Pramuka Sekolah se-Balikpapan Juara Umum II Kejuaran Renang Antar Club Balikpapan Juara Umum I Kejuaran Renang Internal Club KU-11 Peserta Kejuaraan renang Tingkat Provinsi Peserta Kejuaraan renang Tingkat Daerah

Penyelenggara FTTM ITB Fordeverein Interkultur (Jerman) dan Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia Pemkot Balikpapan Pemprov Kaltim Pemkot Balikpapan Total Swimming Club Total Swimming Club Pemprov Kaltim Pemda Kaltim

6. PENGALAMAN KEPANITIAAN Tahun

Acara

2010

Pelatihan Calon Pengurus IMMG ITB

2010 2010 2010

Penerimaan Mahasiswa Baru PMK ITB

2010

Spiritual Leadership Training XI

2009

Pelatihan Pelayan Mimbar PMK

2009

Weekend LPMI

2009

Seminar Nasional Besi dan Baja

2009

Penerimaan Mahasiswa Baru PMK ITB

2008

Festival Paduan Suara – PS ITB

2007

Perayaan Natal SMA N 1 Balikpapan

2007

Perayaan Paskah SMA N 1 Balikpapan

Syukuran Wisudaan Oktober IMMG Syukuran Wisudaan Juli IMMG

Posisi Koordinator Divisi Acara dan Materi Ketua Panitia Anggota Divisi Acara Sekretaris Koordinator Divisi Acara Anggota Divisi Dana Usaha Wakil Ketua Bidang Eksekutif Acar Koordinator Umum Panitia Anggota Divisi Acara

Flower Umum)

(Pembantu

Koordinator Divisi Publikasi dan MC Ketua Panitia

16

2007 2005 2003 2004

Class Meeting (Kompetisi Antar Kelas) SMA Perayaan Natal SMA N 1 Balikpapan Pentas Seni SMA N 5 Jambi Class Meeting (Kompetisi Antar Kelas) SMP

Ketua Panitia Tenaga Kerja Staf Divisi Humas Panitia Pelaksana

7. AFILIASI From - to 2011-2012 2010-2011

Lembaga Indonesia Lembaga Indonesia

Organization Pelayanan Pelayanan

Mahasiswa

Position Koordinator Umum

Mahasiswa

Staf Divisi Acara

2009-Sekarang

Ikatan Mahasiswa Metalurgi IMMG ITB

2008-Sekarang

PMK ITB

2006-2007

Persekutuan Pemuda Kristen Agape

2005-2006

OSIS SMA N 1 Balikpapan

2004-2005

OSIS SMP Nasional KPS Balikpapan

Tim Senator dan Staf PSDA Anggota Divisi Musik Koordinator Divisi Publikasi Anggota Divisi Keamanan Wakil Ketua I

17

1. DATA PRIBADI Nama Jenis Kelamin Alamat Rumah Alamat Sekarang

: : : :

Alip Puspandaru Pria Jalan Merapi No.40, Ungaran, Kab. Semarang, JawaTimur

Jalan Cisitu Lama I No. 23, Bandung, Jawa Barat No. HP E-mail Tempat, Tanggal Lahir Kewarganegaraan Agama Status Pernikahan

: : : : : :

+62 85233690006

[email protected] Toli-Toli, 24 Februari 1991 Indonesia Islam Belum Menikah

2. PENDIDIKAN Dari-hingga

Institusi

Predikat

2009-sekarang

Teknik Metalurgi, Institut Teknologi Bandung

2,9 (0-4)

2006-2009 2003-2006 2000-2001 1994-1995

SMA Negeri 4 Bojonegoro SMP Negeri 1 TanjungBalai SD Negeri 11 Batusangkar TK Al-Hidayah Sawahlunto

51,53 (0-60) 24,97 (0-30) 42,33(0-50)

3. KETERAMPILAN Bahasa

Bicara B A

Inggris Indondesia

Membaca A A

Menulis B A

Note: A: SangatBaikB: BaikC: Cukup

Komputer Software Software Software

MS Office Autocad C++

4. PELATIHAN /CERTIFICATION/ SEMINAR Tahun

2010 2010 2010

Nama

Psych-up Character Team Building Pelatihan Calon Pengurus IMMG

Institusi

FTTM-ITB IMMG IMMG

5. PENGALAMAN KEPANITIAAN Tahun

Acara

2011

Kaderisasi Wilayah FTTM

2011

Seminar CV dan Interview FTTM

2011

Panitia Pemilihan Ketua IMMG

Posisi

Ketua Divisi Acara Ketua Divisi Publikasi dan Dokumentasi Ketua Divisi Acara

18

2010

Inisiasi Keluarga Mahasiswa ITB

2010

ITB Entrepreneur Chalange

Wakil Komandan Batalyon Tata Tertib Kelompok Staf Divisi Keamanan

7. AFILIASI From - to

Organization

2010-sekarang 2010-sekarang

IMMG 8eh Radio ITB

Position

Tim Senator Staf Divisi Offair