EVALUASI KEBERHASILAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DALAM MENGGERAKKAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PEDESAAN (Studi Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Pekutatan) Oleh: Pera Sundarianingsih Mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya Malang E-mail :
[email protected] Abstract This study aimed to evaluate the success of Village Credit Institutions in moving the social economy of rural communities. The indicator that shows the success Village Credit Institutions observed from three (3) aspects, namely Management, Financial Performance, and the role of socio-economic Village Credit Institutions in mobilizing rural communities. The results of this study can be concluded that Village Credit Institutions Management Pekutatan Village People is good enough. Financial performance Village Credit Institutions Village People Pekutatan terms of aspects Capital, Assets, Earnings, and Liquidity obtained by total final value respectively by 100, it is given a healthy predicate. Traditional Village Pekutatan Village Credit Institutions role in moving the social economy of rural communities is not a financial institution that is solely for the benefit / pure business concept but as a socially minded funding institutions regilius. Keywords: Evaluation, Management, Performance, Social Economy, Village Credit Institutions. Abstrak Penelitian ini bertujuan mengevaluasi keberhasilan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dalam menggerakkan sosial ekonomi masyarakat pedesaan. Indikator yang menunjukkan keberhasilan LPD diamati dari 3 (tiga) aspek, yaitu Pengelolaan, Kinerja Keuangan, dan Peran LPD dalam mengerakkan sosial ekonomi masyarakat pedesaan. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Pengelolaan LPD Desa Adat Pekutatan sudah cukup baik. Kinerja keuangan LPD Desa Adat Pekutatan ditinjau dari aspek Permodalan,Aktiva Produktif, Earning, dan Likuiditas diperoleh dengan total nilai akhir masing-masing sebesar 100, maka diberi predikat sehat. Peran LPD Desa Adat Pekutatan dalam menggerakkan sosial ekonomi masyarakat pedesaan bukanlah suatu lembaga keuangan yang semata-mata hanya untuk memperoleh keuntungan / konsep bisnis murni melainkan sebagai lembaga pendanaan yang berjiwa sosial regilius. Kata kunci : Evaluasi, Pengelolaan, Kinerja, Sosial Ekonomi, Lembaga Perkreditan Desa (LPD).
Evaluasi Keberhasilan Lembaga Perkreditan Desa ..... Pera Sundaria Ningsih
suatu badan usaha milik desa berupa
PENDAHULUAN Provinsi Bali yang terkenal
LPD yang bergerak dalam usaha
dengan adat istiadat yang diatur
simpan pinjam. LPD adalah nama
dalam desa adat tentunya mempunyai
bagi usaha simpan pinjam milik
hak
mengatur
masyarakat desa pakraman (desa
kehidupan sosial ekonomi termasuk
adat) yang berada di Provinsi Bali dan
didalamnya
merupakan
otonom
untuk
mengatur
mengenai
pengelolaan kekayaan desa. Dalam
sarana
perekonomian
masyarakat desa.
hal ini, salah satu kelembagaan
Tahap permulaan ditetapkan 8
keuangan milik masyarakat tingkat
(delapan) Desa Adat, yaitu Desa Adat
desa adalah LPD Sesuai dengan pasal
Lukluk
1 angka 10 Peraturan Daerah Provinsi
(Karangasem), Ekasari (Jembrana),
Bali Nomor 8 tahun 2002 tentang
Jullah (Buleleng), Kubu (Bangli),
Lembaga Perkreditan Desa (LPD)
Manukaya
menyatakan bahwa : LPD adalah
(Tabanan), dan Penasan (Klungkung).
Lembaga
Pada Juli tahun 2012 jumlah LPD di
Perkreditan
di
Desa
(Badung),
(Gianyar),
Selumbung
Buahan
Pakraman (desa adat) dalam Wilayah
Bali mencapai 1422 buah
Provinsi Bali.
tersebar di
yang
1.482 desa pakraman.
LPD di Bali mulai berkembang
Dari jumlah tersebut terdapat 60 desa
sejak tahun 1985 berdasarkan Surat
pakaraman di Bali belum memiliki
Keputusan (SK) Gubernur Kepala
Lembaga Perkreditan Desa (LPD).
Daerah Provinsi Bali No. 972 tahun
(Profil LPD Daerah Bali 2004).
1984. Berdasarkan Peraturan Daerah
Berdasarkan
Keputusan
(Perda) Provinsi Bali No. 8 Tahun
Gubernur Bali Nomor 4 Tahun 2003
2002 tentang LPD, bahwa untuk
tentang Penyetoran dan Penggunaan
melestarikan
meningkatkan
Keuntungan Bersih LPD ditentukan
kemandirian kehidupan desa adat
sebagai berikut: Cadangan Modal
dengan segala aspeknya, dipandang
60%, Dana Pembangunan desa 20%,
perlu
usaha-usaha
Jasa Produksi 10%, Dana Pembinaan,
memperkuat keuangan desa sebagai
Pengawasan dan Perlindungan 5%,
sarana penunjang melalui pendirian
dan Dana Sosial 5%. Manfaat nyata
dan
mengadakan
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 12 No.1 Juni 2014
70
Evaluasi Keberhasilan Lembaga Perkreditan Desa ..... Pera Sundaria Ningsih
dari keberadaan LPDdapat dilihat dari
masyarakat mempunyai rasa aman
kontribusi
dari
dalam menyimpan dan meminjam
keuntungan bersih tiap tahun untuk
uang pada Lembaga Perkreditan Desa
dana pembangunan desa, serta 5%
(LPD).
untuk dana sosial berupa uang (fresh
psikologi
money)
menunjang
karakter bisnis yang luwes merupakan
pembangunan desa di Bali, sehingga
kekuatan dan salah satu faktor yang
dapat meringankan beban masyarakat
mempengaruhi kinerja LPDsebagai
dalam hal pembangunan desa maupun
lembaga keuangan mikro serta dalam
iuran dana sosial.
bertahan dan berdaya saing terhadap
sebesar
20%
untuk
LPD
sebagai
Lembaga
Kedekatan dengan
budaya
dan
nasabah,
serta
lembaga keuangan yang sejenis.
Keuangan Desa bergerak dalam usaha
LPD Desa Adat (Pakraman)
simpan pinjam, dimana produk jasa
pada
yang ditawarkan oleh LPD dalam
satunya,
usahanya yaitu melalui tabungan,
menggerakkan
deposito
dari
masyarakat pedesaan secara optimal,
masyarakat yang kemudian disalurkan
ditambah pada tahun 2013 hingga saat
dalam bentuk pemberian kredit yang
ini di Kabupaten Jembrana di setiap
efektif. LPD menyediakan pelayanan
desa pakraman (desa adat) kini telah
jasa
berdiri Lembaga Perkreditan Desa
dan
keuangan
pinjaman
bagi
seluruh
Kabupaten yang
Jembrana
salah
diharapkan
dapat
perekonomian
masyarakat desa termasuk penduduk
(LPD).
miskin.
Jembrana saat ini tercatat sebanyak 64
Sedangkan dari segi pelayanan
unit
Jumlah LPD di Kabupaten
dari
64
desa
adat
(desa
yang dilakukan oleh LPD sesuai
pakraman), hal tersebut menunjukkan
dengan kebutuhan nasabah, yaitu
bahwa pada masing-masing desa adat
prosedur yang sederhana, proses yang
(desa
singkat, pendekatan personal, serta
Jembrana sudah memiliki Lembaga
kedekatan lokasi dengan nasabah
Perkreditan Desa (LPD).
pakraman)
di
Kabupaten
menjadi faktor keberhasilan LPD
Peningkatan jumlah unit LPD
dalam menumbuhkan kepercayaan
Kabupaten Jembrana menunjukkan
pada
bahwa
masyarakat
desa,
sehingga
keberadaan
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 12 No.1 Juni 2014
LPD
sangat
71
Evaluasi Keberhasilan Lembaga Perkreditan Desa ..... Pera Sundaria Ningsih
dirasakan
manfaatnya
oleh
primer dan data sekunder. Teknik
masyarakat desa adat, dalam hal ini
pengumpulan
LPD Desa Adat Pekutatan Kecamatan
menyusun questioner untuk kemudian
Pekutatan
yang
dijadikan dasar dalam melakukan
merupakan LPD dengan Sisa Hasil
wawancara terhadap sampel yang
Usaha (SHU) tertinggi di Kabupaten
terpilih.
Jembrana,
berdasarkan teknik Area Sampling,
salah
satunya
dimana
pengembangan
data
Pemilihan
dengan
sampel
LPD
LPD Desa Adat Pekutatan ditujukan
sedangkan
untuk
menggunakan dasar teknik Purposive
memantapkan
dan
menumbuhkan swadaya LPD sebagai pusat
pelayanan
penentuan
cara
responden
Sampling.
kegiatan
Teknik analisis data dengan
perekonomian pedesaan yang berdaya
melakukan pendeskripsian data-data
guna dan berhasil guna yang dimiliki
yang
oleh desa itu sendiri, untuk keperluan
questioner, dengan terlebih dahulu
masyarakat
pembangunan
melakukan pengolahan data, reduksi
pedesaan sehingga nantinya dapat
data/merangkum data yang nantinya
dijadikan sebagai acuan atau contoh
berupa
untuk
wawancara,
dan
pengembangan
pada
LPD
lainnya di Kabupaten Jembrana.
sudah
terkumpul
tabel-tabel
melalui
dan
menentukan
hasil hal-hal
pokok pembahasan, menganalisis data dengan menggunakan prosentase dan tahap
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada
terakhir
tahap
penarikan
kesimpulan sesuai dengan data-data
LPD Desa Adat Pekutatan Kecamatan
yang
Pekutatan
Jembrana
inferensial tidak digunakan karena
Provinsi Bali. Jenis penelitian yang
hasil data yang diperoleh tidak layak
digunakan adalah analisis deskrptif
untuk diuji sehingga tidak dilakukan
kuantitatif dan kualitatif.
uji hipotesis.
Kabupaten
Sumber
diperoleh.
Metode
statistik
data yang digunakan adalah Data Teknik Analisis Penilian Kesehatan LPDDesa Adat Pekutatan terdiri dari : 1) Penilaian Terhadap Permodalan
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 12 No.1 Juni 2014
72
Evaluasi Keberhasilan Lembaga Perkreditan Desa ..... Pera Sundaria Ningsih
2) Penilaian Terhadap Kualitas Aktiva Produktif (KAP) a) Rasio KAP
b) Rasio Penyediaan Cadangan Pinjaman Ragu-ragu (CPRR)
3) Peniliain terhadap Earning / Rentabilitas a) Return On Assets (ROA)
b) Rasio Biaya Oprasional Terhadap Pendapatan Oprasional (BOPO)
4) Likuiditas a) Rasio alat Likuid
b) Loan To Deposite Ratio (LDR)
Tabel 1. Variabel-variabel yang Dinilai Beserta Bobotnya Variabel yang Dinilai 1. Permodalan
Komponen Kecukupan Modal (CAR)
2. Kualitas Aktiva Produktif
1. 1. Kualitas Aktiva Produktif (KAP) 2. Cadangan 2. Pinjaman Raguragu (CPRR)
3. Earning / Rentabilitas
1. ROA 2. BOPO
4. Likuiditas
1. Alat Likuid 2. LDR
1. 2. 1. 2.
Prosentase perbandingan antara Modal LPD terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Prosentase perbandingan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap totalaktiva produktif. Prosentase perbangingan antara CPRR yang dibentuk terhadap CPRR yang wajib dibentuk. Prosentase PErbandingan antara laba terhadap total aktiva. Prosentase perbandingan antara biaya terhadap pendapatan. Prosentase perbandingan antara alat likuid terhadap hutang lancer Prosentase perbandingan antara hutang terhadap dana yang diterima
Bobot 25%
25%
10% 10% 10% 5% 5%
Sumber : Peraturan Gubernur Bali Tanggal 7 Maret 2012 Nomor 11 Tahun 2013
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 12 No.1 Juni 2014
73
Evaluasi Keberhasilan Lembaga Perkreditan Desa ..... Pera Sundaria Ningsih
pembagian laba tiap tahunnya sebesar
PEMBAHASAN LPD Desa Adat Pekutatan
60% dari total laba yang diperoleh,
dalam
upaya
mengembangkan
Dana masyarakat yang tediri dari
usahanya
adalah
membuat
suatu
tabunga dan simpanan berjangka,
perencanaan (planning) sebagai acuan
pinjaman yang diterima dan laba
kerja dalam mencapai suatu tujuan
tahun berjalan.
dimasa
yang
akan
datang.
Berdasarkan
Struktur
Perencanaan yang dibuat oleh LPD,
Organisasi Pengurus dan Pengawas
dilakukan
Internal LPD Desa Adat Pekutatan,
setiap
3
(tiga)
bulan
sebelum tutup tahun buku. Pengurus
maka
dan
maupun
Karyawan
berserta
Badan
baik
pengurus,
badan
karyawan
pengawas
dapat
Pengawas adalah pihak yang terlibat
menjalankan tugas dan fungsinya
dalam pembuatan perencanaan acuan
dengan efektif dan efisien. Sehingga
kerja LPD dan kemudian disetujui
pada
oleh masyarakat desa pakraman (desa
mengetahui tugas dan fungsi yang
adat).
harus dijalankan. Perencanaan
bidang
kerja
Perlu diketahui bahwa, pada
tersebut dibuat atas musyarawah dan
struktur organisasi LPD Desa Adat
mufakat
Pekutatan
bersama
berpedoman
pada
acuan
masing-masing
dengan
tetap
pengalaman-
wewenang
Fungsi
/
tertinggi
Tugas,
dan
ada
pada
pengalaman pada tahun sebelumnya
paruman desa atau biasa disebut juga
yaitu mengolah potensi-potensi yang
dengan rapat desa, yang merupakan
ada di wilayah kerja LPD Desa Adat
bagian teratas dalam suatu organisasi
Pekutatan.
unit kerja LPD yang memberikan
Berdasarkan yang
telah
perencanaan dalam
sebagai badan pengawas utama dan
pengopersian usaha LPD Desa Adat
dibantu oleh badan pengawas lain
Pekutatan menetapkan target sumber
yang ditunjuk. Sedangkan seluruh
dana
yang ingin dicapai adalah
operasional di LPD oleh paruman
berasal dari; Sumber dana Modal /
desa adat diserahkan kepada Ketua
Cadangan
LPD sebagai tanggung jawab utama
yang
disetujui,
kewenangan kepada Bendesa Adat
diperoleh
dari
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 12 No.1 Juni 2014
74
Evaluasi Keberhasilan Lembaga Perkreditan Desa ..... Pera Sundaria Ningsih
dalam pengelolaannya. Seluruh hasil
menerapkan sistim pelatihan serifikasi
tanggung jawab tersebut, baik dari
professional dan melakukan Diklat
pengawasan
tentang
dan
pengelolaan
LPD
dan
Manajemen.
dipertanggungjawabkan kembali ke
Memotivasi seorang karyawan LPD
paruman desa adat sebagai bentuk
Desa Adat Pekutatan agar tidak
pertanggungjawaban
terjadinya kecemburuan sosial antar
dalam
rapat
tahunan LPD.
karyawan maupun pengurus dengan
Perencanaan
dan
menerapkan sanksi kepada pengurus
pengorganisasian yang baik akan
maupun karyawan, membiasakan diri
kurang berarti jika tidak diikuti
dengan prinsip “bekerja dulu, baru
dengan
digaji”,
pelaksanaan
kerja
yang
serta
pemberian
jabatan
bertanggung jawab. Pelaksanaan kerja
sesuai dengan masa pengabdian di
harus sejalan dengan rencana kerja
tempat kerja (LPD).
yang telah disusun, adapun petunjuk
Memberikan
pelayanan
dasar dalam pelaksanaan operasional
maksimal kepada masyarakat agar
LPD yaitu: (Laporan Tahunan LPD
minat masyarakat menyimpan dana di
Desa Adat Pekutatan, 2012)
LPD
- Pedoman SOP (Standar Oprasional
pelayanan seperti cara sistim jemput
Penggunaan) Administrasi LPD
bola. Sehingga masyarakat yang ingin
- Prinsip kehati-hatian pengelolaan
menempatkan dananya di LPD tidak
LPD dari BPD Bali. - Diklat,
seminar
dan
perlu pelatihan
tentang LPD, dan - Petunjuk
dari
Pembina
LPD
segi
kinerja
dengan
datang
memberikan
kekantor
untuk
mengurus semua persyaratan yang dibutuhkan.
Kabupaten Jembrana Dari
tinggi
Permasalahan
yang
sering dihadapi dalam penembangan usaha LPD adalah sempitnya lingkup
Sumber
kerja LPD yaitu hanya 1 desa
Daya Manusia (SDM) LPD Desa
sehingga
Adat Pekutatan, dalam meningkatkan
permasalahan seperti terjadinya over
kualitas
likuid (kelebihan dana).
Sumber
Daya
Manusia
(SDM) pengurus maupun pengelola LPD
Desa
Adat
Pekutatan
mengakibatkan
Strategi atau terobosan yang dilakukan
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 12 No.1 Juni 2014
dalam
mengatasi
hal
75
Evaluasi Keberhasilan Lembaga Perkreditan Desa ..... Pera Sundaria Ningsih
tersebut adalah melakukan ekspansif
kategori sangat memuaskan, 8-10%
kredit, yaitu melakukan penurunan
diberi kategori cukup memuaskan,
bunga kredit agar minat masyarakat
sedangkan 11-15% diberi kategori
terhadap
Pada
kurang memuaskan : Bila terjadi
produk jasa tabungan dan deposito
penyimpangan 15% diatas anggaran
juga dilakukan penurunan bunga,
tahunan
sehingga
masyarakat
peninjauan kembali atas anggaran
menyimpan dananya di LPD dapat
tahunan yang telah ditetapkan /
menurun sehingga over liquid yang
disahkan (rencana kerja dan rencana
terjadi dapat teratasi.
anggaran pendapatan dan belanja
kredit
meningkat.
minat
Pengawasan LPD Desa adat Pekutatan
berlandaskan
diantaranya:
(rencana
dan
perlu
diadakan
LPD Desa Adat Pekutatan, 2012).
hukum
kerja
maka
Rasio kecukupan modal yang ditetapkan untuk LPD adalah sebesar
rencana anggaran pendapatan dan
12%
belanja LPD Desa Adat Pekutatan,
pengembangan usaha LPD yang sehat
2012)
sehingga dapat menampung kerugian
1.
Surat Keputusan Gubernur No.
serta
58 th 1991 tgl 5 Februari 1991
pemantauan
Peraturan Daerah Tk. I Bali No. 8
permodalan LPD yang sehat. Rasio
th
modal (CAR) yang dicapai pada
2.
2002
tentang
Lembaga
Pekreditan Desa 3.
Surat
Keputusan
berguna
berguna
sebagai
untuk
dasar
melakukan
terhadap
kondisi
tahun 2011 sebesar 26%, sedangkan Bupati
pada
tahun
2012
sebesar
27%.
Jembrana No. 73 th. 1991 tgl 19
Semakin besar rasio dari 12%, maka
Maret tentang Pengangkatan LPD
akan semakin baik. Apabila rasio
se-Kabupaten Jembrana.
tersebut diatas 12%, artinya rasio
Tolak ukur sebagai acuan untuk
menilai
pelaksanaan
modal (CAR) berada dalam predikat
atas
sehat. Kemampuan dalam menjaga
anggaran LPD yang telah ditetapkan
kelangsungan usaha LPD, maka rasio
dan disahkan agar dapat digunakan
Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
sebagai tolok ukur atas penyimpangan
yang harus dicapai adalah lebih besar
anggaran diantaranya : 1-5% diberi
dari 20% maka dapat dikategorikan
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 12 No.1 Juni 2014
76
Evaluasi Keberhasilan Lembaga Perkreditan Desa ..... Pera Sundaria Ningsih
sehat. Rasio KAP yang diperoleh
predikat sehat adalah di atas 5%.
adalah tahun 2011 sebesar 1,67% dan
Perolehan rasio likuiditas tahun 2011
tahun 2012 sebesar 2,61%.
sebesar 41,70% dan tahun 2012
Hasil perhitungan ROA tahun
sebesar 39,96 sehingga rasio alat
2011 dan 2012 berada diatas 2,5%
likuid yang dicapai oleh LPD Desa
sehingga memperoleh predikat sehat
Adat Pekutatan mendapatkan predikat
dengan total nilai yang diakui masing-
sehat dengan total nilai yang diakui
masing adalah sebesar 100. Hal
masing-masing sebesar 100. Hal Ini
tersebut menunjukkan kinerja ROA
berarti
LPD Desa Adat Pekutatan masih
Pekutatan agar mampu membayar
baik, dimana terlihat dari peningkatan
hutang yang segera harus dipenuhi
laba bersih yang dihasilkan dari total
dengan menggunakan alat likuid yang
asset yang dimiliki pada tahun 2011
dimilikinya.
dan 2012 sehingga LPD Desa Adat
dipenuhi
Pekutatan mampu menggunakan dan
memperoleh predikat sehat adalah di
mengelola asset yang dimiliki untuk
bawah 94,75%. Besarnya LDR yang
menghasilkan laba secara efektif.
diperoleh tahun 2011 sebesar 67,88%,
Rasio BOPO ditahun 2011 dan 2012
sedangkan
masih tetap berada dibawah rasio
69,93%, maka diperoleh predikat
BOPO yang ditentukan yaitu 75%
sehat. LPD Desa Adat Pekutatan
sehingga berada dalam kategori sehat
mampu
dengan total nilai yang diakui masing-
kewajiban lancarnya dengan alat-alat
masing sebesar 100. Perhitungan
likuid yang dimiliki, serta mampu
BOPO ini mempunyai arti bahwa
menutup
LPD Desa Adat Pekutatan mampu
mungkin timbul dari penanaman dana
menghasilkan pendapatan oprasional
LPD
dengan menggunakan assets yang
pinjaman
dimilikinya dan biaya oprasional yang
menggunakan dana yang diterima.
dikeluarkan secara efektif.
Maka semakin tinggi rasio LDR
Rasio alat likuid yang harus dicapai oleh LPD untuk memperoleh
bahwa
LDR
2012
menjamin
potensi
harus untuk
sebesar
kewajiban-
kerugian
bentuk
yang
kredit
yang diberikan
tinggi
Adat
LPD
tahun
likuiditasnya.
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 12 No.1 Juni 2014
Desa
yang
oleh
dalam
semakin
LPD
pula
Berdasarkan
atau
dengan
tingkat uraian-
77
Evaluasi Keberhasilan Lembaga Perkreditan Desa ..... Pera Sundaria Ningsih
uraian
tersebut,
maka
dapat
disimpulkan hasil akhir penilaian
Periode 31 Desember 2011 dan 2012 disajikan pada tabel berikut.
kesehatan LPD Desa Adat Pekutatan Tabel 2. Kompilasi Hasil Penilaian KesehatanLembaga Perkredita Desa (LPD) Desa Adat Pekutatan Periode 31 Desember 2011 No. 1 2 3 4
Faktor / Komponen CAMEL
Rasio
Nilai
Bobot
(1) Permodalan (CAR) Kualitas Aktiva Produktif (KAP) CPRR Return On Asset (ROA) BOPO Alat Likuid Loan To Deposite Ratio (LDR)
(2) 26 1.67 170.85 6 4.10 41.70 67.88
(3) 225 122.17 170.85 241 383.59 834 188.47
(4) 25% 25% 10% 10% 10% 5% 5%
Nilai Kesehatan (5) = (4x3) 56.36 30.54 17.09 24.10 38.36 41.70 9.42
Total Nilai CAEL
217.57
Total Nilai Kesehatan Kriteria
100 Sehat
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2012
Tabel 3. Kompilasi Hasil Penilaian KesehatanLembaga Perkredita Desa (LPD) Desa Adat PekutatanPeriode 31 Desember 2012 No. 1 2 3 4
Faktor / Komponen CAMEL
Rasio
(1) (2) Permodalan (CAR) 27 Kualitas Aktiva Produktif (KAP) 2.61 CPRR 149.43 Return On Asset (ROA) 6 BOPO 3.89 Alat Likuid 39.96 Loan To Deposite Ratio (LDR) 69.93 Total Nilai CAEL Total Nilai Kesehatan Kriteria
Nilai
Bobot
(3) 231 115.92 149.43 235 384.43 799 180.27
(4) 25% 25% 10% 10% 10% 5% 5%
Nilai Kesehatan (5) = (4x3) 57.65 28.98 14.94 23.50 38.44 39.96 9.01 212.49 100 Sehat
Sumber: Data Sekunder Diolah,2012
Berdasarkan Tabel 2 dan 3
2011 dan 2012 yaitu total nilai akhir
diperoleh nilai akhir tingkat kesehatan
untuk kedua tahun tersebut masing-
LPDDesa Adat Pekutatan Kecamatan
masing sebesar 100. Total akhir yang
Pekutatan Kabupaten Jembrana tahun
diperoleh LPD Desa Adat Pekutatan
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 12 No.1 Juni 2014
78
Evaluasi Keberhasilan Lembaga Perkreditan Desa ..... Pera Sundaria Ningsih
selama dua periode diberi predikat
tahun 2008 merupakan tahap-tahap
sehat karena rata-rata nilai kredit
perkembangan
berada pada nilai maksimum yaitu
Pekutatan
100, dengan permodalan yang sehat
usahanya kearah sosial keagamaan,
diharapkan LPDDesa Adat Pekutatan
sehingga
dapat
kegiatan
terjadi pada tahun 2008. Meskipun
operasionalnya dengan baik, sehingga
dari segi pertumbuhan mengalami
semakin baik LPD dalam melakukan
penurunan namun dari segi jumlah
kegiatan
maka
yang diperoleh justru mengalami
yang
peningkatan.
melakukan
semakin
operasionalnya tinggi
pula
laba
LPD
dalam
Desa
Adat
mengembangkan
pertumbuhan
tertinggi
diperoleh LPD, dengan adanya hal
Wilayah kerja LPD hanya pada 1
terebut tentu akan berpengaruh pula
(satu)
terhadap kontribusi LPD untuk desa.
kemungkinan bahwa LPD tidak akan
Sedangkan bagi masyarakat dengan
dapat berkembang, karena sempitnya
permodalan
maka
cakupan wilayah kerja LPD maka
akan
LPD yang ada di desa dapat lebih
dari
fokus dalam pengembangan wilayah
LPDDesa
yang Adat
sehat Pekutatan
mendapat
kepercayaan
masyarakat
untuk
menyimpan
kerja
desa
adat
LPD,
tidak
seperti
menutup
dalam
hal
dananya berupa tabunga dan deposito
pembagian keuntungan LPD 20%
pada LPD Desa Adat Pekutatan.
untuk
LPD dalam hal aktivitas sosial dan
keagamaan
dimana
pembangunan
biasanya
desa,
masyarakat
pada
dikenakan biaya iuran dalam hal
pembagian keuntungan bersih tiap
pembangunan pura, karena adanya
tahunnya dimana 20% adalah Dana
pembagian keuntungan LPD maka
Pembangunan Desa, dan 5% adalah
beban masyarakat dalam hal biaya
Dana Sosial. Berikut tabel perolehan
iuran
laba
ifrastruktur desa seperti perbaikan
LPD
terlihat
dana
beserta
pos
peruntukkannya.
tidak
terbebani,
perbaikan
irigasi, dimudahkannya dalam hal
Tabel 4. menunjukkan bahwa
kegiatan-kegiatan ritual keagamaan
pertumbuhan jumlah laba mengalami
baik nyepi maupun hari raya besar
penurunan, hal ini disebabkan pada
lainnya serta pemberian bantuan dana
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 12 No.1 Juni 2014
79
Evaluasi Keberhasilan Lembaga Perkreditan Desa ..... Pera Sundaria Ningsih
untuk sekolah-sekolah swasta. Dana
hindu, bantuan dana terhadap seka
20% bukanlah LPD langsung yang
truna (karang taruna) dalam hal
mengelola melainkan LPD hanya
pembuatan ogoh-ogoh, serta kegiatan
menyerahkannya dalam bentuk uang
sosial seperti kematian pemberian
tunai kepada pengurus desa Adat
bantuan berupa uang tunai, maupun
kemudian dimasukkan dalam kas desa
pemberian bahan-bahan sembako dan
Adat, sehingga kebijakan pengelolaan
memberi
serta penggunaan dana tersebut diatur
untuk
oleh pengurus desa Adat (Desa
disucikan dalam agama hindu). Maka
Pakraman).
dapat
bantuan
bahan
pemangku
pakaian
(orang
disimpulkan,
yang
bahwa
LPD
Pembagian Laba 5% digunakan
bukanlah lembaga keuangan yang
untuk dana sosial. LPD Desa Adat
semata-mata hanya untuk menyimpan
Pekutatan menyalurkan pembagian
dan
keuntungannya kepada masyarakat
masyarakat
berupa
lembaga keuangan yang kegiatannya
kegiatan
sosial
seperti
menyalurkan tetapi
pemberian bantuan berupa uang tunai
operasionalnya
maupun
lembaga
terhadap
bantuan
fisik
lainnya
yayasan-yayasan
yang
dana
kepada
juga
sebagai
murni
keuangan
yang
sebagai berjiwa
sosial dan religius.
khususnya adalah merupakan yayasan Tabel 4. Pembagian Laba LPD Desa Adat Pekutatan Tahun 2008 2009 2010 2011 2012
Jumlah Laba (100%) Rp Rp Rp Rp Rp
222,630,226 412,961,781 471,006,716 561,092,992 652,061,193
Pertumbuhan Jumlah Laba (%) 85% 14% 19% 16%
Pos Peruntukan Dana Dana Sosial Pembangunan (5%) (20%) Rp 44,526,045 Rp 11,131,511 Rp 82,592,356 Rp 20,648,089 Rp 94,201,343 Rp 23,550,335 Rp 12,218,598 Rp 28,054,649 Rp 130,412,238 Rp 32,603,059
Sumber: Laporan Tahunan LPD Desa Adat Pekutatan, Diolah 2014
Hal
tersebut
menunjukkan
pada saat pembagian laba seperti
bahwa kegiatan usaha LPD tidak
yang telah diatur dengan Peraturan
menutup diri dari masyarakat yang
Gubernur Nomer 4 Tahun 2003
bukan beragama hindu, hanya saja
Tentang Penyetoran dan Penggunaan
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 12 No.1 Juni 2014
80
Evaluasi Keberhasilan Lembaga Perkreditan Desa ..... Pera Sundaria Ningsih
Keuntungan Bersih LPD (20% dana
suatu rapat yang disebut rapat desa
pembangunan dan 5% dana sosial)
(paruman desa). Sehingga keputusan
tidak
untuk
dan kebijakan pengelolaan laba yang
masyarakat luas, mengingat bahwa
diperoleh LPD ada pada keputusan
kemelikan LPD adalah Komunitas
hasil rapat desa (paruman desa).
diperuntukkan
Adat Hindu (Kesatuan Masyarakat
Berdasarkan
uraian-uraian
Hindu) dan wilayah kegiatannya
tersebut menunjukkan bahwa, LPD
usahanya hanya sebatas 1 (satu) desa
bukanlah lembaga keuangan yang
ada.
semata-mata bidang usahanya untuk
Sehingga
peruntukannya
peruntukan-
cenderung
pada
memperoleh
keuntungan
melalui
kegiatan-kegiatan sosial-keagamaan
menyimpan dan menyalurkan dana
hindu.
kepada
Selain
tetapi
juga
sosial-
sebagai lembaga keuangan yang
yang
kegiatannya operasionalnya murni
diperoleh LPD juga diberikan kepada
sebagai lembaga keuangan yang
sekolah-sekolah
berjiwa sosial dan religius.
keagamaan
hindu),
kegiatan
masyarakat
hindu,
yayasan
sehingga
kemungkinan
laba
tidak
bahwa
(nonmenutup
laba
yang
Besaran modal yang diterima berupa kredit yang disalurkan oleh
diperoleh LPD hanya diperuntukkan
LPD
kepada
sosial-
berpengaruh terhadap perekonomian
keagaman hindu. Keputusan dan
dan kemajuan usaha masyarakat
kebijakan pengelolaan laba yang
desa. Hal tersebut dikarenakan jika
diperoleh LPD dikembalikan lagi
bantuan kredit dianggap terlalu kecil,
pada paruman desa yang merupakan
maka tambahan modal tidak dapat
kedudukan tertinggi dalam struktur
secara
organisasi LPD.
kemajuan usaha karena nantinya
kegiatan-kegiatan
Paruman suatu
Desa
perkumpulan
tokoh-tokoh
kepada
nyata
masyarakat
bermanfaat
sangat
untuk
merupakan
akan cenderung dimanfaatkan untuk
masyarakat,
pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
masyarakat
beserta
Hasil
wawancara
terhadap
badan pengawas, bendesa adat desa
kesesuaian kredit menunjukkan 13
pakraman, dan pengurus LPD dalam
(48,14%)
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 12 No.1 Juni 2014
responden
menyatakan
81
Evaluasi Keberhasilan Lembaga Perkreditan Desa ..... Pera Sundaria Ningsih
bahwa kredit yang diterima jauh
mengenai LPD Desa Adat Pekutatan
lebih kecil dari yang dibutuhkan dan
bahwa 100% responden mengatakan
11 (40,47%) Responden menyatakan
syarat
bahwa kredit yang diterima sudah
adalah sangat mudah dipenuhi dan
sesuai dengan kebutuhan, namun
89% responden mengatakan tahap
demikian masih terdapat 3 (11,11%)
dalam pengajuan dan realisasi kredit
responden yang menyatakan bahwa
dirasa sangat mudah, cepat dan tidak
kredit yang diterimnya lebih besar
membutuhkan waktu lama, sehingga
dari kebutuhan kerja mereka.
banyak
untuk
mengajukan
responden
kredit
mengaku
Responden yang menyatakan
pelayanan LPD Desa Adat Pekutatan
bahwa kredit yang diterima jauh
terhadap masyarakat kecil sangat
lebih kecil dari yang dibutuhkan
memuaskan, hal itu terlihat dari
adalah responden dengan penerimaan
nasabah LPD Desa Adat Pekutatan
kredit dibawah 5 juta rupiah dan
yang tidak hanya dari golongan
diatas 16 juta rupiah. Sedangkan
menengah
yang menyatakan penerimaan kredit
golongan menegah kebawah. Oleh
sesuai dengan kebutuhan adalah
sebab itu, LPD Desa Adat Pekutatan
responden dengan penerimaan kredit
tetap dijadikan prioritas utama oleh
diatas 5 juta sampai dengan 15 juta.
masyarakat
Dari
kebutuhan dana yang mendesak.
uraian
tersebut
dapat
disimpulkan bahwa tidak semua
keatas
tetapi
khususnya
Pemanfaatan
juga
jika
kredit
ada
yang
kredit yang diterima oleh responden
diterima untuk
adalah mereka yang memiliki modal
berkisar antara 90% - 100%. Hal ini
besar sehingga hasil yang diperoleh
mengartikan
dari responden beragam.
diterima
Penyaluran
bahwa
kepada
dana
yang
nasabah
kredit
oleh
benar-benar dimanfaatkan sebagai
LPDDesa Adat Pekutatan memiliki
modal kerja. Meskipun demikian
potensi
terdapat
cukup
menggerakkan
kredit
kebutuhan usaha
besar
kegiatan
dalam
perbedaan
pada
hasil
ekonomi
wawancara lainnya, dimana hanya 3
masyarakat desa. Mengingat bahwa
(11%) dari responden mengalami
hasil wawancara terhadap responden
perubahan
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 12 No.1 Juni 2014
pendapatan
setelah
82
Evaluasi Keberhasilan Lembaga Perkreditan Desa ..... Pera Sundaria Ningsih
menerima tambahan modal kerja.
yg menunjukkan bahwa responden
Sedangkan
sisanya
yang tidak pernah terlambah adalah
responden
tidak
perubahan.
Namun
24
(89%)
mengalami yang
responden
yang
ingin
segera
patut
melunasi angsurannya, sehingga jika
dicermati adalah responden yang
nanti angsuran telah lunas maka
mengatakan
ada
responden akan menambah kredit
perubahan dalam usahanya adalah
lagi. Adanya pernyataan tersebut
responden yang kegiatan usahanya
menunjukkan
hanya digunakan untuk pemenuhan
memilih lembaga keuangan sepeti
kebutuhan sehari-hari, sehingga tidak
LPD Desa Adat Pekutatan untuk
ada
kebutuhan usaha maupun kebutuhan
bahwa
pemisahan
tidak
antara
keuangan
keluarga dengan keuangan usaha. Sedangkan
disisi
lain
masyarakat
lebih
konsumtif lainnya.
beberapa
responden memilih memanfaatkan
KESIMPULAN
sisa kredit yang diterima untuk
Perencanaan
yang disusun
kegiatan penunjang lainnya seperti
telah memenuhi standar POAC pada
perbaikan rumah, perbaikan tempat
umumnya
usaha dan biaya pendidikan anak.
sederhana.
Kelancaran angsuran merupakan keberhasilan
dan
pembayaran tingkat
masih
Dalam
sangat
pelaksanaan
maupun sampai pada pengawasan
bunga
sudah sesuai dengan standar yang
akan
disepakati atau standar perencanaan
Adat
yang
prasyarat LPD
meski
Desa
disusun.
Sehingga
dalam
Pekutatan dalam menyalurkan dana
operasional kerjanya LPD sudah
ke masyarakat berupa kredit. Hasil
memiliki
wawancara yang diperoleh mengenai
merealisasikan
keterlambatan membayar angsuran
disepakati.
adalah hanya 5 (18,52%) responden
acuan
dalam
tujuan
Berdasarkan
hasil
yang mengatakan pernah terlambat
perhitungan
membayar
keuangan LPD Desa Adat Pekutatan
angsuran,
sisanya
22
dan
yang
periode
analisis
(81,48%) tidak pernah. Hal ini
pada
diperkuat dengan hasil wawancara
diperoleh hasil total nilai akhir
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 12 No.1 Juni 2014
2011
dan
kinerja
2012
83
Evaluasi Keberhasilan Lembaga Perkreditan Desa ..... Pera Sundaria Ningsih
sebesar 100, dengan ketentuan total
hari, sehingga tidak ada pemisahan
nilai akhir maksimum adalah 100
antara uang keluarga dengan uang
maka
usaha.
diberi
Permodalan berpengaruh operasional berdampak kepercayaan
predikat yang
sehat
pada yang
sehat. dapat kegiatan
baik,
pada masyarakat
dan
tingginya untuk
menyimpan dananya pada LPD Desa Adat Pekutatan, maka hal tersebut juga akan berpengaruh terhadap besaran kontribusi laba/keuntungan yang diperoleh LPD terhadap desa. Berdasarkan pernyataan dan data-data yang diperoleh diketahui bahwa
LPD
bukanlah
lembaga
keuangan yang semata-mata hanya untuk menyimpan dan menyalurkan dana kepada masyarakat tetapi juga sebagai lembaga keuangan yang kegiatannya operasionalnya murni sebagai lembaga keuangan yang berjiwa sosial dan religius. Kredit yang disalurkan 90100% dimanfaatkan sebagai modal kerja. Hasil lain menunjukkan tidak terjadi perubahan produksi setelah menerima tambahan modal kerja, hal tersebut dikarenakan responden yang kegiatan usahanya hanya digunakan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-
DAFTAR PUSTAKA Boediono, 1992, Ekonomi Makro. Seri Sinopsisi Pengantar Ilmu Ekonomi No. 2. Edisi 4, BPFE, Yogyakarta. Burhan Bungin, 2003, Analisis Data Penelitian Kualitatif; PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. I Gusti Wayan Murjanayasa, 2008, Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Dalam Membangun Ekonomi Rakyat di Kecamatan Denpasar Barat. Koentjaraningrat, 1990, Pengantar Ilmu Antropologi, Rineka Cipta, Jakarta. Lincolin Arsyad, 1999, Ekonomi Pembangunan, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta. Mubyarto, 2003, Membangun Sistem Ekonomi, BPFE, Yogyakarta. Nuraini, Ida SE., M.Si, 2009, Pengantar Ekonomi Mikro, UMM Press, Malang. Peraturan Gubernur Bali Tanggal 7 Maret 2012 No.11 Tahun 2013 Tentang Lembaga Perkreditan Desa. Pemerintah Tingkat I Bali, 2002. Peraturan Daerah no.8 tahun 2002 tentang Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Bali -------------, 2003. Peraturan Daerah No.12 Tahun 2003 tentang Prinsip Kehati-Hatian dalam
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 12 No.1 Juni 2014
84
Evaluasi Keberhasilan Lembaga Perkreditan Desa ..... Pera Sundaria Ningsih
Mengelola Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Bali. Peraturan Daerah Provinsi Bali No.3 Tahun 2001, Tentang Desa Pakraman. Peraturan Daerah Provinsi Bali No.8 Tahun 2002, Tentang Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Peraturan Gubernur Provinsi Bali No.4 Tahun 2003, Tentang Penyetoran dan Penggunaan Keuntungan Bersih Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Peraturan Daerah Provinsi Bali No.3 Tahun 2007, Tentang Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Peraturan Gubernur Provinsi Bali 7 Maret No.11 Tahun 2013, Tentang Penilaian Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Putra, Ida Bagus Wyasa 2011, Landasan Teoretik Pengaturan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Sebagai Lembaga Keuangan Komunitas Masyarakat Hukum Adat di Bali ; Udayana University Press, Denpasar. Racmat Hendayana dan Sjahrul Bustaman, 2008, Fenomena Lembaga Keuangan Mikro Dalam Perspektif Pembangunan Ekonomi Pedesaan.
Suartana, I Wayan, 2009, Arsitektur Pengelolaan Risiko pada LPD (Lembaga Perkreditan Desa). Udayana University Press, Denpasar Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung. Taswan, Dr. (Cand.) SE.,M.Si, 2010, Manajemen Perbankan Konsep, Teknik dan Aplikasi, UPP STIM YKPN, Yogyakarata Wijono, 2005, “Pemberdayaan Lembaga Keuangan Mikro Sebagai Salah Satu Pilar Sistem Keuangan Nasional : Upaya Konkrit Memutus Mata Rantai Kemiskinan”, Kajian Ekonomi dan Keuangan. Edisi Khusus November 2005. Winardi, 1992, Manajemen Perilaku Organisasi. PT Citra Aditya Bakti, Bandung. Wirutomo, Paulus, 2012, Sistem Sosial Indonesia, Jakarta : Universitas Indonesia. http://jembranakab.go.id//ProfilBPMPD-Kabupaten-Jembrana2012.html(diakses pada tanggal 01 oktober 2013) http://jembranakab.go.id//ProfilKabupaten-Jembrana2012.html (diakses pada tanggal 01 oktober 2013)
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 12 No.1 Juni 2014
85