FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT LANSIA DALAM

Download...

2 downloads 574 Views 649KB Size
JURNAL

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT LANSIA DALAM MENGIKUTI POSYANDU LANSIA DI WILAYAH PUSKESMAS BUKO KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA Oleh FICKY FADLI ABAS NIM. 841 411 128

ABSTRAK Ficky Fadli Abas, 2015. Faktor yang Mempengaruhi Minat Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia di Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Skripsi, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Rama P. Hiola. Dra, M.Kes dan Pembimbing II Dr. Hj. Rosmin Ilham, S.Kep, Ns. MM. Posyandu Lansia merupakan perwujudan pelaksanaan program pengembangan diri kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia, sebagai suatu forum komunikasi dalam bentuk peran serta masyarakat usia lanjut, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi social dalam penyelenggaraannya, dalam upaya peningkatan tingkat kesehatan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Minat Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia di Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Desain penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh lansia yang ada di wilayah puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara yang berjumlah 535 responden. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 84 responden. Untuk analisa univariat dan bivariat menggunakan uji chi square dengan derajat kemaknaan α = 0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan baik 38 responden (45,2%), kurang 46 responden (54,8%), jarak dekat 46 responden (54,8%), jauh 38 responden (45,2%), dukungan keluarga baik 19 responden (22,6%), kurang 65 responden (77,4%) dan minat tinggi 24 responden (28,6%), rendah 60 responden (71,4%). Kesimpulan pada penelitian ini terdapat pengaruh antara pengetahuan ( p-value = 0.000) , jarak (p-value = 0.000), dan dukungan keluarga ( p-value = 0.001) terhadap minat lansia ( p < 0.05).

Kata Kunci : Lansia, Posyandu Lansia, Minat

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT LANSIA DALAM MENGIKUTI POSYANDU LANSIA DI WILAYAH PUSKESMAS BUKO KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA Ficky Fadli Abas 1, Dr. Rama .P. Hiola. Dra, M.Kes2, Dr. Hj. Rosmin Ilham. S.Kep. Ns, MM3 1. Mahasiswa Jurusan Ilmu Keperawatan UNG 2. Dosen Jurusan Kesehatan Masyarakat UNG 3. Dosen Jurusan Keperawatan UNG

ABSTRAK Ficky Fadli Abas, 2015. Faktor yang Mempengaruhi Minat Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia di Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Skripsi, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Rama P. Hiola. Dra, M.Kes dan Pembimbing II Dr. Hj. Rosmin Ilham, S.Kep, Ns. MM. Posyandu Lansia merupakan perwujudan pelaksanaan program pengembangan diri kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia, sebagai suatu forum komunikasi dalam bentuk peran serta masyarakat usia lanjut, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi social dalam penyelenggaraannya, dalam upaya peningkatan tingkat kesehatan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Minat Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia di Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Desain penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh lansia yang ada di wilayah puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara yang berjumlah 535 responden. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 84 responden. Untuk analisa univariat dan bivariat menggunakan uji chi square dengan derajat kemaknaan α = 0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan baik 38 responden (45,2%), kurang 46 responden (54,8%), jarak dekat 46 responden (54,8%), jauh 38 responden (45,2%), dukungan keluarga baik 19 responden (22,6%), kurang 65 responden (77,4%) dan minat tinggi 24 responden (28,6%), rendah 60 responden (71,4%). Kesimpulan pada penelitian ini terdapat pengaruh antara pengetahuan ( p-value = 0.000) , jarak (p-value = 0.000), dan dukungan keluarga ( p-value = 0.001) terhadap minat lansia ( p < 0.05). Kata Kunci : Lansia, Posyandu Lansia, Minat

PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah cukup berhasil, karena dilihat dari sisi angka harapan hidup telah meningkat secara bermakna. Meningkatnya angka harapan hidup ini, maka meningkatkan jumlah lanjut usia (lansia) di Indonesia. Hal ini berarti kelompok risiko dalam masyarakat menjadi lebih tinggi lagi, sehingga perlu peningkatan dalam hal pelayanan kesejahteraan bagi lansia.Pelayanan kesejahteraan sosial bagi warga lansia secara umum boleh dikatakan masih merupakan hal yang baru. Hal ini dikarenakan prioritas yang diberikan pada populasi usia lanjut memang baru saja mulai diperhatikan. Dibandingkan dengan negara maju, misalnya Amerika dan Australia, Indonesia kurang tanggap dalam hal pemberian kesejahteraan bagi lansia ini (Nurhayati, 2012)1. Lanjut usia (lansia) adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tahap-tahap kehidupannya, yaitu neonatus, toddler,pra school, school, remaja, dewasa, dan lansia. Tahap berbeda ini di mulai baik secara biologis maupun psikologis (Padila, 2013)2. Kesehatan lansia yang baik difokuskan pada bagaimana upaya untuk dapat menambah usia dan memperpanjang kehidupan, sehingga memungkinkan mereka tidak hanya hidup lebih lama, tetapi juga dapat memperluas keterlibatannya secara aktif dalam semua kegiatan di masyarakat. Seiring dengan kecenderungan yang positif tersebut dalam arti meningkatnya kesehatan global, akan muncul tantangan khusus dalam bidang kesehatan pada abad ke-21 karena bertambahnya jumlah lansia. Berbagai dampak dari peningkatan jumlah lansia antara lain adalah masalah penyakit degeneratif yang sering menyertai para lansia, bersifat kronis dan multipatologis, serta dalam penanganannya memerlukan waktu lama dan membutuhkan biaya cukup besar (Kemenkes, RI, 2012)3. World Health Organization (WHO) mencatat bahwa terdapat 600 juta jiwa lansia pada tahun 2012 di seluruh dunia.WHO juga mencatat terdapat 142 juta jiwa lansia di wilayah regional Asia Tenggara. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat jumlah lansia di Indonesia mencapai jumlah 28 juta jiwa pada tahun 2012 dari yang hanya 19 juta jiwa pada tahun 2006 (Badan Pusat Statistik, 2012)4. Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperhitungkan pada 2020 Indonesia 1

Nurhayati. K, Faktor-faktor yang mempengaruhi lansia dalam pemanfaatan pos binaan terpadu(posbindu), UR : Naskah Asli Tidak Dipublikasikan, 2012. 2 Padila, Buku ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nusa Medika, 2013. 3 Kemenkes RI,Menuju Tua Sehat, Mandiri Dan Produktif, Jakarta. 2012. 4 Badan Pusat Statistik Indonesia, “Jumlah Penduduk Indonesia”,Diperoleh tanggal 12 November 2013 from http://Badan Pusat Statistika.co.id.2012.

akan mengalami peningkatan jumlah warga lansia sebesar 414%. Sebuah peningkatan tertinggi di dunia. Berdasarkan sensus penduduk 2000, jumlah lansia mencapai 15,8 juta jiwa atau 7,6%. Pada 2005 meningkat menjadi 18,2 juta jiwa atau 8,2%. Sedangkan pada 2015 diperkirakan mencapai 24,4 juta jiwa atau 10% (Kemenkes RI, 2009)5. Dunia mengalami penuaan dengan cepat. Proporsi penduduk lanjut usia (lansia) yang berusia 60 tahun ke atas menjadi dua kali lipat dari 11% di tahun 2006 menjadi 22% pada tahun 2050. Populasi lansia di dunia yang pada tahun 2006 sekitar 650 juta, akan mencapai 2 miliar pada tahun 2050. Untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia, pada saat itu akan ada lebih banyak orang tua dari pada anak-anak usia 0-14 tahun di populasi. Negara-negara berkembang akan mengalami tingkat penuaan yang jauh lebih cepat dari negara-negara maju. Pada tahun 2005 sekitar 60% lansia di dunia tinggal di negara-negara berkembang. Dalam lima dekade mendatang kondisi ini akan meningkat menjadi lebih dari 80%. Penuaan penduduk dunia, di negara berkembang dan negara maju sebenarnya merupakan indikator meningkatnya kesehatan global (Kemenkes, RI,2012)6. Jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia pada tahun 1990 sebesar 11,3 juta jiwa (6,4%) meningkat menjadi 15,3 juta (7,4%) pada tahun2000. Diperkirakan pada tahun 2020 jumlah lansia akan meningkat menjadi 28,8 juta atau 11,34% dari total jumlah penduduk (Depkes, RI, 2012). Keberhasilan Pembangunan Nasional memberikan dampak meningkatnya Umur Harapan Hidup waktu lahir (UHH) yaitu dari 68,6 tahun 2004 menjadi 70,6 pada tahun 2009. Meningkatnya UHH menyebabkan peningkatan jumlah lanjut usia, dimana pada tahun 2020 diperkirakan mencapai 28,8 juta jiwa (Komnas Lansia, 2010)7. Kecenderungan peningkatan populasi lansia perlu mendapatkan perhatian khusus terutama peningkatan kualitas hidup mereka agar dapat mempertahankan kesehatannya. Pemerintah telah merumuskan berbagai peraturan dan perundangundangan, di antaranya seperti tercantum dalam Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, di mana pada pasal 19 disebutkan bahwa kesehatan manusia usia lanjut diarahkan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kemampuannya agar tetap produktif, serta pemerintah membantu penyelenggaraan upaya kesehatan usia lanjut untuk meningkatkan kualitas hidupnya secara optimal. Oleh karena itu berbagai upaya dilaksanakan untuk mewujudkan masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna dan produktif untuk usia lanjut (Grahacendikia, 2009). Besarnya populasi lanjut usia serta pertumbuhan yang sangat cepat juga menimbulkan berbagai permasalahan, sehingga lanjut usia perlu mendapatkan perhatian yang serius dari semua sektor untuk upaya peningkatan kesejahteraan lanjut usia. Salah satu bentuk perhatian yang serius terhadap lanjut usia adalah terlaksananya pelayanan pada lanjut usia melalui kelompok (posyandu) lanjut usia 5 6 7

Kemenkes RI, Buku pedoman Petugas fasilitas kesehatan,Jakarta : PT. Yankes, 2009.

Kemenkes RI,

Menuju Tua Sehat, Mandiri Dan Produktf, Jakarta, 2012. Komnas Lansia,, Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia, Tesis, USU, Medan. 2010

yang melibatkan semua lintas sektor terkait, swasta, LSM dan masyarakat. Oleh karenanya menyiapkan petugas kesehatan dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan kelompok lansia seperti: pelatihan perawatan lansia; mencegah dan mengelola penyakit kronis dan penyakit tidak menular, merancang kebijakan pengaturan perawatan jangka panjang dan paliatif yang berkelanjutan bagi lansia dan mengembangkan pelayanan ramah lansia menjadi sangat penting (Kemenkes RI, 2012)8. Salah satu upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan kesejahteraan lansia adalah program posyandu lansia. Posyandu lansia merupakan salah satu program Puskesmas melalui kegiatan peran serta masyarakat yang ditujukan pada masyarakat setempat, khususnya lansia. Pelayanan kesehatan di posyandu lansia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi. Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan di posyandu lansia antara lain pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari, pemeriksaan status mental, pemeriksaan status gizi, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan hemoglobin, kadar gula dan protein dalam urin, pelayanan rujukan ke puskesmas dan penyuluhan kesehatan. Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi lansia dan olah raga seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai untuk meningkatkan kebugaran (Grahacendikia, 2009)9. Tujuan pembentukan posyandu lansia adalah meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia. Adapun kegiatannya adalah pemeriksaan kesehatan secara berkala, melakukan kegiatan olahraga secara teratur untuk meningkatkan kebugaran, pengembangan keterampilan, bimbingan pendalaman agama, dan pengelolaan dana sehat (Fatma, 2008)10. Kegiatan posyandu lansia yang berjalan dengan baik akan memberi kemudahan bagi lansia dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar, sehingga kualitas hidup masyarakat di usia lanjut tetap terjaga dengan baik dan optimal. Berbagai kegiatan dan program posyandu lansia tersebut sangat baik dan banyak memberikan manfaat bagi para orang tua di wilayahnya.Seharusnya para lansia berupaya memanfaatkan adanya posyandu tersebut sebaik mungkin, agar kesehatan para lansia dapat terpelihara dan terpantau secara optimal (Grahacendikia, 2009)11. Namun fenomena di lapangan menunjukkan fakta yang berbeda. Posyandu 8

Kemenkes RI,

Menuju Tua Sehat, Mandiri Dan Produktf, Jakarta, 2012.

9

Grahacendikia..” Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penurunan Minat Lansia Terhadap Posyandu Lansia”. Grahacendikia.wordpress.com. 2009 10

Fatma, Keperawatan Komunitas Upaya Memandirikan Masyarakat Untuk Hidup Sehat, Trans Info Media, Jakarta, 2008. 11 Grahacendikia..” Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penurunan Minat Lansia Terhadap Posyandu Lansia”. Grahacendikia.wordpress.com. 2009

lansia ternyata hanya ramai pada awal pendirian saja, selanjutnya lansia yang memanfaatkan posyandu semakin berkurang. Hal ini dibuktikan pemanfaatan posyandu lansia sangat minim. Ini menunjukkan bahwa kecenderungan pemanfaatan pelayanan kesehatan di posyandu lansia sangat minim, dan keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu-pun juga sangat rendah (Komnas Lansia, 2010)12. Banyak faktor yang mempengaruhi minat lansia terhadap posyandu lansia, ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu, faktor predisposisi (predisposising factor) yang mencakup pengetahuan atau kognitif, faktor pendukung (enabling factor) yang mencakup fasilitas sarana kesehatan (jarak posyandu lansia), dan faktor penguat (reinforcing factor) yang mencakup dukungan keluarga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam terbentuknya sikap seseorang dalam berperilaku sehat yaitu melakukan kunjungan Posyandu. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.(Notoatmodjo, 2007)13. Faktor pendukung yang mencakup fasilitas sarana kesehatan, yaitu jarak posyandu lansia dengan tempat tinggal lansia (Notoatmodjo, 2005)14.Faktor jarak dan biaya pelayanan kesehatan dengan rumah berpengaruh terhadap perilaku penggunaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan (Kresno, 2005)15. Dukungan keluarga merupakan salah satu bentuk dari terapi keluarga, melalui keluarga berbagai masalah kesehatan bisa muncul sekaligus dapat diatasi. Menurut Friedmen (1998) disebutkan ada empat jenis dukungan keluarga yaitu: Dukungan Instrumental, dukungan Informasional, dukungan penilaian (appraisal) dan dukungan emosional. Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya (Maryam dkk, 2008)16 Berdasarkan survei data awal yang dilakukan di 15 Desa wilayah kerja puskesmas Buko kabupaten Bolaang Mongondow Utara, terdapat 15 tempat pelaksanaan posyandu lansia. Posyandu lansia dilaksanakan di masing-masing kantor desa yang ada di 15 Desa tersebut. Sesuai data yang ditemukan, jumlah lansia pada tahun 2014 sebanyak 535 orang, yang aktif mengikuti posyandu lansia pada 5 bulan terakhir di tahun 2014. Jumah lansia yang ada di wilayah puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara terdapat 535 orang, yang terbagi di 15 Desa dan 36 Dusun. Tabel 1. Data Kunjungan Lansia Ke Posyandu Di Wilayah Puskesmas Buko 12 13 14

Komnas Lansia,Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia, Tesis, USU, Medan.2010 Notoatmojo, S.. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 2007 Notoatmojo, S, Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2005

15

Kresno, Faktor-faktor yang mempengaruhi kehadiran ibu balita di posyandu wilayah kerja puskesmas labasa kecamatan tengkuno selatan kabupaten muna. Diperoleh tanggal 2 maret 2014 dari digilib.unimus.ac.id/files/disk1/112/jtptunimus-gdl-hatikalvit-5593-2-babii.pdf. 2005 16

Maryam, dkk.. Mengenai Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika. 2011

No Bulan 1 Agustus 2 September 3 Oktober 4 November 5 Desember Sumber : Data Primer 2015

Kunjungan Lansia Frekuensi Lansia 25 lansia 23 Lansia 19 Lansia 19 Lansia 19 Lansia

Percent 4,6% 4,2% 3,5% 3,5% 3,5%

Berdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa jumah lansia yang berkunjung ke posyandu sangat sedikit. Hal ini menggambarkan persentase minat lansia ke posyandu lansia sangatlah rendah. Hasil wawancara pada petugas kesehatan didapatkan bahwa pelaksanaan kegiatan posyandu lansia rutin dilaksanakan setiap bulannya, tindakan dan pelayanan kesehatan didalamnya dilaksanakan dengan baik, serta penyuluhan tentang posyandu lansia telah di lakukan di masing-masing desa di 15 desa wilayah puskesmas Buko. Berdasarkan hasil wawancara pada 18 lansia didapatkan bahwa 7 lansia tidak mengetahui dan 11 lansia lainnya mengetahui tentang posyandu lansia. Sedangkan untuk jarak rumah lansia ke posyandu lansia didapatkan dari hasil wawancara pada 18 lansia, 13 lansia mengatakan dekat dan 5 lainnya mengatakan jauh. Dan untuk dukungan keluarga didapatkan hasil wawancara pada 18 lansia, 4 lansia mendapat dukungan dari keluarga dan 14 lansia lainnya tidak mendapat dukungan dari keluarga. Berdasarkan Latar belakang tersebut penulis tertarik untuk meneliti Faktor yang Mempengaruhi Minat Lansia dalam Mengikuti Posyandu Lansia di wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2015. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Pelaksanaan penelitian di Puskesmas Buko, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Waktu pelaksanaan tanggal 19 Mei - 2 Juni Tahun 2015. Desain penelitian ini Desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan Deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia di wilayah puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Data dikumpul melalui tekhnik lembar observasi, dan koesioner, dianalisis dengan uji Chi Square.

HASIL PENELITIAN Analisis Univariat 1. Distribusi responden berdasarkan pengetahuan. Tabel 2.Distribusi Berdasarkan Pengetahuan Responden Di Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. No 1 2

Pengetahuan Baik Kurang Total Sumber: Data Primer 2015

Jumlah (n) 38 46 84

Frekuensi (%) 45,2 54,8 100

Tabel 2. menunjukkan bahwa dari 84 responden yang diteliti, untuk responden yang memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 38 responden (45,2%), dan untuk responden yang memiliki pengetahuan kurang yaitu 46 responden (54,8%). 2. Distribusi responden berdasarkan jarak. Tabel 3. Distribusi Berdasarkan Jarak Responden Di Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara No 1 2

Jarak Dekat Jauh Total Sumber: Data Primer 2015

Jumlah (n) 46 38 84

Frekuensi (%) 54,8 45,2 100

Tabel 3. menunjukkan bahwa dari 84 responden yang diteliti, untuk responden yang memiliki jarak rumah yang dekat yaitu sebanyak 46 responden (54,8%), dan untuk responden yang memiliki jarak rumah yang jauh yaitu 38 responden (45,2%). 3. Distribusi responden berdasarkan dukungan keluarga. Tabel 3. Distribusi Berdasarkan Dukungan Keluarga Responden Di Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara No 1 2

Dukungan Keluarga Baik Kurang Total Sumber: Data Primer 2015

Jumlah (n) 19 65 84

Frekuensi (%) 22,6 77,4 100

Tabel 3. menunjukkan bahwa dari 84 responden yang diteliti, untuk responden yang memiliki dukungan keluarga yang baik yaitu sebanyak 19 responden (22,6%), dan untuk responden yang memiliki dukungan keluarga yang kurang yaitu 65 responden (77,4%).

4. Distribusi responden berdasarkan minat. Tabel 4. Distribusi Berdasarkan Minat Responden Di Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara No

Minat Mengikuti

Jumlah (n)

Frekuensi (%)

1 2

Tinggi Rendah

24 60

28,6 71,4

84

100

Total Sumber: Data Primer 2015

Tabel 4. menunjukkan bahwa dari 84 responden yang diteliti, untuk responden yang memiliki minat yang baik tinggi yaitu sebanyak 24 responden (28,6%), dan untuk responden yang memiliki minat yang rendah yaitu 60 responden (71,4%). Analisis Bivariat 1. Pengaruh pengetahuan terhadap minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia. Tabel 5. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Minat Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia DI Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara

Pengetahuan Kurang Baik Total Sumber: Data Primer 2015

Minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia Rendah Tinggi N % N % 43 51,2 3 3,6 17 20,2 21 25,0 60 71,4% 24 28,6

Total

46 38 84

% 54,8 45,2 100

p-value

0,000

Tabel 5. menunjukkan bahwa dari 84 responden, responden yang memiliki pengetahuan kurang dan minat rendah sebanyak 43 responden (51,2%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kurang dan minat tinggi sebanyak 3 responden (3,6%). Selanjutnya responden yang memiliki pengetahuan baik dan minat rendah sebanyak 17 responden (20,2%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan baik dan minat tinggi sebanyak 21 responden (25,0%). Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan uji statistik chi-square test diperoleh p value = 0,000 yang berarti lebih kecil dari α = 0,05 dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada pengaruh pengetahuan terhadap minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia diwilayah puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

2. Pengaruh jarak terhadap minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia. Tabel 6. Pengaruh Jarak Terhadap Minat Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia DI Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara

Jarak Jauh Dekat Total Sumber: Data Primer 2015

Minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia Rendah Tinggi N % N % 20 23,8 18 21,4 40 47,6 6 7,1 60 71,4 24 28,6

Total N 38 46 84

p-value % 45,2 54,8 100

0,000

Dari hasil analisa data menunjukkan bahwa dari 84 responden, responden yang memiliki jarak yang jauh dan minat rendah sebanyak 20 responden (23,8%), sedangkan responden yang memiliki jarak yang jauh dan minat tinggi sebanyak 18 responden (21,4%). Selanjutnya responden yang memiliki jarak yang dekat dan minat rendah sebanyak 40 responden (47,6%), sedangkan responden yang memiliki jarak yang dekat dan minat tinggi sebanyak 6 responden (7,1%). Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan uji statistik chi-square test diperoleh p value = 0,000 yang berarti lebih kecil dari α = 0,05 dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada pengaruh jarak terhadap minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia diwilayah puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. 3. Pengaruh dukungan keluarga terhadap minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia. Tabel 7. Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Minat Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia DI Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara

Dukungan Keluarga Kurang Baik Total Sumber: Data Primer 2015

Minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia Rendah Tinggi N % N % 60 71,4 5 6,0 0 0 19 22,6 60 71,4 24 28,6

Total N 65 19 84

pvalue % 77,4 22,6 100

0,001

Dari hasil analisa data menunjukkan bahwa dari 84 responden, responden yang memiliki dukungan keluarga yang kurang dan minat rendah sebanyak 60 responden (71,4%), sedangkan responden yang memiliki dukungan keluarga yang kurang dan minat tinggi sebanyak 5 responden (6,0%). Selanjutnya responden yang memiliki dukungan keluarga yang baik dan minat rendah sebanyak 0 responden (0%),

sedangkan responden yang memiliki dukungan keluarga baik dan minat tinggi sebanyak 19 responden (22,6%). Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan uji statistik chi-square test diperoleh p value = 0,001 yang berarti lebih kecil dari α = 0,05 dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada pengaruh dukungan keluarga terhadap minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia diwilayah puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. PEMBAHASAN Univariat 1. Pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan pada tabel 2 bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang posyandu lansia yaitu (54,8%). Menurut peneliti hal ini disebabkan oleh kurangnya sosialisasi dan informasi yang di berikan petugas kesehatan atau kader posyandu, sehingga responden kurang mengetahui manfaat dan tujuan dari posyandu lansia sehingganya minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia sangatlah rendah. Hal ini didukung oleh penelitian yang pernah dilakukan oleh Rahmalia Ningsih dkk (2014)17 yang berjudul “Faktor-faktor yang mempengaruhi minat lansia mengunjungi posyandu lansia”. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar lansia yang mempunyai pengetahuan kurang tentang posyandu lansia, yaitu sebesar 49,5% dan lansia yang mempunyai pengetahuan baik tentang posyandu lansia, yaitu sebesar 24,7%. Penelitian ini juga didukung oleh teori dari Notoadmodjo (2010)18 Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tapi jika mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya radio, televisi atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Sehingga dapat disimpulkan seseorang mempunyai pengetahuan tentang suatu hal tidak melalui jenjang pendidikan tetapi didukung karena terpapar informasi dari media masa yang ada seperti televisi, radio, koran dan majalah. Begitu juga dengan penelitian ini, sosialisasi mengenai program posyandu lansia akan menambah wawasan lansia mengenai pentingnya mengikuti posyandu lansia, sehingga dapat menimbulkan minat lansia mengunjungi posyandu lansia. Dengan mengikuti kegiatan posyandu lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia. 17

Rahmalia N, dkk,Faktor-faktor yang mempengaruhi minat lansia mengunjungi posyandu lansia,Jurnal. Program Studi Ilmu Keperawatan. Universitas Riau,2014. 18 Notoatmojo, S, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi Edisi Revisi 2010, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

2. Jarak Hasil penelitian pada tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar respon den memiliki jarak tempat tinggal yang dekat dari tempat pelaksanaan posyandu lansia yaitu (54,8%). Menurut peneliti hal ini disebabkan karena tempat pelaksanaan posyandu lansia dilaksanakan di masing-masing desa wilayah kerja Puskesmas Buko. Namun ada sebagian responden yaitu (45,2%) yang memiliki jarak tempat tinggal yang jauh dari tempat pelaksanaan posyandu lansia dan tidak mengikuti posyandu lansia sehingga dapat di tarik kesimpulan bahwa jarak dapat mempengaruhi minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia. Hal ini didukung oleh penelitian yang pernah dilakukan Fahru dkk (2009)19 yang berjudul “Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan lansia ke posyandu lansia di RW VII Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir Surabaya”. Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar lansia yang mempunyai tempat tinggal jauh dari tempat pelaksanaan posyandu lansia yaitu 9,9% dan lansia yang mempunyai tempat tinggal dekat dari tempat pelaksanaan posyandu lansia yaitu 46,2%. Hal ini sesuai dengan teori Green (1990) yang menyatakan bahwa jarak tempuh ke fasilitas pelayanan kesehatan merupakan faktor pendukung untuk terjadinya perubahan kesehatan. 3.

Dukungan Keluarga Hasil penelitian pada tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki dukungan keluarga yang kurang yaitu (77,4%). Menurut peneliti, hal ini dikarenakan responden memiliki hubungan yang baik dengan keluarga, sehingga responden mendapatkan informasi, motivasi serta dukungan sehingga minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia diwilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang mongondow Utara sangat tinggi. Hal ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dwi Handayani dkk (2012) yang berjudul “ Hubungan dukungan keluarga dangan kepatuhan lansia dalam mengikuti Posyandu lansia di Pesyandu lansia Jetis Desa Kraja Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo” penelitian tersebut menunjukan dari 100 responden yang diteliti ada 60 responden (60%) yang memiliki dukungan rendah. Friedman berpendapat dalam Mahmuda (2010) dukungan keluarga adalah sikap tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Sikap mendukung oleh anggota keluarga ditandai dengan sikap mendukung dan memberikan pertolongan dan bantuan kapanpun disiapkan. Dukungan keluarga merupakan bantuan yang dapat diberikan kepada keluarga lain berupa barang, jasa, informasi dan nasehat yang mana membuat penerima dukungan akan merasa di sayang, dihargai, dan tentram. Kehadiran orang lain didalam kehidupan pribadi seseorang begitu sangat diperlukan. Hal ini terjadi karena seseorang tidak mungkin memenuhi kebutuhan 19

Fahrun, dkk. 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan lansia ke posyandu lansia. Fakultas Ilmu Kesehatan UMSurabaya.

fisik maupun psikologisnya sendirian. Individu membutuhkan dukungan sosial yang dimana salah satunya berasal dari keluarga (Sarafino,2004). Dukungan keluarga didefinisikan oleh (Tamher dan Noorkasiani, 2009) merupakan unsur terpenting dalam membantu individu menyelesaikan masalah. Apabila ada dukungan, rasa percaya diri akan bertambah dan motivasi untuk mengatasi masalah yang terjadi akan meningkat (Tamher dan Noorkasiani, 2009)20. 4.

Minat Hasil penelitian pada 5 tabel menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki minat yang rendah dalam mengikuti posyandu lansia yaitu (71,4%). Menurut peneliti, hal ini dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan lansia tentang posyandu lansia, kurangnya dukungan keluarga terhadap keikutsertaan lansia ke posyandu lansia, dan jarak tempat tinggal lansia dengan posyandu lansia yang jauh sehingga membuat lansia memiliki minat yang rendah dalam mengikuti posyandu lansia. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Dwi Handayani dkk (2012) yang berjudul “ Hubungan dukungan keluarga dangan kepatuhan lansia dalam mengikuti Posyandu lansia, diposyandu lansia Jetis Desa Kraja Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo” dalam penelitian tersebut menunjukan bahwa tingkat kepatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia mayoritas adalah dengan kategori tidak patuh sebanyak 71 responden (71%). Menurut Muhibbin syah (2008)21 secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Bivariat 1. Pengaruh pengetahuan terhadap minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia diwilayah Puskesmas Buko KabupatenBolaang Mongondow Utara Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 6 yang telah dilakukan dengan menggunakan uji statistik Chi Square diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh pengetahuan terhadap minat lansia dengan p-value sebesar 0,000 (p<0,05). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 43 responden (51,2%) yang mempunyai pengetahuan kurang dan minat rendah. Menurut asumsi peneliti, dikarenakan sebagian besar responden berpendidikan SD yaitu 40 responden (47,7%) maka dapat mempengaruhi pola fikir lansia dan kurangnya pengetahuan lansia, dimana menurut mereka posyandu hanya untuk balita. sehingga menyebabkan rendahnya minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia. Dari hasil penelitian terdapat 21 responden (25,0%) yang mempunyai 20

Tamher dan Noorkasiani, Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika, 2009. 21

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.

pengetahuan baik dan minat tinggi. Menurut peneliti hal ini dikarenakan lansia mengetahui manfaat dan tujuan posyandu lansia sehingganya mereka tertarik dan berminat untuk mengikuti posyandu lansia. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 17 responden (20,2%) yang mempunyai pengetahuan baik dan minat rendah. Menurut Peneliti hal ini disebabkan karena lansia lebih mementingkan hal lain seperti bekerja dibandingkan mengikuti posyandu lansia. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 responden (3,6%) yang mempunyai pengetahuan kurang dan minat tinggi. Menurut peneliti hal ini disebabkan karena responden yang peduli terhadap kesehatannya, sehingga memiliki minat yang tinggi dalam mengikuti posyandu lansia. Menurut Aryati (2007), masalah yang selama ini terjadi adalah masyarakat yang belum mengerti sepenuhnya tentang manfaat posyandu, biasanya mereka malas mendatangi posyandu yang diadakan setiap bulan. Hal ini didukung oleh penelitian yang pernah dilakukan oleh Rahmalia Ningsih dkk (2014)22 yang berjudul “Faktor-faktor yang mempengaruhi minat lansia mengunjungi posyandu lansia”. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa responden yang memiliki pengetahuan yang baik, banyak yang memanfaatkan posyandu lansia sedangkan responden yang memiliki pengetahuan yang kurang, banyak diantaranya kurang memanfaatkan posyandu lansia dengan hasil analisa uji chi square menunjukan terdapat pengaruh dengan nilai p-value yaitu 0,003. Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat para ahli diatas maka dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan faktor yang mempengaruhi minat lansia dalam mengikuti Posyandu lansia di Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. 2. Pengaruh jarak terhadap minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia diwilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan uji statistik chi-square test, maka diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh jarak terhadap minat lansia dengan p value 0,000 (p  0,05). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 40 responden (47,6%) yang mempunyai jarak dekat dan minat rendah. Hal ini disebabkan karena sebagian besar lansia bekerja sebagai IRT yaitu 37 responden (44,0%) dan petani 13 responden (15,5%), sehingga lebih mementingkan untuk mengurus rumah tangga, suami, anak, cucu dan pekerjaan mereka dibandingkan mengikuti posyandu lansia, hal ini

22

Rahmalia N, dkk, Faktor-faktor yang mempengaruhi minat lansia mengunjungi posyandu lansia, Jurnal. Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Riau. 2014.

mengakibatkan rendahnya minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia diwilayah puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 20 responden (23,8%) yang mempunyai jarak jauh dan minat rendah. Menurut peneliti hal ini disebabkan karena umur responden yang sudah semakin tua dan kondisi fisik lansia yang tidak memungkinkan untuk berjalan jauh menyebabkan rendahnya minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 18 responden (21,4%) yang mempunyai jarak jauh dan minat tinggi. Menurut asumsi peneliti, lansia memiliki pengetahuan yang baik tentang posyandu lansia, serta adanya dukungan dari keluarga sehingga dapat meningkatkan minat lansia untuk mengikuti posyandu lansia. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 6 responden (7,1%) yang mempunyai jarak dekat dan minat tinggi. Hal ini disebabkan karena lansia mudah untuk menjangkau tempat pelaksanaan posyandu lansia dan mudah untuk mengetahui informasi tentang posyandu lansia, sehingga menyebabkan tingginya minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia diwilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Menurut Nurhayati (2012)23 Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa harus mengalami kelelahan fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang serius maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan demikian keamanan ini merupakan faktor eksternal dari terbentuknya motivasi menghadiri posyandu lansia. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rahmalia Ningsih dkk (2014)24 yang berjudul “Faktor-faktor yang mempengaruhi minat lansia mengunjungi posyandu lansia”. Yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara jarak tempat tinggal terhadap minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia dengan hasil analisa uji chi square didapatkan p-value yaitu 0,397 < 0,05. Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat para ahli diatas maka dapat dikatakan bahwa jarak merupakan faktor yang mempengaruhi minat lansia dalam mengikuti Posyandu lansia di Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

23

Nurhayati. K. Faktor-faktor yang mempengaruhi lansia dalam pemanfaatan pos binaan terpadu(posbindu). UR : Naskah Asli Tidak Dipublikasikan,2012. 24 Rahmalia N, dkk, Faktor-faktor yang mempengaruhi minat lansia mengunjungi posyandu lansia. Jurnal. Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Riau, 2014.

3. Pengaruh dukungan keluarga terhadap minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia diwilayah Puskesmas Buko Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 60 responden (71,4%) yang mempunyai dukungan kurang dan minat rendah. Hal ini disebabkan karena tidak adanya dukungan dari keluarga. Tidak adanya motivasi, informasi, serta peran keluarga dalam meningkatkan minat lansia mengikuti posyandu lansia. Dari hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa terdapat 19 responden (22,6%) yang mempunyai dukungan baik dan minat tinggi. Menurut asumsi peneliti, hal ini dikarenakan keluarga mendukung sepenuhnya keikutsertaan lansia ke posyandu lansia. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 5 responden (6,0%) yang mempunyai dukungan kurang dan minat tinggi. Hal ini disebabkan karena lansia memiliki keinginan, kepedulian yang besar terhadap kesehatannya. Dengan minat yang tinggi, lansia mau mencari informasi tentang posyandu lansia. Walaupun tidak adanya dukungan dari keluarga, sehingga lansia memiliki minat yang tinggi dalam mengikuti posyandu lansia. Menurut Sarafino (2004) Kehadiran orang lain didalam kehidupan pribadi seseorang begitu sangat diperlukan. Hal ini terjadi karena seseorang tidak mungkin memenuhi kebutuhan fisik maupun psikologisnya sendirian. Individu membutuhkan dukungan sosial yang dimana salah satunya berasal dari keluarga. Dukungan interaksi sosial ini dapat dilakukan keluarga melalui sikap dan perilaku keluarga seperti tetap menghargai lansia sebagai bagian dari keluarga, mendorong lansia untuk mengikuti kegiatan yang mendukung terhadap perkembangan seperti kegiatan pengajian, posyandu lansia maupun kegiatan sosial lainnya yang ada di lingkungannya. Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia.Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Jamalinah (2013) yang berjudul “ Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu lansia di Desa Mon Ara Ujong Rimba Kecamatan Mutiara Timur Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013” hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa ada pengaruh dukungan keluarga terhadap minat lansia dalam mengikuti posyandu, dengan nilai p-value 0,001. Oleh karena itu dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa manjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, memberikan informasi yang berhubungan dengan posyandu lansia dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia.

Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat para ahli diatas maka dapat dikatakan bahwa dukungan keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi minat lansia dalam mengikuti Posyandu lansia di Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. KESIMPULAN 1. Pengetahuan lansia dalam mengikuti posyandu lansia dengan kategori baik 45,2%, kurang 54,8%, jarak lansia dalam mengikuti posyandu lansia kategori dekat 54,8%, jauh 45,2%, dan dukungan keluarga lansia dalam mengikuti posyandu lansia dengan kategori baik 22,6%, kurang 77,4%. 2. Minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia di wilayah puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, dengan kategori tinggi 28,6%, rendah 71,4%. 3. Ada pengaruh antara faktor pengetahuan terhadap minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia di wilayah puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dengan nilai p value 0,000 < 0,05. 4. Ada pengaruh antara faktor jarak terhadap minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia di wilayah puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow dengan nilai p value 0,000 < 0,05. 5. Ada pengaruh antara faktor dukungan keluarga terhadap minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia di wilayah puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dengan nilai p value 0,001 < 0,05. SARAN 1. Bagi petugas kesehatan Petugas kesehatan di harapkan untuk dapat lebih meningkatkan cara memberikan informasi dan penjelasan kepada lansia maupun keluarga lansia tentang pentingnya Posyandu lansia sehingga dapat meningkatkan jumlah lansia yang mengikuti Posyandu lansia. 2. Bagi Keluarga Keluarga di harapkan dapat memberikan dukungan dan memberikan motivasi kepada lansia, untuk lebih meningkatkan minat lansia memanfaatkan Posyandu lansia. 3. Bagi peneliti selanjutnya Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan variabel lebih banyak untuk lebih mengetahui faktor yang mempengaruhi minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia serta dapat dijadikan referensi.

DAFTAR PUSTAKA Agus Riyanto, 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta Nuha Medika. Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Azwar,Saifudun. 2005. Metode Penelitian. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Badan Pusat Statistik Indonesia. (2012). Jumlah Penduduk Indonesia. Diperoleh tanggal 12 November 2013 from http://Badan Pusat Statistika.co.id. Depdikbud,

2001. Pengertian Perangkat Pembelajaran. http://www.elvinmiradi.com/topikpengertian-perangkat-pembelajaranmenurut-depdiknas.html. 3 januari 2014.

Erfandy. Pengelolaan Posyandu Lansia. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2008. Fahrun, dkk. 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan lansia ke posyandu lansia. Fakultas Ilmu Kesehatan UMSurabaya. Fatma, 2008, Keperawatan Komunitas Upaya Memandirikan Masyarakat Untuk Hidup Sehat, Trans Info Media, Jakarta. Friedman, M. 1998. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik (Family nursing: Theory and Practice) Edisi 3. Jakarta: EGC. Grahacendikia. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penurunan Minat Lansia Terhadap Posyandu Lansia. Grahacendikia.wordpress.com. Harnilawati, 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan: Pustaka As Salam. Henniwati. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur [tesis]. Medan: Universitas Sumatera Utara. Kemenkes RI, 2012. Menuju Tua Sehat, Mandiri Dan Produktif. Jakarta. Kemenkes RI. 2006. Pedoman Pelatihan Kader Kelompok Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta: Direktorat Kesehatan Keluarga 2005.

Kemenkes RI. 2009. Buku pedoman Petugas fasilitas kesehatan. Jakarta : PT. Yankes. Kemenkes RI. 2010. Pedoman pembinaan kesehatan usia lanjut bagi petugas kesehatan. Jakarta. Kemenkes RI. 2011. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta: POKJANAL. Komnas Lansia, 2010, Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia, Tesis, USU, Medan. Kresno. (2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi kehadiran ibu balita di posyandu wilayah kerja puskesmas labasa kecamatan tengkuno selatan kabupaten muna. Diperoleh tanggal 2 maret 2014 dari digilib.unimus.ac.id/files/disk1/112/jtptunimus-gdl-hatikalvit-5593-2babii.pdf. Maryam, dkk. 2011. Mengenai Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika. Maryam, R; Ekasari, M; Rosidawati; Jubaedi, A; Batubara I. 2009. Mengenai usia lanjut dan perawatannya. Jakarta: Salemba Medika. Mubarak W, dkk. 2007. Promosi Kesehatan. Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan. Graha ilmu. Yogyakarta. Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nasrul, Effendy. 1998. Dasar-Dasar Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC. Notoatmojo, S. 2002. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmojo, S. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmojo, S. 2005. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmojo, S. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi Edisi Revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmojo, S. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam, 2011 konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Nurhayati. K. 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi lansia dalam pemanfaatan pos binaan terpadu(posbindu). UR : Naskah Asli Tidak Dipublikasikan. Padila. 2013. Buku ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nusa Medika. Promkes, 2014 . Data jumlah lansia puskesmas Buko. Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Rahmalia N, dkk. 2014. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat lansia mengunjungi posyandu lansia. Jurnal. Program Studi Ilmu Keperawatan. Universitas Riau. Tamher dan Noorkasiani, 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Yulifah, Rita & Yuswanto, Tri johan Agus. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.