Farmaka Suplemen Volume 15 Nomor 2
9
REVIEW ARTIKEL: AKTIVITAS JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) SEBAGAI ANTIBAKTERI, ANTIVIRUS, ANTIFUNGAL, LARVASIDA, DAN ANTHELMINTIK Imroatul Chusniah, Ahmad Muhtadi Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor, Sumedang 45363, Indonesia Email:
[email protected] ABSTRAK Menurut Riskesdas (2007), di Indonesia masih banyak penyakit infeksi yang harus ditangani. Beberapa diantaranya adalah infeksi bakteri, virus, jamur, larva dan cacing. Saat ini pegobatan herbal telah banyak dikembangkan karena banyaknya anggapan masyarakat bahwa obat herbal lebih aman dibandingkan dengan obat sintetis karena berasal dari bahan-bahan yang alami. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) merupakan salah satu tanaman yang telah digunakan secara empirik sebagai antibakteri, antivirus, antifungi, larvasida dan anthelmintik. Aktivitas jeruk nipis tidak terbatas hanya dari salah satu bangian tanaman saja, melainkan dari beberapa bagian tanaman seperti daun, buah, bahkan kulitnya. Untuk mengetahui berbagai aktivitas yang dimiliki oleh tanaman jeruk nipis, dilakukan penelusuran pustaka data primer. Kemudian hasil disajikan dalam bentuk tabel mengenai bagian tanaman jeruk nipis, serta aktivitasnya sebagai antibakteri, antivirus, antifungal, larvasida dan anthelmintik. Artikel ini dibuat sebagai ringkasan dari beberapa hasil penelitian mengenai berbagai aktivitas yang dimiliki oleh tanaman jeruk nipis. Data-data yang disajikan merupakan hasil pengumpulan data yang diperoleh dengan metode primer. Hasil penelusuran menunjukkan bahwa tanaman jeruk nipis memiliki aktivitas antibakteri, antivirus, antifungal, larvasida dan anthelmintik. Kata kunci: jeruk nipis, antibakteri, antivirus, antifungal, larvasida, anthelmintik Abstract Based Riskesdas (2007), in Indonesia there are many infectious diseases that must be handled. Some of them are bacterial infections, viruses, fungi, larvae and helminth. Currently herbal medicine has been widely developed because of the many public perceptions that herbal medicine is safer than synthetic drugs because it comes from natural ingredients. Lime (Citrus aurantifolia) is one of the plants that have been used empirically as antibacterial, antiviral, antifungal, larvicidal and anthelmintic. Lime activity is not limited to only one part of the plants, but from some parts of plants such as leaves, fruits, and even skin. To know the various activities of lime plants, can done by search of primary data. Then the results are presented in table form about the plant part of lime, as well as its activities as antibacterial, antiviral, antifungal, larvacid and anthelmintic. This article is made as a summary of some research results on various activities by lime plants. The data presented is the result of data collection obtained by primary method. The results showed that lime plants have antibacterial, antiviral, antifungal, larvicidal and anthelmintic activity. Keyword: lime, antibacterial, antiviral, antifungal, larvacid, anthelmintic
Farmaka Suplemen Volume 15 Nomor 2
Pendahuluan Penyakit infeksi di Indonesia masih
10
(Marques, dkk., 2008). HSV termasuk ke dalam famili Herpeviridae. HSV memiliki
banyak yang harus ditangani (Depkes RI,
kemampuan
reaktivasi,
yaitu
dapat
2007). Beberapa diantaranya adalah infeksi
menyebabkan terjadinya infeksi berulang
bakteri, virus, jamur, larva dan cacing.
(Daili dan Judanarso, 1999).
Salah satu infesi bakteri yang sering
Di Indonesia, penyakit Demam
ditemui adalah Staphylococcus aureus.
Berdarah Dengue (DBD) terbilang tinggi.
Staphylococcus aureus adalah bakteri gram
Sejak tahun 1968 sampai dengan 2009,
positif yang dapat ditemukan di saluran
Indonesia
pernapasan atas, wajah, rambut, tangan,
jumlah penderita DBD di Asia Tenggara.
dan vagina (Razak, dkk., 2013). Tanda-
Penyakit DBD ini disebabkan oleh vektor
tanda terjadinya infeksi Staphylococcus
nyamuk Aedes aegypti (Kemenkes RI,
aureus adalah nekrosis, radang, infeksi
2014).
folikel rambut, tampak sebagai jerawat dan
menempati
urutan
pertama
Selain itu, infeksi cacing juga
membentuk abses (Lauma, dkk., 2015 dan
menjadi
Razak, dkk., 2013). Kulit yang mengalami
diperhatikan. Menurut WHO (2012) lebih
luka menjadi organ yang sering diserang
dari dua milyar orang terinfeksi berbagai
oleh Staphylococcus aureus (Razak, dkk.,
jenis cacing. Dan angka kematian akibat
2013).
infeksi cacing adalah sekitar 3.000-60.000 Salah satu penyakit infeksi yang
permsalahan
yang
kurang
pertahun (WHO, 2012).
disebabkan oleh virus adalah herpes
Masyarakat banyak
indonesia yang
saat
ini
genitalia. Herpes genitalis adalah infeksi
sudah
seksual menular yang disebabkan oleh
tanaman herbal sebagai alternatif obat
Herpes Simplex Virus (HSV). Infeksi
tradisional. Salah satu tanaman yang dapat
herpes genitalia ini biasanya terjadi setelah
digunakan
adanya kontak seksual secara orogenital
adalah jeruk nipis. Jeruk nipis atau Citrus
sebagai
memanfaatkan
pengobatan
herbal
Farmaka Suplemen Volume 15 Nomor 2
11
aurantifolia adalah tanaman poliembrionik
memiliki berbagai kandungan senyawa
yang ditanam di berbagai negara dan
kimia yang bermanfaat seperti: asam sitrat,
tumbuh di daerah subtropik atau tropik
asam amino (triptofan dan lisin), minyak
seperti Florida Selatan, India, Meksiko,
atsiri (sitral, limonen, lemon kamfer,
Egyp, dan Hindia Barat (Enejoh, dkk.,
geranilasetat,
2015). Selain itu di Indonesia juga banyak
kadinen, aktildehid, nonildehid), glikosida,
terdapat tanaman ini karena iklimnya yang
lemak, damar, asam sitrun, kalsium, fosfor,
tropis. Tanaman ini termasuk ke dalam
besi, belerang vitamin B1 dan C. Selain itu
Kingdom:
jeruk nipis juga mengandung saponin dan
linalilasetat,
Plantae;
Phylum:
Order:
Sapindales;
flavonoid,
yaitu
Family: Rutaceae; Genus: Citrus dan
tangeretin,
eriocotrin
Spesies: Citrus aurantifolia (Enejoh, dkk.,
(Adindaputri, dkk., 2013).
Magnoliophyta;
2015). Jeruk nipis adalah salah satu
hisperidin, dan
felandren,
naringin, eriocitrocid
Jeruk nipis memiliki kandungan
tanaman yang banyak digunakan oleh
senyawa
masyarakat Indonesia baik sebagai bumbu
merupakan golongan senyawa polifenol
masakan
empirik
terbesar yang memiliki aktivitas sebagai
digunakan sebagai obat (Razak, dkk.,
antioksidan dan antibakteri (Adindaputri,
2013). Tanaman ini mudah diperoleh serta
dkk., 2013). Berdasarkan penelitian Costa
memiliki harga yang relatif murah. Selain
dkk (2014) jeruk nipis memiliki aktivitas
itu secara empirik jeruk nipis juga dapat
antivirus. Sedangkan menurut penelitian
digunakan sebagai obat batuk, meluruhkan
Dongmo dkk (2009) jeruk nipis memiliki
dahak, influenza, dan jerawat (Lauma,
aktivitas antifungal. Selain itu jeruk nipis
dkk., 2015).
juga memiliki aktivitas larvasida dan
ataupun
secara
flavonoid
dimana
flavonoid
Berbagai penelitian telah dilakukan
anthelmintik (Ekawati, dkk., 2017; Enejoh,
untuk mengetahui aktivitas yang dimiliki
dkk., 2015). Berbagai aktivitas yang
oleh tanaman jeruk nipis. Jeruk nipis
dimiliki oleh tanaman jeruk nipis diduga
Farmaka Suplemen Volume 15 Nomor 2
12
berasal dari kandungan minyak atsiri.
dan β-pinen. Selain itu, menurut Dongmo
Minyak
dkk (2009), berdasarkan analisis dengan
atsiri
merupakan
komponen
terbanyak yang terdapat dalam tanaman
GC
jeruk nipis (Lawal, dkk., 2015; Dongmo,
terkandung
dkk., 2009).
adalah
Flavonoid dapat berperan sebagai
minyak
atsiri
dalam
monoterpen,
terbanyak
adalah
terbanyak
yang
Citrus
aurantifolia
dan
monoterpen
limonen.
Senyawa-
antibakteri dengan cara mendenaturasi
senyawa tersebut diduga memiliki aktivitas
protein
antivirus (Dongmo, dkk., 2009).
dan
merusak
sel
bakteri
(Adindaputri, dkk., 2013). Berdasarkan
Jeruk
nipis
digunakan
penelitian Aibinu dkk (2007) ekstrak akar
sebagai
jeruk
efektif
menggantikan fungisida kimia sehingga
menghambat pertumbuhan Staphylococcus
mengurangi efek berbahaya pada manusia
aureus, Klebsiella pneumonia, Proteus
dan lingkungan (Dongmo, dkk., 2009).
mirabilis, Pseudomonas aeruginosa, Beta-
Selain itu juga dapat digunakan sebagai
haemolytic
dan
larvasida alami yang memiliki beberapa
dkk.,
keuntungan seperti degradasinya yang
nipis
Neisseria
telah
diketahui
streptococci, gonorrhoeae
E
coli
(Enejoh,
antifungal
dapat
2015). Aktivitas antimycobacterial yang
cepat
dimiliki berasal dari beberapa kandungan
(Ekawati, dkk., 2017).
kimia
jeruk
nipis
yaitu
5,8-
serta
alternatif
toksisitas
yang
untuk
rendah
Jeruk nipis juga memiliki aktivitas
dimethoxypsoralen, 5-geranyloxypsoralen,
anthelmintik
asam palmitat, asam linoleat, asam oleat,
tannin yang serupa dengan fenol sintetik
4-hexan-3-one dan citral (Nallely, dkk.,
yang
2012).
pertumbuhan cacing (Enejoh, dkk., 2015). Menurut
Lawal
dkk
karena
terbukti
adanya
dapat
senyawa
menghambat
(2014),
Berdasarkan latar belakang, dalam
senyawa mayor yang terdapat dalam daun
artikel ini akan dibahas mengenai aktivitas
dan kulit buah jeruk nipis adalah limonen
jeruk nipis (Citrus aurantifolia) sebagai
Farmaka Suplemen Volume 15 Nomor 2
13
antibakteri, antivirus, antifungal, larvasida,
larvasida”,
dan anthelmintik yang disajikan dalam
anthelmintic”. Setelah dilakukan pencarian
bentuk tabel.
dan
Metode
primer, selanjutnya adalah tahap skrinning
Data
diperoleh
menggunakan
“Citrus
diperoleh
aurantifolia
berbagai
sumber
as
data
data primer untuk memperoleh pustaka
metode pengumpulan data primer. Data
yang
primer yang digunakan berasal dari jurnal
Pustaka yang diinklusikan adalah pustaka
dan artikel ilmiah. Pengumpulan data
yang berhubungan dengan aktivitas Citrus
primer ini dilakukan dengan pencarian
aurantifolia sebagai antibakteri, antivirus,
melalui mesin pencari secara online seperti
antifungal, larvasida, dan anthelmintik.
google, google scholar, pubmed dan
Pencarian data primer menghasilkan 20
researchgate. Pencarian dilakukan dengan
jurnal dan setelah dilakukan skrinning,
kata kunci “Citrus aurantifolia”, “Manfaat
jurnal yang digunakan adalah 12 jurnal.
Citrus aurantifolia”, “Citrus aurantifolia
Hasil
activity”,
“Citrus
aurantifolia
as
antimicrobial”, “Citrus aurantifolia as antiviral”,
“Citrus
aurantifolia
as
antifungal”, “Citrus aurantifolia sebagai
akan
digunakan
Berikut penelusuran
dalam
data
pustaka
artikel.
berdasarkan
jurnal
mengenai
berbagai aktivitas yang dimiliki oleh Citrus aurantifolia
Tabel 1. Berbagai aktivitas tanaman jeruk nipis (Citrus aurantifolia) Aktivitas Antibakteri
Bagian Senyawa Tanaman Buah Air perasan (fenol) Minyak atsiri
Staphylococcus aureus
Kulit
Streptococcus mutans
Buah
Ekstrak etanol (flavonoid) Ekstrak etanol
Daun
Ekstrak
Bakteri yang dihambat
Staphylococcus epidermidis L. monocytogenes Corynebacterium sp. Staphylococcus aureus
Referensi Razak, dkk., 2013; Costa, dkk., 2014 Adindaputri, dkk., 2013 Salih, 2015
Pathan, dkk.,
Farmaka Suplemen Volume 15 Nomor 2
14
hidroalkohol
2012 Klebsiella pneumonia Pseudomonas spp
Antivirus
Daun, buah, kulit
Beta pinen dan limonen
Herpes simplex virus
Costa, dkk., 2014; Dongmo, dkk., 2009; Astani, dkk., 2014
Yellow fever Tobacco Mozaic Virus Antifungal
Daun
Daun
Larvasida
Buah Buah
Ekstrak etanol Minyak atsiri
Kulit
Ekstrak etanol (Liomenen)
Anthelmintik Kulit
Pembahasan
Fraksi hexane/ether (limonen) Ekstrak hidroalkohol
Phaeoramularia angsaensis
Aspergillus niger
Dongmo, dkk., 2009 Pathan, dkk., 2012
Aspergillus fumigates Mucor spp. Aspergilus fumigatus C. albicans ATCC 10231 C. parapsilosis ATCC 2219 Aedes aegypti
Salih, 2015 Costa, dkk., 2014 Ekawati, dkk., 2017.
Ekstrak Heligmosomoides bakeri Enejoh, dkk., metanol kental, 2015 ekstrak metanol cair, ekstrak etil asetat, ekstrak butanol (Tannin) semakin besar diameter hambatnya
1. Antibakteri Pengujian antibakteri dilakukan
terhadap Staphylococcus aureus. Hal tersebut
ditunjukkan zona
dengan
dengan membuat variasi konsentrasi
terbentuknya
bening
bebas
dari air perasan jeruk nipis, yaitu 25%,
pertumbuhan bakteri di sekitar cakram
50%, 75% dan 100%. Hasil pengujian
setelah dibiarkan selama 24 jam pada
menunjukkan bahwa semakin besar
suhu 37°C (Razak dkk., 2013; Lauma,
konsentrasi air perasan jeruk nipis maka
dkk., 2015).
Farmaka Suplemen Volume 15 Nomor 2
15
Selain itu, ekstrak metanol kulit
bakteri yang berhasil diisolasi dari nasal
jeruk nipis dapat menghambat enzim
swab. Menurut penelitian Costa dkk
GTF
menjadi
(2014) Staphylococcus aureus memiliki
faktor
sensitivitas tertinggi terhadap minyak
virulensi dari bakteri Streptococcus
atsiri dari buah Citrus aurantifolia.
mutans.
kelompok
Menurut Pathan dkk (2012), ekstrak
perlakuan yaitu kontrol positif, kontrol
hidroalkohol daun jeruk nipis memiliki
negatif dan uji. Ke dalam semua
presentase
kelompok ditambahkan 0,9 mL sukrosa,
Staphylococcus
buffer fosfat, dan enzim GTF. Pada
Klebsiella
kontrol positif ditambahkan 0,025 ml
Pseudomonas spp 62,5%.
(mengubah
sukrosa)
yang
fruktosa merupakan
Digunakan
tiga
inhibisi
terhadap
aureus
pneumonia
85,7%, 80%,
dan
chlorherxidine 0,12%. Pada kontrol
Penghambatan bakteri ini diduga
negatif ditambahkan aquadest steril, dan
karena adanya senyawa kimia minyak
pada kelompok uji ditambahkan 0,025
atsiri diantaranya adalah fenol yang
mL ekstrak kulit jeruk nipis 10%. Hasil
bersifat
inkubasi dianalisis menggunakan HPLC
mendenaturasi protein serta merusak
menunjukkan kadar fruktosa tertinggi
membran
berada pada kontrol negatif dan kadar
permeabilitas
fruktosa terendah berada pada kontrol
menyebabkan lolosnya makromolekul
positif. Dari hal tersebut dapat diketahui
dan ion-ion dari dalam sel. Hal tersebut
aktivitas enzim GTF tertinggi ada pada
dapat menyebabkan bakteri menjadi
kontrol
lisis (Razak dkk., 2013; Lauma, dkk.,
negatif
(Adindaputri,
dkk.,
2013). Menurut penelitian Salih (2015),
bakterisida.
Fenol
sitoplasma terganggu
dapat
sehingga dan
2015). 2. Antivirus
ekstrak etanol buah jeruk nipis memiliki
Senyawa mayor yang terdapat
aktivitas antibakteri terhadap beberapa
dalam jeruk nipis adalah beta pinen dan
Farmaka Suplemen Volume 15 Nomor 2
16
limonen (Costa, dkk., 2014; Ekawati,
memiliki aktivitas melawan infeksi
dkk., 2017; Lawal, dkk., 2014). Beta
virus bronkhitis (Yang, dkk., 2011).
pinen dan limonen merupakan senyawa
Limonen juga merupakan senyawa
monoterpen
2014).
monoterpen yang dapat melawan virus
Monoterpen adalah senyawa terbanyak
yellow fever dan tobacco mozaic virus
yang terkandung dalam tanaman jeruk
(TMV) (Lu, dkk., 2013).
nipis
(Astani,
(Dongmo,
antivirus
dkk.,
dkk.,
2009).
dilakukan
Uji
3. Antifungal
dengan
Pengujian
antifungal
menggunakan sel RC-37. Sitotoksisitas
menggunakan metode disc difusi agar
ditentukan menggunakan neutral red
PDA (Potatoes Dextrose Agar) dengan
assay, uji antiviral dilakukan terhadap
variasi konsentrasi minyak atsiri yang
strain
ditambahkan (1, 2, 3, 4, dan 5 mg/mL).
HSV-1
acyclovir
KOS.
sebagai
Digunakan positif
Medium dimasukkan ke dalam cawan
pengujian
petri dan dibiarkan hingga mengeras.
menunjukkan bahwa monoterpen pada
Masing-masing cawan petri diinokulasi
minyak
di
antivirus.
kontrol
Hasil
atsiri
antiherpetik
memiliki pada
aktivitas
tahap
awal
bagian
tengah
dengan
cakram
miselium (6 mm) yang diambil dari tepi
perkembangbiakan virus dan dapat
koloni
digunakan sebagai agen antivirus yang
yang ditumbuhkan di media agar PDA
potensial. Beta pinen dan limonen
selama 15 hari. Cawan kontrol (tanpa
dapat mengurangi infektifitas virus
minyak atsiri) diinokulasi mengikuti
sebesar
Monoterpen
prosedur yang sama. Cawan diinkubasi
anti-HSV-1
dengan posisi terbalik pada suhu 22°C
yang tinggi dengan interaksi langsung
dalam keadaan gelap. Setelah 10 hari,
dengan partikel virus bebas (Astani,
pertumbuhan miselium diamati dengan
dkk., 2014). Selain itu β-pinen juga
mengukur diameter sepanjang dua garis
menunjukkan
100%. aktivitas
Phaeoramularia
angsaensis
Farmaka Suplemen Volume 15 Nomor 2
17
tegak lurus yang melewati pusat cawan,
Epines adalah 1,5 mg/mL (Dongmo,
dengan interval reguler 5 hari sampai
dkk., 2009).
dengan 40 hari. Minimum inhibitory concentration
(MIC)
sebagai
konsentrasi
terendah
dimana
didefinisikan minyak tidak
Selain itu menurut Pathan dkk (2012) ekstrak hidroalkohol daun Citrus
atsiri
aurantifolia memiliki aktivitas antifungi
terjadi
terhadap Aspergillus niger, Aspergillus
pertumbuhan. Citral juga diuji sebagai
fumigates,
pembandingan. Berdasarkan penelitian
menghambat Mucor ssp. Berdasarkan
Dongmo
yang
skrinning fitokimia, ekstrak daun jeruk
menggunakan Citrus aurantifolia var.
nipis mengandung karbohidrat, alkaloid,
Mexican,
var.
flavonoid, steroid, dan tanin. Tanin dan
Bearss, Citrus aurantifolia var.Sans
saponin adalah metabolit penting yang
Epines,
atsiri
dapat memiliki aktivitas antimikroba
terbanyak yang dimiliki oleh daun
(Tschesche, dkk., 1971). Presentase
Citrus aurantifolia adalah limonen yang
inhibisi Aspergillus niger adalah 66,6%,
merupakan
Aspergillus
dkk
(2009)
Citrus
aurantifolia
komponen
minyak
golongan
senyawa
monoterpen. Dari hasil penelitian dapat diketahui
bahwa
dan
sangat
fumigates
efektif
70,5%,
dan
Mucor spp 76,1% (Pathan, dkk., 2012).
semakin
tinggi
atsiri
maka
Uji aktivitas larvasida kulit jeruk
pertumbuhan miselium Phaeoramularia
nipis menggunakan ekstrak dengan
angsaensis
variasi konsentrasi 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan
konsentrasi
Minimum
minyak
semakin
(MIC)
7%. Serta menggunakan variasi waktu
aurantifolia
lama kontak larva Aedes aegypti dengan
var.Mexican adalah 1,4 mg/mL, Citrus
ekstrak yaitu 30, 60, 90, 120, 240, 300,
aurantifolia var. Bearss adalah 1,5
dan 1440 menit. Dari hasil pengujian
mg/ml, dan Citrus aurantifolia var.Sans
diperoleh konsentrasi
minyak
inhibitory
berkurang.
atsiri
concen
4. Larvasida
Citrus
efektif untuk
Farmaka Suplemen Volume 15 Nomor 2
18
membunuh larva Aedes aegypti dengan
menyebabkan kematian (Ekawati, dkk.,
50% (IC50) pada konsentrasi 3,419%
2017).
(Ekawati, dkk., 2017). Menurut
5. Anthelmintik
Chutia
dkk
(2009),
Enejoh dkk (2015) melakukan
jeruk nipis bermanfaat sebagai pestisida
penelitian
alami. Jeruk nipis menghasilkan minyak
anthelmintik ekstrak kulit buah jeruk
atsiri
terpen,
nipis terhadap 70 mencit yang diinfeksi
turunan
dengan H.bakeri. Mencit dibagai ke
yang
mengandung
seskuiterpen
alifatik,
hidrokarbon
teroksigenasi,
dan
dalam
mengenai
beberapa
aktivitas
kelompok,
yaitu
hidrokarbon aromatik. Sedangkan kulit
kelompok yang memperoleh perlakuan
buah jeruk nipis memiliki kandungan
menggunakan ekstrak kental metanol,
minyak
kelompok yang memperoleh ekstrak
atsiri
limonen,
sitronelal,
geraniol, beta kariofilen, dan alfa
cair
terpineol.
memperoleh
Limonen senyawa
adalah
yang
salah
berpotensi
satu
sebagai
metanol,
kelompok
ekstrak
yang
etil
asetat,
kelompok yang memperoleh ekstrak butanol,
serta
kelompok
yang
larvasida dengan cara menghambat
memperoleh albendazole. Dari hasil
pergantian kulit pada larva. Liomenen
penelitian
dapat
sistem
ekstrak Citrus aurantifolia relatif tidak
pencernaan larva Aedes aegypti melalui
toksisk terhadap mencit sampai dengan
ekstrak
dosis
masuk
yang
ke
dalam
termakan.
Kemudian
dapat
5000
diketahui
mg/kg.
Uji
bahwa
in
vivo
diserap oleh usus, lalu masuk ke
menunjukkan ekstrak kental metanol,
peredaran
ektrak butanol, dan ekstrak etilasetat
proses
darah
metabolisme.
menyebabkan energi
dan
dan
mengganggu Hal
nyamuk kejang
tersebut
dari kulit buah jeruk nipis memiliki
kekurangan
aktivitas anthelmintik yang signifikan
sehingga
karena laju deparasitisasi lebih dari
Farmaka Suplemen Volume 15 Nomor 2
19
70% terutama pada dosis 500-1000
menyebabkan
mg/kg. Dalam kulit buah jeruk nipis
menghambat pertumbuhan cacing.
terdapat
Ucapan Terimakasih
senyawa
tannin.
Tannin
merupakan senyawa polifenol yang memiliki sintetik
kesamaan untuk
niclosamide, bithionol
yang
pertumbuhan
dengan
fenol
kematian
kepada Prof. Dr. Ahmad Muhtadi, M.S., Apt.
oxyclosanide,
penulisan artikel ini.
dapat
menghambat
cacing
(Enejoh,
dkk.,2015).
serta
Penulis mengucapkan terimakasih
anthelmintik seperti dan
larva,
yang
telah
membimbing
dalam
Daftar Pustaka Adindaputri, Zenia., Nunuk Purwanti., Ivan Arie Wahyudi. Pengaruh Ekstrak Kulit
Simpulan
Jeruk
Berdasarkan
hasil
Nipis
(Citrus
aurantifolia
penelusuran
Swingle) Konsentrasi 10% Terhadap
pustaka, beberapa aktivitas yang dimiliki
Aktivitas Enzim Glukosiltransferase
oleh tanaman jeruk nipis adalah sebagai
Streptococcus
antibakteri, antivirus, antifungal, larvasida,
Kedokteran Gigi. 2013. 20 (2). 126-
dan anthelmintik. Dari semua aktivitas
131.
mutans.
Majalah
tersebut senyawa yang paling berperan
Aibinu I, Adenipekun T, Adelowotan T,
adalah minyak atsiri. Senyawa terbanyak
Ogunsanya T, Odugbemi T. Evaluation
yang dimiliki tanaman jeruk nipis ini adalah
of the antimicrobial properties of
senyawa monoterpen. Dimana senyawa
different parts of Citrus aurantifolia
tersebut dapat digunakan sebagai dapat
(lime fruit) as used locally. African
mengganggu permeabilitas membran sel
Journal of Traditional Complement and
bakteri dan membuat bakteri menjadi lisis,
Alternative Medicine. 2007. 4 (2). 185-
menghambat
perkembangbiakan
virus,
90.
menghambat
pertumbuhan
jamur,
Astani,
mengganggu metabolisme larva yang dapat
Akram
dan
Paul
Schnitzler.
Antiviral Activity of Monoterpenes
Farmaka Suplemen Volume 15 Nomor 2
20
Beta-pinene and Limonene Against
Pengembangan Kesehatan, Departemen
Herpes Simplex Virus In Vitro. Journal
Kesehatan, Republik Indonesia.
of Microbiology. 2014. 6 (3). 149-155. Chutia, M., D.P. Bhuyan, M.G. Pathak,
Dongmo, P.M. Jazet., L.N. Tatsadijieu., E.T. Sonwa., J. Kuate., P.H.A. Zollo.,
T.C. Sarma and P. Buroah. Antifungal
Menut.
Activity and Chemical Composition of
aurantifolia from Cameroon and Their
Citrus reticulata Blanco Essential Oil
Antifungal
Against Phytogens from Morth East
Phaeoramularia angolensis. African
India.
Journal of Agricultural Research. 2009.
Journal
Food
Science
and
Technology. 2009. 42: 777-780.
Essential
Oil
of
Activity
Citrus
Against
4 (4). 354-358.
Costa, Rosaria., Carlo Bisignano., Angela
Ekawati, Evy Ratnasari., Setyo D.Santoso.,
Filocamo., Elisa Grasso., Francesco
Yeni R. Purwanti. Pemanfaatan Kulit
Occhiuto.,
Spadaro.
Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)
Antimicrobial Activity and Chemical
Sebagai Larvasida Aedes aegypti Intsar
Composition of Citrus aurantifolia
III. Jurnal Biota. 2017. 3 (1). 01-05.
(Christm.) Swingle Essential Oil from
Enejoh, O. Sunday., Ibukun O. Ogunyemi.,
Italian Organic Crops. Journal of
Madu S. Bala., Isaiah S. Oruene., M.M.
Essential Oil Research. 2014. 26 (6).
Suleiman.,
400-408.
Ethnomedicinal Importance of Citrus
Federica
Suleiman
F.
Ambali.
Daili SF, Judanarso J. Herpes genitalis.
aurantifolia (Christm) Swingle. The
Dalam: Daili SF, Makes WIB, Zubier
Pharma Inovation Journal. 2015. 4 (8).
F, Judanarso J. Penyakit Menular
01-06.
Seksual. Jakarta: Balai Pnerbit FKUI; 1999. p. 110–21.
Joseph
Depkes RI. 2007. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta:
Badan
Enejoh, O. Sunday., M.M. Suleiman.,
Penelitian
dan
Ambali.
O.
Ajanusi.,
Anthelmintic
Suleiman
F.
Activity
of
Extract of Citrus aurantifolia (Christm)
Farmaka Suplemen Volume 15 Nomor 2
Fruit
Peels
Against
Heligmosomoides Journal
of
21
Experimental
bakeri
In
Advanced
Mice.
Scientific
Research. 2015. 6 (2). 29-32.
Localities of Lagos State, Nigeria. American Journal of Essential Oils and Natural Products. 2014. 2 (2). 08-12. Lu M, Han Z, Xu Y, Yao L. In Vitro and in
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Vivo
Antitobacco
2014. Buletin Jendela Epidemiologi
Activities
[online].
Individual
Available
at
of
Mosaic
Essential
Virus
Oils
Compounds.
and
Journal
http://www.depkes.go.id/folder/view/0
Microbiol Biotechnol. 2013. 23: 771-
1/structure-publikasi-pusdatin-buletin.
778.
html (diakses pada tanggal 12 Juni 2017).
Marques AR, Straus SE. Herpes simplex. Dalam: Wolff K, Goldsmith L, Katz S,
Lauma, Sartika Widia., Damajanty H.C.
Gilchrest B, Paller A, Leffell, editors.
Pangemanan., Bernart S.P. Hutagalung.
Fitzpatrick’s Dermatology in General
Uji Efektivitas Perasan Air Jeruk Nipis
Medicine. 7th ed. New York: McGraw-
(Citrus
Hill; 2008. p. 1873–85.
aurantifolia
S)
Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus
Nallely E, Sandoval M, Abraham G,
aureus Secara In Vitro. Pharmacon.
Elizondo-Treviño E, Garza-González
2015. 4 (4). 09-15.
E, Alvarez L. Chemical Composition
Lawal,
Oladipupo
Ogunwande.,
A.,
Moses
Isiaka S.
A.
of
Hexane
Extract
of
Citrus
Owolabi.,
aurantifolia and Anti-Mycobacterium
Abdullatif O.G. Ajeniya., Adeleke A.
tuberculosis Activity of Some of Its
Kasali., Fausat A. Abudu., Adetayo A.
Constituents.
Sanni., Andy R Opoku. Comparative
17:11173-11184.
Analysis of Essential Oils of Citrus aurantifolia
Swingle
and
Citrus
reticulata Blanco, From Two Different
Molecules.
2012.
Pathan, R. Khan., Papi Reddi Gali., Perveen Pathan., Tananki Gowtham., Soujanya Pasupuleti.
In Vitro Antimicrobial
Farmaka Suplemen Volume 15 Nomor 2
22
Activity of Citrus aurantifolia and Its
World
Health
Organization,
Phytocemical Screening. Asian Pacifik
2012b. Research
Priorities
for
Journal of Tropical Disease. 2012.
Helminth Infections: Technical Report
S328-S331.
of the TDR Disease Reference Group
Razak, Abdul., Aziz Djamal., Gusti Revilla.
on Helminth Infection.WHO / TDR
Uji Daya Hambat Air Perasan Buah
Disease Reference Group on Helminth
Jeruk
Infections (DRG4) 2009-2010.
Nipis
Terhadap
(Citrus
aurantifolia)
Pertumbuhan
Bakteri
Yang Z, Wu N, Zu Y, Fu Y. Comparative
Staphylococcus aureus Secara In Vitro.
anti-infectious bronchitis virus (IBV)
Jurnal Kesehatan Andalas. 2013. 2 (1).
activity of beta-pinene: effect on
05-08.
nucleocapsid (N) protein. Molecules.
Salih, Noman D.. Evaluation of The Antimicrobial aurantifolia
Effect (Key
of
Citrus
Lime)
Against
Different Microbial Species Isolated From Asthma and Sinusitis Patients. World
Journal
of
Pharmacy
and
Pharmaceutical Science. 2015. 4 (5). 324-334. Tschesche, R. Advances in chemistry of Antibiotics susbstance from higher plant;
pharmacognosy
and
phytochemistry proceeding of the 1st international congress. Verlong, Berlin, Heidelbeg, New York . 1971. 274 -276.
2011. 16: 1044-1054.