HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN TINGKAT STRES ORANGTUA DARI

Download Jadi, ada hubungan negatif antara dukungan sosial dan tingkat stres orangtua anak autis. Semakin tinggi dukungan sosial yang diterima, maka...

0 downloads 317 Views 1MB Size
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN TINGKAT STRES ORANGTUA DARI ANAK AUTIS

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana Psikologi Program Psikologi

Oleh: Agustin Tri Susilowati NIM : 019114031

FAKULTAS PSIKOLOGI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Skripsi ini saya persembahkan untuk Bapak, Ibu, Kakakku Unyil & Noi, Adikku Thonkie & Wenny, dan seluruh anak istimewa yaitu anak-anak Autis.

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

”Akan lebih menarik apabila salah melakukan sesuatu ketimbang selalu benar-kesalahan membuatmu mencari lebih jauh, dan belajar lebih banyak” -haward buten-

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Samubarang kabeh katitahake endah ing wayah kang wus kapesthekake, mlah atine padha kaparingan kalenggahan, nanging manungsa ora biasa nyumurupi pakaryaning Allah wiwit-wiwitan nganti

wekasan

-Kohelet 3: 11-

Mulane aja padha sumelang ing bab dina sesuk, amarga dina sesuk iku kadunungan kasusahan dhewe, kasusahan sadina, wus cukup kanggo sadina (( -mateus 6:34-.

Padha bungaha sajroning pengarep-arep, disabar sajroning karupekan, dimantep anggomu ndedonga! (( -Rum 12:12-

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memeuat karya atau bagian karya orang laian, kecuali yang telah disebut dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 Januari 2007 Penulis

Agustin Tri Susilowati

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Agustin Tri Susilowati (2006). Hubungan antara Dukungan Sosial dan Tingkat Stres Orangtua dari Anak Autis. Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Penelitian ini adalah penelitian korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dukungan sosial dan tingkat stres orangtua dari anak autis. Penelitian ini menggunakan 2 skala yaitu Skala Dukungan Sosial SDS) dan Skala Tingkat Stres (STS) yang masing-masing terdiri dari 50 item. Pengujian validitas alat ukur menggunakan profesional judgement dan uji reliabilitasnya dengan Alpha Cronbach. Koefisien reliabilitas Skala Dukungan Sosial (SDS) sebesar 0,970 dan Skala Tingkat Stres (STS) sebesar 0,962. Metode pengambilan sampel penelitian adalah purpose sampling. Sampel diambil sebanyak 50 subyek yang berasal dari orangtua anak autis dimana anaknya sekolah di SLB Citra Mulia Mandiri atau SLB Negeri 1 Wonosari. Uji hipotesis penelitian ini menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment dengan program SPSS versi 12.0 for windows. Hasil uji hipotesis diperoleh koefisien korelasi -0,607. Hipotesis penelitian ini diterima dan signifikan. Nilai negatif koefisien korelasi menunjukkan hubungan negatif. Jadi, ada hubungan negatif antara dukungan sosial dan tingkat stres orangtua anak autis. Semakin tinggi dukungan sosial yang diterima, maka semakin rendah tingkat stres yang dirasakan dan sebaliknya. Kata kunci: Dukungan sosial, tingkat stres, dan orangtua anak Autis.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Agustin Tri Susilowati (2006). The Relationship between Social Supports and the Stress Level from Parents of Children with Autisms. Faculty of Psychology Sanata Dharma University. This research is a correlation research, which has purpose to know whether there is a relation between social supports and stress level from parents of children with autisms or not. This research using 2 scales those are: Social Supports Scale and the Stress Level scale, which each of scale has 50 items. Validation test scale use professional judgment and the reliability test with Alpha Cronbach. The Reliability of Social Supports Scale is 0, 970 and the Stress Level scale is 0, 962. This research using purpose sampling method. There were 50 subjects who are parents of children with autisms that are studying in SLB Citra Mulia Mandiri or SLB Negeri 1 Wonosari. Hypothesis test this research using correlation technique Person Product Moment with SPSS version 12.0 program for windows. Hypothesis test resulted -0,607 for correlation coefficient. Hypothesis of this research was accepted and significantly. The negative score in this correlation showed that there is a negative relationship between social supports and stress level from parents of children with autisms. The higher social supports will be, the lower stress level will be, or on its contrary. The keywords are: social supports, stress level, and parents of children with autisms.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat dan karunia serta pertolonganNya yang telah diberikan, sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baiak. Selama penyusunan skripsi ini penulis telah menerima banyak masukkan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena ini pada kesempatan ini penulis mengucapakan banyak terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini: 1. Ibu ML. Anantasari, S.Psi. M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberi bimbingan dan petunjuk dari awal hingga terselesainya skripsi ini. 2. Ibu A. Tanti Arini, S.Psi dan bapak C. Wijoyo Adinugroho, S.Psi sekalu dosen penguji skripsi yang telah membantu saya untuk lebih memahami hasil penelitian saya. 3. Bapak Eddy Suhartanto, S.Psi, M.Si selaku dekan fakultas Psikologi yang telah mengizinkan penelitian ini berlangsung. 4. Direktur & Pengurus Diklat RSJD Soejarwadi Klaten yang telah mengizinkan mengadakan ujicoba alat tes. Bu Eko, Bu Harmi (bimbingannya), Bapak Wayan, Bu Anik, Bu Ulfa, Bapak Muchlis, Bapak Haryono, Bu Santi & Bu Pras Terimakasi atas keramahan dan informasinya. 5. Ibu Maryani, Bapak Eko & PakDhe, Bu Ninis dan seluruh Staf pengajar, Bapak Samidi terimakasih atas dukungan dan partisipasinya. Orangtua anak autis yang telah berpartisipasi dan membantu saya mengenal lebih jauh tentang anak autis. Mama Ilham, Mama & Mapa Josua, Mama Mario, Mama Aji, Mama Putri, Papa e Rian dan seluruh orangtua yang gak bisa aku sebut satu persatu. Anak-anak istimewa yang tak kan pernah kulupakan: Roy (kamu ramah sekali), puput, Sarah, Henry, Josua, Ilham, Aji, Mario, Wira, Antonie (makasi pelukannya), Bagas, Rian, & Jefri. 6. Bu Eni & Staf pengajar SLB Citra Mulia Mandiri Yogyakarta.. Terimakasih sudah diizinkan untuk melakukan penelitian, keramahan, dan informasinya. Seluruh orangtua yang berperanserta dalam penelitian ini.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Bu Tri, Bu Susi, Bu Prita dan seluruh Guru SLB Negeri 1 Wonosari….. Terimakasih sudah diizinkan untuk melakukan penelitian, keramahan, dan informasinya. Mama Ihsan makasih informasinya. Seluruh orangtua yang berperanserta dalam penelitian ini. 8. My family: Bapak&Ibu Terimakasih atas segala pengorbanan yang diberikan kepadaku. Terimakasih atas limpahan kasih sayang yang telah membentukku menjadi sekarang ini I love you…….. saudara-saudaraku yang cantik dan cakep: mb. Sulis (Unyil), mb. Tina (Nokieman), Caturrrrrr (Thonkiecie) dan adik kecilku yang tlah hilang Wenny (Kucrut) I love u all. 9. Sikung (alm) & Mbah Uti terimakasi atas doa-danya dan wejangannya. Bu’D Sri, P’D Mul, P’D Hanono & Bu’D Tegal, P’D Haryadi & Bu’D Warni, Om Agus & Bulik Dayan, Lik Hesti & Lik Mardi, Lik Titik & Lik Tamir, Lik Doso & mb Yayuk (he..he..he.. akhirnya aku bisa, matur nuwun gih). Buat sepupu-sepuku yang cantik & cakep (Trah Sastro):mb Siwi & Joko Gedek, mb Nunuk & m’ Agung “Jumingun ‘, m’ Joko “Jokek” & mb Nur, m’Nungku “Nungkek” & mb Nana, mb Yayan & m’ Eko “Lemot”, m’Caryo “Kngacir” & mb Melta, m’Wida, m’Rio “Kasino”, Rian, Gayuh “Momo”, Rut “Gondut”, Fredi “Kompret”, Beta “Kobet” (makasi ya dah nganter-nganter aku kemana-mana), Ida “Idut”, Adi “Tison” (Alm.), Wisnu “Nonot”, Ari “ Olive” dan Dwi ”Klinting”. (he…he..he.. kalian tu berharga banget buat hidupku dan sumber inspirasiku. I love u all). Keponakanku yang cuakep dan cuantik: Praz “Manthuk”, Ian “Ichunk”, Arin “G. Ampel”, Fanny “G. Tegal”, Mirecle “Etel gretel” & Ngacir Jr. Bravo Trah Sastro Suyono…Sing rukun ya.. (he..he..he..). 10. Dnee & MASlow (makasi ya dah menemani aku di saat suka & duka). Dyna pembimbing spiritualku yang selalu mendoakanku disetiap waktu. Dewi (aneh ya wi kita kok bisa ketemu lagi), Evi (inget ma taruhan kita yang dulu ye…), Nining (kapan kita bisa diskusi lagi). Ita & Elis (akhirnya aku bisa nyusul kalian he..he..he..). 11. Temen-temen kos: Ci Anol, mb. Dewi, Yanti & m’Doni, mb. Hebi, mb. Tutik & dedeknya, mb icha, Tiwi, Wiwin, mb Tutik& mb Utri, mb. Pipit, mb Sari &

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mb Een, mb Yanti &Tutik, mb Lia. Makasi dah ngisi hari-hariku di Yogya…. Fajar (makasi dukungan & informasinya). Otir (makasi dah nganter ke SLB ya). 12. M’Muji (kenapa kalo ketemu ngledek trus. But makasi dah bri semangat dari ledekannya), m’Doni terimakasih dah mo photokopiin bahanku yang seabrek. m’ Gandung & mb. Nanik makasi banyak ya. Special buat p’ gie, makasih ya atas keramahnya dan bantuanya. 13. Teman-teman KKN: Anita “Nyit-nyit”, Dessy “Gapuro”, Ilko “Ilce”, Ngadiono “Ngat-ngat”, Uun “Paman Dolit”, & Maria “Putri Balsem”. He…he…he.. akhirnya aku bisa nyusul kalian… 14. Anak-anak kelas A: Eli, Etik, Farah (yang telah mau menemani belu ketika mo ujian makasie ya). Tias (bogor), Sisca, Sapti, Rani, Dewi, Yuni, Nopek, Lina, Wilis, Nina, Silva, Anas, Lala, Dedy, Tyo, Adi, Kris, Eko, Kobo, Pati, Jule, Vera, Agus, Fedriyan, Andre, Diana, Tari, Vinda, Nana, Selly, Ela, Mansya, Via, Uul, Anita, Chintia, Tias, Awan, Ariska, Bayu, Tejo, Debby, Nuke, Yayak, Hastin, Lintang, Merlin, & Ita. (Maaf kalo ada yang kelewatan) Makasi dukungan dan saya sangat menikmati perjuangan kita dulu. Temanteman beda kelas: Icha, Rani, Ninik, Iin, Lia, Anes, mb Ajeng, Dhini, dan lain-lain. Pokoknya yang kenal sama Belu Berarti itu temanku he....he...he... 15. Teman-temen Gerejaku: Ika, Endah, m’ Aan & mb Sari, m Aga, m Wawan, Noel, Bom-Bom, Fafan, Lia, m’Ujup & mb Lia, Adit, Adit Puguh & Bagus, Ijub, Fajar, Adi, Anggun, Lukas, Natalia, Gama dll. Abiz banyak banget. Temen Komselku: Kak Ina, Vera, Kak Lisbet, & Ci Dessy. Terimakasi doadoanya. 16. Pihak SMP Kristen 1 Klaten yang telah memberi saya kelonggaran untuk menyelesaikan kuliah saya dan yang telah mendukung saya. 17. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan.

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman Halaman Judul………………………………………………………………..

i

Halaman Persetujuan Pembimbing...................................................................

ii

Halaman Pengesahan.………………………………………………………...

iii

Halaman Persembahan.....................................................................................

iv

Halaman Moto..................................................................................................

v

Pernyataan Keaslian Karya..............................................................................

vii

Abstrak.............................................................................................................

viii

Abstract............................................................................................................

ix

Kata Pengantar.................................................................................................

x

Daftar Isi..........................................................................................................

xiii

Daftar Gambar...............................................................................................

xvi

Daftar Tabel .................................................................................................

xvii

Daftar Lampiran...........................................................................................

xviii

BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................

1

A. Latar Belakang...…………………………………………………….

1

B. Rumusan Masalah.……………………………………………….….

6

C. Tujuan Penelitian.…………………………………………….……..

6

D. Manfaat Penelitian…………………………………………………...

6

BAB II. LANDASAN TEORI……………………………………………….

9

A. Stres…………………………………………………………………..

9

1. Pengertian Stres………………………………………………….

9

2. Indikator Stres ……………………………………….…………..

11

3. Penilaian Kognitif terhadap Stres …………...………………….

14

4. Sumber Stres ……………………………………………….…...

15

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Orangtua……………………………………………………………..

17

1. Pengertian Orangtua…………………………………………….

17

2. Penyesuaian Diri Orangtua……………………………………...

17

C. Autis…………………………………………………………………

21

1. Pengertian Autis…………………………………………………

21

2. Penyebab Autis………………………………………………….

22

3. Kriteria Autis……………………………………………….......

24

D. Faktor Penyebab Stres Orangtua dari Anak Autis…….…......………

25

E. Dukungan Sosial……………………………………………………..

31

1. Pengertian Dukungan Sosial…………………………………….

31

2. Aspek Dukungan Sosial ………………………………………....

32

3. Sumber Dukungan Sosial ……………………………………....

33

4. Manfaat Dukungan Sosial ………..…………………………….

34

F. Dukungan Sosial dan Tingkat Stres Orangtua dari Anak Autis……...

34

G. Hipotesis…...…………………………………………………………

38

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……………………………………

41

A. Jenis Penelitian……………………………………………………….

41

B. Variabel Penelitian…………………………………………………...

41

C. Subyek Penelitian dan Pengambilan…………………………………

42

D. Definisi Operasional………………………………….........................

42

1. Dukungan Sosial…...…………………………….........................

43

2. Stres….…................……………………………..........................

44

E. Metode Pengumpulan Data……………………….….........................

45

1. Dukungan Sosial…...…………………………….........................

45

a

Penyusunan Butir Pernyataan…...………..….........................

45

b Pemberi Skor…..…………………………….........................

46

2. Tingkat Stres…..……...………………………….........................

47

a

Penyusunan Butir Pernyataan……………….........................

47

b Pemberi Skor…..…………………………….........................

49

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas…..…………………………......

49

1. Uji Validitas…..………………………………….........................

49

2. Uji Analisa Data…..………………….………….........................

50

3. Uji Reliabilitas…..……………………………….........................

50

G. Metode Analisis Data…..…………………………….........................

51

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…..……………......

53

A. Persiapan Penelitian…..……………………………...........................

53

1. Perizinan…..………………………………….….........................

53

2. Pelaksanaan Uji Coba Penelitian…..……..………………….......

53

3. Skala Dukungan Sosial…..……………………............................

54

4. Skala Tingkat Stres…..…….…………………….........................

55

B. Pelaksanaan Penelitian…..…..……………………….........................

57

C. Hasil Penelitian…..……………………………..................................

57

1. Uji Asumsi…..……………………………...................................

57

a

Uji Normalitas…..…………..……………….........................

57

b Uji Linearitas…..…………………………….........................

58

2. Uji Hipotesis…..…………………………………........................

59

D. Pembahasan…..…………………………………...….........................

60

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN…..……………………………........

66

A. Kesimpulan…..……………………………........................................

66

B. Saran…..……………………………...................................................

67

Daftar Pustaka…..…………………………………...……….........................

69

LAMPIRAN…..……………………………...................................................

72

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Alur Pemikiran Penelitian..............................................

xiii

39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Blue Print Sebelum Uji Coba Skala Dukungan Sosial......................

46

Tabel 2. Spesifikasi item Skala Dukungan Sosial Sebelum Uji Coba.............

46

Tabel 3. Penskoran Item Favorabel dan Unfavorabel …..………...................

47

Tabel 4. Blue Print Sebelum Uji Coba Skala Tingkat Stres…………............

48

Tabel 5. Spesifikasi item Skala Tingkat Stres Sebelum Uji Coba …..............

48

Tabel 6. Penskoran Item Favorabel dan Unfavorabel.…………….................

49

Tabel 7. Nomor-Nomor Item yang Sahih dan Gugur Skala Dukungan Sosial

54

Tabel 8. Blue Print Skala Dukungan Sosial (Setelah Uji Coba)....…..............

55

Tabel 9. Nomor-Nomor Item yang Sahih dan Gugur Skala Tingkat Stres......

55

Tabel 10. Blue Print Skala Tingkat Stres (Setelah Uji Coba)....…..................

56

Tabel 11. Rangkuman Hasil Uji Normalitas …..…………....….....................

58

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN 1. Skala Uji Coba..………….………………………………........................

74

2. Data Uji Coba…..…...……………………….………….........................

83

3. Uji Beda dan Reliabilitas Item…..…..………………….........................

114

a. Uji Beda dan Reliabilitas Item Skala Dukungan Sosial…..………..

115

b. Uji Beda dan Reliabilitas Item Skala Dukungan Sosial……..……..

123

4. Skala Penelitian…..……………………...…………...............................

132

5. Data Penelitian…..……………………………………...........................

140

6. Uji Asumsi…..…………………………..…………...............................

162

a. Uji Normalitas…..……………………………..................................

163

b. Uji Linearitas…..………………………………...............................

164

7. Uji Hipotesis…..……………………………...........................................

165

8. Perizinan…..………………………….………………............................

167

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Setiap orangtua pasti bahagia bila anak mereka lahir dengan selamat, sehat tanpa kekurangan apapun. Mereka mengharapkan anaknya berkembang sempurna, akan tetapi tidak semua dapat berkembang sempurna. Ada anak-anak yang mengalami gangguan perkembangan, salah satunya autis. Istilah autis diperkenalkan oleh seorang Psikolog Austria, yang bernama Leo

Kanner

pada

tahun

1943

(Attwood,

2005).

Autis

merupakan

ketidakmampuan berinteraksi dengan orang lain, mengalami gangguan berbahasa yang ditunjukan dengan penguasaan yang tertunda, ecolalia, mutism, pembalikan kalimat, aktivitas bermain yang repetitif dan stereotipik, rute ingatan kuat dan keinginan obsetif untuk mempertahankan keteraturan dalam lingkungan. Autis digolongkan dalam gangguan pervasif atau Pervasive Developmental Disorders (Safaria, 2005). Autis memiliki ciri-ciri seperti berikut ini: menghindari kontak mata, tidak suka dipeluk, mengisolasi diri, tidak menyukai suara tertentu, menyukai kegiatan yang rutin dan bila terjadi perubahan sedikit akan membuatnya merasa gelisah, cemas dan tantrum. Anak menyukai gerakan yang ritmik, seperti berputar, melompat, flapping, melihat benda yang berputar dan lain-lain, serta mengalami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2

ganguan dalam bahasa, mereka tidak mampu memahami arti bahasa verbal maupun nonverbal (Coleman & Broen, 1997). Orangtua kadang kurang peka dengan gangguan perkembangan ini. Mereka menganggap gangguan ini sebagai keterlambatan perkembangan biasa. Namun, ketika perkembangan anak tidak menunjukkan kemajuan bahkan mengalami kemunduran mereka baru sadar bahwa anaknya mengalami gangguan dalam perkembangan. Orangtua melakukan banyak pemeriksaan pada anaknya (Danuadmaja, 2003). Orangtua mengalami syok bercampur perasaan sedih, takut, kuatir, cemas, dan marah ketika mendengar hasil pemeriksaan yang menyatakan anaknya mengalami gangguan autis. Perasaan tidak percaya bahwa anaknya mengalami autis kadang-kadang menyebabkan orangtua mencari dokter lain untuk menyangkal diagnosa dokter terdahulu, bahkan sampai berulang kali berganti dokter. Mereka dihadapkan

pada fakta yang objektif dari beberapa sumber.

Mereka merasa terpukul dan terpaksa menerima kepahitan yang menimpa anaknya. Bagaimana tidak, jika anak yang mereka sangat cintai menderita gangguan yang menyebabkan tidak berkembang secara kognitif, emosi, dan sosial seperti anak-anak yang lain (Safaria, 2005). Reaksi emosional orangtua yang muncul ketika pertama kali mengetahui anak memiliki gangguan autis adalah hal yang wajar. Setiap orangtua yang menghadapi diagnosis autis bagi anaknya pasti menunjukkan reaksi emosi yang kuat, karena ini merupakan persoalan yang sangat sulit bagi orangtua dan terpaksa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3

harus diterima. Bila orangtua tidak memahami dan menyadari emosi-emosi dalam dirinya, akan membuat mereka tidak mampu mengendalikan reaksi emosinya. Mereka terjebak dalam lingkaran gejolak emosi-emosi, sehingga mereka mengalami banyak dampak negatif, baik fisik maupun psikologis. Mereka mengalami depresi, kecemasan, kekuatiran, perasaan putus asa, atau stres yang dapat menimbulkan pengaruh secara fisik dengan memunculkan penyakit stres seperti maag, migran, stroke, lesu, dan letih (Safaria, 2005). Puspita (2005) mengutarakan hal yang sama tentang kondisi psikologis dari orangtua dari anak autis. Setiap orangtua mengalami proses yang sangat sulit untuk dapat menerima kenyataan. Banyak orang yang sebelum sampai pada tahap penerimaan diri mengalami ketidak berdayaan, depresi, dan sering berkembang menjadi stres berkepanjangan ataupun sakit secara fisik. Proses penerimaan diri orangtua membutuhkan waktu yang relatif lama, bahkan dapat berlangsung bertahun-tahun. Orangtua mengalami jatuh bangun untuk menyelesaikan tiap-tiap tahap. Mereka merasakan perasaan yang tidak menyenangkan sehingga mereka sering merasa sangat lelah dan stres. Penelitian ini menggunakan subjek orangtua yang memiliki masa pendampingan terhadap anaknya antara 1 sampai 6 tahun, sebab orangtua masuk pada fase awal dari penerimaan diri. Orangtua dipenuhi perasaan cemas, takut, kecewa, marah, sedih, gelisah, merasa bersalah, dan perasaan negatif lain yang campur aduk. Perasaan negatif yang campur aduk membuat mereka terkena stres.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4

Sarafino (dalam Smet, 1994) berpendapat stres adalah suatu kondisi hasil transaksi antara individu dengan lingkungan yang menimbulkan persepsi antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumber-sumber daya sistem biologis, psikologis dan sosial dari seseorang. Dampak dari stres dapat dikurangi dengan cara menciptakan lingkungan yang mendukung. Dukungan dari keluarga dan teman akan menciptakan suasana yang menyenangkan. Dukungan sosial menurut Johson dan Johson (dalam Taifur, 2003) adalah keberadaan orang lain yang dapat diandalkan untuk dimintai bantuan, dorongan, dan penerimaan apabila individu mengalami kesulitan atau masalah. Dukungan sosial sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan individu, mengingat individu adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan satu sama lain. Kurang atau tidak tersedianya dukungan sosial akan menjadi individu merasa tidak berharga dan terisolasi. Keadaan tersebut memungkinkan terjadinya berbagai masalah dalam kehidupan. Sebaliknya dukungan sosial akan memberi pengalaman pada individu bahwa dirinya dicintai, dihargai, dan diperhatikan (Neizel, dkk, 1998). Dukungan sosial terdiri dari dukungan emosi, instrumental, informatif dan penghargaan/penilaian (Smet, 1994). Dukungan sosial dari lingkungan di sekitar akan memberi pengaruh positif bagi diri individu. Sarason (dalam Taifur, 2003) menemukan bahwa individu yang memiliki dukungan sosial tinggi akan memiliki harga diri yang tinggi dan konsep diri yang baik, sehingga mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5

memiliki pandangan yang optimis terhadap kehidupan. Dukungan sosial dapat meningkatkan kepercayaan diri (Balimulia, 2003) dan kepuasan hidup (Tavipamartiwi, 2002). Potensi di atas sangat dibutuhkan oleh individu menghadapi kondisi yang stressful. Taylor (dalam Smet, 1994) menyatakan bahwa tingkat stres dapat mempengaruhi kondisi kesehatan. Orang yang tingkat stres tinggi memiliki kemungkinan mengalami ganguan fisik maupun psikologis, sedang dukungan sosial memiliki hubungan secara tidak langsung dengan tingkat stres. Adanya dukungan sosial dapat membantu orangtua menghadapi persoalan, sehingga memberi pengaruh positif dengan kondisi kesehatannya. Penelitian ini memilih dukungan sosial sebagai variabel bebas karena peneliti ingin membuktikan dukungan sosial masih berfungsi bagi orangtua anak autis dalam menghadapi stressor. Orangtua anak autis mengalami masalah yang terlalu berat dan sering membuat mereka menjadi stres, sehingga dukungan sosial belum tentu cukup membantu mereka dalam mengatasi stres. Penelitian ini menggunakan subjek orangtua anak autis, karena mereka sangat rentan terkena stres. Stres dapat disebabkan oleh masalah-masalah mereka yang belum terselesaikan dan masalah-masalah baru, sehingga mereka membutuhkan dukungan sosial dari orang disekitarnya untuk menopang mereka dalam mengatasi masalah. Dukungan sosial sebagai faktor eksternal dapat membantu mereka untuk bertahan hidup dalam dunia yang penuh dengan problematika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6

Stres dapat mempengaruhi kondisi kesehatan orangtua anak autis. Orangtua yang tingkat stresnya tinggi memiliki kemungkinan terkena penyakit fisik maupun psikis. Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi diri sendiri maupun anak autis, karena anak autis sangat membutuhkan perhatian dan energi yang ekstra. Perhatian yang ekstra ini hanya terjadi bila orangtua memiliki kondisi yang prima. Permasalahan di atas menunjukkan pentingnya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara dukungan sosial dan tingkat stres orangtua dari anak autis.

B. Rumusan Masalah Berdasar latar belakang di atas, peneliti membuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut: Adakah hubungan antara dukungan sosial

dengan tingkat stres

orangtua dari anak autis?

C. Tujuan Penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dan tingkat stres orangtua dari anak autis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Menambah wacana yang terkait dengan ilmu psikologi, yang berfokus pada pembahasan tentang dukungan sosial dan tingkat stres orangtua dari anak autis. b. Penelitian ini seyogyanya dapat digunakan sebagai literatur dalam pelaksanaan penelitian yang relevan di masa yang akan datang. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti Penulis dapat mengetahui hubungan antara dukungan sosial dan tingkat stres orangtua dari anak autis. b. Bagi orangtua dari anak autis. Jika penelitian ini terbukti, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran orangtua dari anak autis untuk saling mendukung sehingga dapat membantu mengurangi tekanan yang dihadapi dan mencari pemecahan masalahnya. c. Bagi masyarakat Jika penelitian ini terbukti, diharapkan kesadaran masyarakat untuk memberi dukungan sosial kepada orangtua dari anak autis meningkat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI

A. Stres 1. Pengertian stres Stres adalah situasi yang menuntut seseorang di luar batas kemampuannya untuk beradaptasi (Handoyo, 2001). Pendapat senada disampaikan oleh Robbins (2003) stres adalah kondisi dinamik yang didalamnya individu dikonfrontasikan dengan suatu peluang, kendala (constraints) atau tuntutan (demands) yang terkait dengan apa yang sangat diinginkan hasilnya, dan dipersepsikan sebagai tidak pasti dan penting. Halonen dan Santrock (1999) menyatakan stres merupakan respon individu terhadap keadaan atau kejadian yang mengancam (stressor) dan menganggu kemampuan koping. Sarafino (1997) mendefinisikan stres menurut 3 sudut pandang antara lain sebagai berikut: a. Stres sebagai stimulus Individu melihat dalam referensi orang terhadap sumber atau penyebab kegelisahan dan tekanan sebagai kejadian atau keadaan yang menyebabkan stres. Keadaan atau kejadian yang membuat kita merasa terancam atau terganggu, sehingga menghasilkan perasaan tertekan disebut stressor.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10

b. Stres sebagai respon Sarafino memfokuskan pada reaksi terhadap stressor. Individu secara cepat akan merespon stimulus yang diterimanya. Respon yang dihasilkan dapat berupa fisik, seperti: jantung berdebar, mulut kering, perut mual, berkeringat, maupun psikologi berupa perilaku, kognitif, dan emosional. Cannon

dalam teori Fight or flight menyatakan bahwa tubuh

melakukan reaksi untuk melawan tekanan yang berbahaya. Tubuh secara cepat terangsang dan termotivasi melalui sistem saraf simpatik dan endorin, sehingga individu selalu merespon setiap stimulus yang diterimanya. Respon dapat berupa menghindar (flight) atau menghadapi (fight) (Sarafino, 1997). Pendapat senada disampaikan oleh Selye tahun 1936 (dalam Sarafino, 1997) menyatakan bahwa oragnisme dihadapkan stressor akan mendorong dirinya sendiri untuk melakukan tindakan. Usaha diatur oleh kelenjar adrenalin yang akan mengaktifkan sistem saraf simpatik. Selye membagi 3 tahap yang disebut General Adaption System (GAS), yaitu: (1) Tahap reaksi alarm (alarm reaction) merupakan upaya mempersiapkan diri untuk melawan stres. (2) Tahap resisten (resistance reaction) merupakan tahap tubuh melakukan penyesuaian pada keadaan yang menimbulkan stres. (3) Tahap kelelahan (exhoustion reaction) terjadi ketika tubuh sudah tidak mampu lagi untuk memberi respon dalam melawan keadaan stres (Sarafino, 1997).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11

Jadi dapat disimpulkan stres merupakan reaksi individu terhadap stimulus yang mengancam. Respon yang dilakukan disebut dengan ketegangan (strain). c. Stres sebagai transaksi Stres adalah hubungan antara individu dengan lingkungan

yang

merupakan kelanjutan dari interaksi dan penyesuaian diri. Stres tidak hanya stimulus atau respon, namun sebuah proses yang mana individu sebagi agen aktif yang dapat mempengaruhi dampak dari stressor terhadap perilaku, kognitif, dan emosional. Sarafino (1997) menyimpulkan bahwa stres merupakan suatu kondisi hasil transaksi orang atau lingkungan membawa individu merasa ketidaksesuaian-nyata atau tidak-dengan tuntutan dari situasi dan sumber daya biologis, psikologi atau sistem sosial. Pengertian stres yang digunakan dalam penelitian ini adalah suatu keadaan yang menuntut dan membebani individu baik secara fisiologis maupun psikologis yang menimbulkan tegangan, sehingga membuat individu berusaha untuk mengatasi. 2. Indikator stres Indikator stres menurut Robbins (2003) adalah sebagai berikut. a. Fisiologis yang berupa sakit kepala, tekanan darah naik, sakit liver. b. Psikologis yang berupa gelisah, depresi penurunan kepuasan. c. Perilaku yang berupa produktifitas, perpindahan, tidak hadir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12

Cox (dalam Handoyo, 2001; Gibson, 1984) mengemukakan indikator stres adalah sebagai berikut. a. Fisiologis yaitu menyebabkan gangguan pada kesehatan fisik yang berupa penyakit yang sudah diderita sebelumnya atau memicu timbulnya penyakit tertentu. b. Kognitif yaitu ketidakmampu mengambil keputusan, kurang kosentrasi dan peka terhadap ancaman. c. Perilaku yaitu peningkatan konsumsi alkohol dan rokok, tidak nafsu makan/makan berlebihan, penyalahgunaan obat-obatan, menurun semangat untuk berolahraga yang berakibat pada pola diet dan timbulnya beberapa penyakit. Stres dapat meningkatkan intensitas kecelakaan baik di rumah, di tempat kerja, dan di jalan. d. Psikologi yaitu kegelisahan, kelesuan, kebosanan, depresi, kelelahan, kekecewaan, kehilangan kesabaran, harga diri yang rendah dan agresi. Sarafino (1997) memecahan gejala psikologi menjadi lebih spesifik lagi menjadi gejala emosional. Ia membagi 4 tanda individu mengalami stres antaralain sebagai berikut: a. Fisiologis yaitu detak jantung dan pernafasan rata-rata meningkat dengan segera, gemetar terutama pada kaki dan tangan. migran, sakit kepala, pegal di leher, darah tinggi, gangguan makan dan kebiasaan tidur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13

b. Emosional yaitu marah-marah, sedih, cemas, phobia, depresi, tidak bahagia, mood (suasana hati) yang buruk, putus asa, tampak lesu dan pasif, konsep diri rendah serta suka menyalahkan diri. c. Kognitif yaitu ganguan dalam pola berpikir. d. Interpersonal yaitu sikap permusuhan, menarik diri, tidak ramah, mudah tersinggung, acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan menurun, mudah mengingkari janji, senag mencari kesalahan orang lain, menutup diri, agresif, dan tidak peka terhadap lingkungan sekitar. Jadi, dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa indikator stres yaitu sebagai berikut: a. Fisiologis berupa sakit kepala, migran, detak jantung meningkat, tekanan darah naik, pucat, pernafasan rata-rata meningkat (terengah-engah), gemetar pada kaki dan tangan, berkeringat, pegal pada leher dan punggung, insomnia, lelah, dan gangguan pencernaan. b. Emosional berupa gelisah, cemas, kuatir, kecewa, panik, bosan, lesu, marah, sedih, mood (suasana hati) yang buruk, depresi, putus asa, tidak sabar, menyalahkan diri, dan rendah diri. c. Kognitif berupa gangguan dalam pola berpikir, susah kosentrasi, terfokus pada satu hal saja sehingga susah diajak berpikir yang lain, mudah lupa, pola berpikir yang kaku, dan tidak mampu mengambil keputusan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14

d. Perilaku berupa peningkatan konsumsi alkohol, rokok, obat-obatan, tidak nafsu makan, makan berlebihan, menarik diri, penurunan semangat olahraga, sukar tidur, banyak tidur, malas, dan penurunan produktifitas. e. Interpersonal berupa sikap permusuhan, menarik diri, tidak ramah, mudah tersinggung, acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan menurun, mudah mengingkari janji, senag mencari kesalahan orang lain, menutup diri, agresif, dan tidak peka terhadap lingkungan sekitar. 3. Penilaian kognitif terhadap stres Penilaian terhadap stres terjadi pada proses kognitif dari individu, biasanya disebut sebagai penilaian kognitif (appraisal cognitive). Penilaian kognitif (appraisal cognitive) merupakan transaksi yang menggeneralisasikan dari kondisi stres yang meliputi penafsiran. Penilaian kognitif (appraisal cognitive) mengandung 2 unsur penting yaitu tuntutan yang mengancam dan sumberdaya yang ada untuk menghadapi tuntutan (Sarafino, 1997). Penilaian kognitif (appraisal cognitive) terdiri dari 2 jenis penilaian yaitu penilaian awal (primary appraisal) dan penilaian sekunder (secondary appraisal). Penilaian awal (primary appraisal) terjadi ketika individu menghadapi lingkungan baru atau berubah. Proses ini merupakan proses individu memberi arti kejadian atau situasi tersebut. Situasi atau kejadian mungkin memiliki efek yang positif atau netral ataupun negatif. Situasi yang memberi efek positif disebut eustress sedang yang bersifat negatif disebut distres. Setelah penilaian awal terhadap hal-hal yang memiliki potensi terjadi stres, penilaian sekunder

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15

(secondary appraisal) dilakukan. Penilaian sekunder (secondary appraisal) merupakan penafsiran/pengukuran terhadap kemampuan koping dan sumbersumbernya, serta apakah mereka akan dapat/tidak menghadapi kerusakan, ancaman, dan tantangan terhadap kejadian (Taylor, 1999). Sarafino (1997) menyatakan penilaian kognitif sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor personal dan situasi. Faktor personal dapat berupa kemampuan intelektualitas, motivasi, kepribadian, dan konsep diri. Sedang, faktor situasi berupa tuntutan, masa transisi, ambigusitas, terkontrol, dan desirability. Penilaian di atas mempengaruhi individu dalam menghadapi stressor. Individu memiliki banyak cara dalam merespon stres meliputi fisiologis, kognitif, emosional dan perilaku. Perbedaan respon individu dalam menghadapi stres tergantung dari pengalaman, usia, jenis kelamin, pendidikan, latar belakang etnik, tingkat sosial ekonomi dan status perkawinan dari individu tersebut (Perimutter, dkk, 1992). Penilaian kognitif memberi pengaruh sangat besar pada diri individu, karena penilaian tersebut secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kondisi psikologisnya. 4. Sumber stres Keadaan atau situasi yang dapat menjadi sumber stres disebut stressor. Rice (1992) menggolongkan macam stressor sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16

a. Stressor individu merupakan sumber stres yang berasal dari faktor internal, seperti kepribadian, sikap terhadap stres, dan faktor kognitif (penilaian terhadap stres). b. Stressor interpersonal adalah sumber stres yang berhubungan dengan proses interaksi dengan orang lain. Proses ini akan menimbulkan masalah yang menyebabkan terjadi ketegangan secara fisik, sehingga memicu sekresi hormon stres dalam tubuh, seperti adrenalin, noradrenalin, dan cortisol. c. Stressor sosial merupakan sumber stres yang berasal dari kehidupan sosial, seperti perubahan sosial yang cepat, kepadatan penduduk, kepadatan pemukiman, keramaian, kemacetan, pertikaian antara kelompok masyarakat, kerusuhan, kenaikan biaya hidup, tingkat kriminalitas yang tinggi, dan sebagai kaum minoritas. d. Stressor lingkungan fisik merupakan sumber stres yang disebabkan oleh kondisi lingkungan fisik disekitar individu. Stressor ini sering dialami oleh individu, sehingga mereka mampu beradaptasi dan melakukan koping stres. Stressor ini, seperti bencana alam, banjir, cuaca, temperatur, kecepatan angin, kebisingan, polusi, dan bencana yang berasal dari teknologi. e. Stressor organisasi merupakan sumber stres terjadi pada setting khusus yaitu organisasi atau perusahaan. Jenis stressor yang timbul dapat bersifat struktural maupun kultural, seperti stres pada pekerjaan, jadwal kerja padat, struktur tugas berat, kebijakan perusahan yang negatif, dan budaya organisasi yang destruktif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17

B. Orangtua 1. Pengertian orangtua Arti kata orangtua dalam kamus Psikologi dan Psikoanalitik karya Haracebenglish (1958) adalah organisme yang menghasilkan keturunan atau ayah dan ibu. Sedang dari Kamus Bahasa Indonesia karya Salim (1991) mendifinisikan orangtua sebagai ayah dan ibu kandung. Utama (Nafaola, 2004; Kartono, 1992) berpendapat orangtua adalah seorang pria dan wanita yang berjanji kepada Tuhan untuk hidup bersama sebagai pasangan suami-istri, dan bersedia memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak yang akan dilahirkan. Perjanjian ini terikat dalam perkawinan. Kesimpulan, orangtua merupakan individu yang memiliki tanggung jawab sebagai ayah atau ibu terhadap kesejahteraan anak-anaknya. 2. Penyesuaian diri orangtua Perubahan yang terjadi dalam hidup sering menyebabkan orang menjadi stres. Perubahan status dari lajang menjadi menikah dan memiliki anak merupakan tantangan cukup berat. Tidak jarang orang menjadi stres, karena mereka kurang mampu melakukan penyesuaian diri terhadap statusnya sebagai orangtua. Status orangtua menuntut individu untuk melakukan perubahan yang dramatis. Perubahan yang terjadi dalam diri mereka adalah perubahan sikap, peran, dan nilai. Perubahan ini membuat mereka mengorbankan kebahagiaan dan kepuasan mereka (Hurlock, 1990). Santrock (2002) menambahkan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18

kesuksesan menjadi orangtua dapat dicapai bila

memiliki komitmen waktu

menjadi orangtua dan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan perkembangan anaknya. Tugas orangtua adalah membina dan mengatur kehidupan anak-anaknya. Kehidupan anak menjadi tanggung jawab orangtua. Tanggung jawab menurut Mangunsong (dalam Sumampouw dan Setiasih, 2003) memiliki beberapa bentuk keterlibatan antara lain yaitu, (a) Orangtua bertanggung jawab sebagai pengambil keputusan. Orangtua memiliki hak dan tanggung jawab mengambil keputusan tentang hal-hal yang berkenaan dengan kehidupan anak-anaknya. (b) Orangtua bertanggung jawab sebagai orangtua. Tanggung jawab ini meliputi penyesuaian diri orangtua, sosialisasi anak, dan memperhatikan hubungan antar anak-anaknya. (c) Orangtua bertanggung jawab sebagai guru. Proses pendidikan anak tidak hanya terjadi di sekolah saja, namun terjadi rumah juga. Orangtua bertanggung jawab untuk membina dan mendidik anak-anaknya di rumah. (d) Orangtua bertanggung jawab sebagai advokat. Orangtua bertanggung jawab dalam memberi pembelaan

bagi

anak-anaknya, terutama

bagi

anaknya

yang

memiliki

keterbatasan. Keterbatasan anak sering membuat posisi anak dirugikan, sehingga orangtua bertanggung jawab membela kepentingan anaknya. Pekerjaan menjadi orangtua bukan pekerjaan yang mudah karena pekerjaan ini menyita banyak waktu dan tenaga mereka. Penyesuaian diri sangat dibutuhkan oleh orangtua. Ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri dapat menyebabkan orangtua mengalami gangguan kesehatan baik fisik maupun psikis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19

Penyesuaian diri orangtua memiliki pengaruh terhadap kondisi psikologis orangtua. Banyak faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri orangtua antara lain: a. Sikap pada masa kehamilan. Penyesuaian ini dipengaruhi oleh sikap calon ayah seperti penerimaan dan pemahaman suami terhadap perubahan biologis dan psikologis istri. Kehamilan merupakan pelaksanaan fungsi biologis secara normal, namun fase ini terjadi ketidakseimbangan psikologis. Ketidakseimbangan psikologis sering dibarengi perasaan bimbang, ragu, suasana hati yang labil, tertekan, dan cemas. Efek ketidakseimbangan psikologis kadang belum hilang setelah anaknya lahir. Penyesuaian

diri

wanita

sangat

dipengaruhi

oleh

kondisi

kehamilannya. Wanita hamil mengalami kondisi menyenangkan dan dapat menerima perubahan peran cenderung mudah menyesuaian diri dibanding dengan wanita hamil yang mengalami kesusahan dan menolak perannya. Wanita ini tidak jarang berperilaku menyimpang seperti merokok, tidak mau dekat dengan anak dan lain-lain (Mappiare, 1983). b. Sikap terhadap peran Sikap ini terkait dengan tingkat usia orangtua dan konsep peran yang dianut. Orangtua muda cenderung mengambil keputusan secara mudah, sedang orangtua yang lanjut usia cenderung mengutamakan tanggung jawab dan memiliki keinginan untuk mengarahkan anak-anak mereka. Penyesuaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20

diri dengan anak-anak mereka cendrung lebih mudah daripada orangtua yang agak lanjut usia. Penyesuaian diri orangtua yang menganut konsep modern cenderung lebih mudah dibanding dengan orangtua yang menganut konsep konservatif, karena konsep keluarga modern terjalin kerja sama antar anggota keluarga (Mappiare, 1983). c. Harapan orangtua Harapan orangtua terkait dengan jenis kelamin, penampilan fisik, sikap dan budi perkerti, kecakapan, bakat, minat, dan segala hal yang dinilai baik. Orangtua akan cenderung mudah beradaptasi jika ciri-ciri anak mendekati konsep ideal (Mappiare, 1983). d. Perasaan-perasaan layak sebagai orangtua Perasaan tidak layak menjadi orangtua sering menghantui orangtua saat menghadapi persoalan anak. Penyebab orangtua merasa kurang layak menjadi orangtua antara lain karena kurang latihan atau pengalaman dalam menjalankan perannya, bingung menentukan cara mendidik anak, dan kondisi anak yang mengalami hambatan mental. Kondisi ini mempengaruhi dalam keberhasilan penyesuian diri. Bila orangtua tidak berhasil melakukan penyesuaian diri akan menyebabkan mereka depresi, frustasi, dan stres yang berkepanjangan (Mappiare, 1983). e. Sikap terhadap perubahan peran Sikap terhadap perubahan peran memberi pengaruh dalam pencapaian penyesuaian orangtua. Menjadi orangtua merupakan masa kritis, yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21

memaksa terjadinya perubahan struktur dan peran dalam keluarga. Perubahan yang radikal sering membuat orangtua diliputi rasa, cemas, takut, gelisah, kuatir, dan lama-kelamaan berkembang menjadi stres. Perasaan negatif ini sangat mengganggu proses penyesuian diri dari orangtua (Mappiare, 1983). Dari urai di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penyesuian diri sangat terkait dengan tingkat stres. Orangtua yang mampu melakukan penyesuaian diri akan terbebas dari stres. Sebaliknya, orangtua yang kurang mampu menyesuaikan diri akan mudah terkena stres.

C. Autis 1. Pengertian Autis Autis diambil dari kata Yunani autos yang artinya aku. Mönk (dkk, 1989) mengemukakan autis adalah suatu hambatan perkembangan yang sudah nampak pada tahun-tahun pertama, yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: sejak lahir mempunyai kontak sosial yang terbatas, perhatian terpusat pada benda mati, tenggelam pada penghayatan taktil kinestetis, ingatan yang baik namun tegar dan fantasi kurang. Kurang sosial menurut Wurst (Mönk, dkk, 1989) disebabkan karena kecemasan, tidak terlindung, keraguan, terasing, dan ketidakmampuan mengarti kondisi sosial. Autis merupakan ketidakmampuan berinteraksi dengan orang lain, mengalami gangguan berbahasa yang ditunjukkan dengan penguasaan yang tertunda, ecolalia, mutism, pembalikan kalimat, aktivitas bermain yang repetitif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22

dan stereotipik, rute ingatan kuat, dan keinginan obsetif untuk mempertahankan keteraturan dalam lingkungan. Autis digolongkan dalam gangguan pervasif atau Pervasive Developmental Disorders (Safaria, 2005). Autis merupakan gangguan pervasif yang mencakup gangguan dalam komunikasi verbal dan non verbal, interaksi sosial, perilaku dan emosi (Sugiarto, Prambahan, & Pratitis, 2004). Anak autis adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan yang mencakup gangguan dalam berkomunikasi, berinteraksi sosial, berperilaku, dan emosi. Gangguan ini mulai muncul pada tiga tahun pertama kehidupan dan memiliki kecenderungan menetap. Gangguan ini tidak dapat hilang sepenuhnya, namun hanya dapat diminimalisir dengan terapi-tarapi yang ada. 2. Penyebab Autis Berikut ini dugaan penyebab autis dan diagnosa medisnya adalah sebagai berikut: a. Gangguan susunan saraf. Ditemukan pada otak penderita autis mengalami kelainan pada otak. Ada tiga lokasi di otak mengalami kelainan neuro-anatomis. Kelainan itu muncul pada Lobus Patietalis, Cerebellum dan Sistem Limbik. 43% penyandang autis mengalami kelainan Patietalis yang menyebabkan anak bersikap cuek pada lingkungan (Handojo, 2001). Kelainan yang terjadi di Cerebellum (otak kecil) terutama pada Lobus VI dan VII. Tugas dari Cerebellum adalah bertanggung jawab dalam proses sensoris, daya ingat, berpikir belajar, dan proses atensi. Bila bagian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23

mengalami kelainan dapat menghambat dalam proses kognitifnya. Cerebellum anak ditemukan jumlah sel Purkinye yang sedikit sehingga terjadi gangguan keseimbangan Serotonim dan Dopamin. Ketidakseimbangan Serotonim dan Dopamin menyebabkan kekacauan lalu-lintas impuls otak (Handojo, 2001). Kelainan dalam Sistem Limbik ( Hippocampus dan Amygdala) dapat menyebabkan ganggauan fungsi emosi, gangguan pada rangsang sensoris, gangguan dalam fungsi belajar dan daya ingat, sehingga membuat kesulitan dalam menyimpan informasi baru (Handojo, 2001). b. Gangguan pencernaan. Seorang pasien autis bernama Parker Beck mengeluh gangguan pencernaan pada tahun 1997. Anak tersebut diperiksa dan ditemukan bahwa ia mengalami kekurangan enzim Sekretin. Setelah ia mendapat suntikan enzim Sekretin, ia mengalami kemajuan (Danuatmaja, 2003). c. Peradangan dinding usus. Hasil pemerikasaan endoskopi sejumlah anak autis yang mengalami pencernaan buruk, ditemukan peradangan usus. Peradangan tersebut diduga disebabkan virus campak. (Danuatmaja, 2003). d. Faktor genetik. Peneliti menemukan 20 gen yang terkait dengan autis. Namun, gejala ini muncul jika terjadi kombinasi dari banyak gen (Danuatmaja, 2003). Hasil penelitian ditemukan bahwa pada saudara sekandung anak autis mempunyai kemungkinan sekitar 3% dinyatakan autis. Para peneliti juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24

menemukan bahwa peluang anak laki-laki untuk menyandang autis lebih besar dibanding anak perempuan (Coleman & Broen, 1997). e. Keracunan logam berat. Hasil tes laboratorium dari rambut dan darah anak autis ditemukan kandungan logam berat dan beracun. Logam berat yang terdapat dalam tubuh anak autis seperti Arsenik (As), Antimoni (Sb), Kadmium (Cd), air raksa (Hg), dan timbal (Pb). Logam-logam ini merupakan racun otak yang sangat berat. Selain penyebab di atas masih ada penyebab lainnya seperti yang diutarakan oleh Kamphaus dan Frick (1996). Mereka berpendapat bahwa pendarahan, infeksi pada saat hamil, penggunaan obat-obatan pada saat hamil, berat badan yang sedikit pada usia gestational, hyperbilirubinemia, dan genetik sebagai faktor penyebab autis. 3. Kriteria Autis Autis merupakan gangguan perkembangan yang muncul pada usia 2 tahun pertama kehidupan. Kriteria autis menurut The Diagnostic and Statistical manual of Mental disoder IV (DSM-IV) sebagai berikut: a). Terdapat paling sedikit enam pokok dari kelompok (1), (2), dan (3) yang meliputi paling sedikit dua pokok dari kelompok (a), paling sedikit satu pokok dari kelompok (b) dan paling sedikit satu pokok dari kelompok (c). 1). Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang ditunjukkan oleh paling sedikit dua di antara yang berikut ini: (a). Ciri gangguan yang jelas dalam penggunaan berbagai perilaku non verbal (bukan lisan) seperti kontak mata, ekspresi wajah, gestur, dan gerak isyarat untuk melakukan interaksi sosial. (b). Ketidakmampuan membina hubungan pertemanan sebaya yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. (c). Ketidakmampuan turut merasakan kegembiraan orang lain. (d). Kekurangmampuan dalam berhubungan emosional secara timbal balik dengan orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25

2). Gangguan kualitatif dalam berkomunikasi yang ditunjukkan oleh paling sedikit salah satu yang berikut ini: (a). Keterlambatan atau kekurangan secara menyeluruh dalam berbahasa lisan (tidak disertai usaha untuk mengimbanginya dengan penggunaan gestur atau mimik muka sebagai cara alternatif dalam berkomunikasi). (b). Ciri gangguan yang jelas pada kemampuan untuk memulai atau melanjutkan pembicaraan dengan orang lain meskipun dalam percakapan sederhana. (c). Penggunaan bahasa yang repetitif (diulang-ulang) atau stereotip (meniru-niru) atau bersifat idiosinkratik (aneh). (d). Kurang beragamnya spontanitas dalam permainan pura-pura atau meniru orang lain yang sesuai dengan tingkat perkembangan. 3). Pola minat perilaku yang terbatas, repetitif, dan stereotip seperti yang ditunjukkan oleh paling tidak satu dari yang berikut ini: (a). Meliputi keasyikan dengan satu atau lebih minat yang terbatas atau stereotip yang bersifat abnoramal baik dalam intensitas maupun fokus. (b). Kepatuhan yang tampaknya didorong oleh rutinitas atau ritual spesifik (kebiasaan tertentu) yang nonfungsional (tidak berhubungan dengan fungsi). (c). Perilaku gerakkan stereotip dan repetitif (seperti terus menerus membuka membukamenutup genggaman, memuntir jari atau tangan atau menggerakkan tubuh dengan cara kompleks). (d). Keasyikan yang terus menerus terhadap bagian-bagian dari sebuah benda. b). Perkembangan abnormal atau terganggu sebelum usia 3 tahun seperti ditunjukkan oleh keterlambatan atau fungsi yang abnormal pada paling sedikit satu dari bidang-bidang berikut ini: (1) interaksi sosial, bahasa yang digunakan dalam perkembangan sosial, (2) bahasa yang digunakan dalam komunikasi sosial, atau (3) permainan simbolik atau imajinatif. c). Sebaiknya tidak disebut dengan istilah Gangguan Rett, Gangguan Intergratif kanak-kanak, atau sindrom Asperger.

D. Faktor penyebab stres orangtua dari anak autis Stres adalah respon individu terhadap keadaan dan kejadian yang mengancam (stressor) dan menganggu kemampuan koping (Halonen dan Santrock, 1999). Holmes dan Rahe (Taylor, 1999) membuat rating stressor. Mereka menemukan bahwa perubahan kondisi kesehatan dan perilaku anggota keluarga menempati peringkat kesebelas dalam mempengaruhi orang untuk stres. Ini berarti bahwa anak autis dapat menyebabkan orangtua mereka mengalami stres.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26

Anak autis memberi pengaruh yang besar bagi orangtua baik kondisi fisik dan psikologisnya. Orangtua sering merasa tertekan dan tak jarang berkembang menjadi stres yang berkepanjangan (Puspita, 2005). Hal-hal yang terkait antara anak autis dan kondisi mental orangtua akan dijelaskan sebagai berikut ini 1. Gangguan fungsi Autis adalah gangguan perkembangan anak yang mencakup gangguan komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku. Ketiga hal ini merupakan modal hidup dalam lingkungan sosialnya. Orang yang mengalami gangguan tersebut otomatis tidak dapat hidup di lingkungan sosialnya. Ini yang menyebabkan orangtua merasa pesimis akan masa depan anaknya, sehingga menyebabkan mereka sangat tertekan. 2. Perilaku anak yang liar Anak autis sering berperilaku yang liar dan tak terkendali. Anak autis sering mengamuk tanpa ada sebab yang jelas. Perilakunya biasa muncul kapan saja dan dimana saja, sehingga orangtua kehilangan kesabaran, marah, jengkel, dan sedih. Perasaan ini berlangsung terus-menerus, sehingga orangtua merasa kelelahan dan sangat stres menghadapi kondisi anaknya tersebut. 3. Masa depan anak autis Orangtua sering kuatir dengan masa depan anaknya. Mereka diliputi perasaan kuatir, takut, cemas, dan gelisah. Mereka takut anaknya nanti tidak dapat hidup secara layak. Mereka takut anaknya ditolak dalam masyarakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27

karena keterbatasan anaknya. Mereka kuatir dengan kondisi anaknya tersebut ketika mereka tidak dapat lagi disamping anaknya. Perasaan negatif ini dapat menggerogoti kesehatan fisik dan psikologis orangtua. Orangtua menjadi mudah marah, sedih, sensitif, rendah diri, dan tak jarang mereka mengalami penurunan kesehatan. Mereka mengalami depresi dan stres (Puspita, 2005). 4. Persepsi yang salah tentang autis Banyak orangtua anak autis tidak mendapat informasi yang benar tentang gangguan autis, sehingga mereka salah langkah dan tidak jarang mereka menyalahkan diri mereka. Kurangnya informasi dapat membuat orangtua memiliki persepsi yang negatif dengan keadaan anaknya. Pesepsi orangtua yang negatif memperburuk kondisi psikisnya, karena persepsi negatif akan menyebabkan orangtua merasa cemas, depresi, frustasi, dan stres (Safaria, 2005). Persepsi masyarakat terhadap anaknya juga memberi kontribusi memicu stres orangtua anak autis. Persepsi yang berkembang dalam masyarakat adalah autis disebabkan oleh kurang hangatnya orangtua dan kesalahan pola asuh orangtua (Handojo, 2001). Persepsi ini semakin memojokkan posisi orangtua. Masyarakat beranggapan anak autis adalah anak nakal, kurang diajar, dan bersikap sinis terhadap anak autis. Perilaku ini dapat membuat orangtua terpukul dan tertekan, karena orangtua merasa kurang mendapat dukungan dari orang disekitarnya. Meskipun orangtua mengetahui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28

bahwa penyebab sikap masyarakat seperti itu karena kurangnya informasi tentang autis. 5. Harapan orangtua terhadap anak Setiap orangtua memiliki harapan besar kepada buah hatinya. Harapan orangtua dapat berupa harapan untuk memiliki anak berjenis kelamin tertentu, sehingga orangtua akan berusaha keras dan tak jarang mereka menambah jumlah anak demi memenuhi harapan mereka. Harapan yang tidak dapat terpenuhi sering membuat orangtua merasa frustasi dan tertekan (Mappiare, 1983). Harapan orangtua tentang kondisi anak ideal memberi pengaruh besar pada kondisi orangtua. Konsep ideal terkait dengan penampilan fisik, sikap dan budi perkerti, kecakapan, bakat, minat, dan segala hal yang dinilai baik (Mappiare, 1983). Namun, pada kenyataan anak mereka didiagnosa autis. Anak mereka mengalami keterbatasan dalam emosi, kognitif, dan sosial membuat orangtua mengalami reaksi emosinal negatif dan berkembang menjadi stres (Safaria, 2005). 6. Masalah keuangan Kondisi keuangan merupakan salah satu sumber ketahanan terhadap stres. Kondisi keuangan sangat mempengaruhi orang dalam menghadapi stres, karena uang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka, seperti pangan, sandang, papan, pemelihara kesehatan, hiburan, dan lain-lain (Sheridan dan Radmacher, 1992).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29

Forman (1993) mengemukakan bahwa beban biaya hidup yang besar ini memberi tekanan yang besar. Sekarang ini biaya hidup semakin meningkat. Orangtua dituntut untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dan masih harus mencari biaya tambahan untuk membiayai terapi anaknya. Terapi yang ada saat ini relatif mahal, sehingga orangtua merasa tertekan. 7. Perasaan-perasaan tidak layak Perasaan tidak layak mejadi orangtua muncul ketika orangtua mulai menyalahkan diri mereka. Mereka berpikir bahwa merekalah yang menyebabkan gangguan autis. Dalam benak mereka dipenuhi pertanyaanpertanyaan seperti, mengapa saya?, salah siapa?, apa dosa saya?, dan lain-lain. Pertanyaan-pertanyaan tersebut membuat orangtua anak autis semakin merasa bersalah dan tidak layak menjadi orangtua. Perasaan-perasaan akan memberi efek negatif dengan kondisi emosional orangtua, sehingga mereka sering merasa depresi dan stres (Puspita, 2005). 8. Proses penerimaan diri Orangtua masih dalam proses menuju penerimaan diri. Fase ini diawali dengan perasaan syok. Perasaan syok muncul ketika orangtua mengetahui anaknya didiagnosa autis. Perasaan ini menimbulkan dampak fisik, seperti lemas, dingin, dada sesak, mual, dan pingsan. Orang diliputi perasaan negatif yang campur aduk (Safaria, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30

Sesudah perasaan syok mulai teratasi, berganti muncul berbagai rasa di bawah ini. a). Limbung, tidak tahu harus berbuat apa, merasa tidak berdaya. b). Merasa bersalah, menyalahkan diri sendiri. c). Marah pada diri sendiri, pasangan, anak autis tersebut, bahkan kepada Tuhan. d). Sedih, putus asa yang berkembang menjadi depresi dan stres berkepanjangan. e). Merasa diperlakukan tidak adil. f). Tidak percaya pada fakta dan pindah dari dokter satu ke dokter lain untuk menegaskan bahwa dokter itu salah dan terjadi tawar-menawar diagnosa. g). Menolak fakta atau kenyataan dan bersikukuh bahwa anaknya tidak bermasalah. h). Menerima kenyataan. Sebelum sampai fase penerimaan, pada umumnya orangtua mengalami perasaan tak berdaya, depresi dan sering berkembang menjadi stres berkepanjangan (Puspita, 2005). Proses orangtua dalam menyesuaikan diri dengan kehadiran anak yang sangat istimewa ini menuntut energi yang ekstra besar. Proses ini sering diwarnai dengan reaksi emosional negatif seperti takut, sedih, marah, cemas, gelisah, kuatir, putus asa, dan kecewa. Reaksi emosional ini harus dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31

dikenali dan diatasi. Orangtua yang tidak mampu mengatasinya akan mengalami depresi dan stres (Sarafia, 2005). Orangtua anak autis memiliki kemungkinan besar terkena stres. Sedang, faktor penyebab stres orangtua anak autis antara lain gangguan fungsi pada anaknya, perilaku liar anak, masa depan anaknya, persepsi yang salah tentang anaknya, harapan yang besar kepada buah hatinya, masalah keuangan, munculnya perasaan tidak layak menjadi orangtua, dan orangtua masih dalam proses penerimaan diri. Tingkat stres yang dimiliki tiap orangtua pasti berbeda tergantung dengan potensi diri mereka dan dukungan sosial yang mereka terima.

E. Dukungan Sosial 1. Pengertian dukungan sosial. Dukungan sosial adalah keberadaan orang lain yang dapat diandalkan untuk dimintai bantuan, dorongan dan penerimaan ketika individu mengalami kesulitan atau masalah (Handoyo, 2001). Sarafino (1997) berpendapat bahwa dukungan sosial menimbulkan perasaan bahagia, nyaman, dihargai, diperhatikan, dicintai, dan merasa terbantu bagi individu yang menerimanya. Menurut Taylor (1999) dukungan sosial mengandung perasaan cinta, perhatiaan, penghargaan, penilaian, dan menjadi bagian dari jaringan komunikasi. Holenen & Santrock (1999) berpendapat bahwa dukungan sosial merupakan informasi dan umpan balik dari orang lain yang berupa cinta, perhatian, penghargaan, dan penilaian serta termasuk dalam jaringan sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32

Senada dengan Holenen dan Santrock, Smet (1994) menyatakan bahwa dukungan sosial adalah bantuan yang diberikan seseorang kepada orang lain, meliputi bantuan material, mendorong adanya ungkapan perasaan ataupun pemberian nasehat. House (dalam Cooper, dkk, 2001) dukungan sosial merupakan tindakan dari orang lain yang bersifat menolong atau membantu dengan melibatkan aspek dukungan emosional, dukungan penghargaan, bantuan instrumental, dan dukungan informasi yang dapat menyokong individu dalam mengatasi masalahnya. Pengertian dukungan sosial yang akan digunakan penelitian ini adalah diterimanya bantuan atau pertolongan dari orang sekitar. 2. Aspek dukungan sosial Dukungan sosial memiliki aspek yaitu. a. Instrumental adalah bantuan langsung, pinjaman, pertolongan. b. Informatif adalah nasehat, petunjuk, saran, umpan balik. c. Emosional adalah ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan, misalnya: umpan balik, penegasan. d. Penghargaan/penilaian adalah ungkapan hormat (penghargaan) positif untuk orang tersebut. Dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan/perasaan individu dan perbandingan positif orang itu dengan orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33

3. Sumber dukungan sosial Taylor (1999) mengemukakan sumber dukungan sosial berasal dari keluarga, teman, kontak sosial dan komunitas. a. Keluarga Keluarga adalah kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan manusia. Dalam keluarga akan terjalin ikatan batin antara anggota keluarga yang satu dengan yang lain. Keluarga dapat dijadikan tempat mengeluh dan bercerita masalah-masalah yang sedang dihadapi, sehingga dapat membantu mengurangi ketegangan akibat masalah yang dihadapi dengan memberikan perhatian emosional dan membantu menyelesaikan masalah. b. Teman Teman yang menjadi sumber dukungan adalah teman dekat atau akrab. Orang-orang yang dekat akan membentuk suatu kelompok. Pembentukan kelompok memiliki 3 elemen yaitu kegiatan, interaksi, dan perasaan yang berhubungan satu sama lain. Semakin banyak kegiatan yang dilakukan bersama akan semakin besar perasaan kebersamaan dalam kelompok. Mereka melakukan interaksi tidak hanya karena kedekatan fisik saja, namun untuk mengurangi dan memecahkan masalah. c. Kontak sosial dan komunitas Sumber dukungan ini diperoleh individu melakukan interaksi dan menjadi bagian dari kelompok masyarakat. Kelompok ini lebih besar daripada kelompok yang dibuat oleh teman akrab, tetapi memiliki kesamaan yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34

interaksi yang terjalin bukan karena kedekatan fisik, tetapi juga untuk mengurangi dan memecahkan masalah dengan memberi dukungan moril maupun material. 4. Manfaat dukungan sosial Dalam Sarafino (1997) dukungan sosial memiliki manfaat yang berbedabeda sesuai dengan bentuk dukungan yang diberikan. Manfaat tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: a. Dukungan instrumental berupa bantuan fisik sehingga dapat mengurangi beban atau kesulitan yang dihadapi. b. Dukungan informatif dapat membantu individu memperoleh informasi yang dibutuhkan, membantu dalam mencari jalan keluar dari kesulitan yang dihadapi, dan memperoleh solusi dari kesulitan. c. Dukungan emosional dapat membuat orang merasa nyaman, tentram, merasa ada dalam lingkungan dan dicintai pada saat menghadapi kondisi stressful. d. Dukungan penghargaan/penilaian dapat membangun harga diri individu, kompetensi, merasa berharga, meningkatkan kepercayaan diri dan konsep diri.

F. Dukungan sosial dan tingkat stres orangtua dari anak autis Orangtua dari anak autis mengalami banyak masalah, baik masalah pengasuhan anak, pendidikan anak, pekerjaan, keuangan keluarga, dan ditambah masalah yang ditimbulkan lingkungan sosialnya. Masalah-masalah yang dihadapi tak jarang menimbulkan tekanan. Mereka selalu dihadapkan pada kondisi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35

stressful. Tingkat stres orangtua anak autis berbeda satu dengan yang lain. Salah satu faktor yang terkait dengan tingkat stres adalah dukungan sosial yang diterima oleh orangtua anak autis tersebut (Smet, 1994). Dukungan sosial sangat dibutuhkan oleh setiap orang, tak terkecuali orangtua dari anak autis. Sumber dukungan sosial orangtua anak autis berasal dari pasangan hidup, keluarga, teman, rekan, masyarakat dan komunitas sosialnya seperti, komunitas pemerhati autis, keagamaan, organisasi, hobi dan lain-lain. Sumber dukungan ini merupakan hasil relasi yang dilakukan oleh orangtua anak autis dengan lingkungan sosialnya. Relasi yang dibina akan memberi kemungkinan untuk memperoleh dukungan yang dapat mereka gunakan ketika menghadapi kesulitan/hambatan. Dukungan sosial yang diterima orangtua anak autis memiliki aspek antara lain, instrumen, informasi, emosional, dan penghargaan atau penilaian (Fauzisah, dkk, 1999). Aspek-aspek dukungan sosial dapat membantu orangtua anak autis menghadapi problematika hidup. Aspek instrumental merupakan bantuan langsung, pinjaman, pertolongan (Cooper, dkk, 2001). Bantuan ini dapat membantu menyelesaikan masalah dan dapat menambah waktu rekreasi dan hiburan, sehingga secara langsung membantu orangtua anak autis mereduksi stres (Sheridan dan Radmacher, 1992). Aspek informatif merupakan bantuan yang berupa nasehat, petunjuk, saran, umpan balik (Cooper, dkk, 2001). Orangtua membutuhkan bantuan ini untuk mengurangi keambiguan situasi. Situasi yang ambigu dan tidak terkontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36

sering menyebabkan orangtua anak autis mudah terkena stres. Bantuan ini membantu mereka mencari informasi yang dibutuhkan sehingga mereka tidak salah langkah dan tidak timbul masalah baru. Bantuan ini juga membantu mereka mencari jalan keluar/solusi sehingga mempermudah mereka melakukan koping stres. Informasi yang mereka terima akan membuat mereka merasa lebih rileks dan tenang (Sheridan dan Radmacher, 1992). Aspek emosional merupakan ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan (Cooper, dkk, 2001). Bantuan ini sangat bermanfaat bagi orangtua anak autis, karena mereka sedang dalam proses penerimaan diri. Proses yang dialaminya sering menyebabkan mereka merasa sangat sedih, marah, gelisah, kecewa, marasa bersalah, takut, cemas, tak berdaya, rendah diri, dan perasaan negatif lainnya. Dukungan yang diberikan akan membantu mereka untuk bangkit dari keterpurukan, sebab dukungan ini dapat membuat mereka merasa dicintai, diperhatikan, dikuatkan, dan diterima. Perasaan ini dapat membuat mereka merasa lebih damai, bahagia, nyaman, tentram, merasa ada dalam lingkungan, dan rileks, sehingga

ketahanan terhadap stres dan

kemampuan koping stresnya meningkat (Sarafino, 1997). Aspek penghargaan atau penilaian merupakan bantuan yang berupa ungkapan hormat (penghargaan) positif, dorongan maju, persetujuan dengan gagasan/perasaan individu dan perbandingan positif orang itu dengan orang lain (Cooper, dkk, 2001). Orangtua anak autis membutuhkan dukungan ini, karena mereka marasa terpuruk. Mereka mengalami krisis kepercayaan diri, merasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37

tidak mampu, tidak berharga, dan tidak jarang menganggap diri mereka sebagai manusia yang selalu dirundung kemalangan. Dukungan ini sangat bermanfaat untuk mereka, sebab dukungan ini dapat membangun harga diri individu, kompetensi, merasa berharga, meningkatkan kepercayaan diri dan konsep diri (Safarino, 1997). Potensi dalam diri ini membantunya menghadapi situasi yang penuh tekanan. Sarason (dalam Taifur, 2003) menemukan bahwa individu yang memiliki dukungan sosial tinggi akan memiliki harga diri yang tinggi dan konsep diri yang baik, sehingga orangtua anak autis memiliki pandangan yang optimis terhadap kehidupan. Sikap optimis menyebabkan mereka terbebas dari pikiran negatif yang dapat menggangu kesehatannya dan mampu menilai tuntutan/hambatan/kesulitan secara lebih positif, sehingga mereaka tidak mudah terkana stres. Pendapat senada disampaikan oleh Nietzel (2002) menyatakan dukungan sosial dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kepercayaan kepada orang lain. Rasa percaya pada diri sendiri dan orang lain dapat membantu orangtua untuk menghadapi kondisi yang penuh stressful, karena orangtua akan memiliki keyakinan bahwa mereka mampu mengatasi hambatan, tantangan, dan tuntutan dan tentu saja akan menumbuhkan penerimaan diri terhadap apapun yang terjadi pada dirinya. Potensi-potensi yang diterima orangtua dari dukungan sosial dapat digunakan untuk menghadapi situasi yang penuh stressful. Potensi-potensi yang dimiliki oleh orangtua dapat mengurangi dampak stres seperti frustrasi, kecemasan, depresi dan phobia (Taylor, 1999).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38

Sarafino (Smet, 1994) menyatakan dukungan sosial yang tinggi memberi pengaruh positif dalam kesehatan individu, karena dukungan sosial dapat meningkatkan harga diri, konsep diri, kepercayaan diri, dan kepuasan terhadap hidup. Ini dapat menyebabkan orangtua dari anak autis memiliki pikiran yang positif, optimis, dan penuh dengan gairah atau semangat hidup. Potensi yang dimiliki dapat membantu orangtua dalam menghadapi kondisi yang penuh stressor, sehingga mereka memiliki toleransi terhadap stres lebih baik dan membuat tingkat stres mereka lebih rendah dibanding orangtua dengan dukungan sosial yang rendah.

G. Hipotesis Ada hubungan negatif antara dukungan sosial dengan tingkat stres orangtua dari anak autis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39

Dukungan Sosial dari -

Pasangan hidup. Keluarga/kerabat Teman. Orang disekitarnya

Aspek Dukungan Sosial: -Instrumental -Informatif -Emosional -Penghargaan

Orangtua dari anak autis Tidak mendapat dukungan sosial.

Orangtua dari anak autis yang mendapat dukungan sosial cukup tinggi.

-

-

-

Mendapat bantuan fisik, pertolongan langsung, layanan Mendapat informasi, nasehat, saran, petunjuk, solusi. Mendapat perhatian, cinta, penguatan. Mendapat pengakuan, penghargaan, penghormatan.

Merasa dicintai, diakui, diterima, didukung, dihargai, dan dipercaya, merasa tenang, santai.

Tingkat Stres Rendah

-

-

-

Tidak mendapat bantuan fisik, pertolongan langsung, layanan Tidak mendapat informasi, nasehat, saran, petunjuk, solusi. Tidak mendapat perhatian, cinta, penguatan. Tidak mendapat pengakuan, penghargaan, penghormatan.

Merasa tidak dicintai, tidak diakui, ditolak, sendirian, tidak dihargai, dan tidak dipercaya, tegang.

Tingkat Stres Tinggi

Gambar 1 Kerangka Alur Pemikiran Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis penelitian Penelitian ini adalah penelitian korelasional, sebab penelitian ini ingin mengetahui sejauhmana satu variabel terkait dengan variabel yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu ada atau tidak hubungan dukungan sosial dan tingkat stres orangtua dari anak autis.

B. Variabel penelitian Variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Variabel yang menjadi obyek dalam penelitian ini ada 2 macam, yaitu: 1. Variabel bebas atau independent variable (x) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dukungan sosial. 2. Variabel tergantung atau dependent variable (y) Variabel tergantung atau variabel akibat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah tingkat stres.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42

C. Subjek penelitian dan pengambilan Subjek dalam penelitian ini adalah ayah dan atau ibu dari anak autis yang anaknya mengikuti terapi di klinik atau sekolah khusus autis. Subjek yang dipilih adalah ayah dan atau yang telah mendampingi anak autis selama 1-6 tahun. Subjek penelitian diambil dari tempat-tempat terapi autis. Subyek penelitian ini terdiri dari 22 orang ayah dan 28 orang ibu. Teknik pengambilan sampel (sampling) pada penelitian ini adalah purpose sampling. Purpose sampling adalah pengambilan sampel berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Aswar, 2003).

D. Definisi operasional Definisi operasional merupakan batasan atau spefisikasi dari variabelvariabel yang secara konkret berhubungan dengan realitas yang diukur dan diamati dalam suatu penelitian. Definisi operasional harus berdasar pada sifat-sifat dari variabel dan dapat diamati, sehingga memberi peluang bagi peneliti lain untuk melakukan pengujian ulang. Definisi ini juga bertujuan untuk menghindari kesesatan dalam menentukan alat pengumpulan data. Definisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu, sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43

1. Dukungan sosial Dukungan Sosial adalah diterimanya bantuan atau pertolongan dari orang sekitar. Dukungan sosial akan diukur dengan menggunakan skala dukungan sosial yang terungkap melalui 4 aspek yaitu. a). Instrumental adalah bantuan langsung yang berupa bantuan fisik, pinjaman, layanan, dan uang. b). Informatif berupa nasehat, saran, petunjuk, umpan balik, informasi, dan bimbingan. c). Emosional

berupa

empati,

kepedulian,

perhatian,

nasehat

yang

menyebabkan perasaan nyaman, aman, dan diterima. d). Penghargaan berupa penghargaan (hormat) positif, dorongan maju, persetujuan, perbandingan dengan individu yang lain terkait dengan kompetensinya, kata-kata yang membesarkan hati (pujian), umpan balik yang positif. Sumber dukungan sosial masuk dalam pernyataan item skala dukungan sosial. Sumber dukungan sosial yang diterima orangtua anak autis berasal dari pasangan hidup, keluarga/kerabat, teman, dan orang disekitarnya. Dukungan sosial dilihat dari tinggi rendahnya jumlah skor total yang diperoleh dari skor skala. Jumlah skor yang tinggi menunjukkan tingginya dukungan sosial, sebaliknya jumlah skor yang rendah menunjukkan rendahnya dukungan sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44

2. Stres Stres adalah suatu keadaan yang menuntut dan membebani individu baik secara fisiologis maupun psikologis yang menimbulkan tegangan, sehingga membuat individu berusaha untuk mengatasi. Tingkat stres akan diukur menggunakan skala tingkat stres yang terungkap melalui indikator yaitu. a). Fisiologis berupa sakit kepala, migran, detak jantung meningkat, tekanan darah naik, pucat, pernafasan rata-rata meningkat (terengah-engah), gemetar pada kaki dan tangan, berkeringat, pegal pada leher dan punggung, insomnia, lelah, dan gangguan pencernaan. b). Emosional berupa gelisah, cemas, kuatir, kecewa, panik, bosan, lesu, marah, sedih, mood (suasana hati) yang buruk, depresi, putus asa, tidak sabar, menyalahkan diri, dan rendah diri. c). Kognitif berupa gangguan dalam pola berpikir, susah kosentrasi, terfokus pada satu hal saja sehingga susah diajak berpikir yang lain, mudah lupa, pola berpikir yang kaku, dan tidak mampu mengambil keputusan. d). Perilaku berupa peningkatan konsumsi alkohol, rokok, obat-obatan, tidak nafsu makan, makan berlebihan, menarik diri, penurunan semangat olahraga, sukar tidur, banyak tidur, malas, dan penurunan produktifitas. e). Interpersonal berupa sikap permusuhan, menarik diri, tidak ramah, mudah tersinggung, acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan menurun,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45

mudah mengingkari janji, senag mencari kesalahan orang lain, menutup diri, agresif, dan tidak peka terhadap lingkungan sekitar. Tingkat stres dilihat dari tinggi rendahnya jumlah skor total yang diperoleh dari skor skala. Jumlah skor yang tinggi menunjukkan tingginya tingkat stres, sebaliknya jumlah skor yang rendah menunjukkan rendahnya tingkat stres.

E. Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data penelitian adalah skala psikologi. Skala merupakan alat ukur yang memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari berbagai bentuk alat pengumpulan data seperti angket (questionaire), daftar isian, inventori, dan lain-lain (Azwar, 2003). Skala yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 macam yaitu (1) Skala dukungan sosial dan (2) Skala tingkat stres. 1. Dukungan sosial a

Penyusunan butir pernyataan Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala dukungan sosial. Skala ini terdiri dari 70 item yang dikembangkan dari 4 aspek tujuan, yaitu instrumental, informatif, emosional, dan pengahargaan. Skala disusun berdasarkan skala Likert, dengan empat alternatif yaitu “Sangat Sesuai” (SS), “Sesuai” (S), “Tidak Sesuai” (TS), dan “Sangat Tidak Sesuai” (STS). Peneliti hanya mencantumkan empat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46

alternatif jawaban supaya dapat menghindari kemungkinan subjek memilih jawaban yang netral. Tabel 1 Blue print sebelum uji coba N o 1

Aspek Instrumental

2

Informatif

3

Emosional

4

Penghargaan Jumlah

Item Favorabel 9 (12,85%) 8 (11,45%) 9 (12,85%) 9 (12,85%) 35 (50%)

Unfavorabel 9 (12,85%) 8 (11,45%) 9 (12,85%) 9 (12,85%) 35 (50%) Tabel 2

Total 18 (25,7%) 16 (22,9%) 18 (25,7%) 18 (25,7%) 70 (100%)

Spesifikasi item sebelum uji coba N o 1

Instrumental

2

Informatif

3

Emosional

4

Penghargaan

b

Aspek

Item Favorabel Unfavorabel 9; 18; 25; 29; 35; 2; 6; 14; 31; 38; 47; 48; 56; dan 61. 42; 54; 65; dan 68. 1; 10; 19; 22; 39; 5; 13; 28; 32; 45; 43; 53; dan 58. 49; 50; dan 64. 3; 7; 15; 20; 24; 44; 11; 17; 26; 34; 36; 51; 62; dan 67. 40; 57; 59; dan 69. 4; 12; 16; 33; 37; 8; 21; 23; 27; 30; 41; 52; 60; dan 70. 46; 55; 63; dan 66 Jumlah

Total 18 16 18 18 70

Pemberian skor Skor untuk pernyataan yang bersifat favorabel bergerak dari 4-1 sesuai jawaban subjek, yaitu dari sangat sesuai sampai sangat tidak sesuai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47

Pernyataan yang bersifat unfavorabel bergerak dari 1-4 sesuai dengan jawaban yang diberikan subjek, yakni dari sangat sesuai sampai sangat tidak sesuai. Tabel 3 Penskoran item favorabel dan unfavorabel Alternatif jawaban Sangat Sesuai Sesuai Tidak Sesuai Sangat Tidak Sesuai

skor Favorabel 4 3 2 1

Unfavorabel 1 2 3 4

2. Tingkat stres a

Penyusunan butir pernyataan Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala tingkat stres. Skala ini terdiri dari item yang dikembangkan dari 5 indikator yang berdasarkan ciri-ciri orang yang tingkat stres tinggi dan tingkat stres rendah. Indikator stres adalah fisiologis, emosional, kognitif, perilaku, dan interpersonal. Skala disusun berdasarkan skala Likert, dengan empat alternatif yaitu “Selalu” (SL), “Seringkali” (SR), “Kadang-kadang” (KD), dan “Tidak Pernah” (TP). Peneliti hanya mencantumkan empat alternatif jawaban supaya dapat menghindari kemungkinan subjek memilih jawaban yang netral.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48

Tabel 4 Blue print sebelum uji coba N o 1

Indikator Fisiologis

2

Emosional

3

Kognitif

4

Perilaku

5

Interpersonal Jumlah

Item Favorabel 9 (11,25%) 9 (11,25%) 8 (10%) 7 (8,75%) 7 (8,75%) 40 (50%)

Total Unfavorabel 9 (11,25%) 9 (11,25%) 8 (10%) 7 (8,75%) 7 (8,75%) 40 (50%)

18 (22,5%) 18 (22,5%) 16 (20%) 14 (17,5%) 14 (17,5%) 80 (100%)

Tabel 5 Spesifikasi item sebelum uji coba N o 1

Indikator Fisiologis

2

Emosional

3

Kognitif

4

Perilaku

5

Interpersonal

Item Favorabel Unfavorabel 6; 11; 22; 34; 38; 5; 19; 26; 36; 42; 48; 52; 61; dan 74. 55; 59; 78; dan 79. 4; 17; 32; 37; 41; 7; 12; 21; 25; 27; 47; 53; 62; dan 70. 39; 58; 75; dan 77. 8; 13; 31; 35; 40; 3; 20; 23; 28; 43; 51; 63; dan 71. 54; 60; dan 68.. 2; 18; 24; 29; 49; 9; 14; 33; 44; 57; 64; dan 66. 69; dan 72. 10; 15; 45; 50; 56; 1; 16; 30; 46; 67; 65; dan 80. 73; dan 76. Jumlah

Total 18

18

16 14 14 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49

b

Pemberian skor Skor untuk pernyataan yang bersifat favorabel bergerak dari 4-1 sesuai jawaban subjek, yaitu dari sangat sesuai sampai sangat tidak sesuai. Pernyataan yang bersifat unfavorabel bergerak dari 1-4 sesuai dengan jawaban yang diberikan subjek, yakni dari sangat sesuai sampai sangat tidak sesuai. Tabel 6 Penskoran item favorabel dan unfavorabel skor

Alternatif jawaban Selalu Seringsekali Kadang-kadang Tidak pernah

Favorabel 4 3 2 1

Unfavorabel 1 2 3 4

F. Pengujian validitas dan reliabilitas Validitas dan reliabilitas merupakan tingkatan mutu dari seluruh proses pengumpulan data dalam penelitian. Pengujian validitas dan reliabilitas perlu dilakukan sebelum suatu alat ukur digunakan dalam suatu penelitian, supaya alat ukur dapat benar-benar mengukur apa yang diukur dan memiliki ketepatan dalam mengukur. 1. Uji Validitas Validasi adalah ukuran yang melihat sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsinya. Tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50

pengujian validitas adalah untuk mengetahui skala psikologi menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurannya (Aswar, 2003). Pengujian validitas dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat profesional judgement. Profesional judgement dalam penelitian ini dilakukan oleh dosen pembimbing. 2. Uji Analisis Item Uji analisis item digunakan untuk mengetahui seberapa cermat alat ukur dapat melakukan fungsi ukurnya. Prosedur seleksi item berdasar pada data empiris. Kualitas item diukur dengan analisis butir dengan menggunakan parameter daya beda atau daya diskriminasi item. Daya diskriminasi item adalah sejauh mana item mampu membedakan antara individu yang memiliki dan yang tidak memiliki artibut yang diukur (Aswar, 2003). Pengujian daya diskriminasi item dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor item dengan kriteria yang relevan. Komputasi ini menghasilkan koefisien korelasi item total (rxy). Syarat yang digunakan seleksi item adalah item-item tersebut menghasikan korelasi positif dan signifikan. 3. Uji Reliabilitas Reliabilitas mengacu pada konsistensi hasil pengukuran, yaitu keajegan hasil pengukuran skala (Aswar, 2003). Skala dianggap reliabel bila skala tersebut memunculkan hasil yang relatif sama pada subjek yang sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51

pada satu kesempatan yang berbeda atau pada kelompok yang berbeda, namun memiliki karakteristik sama. Uji reliabilitas penelitian ini mnegunakan pendekatan konsistensi internal melalui prosedur Alpha Cronbach yang dinyatakan dalam koefisien alpha. Prosedur ini dipilih karena memiliki nilai praktis dan efisiensi yang tinggi. Prosedur ini hanya didasarkan pengukuran satu kali dari sekelompok individu sebagian subjek atau single trial administration (Aswar, 2003). Prinsip metode pengujian tunggal adalah pengujian kosistensi antar bagian atau kosistensi antar item dalam tes. Reliabel berarti bahwa tingginya kosistensi

antar

komponen-komponen

yang

membentuk

tes

secara

keseluruhan. Nilai reliabilitas skala yang memuaskan apabila koefisien Alpha mencapai 0,900 (Aswar, 2003).

G. Metode analisis data Analisa data dilakukan bertujuan untuk menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Penelitian ini dalam menganalisa data menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment. Analisa data dilakukan dengan program SPSS versi 12.0 for windows.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Penelitian 1. Perizinan Sebelum melakukan uji coba dan penelitian, peneliti meminta perizinan dari instansi-instansi untuk melaksanakan uji coba dan penelitian di instansi tersebut. Peneliti memperoleh surat keterangan penelitian dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma sebanyak 4 kopi dengan nomor surat 87a/D/KP/psi/USD/2006. Surat keterangan penelitian tersebut ditujukan kepada Tumbuh Kembang Anak RSJD dr. RM Soejarwadi Klaten, Pengobatan Alternatif Akupuntur bagi Autisme Hiperaktif dan IQ lemah Arogya Mitra Klaten, SLB Citra Mulia Mandiri Yogyakarta, dan SLB N 1 Wonosari. 2. Pelaksanaan Uji Coba Uji coba alat tes dilakukan sebelum melaksanakan penelitian. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui daya beda item dan reliabilitas alat penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Uji coba alat tes dilaksanakan selama dua minggu sejak

4–16

September 2006 bagi orangtua dari anak autis yang anaknya mengikuti terapi di Arogya Mitra dan orangtua dari anak autis yang anaknya mengikuti terapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54

di bagian Tumbuh kembang RSJD dr. RM Soejarwadi, Klaten. Jumlah subyek uji coba adalah 50 orang yang masing-masing mengisi 70 item skala dukungan sosial dan 80 item skala tingkat stres. 3. Skala Dukungan Sosial Hasil analisis item uji coba diperoleh item-item yang sahih dan item yang gugur dari skala dukungan sosial sebagai berikut, Tabel 7 Nomor-nomor item yang sahih dan gugur

Sahih

Gugur

Nomor item 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8; 10; 11; 12; 13; 14; 15; 16; 17; 18; 19; 20; 21; 22; 23; 24; 25; 26; 27; 28; 29; 30; 31; 32; 33; 34; 35; 36; 37; 38; 39; 40; 41; 42; 43; 44; 45; 46; 47; 48; 49; 50; 51; 52; 53; 54; 55; 56; 57; 58; 59; 60; 61; 62; 63; 64; 65; 66; 67; 68; 69; dan 70. 9

Hasil seleksi item-item skala dukungan sosial diperoleh 69 item yang sahih dan 1 item yang gugur. Item gugur karena item-item tidak memiliki korelasi positif dan signifikan dengan item total. Hasil uji reliabilitas berdasarkan koefisien alpha dari Cronbach diperoleh koefisien alpha bernilai 0,970. Ini berarti item-item pada skala dukungan sosial cukup reliabel karena nilai koefisien reliabilitasnya lebih besar dari 0,900. Hasil uji daya beda item dan reliabilitas diperoleh item yang tersisa dan layak uji sebanyak 69 item. Item-item masih diseleksi supaya mendapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55

hasil penelitian yang lebih maksimal. Proses seleksi menggunakan daya beda antara 0,447-0,817 dan diperoleh item yang lolos sebanyak 50 item. Berikut ini adalah Blue print skala yang item-itemnya sudah diuji untuk penelitian. Tabel 8 Blue Print Skala Dukungan Sosial (Setelah Uji Coba) No

Aspek

1

Instrumental

2

Informatif

3

Emosional

4

Penghargaan Jumlah

Item Favorabel 18; 21; 26; 35; 40; dan 43. 1; 6; 14;16; 32; dan 44. 4; 10; 17; 36; 33; dan 48. 11; 28; 30; 37; 42 dan 50. 24

Unfavorabel 2; 3; 9; 23; 29; 31; 46; dan 49. 8; 13; 15; 24; dan 38. 7; 12; 19; 25; 27dan 41. 5; 20; 22; 34; 39; 45; dan 47. 26

Total 14 11 12 13 50

4. Skala Tingkat Stres Hasil analisis item uji coba diperoleh item-item yang sahih dan item yang gugur dari skala tingkat stres sebagai berikut, Tabel 9 Nomor-nomor item yang sahih dan gugur

Sahih

Gugur

Nomor item 1; 2; 4; 6; 7; 8; 9; 10; 11; 12; 13; 14; 15; 17; 18; 19; 20; 22; 23; 24; 25; 26; 27; 28; 30; 31; 32; 33; 35; 36; 37; 38; 39; 40; 41; 42; 43; 44; 45; 46; 47; 48; 49; 51; 52; 53; 54; 55; 57; 58; 60; 61; 62; 63; 64; 65; 67; 68; 69; 70; 71; 72; 73; 74; 75; 76; 77; 78; 79; dan 80. 3; 5; 16; 21; 29; 34; 50; 56; 59; dan 60.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56

Hasil seleksi item-item skala tingkat stres diperoleh 80 item yang sahih dan 10 item yang gugur. Item gugur karena item-item tidak memiliki korelasi positif dan signifikan dengan item total. Hasil uji reliabilitas berdasarkan koefisien alpha dari Cronbach diperoleh koefisien alpha bernilai 0,962. Ini berarti item-item pada skala Tingkat stres cukup reliabel karena nilai koefisien reliabilitasnya lebih besar dari 0,900. Hasil uji daya beda item dan reliabilitas diperoleh item yang tersisa dan layak uji sebanyak 70 item. Item-item masih diseleksi supaya mendapat hasil penelitian yang lebih maksimal. Proses seleksi menggunakan daya beda antara 0,362-0,773 dan diperoleh item yang lolos sebanyak 50 item. Berikut ini adalah Blue print skala yang item-itemnya sudah diuji untuk penelitian. Tabel 10 Blue Print Skala Tingkat Stres (Setelah Uji Coba) N o 1

Indikator Fisiologis

2

Emosional

3

Kognitif

4

Perilaku

5

Interpersonal Jumlah

Item Favorabel 3; 23; 30; 33; dan 38. 22; 26; 29; 39; dan 44. 6; 20; 25; 32; dan 45. 2; 8; 11; 31; dan 40. 5; 14; 18; 34; dan 41. 25

Unfavorabel 13; 21; 27; 35; dan 50. 13; 24; 36; 48;dan 49. 4; 9; 10; 15; dan 37. 7; 17; 19; 43; dan 46. 1; 16; 28; 42; dan 47. 25

Total 10 10 10 10 10 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57

B. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 6-17 Oktober 2006. Sampel penelitian adalah ayah dan ibu dari anak autis yang anaknya sekolah di SLB Citra Mulia Mandiri Yogyakarta dan orangtua dari anak autis yang anaknya sekolah di SLB N 1 Wonosari. Sampel penelitian ini adalah 22 orang ayah dan 28 orang ibu.

C. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Uji asumsi dilakukan sebelum melakukan analisis data untuk menguji hipotesis dengan Person Product Moment. Uji asumsi dilakukan untuk memeriksa apakah data yang terkumpul memenuhi syarat untuk sebuah korelasi. Syarat-syarat pengukuran korelasi adalah memiliki normalitas sebaran data penelitian dan linearitas hubungan antar variabel penelitian dari data yang sudah diperoleh. Uji normalitas sebaran data dan uji linearitas dilakukan untuk memeriksa pemenuhan kedua persyaratan tersebut. a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi pengambilan sampel dan distribusi sebaran skor mengikuti distribusi normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan program SPSS versi 12 for windows dengan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Program ini dipilih karena program ini dapat digunakan untuk data ordinal (Tim

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58

Penelitian dan pengembangan wahana komputer, 2003).

Bila p>0,05

berarti distribusi data penelitian berdistribusi normal, sebaliknya jika p<0,05 berarti distribusi data yang ada tidak berdistribusi normal (Tim Penelitian dan pengembangan wahana komputer, 2004). Hasil analisis didapatkan nilai p = 1,128 untuk variabel dukungan sosial, yang berarti probalitasnya lebih dari taraf signifikasi 5% (0,157) dan p= 1,057 untuk variabel tingkat stres, yang berarti probalitasnya lebih dari taraf signifikasi 5% (0,214). Hasil analisis menunjukan bahwa distribusi kedua variabel, yaitu dukungan sosial dan tingkat stres adalah normal (lihat tabel 11). Tabel 11 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Variabel X (Dukungan sosial) Y(Tingkat stres)

N

Kolmogorov-Smirnov 1,128

Taraf Signifikasi 0,157

1,057

0,214

50

b. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah terdapat korelasi yang linear antara variabel dukungan sosial dan tingkat stres orangtua dari anak autis. Uji linearitas menggunakan bantuan dari program SPSS versi 12 for windows. Bila nilai F>Ftabel berarti distribusi data penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59

berdistribusi normal, sebaliknya jika FFtabel 7,19) pada taraf signifikasi 1%. Hasil analisis menunjukan bahwa hubungan kedua variabel penelitian adalah berupa garis lurus atau bersifat linear yang signifikan.

2. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian ini, yaitu ada hubungan antara dukungan sosial dan tingkat stres orangtua dari anak autis. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment melalui program SPSS versi 12 for windows. Hasil analisis hipotesis (one-tailed test) menunjukan koefisien korelasi Pearson (rxy) sebesar -0,607 dan korelasi dinyatakan signifikan untuk taraf 1%, sebab nilai rxy yang diperoleh lebih besar dari nilai rtabel untuk taraf signifikasi 1%(0,354). Nilai negatif pada koefisien korelasi (r) menunjukkan arah hubungan negatif. Hal ini berarti semakin rendah dukungan sosial yang dirasakan oleh individu dan semakin tinggi tingkat stres dan sebaliknya, semakin tinggi dukungan sosial yang dirasakan oleh individu dan semakin rendah tingkat stres.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60

Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini diterima, yaitu ada hubungan negatif antara dukungan sosial dan tingkat stres orangtua dari anak autis.

D. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan sosial dan tingkat stres orangtua anak autis. Hasil uji hipotesis diperoleh koefisien korelasi sebesar -0,607 sehingga hipotesis penelitian diterima dan signifikan. Jadi, ada hubungan negatif antara dukungan sosial dan tingkat stres orangtua anak autis. Semakin rendah dukungan sosial yang diterima orangtua dari anak autis, maka semakin tinggi tingkat stres, dan sebaliknya. Dari hasil penelitian ini ditemukan sumber dukungan sosial orangtua anak autis berasal dari pasangan hidup, keluarga, teman, rekan, masyarakat dan komunitas sosialnya seperti, komunitas pemerhati autis, keagamaan, organisasi, hobi dan lain-lain. Sumber dukungan diperoleh mereka jika mereka berinteraksi dengan orang lain, dan menjalin hunbungan interpersonal yang intim/dekat. Orangtua yang mampu berinteraksi akan memiliki peluang memperoleh dukungan sosial. Namun, sayangnya masih banyak dari mereka belum mampu berinteraksi sosial, sehingga banyak dari mereka belum memperoleh dukungan sosial dan mereka menjadi rentan terkena stres. Peneliti menemukan pertemuan antara orangtua anak autis dapat membantu mengurangi beban mereka. Perasaan senasip dapat meningkatkan rasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61

solidaritas diantara mereka dan saling mendukung, sehingga beban mereka terasa berkurang. Dukungan sosial ini dapat pula meningkatkan potensi diri dan kemempuan dalam mengatasi stres. Dukungan sosial terdiri dari aspek antara lain instrumental, informatif, emosional, dan penghargaan. Aspek-aspek dukungan sosial dapat membantu orangtua anak autis dalam menghadapi stressor. Pertama, aspek instrumental merupakan bantuan fisik, pinjaman, dan pertolongan langsung. Bantuan ini membantu orangtua anak autis menyelesaikan masalahnya, misalnya ketika mereka kesulitan keuangan, ada orang yang bersedia memberi pinjaman dan masalah keuangan dapat diatasi. Ketika mereka terlilit masalah, ada orang yang bersedia membantu. Bantuan instrumental dapat pula berupa kegiatan bersama seperti piknik, rekreasi, menyalurkan hobi, dan kegiatan yang bersifat memberi hiburan. Bantuan ini dapat menambah waktu rekreasi dan membuat tubuh terasa rileks dan tenang, sehingga membantu mereduksi stres (Sheridan dan Radmacher, 1992). Kedua, aspek informatif adalah bantuan yang berupa nasehat, informasi, petunjuk, tips, saran, dan umpan balik. Bantuan ini membantu orangtua anak autis dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan, sehingga mereka tidak salah dalam mengambil langkah dan dapat mengurangi perasaan cemas karena situasi yang tidak pasti, ambigu, dan diluar kontrol mereka. Bantuan ini membantu mereka memperoleh masukan dari orang lain dan solusi dari masalah yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62

dihadapinya. Dukungan ini mempermudah mereka dalam melakukan koping stres (Sheridan dan Radmacher, 1992). Ketiga, aspek emosional ialah bantuan yang berupa empati, kepedulian, penerimaan, penguatan, dan perhatian. Dukungan ini sangat dibutuhkan orangtua anak autis, karena mereka merasa terpuruk. Dukungan ini membuat orangtua anak autis merasa diterima, dicintai, nyaman, tenang, tentram, dan bahagia. Perasaan yang ditimbulkan dari dukungan ini dapat meningkatkan ketahanan terhadap stres dan mereka mampu melakukan koping stres secara optimal (Sarafino, 1997). Dukungan emosional secara tidak langsung dapat mengobarkan semangat orangtua anak autis, karena mereka merasa tidak sendiri dan ada orang lain yang bisa diandalkan. Semangat tersebut dapat meningkatkan potensi-potensi diri mereka untuk menghadapi tantangan hidup. Keempat, aspek penghargaan adalah bantuan yang berupa ungkapan hormat, pengakuan, penghargaan positif, dorongan maju, dan persetujuan terhadap gagasan atau perasaan orangtua anak autis. Dukungan ini membuat orangtua anak autis merasa dihormati, diakui, dipercayai, dan dihargai. Dukungan ini dapat meningkatkan kepercayaan diri, rasa percaya kepada orang lain, memperbaiki konsep diri mereka, meningkatkan kinerja mereka, meningkatkan harga diri, dan keyakinan diri mereka. Potensi tersebut dapat membantu mereka menghadapi masalah mereka (Sarafino, 1997).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63

Orangtua anak autis yang menerima dukungan sosial akan memiliki konsep diri yang baik dan harga diri yang tinggi. Konsep diri yang baik akan membuat mereka lebih mengenal diri dan menerima diri mereka. Mereka mengetahui potensi dalam diri mereka, sehingga mereka mampu melakukan koping stres (Taifur, 2003). Orangtua anak autis yang telah menerima diri memiliki pandangan optimis terhadap perjalanan hidupnya. Sikap optimis akan membuat mereka berpikir positif, sehingga mereka memiliki toleransi terhadap stressor dan terhindar dari stres (Taifur, 2003). Dukungan sosial yang diterima orangtua anak autis dapat meningkatkan rasa percaya diri dan rasa percaya kepada orang lain. Kepercayaan diri yang tinggi dapat membuat mereka merasa yakin bahwa mereka mampu menghadapi segala hambatan/tantangan. Kepercayaan diri dapat menumbuhkan penerimaan diri dan mengetahui potensi diri untuk menghadapi tantangan hidup. Orangtua anak autis yang percaya kepada orang lain memiliki kesempatan untuk terbebas dari tekanan, sebab mereka mengeluarkan apa yang mengganjal dalam diri mereka kepada orang lain. Mereka menjadi lebih terbuka kepada orang lain. Hubungan interpersonal yang terjalin membantu mereka dalam proses katarsis dan memperoleh penguatan dari orang lain. Orangtua anak autis yang kurang mendapat dukungan sosial memiliki peluang besar terkena dampak dari stres seperti cemas, depresi, frustasi, phobia, dan gangguan somatis (Taylor, 1994). Mereka memiliki pikiran yang negatif,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64

sehingga pandangan hidup mereka menjadi pesimis dan memiliki perasaan yang sangat sensitif. Meraka mudah marah, tersinggung, sedih, takut, cemas, kuatir, dan perasaan negatif lainnya. Konsep diri mereka rendah membuat mereka tidak percaya diri, tertutup, tidak percaya pada orang lain, dan tidak memiliki semangat hidup. Mereka menjadi mudah untuk terkena stres, sebab mereka tidak memiliki ketahanan terhadap stres. Hasil pembahasan di atas membuktikan bahwa dukungan sosial masih berfungsi bagi orangtua anak autis dalam mengatasi stres. Dukungan sosial yang tinggi dapat membuat mereka merasa diterima, diperhatikan, dihargai, dan dicintai sehingga konsep diri, kepercayaan diri, dan efikasi diri mereka berkembang. Reaksi emosianal yang positif ini akan membuat mereka terbebas dari perasaan yang penuh tekenan atau stres. Jadi, dukungan sosial yang tinggi akan membuat orangtua dapat mengatasi stressor dan terbebas dari stres.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Hasil uji hipotesis penelitian menghasilkan koefisien korelasi sebesar -0,607, ini menujukkan bahwa hipotesis penelitian diterima dan signifikan. Jadi, ada hubungan negatif antara dukungan sosial dan tingkat stres orangtua anak autis. Semakin rendah dukungan sosial yang dirasakan oleh orangtua dari anak autis,

maka semakin tinggi tingkat stres, dan sebaliknya, semakin tinggi

dukungan sosial yang dirasakan oleh individu, maka semakin rendah tingkat stres.

B. Saran Penelitian ini masih memiliki kekurangan yang disebabkan keterbatasan peneliti. Beberapa saran untuk pembaca dan peneliti selanjutnya, yaitu 1. Saran bagi peneliti selanjutnya a. Penelitian ini masih memiliki kekurangan dalam identitas subjek. Saya menyarankan untuk melengkapi kriteria identitas subyek, seperti peran dalam keluarga, pekerjaan, tingkat pendidikan, latar belakang budaya, status sosial ekonomi, dan lain-lain. Identitas subjek dapat digunakan dalam memperkaya hasil penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67

b. Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam proses pengambilan data yang tidak langsung kepada subjek penelitian. Saran saya peneliti selanjutnya seyogyanya melakukan pengambilan data secara langsung kepada subjek penelitian supaya validitas data dapat dipertanggungjawabkan. c. Peneliti menemukan bahwa orangtua anak autis merasa bebannya berkurang ketika mereka berinteraksi dengan orangtua anak autis yang lain. Interaksi yang terjalin antar orangtua anak autis ini masuk dalam aspek network (jaringan sosial). Namun, aspek jaringan sosial (network) ini belum diungkap secara mendalam oleh peneliti. Oleh karena itu peneliti selanjutnya diharapkan dapat memasukkan aspek network (jaringan sosial) sebagai sumber dukungan sosial. 2. Saran bagi pembaca a

Orangtua yang memiliki anak kebutuhan khusus, terutama anak autis mempunyai kesadaran untuk saling mendukung sehingga dapat membantu mengurangi tekanan yang dihadapi dan mencari pemecahan masalahnya. Orangtua dari anak autis seyogyanya membina hubungan interpersonal supaya memperoleh dukungan sosial dari orang lain.

b

Bagi masyrakat umum seyogyanya memberikan dukungan yang berupa dukungan instrumental, dukungan informatif, dukungan emosianal, dan dukungan penghargaan. Dukungan yang diberikan kepada orangtua anak autis sangat membantu orangtua anak autis mengurangi tingkat stresnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69

DAFTAR PUSTAKA

American Psychiatric Association. (1994). The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disoder (4th ed). Washington, DC: Author. Attwood, T. (2005). Sindrom Asperger. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta. Aswar, S. (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Putra Pelajar. Balimulia, S. O. (2003). Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Kepercayaan Diri pada Remaja Tuna Daksa di Pusat Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (PRSBD) prof. Dr. Soeharso, Jebres Surakarta. Skripsi Program Studi Strata 1 Psikologi. Universitas Sanata dharma. Coleman, J.C. & Broen, W.E. (1997). Abnormal Psychology and Modern Llife (4th ed). Illionois: Scott Foresman and co. Cooper, C. L., Dewe, P. J., dan O’Driscoll, M. P., (2001). Organizational Sstress: A Review and Critique of Theory, Research, and Applications. California: Sage Publications. Danuatmaja, B. (2003). Terapi Anak Autis di Rumah. Jakarta. Puspa Swara. Fauzan, S. Prihanto, S. dan Sukamto, M.E. 1990. Hubungan antara Kemampuan Manajemen Waktu dan Dukungan Sosial Suami dengan Tingkat Stres pada Ibu Berperan Ganda. Anima: Indonesian Psychological Journal vol. 15. No. 1, hal 33-51. Forman, S. G. (1993). Coping Skills Interventions for Children and Adolescents. San Francisco: Jossey-Bass Publishers. Halonen, J. S. dan Santrock. J.W. (1999). Psychology Contexts and Applications (3rd ed). New york: McGrawhill (482-515). Handojo, Y. (2002). Autisme. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. Handoyo, S. (2001). Stres pada Masyarakat Surabaya. Insan media psikologi. Vol. 3, no. 2. hal: 61-74. Haracebenglish. (1958). Comprehensive Dictionary Psychoanalical Terms. Inggris: Longman.

of

Psychological

and

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70

Hurlock, E. B. (1990). Psikologi Perkembangan suatu Pendapat Sepanjang Rentang Kehidupan (edisi ke-5). Jakarta: Erlangga. Kamphous, R. W., & Frick, P. J. (1996). Clinical Assessment of Child and Adolescent Personality and Behavior. Boston: Allyn & Bacon. Tavipamartiwi, W. (2002). Hubungan Dukungan Sosial dengan Kepuasan Hidup Usia Lanjut pada para Suster Tarekol Fransiskan Sukabumi. Skripsi S1 Program Studi Psikologi. Skripsi Program Studi Strata 1 Psikologi. Universitas Sanata Dharma. Mappiare, A. (1983). Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha nasional. Mönks, F. J., Knoers, A. M. P., dan Haditono, S. (1989). Psikologi Perkembangan : Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Nofaola, M. (2004). Sikap Orangtua terhadap Anak Mereka yang Mengalami Down Sydrome. Skripsi S1 Program Studi Psikologi. Skripsi Program Studi Strata 1 Psikologi. Universitas Sanata Dharma. Nietzel, M. T., Berntein, D. A., Kramen. G. P., Milich, R., (2002). 6th edition, Introduction to Clinic Psycholog., New Jersey: Prentice Perimutter, M., dan Hall, E. (1992). Adulth Developmental and Again (2nd ed). New york: John wiley & son. Inc. Puspita, D., (2005). Peran Keluarga pada Penanganan Individu Autistic Spectrum Disorder. www.puterakumbara.org/rm/peran_ortu.shtml. Rice. L. P. (1992). Stress and Health. California: Brooks/Cole Publishing. Robbins, S.P. (2003). Perilaku Organisasi Jilid 2 (Edisi ke 9). Jakarta: Indeks. Safaria, T. (2005). Autisme Pemahaman Baru untuk Hidup Bermakna bagi Orangtua. Yogyakarta: Graha Ilmu. Salim, P. dan Salim, Y. (1990). Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English Press. Santrock, J. W. (2002). Life-span Developmental:Perkembangan Masa Hidup jilid 2 (edisi ke-5). Jakarta: Erlangga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71

Sarafino, E. P. (1997). Health Psychology: Biopsychosocial Interactions (3rd ed). New york: John Wiley &son, Inc. Sheridan dan Radmacher. (1992). Health Psychology Challenging to Biomedical Model. New york: John Wiley &son, Inc. Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan, Jakata: Grasindo. Sugiarto, S., Prambahan, Dwi S., Pratitis, dan Niken T. (2004). Pengaruh Social Story terhadap Kemampuan Berinteraksi Sosial terhadap Anak Autis. Jurnal Anima Vol. 19, No. 3, 250-270. Sumampouw, A. dan Setiasih. (2003). Profil Kebutuhan Remaja Tuna Rungu. Jurnal Anima Vol. 18, No. 3, 376-392. Taylor, S. E. (1999). Health Psychology (4th ed). New york: McGrawhill. Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer. (2003). Pengolahan Data Statistik dengan 11.25 Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer. Jakarta: Infotek. Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer. (2004). Pengolahan Data Statistik dengan 12.00. Yogyakarta: Andi Offset. Toifur, dan Prawitasari, J. E. (2003). Hubungan antara Status Sosial Ekonomi, Orientasi Religius, dan Dukungan Sosial dengan Burnout pada Guru Sekolah Dasar di Kabupaten Cilacap. Sosiohumanika, 16A(3). 511-527. Trihendradi, C. (2005). Statistik Inferen Teori Dasar dan Aplikasinya Menggunakan SPSS 12. Yogyakarta: Penerbit Andi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 Jenis kelamin Status perkawinan Anak didiagnosa autis tahun

: L/P : Orangtua tunggal/menikah :_ _ _ _ SKALA 1

Petunjuk: Dibawah ini ada pernyataan-pernyataan yang terkait dengan hal-hal yang anda alami sehari-hari. Anda diminta untuk memilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai keadaan diri anda, dengan cara memberi tanda silang (X) pada kolom yang tersedia. Adapun alternatif jawaban yang tersedia adalah: SS, bila Anda SANGAT SESUAI dengan pernyataan tersebut. S, bila Anda SESUAI dengan pernyataan tersebut. TS, bila Anda TIDAK SESUAI dengan pernyataan tersebut. STS, bila Anda SANGAT TIDAK SESUAI dengan pernyataan tersebut. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar atau salah ataupun penilaian baik dan buruk. Kerahasian anda kami jamin, untuk itu kami sangat mengharapkan dan menghargai keterbukaan anda. Pastikan anda telah mengisi keseluruhan pernyataan 1. Keluarga saya memberikan informasi penting tentang gangguan perkembangan anak saya. SS S TS STS 2. Pasangan hidup saya mendahulukan keperluan lain daripada keperluan saya. SS S TS STS 3. Teman-teman saya tidak pernah membiarkan saya merasa sendirian. SS S TS STS 4. Saya merasa teman-teman menanggapi positif pendapat saya. SS S TS STS 5. Teman-teman saya tidak mau berbagi tips dengan saya. SS S TS STS 6. Orang-orang di sekitar saya membiarkan saya menyelesaikan masalahmasalah saya sendiri. SS S TS STS 7. Teman-teman menyedikan waktu untuk mendengarkan keluh kesah saya. SS S TS STS 8. Pasangan hidup saya mencemooh hasil kerja saya. SS S TS STS 9. Ketika saya membutuhkan uang, ada orang yang memberi pinjaman kepada saya. SS S TS STS 10. Saya mendapat nasehat dari teman-teman saya. SS S TS STS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 11. Saya merasa terpojok dengan nasehat yang diberikan orang di sekitar. SS S TS STS 12. Keluarga saya menghormati segala keputusan saya. SS S TS STS 13. Pasangan hidup saya sering memberi kritikan pedas. SS S TS STS 14. Ketika saya sedih, tidak ada orang yang menghibur saya. SS S TS STS 15. Pasangan hidup saya menyanyangi saya. SS S TS STS 16. Keluarga saya menghargai segala hasil usaha saya. SS S TS STS 17. Teman-teman saya masa bodoh dengan masalah-masalah saya. SS S TS STS 18. Setiap hari libur keluarga saya menyempatkan untuk datang menjenguk saya dan anak saya. SS S TS STS 19. Teman-teman saya berbagi tips dengan saya. SS S TS STS 20. Saya merasa kerabat saya berusaha menguatkan hati saya. SS S TS STS 21. Orang-orang mengejek kondisi anak saya. SS S TS STS 22. Pasangan hidup saya mengajak saya untuk mendiskusikan perkembangan anak saya dan kejadian yang saya alami sehari-hari. SS S TS STS 23. Orang-orang di sekitar saya sering meremehkan kemampuan saya. SS S TS STS 24. Keluarga saya merasa empati terhadap kondisi saya. SS S TS STS 25. Saya dan pasangan hidup saya berkerjasama dalam memelihara anakanak kami. SS S TS STS 26. Saya merasa tertolak dalam lingkungan saya. SS S TS STS 27. Teman-teman tidak memberi tanggapan ketika saya mengeluarkan pendapat. SS S TS STS 28. Terapis anak saya kurang membimbing saya dalam menghadapi perilaku anak saya. SS S TS STS 29. Orang-orang disekitar saya siap membantu menjaga anak-anak saya, ketika saya sedang sibuk. SS S TS STS 30. Saya merasa orang lain tidak menyukai saya bila saya membuka diri. SS S TS STS 31. Pasangan hidup saya tidak mau berbagi tugas dengan saya dalam memelihara anak saya. SS S TS STS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 32. Saya merasa kecewa dengan informasi dari teman-teman saya. SS S TS STS 33. Orang-orang di sekitar saya memberi kepercayaan kepada saya. SS S TS STS 34. Teman-teman saya tidak mau mendengarkan keluh kesah saya. SS S TS STS 35. Orang-orang disekitar saya siap membantu saya ketika saya mengalami kesulitan. SS S TS STS 36. Saya merasa pasangan saya tidak peduli dengan saya. SS S TS STS 37. Orang-orang di sekitar saya mengakui kemampuan saya. SS S TS STS 38. Keluarga saya masa bodoh dengan kondisi saya. SS S TS STS 39. Terapis anak saya membimbing saya menghadapi gangguan perkembangan anak saya. SS S TS STS 40. Orang-orang di sekitar saya mempergunjingkan (gosip) kehidupan pribadi saya. SS S TS STS 41. Pasangan hidup saya selalu memompa semangat saya, ketika saya terpuruk. SS S TS STS 42. Orang-orang di sekitar saya tidak mau memberi pinjaman kepada saya. SS S TS STS 43. Teman-teman saya memberikan informasi lengkap tentang segala hal yang saya butuhkan. SS S TS STS 44. Saya merasa tidak dibeda-bedakan oleh orang di sekitar saya. SS S TS STS 45. Terapis anak saya kurang memberi informasi tentang kondisi anak saya. SS S TS STS 46. Orang-orang di sekitar saya menjatuhkan saya. SS S TS STS 47. Keluarga saya berada disamping saya ketika saya mengalami masa-masa sulit. SS S TS STS 48. Pasangan hidup saya mendahulukan keperluan saya dibanding keperluan yang lain. SS S TS STS 49. Pasangan hidup saya sering mengajak saya berdebat tentang perkembangan anak saya. SS S TS STS 50. Saran-saran yang saya terima kurang membantu mengatasi masalah saya. SS S TS STS 51. Pasangan hidup saya menerima saya apa adanya. SS S TS STS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 52. Saya merasa dihargai oleh teman-taman saya. SS S TS STS 53. Keluarga saya mencarikan sumber-sumber bacaan yang membantu saya memahami kondisi anak saya. SS S TS STS 54. Keluarga saya meninggalkan saya ketika saya menghadapi masa-masa sulit. SS S TS STS 55. Pendapat saya sering diabaikan oleh orang-orang di sekitar saya. SS S TS STS 56. Ketika saya sedih, ada orang yang menghibur saya. SS S TS STS 57. Keluarga saya tidak empati dengan kondisi saya. SS S TS STS 58. Terapis anak saya menjelaskan kondisi anak secara lengkap. SS S TS STS 59. Saya merasa pasangan hidup saya tidak menyayangi saya. SS S TS STS 60. Teman-teman saya memperhatikan pendapat saya. SS S TS STS 61. Orang-orang di sekitar saya bersedia meminjamkan barang-barang, ketika saya membutuhkannya. SS S TS STS 62. Teman-teman saya menanyakan kabar keluarga saya. SS S TS STS 63. Orang-orang di sekitar saya tidak percaya kepada saya. SS S TS STS 64. Keluarga saya memberi informasi yang salah tentang kondisi anak saya. SS S TS STS 65. Teman-teman saya menolak memberi pinjaman uang kepada saya, ketika saya membutuhkan uang. SS S TS STS 66. Saya merasa tidak dihormati dalam keluarga saya. SS S TS STS 67. Teman-teman menyedikan waktu untuk mendengarkan keluh kesah saya. SS S TS STS 68. Keluarga saya tidak mau membantu menjaga anak-anak saya, ketika saya sedang ada acara mendadak. SS S TS STS 69. Teman-teman saya membenci saya. SS S TS STS 70. Pasangan hidup saya memuji hasil usaha saya. SS S TS STS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 SKALA 2

Petunjuk: Dibawah ini ada pernyataan-pernyataan yang terkait dengan hal-hal yang anda alami sehari-hari. Anda diminta untuk memilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai keadaan diri anda, dengan cara memberi tanda silang (X) pada kolom yang tersedia. Adapun alternatif jawaban yang tersedia adalah: SL, bila Anda SELALU dengan pernyataan tersebut. SR, bila Anda SERING dengan pernyataan tersebut. KD, bila Anda KADANG-KADANG dengan pernyataan tersebut. TP, bila Anda TIDAK PERNAH dengan pernyataan tersebut. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar atau salah ataupun penilaian baik dan buruk. Kerahasian anda kami jamin, untuk itu kami sangat menharapkan dan menghargai keterbukan anda. Pastikan anda telah mengisi keseluruhan pernyataan. 1. Saya memandang orang lain secara positif. SL SR KD 2. Saya malas berolahraga. SL SR KD 3. Saya tidak melamun. SL SR KD 4. Saya merasa putus asa. SL SR KD 5. Kepala saya tidak sakit. SL SR KD 6. Saya menderita insomnia/susah tidur. SL SR KD 7. Saya merasa mood atau suasana hati saya bagus. SL SR KD 8. Saya hanya terpaku pada satu hal/masalah. SL SR KD 9. Saya berhati-hati dalam bertindak. SL SR KD 10. Saya tidak suka berteman dengan orang baru. SL SR KD 11. Tekanan darah saya naik. SL SR KD 12. Saya pantang menyerah menghadapi masalah saya. SL SR KD 13. Saya mudah lupa. SL SR KD

TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 14. Saya makan teratur. SL SR KD 15. Saya mendiamkan dan mengacuhkan orang lain. SL SR KD 16. Saya mengakui kekeliruan saya. SL SR KD 17. Saya merasa ketakutan. SL SR KD 18. Saya ceroboh. SL SR KD 19. Punggung dan leher saya terasa rileks. SL SR KD 20. Saya bisa berpikir jernih. SL SR KD 21. Saya tidak dihantui perasaan bersalah. SL SR KD 22. Denyut jantung saya cepat. SL SR KD 23. Saya bisa kosentrasi. SL SR KD 24. Saya susah tertawa. SL SR KD 25. Saya merasa percaya diri. SL SR KD 26. Tekanan darah saya stabil/normal. SL SR KD 27. Saya merasa mampu berbuat sesuatu. SL SR KD 28. Saya merasa otak saya bisa menerima informasi baru. SL SR KD 29. Saya banyak tidur. SL SR KD 30. Saya membuka diri kepada lingkungan sosial saya. SL SR KD 31. Saya melamun. SL SR KD 32. Saya suka menyalahkan diri saya. SL SR KD 33. Saya rajin mengerjakan sesuatu. SL SR KD 34. Saya sukar buang air besar/sembelit. SL SR KD 35. Pikiran saya kacau. SL SR KD 36. Saya menarik nafas teratur. SL SR KD 37. Saya marah-marah. SL SR KD 38. Punggung dan leher saya terasa tegang. SL SR KD

TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 39. Saya merasa sangat bersemangat. SL SR KD TP 40. Saya merasa otak seperti beku. SL SR KD TP 41. Saya merasa sedih. SL SR KD TP 42. Saya dapat tidur nyenyak. SL SR KD TP 43. Saya dapat melihat suatu masalah dari sudut yang lain. SL SR KD TP 44. Saya tersenyum dan tertawa. SL SR KD TP 45. Saya mudah tersinggung. SL SR KD TP 46. Saya menepati janji saya. SL SR KD TP 47. Saya merasa rendah diri. SL SR KD TP 48. Nafas saya terengah-engah. SL SR KD TP 49. Saya malas melakukan apa-apa. SL SR KD TP 50. Saya merasa orang lain tidak dapat dipercaya. SL SR KD TP 51. Saya susah kosentrasi. SL SR KD TP 52. Saya sakit kepala. SL SR KD TP 53. Saya merasa kehilangan kesabaran. SL SR KD TP 54. Saya bisa memecahkan perhatian saya pada 2 atua lebih hal dalam satu waktu. SL SR KD TP 55. Denyut jantung saya normal. SL SR KD TP 56. Saya merasa bahwa masalah yang muncul karena kesalahan orang lain. SL SR KD TP 57. Saya berolahraga. SL SR KD TP 58. Saya sabar menghadapi cobaan. SL SR KD TP 59. Tangan dan kaki saya tidak gemetar. SL SR KD TP 60. Saya merasa saya mudah mengingat sesuatu. SL SR KD TP 61. Badan saya terasa pegal-pegal. SL SR KD TP 62. Saya merasa gelisah. SL SR KD TP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 63. Saya tidak mampu mengambil keputusan. SL SR KD 64. Saya mudah panik. SL SR KD 65. Saya ingkar janji. SL SR KD 66. Porsi makan saya berubah. SL SR KD 67. Saya bersahabat dengan semua orang. SL SR KD 68. Saya bisa mengambil keputusan. SL SR KD 69. Saya bisa mengontrol gerakan saya. SL SR KD 70. Suasana hati saya mudah berubah. SL SR KD 71. Saya merasa otak saya tidak dapat menerima informasi baru. SL SR KD 72. Saya tidur teratur. SL SR KD 73. Saya ramah pada orang lain. SL SR KD 74. Tangan dan kaki saya gemetar. SL SR KD 75. Saya merasa tentram. SL SR KD 76. Saya merasa orang disekitar saya dapat dipercaya. SL SR KD 77. Saya merasa bahagia. SL SR KD 78. Saya buang air besar secara teratur. SL SR KD 79. Saya merasa sehat. SL SR KD 80. Saya malas berinteraksi dengan lingkungan saya. SL SR KD

TERIMA KASIH ATAS KERJASAMANYA TUHAN MEMBERKATI

TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114

3. UJI BEDA DAN RELIABILITAS ITEM

a. UJI

BEDA

DAN

RELIABILITAS

ITEM

SKALA

RELIABILITAS

ITEM

SKALA

DUKUNGAN SOSIAL b. UJI

BEDA

DAN

TINGKAT STRES

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115

a. UJI BEDA ITEM DAN RELIABILITAS SKALA DUKUNGAN SOSIAL Descriptive Statistics

item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 item11 item12 item13 item14 item15 item16 item17 item18 item19 item20 item21 item22 item23 item24 item25 item26 item27 item28 item29 item30 item31 item32 item33 item34 item35 item36 item37 item38 item39 item40 item41

Mean 3,12 2,84 2,82 2,82 3,12 2,86 3,00 3,20 3,06 3,04 3,02 3,02 2,92 3,06 3,32 3,14 2,98 2,74 2,96 3,18 2,72 3,10 2,84 2,90 3,18 3,00 3,04 3,08 3,06 3,00 3,12 2,98 2,94 3,00 3,00 3,00 2,94 3,16 3,04 2,90 3,26

Std. Deviation ,799 ,842 ,629 ,661 ,521 ,904 ,571 ,670 ,818 ,605 ,589 ,714 ,829 ,652 ,794 ,729 ,654 ,751 ,533 ,661 ,858 ,735 ,650 ,707 ,873 ,639 ,493 ,601 ,712 ,535 ,824 ,515 ,767 ,535 ,639 ,948 ,586 ,710 ,727 ,839 ,828

N 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116 item42 item43 item44 item45 item46 item47 item48 item49 item50 item51 item52 item53 item54 item55 item56 item57 item58 item59 item60 item61 item62 item63 item64 item65 item66 item67 item68 item69 item70 Jumlah total

2,96 3,00 2,98 3,04 2,98 3,00 2,62 2,56 2,80 3,20 3,02 2,90 3,14 3,00 2,94 2,88 3,06 3,20 2,92 2,94 2,92 3,06 2,86 2,92 3,16 2,88 2,96 3,04 3,04 209,46

,638 ,700 ,622 ,638 ,589 ,833 ,830 ,760 ,606 ,881 ,553 ,763 ,756 ,571 ,712 ,689 ,740 ,639 ,601 ,470 ,528 ,620 ,700 ,665 ,618 ,521 ,699 ,533 ,638 27,622

50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117

item1

item2

item3

item4

item5

item6

item7

item8

item9

item10

item11

item12

item13

item14

Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N

,692(**) ,000 50 ,669(**) ,000 50 ,460(**) ,000 50 ,360(**) ,005 50 ,452(**) ,000 50 ,639(**) ,000 50 ,746(**) ,000 50 ,576(**) ,000 50 -,003 ,492 50 ,698(**) ,000 50 ,626(**) ,000 50 ,307(*) ,015 50 ,566(**) ,000 50 ,702(**) ,000 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118 item15

item16

item17

item18

item19

item20

item21

item22

item23

item24

item25

item26

item27

item28

item29

Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N

,817(**) ,000 50 ,697(**) ,000 50 ,659(**) ,000 50 ,374(**) ,004 50 ,654(**) ,000 50 ,602(**) ,000 50 ,555(**) ,000 50 ,745(**) ,000 50 ,352(**) ,006 50 ,611(**) ,000 50 ,644(**) ,000 50 ,729(**) ,000 50 ,670(**) ,000 50 ,283(*) ,023 50 ,682(**) ,000 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119 item30

item31

item32

item33

item34

item35

item36

item37

item38

item39

item40

item41

item42

item43

item44

Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N

,665(**) ,000 50 ,617(**) ,000 50 ,675(**) ,000 50 ,530(**) ,000 50 ,716(**) ,000 50 ,594(**) ,000 50 ,645(**) ,000 50 ,655(**) ,000 50 ,698(**) ,000 50 ,292(*) ,020 50 ,413(**) ,001 50 ,683(**) ,000 50 ,783(**) ,000 50 ,698(**) ,000 50 ,753(**) ,000 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120 item45

item46

item47

item48

item49

item50

item51

item52

item53

item54

item55

item56

item57

item58

item59

Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N

,388(**) ,003 50 ,678(**) ,000 50 ,592(**) ,000 50 ,362(**) ,005 50 ,376(**) ,004 50 ,447(**) ,001 50 ,684(**) ,000 50 ,748(**) ,000 50 ,479(**) ,000 50 ,664(**) ,000 50 ,762(**) ,000 50 ,583(**) ,000 50 ,454(**) ,000 50 ,374(**) ,004 50 ,601(**) ,000 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121 item60

Pearson Correlation ,634(**) Sig. (1-tailed) ,000 N 50 item61 Pearson Correlation ,639(**) Sig. (1-tailed) ,000 N 50 item62 Pearson Correlation ,586(**) Sig. (1-tailed) ,000 N 50 item63 Pearson Correlation ,593(**) Sig. (1-tailed) ,000 N 50 item64 Pearson Correlation ,493(**) Sig. (1-tailed) ,000 N 50 item65 Pearson Correlation ,530(**) Sig. (1-tailed) ,000 N 50 item66 Pearson Correlation ,579(**) Sig. (1-tailed) ,000 N 50 item67 Pearson Correlation ,618(**) Sig. (1-tailed) ,000 N 50 item68 Pearson Correlation ,756(**) Sig. (1-tailed) ,000 N 50 item69 Pearson Correlation ,476(**) Sig. (1-tailed) ,000 N 50 item70 Pearson Correlation ,679(**) Sig. (1-tailed) ,000 N 50 * Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122 RELIABILITAS SKALA DUKUNGAN SOSIAL Scale Statistics Mean 209,46

Variance 762,988

Std. Deviation 27,622

N of Items 70

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha ,970

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items ,972

N of Items 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123

b. UJI BEDA ITEM DAN RELIABILITAS SKALA TINGKAT STRES Descriptive Statistics

Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 Item19 Item20 Item21 Item22 Item23 Item24 Item25 Item26 Item27 Item28 Item29 Item30 Item31 Item32 Item33 Item34 Item35 Item36 Item37 Item38 Item39 Item40 Item41

Mean 1,68 2,24 2,78 1,58 2,54 1,64 2,28 1,84 1,74 1,52 1,44 1,76 2,16 2,28 1,74 2,28 1,84 2,04 2,60 2,20 2,46 1,88 2,14 1,72 1,84 1,68 2,08 1,88 2,18 1,86 2,04 2,10 2,22 1,78 1,94 1,90 2,08 2,16 2,14 1,78 2,36

Std. Deviation

N ,819 ,744 ,887 ,499 ,734 ,722 ,671 ,681 ,828 ,580 ,675 ,938 ,710 ,904 ,565 ,858 ,681 ,605 ,700 ,639 ,788 ,849 ,700 ,730 ,817 ,713 ,778 ,799 ,720 ,756 ,605 ,678 ,764 ,708 ,620 ,614 ,665 ,584 ,700 ,764 ,693

50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124 Item42 Item43 Item44 Item45 Item46 Item47 Item48 Item49 Item50 Item51 Item52 Item53 Item54 Item55 Item56 Item57 item58 Item59 Item60 Item61 Item62 Item63 Item64 Item65 Item66 Item67 Item68 Item69 Item70 Item71 Item72 Item73 Item74 Item75 Item76 Item77 Item78 Item79 Item80 Jumlah total

2,30 2,28 2,14 2,02 1,80 2,06 1,66 2,04 1,98 2,00 2,10 2,04 2,56 1,76 1,96 2,84 2,10 2,48 2,16 2,24 2,08 1,96 2,10 1,56 2,06 1,84 2,06 2,02 2,32 1,68 2,10 1,84 1,64 2,04 2,28 2,08 1,88 2,00 1,74 161,66

,814 ,701 ,670 ,473 ,782 ,935 ,658 ,638 ,654 ,670 ,580 ,493 ,675 ,687 ,755 ,650 ,763 1,015 ,681 ,555 ,665 ,533 ,763 ,611 ,626 ,710 ,712 ,742 ,621 ,621 ,863 ,817 ,749 ,669 ,757 ,695 ,773 ,670 ,664 28,652

50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 49 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125

Item1

Item2

Item3

Item4

Item5

Item6

item7

Item8

Item9

Item10

Item11

Item12

Item13

Item14

Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N

,567(**) ,000 50 ,556(**) ,000 50 ,187 ,096 50 ,476(**) ,000 50 ,191 ,092 50 ,563(**) ,000 50 ,423(**) ,001 50 ,518(**) ,000 50 ,381(**) ,003 50 ,497(**) ,000 50 ,376(**) ,004 50 ,461(**) ,000 50 ,554(**) ,000 50 ,409(**) ,002 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126 Item15

Item16

Item17

Item18

Item19

Item20

Item21

Item22

Item23

Item24

Item25

Item26

Item27

Item28

Item29

Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N

,362(**) ,005 50 ,273 ,028 50 ,519(**) ,000 50 ,490(**) ,000 50 ,318(*) ,012 50 ,657(**) ,000 50 ,071 ,311 50 ,393(**) ,002 50 ,673(**) ,000 50 ,609(**) ,000 50 ,670(**) ,000 50 ,558(**) ,000 50 ,572(**) ,000 50 ,694(**) ,000 50 ,050 ,366 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127 Item30

Item31

Item32

Item33

Item34

Item35

Item36

Item37

Item38

Item39

Item40

Item41

Item42

Item43

Item44

Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N

,553(**) ,000 50 ,492(**) ,000 50 ,562(**) ,000 50 ,558(**) ,000 50 ,277 ,026 50 ,568(**) ,000 50 ,648(**) ,000 50 ,690(**) ,000 50 ,593(**) ,000 50 ,572(**) ,000 50 ,685(**) ,000 50 ,601(**) ,000 50 ,578(**) ,000 50 ,441(**) ,001 50 ,479(**) ,000 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128 Item45

Item46

Item47

Item48

Item49

Item50

Item51

Item52

Item53

Item54

Item55

Item56

Item57

item58

Item59

Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N

,474(**) ,000 50 ,678(**) ,000 50 ,607(**) ,000 50 ,518(**) ,000 50 ,713(**) ,000 50 ,237 ,049 50 ,745(**) ,000 50 ,633(**) ,000 50 ,506(**) ,000 50 ,353(**) ,006 50 ,532(**) ,000 50 ,187 ,097 50 ,458(**) ,000 50 ,661(**) ,000 50 ,237 ,049 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129 Item60

Item61

Item62

Item63

Item64

Item65

Item66

Item67

Item68

Item69

Item70

Item71

Item72

Item73

Item74

Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N

,585(**) ,000 50 ,526(**) ,000 50 ,772(**) ,000 50 ,435(**) ,001 50 ,773(**) ,000 50 ,612(**) ,000 50 ,265 ,033 49 ,489(**) ,000 50 ,425(**) ,001 50 ,641(**) ,000 50 ,647(**) ,000 50 ,540(**) ,000 50 ,506(**) ,000 50 ,562(**) ,000 50 ,467(**) ,000 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130 Item75

Pearson Correlation ,721(**) Sig. (1-tailed) ,000 N 50 Item76 Pearson Correlation ,386(**) Sig. (1-tailed) ,003 N 50 Item77 Pearson Correlation ,651(**) Sig. (1-tailed) ,000 N 50 Item78 Pearson Correlation ,491(**) Sig. (1-tailed) ,000 N 50 Item79 Pearson Correlation ,377(**) Sig. (1-tailed) ,003 N 50 Item80 Pearson Correlation ,455(**) Sig. (1-tailed) ,000 N 50 * Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131 RELIABILITAS SKALA TINGKAT STRES

Scale Statistics Mean 162,57

Variance 819,167

Std. Deviation 28,621

N of Items 80

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha ,962

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items ,963

N of Items 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133 Jenis kelamin

: L/P

Status perkawinan

: Orangtua tunggal/menikah

Anak didiagnosa autis tahun

:_ _ _ _ SKALA 1

Petunjuk: Dibawah ini ada pernyataan-pernyataan yang terkait dengan hal-hal yang anda alami sehari-hari. Anda diminta untuk memilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai keadaan diri anda, dengan cara memberi tanda silang (X) pada kolom yang tersedia. Adapun alternatif jawaban yang tersedia adalah: SS, bila Anda SANGAT SESUAI dengan pernyataan tersebut. S, bila Anda SESUAI dengan pernyataan tersebut. TS, bila Anda TIDAK SESUAI dengan pernyataan tersebut. STS, bila Anda SANGAT TIDAK SESUAI dengan pernyataan tersebut. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar atau salah ataupun penilaian baik dan buruk. Kerahasian anda kami jamin, untuk itu kami sangat mengharapkan dan menghargai keterbukaan anda. Pastikan anda telah mengisi keseluruhan pernyataan 1. Keluarga saya memberikan informasi penting tentang gangguan perkembangan anak saya. SS S TS STS 2. Pasangan hidup saya mendahulukan keperluan lain daripada keperluan saya. SS S TS STS 3. Orang-orang di sekitar saya membiarkan saya menyelesaikan masalahmasalah saya sendiri. SS S TS STS 4. Teman-teman menyedikan waktu untuk mendengarkan keluh kesah saya. SS S TS STS 5. Pasangan hidup saya mencemooh hasil kerja saya. SS S TS STS 6. Saya mendapat nasehat dari teman-teman saya. SS S TS STS 7. Saya merasa terpojok dengan nasehat yang diberikan orang di sekitar. SS S TS STS 8. Pasangan hidup saya sering memberi kritikan pedas. SS S TS STS 9. Ketika saya sedih, tidak ada orang yang menghibur saya. SS S TS STS 10. Pasangan hidup saya menyanyangi saya. SS S TS STS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134

11. Keluarga saya menghargai segala hasil usaha saya. SS S TS STS 12. Teman-teman saya masa bodoh dengan masalah-masalah saya. SS S TS STS 13. Teman-teman saya berbagi tips dengan saya. SS S TS STS 14. Saya merasa kerabat saya berusaha menguatkan hati saya. SS S TS STS 15. Orang-orang mengejek kondisi anak saya. SS S TS STS 16. Pasangan hidup saya mengajak saya untuk mendiskusikan perkembangan anak saya dan kejadian yang saya alami sehari-hari. SS S TS STS 17. Keluarga saya merasa empati terhadap kondisi saya. SS S TS STS 18. Saya dan pasangan hidup saya berkerjasama dalam memelihara anakanak kami. SS S TS STS 19. Saya merasa tertolak dalam lingkungan saya. SS S TS STS 20. Teman-teman tidak memberi tanggapan ketika saya mengeluarkan pendapat. SS S TS STS 21. Orang-orang disekitar saya siap membantu menjaga anak-anak saya, ketika saya sedang sibuk. SS S TS STS 22. Saya merasa orang lain tidak menyukai saya bila saya membuka diri. SS S TS STS 23. Pasangan hidup saya tidak mau berbagi tugas dengan saya dalam memelihara anak saya. SS S TS STS 24. Saya merasa kecewa dengan informasi dari teman-teman saya. SS S TS STS 25. Teman-teman saya tidak mau mendengarkan keluh kesah saya. SS S TS STS 26. Orang-orang disekitar saya siap membantu saya ketika saya mengalami kesulitan. SS S TS STS 27. Saya merasa pasangan saya tidak peduli dengan saya. SS S TS STS 28. Orang-orang di sekitar saya mengakui kemampuan saya. SS S TS STS 29. Keluarga saya masa bodoh dengan kondisi saya. SS S TS STS 30. Pasangan hidup saya selalu memompa semangat saya, ketika saya terpuruk. SS S TS STS 31. Orang-orang di sekitar saya tidak mau memberi pinjaman kepada saya. SS S TS STS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135 32. Teman-teman saya memberikan informasi lengkap tentang segala hal yang saya butuhkan. SS S TS STS 33. Saya merasa tidak dibeda-bedakan oleh orang di sekitar saya. SS S TS STS 34. Orang-orang di sekitar saya menjatuhkan saya. SS S TS STS 35. Keluarga saya berada disamping saya ketika saya mengalami masa-masa sulit. SS S TS STS 36. Pasangan hidup saya menerima saya apa adanya. SS S TS STS 37. Saya merasa dihargai oleh teman-taman saya. SS S TS STS 38. Keluarga saya meninggalkan saya ketika saya menghadapi masa-masa sulit. SS S TS STS 39. Pendapat saya sering diabaikan oleh orang-orang di sekitar saya. SS S TS STS 40. Ketika saya sedih, ada orang yang menghibur saya. SS S TS STS 41. Saya merasa pasangan hidup saya tidak menyayangi saya. SS S TS STS 42. Teman-teman saya memperhatikan pendapat saya. SS S TS STS 43. Orang-orang di sekitar saya bersedia meminjamkan barang-barang, ketika saya membutuhkannya. SS S TS STS 44. Teman-teman saya menanyakan kabar keluarga saya. SS S TS STS 45. Orang-orang di sekitar saya tidak percaya kepada saya. SS S TS STS 46. Teman-teman saya menolak memberi pinjaman uang kepada saya, ketika saya membutuhkan uang. SS S TS STS 47. Saya merasa tidak dihormati dalam keluarga saya. SS S TS STS 48. Teman-teman menyedikan waktu untuk mendengarkan keluh kesah saya. SS S TS STS 49. Keluarga saya tidak mau membantu menjaga anak-anak saya, ketika saya sedang ada acara mendadak. SS S TS STS 50. Pasangan hidup saya memuji hasil usaha saya. SS S TS STS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136 SKALA 2

Petunjuk: Dibawah ini ada pernyataan-pernyataan yang terkait dengan hal-hal yang anda alami sehari-hari. Anda diminta untuk memilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai keadaan diri anda, dengan cara memberi tanda silang (X) pada kolom yang tersedia. Adapun alternatif jawaban yang tersedia adalah: SL, bila Anda SELALU dengan pernyataan tersebut. SR, bila Anda SERING dengan pernyataan tersebut. KD, bila Anda KADANG-KADANG dengan pernyataan tersebut. TP, bila Anda TIDAK PERNAH dengan pernyataan tersebut. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar atau salah ataupun penilaian baik dan buruk. Kerahasian anda kami jamin, untuk itu kami sangat menharapkan dan menghargai keterbukan anda. Pastikan anda telah mengisi keseluruhan pernyataan. 1. Saya memandang orang lain secara positif. SL SR 2. Saya malas berolahraga. SL SR 3. Saya menderita insomnia/susah tidur. SL SR 4. Saya hanya terpaku pada satu hal/masalah. SL SR 5. Saya tidak suka berteman dengan orang baru. SL SR 6. Saya mudah lupa. SL SR 7. Saya merasa ketakutan. SL SR 8. Saya ceroboh. SL SR 9. Saya bisa berpikir jernih. SL SR 10. Saya bisa kosentrasi. SL SR 11. Saya susah tertawa. SL SR 12. Saya merasa percaya diri. SL SR 13. Tekanan darah saya stabil/normal. SL SR

KD

TP

KD

TP

KD

TP

KD

TP

KD

TP

KD

TP

KD

TP

KD

TP

KD

TP

KD

TP

KD

TP

KD

TP

KD

TP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137 14. Saya merasa mampu berbuat sesuatu. SL SR KD 15. Saya merasa otak saya bisa menerima informasi baru. SL SR KD 16. Saya membuka diri kepada lingkungan sosial saya. SL SR KD 17. Saya melamun. SL SR KD 18. Saya suka menyalahkan diri saya. SL SR KD 19. Saya rajin mengerjakan sesuatu. SL SR KD 20. Pikiran saya kacau. SL SR KD 21. Saya menarik nafas teratur. SL SR KD 22. Saya marah-marah. SL SR KD 23. Punggung dan leher saya terasa tegang. SL SR KD 24. Saya merasa sangat bersemangat. SL SR KD 25. Saya merasa otak seperti beku. SL SR KD 26. Saya merasa sedih. SL SR KD 27. Saya dapat tidur nyenyak. SL SR KD 28. Saya menepati janji saya. SL SR KD 29. Saya merasa rendah diri. SL SR KD 30. Nafas saya terengah-engah. SL SR KD 31. Saya malas melakukan apa-apa. SL SR KD 32. Saya susah kosentrasi. SL SR KD 33. Saya sakit kepala. SL SR KD 34. Saya merasa kehilangan kesabaran. SL SR KD 35. Denyut jantung saya normal. SL SR KD 36. Saya sabar menghadapi cobaan. SL SR KD 37. Saya merasa saya mudah mengingat sesuatu. SL SR KD 38. Badan saya terasa pegal-pegal. SL SR KD

TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138 39. Saya merasa gelisah. SL

SR

KD

TP

SL

SR

KD

TP

40. Saya mudah panik. 41. Saya ingkar janji. SL SR KD 42. Saya bersahabat dengan semua orang. SL SR KD 43. Saya bisa mengontrol gerakan saya. SL SR KD 44. Suasana hati saya mudah berubah. SL SR KD 45. Saya merasa otak saya tidak dapat menerima informasi baru. SL SR KD 46. Saya tidur teratur. SL SR KD 47. Saya ramah pada orang lain. SL SR KD 48. Saya merasa tentram. SL SR KD 49. Saya merasa bahagia. SL SR KD 50. Saya buang air besar secara teratur. SL SR KD

TERIMA KASIH ATAS KERJASAMANYA TUHAN MEMBERKATI

TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162

6. UJI ASUMSI a. UJI NORMALITAS b. UJI LINEARITAS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163 a. Uji Normalitas

NPar Tests

N DS TS

50 50

Mean 151,48 98,02

Std. Deviation 17,604 21,750

Minimum 90 55

Maximum 188 154

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test DS N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences

Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

50 151,48 17,604 ,160 ,088 -,160 1,128 ,157

TS 50 98,02 21,750 ,149 ,149 -,070 1,057 ,214

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164 b. Uji Linieritas

Regression

ANOVA(b)

Model 1

Sum of Squares

df

Regressi 8538,450 on Residual 14642,530 Total 23180,980 a Predictors: (Constant), DS b Dependent Variable: TS

Mean Square 1

8538,450

48 49

305,053

F 27,990

Sig. ,000(a)

Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1

B (Consta 211,611 nt) DS -,750 a Dependent Variable: TS

Std. Error

Standardized Coefficients Beta

21,612 ,142

-,607

t

Sig.

9,791

,000

-5,291

,000

Model Summary

Model 1

R R Square ,607(a) ,368 a Predictors: (Constant), DS

Adjusted R Square ,355

Std. Error of the Estimate 17,466

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166

UJI HIPOTESA Correlations DS TS Pearson 1 -,607(**) Correlation Sig. (1. ,000 tailed) N 50 50 TS Pearson -,607(**) 1 Correlation Sig. (1,000 . tailed) N 50 50 ** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). DS