HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Oleh : RIZKY OKTARIA F 100 080 149
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh : RIZKY OKTARIA F 100 080 149
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
ii
ABSTRAKSI HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR Rizky Oktaria Taufik Kasturi Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1) Mengetahui hubungan antara kestabilan emosi dengan konformitas pada anggota klub motor. 2) Mengetahui tingkat kestabilan emosi. 3) Mengetahui tingkat konformitas. Subjek dalam penelitian ini adalah 50 orang anggota Yamaha V-ixion Club Sragen. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive Incidental Non Random Sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala kestabilan emosi dan skala konformitas. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan teknik korelasi product moment diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif antara kestabilan emosi dengan konformitas pada anggota klub motor. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan bahwa ada hubungan negatif antara kestabilan emosi dengan konformitas pada anggota klub motor sehingga hipotesis ditolak.Maka jika kestabilan emosi tinggi, maka konformitas akan tinggi dan begitu pula sebaliknya jika kestabilan emosi rendah, maka konformitas akan cenderung rendah. Kestabilan emosi pada subjek penelitian berada pada kategori tinggi dan konformitas pada subjek penelitian berada pada kategori sedang. Implikasi penelitian ini adalah untuk ilmu psikologi sosial dan psikologi perkembangan emosi, kognisi dan sosial terutama pada organisasi atau perkumpulan. Kata kunci : Konformitas, Kestabilan Emosi, Anggota Klub Motor
v
lewat dengan bebas. Hal tersebut
Pendahuluan Perilaku negatif yang biasanya
juga terlihat pada malam pergantian
dilakukan anggota klub motor dapat
tahun baru, bahkan klub motor tidak
meresahkan
peduli
balapan
masyarakat liar,
seperti
dengan
adanya
aparat
mabuk-mabukan,
keamanan yang berjaga. Banyak klub
tawuran, ataupun narkoba. Bahkan
motor yang bergoncengan tetapi
dengan adanya klub motor dapat
pembonceng tidak memakai helm
membawa sifat anarkhis, misalnya
dan tidak mematuhi rambu-rambu
klub motor melakukan konvoi di
lalu lintas.
jalan raya. Rombongan konvoi klub
Perilaku klub motor tersebut
motor itu merasa sebagai penguasa
merupakan dampak negatif yang
jalan sehingga pengendara jalan yang
dilakukan
lain
untuk
motornya. Hal tersebut dapat terjadi
klub
karena para anggota klub motor
motornya. Ketika konvoi klub motor
mengikuti apa yang dilakukan oleh
tidak mendapat kawalan dari polisi
kelompoknya. Jika banyak anggota
lalu lintas, maka memiliki hak yang
lain yang melakukan sesuatu, maka
sama dengan pengguna jalan lainnya
anggota lain akan mengikutinya juga.
(Pranyono, 2012).
Perilaku yang mengikuti kelompok
harus
memberikan
mengalah jalan
Berdasarkan
kepada
hasil
observasi
tersebut
oleh
anggota
merupakan
klub
konformitas.
yang dilakukan di lapangan terdapat
Konformitas merupakan perubahan
fakta dan fenomena yang dapat
tingkah laku atau keyakinan individu
diungkap bahwa masih banyak klub
agar sesuai dengan tekanan atau
motor
harapan
yang
dapat
menganggu
kenyamanan masyarakat. Klub motor
semena-mena
(Kiesler
&
Kiesler dalam Rakhmat, 2001).
melakukan konvoi di jalan dengan bertindak
kelompok
Konformitas yang dilakukan
dengan
anggota klub motor adalah dalam hal
adanya suara knalpot yang dapat
penampilan
membuat bising sehingga pengguna
mereka berkumpul bersama dengan
jalan lain menghindar dan memberi
anggota klub motor lainnya. Anggota
jalan agar klub motor tersebut dapat
klub
1
motor
terutama
akan
pada
saat
berpenampilan
sama
dengan
anggota
lain.
kegiatan positif yang diadakan oleh
Berdasarkan hasil observasi yang
klub motor, diantaranya mengadakan
dilakukan,
sejumlah
anggota
klub
motor
bakti
sosial,
santunan
berpenampilan mirip satu sama lain.
kepada anak yatim piatu, panti
Terlihat
helm,
jompo, dan kegiatan-kegiatan positif
pakaian, jaket, hingga pernak pernik
lain yang bermanfaat untuk orang
aksesorisnya.
perilaku
banyak (Fitri, 2012). Diharapkan
konform yang dilakukan tersebut
dengan adanya kegitan tersebut dapat
akan berdampak negatif yaitu adanya
memberikan kesesuaian bagi anggota
kekaburan dalam jati diri terutama
untuk saling berbagi dan peduli
penampilannya
terhadap sesame serta memupuk jiwa
dari
kesamaan
Sehingga
Selain itu, dampak negatif
sosial bagi para anggotanya.
dalam konformitas yang dilakukan
Salah satu faktor yang dapat
anggota klub motor yaitu anggota
mempengaruhi
memodifikasi motornya sama dengan
bertindak mengikuti kelompok yaitu
motor
kestabilan
teman-teman
yang
lain.
seseorang
emosi.
Irma
(2003)
Memodifikasi dapat dilakukan mulai
menjelaskan
dari menambah aksesoris motor,
emosi
spare part, hingga mengganti warna
tetap, tidak mengalami perubahan,
motor dengan cara airbrush yang
atau
harganya
meskipun
tidak
murah
(Hanggi,
bahwa
untuk
kestabilan
menunjukkan
tidak
emosi yang
cepat
terganggu
dalam
keadaan
2012). Para anggota klub melakukan
menghadapi
hal
yang mempunyai kestabilan emosi
tersebut
tanpa pertimbangan
masalah.
Seseorang
manfaat dan kegunaanya, karena
mampu mengekspresikan
lebih mementingkan kelompok agar
dengan
tetap sama seperti teman kelompok
sehingga
yang lain.
dialaminya
Selain
tidak
emosi
yang
tidak
sedang
mengganggu
dampak
konformitas
juga
demikian seseorang yang emosinya
memberikan dampak positif bagi
stabil dapat mengarahkan diri untuk
anggota
memusatkan perhatian pada aktivitas
klub
motor.
Adanya
2
yang
berlebihan,
memberikan
negatif,
aktivitas
tepat,
emosi
lain.
Dengan
yang
dijalani
dan
dapat
untuk menyesuaikan diri terhadap
menggunakan pikiran yang lebih
kelompok. (2) Penampilan, individu
positif untuk tidak mudah konform
yang tidak mau mengikuti apa yang
pada hal-hal
berlaku didalam kelompok akan
yang negatif bagi
dirinya.
menanggung
Menurut
mengalami
dan
akibat yang tidak menyenangkan.
mendefinisikan
Peningkatan konformitas ini terjadi
konformitas adalah kesesuaian antara
karena anggotanya enggan disebut
perilaku
individu dengan perilaku
sebagai orang yang menyimpang
kelompoknya atau perilaku individu
atau terkucilkan. (3) Pandangan,
dengan harapan orang lain tentang
individu
perilakunya.
Meinarno
Sarwono
resiko
(2009)
mempertanyakan
Konformitas
akan
pandangan orang tentang dirinya,
kecocokan
atau
sehingga individu harus mempunyai
dan
gaya atau ciri khas tersendiri baik
mengakibatkan kesesuaian
juga
antara
individu
kelompok.
dari perilaku, pandangan, maupun
Konformitas
mengandung
penampilan
yang
diperoleh
dari
aspek-aspek sebagaimana dijelaskan
teman-temannya. Adanya perbedaan
oleh Rakhmat (2001) meliputi : (1)
ciri yang dimiliki dengan individu
Perilaku,
lain sehingga individu tersebut dapat
konformitas
sebagai
perubahan perilaku atau kepercayaan
merasa
menuju norma kelompok sebagai
dimilikinya.
tekanan kelompok baik yang nyata
ada
ciri
Menurut
Rakhmat
maupun yang dibayangkan. Bila
faktor-faktor
seseorang dihadapkan pada pendapat
Konformitas
yang
anggota
situasional
dan
yang
situasional
adalah
telah
lainnya,
disepakati
maka
tekanan
khas
yang
(2001),
yang mempengaruhi adalah
faktor
personal.
Faktor
(1)
Kejelasan
dihasilkan pihak mayoritas akan
Situasi (2) Konteks Situasi (3) Cara
mampu menimbulkan konformitas.
Menyampaikan
Semakin
Karakteristik Sumber Pengaruh (5)
besar
kepercayaan
Penilaian
seseorang terhadap kelompok, maka
Ukuran
semakin besar pula kemungkinan
Kesepakatan Kelompok. Sedangkan
3
Kelompok
(6)
(4)
Tingkat
faktor personal yang mempengaruhi
memberikan reaksi emosi yang tepat
konformitas adalah (1) Usia. (2)
pada
Jenis
menyenangkan dan kondisi tertentu.
Kelamin.
(3)
Stabilitas
Emosional. (4) Harga Diri. Kestabilan
(3)
Emosi
situasi
Kontrol
yang
emosi,
tidak
dasar
dari
adalah
kematangan emosi adalah adanya
berubah-ubah
kontrol emosi, kontrol emosi juga
dari satu emosi atau suasana hati
sangat penting dalam penyesuaian
kesuasana hati lain seperti dalam
diri dan kesehatan mental.
keadaan yang tidak
periode
sebelumnya
(Hurlock,
Menurut Irma (2003) faktor-
2002). Kestabilan
emosi
bukan
faktor
hanya determinan
efektif
dalam
Kestabilan Emosi, meliputi 1. Pola
pola
kepribadian
individu,
juga
membantu
melainkan mengontrol
pertumbuhan
Asuh
dan
sebagai
kepribadian
suatu
yang
mempengaruhi
Orangtua,
Mengenal Sendiri,
perkembangan individu. Kestabilan emosi
yang
2.
dan 3.
Menerima Suara
hati,
4.
proses
Dengan demikian dari uraian di
terus-menerus
atas, dapat disimpulkan bahwa jika seseorang
baik dalam kesehatan emosi, baik
kestabilan emosinya
intrapsikis ataupun intrapersonal.
mudah
melakukan
sesuai
dengan
tiga
Diri
Pengembangan Diri.
bekerja dengan perasaan yang lebih
Ada
Kemampuan
aspek
dalam
dapat
mengelola maka tidak konformitas kelompoknya.
kestabilan emosi menurut Scheneider
Sebaliknya jika seseorang kondisi
(dalam Rosdiana, 2012) yaitu (1)
emosional
Adequasi emosi, yaitu reaksi emosi
maka
sesuai
konformitas
dengan
diterimanya,
rangsang
dimana
reaksi
yang ini
dirinya
lebih
kurang
mudah
stabil
melakukan
sesuai
dengan
kelompoknya..
berkaitan dengan macam atau isi
Berdasarkan teori yang telah
emosi dan arah emosi atau kepada
dikemukakan di atas, maka penulis
siapa emosi tersebut diarahkan. (2)
mengemukakan
Kematangan emosi, ditandai dengan
penelitian ini adalah: ”Ada hubungan
adanya
negatif
kemampuan
untuk
4
antara
hipotesis
kestabilan
dalam
emosi
dengan konformitas pada anggota
sesuai
klub motor.
Rakhmat (2001) bahwa faktor-faktor
Metode Penelitian
yang
Populasi penelitian ini adalah anggota
Yamaha
V-ixion
dengan
pendapat
mempengaruhi
dari
konformitas
diantaranya adalah faktor internal
Club
dan
situasional
individu,
Sragen yang berjumlah 60 orang.
internal
Sampel
kelamin, harga diri dan stabilitas
dalam
penelitian
ini
berjumlah 50 orang.
ini
dari
yaitu
dari
skala
individu
situasi,
menyampaikan
aspek-aspek
karakteristik
dikemukakan
oleh
meliputi
konteks
Konformitas yang mengacu pada
sumber
skala
kesepakatan kelompok.
emosi
yang
mengacu pada aspek-aspek yang oleh
kelompok,
Berdasarkan
Scheneider
cara
penilaian,
ukuran
dikemukakan
jenis
kejelasan
situasi,
Rakhmat (dalam Insanti, 2010), dan Kestabilan
usia,
emosi, sedangkan faktor situasional
Skala yang digunakan dalam penelitian
terdiri
faktor
pengaruh, dan
tingkat
hasil
analisis
diperoleh sumbangan efektif variabel
(Rosdiana, 2012).
kestabilan
emosi
terhadap
Hasil Dan Pembahasan
konformitas sebesar 18,8%, yang
Berdasarkan hasil perhitungan
ditunjukkan dengan r² sebesar 0,188.
teknik analisis product moment dari
Hal ini menunjukkan bahwa masih
Pearson yang ditunjukan oleh nilai
terdapat 81,2% variabel lain yang
koefisien korelasi (r) = 0,433, (p) =
mempengaruhi konformitas, diluar
0,002
(p < 0,01). Hasil ini
variabel kestabilan emosi. Variabel
menunjukkan ada hubungan positif
tersebut misalnya usia, jenis kelamin,
yang
antara
harga diri, kepercayaan diri yang
kestabilan emosi dengan konformitas
lemah dan hal-hal lain yang dapat
pada anggota klub
mempengaruhi
sangat
signifikan
motor. Jadi
hipotesis yang diajukan ditolak.
satu
konformitas,
pengaruh pendapat
yang
terutama terjadi pada anggota klub
Kestabilan emosi merupakan salah
konformitas
motor.
dalam
Hasil
tersebut
analisis
data
menunjukkan variabel konformitas
5
memiliki rerata empirik sebesar 59,3
Berdasarkan dari kesimpulan
dan rerata hipotetik sebesar 50. Yang
diatas, maka dapat diberikan saran-
menunjukkan
saran sebagai berikut :
bahwa
konformitas
pada anggota klub motor subjek
1.Bagi ketua klub motor
penelitian
sedang.
2.Bagi anggota klub motor
Sedangkan pada kestabilan emosi
3.Bagi peneliti selanjutnya
rerata empirik menunjukkan hasil
Daftar Pustaka
74,88 dan rerata hipotetik 60. Hal ini
Aleem, S. (2005). Emotional Stability among College Youth. Journal of the Indian Academy of Applied Psychology , 31 (1-2), 100102. Hanggi. (2012). Lifestyle Komunitas Scoopy, Harmonisasi Modif Turing dan Fashion. http://motorplus.otomotifnet.co m.01/10/2012 Hurlock, E. B. (2002). Psikologi Perkembangan: Suatu Pengantar Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Insanti, Y. D. (2010). Hubungan Antara Konformitas Dengan Kedisiplinan Berlalu Lintas Pada Anggota Klub Motor. Skripsi. (Tidak Diterbitkan). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta
tergolong
menunjukkan
bahwa
konformitas
pada subjek penelitian tergolong tinggi. Kesimpulan Dan Saran Berdasarkan
hasil
analisis
data penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kestabilan emosi dengan konformitas pada anggota klub motor, Peranan atau Sumbangan efektif
kestabilan
konformitas
emosi
sebesar
dengan 18,8%,
ditunjukan oleh koefisien determinan (r²) = 0,188, Tingkat konformitas
Irma,
A. (2003). Perbedaan Kestabilan Emosi Remaja yang Shalatnya Teratur dengan Kestabilan Emosi Remaja yang Shalatnya Tidak Teratur. Jurnal Psikologi Islam (3), 8393. Fitri. (2012). Byonic Cianjur Bangun Citra Positif Klub Motor. http://www.bandungoke.com.15 /11/2012 Pranyono, F. E. (2012). Menyoal Perilaku Bikers di Jalan. Raya.
pada anggota klub motor tergolong sedang yang ditunjukkan oleh rerata empirik hipotetik
(RE)=59,3
dan
(RH)=50.
rerata Tingkat
kestabilan pada anggota klub motor tergolong tinggi yang ditunjukkan oleh rerata empirik (RE)=74,88 dan rerata hipotetik (RH)=60.
6
http://beradabdijalan.blogdetik .com.22/01/2012 Rakhmat, J. (2001). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Rosdiana, D. (2012). Hubungan Antara Kekhusyukan Shalat dengan Stabilitas Emosi Pada Jama'ah Halaqoh Shalat Khusyuk. Skripsi. (Tidak Diterbitkan). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta Sarwono, S. W., Meinarno, E. A. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika
7