HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan bidan tentang SDIDTK ... SDIDTK. Salah satu program pemerintah untuk menunja...

5 downloads 717 Views 56KB Size
HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN Endah Purwaningsih, Yunita Trihapsari ABSTRAK Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) merupakan revisi dari program Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) yang telah dilakukan sejak tahun 1988 dan merupakan salah satu program pokok Puskesmas. Kegiatan ini dilakukan menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan dalam keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga professional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan bidan tentang SDIDTK terhadap pelaksanaan SDIDTK di Puskesmas Kecamatan Karanganom Klaten.Metode penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan waktu cross sectional. Lokasi penelitian yaitu di wilayah kerja Puskesmas Karanganom Klaten pada bulan Maret sampai April 2013. Subyek penelitian adalah 21 bidan dengan teknik total sampling. Dengan Pengumpulan data dengan lembar kuesioner dan observasi dengan analisa data menggunakan chi square.Uji statistik chi square menunjukkan nilai x2 = 8,069 dengan p value = 0,018 (<0,05) yang berarti ada hubungan pengetahuan bidan tentang SDIDTK terhadap pelaksanaan SDIDTK di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Karanganom Klaten. Sebaiknya ada penelitian lanjutan untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi pelaksanaan SDIDTK. Kata Kunci : pengetahuan bidan tentang SDIDTK, pelaksanaan SDIDTK Pustaka : 20 (2002 s/d 2012) PENDAHULUAN Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) merupakan revisi dari program Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) yang telah dilakukan sejak tahun 1988 dan merupakan salah satu program pokok Puskesmas. Kegiatan ini dilakukan menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan dalam keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga professional. Pemerintah telah melakukan beberapa upaya dalam mendukung pelaksanaan SDIDTK. Salah satu program pemerintah untuk menunjang upaya tersebut adalah diterbitkannya buku Pedoman Pelaksanaan SDIDTK di tingkat pelayanan

kesehatan dasar. Upaya lain yang dilakukan adalah pelatihan SDIDTK bagi tenaga kesehatan baik di kabupaten, kota maupun di Puskesmas. Puskesmas dan jaringannya sebagai organisasi pelayanan kesehatan dasar terdepan memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan dan keberhasilan program SDIDTK di wilayah kerjanya. Penanggung jawab program SDIDTK di Puskesmas bertanggung jawab mengelola program dan pencapaian tujuan program di Puskesmas.Salah satu pelaksana program SDIDTK adalah seorang bidan. Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Jika melakukan praktek, yang bersangkutan harus mempunyai klasifikasi agar mendapatkan lisensi untuk praktek (IBI, 2004). Pengetahuan bidan mempunyai peranan besar terhadap pelaksanaan SDIDTK, pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu yang dapat diperoleh melalui proses belajar. Proses belajar dapat terjadi melalui penglihatan, pendengaran, rasa dan raga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2010). Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seorang bidan adalah usia, pendidikan, lama kerja, pelatihan, informasi, budaya, pengalaman, pendapatan. Salah satu upaya terkait dengan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan, Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan profesi &stakeholdermelaksanakan pelayanan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Anak di tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Program ini bertujuan untuk melakukan deteksi dini pada Pertumbuhan dan Perkembangan seperti kelambatan perkembangan, gangguan daya lihat dan daya dengar, Gangguan mental emosional, Autisme, Hiperaktivitas dan gangguan pemusatan perhatian. Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0 – 6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap

kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dapat dilakukan oleh ibu, ayah, pengganti orang tua/pengasuh anak, anggota keluarga lain atau kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga dan dalam kehidupan sehari-hari (Depkes RI, 2010). Dari data Dinas Kesehatan di Jawa Tengah cakupan SDIDTK pada tahun 2008 sebesar 44,76%, meningkat bila dibandingkan dengan cakupan tahun 2007 sebesar 35,66%. Cakupan tersebut masih jauh di bawah target SPM (Standar Pelayanan Minimal) tahun 2005 sebesar 65% apalagi bila dibandingkan dengan target SPM tahun 2010 sebesar 90% (Dinkes Jateng, 2011). Tahun 2012 cakupan SDIDTK di Kabupaten Klaten sebesar 84,82% pada anak prasekolah (DKK Klaten). Berdasarkanstudi pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan melakukan wawancara pada 6 bidan di Puskesmas Karanganom, dengan mengajukan pertanyaan mengenai pengertian SDIDTK dan bagaimana pelaksanaannya. Didapatkan

hasil

2

bidan

mengerti

tentang

SDIDTK

tetapi

tidak

mengaplikasikannya dan 4 bidan kurang mengerti tentang SDIDTK dan tidak mengaplikasikannya. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Bidan Tentang SDIDTK Terhadap Pelaksanaan SDIDTK di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Karanganom Klaten.”

METODE PENELITIAN Variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan untuk satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010).Variabel bebas (Independen) dalam penelitian ini : pengetahuan bidan tentang Stimulasi Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang.Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini : pelaksanaan Stimulasi Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang.Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional adalah mencari hubungan dua variabel pada satu waktu.Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2007). Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah semua bidan desa yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Karanganom Klaten yaitu 21 bidan.Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005).Sampel penelitian ini adalah semua bidan desa yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Karanganom Klaten yaitu 21 bidan.Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2006) yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu seluruh populasi menjadi anggota yang akan diamati sebagai sempel. Dengan melakukan observasi langsung kepada responden saat melaksanakan kegiatan posyandu.Analisis ini digunakan untuk mengetahui distribusi tiap-tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Pada umumnya analisis ini hanya menggunakan distribusi dan prosentase dari tiap variabel.Analisis bivariatyang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2005). Dilakukan uji statistik nonparametris dengan chi square yang digunakan untuk mencari hubungan dan menguji hipotesis antara dua variabel dan berbentuk data nominal (Sugiyono, 2007).Teknik analisis data dengan menggunakan Chi-square dengan α (0,05). Uji Chi-square dapat digunakan untuk mengestimasi atau mengevaluasi frekuensi yang diselidiki atau menganalisis hasil observasi untuk mengetahui, apakah terdapat hubungan atau perbedaan

yang

signifikan

pada

penelitian

yang

menggunakan

data

kategori.Apabila P value ≤ α (0,05), Ho ditolak, berarti data sampel mendukung adanya hubungan yang bermakna (signifikan).

HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Bidan di Puskesmas Karanganom Klaten No

Umur

1

<30 tahun

2

30-40 tahun

3

>40 tahun

Frekuensi

%

5

23,8

10

47,6

6

28,6

Jumlah

21

100

Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan sebagian besar responden berumur 30-40 tahun yaitu 10 orang (47,6%). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar bidan di Kecamatan Karanganom berumur 30-40 tahun. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Bidan di Puskesmas Karanganom Klaten Frekuensi

%

6

28,6

DIII Kebidanan

15

71,4

Jumlah

21

100

No

Pendidikan

1

DI Kebidanan

2

Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 4.2 dapat dijelaskan sebagian besar responden berpendidikan DIII Kebidanan yaitu 15 orang (71,4%). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan

bahwa

sebagian

besar

bidan

di

Kecamatan

Karanganom

berpendidikan DIII Kebidanan. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Lama Kerja Bidan di Puskesmas Karanganom Klaten No

Lama Kerja

Frekuensi

%

1

<10 tahun

8

38,1

2

>10 tahun

13

61,9

Jumlah

21

100

Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 4.3 diketahui responden yang paling banyak dengan lama kerja lebih dari 10 tahun sebanyak 13 bidan (61,9%). Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pelatihan Bidan di Puskesmas Karanganom Klaten No

Pelatihan

Frekuensi

%

1

Pernah

7

33,3

2

Tidak pernah

14

66,7

Jumlah

21

100

Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 4.4 diketahui responden yang sudah pernah mengikuti pelatihan adalah 7 orang (33,3%). Tabel 4.5 Distribusi Pengetahuan Bidan Tentang SDIDTK di Puskesmas Karanganom Klaten No

Pengetahuan

Frekuensi

%

1

Baik

12

57,1

2

Cukup

8

38,1

3

Kurang

1

4,8

Jumlah

21

100

Sumber : Data Primer Berdasarkan table 4.5 diatas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan bidan tentang SDIDTK berpengetahuan baik sebanyak 12 orang (57,1%). Tabel 4.6 Distribusi Pelaksanaan SDIDTK di Puskesmas Karanganom Klaten No

Pelaksanaan

1

Melaksanakan

2

Tidak melaksanakan Jumlah

Frekuensi

%

12

57,2

9

42,9

21

100

Sumber : Data Primer Berdasarkan table 4.6 diatas dapat dilihat bahwa bidan yang melaksanakan SDIDTK sebanyak 12 orang (57,2%). Tabel 4.7 Hubungan Pengetahuan Bidan Tentang SDIDTK Terhadap Pelaksanaan SDIDTK di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Karanganom Klaten.

Pengetahuan

Pelaksanaan

Total

p

X2

value Melaksanakan

Tidak melaksanakan

F Baik

%

F

%

F

%

10

83,3

2

16,7

12

100

Cukup

2

25

6

75

8

100

Kurang

0

0

1

100

1

100

Jumlah

12

57,1

9

42,9

21

100

0,018

8,069

Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa pengetahuan bidan tentang SDIDTK baik sebanyak 12 orang dengan 10 orang (83,3%) melaksanakan dan 2 orang (16,7%) tidak melaksanakan. Pengetahuan cukup sebanyak 8 orang dengan 2 orang (25%) melaksanakan dan 6 orang (75%) tidak melaksanakan. Pengetahuan kurang sebanyak 1 orang dan tidak melaksanakan.Hasil uji statistik dengan menggunakan chi square didapatkan bahwa ada hubungan pengetahuan bidan tentang SDIDTK dengan pelaksanaan SDIDTK dengan nilai x2 = 8,069 dan nilai p value = 0,018 (p<0,05).Hasil penelitian karakteristik umur bidan sebagian besar berusia 30-40 tahun yaitu sebanyak 10 orang (47,6%). Umur yaitu usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Menurut pendapat Hurlock.B.E (2005), bahwa semakin meningkatnya umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang dalam berfikir dan bekerja akan lebih matang.Pendidikan bidan sebagian besar adalah DIII Kebidanan dengan jumlah 17 (71,4%). Hasil ini didukung dengan penelitian Maritalia, Dewi (2009), tentang Analisis Pelaksanaan Program Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita Dan Anak Pra Sekolah Di Puskesmas Kota Semarang Tahun 2009. Pendidikan DIII Kebidanan adalah pendidikan bidan professional yang diselenggarakan oleh pemerintah (Permenkes No 900/menkes/2010).

Lama kerja sebagian besar adalah lebih dari 10 tahun sebanyak 13 orang (61,9%). Hasil ini sesuai dengan penelitian (Ranupandojo, 2004), pengalaman kerja adalah ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat memahami tugas-tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik.Pelatihan memberikan kontribusi positif terhadap pemberdayaan yaitu dengan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sebagai kriteria keberhasilan program secara keseluruhan (Notoatmodjo, 2010). Dari hasil penelitian menunjukkan hanya 7 orang (33,3%) yang pernah mengikuti pelatihan tentang SDIDTK. Bedasarkan analisis data tabel 4.5 dapat dilihat bahwa sebanyak 12 orang (57,1%) mempunyai pengetahuan baik tentang SDIDTK. Hal ini dikarenakan bidan telah mendapatkan informasi tentang SDIDTK melalui pelatihan dan buku pedoman tentang yang telah diberikan. Pengetahuan baik diperoleh dari pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain. Pengalaman adalah guru yang paling baik merupakan sumber pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu (Notoatmodjo, 2010).Berdasarkan tabel 4.6 bahwa bidan melaksanakan kegiatan SDIDTK yaitu sebanyak 12 orang (57,2%). Pelaksanaan SDIDTK sebagian besar dilakukan oleh bidan pada balita dengan rentang umur 3-6 bulan Hal ini menunjukkan kegiatan SDIDTK sudah dilaksanakan oleh sebagian besar bidan. Sesuai dengan peran dan fungsi bidan serta kompetensi ke-7 yaitu bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi dan balita sehat (1 bulan – 5 tahun) (IBI, 2004).Berdasarkan hasil penelitian didapatkan, pengetahuan bidan tentang SDIDTK baik sebanyak 12 orang dengan 10 orang (83,3%) melaksanakan dan 2 orang (16,7%) tidak melaksanakan. Pengetahuan cukup sebanyak 8 orang dengan 2 orang (25%) melaksanakan dan 6 orang (75%) tidak melaksanakan. Pengetahuan kurang sebanyak 1 orang dan tidak melaksanakan. Hasil ini menunjukkan bahwa selain pengetahuan, pelaksanaan SDIDTK dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor tersebut yaitu sikap, pendidikan, pelatihan dan fasilitas yang

ada di lingkungan Puskesmas. Hasil ini sesuai dengan teori (Notoatmodjo, 2010), bahwa perilaku dipengaruhi oleh pendidikan, sikap, perilaku, pelatihan dan fasilitas yang ada.. Secara teori, seseorang dalam melaksanakan sesuatu yang baru atau mengadopsi perilaku yang baru dalam kehidupannya melalui tiga tahap, yaitu ia harus terlebih dahulu mengetahui apa arti atau manfaat perilaku tersebut, kemudian seseorang itu menilai atau bersikap terhadap stimulus atau obyek, baru ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahuinya dengan baik sesuai dengan pengetahuannya. Pengetahuan (knowledge) adalah suatu proses mencari tahu yang tadinya tidak tahu menjadi tahu melalui proses belajar yang diperoleh dari berbagai informasi dan sumber seperti media massa, media elektronik, buku petunjuk, dan petugas kesehatan yang bertugas sebagai pemberi informasi kepada masyarakat, selain itu pengetahuan juga di dapat dari berbagai pengalaman karena sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu tersebut yang bersifat informal (Notoatmodjo, 2010).Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan tentang SDIDTK terhadap pelaksanaan SDIDTK di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Karanganom Klaten dengan uji statistik chi square nilai x2 = 8,069 dengan p value = 0,018 (<0,05). Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa semakin baik pengetahuan bidan, maka yang melaksanakan SDIDTK semakin banyak. Karena pengetahuan kognitif merupakan domain untuk terbentuknya perilaku. Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dibandingkan tanpa pengetahuan (Notoatmodjo, 2005). Hasil ini sesuai dengan (Maryam Siti, 2010), tentang Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Program SDIDTK Anak Oleh Bidan Desa Di Kabupaten Tulungagung Propinsi Jawa Timur Tahun 2010, dengan hasil penelitian pelaksanaan SDIDTK oleh bidan desa kurang dikarenakan faktor pengetahuan bidan yang rendah. Pengetahuan merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang bidan. Kompetensi tersebut dikelompokkan dalam dua kategori yaitu kompetensi inti/dasar merupakan kompetensi minimal 1 yang mutlak dimiliki oleh bidan, kompetensi tambahan/lanjutan merupakan pengembangan dari

pengetahuan dan keterampilan dasar untuk mendukung tugas bidan dalam memenuhi

tuntutan/kebutuhan

masyarakat

yang

sangat

dinamis

serta

perkembangan IPTEK. Didasari kompetensi tersebut, bidan dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilannya dalam memberikan asuhan kebidanan sesuai kebutuhan klien/pasien. Jika pengetahuan bidan tentang SDIDTK baik, maka pelaksanaan SDIDTK akan bertahan bahkan lebih ditingkatkan dalam pelaksanaannya. Sesuai dengan kompetensi ke-7 yaitu bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi , komprehensif pada bayi dan balita sehat (1 bulan - 5 tahun) (Depkes RI, 2002). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan bidan tentang SDIDTK terhadap pelaksanaan SDIDTK di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Karanganom Klaten, maka dapat ditarik kesimpulan :Berdasarkan karakteristik responden, sebagian besar responden berumur 30-40 tahun yaitu 10 orang (47,6%), berpendidikan DIII Kebidanan sebanyak 15 orang (71,4%), dengan masa kerja terbanyak >10 tahun yaitu 13 orang (61,9%), dan 14 orang (66,7%) belum pernah mendapatkan pelatihan.Pengetahuan bidan tentang SDIDTK di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Karanganom Klaten sebagian besar adalah baik sebanyak 12 orang (57,1%).Pelaksanaan SDIDTK di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Karanganom Klaten adalah melaksanakan sebanyak 12 orang (57,2%).Ada

hubungan

pengetahuan

bidan

tentang

SDIDTK

terhadap

pelaksanaan SDIDTK di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Karanganom Klaten, terbukti dengan nilai x2 = 8,069 dengan p value = 0,018 (p<0,05). Saran Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi data bagi peneliti selanjutnya.Dengan adanya penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan terutama bidan yang berada di Puskesmas Karanganom dapat memberikan pelayanan yang baik bagi bayi dan balita dengan melaksanakan SDIDTK.Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan informasi tentang

SDIDTK yang selanjutnya berguna sebagai salah satu pemikiran yang objektif dalam penentuan kebijakan pelayanan kebidanan.Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan informasi tentang SDIDTK agar dalam pelaksanaan dan pelaporannya berjalan baik dan berkesinambungan.Dengan adanya penelitian ini diharapkan memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan ibu yang mempunyai anak balita tentang SDIDTK agar ibu dapat berperan serta dalam pelaksanaannya.

DAFTAR PUSTAKA Aulia, R.F. 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja balai besar kesehatan dan keselamatan kerja Makassar. Skripsi. Makassar. Dahlan, S.M.2010. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika. Depkes RI. 2002. Ikatan Bidan Indonesia. Jakarta : Depkes RI. Depkes RI. Standar Pelayanan Kebidanan. 2011 [Diakses tanggal 5 November 2012 jam 20.00 WIB] http:/dinkes. agamkab. go. id / up / download / 12072011124009 KMK – no – 828 – ttg – juknis – SPM. PDf. Dinkes, Jateng, 2005. http : // www.dinkesjateng.org / profil 2005 / bab 4. htm. Hidayat, A.A.A. 2007. Metode penelitian keperawatan dan teknik analisa data. Jakarta : Salemba Medika. Hidayat, A.A.A. 2008. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Salemba Medika. Hurlock, B.E. 2005. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga. IBI. 2004. 50 Tahun Ikatan Bidan Indonesia. Jakarta : IBI. Kem. Kes. RI. 2010. Instrumen Stimulasi Deteksi Dini Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Kemkes. RI. Jakarta. Maritalia, Dewi. 2009. Analisis Pelaksanaan Program Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita Dan Anak Pra Sekolah di Puskesmas Kota Semarang Tahun 2009. Tesis. Semarang.

Maryam, Siti. 2010. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Program SDIDTK Anak Oleh Bidan Desa Di Kabupaten Tulungagung Propinsi Jawa Timur Tahun 2010. Tesis. Semarang. Notoatmodjo. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. ____________. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. ____________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. ____________. 2010. Promosi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Rahmawati, N.R. 2012. Pengaruh Stimulasi Orang Tua Dengan Perkembangan Anak Usia 0-3 Tahun Di Posyandu Mawar Desa Tugu Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten. STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN. KTI. Klaten. Sastroasmoro, S. 2007. Membina Tumbuh Kembang Bayi Dan Balita Panduan Untuk Orang Tua. Jakarta : Badan Penernit IDAI. Soekanto, S. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : CV Rajawali. Sugiyono. 2007. Statistika untuk penelitian. Bandung : CV Alfabeta.