HUBUNGAN SELF-EFFICACY DENGAN PENYESUAIAN DIRI

Download JURNAL Psikologi Pendidikan dan Perkembangan. Volume 3, No. ... University. . Keywords: self efficacy, college adjustment, freshmen college...

1 downloads 733 Views 487KB Size
HUBUNGAN SELF-EFFICACY DENGAN PENYESUAIAN DIRI TERHADAP PERGURUAN TINGGI PADA MAHASISWA BARU FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA M. Irfan Veronika Suprapti Fakultas Psikologi, Universitas Airlangga

Abstract This study aimed to determine relationship between self-efficacy and college adjustment among freshmen college students at Faculty of Psychology Airlangga University. The research was conducted at Faculty of Psychology Airlangga University. Subjects in this study are 89 freshmen college students. Data was collected by using General Self-Efficacy scale adaptability scale with 10 items and college adjustment scale with 24 items that made by researcher. Based on the analysis of research data obtained correlation cefficient of 0,467 with significance level of 0,000. It can be concluded that there is a correlation between self-efficacy and college adjustment among freshmen college students at Faculty of Psychology Airlangga University. . Keywords: self efficacy, college adjustment, freshmen college students

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara self-efficacy dengan penyesuaian diri terhadap perguruan tinggi pada mahasiswa baru Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa baru Fakultas Psikologi Universitas Airlangga angkatan 2013 dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 89 orang. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuisioner berupa skala General Self-Efficacy yang terdiri dari 10 aitem dan skala penyesuaian diri terhadap perguruan tinggi yang terdiri dari 24 aitem. Berdasarkan hasil analisis data penelitian diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,467 dengan taraf signifikansi 0,000.Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara self-efficacy dengan penyesuaian diri terhadap perguruan tinggi pada mahasiswa baru Fakultas Psikologi Universitas Airlangga dengan kekuatan hubungan yang berada pada kategori sedang. Kata kunci: self efficacy, penyesuaian diri terhadap perguruan tinggi, mahasiswa baru

Korespondensi: Muhammad Irfan. Departemen Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya. Jalan Dharmawangsa Jalan Dharmawangsa Dalam Selatan Surabaya 60286, Telp. (031) 5032770, (031) 5014460, Fax (031) 5025910. Email: [email protected]

172

JURNAL Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Volume 3, No. 3, Desember 2014

Pendahuluan

Arkoff (1968 dalam Sharma, 2012), penyesuaian diri terhadap perguruan tinggi merefleksikan

Setiap mahasiswa baru mengalami masa transisi dari sekolah menengah atas menuju perguruan tinggi.Disini mereka akan menghadapi suasana lingkungan baru, misalnya mendapatkan struktur sekolah yang lebih besar dan tidak bersifat pribadi, interaksi dengan kelompok sebaya dari daerah yang lebih beragam dan terkadang dengan latar belakang etnik yang lebih beragam lagi, dan peningkatan perhatian atas prestasi akademik dan penilaiannya (Santrock , 2002). Pascarella dan Terenzini (1991 dalam Sharma, 2012) mendeskripsikan masa transisi sebagai sebuah “culture shock” yang melibatkan pembelajaran kembali terhadap masalah sosial dan psikologis dalam menghadapi hal baru, pengajar dan teman baru dengan nilai dan berbagai keyakinan, kebebasan dan peluang baru, dan tuntutan akademik, personal, dan sosial yang baru (Pascarella & Terenzini, 1991, dalam Sharma, 2012). Dalam masa transisi sebagai mahasiswa baru, seseorang secara tidak langsung melakukan penyesuaian diri terhadap berbagai hal baru yang

bagaimana pencapaian seseorang dalam melewati berbagai tuntutan di dalam perguruan tinggi dan bagaimana berdampak pada perkembangan diri. D e n g a n k a t a l a i n , b a g a i m a n a m e re k a menyesuaikan diri juga bergantung pada kemampuan dalam mencapai kelulusan (Arkoff, 1968, dalam Sharma, 2012). Baker dan Siryk (1984 dalam Brown, 2008) menyebutkan bahwa penyesuaian diri terhadap perguruan tinggi merupakan kesejahteraan seorang mahasiswa yang berhubungan dalam hal akademik, sosial, stabilitas emosi, dan komitmen terhadap institusi atau perguruan tinggi (Baker & Siryk, 1984, dalam Brown, 2008). Baker dan Siryk (1984 dalam Crede & Niehorster, 2011) mengungkapkan bahwa penyesuaian diri terhadap perguruan tinggi dapat memprediksi dua hasil penting dalam konteks pendidikan, yaitu performa akademik seperti indeks prestasi dan kebertahanan mahasiswa untuk melanjutkan perkuliahan (retention) (Baker & Siryk, 1984, dalam Crede & Niehorster, 2011).

dihadapi di dalam perguruan tinggi. Menurut

JURNAL Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Volume 3, No. 3, Desember 2014

173

aspek sosial, emosional, dan akademik. Mereka menjadi lebih gelisah dengan penampilan dan merasa kesulitan dalam menjalin relasi dengan mahasiswa lain dari latar belakang yang berbeda. Gaya mengajar di perguruan tinggi membuat mereka kesulitan dalam memahami pelajaran di dalam kelas dan membuat mereka kesulitan untuk berkonsentrasi. Mereka juga takut terhadap pola tugas yang diberikan dan cemas dengan permasalahan yang tidak terduga yang akan muncul. Mereka merasa mengambil keputusan yang salah dalam memilih jurusan dan membuat mereka memikirkan untuk meninggalkan perkuliahan dan memilih jurusan lain. Pada saat itu mereka merasa tidak tahu lagi orang yang bisa dipercaya dan takut dengan masa depan. Banyak dari mahasiswa tersebut dilaporkan mempunyai ketegangan mental dan menjadi mudah marah, cemas, menghindari lingkungan sosial, merasa kesepian dan menjadi pesimis (Sharma, 2012). Pada masa transisi menuju perguruan tinggi, mahasiswa baru dituntut untuk memiliki penguasaan terhadap lingkungan baru yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.Dalam hal ini keberhasilan mereka, salah satunya tergantung dengan keyakinan diri dalam menghadapi tuntutan-tuntutan baru tersebut (Bandura, 1997; Smith & Betz, 2002, dalam King, tt).Keyakinan seorang individu terhadap ke m a m p u a n d i r i d a l a m m e n g a t u r d a n melaksanakan rangkaian tugas untuk mendapatkan hasil yang diinginkan disebut dengan self-efficacy (Bandura, 1997, dalam Mills, dkk, 2006).Self-efficacy juga berarti bagaimana seseorang mengontrol lingkungannya yang dapat membantu untuk menghadapi tantangan dengan cara yang positif (Bandura, 1997; Smith & Betz, 2002, dalam King, tt). Menurut Trouillet (2009 dalam King, tt), self-efficacy adalah pertimbangan seseorang yang mempengaruhi bagaimana seseorang menghadapi situasi eksternal (Trouillet, dkk., 2009, dalam King, tt). Dari penelitian yang dilakukan oleh Crede dan Niehorster (2011), salah satu faktor yang

174

mempengaruhi penyesuaian diri terhadap perguruan tinggi adalah self-efficacy. Hal ini te rl i h a t d a r i h a s i l p e n e l i t i a n nya ya n g menunjukkan bahwa penyesuaian diri terhadap perguruan tinggimempunyai hubungan yang positif terhadap self-efficacy pada mahasiswa dan terlihat juga bahwa hubungan tersebut tergolong dalam kategori kuat.Dalam penelitian yang d ilaku kan oleh Elias, d kk (2 010) ju ga menunjukkan bahwa mahasiswa yang mempunyai self-efficacy yang kuat cenderung mempunyai penyusuaian diri yang bagus di lingkungan perguruan tinggi. Menurut data Evaluasi Diri Unair tahun 2003, provinsi asal mahasiswa baru tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Untuk provinsi Jawa Timur sebanyak 75,38%, DKI Jakarta 6,5%, DI Yogyakarta 4,2%, Jawa Tengah 3,8%, Jawa Barat 2,2% dan Kalimantan Timur 1,4%. Setelah penulis melihat kondisi mahasiswa kota Surabaya khususnya mahasiswa baru Fakultas Psikologi Universitas Airlangga angkatan 2013, terlihat bahwa mahasiswa yang merupakan penduduk asli Surabaya berjumlah sekitar 56,16% dan sisanya adalah mahasiswa yang berasal dari luar kota Surabaya. Jika melihat kembali berbagai literatur dan hasil penelitian mengenai penyesuaian diri terhadap perguruan tinggi pada mahasiswa baru, ditemukan bahwa adanya berbagai perbedaan karakteristik pada mahasiswa baru di Indonesia, khususnya di Surabaya, dengan mahasiswa baru yang telah digambarkan dalam literatur dan hasil penelitian.Dalam berbagai literatur dan hasil penelitian dijelaskan bahwa mahasiswa baru berpisah dari orang tua dan meninggalkan rumah (Al-Qaisy, 2010).Disini terlihat bahwa tidak semua mahasiswa Indonesia, khususnya Surabaya mengalami hal tersebut sehingga berbagai permasalahan yang menyangkut tentang keberpisahan dengan orang tua dan keharusan untuk meninggalkan rumah tidak selalu terjadi pada mahasiswa baru di Indonesia. Selain itu, dalam berbagai literatur dan hasil penelitian mengenai penyesuaian diri

JURNAL Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Volume 3, No. 3, Desember 2014

terhadap perguruan tinggi juga dijelaskan bahwa mahasiswa baru mengalami permasalahan yang menyangkut tentang konf lik antara teman sekamar atau teman asrama (Ganai, dkk., 2013; AlQaisy, 2010). Mahasiswa baru seperti diwajibkan oleh pihak perguruan tinggi untuk tinggal di asrama bersama teman-temannya. Kondisi ini tentu saja berbeda dengan kondisi yang dihadapi oleh mahasiswa baru di Indonesia, khususnya di Surabaya. Pihak perguruan tinggi tidak mewajibkan mahasiswa baru untuk tinggal di asrama. Fakultas Psikologi Universitas Airlangga merupakan salah satu fakultas di perguruan tinggi negeri yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur. Setiap tahunnya Fakultas Psikologi Universitas Airlangga menerima kurang lebih sekitar 200 mahasiswa baru dari berbagai daerah. Mahasiswa baru yang memasuki sebuah perguruan tinggi akan menemui berbagai tuntutan dalam lingkungan dan suasana yang baru. Hal ini membuat mahasiswa baru, termasuk mahasiswa baru Fakultas Psikologi Universitas Airlangga harus melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan baru ini. Dari data awal yang telah diambil oleh peneliti di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, menunjukkan bahwa persentase indeks prestasi semester 1 yang dibawah kategori baik (IPS < 3) dari angkatan 2007 sampai 2012 selalu menunjukkan peningkatan. Data IPS semester 1 yang terakhir yaitu angkatan 2012 menunjukkan bahwa 59,4% mahasiswa tidak memenuhi kategori baik (IPS < 3). Dari teori yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa IPS merupakan salah satu hasil dari penyesuaian diri yang baik (Baker & Siryk, dalam Crede & Niehorster, 2011), maka dapat disimpulkan bahwa adanya kecendrungan permasalahan mengenai penyesuaian diri mahasiswa baru di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Berdasarkan beberapa perbedaan karakteristik dan kondisi yang telah dijelaskan di atas, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian

JURNAL Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Volume 3, No. 3, Desember 2014

mengenai hubungan antara self-efficacy dengan penyesuaian diri terhadap perguruan tinggi pada mahasiswa baru Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. METODE PENELITIAN Variabel dalam penelitian ini adalah self-efficacy dan penyesuaian diri terhadap perguruan tinggi.Self-efficacy adalah keyakinan diri seseorang dalam menghadapi berbagai tugas dan mengatasi berbagai kesulitan (Schwarzer & Jerusalem, 1995, diakses pada tanggal 30 maret 2014 darihttp://userpage.fuberlin.de/health/engscal.htm).Variabel ini diukur dengan menggunakan alat ukur GSE (General SelfEfficacy) yang disusun oleh Schwarzer dan Jerusalem.GSE adalah alat ukur yang berusaha menggambarkan bagaimana seorang individu menilai keyakinan dirinya secara general terhadap berbagai situasi. GSE terdiri dari 10 aitem skala likert dan telah diadaptasikan ke bahasa Indonesia oleh Aristi Born (Schwarzer, 1998 dalam Yoenanto, 2009). Sedangkan variabel penyesuaian diri terhadap perguruan tinggi adalah bagaimana kesejahteraan seorang mahasiswa yang berhubungan dalam hal akademik, sosial, stabilitas emosi, dan komitmen terhadap institusi (perguruan tinggi) (Baker & Siryk, 1984, dalam Brown, 2008). Penulis membuat alat ukur sendiri yang terdiri dari 24 aitem skala likert setelah melalui proses ujicoba. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru Fakultas Psikologi Universitas Airlangga angkatan tahun 2013.Diperoleh 89 subjek yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi, sebab tujuan penelitian ini adalah menguji hipotesis antara dua variabel.Untuk mengetahui hubungan a n t a ra d u a va r i a b e l d i l a k u k a n d e n g a n menggunakan koefisien korelasi spearman untuk pengukuran korelasi statistic non-parametrik dengan bantuan program SPSS versi 16.0 for windows.

175

HASIL PENELITIAN Berdasarkan uji korelasi yang telah dilakukan, diperoleh nilai korelasi sebesar 0,000 yang memiliki artian bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara self-efficacy dengan penyesuaian diri terhadap perguruan tinggi.Dalam tabel tersebut juga menunjukkan bahwa koefisien korelasi pada penelitian ini adalah sebesar 0,467.Koefisien korelasi tersebut menunjukkan seberapa kuat hubungan yang dimiliki antara kedua variabel yang diuji.Koefisien korelasi pada penelitian ini adalah sebesar 0,467 maka dapat dinyatakan bahwa penelitian ini memiliki kekuatan hubungan dalam kategori sedang. Dalam penelitian ini koefisien korelasi memiliki hubungan yang positif yang berarti jika self-efficacytinggi maka akan didapatkan penyesuaian diri terhadap perguruan tinggi yang tinggi pula dan sebaliknya jika self-efficacy rendah maka akan didapatkan nilai penyesuaian diri terhadap perguruan tinggi yang rendah. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan oleh penulis, dijelaskan bahwa terdapat hubungan antara variabel self-efficacy dengan variabel penyesuaian diri terhadap perguruan tinggi. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,00 yang lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Adapun koefisien korelasi dalam penelitian ini sebesar 0,467 dan bernilai positif yang menunjukkan bahwa adanya hubungan positif dan memiliki kekuatan hubungan dalam kategori sedang antara kedua variabel tersebut.Hal ini mendukung terbuktinya hipotesis kerja (Ha) yaitu “ada hubungan antara self-efficacy dengan penyesuaian diri terhadap perguruan tinggi pada mahasiswa baru Fakultas Psikologi Universitas Airlangga”.Nilai positif pada skor koefisien korelasi antara dua variabel tersebut memiliki artian bahwa semakin tinggi self-efficacy maka semakin tinggi penyesuaian diri terhadap perguruan tinggi. Dalam penelitian ini didapatkan hasil

176

bahwa self-efficacy memiliki hubungan dengan penyesuaian diri terhadap perguruan tinggi.Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Crede & Niehorster (2011) yang menjelaskan bahwa self-efficacy merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri terhadap perguruan tinggi.Dalam penyesuaian diri yang baik terdapat hal-hal dasar seperti mengontrol perilaku, lingkungan, pikiran dan perasaan (Korchin, 1976, dalam Maddux, 1995). Ketika dunia serasa mampu dikontrol , dan ketika perilaku, pikiran dan emosi serasa mampu untuk dikontrol, seseorang akan lebih baik dalam menghadapi tantangan hidup, berurusan dengan stres, membangun relasi yang sehat, dan mencapai kepuasan diri dan pikiran yang damai (Kobasa, 1979; Taylor, 1983; Thompson, 1981, 1991, dalam Maddux, 1995). Kemampuan untuk mengontrol, kompetensi, atau penguasaan seseorang, penyesuaian diri yang baik sulit untuk dicapai tanpa adanya keyakinan diri (self-efficacy) (Maddux, 1995). Hasil korelasi dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara self-efficacy dengan penyesuaian diri terhadap perguruan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi self-efficacy seseorang maka semakin tinggi level penyesuaian diri terhadap perguruan tinggi. Hasil tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Crede & Niehorster (2011) yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan positif antara self-efficacy dengan penyesuaian diri terhadap perguruan tinggi. Me n u r u t M a d d u x ( 1 9 9 5 ) , s e l f - e f f i c a c y mempengaruhi penyesuaian diri melalui tiga hal, yaitu penetapan tujuan dan ketekunan (goalsetting and persistence), keefektikan kognitif (cognitive efficiency), dan kemampuan adaptasi emosional (emotional adaptiveness). Self-efficacy yang tinggi akan membawa seseorang dalam menentukan tujuan personal yang menantang dan tekun terhadap tujuan ketika menghadapi rintangan (Locke & Latham, 1990, dalam Maddux, 1995). Self-efficacy yang tinggi juga dapat

JURNAL Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Volume 3, No. 3, Desember 2014

membuat seseorang menggunakan sumber kognitifnya dengan lebih efektif ketika menyelesaikan masalah (Bandura & Wood, 1989; Wood & Bandura, 1989, dalam Maddux, 1995).Selain itu, orang yang mempunyai selfefficacy tinggi menghadapi rintangan dan ancaman tanpa rasa cemas dan kesedihan (Maddux, 1995). Tingkat korelasi dalam penelitian ini berada dalam kategori sedang.Pallant (2007) mengemukakan perhitungan manual untuk mengetahui persentase varian antara dua variabel. Cara yang dikemukakan adalah dengan cara mengkuadratkan koefisien korelasi lalu dikalikan 100%. Setelah dilakukan penghitungan manual berdasarkan koefisien korelasi penelitian ini yaitu sebesar 0,467 maka didapatkan persentase sebesar 21,8%. Hasil ini menggambarkan bahwa dalam penelitian ini, self-efficacy memiliki peran sebesar 21,8% dalam mempengaruhi penyesuaian diri terhadap perguruan tinggi dan sisanya sebesar 78,2% dipengaruhi oleh faktor lain. Menurut Crede & Niehorster (2011), terdapat beberapa faktor dalam kategori kuat yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri terhadap p e r g u r u a n t i n g g i . D i a n t a ra n y a a d a l a h conscientiousness, locus of control, dan selfesteem(Crede & Niehorster, 2011). KESIMPULAN Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara self-efficacy dengan penyesuaian diri terhadap perguruan tinggi pada mahasiswa baru Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.Hubungan yang ditemukan dari penelitian ini adalah hubungan positif dan memiliki kekuatan hubungan dalam kategori sedang yang memiliki arti bahwa semakin tinggi self-efficacy maka semakin tinggi penyesuaian diri terhadap perguruan tinggi seorang mahasiswa.

JURNAL Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Volume 3, No. 3, Desember 2014

177

PUSTAKA ACUAN Al-Qaisy, L.M. (2010). Adjustment of College Freshmen: the Importance of Gender and the Place of Residence. International Journal of Psychology Studies Vol. 2 No. 1. Brown, N. (2008). Predicting College Adjustment: The Contribution of Generation Status and Parental Attachment.Albany State University of New York. Crede, M., & Niehorster, S. (2011). Adjustment to College as Measured by the Student Adaptation to College Questionnaire: A Quantitative Review of its Structure and Relationships with Correlates and Consequences. Educational Psychology Review 24: 133-165. Ganai, M.Y. & Mir M.A., (2013).Comparative Study of Adjustment and Academic Achievement of College Students. Journal of Educational Research and Essays Vol. 1(1), pp. 5-8. King, C.A. (____). The Effects of Social Support and Self-Efficacy on Depression in College Students.Savannah State University. Maddux, J.E. (1995). Self-Efficacy, Adaptation, and Adjustment: Theory, Research, and Application. New York: Plenum Press. Mills, N., Pajares, F., & Herron, C. (2006). A Reevaluation of the Role of Anxiety: Self-Efficacy, Anxiety, and Their Relation to Reading and Listening Proficiency. Foreign Language Annals Vol. 39 No. 2. Pallant, J. (2007). SPSS Survival Manual A Step by Step Guide to Data Analysis Using SPSS for Windows (3rded.). New York: Open University Press. Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development. Jakarta: Erlangga. Schwarzer, R. & Jerusalem, M. (1995). The General Self-Efficacy Scale (GSE). [on-line]. Diakses pada tanggal 30 Maret 2014 dari http://userpage.fu-berlin.de/health/engscal.htm. Sharma, B. (2012). Adjustment and Emotional Maturity Among First Year College Students. Pakistan Journal of Social and Clinical Psychology Vol. 9 No 3, 32-37. Yoenanto, N.H. (2009). Hubungan antara Self Regulated Learning dengan Self-Efficacy pada Siswa Akselerasi Sekolah Menengah Pertama di Jawa Timur. Hasil Penelitian.

178

JURNAL Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Volume 3, No. 3, Desember 2014