I

Download Wanita dikatakan obesitas bila lemak ... kap dengan status Obesitas pada Siswa/ i di SMP Negeri 1 ... lintang), populasi adalah seluruh rema...

0 downloads 597 Views 142KB Size
WAHANA INOVASI

VOLUME 3 No.1

JAN-JUNI 2014

ISSN : 2089-8592

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN STATUS OBESITAS SISWA/I SMP NEGERI 1 DAN SMP NEGERI 2 TANJUNG MORAWA Mincu Manalu Dosen Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan ABSTRAK Obesitas adalah suatu keadaan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebih di dalam tubuh. Wanita dikatakan obesitas bila lemak tubuhnya lebih dari 25% berat badan, sedangkan laki-laki disebut obesitas bila lemak tubunya lebih dari 20% berat badan (Taufan, 2002). Kegemukan didefenisikan sebagai akumulasi lemak berlebihan yang berpeluang menimbulkan beberapa resiko kesehatan pada seseorang individu. Dengan kata lain, obesitas adalah kondisi dimana lemak tubuh anda telah menumpuk sehingga menimbulkan efek buruk bagi kesehatan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan status Obesitas pada Siswa/i di SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Kota Tanjung Morawa tahun 2012. Penelitian ini bersifat observasional dengan desain cross sectional (potong lintang), populasi adalah seluruh remaja yang berjumlah 1104 orang. Sedangkan sampel sebanyak 149 orang. Penelitian ini di lakukan di SMP Negeri 1 Tanjung Morawa yang terletak di Kecamatan Tanjung Morawa Kiri Kabupaten Deli Serdang dan SMP Negeri 2 terletak di wilayah kecamatan STM (Sinembah Tanjung Muda) Hilir, Kabupaten Deli Serdang. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan uji chi square. Pengetahuan siswa SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Kota Tanjung Morawa tahun 2012, lebih banyak kategori kurang yaitu sebesar 62,4%, dan siswa dengan pengetahuan cukup sebanyak 35,5%, sedangkan siswa dengan pengetahuan baik sebanyak 2,01%. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 1104 siswa SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Kota Tanjung Morawa tahun 2012 terdapat 125 orang siswa (83,9%) yang

tergolong gemuk sedangkan siswa yang obesitas sebanyak 24 orang (16,1%). Tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan status obesitas (p = 0,33), dan tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan status obesitas (p = 0,52). Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Status Obesitas, Siswa-siswi SMP PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Kualiatas SDM dipengaruhi antara lain oleh faktor kesehatan, ekonomi dan pendidikan. Dari segi kesehatan beberapa faktor penentu kualitas SDM adalah jumlah penderita gizi kurang, usia harapan hidup dan lain-lain yang sangat erat hubungannya dengan masalah gizi (Azwar A 2004 dalam Trisna 2008). Masalah gizi di Indonesia saat ini dikenal dengan masalah gizi ganda (double burden), maksudnya di suatu sisi masalah gizi kurang masih banyak dan disisi lain masalah gizi lebih terus meningkat. Hal ini terjadi pada setiap kelompok umur mulai di perkotaan sampai ke pedesaan (Hadi, 2005). Saat ini prevalensi obesitas pada anak dan remaja meningkat tajam di seluruh dunia. Prevalensi pada anak usia 6-17 tahun di Amerika Serikat dalam tiga dekade terakhir meningkat dari 7,6-10,8% menjadi 13-14%. Prevalensi obesitas pada anak-anak sekolah di Singapura meningkat dari 9% menjadi 19%. Di Jakarta (1998) pada umur 6-12 tahun ditemukan obesitas sekitar 4%, pada anak remaja 12-18 tahun ditemukan 6,2%, dan umur 17-18 tahun 11,4 %. Penelitian di Semarang (2003) menunjukkan proporsi obesitas pada murid sekolah

244 Mincu Manalu : Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Status Obesitas ………………… dasar usia 6-7 tahun adalah sebesar 10,6%, bahkan di salah satu sekolah dasar favorit di Semarang (2004) diperoleh prevalensi obesitas sebesar 28,6 % (Sjarif, 2002). Dari screening obesitas yang dilakukan Yogyakarta dan Kabupaten Bantul tahun 2003 di dapatkan prevalensi obesitas masing-masing 7,8% dan 2,0% (Mahdiah, 2004). Dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 diketahui prevalensi obesitas di Sumatera Utara sebesar 9,9% dan Kabupaten Deli Serdang sebesar 14,7%. Obesitas didefenisikan sebagai akumulasi lemak berlebihan yang berpeluang menimbulkan beberapa resiko kesehatan pada seseorang individu. Dengan kata lain, obesitas adalah kondisi dimana lemak tubuh anda telah menumpuk sehingga menimbulkan efek buruk bagi kesehatan (Nurmalina, 2011). Sandjaja, dkk (2009) mengatakan bahwa obesitas adalah suatu penyakit kronis dengan ciri timbunan lemak tubuh yang berlebihan, biasanya digunakan patokan kelebihan berat badan sebesar 20% atau lebih dari berat badan ideal. Namun berat badan saja tidak cukup karena tinggi badan, bentuk dan besar rangka ikut menentukan berat badan. Dinilai dengan Indeks Massa Tubuh (IMT), berat badan dalam kilogram dibagi kuadrat tinggi badan dalam meter. Penderita obesitas lebih banyak ditemukan pada remaja dan eksekutif muda di perkotaan yang disebabkan karena konsumsi makanan berlebih serta kurangnya aktivitas dan berolahraga. Penelitian menunjukkan obesitas sebagai faktor resiko berbagai penyakit seperti hipertensi, hiperkolesterol, penyakit jantung dan diabetes mellitus. Selain itu penampilan penderita obesitas juga kurang menarik, gerakan tidak lincah dan cenderung lamban (Sulistyoningsih, 2011). Fallah (2004) mengatakan bahwa konsekuensi dari gizi lebih atau obesitas adalah meningkatnya resiko kematian akibat dari penyakit degeneratif. Penyakit ini menempati urutan pertama penyebab kematian di Indonesia. Beberapa penelitian di negara maju menunjukkan bahwa mereka yang mengalami obesitas sentral mempunyai resiko 3 x untuk mengalami penyakit jantung dari yang normal. Masa remaja adalah masa mencari identitas diri, adanya keinginan untuk dapat diterima oleh teman sebaya dan mulai tertarik oleh lawan jenis me-

nyebabkan remaja sangat menjaga penampilan. Semua itu sangat mempengaruhi pola makan remaja, termasuk pemilihan bahan makanan dan frekuensi makan. Remaja merasa takut gemuk sehingga remaja menghindari sarapan dan makan siang atau hanya makan sekali sehari (Sulistyoningsih, 2011). Tapi kenyataannya banyak remaja-remaja yang mengalami berat badan lebih akibat kurangnya pengetahuan dalam memilih makanan sehingga mengakibatkan berat badan lebih dan ketidak tahuan bagaimana cara yang baik untuk menurunkan berat badannya. Yang pada akhirnya banyak remaja yang bersikap masa bodoh dengan keadaan tubuhnya dan cenderung menurunkan berat badan dengan cara yang salah seperti mengkonsumsi obat pengurus badan atau mengurangi jadwal makan dalam sehari (Proverawati, 2010). Obesitas biasanya disebabkan karena remaja tidak dapat mengontrol makanannya, makan dalam jumlah berlebih sehingga berat badannya melebihi ukuran normal. Pada beberapa kasus obesitas terjadi karena binge eating disorder yaitu suatu keadaan dimana seseorang yang makan dalam jumlah besar secara terus menerus dan cepat tanpa terkontrol. Setelah menyadarinya baru merasa bersalah tapi jika keadaan binge datang lagi dia akan kembali melakukannya tanpa sadar. Hal ini yang akhirnya akan menimbulkan kejadian depresi dan akhirnya menjadi obesitas. Remaja putri melakukan diet untuk mengurangi berat badannya sejak dini akan membawa risiko kegemukan pada saat mereka nanti dewasa (Sulistyoningsih, 2011). Upaya penanganan kegemukan dan obesitas pada anak berbeda dengan orang dewasa, karena menurunkan berat badan secara drastis pada anak-anak akan menyebabkan gangguan pertumbuhan anak. Penanganan yang dilakukan harus disesuaikan dengan faktor penyebab pada anak termasuk faktor lingkungan. Kejadian obesitas pada anak umumnya terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan energi dengan aktivitas yang dilakukan, sehingga upaya yang dilakukan selain mengatur konsumsi makanan terutama sumber energi juga meningkatkan aktivitas fisik atau latihan jasmani anak (Sulistyoningsih, 2011).

245 Mincu Manalu : Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Status Obesitas ………………… Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan pada bulan Januari 2012, diketahui SMP Negeri 1 letaknya dekat dengan perkotaan Tanjung Morawa dan siswa/i SMP 1 di peroleh 2-3 orang yang gemuk dari 37 siswa setelah dilakukan survei ke kelas tujuh. Sedangkan SMP Negeri 2 letaknya jauh dari perkotaan diketahui siswa/i ada 3-4 orang yang gemuk dari 40 siswa setelah dilakukan survei ke kelas tujuh. Maka dari uraian di atas, penulis telah melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap dengan status obesitas siswa/i SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Tanjung Morawa tahun 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan status obesitas siswa/i di SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Tanjung Morawa tahun 2012. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Tanjung Morawa. Screening dilakukan pada tanggal 13 Maret 2012 selama 2 hari berturut-turut, pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 28 Mei sampai 2 Juni 2012. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian adalah bersifat observasional dengan desain cross sectional (potong lintang). Populasi Dan Sampel 1. Populasi Populasi penelitian adalah siswa/i kelas I dan II SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Tanjung Morawa. Jumlah populasi sebanyak 1104 orang. 2.

Sampel Pada seluruh siswa/i SMP N 1 dan SMP N 2 Tanjung Morawa dilakukan Screening yaitu pengukuran berat badan dan tinggi badan dan menanyakan tanggal lahir. Dan dibandingkan dengan antropometri 2005 sehingga diketahui yang IMT/U > 2 SD dan dijadikan menjadi sampel. Jumlah sampel penelitian ini adalah 149 orang.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data Dalam Pengumpulan data, peneliti dibantu enumerator, yaitu 4 orang mahasiswa semester V politeknik Kesehatan Medan Jurusan Gizi. Adapun data meliputi : 1. Data Primer meliputi : a. Status obesitas sampel diperoleh dengan cara mengukur berat badan menggunakan timbangan digital dan mengukur tinggi badan dengan mikrotoise (Arisman 2007). i. Cara menimbang berat badan dengan menekan timbangan sehingga menunjukkan angka nol setelah itu naik ke atas timbangan digtital seca dan lihat angkanya berhenti bergerak. ii. Cara mengukur tinggi badan dengan microtoise tidak memakai alas kaki lalu berdiri membelakangi dinding dengan posisi tegak, lalu baca angka di bawah sisi segitiga siku-siku tersebut yang menunjukkan angka dalam cm. b. Identitas sampel (nama, tanggal lahir, Jenis kelamin, alamat, nama orang tua, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua), dikumpulkan dengan cara wawancara langsung. c. Pengetahuan dan sikap sampel tentang obesitas dikumpulkan dengan wawancara dengan alat bantu kuesioner. 2. Data Sekunder meliputi gambaran umum sekolah, yaitu tahun berdiri, lokasi sekolah, jumlah kelas dan jumlah guru. Pengolahan Dan Analisis Data 1. Pengolahan Data a. Data Status Obesitas Dihitung IMT siswa/i berdasarkan data berat badan, tinggi badan dan umur. Umur diketahui dari tanggal lahir. Setelah diketahui IMT maka dibandingkan dengan baku antropometri 2005 dan dikategorikan menjadi 2, yaitu gemuk dan obesitas dimana : i. Gemuk : > 2 SD s/d <= 3 SD ii. Obes : > 3 SD

246 Mincu Manalu : Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Status Obesitas ………………… Sehingga diperoleh sejumlah siswa yang gemuk dan obesitas yang menjadi sampel. b. Pengetahuan tentang obesitas Hasil dari pengetahuan siswa/i dinilai dengan mencocokkan jawaban siswa dengan kunci jawaban, bila jawaban benar diberi nilai 1 dan salah diberi nilai 0, sehingga setiap siswa memperoleh nilai tertinggi 20 dan terendah 0. Kemudian dikategorikan dalam 3 kategori yaitu ke kategori baik, sedang, dan kurang, dimana : i. Baik, jika jumlah nilai : > 80% dari total nilai ii. Sedang, jika jumlah nilai : 60 79 % dari total nilai iii. Kurang, jika jumlah nilai : < 60 % dari total nilai c. Sikap tentang obesitas Hasil dari sikap siswa/i dinilai dengan memberi skor dari setiap pertanyaan, dimana diketahui skor masing-masing pertanyaan. Diberi skor 2 jika memilih jawaban A, dan skor 1 jika memilih jawaban B, dan 0 jika memilih jawaban C. Setelah itu di tentukan menjadi 3 kategori baik, sedang, kurang yaitu : i. Baik, jika jumlah skor : > 80% dari total skor ii. Sedang, jika jumlah skor : 60 -79 % dari total skor iii. Kurang, jika jumlah skor : <60 % dari total skor 2. Analisis data Data yang diolah dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat. a. Analisis univariat untuk menggambarkan masing-masing variable yang disajikan dalam distribusi frekuensi dan dianalisis berdasarkan persentase. b. Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan status obesitas di

SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Tanjung Morawa tahun 2012. Dilakukan dengan uji Chi-square. Dengan mengambil kesimpulan, jika p<0,05 maka Ho ditolak. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 (SMPN 1) Tanjung Morawa merupakan salah satu sekolah yang terletak di Kecamatan Tanjung Morawa Kiri Kabupaten Deli Serdang. Sekolah ini terdiri dari 25 kelas yang terbagi menjadi 8 kelas untuk kelas VII, 8 kelas untuk kelas VIII dan 9 kelas untuk kelas IX. SMP Negeri 1 Tanjung Morawa memiliki luas ± 2 Ha. Jarak dari sekolah ke Tanjung Morawa hanya ± 2 Km. Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 (SMPN 2) merupakan sekolah negeri kedua yang terdapat di Tanjung Morawa. SMP Negeri 2 terletak di wilayah kecamatan STM (Sinembah Tanjung Muda) Hilir, Kabupaten Deli Serdang. Sekolah ini terdiri dari 26 ruangan kelas dan terbagi menjadi 9 kelas untuk kelas VII, 8 kelas untuk kelas VIII dan 9 kelas untuk kelas IX. SMP Negeri 2 Tanjung Morawa memiliki luas ± 2 Ha. Jarak dari sekolah ke Tanjung Morawa ± 15 Km dengan waktu tempuh 30 menit. B. Gambaran Umum Sampel Sampel penelitian adalah siswa SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 yang IMT/U > 2 SD. Hasil screening dari 1104 siswa di dapat 149 orang (13,4%) yang IMT/U > 2SD, dan sebanyak 11,32 % yang gemuk dan 2,17% yang obesitas. Hal ini menunjukkan bahwa angka obesitas di SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 mendekati riskesdas sumut sebesar 9,9% dan Kabupaten Deli serdang 14,7% Berdasarkan jenis kelamin sampel perempuan terlihat lebih banyak (59,7%) dari laki-laki (40,3%), sebagaimana dapat dilihat pada tabel 1 :

247 Mincu Manalu : Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Status Obesitas ………………… Tabel 1.

SMP Siswa SMP 1 SMP 2 Jumlah

Distribusi siswa obesitas menurut jenis kelamin di SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Tanjung Morawa bulan Mei 2012 Jenis kelamin Laki-laki Perempuan n % n % 31 20,8 54 36,2 29 19,5 35 23,4 60 40,3 89 59,7

Jumlah

n 85 64 149

% 57,1 42,9 100

Pada tabel 1 dapat dilihat ternyata 59,7 % dimana 54 orang siswa SMP Negeri 1 dan 35 orang SMP Negeri 2, dan laki-laki 40,3 % dimana 31 orang SMP Negeri 1 dan 29 orang SMP Negeri 2. C. Pengetahuan Siswa Tentang Obesitas Pengetahuan siswa dikumpulkan dengan metode wawancara menggunakan kuesioner. meliputi cara makan, perilaku makan, obesitas, faktor penyebab obesitas, bahaya obesitas dan cara penanggulangan obesitas yang diperoleh dari hasil belajar, membaca, dan mendengar tentang obesitas. Distribusi frekuensi pengetahuan dapat dilihat pada tabel 2 : Tabel 2. Distribusi siswa obesitas tentang pengetahuan obesitas di SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Tanjung Morawa bulan Mei 2012 Kategori

Baik Sedang Kurang Jumlah

SMP Siswa SMP 1 SMP 2 n % n % 0 3 2,0 0 20,8 14,7 31 22 28,2 51 34,3 42 42,9 85 57,1 64

Jumlah n % 3 2,0 53 35,5 93 62,5 149 100

Ternyata dari 149 sampel, 62,5 % yang mempunyai pengetahuan kurang tentang faktor penyebab obesitas, bahaya obesitas dan cara penanggulangan obesitas 34,3 % siswa SMP Negeri 1 dan 28,2% siswa SMP Negeri 2 dan hanya 2,0 % yang berpengetahuan baik tentang bahaya obesitas dan cara penanggulangan obesitas yaitu SMP Negeri 1 . D. Sikap Siswa Tentang Obesitas Sikap adalah gambaran perasaan, pandangan seseorang terhadap sesuatu

objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. data sikap dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner sikap. Ditribusi frekuensi menurut sikap dapat dilihat pada tabel 3 : Tabel 3. Distribusi siswa SMP obesitas yang mempunyai sikap tentang obesitas di SMP Negeri 1 dan SMP Negeri Tanjung Morawa bulan Mei 2012 Kategori Sikap Baik Sedang Kurang Jumlah

SMP Siswa SMP 1 SMP 2 n % n % 2 1,3 2 1,3 35 23,4 34 22,9 48 32,2 28 18,9 85 56,9 64 43,1

Jumlah n 4 69 76 149

% 2,6 46,4 51,0 100,0

Dari 149 sampel, ternyata 51,0 % yang mempunyai sikap kurang tentang cara penanggulanga obesitas dan rasa percaya diri mempunyai badan obesitas yaitu siswa SMP Negeri 1 sebanyak 32,2% dan siswa SMP Negeri 2 sebanyak 18,9% sedangkan siswa yang mempunyai sikap baik hanya 2,7 % yaitu tentang cara penanggulangan obesitas. E. Status Obesitas Dari 1104 siswa yang discreening di SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 diperoleh 149 siswa yang obesitas. Kemudian siswa yang obesitas dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu kategori gemuk jika IMT/U > 2 SD s/d 3 SD, sedangkan kategori obesitas jika IMT/U > 3 SD. Distribusi frekuensi menurut status obesitas dapat dilihat pada tabel 4 : Tabel 4. Distribusi siswa SMP yang mempunyai status obesitas di SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Tanjung Morawa bulan Mei 2012 Kategori obesitas Gemuk Obesitas Jumlah

SMP Siswa SMP 1 SMP 2 n % n % 78 52,3 47 31,5 7 4,7 17 11,5 85 57 64 43

Jumlah n 125 24 149

% 83,9 16,1 100,0

Tabel 4 menunjukkan bahwa terdapat 83,9% yang tergolong gemuk yaitu SMP Negeri 1 sebanyak 52,3 % dan SMP Negeri 2 sebanyak 31,5%, sedangkan

248 Mincu Manalu : Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Status Obesitas ………………… siswa yang obesitas sebanyak 16,1% yaitu SMP Negeri 1 sebanyak 4,7 % dan SMP Negeri 2 sebanyak 11,5 %. Hal ini diakibatkan karena kurangnya pengetahuan dan sikap siswa SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 tentang faktor penyebab obesitas dan bagaimana cara penanggulangan obesitas. Upaya penanggulangan obesitas dapat dilakukan dengan mengurangi asupan makanan yang mengandung lemak dan meningkatkan aktivitas seperti berolahraga. Karena obesitas mempunyai banyak dampak seperti Diabetes Mellitus, Hipertensi, Hiperkolesterol dan jantung. F. Hubungan Pengetahuan tentang Obesitas dengan Status Obesitas SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Tanjung Morawa Menurut Notoatmodjo 2003, pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Hubungan pengetahuan dengan status obesitas dapat dilihat pada tabel 5 : Tabel 5. Distribusi Pengetahuan tentang obesitas dengan status obesitas di SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Tanjung Morawa bulan Mei 2012 No Kategori

Status obesitas Gemuk Obesitas n % n % 3 2,01 0 0

N 3

% 2,01

Jumlah

1

Baik

2

Sedan g

47

31,5

6

4,1

53

35,5

3

kurang

75

50,3

18

12,1

93

62,5

Jumlah

125

83,8

24

16,2

149

100

Dari tabel 5 dapat diketahui ternyata siswa SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 50,3% mempunyai status obesitas gemuk dan 12,1% yang mempunyai status obesitas sedangkan siswa yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 2,01% mempunyai status gizi gemuk. Dari hasil uji statistik menggunakan chi square diperoleh nilai p = 0,33 > 0,05 artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan siswa dengan status obesitas SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Tanjung Morawa.

Menurut Soetjiningsih, (1995) menyatakan sebahagian besar orang memiliki pengetahuan yang berbeda disebabkan latar belakang pendidikan yang berbeda, akan tetapi ada sebahagian orang yang berpendidikan rendah tetapi memiliki pengetahuan yang luas dan tinggi. Hal ini biasanya didapatkan melalui pengalaman yang diperoleh atau yang dialami. Menurut Suhardjo (1989) menyatakan kurangnya pengetahuan gizi atau kurangnya kemampuan untuk menerapkan informasi yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari merupakan faktor penting dalam penentuan status gizi seseorang. G. Hubungan Sikap tentang Obesitas dengan Status Obesitas SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Tanjung Morawa Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tetutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari prilaku yang tertutup (Notoatmodjo, 2003). Hubungan sikap dengan status obesitas dapat dilihat pada tabel 6 : Tabel 6. Distribusi Sikap tentang obesitas dengan Status Obesitas siswa SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Tanjung Morawa bulan Mei 2012 No Kategori Sikap 1 Baik 2 Sedang

Status obesitas gemuk Obesitas n % n % 4 2,6 0 0 56 37,6 13 8,7

3 kurang Jumlah

65 125

43,6 83,9

11 24

Jumlah n % 4 0,26 69 46,3

7,4 76 51,0 16,1 149 100

Dari tabel 6 dapat diketahui ternyata siswa SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 yang mempunyai sikap kurang sebanyak 43,6% mempunyai status obesitas gemuk dan 7,4 % yang mempunyai status obesitas sedangkan siswa yang mempunyai sikap baik sebanyak 2,6% mempunyai status gizi gemuk. Dari hasil uji statistik menggunakan chi square diperoleh nilai p = 0,52 > 0,05 artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap siswa dengan status

249 Mincu Manalu : Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Status Obesitas ………………… obesitas SMP Negeri 1 dan SM P Negeri 2 Tanjung Morawa. Menurut Novriani (2005) pada penelitian tentang remaja obeitas di Yogyakarta mengatakan bahwa banyak remaja yang obesitas bersikap acuh terhadap kelebihan berat badanya dan banyak yang tidak merasa malu dengan kondisi berat badan pipi yang tembam, pantat membesar, paha dan lengan besar. Malah sebagian besar menganggap kegemukan adalah lambang kemakmuran. Hal ini menyebabkan remaja tidak mau menurunkan asupan makanan yang tinggi lemak dan tinggi karbohidrat yang dampaknya remaja obesitas akan tetap mempertahankan berat badannya dalam kondisi kegemukan. KESIMPULAN DAN SARAN A.

Kesimpulan 1. Pengetahuan tentang obesitas siswa SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Tanjung Morawa, lebih banyak kategori kurang yaitu sebesar 62,4%. 2. Sikap tentang obesitas siswa SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Tanjung Morawa, memiliki kategori sikap cukup sebanyak 51,0%. 3. Status obesitas SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Tanjung Morawa memiliki 11,3% yang gemuk dan 2,17 % yang obesitas. SMP Negeri 1 yang gemuk 7,1% dan yang obesitas 0,6%, sedangkan SMP Negeri 2 yang gemuk 4,2% dan 1,5% yang obesitas. 4. Tidak ada hubungan yang signifikan (p = 0,33 >0,05) antara pengetahuan siswa dengan status obesitas SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Tanjung Morawa. 5. Tidak ada hubungan yang signifikan (p 0,52 > 0,05) antara sikap siswa dengan status obesitas SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Tanjung Morawa.

B. Saran 1. Perlu peningkatan pengetahuan gizi siswa/i SMP Negeri 1 dan Negeri 2 Tanjung Morawa

supaya terhindar dari obesitas dan bahaya dari obesitas seperti menambahi jadual senam pagi dan olahraga. 2. Perlu ditingkatkan kesadaran/ sikap siswa/i SMP Negeri 1 dan Negeri 2 Tanjung Morawa akan pentingnya terhindar dari obesitas dan bahaya yang timbul akibat obesitas. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Azwar, A. 2004. Kecenderungan Masalah Gizi dan Tantangan Di Masa Datang. Disampaikan dalam advokasi perbaikan gizi menuju kadarzi. Depertemen Kesehatan RI. 2008. Riset Kesehatan Dasar 2007 ( Laporan Sumatera Utara). Badan Litbangkes, Jakarta . Doloksaribu, B., dkk. 2011. Buku Ajar Dietetika Dasar. Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan Jurusan Gizi. Lubuk Pakam Fallah S.T. 2004. Analisis Situasi Gizi Dan Kesmas, WKNP. Jakarta Freitag, H. 2010. Bebas Obesitas Tanpa Menyiksa. Jakarta : Buku Kita. Hadi. H. 2005. Beban Ganda Masala Gizi Dan Implikasinya Terhadap Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional. UGM Jokyakarta. Hadi, H., dan Ida Ayu Eka Padmiari. 2001. Konsumsi Fast Food Sebagai Faktor Risiko Obesitas pada Anak SD. Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Denpasar Bali dan Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta.

250 Mincu Manalu : Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Status Obesitas ………………… Khomsan. 2004. Pagan dan Gizi Untuk Kesehatan. Grafindo Persada. Jogyakarta. Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Direktorat Bina Gizi. 2011. Keputusan Menteri Keseatan Republik Indonesia Nomor : 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standart Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta. Mumpuni, Y., dan Ariwulandari. 2010. Cara Jitu Mengatasi Kegemukan. Andi Offset . Jogyakarta. Nasar, S.S. 1995. Obesitas pada anak : Aspek klinis dan pencegahan, Naskah lengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. Notoatmodjo, S. 2010. Kesehatan Teori dan Rineka Cipta. Jakarta.

Promosi Aplikasi.

Proverawati, A. 2010. Obesitas dan Gangguan Perilaku Makan Pada Remaja. Nuha Medika. Yogyakarta. Sandjaja,dkk. 2009. Kamus Gizi. Buku Kompas. Jakarta Syarif, D.R. 2002. Childhood Obesity Evaluation and Management, Naskah Lengkap National Obesity Symposium II. Surabaya. Sulistyoningsih, H. 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Graha Ilmu. Jogyakarta. Supariasa, I Dewa Nyoman,dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Tarigan, N., dkk. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah dasar dan Lanjut. Kementrian Kesehatan RI Poltekkes Medan Jurusan Gizi Program Studi D III Lubuk Pakam. Taufan, S. 2002. Penanganan Obesitas Dahulu, Sekarang, dan Masa Depan, Naskah Lengkap National Obesity Symposium II. Palembang.

Yussac, Muhamad Atristo Adi, dkk.2006. Prevalensi Obesitas pada Anak Usia 4-6 Tahun dan Hubungannya dengan Asupan Serta Pola Makan. Program Pendidikan Integrasi Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

251 Mincu Manalu : Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Status Obesitas …………………